30
KEGIATAN II. UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny. G DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA ASMA PERSISTEN SEDANG TAHAP I KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga : Tn. S Alamat lengkap : Kelurahan Jetis Bentuk Keluarga : Nuclear Family Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah No . Nam a Keduduk an L/ P Umu r Pendidi kan Terakhi r Pekerja an Pasi en Klin ik Ket 1. Tn. S KK L 45 th SD Buruh T - 2. Ny. G Ibu P 42 th - Ibu rumah tangga Y Asma Persisten Sedang 3. Tn. A Anak L 16 th SMP Pelajar T - 4. Tn. S Anak L 14 th SMP Pelajar T - Sumber : Data Primer 5 Januari 2013 Kesimpulan : Ny. G, usia 42 th, jenis kelamin perempuan, nuclear family, dengan masalah kesehatan asma persisten sedang. 25

ilmu kesehatan masyarakat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fome

Citation preview

Page 1: ilmu kesehatan masyarakat

KEGIATAN II.

UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Ny. G DALAM

MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA ASMA PERSISTEN

SEDANG

TAHAP I

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. S

Alamat lengkap : Kelurahan Jetis

Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No.

Nama

Kedudukan

L/P

Umur

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan

Pasien Klinik

Ket

1. Tn.S KK L45 th

SD Buruh T -

2.Ny.G

Ibu P42 th

-Ibu rumah tangga

YAsma Persisten Sedang

3.Tn. A

Anak L 16 th

SMP Pelajar T -

4.Tn. S

Anak L 14 th

SMP Pelajar T -

Sumber : Data Primer 5 Januari 2013

Kesimpulan :

Ny. G, usia 42 th, jenis kelamin perempuan, nuclear family,

dengan masalah kesehatan asma persisten sedang.

25

Page 2: ilmu kesehatan masyarakat

TAHAP II

STATUS PENDERITA

A. PENDAHULUAN

Laporan ini disusun berdasar atas kasus yang diambil dari

seorang penderita asma persisten sedang, berjenis kelamin

perempuan, usia 42 tahun, dengan berbagai permasalahan

yang dihadapi. Mengingat kasus ini masih banyak ditemukan

di kalangan masyarakat, maka penting bagi kita untuk

memahami dan mencermatinya sehingga dapat dilakukan

penerapan ilmu kedokteran yang sesuai di lapangan.

B. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. G

Umur : 42 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan : -

Agama : Islam

Alamat : Kelurahan Jetis

Status Pernikahan : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal periksa : 5 Januari 2013

26

Page 3: ilmu kesehatan masyarakat

C. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama :

Sesak napas

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien merasakan lemas pada anggota gerak sebelah

kiri sejak ± 5 bulan yang lalu. Keluhan tersebut muncul

didahului dengan nyeri kepala, bibir mencong ke kiri, dan

kejang pada kaki dan tangan kiri secara tiba-tiba saat

pasien berjalan, tidak mual maupun muntah. Pasien juga

mengalami kesulitan berbicara, kesulitan menahan BAK,

dan bagian punggung sebelah bawah menghitam sejak 2

bulan yang lalu. Keluarga pasien juga memberikan

keterangan bahwa pasien kesulitan mengendalikan emosi.

Pasien saat ini tidak dapat beraktivitas. Anggota

gerak sebelah kiri terasa kesemutan (+), lemas saat

digerakkan (+), tremor (+), kejang (+), demam (-),

gangguan penglihatan (-), pandangan ganda (-), sulit

menelan (-), makan dan minum tidak tersedak.

± 13 bulan yang lalu pasien sempat mondok di Rumah

Sakit Amal Sehat dengan keluhan serupa dan dari hasil CT

Scan didiagnosis stroke hemoragik. Namun karena

keterbatasan biaya pasien pulang paksa setelah menjalani

4 hari perawatan. Setelah keluar dari rumah sakit, pasien

tidak pernah kontrol dan mendapatkan obat. Kondisi pasien

membaik setelah menjalani fisioterapi sebanyak 8x di

Puskesmas Sambirejo dan harus terhenti akibat tutupnya

pelayanan fisioterapi di puskesmas.

3. Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat peny. jantung : disangkal

Riwayat asma : diketahui sejak 13 tahun

yang lalu

27

Page 4: ilmu kesehatan masyarakat

Riwayat alergi : disangkal

Riwayat mondok : disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa : (+) ibu

Riwayat sakit gula : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat peny. Jantung : disangkal

Riwayat alergi : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan

Riwayat merokok : (+) pasif

Riwayat minum jamu : (-)

Riwayat olah raga teratur : (-)

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita adalah seorang perempuan berusia 42 tahun

dengan seorang suami dan tiga orang anak. Saat ini pasien

tinggal dengan suami beserta anak kedua dan anak ketiga

di rumah milik pribadi. Sebelum sakit pasien sehari-hari

bekerja sebagai pedagang. Penghasilan keluarga per bulan

tidak tetap. Pasien berobat dengan biaya sendiri sebelum

mendapatkan kartu jamkesmas.

7. Riwayat Gizi.

Penderita makan 3 kali sehari, dengan nasi, lauk pauk

tempe, tahu, telur, sayur-sayuran, jarang mengkonsumsi

ayam maupun daging.

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Tampak sakit sedang, kesadaran GCS E4V5M6

2. Status Gizi

BB: 45 kg; TB:145 cm; BMI: 21.4 kesan normoweight

3. Tanda Vital

TD : 130/90 mmHg

Nadi : 82 x/menit, reguler, isi cukup, simetris

28

Page 5: ilmu kesehatan masyarakat

RR : 20 x /menit

Suhu : 36.5oC per axiler

4. Kulit:

5. Leher : JVP tidak meningkat.

6. Cor : I : ictus cordis tidak tampak

P : ictus cordis tidak kuat angkat

P : batas jantung kesan tidak melebar\

A : Bunyi jantung I-II normal, reguler, bising (-)

7. Paru : I : Pengembangan dada kiri = kanan

P : Fremitus raba kanan = kiri

P : Sonor / Sonor

A : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (+/+)

minimal

8. Kepala, mata, hidung, mulut, telinga, tenggorokan dan

abdomen dalam batas normal.

9. Ektremitas : oedem - - akral dingin- -

- - - -

E. CLINICAL ASSESMENT

1. Klinis

2. Dx: Asma Persisten Sedang

F. PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa

1. Makan teratur dan meminimalkan makanan tinggi lemak.

2. Aktivitas fisik. Latihan pergerakan pada sendi-sendi tangan

dan kaki kiri, latihan berjalan.

Medikamentosa

Pasien mengkonsumsi obat yang didapat dari puskesmas

keliling dan tempat dokter swasta yang merupakan tetangga

pasien

29

Page 6: ilmu kesehatan masyarakat

H. FLOW SHEET

Nama : Ny. G

Diagnosis : Asma Persisten Sedang

Tabel 2. Flow Sheet Ny.T tanggal 6, 14, 18 dan 21 September

2012

NO

Tgl Keluhan Pemeriksaan Fisik Terapi Planning Target

1 06/1/2013

Sesak napas

TD: 130/90Nadi/RR/T: 82/20/36,5⁰cPx Fisik: Wheezing (+/+) minimal.

- 1.Cek darah rutin.2. Tx: Controller inhlasi

Tekanan darah terkontrol < 140/90.

Ngompol berkurang, sehingga terjaga kebersihan.

Tercapai mobilisasi mandiri

2 14/9/2012

Kelemahan anggota gerak sebelah kiri, tidak dapat menahan BAK. Sulit berbicara.

TD: 210/ 140Nadi/RR/T: 98/20/36,8⁰cPx Fisik: JVP ↑, batas jantung kesan melebar ke caudolateral, bising sistolik (+), inkontinensia urin (+).Px Neuro: afasia motorik, hemihipestesi sinistra dan hemiparese sinistra.

Captopril 25 mg 3x1(hasil konsultasi dengan dokter puskesmas)

1.Cek tekanan darah rutin.2.Bladder Training.3.Latihan duduk, gerak sendi, berpindah posisi.4. Tx: Captopril 3x25mgNeuroprotectant 1x1

3 17/9/2012

Kelemahan anggota gerak sebelah kiri, tidak dapat menahan BAK. Sulit berbicara.

GDS: 145 mg/dlKolesterol total: 249 mg/dl

Captopril 25 mg 3x1

1.Cek tekanan darah rutin.2.Bladder Training.3.Latihan duduk, gerak sendi, berpindah posisi.4. Tx: Captopril 3x25mgNeuroprotectant 1x1Simvastatin 1x1

4 18/9/2012

Kelemahan anggota gerak sebelah kiri, tidak dapat menahan BAK Sulit

- Tensigard 3x1(hasil konsultasi dengan dokter puskes

1.Cek tekanan darah rutin.2.Bladder Training.3.Latihan duduk, gerak sendi, berpindah posisi.4. Tx: Captopril 3x25mg

30

Page 7: ilmu kesehatan masyarakat

berbicara mas) Neuroprotectant 1x1Simvastatin 1x1

5 21/9/2012

Kelemahan anggota gerak sebelah kiri, incontinensia urin. Sulit berbicara. Nafsu makan menurun.

190/140Nadi/RR/T: 100/20/36.9⁰cPx Fisik: JVP ↑, batas jantung kesan melebar ke caudolateral, bising sistolik (+), inkontinensia urin (+).Px Neuro: afasia motorik, hemihipestesi sinistra dan hemiparese sinistra.

Stop tensigard(hasil konsultasi dengan dokter puskesmas)

1.Cek tekanan darah rutin.2.Bladder Training.3.Latihan duduk, gerak sendi, berpindah posisi.4.Pasien kontrol ke puskesmas

TAHAP III

IDENTIFIKASI FUNGSI - FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI HOLISTIK

1. Fungsi Biologis

Keluarga Ny.G adalah nuclear family yang terdiri atas 4

orang. Pasien berusia 42 tahun dengan suami Tn.S

(45tahun), anak Tn. A (16 tahun), dan anak Tn. S (14

31

Page 8: ilmu kesehatan masyarakat

tahun). Penyakit yang diderita Ny. G adalah asma persisten

sedang. Riwayat kelahiran Ny.G sebanyak 3 kali dengan

cara normal dan tidak pernah keguguran. Ny. G tidak

pernah memakai alat kontrasepsi.

2. Fungsi Psikologis

Hubungan yang terjadi antar anggota keluarga terjalin

kurang baik, terbukti kurangnya dukungan anggota

keluarga lain terhadap kesembuhan pasien. Selain itu,

keharmonisan Ny. G dan Tn. S mengalami masalah

sehingga antar keduanya tidak saling memperhatikan.

3. Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial

tertentu dalam masyarakat. Tidak terdapat masalah dalam

hubungan penderita dan keluarga dengan masyarakat

disekitar rumah. Keluarga ini cukup aktif mengikuti

kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya seperti arisan

RT, pengajian, dll.

4. Fungsi Ekonomi

Penghasilan keluarga Ny.G berasal dari suaminya yang

bekerja sebagai tukang batu dengan penghasilan tidak

menentu. Anak Ny.G yaitu Tn. A dan Tn. S masih duduk di

bangku sekolah. Sedangkan anak yang pertama yaitu Tn. S

sudah tinggal terpisah dari keluarga Ny. G. Sehari-hari

pasien dan keluarga mengeluarkan biaya ala kadarnya.

Sehari-hari pasien makan dengan sayur dan lauk tempe,

tahu, serta jarang mengkonsumsi ayam maupun daging.

Sebelumnya pasien berobat menggunakan biaya mandiri,

kemudian atas bantuan bidan desa pasien mendapatan

kartu jamkesmas.

5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan

Beradaptasi

Keputusan-keputusan penting dalam keluarga secara

musyawarah dengan dominansi dari anak kedua. Dalam

32

Page 9: ilmu kesehatan masyarakat

kesehariannya, penderita cukup berinteraksi dengan

masyarakat sekitar.

B. FUNGSI FISIOLOGIS

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score.

APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai

fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota

keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga

yang lain.

1. Adaption

Seluruh anggota keluarga lebih nyaman menceritakan

masalahnya kepada Tn.W karena sifatnya yang penyabar.

Dalam menghadapi masalah, penderita cukup mendapatkan perhatian dari

anggota keluarga yang lain.

2. Partnership

Setiap ada permasalahan didiskusikan bersama anggota

keluarga lainnya, namun sering berselisih paham.

3. Growth

Masing – masing anggota keluarga kurang mendapat

dukungan dari anggota keluarga lainnya., misalnya dalam hal

pekerjaaanSuami dan anggota keluarga lain kurang peduli

dengan kesembuhan pasien

4. Affection

Dalam keluarga terdapat rasa saling menyayangi satu sama

lain meskipun sering terjadi perbedaan pendapat dan pasien

yang tidak dapat mengendalikan emosi.

5. Resolve

Kuantitas maupun kualitas kebersamaan anggota keluarga

kurang.

Skoring :

Hampir selalu : 2 poin

Kadang – kadang : 1 poin

Hampir tak pernah : 0 poin

33

Page 10: ilmu kesehatan masyarakat

Kriteria nilai APGAR :

8 - 10 : baik

5- 7 : sedang

1-4 : buruk

Tabel 3. APGAR keluarga Ny.G

APGAR keluarga Ny. G Tn. S Tn.

A

Tn. S

A Saya puas bahwa saya dapat

kembali ke keluarga saya bila saya

menghadapi masalah

1 1 1

P Saya puas dengan cara keluarga

saya membahas dan membagi

masalah dengan saya

1 1 1

G Saya puas dengan cara keluarga

saya menerima dan mendukung

keinginan saya untuk melakukan

kegiatan baru atau arah hidup yang

baru

2 2 2

A Saya puas dengan cara keluarga

saya mengekspresikan kasih

sayangnya dan merespon emosi

saya seperti kemarahan, perhatian

dll

1 1 1

R Saya puas dengan cara keluarga

saya dan saya membagi waktu

bersama-sama

1 1 1

Total Nilai 6 6 6

Fungsi Fisiologis Keluarga = (6+6+6) : 3=6 (SEDANG)

Kesimpulan :

34

Page 11: ilmu kesehatan masyarakat

Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Ny. G

tidak dapat dinilai. Hal ini diakibatkan nilai APGAR Ny.T yang

sulit di evaluasi karena kesulitan berbicara. Sedangkan rata-

rata APGAR dari anggota keluarga lain adalah 6. Hal ini

menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Ny.

T dalam keadaan sedang. Hubungan antar individu dalam

keluarga tersebut terjalin kurang baik.

C. FUNGSI PATOLOGIS SCREEM

Tabel 4. Tabel SCREEM

SUMBER PATOLOGI KET

SOCIAL Interaksi sosial baik antar anggota keluarga.

Pasien aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

-

CULTURAL Banyak tradisi budaya yang masih diikuti seperti

mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan,

sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa

dan kesopanan.

-

RELIGION Ketaatan pasien dan keluarga cukup baik, dapat

dilihat dari sholat wajib 5 kali setiap harinya,

meskipun ada kesulitan dalam menjalankan

ibadah.

-

ECONOMY Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke

bawah, untuk kebutuhan primer maupun

sekunder tidak dapat terpenuhi. Rencana

ekonomi tidak memadai, diperlukan skala

prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

-

EDUCATIO

N

Pendidikan anggota keluarga kurang memadai.

Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga

(paling tinggi setingkat SD).

+

MEDICAL Kurangnya perhatian dan pengetahuan

terhadap penyakit pasien. Selain itu, keluarga

+

35

Page 12: ilmu kesehatan masyarakat

pasien enggan mengantarkan kontrol akibat

kendala biaya dan transportasi.

Kesimpulan: Didapatkan fungsi patologis pada keluarga

Ny.G, yaitu bidang education dan medical.

G. GENOGRAM

Diagram 1. Genogram Keluarga Ny.T

Keterangan :

36

: : Laki-laki yang telah meninggal

: Pasien : Wanita yang telah meninggal : Laki-laki yang masih hidup

: Tinggal dalam satu rumah : Wanita yang masih hidup : Keluarga Pasien yang menderita penyakit serupa

Page 13: ilmu kesehatan masyarakat

Kesimpulan :

Bapak Ny. G telah meninggal dunia. Ny. G tinggal bersama

dengan suami, anak kedua dan anak ketiga. Di dalam garis

keturunan ibu dan bapak didapatkan penyakit yang

diturunkan yaitu dari pihak ibu Ny.G. Dari hasil genogram

tidak ditemukan kasus penyakit menular.

Sumber : Data Primer, 06 Januari 2013

E. POLA INTERAKSI KELUARGA

Diagram 2. Pola interaksi keluarga

Keterangan:

: Hubungan Harmonis

: Hubungan Tidak Harmonis

Kesimpulan:

Hubungan antara Ny. G dengan suami kurang harmonis.

F. FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN

1. Pengetahuan

Ny. G adalah seorang istri dari seorang suami dan

memiliki tiga orang anak. Sejak ± 13 tahun yang lalu

penderita diketahui mengidap penyakit asma. Suami dan

37

Tn.S (45th)

Ny.G (42th)

Tn. A (16th)

Tn. S (14th)

Page 14: ilmu kesehatan masyarakat

anaknya belum banyak memiliki pengetahuan tentang

kesehatan khususnya tentang asma. Keluarga tersebut

juga kurang memahami besarnya pengaruh kebersihan

lingkungan terhadap kesehatan penderita.

2. Sikap

Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit

yang dideritanya kurang, terbukti dengan keluarga pasien

yang enggan mengantarkan kontrol ke fasilitas kesehatan

dan frekuensi kekambuhan yang meningkat dari pasien.

Keluarga kurang menyadari pentingnya kesehatan karena

apabila mereka sakit, mereka lebih mengkhawatirkan

masalah biaya dibanding kesehatan mereka. Selain itu,

suami penderita merokok di dalam rumah, sehingga asap

dapat terhirup oleh penderita.

Diet sehat (menu seimbang) dikiranya masih sangat

kurang. Pasien makan 3 kali sehari, dengan menu nasi

sayur tahu tempe dan jarang menggunakan ayam maupun

daging.

3. Tindakan

Penderita rutin control ke puskesmas keliling atau

dokter swasta yang notabene tetangga pasien. Pasien

kontrol setiap hari Selasa. Pasien mengonsumsi obat

secara teratur, akan tetapi dua minggu ini pasien berhenti

mengonsumsi obat karena setiap meminum obat pasien

merasa pusing. Keluarga ini dalam melakukan kegiatan

sanitasi sudah berusaha melakukan dengan cukup baik,

sumber air untuk kebutuhan sehari-hari menggunakan

sumber air dari PAM. Namun, rumah pasien tidak memiliki

selokan maupun saluran khusus untuk mengalirkan limbah

ternak dan rumah tangga ke luar rumah. Pasien juga tidak

mempunyai jamban yang memadai.

G. FAKTOR-FAKTOR NON PERILAKU YANG MEMPENGARUHI

38

Page 15: ilmu kesehatan masyarakat

Ny. G(42th)

Pemahaman:Keluarga kurang memahami penyakit penderita

Lingkungan:Kondisi pencahayaan dan ventilasi rumah tidak cukup memadai

Keturunan:Ada faktor keturunan

Pelayanan Kesehatan Ada kendala transportasiTindakan:Pasien dua minggu ini sudah tidak mengomsumsi obat.

Sikap:Kurang perhatian keluarga terhadap penyakit penderita

KESEHATAN

1. Lingkungan

Rumah yang dihuni keluarga ini adalah rumah sendiri

dengan kondisi kurang memadai, ukuran 108 m2 .

Kebersihan lingkungan rumah kurang terjaga dengan

baik. Dengan pencahayaan ruangan dan ventilasi kurang.

2. Keturunan

Ibu kandung penderita mengidap penyakit serupa,

sehingga ada kemungkinan faktor keturunan yang

mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.

3. Pelayanan Kesehatan

Rumah penderita jauh dengan puskesmas, pasien

kesulitan dengan masalah transportasi.

: Faktor Perilaku

: Faktor Non Perilaku

Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku

Kesimpulan :

Faktor perilaku keluarga berpengaruh positif terhadap kesehatan Ny. G karena pengetahuan keluarga tentang kesehatan masih kurang terutama tentang penyakit yang diderita.

Faktor non-perilaku keluarga berpengaruh positif terhadap kesehatan Ny. G.

H. IDENTIFIKASI INDOOR DAN OUTDOOR

1. Indoor

39

Page 16: ilmu kesehatan masyarakat

Keluarga Ny.G tinggal dalam rumah berukuran 9x12 m,

memenuhi kriteria kepadatan hunian sehat (10 m2/orang).

Lantai menggunakan tanah. Dinding rumah berupa

tembok, atap dari genteng tanpa langit-langit. Rumah

terdiri dari 2 kamar tidur, dapur, ruang keluarga, ruang

tamu, ruang makan, dan gudang. Sedangkan kamar mandi

yang dimiliki tidak layak, dan tidak memiliki jamban yang

memadai. Pencahayaan dan ventilasi kurang. Di samping

dan belakang rumah terdapat kandang ayam.

Gambar 1. Denah indoor dan outdoor

2. Outdoor

Sumber air bersih dari PAM. Jarak dengan rumah tetangga

letaknya cukup dekat. Tidak tedapat saluran pembuangan

air, sehingga limbah rumah tangga dibuang ke tanaman

sekitar.

Kesimpulan:

Dari hasil identifikasi faktor indoor dan outdoor, keluarga

Ny.G masih belum memenuhi kriteria rumah sehat. Kamar

40

Ruang keluarga

teras

Kamar tidur

Kamar tidur

Gudang

KandangSapi

Dapur

Kamar mandi

Kandang sapi

9 m

12 m

Page 17: ilmu kesehatan masyarakat

mandi tidak layak, tidak mempunyai jamban dan saluran

pembuangan limbah.

I. DAFTAR MASALAH

1. Masalah Medis

- Asma Persisten Sedang

2. Masalah Non Medis

- Gangguan Fungsi Holistik : (+)

- Gangguan Fungsi Fisiologis APGAR : (+)

- Gangguan Fungsi Patologis SCREEM : (+)

- Gangguan Genogram : (+)

- Gangguan Fungsi Interaksi keluarga : (+)

- Gangguan Perilaku : (+)

- Gangguan Non Perilaku : (+)

- Gangguan Fungsi Outdoor & Indoor : (+)

TAHAP IVDIAGNOSTIK HOLISTIK

Ny. G, 42 tahun dalam nuclear family dengan diagnosis

asma persisten sedang. Keluarga kurang harmonis dengan

kehidupan sosial cukup aktif sebagai anggota masyarakat.

41

Page 18: ilmu kesehatan masyarakat

Berinteraksi dengan tetangga dengan baik serta aktif mengikuti

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Ny. G tidak menjabat

pengurus pemerintahan dalam lingkungan tempat tinggalnya.

Biologis

Asma Persisten Sedang

Psikologis

Hubungan Ny. G dengan suami kurang harmonis.

Sosial

Pasien cukup aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan meskipun

tidak menjabat sebagai pengurus dalam lingkungan tempat

tinggalnya. Tingkat pendidikan keluarga rendah (setingkat SD).

Penghasilan keluarga Ny.G berasal dari suaminya yang bekerja

sebagai tukang batu dengan penghasilan tidak menentu.

TAHAP V

PEMBAHASAN DAN SARAN KOMPREHENSIF

A. PEMBAHASAN

42

Page 19: ilmu kesehatan masyarakat

Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis

yang berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal

(atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama

24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa

adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke

hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular

intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan

ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan

otak (Price, 2006).

Faktor resiko terjadinya stroke antara lain hipertensi,

hiperlipidemi, arteriosklerosis, diabetes mellitus, riwayat

stroke dalam keluarga, merokok (aktif & pasif), usia, alkohol,

dan kontrasepsi oral. Ny. T merupakan pasien hipertensi dan

pengguna pil KB hormonal serta sulit mengendalikan

emosinya. Ny. T juga merupakan perokok pasif, suami dan

menantunya adalah perokok. Ibu kandung pasien juga

meninggal akibat stroke. Riwayat keluarga, tekanan darah

tinggi, KB hormonal, hiperlipidemia, emosi yang tidak

terkontrol, efek asap rokok ini yang mungkin menjadi pemicu

terjadinya stroke pada Ny. T.

Fungsi biologis keluarga Ny. G masih kurang. Penderita

tinggal di rumah yang lingkungannya tidak sehat, karena

suami penderita merokok di dalam ruangan rumah. Fungsi

fisiologis keluarga Ny. G kurang, terbukti dengan nilai APGAR

ke-3 anggota keluarga lain yang bernilai sedang (rata-rata 6).

Sedangkan nilai APGAR Ny. G sendiri tidak dapat dievaluasi,

akibat kesulitan berbicara.

Pada fungsi patologis terdapat permasalahan dalam hal

edukasi dan medical. Dalam hal edukasi, Ny. G dan suami

adalah lulusan SD sedangkan anak-anaknya lulusan SMP. Hal

ini mempengaruhi perilaku keluarga dan kesadaran akan

pentingnya kesehatan. Dalam hal medikal, keluarga kurang

menyadari pentingnya kesehatan karena apabila mereka sakit,

43

Page 20: ilmu kesehatan masyarakat

mereka lebih menghawatirkan masalah biaya dibanding

kesehatan mereka. Selain itu, keluarga pasien enggan

mengantarkan kontrol akibat kendala biaya dan transportasi.

Dari segi psikologis, hubungan pasien dan keluarganya

kurang harmonis seperti yang digambarkan pada pola

interaksi keluarga. Terbukti dengan sering terjadinya selisih

paham dan anggota keluarga yang tidak saling terbuka.

Dari segi sosial, keluarga Ny. G termasuk golongan

ekonomi menengah ke bawah, hubungan dengan lingkungan

sekitar/tetangga adalah baik. Jarak antar rumah cukup.

Sanitasi lingkungan rumah kurang, tidak terdapat tempat

pembuangan sampah maupun selokan. Rumah terdiri dari

ruang tamu juga sekaligus ruang keluarga, 2 kamar tidur,

ruang makan, dapur, gudang, 2 lemari perabot, dan 1 sepeda

motor. Kamar mandi tidak layak, dan tidak memiliki jamban.

Dinding terbuat dari batu bata, lantai berubin. Perabot rumah

tangga dirasa masih kurang. Secara keseluruhan kebersihan

rumah Ny. G kurang baik dan terawat.

Pencegahan stroke berulang perlu dilakukan terhadap

Ny. T. Pencegahan ini meliputi pengendalian fakor risiko dan

modifikasi gaya hidup. Faktor risiko yang perlu dikendalikan

adalah hipertensi, hiperlipidemia, dan asap rokok. Untuk

hipertensi pada Ny. T, tekanan darah dipertahankan sekitar

140/90 mmHg (Misbach, 2011). Kadar kolesterol juga perlu

rutin diperiksa untuk mengantisipasi stroke berulang dengan

dipertahankan <200 mg/dl.

Beberapa modifikasi gaya hidup yang dapat dilakukan

antara lain pembatasan asupan garam, diet dengan kaya

buah-buahan, sayuran, low fat diary products, dan anggota

keluarga lain berhenti merokok. Sedangkan untuk mencegah

perburukan ulkus yang terjadi dapat dilakukan dengan

mobilisasi teratur tiap 2 jam serta menjaga kebersihan dan

kelembapan area ulkus.

44

Page 21: ilmu kesehatan masyarakat

Selain itu perlu dilakukan edukasi pada keluarga pasien mengenai tata

cara penanganan pasien stroke dirumah, memotivasi dan memberi cukup

perhatian serta kasih sayang agar pasien tidak merasa tertekan dengan

penyakit yang dideritanya

B. SARAN KOMPREHENSIF

1. Promotif :

Edukasi kepada keluarga pasien berupa:

a. Pemahaman tentang hipertensi, stroke, serta

perawatan pasien pasca serangan stroke sebagai upaya

pencegahan komplikasi (ulkus decubitus).

b. Pentingnya perubahan gaya hidup (life style

modification) meliputi pengaturan diet, olahraga dan

meningkatkan aktivitas fisik terlebih kepada anak

cucunya sebagai anggota keluarga yang beresiko tinggi

mengalami stroke.

c. Edukasi pemeriksaan rutin tekanan darah untuk

pemantauan kondisi pasien, serta skrining awal

anggota keluarga beresiko.

d. Pentingnya konsumsi obat secara rutin guna stabilisasi

kondisi dan pencegahan progresifitas penyakit pasien.

e. Makan cukup kalori, bergizi tinggi seperti ikan dan

daging, buah dan sayur serta menghindai

mengkonsumsi makanan yang berkolesterol tinggi..

f. Anggota keluarga lain hendaknya berhenti merokok.

g. Memanfaatkan pelayanan kesehatan secara optimal.

2. Preventif

a. Menghindari stress dan istirahat cukup antara 6-8 jam

sehari.

b. Memeriksa kesehatan secara teratur dan taat anjuran

dokter dalam hal diet dan obat

45

Page 22: ilmu kesehatan masyarakat

c. Pengendalian hipertensi, kadar gula darah, dan

kolesterol.

d. Untuk mencegah perburukan ulkus yang terjadi dapat

dilakukan dengan mobilisasi teratur tiap 2 jam.

3. Kuratif

Non Medikamentosa

a. Diet rendah garam dan meminimalkan makanan tinggi

lemak jenuh.

b. Menjaga kebersihan dan kelembapan area ulkus.

Medikamentosa

a. Neuroprotektan: Vit B1, B6 dan B12

b. Antihipertensi : captopril 3x25 mg

4. Rehabilitatif

a. Untuk gangguan motorik, dilakukan latihan pergerakan

pada sendi-sendi tangan dan kaki kiri (ROM exercise).

Latihan duduk, menumpu berat badan, berdiri dan

berjalan hingga mobilisasi secara mandiri.

Memperkenalkan mobilisasi dini kepada pasien

dengan cara pengoptimalan sisi yang sehat untuk

mengkompensasi sisi yang sakit.

b. Hendaknya pelayanan kesehatan meningkatkan

pelayanan kunjungan rumah (home visit) kepada

pasien agar kondisi dan pemulihan pasien selalu

terpantau.

46

Page 23: ilmu kesehatan masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Misbach J, 2011. Guideline Stroke 2011. PERDOSSI: Jakarta.

PERDOSSI. 2008. Buku Pedoman Standar Pelayanan Medis dan

Standar Prosedur Operasional Neurologi. PERDOSSI:

Jakarta

Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit ed.6. EGC, Jakarta. 2006.

Williams, H. Gordon. 2000. Penyakit Vaskuler Hipertensif. In:

Ahmad H. Asdie. Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit

Dalam ed. 13 vol. 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta

47

Page 24: ilmu kesehatan masyarakat

48