21
SISTEM INTEGUMEN DERMATITIS

Sistem Integumen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Integumen

SISTEM INTEGUMEN

DERMATITIS

Page 2: Sistem Integumen

SISTEM INTEGUMEN

Integumen (kulit) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, membungkus otot-otot dan organ-organ dalam. Kulit merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung.Integumen menyusun 16 % dari total berat badan.

Page 3: Sistem Integumen

KOMPONEN DALAM SISTEM INTEGUMEN :

1. KulitTerdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan lemak subkutan (hypodermis).

2. Struktur assesorisTerdiri dari rambut, kuku, dan kelenjar eksokrin multiselular.

Page 4: Sistem Integumen

FUNGSI KULIT :

ProteksiMelindungi jaringan dan organ yang terbungkus dalam kulit dari bakteri, virus, jamur, abrasi, bahan kimia, dan trauma

EkskresiPengeluaran garam, air, dan sampah-sampah organic dari kelenjar integumen

KeseimbanganMengatur agar suhu tubuh tetap seimbang (normal), dimana kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit, dan dapat terjadi evaporasi jika dibutuhkan

Sintesa vitamin DDiperlukan untuk metabolisme kalsium

Page 5: Sistem Integumen

FUNGSI SRUKTUR ASSOSORIS :- SEBAGAI NILAI KOSMETIK

PenyimpananLemak disimpan di lapisan subkutan (hypodermis)

DeteksiDapat mendeteksi sentuhan, tekanan, nyeri, stimulus suhu, nikmat. Hal ini dapat terjadi karena adanya jalinan ujung-ujung syaraf yang saling bertautan

 

Page 6: Sistem Integumen

KULIT

1. Lapisan epidermis Merupakan lapisan terluar yang

terdiri epithel squamosa bertingkat. Adanya lapisan ini dapat memberikan proteksi dari stimulus mekanik dan mikroorganisme dari luar tubuh.Lapisan pada epidermis dari bagian dasar sampai bagian paling atas, terdiri dari : Stratum germinativum, Stratum spinosum, Stratum granulosum, Stratum lucidum, Stratum korneum

Page 7: Sistem Integumen

2. Lapisan dermis

dermis terletak diantara lapisan epidermis dan subkutan (hypodermis). Dermis terdiri dari serabut – serabut kolagen, elastin dan retikulin yang tertanam dalam suatu substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh – pembuluh darah dan syaraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh.

Lapisan dermis terdiri dari dua komponen utama yaitu

Lapisan papilla Lapisan reticular

Page 8: Sistem Integumen

3. Lapisan subkutan (hypodermis)Lapisan subkutan terdiri dari jaringan areolar dan adipose. Pada lapisan ini mengandung sedikit kapiler dan tidak mengandung organ vital. Selama manusia mengalami pertumbuhan, distribusi lemak subkutan juga mengalami perubahan, terutama ketika memasuki masa pubertas.

  

Page 9: Sistem Integumen

ORGAN ASSESORIS

Rambut Kelenjar pada Kulit 1. Kelenjar sebasea (kelenjar minyak) 2.  Kelenjar sudorifera (kelenjar keringat) Kuku

Page 10: Sistem Integumen

DERMATITIS

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidemis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau factor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.

Dermatitis adalah radang kulit yang disebabkan oleh banyak faktor seperti sengatan sinar matahari, gigitan nyamuk, infeksi bakteri, jamur, dan bahan-bahan kimia.

Page 11: Sistem Integumen

Etiologi

Penyebabnya secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen ), fisik ( sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).

Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

Page 12: Sistem Integumen

Faktor Predisposisi

Keringnya kulit. Iritasi oleh sabun, deterjen, pelembut pakaian,

dan bahan kimia lain. Menciptakan kondisi yang terlalu hangat untuk

anak, misalnya membungkus anak dengan pakaian berlapis.

Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.

Alergi terhadap debu, serbuk bunga, atau bulu hewan.

Virus dan infeksi lain.

Page 13: Sistem Integumen

MANIFESTASI KLINIK

 Gatal – gatal  Rasa terbakar  Lesi kulit ( vesikel )  Edema yang diikuti oleh pengeluaran pus  Pembentukan krusta serta akhirnya

mengering dan mengelupas kulit. Kulit merah dan bersisik dll

Page 14: Sistem Integumen

PATOFISIOLOGI Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada

bagian dermis ataupun epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan.

Zat tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.

Page 15: Sistem Integumen

PENATALAKSANAAN

1. Terapi umum Hindari faktor penyebab. Jaga kulit  jangan sampai kering dan

lembab. Berikan pengertian untuk tidak digaruk.2. Terapi Lokal Salep / krim / losio kortikosteroid.3. Terapi Sistemik  Anti histamin. Kortikosteroid ; dosis 40-60 mg. Antibiotik ; Eritromisin, Dewasa 4x 250

mg/hr

Page 16: Sistem Integumen

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah; Hb, leoukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin.Urin; pemeriksaan Hispatologi

Biopsi KulitBiopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil cintih jaringan dari kulit yang terdapat lesi. Biopsi kulit digunakan untuk menentukan apakah ada keganasan atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.

Uji kultur dan sensitivitasUji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan jamur pada kulit. Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah mikroorganisme tersebut resisten pada obat – obat tertentu. Cara pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil eksudat pada lesi kulit.

Page 17: Sistem Integumen

Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khususPemeriksaan kulit perlu mempersiapkam pencahayaan khusus sesuai kasus. Factor pencahayaan memegang peranan penting.

Uji templeUji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi. Untuk mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor imunologis. Untuk mengidentifikasi respon alergi Uji ini menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit, selanjutnya dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan. Apabila ditemukan kelainan pada kulit, maka hasil nya positif.

Page 18: Sistem Integumen

KOMPLIKASI

Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom pernapasan akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutamastaphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks.

Page 19: Sistem Integumen

PENCEGAHAN Pencegahan dermatitis kontak berarti

menghindari berkontak dengan bahan yang telah disebutkan di atas. Strategi pencegahan meliputi:

Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan sabun. Bila dilakukan secepatnya, dapat menghilangkan banyak iritan dan alergen dari kulit.

Gunakan sarung tangan saat mengerjakan pekerjaan rumah tangga untuk menghindari kontak dengan bahan pembersih.

Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk menghindari kontak dengan bahan alergen atau iritan.

Page 20: Sistem Integumen

DIGNOSA KEPERWATAN UTAMA

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit.Tujuan: integritas kulit kembali utuh

Intervensi :1. kaji / obeservasi keadaan kulit pasien

Page 21: Sistem Integumen

TERIMA KASIH