164
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER SKRIPSI Oleh : ZAENUR ROZIKIN 311410293 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA 2018

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SKRIPSI

Oleh :

ZAENUR ROZIKIN

311410293

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

2018

Page 2: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

ZAENUR ROZIKIN

311410293

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

2018

Page 3: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN
Page 4: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN
Page 5: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

i

Page 6: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

ii

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Zaenur Rozikin

NIM : 311410293

Program Pendidikan : Strata Satu

Program Studi : Teknik Informatika

Dengan ini memberikan izin kepada pihak Sekolah Tinggi Teknologi Pelita

Bangsa Hak Bebas Royality Non-Ekslusif atas karya ilmiah penulisa yang berjudul

“Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal Menggunakan Metode Dempster Shafer”

Pihak STT Pelita Bangsa berhak menyimpan, mengelola, dan

mendistribusikan atau mempublikasikan di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulisatau pencipta karya ilmiah

Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak STT

PELITA BANGSA, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran

hak cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Cikarang, 30 Oktober 2018

Yang membuat pernyatan

Zaenur Rozikin

Page 7: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

iii

ABSTRAK

Zaenur Rozikin, 311410293, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal

Menggunakan Metode Dempster Shafer”

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

pengetahuan, fakta, dan penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya

hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu. Sistem pakar

memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era

informasi yang semakin canggih.

Aplikasi sistem pakar ini menghasilkan keluaran berupa kemungkinan

penyakit ginjal yang diderita berdasarkan gejala yang dirasakan oleh user. Sistem

ini juga menampilkan besarnya kepercayaan gejala tersebut terhadap kemungkinan

penyakit ginjal yang diderita oleh user. Besarnya nilai kepercayaan tersebut

merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Dempster Shafer.

Kata Kunci : Ginjal, Sistem Pakar, Metode Dempster-Shafer

Page 8: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

iv

ABSTRACT

Zaenur Rozikin, 311410293, “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal

Menggunakan Metode Dempster Shafer”

Expert systems are computer-based systems that use knowledge, facts, and

reasoning in solving problems that are usually only solved by an expert in a

particular field. Expert systems provide added value to technology to help deal with

an increasingly sophisticated information age.

This expert system application produces an output in the form of the

possibility of kidney disease suffered based on symptoms felt by the user. This

system also displays the magnitude of the symptom's belief in the possibility of

kidney disease suffered by the user. The amount of the trust value is the result of

calculations using the Dempster Shafer method.

Kata Kunci: Kidney, Expert System, Dempster-Shafer Method

Page 9: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

v

1 MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Semakin banyak kamu belajar, semakin banyak kamu dapatkan.

2. Kita tidak akan mengetahui apa itu kesuksesan sebelum merasakan kegagalan.

3. Yakinlah dengan tujuan anda walaupun keadaannya sulit, karena pada hakekat

nya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT atas segala rakhmat dan hidayahnya yang telah memberikan

kekuatan, kesehatan dan kesabaran dalam mengerjakan skripsi ini.

2. Kedua orang tua saya dan keluarga besar saya yang selalu mendukung dan

memberikan doa.

3. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini

yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Page 10: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan

hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa

menyelasaikan skripsi dengan judul “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT

GINJAL MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER”. Skripsi ini

ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian guna memperoleh gelar

Sarjana Komputer (S.Kom) pada Jurusan Teknik Informatika pada Fakultas Teknik

Universitas Pelita Bangsa.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang

penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan

dan bantuan dari berbgai pihak baik secara moral maupu spiritual. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, M.P selaku ketua STT Pelita Bangsa.

2. Bapak Aswan Supriyadi Sunge, S.Kom, M.Kom selalu Ketua Prodi Teknik

Informatika Pelita Bangsa.

3. Bapak Suherman, S.Kom M.Kom dan Nurhadi Surojudin, S.Kom., M.Kom

Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan arahan selama penyusunan skripsi.

4. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Fakultas Teknik Universitas Pelita Bangsa.

5. Seluruh responden yang telah bersedia membantu dan meluangkan waktu

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya tujukan.

Page 11: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

vii

6. Kedua Orang tua beserta kakak yang telah memberikan doa dan dukungan

selama proses pembuatan skripsi.

7. Teman-teman TI.14.E.1 serta teman-teman Bushing yang selalu

memberikan dukungan.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

memberikan dukungan.

Penulis mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk mendorong penelitianpenelitian

selanjutnya.

Cikarang, 30 Oktober 2018

Zaenur Rozikin

Page 12: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN................................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................. ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

ABSTRACT .......................................................................................................... iiii

MOTTO & PERSEMBAHAN ............................................................................. iiiii

KATA PENGANTAR ........................................ Error! Bookmark not defined.ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

1 BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah ........................................ 3

1.2.1 Identifikasi Masalah .......................................................................... 3

1.2.2 Pembatasan Masalah ......................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

2.1 Sistem Pakar .......................................................................................... 10

2.1.1 Pengertian Sistem Pakar .................................................................. 10

2.1.2 Manfaat Sistem Pakar ..................................................................... 11

2.1.3 Karakteristik Sistem Pakar ............................................................. 12

2.1.4 Kekurangan Sitem Pakar ................................................................. 14

2.1.5 Konsep Dasar Sitem Pakar .............................................................. 14

Page 13: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

ix

2.1.6 Komponen Sitem Pakar................................................................... 19

2.2 Definisi Diagnosis .......................................................................... 22

2.3 Definisi Penyakit ................................................................................... 22

2.4 Definisi Ginjal ........................................................................................ 22

2.5 Pengertian Penyakit Ginjal .................................................................... 23

2.5.1 Pemeriksaan Penyakit Ginjal .......................................................... 24

2.5.2 Gejala Penyakit Ginjal .................................................................... 24

2.5.3 Jenis - Jenis Penyakit Ginjal ........................................................... 26

2.6 Definisi Dempster Shafer ...................................................................... 30

2.7 Definisi MYSQL ................................................................................... 32

2.8 PHP (Hypertext Preprocessor) .............................................................. 32

2.9 Alat Bantu Pemodelan Sistem ............................................................... 34

2.9.1 UML (Unfield Modelling Language) ............................................. 35

2.9.2 Sejarah UML ................................................................................... 36

3 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 56

3.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 56

3.1.1 Sekilas Tentang RS Sentra Medika ................................................. 57

3.1.2 Visi dan Misi RS Sentra Medika ..................................................... 57

3.1.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit .................................................... 57

3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 59

3.2.1 Desain Penelitian ............................................................................. 60

3.2.2 Gambaran Umum Sistem ................................................................ 60

3.3 Analisis Sistem Sedang Berjalan ............................................................ 61

3.4 flowmap sistem yang diusulkan ............................................................. 62

3.4.1 Akuisisi Pakar ................................................................................. 64

3.4.2 Hasil Wawancara ............................................................................ 64

3.4.3 Akuisisi Pengetahuan ...................................................................... 65

3.5 Analisa Dan Perancangan ....................................................................... 68

3.6 Perancangan Perangkat Lunak ............................................................... 70

4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 72

4.1 Hasil Perancangan Perangkat Lunak ...................................................... 72

Page 14: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

x

4.1.1 Use Case Sistem Pakar ................................................................... 72

4.1.2 Activity Sistem Pakar....................................................................... 75

4.1.3 Sequence Diagram .......................................................................... 76

4.1.4 Perancangan Class Diagram ............................................................ 82

4.2 Basis Pengetahuan .................................................................................. 83

4.3 Analisa Aturan Penalaran ....................................................................... 86

4.4 Metode Inferensi ..................................................................................... 87

4.5 Analisa Dempster Shafer ........................................................................ 88

4.5.1 Menentukan Nilai Densitas (M) Awal ............................................ 89

4.5.2 Menentukan Nilai Densitas (m) Baru ............................................. 91

4.6 Tampilan Interface.................................................................................. 96

4.6.1 Interface halaman Login User ......................................................... 97

4.6.2 Interface halaman Login Admin ...................................................... 97

4.6.3 Interface Dari Diagnosa Penyakit Ginjal ........................................ 98

4.6.4 Interface Halaman Gejala Penyakit Ginjal ...................................... 98

4.6.5 Interface Halaman Relasi ................................................................ 99

4.6.6 Interface Halaman Konsultasi ......................................................... 99

4.7 Analisis Kinerja Sistem ........................................................................ 100

4.8 Hasil Uji Sistem .................................................................................... 100

4.8.1 Perhitungan Manual Dempster Shafer .......................................... 102

4.8.2 kebutuhan perangkat keras pengujian ........................................... 105

4.8.3 Modul Pengujian Sistem Pakar Memilih Gejala ........................... 106

4.8.4 Modul Pengujian Tampil Penyakit ............................................... 107

5 BAB V PENUTUP ...................................................................................... 108

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 108

5.2 Saran ..................................................................................................... 109

6 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... I

7 LAMPIRAN.......................................................................................................

Page 15: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Contoh kode pyhton ...................................................................... 33

Gambar 2.2. contoh gambar php ....................................................................... 34

Gambar 2.3. Diagram UML .............................................................................. 38

Gambar 2.4. Contoh class diagram ................................................................... 41

Gambar 2.5. Simbol-simbol componen diagram ............................................... 42

Gambar 2.6. Contoh componen diagram ........................................................... 43

Gambar 2.7. Simbol-simbol componen diagram ............................................... 45

Gambar 2.8. Contoh diagram composite ........................................................... 48

Gambar 2.9. Diagram deployment system client and server ............................. 51

Gambar 2.10. Use case diagram ........................................................................ 53

Gambar 2.11. Sequence diagram sistem pakar .................................................. 54

Gambar 2.12. Simbol-simbol activity diagram ................................................. 55

Gambar 3.1. Struktur organisasi RSSM Cikarang ............................................ 49

Gambar 3.2. Flowmap sistem sedang berjalan .................................................. 50

Gambar 3.3. Flowmap sistem yang diusulkan .................................................. 51

Gambar 4.1. use case sistem pakar .....................................................................72

Gambar 4.2. Flowmap sistem pakar ...................................................................75

Gambar 4.3. Sequence login sistem pakar ..........................................................76

Gambar 4.4. Mengedit data diagnosa .................................................................77

Gambar 4.5. Mengedit data gejala penyakit .......................................................78

Gambar 4.6. Proses penginputan rumus Dempster Shafer ................................79

Gambar 4.7. Sequence menu konsultasi .............................................................80

Page 16: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

xii

Gambar 4.8. Sequence hasil diagnosa ............................................................... 81

Gambar 4.9. Sequence menu sistem pakar ........................................................ 94

Gambar 4.10. Interface halaman awal .............................................................. 95

Gambar 4.11. Interface login user .................................................................... 96

Gambar 4.12. Interface Login Admin ............................................................... 96

Gambar 4.13. Interface diagnosis penyakit ...................................................... 97

Gambar 4.14. Interface gejala penyakit ........................................................... 97

Gambar 4.15. Interface relasi .......................................................................... 98

Gambar 4.16. Interface konsultasi ................................................................... 98

Page 17: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan sistem konvensional dengan sistem pakar ........................18

Tabel 2.2. Konsep dan komponen sistem pakar ..................................................22

Tabel 2.3. Kategori ginjal sehat dan kurang sehat ..............................................26

Tabel 2.4. Beberapa macam gejala penyakit ginjal .............................................26

Tabel 2.5. Simbol-simbol composite structure diagram .....................................28

Tabel 2.6. Contoh Package Diagram ...................................................................42

Tabel 3.1. Struktur organisasi RSSM Cikarang ..................................................43

Tabel 3.2. Flowmap sistem yang sedang berjalan ...............................................73

Tabel 3.3. Flowmap sistem yang diusulkan ........................................................74

Tabel 4.1. Definisi aktor sistem pakar ................................................................ 73

Tabel 4.2. Definisi usecase sistem pakar ........................................................... 73

Tabel 4.3. Definisi skenario sistem pakar .......................................................... 74

Tabel 4.4. Definisi login user sistem pakar ........................................................ 75

Tabel 4.5. Basis pengetahuan gejala penyakit ginjal ......................................... 85

Tabel 4.6. Basis pengetahuan gejala penyakit ginjal ......................................... 86

Tabel 4.7. Penentuan densitas (m) awal ..............................................................92

Tabel 4.8. Aturan kombinasi untuk m3 .............................................................. 92

Tabel 4.9. Aturan gejala penyakit ginjal perhitungan DS .................................. 93

Tabel 4.10. Presentasi nilai kepercayaan ........................................................ 100

Tabel 4.11. Perhitungan Dempster Shafer ...................................................... 103

Tabel 4.12. Kesimpulan Hasil Diagnosa ........................................................ 104

Tabel 4.13. Uji sistem pakar memilih menu konsultasi ....................................106

Page 18: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Angka kematian para penderita penyakit ginjal yang semakin meningkat,

dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang gejala awal penyakit ginjal dan

fasilitas kesehatan khususnya ginjal di indonesia masih sangat terbatas. Peneliti

mengamati jauhnya tempat praktik, terkadang sulit untuk menemui seorang ahli

atau pakar dalam keadaan mendesak, dan mahalnya biaya, serta minimnya

pengetahuan masyarakat tentang informasi diagnosa dan penanganan penyakit

dalam khususnya ginjal menjadi latar belakang permasalahan ini.

Data pusat pembiayaan dan jaminan kesehatan kemenkes tahun 2016

menunjukkan adanya peningkatan beban biaya kesehatan untuk pelayanan penyakit

katastropik. Pada tahun 2014 penyakit katastropik menghabiskan biaya kesehatan

sebesar 8,2 triliun, tahun 2015 meningkat menjadi 13,1 triliun kemudian tahun 2016

sebanyak 13,3 triliun. Gagal ginjal merupakan penyakit katastropik nomer2 yang

paling banyak menghabiskan biaya keseahatan setelah penyakit jantung.

Page 19: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

2

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi informasi

yang berhubungan dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelegence) pada aktifitas

manusia saat ini, maka dapat dikatakan hal tersebut banyak membantu kegiatan dan

aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang tanpa disadari juga dapat

merubah gaya hidup dan pola pikir manusia pada saat ini.

Salah satu bentuk kecerdasan buatan yang membantu aktifitas manusia pada

saat ini adalah dengan adanya sistem pakar (Expert System). Dengan menerapkan

sistem pakar, sebuah program akan memodelkan kemampuan dalam menyelesaikan

masalah seperti layaknya seorang pakar (ahli) sehingga didapatkan efisiensi biaya

dan waktu mengingat biaya untuk berobat pada saat ini cukup tinggi.

Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas dalam suatu

keahlian tertentu. Sehingga seorang user dapat melakukan konsultasi kepada

komputer, seolah-olah user berkonsultasi kepada seorang ahli. Komputer harus

dapat dengan efektif menggunakan pengetahuan heuristik, pengetahuan harus

dibuat dalam format yang mudah diakses yang membedakan antara data,

pengetahuan, dan kontrol struktur.

Untuk itu usulan yang diberikan agar memberikan solusi untuk pasien

dalam mengetahui jenis gangguan atau penyakit yang dideritanya adalah sistem

Page 20: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

3

pakar dengan menggunakan metode Dempster Shafer. Ada beberapa penelitian

yang sudah dilakukan dengan menggunakan metode Dempster Shafer, diantaranya:

penelitian tentang penyakit saluran pencernaan (Abdul Fadlil, 2013), penelitian

tentang mendiagnosis penyakit lambung pada manusia (Jannah, 2011) serta

penerapan metode dempster shafer untuk diagnosa dari akibat penyakit bakteri

salmonella (mikha sinaga, 2014) dan penelitian lain.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dan menulis tugas akhir yang diberi judul

“Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ginjal Dengan Menggunakan Metode Dempster

Shafer”, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana serta dengan harapan

dapat memberikan kemudahan bagi setiap orang dalam mendiagnosa jenis perilaku

pasien yang terjaring dalam gejala penyakit ginjal.

1.2 Identifikasi Masalah Dan Pembatasan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat di identifikasi masalah dan pembatasan masalah

nya, antara lain :

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis

dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

Page 21: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

4

1. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan seorang dokter, diketahui

angka kematian yang disebabkan penyakit ginjal semakin meningkat.

2. berdasarkan hasil pengamatan peneliti, diketahui terdapat masyarakat yang

secara terbatas masih kurang tau pengetahuan tentang gejala awal penyakit

ginjal.

3. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien penyakit ginjal, dengan adanya

aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit ginjal semoga dapat membantu

pasien mendapatkan pengetahuan tentang gejala penyakit ginjal.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Sistem ini akan mempermudahkan penggunanya untuk mengetahui gejala

penyakit ginjal.

2. Input yang akan dimasukkan ialah gejala-gejala yang pasien rasakan yang

merupakan pasien non expert dalam penanganan penyakit ginjal

3. Output yang dihasilkan berupa presentasi kemungkinan gejala penyakit

ginjal.

Page 22: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

5

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas dapat

disimpulkan bahwa rumusan masalah nya ialah :

1. Bagaimana cara sistem ini untuk menampilkan presentasi besar kecilnya

nilai kemungkinan gejala penyakit ginjal ?

2. Bagaimana mempermudah pasien untuk mengetahui gejala-gejala penyakit

ginjal ?

3. Bagaimana membangun media pertolongan untuk penyakit ginjal ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Membantu mengurangi terjadinya penyakit ginjal.

2. Mempermudah masyarakat untuk mengetahui gejala – gejala penyakit

ginjal.

3. Membuat aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit ginjal dengan

menggunakan metode dempster – shafer untuk mendapatkan kombinasi

terbaik.

Page 23: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

6

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini diantaranya sebagai

berikut :

1.5.1 Bagi Penulis

a. Membuat wawasan keilmuan bagi penulis tentang pengetahuan

dalam bidang teknik informatika khususnya perancangnya sistem

pakar diagnosa penyakit ginjal.

b. Mendapat wawasan dalam pengetahuan tentang sistem pakar,ilmu

pakar dan ilmu kesehatan.

c. Memperdalam pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah.

1.5.2 Bagi pelita bangsa

a. Mendorong terwujudnya budaya penelitian kajian keilmuan.

b. Meningkatkan konsep, seni dan teknologi baru dalam

menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan nasional.

c. Memberikan referensi untuk penelitian lebih lanjut dalam

perancangan sistem informatika.

Page 24: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

7

1.5.3 Bagi masyarakat

a. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas dalam

mendiagnosa gejala penyakit ginjal

b. Aplikasi ini juga diharapkan dapat mengatasi keterbatasan tenaga

ahli kesehatan, tetapi tidak menggantikan secara menyeluruh.

c. Dan diharapkan mampu mendekati kemampuan dan kecerdasan

pakar dalam memberikan informasi untuk mendiagnosa penyakit.

1.6 Metode penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu :

1. Pengumpulan Data

a. Pembelajaran literatur

Pada tahap ini dilakukan studi kepustakaan melalui membaca

buku-buku maupun artikel-artikel yang dapat mendukung

penulisan tugas akhir.

b. Wawancara

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan fakta-fakta yang

mendukung dengan mengadakan percakapan langsung dengan

pakar (dokter spesialis ginjal)

Page 25: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

8

2. Metode Dempster Shafer

Langkah pertama yang dilakukan dalam menggunakan metode

dempster shafer yaitu pemberian nilai untuk bobot gejala, belief dan

plausibility yang berisikan nilai 0 sampai 1. Selanjutnya dilakukan

penjumlahan bobot gejala untuk nilai kepercayaan sebagai densitas m,

kemudian dilakukan perhitungan nilai m pada aturan kombinasi. Nilai DS

didapatkan dari hasil nilai m pada aturan kombinasi yang dibagi dengan

selisih antara nilai belief dengan nilai plausibility

3. Perancangan Sistem

a. Analisa

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap sistem yang ada dan yang

sedang berjalan kemudian digambarkan kedalam sistem yang data dan

hasilnya outputnya lebih jelas

b. Implementasi

Pada tahap ini sistem dirancang dan diimplementasikan kedalam

bentuk kode program php myadmin. Pengujian program dengan data

yang realistis memerlukan bantuan para pemakai.

Page 26: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

9

1.7 Sistematika penulisan

Untuk mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan penelitian

ini, maka digunakan sistematika penulisan yang bertujuan untuk mempermudah

pembaca menelusuri dan memahami isi penelitian sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab Ini Berisi Tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Dan Sistematika Penulisan Peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas tentang teori-teori berhubungan dengan

tugas akhir ini. Seperti teori sistem pakar, metode inferensi forward

chaining, metode Dempster Shafer, pengertian jenis-jenis penyakit ginjal

secara umum, serta gejala-gejala penyakit ginjal yang dialami oleh

penderita dan penjelasan perencanaan atau pemodelan sistem yang akan

dilakukan oleh sistem.

Page 27: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

10

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini merupakan penjabaran tentang metode penelitian yang

merupakan garis besar telah disinggung dalam bab sebelumnya. Dalam

bab ini membahas metode pengumpulan data dan metode analisis serta

langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses penelitian, yaitu

pengumpulan data, analisa sistem yang akan dibangun, perancangan

software (perangkat lunak) penulis dalam melakukan penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas hasil dari pembahasan penelitian yang

dimana menyorot kepada objektif terhadap hasil penelitian, tolak ukurnya

dapat dilihat pada persiapan, asumsi, hipotesis, metode penelitian, dan

komponen-komponen yang lain yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

Penjabaran penulis tentang perhitungan teori Dempster Shafer yang

merupakan teknik baru untuk menghitung probabilitas atau suatu

kemungkinan dengan cara manual, Serta terdapat pula hasil uji sistem

pakar diagnosa dengan interface yang dapat dengan mudah dipahami oleh

pengguna.

Page 28: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

11

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan yang dihasilkan dari pembahasan

tentang penerapan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ginjal

beserta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 29: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

12

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan cabang dari Artifical Intelligence (AI) yang

cukup tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem

pakar yang muncul pertama kali adalah general-purpose problem solver (GPS) yang

dikembangkan oleh Newel dan simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar

yang dibuat, seperti MYCIN untuk diagnosis penyakit, DENDRAL untuk

mengindentifikasi struktur molekul yang tak dikenal dan lain sebagainya.

2.1.1 Pengertian Sistem Pakar

Menurut muhammad arhami (2004:2), “Sistem pakar adalah sistem

komputer yang menyamai (emulates) kemampuan pengambilan keputusan dari

seorang pakardan merupakan salah satu cabang dari AI yang khusus untuk

penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar”.

Menurut sutojo (2010:14), “Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah

General – Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh newel dan

Page 30: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

13

simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat, seperti untuk

diagnosis penyakit, mengindentifikasi struktural molekul campuran yang tak

dikenal, untuk membantu konfigurasi sistem komputer besar, untuk analisis sirkuit

elektronik, prespoctor digunakan di bidang geologi untuk membantu mencari dan

menemukan deposit, untuk memberikan bagi seorang manajer dalam stok investasi,

untuk pemeliharaan lokomotif listrik diesel, dan sebagainya”.

Menurut marimin (2007:16), “Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak

komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berfikir dalam pengambilan

keputusan untuk menyelesaikan masalah – masalah yang biasanya hanya dapat

diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

sistem pakar adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari seorang

pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi.

2.1.2 Manfaat Sistem Pakar

Sistem pakar menjadi sangat popular karen ada banyak kemampuan dan

manfaat yang diberikannya, yaitu (sutojo dkk, 2011) :

Page 31: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

14

1. Meningkatkan produktivitas, karena sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari

pada manusia biasa dengan menambah efisiensi pekerjaan serta hasil solusi

kerja.

2. Membuat seorang yang awam (non-pakar) bekerja seperti layaknya seorang

pakar.

3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan

mengurangi kesalahan.

4. Mampu menangkap penangkapan pengetahuan dan kepakaran seseorang.

5. Dapat beroperasi di lingkungan berbahaya.

6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

7. Handal sistem pakar tidak pernah menjadi bosan dan kelelahan atau sakit.

8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer, Integrasi sistem pakar dengan

sistem komputer lain membuat sistem lebih lebih efektif dan mencakup lebih

banyak aplikasi.

9. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemula

yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena

adanya fasilitas yang berfungsi sebagai guru.

10. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar

mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.

Page 32: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

15

11. Memberikan penyerderhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan

berulang-ulang.

12. Pengetahuan pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu.

13. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dri berbagai

pakar untuk dikombinasikan (Luger, 1998).

2.1.3 Karakteristik Dan Ciri-Ciri Sistem Pakar

Ada berbagai karakteristik dan ciri yang membedakan sistem pakar degan

sistem yang lain. Ciri dan karakteristik ini menjadi pedoman utama dalam

pengembangan sistem pakar. Menurut Luger (1998) karakteristik sistem pakar

adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris.

Hal ini dikarenakan komputer melakukan proses pengolahan data secara

numerik sedangkan keahlihan dari pakar adalah fakta dan aturan – aturan,

bukan numerik.

2. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subyektif, tidak konsisten,

subyek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan sehingga

keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak “ya” atau “tidak”

akan tetapi menuntut ukuran kebenaran tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan

Page 33: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

16

kemampuan sistem untuk belajar secara mandiri dalam menyelesaikan

masalah-masalah dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.

3. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah

bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima semua

faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti. Oleh

karena itu, diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani kemungkinan

solusi dari berbagai permasalahan.

4. Perubahan atau pengembangan pengetahuan sistem pakar dapat terjadi setiap

saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan kemudahan dalam

modifikasi sistem untuk menampung jumlah pengetahuan yang semakin besar

dan semakin bervariasi.

5. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah terlalu sama yang oleh karena

iu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan jawaban yang pasti

benar. Setiap pakar akan memberikan pertimbangan-pertimbangan

berdasarkan faktor subyektif.

6. Keputusan merupakan bagian yang terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar

harus memberikan solusi yang akurat berdasarkan masukan pengetahuan.

Meskipun solusinya sulit sehingga fasilitas informasi sistem harus selalu

diperlukan.

Page 34: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

17

Adapun ciri-ciri sistem pakar antara lain (Sutojo dkk, 2011) :

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Memiliki fasilitas informasi yang handal.

3. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti

4. Dapat megemukan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang

dapat dipahami.

5. Berdasarkan pada kaidah / rule tertentu.

6. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi

7. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap (mudah dimodifikasi)

8. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer

9. Keluarannya bersifat anjuran.

2.1.4 Kekurangan Sistem Pakar

Selain manfaat, ada juga beberapa kekurangan yang ada pada sistem pakar,

diantaranya (Sutojo, 2003) :

1. Biaya yang sangat mahal untuk membuat dan memeliharanya.

2. Sulit untuk dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar

3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.

Page 35: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

18

2.1.5 Konsep Dasar Dalam Sistem Pakar

Menurut sutojo (2010:14), konsep dasar sistem pakar meliputi enam hal,

antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kepakaran (Expertise)

Menurut sutojo (2010:15), “Kepakaran merupakan suatu pengetahuan

yang diperoleh dari pelatihan, membaca, dan penglaman. Kepakaran inilah yang

memungkinkan para ahli dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik

dari pada seseorang yang bukan pakar”. Kepakaran itu sendiri meliputi pengetahuan

tentang.

a. Fakta – fakta tentang bidang permasalahan tertentu.

b. Teori – teori tentang bidang permasalahan tertentu.

c. Aturan – aturan dan prosedur – prosedur menurut bidang permasalahan

umumnya.

d. Aturan heuristic yang harus dikerjakan dalam suatu situasi tertentu.

e. Strategi global untuk memecahkan permasalahan.

f. Pengetahuan tentang pengetahuan (meta knowledge).

Page 36: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

19

2. Pakar (Expert)

Menurut mulyanto (2010:22), “Pakar adalah seorang yang mempunyai

pengetahuan, pengalaman, dan metode khusus, serta mampu menerapkannya untuk

memecahkan masalah atau memberi nasehat. Seorang pakar harus mampu

menjelaskan dan memelajari hal-hal yang berkaitan dengan topik permasalahan,

jika perlu harus mampu menyusun kembali pengetahuan-pengetahuan yang

didapatkan, dan dapat memecahkan aturan-aturan serta menentukan relevansi

kepakarannya”.

3. Pemindahan kepakaran (Transferring Expertise)

Menurut mulyanto (2010:27), “tujuan dari sistem pakar adalah

memindahkan kepakaran dari seseorang pakar ke dalam komputer, kemudian

ditransfer kepada orang lain yang bukan pakar”. Proses ini melibatkan empat

kegiatan yaitu :

a. Akuisisi pengetahuan (dari pakar atau sumber lain).

b. Representasi pengetahuan (pada komputer)

c. Inferensi pengetahuan

d. Pemindahan pengetahuan ke pengguna

Page 37: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

20

4. Interensi (Inferencing)

Menurut sutojo (2010:18), “Inferensi adalah sebuah prosedur (program)

yang mempunyai kemampuan dalam melakukan penalaran. Inferensi ditampilkan

pada suatu komponen yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-

prosedur mengenai pemecahan masalah. Semua pengetahuan yang dimiliki oleh

seorang pakar disimpan pada basis pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesin

inferensi adalah mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang

dimilikinya”.

5. Aturan (Rule)

Menurut sutojo (2010:18), “Kebanyakan software sistem pakar

komersional adalah sistem yang rule (rule-based system), yaitu pengetahuan

disimpan terutama dalam bentuk rule, sebagai prosedur-prosedur pemecahan

masalah”.

6. Kemampuan Menjelaskan

Menurut Sutojo (2010:20), “fasilitas lain dari sistem pakar adalah

kemampuan untuk menjelaskan saran atau rekomendasi yang diberikannya.

Penjelasan dilakukannya dalam subsistem yang disebut subsistem penjelasan

Page 38: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

21

(explanation). Bagian dari sistem ini memungkinkan sistem untuk memeriksa

penalaran yang dibuatnya sendiri dan menjelaskan operasi – operasinya”.

Karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh sistem pakar berbeda dengan

sistem konvensional. Perbedaan ini ditunjukkan pada tabel

Tabel 2.1 perbedaan sistem konvensional dengan sistem pakar

Sistem Konvensional Sistem Pakar

Informasi dan pemrosesan biasanya

digabungkan dalam satu program.

Basis pengetahuan dipisahkan secara

jelas dengan mekanisme inferensi.

Program tidak membuat kesalahan

(yang membuat kesalahan :

pemrograman atau pengguna)

Program dapat berbuat kesalahan.

Biasanya tidak menjelaskan mengapa

data masukan diperlukan atau

bagaimana output dihasilkan.

Penjelasan merupakan bagian

terpenting dari sistem pakar.

Perubahan program sangat

menyulitkan

Perubahan dalam aturan-aturan mudah

untuk dilakukan.

Page 39: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

22

Sistem hanya bisa beroperasi setelah

lengkap atau selesai.

Sistem dapat beroperasi hanya dengan

aturan-aturan yang sedikit (sebagai

prototype awal).

Eksekusi dilakukan langkah demi

langkah (algoritmik).

Eksekusi dilakukan dengan

menggunakan heuristic dan logika

pada seluruh basis pengetahuan.

Perlu informasi lengkap agar biasa

beroperasi

Dapat beroperasi dengan informasi

yang tidak lengkap atau mengandung

ketidakpastian.

Manipulasi efektif dari basis data yang

besar.

Manipulasi efektif dari basis data yang

besar.

Menggunakan data Menggunakan pengetahuan.

Tujuan utama : efisiensi Tujuan utama : efektivitas

Mudah berurusan dengan data

kuantitatif.

Mudah berurusan dengan data

kualitatif

Page 40: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

23

Menangkap, menambah, dan

mendistribusikan akses ke data

numerik atau informasi

Menangkap, menambah, dan

mendistribusikan akses ke

pertimbangan dan pengetahuan.

Sumber : Kecerdasan Buatan Sutojo (2010:33)

2.1.6 Komponen – Komponen Sistem Pakar

Menurut Turban (2000:18),”sistem pakar dapat dibagi dalam komponen-

komponen sebagai berikut :

Akuisisi pengetahuan

Basis pengetahuan

Mesin inferensi

Sedangkan menurut aziz (2004:3), komponen – komponen sistem pakar

terdiri dari :

Basis Pengetahuan merupakan inti dan sistem pakar dimana basis

pengetahuan merupakan representasi pengetahuan dan dapat juga untuk

menyimpan, mengorganisasikan pengetahuan dari seorang pakar. Basis

pengetahuan ini tersusun atas fakta yang berupa informasi, tentang obyek

Page 41: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

24

dan kaidah (rule) yang merupakan informasi tentang cara bagaimana

membangkitkan fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.

Basis Data merupakan bagian yang mengandung semua fakta-fakta baik

fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi maupun fakta yang didapatkan

pada saat pengambilan kesimpulan yang sedang dilaksanakan. Dalam

prakteknya, basis data berada di dalam memori komputer. Kebanyakan

sistem pakar mengandung basis data untuk menyimpan data hasil observasi

dan data lainnya yang dibutuhkan untuk pengolahan.

Mesin Inferensi “Brain” pada sistem pakar adalah mesin inferensi. Mesin

inferensi dikenal sebagai struktur kontrol atau intrepreter dan rule (dalam

rule-base sistem pakar). Komponen ini secara esensial merupakan program

komputer yang menyediakan metodologi untuk reasoning tentang informasi

dalam basis pengetahuan dan untuk kesimpulan.

Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan

mengarahkan kaidah, model dan fakta yang disimpan pada basis

pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam sistem

pakar terdapat dua strategi dalam mesin inferensi, yaitu strategi penalaran

dan strategi pengendahan.

Page 42: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

25

Terdapat 2 kelas strategi penalaran yaitu strategi penalaran pasti (exact

reasoning mechanism) dan strategi penalaran tidak pasti (inexact reasoning

mechanism). Berbagai contoh strategi penalaran pasti mencakup modus

ponens, modus tollens, dan teknik resolusi.

Antarmuka Pemakai (user interface) merupakan tatp muka pengguna

berupa program komputer yang telah diprogramkan dengan algoritma

tertentu seperti visual basic, delphi, PHP Dan sebagainya.

Tabel 2.2 Konsep dan Komponen Dari Sistem Pakar

Sumber : kecerdasan buatan sutojo (2010:30)

Keterangan :

Inference

Engine

Knowledge Base

Database

User Interface

Expert User

Page 43: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

26

Knowledge base : Basis pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar yang

merupakan bagian terpenting dalam sistem pakar.

Database : Basis data mencatat semua fakta-fakta baik dari awal pada saat

sistem mulai beroperasi atau fakta yang didapat dari hasil kesimpulan

terbaik.

Inference Engine : Pembangkit ineferensi merupakan mekanisme analisa

dari sebuah masalah tertentu yang selanjutnya mencari jawaban dari

kesimpulan terbaik

User Interface : Bagian ini merupakan sarana komunikasi antar pemakai

sistem.

Expert : Merupakan suatu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia

dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya dikerjakan oleh

seorang pakar,misalkan : Dokter.

2.2 Definisi Diagnosis

Diagnosis adalah menentukan penyakit yang diderita pasien berdasarkan

data – data yang diberikan oleh user ( kusrini, 2008:70 ). Diagnosis merupakan

perpaduan dari aktifitas intelektual dan manipulatif, diagnosis sendiri didefinisikan

sebagai suatu proses penting pemberian nama dan pengklasifikasian penyakit –

Page 44: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

27

penyakit pasien, yang menunjukkan kemungkinan nasib pasien dan yang

mengarahkan pada pengobatan tertentu ( handayani dan sutikno, 2008 ).

2.3 Definisi penyakit

Penyakit merupakan sebuah penyimpangan dari kondisi tubuh normal

menuju ke ketidakharmonisan jiwa menurut (Dr. Beate Jacob ). Penyakit dapat

diartikan sebagai sebuah keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk

ataupun fungsi salah satu bagian tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi tidak

dapat bekerja dengan normal menurut ( Thoma Timmreck ). Penyakit merupakan

perihal hadirnya sekumpulan respons tubuh yang tidak normal terhadap gen, yang

mana manusia memiliki toleransi yang sangat terbatas atau bahkan tidak memiliki

toleransi sama sekali menurut ( Elizabeth J. Crown).

2.4 Definisi Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.

Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)

dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam urin. Disini ginjal

Page 45: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

28

berfungsi sebagai peyaring air, protein, dan juga darah sebelum diproses untuk

membentuk urine. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan

penyakitnya disebut nefrologi. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di

kanan dan kiri tulang belakang, dibawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior)

ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal)

2.5 Pengertian Penyakit Ginjal

Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang sangat vital. Karena ginjal

merupakan salah satu organ perkemihan ( ginjal – ureter – kandung kemih – uretra

). Penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderita dan dapat juga

menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung. Apabila penyakit ginjal bisa dideteksi

secara dini, penyakit lain yang menyebabkan kematian bisa dicegah. Karena

ketidaknormalan fungsi ginjal sering kali menggambarkan tahapan awal dari gejala

penyakit jantung.

2.5.1 Pemeriksaan penyakit ginjal

Pemeriksaan yang diduga penyakit ginjal adalah suatu proses untuk

menentukan dan mengamati perubahan yang terjadi pada ginjal melalui tanda-tanda

atau gejala – gejala yang nampak terjadi sehingga dapat diambil suatu kesimpulan

Page 46: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

29

dan dapat diketahui penyebabnya. Jenis – jenis pemeriksaan penyakit ginjal dapat

diketahui antara lain sebagai berikut :

Tabel 2.3 Kategori Ginjal Sehat Dan Kurang Sehat

No Kategori ginjal sehat Kategori ginjal tidak sehat

1 Sering minum air mineral Tidak pernah minum air mineral

2 Air kencing berwarna putih Air kencing berwarna kuning

2.5.2 Gejala penyakit ginjal

Adapun gejala penyakit ginjal ini terlihat dalam tabel () sebagai berikut :

Tabel 2.4 Beberapa Macam Gejala penyakit Ginjal

No Keterangan Gejala

1 Berkurangnya rasa, terutama di tangan

2 Darah di dalam air kencing (hematuria)

3 Demam

4 Desakan untuk kencing

Page 47: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

30

5 Kejang

6 Kencing di malam hari

7 Menggigil

8 Mual

9 Mudah lelah

10 Muntah

11 Nafsu makan menurun

12 Nanah di air kencing

13 Nyeri di tulang pinggung

14 Nyeri di daerah kandung kemih

15 Nyeri di daerah ginjal

16 Nyeri ketika kencing (clisuria)

17 Nyeri perut

18 Nyeri punggung bagian bawah

19 Nyeri yang hilang timbul

20 Pembengkakan organ tubuh tertentu

21 Pembengkakan yang menyeluruh

22 Penurunan berat badan

Page 48: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

31

23 Perubahan mental / suasana hati

24 Rambut dan kuku menjadi rapuh

25 Ruam kulit / kulit kemerahan

26 Sering kering

27 Syok atau kaget

28 Tekanan darah tinggi / hipertensi

29 Urine berbusa

30 Volume air kencing berkurang

2.5.3 Jenis – jenis penyakit ginjal

Adapun jenis – jenis penyakit ginjal antara lain sebagai berikut :

A. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada kondisi ketika

ginjal seseorang rusak secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal

akut terjadi ketika ginjal tiba - tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari darah

yang bisa memicu bertumpuknya limbah tersebut.

Biasanya, gagal ginjal akut terjadi sebagai komplikasi dari penyakit serius

lainnya, dan umumnya diderita oleh orang tua atau pasien perawatan intensif di

Page 49: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

32

rumah sakit. Ginjal dapat mengalami kondisi gagal ginjal akut secara cepat, hanya

dalam beberapa jam saja. Jika tidak ditangani dengan segera, gagal ginjal akut bisa

membahayakan nyawa penderitanya.

B. Kanker ginjal

Kanker ginjal adalah jenis kanker yang awalnya muncul di ginjal. Manusia

memiliki dua buah ginjal yang terletak di kedua sisi punggung bawah, di dalam

tubuh yang berfungsi menyaring kotoran dalam darah dan membuangnya dalam

bentuk urine. Selain itu, ginjal juga memproduksi hormon renin yang berfungsi

mengendalikan tekanan darah dan hormon erythropoietin yang berfungsi dalam

pembentukan sel darah merah.

C. Pielonefritis

Infeksi ginjal atau pielonefritis terjadi karena berpindahnya bakteri dari

kandung kemih ke ginjal, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri.

Page 50: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

33

Infeksi ginjal biasanya merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih. Bakteri

akan memasuki tubuh manusia melalui kulit yang berada di sekitar uretra., lalu

berpindah dari uretra menuju kandung kemih, sebelum akhirnya menginfeksi ginjal.

D. Sindroma nefrotik

Sindrom nefrotik adalah gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh

manusia kehilangan terlalu banyak protein yang dibuang melalui urine. Meski

jarang terjadi sindrom nefrotik dapat dialami oleh siapa saja.

E. Hidronefrosis

Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal yang disebabkan oleh

akumulasi urine dalam ginjal. Hidronefrosis adalah kelainan umum pada saluran

kemih. Ini disebabkan oleh gangguan aliran urine dalam ureter (tabung yang

mengeluarkan urine dari ginjal ke kantung kemih). Hidronefrosis pada umumnya

merupakan kondisi kongenital, yaitu bayi yang terlahir dengan kondisi ini.

F. Kanker Kandung Kemih

Kanker kandung kemih adalah kondisi ketika sel di dalam kandung kemih

tumbuh tidak normal dan tidak terkendali, sehingga membentuk sel kanker. Jika sel

Page 51: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

34

kanker terus tumbuh, sel kanker dapat menyebar ke organ lain yang lebih jauh

seperti hati, tulang, dan paru-paru.

Kandung kemih adalah organ yang berfungsi menampung urine sebelum

dibuang dari tubuh. Urine dihasilkan oleh ginjal dan ginjal dibawa ke kandung

kemih melalui saluran penghubung yang disebut ureter. Pada saat proses buang air

kecil, otot pada kandung kemih berkontraksi dan mendorong urine keluar melalui

saluran yang disebut uretra.

G. Ginjal Polikista

Ginjal polikista merupakan gangguan ginjal dimana kelompok kista

berkembang terutama didalam ginjal, ginjal menjadi lebih besar tetapi memiliki

lebih sedikit jaringan ginjal yang masih berfungsi. Kista adalah suatu kantung

tertutup yang dilapisi oleh jaringan jaringan epitel dan berisi cairan atau bahan

setengah padat.

H. Nefritis Tububinterstisialis

Nefritis tubulointerstisialis (NTI) adalah peradangan yang terjadi pada

ginjal yang biasanya disebabkan oleh infeksi atau reaksi kekebalan tubuh yang

abnormal, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuhnya sendiri.

Page 52: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

35

I. Sistisis

Sistisis adalah peradangan kandung kemih, yaitu organ yang bertanggung

jawab mengeluarkan air kemih. Gejalanya utamanya meningkatnya frekuensi

berkemih nyeri saat berkemih dan kadang-kadang darah dalam air kemih,

intensitasnya bervariasi dari satu orang ke orang yang lain. Sistitis lebih cenderung

mengenai wanita. Tanda pertama pada wanita adalah rasa panas, kadang-kadang

nyeri seperti disayat pisau saat berkemih yang perlahan – lahan menjadi nyeri tajam

di bagian bawah perut. Saat peradangan menyambar, penderita merasakan sakit

punggung yang tidak jelas disertai tidak enak badan.

J. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk

dalam sistem kemih, yaitu ginjal, ureter, menuju kandung kemih, dan uretra,

mengalami infeksi. Umumnya ISK terjadi pada kandung kemih dan uretra.

Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk

urine. Kemudian urine dialirkan dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih.

Setelah ditampung di kandung kemih, urine kemudian dibuang dari tubuh melalui

saluran pelepasan yang disebut uretra, hingga bermuara ke lubang kencing.

Page 53: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

36

Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK

bawah. ISK atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih,

yaitu di ginjal dan ureter. Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung

kemih bagian kemih, yaitu kandung kemih dn uretra.

ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika

bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan

tekanan darah turuun hingga syok, bahkan kematian.

2.6 Definisi Dempster – Shafer

Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat

konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat

terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan tersebut akibat

adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran

monotonis. Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat

menggunakan penalaran dengan teori dempster shafer.

Page 54: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

37

Secara umum teori dempster-shafer ditulis dalam suatu interval :

Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu

himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka diindikasikan bahwa tidak ada

evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.

Plausibility (PI) dinotasikan sebagai :

PI(s) = 1 – Bel (⌐s)

Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐s, maka dapat dikatakan

bahwa Bel (⌐s)=1, dan PI(⌐s)=0.

Pada teori dempster-shafer dikenal adanya frame of dicrement yang

dinotasikan dengan Ө. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan

hipotesis.

Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen Ө.

Tidak semua evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu

perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan

elemen-elemen Ө saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika Ө berisi n

elemen, maka subset Ө adalah 2n. Jumlah semua m dalam subset Ө sama dengan 1.

Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai :

m{ Ө } = 1,0

Page 55: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

38

Apabila diketahui X adalah subset dari Ө, dengan m1 sebagai fungsi

densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari Ө dengan m2 sebagai fungsi

densitasnya,maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :

𝒎𝟑(𝒁) = ∑ 𝑿 ∩ 𝒀 = 𝒁 𝑴𝟏 (𝑿). 𝑴𝟐(𝒀)

𝟏 − ∑ 𝑿 ∩ 𝒀 = ∅ 𝑴𝟏(𝑿). 𝑴𝟐(𝒀)

2.7 Definisi Mysql

Menurut abdul kadir (2008:93). “My-SQL adalah sebuah perangkat lunak

sistem manajemen basis data SQL (database mnagement system ) atau DBMS yang

multithread, multi-user, dengan sekitar enam juta instalasi di seluruh dunia. My-

SQL AB membuat My-SQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi

GNU general public licence (gpl), tetapi mereka juga yang menjual dibawah lisensi

komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan

penggunaan GPL”.

Page 56: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

39

2.8 Php (Hypertext Preprocessor)

PHP singkatan rekursif dari Hypertext Preprocessor adalah bahasa

pemrograman yang dapat digunakan untuk tujuan umum, sama seperti bahasa

pemrograman lain C, C++, Pascal, Python, Perl, Ruby, dan sebagainya. Meskipun

demikian, PHP lebih populer digunakan untuk pengembangan aplikasi web. Dalam

proses pembuatan halaman web, PHP tidak memerlukan kode yang panjang seperti

perl dan python (misalnya) karena kode PHP dapat disisipkan di dalam kode

HTML. Sebagai gambaran bagi anda, perhatikan terlebih dahulu kode python di

bawah ini

Gambar 2.1 Contoh Kode Python

Page 57: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

40

Dalam kode python di atas, kode HTML harus dibungkus sebagai teks

(string) yang selanjutnya perlu ditampilkan menggunakan perintah print. Dalam

PHP, kode di atas dapat dibuat jauh lebih mudah karena kita dapat memisahkan

bagian kode HTML dan kode PHP, seperti berikut

Pada contoh di atas, teks yang dicetak tebal merupakan kode PHP dan

sisanya adalah kode HTML. Kode PHP selalu diawali dengan tand <?php dan

diakhiri dengan tanda ?>. kita bisa saja menggunakan tanda lain (misalnya tanda

yang digunakan oleh ASP, <% dan %> ) untuk mengawali dan mengakhiri kode

PHP dengan melakukan konfigurasi pada file php.ini.

PHP dapat dijalankan dalam sebagian besar sistem operasi, termasuk

Linux, varian – varian UNIX (HP-UX, Solaris, OpenBSD), Windows, Dan Mac OS

X. Selain itu, PHP juga mendukung sebagian besar server web yang ada saat ini

seperti saat ini, seperti : Apache, IIS, NGINX, DAN LIGHTTPD. Dengan

demikian, dengan menggunakan PHP kita dapat bebas memilih sistem operasi dan

server web yang digunakan.

Dalam proses penulisan kode program, PHP juga mengizinkan kita untuk

menggunakan dua gaya pemrograman, yaitu gaya prosedural dan gaya berorientasi

objek bisa gabungan dari keduanya.

Page 58: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

41

Gambar 2.2 Contoh Gambar Php

PHP adalah program open-source dan bersifat bebas (free). Ini berarti bahwa kita

bebas menggunakan PHP untuk membangun aplikasi yang bersifat non-komersil

maupun komersil.

2.9 Alat Bantu Pemodelan Sistem

Untuk dapat melakukan langkah – langkah pengembangan program sesuai

dengan metodologi pengembangan program yang terstruktur, maka dibutuhkan alat

dan teknik untuk melaksanakannya yang terdiri dari :

2.9.1 UML (Unfield Modeling Language )

Unfilield Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik

untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya. UML

adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompoknya

Page 59: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

42

perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut. UML mulai

diperkenalkan oleh object management group, sebuah organisasi yang telah

mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an.

Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh praktisi OOP. UML

merupakan dasar bagi perangkat ( tool ) desain berorientasi object dari IBM.

UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,

memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi.

UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasikan

objek oleh grady booch, im rumbaugh, dan ivar jacobson. Namun demikian UML

dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan setiap sistem

informasi. Penggunaan UML dalam industri terus meningkat. Ini merupakan

standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam

industri peranti lunak dan pengembangan sistem.

Secara filosofi UML diilhami oleh konsep yang telah ada yaitu konsep

permodelan object oriented karena konsep ini menganalogikan sistem seperti

kehidupan nyata yang didominasi oleh objek dan digambarkan atau dinotasikan

dalam simbol – simbol yang cukup spesifik. Object oriented program (OOP)

Page 60: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

43

merupakan paradigma baru dalam rekayasa software yang didasarkan pada objek

dan kelas.

2.9.2 Sejarah UML

Bahasa pemrograman berorientasi objek yang pertama dikembangkan

dikenal dengan nama simula 67 yang dikembangkan pada tahun 1967. Bahasa

pemrograman ini kurang berkembang dan dikembangkan lebih lanjut, namun

dengan kemunculannya telah memberikan sumbangan yang besar pada developer

pengembang bahasa pemrograman berorientasikan objek selanjutnya.

Perkembangan aktif dari pemrograman berorientasi objek mulai

menggeliat ketika berkembanganya bahasa pemrograman Smalltalk pada tahun

1980-an yang kemudian diikuti dengan perkembangan bahasa pemrograman

berorientasi objek yang lainnya seperti C objek, C++, Eiffel, dan CLOS. Secara

aktual, penggunaan bahasa pemrograman berorientasi objek pada saat itu masih

terbatas, namun sudah banyak menarik perhatian di saat itu. Sekitar lima tahun

setelah smalltalk berkembang, maka berkembang pula metode pengembangan

berorientasi objek. Metode yang pertama diperkenalkan Oleh Sally Shlaer dan

Stephen Mellor (Shlaer-Mellor, 1988) dan Peter Coad dan Edward Yourdon (Coad-

Yourdon,1991), diikuti oleh Grady Booch (Booch,1991), James R. Rumbaugh,

Page 61: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

44

Michael R. Blaha, William Lorensen, Frederick Eddy, William Premerli

(Rumbaugh-Blaha-Premerli-Eddy-Lorensen,1991), dan masih banyak lagi.

Buku terkenal yang juga berkembang selanjutnya adalah karangan Ivar

Jacobson (Jacobson,1992) yang menerangkan perbedaan pendekatan yang fokus

pada use case dan proses pengembangan. Sekitar lima tahun kemudian muncul

buku yang membahas mengenai metodologi berorientasi objek yang diikuti dengan

buku-buku yang lainnya. Di dalamnya juga membahas mengenai konsep, definisi,

notasi, terminologi, dan proses mengenai metodologi berorientasi objek.

Karena banyaknya metodologi – metodologi yang berkembang pesat saat

itu, maka muncullah ide untuk membuat sebuah bahasa yang dapat dimengerti

semua orang. Usaha penyatuan ini banyak mengambil dari metodologi –

metodologi yang berkembang saat itu. Maka dibuat bahasa yang merupakan

gabungan dari beberapa konsep seperti konsep object modelling technique (OMT)

dari Rumbaugh dan Booch (1991), konsep The Classes, Responsibilities,

Collaborators (CRC) dari rebecca wirfs-brock (1990), konsep pemikiran ivar

jacobson, dan beberapa konsep lainnya dimana james R. Rumbaugh, grady booch,

dan ivar jacobson bergabung dalam sebuah perusahaan yang bernama rational

Page 62: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

45

software corporation menghasilkan bahasa yang disebut dengan unfied modeling

language (UML).

1. Diagram UML

Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikemlompokkan

dalam 3 kategori. Pembagian kategori dan macam – macam diagram tersebut dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

Use case

Diagram

Activity

Diagram

State machine

diagram

Sequence

Diagram

Communication

Diagram

Interaction

overview

Diagram

Timing Diagram

UML 2.3

Diagram

Behavior

Diagram

Intraction

Diagram

Class

Diagram

Object

Diagram

Component

diagram

Composite

structure

diagram

Package

diagram

Deployment

diagram

Structure

Diagram

Page 63: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

46

Gambar 2.3 Diagram UML

Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut.

Structure diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.

Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi

pada sebuah sistem.

Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk

menngambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi

sistem antar subsistem pada suatu sistem.

2. Class Diagram

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari

segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untukmembangun sistem. Kelas

memiliki apa yang disebut atribut dan metode atau operasi.

Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas.

Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.

Page 64: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

47

Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer membuat

kelas-kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar antara dokumentasi

perancangan dan perangkat lunak sinkron. Banyak berbagai kasus, perancangan

kelas yang dibuat tidak sesuai dengan kelas-kelas yang dibuat dengan perangkat

lunak, sehingga tidaklah ada gunanya lagi sebuah perancangan karena apa yang

dirancang dan hasil jadinya tidak sesuai.

Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-

fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau

programmer dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai

dengan perancangan diagram kelas. Susunan struktur kelas yang baik pada diagram

kelas sebaiknya memiliki jenis-jenis kelas berikut :

Kelas main

Kelas yang memiliki fungsi awal dieksekusi ketika sistem dijalankan.

Kelas yang menangani tampilan sistem (view)

Kelas yang mendefinisikan dan mengatur tampilan ke pemakai.

Kelas yang diambil dari pendefinisian use case (controller)

Page 65: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

48

Kelas yang menangani fungsi-fungsi yang harus ada diambil dari

pendefinisian use case, kelas ini biasanya disebut dengan kelas proses yang

menangani proses bisnis pada perangkat lunak.

Kelas yang diambil dari pendefinisian data (model)

Kelas yang digunakan untuk memegang atau membungkus data menjadi

sebuah kesatuan yang diambil maupun akan disimpan ke basis data. Semua

tabel yang dibuat di basis data dapat dijadikan kelas, namun untuk tabel dari

hasil relasi atau atribut multivalue pada ERD dapat dijadikan kelas tersendiri

dapat juga tidak asalkan pengaksesannya dapat dipertanggungjawabkan

atau tetap ada di dalam perancangan kelas. Misalkan dalam tabel TTelepon

dan TAnggota pada studi kasus maka perancangan kelas dapat mengandung

kelas telepon dan anggota atau perancangan kelas hanya terdiri dari kelas

anggota di mana di dalamnya ada sebuah atribut berupa larik (array) bertipe

string dengan nama telepon. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 66: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

49

Anggota

Id

Nama

Alamat

email

Getid()

Setid()

Getnama()

Setnama()

Getalamat()

Dst ...

Telepon

Id_telepon

Telepon

Getid_anggota()

Setid_anggota()

GetTelepon()

SetTelepon()

querymemasukk

anTelepon()

dst ...

Anggota

Id

Nama

Alamat

email

telepon

Getid()

Setid()

Getnama()

Setnama()

Getalamat()

Querymemas

ukkananggot

a()

Atau hanya

sebuah kelas

anggota

Page 67: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

50

Gambar 2.4 Contoh Class Diagram

3. Object Diagram

Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek

dan jalannya objek dalam sistem. Pada diagram objek harus dipastikan semua kelas

yang sudah didenifinisikan pada diagram kelas harus dipakai objeknya, karena jika

tidak, pendefinisian kelas itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Diagram objek

juga berfungsi untuk mendefinisikan contoh nilai atau isi dari atribut tiap kelas.

Untuk apa mendefinisikan sebuah kelas sedangkan pada jalannya sistem, objeknya

tidak pernah dipakai. Hubungan link pada diagram objek merupakan hubungan

memakai dan dipakai dimana dua buah objek akan dihubungkan oleh link jika ada

objek yang dipakai oleh objek lainnya.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram objek :

Simbol Deskripsi

Objek

Objek dari kelas yang berjalan saat

sistem dijalankan

Nama_objek : nama_kelas

Page 68: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

51

Atribut = nilai

Link

Relasi antar objek

Gambar 2.5 Simbol – Simbol Object Diagram

4. Componen Diagram

Diagram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukkan

organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem.

Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di

dalamsistem. Diagram komponen juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal

berikut :

Source code program perangkat lunak

Komponen executable yang dilepas ke user

Basis data secara fisik

Sistem yang harus beradaptasi dengan sistem lain

Framework sistem, framework pada perangkat lunak merupakan kerangka

kerja yang dibuat untuk memudahkan pengembangan dan pemeliharaan

aplikasi, contohnya seperti struts dari apache yang menggunakan prinsip

Page 69: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

52

desain model View-Controller (MVC) dimana source code program

dikemlompokkan berdasarkan fungsinya seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.6 Contoh Componen Diagram

Di mana controller berisi source code yang menangani request dan validasi,

model berisi source code yang menangani manipulasi data dan business logic,

dan view berisi source code yang menangani tampilan.

Komponen dasar yang biasanya ada dalam suatu sistem adalah sebagai berikut :

Komponen user interface yang menangani tampilan

Komponen bussiness processiing yang menangani fungsi-fungsi proses

bisnis

Komponen data yang menangani manipulasi data

Komponen security yang menangani keamanan sistem

Aplikasi

client

Controlle

r

View

Model

Page 70: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

53

Komponen lebih terfokus pada penggolongan secara umum fungsi-fungsi yang

diperlukan.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram komponen :

Simbol Deskripsi

Package

Package merupakan sebuah bungkusan

dari satu atau lebih komponen

Komponen

Komponen sistem

Ketergantungan / dependency Ketergantungan antar komponen, arah

panah mengarah pada komponen yang

dipakai

Antarmuka / interface

Sama dengan konsep interface pada

pemrograman berorientasikan objek,

yaitu sebagai antarmuka komponen

Nama_komponen

Page 71: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

54

Nama_interface agar tidak mengakses langsung

komponen

Link

Relasi antar komponen

Gambar 2.7 Simbol – Simbol Componen Diagram

5. Composite Structure Diagram

Composite structure diagram baru mulai ada pada UML versi 2.0, pada

versi 1.x diagram ini belum muncul. Diagram ini dapat digunakan untuk

menggambarkan struktur dari bagian-bagian yang saling terhubung maupun

mendeskripsikan struktur pada saat berjalan (runtime) dari instance yang saling

terhubung. Dapat menggambarkan struktur di dalam kelas atau kolaborasi. Contoh

penggunaan diagram ini misalnya untuk menggambarkan deskripsi dari setiap

bagian mesin yang saling terkait untuk menjalankan fungsi mesin tersebut,

menggambarkan aliran data router pada jaringan komputer dan lain-lain.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram composite structure :

Page 72: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

55

Simbol Dekripsi

Property

Property adalah satu set dari suatu

instance

Role Name : peran / nama / identitas

dari property (opsional)

TypeName : tipe kelas dari property

(harus ada)

Connector

Connector adalah cara komunikasi

dari 2 buah instance.

connName : nama connector

(opsional)

Port

Pemakaiannya adalah sebagai berikut :

port adalah cara yang digunakan

dalam diagram composite structure

tanpa menampilkan detail internal dari

suatu sistem

roleName:

TypeName

[multiplicity2

] [multiplicity1

]

[roleName1] [roleName2]

portName :

EntityName[n]

property Propert

y

Page 73: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

56

port digambarkan dalam bentuk kotak

kecil yang menempel atau di dalam

suatu property

port digambarkan menempel property

jika fungsi tersebut dapat diakses

public

Tabel 2.5 simbol – simbol composite structure diagram

Simbol Deskripsi

Sedangkan port digambarkan di dalam

suatu property jika fungsi tersebut

bersifat protected

Class

Kelas jika yang dijabarkan strukturnya

adalah sebuah kelas

Page 74: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

57

Contoh diagram composite adalah sebagai berikut :

Gambar 2.8 Contoh Diagram Composite

MengelolaPustaka

Pustaka

Id:atribu

t

Judul:atribu

t

Penerbit

:atribut

tahun

:atribut

queryMemasukkanPustaka:met

ode setId:metode

set

Akses

nilai

Page 75: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

58

Maksud dari diagram di atas adalah bahwa atribut id, judul, penerbit, dan tahun

diakses nilainya oleh metode query memasukan pustaka, dan atribut id diakses pada

metode setId dengan memberikan nilai kepada atribut id. Kelas pustaka diakses

oleh kelas mengelola pustaka.

Page 76: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

59

6. Package Diagram

Package diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang

saling terkait dalam diagram UML. Hampir semua diagram dalam UML dapat

dikelompokkan menggunakan packagediagram. Berikut ini simbol-simbol yang

digunakan dalam

Tabel 2.6 contoh package diagram

Simbol Deskripsi

Package

Package merupakan sebuah

bungkusan dari satu / lebih

kelas / elemen diagram UML

lainnya.

Elemen dalam package digambarkan di dalam package

Package

Perpustakaa

n

pustaka Anggota

Peminjaman

Page 77: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

60

elemen dalam package digambarkan di luar package

7. Deployment Diagram

Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan konfigurasi

komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram deployment juga dapat

digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut :

Atribut

Anggota

Metode

Atribut

Perpustakaan

Metode

Atribut

Pustak

a

Metode

Perpustakaan

Page 78: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

61

Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan

device, node, dan hardware.

Sistem client/server misalnya seperti gambar berikut :

Gambar 2.9 Diagram Deployment Sistem Client / Server

Sistem terdistribusi murni

Rekayasa ulang aplikasi

Berikut adalah simbol – simbol yang ada pada diagram deployment :

Tabel 2.7 simbol-simbol deployment diagram

Simbol Deskripsi

Package

Package merupakan sebuah bungkusan

dari satu atau lebih node

browser

Client

browser

Server

Php server

Component

Business process

Printer

Package

Page 79: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

62

Node Biasanya mengacu pada perangkat

keras (hardware), perangkat lunak

yang tidak dibuat sendiri (software),

jika di dalam node disertakan

Komponen untuk mengkonsistenkan

rancangan maka komponen yang telah

didefinisikan sebelumnya pada

diagram komponen

Ketergantungan antar node, arah panah

mengarah pada node yang dipakai

Relasi antar node

8.

9. Use Case Diagram

Use case diagram digunakan untuk memodelkan semua bisnis proses

berdasarkan perspektif pengguna sistem. Use case diagram terdiri atas diagram

untuk use case dan actor. Actor merepresentasikan orang yang akan

mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi.

Page 80: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

63

Use case merepresentasikan operasi – operasi yang dilakukan oleh actor.

Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan di

dalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use

case.

Gambar 2.10 use case diagram

10. Sequence Diagram

Diagram class dan diagram object merupakan suatu gambaran model

statis. Namun ada juga yang bersifat dinamis, seperti diagram interaction. Diagram

Page 81: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

64

sequence merupakan salah satu diagram interaction yang menjelaskan bagaimana

suatu operasi itu dilakukan message (pesan) apa yang dikirim dan kapan

pelaksanaannya. Diagram ini diatur berdasarkan waktu. Objek – objek yang

berkaitan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dari kiri ke kanan

berdasarkan waktu terjadinya dalam pesan yang terurut.

Gambar 2.11 Sequence Diagram

Activity diagram

Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran

kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisns atau menu yang ada pada

perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas

Page 82: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

65

menggambarkan aktivitas sistem buka apa yang dilakukan akto, jadi ktivitas yang

dapat dilakukan oleh sistem.

Diagram aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut :

Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan

merupakan proses bisnis sistem yng didefinisikan

Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem / user interface dimana

setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.

Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan

sebuah pengujian yang perlu didefinisikan kasius ujinya

Rancangan menu yang ditampilkan pada perangkat lunak.

Berikut adalah simbol – simbol yang ada pada diagram aktivitas :

Page 83: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

66

Gambar 2.12 simbol-simbol Activity Diagram

Page 84: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

67

BAB III

3 METODE PENELITIAN

3.1 Objek penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah salah satu rumah sakit dengan

jasa pelayanan yang terkenal cukup baik yaitu Rumah Sakit Asri Medika yang

terletak Di Jl. Citanduy Raya Blok L 11 No. 1, Cikarang Kab. Bekasi.

3.1.1 Sekilas Tentang Rumah Sakit Sentra Medika

Rumah sakit asri medika Bertempat Jl. Citanduy Raya Blok L 11 No. 1,

Cikarang. Rumah sakit Asri Medika merupakan bagian dari Rumah Sakit sentra

medika group, yaitu rumah sakit harapan bunda, jakarta timur eye center, Rumah

Sakit Sentra Medika Cibinong, Rumah Sakit Sentra Medika Cisalak, Dan Stikes

Medika Cikarang, Serta SMK Kesehatan Cikarang.

Rumah sakit asri medika Cikarang berawal dari Rumah Sakit Medika

Yang Berdiri Sejak 1 September 2001 kemudian diubah menjadi Rumah Sakit

Sentra Medika sejak Tanggal 20 Juli 2011. Di dukung oleh tenaga medis dan non

medis yang profesional, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang di

butuhkan pasien.

Page 85: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

68

RSAM Cikarang adalah rumah sakit fasilitas umum type B dengan layanan

unggulan Brain Neuro & Cardiovascular Center, MRI, Occupation Center,

Physiotheraphy Center, ESWL, Unit Thalassemia, Kembang, Trauma Center, dan

Surgical Center (segera).

RSAM Cikarang juga memiliki pelayanan yang siap selama 24 jam seperti

instalasi gawat darurat, instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi

Farmasi, Ambulans, ICU, NICU, dan Bank Darah.

3.1.2 Visi dan misi

Adapun visi dan misi dari rumah sakit asri medika (RSAM) ialah :

Visi : “menjadikan rumah sakit pilihan dengan memberi pelayanan yang terbaik”

Misi : “memberikan kesehatan yang cepat, tepat, dan informatif kepada masyarakat

dengan biaya terjangkau”

Motto : “Kesehatan Anda Adalah Prioritas Kami”

3.1.3 Struktur organisasi

RSAM Cikarang memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

Page 86: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

69

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSSM Cikarang

3.1.4 Deskripsi Tugas

Dari struktur organisasi RASM Cikarang didapatkan Deskripsi tugas sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Deskripsi Tugas

No Jenis pekerjaan Deskripsi Tugas

1 Pasien Ingin konsultasi terhadap dokter

spesialis ginjal

Membutuhkan pengobatan dari saran

dokter ginjal

Dokter

Spesialis Ginjal

Pasien

Administrasi

Rumah Sakit

Page 87: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

70

Mengisi form yang telah diberikan

administrasi rumah sakit

2 Administrasi rumah sakit Memberikan form untuk menemui

dokter spesialis ginjal

Bertugas sebagai pengantar pasien ke

dokter spesialis

3 Dokter spesialis ginjal Mempertanyakan keadaan / kondisi

pasien yang sedang sakit

Memeriksa pasien, mengobati pasien,

dan mendiagnosa penyakit pasien

Memberikan solusi / pengobatan

kepada pasien

3.2 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam pembuatan Aplikasi sistem pakar diagnosa

penyakit ginjal dan penyusunan laporan skripsi ini adalah:

1. Metode Pengumpulan Data

Page 88: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

71

Pada tahap ini dilakukan studi kepustakaan melalui membaca buku-buku

maupun artikel-artikel yang dapat mendukung penulisan tugas akhir.

2. Metode wawancara

Dilakukan terhadap narasumber yang mengerti konsep kesehatan

khususnya mengenai gejala ginjal dan jenis-jenis penyakit ginjal.

3. Analisa

Menganalisa kebutuhan sistem dan mengidentifikasi kebutuhan informasi

berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara serta studi pustaka yang telah

dilakukan. Alat bantu analisis sistem yang digunakan pada sistem ini adalah Use

Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Object

Diagram, Component Diagram, Deployment Diagram.

4. Implementasi

Merancang dan mengimplementasi Aplikasi yang akan dikembangkan

agar sesuai dengan yang diharapkan.

3.2.1 Desain penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian untuk perancangan aplikasi mobile ini

sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian

Page 89: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

72

yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Desain penelitian

menurut Moh. Nazir (2003:84) memaparkan bahwa desain Penelitian adalah semua

proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dari

definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian untuk merancang

aplikasi mobile merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis

dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan perancangan sistem berupa

aplikasi mobile sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu

tertentu.

3.2.2 Gambaran Umum Sistem

Gambaran umum sistem tentang program sistem pakar menganalisa

bentuk gejala penyakit penyakit ginjal dibuat dengan menggunakan bahasa

pemrograman php myAdmin dengan database mysql sebagai media penyimpanan.

Sistem dapat mendiagnosa 10 penyakit ginjal dari 30 gejala. Sistem akan

memberikan daftar gejala yang dapat dipilih oleh pengguna, gejala yang dipilih

akan diproses oleh sistem.

Sesuai dengan struktur sistem pakar secara umum, struktur sistem pakar

menganalisa penyakit ginjal dengan menggunakan metode Dempster Shafer yang

digunakan oleh ahli atau pakar yang dapat mengubah atau mengganti, menghapus,

Page 90: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

73

dan menambahkan basis pengetahuan sesuai dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang sedang berkembang.

3.3 Analisis sistem yang sedang berjalan

Sebelum melakukan perncangan sistem, terlebih dahulu dilakukan analisa

sistem berjalan. Arus data pada sistem kerja dilihat pada gambar

Gambar 3.2 Flowmap Sistem Yang Sedang Berjalan

Keterangan :

Page 91: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

74

Pasien yang menderita penyakit ginjal datang ke rumah sakit, dari pihak

administrasi akan memberikan form registrasi untuk di isi oleh pasien, pasien

mengisi form secara manual dan mengembalikan form tersebut ke pihak

administrasi.pihak administrasi akan menanyakan apakah sudah menjadi member

atau belum ? jika belum akan dibuatkan kartu member jika sudah akan dilanjutkan

ke tahap pemeriksaan.

Dokter spesialis ginjal melakukan konsultasi tanya jawab kepada pasien, seperti

sudah berapa lama sakitnya, dan sering minum kah dan lain-lain. Setelah

melakukan tanya jawab dengan pasien dokter pun melakukan pemeriksaan dan

spemeriksaan selesai dan dokter hanya berpesan kepada pasien sering-sering lah

minum air mineral yang banyak, sedangkan jika hasilnya tidak baik / sakit ginjal

maka dokter menyarankan pasien untuk segera memberikan obat dengan resep yang

sudah di berikan dan dapat ditebus di rumah sakit tersebut.

3.4 Flowmap sistem yang diusulkan

Peneliti menganalisis apa saja yang akan dibutuhkan dalam perancangan

sebuah sistem pakar dalam penelitian ini. Sedangkan sebelum melakukan

perancangan tersebut maka perlu adanya Flowmap yang berfungsi sebagai acuan

Page 92: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

75

sistem yang akan dibangun maka berikut adalah gambar Flowmap yang diusulkan

peneliti :

Gambar 3.3 Flowmap Sistem Yang diusulkan

Keterangan :

Pasien masuk kedalam sistem pakar diagnosa penyakit ginjal, pasien melakukan

login dengan memasukan username dan password, sistem pun memeriksa ke valid-

an jika salah akan kembali ke menu login. Jka benar akan masuk ke menu utama

Page 93: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

76

sistem pakar diagnosa penykit ginjal. Setelah melakukan login dan masuk ke menu

utama pasien memilih memu konsultasi dan memilih gejala-gejala penyakit yang

tersedia dan yang dirasakan oleh pasien, jika sudah yakin dengan ciri-ciri penyakit

yang dipilih pasien maka sistem akan melakukan penelusuran diagnosa nya dengan

perhitungan metode dempster shafer.

3.4.1 Akuisisi Pakar

Langkah selanjutnya adalah akuisisi pakar yaitu pengumpulan dan

pendalaman terhadap data-data dan pengetahuan dari seorang pakar. Pengetahuan

didapat dari hasil wawancara dengan pakar ahli di bidang kesehatan ginjal. Pakar

merupakan seseorang yang sudah mempelajari, meneliti ilmu secara spesifik

sehingga dapat memecahkan masalah secara tepat dan efisien dimana tidak semua

orang memiliki kemampuan tersebut. Oleh karena itu basis pengetahuan yang

digunakan untuk sistem pakar ini dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya

karena berasal langsung dari pakar. Pakar yang dimaksud adalah Dr. Andika

Widyatama, sebagai konsultan. beliau sudah berpengalaman dalam diagnosa

penyakit ginjal dan memberikan penanganan yang tepat. Dalam proses ini

dilakukan proses wawancara mengenai gejala-gejala awal umum yang terjadi, jenis

penyakit, dan faktor-faktor penyebab pasien terserang penyakit ginjal.

Page 94: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

77

3.4.2 Hasil wawancara

Setelah melakukan penelitian dan wawancara dengan sebagai seorang

pakar yang ahli dalam bidang kesehatan ginjal dan cara penanganan, dapat

disimpulkan bahwa penyakit ginjal dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera

ditangani. Gejala penyakit ginjal bermacam-macam, seperti gagal ginjal akut, batu

ginjal, dan kanker ginjal. Biasanya pasien yang terkena penyakit ginjal degan gejala

yang kompleks akan mengakibatkan kematian dan solusi atau cara penanganan nya

dengan rawat inap di rumah sakit tertentu dengan sering mengomsumsi makanan-

makanan yang bergizi.

3.4.3 Akuisisi pengetahuan

Selanjutnya setelah penyusunan basis pengetahuan dengan tabel

keputusan diagnosa penyakit sesuai pengamatan pada ginjal. Hanya beberapa gejala

yang paling nampak yang digunakan dalam tabel keputusan diagnosa, kemudian

ditentukan densitas gejalanya. Representasi pengetahuan dibuat dalam bentuk tabel

yang akan digunakan dalam pembuatan aturan aturan untuk melakukan

pengambilan keputusan diagnosa pada sistem pakar dempster shafer.

Tabel 3.2 Akuisisi Pengetahuan Penyakit Ginjal

Page 95: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

78

Nama Penyakit Gejala Penyakit Penyebab Penyakit

Kanker Ginjal

Demam, keluar keringat

pada malam hari

Kekurangan darah (Anemia)

Penurunan berat badan

Berubahnya warna urine

Batuk darah jika menyebar

ke paru-paru

Hipertensi

Obesitas

Memiliki anggota

keluarga penderita

kanker ginjal

Efek samping cuci

darah jangka panjang

Gagal Ginjal Akut

Berkurangnya produksi

urine

Mual dan muntah

Nafsu makan berkurang

Sesak, dehidrasi, kejang

Tingginya tekanan darah

Mudah lelah

Nyeri di punggung,

dibawah tulang rusuk

Batu ginjal

Pembesaran prospat

Tumor daerah

punggul

Obat-obatan

Page 96: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

79

Infeksi Ginjal Atau

Pielonefritis

Adanya darah atau nanah

dalam urine

Bau urine yang tidak seperti

biasanya

Rasa sakit dan tidak nyaman

di sekitar perut samping

Demam dan mengigil

Mual dan muntah

diare

Kehilangan selera makan

Merasa kelelahan Bakteri E. Coli

Infeksi Saluran Kemih

Demam

Tubuh terasa dingin dan

mengigil

Mual dan muntah

Diare

Bakteri E.Coli

Pembengkakan ginjal

(Hidronefrosis)

Demam

Mual, Mengigil Batu ginjal

Page 97: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

80

Darah pada urine

Sakit saat buang air kencing

Frekuensi buang air kecil

yang meningkat

Sering kebelet

Pembengkakan kelenjar

prostat

Gangguan/kerusakan

pada saraf kandung

kemih

Sindrom Nefrotik

Berkurangnya kadar protein

dalam darah

Pembengkakan didaerah

pergelangan kaki

Frekuensi air kencing yang

berkurang

Anti bodi menurun

Sering kebelet pipis

Glomerulosklerosis

Sifilis, leukimia

Kanker Kandung Kemih

Nyeri panggul

Kehilangan nafsu makan

Penurunan berat badan

Nyeri tulang

Zat karsinogenik,

4-aminobiphenyl

Benzidine,

Xenylamine

Page 98: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

81

Pembengkakan pada tungkai

Ginjal Polikistik

Kulit menjadi mudah

memar

Mudah lelah

Nyeri pada persendian

Warna kulit menjadi pucat

Sakit kepala nyeri perut

Ketidaknormalan pada kuku

Urine mengandung darah

Sering buang air kencing

Acquired cystic kidney

disease (ACKD)

Cystitis (paeradangan

kandung kemih)

Frekuensi buang air kencing

yang melebihi normal

dengan sedikit

Urine keruh atau berbau

tajam

Darah pada urine

Demam

Nyeri peruh bagian bawah

Bakteri E. Coli

Page 99: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

82

Nefritis

Tubulointerstisialis

Demam

Nyeri ketika berkemih

Nanh dalam air kencing

Nyeri di daerah antar tulang

rusuk dan tulang punggung

Infeksi bakteri pada

ginjal (pielonefritis)

Kanker (leukemia)

Keturunan

3.5 Analisa Dan Perancangan

Pada bagian ini analisa dilakukan terhadap data dan permasalahan yang

telah dirumuskan. Kemudian merancang sebuah sistem yang dapat menjawab

permasalahan dan kendala yang ada. Adapun analisa yang dilakukan adalah :

a. Analisa kebutuhan sistem baru

Tahap ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari pakar (Anggia

Kergentia Maretih, M.Si), kemudian data tersebut digunakandalam membangun

sistem.

b. Basis pengetahauan

Pada tahap ini dibangun basis pengetahuan berupa data gejala serta data

penyakit (gangguan). Pada tahap ini digunakan tabel relasi penyakit dan gejala

Page 100: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

83

dengan memanfaatkan pengetahuan dari pakar yang bersangkutan, serta pemberian

nilai bobot (kepercayaan) pada tiap-tiap gejala oleh pakar.

c. Mesin inferensi

Pada tahap ini dilakukan proses penggabungan banyak aturan berdasarkan

data yang tersedia dari pakar yang merujuk kepada tabel relasi untuk

mempertimbangkan informasi dalam basis pengetahuan dan merumuskan

kesimpulan. Mesin inferensi yang digunakan adalah forward chaining (runut maju).

d. Analisa Dempster Shafer

Analisa ini meliputi perhitungan nilai kepercayaan masing-masing gejala.

Nilai kepercayaan gejala adalah suatu penilaian dari pakar dalam pemberian bobot

nilai terhadap gejala yang berhubungan dengan gangguan perilaku. Nilai

kepercayaan merupakan suatu dasar dalam menerapkan metode Dempster Shafer.

Nilai kepercayaan ini didapat dari hasil studi pustaka serta wawancara dan

konsultasi dengan narasumber dan para pakar. Dari tahap ini akan didapat hasil

diagnosa gangguan yang merupakan hasil dari penerapan aturan – aturan metode

Dempster Shafer terhadap nilai-nilai kepercayaan gejala sehingga menghasilkan

suatu kesimpulan dengan tingkat keyakinan.

e. Analisa fungsional

Page 101: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

84

Analisa fungsional berisikan analisa data kedalam bentuk UML (Unfield Modeling

Language). Serta pemodelan sistem agar sistem dapat berjalan sesuai harapan.

Dengan adanya analisa di atas, dapat diketahui kebutuhan sistem denan

meneliti dari mana data berasal, bagaimana aliran data menuju sistem, bagaimana

operasi sistem yang ada dan hasil akhirnya.

3.6 Perancangan perangkat lunak

Setelah melakukan analisa, maka kemudian dlanjutkan dengan perancangan

sistem berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya.

a. Perancangan Basis Data

Setelah menganalisis sistem yang akan dibuat, maka tahap selanjutnya adalah

analisa dan perancangan basis data terhadap sistem pakar yang akan dibuat

untuk melengkapi komponen sistem.

b. Perancangan Pseudo-Code

Perancangan Pseudocode dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai

algoritma metode Dempster Shafer yang diimplementasikan pada tugas akhir

ini.

Page 102: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

85

c. Perancangan Struktur Menu

Rancangan struktur menu diperlukan untuk memberikan gambaran terhadap

menu-menu atau fitur pada sistem yang akan dibangun.

d. Perancangan Antar Muka (Interface)

Perancangan interface sangat perlu dilakukan dikarenakan untuk

mempermudah komunikasi antar sistem dengan pengguna (user). Hal ini yang

terpenting dalam perancangan interface adalah menekankan bagaimana

menciptakan tampilan yang baik dan mudah dimengerti oleh user.

Page 103: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

86

4 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perancangan Perangkat Lunak

Berdasarkan pembahasan analisa penelitian di bab sebelumya maka

peneliti menyusun hasil dari proses analisa tersebut, sebagai berikut :

4.1.1 Use Case Sistem Pakar

Gambar 4.1 Use case Sistem Pakar

Keterangan :

Pada gambar use case diatas actor sebagai admin yang berhak akses ke

menu sistem pakar untuk mengedit data gejala, menambahkan data diagnosa baru,

Page 104: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

87

serta menghapus data gejala peyakit ginjal. Bahkan Admin juga bisa menginputkan

rumus dempster shafer ke dalam sistem agar sistem tersebut dapat berfungsi secara

maksimal.

1. Definisi Aktor

Berikut adalah deskripsi pendefinisian aktor pada sistem pakar diagnosa

penyakit ginjal :

Tabel 4.1 Definisi Aktor Sistem Pakar

No Aktor Deskripsi

1. Admin Orang yang bertugas dan memiliki

hak akses untuk melakukan operasi

pengolahan data sistem pakar,

menambahkan dan mengedit sistem

serta melakukan pengembangan

2. User / Pasien Pasien adalah orang yang

diperbolehkan untuk melakukan

konsultasi ke sistem pakar tersebut

yang memiliki hak untuk

berkonsultasi dengan sistem.

2. Definisi Use Case

Berikut adalah deskripsi pendefinisian use case pada sistem pakar diagnos

penyakit ginjal :

Tabel 4.2 Definisi Usecase Sistem Pakar

No Use Case Deskripsi

1. Validasi Merupakan proses

pengecekan hak akses

siapa yang berhak

mengakses proses

pengolahan data

2. Login Merupakan proses

untuk melakukan login

admin / pasien

3. Logout Merupakan proses

untuk melakukan

logout admin / pasien

Page 105: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

88

4. Menu utama Merupakan halaman

utama sistem pakar

5. Data Diagnosa Terdapat beberapa jenis

diagnosa penyakit yang

akan ditambahkan oleh

admin

6. Data Gejala Terdapat beberapa jenis

data gejala yang

nantinya akan dipilih

pasien

7. Konsultasi Salah satu akses pasien

yang nantinya

menampilkan data

gejala yg dipilih pasien

3. Skenario use case

Berikut adalah skenario jalannya masing-masing use case yang telah

didefinisikan sebelumnya :

Nama use case : Login Admin

Skenario :

Tabel 4.3 Definisi Skenario Sistem Pakar

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Memasukkan username dan

password

2. Memeriksa valid tidaknya

data masukkan

4. Melakukan pengeditan data

diagnosa dan data gejala serta

menambahkan rumus DS

dalam codingan system

3. Menampilkan menu utama

dari sistem pakar

5. Menampilkan data yg sudah

di edit data gejala dan data

diagnosa

6. Melakukan uji coba sistem

Nama use case : Login User/Pasien

Skenario :

Page 106: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

89

Tabel 4.4 Definisi Login user Sistem Pakar

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Memasukkan username dan

password

2. Memeriksa valid tidaknya

data masukkan

7. Memilih menu konsultasi

gejala yang dirasakan

3. Menampilkan menu utama

dari sistem pakar

4. menampilakan menu

konsultasi Dan pilih gejala

yang

5. mulai prose perhitungan DS

4.1.2 Activity Sistem Pakar

Gambar 4.2 Flowmap Sistem Pakar

Page 107: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

90

Keterangan flowmap :

Pasien berkonsultasi dengan sistem pakar dengan terlebih dahulu memasukan

password dan username pasien setelah itu sistem pakar akan memunculkan menu

konsultasi yang dapat dengan mudah dipahami oleh pasien. Selanjutnya pasien akan

memilih gejala yang dirasakannya. Lalu sistem pakar akan memunculkan hasil

diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien dengan kombinasi perhitungan

Dempster Shafer.

4.1.3 Sequence Diagram

Gambar 4.3 Sequence Login Sistem

Keterangan :

Page 108: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

91

Pasien menggunakan website untuk bisa berkonsultasi dengan apa yang

dirasakan nya, lalu pasien hanya meminta password ke pihak admin agar bisa

mengakses aplikasi website tersebut. Kemudian di menu sistem pakar diagnosa

penyakit tesebut terdapat menu diagnosa, data gejala, dan menu konsultasi. Pasien

hanya diarahkan kepada menu konsultasi saja dimana nanti apa yang dirasakan

pasien

Gambar 4.4 Mengedit Data Diagnosa

Keterangan :

Actor disini adalah admin yang ingin mengubah atau mengedit serta menambahkan

data diagnosa penyakit ginjal melalui penelitan yang diteliti sebelumya dengan

menggunakan perhitungan Dempster Shafer. Disini admin memasukkan sejumlah

Page 109: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

92

penyakit ginjal yang diteliti nya lalu disimpan ke dalam sistem yang

terkomputerisasi.

Gambar 4.5 Mengedit data gejala penyakit

Keterangan :

Sama halnya seperti gambar diatas, Actor disini adalah admin yang ingin mengubah

atau mengedit serta menambahkan data gejala penyakit ginjal melalui penelitan

yang diteliti sebelumya dengan menggunakan perhitungan Dempster Shafer. Disini

admin memasukkan beberapa gejala penyakit ginjal yang diteliti nya lalu disimpan

ke dalam sistem yang terkomputerisasi.

Page 110: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

93

Gambar 4.6 Proses Memasukkan Rumus DS

Keterangan :

Dalam gambar diatas jika admin sudah memasukkan semua data gejala dan

diagnosa maka admin tinggal mengintegrasikan / memasukan rumus dempster

shafer yang sudah terkomputerisasikan sebelumnya.

Page 111: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

94

Gambar 4.7 Sequence Menu Konsultasi

Keterangan :

Gambar diatas menjelaskan pasien disaat sudah melakukan login apa yang

dilakukan pasien selanjutnya?, maka pada gambar tersebut pasien memilih

beberapa gejala penyakit ginjal yang sudah dilakukan penelitian oleh admin /

peneliti sebelumnya. Jika sudah selesai memilih maka sistem tersebut akan

mengkalkulasikan data gejala yang sudah diinput ke dalam data diagnosa sehingga

menghasilkan seberapa presentasi pasien terhadap penyakit ginjal.

Page 112: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

95

Gambar 4.8 Sequence Hasil Diagnosa

Keterangan :

Gambar diatas menjelaskan bahwa sistem telah melakukan perhitungan

Dempster Shafer dengan mengkalkulasikan data-data gejala penyakit yang telah

diinputkan oleh pasien maka output nya adalah seberapa besar / kecil pasien

terjangkit penyakit ginjal tersebut .

Page 113: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

96

4.1.4 Perancangan Class Diagram

Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi

pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.

Nama class : Login Passien

Id_passien : varchar (255)

Password : varchar (10)

Jenis_kelamin : varchar (25)

Nama class : Login Admin

Id_passien : varchar (255)

Password : varchar (10)

Jenis_kelamin : varchar (25)

Nama Class : Data Gejala

Kode_gejala : varchar (25)

Nama_gejala : varchar (255)

Bobot : double

Nama Class : Data Diagnosa

Kode_gejala : varchar (25)

Nama_gejala : varchar (255)

Keterangan : text

Page 114: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

97

4.2 Basis Pengetahuan

Hal yang pertama kali dilakukan dalam membangun sistem pakar

adalah membuat struktur basis pengetahuan. Basis pengetahuan merupakan

kumpulan-kumpulan fakta. Beberapa struktur basis pengetahuan pada sistem

pakar ini adalah sebagai berikut:

1. Basis pengetahuan gejala

2. Basis pengetahuan penyakit

3. Basis pengetahuan gejala penyakit

Dalam kasus ini seorang user (pengguna) dapat mengetahui jenis penyakit

dan nilai tingkat kenyakinnaya dengan cara memasukkan gejala-gejala yang

diderita kedalam sistem sehingga sistem pakar dengan metode Dempster Shafer

akan mencocokkan gejala-gejala yang dimasukkan dengan jenis penyakit yang

berada pada basis pengetahuan dan juga sistem akan memberikan nilai kepastian

jenis penyakit tersebut.

Pada basis pengetahuan berisikan tentang jenis penyakit, gejala-gejala,

dan nilai densitas (Dempster Shafer) gejala terhadap penyakit. Pada tabel 4.1

berisikan basis pengetahuan yang berisikan semua gejala yang mendukung

semua jenis penyakit ginjal Tabel 4.1 Basis pengetahuan gejala-gejala penyakit

ginjal.

Tabel 4.5 Basis Pengetahuan Gejala Penyakit Ginjal

Page 115: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

98

Kode Gejala Nama Gejala

G01 Berkurangnya rasa, terutama di tangan

G02 Darah di dalam air kencing (hematuria)

G03 Demam

G04 Desakan untuk kencing

G05 Kejang

G06 Kencing di malam hari

G07 Menggigil

G08 Mual

G09 Mudah lelah

G10 Muntah

G11 Nafsu makan berkurang

G12 Nanah di air kencing

G13 Nyeri di tulang pinggul

G14 Nyeri di daerah kendung kemih

G15 Nyeri di daerah ginjal

G16 Nyeri ketika kencing (clisuria)

G17 Nyeri perut

G18 Nyeri punggung bagian bawah

G19 Nyeri yang hilang timbul

G20 Pembengkakan organ tubuh tertentu

G21 Pembengkakan yang menyeluruh

Page 116: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

99

G22 Penurunan berat badan

G23 Perubahan mental / suasana hati

G24 Rambut dan kuku menjadi rapuh

G25 Ruam kulit / kulit kemerahan

G26 Sering kencing

G27 Syok atau kaget

G28 Tekanan darah tinggi / hipertensi

G29 Tiemor tangan

G30 Volume air kencing berkurang

Tabel berikut merupakan basis pengetahuan yang berisikan semua jenis gejala

dan penyakit ginjal serta nilai bobot atau nilai tingkat kepercayaan (nilai belief)

dan nilai plausability masing-masing gejala terhadap penyakit ginjal.

Tabel 4.6 Basis Pengetahuan Gejala Penyakit Ginjal

Kode Nama Gejala Nilai

Belief

Nilai

Plausability

G01 Berkurangnya rasa, terutama di

tangan 0,01 0,97

G02 Darah di dalam air kencing

(hematuria) 0,08 0,92

G03 demam 0,07 0,93

G04 desakan untuk kencing 0,03 0,97

G05 kejang 0,01 0,99

G06 kencing di malam hari (Nokturia) 0,02 0,98

G07 Menggigil 0,02 0,98

G08 Mual 0,05 0,95

G09 mudah lelah 0,03 0,97

G10 Muntah 0,04 0,96

G11 nafsu makan menurun 0,01 0,99

Page 117: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

100

G12 nanah di air kencing 0,02 0,98

G13 nyeri di tulang pinggul 0,02 0,98

G14 nyeri di daerah kandung kemih 0,02 0,98

G15 nyeri di daerah ginjal 0,02 0,98

G16 nyeri ketika kencing (Clisuria) 0,06 0,94

G17 nyeri perut 0,03 0,97

G18 nyeri punggung bagian bawah 0,05 0,95

G19 nyeri yang hilang timbul 0,01 0,99

G20 pembengkakan organ tubuh tertentu 0,01 0,99

G21 pembengkakan yang menyeluruh 0,01 0,99

G22 penurunan berat badan 0,01 0,99

G23 perubahan mental / suasana hati 0,01 0,99

G24 rambut dan kuku menjadi rapuh 0,01 0,99

G25 ruam kulit / kulit kemerahan 0,01 0,99

G26 sering kencing 0,03 0,97

G27 syok atau kaget 0,01 0,99

G28 tekanan darah ringgi / hipertensi 0,03 0,97

G29 tiemor tangan 0,01 0,99

G30 volume air kencing berkurang 0,04 0,96

Pada tabel menghubungkan keterkaitan antara gejala dan jenis penyakit serta

nilai belief dan nilai plausibility. Untuk nilai belief merupakan nilai yang

diberikan oleh pakar terhadap jenis gejala berdasarkan ilmu pengetahuan pakar

sedangkan nilai plausibility merupakan hasil dari 1 – nilai belief.

4.3 Analisa Aturan Penalaran

Aturan penalaran digunakan untuk menentukan proses pencarian atau

menentukan kesimpulan untuk sebuah penyakit berdasarkan gejala-gejala yang

diinputkan. Aturan penalaran yang digunakan adalah rule-Based Reasoning

(penalaran berbasis aturan). Berdasarkan pada tabel dapat disimpulkan ada

beberapa aturan atau rule. Berikut adalah aurannya :

Page 118: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

101

1. R1 : IF Berkurangnya rasa, terutama di tangan THEN G1

R2 : IF G1 AND Darah di dalam air kencing (hematuria) THEN G2

R3 : IF G2 AND Menggigil THEN G7

R4 : IF G3 AND Mudah lelah THEN G9

R5 : IF G6 AND Nafsu makan berkurang THEN G11

R6 : IF G4 AND Nyeri ketika kencing (clisuria) THEN G16

R7 : IF G5 AND Pembengkakan organ tubuh tertentu THEN G20

R8 : IF G7 AND Volume air kencing berkurang G9 maka pasien

menderita penyakit sindron nefrotik THEN D dengan

nilai 99 %

4.4 Metode Inferensi

Langkah selanjutnya setelah membuat basis pengetahuan adalah analisa

metode inferensi. Metode inferensi atau teknik penelusuran yang digunakan

dalam sistem pakar ini adalah dengan menggunakan metode inferensi forward

Page 119: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

102

chaining. Metode inferensi forward chaining menggunakan himpunan aturan

kondisi-aksi, dimana dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan fakta-fakta

atau pernyataan yang dimulai dengan kondisi IF kemudian THEN untuk

menyimpulkan perilaku yang diderita.

Untuk lebih memahami metode inferensi biasanya digunakan mesin

inferensi. Mesin inferensi ini secara teori dapat berupa pohon keputusan

(decision tree) atau disebut juga dengan pohon inferensi. Pohon inferensi

merupakan gambaran berbentuk grafis dari basis pengetahuan dan aturan-aturan

dalam mesin inferensi.

4.5 Analisa Dempster Shafer

Untuk mengetahui tingkat keyakinan atau kepercayaan dari sebuah

kesimpulan berdasarkan fakta –fakta (gejala-gejala) yang ada maka perlu

menambah sebuah metode sistem pakar, metode tersebut adalah metode Dempster

Shafer dimana terdapat suatu nilai Probabilitas densitas berdasarkan gejala

diberikan user pada saat diagnosa dilakukan.

Untuk mengetahui analisa dari dempster shafer lebih lanjut, maka dapat dilakukan

perhitungan metode dempster shafer secara manual untuk mendiagnosa penyakit

ginjal pada penelitian ini.

Pada contoh berikut ini, diasumsikan bahwa gejala yang diambil merupakan gejala

dari seorang user yang diinputkan kedalam sistem pakar. Berikut adalah gejala yang

Page 120: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

103

sudah dipilih serta kode-kode penyakit yang berhubungan dengangejala yang

dipilih. Penyakit disimbolkan dengan P diikuti dengan urutan penyakitnya.

a. GEJALA 1 yang dipilih : darah dalam air kencing,nafsu makan menurun,

nyeri ketika kencing, nyeri perut, nyeri

punggung,pembengkakan,rambut/kuku rapuh,hipertensi,volume air

kencing berkurang Maka gejala tersebut mendukung P2,P3,P6

b. GEJALA 2 yang dipilih : darah dalam air kencing, nafsu makan menurun,

nyeri ketika kencing, nyeri ditulang pinggul,nyeri dikandung kemih, nyeri

perut, nyeri yang sering timbul,

Maka gejala tersebut mendukung P1,P9,P10,P5

c. GEJALA 3 yang dipilih : darah dalah air kencing, mendukung penyakit

P1,P3,P5,P6,P7,P8,P10

d. GEJALA 4 yang dipilih : nanah di air kencing, mendukung penyakit P4

4.5.1 Menentukan Nilai Densitas (M) Awal

Nilai densitas (m) awal terdiri dari belief dan plausibility.

Gejala 1: Darah dalam air kencing

Berdasarkan relasi antara gejala dengan penyakit serta nilai densitas

gejala untuk mendeteksi penyakit Ginjal maka diperoleh: m1{ P1, P2, P3} =

0,30

Page 121: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

104

Selanjutnya merujuk pada rumus sehingga diperoleh nilai plausibility

m1 { θ

Gejala 2: Nanah dalam air kencing

Berdasarkan relasi antara gejala dengan penyakit serta nilai densitas gejala

untuk mendeteksi penyakit Ginjal maka diperoleh: Nilai m2 { P1, P3 } = 0,60

Selanjutnya merujuk pada rumus sehingga diperoleh nilai plausibility

m2 { θ

erdasarkan penentuan densitas awal pada gejala 1 dan 2, maka dapat

diperoleh juga densitas awal untuk gejala- gejala berikutnya yang dapat dilihat

pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Penentuan Densitas (m) Awal

Page 122: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

105

4.5.2 Menentukan Nilai Densitas (m) Baru

Berdasarkan tabel 4.4 dan merujuk pada rumus 2.1 sehingga dapat

dihitung nilai densitas (m) baru dengan membuat tabel aturan kombinasi terlebih

dahulu. Kemudian kombinasi yang dihasilkan akan digunakan pada saat

menunjukkan adanya gejala baru.

No Gejala penyakit

densitas (m)

belief plausibility

1

DARAH DALAM AIR

KENCING

P1,P2,P4 0,3 0,7

2

NANAH DALAM AIR

KENCING

P5,P10 0,6 0,4

Page 123: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

106

Tabel 4.8 Aturan kombinasi untuk m3

Densitas

1 { P1,P2,P3 }

θ

Densitas 2 {0,70}

{ P1,P3 }

{ P1,P3

} { P1,P3}

{0,60} {0,18} {0,42}

θ { P1,P2,P3 }

θ

{0,12}

4.5.3 Basis Aturan Bobot Gejala Penyakit Ginjal Yang Menggunakan

Perhitungan DS

Tabel 4.9 Aturan Gejala Penyakit Ginjal perhitungan DS

PENYAKIT Gejala

Bobot

Kode Nama Penyakit Kode Gejala

MG01 Gagal ginjal akut

G01,G02,G03,

G05,G06,G08,

0,14

Page 124: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

107

G09,G10,G20,

G23,G25,G27,

G29,G30

MG02 Pielonefrotik

G02,G03,G09,

G14,G22,G26,

G28

0,09

MG03 Kanker ginjal

G03,G07,G08,

G10,G15,G16,

G17,G18,G26

0,07

MG04 Sindrom Nefrotik

G02,G11,G16,

G17,G18,G20,

G28,G30

0,09

MG05 Hidronefrotik

G02,G03,G08,

G10,G12,G13,

0,09

Page 125: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

108

G14,G17,G19

MG06

Kanker kandung

kemih

G02,G03,G16,

G17,G18,

0,04

MG07 Sistitis

G02,G03,G04,

G06,G18

0,06

MG08 Ginjal Polikista

G02,G03,G04,

G07,G08,G20,

G16,G18,G26,

0,07

MG09

Infeksi Saluran

Kemih

G02,G03,G04,

G06,G016,G18

0,05

MG10

Nefritis

Tubulointerstisialis

G02,G03,G04,

G07,G08,G20,

G16,G18,G26

0,09

Page 126: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

109

Gambar 4.9 Struktur Menu Sistem Pakar

Perancangan Struktur Menu digunakan untuk menggambarkan susunan

menu-menu yang ada dalam sistem. Menu pada sistemini dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu bagian otoritas pakar dan bagian user ( pasien ) biasa.

Hasil

Diagnosa

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit

Ginjal Menggunakan Dempster

Shafer

pasien Diagnosa

Penyakit

Page 127: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

110

4.6 Tampilan Interface

Interface atau hasil output dari pada perancangan aplikasi web merupakan

antar muka untuk berinteraksi antara user dengan sistem. Interface yang dihasilkan

dari perancangan ini semuanya di akses melalui halaman Browser Internet.

Interface untuk pengisian data dinamakan dengan halaman form sepeti form login

user, form login admin, form input data diagnosa penyakit, form input data gejala

penyakit, dan form konsultasi.

Interface Halaman Utama

Gambar 4.10 Interface Halaman Awal

Page 128: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

111

4.6.1 Interface Halaman Login User

Gambar 4.11 Interface LogIn User

4.6.2 Interface Halaman Login Admin

Gambar 4.12 Interface LogIn Admin

Page 129: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

112

4.6.3 Interface Dari Diagnosa Penyakit Ginjal

Gambar 4.13 Interface Diagnosa Penyakit

4.6.4 Interface Halaman Gejala Penyakit Ginjal

Gambar 4.14 Interface Gejala penyakit

Page 130: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

113

4.6.5 Interface halaman relasi

Gambar 415 Interface Relasi

4.6.6 Interface Halaman Konsultasi

Gambar 4.16 Interface Konsultasi

Page 131: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

114

4.7 Analisis kinerja sistem

Untuk mengetahui hasil diagnosa penyakit ginjal ini, maka dilakukan

pengujian proses diagnosa. Proses pengujian sistem berupa masukkan data gejala

yang dirasakan pengguna. Dan setelah proses diagnosa berhasil dilakukan, maka

sistem akan menampilkan hasil diagnosa berupa kemungkinan penyakit yang

diderita disertai dengan presentase besarnya kepercayaanya terhadap kemungkinan

penyakit tersebut.

Tabel 4.10 Presentasi Nilai Kepercayaan

Presentasi Nilai Kepercayaan Tingkat kepercayaan

10 – 40 % Kecil

40 – 70 % Sedang

70 – 100 % Besar

4.8 Hasil Uji Sistem

Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk menjamin sistem yang dibuat

sesuai dengan hasil analisis dan perancangan dan menghasilkan satu kesimpulan.

Sebelum sistem diimplementasikan terlebih dahulu harus dipastikan program

bebas dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

Page 132: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

115

Tabel 4.11 Analisa Kerja Mesin Inferensi

1 2 4 3 5 6 7 8 9 10

SISTEM PAKAR DIAGNOSA

PENYAKIT GINJAL

A B C D E

Page 133: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

116

Keterangan analisa kerja mesin inferensi :

A,B,C,D : Adalah jenis penyakit ginjal

1,2,3,4 : jenis gejala – gejala penyakit ginjal

Hasil analisa kerja mesin inferensi :

1 : Darah Didarah Air Kencing

2 : Demam

3 : Desakan Untuk Kencing

4 : Berkurangnya rasa, Terutama ditangan

Maka gejala - gejala tersebut dihubungkan oleh mesin inferenasi dengan huruf A

Misalkan huruf A = Kanker ginjal

4.8.1 Perhitungan Manual Dempster Shafer

Gejala 1 yang dipilih : Berkurangnya rasa, terutama di tangan

Perhitungan : A

A = ( 0,1 ) / ( -1 ) = 0,1

Ө = ( 0,1 ) – 1 = 0,9

Gejala 2 yang dipilih : Darah dalam air kencing

Perhitungan : A,B,D

( 0.1 ) * ( 0.5 ) = 0.05

( 0.9 ) * ( 0.5 ) = 0.45

Page 134: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

117

A = ( 0.05 + 0.05 ) / ( 1 ) = 0.1

Gejala 3 yang dipilih : Demam

Perhitungan : A,B

A = 0.1 * 0.6 = 0.06

A = 0.1 * 0.4 = 0.04

A,B,D = 0.45 * 0.6 = 0.27

A,B,D = 0.45 * 0.4 = 0.18

A,B,D,F,G,H,I,J = 0.45 * 0.6 = 0.27

A,B,D,F,G,H,I,J = 0.45 * 0.4 = 0.18

Tabel 4.11 Perhitungan Dempster Shafer

A ( 0.06 + 0.04 ) / 1 0.1

A,B ( 0.27 + 0.27 ) / 1 0.54

A,B,D ( 0.18 ) / 1 0.18

A,B,D,F,G,H,I,J ( 0.18 ) / 1 0.18

Gejala 4 yang dipilih : Desakan untuk kencing

Perhitungan :

A = 0.1 * 0.4 = 0.04

A = 0.1 * 0.6 = 0.06

Page 135: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

118

A,B = 0.54 * 0.4 = 0.216

A,B = 0.54 * 0.6 = 0.6 = 0.324

A,B,D = 0.18 * 0.4 = 0.072

A,B,D = 0.18 * 0.6 = 0.108

A,B,D,F,G,H,I,J = 0.18 * 0.4 = 0.072

A,B,D,F,G,H,I,J = 0.18 * 0.6 = 0.108

Tabel 4.12 Kesimpulan Hasil Diagnosa

KOMBINASI

DIAGNOSA

RUMUS NILAI

A (0.06 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +

0.072 + 0.072 ] )

: 0.1

A,B ( 0.324 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +

0.072 + 0.072 ] )

: 0.54

A,B,D ( 0.108 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +

0.072 + 0.072 ] )

: 0.18

A,B,D,F,G,H,I,J ( 0.108 ) / ( 1 - [ 0.04 + 0.216 +

0.072 + 0.072 ] )

: 0.18

Berdasarkan gejala yang terpilih maka diagnosa paling akurat adalah Gagal

Ginjal Akut, Kanker Ginjal dengan tingkat kepercayaan 54%.

Page 136: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

119

4.8.2 Kebutuhan Perangkat Keras Pengujian

Perangkat keras yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

1. Processor : intel core i3 405u

2. Memory : 6 Gb

3. Hardisk : 1 TB

4. Operasi database : XAMPP

Page 137: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

120

4.8.3 Modul Pengujian Sistem Pakar Memilih Gejala

Prekondisi :

1. Tampilan layar utama sistem pakar

2. Pilih menu konsultasi

Tabel 4.13 Uji Sistem Pakar Memilih Menu Konsultasi

deskripsi Prekondisi

prosedur

pengujian

masukkan Keluaran Evaluasi hasil yg didapat kesimpulan

pengujia

n

menjawa

b

pertanya

an

berdasar

kan

gejala yg

tampak

pada

pasien

tampilan

layar

utama

sistem

pakar

1. pilih

menu

konsultasi,

maka akan

tampil

pertanyaan

2. klik

tombol

submit

diagnosa

mengisi

gejala yg

ditampilka

n menu

konsultasi

tampil

hasil dari

beberapa

gejala

penyakit

layar

yang

ditampil

kan

sesuai

dengan

yg

diharapk

an

tampil hasil

diagnosa diterima

tampil

probabili

tas

penyakit

tampil

probabilitas

penyakit dan

keterangan dari

penyakit yang

diderita

diterima

4.8.4 Modul Pengujian Tampil Penyakit

Prekondisi :

Page 138: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

121

1. Tampilan menu konsultasi

2. Pilih gejala yg dirasakan

3. Klik submit diagnosa maka akan muncul hasil diagnosa pasien

Tabel 4.14 Uji Sistem Pakar Memilih Gejala Penyakit

deskripsi prekondisi

prosedur

pengujian

masukkan Keluaran Evaluasi

hasil yg

didapat

kesimpulan

pengujian

tampil

penyakit

tampilan

menu

konsultasi

sistem

pakar

gejala yang

dipilih : darah

dlm air

kencing,nafsu

mkn menurun,

nyeri ketika

kencing,perut,pu

nggung bgn

bwh,hipertensi,v

olume air kncing

brkrg,bngkak pd

tbuh

mengisi

gejala

berdasarkan

yg

dirasakan

pasien

tampil

hasil

diagnosa

layar

yang

ditampil

kan

sesuai

dengan

yg

diharapk

an

tampil hasil

diagnosa diterima

tampil

probabilita

s penyakit

Pengguna

menderita

penykit

sindrom

nefrotik

dengan

tingkat

keyakinan

nya sebesar

99 %

diterima

Page 139: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

122

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit ginjal adalah suatu

aplikasi untuk mendiagnosa penyakit ginjal berdasarkan pengetahuan dari

para pakar.

2. Dengan adanya akses online web maka masyarakat dapat mendiagnosa

kemungkinan penyakit ginjal yang dideritanya sebelum mengambil

tindakan lebih lanjut seperti konsultasi ke dokter atau tes laboratorium di

rumah sakit.

3. Nilai kepercayaan yang dihasilkan dari sistem ini sama dengan hasil

perhitungan secara manual dengan menggunakan teori dempster shafer.

Sehingga keakuratan hasilnya sudah sesuai dengan perhitungan yang

diharapkan.

4. Aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi sarana untuk menyimpan

pengetahuan tentang penyakit ginjal dari para pakar atau ahlinya.

Page 140: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

123

4.2 Saran

1. Penulis berharap dengan adanya sistem pakar ini berharap pengembangan

tetap terjadi terhadap mahasiswa saat ini karena akan lebih sempurna jika

sistem pakar ini dapat dikembangkan.

2. Penulis juga berharap agar ada perbaikan yang memang perlu diperbaiki

dalam sistem pakar ini.

3. Dan agar sistem pakar ini berjalan sempurna maka perlu aplikasi sistem

pakar ini berjalan di teknologi Android.

Page 141: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

1

1. DAFTAR PUSTAKA

2011.data modeling from conceptual model to DBMS.Enterprise Architect: visual

modeling platform (http://www.sparxsystems.com) ( Diakses tanggal 16

september 2018 ).

2013.http://www.draw.io ( Diakses tanggal 15 september 2018 ).

2013.http://www.visual-paradigm.com/VPGallery/diagrams/ ( Diakses tanggal 15

september 2018 ).

2013.UML 2 Interaction Overview Diagram

(http://sparxsystems.com.au/resources/uml2_tutorial/uml2_interactionoverviewdia

gram.html). ( Diakses tanggal 18 september 2018 ).

Andi. Pengembangan sistem pakar menggunakan visual basic, Yogyakarta :

Andi,2003

Arhami, Muhammad

Arhami, Muhammad. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Yogyakarta : Andi, 2004.

Barker, Richard. 1990. CASE Method: entity relationship modelling. Addison –

Wesley Professional.

Better Health (2018). Kidney and Bladder. Urinary Tract Infections (UTI)

HSE (2018). Conditions and Treatments. Urinary Tract Infection, Adults.

NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Urinary Tract Infections (UTIs).

Page 142: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

2

Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Urinary Tract Infection (UTI).

Lights, et al. Healthline (2017). Everything You Need to Know About Urinary Tract

Infection

WebMD (2017). Your Guide to Urinary Tract Infections (UTIs).

Booch, Grady. 1998. Object-oriented analysis and design with applications 2nd

Edition. Addison Wesley

Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Everolimus.

Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Pazopanib.

Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Sorafenib.

Cancer Research UK (2015). Cancer Drugs A to Z List. Sunitinib.

Kusrini. “Aplikasi Sistem Pakar”, Yogyakarta : Andi, 2008

Kusrini.”Aplikasi Sistem Pakar” ,Yogyakarta : Andi,2008.

Kusumadewi Sri. “Artificial intelligence I (Teknik dan Aplikasinya)”. Bandung :

Graha Ilmu,2003

Luger, George F. And william A.stubblefield. “Artificial Intelligent Structures

For ComplexProblem Solving” . USA : Addison Wesley Longman, Inc. 1998

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases

NHS Choices UK (2015). Health A-Z. Bladder Cancer.

Mayo Clinic (2017). Diseases & Conditions. Bladder Cancer.

American Cancer Society (2016). Bladder Cancer.

Kivi, R (2017). Healthline. Bladder Cancer.

WebMD (2016). Bladder Cancer.

Page 143: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

3

NHS Choices UK (2015). Health A-Z. Bladder Cancer.

Mayo Clinic (2017). Diseases & Conditions. Bladder Cancer.

American Cancer Society (2016). Bladder Cancer.

Kivi, R (2017). Healthline. Bladder Cancer.

WebMD (2016). Bladder Cancer.

NHS Choices UK (2018). Health A-Z. Hydronephrosis.

NIH (2018). MedlinePlus. Hydronephrosis of One Kidney.

Wint, C. Healthline (2018). Hydronephrosis.

NHS Choices UK (2018). Health A-Z. Hydronephrosis.

NIH (2018). MedlinePlus. Hydronephrosis of One Kidney.

Wint, C. Healthline (2018). Hydronephrosis.

Sulistyohati, Aprilia dan Taufiq Hidayat. “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa

Penyakit Ginjal Dengan Metode Dempster-Shafer”. Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi. Yogyakarta, 2008.

Sutojo. T, Edy Mulyanto, Dr. Vincent Suhartono. “Kecerdasan Buatan”.

Yogyakarta : Andi, 2011.

Suyanto. Artificial Intelegence, Informatika, Bandung, 2007

Suyoto. “intelegensi buatan”. Yogyakarta : Gava Media. 2004

Turban, efraim. Dkk. “decision support system and intelligent system jilid 2”.

Yoyakarta : Andi, 2005.

Urology Care Foundation of the American Urology Association

Page 144: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

4

LAMPIRAN

/*

SQLyog Professional v12.4.3 (64 bit)

MySQL - 10.1.34-MariaDB : Database - sistem_pakar

*********************************************************************

*/

/*!40101 SET NAMES utf8 */;

/*!40101 SET SQL_MODE=''*/;

/*!40014 SET @OLD_UNIQUE_CHECKS=@@UNIQUE_CHECKS,

UNIQUE_CHECKS=0 */;

/*!40014 SET @OLD_FOREIGN_KEY_CHECKS=@@FOREIGN_KEY_CHECKS,

FOREIGN_KEY_CHECKS=0 */;

/*!40101 SET @OLD_SQL_MODE=@@SQL_MODE,

SQL_MODE='NO_AUTO_VALUE_ON_ZERO' */;

/*!40111 SET @OLD_SQL_NOTES=@@SQL_NOTES, SQL_NOTES=0 */;

CREATE DATABASE /*!32312 IF NOT EXISTS*/`sistem_pakar` /*!40100 DEFAULT

CHARACTER SET latin1 */;

Page 145: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

5

USE `sistem_pakar`;

/*Table structure for table `analisa_hasil` */

DROP TABLE IF EXISTS `analisa_hasil`;

CREATE TABLE `analisa_hasil` (

`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nama_pemilik` varchar(64) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT

NULL,

`kelamin_sapi` enum('J','B') CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT

NULL,

`varietas_sapi` int(1) NOT NULL,

`jenis_sapi` int(1) NOT NULL,

`usia` int(2) NOT NULL,

`lokasi` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT NULL,

`session_id` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT

NULL,

`tanggal` datetime NOT NULL,

`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=11 DEFAULT CHARSET=latin1;

Page 146: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

6

/*Data for the table `analisa_hasil` */

insert into

`analisa_hasil`(`id`,`nama_pemilik`,`kelamin_sapi`,`varietas_sapi`,`jenis_sapi`,`usia`,`lokasi`,

`session_id`,`tanggal`,`kd_penyakit`) values

(6,'dede','B',2,1,21,'w','5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','2015-09-24 12:25:35',11),

(7,'dede','J',2,1,21,'wweessss','dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','2015-09-24

12:27:06',11),

(8,'Dede Gunawan','J',4,2,21,'Cioray','f6bd06d263a7a226feb740102c8d61d1','2015-09-24

14:29:48',0),

(9,'Dede Gunawan','J',2,3,12,'Cijantung','47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','2015-09-24

15:01:11',15),

(10,'as','J',1,1,21,'asas','b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','2018-09-02 16:22:58',11);

/*Table structure for table `gejala` */

DROP TABLE IF EXISTS `gejala`;

CREATE TABLE `gejala` (

`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nm_gejala` varchar(256) DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=18 DEFAULT CHARSET=latin1;

Page 147: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

7

/*Data for the table `gejala` */

insert into `gejala`(`id`,`nm_gejala`) values

(4,'Keluar air liur terus menerus'),

(5,'Kesulitan bernafas (ngorok)'),

(6,'Kondisi tubuh lemah dan lesu'),

(7,'Suhu tubuh meningkat sampai diatas 41<sup>0</sup> C'),

(8,'Tubuh gemetar'),

(9,'Selaput lendir kemerahan'),

(10,'Keluar getah radang dari hidung dan mata'),

(11,'Selaput lendir terlihat menguning'),

(12,'Moncong kering dan pecah-pecah terisi nanah'),

(13,'Hidung tersumbat kerak sehingga kesulitan bernafas'),

(14,'Kondisi badan menurun, lemah dan menjadi kurus'),

(15,'Lepuh-lepuh bernanah pada kulit'),

(16,'Kerak pada permukaan kulit berwarna keabuan'),

(17,'Lieur');

/*Table structure for table `jenis_sapi` */

DROP TABLE IF EXISTS `jenis_sapi`;

Page 148: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

8

CREATE TABLE `jenis_sapi` (

`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nama_jenis` varchar(24) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=4 DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `jenis_sapi` */

insert into `jenis_sapi`(`id`,`nama_jenis`) values

(1,'Perah'),

(2,'Pedaging'),

(3,'Indukan');

/*Table structure for table `meta` */

DROP TABLE IF EXISTS `meta`;

CREATE TABLE `meta` (

`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`meta_name` varchar(64) NOT NULL,

`meta_caption` varchar(128) NOT NULL,

Page 149: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

9

`meta_value` longtext NOT NULL,

`_id` int(6) NOT NULL,

`_table` varchar(20) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`),

UNIQUE KEY `UNIQUE` (`meta_name`,`_id`,`_table`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `meta` */

/*Table structure for table `penyakit` */

DROP TABLE IF EXISTS `penyakit`;

CREATE TABLE `penyakit` (

`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nm_penyakit` varchar(128) NOT NULL,

`nm_latin` varchar(128) NOT NULL,

`definisi` text NOT NULL,

`solusi` text NOT NULL,

`other` longtext NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=16 DEFAULT CHARSET=latin1;

Page 150: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

10

/*Data for the table `penyakit` */

insert into `penyakit`(`id`,`nm_penyakit`,`nm_latin`,`definisi`,`solusi`,`other`) values

(11,'NGOROK','SEPTICHAEMIA EPIZOOTICA','','',''),

(12,'Mubeng','TRYPANOSOMIASIS','','',''),

(13,'Ingusan','MALIGNANT CATHARRAL FEVER','','',''),

(15,'SCABIES','-','','','');

/*Table structure for table `relasi` */

DROP TABLE IF EXISTS `relasi`;

CREATE TABLE `relasi` (

`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,

`kd_gejala` int(6) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`),

UNIQUE KEY `UNIQUE` (`kd_penyakit`,`kd_gejala`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=28 DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `relasi` */

Page 151: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

11

insert into `relasi`(`id`,`kd_penyakit`,`kd_gejala`) values

(7,11,4),

(8,11,5),

(9,11,6),

(10,11,7),

(11,11,8),

(12,11,9),

(14,12,6),

(16,12,7),

(13,12,10),

(17,12,11),

(23,13,4),

(18,13,7),

(19,13,11),

(20,13,12),

(21,13,13),

(22,13,14),

(24,15,15),

(27,15,16);

/*Table structure for table `tmp_analisa` */

Page 152: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

12

DROP TABLE IF EXISTS `tmp_analisa`;

CREATE TABLE `tmp_analisa` (

`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`session_id` varchar(128) NOT NULL DEFAULT '',

`kd_penyakit` longtext NOT NULL,

`kd_gejala` int(6) NOT NULL,

`status` enum('Y','N') NOT NULL DEFAULT 'N',

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=36 DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `tmp_analisa` */

insert into `tmp_analisa`(`id`,`session_id`,`kd_penyakit`,`kd_gejala`,`status`) values

(6,'deb9ff027f0f2ed5d05fd6b0d6532fdb','[11,12,13]',7,'Y'),

(7,'deb9ff027f0f2ed5d05fd6b0d6532fdb','[11,13]',4,'Y'),

(8,'deb9ff027f0f2ed5d05fd6b0d6532fdb','[13]',5,'N'),

(9,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11,12,13]',7,'Y'),

(10,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11,13]',4,'Y'),

(11,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11]',5,'Y'),

(12,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11]',6,'Y'),

Page 153: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

13

(13,'8638279a8a8b9f2f4d2bdb19ab04d8bb','[11]',8,'Y'),

(14,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11,12,13]',7,'Y'),

(15,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11,13]',4,'Y'),

(16,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11]',5,'Y'),

(17,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11]',6,'Y'),

(18,'d07e49428806d86cd2c4ab10dc1c72bf','[11]',8,'Y'),

(19,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11,12,13]',7,'Y'),

(20,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11,13]',4,'Y'),

(21,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11]',5,'Y'),

(22,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11]',6,'Y'),

(23,'5e33fa078d77e04825d701b69b7ad013','[11]',8,'Y'),

(24,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11,12,13]',7,'Y'),

(25,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11,13]',4,'Y'),

(26,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11]',5,'Y'),

(27,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11]',6,'Y'),

(28,'dabb8a650a121b36469e9cb9bc3aa436','[11]',8,'Y'),

(29,'47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','[15]',7,'N'),

(30,'47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','[15]',15,'Y'),

(31,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11,12,13]',7,'Y'),

(32,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11,13]',4,'Y'),

(33,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11]',5,'Y'),

(34,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11]',6,'Y'),

Page 154: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

14

(35,'b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','[11]',8,'Y');

/*Table structure for table `tmp_gejala` */

DROP TABLE IF EXISTS `tmp_gejala`;

CREATE TABLE `tmp_gejala` (

`kd_gejala` int(6) NOT NULL,

`session_id` varchar(128) NOT NULL

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `tmp_gejala` */

/*Table structure for table `tmp_pasien` */

DROP TABLE IF EXISTS `tmp_pasien`;

CREATE TABLE `tmp_pasien` (

`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nama_pemilik` varchar(64) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT

NULL,

`kelamin_sapi` enum('J','B') CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT

NULL,

Page 155: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

15

`varietas_sapi` int(1) NOT NULL,

`jenis_sapi` int(1) NOT NULL,

`usia` int(2) NOT NULL,

`lokasi` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT NULL,

`session_id` varchar(128) CHARACTER SET latin1 COLLATE latin1_general_ci NOT

NULL,

`tanggal` datetime NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=19 DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `tmp_pasien` */

insert into

`tmp_pasien`(`id`,`nama_pemilik`,`kelamin_sapi`,`varietas_sapi`,`jenis_sapi`,`usia`,`lokasi`,`

session_id`,`tanggal`) values

(17,'Dede Gunawan','J',2,3,12,'Cijantung','47a607fa627caccfeca54c6932e9a5aa','2015-09-24

15:01:11'),

(18,'as','J',1,1,21,'asas','b127ce4479cdc5a63ac38e9ec529e662','2018-09-02 16:22:58');

/*Table structure for table `tmp_penyakit` */

DROP TABLE IF EXISTS `tmp_penyakit`;

CREATE TABLE `tmp_penyakit` (

Page 156: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

16

`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,

`session_id` varchar(128) NOT NULL

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `tmp_penyakit` */

/*Table structure for table `tmp_relasi` */

DROP TABLE IF EXISTS `tmp_relasi`;

CREATE TABLE `tmp_relasi` (

`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kd_penyakit` int(6) NOT NULL,

`kd_gejala` int(6) NOT NULL,

`session_id` varchar(128) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`),

UNIQUE KEY `UNIQUE` (`kd_penyakit`,`kd_gejala`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `tmp_relasi` */

/*Table structure for table `users` */

Page 157: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

17

DROP TABLE IF EXISTS `users`;

CREATE TABLE `users` (

`id` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`user_nama` varchar(64) NOT NULL,

`user_password` varchar(128) NOT NULL,

`user_level` varchar(32) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=3 DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `users` */

insert into `users`(`id`,`user_nama`,`user_password`,`user_level`) values

(1,'[email protected]','$2y$10$yrOPB1xac8WOdWqENqXvWuRYOUqw3HN

Qj.b0yOiti29ywTBfO57y2','admin'),

(2,'[email protected]','$2y$10$viKzEnFSVjWIRJFma35Em.0AJrvJDo0oO8PSggcCULULuo

wVaJL16','pakar');

/*Table structure for table `varietas_sapi` */

DROP TABLE IF EXISTS `varietas_sapi`;

Page 158: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

18

CREATE TABLE `varietas_sapi` (

`id` int(6) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nama_jenis` varchar(24) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=6 DEFAULT CHARSET=latin1;

/*Data for the table `varietas_sapi` */

insert into `varietas_sapi`(`id`,`nama_jenis`) values

(1,'Brahman'),

(2,'Limosin'),

(3,'Simental'),

(4,'Bali'),

(5,'Lainnya');

/* Procedure structure for procedure `getDetailRekaman` */

/*!50003 DROP PROCEDURE IF EXISTS `getDetailRekaman` */;

DELIMITER $$

/*!50003 CREATE DEFINER=`root`@`localhost` PROCEDURE `getDetailRekaman`(id

INT(6))

BEGIN

Page 159: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

19

SELECT ah.id, IF(UPPER(ah.`kelamin_sapi`) = 'J', "Jantan", "Betina") AS kelamin_sapi,

ah.`nama_pemilik`, p.`nm_penyakit`, p.nm_latin, p.definisi, p.solusi, p.other,

IF(j.`nama_jenis` IS NOT NULL, j.`nama_jenis`, "") AS jenis_sapi,

IF(v.nama_jenis IS NOT NULL, v.nama_jenis, "") AS varietas_sapi,

ah.kd_penyakit,

CONCAT(ah.usia, " Bulan") AS usia, ah.`lokasi`

FROM analisa_hasil ah

LEFT OUTER JOIN penyakit p ON ah.`kd_penyakit` = p.`id`

LEFT OUTER JOIN jenis_sapi j ON ah.`jenis_sapi` = j.`id`

LEFT OUTER JOIN varietas_sapi v ON ah.`varietas_sapi` = v.`id`

WHERE ah.id = id;

END */$$

DELIMITER ;

/*!40101 SET SQL_MODE=@OLD_SQL_MODE */;

/*!40014 SET FOREIGN_KEY_CHECKS=@OLD_FOREIGN_KEY_CHECKS */;

/*!40014 SET UNIQUE_CHECKS=@OLD_UNIQUE_CHECKS */;

/*!40111 SET SQL_NOTES=@OLD_SQL_NOTES */;

Page 160: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

20

Page 161: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

21

Page 162: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

22

Page 163: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

I

Page 164: SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN MENGGUNAKAN

II

BIODATA MAHASISWA

Nama Lengkap : ZAENUR ROZIKIN

NIM : 311410293

Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

Nomor telp/Hp : 085234688844

Email : [email protected]

Alamat asal : Jl. Ranusosro Desa Sumber Sewu Kec.

Ampelgading Kab. Malang, Provinsi Jawa Timur

Alamat sekarang : Kampung Sempu Darussalam Desa Pasirgombong

Rt/Rw : 003/002 Kec. Cikarang Utara

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri PasirGombong 01 : 2002 - 2008

2. SMP Negeri 01 ampelgading : 2008 - 2011

3. SMK PGRI Turen : 2011 – 2014

4. STT PELITA BANGSA : 2014 – 2018

Pengalaman Kerja :

1. PT. FUJI SMBE Electrik Indonesia : 2014 – Sekarang

Jabatan : Operator Painting