160
IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN METODE CASE BASED REASONING DAN NEAREST NEIGHBOR UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA RX KING SKRIPSI Oleh : ARIEF NURHIDAYAT 311410629 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2018

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN METODE CASE …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN

METODE CASE BASED REASONING DAN NEAREST NEIGHBOR

UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN

SEPEDA MOTOR YAMAHA RX KING

SKRIPSI

Oleh :

ARIEF NURHIDAYAT

311410629

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

2018

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN

METODE CASE BASED REASONING DAN NEAREST NEIGHBOR

UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN

SEPEDA MOTOR YAMAHA RX KING

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

ARIEF NURHIDAYAT

311410629

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

2018

i

PERSETUJUAN

SKRIPSI

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN

METODE CASE BASED REASONING DAN NEAREST NEIGHBOR

UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN

SEPEDA MOTOR YAMAHA RX KING

Yang disusun oleh

Arief Nur Hidayat

311410629

telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi

pada tanggal .........................

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Sufajar Butsianto, S.Kom., M.Kom Miftah Wangsadanureja., S.Pd., M.Pd.I

NIDN: 0424068106 NIDN: 0428098306

Mengetahui

Kaprodi Teknik Informatika

Aswan Supriyadi Sunge, SE, M.Kom

NIDN : 0426018003

ii

PENGESAHAN

SKRIPSI

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN

METODE CASE BASED REASONING DAN NEAREST NEIGHBOR

UNTUK IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN

SEPEDA MOTOR YAMAHA RX KING

Yang disusun oleh

Arief Nurhidayat

311410629

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 13 November 2018

Susunan Dewan Penguji

Penguji 1 Penguji 2

Suherman, M.Kom Irfan Afriantoro, M.M

NIDN : 0308086805 NIDN : 0430048704

Mengetahui

Kaprodi Teknik Informatika Ketua STT Pelita Bangsa

Aswan Supriyadi Sunge, SE, M.Kom Dr.Ir. Supriyanto, M.P

NIDN : 0426018003 NIDN : 0401066605

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa, skripsi ini merupakan

karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu

institusi pendidikan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Segala sesuatu yang terkait dengan naskah dan karya yang telah dibuat adalah

menjadi tanggungjawab saya pribadi.

Bekasi, ………… 2018

Materai 6.000

Arief Nur Hidayat

NIM: 311410629

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu

wa Ta‟ala yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Laporan skripsi ini

dibuat dengan judul “ Implementasi Sistem Pakar Menggunakan Metode Case

Based Reasoning Dan Nearest Neighbor Untuk Identifikasi Kerusakan Mesin

Sepeda Motor Yamaha RX King”. Disusun untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan pendidikan strata 1 pada program studi teknik informatika di

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.

Pada kesempatan kali ini ingin menyampaikan terimakasih kepada banyak

pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan baik moril maupun

materil. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Suprianto, M.P selaku Ketua STT Pelita Bangsa.

2. Bapak Aswan S. Sunge, M.Kom selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika

STT Pelita Bangsa.

3. Bapak Sufajar Butsianto, S.Kom.,M.Kom dan Bapak Miftah Wangsadanureja,

S.Pd, M. Pd.I selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

4. Seluruh Dosen STT Pelita Bangsa yang telah membekali penulis dengan wawasan

dan ilmu di bidang teknik informatika.

5. Seluruh staf STT Pelita Bangsa yang telah memberikan pelayanan terbaiknya

kepada penulis selama perjalanan studi jenjang Strata 1.

v

6. Rekan-rekan mahasiswa STT Pelita Bangsa, khususnya tim JOSS dari kelas

TI.14.B1, yang telah banyak memberi inspirasi dan semangat kepada penulis

untuk dapat menyelesaikan studi jenjang Strata 1.

7. Bapak Listyan selaku kepala mekanik sekaligus owner dari Bengkel Tyan

BTRAC yang telah memberikan banyak informasi dan masukan dalam

penyusunan Skripsi ini.

8. Ibu Eni Kusrini dan Bapak Ratman, orang tua tercinta yang selalu memberikan

do‟a, kasih sayang, kesabaran dan juga dukungan kepada penulis dalam

perjalanan studi Strata 1 maupun dalam kehidupan penulis.

9. Saudari tersayang, Inggit Khofifah Dwi Wardhani yang telah memberikan

dukungan serta do‟a untuk keberhasilan ini.

10. Kiki Fibrian Wulandari, penyemangat perjuangan saya, terimakasih atas

dukungan serta do‟a untuk keberhasilan ini.

Tidak ada kesempurnaan di muka bumi ini, demikian pula dengan

penyusunan laporan ini. Penulis sadar masih ada kekurangan dan masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca dan pihak lainnya untuk

penulisan laporan selanjutnya yang lebih baik. Akhir kata, semoga laporan Skripsi ini

dapat sedikit memberi wacana bagi para pembaca dan semua pihak yang

membutuhkannya, Aamiin.

Bekasi,………….2018

Arief Nur Hidayat

vi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ...................................................................................................... i

PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

ABSTRAK ............................................................................................................ xv

ABSTRACT ........................................................................................................... xvi

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 4

1.5.1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

1.5.2 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

vii

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 7

LANDASAN TEORI .............................................................................................. 7

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................... 7

2.1.1 Pengertian Sistem .............................................................................. 7

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi ............................................................. 7

2.2 Sistem Pakar ............................................................................................. 8

2.2.1 Artificial Intellegence dan Sistem Pakar ........................................... 8

2.2.2 Pengertian Sistem Pakar .................................................................... 9

2.2.3 Keunggulan Sistem Pakar .................................................................. 10

2.2.4 Kekurangan Sistem Pakar .................................................................. 10

2.2.5 Ciri Dan Karakteristik Sistem Pakar .................................................. 11

2.2.6 Langkah- Langkah Membangun Sistem pakar .................................. 11

2.2.7 Komponen Sistem Pakar .................................................................... 12

2.2.8 Teknik Representasi Pengetahuan ..................................................... 13

2.2.9 Akusisi Pengetahuan .......................................................................... 14

2.2.10 Case Based Reasoning ....................................................................... 16

2.2.11 Nearest Neighbor ............................................................................... 17

2.3 Mesin Sepeda Motor .............................................................................. 18

2.3.1 Prinsip Kerja Sepeda Motor 2 Tak .................................................. 19

viii

2.3.2 Bagian – Bagian Utama Mesin Sepeda Motor ................................ 21

2.3.3 Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor ................................................ 23

2.4 Teori Basis Data ..................................................................................... 26

2.4.1 Basis Data ....................................................................................... 26

2.4.2 Database Management System (DBMS) ........................................ 28

2.4.3 MySQL ............................................................................................ 29

2.5 Teori Bahasa Pemrograman ................................................................... 30

2.5.1 PHP (Hypertext Preprocessor) ........................................................ 30

2.6 Teori Perancangan Sistem ...................................................................... 34

2.6.1 Analisa Sistem ................................................................................. 34

2.6.2 UML (Unified Modeling Language) ............................................... 35

2.7 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 36

2.8 Kerangka Berfikir ................................................................................... 41

BAB III ................................................................................................................. 43

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 43

3.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 43

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 43

3.3 Tahap Penelitian ..................................................................................... 44

3.4 Metodologi Pengumpulan Data .............................................................. 44

3.5 Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 46

ix

3.6 Analisa Kebutuhan Sistem ..................................................................... 47

3.6.1 Analisa Software ............................................................................. 49

3.6.2 Analisa Hardware ........................................................................... 49

3.6.3 Analisa Brainware .......................................................................... 49

3.6.4 Analisa Kebutuhan Data ................................................................. 50

3.6.5 Analisa Basis Pengetahuan ............................................................. 51

3.6.6 Proses Penentuan Jenis Kerusakan ................................................. 62

3.6.7 Analisa Metode Case Based Reasoning dan Nearest Neighbor...... 63

3.6.8 Perhitungan Case Based Reasoning dan Nearest Neighbor ........... 65

BAB IV ................................................................................................................. 82

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 82

4.1 Perancangan Sistem Pakar ...................................................................... 82

4.2 Diagram Pemodelan Sistem ................................................................... 83

4.2.1 Use Case Diagram .......................................................................... 84

4.2.2 Activity Diagram ............................................................................. 86

4.2.3 Sequence Diagram .......................................................................... 95

4.2.4 Class Diagram .............................................................................. 101

4.3 Rancangan Basis Data .......................................................................... 102

4.3.1 Relasi Antar Tabel......................................................................... 102

4.3.2 Implementasi Database ................................................................. 103

x

4.3.3 Desain Tabel.................................................................................. 104

4.4 Perancangan Interface .......................................................................... 107

4.5 Implementasi Program ......................................................................... 114

4.5.1 Implementasi Antarmuka Pengguna ............................................. 114

4.5.2 Implementasi Antarmuka Admin .................................................. 119

4.6 Pengujian Sistem Dan Program ............................................................ 123

4.7 Pengujian Perbandingan Diagnosa Sistem Dengan Diagnosa Pakar ... 126

BAB V ................................................................................................................. 128

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 128

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 128

5.2 Saran ..................................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130

LAMPIRAN ........................................................................................................ 132

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Gejala Kerusakan dan Nilai Bobot ..................................... 56

Tabel 4.1 Definisi Aktor Sistem Pakar .......................................................... 85

Tabel 4.2 Definisi Use Case Sistem Pakar ..................................................... 85

Tabel 4.3 Tabel User ...................................................................................... 104

Tabel 4.4 Tabel Member ................................................................................ 104

Tabel 4.5 Tabel Pemeriksaan ......................................................................... 105

Tabel 4.6 Tabel Pemeriksaan Detail .............................................................. 105

Tabel 4.7 Tabel Gejala ................................................................................... 106

Tabel 4.8 Tabel Diagnosa .............................................................................. 106

Tabel 4.9 Tabel Pengujian Black Box Pengguna ........................................... 124

Tabel 4.10 Tabel Pengujian Black Box Admin ............................................. 124

Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Diagnosa Sistem dan Pakar ......................... 126

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah Kerja Mesin 2 Tak ....................................................... 21

Gambar 2.2 Skema Kerja PHP ....................................................................... 33

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ....................................................................... 42

Gambar 3.1 Rencana Penelitian ..................................................................... 44

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Pakar Menggunakan Metode CBR ................ 64

Gambar 3.3 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 1 ............................ 69

Gambar 3.4 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 2 ............................ 70

Gambar 3.5 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 3 ............................ 70

Gambar 3.6 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 4 ............................ 71

Gambar 3.7 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 5 ............................ 71

Gambar 3.8 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 6 ............................ 72

Gambar 3.9 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 7 ............................ 72

Gambar 3.10 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 8 .......................... 73

Gambar 3.11 Proses Retrieve Kasus baru Dengan Kasus 9 ........................... 73

Gambar 3.12 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 10 ........................ 74

Gambar 3.13 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 11 ........................ 74

Gambar 4.1 Usecase Diagram Sistem Pakar .................................................. 84

Gambar 4.2 Activity Diagram User Daftar Member ..................................... 86

Gambar 4.3 Activity Diagram Login Member ............................................... 87

Gambar 4.4 Activity Diagram Member Cek Kerusakan ................................ 88

Gambar 4.5 Activity Diagram Member Melihat History Pemeriksaan ......... 89

Gambar 4.6 Activity Diagram Member Melihat Daftar Kerusakan .............. 89

Gambar 4.7 Activity Diagram Login Admin ................................................. 90

Gambar 4.8 Activity Diagram Admin Kelola Data Gejala ............................ 91

xiii

Gambar 4.9 Activity Diagram Admin Kelola Data Diagnosa ....................... 92

Gambar 4.10 Activity Diagram Admin Kelola Data User ............................. 93

Gambar 4. 11 Activity Duagram Admin Melihat Laporan Pemeriksaan ....... 94

Gambar 4.12 Activity Diagram Admin Melihat Laporan Data Member ....... 94

Gambar 4.13 Sequence Diagram User Daftar Member ................................. 95

Gambar 4.14 Sequence Diagram Login Member .......................................... 96

Gambar 4.15 Sequence Diagram Member Cek Kerusakan ........................... 96

Gambar 4.16 Sequence Diagram Member Melihat History Pemeriksaan .... 97

Gambar 4.17 Sequence Diagram Member Melihat Daftar Kerusakan .......... 97

Gambar 4.18 Sequence Diagram Login Admin ............................................. 98

Gambar 4.19 Sequence Diagram Admin Kelola Data gejala ......................... 98

Gambar 4.20 Sequence Diagram Admin Kelola Data Diagnosa ................... 99

Gambar 4.21 Sequence Diagram Admin Kelola Data User ........................... 99

Gambar 4.22 Sequence Diagram Admin Melihat Laporan Pemeriksaan ...... 100

Gambar 4.23 Sequence Diagram Admin Melihat Laporan Data Member ..... 100

Gambar 4.24 Class Diagram Sistem Pakar Kerusakan Sepeda Motor ........... 101

Gambar 4.25 Relasi Antar Tabel .................................................................... 102

Gambar 4.26 Struktur Database Sistem ......................................................... 103

Gambar 4.27 Perancangan Halaman Utama .................................................. 107

Gambar 4.28 Perancangan Daftar Kerusakan ............................................... 108

Gambar 4.29 Perancangan Registrasi Member .............................................. 108

Gambar 4.30 Perancangan Login Member .................................................... 109

Gambar 4.31 Perancangan Pemeriksaan Kendaraan ...................................... 109

Gambar 4.32 Perancangan Pemilihan Gejala ................................................. 110

Gambar 4.33 Perancangan Hasil Pemeriksaan ............................................... 110

xiv

Gambar 4.34 Perancangan Halaman History ................................................. 111

Gambar 4.35 Perancangan Login Admin ....................................................... 111

Gambar 4.36 Perancangan Laporan Data Member ........................................ 112

Gambar 4.37 Perancangan Halaman Data Gejala .......................................... 112

Gambar 4.38 Perancangan Master Data Diagnosa ......................................... 113

Gambar 4.39 Perancangan Master Data User ................................................ 113

Gambar 4.40 Perancangan Laporan Pemeriksaan .......................................... 114

Gambar 4.41 Tampilan Halaman Utama ....................................................... 115

Gambar 4.42 Tampilan Daftar Kerusakan ..................................................... 115

Gambar 4.43 Tampilan Registrasi Member ................................................... 116

Gambar 4.44 Tampilan Login Member ......................................................... 116

Gambar 4.45 Tampilan Pemeriksaan Kendaraan ........................................... 117

Gambar 4.46 Tampilan Pemilihan Gejala ...................................................... 117

Gambar 4.47 Tampilan Hasil Pemeriksaan .................................................... 118

Gambar 4.48 Tampilan History ...................................................................... 119

Gambar 4.49 Tampilan Login Admin ............................................................ 119

Gambar 4.50 Tampilan Laporan Data Member ............................................. 120

Gambar 4.51 Tampilan Master Data Gejala .................................................. 120

Gambar 4.52 Tampilan Master Data Diagnosa .............................................. 121

Gambar 4.53 Tampilan Master Data User ..................................................... 121

Gambar 4.54 Tampilan Laporan Pemeriksaan ............................................... 122

xv

ABSTRAK

ARIEF NURHIDAYAT. NIM 311410629. Implementasi Sistem Pakar

Menggunakan Metode Case Based Reasoning Dan Nearest Neighbor Untuk

Identifikasi Kerusakan Mesin Sepeda Motor Yamaha RX King.

Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan oleh

masyarakat indonesia pada umumnya,Yamaha RX King adalah salah satunya.

Yamaha RX King telah resmi berhenti diproduksi sejak tahun 2009 sehingga

kerusakan-kerusakan pada mesin sepeda motor tersebut kini banyak dialami oleh

para penggunanya. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sepeda motor

Yamaha RX King mengakibatkan kerugian bagi para pengguna baik dalam hal

biaya dan waktu. Menyadari hal tersebut,timbul inisiatif untuk membuat sistem

pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor berbasis web. Tujuannya untuk

membantu pengguna dalam mengidentifikasi kerusakan mesin sepeda motor

Yamaha RX King. Sistem pakar dirancang menggunakan metode waterfall serta

dengan mengimplementasikan metode case based reasoning dan algoritma

nearest neighbor. Sistem pakar dibuat dengan pemrograman PHP dan MySQL

sebagai basis datanya, dengan tampilan yang user friendly sehingga memudahkan

user dalam menggunakan sistem tersebut. Para pengguna dapat mengetahui jenis

kerusakan pada mesin sepeda motor Yamaha RX King dengan memilih gejala

yang ada pada sistem. Basis pengetahuan sistem dapat diubah,ditambah,ataupun

dihapus oleh admin (pakar). Hasil pengujian diagnosa sistem dengan pakar

memiliki presentase kesesuaian sebesar 80%, hal ini menunjukkan bahwa sistem

pakar berfungsi dengan baik sesuai dengan identifikasi pakar.

Kata kunci : sistem pakar, sepeda motor Yamaha RX King, metode case based

reasoning, algoritma nearest neighbor.

xvi

ABSTRACT

ARIEF NURHIDAYAT. NIM 311410629. Implementation Of Expert System

Using Case Based Reasoning And Nearest Neighbor Methods For Identify

Yamaha RX King Motorcycle Engine Damage.

Motorcycle is a means of transportation that is widely used by Indonesian

people in general, Yamaha RX King is one of them. The Yamaha RX King has

officially ceased production since 2009 so that the damage to the motorcycle

engine is now being experienced by its users. The lack of public knowledge about

Yamaha RX King motorbikes resulted in losses for users both in terms of cost and

time. Realizing this, an initiative arose to create an expert system for identifying

damage to web-based motorcycle engines. The aim is to assist users in identifying

damage to the Yamaha RX King motorcycle engine. Expert systems are designed

using the waterfall method and by implementing the case based reasoning method

and the nearest neighbor algorithm. The expert system is made with PHP and

MySQL programming as its database, with a user friendly display that makes it

easier for users to use the system. Users can find out the type of damage to the

Yamaha RX King motorcycle engine by selecting the symptoms on the system. The

system knowledge base can be changed, added, or deleted by the admin (expert).

The results of testing system diagnoses with experts have a percentage of

suitability of 80%, this indicates that the expert system functions properly in

accordance with expert identification.

Keywords : expert system, Yamaha RX King motorcycle, case based reasoning

method, nearest neighbor algorithm.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan oleh

masyarakat pada umumnya, Yamaha RX King adalah salah satunya. Sepeda

motor yang telah resmi berhenti diproduksi pada tahun 2009 ini kini telah menjadi

legenda sepeda motor sport yang masih sangat banyak diminati karena akselerasi

dan performanya cukup tinggi untuk ukuran sepeda motor berkapasitas 135cc.

Meskipun sepeda motor Yamaha RX King ini telah resmi berhenti diproduksi

sejak 2009, akan tetapi suku cadang keseluruhan mesin masih diproduksi oleh PT

Yamaha Motor, sehingga para pengguna sepeda motor tersebut tidak akan

mengalami kesulitan dalam mencari suku cadang kendaraanya. Namun karena

merupakan sepeda motor tua, pengguna dan penghobi sepeda motor tersebut saat

ini mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi kerusakan dan abnormalitas pada

kendaraan tersebut, meskipun masih banyak bengkel yang menawarkan jasa

perbaikan ataupun modifikasi sepeda motor ini, namun jika terdapat sistem yang

dapat membantu dalam mengidentifikasi kerusakan sepeda motor tersebut

tentunya akan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam memperbaiki

kendaraannya.

Seiring perkembangan teknologi, kini telah banyak dikembangkan sistem

yang mampu mengadopsi cara berfikir manusia yaitu kecerdasan buatan atau

artificial intelligence. Sistem pakar merupakan salah satu dari kecerdasan buatan.

Oleh karena itu, sistem pakar dapat menjadi salah satu alternatif solusi untuk

2

permasalahan di atas. Dengan mengadopsi kemampuan seorang pakar, dalam hal

ini adalah seorang mekanik spesialis sepeda motor Yamaha RX King, maka akan

tercipta sebuah sistem yang mampu mengidentifikasi permasalahan pada

kendaraan tersebut dengan mudah dan cepat. Pada proses pembuatan sistem pakar

identifikasi kerusakan mesin, tentu membutuhkan banyak data kerusakan pada

kasus-kasus lama sehingga dapat memprediksi jenis kerusakan pada kasus baru

berdasarkan kemiripan-kemiripan gejala yang ada. Case based reasoning

merupakan sebuah metode pemecahan masalah yang dalam mencari solusi dari

suatu kasus baru, sistem akan melakukan pencarian terhadap solusi dari kasus

lama yang memiliki permasalahan yang sama. Maka dari itu, metode case based

reasoning sangat baik digunakan dalam kasus ini melihat dari produksi kendaraan

tersebut sudah resmi berhenti sejak sembilan tahun lalu sehingga buku-buku

panduan perawatan sepeda motor tersebut sudah sangat sulit ditemukan.

Berdasarkan data-data kasus lama tersebut maka proses identifikasi kerusakan

mesin dapat dilakukan melalui perhitungan kemiripan gejala pada kasus baru

dengan kasus lama menggunakan algoritma nearest neighbor.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dipilih judul

“Implementasi Sistem Pakar Menggunakan Metode Case Based Reasoning

Dan Nearest Neighbor Untuk Identifikasi Kerusakan Mesin Sepeda Motor

Yamaha RX King (Studi Kasus Bengkel Tyan BTRAC)” yang merupakan

perwujudan untuk membantu mengaplikasikan pengetahuan manusia ke dalam

sistem sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang

dihadapi diantaranya :

1. Minimnya pengetahuan masyarakat khususnya para penghobi dan

pengguna sepeda motor Yamaha RX King.

2. Penanganan servis yang lambat oleh pemilik ataupun mekanik bengkel

karena tidak mengetahui penyebab kerusakan.

3. Buku panduan tentang mesin sepeda motor RX King sudah sulit

ditemukan dan kurang praktis.

4. Belum maksimalnya metode case based reasoning untuk menyelesaikan

masalah yang ada dalam sistem pakar.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka batasan masalah yang akan

dibahas adalah sebagai berikut :

1. Pembahasan hanya pada pembuatan sistem pakar identifikasi kerusakan

yang berkaitan dengan mesin sepeda motor Yamaha RX King (jenis mesin

2 tak berkapasitas 135cc).

2. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar ini adalah metode

case based reasoning.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka permasalahan yang diambil

adalah sebagai berikut :

4

1. Bagaimana membangun sistem pakar untuk mengidentifikasi kerusakan

mesin sepeda motor Yamaha RX King yang dapat digunakan dengan

mudah oleh user sekalipun tanpa kehadiran seorang ahli ?

2. Bagaimana menerapkan metode case based reasoning dan nearest

neighbor untuk mengidentifikasi kerusakan pada sepeda motor Yamaha

RX King serta solusi perbaikannya ?

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

1. Melakukan analisis dan perancangan sistem pakar menggunakan metode

case based reasoning.

2. Menggali masalah yang muncul berkaitan dengan identifikasi kerusakan

sepeda motor khususnya Yamaha RX King.

3. Membuat sistem pakar yang dapat digunakan oleh pengguna sepeda motor

Yamaha RX King dalam memperbaiki motornya.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak khususnya mahasiswa dan untuk menambah pengetahuan serta

wawasan.

1. Manfaat bagi penulis :

a. Menambah wawasan dalam bidang teknik informatika khususnya

perancangan sistem pakar.

b. Memahami konsep rancang bangun sistem pakar identifikasi kerusakan

sepeda motor Yamaha RX King.

5

c. Mempelajari bahasa pemrograman yang mendukung penulisan coding.

d. Memperdalam pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah.

2. Manfaat bagi prodi Teknik Informatika STT Pelita Bangsa :

a. Mendorong terwujudnya budaya penelitian kajian keilmuan.

b. Meningkatkan konsep, seni dan teknologi baru dalam menunjukan

peningkatan kualitas pendidikan nasional.

c. Menjadi dokumentasi yang dapat digunakan untuk pengembangan

software ini dikemudian hari.

d. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian berikutnya dibidang sistem

pakar.

3. Manfaat bagi masyarakat

a. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas khususnya

para pengguna dan penghobi sepeda motor tua yaitu Yamaha RX King

dalam mengidentifikasi kerusakan dan mengetahui perbaikannya.

b. Aplikasi ini juga diharapkan dapat mengatasi keterbatasan tenaga ahli

atau pakar mesin sepeda motor Yamaha RX King. Tetapi tidak

menggantikannya secara penuh, hanya diharapkan mendekati

kemampuan dan kecerdasan pakar dalam mengidentifikasi kerusakan

dan perbaikan sepeda motor Yamaha RX King.

1.6 Sistematika Penulisan

Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya penulis menjelaskan dahulu

secara garis besar mengenai sistematika penulisan sehingga memudahkan

pembaca memahami isi skripsi ini.

6

Dalam penjelasan sistematika penulisan skripsi ini yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, serta

sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas tentang teori-teori dan konsep terkait dengan

pengembangan sistem yang akan dirancang, yaitu yang berkaitan dengan

kecerdasan buatan, sistem pakar, metode yang digunakan dan yang

berhubungan dengan judul penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang tahapan tahapan aplikasi yang meliputi

perancangan sistem, metodologi pengumpulan data yang terdiri dari

wawancara, observasi, dan studi pustaka.

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini membahas mengenai implementasi dan pembahasan

program aplikasi yang telah disusun.

BAB 5 PENUTUP

Bab ini merupakan penutup atau akhir yang berisi tentang kesimpulan dan

saran.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem menurut Fat dalam Jeperson (2014) merupakan suatu himpunan

“benda” nyata atau abstrak (a set of thing) yang terdiri dari bagian-bagian atau

komponen-komponen yang salin berkaitan, berhubungan, berketergantungan,

saling mendukung yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity)

untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Pendapat lain

mengatakan bahwa sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan

fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang

secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional (Harijono

Djojodihardjo dalam Jeperson, 2014).

Dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa sistem adalah sekumpulan

objek – objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek

bisa dilihat sebagai suatu kesatuan yang dirancang untuk satu tujuan.

2.1.2 Pengertian Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam pengambilan suatu

keputusan, informasi dapat dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Menurut

Turban, McLean dan Wetherbe dalam Kadir (2014) mengatakan bahwa sistem

infromasi adalah proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis,

dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Bodnar dan HopWood

dalam Kadir (2014) mendefinisikan sistem informasi adalah kumpulan perangkat

8

keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke

dalam bentuk informasi yang berguna.

Dapat disimpulkan dari pendapat di atas bahwa sistem informasi adalah

proses dalam mengolah informasi menggunakan perangkat keras dan perangkat

lunak untuk mencapai sebuah tujuan yang spesifik.

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Artificial Intellegence dan Sistem Pakar

“Artificial Intellegence (AI) atau sering disebut kecerdasan buatan

merupakan sebuah studi khusus yang bertujuan membuat komputer berfikir dan

bertindak layaknya manusia” (Sri, 2003). AI juga merupakan terobosan baru

dalam ilmu komputer yang perkembangannya sangat pesat. Saat ini banyak sekali

implementasi AI dalam bidang ilmu komputer seperti sistem pendukung

keputusan, jaringan syaraf tiruan, robotic, bahasa alami, sistem pakar dan lain-

lain.

“Sistem pakar (Expert System) adalah merupakan suatu sistem yang

menggabungkan antara pengetahuan dengan penelusuran data untuk memecahkan

masalah yang secara normal memerlukan keahlian manusia” (Sri, 2003). Tujuan

dari pengembangam sistem pakar yang sebenarnya bukan untuk menggantikan

peran manusia, tetapi adalah untuk men-subtitusi-kan pengetahuan manusia ke

dalam sebuah bentuk sistem komputer sehingga dapat digunakan oleh orang

banyak.

9

2.2.2 Pengertian Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) secara umum adalah sistem yang berusaha

mengadopsi pengetahuan manusia ke dalam komputer, agar komputer dapat

menyelesaikan masalah seperti yang biasa dapat dilakukan oleh para ahli. Atau

dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan

dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah

seperti yang dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem ini diharapkan orang awam

dapat menyelesaikan masalah tertentu baik „sedikit‟ rumit atau rumit sekalipun

tanpa bantuan para ahli dalam bidang tersebut. Sedangkan bagi para ahli, sistem

ini dapat digunakan sebagai asisten yang berpengalaman (Kusumadewi, 2003).

Perbandingan sistem konvensional dengan sistem pakar sebagai berikut

(Kusumadewi, 2003) :

1. Sistem Konvensional

a. Informasi dan pemrosesan umumnya digabung dalam satu program

Sequential.

b. Program tidak pernah salah (kecuali pemrogramnya yang salah).

c. Tidak menjelaskan mengapa input dibutuhkan atau bagaimana hasil

diperoleh.

d. Data harus lengkap.

e. Perubahan pada program merepotkan.

2. Sistem Pakar

a. Knowledge base terpisah dari mekanisme pemrosesan.

b. Program bisa melakukan kesalahan.

10

c. Penjelasan merupakan bagian dari sistem pakar.

d. Data tidak harus lengkap.

e. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah.

2.2.3 Keunggulan Sistem Pakar

Manfaat yang diperoleh dengan mengembangkan sistem pakar, antara lain

(Kusumadewi, 2003):

1. Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam

bidang tertentu tanpa kesadaran langsung seorang pakar.

2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambahnya efisiensi pekerjaan

tertentu serta hasil solusi kerja.

3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.

4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan

berulang-ulang.

5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat dikomninasikan tanpa ada batas

waktu.

6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai

pakar untuk dikombinasikan

2.2.4 Kekurangan Sistem Pakar

Selain banyak manfaat yang diperoleh, ada juga kelemahan perancangan

sistem pakar, yaitu (Kusumadewi, 2003):

1. Daya kerja dan produktivitas manusia menjadi berkurang karena

semuanya dilakukan secara otomatis oleh sistem.

11

2. Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan

dengan perangkat lunak konvensional.

2.2.5 Ciri Dan Karakteristik Sistem Pakar

Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai

berikut (Kusumadewi, 2003):

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti.

3. Dapat mengemukaan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan

cara yang dapat dipahami.

4. Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.

5. Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap.

6. Keluarannya atau output bersifat anjuran.

2.2.6 Langkah- Langkah Membangun Sistem pakar

Sitem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan

pengembangan dan lingkungan konsultasi (Turban, 1995). Lingkungan

pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke

dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh

pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah user

interface, basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inference, workplace,

fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.

12

2.2.7 Komponen Sistem Pakar

Komponen-komponen sistem pakar menurut Sri Hartati dan Sari Iswanti

(2008) adalah sebagai berikut :

1. Antar muka pengguna (User Interface)

Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam suatu kondisi tertentu maka

sistem harus menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang

tidak memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan komunikasi

antar sistem dan pemakainya yang disebut sebagai antar muka. Antar muka

yang efektif dan ramah pengguna sangat diperlukan terutama pada pemakai

yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar tersebut.

2. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada

tingkat pakar dalam format tertentu. Pengetahuan ini diperoleh dari akumulasi

pengetahuan pakar dan sumber-sumber pengetahuan lainnya. Basis

pengetahuan bersifat dinamis, bisa berkembang dari waktu ke waktu.

3. Memori Kerja

Merupakan dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang diperoleh

saat proses konsultasi. Fakta fakta inilah yang nantinya akan diolah oleh

mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan dalam basis

pengetahuan untuk menentukan keputusan dalam pemecahan masalah.

4. Fasilitas Penjelasan

Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama

proses konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena

13

pemakai terkadang bukanlah ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah

fasilitas penjelasan.

5. Fasilitas Akusisi Pengetahuan

Pengetahuan pada sistem pakar dapat ditambahkan kapan saja pengetahuan

baru diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah ada tidak berlaku lagi. Hal

ini akan dilakukan sehingga pemakai akan menggunakan sistem pakar yang

komplit dan sesuai dengan perkembangan.

6. Mesin Inferensi

Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar. Berupa perangkat lunak

yang melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar, biasa dikatakan

sebagai mesin pemikir. Pada prinsipnya mesin inferensi inilah yang akan

mencari solusi dari suatu permasalahan. Mesin inferensi memulai pelacakan

dengan mencocokan kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta yang ada

dalam basis pengetahuan.

2.2.8 Teknik Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk mempresentasikan

basis pengetahuan yang diperoleh kedalam suatu skema/diagram tertentu sehingga

dapat diketahui relasi antar suatu data dengan data yang lain (Yudatama, 2008).

Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan

yang akan dibuat sistem pakarnya. Terdapat beberapa teknik representasi

pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar,

yaitu (Yudatama, 2008) :

14

1. Rule-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan

(rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.

2. Frame-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk suatu bentuk hirarki atau

jaringan frame.

3. Object-Based Knowledge

Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyek-obyek. Obyek

adalah elemen data yang terdiri dari data dan metode (proses).

4. Case Based Reasoning

Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases).

2.2.9 Akusisi Pengetahuan

Proses membangun atau mengembangkan sistem pakar disebut akusisi

pengetahuan. Perekayasa pengetahuan menyerap prosedur-prosedur dan

pengalaman untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu dari pakar tersebut dan

membangunnya menjadi program sistem pakar (Kridasantausa, 2006). Basis

pengetahuan mengandung pengetahuan-pengetahuan keahlian sebagai dasar

pengambilan keputusan. Terdapat beberapa metode untuk menyajikan

pengetahuan dalam perangkat lunak sistem pakar, diantaranya (Kridasantausa,

2006) :

1. Metode kerangka (frames).

2. Jaringan semantik (semantic network).

3. Kaidah produk (produktion rules).

15

Penyajian basis pengetahuan yang banyak digunakan adalah kaidah produksi.

Masing-masing kaidah mengandung sebuah atau lebih kondisi yang jika dipenuhi

akan memberikan satu atau lebih aksi. Kaidah produksi disajikan dalam

pernyataan IF … AND … OR … THAN … ELSE …

Ada 2 pendekatan dalam menentukan basis pengetahuan, yaitu :

1. Penalaran berbasis aturan (rule based reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan

menggunakan aturan bentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita

mempunyai sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu,

dan si pakar dapat menyelesaikan permasalahan tersebut secara berurutan.

Disamping itu, bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan pada

jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi. Contoh : aturan identifikasi

hewan.

Rule 1 : IF hewan berambut dan menyusui THEN hewan mamalia.

Rule 2 : IF hewan mempunyai sayap dan bertelur THEN hewan jenis burung.

Rule 3 : IF hewan mamalia dan pemakan daging THEN hewan karnivora

Dst…

Pada aturan ini bersifat statis, yaitu aturan sistem yang tidak diubah-ubah

ataupun jika dapat diubah membutuhkan waktu yang lama, dan hanya berlaku

pada satu sistem.

2. Penalaran berbasis kasus (case based reasoning)

Penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang

telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk

16

keadaan (fakta) yang ada sekarang (Kridasantausa, 2006). Bentuk ini

digunakan apabila user menginginkan untuk tau lebih banyak lagi pada kasus-

kasus yang hampir sama. Selain itu bentuk ini digunakan apabila kita telah

memiliki sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan.

2.2.10 Case Based Reasoning

Metode Case-Based Reasoning adalah penyeselesaian masalah dengan

memanfaatkan pengalaman sebelumnya. Case-Based Reasoning merupakan salah

satu metode pemecahaan masalah yang dalam mencari solusi dari suatu kasus

yang baru, sistem akan melakukan pencarian terhadap solusi dari kasus lama yang

memiliki permasalahan yang sama (Kosasi, 2015).

Tahapan-tahapan Case Based Reasoning adalah sebagai berikut (Kosasi, 2015) :

1. Retrieve

Mendapatkan atau memperoleh kembali kasus yang paling menyerupai atau

relevan (similar) dengan kasus yang baru. Tahap retrieval ini dimulai dengan

menggambarkan atau menguraikan sebagian masalah, dan diakhiri jika

ditemukannya kecocokan terhadap masalah sebelumnya yang tingkat

kecocokannya paling tinggi. Bagian ini mengacu pada segi identifikasi,

kecocokan awal, pencarian dan pemilihan serta eksekusi.

2. Reuse

Memodelkan atau menggunakan kembali pengetahuan dan informasi kasus

lama berdasarkan bobot kemiripan yang paling relevan ke dalam kasus yang

baru, sehingga menghasilkan usulan solusi dimana mungkin diperlukan suatu

adaptasi dengan masalah yang baru tersebut.

17

3. Revise

Meninjau kembali solusi yang diusulkan kemudian diuji coba pada kasus

nyata (simulasi). Jika diperlukan maka solusi tersebut akan diperbaiki agar

cocok dengan kasus yang baru.

4. Retain

Mengintegrasikan atau menyimpan kasus baru yang telah berhasil

mendapatkan solusi agar dapat digunakan oleh kasus-kasus selanjutnya yang

mirip dengan kasus tersebut. Tetapi jika solusi baru tersebut gagal, maka

menjelaskan kegagalannya, memperbaiki solusi yang digunakan, dan

mengujinya lagi.

2.2.11 Nearest Neighbor

Algoritma Nearest Neighbor adalah pendekatan untuk mencari kasus

dengan menghitung kedekatan antara kasus baru dengan kasus lama, yaitu

berdasarkan pada pencocokan bobot dari sejumlah fitur yang ada. Merupakan

teknik sederhana untuk mencari jarak terdekat dari tiap-tiap kasus (cases) yang

ada di dalam database, dan seberapa mirip ukuran kemiripan (similarity) setiap

source case yang ada di dalam database dengan target case (Kusrini, 2009).

Fungsi similarity pada kasus diformulasikan sebagai berikut (Kusrini, 2009) :

……………(1)

Keterangan :

T : kasus baru (target)

18

S : kasus yang ada dalam penyimpanan (source)

n : jumlah atribut

i : jumlah atribut dalam masing-masing kasus

f : fungsi similarity atribut i antara kasus T dan kasus S

Wi : bobot yang diberikan pada atribut ke i

Kedekatan biasanya berada pada nilai antara 0 s/d 1. Nilai 0 artinya kedua kasus

mutlak tidak mirip, sebaliknya untuk nilai 1 kasus mirip dengan mutlak.

2.3 Mesin Sepeda Motor

Menurut Barodi (2014), sistem kerja yang baik pada sebuah mesin

kendaraan sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Demikian pula pada mesin

kendaraan sepeda motor. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan

agar mesin kendaraan sepeda motor dapat bekerja dengan baik :

1. Mengisap bahan bakar (campuran bensin dengan udara) masuk ke dalam

ruang bakar.

2. Menaikkan tekanan gas campuran bensin dan udara agar diperoleh tekanan

hasil pembakaran yang cukup tinggi.

3. Meneruskan gaya tekan hasil pembakaran sehingga dapat digunakan

sebagai tenaga penggerak.

4. Membuang gas hasil pembakaran keluar dari ruang pembakaran.

Panas yang timbul karena adanya pembakaran bahan bakar inilah yang

dipergunakan oleh mesin untuk menghasilkan daya tenaga penggerak sepeda

motor. Pada sepeda motor, tenaga didapat dari hasil pembakaran bensin

bercampur udara di dalam suatu ruang bakar yang kemudian akan menimbulkan

19

panas. Panas ini kemudian diubah menjadi tenaga gerak/tenaga mekanis di dalam

suatu mesin yang disebut motor bakar.

2.3.1 Prinsip Kerja Sepeda Motor 2 Tak

Menurut Rahadi (2014), menjelaskan bahwa mesin dua tak dalam satu

putaran kruk as/crankshaft melaksanakan empat siklus, mesin dua tak ini lebih

responsif dan akselerasinya bagus. Akan tetapi, mesin ini mengeluarkan tenaga

yang besar pada saat putaran/RPM tinggi sehingga membuat mesin ini

membutuhkan bahan bakar yang lumayan banyak, akan tetapi mesin ini

menghasilkan tenaga yang lebih besar dibandingkan mesin empat tak. Bahan

bakar mesin ini tak hanya bensin, tetapi bensin tersebut dioplos dengan oli khusus

yang biasa disebut oli samping untuk sekalian melumasi bagian dalam mesin. Jadi

oli mesin hanya melumasi bagian transmisi. Itu lah kenapa mesin dua tak fogging

atau berasap knalpotnya, karena membakar oli samping. Mesin dua tak cenderung

lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak, sehingga rasio berat

terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan

mesin empat tak.

Prinsip kerja mesin dua tak melalui dua langkah yaitu (Rahadi, 2014) :

1) Langkah ke 1

Piston bergerak dari TMA ke TMB.

a. Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan menekan ruang bilas yang

berada di bawahnya. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju

TMB akan semakin meningkat pula tekanan di ruang bilas.

20

b. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan

gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung

dari desain perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang

pembuangan terlebih dahulu.

c. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang

bakar keluar melalui lubang pembuangan.

d. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan di

dalam ruang bilas akan terpompa masuk ke dalam ruang bakar, sekaligus

mendorong keluar gas yang ada di dalam ruang bakar menuju lubang

pembuangan.

e. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa

gas dalam ruang bilas menuju ke dalam ruang bakar.

2) Langkah ke 2

Piston bergerak dari TMB ke TMA.

a. Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan menghisap gas hasil

percampuran udara, bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang bilas.

Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi.

b. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan

mengkompresi gas yang terjebak di dalam ruang bakar.

c. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.

d. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi akan menyala untuk

membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi tidak terjadi saat

piston sampai ke TMA, melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan

21

agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam ruang bakar bisa terjadi

saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB, karena proses

pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa membuat gas terbakar

dengan sempurna oleh nyala api busi.

Gambar 2.1 Langkah Kerja Mesin 2 Tak

(Sumber: http://fastnlow.net/cara-kerja-mesin-2-tak-dan-4-tak/)

2.3.2 Bagian – Bagian Utama Mesin Sepeda Motor

Menurut Alfian (2016), ada beberapa bagian penting dalam sepeda motor,

khususnya pada sektor mesin, diantaranya:

1. Silinder

Silinder adalah sebagai tempat pembakaran campuran bahan bakar dengan

udara untuk mendapatkan tekanan dan temperatur yang tinggi. Pada mesin 4

tak dinding silindernya berbentuk rata dan polos.

22

2. Kepala silinder

Umumnya kepala silinder dibuat dari bahan aluminium paduan. Untuk

menghindarkan terjadinya kebocoran gas terutama pada langkah kompresi

maka pemasangan paking dan pengencangan baut untuk merapatkan kepala

silinder terhadap silindernya haruslah seteliti mungkin.

3. Bak mesin

Bak mesin merupakan tempat silider, poros engkol, dan gigi transmisi. Pada

motor 4 tak, bak mesin juga merupakn tempat minyak pelumas sekaligus juga

sebagai pendingin minyak pelumas di dalam sirkulasinya.

4. Torak (Piston)

Torak atau piston terbuat dari bahan aluminium paduan yang mempunyai

sifat: ringan, penghantar panas yang baik, pemuaian kecil, tahan terhadap

keausan akibat gesekan dan kekuatan yang tinggi terutama pada temperatur

tinggi.

5. Ring piston

Fungsi ring piston adalah untuk mempertahankan kerapatan antara torak

dengan dinding silinder agar tidak ada kebocoran gas dari ruang bakar ke

dalam bak mesin. Selain itu, ring piston juga berfungsi membantu

pengontrolan lapisan minyak pelumas di dinding silinder.

6. Pena torak

Pena torak berfungsi untuk mengikat torak terhadap batang penggerak. Selain

itu, pena torak juga berfungsi sebaga pemindah tenaga dari torak ke batang

23

penggerak agar gerak bolak balik dari torak dapat diubah menjadi gerak

berputar pada poros engkol.

7. Batang penggerak

Batang penggerak adalah suatu batang yang menghubungkan torak dengan

poros engkol

8. Poros engkol

Pada umumnya poros engkol dibuat dari baja. Jenis poros engkol yang

dipergunakan pada mesin sepeda motor adalah: jenis built up digunakan pada

motor jenis kecil yang mempunyai jumlah silinder satu atau dua, dan jenis one

piece digunakan pada motor jenis besar yang mempunyai jumlah silinder

banyak.

9. Roda gaya atau roda penerus

Berputarnya poros engkol secara terus-menerus itu adalah akibat adanya

tenaga gerak (energi kinetis) yang disimpan pada roda penerus sebagai

kelebihan pada saat langkah kerja. Pada mesin sepeda motor umumnya roda

penerus berfungsi juga sebagai rotor generator.

2.3.3 Diagnosa Kerusakan Sepeda Motor

Menurut Alfian (2016), diagnosa pada sistem pakar ini merupakan upaya

atau proses menemukan kelemahan atau gangguan apa yang dialami oleh mesin

sepeda motor. Diagnosa dilakukan oleh user atau pengguna sepeda motor dengan

mengidentifikasikan gejala yang dialami, lalu gejala diperiksa dan dianalisis oleh

sistem pakar dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-

gejalanya. Studi yang seksama terhadap fakta sesuatu hal untuk menemukan

24

karakteristik atau kesalahan yang esensial. Keputusan yang dicapai setelah

dilakukan studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal

ditampilkan di sistem pakar ini sebagai kesimpulan diagnosa kerusakan mesin

sepeda motor. Gangguan mesin sepeda motor dapat diketahui dengan gejala yang

ada, berikut gejala-gejala pada mesin sepeda motor :

1. Mogok

Mogok merupakan sebuah gejala yang mengakibatkan motor tidak jalan total

atau macet. Biasanya motor mogok disebabkan karena kerusakan busi,

karburator, atau mungkin bensin habis.

2. Mesin berputar, tetapi tidak dapat hidup

Gejala ini merupakan gejala saat motor di starter jalan akan tetapi hanya

mesinnya yang berputar, sedangkan motor tidak dapat hidup. Biasanya

disebabkan oleh bensin habis, kerusakan pada karburator, busi mati, kerusakan

pada kepala silinder, kontak longgar pada tutup kepala besi, dan digital CDI

rusak.

3. Mesin cepat panas

Mesin cepat panas merupakan gejala mesin yang mengalami overheat.

Kondisi mesin cepat panas bisa diketahui dengan mendekatkan bagian tubuh

kita di depan mesin atau dari bau panas seperti karet yang dipanaskan. Faktor

yang menyebabkan mesin cepat panas yaitu pemakaian oli boros, ada kerak-

kerak karbon berlebihan pada kepala torak, dan torak aus.

25

4. Mesin tersendat-sendat saat jalan

Mesin tersendat-sendat saat jalan merupakan sebuah gejala ketika saat motor

jalan terasa jalannya terputus-putus atau tersendat-sendat sehingga motor

kurang maksimal dalam kinerja. Kondisi seperti ini diakibatkan busi yang

kotor atau rusak, maupun karburatornya.

5. Mesin kekurangan tenaga

Mesin kekurangan tenaga merupakan sebuah gejala sepeda motor yang dapat

menyebabkan kurang maksimalnya kinerja motor. Akibat gejala ini tarikan

motor kurang enak terutama pada jalan yang tinggi. Biasanya diakibat oleh

kampas kopling yang habis, kabel kopling tertekuk, kotor atau rusak, rantai

mesin longgar atau aus, busi, rangkaian sistem bahan tersumbat atau rusak,

torak aus dan jarak main tidak tepat.

6. Ada backfiring (nembak-nembak) atau misfiring (brebet) pada waktu

akselerasi

Gejala ini bisa ditemukan ketika mulai menjalankan motor atau saat akselerasi

terdengar suara nembak-nembak atau brebet. Gejala ini disebabkan oleh

karburatornya yang kotor atau rusak, sistem pengapian rusak dan rantai mesin

longgar atau aus.

7. Suara berlebihan

Gejala ini bisa ditemukan ketika motor sedang jalan terdengar suara

berlebihan pada mesin yang tidak membuat nyaman buat pengendara. Gejala

ini disebabkan oleh sekhernya rusak, kerusakan pada kepala silinder, rantai

mesin longgar atau aus, stasioner putus dan kehabisan oli.

26

8. Suara mesin mengetuk atau abnormal

Motor yang mengalami gejala ini ciri-cirinya terjadi suara aneh yang kadang-

kadang berbunyi pada mesinnya. Gejala ini diakibatkan oleh cincin torak aus

dan ada kerak-kerak karbon berlebihan pada kepala torak atau ruang

pembakaran.

9. Suara-suara berisik pada poros engkol

Gejala ini bisa ditemukan saat motor dijalankan terdengar suara berisik yang

terjadi di poros engkol. Gejala ini disebabkan oleh buntalan poros engkol atau

batang penggerak aus dan kerusakan pada gigi transmisi.

10. Bahan bakar boros

Bahan bakar boros merupakan cepat habisnya bensin seperti tidak biasanya.

Bahan bakar boros disebabkan oleh kerusakan pada karburator.

11. Gas buang berwarna hitam

Saat motor dijalankan, keluar asap atau gas pada knalpot yang berwarna

hitam. Gas buang berwarna hitam disebabkan oleh kerusakan pada gasket

kepala silinder, kerusakan pada kepala silinder dan torak aus.

2.4 Teori Basis Data

2.4.1 Basis Data

Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu basis dan data. Basis dapat diartikan

sebagai markas, gudang, tempat berkumpul. Sedangkan data adalah fakta yang

mewakili suatu objek, seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, keadaan dan

sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf simbol, teks gambar, bunyi

27

atau kombinasinya. Basis data sendiri didefinisikan dalam sejumlah sudut

pandang menurut Robi (2016), yaitu:

1. Himpunan kelompok data yang saling berhubungan yang diorganisasi

sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama

sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi), untuk memenuhi

berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file yang saling berhubungan yang disimpan dalam media

penyimpanan elektronis.

Basis data juga didefinisikan sebagai kumpulan data yang terintegrasi dan

diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dimanipulasi, diambil, dan

dicari secara cepat (Budi, 2011).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa basis data merupakan

penyimpanan data yang terstruktur, terintegrasi dan saling berkaitan dengan

elemen-elemen penghubungnya dan dapat diakses dengan berbagai cara, oleh

karena itu basis data juga bisa didefinisikan sebagai kumpulan yang

menggambarkan sendiri dari catatan yang terintegrasi dan penggambaran dari data

dikenal sebagai sistem katalog (atau kamus data atau metadata). Definisi data

disini dibedakan dari program aplikasi, yang umumnya sama dengan pendekatan

pengembangan modern perangkat lunak, dimana definisi internal dan eksternal

dari sebuah objek dipisahkan. Salah satu keuntungan dari pendekatan tersebut

adalah abstraksi data dimana kita dapat mengubah definisi internal dari sebuah

28

objek tanpa mempengaruhi pengguna dari objek jika definisi eksternal objek

tersebut tidak berubah.

Keuntungan menggunakan basis data (Robi, 2016):

1. Pengendalian terhadap data terpusat.

2. Redudansi data dapat dikurangi.

3. Terciptanya data yang konsisten.

4. Data dapat dipakai bersama.

5. Dapat dilakukan pembatasan keamanan data.

6. Integritas data dapat dipelihara.

7. Independensi data.

Kerugian menggunakan basis data (Robi, 2016):

1. Biaya yang dibutuhkan sangat mahal dikarenakan membutuhkan hardware,

software, dan brainware berkualitas.

2. Bersifat kompleks dalam penggunaan hardware yang berkapasitas besar

sehingga dibutuhkan tingkat keahlian yang tinggi.

2.4.2 Database Management System (DBMS)

Database Management System merupakan paket program (software) yang

dibuat agar memudahkan dan megefisiensikan pemasukan, pengeditan,

penghapusan dan pengambilan informasi terhadap database. Software yang

tergolong Database Management System antara lain, Microsoft SQL, MySQL,

Oracle, MS. Access, dan lain-lain (Robi, 2016).

Database Management System adalah kumpulan program yang digunakan

untuk mendefinisikan, mengatur, dan memproses database. Sedangkan database

29

itu sendiri esensinya adalah sebuah struktur yang dibangun untuk keperluan

penyimpanan data. Database Management System merupakan alat atau tool yang

berperan untuk membangun struktur tersebut (Budi, 2011).

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Database

Management System adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan

pengguna dapat mendefinisikan, membuat, merawat, dan mengatur akses ke Basis

Data.

2.4.3 MySQL

MySQL (My Structure Query Language) menurut Anhar (2010) adalah

perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (Database Management

System) atau DBMS dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre

SQL, dan lain-lain. MySQL merupakan DBMS yang multithread, multi-user yang

bersifat gratis dibawah lisensi GNU General Public Licence (GPL). Pendapat lain

mengatakan bahwa MySQL adalah program database yang mampu mengirim dan

menerima data dengan sangat cepat dan multi user. MySQL memiliki 2 bentuk

lisensi yaitu free software dan shareware (Wahana, 2010).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa MySQL

merupakan server database yang dapat mengelola database dengan sangat cepat,

dapat menampung data dalam jumlah sangat besar, dapat diakses oleh banyak

user, dan dapat melakukan suatu proses secara sinkron atau berbarengan.

Kelebihan MySQL (Anhar, 2016), antara lain:

1. MySQL dapat berjalan dengan stabil pada berbagai sistem operasi, seperti

Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, dan lain-lain.

30

2. Bersifat open source, MySQL didistribusikan secara open source (gratis),

dibawah lisensi GNU General Public Licence (GPL).

3. Bersifat multi-user, MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu

yang bersamaan tanpa mengalami masalah.

4. MySQL memiliki kecepatan yang baik dalam menangani query (perintah

SQL). Dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

5. MySQL memiliki beberapa lapisan sekuriti, seperti level subnet mask, nama

host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta

password yang terenkripsi.

6. MySQL fleksibel dengan berbagai pemrograman, juga memiliki interface

(antarmuka) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrogaman dengan

menggunakan fungsi API (Application Programming Interface).

7. Dukungan banyak komunitas, biasanya tergabung dalam sebuah forum untuk

saling berdiskusi membagi informasi tentang MySQL.

2.5 Teori Bahasa Pemrograman

2.5.1 PHP (Hypertext Preprocessor)

PHP atau Hypertext Preprocessor (Anhar, 2010) yaitu bahasa

pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script

yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML

embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman

website yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat

halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang

31

diterima client selalu yang terbaru/up to date. Semua script dieksekusi pada server

dimana script tersebut dijalankan.

PHP juga diartikan sebagai bahasa script yang ditanam disisi server.

Preprosesor PHP dijalankan di server (Windows atau Linux). Saat sebuah

halaman dibuka dan mengandung kode PHP, preprosesor itu akan menerjemahkan

dan mengeksekusi semua perintah dalam halaman tersebut, dan kemudian

menampilkan hasilnya ke browser sebagai HTML biasa. Karena penerjemahan ini

terjadi di server, sebuah halaman ditulis dengan PHP dapat dilihat dengan

menggunakan semua jenis browser, di sistem operasi apapun (Prasetio dalam

Wahyudi, 2016).

Menurut dokumen resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari Hypertex

Preprocessor. PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam

server dan diproses di server. Bermula pada tahun 1994 saat Rasmus Lerdorf

membuat sejumlah skrip perl yang dapat mengamati siapa saja yang melihat-lihat

riwayat hidupnya. Skrip-skrip ini selanjutnya dikemas menjadi tool yang disebut

“Personal Home Page”. Paket inilah yang menjadi cikal bakal PHP. Pada tahun

1995, Rasmus menciptakan PHP versi 2. Pada versi ini pemrogram dapat

menempelkan kode terstruktur di dalam tag HTML. Selain itu, kode PHP juga

biasa berkomunikasi dengan database dan melakukan perhitungan-perhitungan

yang kompleks (Yusra, 2010).

Selain ini PHP cukup popular sebagai piranti pemrograman web, terutama

dilingkungan Linux. Namun demikian PHP sebenarnya juga dapat berfungsi pada

server-server yang berbasis UNIX, Windows NT dan Macintosh. Bahkan versi

32

untuk Windows 95/98 pun tersedia. Pada awalnya PHP dirancang untuk

diintegrasikan dengan web server Apache. Namun saat ini PHP juga dapat bekerja

dengan web server seperti PWS (Personal Web Server), ISS (Internet Information

Server) dan Xintami. PHP dapat di download secara bebas dan gratis melalui situs

www.php.net (Yusra, 2010).

Skrip PHP berkedudukan sebagai tag dalam bahasa HTML (Hypertex

Markap Language) adalah bahasa standar untuk membuat halaman-halaman web.

Berikut contoh kode PHP yang berada di kode HTML:

<HTML>

<HEAD>

<TITLE> CONTOH PROGRAM </TITLE>

</HEAD>

<BODY>

WELCOME TO RESTU MAHKOTA RAYA <BR>

<? php

printf (“Tanggal : %s”, Date (“D M Y “));

?>

</BODY>

</HTML>

Kode di atas disimpan dengan ekstensi .php. kode PHP diawali dengan <? dan

diakhiri dengan ?>. Pasangan kedua kode inilah yang berfungsi denagai tag kode

33

WebServer

Skrip PHP

Mesin PHP

KodeHTML

Client

Permintaan HTTP(file.php)

Browser

Tanggapan HTTP

PHP. Berdasarkan tag inilah server dapat memahami kode PHP dan kemudian

memprosesnya. Hasilnya dikirim ke browser (Yusra, 2010).

Prinsip kerja HTML diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh

browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator), yang dikenal dengan

alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi

halaman yang dikehendaki dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan

oleh web server. Selanjutnya web server mencari berkas yang diminta dan

memberikan isinya ke browser. Browser menampilkan isinya ke layar pemakai.

Sedangkan prinsip kerja PHP mirip dengan kode HTML, hanya saja ketika berkas

PHP yang diminta didapatkan oleh web server, isinya segera dikirim ke mesin

PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya berupa kode

HTML ke web server dan selanjutnya web server menyampaikan ke client (Yusra,

2010).

Gambar 2.2 Skema Kerja PHP

34

Kelebihan dari PHP dibanding bahasa pemrograman lainnya yang sejenis seperti

ASP, JSP, dan lainnya yaitu (Wahyudi, 2016):

1. Kegunaan maksimum.

2. Dapat dihubungkan dengan banyak sistem database.

3. Lisensi bebas (tidak memerlukan biaya).

4. Mudah untuk dipelajari dan digunakan.

5. Dapat dijadikan pada banyak sistem operasi.

2.6 Teori Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan tahap selanjutnya setelah analisa sistem,

mendapatkan gambaran dengan jelas tentang apa yang di kerjakan pada analisa

sistem, maka dilanjutkan dengan memikirkan bagaimana membentuk sistem

tersebut. Perancangan sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian

perancangan untuk elemen-elemen komputer yang akan menggunakan sistem

yaitu pemilihan peralatan dan program komputer untuk sistem yang baru

(Kristanto,2008).

2.6.1 Analisa Sistem

Analisa sistem didefinisikan sebagai uraian dari sistem informasi yang

besar dan utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasikan permasalahan, kesempatan, hambatan

yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikannya. Langkah-langkah dasar dalam melakukan analisa sistem (Kendall ,

2002):

1. Identifikasi masalah

35

2. Memahami kerja dari sistem yang ada

3. Menganalisa sistem

4. Membuat laporan hasil analisis

Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai tahap setelah perancangan

sistem secara umum dan perancangan sistem secara terinci. Perancangan sistem

mempunyai dua tujuan utama yaitu memenuhi kebutuhan kepada pemakai dan

untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada

pemrogram dan ahli teknik lainnya yang terlibat.

2.6.2 UML (Unified Modeling Language)

Unified Modeling Language adalah tujuan umum, perkembangan, bahasa

pemodelan dibidang rekayasa perangkat lunak, yang dimaksudkan untuk

menyediakan cara standar untuk memvisualisasikan desain sistem. Merupakan

bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma

(berorentiasi objek), permodelan sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan

permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih

mudah dipelajari dan dipahami (Ritonga, 2015).

Jenis-jenis Diagram UML menurut Widodo (2010):

1. Class Diagram : Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-

kelas, antarmuka-antamuka, kolaborasi-kolaborasi, dan relasi relasi.

2. Package Diagram : Bersifat statis, memperlihatkan kumpulan kelas-kelas,

merupakan bagian dari diagram komponen.

3. Use Case diagram : Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan himpunan

use-case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas).

36

4. Sequence Diagram : Bersifat dinamis, merupakan diagram interaksi yang

menekankan pada pengiriman pesan dalam waktu tertentu.

5. Communication Diagram : Bersifat dinamis, Sebagai pengganti diagram

kolaborasi UML 1.4 yang menekankan organisasi struktual dari objek-objek

yang menerima serta mengirim pesan.

6. State Chart Diagram : Bersifat dinamis, memperlihatkan keadaan-keadaan

pada sistem, memuat status (state), transisi, kejadian serta aktifitas.

7. Activity Diagram : Bersifat dinamis, merupakan tipe khusus dari diagram

status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya

dalam suatu sistem.

8. Component Diagram : Bersifat dinamis, memperlihatkan organisasi

kebergantungan sistem pada komponen-komponen yang telah ada

sebelumnya.

9. Deployment Diagram : Bersifat statis, diagram ini memperlihatkan

konfigurasi saat aplikasi dijalankan (run-time).

2.7 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu tentang sistem pakar diagnosa suatu

penyakit maupun suatu kerusakan sudah banyak dilakukan. Dari hasil penelitian

tentang sistem pakar sudah banyak manfaat yang dapat membantu para pakar

maupun masyarakat umum disegala bidang. Banyak penelitian sebelumnya yang

dilakukan mengenai implementasi metode case based reasoning pada sistem

pakar dalam pengembangan perangkat lunak pada platform web. Dalam upaya

pengembangan perangkat lunak berbasis web ini dengan memanfaatkan metode

37

case based reasoning untuk identifikasi kerusakan sepeda motor Yamaha RX

King perlu dilakukan studi pustaka sebagai salah satu langkah penerapan metode

penelitian yang akan dilakukan diantaranya yaitu untuk mengidentifikasi metode

dan implementasi sistem pakar pada kasus lainnya.

Berikut adalah hasil review penulis dari penelitian yang terdahulu,

berdasarkan nama-nama yang telah disebutkan diatas. Hasil review dari penelitan

tersebut sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada dan

sebagai bahan referensi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

1) Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Tanaman Padi Menggunakan Case

Based Reasoning (Indra Warman & Minarni, 2017)

Dalam penelitian tersebut Indra Warman dan Minarni menggunakan metode

penalaran case based reasoning dan nearest neighbor similarity untuk

mengidentifikasi penyakit-penyakit tanaman padi sehingga pencegahan

kerusakan tanaman dapat lebih mudah ditangani dan hasil panen padi dapat

meningkat. Hasil pengujian sistem untuk identifikasi terhadap penyakit

tanaman padi dengan metode nearest neighbor similarity yang diformulasikan

Sim(T,Si) = ∑ f(Ti,Si) * Wi / Wi dengan T = kasus baru, S = kasus yang

ada dalam penyimpanan, n = jumlah atribut, i = jumlah atribut masing –

masing kasus, f = fungsi similarity atribut I antara kasus T dan kasus S, dan

Wi = bobot yang diberikan pada atribut ke-i. Kemiripan berada pada nilai 0

sampai dengan 1, nilai 0 artinya kedua kasus mutlak tidak mirip dan

sebaliknya untuk nilai 1 kasus mirip dengan mutlak.

38

Dengan algoritma nearest neighbor similarity menunjukkan sistem mampu

mengidentifikasi penyakit tanaman padi sesuai dengan kasus-kasus yang ada

dalam basis kasus sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan penelitian ini

perbedaannya adalah pada jenis kasus yang akan didiagnosa.

2) Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Paru-Paru

Menggunakan Metode Case Based Reasoning (Diki andita Kusuma &

Chairani, 2014)

Dalam penelitian ini, menggunakan metode case based reasoning yang

menitikberatkan pada diagnosa gejala awal penyakit paru-paru yang

didasarkan pada knowledge dari kasus – kasus sebelumnya, hasil pengujian

nilai kedekatan menggunakan algoritma nearest neighbor dari sebuah kasus

baru dengan delapan kasus lama menunjukkan tujuh kasus memiliki

kemiripan di bawah angka 0,72 dan terdapat satu kasus yang memiliki nilai

kemiripan 0,93 atau 93% sehingga disimpulkan bahwa pasien didiagnosa

terserang penyakit sesuai dengan kasus yang memiliki nilai kemiripan

tertinggi tersebut yaitu radang paru-paru. Sistem yang dikembangkan memang

terdapat tabel khusus untuk menampung kasus baru yang memiliki tingkat

kemiripan yang rendah ataupun yang tidak memiliki kemiripan dengan kasus

lama, namun tabel khusus tersebut tidak sampai evaluasi dan perbaikan sistem

pakar tersebut.

3) Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Lambung Dengan

Implementasi Metode Case Based Reasoning Berbasis Web (Faza Akmal &

Sri Winiarti, 2014)

39

Penelitian ini memnghasilkan perangkat lunak yang mampu mendiagnosa

penyakit lambung dengan perhitungan kemiripan dengan metode case based

reasoning dan perhitungan nilai kepastian menggunakan metode certainty

factor. Dalam penelitian ini metode certainty factor menggunakan rumus

CF(h,e)=MB(h,e)-MD(h,e) dengan MB(h,e) = ukuran kenaikan kepercayaan

terhadap hipotesis dan MD(h,e) = ukuran kenaikan ketidakpercayaan terhadap

hipotesis h jika diberikan evidence e (antara 0 sampai 1), nilai certainty factor

dihitung berdasarkan gejala yang diinputkan dan berdasarkan besar kecilnya

nilai MB dan MD.

4) Sistem Pakar Deteksi Kerusakan Mesin Sepeda Motor Non Matic Dengan

Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Web (Yufi Tuesriza

Qussay Rizhain dan Malikus Sumadyo, 2016)

Dalam penelitian tersebut, materi yang dibahas berkesinambungan dengan

materi yang akan dibahas peneliti yaitu kerusakan sepeda motor berbasis web.

Penelitian tersebut membahas perancangan dan pembuatan aplikasi sistem

pakar untuk mendeteksi kerusakan sepeda motor dengan menggunakan bahasa

pemrograman php dengan metode forward chaining. Pada pembuatan sistem

pakar tersebut penulis mendasarkan tiap-tiap aturan yang dibuat berdasarkan

pohon keputusan. Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan

struktur pohon atau struktur berhirarki. Konsep dari pohon keputusan adalah

mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan keputusan. Hasil

dari penelitian ini, sistem dapat diakses oleh admin dan pengguna. Sistem

kerja admin sebagai basis pengetahuan dan basis data. Adapun kelemahan dari

40

sistem ini adalah tidak memakai nilai bobot atau nilai keakuratan dalam

mengambil hasil diagnosa karena hanya berdasarkan pohon faktor paraturan

yang di buat oleh pakar.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah metode yang digunakan

dan penelitian ini dipersempit pada satu jenis sepeda motor bertujuan untuk

memberikan kemudahan para penghobi sepeda motor tua yaitu Yamaha RX

King dalam perawatan dan perbaikan sepeda motor kesayangannya.

Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, sebagai langkah awal dalam

penelitian ini dan diharapkan dapat memberikan gambaran serta wawasan

pada peneliti. Adapun relevansi penelitian terdahulu dengan penelitian yang

peneliti kaji adalah sama-sama membuat sistem pakar.

Dari semua penelitian yang dibahas diatas, peneliti lebih setuju dengan

penelitian yang dilakukan oleh Indra Warman dan Minarni (2017). Alur yang

digunakan sistem menggunakan metode case base reasoning dan nearest

neighbor similarity. Akan tetapi yang membedakan penelitian ini yaitu pada

kasus yang dibahas yaitu identifikasi kerusakan sepeda motor Yamaha RX

King dan metode nearest neighbor similarity sebagai konsep dasar alur

jalannya sistem dengan menampilkan semua gejala berbentuk text box

sehingga pengguna langsung menentukan pilihan gejala lalu diagnosa dan

diperoleh kerusakan, dengan tujuan supaya mempermudah user atau

pengguna. Untuk mendapatkan nilai keakuratan seorang pakar yang lebih

baik, peneliti melakukan penelitian ke sebuah bengkel khusus sepeda motor

Yamaha RX King yang para pakarnya teruji karena memang pemilik bengkel

41

memulai usahanya berawal dari hobi terhadap sepeda motor tua yaitu Yamaha

RX King . Sistem ini nantinya juga akan diberi tombol print untuk mencetak

hasil diagnosa. Dengan perpaduan antara sistem berbasis web, alur sistem

yang mempermudah pengguna, nilai keakuratan yang diambil dari pakar teruji

serta penjumlahan yang akurat, serta dengan adanya tombol print peneliti

berharap sistem ini hasilnya memuaskan.

2.8 Kerangka Berfikir

Kerusakan sepeda motor terkadang dikesampingkan karena dianggap

sebuah gangguan biasa. Seorang pengguna kendaraan pada umumnya akan

mendatangi mekanik apabila ingin memperbaiki mesin kendaraannya. Namun

dalam hal yang dibahas kali ini yaitu pengguna ataupun penghobi khususnya

sepeda motor tua Yamaha RX King, minimnya pengetahuan dan semakin

banyaknya perubahan dan inovasi pada kendaraan masa kini menjadikan

pengguna dan penghobi sepeda motor tua tersebut mengalami kesulitan dalam

mencari bengkel yang dapat memperbaiki dan memberikan solusi terhadap

masalah kendaraan yang dideritanya.

Membangun sistem pakar identifikasi kerusakan sepeda motor Yamaha

RX King berbasis web adalah solusinya. Program ini dibuat agar memudahkan

pengguna untuk mendiagnosa jenis gangguan mesin sepeda motor yang diderita,

sistem ini dibangun menggunakan metode case based reasoning yaitu

penyeselesaian masalah dengan memanfaatkan pengalaman sebelumnya. Case

based reasoning merupakan salah satu metode pemecahaan masalah yang dalam

mencari solusi dari suatu kasus yang baru , sistem akan melakukan pencarian

42

terhadap solusi dari kasus lama yang memiliki permasalahan yang sama, serta

menggunakan metode nearest neighbor untuk menghitung nilai kemiripan antara

kasus baru dengan basis kasus.

Untuk memudahkan penelitian ini maka penulis membuat bagan seperti

yang terlihat pada gambar 2.7 berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah permasalahaan yang diteliti. Dalam skripsi ini,

yang menjadi objek penelitian adalah sepeda motor Yamaha RX King tentang

macam-macam kerusakan pada jenis sepeda motor tersebut dan bagaimana cara

penanggulangannya. Penelitian akan dilakukan di sebuah bengkel yang bernama

Bengkel Tyan BTRAC. Bertempat di Jl. Darma Kusuma Kp Pasir Limus RT 07

RW 04 Desa Wangun Harja, Kec. Cikarang Utara, Kab. Bekasi. Bengkel Tyan

BTRAC merupakan sebuah bengkel khusus sepeda motor Yamaha RX King,

bengkel yang berawal dari hobi si pemilik bengkel itu sendiri yaitu bapak Listyan

yang merupakan anggota dari salah satu komunitas pecinta sepeda motor Yamaha

RX King BTRAC (Bantul RX King Automotive Club). Bengkel ini hanya

menerima perbaikan dan modifikasi khususnya sepeda motor Yamaha RX King,

oleh sebab itu penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di bengkel

tersebut.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian skripsi ini dilakukan pada :

Waktu : Juli 2018 – September 2018

Tempat : Bengkel Tyan BTRAC

Jl. Darma Kusuma Kp Pasir Limus RT 07 RW 04

Desa Wangun Harja, Kec. Cikarang Utara, Kab. Bekasi

44

3.3 Tahap Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan sesuai

kerangka berfikir yang meliputi metode pengumpulan data dan metode

pengembangan sistem. Berikut adalah alur rencana penelitian :

Gambar 3.1 Rencana Penelitian

3.4 Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi pengumpulan data yang digunakan meliputi tiga metode

pengumpulan data, yaitu :

1. Metode Studi Pustaka

Dilakukan dengan cara mempelajari beberapa penelitian yang sejenis, buku,

jurnal, serta artikel yang mendukung dengan topik yang akan dibahas dalam

45

penyusunan laporan skripsi ini. Dari hasil tersebut didapatkan bagaimana

membangun suatu sistem pakar yang antara lain meliputi komponen-komponen

sistem pakar dan pemodelan dalam membangun sistem pakar. Selain itu data

diperoleh dari situs-situs internet yang berhubungan dengan penyusunan laporan

skripsi ini. Data-data yang diperoleh dari buku dan internet diperlukan untuk

dipelajari mengenai masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Adapun data-

data dan buku-buku atau artikel artikel-artikel yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini terdapat dalam daftar pustaka.

2. Metode Observasi

Pada metode pengamata (observasi) ini dilakukan peninjauan dan penelitian

langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang

dibutuhkan. Pengamatan dilakukan di bengkel Tyan BTRAC yang bergerak dalam

bidang jasa servis dan modifikasi sepeda motor khususnya jenis sepeda motor

Yamaha RX King. Selain itu bengkel tersebut juga melakukan penjualan berbagai

macam komponen dan aksesoris sepeda motor Yamaha RX King. Pengamatan ini

dilakukan pada tanggal 1 Juli 2018 – 30 September 2018 bertempat di Jl. Darma

Kusuma Kp Pasir Limus RT 07 RW 04 Desa Wangun Harja, Kec. Cikarang

Utara, Kab. Bekasi.

3. Metode Wawancara

Wawancara dilakukan denga cara mewawancarai secara langsung pihak-pihak

terkait, yang berguna untuk mendapatkan informasi maupun data-data yang

dibutuhkan untuk perancangan dan pembangunan sistem yang akan dibuat, antara

lain :

46

a. Wawancara terhadap pihak bengkel, dalam ini seorang pakar, guna

mendapatkan gambaran mengenai sistem yang akan dibuat.

b. Wawancara terhadap pelanggan bengkel, dalam hal ini mewakili sebagai

pihak user guna mendapatkan informasi maupun data kebutuhan seorang user

terkait sistem yang akan dibuat.

3.5 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem adalah metode waterfall.

Metode ini merupakan metode yang sering digunakan oleh penganalisis sistem

pada umumnya. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem

dilakukan secara berurutan atau secara linear (Jogiyanto, 2005).

Tahapan-tahapan dari metode waterfall sebagai berikut :

1. Analisis

Pada tahapan ini dilakukan identifikasi terhadap domain permasalahan yang

telah ditentukan. Domain yang ditentukan dalam sistem pakar motor Yamaha RX

King meliputi kerusakan pada bagian dalam atau mesin dari motor tersebut.

Pengumpulan data dalam tahap ini berupa kegiatan di bengkel Tyan BTRAC.

Setelah masalah telah berhasil diidentifikasi maka selanjutnya adalah

mengumpulkan semua permasalahan terkait yang ada untuk dianalisa dan

ditentukan bentuk representasi pengetahuannya. Setelah dianalisa dari masalah

terkait maka ditentukan pemilihan tools yang akan digunakan untuk membangun

sistem pakar ini.

47

2. Perancangan

Setelah melakukan tahapan analisis, maka akan dilakukan tahapan desain

sistem pakar ini. Tahap ini terdiri dari perancangan aplikasi dan pembuatan

program. Perancangan aplikasi merupakan perencanaan untuk mencari solusi

permasalahan yang diperoleh dari tahap analisis. Pembuatan program merupakan

proses penerjemahan desain dalam bahasa yang dikenali oleh komputer atau

proses memasukkan kode pada program.

3. Pengujian

Tujuan pengujian adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem

tersebut dan kemudian dapat diperbaiki.

4. Implementasi

Pada tahap ini, yaitu dengan melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal

ke dalam rancangan fisik dari sistem yang akan dibangun dan

mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam bahasa pemrograman.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah programming dan testing. Pada

tahapan ini, dilakukan perancangan program aplikasi dengan menggunakan

pemrograman PHP dan MySQL sebagai basis data.

3.6 Analisa Kebutuhan Sistem

Dalam analisa kebutuhan sistem pakar ini terdapat dua kriteria dalam

mendeskripsikan kebutuhan sistem, antara lain :

1. Analisa kebutuhan fungsional sistem pakar

Kebutuhan fungsional dari sistem mendefinisikan hal hal yang dibutuhkan

oleh sistem yang akan dibangun,antara lain :

48

a. Kemampuan untuk mendiagnosis jenis kerusakan mesin.

b. Kemampuan untuk memberikan solusi yang tepat dalam memperbaiki

sepeda motor pengguna.

c. Kemampuan yang mendukung untuk mengubah basis pengetahuan, yang

meliputi kemampuan untuk menambah, meng-update, menampilkan

kembali rule yang telah dibuat, menghapus data pada basis pengetahuan.

2. Analisa kebutuhan pengguna (user)

User adalah pengguna yang membutuhkan informasi atau solusi mengenai

bagaimana perbaikan mesin sepeda motor Yamaha RX King baik untuk diri

sendiri maupun orang lain.

Fasilitas yang diberikan yaitu :

a. Operator action, menjelaskan spesifikasi sepeda motor yang dimiliki

pengguna

b. Solusi yang dibutuhkan oleh pengguna non-pakar

c. Daftar istilah, yaitu informasi mengenai istilah-istilah dan sparepart yang

digunakan dalam memperbaiki mesin sepeda motor

Sebelum suatu sistem dibuat perlu adanya suatu rumusan dan perencanaan

yang jelas, sehingga dapat ditentukan sasaran dari sistem yang dibuat. Untuk

mendukung pembuatan sistem tersebut, perlu adanya dukungan sistem komputer

yang memadai, baik dari segi perangkat lunak (software) maupun perangkat keras

(hardware). Selain itu, juga diperlukan brainware untuk pembuatan aplikasi

sistem pakar.

49

3.6.1 Analisa Software

Kebutuhan perangkat lunak (software) untuk sistem pakar diagnosa

kerusakan sepeda motor Yamaha RX King ini yaitu :

1. Sistem operasi (Windows 7 / Windows 8)

2. Sublime text

3. XAMPP v.3.2.2

4. Browser (Mozila Firefox / Chrome / Opera / Internet Explorer)

5. Microsoft Visio

6. StarUML

3.6.2 Analisa Hardware

Adapun spesifikasi minimal untuk perangkat keras (hardware) adalah

sebagai berikut :

1. Processor Intel Pentium IV

2. RAM (Random Access Memory) 1 Giga Byte

3. Hardisk 80 Giga Byte

4. Monitor

5. Keyboard, Mouse

3.6.3 Analisa Brainware

Sumber daya manusia yang berperan dalam pembuatan sistem pakar ini

adalah sebagai berikut :

1. Programmer adalah pembuat program aplikasi sistem pakar diagnosa

kerusakan sepeda motor Yamaha Rx King.

50

2. User adalah pengguna program aplikasi sistem pakar diagnosa kerusakan

sepeda motor yang dibuat oleh programmer, sehingga hanya dapat

menggunakan program yang dibuat.

3. Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu

pakar yang mempunyai kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui

atau mampu dalam bidang yang dimilikinya (Arhami, 2005). Pakar memiliki

hak akses untuk menggunakan program dan memasukkan data maupun

mengubah data yang tersimpan pada sistem aplikasi.

3.6.4 Analisa Kebutuhan Data

Analisa kebutuhan data merupakan analisa keseluruhan data yang

dibutuhkan untuk membangun sistem pakar mengidentifikasi kerusakan mesin

sepeda motor Yamaha RX King. Analisa kebutuhan data pada sistem pakar ini

didapatkan dari pakar yaitu Bapak Listyan selaku pemilik sekaligus mekanik dari

bengkel Tyan BTRAC. Analisa kebutuhan data dalam pembuatan sistem pakar ini

adalah sebagai berikut :

1. Data Kerusakan

Data kerusakan merupakan data mengenai jenis kerusakan yang masuk dalam

kategori kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King dan selanjutnya

merupakan data yang digunakan untuk mengetahui jenis kerusakan yang dialami

oleh pengguna sepeda motor tersebut. Pada sistem pakar ini terdapat 11 data jenis

kerusakan yang dikategorikan sebagai kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX

King yaitu kerusakan pada kick starter, kerusakan sistem pembakaran, kerusakan

mesin atas, kerusakan mesin kanan, kerusakan mesin kiri, kerusakan mesin

51

tengah, kerusakan spul, kerusakan aki, kerusakan karburator, kerusakan transmisi,

dan kerusakan pompa oli.

2. Data Gejala Kerusakan

Data gejala kerusakan merupakan gejala dari kerusakan mesin sepeda motor

Yamaha RX King yang selanjutnya digunakan untuk mengetahui pengelompokan

jenis kerusakan yang dialami oleh pengguna sepeda motor tersebut berdasarkan

gejala kerusakan yang dialami. Pada sistem pakar ini terdapat 45 data gejala dari

kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King.

3. Data Solusi

Data solusi pada kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King berisikan

tentang informasi perbaikan dari setiap kerusakan yang dialami oleh pengguna

sepeda motor tersebut. Data tersebut diperoleh dari pakar mesin sepeda motor

Yamaha RX King yang digunakan sebagai langkah penanggulangan dan perbaikan

kerusakan mesin sepeda motor tersebut.

4. Data Bobot parameter CBR dan Nearest Neighbor

Data nilai bobot parameter CBR dan Nearest Neighbor merupakan suatu nilai

bobot yang diberikan oleh seorang pakar pada masing-masing gejala kerusakan

mesin sepeda motor Yamaha RX King.

3.6.5 Analisa Basis Pengetahuan

Analisa basis pengetahuan merupakan inti dari sistem pakar identifikasi

kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King yang akan mempresentasikan

pengetahuan dari seorang pakar mesin sepeda motor Yamaha RX King. Analisa

basis pengetahuan dibangun untuk mengetahui jenis kerusakan yang

52

teridentifikasi dari 11 kerusakan yang termasuk ke dalam kategori kerusakan

mesin sepeda motor Yamaha RX King. Setiap gejala (memiliki nilai bobot

parameter) yang dialami oleh pengguna sepeda motor tersebut akan dicocokkan

dengan basis pengetahuan yang akan dibangun sehingga menghasilkan hasil

identifikasi kerusakan mesin yang dialami oleh pengguna sepeda motor tersebut.

Basis pengetahuan yang ada pada sistem pakar identifikasi kerusakan

mesin sepeda motor Yamaha RX King adalah sebagai berikut :

1. Basis pengetahuan gejala kerusakan mesin

2. Basis pengetahuan jenis kerusakan mesin

3. Basis pengetahuan bobot parameter dari masing-masing gejala kerusakan

mesin

4. Basis pengetahuan solusi perbaikan pada kerusakan mesin

Tahap pertama yang diperlukan dalam membangun sebuah sistem pakar

adalah mendefinisikan struktur basis pengetahuan dari sistem pakar tersebut .

Basis pengetahuan adalah kumpulan fakta beserta aturan-aturan yang digunakan

untuk membangun sistem identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX

King. Berikut ini basis pengetahuan yang digunakan dalam membangun sistem

pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King :

1. Basis pengetahuan gejala kerusakan mesin

Pada basis pengetahuan gejala kerusakan mesin dibutuhkan data gejala

untuk mengetahui dari salah satu jenis kerusakan mesin yang kemungkinan

dialami oleh pengguna sepeda motor Yamaha RX King.

Berikut ini basis pengetahuan gejala kerusakan mesin, yaitu :

53

1. Kick starter ngelos

2. Kick starter tidak mau kembali ke posisi semula

3. Terdapat bunyi keras ketika sedang engkol kick starter

4. Percikan bunga api pada busi kecil

5. Coil rusak ( coil berfungsi untuk meneruskan dan memperbesar tegangan

dari CDI ke busi, jika coil bermasalah maka busi tidak akan mampu

memercikan bunga api sehingga proses pembakaran tidak dapat memulai

proses pembakaran)

6. CDI rusak ( CDI berfungsi sebagai pengatur waktu aliran tegangan dari

spul pengapian ke coil, jika CDI rusak maka tidak akan bisa meneruskan

tegangan dari spul ke coil dan pada akhirnya busi tidak mampu

memercikan bunga api untuk proses pembakaran)

7. Kumparan spul pengapian terbakar/meleleh ( korsleting )

8. Mesin bagian atas berisik

9. Piston aus

10. Ring piston aus

11. Liner blok mesin (rumah piston) baret

12. Ukuran cekungan ruang bakar/squish head tidak sesuai kapasitas mesin

13. Lampu redup dan aki cepat tekor

14. Kumparan spul pengisian terbakar

15. Arus dari kiprok lemah (pengecekan termudah adalah dengan

menghidupkan mesin kemudian menyambung kabel dari kiprok ke bohlam

54

kecil,jika bohlam redup maka kemungkinan besar bahwa kumparan spul

pengisian rusak/putus)

16. Klakson tidak berbunyi/berbunyi pelan

17. Lampu sein redup/tidak menyala

18. Lampu indikator pada spedometer redup/tidak menyala

19. Suara berisik di bak mesin kanan

20. Kampas kopling aus

21. Rumah kopling (gigi primer) aus

22. Plat kopling aus

23. Suara berisik di bak mesin kiri

24. Kopling kurang maksimal (ngelos)

25. Oli mesin bocor masuk ke bak mesin kiri

26. Seal kruk as bocor

27. Spi (pengganjal kunci magnet dengan kruk as) pecah

28. Baut penahan magnet kendor

29. Suara berisik di mesin tengah

30. Kruk as tidak balance

31. Batang piston (stang seher) bengkok

32. Bearing kruk as pecah

33. Seal karburator bocor

34. Tenaga mesin kurang

35. Ketika mesin dihidupkan tidak langsam (brebet)

36. Filter udara kotor

55

37. Ketika turun gas knalpot nembak

38. Tuas transmisi (perseneleng) keras

39. Tuas transmisi (perseneleng) tidak dapat dipindah gigi

40. Suara keras ketika perpindahan gigi

41. Oli samping tidak tersuplai dengan lancar

42. Mesin cepat panas

43. Busi berwarna hitam kering

44. Busi mati (berwarna hitam basah terkena oli samping yang terlalu boros)

45. Oli samping menetes di dalam mesin kanan

2. Basis pengetahuan jenis kerusakan mesin

a. Kerusakan pada kick starter

b. Kerusakan pada sistem pembakaran

c. Kerusakan mesin atas

d. Kerusakan mesin kanan

e. Kerusakan mesin kiri

f. Kerusakan mesin tengah

g. Kerusakan spul

h. Kerusakan aki

i. Kerusakan karburator

j. Kerusakan transmisi

k. Kerusakan pompa oli samping

3. Basis pengetahuan bobot parameter dari masing-masing gejala kerusakan

mesin :

56

A B C D E F G H I J K

G1 Kick starter ngelos x 3

G2 Kick starter tidak kembali ke posisi semula x 1

G3 Terdapat bunyi keras ketika engkol kick starter x 5

G4 Percikan bunga api pada busi kecil x 5

G5 Coil rusak x 3

G6 CDI rusak x 3

G7 Kumparan spul meleleh/terbakar x 5

G8 Mesin bagian atas berisik x 1

G9 Piston aus x 3

G10 Ring piston aus x 1

G11 Liner blok mesin (rumah piston) aus x 1

G12 Ukuran squish head tidak sesuai kapasitas x 3

G13 Lampu redup dan aki cepat tekor x 5

G14 Kumparan spul pengisian terbakar x 3

G15 Arus dari kiprok lemah x 1

G16 Klakson tidak berbunyi/bunyi pelan x 5

G17 Lampu sein redup/tidak menyala x 3

G18 Lampu indikator spedo redup x 1

G19 Suara brisik di bak mesin kanan x 5

G20 Kampas kopling aus x 3

G21 Plat kopling aus x 3

G22 Suara brisik di bak mesin kiri x 1

G23 Kopling kurang maksimal (ngelos) x 5

G24 Oli mesin bocor masuk ke bak mesin kiri x 3

G25 Seal kruk as bocor x 3

G26 Spi magnet pecah x 1

G27 Baut penahan magnet kendor x 5

G28 Rumah kopling (gigi primer) aus x 3

G29 Suara berisik di bak mesin tengah x 1

G30 Kruk as tidak balance x 3

G31 Batang piston (stang seher) bengkok x 5

G32 Bearing kruk as pecah x 3

G33 Seal karburator bocor x 3

G34 Tenaga mesin kurang x 1

G35 Ketika mesin dihidupkan tidak langsam x 1

G36 Filter udara kotor x 3

G37 Ketika turun gas knalpot nembak x 5

G38 Tuas transmisi keras x 1

G39 Tuas transmisi tidak dapat dipindah gigi x 5

G40 Suara keras ketika perpindahan gigi x 1

G41 Mesin cepat panas x 3

G42 Busi berwarna hitam kering x 5

G43 Busi mati (berwarna hitam basah) x 3

G44 Oli samping menetes di bak mesin kanan x 1

G45 Oli samping tidak tersuplai lancar x 5

Kode Gejala KerusakanJenis Kerusakan

Bobot

Tabel 3.1 Daftar Gejala Kerusakan dan Nilai Bobot

57

Keterangan :

A : Kerusakan pada kick starter

B : Kerusakan pada sistem pembakaran

C : Kerusakan pada mesin atas

D : Kerusakan pada spul

E : Kerusakan pada aki

F : Kerusakan pada mesin kanan

G : Kerusakan pada mesin kiri

H : Kerusakan pada mesin tengah

I : Kerusakan pada karburator

J : Kerusakan pada transmisi

K : Kerusakan pada pompa oli samping

4. Basis solusi perbaikan pada kerusakan mesin

a. Kerusakan pada kick starter

Perbaikan :

Periksa kondisi part dalam kick starter, caranya lepas kick starter dari as

kemudian buka bak mesin kanan, pada as kick starter terdapat dua part

penting yaitu ring (spi) dan pir, pastikan kondisi kedua part ini dalam

kondisi baik, jika diantara keduanya rusak/pecah maka harus diganti

dengan part baru.

b. Kerusakan pada sistem pembakaran

Perbaikan :

58

Untuk perbaikan pada masalah di sistem pembakaran yaitu dengan

memeriksa part-part pada sistem pembakaran, memastikan baut gron coil

tidak kendor dan memastikan kabel dari spul pengapian hinggan busi tidak

putus. apabila terdapat part di antara kumparan spul pengapian, coil, atau

CDI yang rusak maka harus diganti baru.

c. Kerusakan mesin atas

Perbaikan :

Untuk perbaikan pada masalah di mesin atas yaitu dengan memeriksa

bagian blok mesin dan head mesin, caranya yaitu buka head mesin

kemudian lepaskan blok mesin dari bak mesin tengah/crangkase, lepaskan

piston dari batang piston. Setelah itu periksa kondisi piston, ring piston,

liner blok mesin (rumah piston), dan squish head. Apabila terdapat baret

pada piston dan liner piston maka harus menaikkan oversize (memperbesar

kapasitas mesin) dengan cara dibubut dengan ukuran di atas kapasitas

sebelumnya, misal sebelumnya mesin os 0 maka minimal harus dibubut

menjadi os 25. Kemudian ganti semua part yaitu piston dan ring piston

sesuai dengan ukuran setelah dilakukan oversize tersebut.

d. Kerusakan mesin kanan

Perbaikan :

Untuk perbaikan pada masalah di mesin kanan yaitu dengan memeriksa

part-part penting pada mesin kanan diantaranya rumah kopling, kampas

kopling, dan plat kopling,pastikan tiga part tersebut belum aus dan tidak

mengalami kerusakan (pecah). Apabila diantara ketiga part tersebut

59

aus/pecah maka harus diganti dengan part baru. Untuk antisipasi

permasalahan yang sama, pastikan menggunakan oli mesin standar dan

melakukan servis ganti oli mesin setiap pemakaian lebih dari 3000km.

e. Kerusakan mesin kiri

Perbaikan :

Untuk perbaikan pada masalah di mesin kiri yaitu dengan memeriksa

beberapa part-part pada bak mesin kiri dalam kondisi yang normal,

caranya dengan membuka bak mesin bagian kiri, jika terdapat oli mesin

yang bocor maka bisa dipastikan kemungkinan kerusakan terdapat pada

dua part penting yaitu seal kruk as atau segitiga tutup rasio, ganti part

tersebut dengan part baru. Untuk selanjutnya pastikan baut-baut penahan

magnet terkunci dengan kuat, spi magnet masih utuh, dan drek kopling

belum aus, drek kopling yang sudah aus mengakibatkan kopling ngelos

dan tidak bekerja dengan maksimal sehingga harus diganti dengan part

baru.

f. Kerusakan mesin tengah

Perbaikan :

Untuk perbaikan pada masalah di mesin tengah cukup susah karena harus

membongkar semua bagian mesin dahulu diantaranya yaitu seluruh part

pada mesin kanan, mesin kiri, dan mesin atas. Setelah semua bagian

tersebut terbongkar maka bisa dilihat kondisi bagian part utama mesin

tengah yaitu kruk as. Pastikan kondisi bearing kruk as tidak baret/pecah.

Pemeriksaan selanjutnya yaitu angkat kruk as dari crangkase dan

60

goyangkan batang penahan piston, apabila kruk as oleng/tidak lurus maka

harus dilakukan balancing dengan mesin bubut, proses balancing adalah

membuat sisi kiri dan kanan kruk as seimbang sehingga posisi batang

penahan piston ketika kompresi stabil. Akibat dari kruk as yang tidak

balance adalah batang penahan piston bengkok dan kompresi menjadi

tidak stabil.

g. Kerusakan spul

Perbaikan :

Kerusakan spul bisa di lihat dari kondisi fisiknya, pastikan kumparan spul

dalam kondisi baik, pastikan baut-baut penahan kumparan pada spul

terkunci dengan kuat. Apabila beberapa hal tersebut sudah dipastikan dan

tegangan dari spul masih lemah maka kumparan spul harus di ganti karena

voltase sudah lemah atau kumparan putus.

h. Kerusakan aki

Perbaikan :

Carger aki apabila aki masih bagus, jika telah dilakukan carging dan aki

tetap lemah maka harus diganti dengan aki baru.

i. Kerusakan karburator

Perbaikan :

Untuk perbaikan pada komponen karburator yaitu dengan melepas

karburator dari mesin, kemudian bongkar karburator, bersihkan seluruh

bagian karburator dan juga filter udara. Pastikan tidak ada kebocoran pada

seal karburator, jarum skep karburator juga harus sesuai yaitu pada posisi

61

garing ketiga, garis ketiga pada jarum skep adalah posisi standar untuk

mensuplai bahan bakar sesuai kapasitas mesin rx king yaitu 135cc. Untuk

penyetelan lubang angin yaitu dengan cara menghidupkan mesin kemudian

tarik gas secara perlahan hingga maksimal dan stel baut angin karburator

sampai tidak dirasakan bahan bakar yang terputus (brebet).

j. Kerusakan transmisi

Perbaikan :

Untuk perbaikan pada transmisi yaitu dengan membongkar mesin tengah,

pada bagian transmisi terdapat part yaitu capit udang (pelatuk pemindah

gigi). Pelatuk pemindah gigi merupakan part yang paling sering rusak

yang diakibatkan oleh volume oli mesin yang turun akibat penguapan

ataupun juga karena oli mesin yang telat penggantiannya. Jika pelatuk

pemindah gigi telah aus/bengkok maka harus diganti dengan part baru,

untuk perawatan bagian transmisi ini yaitu dengan servis ganti oli rutin

serta menggunakan oli mesin sesuai kapasitas mesin.

k. Kerusakan pompa oli samping

Perbaikan :

Untuk perbaikan pada pompa oli samping yaitu dengan membuka tutup

rumah pompa oli yang berada pada mesin kanan, periksa pir penarik tuas

pompa oli yang di tarik melalui kabel gas, pastikan berfungsi normal.

Apabila terjadi kebocoran oli samping maka harus dilakukan penggantian

seal pompa oli, pastikan juga pengunci selang yang menghubungkan

62

antara pompa oli dengan manifol terpasang dengan baik dan tidak ada

kebocoran pada selang.

3.6.6 Proses Penentuan Jenis Kerusakan

Berdasarkan data masukkan yang telah didapatkan maka selanjutnya

proses untuk menentukan jenis kerusakan mesin yang dialami oleh pengguna

sepeda motor Yamaha RX King akan dilakukan setelah sistem menerima dan

menyimpan gejala-gejala yang telah dimasukkan oleh pengguna berdasarkan data

gejala yang telah diberikan oleh sistem.

Langkah-langkah proses penentuan jenis kerusakan yang terjadi di dalam

sistem pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King adalah

sebagai berikut :

1. Langkah pertama

Sistem akan memberikan beberapa pertanyaan mengenai gejala-gejala

kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King.

2. Langkah kedua

Pengguna kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut sesuai

dengan gejala-gejala kerusakan mesin yang dialaminya. Setelah itu gejala

tersebut akan dicocokkan dengan basis pengetahuan yang ada di dalam

sistem pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King.

3. Langkah ketiga

Setelah pengguna menjawab seluruh pertanyaan yang sesuai gejala

kerusakan mesin yang dialami, selanjutnya perhitungan similarity (nilai

kemiripan) antara kasus yang dialami pengguna dengan basis pengetahuan

63

jenis kerusakan di dalam sistem. Perhitungan ini berdasarkan bobot dari

masing-masing gejala yang dimasukkan oleh pengguna, perhitungan ini

sesuai dengan perhitungan rumus 2.2.11.

4. Langkah keempat

Sistem akan memberikan hasil identifikasi kerusakan berdasarkan hasil

nilai similarity yang paling tinggi.

3.6.7 Analisa Metode Case Based Reasoning dan Nearest Neighbor

Analisa metode case based reasoning dan nearest neighbor pada sistem

pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor yamaha RX King ini dilakukan

dengan beberapa langkah yaitu :

1. Proses retrieve, yaitu mencari kasus yang relevan atau menyerupai antara

kasus lama dengan kasus yang baru dalam kerusakan mesin sepeda motor

Yamaha RX King. Pada bagian ini dilakukan identifikasi, kecocokan awal,

pencarian, pemilihan gejala-gejala kerusakan mesin antara kasus yang baru

dengan kasus lama. Pada proses ini, kasus lama akan menjadi acuan

mengidentifikasi kerusakan mesin untuk kasus baru.

2. Proses reuse, setelah pencarian gejala yang relevan antara kasus baru

dengan kasus lama telah dilakukan, maka selanjutnya dilakukan

perhitungan tingkat kecocokan gejala kerusakan pada kasus yang baru

dengan kasus yang lama. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan

rumus 2.3.11. Setelah dihitung, maka akan didapatkan hasil kecocokan

antara kasus yang baru dengan kasus lama. Identifikasi kerusakan akan

64

selesai pada proses ini jika ditemukan kecocokan gejala yang mempunyai

nilai kepercayaan tinggi.

3. Jika pada proses perhitungan tidak ditemukan nilai/hasil identifikasi yang

memiliki tingkat kepercayaan tinggi, maka selanjutnya masuk ke dalam

proses revise. Proses ini meninjau kembali gejala pada kasus yang baru,

apakah gejala pada kasus baru tersebut ada atau tidak di dalam kasus lama.

4. Setelah ditinjau kembali gejala tersebut dan tidak terdapat pada gejala

kasus lama, maka dilakukan proses retain. Pada proses ini dilakukan oleh

seorang ahli/pakar untuk menentukan gejala baru tersebut apakah layak

atau tidak dijadikan gejala baru pada jenis kerusakan baru. Jika memang

layak menjadi gejala baru, maka seorang ahli/pakar akan menentukan dan

menambahkan gejala tersebut kedalam kasus lama sebagai acuan dalam

mengidentifikasi kerusakan mesin selanjutnya.

Gambar 3.2 Flowchart Sistem Pakar Menggunakan Metode CBR

65

3.6.8 Perhitungan Case Based Reasoning dan Nearest Neighbor

Perhitungan case based reasoning dan nearest neighbor dalam sistem

pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King jika dilakukan

perhitungan secara manual dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini :

Data kasus kerusakan :

1. Kasus 1

Gejala :

- Kick starter ngelos

- Kick starter tidak mau kembali ke posisi semula

- Terdapat bunyi keras ketika sedang engkol kick starter

Jenis kerusakan : Kerusakan pada kick starter

2. Kasus 2

Gejala :

- Percikan bunga api pada busi kecil

- Coil rusak

- CDI rusak

- Kumparan spul pengapian terbakar/meleleh ( korsleting )

Jenis kerusakan : Kerusakan sistem pembakaran

3. Kasus 3

Gejala :

- Mesin bagian atas berisik

- Piston aus

- Ring piston aus

66

- Liner blok mesin (rumah piston baret)

- Ukuran cekungan ruang bakar/squish head tidak sesuai kapasitas mesin

Jenis kerusakan : Kerusakan mesin atas

4. Kasus 4

Gejala :

- Lampu redup dan aki cepat tekor

- Kumparan spul pengisian terbakar

- Arus dari kiprok lemah

Jenis kerusakan : Kerusakan spul

5. Kasus 5

Gejala :

- Klakson tidak berbunyi/berbunyi pelan

- Lampu sein redup/tidak menyala

- Lampu indikator pada spedometer redup/tidak menyala

Jenis kerusakan : Kerusakan aki

6. Kasus 6

Gejala :

- Suara berisik di bak mesin kanan

- Kampas kopling aus

- Rumah kopling (gigi primer aus)

- Plat kopling aus

Jenis kerusakan : Kerusakan mesin kanan

67

7. Kasus 7

Gejala :

- Suara berisik di bak mesin kiri

- Kopling kurang maksimal (ngelos)

- Oli mesin bocor masuk ke bak mesin kiri

- Seal kruk as bocor

- Spi (pengganjal kunci magnet dengan kruk as) pecah

- Baut penahan magnet kendor

Jenis kerusakan : Kerusakan mesin kiri

8. Kasus 8

Gejala :

- Suara berisik di mesin tengah

- Kruk as tidak balance

- Batang piston (stang seher) bengkok

- Bearing kruk as pecah

Jenis kerusakan : Kerusakan mesin tengah

9. Kasus 9

Gejala :

- Seal karburator bocor

- Tenaga mesin kurang

- Ketika mesin dihidupkan tidak langsam (brebet)

- Filter udara kotor

- Ketika turun gas knalpot nembak

68

Jenis kerusakan : Kerusakan karburator

10. Kasus 10

Gejala :

- Tuas transmisi (perseneleng) keras

- Tuas transmisi (perseneleng) tidak dapat di pindah gigi

- Suara keras ketika perpindahan gigi

Jenis kerusakan : Kerusakan transmisi

11. Kasus 11

Gejala :

- Oli samping tidak tersuplai dengan lancar

- Mesin cepat panas

- Busi berwarna hitam kering

- Busi mati (berwarna hitam basah terkena oli samping yang terlalu

boros)

- Oli samping menetes di dalam mesin kanan

Jenis kerusakan : Kerusakan pompa oli samping

Kasus baru :

Gejala :

- Mesin cepat panas

- Tenaga mesin kurang

- Suara berisik di bak mesin kiri

- Kopling kurang maksimal (ngelos)

69

- Oli mesin bocor masuk ke bak mesin kiri

- Baut penahan magnet kendor

- Arus dari kiprok lemah

- Percikan bunga api pada busi kecil

- Mesin bagian atas berisik

Jenis Kerusakan : ???

a. Proses Retrieve

Proses retrieve merupakan proses pencocokan gejala pada kasus baru dengan

gejala pada kasus lama. Untuk penentuan jenis kerusakan pada kasus baru, maka

gejala kasus baru akan dicocokan dengan gejala pada kasus lama satu per satu.

Gambar 3.3 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 1

Pada gambar 3.3, didapatkan 2 gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 1

70

Gambar 3.4 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 2

Pada gambar 3.4, didapatkan 1 gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 2

Gambar 3.5 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 3

Pada Gambar 3.5, didapakan 1 gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 3

71

Gambar 3.6 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 4

Pada gambar 3.6, didapatkan 1 gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 4

Gambar 3.7 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 5

Pada gambar 3.7, tidak didapatkan gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 5

72

Gambar 3.8 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 6

Pada gambar 3.8, tidak didapatkan gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 6

Gambar 3.9 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 7

Pada gambar 3.9, didapatkan 4 gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 7

73

Gambar 3.10 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 8

Pada gambar 3.10, tidak didapatkn gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 8

Gambar 3.11 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 9

Pada gambar 3.11, tidak didapatkan gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 9

74

Gambar 3.12 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 10

Pada gambar 3.12, tidak didapatkan gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 10

Gambar 3.13 Proses Retrieve Kasus Baru Dengan Kasus 11

Pada gambar 3.13, tidak didapatkan gejala kerusakan yang sama antara kasus baru

dengan kasus 11

75

b. Proses Reuse

Proses reuse merupakan proses perhitungan kecocokan gejala dengan

menggunakan rumus 2.2.11. Perhitungan proses reuse adalah sebagai berikut

:

1. Kasus 1

- Bobot gejala kerusakan kasus 1 :

Kick starter ngelos : 3

Kick starter tidak kembali ke posisi semula : 1

Terdapat bunyi keras ketika engkol kick starter : 5

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru :

Kick starter ngelos : 3

Kick starter tidak kembali ke posisi semula : 1

Similarity = [(1*3) + (1*1) + (0*5)]

3+1+5

= 0,4444

2. Kasus 2

- Bobot gejala kerusakan kasus 2 :

Percikan bunga api pada busi kecil : 5

Coil rusak : 3

CDI rusak : 3

Kumparan spul meleleh/terbakar : 5

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru :

76

Percikan bunga api pada busi kecil : 5

Similarity = [(1*5) + (0*3) + (0*3) + (0*5)]

5+3+3+5

= 0,3125

3. Kasus 3

- Bobot gejala kerusakan kasus 3 :

Mesin bagian atas berisik : 1

Piston aus : 3

Ring piston aus : 1

Liner (rumah piston) aus : 1

Ukuran squish head tidak sesuai : 3

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru :

Mesin bagian atas berisik : 1

Similarity = [(1*1) + (0*3) + (0*1) + (0*1) + (0*3)]

1+3+1+1+3

= 0,1111

4. Kasus 4

- Bobot gejala kerusakan kasus 4 :

Lampu redup dan aki cepat tekor : 5

Kumparan spul pengisian terbakar : 3

Arus dari kiprok lemah : 1

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru : 0

77

Similarity = [(0*5) + (0*3) + (0*1)]

5+3+1

= 0

5. Kasus 5

- Bobot gejala kerusakan kasus 5

Klakson tidak berbunyi/berbunyi pelan : 5

Lampu sein redup/tidak menyala : 3

Lampu indikator spedo redup/tidak menyala : 1

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru : 0

Similarity = [(0*5) + (0*3) + (0*1)]

5+3+1

= 0

6. Kasus 6

- Bobot gejala kerusakan kasus 6

Suara berisik di bak mesin kanan : 5

Kampas kopling aus : 3

Rumah kopling (gigi primer) aus : 3

Plat kopling aus : 3

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru : 0

Similarity = [(0*5) + (0*3) + (0*3) + (0*3)]

5+3+3+3

= 0

78

7. Kasus 7

- Bobot gejala kerusakan kasus 7

Suara berisik di bak mesin kiri : 1

Kopling kurang maksimal (ngelos) : 5

Oli mesin bocor masuk ke bak mesin kiri : 3

Seal kruk as bocor : 3

Spi magnet pecah : 1

Baut penahan magnet kendor : 5

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru

Suara berisik di bak mesin kiri : 1

Kopling kurang maksimal (ngelos) : 5

Oli mesin bocor masuk ke bak mesin kiri : 3

Baut penahan magnet kendor : 5

Similarity = [(1*1) + (1*5) + (1*3) + (0*3) + (0*1) + (1*5)]

1+5+3+3+1+5

= 0, 7777

8. Kasus 8

- Bobot gejala kerusakan kasus 8

Suara berisik di bak mesin tengah : 1

Kruk as tidak balance : 3

Batang piston (stang seher) bengkok : 5

Bearing kruk as pecah : 3

79

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru : 0

Similarity = [(0*1) + (0*3) + (0*5) + (0*3)]

1+3+5+3

= 0

9. Kasus 9

- Bobot gejala kerusakan kasus 9

Seal karburator bocor : 3

Tenaga mesin kurang : 1

Ketika mesin dihidupkan tidak langsam : 1

Filter udara kotor : 3

Ketika turun gas knalpot nembak : 5

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru : 0

Similarity = [(0*3) + (0*1) + (0*1) + (0*3) + (0*5)]

3+1+1+3+5

= 0

10. Kasus 10

- Bobot gejala kerusakan kasus 10

Tuas transmisi keras : 1

Tuas transmisi tidak dapat dipindah gigi : 5

Suara keras ketika perpindahan gigi : 1

Bobot gejala yang sama dengan kasus baru : 0

80

Similarity = [(0*1) + (0*5) + (0*1)]

1+5+1

= 0

11. Kasus 11

- Bobot gejala kerusakan kasus 11

Mesin cepat panas : 3

Busi berwarna hitam kering : 5

Busi mati (berwarna hitam basah) : 3

Oli samping menetes di bak mesin kanan : 1

Oli samping tidak tersuplai lancar : 5

- Bobot gejala yang sama dengan kasus baru : 0

Similarity = [(0*3) + (0*5) + (0*3) + (0*1) + (0*5)]

3+5+3+1+5

= 0

Dalam perhitungan manual di atas, kasus yang memiliki kemiripan paling

tinggi adalah pada kasus 7 yaitu sebesar 0,7777. Dengan tingkat kemiripan

sebesar 0,7777 maka kasus baru tersebut diidentifikasi mengalami kerusakan

pada mesin kiri. Perhitungan pada metode ini akan selesai jika hasil similarity

menghasilkan nilai kepercayaan yang tinggi.

81

c. Proses Revise

Proses ini dilakukan jika pada proses reuse tidak menghasilkan nilai

kemiripan yang tinggi. Proses ini meninjau ulang gejala pada kasus baru,

apakah memiliki gejala baru yang tidak dimiliki oleh kasus lama pada jenis

kerusakan mesin. Proses ini akan dilakukan oleh pakar, pakar akan merevisi

kasus/bobot berdasarkan gejala-gejala yang ada di dalam basis kasus sistem.

d. Proses Retain

Proses ini dilakukan jika perhitungan memasuki proses revise. Seorang pakar

akan menentukan layak atau tidak gejala baru tersebut masuk ke dalam gejala

pada jenis kerusakan mesin. Tahap ini menyimpan kasus ke dalam basis

pengetahuan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan kasus baru.

82

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perancangan Sistem Pakar

Tujuan dari perancangan sistem pakar ini adalah membuat aplikasi sistem

pakar untuk mengidentifikasi kerusakan mesin sepeda motor untuk memberikan

kemudahan kepada pengguna dalam mengidentifikasi jenis kerusakan yang

dialami serta solusi dari kerusakan tersebut. Perancangan aplikasi sistem pakar ini

dibuat bersifat Object Oriented Programming (OOP) dengan menggunakan

Unified Modelling Language (UML) sebagai bahasa pemodelan. Berikut adalah

penjelasan sistem pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX

King :

1. Pengguna mengakses halaman utama pada sistem pakar identifikasi

kerusakan sepeda motor Yamaha RX King.

2. Pada halaman utama, terdapat menu beranda, jenis kerusakan, identifikasi

kerusakan, bantuan, dan login admin/pakar.

3. Jika pengguna akan melakukan identifikasi kerusakan, maka pengguna

harus memasukkan data pengguna terlebih dahulu pada menu registrasi

dan identifikasi kerusakan.

4. Setelah data pengguna dimasukkan, maka pengguna dapat melakukan

identifikasi kerusakan dengan memilih gejala-gejala kerusakan yang ada

pada daftar gejala kerusakan di aplikasi sistem pakar.

5. Data gejala yang telah dipilih oleh pengguna akan diperiksa oleh sistem

pakar sesuai dengan basis aturan.

83

6. Setelah ditemukan hasil kesimpulan kerusakan, aplikasi sistem pakar akan

menampilkan hasilnya berupa jenis kerusakan dan solusi perbaikan dari

kerusakan yang dialami.

7. Admin atau pakar yang telah terdaftar dalam aplikasi sistem pakar dapat

melakukan penambahan atau pengubahan data pada aplikasi sistem pakar

setelah melakukam login terlebih dahulu. Admin atau pakar dapat

melakukan pengubahan data mengenai gejala, jenis kerusakan, solusi

perbaikan, maupun basis pengetahuan sistem pakar.

4.2 Diagram Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem adalah proses membangun atau membentuk sebuah

model dari suatu sistem nyata dalam bahasa formal tertentu. Untuk memodelkan

suatu sistem maka kita perlu gambaran permasalahan yang ada serta hubungan

antar komponen, variabel dan parameter-parameter sistemnya. Sehingga kita

dapat memodelkan suatu masalah yang rumit maka memerlukan suatu metode

untuk menggambarkan suatu situasi.

Pemodelan pada sistem ini menggunakan Unified Modelling Language

(UML). UML adalah suatu metode untuk memvisualisasikan dan

mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintak dalam

memodelkan sistem secara visual. Sistem menggunakan pemodelan UML

diantaranya use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class

diagram.

84

4.2.1 Use Case Diagram

Use case diagram merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam

pengembangan sebuah sistem informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional

dari sistem tersebut. Pada use case digambarkan kemampuan sistem yang

diusulkan, dimana pengguna dapat memilih gejala yang disediakan, dan melihat

hasil identifikasi dari gejala yang dipilih. Berikut adalah diagram use case pada

aplikasi sistem pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX

King menggunakan metode case based reasoning :

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Pakar

85

a. Definisi aktor

Tabel 4.1 Definisi Aktor Sistem Pakar

b. Definisi use case

Tabel 4.2 Definisi Use Case Sistem Pakar

86

4.2.2 Activity Diagram

Activity diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian langkah-

langkah dalam aliran kerja, titik-titik lokasi terjadinya pemilihan keputusan,

pelaku setiap langkah, dan objek yang dipengaruhi oleh aliran kerja. Berikut

activity diagram yang ada pada aplikasi sistem pakar identifikasi kerusakan mesin

sepeda motor Yamaha RX King :

a. Activity diagram user daftar member

Gambar 4.2 Activity Diagram User Daftar Member

87

b. Activity diagram login member

Gambar 4.3 Activity Diagram Login Member

88

c. Activity diagram member cek kerusakan

Gambar 4.4 Activity Diagram Member Cek Kerusakan

89

d. Activity diagram member melihat history pemeriksaan

Gambar 4.5 Activity Diagram Member Melihat History Pemeriksaan

e. Activity diagram member melihat daftar kerusakan

Gambar 4.6 Activity Diagram Member Melihat Daftar Kerusakan

90

f. Activity diagram login admin

Gambar 4.7 Activity Diagram Login Admin

91

g. Activity diagram admin kelola data gejala

Gambar 4.8 Activity Diagram Admin Kelola Data gejala

92

h. Activity diagram admin kelola data diagnosa

Gambar 4.9 Activity Diagram Admin Kelola Data Diagnosa

93

i. Activity diagram admin kelola data user

Gambar 4.10 Activity Diagram Admin Kelola Data User

94

j. Activity diagram admin melihat laporan pemeriksaan

Gambar 4.11 Activity Diagram Admin Melihat Laporan Pemeriksaan

k. Activity diagram admin melihat laporan member

Gambar 4.12 Activity Diagram Admin Melihat Laporan Data Member

95

4.2.3 Sequence Diagram

Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan rangkaian langkah

langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian untuk

menghasilkan output tertentu. Sequence diagram diawali dari apa yang me-trigger

aktivitas tersebut, prose dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan

output apa yang dihasilkan. Berikut sequence diagram yang ada pada aplikasi

sistem pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King :

a. Sequence diagram user daftar member

Gambar 4.13 Sequence Diagram User Daftar Member

96

b. Sequence diagram login member

Gambar 4.14 Sequence Diagram Login Member

c. Sequence diagram member cek kerusakan

Gambar 4.15 Sequence Diagram Member Cek Kerusakan

97

d. Sequence diagram member melihat history pemeriksaan

Gambar 4.16 Sequence Diagram Melihat History Pemeriksaan

e. Sequence diagram member melihat daftar kerusakan

Gambar 4.17 Sequence Diagram Melihat Daftar Kerusakan

98

f. Sequence diagram login admin

Gambar 4.18 Sequence Diagram Login Admin

g. Sequence diagram admin kelola data gejala

Gambar 4.19 Sequence Diagram Admin Kelola Data Gejala

99

h. Sequence diagram admin kelola data diagnosa

Gambar 4.20 Sequence Diagram Admin Kelola Data Diagnosa

i. Sequence diagram admin kelola data user

Gambar 4.21 Sequence Diagram Admin Kelola Data User

100

j. Sequence diagram admin melihat laporan pemeriksaan

Gambar 4.22 Sequence Diagram Admin Melihat Laporan Pemeriksaan

k. Seequence diagram admin melihat laporan data member

Gambar 4.23 Sequence Diagram Admin Melihat Laporan Data Member

101

4.2.4 Class Diagram

Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan

objek beserta hubungan satu sama lain seperti contaiment, pewarisan, asosiasi,

dan lain-lain. Berikut adalah class diagram sistem pakar identifikasi kerusakan

mesin sepeda motor Yamaha RX King :

Gambar 4.24 Class Diagram Sistem Pakar Kerusakan Sepeda Motor

102

4.3 Rancangan Basis Data

Rancangan basis data bertujuan untuk membangun basis data daripada

sistem. Sub bagian dari pengerjaan basis data meliputi perancangan ERD,

rancangan tabel dan rancangan relasi antar tabel.

4.3.1 Relasi Antar Tabel

Relasi antar tabel menggambarkan hubungan antar tabel database dimana

satu tabel dapat berinteraksi dengan tabel lainnya, berikut relasi antar tabel basis

data pada sistem pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX

King :

Gambar 4.25 Desain Relasi Antar Tabel

103

4.3.2 Implementasi Database

Pada implementasi database sistem pakar identifikasi kerusakan mesin

sepeda motor Yamaha RX King ini menggunakan basis data MySQL dimana

penulis membuat sebuah database dengan nama spk_rx. Untuk memulai membuat

database dengan menjalankan Mozilla Firefox atau Google Chrome, kemudian

ketik pada address bar localhost/phpmyadmin. Kemudian database dibuat dengan

nama sistem. Berikut struktur database yang telah dibuat pada sistem pakar

identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha Rx King :

Gambar 4.26 Struktur Database Sistem

104

4.3.3 Desain Tabel

a. Tabel User

Tabel user berfungsi untuk menyimpan data pengguna dari sistem pakar.

id_user : Primary Key

Tabel 4.3 Tabel User

b. Tabel Member

Tabel member berfungsi untuk menyimpan data member yang menggunakan

sistem pakar.

member_id : Primary Key

Tabel 4.4 Tabel Member

105

c. Tabel Pemeriksaan

Tabel pemeriksaan berfungsi untuk menyimpan data pemeriksaan yang

dilakukan oleh member dari sistem pakar.

pemeriksaan_id : Primary Key

Tabel 4.5 Tabel Pemeriksaan

d. Tabel Pemeriksaan Detail

Tabel pemeriksaan detail berfungsi untuk menyimpan data detail pemeriksaan

berdasarkan gejala yang dipilih pengguna.

pemeriksaan_detail_id : Primary Key

Tabel 4.6 Tabel Pemeriksaan Detail

106

e. Tabel Gejala

Tabel gejala berfungsi untuk menyimpan data gejala dan bobot dari masing-

masing gejala.

gejala_id : Primary Key

Tabel 4.7 Tabel Gejala

f. Tabel Diagnosa

Tabel diagnosa berfungsi untuk menyimpan data diagnosa dan perbaikan dari

setiap jenis kerusakan.

diagnosa_id : Primary Key

Tabel 4.8 Tabel Diagnosa

107

4.4 Perancangan Interface

Perancangan interface merupakan rancangan antarmuka yang akan

digunakan sebagai perantara antara pengguna dengan aplikasi yang akan dibuat.

Layout antar muka dari sistem pakar identifikasi kerusakan mesin sepeda motor

Yamaha RX King adalah sebagai berikut :

a. Perancangan Halaman Utama

Halaman utama merupakan halaman awal yang akan tampil pada saat

pengguna membuka aplikasi ini. Adapun rancangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.27 Perancangan Halaman Utama

b. Perancangan Daftar Kerusakan

Halaman daftar kerusakan berisi tentang informasi jenis-jenis kerusakan dan

solusi perbaikan yang ada di dalam sistem. Adapun rancangannya adalah sebagai

berikut :

108

Gambar 4.28 Perancangan Daftar Kerusakan

c. Perancangan Registrasi Member

Halaman registrasi member merupakan halaman registrasi bagi pengguna

yang akan menggunakan aplikasi web pakar ini. Adapun rancangannya adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.29 Perancangan Registrasi Member

d. Perancangan Login Member

Halaman login member merupakan halaman login bagi pengguna agar

mendapatkan hak akses menggunakan sistem untuk melakukan pemeriksaan

kendaraan. Adapun rancangannya adalah sebagai berikut :

109

Gambar 4.30 Perancangan Login Member

e. Perancangan Pemeriksaan Kendaraan

Halaman pemeriksaan kendaraan merupakan halaman awal ketika pengguna

akan melakukan pemeriksaan, pada halaman tersebut pengguna diminta untuk

mengisi data tanggal pemeriksaan dan plat nomor kendaraan. Adapun

rancangannya adalah berikut :

Gambar 4.31 Perancangan Pemeriksaan Kendaraan

f. Perancangan Pemilihan Gejala

Halaman Pemilihan gejala merupakan langkah lanjutan dari pemeriksaan

kendaraan yang dilakukan oleh pengguna. Pada halaman tersebut pengguna dapat

110

memilih gejala – gejala sesuai dengan yang dialami pada kendaraannya, adapun

rancangaannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.32 Perancangan Pemilihan Gejala

g. Perancangan Hasil Pemeriksaan

Halaman hasil pemeriksaan merupakan halaman yang berisi tentang data

pemeriksa,hasil pemeriksaan dan presentase pemeriksaan yang telah dilakukan

oleh pengguna. Adapum rancangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.33 Perancangan Hasil Pemeriksaan

111

h. Perancangan Halaman History

Halaman history merupakan halaman yang berisi data history pemeriksaan

yang telah dilakukan oleh member. Adapun rancangannya adalah sebagai berikut

:

Gambar 4.34 Perancangan Halaman History

i. Perancangan Login Admin

Halaman login admin merupakan halaman untuk login bagi admin pakar

sehingga akan mendapatkan hak akses untuk menggunakan sistem. Adapun

rancangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.35 Perancangan Login Admin

112

j. Perancangan Laporan Data Member

Halaman laporan data member merupakan halaman yang berisi informasi

pengguna dari sistem. Adapun rancangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.36 Perancangan Laporan Data Member

k. Perancangan Master Data Gejala

Halaman master data gejala merupakan halaman yang berisi daftar gejala-

gejala yang tersimpan pada sistem. Admin pakar dapat menambah, mengubah,

dan menghapus data gejala melalui halaman ini. Adapun rancangannya adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.37 Perancangan Master Data Gejala

113

l. Perancangan Master Data Diagnosa

Halaman master data diagnosa merupakan halaman yang berisi daftar

kerusakan dan solusi perbaikan kerusakan. Admin pakar dapat menambah,

mengubah, dan menghapus data diagnosa melalui halaman ini. Adapun

rancangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.38 Perancangan Master Data Diagnosa

m. Perancangan Master Data User

Halaman master data user merupakan halaman yang berisi informasi

pengguna yaitu admin sistem. Adapun rancangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.39 Perancangan Master Data User

114

n. Perancangan Laporan Pemeriksaan

Halaman laporan pemeriksaan merupakan halaman bagi admin pakar untuk

melihat data pemeriksaan yang dilakukan oleh pengguna sistem. Adapun

rancangannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.40 Perancangan Laporan Pemeriksaan

4.5 Implementasi Program

Aplikasi ini dibuat dengan mengikuti kriteria-kriteria yang ada, yaitu

mudah dioprasikan dan tampilan yang menarik. Pada sistem pakar identifikasi

kerusakan mesi sepeda motor Yamaha RX King berbasis web ini dibagi menjadi 2

bagian yaitu :

4.5.1 Implementasi Antarmuka Pengguna

a. Halaman Utama

Halaman utama adalah halaman yang pertama tampil ketika mengakses

halaman web. Adapun tampilannya adalah sebagai berikut :

115

Gambar 4.41 Tampilan Halaman Utama

b. Halaman Daftar Kerusakan

Halaman daftar kerusakan berisi tentang informasi jenis-jenis kerusakan dan

solusi perbaikan yang ada di dalam sistem. Adapun tampilannya adalah sebagai

berikut :

Gambar 4.42 Tampilan Daftar Kerusakan

116

c. Halaman Registrasi Member

Halaman registrasi member merupakan halaman registrasi bagi pengguna

yang akan menggunakan aplikasi web pakar ini. Adapun tampilannya adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.43 Tampilan Registrasi Member

d. Halaman Login Member

Halaman login member merupakan halaman login bagi pengguna agar

mendapatkan hak akses menggunakan sistem untuk melakukan pemeriksaan

kendaraan. Adapun tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.44 Tampilan Login Member

117

e. Halaman Pemeriksaan Kendaraan

Halaman pemeriksaan kendaraan merupakan halaman awal ketika pengguna

akan melakukan pemeriksaan. Adapun tampilannya adalah berikut :

Gambar 4.45 Tampilan Pemeriksaan Kendaraan

f. Halaman Pemilihan Gejala

Halaman Pemilihan gejala merupakan langkah lanjutan dari pemeriksaan

kendaraan yang dilakukan oleh pengguna. Adapun tampilannya adalah sebagai

berikut :

Gambar 4.46 Tampilan Pemilihan Gejala

118

g. Halaman Hasil Pemeriksaan

Halaman hasil pemeriksaan merupakan halaman yang berisi tentang data

pemeriksa,hasil pemeriksaan dan presentase pemeriksaan yang telah dilakukan

oleh pengguna. Adapum tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.47 Tampilan Hasil Pemeriksaan

119

h. Halaman History

Halaman history merupakan halaman yang berisi data history pemeriksaan

yang telah dilakukan oleh member. Adapun rancangannya adalah sebagai berikut

:

Gambar 4.48 Tampilan Halaman History

4.5.2 Implementasi Antarmuka Admin

a. Halaman Login Admin

Halaman login admin merupakan halaman untuk login bagi admin pakar

sehingga akan mendapatkan hak akses untuk menggunakan sistem. Adapun

tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.49 Tampilan Login Admin

120

b. Halaman Laporan Data Member

Halaman laporan data member merupakan halaman yang berisi informasi

pengguna dari sistem. Adapun tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.50 Tampilan Laporan Data Member

c. Halaman Master Data Gejala

Halaman master data gejala merupakan halaman yang berisi daftar gejala-

gejala yang tersimpan pada sistem. Admin pakar dapat menambah, mengubah,

dan menghapus data gejala melalui halaman ini. Adapun tampilannya adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.51 Tampilan Master Data Gejala

121

d. Halaman Master Data Diagnosa

Halaman master data diagnosa merupakan halaman yang berisi daftar

kerusakan dan solusi perbaikan kerusakan. Admin pakar dapat menambah,

mengubah, dan menghapus data diagnosa melalui halaman ini. Adapun

tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.52 Tampilan Master Data Diagnosa

e. Halaman Master Data User

Halaman master data user merupakan halaman yang berisi informasi

pengguna yaitu admin sistem. Adapun tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.53 Tampilan Master Data User

122

f. Halaman Laporan Pemeriksaan

Halaman laporan pemeriksaan merupakan halaman bagi admin pakar untuk

melihat data pemeriksaan yang dilakukan oleh pengguna sistem. Adapun

tampilannya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.54 Tampilan Laporan Pemeriksaan

123

4.6 Pengujian Sistem Dan Program

Setelah perancangan dan pembuatan sistem telah dilakukan, maka harus

dilakukan pengujian sistem. Pengujian sistem dilakukan dengan maksud agar

tidak ada lagi kesalahan dalam sistem dan sistem benar-benar siap digunakan.

Pada pengujian sistem ini diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu pengguna

yaitu member dari sistem pakar identifikasi kerusakan sepeda motor Yamaha RX

King dan bagian admin yang menjadi administrator pengelola website. Oleh

karena itu, sistem yang telah selesai harus dilakukan pengujian terlebih dahulu

yaitu pengecekan pada fungsi-fungsi yang dibutuhkan sudah sesuai dengan

kebutuhan dan tampilan sudah sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian sistem

dilakukan dengan metode black box. Tabel pengujian sistem oleh pakar dapat

dilihat pada tabel berikut :

a. Tabel Pengujian Black Box Pengguna

Pengujian black box pengguna dilakukan dengan mengakses aplikasi sistem

pakar melalui browser, kemudian dilakukan simulasi pendaftaran member.

Setelah berhasil mendaftar kemudian dilakukan uji pemeriksaan kendaraan

dengan login terlebih dahulu, kemudian memilih menu cek kerusakan. Setelah

melakukan pemeriksaan kemudian uji coba mengakses menu history, sistem

akan menampilkan history pemeriksaan yang dilakukan oleh member. Adapun

hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut :

124

Tabel 4.9 Tabel Pengujian Black Box Pengguna

b. Tabel Pengujian Black Box Admin

Pengujian black box admin dilakukan dengan mengakses menu login admin,

kemudian dilakukan simulasi pengelolaan data yaitu mengubah, menambah, dan

menghapus data. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Tabel Pengujian Black Box Admin

125

Tabel 4.10 Tabel Pengujian Black Box Admin (Lanjutan)

Pengujian diatas telah dilakukan dengan berbagai kondisi dan data yang

berbeda-beda. Berdasarkan tabel-tabel pengujian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa sistem telah berjalan dengan sesuai yang diharapkan (100%).

126

4.7 Pengujian Perbandingan Diagnosa Sistem Dengan Diagnosa Pakar

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan hasil diagnosa sistem

dengan diagnosa pakar. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian

diagnosa yang diberikan sistem dengan diagnosa pakar. Pada pengujian ini Bapak

Listyan selaku pemilik sekaligus mekanik dari bengkel Tyan BTRAC

memberikan diagnosa terhadap 10 data percobaan yang berisi gejala-gejala yang

dipilih berdasarkan kasus sesuai dengan basis pengetahuan sistem pakar. Hasil

diagnosa dari Bapak Listyan selaku pakar mesin sepeda motor Yamaha RX King

tersebut selanjutnya dibandingkan dengan hasil diagnosa sistem. Hasil pengujian

perbandingan diagnosa sistem dengan diagnosa pakar dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Diagnosa Sistem Dan Pakar

127

Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Diagnosa Sistem Dan Pakar (Lanjutan)

Presentase kesesuaian : (Hasil yang sesuai / Jumlah percobaan) x 100%

: (8 / 10) x 100%

: 80%

Dari hasil pengujian perbandingan diagnosa sistem dengan diagnosa pakar

di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat memberikan diagnosa 80% sama

dengan diagnosa yang diberikan oleh pakar. Hal ini menunjukan bahwa sistem

berfungsi dengan baik dalam melakukan proses identifikasi kerusakan mesin

sepeda motor Yamaha RX King.

128

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan pada

bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pakar dibuat dengan pemrograman PHP dan MySQL sebagai basis

datanya. Pada sistem pakar ini, setelah melakukan registrasi user hanya

tinggal memilih gejala-gejala kerusakan sesuai dengan fakta yang dialami

kemudian sistem akan menghitung similarity kasus yang dialami user dengan

jenis kerusakan yang ada pada sistem. Dengan tampilan yang user friendly

sehingga memudahkan user dalam menggunakan sistem tersebut.

2. Sistem yang dirancang dapat mengadopsi pengetahuan seorang pakar ke

dalam suatu sistem komputer, dengan menggunakan metode perancangan

sistem yang dilakukan berurutan atau secara linear yakni metode

waterfall,serta menggunakan metode case based reasoning dengan algoritma

nearest neighbor dalam penelurusan masalah untuk mendeteksi kerusakan

mesin sepeda motor Yamaha RX King. Hasil pengujian perbandingan

diagnosa sistem dengan diagnosa pakar menunjukkan sistem memiliki

presentase kesesuaian sebesar 80% dalam mengidentifikasi kerusakan mesin

sepeda motor Yamaha RX King. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pakar

berfungsi dengan baik sesuai dengan identifikasi pakar.

129

5.2 Saran

Adapun saran-saran dari penulis untuk perancangan program sistem pakar

identifikasi kerusakan mesin sepeda motor Yamaha RX King ini adalah adalah

sebagai berikut :

1. Sistem pakar ini hendaknya dilakukan evaluasi secara berkala sehingga dapat

dihasilkan sistem yang lebih baik.

2. Sistem pakar ini dapat dikembangkan lagi menggunakan data-data gejala

kerusakan dan jenis kerusakan yang lebih banyak agar hasil identifikasi lebih

akurat.

3. Proses pembobotan yang digunakan pada penelitian ini adalah pembobotan

oleh satu pakar dan bersifat obyektif, sehingga untuk penelitian selanjutnya

disarankan untuk pembobotannya dilakukan beberapa pakar dan diambil rata-

rata agar diperoleh pembobotan yang lebih baik.

4. Penulis mengharapkan agar selanjutnya penelitian ini dikembangkan dengan

berbasis android sehingga lebih mempermudah pengguna sistem yaitu

pemilik atau penghobi sepeda motor Yamaha RX King.

130

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, F., dan Winiarti, S. (2014). Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit

Lambung Dengan Implementasi Metode Case Based Reasoning Berbasis

Web. Jurnal Sarjana Teknik Informatika Vol. 2 No. 1.

Anhar, (2010). Panduan Mengusasai PHP & MySQL Secara Otodidak. Jakarta:

Mediakita

Arhami, Muhammad. (2005). Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi.

Budi Raharjo. 2011. Belajar otodidak membuat database Menggunakan MySQL.

Bandung: Informatika

Chairani, dan Kusuma, D. A. (2014). Rancang Bangun Sistem Pakar Pendiagnosa

Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Case Based Reasoning. Jurnal

Infotel Vol. 6 No. 2.

Febriansyah, M. (2011). Rancang Bangun Sistem Pakar Memodifikasi Sepeda

Motor Suzuki Satria 120R. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta.

Jeperson, H.(2016). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.

Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Kusumadewi, S. (2003). Arttificial Inteligence Tehnik dan Aplikasinya.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

131

Minarni, dan Warman, I. (2017). Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Tanaman

Padi Menggunakan case Based Reasoning. Jurnal Seminar Nasional

Aplikasi Tenologi Informasi (SNATi) ISSN : 1907-5022

Rizhain, Y. T. Q., dan Sumadyo, M. (2016). Sistem Pakar Deteksi Kerusakan

Mesin Sepeda Motor Non Matic Dengan Menggunakan Metode Forward

Chaining Berbasis Web. Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System

Embedded & Logic 4(2) : 69-77.

Robi, Y. (2016). Manajemen Basis Data Menggunakan MySQL. Yogyakarta:

Deepublish.

Wahyudi, (2016). Perancangan Sistem Informasi Peminjaman Buku Perpustakaan

SMA N 2 Cikarang Utara Menggunakan PHP dan MySQL. Skripsi.

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa. Bekasi.

Yusra, H. (2010). Perancangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Web. Skripsi.

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa. Tangerang.

Barodi, M. (2014), "Cara Kerja Sistem Mesin Motor 2 Tak". Diakses 23

September 2018, dari (http://genwisaku.blogspot.com/2017/07/cara-kerja-

sistem-mesin-motor-4-tak.html)

Rahadi, A. (2014). "Cara kerja Mesin 2 Tak dan 4 Tak". Diakses 23 September

2018, dari (http://fastnlow.net/cara-kerja-mesin-2-tak-dan-4-tak/)

132

LAMPIRAN

Syntax PHP (Hasil Diagnosa)

133

<?php

include "head.php";

include "header.php";

?>

<?php

//INSERT FACILITY

if (isset($_POST['save'])) {

$pemeriksaan_id = $_GET['pemeriksaan_id'];

$gejala_id =$_POST['gejala_id'];

$jumlah_dipilih = count($gejala_id);

for($x=0;$x<$jumlah_dipilih;$x++){

//foreach($_POST['facility_cat_id'] as $check) {

// $jumlah_dipilih = count($_POST[facility_cat_id]);

// for($x=0;$x<$jumlah_dipilih;$x++){

$query = $mysqli->query("

INSERT into rx_t_pemeriksaan_detail

(

pemeriksaan_id,

gejala_id

)

VALUES

(

'$pemeriksaan_id',

'$gejala_id[$x]'

)

");

echo '<script>document.location.href =

"hasildiagnosa.php?pemeriksaan_id='.$pemeriksaan_id.'" </script>';

}

}

134

if (isset($_POST['update_point'])) {

$query = $mysqli->query("UPDATE rx_t_pemeriksaan SET

pemeriksaan_point = '$_POST[pemeriksaan_point]'

where pemeriksaan_id = '$_GET[pemeriksaan_id]'");

echo

'<script>document.location="hasildiagnosa.php?done=true&pemeriksaan_id='.$_GET[pemerik

saan_id].'&pemeriksaan_point='.$_POST[pemeriksaan_point].'"</script>';

}

?>

<?php if (isset($_GET['done'])) { ?>

<br><br><br>

<!-- Main Content -->

<div class="container">

<div class="row">

<div class="col-lg-8 col-md-10 mx-auto">

<h4> Hasil Pemeriksaan Kendaraan Selesai </h4><hr>

<?php

$query = $mysqli->query("

SELECT * FROM

`rx_m_member`

INNER JOIN `rx_t_pemeriksaan`

ON (`rx_m_member`.`member_id` = `rx_t_pemeriksaan`.`member_id`)

WHERE rx_t_pemeriksaan.pemeriksaan_id = '$_GET[pemeriksaan_id]';

");

while ($data=$query->fetch_array()) {

?>

<table class="tbl_input">

135

<table class="table table-bordered table-striped">

<tr>

<td width="50%">No Pemeriksaan</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['pemeriksaan_id']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>Tanggal Pemeriksaan</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['pemeriksaan_date']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>Pemilik Kendaraan</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['nama_lengkap']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>Alamat Pemilik</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['alamat']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>HP</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['no_hp']?>

</td>

</tr>

<tr>

136

<td>Plat Nomor</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['plat_nomor_kd']?>

</td>

</tr>

</table>

<?php } ?>

<hr>

Gejala yang muncul pada kendaraan anda adalah sebagai berikut: <hr>

<table class="input_detail table-striped">

<?php

$i = 1;

$query = $mysqli->query("

SELECT *

FROM

`spk_rx`.`rx_t_pemeriksaan_detail`

INNER JOIN `spk_rx`.`rx_t_pemeriksaan`

ON (`rx_t_pemeriksaan_detail`.`pemeriksaan_id` =

`rx_t_pemeriksaan`.`pemeriksaan_id`)

WHERE rx_t_pemeriksaan_detail.pemeriksaan_id = '2210184'

;

");

while ($data=$query->fetch_array()) {

?>

<tr>

<td>

<?php echo $i++;?>

</td>

<td>

<?php echo $data['gejala_desc'];?>

</td>

137

</tr>

<?php } ?>

</table>

<hr>

<h4> HASIL DIAGNOSA </h4> <hr>

<?php

$query = $mysqli->query("

SELECT * FROM rx_m_diagnosa where diagnosa_point =

'$_GET[pemeriksaan_point]';

");

while ($data=$query->fetch_array()) {

?>

<h3><?php echo $data['diagnosa_name'];?></h3>

<p>

<label style="font-weight: bold; color: orange;">Cara Perbaikan</label> <br>

<?php echo $data['perbaikan'];?>

</p>

<?php } ?>

</div>

</div>

</div>

<?php }else{ ?>

<br><br><br>

<!-- Main Content -->

<div class="container">

<div class="row">

<div class="col-lg-8 col-md-10 mx-auto">

138

<h4> Verifikasi Hasil Pemeriksaan Kendaraan </h4><hr>

<?php

$query = $mysqli->query("

SELECT * FROM

`rx_m_member`

INNER JOIN `rx_t_pemeriksaan`

ON (`rx_m_member`.`member_id` = `rx_t_pemeriksaan`.`member_id`)

WHERE rx_t_pemeriksaan.pemeriksaan_id = '$_GET[pemeriksaan_id]';

");

while ($data=$query->fetch_array()) {

?>

<table class="tbl_input">

<table class="table table-bordered table-striped">

<tr>

<td width="50%">No Pemeriksaan</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['pemeriksaan_id']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>Tanggal Pemeriksaan</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['pemeriksaan_date']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>Pemilik Kendaraan</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['nama_lengkap']?>

</td>

</tr>

<tr>

139

<td>Alamat Pemilik</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['alamat']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>HP</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['no_hp']?>

</td>

</tr>

<tr>

<td>Plat Nomor</td>

<td colspan="">

<?php echo $data['plat_nomor_kd']?>

</td>

</tr>

</table>

<?php } ?>

<hr>

Gejala yang muncul pada kendaraan anda adalah sebagai berikut: <hr>

<table class="input_detail table-striped">

<?php

$i = 1;

$query = $mysqli->query("

SELECT * FROM

`spk_rx`.`rx_t_pemeriksaan_detail`

INNER JOIN `spk_rx`.`rx_t_pemeriksaan`

ON (`rx_t_pemeriksaan_detail`.`pemeriksaan_id` =

`rx_t_pemeriksaan`.`pemeriksaan_id`)

INNER JOIN `spk_rx`.`rx_m_gejala`

140

ON (`rx_t_pemeriksaan_detail`.`gejala_id` = `rx_m_gejala`.`gejala_id`)

WHERE rx_t_pemeriksaan_detail.pemeriksaan_id = '$_GET[pemeriksaan_id]'

;

");

while ($data=$query->fetch_array()) {

?>

<tr>

<td>

<?php echo $i++;?>

</td>

<td>

<?php echo $data['gejala_desc'];?>

</td>

</tr>

<?php } ?>

</table>

<hr>

<?php } ?>

<?php

$query = $mysqli->query("

select count(gejala_id) as 'a' from rx_m_gejala where diagnosa_id = '5';

");

while ($data=$query->fetch_array()) {

?>

$a = "<?php echo $data['a'];?>";

<hr>

141

<?php

$query = $mysqli->query("

SELECT

`rx_t_pemeriksaan_detail`.`pemeriksaan_id`

, count(`rx_t_pemeriksaan_detail`.`gejala_id`) as 'b'

, `rx_m_gejala`.`diagnosa_id`

FROM

`spk_rx`.`rx_t_pemeriksaan_detail`

INNER JOIN `spk_rx`.`rx_m_gejala`

ON (`rx_t_pemeriksaan_detail`.`gejala_id` = `rx_m_gejala`.`gejala_id`)

WHERE `rx_m_gejala`.`diagnosa_id` = '5' AND pemeriksaan_id =

'$_GET[pemeriksaan_id]'

;

");

while ($data=$query->fetch_array()) {

?>

$b = "<?php echo $data['b'];?>";

<hr>

<?php }} ?>

<hr>

<a class="btn btn-outline-danger"

href="hasildiagnosa_print?pemeriksaan_id=<?php echo $_GET['pemeriksaan_id'];?>"

target="_blank"> Print </a>

<br>

</div>

</div>

</div>

142

<style type="text/css">

.tbl_input {width: 100}

.input_detail {width:100%; }

.input_detail tr td { padding: 5px; }

</style>

<?php

include "footer.php";

?>