2
Insidensi kunjungan Unit Gawat Darurat dan Komplikasi Pasca Aborsi Ushma D. Upadhyay, PhD, MPH, Sheila Desai, MPH, Vera Zlidar, MHS, Tracy A. Weitz, PhD, MPA, Daniel Grossman, MD, Patricia Anderson, MPH, and Diana Taylor, PhD, RNP TUJUAN: Untuk melaksanakan penelitian kohort observasional retrospektif dan memperkirakan tingkat komplikasi aborsi, termasuk yang didiagnosa dan ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD). METODE: Menggunakan data aborsi pada wanita yang didanai oleh program fee-for-service California Medicaid dan semua perawatan kesehatan lanjutan hingga 6 minggu pasca aborsi sepanjang 2009- 2010, penulis meneliti alasan kunjungan UGD dan memperkirakan tigkat komplikasi terkait aborsi dan menentukan risiko relatif. Komplikasi didefinisikan sebagai menerima diagnosa atau penanganan terkait aborsi dari pelayanan kesehatan apapun selama 6 minggu pasca aborsi. Komplikasi mayor didefinisikan sebagai rawat inap rumah sakit, operasi, atau transfusi darah. HASIL: Sejumlah 54.911 aborsi pada 50.273 penerima fee-for-service Medi-Cal ditemukan. Dari semua aborsi, 1 dari 16 wanita (6.4%, n=3,531) datang ke IGD setelah 6 minggu aborsi namun hanya 1 dari 115 yang datang ke IGD karna komplikasi terkait aborsi. Sekitar 1 dari 5.491 perlu transportasi ambulan ke UGD di hari menjalani aborsi. Tingkat komplikasi mayor 0,23% (n=126, 1/436): 0,31% (n=35) untuk aborsi medis, 0,16% (n=57) untuk aborsi aspirasi trimester I dan 0.41% (n=34)untuk prosedur trimester II dan III. Total tingkat komplikasi terkait aborsi dalam semua fasilitas kesehatan baik UGD dan fasilitas aborsi sebanyak 2,1% (n=1,156): 5.2% (n=588) untuk aborsi medis, 1.3% (n=438) untuk aborsi aspirasi trimester I dan 1.5% (n=130) untuk prosedur trimester II dan III.

Insidensi Kunjungan Unit Gawat Darurat Dan Komplikasi Pasca Aborsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obsgyn

Citation preview

Page 1: Insidensi Kunjungan Unit Gawat Darurat Dan Komplikasi Pasca Aborsi

Insidensi kunjungan Unit Gawat Darurat dan Komplikasi Pasca Aborsi

Ushma D. Upadhyay, PhD, MPH, Sheila Desai, MPH, Vera Zlidar, MHS, Tracy A. Weitz, PhD, MPA,Daniel Grossman, MD, Patricia Anderson, MPH, and Diana Taylor, PhD, RNP

TUJUAN: Untuk melaksanakan penelitian kohort observasional retrospektif dan memperkirakan tingkat komplikasi aborsi, termasuk yang didiagnosa dan ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD).METODE: Menggunakan data aborsi pada wanita yang didanai oleh program fee-for-serviceCalifornia Medicaid dan semua perawatan kesehatan lanjutan hingga 6 minggu pasca aborsi sepanjang 2009-2010, penulis meneliti alasan kunjungan UGD dan memperkirakan tigkat komplikasi terkait aborsi dan menentukan risiko relatif. Komplikasi didefinisikan sebagai menerima diagnosa atau penanganan terkait aborsi dari pelayanan kesehatan apapun selama 6 minggu pasca aborsi. Komplikasi mayor didefinisikan sebagai rawat inap rumah sakit, operasi, atau transfusi darah.HASIL: Sejumlah 54.911 aborsi pada 50.273 penerima fee-for-service Medi-Cal ditemukan. Dari semua aborsi, 1 dari 16 wanita (6.4%, n=3,531) datang ke IGD setelah 6 minggu aborsi namun hanya 1 dari 115 yang datang ke IGD karna komplikasi terkait aborsi. Sekitar 1 dari 5.491 perlu transportasi ambulan ke UGD di hari menjalani aborsi. Tingkat komplikasi mayor 0,23% (n=126, 1/436): 0,31% (n=35) untuk aborsi medis, 0,16% (n=57) untuk aborsi aspirasi trimester I dan 0.41% (n=34)untuk prosedur trimester II dan III. Total tingkat komplikasi terkait aborsi dalam semua fasilitas kesehatan baik UGD dan fasilitas aborsi sebanyak 2,1% (n=1,156): 5.2% (n=588) untuk aborsi medis, 1.3% (n=438) untuk aborsi aspirasi trimester I dan 1.5% (n=130) untuk prosedur trimester II dan III.KESIMPULAN: Tingkat komplikasi aborsi memiliki perbandingan terhadap tingkat pada penelitian-penelitian sebelumnya bahkan saat kunjungan UGD disertakan dan tak ada follow-up yang terlewat.(Obstet Gynecol 2015;125:175–83)DOI: 10.1097/AOG.0000000000000603