73
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN 2013 UNIVERSITAS HASANUDDIN HASIL PENELITIAN KARAKTERISTIK PASIEN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI UGD RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO PERIODE JULI—DESEMBER 2012 OLEH : Aisyah (C 111 08 284) PEMBIMBING : dr. H. M. Ikhsan Madjid, MS. PKK. DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT & ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN 2013 UNIVERSITAS HASANUDDIN

HASIL PENELITIAN KARAKTERISTIK PASIEN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DIRAWAT DI UGD RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

PERIODE JULI—DESEMBER 2012

OLEH :

Aisyah (C 111 08 284)

PEMBIMBING :

dr. H. M. Ikhsan Madjid, MS. PKK.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT & ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2013

Page 2: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

PANITIA SIDANG UJIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Skripsi dengan judul “Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu

Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Juli—Desember 2012” telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di

hadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada :

Hari/Tanggal : Jumat, 22 Februari 2012

Waktu : 10.00 wita

Tempat : Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB.622

Ketua Tim Penguji :

(dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS. PKK.)

Anggota Tim Penguji :

(Dr. dr. A. Armyn Nurdin, MSc.) (Dr. dr. Sri Ramadhani, M. Kes.)

Page 3: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Skripsi dengan judul :

Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Juli—Desember 2012

PEMBIMBING

Dr. H. Muh. Ikhsan Madjid, MS. PKK.

Page 4: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

ABSTRAK

Aisyah C111 08 284. Karakteristik Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Juli—Desember 2012.

Globalisasi menuntut masyarakat memiliki mobilitas tinggi sehingga mendorong tingginya kepadatan lalu lintas. Begitupun Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, berimplikasi sangat rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Terdapat faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan yang sebagian besar dapat dicegah, yakni faktor manusia, kendaraan, lingkungan dan jalan.

Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi dari faktor-faktor tersebut, yakni jenis kelamin, umur, jenis kendaraan, peran (posisi) pasien, mekanisme dan waktu kecelakaan. Penelitian ini bersifat deskriptif cross sectional dengan menggunakan teknik consecutive sampling dimana jumlah sampel sebanyak 95 pasien didapatkan dari rumus Slovin.

Pasien korban kecelakaan lalu lintas paling banyak berjenis kelamin laki-laki (64,2%) dan usia dewasa (51,6%) dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 18—20 tahun (17,9%), jenis kendaraan bermotor roda 2 (72,6%), sebagai pengemudi (69,5%), mekanisme tabrakan dari arah depan (30,5%) dan waktu pada siang hari (61,1%).

Perlunya kerjasama oleh pihak pemerintah, produsen sepeda motor, para pakar di bidang transportasi, dan tentunya pengguna jalan untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan lalu lintas terutama kelompok usia produktif sebagai tulang punggung ekonomi keluarga dan penerus bangsa.

Kata Kunci: Karakteristik, pasien korban kecelakaan lalu lintas

Page 5: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi

ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik di bagian IKM dan

IKK Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerja sama

serta bantuan moril dari berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga segala

rintangan yang dihadapi selama penelitian dan penyusunan ini dapat terselesaikan

dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

penghargaan secara tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:

1. dr. H. Muhammad Ikhsan Madjid, MS., PKK., selaku pembimbing yang dengan

kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari penyusunan proposal sampai

pada penulisan skripsi ini.

2. Staf pengajar Bagian IKM-IKK FK-UH yang telah memberikan bimbingan dan

arahan selama penulis mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian IKM-IKK FK-

UH.

3. Dr. dr. H. A. Armyn Nurdin, MSc., selaku Ketua Bagian IKM-IKK FK-UH yang

telah memberikan banyak bimbingan dan bantuan selama penulis mengikuti

kepaniteraan klinik di Bagian IKM-IKK FK-UH.

4. Dekan Fakultas Kedokteran UH, para Pembantu Dekan, Staf Pengajar dan

Seluruh Karyawan yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada

penulis selama mengikuti kepaniteraan klnik di FK-UH.

5. Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan, beserta staf. Terima kasih

atas kelancaran yang diberikan.

Page 6: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

6. Kepada direktur RS.DR. Wahidin Sudirohusodo, beserta staf yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama mengadakan

penelitian.

7. Kedua Orang tua, saudara dan keluarga tercinta yang selalu memberikan

dorongan dan bantuan moril maupun materil selama penyusunan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah dibuat ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak

demi penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua

pembaca. Amin.

Makassar, Februari 2013

Aisyah

Page 7: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL.............................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii

ABSTRAK........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR......................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xi

DAFTAR SKEMA ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN 1-5

A. Latar Belakang......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 3

C. Pertanyaan Penelitian............................................................... 3

D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6-21

A. Definisi Kecelakaan Lalulintas ................................................. 6

B. Insidensi Kecelakaan Lalulintas ............................................... 7

C. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan ......................................... 11

i. Pemakai Jalan (Manusia) ................................................... 13

ii. Kendaraan ......................................................................... 18

iii. Jalan .................................................................................. 19

iv. Lingkungan ....................................................................... 20

Page 8: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

D. Kerangka Teori ........................................................................ 21

BAB III KERANGKA KONSEP 22-25

A. DasarPemikiranVariabel yang Diteliti ...................................... 22

B. Kerangka Konsep .................................................................... 24

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................... 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28-31

A. DesainPenelitian ...................................................................... 28

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 28

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 28

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ......................................... 30

E. Manajemen Penelitian ............................................................. 30

F. Etika Penelitian ........................................................................ 31

G. Batasan Masalah ...................................................................... 31

BAB V TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN 32-36

BAB VI HASIL PENELITIAN 37-47

BAB VII PEMBAHASAN 49-53

A. Jenis Kelamin ........................................................................... 49

B. Umur........................................................................................ 49

C. Kendaraan ................................................................................ 51

D. Peran (Posisi)Pasien ................................................................. 52

E. Mekanisme Kecelakaan ............................................................ 53

F. Waktu Terjadinya Kecelakaan .................................................. 53

Page 9: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 56-57

A. Kesimpulan .............................................................................. 56

B. Saran ........................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xii

Page 10: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Inap ........... 9

2 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Jalan .......... 10

3 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Inap ........ 10

4 Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Jalan ....... 10

5 Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Lalulintas .................................... 12

6 10 Penyebab Utama Kematian Berdasarkan Golongan Umur Kota

Makassar Tahun 2007 .......................................................................... 14

7 Kelompok Usia Pengemudi yang Terlibat Kecelakaan ......................... 15

8 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis Kelamin

yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo,

Periode Juli—Desember 2012 ............................................................. 37

9 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Kelompok Umur yang

Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode

Juli—Desember 2012 .......................................................................... 37

10 Distribusi Rentang Umur pada Kejadian Umur Terbanyak yang

Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas dari Pasien yang Dirawat di UGD

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember

2012 .................................................................................................... 37

11 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Kendaraan

yang Digunakan Saat Peristiwa Terjadi yang Dirawat di UGD

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...... 39

12 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Peran (Posisi)

Pasien yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...................................... 40

13 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Mekanisme

Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Page 11: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ..................................... 40

14 Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Waktu

Terjadinya Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...................................... 41

15 Distribusi Jenis Kelamin Menurut Kelompok Umur Pasien Korban

Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ...................................... 42

16 Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut

Kelompok Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di

UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember

2012 ................................................................................................... 43

17 Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut

Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di

UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember

2012 .................................................................................................... 44

18 Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Kelompok

Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 ....... 44

19 Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin

Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember

2012 .................................................................................................... 45

20 Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Kelompok Umur

Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 .................. 46

21 Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien

Korban Kecelakaan Lalu Lintas yang Dirawat di UGD RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012 .................. 46

Page 12: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

DAFTAR GRAFIK

Kurva Halaman

1 Kurva Hubungan Tingkat Kecelakaan dan Negara ............................... 7

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman

1 KerangkaTeori ..................................................................................... 21

2 Kerangka Konsep ................................................................................ 24

Page 13: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi menuntut masyarakat modern untuk mempunyai mobilitas

yang tinggi. Mobilitas yang tinggi tersebut mendorong terjadi tingginya kepadatan

lalu lintas, baik barang maupun manusia di seluruh dunia. Melihat perkembangan

yang ada dari kepadatan lalu lintas tersebut, semakin banyak ditemukan fakta yang

menunjukkan bahwa jalan raya justru menjadi ladang pembunuhan manusia modern.

Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab terbanyak terjadinya cedera di seluruh

dunia. Cedera sudah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh negara

dan lebih dari dua per tiga dialami oleh negara berkembang. Cedera akibat

kecelakaan lalu lintas adalah penyebab utama kematian dan disabilitas

(ketidakmampuan) secara umum terutama di negara berkembang. Hal ini membuat

kecelakaan lalu lintas menjadi isu global.1,2,3

Data statistik World Health Organization (WHO) dan Disability Adjusted

Life Years (DALYs) menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas pada tahun 1998

menduduki peringkat ke-9 sebagai penyebab kematian di bawah atau setara dengan

penyakit malaria. Diperkirakan pada tahun 2020, kecelakaan lalu lintas akan menjadi

penyebab kematian ke-3 tertinggi di dunia di bawah penyakit jantung koroner dan

depresi berat sedangkan di negara berkembang menempati urutan ke-2. WHO

mencatat bahwa 1 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya di jalan raya

akibat kecelakaan, dimana 40% diantaranya berusia 25 tahun. Sementara itu, jutaan

orang lainnya mengalami luka parah dan cacat fisik akibat kecelakaan.1,2,3

Kinerja keselamatan lalu lintas jalan di Indonesia dari survei yang dilakukan

ADB-ASEAN berada pada peringkat ke-9 dari 10 negara. Ini menunjukkan bahwa

penanganan masalah keselamatan akibat kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia

berlum banyak dilakukan. Karena itu, Indonesia harus bekerja keras dan segera

Page 14: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

melakukan berbagai program serta tindakan untuk meningkatkan keselamatan lalu

lintas.4

Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu prioritas

penanggulangan penyakit tidak menular berdasarkan Kepmenkes

116/Menkes/SK/VIII/2003. Sebenarnya tata cara mengenai lalu lintas telah diatur

dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Akutan Jalan,

dimana pada padasal 24 ayat 1 disebutkan “untuk keselamatan, keamanan, ketertiban

dan kelancaran lalu lintas dan angkutan di jalan, setiap orang yang menggunakan

jalan wajib berperilaku tertib dengan mencegah hal-hal yang dapat merintangi,

membahayakan kebebasan atau kjeselamatan lalu lintas,...”.2,4

Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang juga

menjadikan Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, menjadikan

tingkat perekonomian masyarakatnya juga meningkat. Sejalan dengan hal tersebut

lonjakan penduduk pun tak dapat dielakkan, yang pada akhirnya berimplikasi pada

berbagai masalah kependudukan diantaranya tingginya kepadatan penduduk serta

tingginya jumlah pengguna jalan raya (pengendara). Padatnya arus transportasi darat

sangat rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jumlah pelanggaran lalu

lintas pada tahun 2009 sebanyak 24.507 kasus. Data yang diperoleh dari Ditlantas

POLDA Sulsel sepanjang tahun 2007 terjadi 572 kasus kecelakaan dengan rincian

korban jiwa yang meninggal 142 orang, luka berat sebanyak 68 orang, dan luka

ringan sebanyak 613 orang.5,6

Salah satu cara pendekatan epidemiologi berbasis kesehatan masyarakat

untuk pencegahan cedera yaitu menggambarkan besaran masalah, ruang lingkup dan

karakteristik, serta mengidentifikasi faktor yang meningkatkan risiko cedera dan

disabilitas maupun faktor yang dapat dimodifikasi.2

Page 15: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah belum diketahuinya karakteristik pasien korban kecelakaan

lalulintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—

Desember 2012.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis

kelamin yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—

Desember 2012?

2. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan umur

yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—

Desember 2012?

3. Bagaimana distribusi berdasarkan kendaraan yang digunakan saat terjadinya

peristiwa kecelakaan lalu lintas pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?

4. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan posisi

(peran) pasien saat kejadian yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?

5. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan

mekanisme kecelakaan pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?

6. Bagaimana distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan waktu

terjadinya kecelakaan pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Periode Juli—Desember 2012?

Page 16: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

D. Tujuan Penelitian

i. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik

pasien korban kecelakaan lalu lintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2011.

ii. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan

jenis kelamin yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode

Juli hingga Desember 2012.

2. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan

umur yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Juli

hingga Desember 2012.

3. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan

kendaraan yang digunakan pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2012.

4. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan

posisi (peran) saat peristiwa pada pasien yang dirawat di UGD RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2012.

5. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan

mekanisme kecelakaan yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

periode Juli hingga Desember 2012.

6. Untuk mengetahui karakteristik pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan

waktu terjadinya kecelakaan yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo periode Juli hingga Desember 2012.

Page 17: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

E. Manfaat Penelitian

i. Manfaat Aplikatif

Manfaat aplikatif penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi para

praktisi kesehatan mengenai kasus kecelakaan lalu lintas, sehingga timbul kepedulian

untuk bekerja sama dalam mengurangi permasalahan kasus ini di masa yang akan

datang.

ii. Manfaat Metodologis

Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang berwenang untuk

digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil dan memutuskan

kebijakan-kebijakan kesehatan dan trauma, khususnya dalam mengurangi angka

kejadian kecelakaan lalu lintas.

iii. Manfaat Teoritis

a. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti

dalam melakukan penelitian kesehatan dan trauma pada umumnya dan terkait

tentang kecelakaan lalu lintas pada khususnya.

b. Sebagai acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

mengenai kasus kecelakaan lalu lintas.

Page 18: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kecelakaan Lalu Lintas

Menurut UU RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang

tidak terduga dan tidak sengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna

jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi secara tunggal pada pengemudi maupun

melibatkan pengguna jalan lain sehingga masalah kejadian kecelakaan lalu lintas

yang cenderung meningkat setiap tahunnya perlu mendapat perhatian yang serius di

Indonesia.3

Yang dimaksud dengan kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang

ditetapkan dalam pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah:

“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan

kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan korban manusia

atau kerugian harta benda”.7,8

Kecelakaan lalu lintas merupakan peristiwa yang tidak diharapkan yang

melibatkan paling sedikit satu kendaraan bermotor dalam satu ruas jalan dan

mengakibatkan kerugian material bahkan sampai menelan korban jiwa. Kecelakaan

adalah suatu rentetan kejadian atau peristiwa yang terjadi pada suatu pergerakan lalu

lintas akibat adanya kesalahan pada sistem pembentuk lalu lintas, yaitu pengemudi

(manusia), kendaraan, jalan dan lingkungan. Pengertian kesalahan di sini dapat dilihat

sebagai suatu kondisi yang tidak sesuai dengan standar atau perawatan yang berlaku

maupun kelalaian yang dibuat oleh manusia. Kecelakaan biasanya mengakibatkan

kematian, luka atau kerusakan harta benda yang tidak disengaja dan terjadi di jalan

atau tempat terbuka untuk umum dan digunakan untuk lalu lintas kendaraan.7

Menurut Traffic Bureau, National Police Agency, Japan, 1994, kecelakaan

lalu lintas adalah sebuah kecelakaan yang mengakibatkan kematian, dan atau luka–

Page 19: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

luka, yang mana disebabkan oleh lalu lintas kendaraan atau mobil yang melaju pada

jalan raya. Angka Kematian kecelakaan lalu lintas adalah jumlah kematian sebagai

akibat dari kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk dalam kurun waktu satu

tahun.7,9

B. Insidensi Kecelakaan Lalu Lintas

Di negara maju, kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab utama kematian

untuk semua kelompok umur, kecuali untuk mereka yang sangat tua. Gejala inipun

sekarang dialami oleh negara-negara berkembang. Pengamatan umum menunjukan,

bahwa tingkat keselamatan lalu lintas meningkat seiring dengan naiknya tingkat

kepemilikan kendaraan.8

Grafik 1. Kurva Hubungan Tingkat Kecelakaan dan Negara

Diambil dari kepustakaan 2

Korban kecelakaan jalan raya lebih banyak dibandingkan dengan korban

kecelakaan angkutan udara, laut, danau, maupun kereta api. Kematian akibat cedera

diproyeksikan meningkat dari 5,1 juta menjadi 8,4 juta (9,2% dari kematian secara

keseluruhan. Masalah cedera memberikan kontribusi pada kematian sebesar 15%,

beban penyakit 25% dan kerugian ekonomi 5% growth development product (GDP).

Di Indonesia, kerugian ekonomi akibat cedera khususnya untuk lalu lintas

diperkirakan sebesar 2,9% pendapatan domestik bruto (PDB).1,2

Page 20: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Sejak ditemukannya kendaraan bermotor lebih seabad lalu, diperkirakan

sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan. Data statistik

menunjukkan korban meninggal dunia lalu lintas di seluruh dunia mencapai

1.500.000 orang tiap tahun. Angka tersebut merupakan peningkatan dari 880.000

korban kecelakaan tahun 1999, dan pada 2010 diperkirakan meningkat antara 1,1—

1,2 juta, kemudian menjadi 1,3—1,4 juta per tahun pada tahun 2020. Pada periode

yang sama terdapat fenomena yang menunjukkan bahwa kendaraan bermotor menjadi

pembunuh dengan banyak korban melebihi keseluruhan korban perang termasuk

dalam dua perang dunia.1,4

Di Amerika Serikat (USA) sendiri dilaporkan orang yang meninggal akibat

kecelakaan mobil meningkat setiap tahunnya, yaitu 42.643 orang pada tahun 2003

dan meningkat menjadi 44.342 orang pada tahun 2006. Sementara itu, di Indonesia

jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya dan kelalaian manusia

merupakan faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Data

Kementrian Perhubungan RI tahun 2009 menyatakan bahwa telah terjadi sedikitnya

106.384 kasus kecelakaan lalu dan hal tersebut merupakan jumlah korban kecelakaan

lalu lintas tertinggi selama 5 tahun terakhir. Artinya setiap 4,8 menit sekali terjadi

satu kasus kecelakaan di jalan raya.3,4

Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas Dirjen Perhubungan Darat kematian

akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang

meningkat, yaitu dari 1,0% pada tahun 1986, menjadi 1,5% pada tahun 1992, 1,9%

pada tahun 1995, 3,5% pada tahun 1998 dan menjadi 5,7% di tahun 2001. Pada tahun

1997 tercatat sekitar 34.000 korban dan pada tahun 1999 meningkat menjadi 47.000

korban kecelakaan. Dari kasus kecelakaan tahun 1997 tersebut terdapat 12.500

korban yang meninggal dunia dan dari tahun 1999-2002 mencapai 10.000—15.000

orang setiap tahunnya. Selanjutnya data Departemen Perhubungan RI menunjukkan

bahwa tahun 2003 terdapat terdapat 13.399 kecelakaan lalu lintas di seluruh

Indonesia, kemudian tahun 2004 terdapat 17.734 kecelakaan dan pada tahun 2005

terdapat 33.827 kasus kecelakaan dan 36% diantaranya (12.178 orang) meninggal

Page 21: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

dunia. Dan korban yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas ini diperkirakan akan

meningkat 5% dari tahun ketahun.1,2,4

Menurut angka statistik kecelakaan lalu lintas sejak tahun 2004, kematian

yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas menduduki peringkat ke-3 yang

menewaskan lebih dari 40.000 orang. Sumber lain menyebutkan kecelakaan menjadi

penyebab kematian urutan ke-4 hingga ke-8 di setiap rumah sakit.4

Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang juga

menjadikan Makassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, berimplikasi

pada berbagai masalah kependudukan diantaranya tingginya kepadatan penduduk

serta tingginya jumlah pengguna jalan raya (pengendara). Padatnya arus transportasi

darat sangat rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jumlah

pelanggaran lalu lintas pada tahun 2009 sebanyak 24.507 kasus. Data yang diperoleh

dari Ditlantas POLDA Sulsel sepanjang tahun 2007 terjadi 572 kasus kecelakaan,

dengan rincian korban jiwa yang meninggal 142 orang, luka berat sebanyak 68 orang,

dan luka ringan sebanyak 613.5,6

Mengestimasi risiko dapat diterapkan pada permasalahan kecelakaan lalu

lintas yang digolongkan dalam epidemiologi penyakit tidak menular.3

Tabel 1. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Inap

No. Urut Penyakit Kasus

1 Kecelakaan lalu lintas 69 kasus

2 Hypertensi 25 kasus

3 Asma 15 kasus

4 Stroke 6 kasus

5 Obesitas 6 kasus

Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 22: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 2. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Puskesmas Rawat Jalan.

No. Urut Penyakit Kasus

1 Hypertensi 55.922 kasus

2 Kecelakaan lalu lintas 15.572 kasus

3 Asma 12.908 kasus

4 Osteoporosis 1.151 kasus

5 Struma 864 kasus

Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 3. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Inap

No. Urut Penyakit Kasus

1 Kecelakaan lalu lintas 3.842 kasus

2 Hypertensi 2.221 kasus

3 Diabetes mellitus 1.495 kasus

4 Stroke 738 kasus

5 Osteoporosis 199 kasus

Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 4. Urutan PTM di SulSel yang Dirawat di Rumah Sakit Rawat Jalan

No. Urut Penyakit Kasus

1 Diabetes mellitus 15.244 kasus

2 Hypertensi 9.779 kasus

3 Kecelakaan lalu lintas 9.354 kasus

4 Asma 2.531 kasus

5 Stroke 398 kasus

Sumber : Sudarianto, dkk. 2010. Penyakit Tidak Menular. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2009. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 23: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

C. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor

internal maupun faktor eksternal pengguna kendaraan bermotor. Faktor internal

meliputi faktor manusia, sedangkan faktor eksternal adalah faktor kendaraan, faktor

jalan, dan faktor cuaca. Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya

kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraan dan yang

terakhir adalah faktor jalan. Selain itu terdapat faktor cuaca yang juga dapat

menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan.10

Lalu lintas ditimbulkan oleh adanya pergerakan dari alat–alat angkutan,

karena adanya kebutuhan perpindahan manusia dan atau barang. Karena itu, dampak

yang tidak mungkin ditolak karena adanya pergerakan tersebut adalah terjadinya

kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi pada umumnya tidak hanya disebabkan oleh satu

faktor saja, melainkan hasil interaksi antar faktor lain. Hal-hal yang tercakup dalam

faktor-faktor tersebut antar lain:7,8

a. Faktor pengemudi : kondisi fisik (mabuk, lelah, sakit, dsb), kemampuan

mengemudi, penyebrang atau pejalan kaki yang

lengah, dll.

b. Faktor kendaraan : kondisi mesin, rem, lampu, ban, muatan, dll.

c. Faktor lingkungan jalan: desain jalan (median, gradien, alinyemen, jenis

permukaan, dsb), kontrol lalu lintas (marka, rambu,

lampu lalu lintas), dll.

d. Faktor cuaca : hujan, kabut, asap, salju, dll.

Pignataro (1973) juga menyatakan bahwa kecelakaan diakibatkan oleh

kombinasi dari beberapa faktor perilaku buruk dari pengemudi ataupun pejalan kaki,

jalan, kendaraan, pengemudi ataupun pejalan kaki, cuaca buruk ataupun pandangan

yang buruk. Jadi pada dasarnya faktor-faktor tersebut berkaitan atau saling

menunjang bagi terjadinya kecelakaan. Namun, dengan diketahuinya faktor penyebab

Page 24: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

kecelakaan yang utama dapat ditentukan langkah-langkah penanggulangan untuk

menurunkan jumlah kecelakaan.7,8

Tabel 5. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Lalulintas

Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Dept.Perhubungan

Dari Tabel 5 di atas, faktor pengemudi (human error) menduduki peringkat

pertama yaitu sebesar 93,52% dalam penyebab kecelakaan. Di Indonesia, Pedoman

Perencanaan dan Pengoperasian Lalu lintas di wilayah perkotaan Direktorat Bina

Sistem Lalu lintas dan Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

menyatakan, faktor–faktor penyebab kecelakaan biasanya diklasifikasikan identik

dengan unsur–unsur sistem transportasi, yaitu pemakai jalan (pengemudi dan pejalan

kaki), kendaraan, jalan dan lingkungan, ataupun kombinasi dari dua unsur atau lebih.

Jumlah pemakai jalan semakin bertambah. Tingginya prosentase pemakai jalan

diakibatkan oleh proses perkembangan dan pertumbuhan jumlah kendaraan yang

relatif lebih cepat di negara–negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini berbeda

dengan proses pertumbuhan kendaraan bermotor di negara maju yang memakan

waktu cukup panjang sejak adanya kendaraan yang pertama kali sampai dengan

teknologi kendaraan yang mutakhir. Fachrurrozy (1996) membandingkan

Page 25: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

keselamatan lalu lintas antara negara–negara maju dengan Indonesia sebagai negara

yang sedang berkembang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemilik Surat Ijin

Mengemudi (SIM) maupun sejumlah penduduk yang memiliki usia minimal untuk

mendapatkan SIM berpengaruh terhadap tingkat kecelakaan. Hal ini karena generasi

pertama yang memiliki kendaraan bermotor untuk pertama kalinya menyebabkan

kesiapan orang terhadap kemampuan mengemudi dianggap kurang.7

1. Pemakai Jalan (Manusia)

Faktor manusia yang dicatat oleh kepolisian, meliputi jenis kelamin korban,

usia korban, profesi korban, dan peran korban dalam berkendara. Dalam hal ini yang

dimaksud dengan peran korban dalam berkendara adalah posisi korban saat terjadi

kecelakaan, apakah termasuk sebagai pengemudi, penumpang, pejalan kaki,

penyeberang jalan, dan lain-lain. Pemakai jalan adalah semua orang yang

menggunakan fasilitas jalan yang secara langsung. Pemakai jalan yang dimaksud

(Pignataro, 1997) adalah:7,10

a. Pengemudi, termasuk di dalamnya pengemudi kendaraan bermotor dan

kendaraan tak bermotor.

b. Pejalan kaki/pemakai jalan lain, termasuk di dalamnya adalah pedagang kaki

lima, petugas keamanan, petugas perbaikan fasilitas (listrik, telepon, gas), dan

lain-lain.

Kedudukan pengemudi sebagai pemakai jalan adalah salah satu bagian

utama dalam terjadinya kecelakaan. Pengemudi mempunyai peran sebagai bagian

dari mesin dengan mengendarai, mengemudikan, mempercepat, memperlambat,

mengerem dan menghentikan kendaraan. Dalam kondisi normal setiap pengemudi

mempunyai waktu reaksi, konsentrasi, tingkat intelegensia dan karakter berbeda–

beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh fisik, umur, jenis kelamin, emosi,

penglihatan, dan lain-lain (Wright et. al. 1980). Nelson (1969) menyatakan bahwa

“faktor manusia” mempunyai peran besar karena manusia terlibat dalam setiap

kecelakaan. Peraturan keamanan telah dilakukan oleh para pembuat kendaraan,

Page 26: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

kondisi jalan telah ditingkatkan, namun pengemudi tetap saja masih melakukan

kesalahan.7

Mengemudikan kendaraan merupakan pekerjaan kompleks. Selama

mengemudi, pengemudi langsung berinteraksi dengan kendaraan umum lainnya, juga

menerima dan menerjemahkan rangsangan di sekelilingnya terus menerus. Kondisi

jalan dengan perkerasan yang stabil dan nyaman berdampak pengemudi merasa

nyaman dalam mengemudikan kendaraannya. Kondisi ini mendorong pengemudi

menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Apabila kewaspadaan

pengemudi menurun maka akan dapat berakibat timbulnya kecelakaan. Empat faktor

dalam mengemudi yang cenderung menjadi penyebab potensial kecelakaan lalu lintas

(Kamarwan, 1990), yaitu:7

a. Kondisi lingkungan

b. Faktor fisiologis pengemudi

c. Faktor psikologi pengemudi

d. Faktor reaksi pengemudi

Tabel 6. 10 Penyebab Utama Kematian Berdasarkan Golongan Umur Kota Makassar

Tahun 2007

Sumber : Bidang P2 Dinas Kesehatan Kota Makassar

Page 27: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 7. Kelompok Usia Pengemudi yang Terlibat Kecelakaan

Sumber: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan

Menurut analisa data statistik di Indonesia, penyebab kecelakaan lalu lintas

yang terbesar adalah faktor manusia seperti yang dikemukakan pada tabel di atas.

Hulbert (1991) menyimpulkan bahwa dari hasil pencatatan kecelakaan yang telah

banyak dibuat tidak pernah lepas dari masalah kecelakaan yang disebabkan oleh

pengemudi yang mengantuk.7

Kemungkinan besar mengantuk menjadi penyebab lebih dari 20—30%

kecelakaan. Lebih lanjut ia juga menyatakan bahwa mengantuk karena kelelahan

mengemudi memiliki andil besar sebagai penyebab kecelakaan.7

Di Indonesia sebagian besar (70,0%) korban kecelakaan lalu lintas adalah

pengendara sepeda motor yang berusia produktif (15-55 tahun) dan berpenghasilan

rendah. Diketahui jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada tahun 2003-

2007 mayoritas adalah usia dewasa. Namun korban kecelakaan lalu lintas usia 51-60

tahun yang di dalamnya terdapat golongan lansia, jumlahnya meningkat pesat dari

tahun sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa golongan usia tersebut masih banyak yang

menjadi pengguna jalan raya. Pada usia 51-60 tahun pertumbuhan rata-rata korban

kecelakaan lalu lintas mencapai 73,34 % dan jumlah korbannya lebih banyak dari

usia anak-anak (5-15 tahun). Hasil penelitian Riyadina, dkk (2009) juga menunjukkan

bahwa lansia berisiko cedera akibat kecelakaan lalu lintas 1,37 kali lebih besar

Page 28: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

daripada anak-anak. Cedera kepala (33,2%) menempati peringkat pertama pada

urutan cedera yang dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas.2,3

Analisis yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

menunjukkan bahwa usia 16–30 tahun merupakan penyebab terbesar kecelakaan

(55,99%), kelompok usia 21–25 tahun adalah kelompok terbesar penyebab

kecelakaan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Sedangkan pada kelompok

26–30 tahun sebagai penyebab kecelakaan menurun cukup drastis. Kelompok usia 40

tahun menjadi penyebab kecelakaan relatif lebih kecil seiring dengan kematangan dan

tingkat disiplin yang lebih baik.7

Jenis kecelakaan yang dialami oleh korban juga merupakan salah satu faktor

manusia yang diduga mampu mempengaruhi tingkat keparahan korban kecelakaan

lalu lintas. Beberapa jenis kecelakaan yang kemungkinan terjadi adalah sebagai

berikut:10

a. Kecelakaan belakang

Kecelakaan belakang adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang

tengah melaju satu arah sehingga salah satu kendaraan menabrak bagian belakang

kendaraan lainnya.

b. Kecelakaan depan

Kecelakaan depan adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang

tengah berlawanan arah sehingga bagian depan kendaran yang satu menabrak

bagian depan kendaraan lainnya.

c. Kecelakaan samping

Kecelakaan samping adalah jenis kecelakaan antara dua kendaraan yang

tengah melaju dimana bagian samping kendaraan yang satu menabrak bagian yang

lain.

d. Hilang kendali

Hilang kendali adalah kecelakaan yang terjadi saat pengemudi tidak dapat

menguasai kendaraannya.

Page 29: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

e. Lain-lain

Kecelakaan yang bukan termasuk dalam kecelakaan belakang, kecelakaan

depan, kecelakaan samping, dan hilang kendali.

2. Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan yang membantu manusia dalam

mencapai tujuan. Karena itu, tuntutan utama pengguna kendaraan adalah keselamatan

bagi pengemudi dan muatannya (penumpang maupun barang). Kendaraan sebagai

produk industri harus mampu memberikan jaminan atas keamanan dan kenyamanan

melalui standar–standar perlengkapan kendaraan. Seiring dengan meningkatnya

kemajuan di bidang industri otomotif, kendaraan bermotor yang dioperasikan saat ini

mempunyai bermacam bentuk, karakteristik dan fungsi. Bentuk, karakteristik dan

fungsi kendaraan terbaru semakin memperhitungkan faktor–faktor keamanan,

kenyamanan dan keselamatan pengendara ketika berlalu lintas di jalan.7

Kendaraan bermotor meliputi sepeda motor, kendaraan bermotor biasa

(mobil), kendaraan berat bermotor (bis dan truk), sedangkan yang termasuk

kendaraan tak bermotor adalah sepeda dan kendaraan tak bermotor lainnya.7

Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak

berfungsi sebagaimana seharusnya, kelelahan logam yang mengakibatkan bagian

kendaraan patah, peralatan yang sudah aus tidak diganti, dan berbagai penyebab

lainnya. Keseluruhan faktor kendaraan sangat terkait dengan teknologi yang

digunakan dan perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.10

3. Jalan

Jalan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004

adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah

dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

kabel.10

Page 30: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan

angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan

transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan

karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor,

muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan. Pengelompokkan

jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan adalah berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan jalan.10

Sebagai landasan bergeraknya suatu kendaraan, jalan perlu

direncanakan/didesain secara cermat dan teliti dengan mengacu pada gambaran

perkembangan volume kendaraan di masa mendatang. Desain jalan yang sesuai

dengan spesifikasi standar dan dikerjakan dengan cara yang benar serta memperoleh

pemeliharaan yang cukup selama umur rencananya bertujuan untuk memberikan

keselamatan bagi pemakainya. Sifat–sifat jalan juga berpengaruh dan dapat menjadi

penyebab terjadinya kecelakaan lalu – lintas. Sartono (1993) menyatakan ada

beberapa hal dari bagian jalan yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan,

seperti:7

a. Kerusakan pada permukaan jalan (misalnya, terdapat lubang besar yang sulit

dihindari pengemudi)

b. Konstruksi jalan yang rusak/tidak sempurna (misalnya letak bahu jalan terlalu

rendah bila dibandingkan dengan permukaan jalan, lebar perkerasan dan bahu

jalan terlalu sempit untuk berpapasan)

c. Geometrik jalan yang kurang sempurna (misalnya, superelevasi pada tikungan

terlalu curam atau terlalu landai, jari-jari tikungan terlalu kecil, pandangan bebas

pengemudi terlalu sempit, kombinasi alinyemen vertikal dan horizontal kurang

sesuai, penurunan dan kenaikan jalan terlalu curam, dan lainlain).

Sedangkan menurut Polwiltabes Semarang, sebab terjadinya kecelakaan lalu

lintas yang diakibatkan oleh faktor jalan dapat dijelaskan sebagai berikut:7

a. Jalan licin

Page 31: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

b. Tikungan terlalu tajam

c. Jalur jalan yang menyempit

d. Teknis pengendalian lantas yang kurang tepat (rambu, traffic light, dan lain-lain

e. Jalan bergelombang

f. Jalan berlubang

4. Lingkungan

Di samping bentuk fisik jalan yang dipengaruhi oleh “geometric design”

dan “konstruksi jalan”, faktor lingkungan juga mempunyai andil dalam

menyebabkan terjadinya kecelakaan. Kondisi tata guna lahan, kondisi cuaca dan

angin serta pengaturan lalu–lintas adalah beberapa komponen dari lingkungan yang

berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan. Lingkungan jalan yang kurang memadai

mengakibatkan kenyamanan dari pengemudi menurun, sehingga kemampuan dalam

mengendalikan kendaraan akan menurun pula. Lingkungan di sekitar jalan, misalnya

daerah permukiman, peternakan, pembakaran ladang dan jerami dapat menjadi

penyebab kecelakaan lalu lintas, khususnya untuk jalan dengan kecelakaan kendaraan

tinggi. Hujan juga mempengaruhi kinerja kendaraan seperti jarak pengereman

menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin, jarak pandang juga terpengaruh karena

penghapus kaca tidak bisa bekerja secara sempurna atau lebatnya hujan

mengakibatkan jarak pandang menjadi lebih pendek. Asap dan kabut juga bisa

mengganggu jarak pandang, terutama di daerah pegunungan.10 Ada empat faktor dari

kondisi lingkungan yang mempengaruhi kelakuan manusia sehingga berpotensi

menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas, yaitu:7

a. Penggunaan tanah dan aktifitasnya, daerah ramai, lengang, dimana secara reflek

pengemudi akan mengurangi kecepatan atau sebaliknya.

b. Cuaca, udara dan kemungkinan–kemungkinan yang terlihat misalnya pada saat

kabut, asap tebal, hujan lebat sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi jarak

pandang pengemudi).

Page 32: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

c. Fasilitas yang ada pada jaringan jalan, adanya rambu–rambu lalu lintas, lampu

lalu lintas dan marka lalu lintas.

d. Arus dan sifat lalu lintas, jumlah, macam dan komposisi kendaraan akan sangat

mempengaruhi kecepatan perjalanan.

D. Klasifikasi Kecelakaan Lalulintas

Jenis kecelakaan dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kecelakaan

yang dialami oleh kendaraan yang terlibat. Adapun jenis kecelakaan tersebut adalah

sebagai berikut:7

i. Kecelakaan sendiri

ii. Menabrak obyek tetap

iii. Menabrak penyeberang

iv. Tabrakan depan–belakang

v. Tabrakan depan–depan

vi. Tabrakan samping–samping

vii. Tabrakan beruntun

Berdasarkan posisi kecelakaan, Kadiyali dalam Kamarwan (1990) membagi

kecelakaan menjadi:7

i. Tabrakan menyudut (angle), terjadi antara kendaraan yang berjalan pada arah

yang berbeda tetapi juga bukan pada arah yang berlawanan.

ii. Menabrak bagian belakang (rear end), kendaraan yang menabrak bagian

belakang kendaraan lain yang berjalan pada arah yang sama.

iii. Menabrak bagian samping/menyerempet (side swipe), kendaraan menabrak

kendaraan lain dari bagian samping sambil berjalan pada arah yang sama

ataupun berlawanan.

iv. Menabrak bagian depan (head on), tabrakan antara kendaraan yang berjalan

pada arah yang berlawanan.

v. Menabrak secara mundur (backing), kendaraan menabrak kendaraan lain pada

waktu kendaraan tersebut berjalan mundur.

Page 33: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Menurut cara terjadinya kecelakaan, Pignataro (1973) mengklasifikasikan

jenis kecelakaan sebagai berikut:7

i. Hilang kendali/selip (running of road)

ii. Tanpa tabrakan/kecelakaan sendiri

iii. Tabrakan di jalan (collision on road), terdiri dari :

a. Dengan pejalan kaki

b. Dengan kendaraan lain yang sedang berjalan

c. Dengan kendaraan lain yang sedang berhenti

d. Dengan kereta, binatang, dll

E. Kerangka Teori

Berdasarkan teoriyang telah dipaparkan dan ditelaah dari berbagai sumber,

maka kerangka teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dijabarkan pada

skema 1 berikut ini.

Skema 1. Kerangka Teori Faktor Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Lalu Lintas

Pengguna Jalan

(Manusia)

Kendaraan

Jalan

Lingkungan

Page 34: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Pada setiap populasi, tiap individu anggota tersebut memiliki karakteristik

yang berbeda-beda untuk setiap penyakit tertentu. Berdasarkan tinjauan pustaka,

terdapat berbagai macam karakteristik pada pasien korban kecelakaan lalu lintas,

yang meliputi faktor pengguna jalan (manusia), kendaraan, jalan dan lingkungan. Di

antara berbagai faktor tersebut, maka variabel kecelakaan lalu lintas yang akan diteliti

saat ini dibatasi pada jenis kelamin, umur, kendaraan yang digunakan, peran (posisi)

pasien, mekanisme kecelakaan dan waktu terjadinya kecelakaan. Penentuan variabel

ini didasarkan pada ketersediaan data dari rekam medik pasien dengan tetap

mengingat kepentingan keterkaitan variabel tersebut dengan kasus kecelakaan lalu

lintas.

2. Kecelakaan Lalu Lintas

Mengacu pada ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 93 Peraturan

Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah:

“Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja

melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan

korban manusia atau kerugian harta benda”.7,8

3. Jenis Kelamin

Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan,

hanya saja prevalensi laki-laki lebih tinggi.

4. Umur

Semua pengguna jalan beresiko untuk menderita cedera akibat kecelakaan

lalu lintas. Namun yang paling beresiko adalah kelompok usia yang masih

tergolong baru mengendarai, memiliki emosi yang labil, dan kurangnya

Page 35: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

kewaspadaan serta kesadaran dalam berhati-hati di jalan sehingga yang paling

beresiko adalah kelompok usia produktif.

5. Jenis Kendaraan

Di anatara jenis kendaraan yang digunakan oleh pengguna jalan sebagai

alat trasnportasi, jenis kendaraan yang didesain dengan perlindungan yang

kurang memadailah yang paling beresiko mengalami kecelakaan lalu lintas.

6. Peran (Posisi) Pasien

Pengemudi atau pengendara merupakan peran yang paling sering

mengalami kecelakaan lalu lintas. Selain karena jumlah pengemudi yang paling

banyak, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pengemudi selama

mengendara, seperti halnya mengantuk, lengah, terburu-buru, dan lain

sebagainya.

7. Mekanisme Kecelakaan

Kecelakaan sering terjadi di daerah persimpangan dimana dua pengendara ingin

saling menyalip sehingga kecelakan sering terjadi dari arah depan dan samping.

8. Waktu Kecelakaan

Kecelakaan dapat terjadi kapan saja. Namun paling sering terjadi saat

puncak aktivitas dimana jalan akan memadat. Kendati demikian, saat jalanan sepi

juga beresiko memicu kecelakaan lalu lintas dimana pengemudi lengah dan

mengendarai dengan kecepatan tinggi.

Page 36: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

C. Kerangka konsep

Berdasarkan konsep pemikiran yang dikemukakan, maka disusunlah pola

variable sebagai berikut.

Skema 2. Kerangka Konsep

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Kecelakaan Lalu Lintas

Pengguna Jalan (Manusia)

Jenis KelaminPerempuan

Peran (Posisi)

Mekanisme Kecelakaan

Waktu KecelakaanKendaraan

Jenis Kendaraan

Jalan

Lingkungan

Waktu

Page 37: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Jenis Kelamin

a) Definisi : perbedaan seksual yang terdiri dari laki-laki dan perempuan

b) Alat ukur : Table pengisian data

c) Cara ukur : Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum pada rakam

medis

d) Skala ukur: Nominal

e) Hasil ukur :

(1) Laki-laki

(2) Perempuan

2. Umur

a. Definisi : usia yang dihitung dari saat kelahiran sampai saat mengalami

KLL

b. Alat ukur : Tabel pengisisan data

c. Cara ukur: Dengan mencatat variabel sesuai yang tercantum pada rekam

medis

d. Skala ukur: Nominal

e. Hasil ukur :

(1) Balita : < 5 tahun

(2) Anak-anak : 6—11 tahun

(3) Remaja : 12—17 tahun

(4) Dewasa :18—40 tahun

(5) Tua :41—65 tahun

(6) Manula : > 65 tahun

3. Jenis Kendaraan

a) Definisi : Sarana angkutan yang membantu manusia dalam mencapai

tujuan.

b) Alat ukur : Tabel pengisian data

Page 38: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

c) Cara ukur : Dengan mencatat jenis kendaraan yang digunakan sesuai dengan

tercantum pada Mecanism of Trauma (MOT) pada rekam medik

d) Skala ukur : Nominal

e) Hasil ukur :

(1) Tidak berkendara

(2) Kendaraan tidak bermotor

(3) Kendaraan bermotor roda 2

(4) Kendaraan bermotor roda 4

(5) Dan lain-lain

4. Peran (Posisi)

a) Definisi : Letak dan keadaan pasien saat terjadinya kecelakaan lalu lintas

b) Alat ukur : Tabel pengisian data

c) Cara ukur : Dengan mencatat posisi pasien saat terjadi kecelakaan sesuai

dengan yang tercantum pada Mecanism of Trauma (MOT) pada

rekam medik

d) Skala ukur : Nominal

e) Hasil ukur :

(1) Pengemudi

(2) Penumpang

(3) Pejalan Kaki (Penyeberang)

5. Mekanisme Kecelakaan

a) Definisi : Proses dan arah terjadinya kecelakaan

b) Alat ukur : Tabel pengisian data

c) Cara ukur : Dengan mencatat arah kecelakaan (tabrakan) sesuai dengan yang

tercantum pada Mecanism of Trauma (MOT) pada rekam medik

d) Skala ukur: Nominal

e) Hasil ukur :

(1) Kecelakaan sendiri

Page 39: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

(2) Menabrak obyek tetap

(3) Tabrakan dari arah depan

(4) Tabrakan dari arah belakang

(5) Tabrakan dari arah samping

(6) Dan lain-lain

6. Waktu Kecelakaan

a) Definisi : Saat proses kecelakaan berlangsung

b) Alat ukur : Tabel pengisian data

c) Cara ukur : Dengan mencocokkan dan kemudian mencatat waktu saat pasien

masuk rumah sakit yang disesuaikan dengan saat kejadian sesuai

dengan yang tercantum pada rekam medik

d) Skala ukur : Nominal

e) Hasil ukur :

(1) 06.00—12.59 WITA

(2) 13.00—20.59 WITA

(3) 21.00—05.59 WITA

Page 40: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional karena melakukan

pengamatan dan analisis terhadap data sekunder melalui penggunaan rekam medis

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai data penelitian. Analisis dilakukan dengan

meneliti karakteristik kecelakaan lalu lintas yang dirawat di UGD, baik rawat inap

maupun yang bukan. Sedangkan jika ditinjau dari segi waktu, desain penelitian ini

bersifat deskriptif cross sectional karena variabel diukur selama periode tertentu.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

i. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data korban kecelakaan lalu lintas

yang telah dirawat melalui buku register IRD Bedah dan rekam medis di RSUP. Dr.

Wahidin Sudirohusodo. Waktu penelitian 17 Desember 2012—23 Februari 2013.

ii. Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di Bagian UGD Bedah dan Rekam Medik RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo.

C. Populasi dan Sampel

i. Populasi

Semua penderita korban kecelakaan lalulintas yang pernah dirawat di UGD

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dan terdaftar pada buku register UGD Bedah

periode Juli—Desember 2012.

ii. Sampel

Sampel penelitian ini adalah semua penderita korban kecelakaan lalu lintas

yang pernah dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo yang terhitung sejak bulan

Page 41: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Juli hingga Desember 2012 dan terdaftar di buku register UGD Bedah serta pasien

yang tetap hidup setelah perawatan selesai. Besar sampel ditentukan dengan rumus

sebagai berikut:

Sumber dari kepustakaan no. 11

Petunjuk n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

d = Nilai batas kesalahan atau galat pendugaan

Berdasarkan dari buku registasi UGD Bedah, terdapat sekitar 1.805 kasus kecelakaan

lalulintas yang terjadi sepanjang bulan Juli—Desember 2012. Adapun nilai batas

kesalahan (galat pendugaan) yang ditetapkan adalah 10%. Jadi, jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar:

n = 1805 . (1805 . 0,12) + 1 = 94,75

Jadi, dengan pembulatan, besar sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 95 sampel.

iii. Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode

consecutive sampling, yakni dengan mengambil sampel yang memenuhi kriteria

tertentu sampai diperoleh sejumlah sampel. Cara dalam penelitian ini ialah jika pada

buku registrasi pasien telah terdapat data variabel yang lengkap dan memenuhi

kriteria, maka langsung diambil sebagai sampel, dan sisanya (jika masih belum

cukup) akan diambil dari bagian rekam medik yaitu semua subyek yang mendapat

pengobatan dan memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah sampel yang diperlukan

terpenuhi.

n = N . N.d2 + 1

Page 42: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

iv. Kriteria Inklusi

1. Penderita korban kecelakaan lalulintas yang terdaftar di buku register dan

dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Juli—Desember

2012.

2. Penderita korban kecelakaan lalulintas yang tetap hidup setelah pengobatan

selesai.

v. Kriteria Eksklusi

1. Data berkaitan variable tidak lengkap.

2. Penderita korban kecelakaan lalulintas yang meninggal selama masa perawatan.

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian

i. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku

registrasi UGD bedah dan bagian rekam medik subjek penelitian.

D. Instrumen penelitian

Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang dipergunakan dalam

penelitian ini terdiri dari lembar pengisian data dengan tabel-tabel tertentu untuk

mencatat data yang dibutuhkan dari buku register IRD Bedah dan rekam medik.

E. Manajemen Penelitian

i. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari pihak

pemerintah dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Kemudian meminta izin pada

bagian inventaris UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk mecatat nomor

rekam medik pasien-pasien korban kecelakaan lalulintas dan sekaligus mengambil

sampel jika data variabel lengkap dan memenuhi kriteria. Selanjutnya jika jumlah

data belum memenuhi jumlah sampel, peneliti akan meminta izin ke bagian rekam

medik untuk mengambil sisa data sampel sampai jumlah sampel yang diperlukan

Page 43: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

terpenuhi. Setelah itu, dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung ke dalam tabel

pengisian data yang telah disediakan.

i. Pengolahan dan Analisa data

Pengolahan dilakukan setelah pencatatan data dari buku register UGD Bedah

dan bagian rekam medik yang dibutuhkan ke dalam tabel pengisian data dengan

menggunakan program komputer SPSS 17.0 dan Microsoft Excel untuk memperoleh

hasil statistik deskriptif yang diharapkan.

ii. Penyajian data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk table, grafik, dan naskah

untuk menggambarkan karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo periode Juli—Desember 2012.

F. Etika penelitian

i). Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak pemerintah setempat

sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.

ii). Menjaga kerahasiaan data pasien yang terdapat pada rekam medik, sehingga

diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.

G. Batasan Masalah

Banyaknya variabel yang dapat dijadikan penilaian bagi karakteristik pasien

korban kecelakaan lalu lintas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Keterbatasan data

yang ada dalam rekam medik pasien dan juga keterbatasan waktu, biaya, serta

kemampuan, maka dalam penelitian ini saya hanya akan meneliti bagaimana

distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis

kendaraan, peran (posisi) korban kecelakaan, mekanisme kecelakaan dan waktu

kecelakaan.

Page 44: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB V TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di bagian rekam medik RS. DR. Wahidin

Sudirohusodo. Adapun sejarah singkat berdirinya rumah sakit ini secara umum

adalah pada tahun 1947 didirikan rumah sakit dengan meminjam 2 bangsal rumah

sakit jiwa yang telah berdiri sejak tahun 1925 sebagai bangsal bedah dan penyakit

dalam yang merupakan cikal bakal berdirinya Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi.

Pada Tahun 1957 RSU Dadi yang berlokasi di jalan Lanto Dg. Pasewang

No. 43, Makassar sebagai Rumah Sakit Pemda Tingkat I Sulawesi Selatan dan pada

tahun 1993 menjadi Rumah Sakit dengan klasifikasi B dengan kapasitas tempat tidur

500 buah dan yang tersedia sebanyak 472 tempat tidur. Dengan kerterbatasan lahan

untuk Pengembangan rumah sakit maka pada tahun 1993 RSU dipindahkan ke Jl.

Perintis Kemerdekaan Km.11, Makassar, berdekatan dengan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

Pada Tahun 1994 RSU Dadi berubah menjadi rumah sakit vertikal milik

Depertemen Kesehatan dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin

Sudirohusodo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.

540/SK/VI/1994 sebagai Rumah Sakit kelas A yang digunakan oleh Fakultas

Kedokteran sebagai tempat pendidikan calon dokter, Dokter Spesialis dan

Subspesialis, serta sebagai Rumah Sakit Rujukan Tertinggi di Kawasan Timur

Indonesia. RS Dr. Wahidin Sudirohusodo memiliki luas tanah 8,4 HA dengan luas

gedung 37.511 m2.

Pada tanggal 10 Desember 1995 RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

ditetapkan manjadi Rumah Sakit Unit Swadana dan pada Tahun 1998 dikeluarkan

Undang–Undang No. 30 tahun 1997 berubah menjadi unit pengguna Pendapatan

Negara Bukan Pajak (PNBP).

Page 45: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah R.I. No. 125 Tahun 2000, RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo beralih status kelembagaan menjadi Perusahaan Jawatan

(Perjan).

RS. DR. Wahidin Sudirohusodo adalah rumah sakit dengan tipe A dan juga

merupakan rumah sakit pendidikan untuk Indonesia Timur dengan identitas:

a. Nama rumah sakit : RS.DR.Wahidin Sudirohusodo

b. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Km.11 Tamalanrea, Makassar

c. Telepon : 0411- 587667/584888

d. Fax : 0411-587676

e. Pemilikan : Departemen Kesehatan RI

Adapun fasilitas ruangan yang dimiliki adalah sebagai berikut:

A. Paviliun Sawit:

1. VIP A1 (3 kamar)

a) Fasilitas:

(1) Tempat tidur

(2) Tempat tidur extra

(3) Televisi 21 inch

(4) Meja rias

(5) Kursi tamu

(7) Lemari es

(8) Kamar full ac

(9) Lemari pakaian

(10) Lemari kecil

(11) Pesawat telepon

(6) Kebutuhan mandi:

(a) Shower + heather

(b) Perlengkapan mandi disiapkan

b) Keistimewaan

(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli

(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki

(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.

Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.

(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih

Page 46: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

2. VIP A2 (4 kamar)

a) Fasilitas:

(1) Tempat tidur

(2) Tempat tidur extra

(3) Televisi 21 inch

(4) Meja rias

(5) Kursi tamu

(7) Lemari es

(8) Kamar full ac

(9) Lemari pakaian

(10) Lemari kecil

(11) Pesawat telepon

(6) Kebutuhan mandi :

(a) Shower + heather

(b) Perlengkapan mandi disiapkan

b) Keistimewaan :

(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli

(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki

(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.

Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.

(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.

3. VIP A3 (11 kamar)

a) Fasilitas:

(1) Tempat tidur

(2) Tempat tidur extra

(3) Televisi 21 inch

(4) Meja rias

(5) Kursi tamu

(6) Lemari es

(7) Kamar full ac

(8) Lemari pakaian

(9) Lemari kecil

(10) Pesawat telepon

(11) Kamar mandi

b) Keistimewaan:

(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli

(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki

Page 47: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.

Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.

(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.

B. Paviliun Palem:

1. VIP B1 (27 kamar terdiri dari 2 orang/kamar)

a) Fasilitas:

(1) Tempat tidur

(2) Televisi

(3) Lemari es

(4) Kamar full ac

(5) Meja makan

(6) Lemari kecil

(7) Kamar mandi

b) Keistimewaan:

(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli

(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki

(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS Dr.

Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.

(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.

2. VIP B2 (27 kamar terdiri dari 2 orang/kamar)

a) Fasilitas:

(1) Tempat tidur

(2) Televisi

(3) Kamar full ac

(4) Meja makan

(5) Lemari kecil dan es

(6) Kamar mandi

Page 48: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

b) Keistimewaan:

(1) Pasien ditangani langsung Dokter Ahli

(2) Pasien bebas memilih dokter yang dikehendaki

(3) Dokter ahli dari rumah sakit lain dapat merawat pasiennya di RS

Dr. Wahidin Sudirohusodo dari awal sampai keluar.

(4) Pasien Askes boleh masuk dengan membayar selisih.

C. Ruangan Lontara yang terdiri atas Lontara 1, 2, 3 dan 4.

Page 49: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB VI HASIL PENELITIAN

Melalui serangkaian observasi penelitian mengenai karakteristik pasien

korban kecelakaan lalulintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusudo periode Juli—Desember 2012 didapatkan jumlah sampel sebanyak

95 kasus dari 1.805 kasus pasien kecelaakaan lalulintas yang tercatat pada buku

registrasi IRD Bedah, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis Kelamin yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas N %

1. Laki-Laki 61 64,2

2. Perempuan 34 35,8

Jumlah 95 100,00

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Bila ditinjau dari jenis kelamin, sesuai pada Tabel 8 di atas

memperlihatkan bahwa frekuensi pasien korban kecelakaan lalu lintas lebih

banyak terjadi pada laki-laki dengan jumlah 61 kasus (64,2%), sedangkan pada

perempuan didapatkan 34 kasus (35,8%).

Page 50: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 9. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Umur yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas

N %

1. Balita (< 5 tahun) 4 4,2

2. Anak-anak (6—11 tahun) 4 4,2

3. Remaja (12—17 tahun) 19 20,0

4. Dewasa (18—40 tahun) 49 51,6

5. Tua (41—65 tahun) 18 18,9

6. Manula (> 65 tahun) 1 1,1

Jumlah 95 100,00

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Tabel 10. Distribusi Rentang Umur pada Kejadian Umur Terbanyak yang Mengalami Kecelakaan Lalulintas dari Pasien yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas

N %

1 < 20 Tahun 17 17,9

2 21—25 Tahun 16 16,8

3 26—30 Tahun 5 5,3

4 31—35 Tahun 6 6,3

5 > 35 Tahun 5 5,3

Jumlah 49 51,6 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Page 51: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 9 di atas menunjukkan distribusi pasien korban kecelakaan lalu

lintas menurut usia, dimana frekuensi pasien tertinggi pada kelompok usia dewasa

(18—40 tahun) yaitu sebanyak jumlah 49 kasus (51,6%) dan terendah pada

kelompok usia manula (> 65 tahun) dengan jumlah 1 kasus (1,1%). Adapun

berdasarkan Tabel 10, rentang umur yang paling banyak mengalami kecelakaan

lalulintas pada kelompok usia dewasa adalah pada umur 18—20 tahun dengan

jumlah 17 kasus (17,9%) yang tidak beda jauh dengan umur 21—25 sebanyak 16

kasus (16,8%)

Tabel 11. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Kendaraan yang Digunakan Saat Peristiwa Terjadi yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Kendaraan yang Digunakan Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas

N %

1. Tidak berkendara 18 18,9

2. Kendaraan tidak bermotor 1 1,1

3. Kendaraan bermotor roda 2 69 72,6

4. Kendaraan bermotor roda 4 7 7,4

Jumlah 95 100,00 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Pada Tabel 11 di atas diperlihatkan distribusi pasien korban kecelakaan

lalu lintas menurut kendaraan yang digunakan saat peristiwa terjadi. Frekuensi

pasien terbanyak pada kendaraan bermotor roda 2 yaitu sebanyak 69 kasus

(72,6%), kemudian kendaraan tidak bermotor sebanyak 18 kasus (18,9%),

selanjutnya kendaraan bermotor roda 4 sebanyak 7 kasus (7,4%) dan terkecil pada

kendaraan tidak bermotor yaitu sebanyak 1 kasus (1,1%).

Page 52: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 12. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Posisi (Peran) Pasien yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Posisi (Peran) Pasien Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas

N %

1. Pengemudi 66 69,5

2.

3.

Penumpang

Penyeberang (Pejalan Kaki)

11

18

11,6

18,9

Jumlah 95 100,00

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Pada Tabel 12 di atas diperlihatkan distribusi pasien korban kecelakaan

lalu lintas menurut posisi (peran) pasien, dimana jumlah kasus pasien lebih

banyak sebagai pengemudi yaitu sebanyak 66 kasus (69,5%).

Tabel 13. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Mekanisme Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Mekanisme Kecelakaan Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas

N %

1. Kecelakaan Sendiri 18 18,9

2. Menabrak Obyek Tetap 7 7,4

3. Tabrakan dari Arah Depan 29 30,5

4. Tabrakan dari Arah Belakang 13 13,7

5. Tabrakan dari Arah Samping 26 27,4

6. Dan Lain-lain 2 2,1

Jumlah 95 100,00 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasiena)

Distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan mekanisme

kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 13 di atas. Pada tabel tersebut diperlihatkan

bahwa pasien yang paling banyak ditemukan memiliki mekanisme kecelakaan

Page 53: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

tabrakan dari arah depan sebanyak 29 kasus (30,5%) yang tidak berbeda jauh

dengan tabrakan dari arah samping sebanyak 26 kasus (27,4%).

Tabel 14. Distribusi Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas Menurut Waktu Terjadinya Kecelakaan yang Dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Waktu Terjadinya Kecelakaan Pasien Korban Kecelakaan Lalulintas

N %

1. Pagi (06.00—12.59 WITA) 18 18,9

2. Siang (13.00—20.59 WITA) 58 61,1

3. Malam (21.00—05.59 WITA) 19 20,0

Jumlah 95 100,00 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Tabel 14 di atas memperlihatkan distribusi pasien korban kecelakaan lalu

lintas berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan, dimana frekuensi terbanyak

waktu terjadinya kecelakaan tersebut adalah pada siang hari sebanyak 58 kasus

(61,1%). Dan yang kedua terbanyak adalah waktu malam hari sebanyak 19 kasus

(20,0%) yang tidak berbeda jauh dengan waktu pagi hari sebanyak 18 kasus

(18,9%)

Page 54: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 15. Distribusi Jenis Kelamin Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Umur Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan

N % N % N % 1 < 5 1 1,05 3 3,2 4 4,21

2 5—11 4 4,21 0 0 4 4,21

3 12—17 12 12,63 7 7,37 19 20,00

4 18—40 34 35,79 15 15,79 49 51,58

5 41—65 10 10,53 8 8,42 18 18,95

6 > 65 0 0,00 1 1,05 1 1,05

Jumlah 61 64,21 34 35,79 95 100 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Dari Tabel 15, dapat dilihat pasien terbanyak adalah kelompok usia

dewasa laki-laki sebanyak 34 kasus (35,79%) dan perempuan sebanyak 15 kasus

(15,79%) diabndingkan kelompok usia lainnya. Adapun jumlah yang paling

sedikit adalah kelompok usia manula perempuan sebanyak 1 kasus (1,1%) dan

tidak ada pasien laki-laki di kelompok tersebut.

Page 55: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 16. Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Umur

Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan

Jumlah Tidak Tiak Bermotor Bermotor

Berkendara Bermotor Roda 2 Roda 4

N % N % N % N % N %

1 < 5 2 2,11 0 0,00 2 2,11 0 0,00 4 4,21

2 5—11 3 3,16 1 1,05 0 0,00 0 0,00 4 4,21

3 12—17 2 2,11 0 0,00 16 16,84 1 1,05 19 20,00

4 18—40 5 5,26 0 0,00 40 42,11 4 4,21 49 51,58

5 41—65 6 6,32 0 0,00 11 11,58 1 1,05 18 18,95

6 > 65 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 1,05 1 1,05

Jumlah 18 18,95 1 1,05 69 72,63 7 7,37 95 100

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Tabel 16 di atas memperlihatkan distribusi kendaraan yang digunakan saat

kecelakaan berdasarkan jenis kelamin. Dari tabel tersebut terlihat kelompok tidak

berkendara lebih banyak pada usia tua sebanyak 6 kasus (6,3%), kendaraan tidak

bermotor hanya ditemukan pada kelompok usia anak-anak sebanyak 1 kasus

(1,1%). Adapun kendaraan bermotor roda 2 paling banyak pada kelompok usia

dewasa sebanyak 40 kasus (42,1) dan mendominasi hampir semua kelompok

umur, kecuali anak-anak dan manula. Sedangkan kendaraan bermotor roda 4 juga

paling banyak pada kelompok usia dewasa sebanyak 4 kasus (4,2%).

Page 56: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 17. Distribusi Jenis Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Umur

Kendaraan yang Digunakan Saat Kecelakaan Jumlah Tidak Tidak Bermotor Bermotor

Berkendara Bermotor Roda 2 Roda 4

N % N % N % N % N %

1 Laki-Laki 7 7,4 1 1,1 49 51,6 4,00 4,2 61 64,2 2 Perempuan 11 11,6 0 0,0 20 21,1 3 3,2 34 35,8

Jumlah 18 18,9 1 1,05 69 72,6 7 7,37 95 100 Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Dari Tabel 17 di atas dapat dilihat pasien laku-laki hampir mendominasi

semua jenis kendaraan kecuali tidak berkendara, seperti kendaraan tidak bermotor

sebanyak 1 kasus (1,1%), kendaraan bermotor roda 2 sebanyak 49 kasus (51,6%),

dan kendaraan bermotor roda 4 sebanyak 4 kasus (4,2%). Adapun pasien

perempuan mendominasi pada jenis tidak berkendara sebanyak 11 kasus (11,6%).

Tabel 18. Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012.

No. Umur Peran (Posisi) Pasien

Jumlah Pengemudi Penumpang Pejalan Kaki N % N % N % N %

1 < 5 0 0,00 2 2,11 2 1,05 4 4,21 2 5—11 1 1,05 0 0,00 3 4,21 4 4,21 3 12—17 14 14,74 2 2,11 3 3,16 19 20,00 4 18—40 40 42,11 4 4,21 5 5,26 49 51,58 5 41—65 11 11,58 2 2,11 5 5,26 18 18,95 6 > 65 0 0,00 1 1,05 0 0,00 1 1,05

Jumlah 66 69,47 11 11,58 18 18,95 95 100

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Tabel 18 di atas menunjukkan peran (posisi) pasien saat kecelakaan

menurut kelompuk usia, dimana kelompok usia dewasa mendominasi semua jenis

perasn (posisi) pasien saat peristiwa tabrakan terjadi, yakni sebagai pengemudi

Page 57: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

sebanyak 40 kasus (42,1%), sebagai penumpang sebanyak 4 kasus (4,21%), dan

sebagai pejalan kaki (sebanyak dengan kelompok usia tua) sebanyak 5 kasus

(5,26%)

Tabel 19. Distribusi Peran (Posisi) Pasien Saat Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012.

No. Jenis Kelamin

Peran (Posisi) Pasien Jumlah Pengemudi Penumpang Pejalan

Kaki N % N % N % N %

1 Laki-laki 50 52,63 4 4,21 7 7,37 61 64,21

2 Perempuan 16 16,84 7 7,37 11 11,58 34 35,79

Jumlah 66 69,47 11 11,58 7 18,95 95 100

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Dari tabel 19 dan Grafik 13 di atas terlhat pasien laki-laki lebih banyak

yang berperan sebagai pengemudi sebanyak 50 kasus (52,63%). Adapun pasien

perempuan lebih banyak yang berperan sebagai penumpang sebanyak 7 kasus

(7,37%) dan sebagai pejalan kaki sebanyak 11 kasus (11,58%).

Page 58: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 20. Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Kelompok Usia Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Umur

Waktu Terjadinya Kecelakaan Jumlah

Pagi Siang Malam

N % N % N % N %

1 < 5 3 2,11 1 1,05 0 0 4 4,21

2 5—11 2 3,16 2 2,11 0 0 4 4,21

3 12—17 2 2,11 15 15,79 3 3,16 19 20,00

4 18—40 6 6,32 26 27,37 16 16,84 49 51,58

5 41—65 5 5,26 13 13,68 0 0 18 18,95

6 > 65 0 0,00 1 1,05 0 0 1 1,05

Jumlah 18 18,95 58 61,05 19 20,00 95 100

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Tabel 20 di atas memperlihatkan distribusi waktu terjadinya kecelakaan

berdasarkan kelompok usia pasien. Kelompok usia dewasa mendominasi semua

waktu, yakni pagi hari sebanyak 6 kasus (6,32%), siang hari sebanyak 26 kasus

(27,37%), dan malam hari sebanyak 16 kasus (16,84%).

Page 59: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Tabel 21. Distribusi Waktu Terjadinya Kecelakaan Menurut Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelekaan Lalu Lintas yang Dirawat Di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Periode Juli—Desember 2012

No. Jenis

Kelamin

Waktu Terjadinya Kecelakaan Jumlah

Pagi Siang Malam

N % N % N % N %

1 Laki-laki 10 10,53 37 38,95 14 14,74 61 64,21

2 Perempuan 8 8,42 21 22,11 5 5,263 34 35,79

Jumlah 18 18,95 58 61,05 19 20,00 95 100

Sumber : data sekunder (buku register IRD Bedah dan rekam medik pasien)

Dari tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki

mendominasi semua waktu, yakni pagi hari sebanyak 10 kasus (10,53%), siang

hari sebanyak 58 kasus (61,05%) dan malam hari sebanyak 19 kasus (20,00%).

Page 60: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB VII PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di IRD Bedah dan Bagian Rekam Medik RSUP

dr. Wahidin Sudirohusodo dari tanggal 5—23 Februari 2013 dengan tujuan untuk

memperoleh informasi tentang karakteristik pasien korban kecelakaan lalulintas

yang dirawat di UGD pada periode 1 Juli—31 Desember 2012 di Rumah Sakit

tersebut.

Adapun karakteristik yang diteliti meliputi jenis kelamin, umur, kendaraan

yang digunakan saat periwtiwa kecelakaan terjadi, posisi (peran) pasien saat

kejadian tersebut, mekanisme kecelakaan dan waktu terjadinya kecelakaan. Pada

pengumpulan sampel didapatkan 95 sampel penelitian yang memenuhi kriteria

seleksi dari 1.805 pasien korban kecelakaan lalulintas yang terdaftar pada buku

register IRD Bedah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode 1 Juli—31

Desember 2012. Jumlah sampel ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin,

dimana nilai batas kesalahan (galat pendugaan) yang ditetapkan adalah 10%.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode consecutive sampling,

yakni dengan mengambil sampel yang memenuhi kriteria tertentu sampai

diperoleh sejumlah sampel. Cara dalam penelitian ini ialah mengambil sampel

yang paling pertama ditemukan dari buku register IRD Bedah yang tentu saja

memenuhi kriteria inklusi. Adapun sisa sampel yang belum tercukupi (sebanyak

15 sampel), diambil dari rekam medik tanpa menggunakan sistem acak tapi

dengan mengambil data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi yang paling

awal ditemukan. Jumlah sampel yang cukup besar dan bervariasi sehingga hampir

seluruh elemen dari variabel yang hendak diteliti terdapat pada sampel ini

sehingga sampel yang ada pada penelitian ini cukup representatif.

Berikut ini adalah pembahasan mengenai hasil yang diperoleh pada

penelitian ini, yaitu:

Page 61: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

A. Jenis Kelamin

Bila ditinjau dari jenis kelamin pasien, didapatkan jumlah pasien

korban kecelakaan lalu lintas lebih banyak terjadi pada laki-laki (64,2%)

dibandingkan pada perempuan (35,8%). Dan juga, pasien laki-laki

mendominasi hampir semua kelompok usia pasien yang dirawat di UGD,

yakni kelompok anak-anak (4,21%), remaja (12,63), dewasa (35,79) dan

usia tua (10,53%), kecuali kelompok usia balita (1,05%) dan manula (0,0%).

Selanjutnya pasien laki-laki mendominasi peran sebagai pengemudi

(52,84%) dimana kelompok jenis kelamin tersebut juga mendominasi jenis

kendaraan bermotor roda 2 (51,6%), kendaraan bermotor roda 4 (4,2%), dan

tidak berkendara (1,1%). Kelompok jenis kelamin laki-lakipun juga

mendominasi semua waktu terjadinya kecelakaan, yakni pagi hari (10,53%),

siang hari (38,95%) dan malam hari (14,74%). Hasil ini sesuai dengan

penelitian Joeharno (2006) 3 di RSUD Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi

Sulawesi Tengah dan Laylia N.A. dan Susilaningrum D. (2010)10 dari

pengamatan pada korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum Jajaran

Polrestabes Surabaya pada tahun 2010 yang menemukan tingginya kejadian

kecelakaan lalu lintas pada laki-laki. Begitupun hasil penelitian Metta

Kartika (2009)4 dari data Lakan Lantas Polres Metro Depok yang

didapatkan kecelakaan paling banyak melibatkan pengemudi laki-laki

dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan berdasarkan data pengendara

sepeda motor, pengendara laki-laki jumlahnya lebih banyak dibandingkan

pengendara motor perempuan dan juga adanya indikasi bahwa laki-laki

cenderung memiliki perilak ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraan

dibandingkan dengan perempuan.

B. Umur

Dari segi umur, pasien korban kecelakaan lalu lintas yang paling

banyak dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah umur

dewasa (18—40 tahun) sebanyak 51,6%, baik laki-laki (35,79%) dan

perempuan (15,79%) dengan puncak umur 18—20 tahun (17,9%).

Page 62: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Kemudian selanjutnya yang terbanyak adalah umur remaja (20,0%) dan usia

tua yang tidak berbeda jauh (18,9%). Berdasarkan peran (posisi) pasien,

kelompok usia dewasa mendominasi peran sebagai pengemudi (42,11%),

penumpang (4,21%), dan pejalan kaki (5,26%). Begitupun dengan waktu

terjadinya kecelakaan, kelompok usia dewasa mendominasi waktu kejadian

di pagi (6,32%), siang (27,37), dan malam hari (16,8%).

Dari tinjauan pustaka, kecelakaan paling banyak melibatkan

pengendara berusia produktif (15—55 tahun), dimana usia 21—25 tahun

adalah kelompok terbesar penyebab kecelakaan dibandingkan dengan

kelompok usia lainnya, dan kelompok usia 40 tahun relatif lebih kecil

karena kematangan dan tingkat disiplin yang lebih baik. Hasil ini sesuai

pula dengan penelitian Agus Aji Samekto (2009)12 dari data primer di Kota

Semarang, dimana korban kecelakaan terbesar adalah kelompok usia 15,01

tahun—21 tahun, kemudian 21,01 tahun—30 tahun yang rata-rata

merupakan pelajar/mahasiswa. Penelitian Woro Riyadina, Suhardi, Meda

Permana (2009)2 dari data kesehatan masyarakat (Kesmas) dari 33 propinsi

hasil survei Riskesdas tahun 2007 dan pengamatan di kawasan hukum

Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 201010 juga menemukan cedera

akibat kecelakaan lalu lintas mayoritas dialami oleh kelompok umur dewasa

(15-59 tahun) yaitu sebesar 38,8%, begitupun dengan hasil penelitian Metta

Kartika (2009)4 dimana kelompok terbanyak adalah usia 22—30 tahun

disusul umur 16—21 tahun. Hal ini dapat dikarenakan kelompok usia

tersebut merupakan kelompok usia produktif yang memiliki mobilitas

tinggi, adapun rentang umur 16—21 tahun dikarenakan mereka merupakan

pengemudi pemula yang masih dalam proses belajar mengemudi, memiliki

tingkat emosi yang belum stabil serta belum berhati-hati dalam mengendarai

kendaraan. Adapun menurut Nazar Moesbar (2007)13 dari data direktorat

lalu lintas Polda Sumut, diperoleh usia pelaku KLL umumnya adalah usia

remaja dan dewasa yaitu usia 15—50 tahun yang terbanyak, ini tentu

disebabkan kesibukan atau tingkat mobilitas golongan usia tersebut di atas

tinggi, jumlah pelaku juga meningkat setiap tahun.

Page 63: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

Menurut Levi dalam Accident Analysis & Prevention (1990)4

menyatakan bahwa pengemudi dengan usia muda akan meningkatkan resiko

untuk mengalami kecelakaan karena belum dapat mengontrol emosi dengan

baik. Meskipun demikian, menurutnya usia muda atau tua bukanlah hal

yang terlalu berpengaruh. Hal tersebut terkait dengan pengalaman dan

kemampuan pengemudi orang yang bersangkutan.

Selanjutnya urutan kelompok usia ketiga terakhir yang di rawat

adalah kelompok usia balita dan anak (4,2%) dan jumlah yang paling sedikit

adalah usia manula (1,1%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Metta Kartika (2009)4, dimana ditemukan kasus paling sedikit

melibatkan pengendara berumur lebih dari 60 tahun. Namun tidak sesuai

dengan tinjauan pustaka, dimana pada penelitian Savitri WP dan Indawati R

(2012), jumlah korban usia manula lebih banyak dari usia anak-anak.

Dimana Hasil tersebut tidak sesuai dengan korban kecelakaan lalu lintas

lansia pada tahun 2011 di Kota Surabaya3 adalah tidak berkendara sebagai

pejalan kaki atau penyeberang jalan sebesar 40,1% dan lansia yang

mengemudikan kendaraan bermotor roda 2 sebesar 39%.

C. Kendaraan

Ditinjau dari segi kendaraan yang digunakan saat terjadinya

peristiwa kecelakaan, jumlah terbanyak adalah kendaraan bermotor roda 2

(71,6%), diikuti oleh tidak berkendara (18,9%), kemudian kendaraan

bermotor roda 4 (7,4%) dan kendaraan tidak bermotor (2,1%). Adapun

berdasarkan kelompok usia, jenis tidak berkendara didominasi oleh

kelompok usia tuda (6,3%), untuk jenis kendaraan tidak bermotor adalah

kelompok usia anak-anak (1,1%), untuk kendaraan bermotor roda 2 dan

roda 4adalah kelompok usia dewasa (42,1% dan 4,2%).

Hasil ini sesuai dengan penelitian Firma Oktaviana (2008)14 data

Polda Metro Jaya per Oktober 2006 dari 4.026 kecelakaan lalu lintas, 81,6%

diantaranya dilakukan pengendara motor, dan juga penelitian Agus Aji

Samekto (2009)12 dimana jumlah korban kecelakaan lalu lintas terbesar

Page 64: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

merupakan jumlah korban yang menggunakan sepeda motor, hal ini sejalan

dengan data lain pada umumnya pelajar/mahasiswa menggunakan

kendaraan jenis sepeda motor.

Menurut Naza Moesbar (2007)13 dalam Pengendara dan

Penumpang Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang pada

Kecelakaan Lalu Lintas, dimana menurutnya hal ini disebabkan sepeda

motor dirancang/didesain kurang mempertimbangkan keselamatan

pengendaranya dan yang dibonceng. Selain itu, jumlah sepeda motor rata-

rata mengalami kenaikan sekitar 20% per tahun.

Sesuai pula dengan penelitian Windi Prigita Savitri dan Rachmah

Indawati (2012)3 di Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, kendaraan

bermotor roda 2 adalah kendaraan yang mudah terganggu keseimbangannya

dan tidak terlindung. Pada umumnya kendaraan bermotor roda 2 memang

paling sering dikendarai oleh masyarakat meskipun memiliki risiko lebih

tinggi untuk terlibat dalam kecelakaan lalu lintas daripada kendaraan roda 4.

Menurut Hisashi Ogawa peneliti WHO tingginya angka KLL pada

pengguna sepeda motor terutama di negara yang sedang berkembang

disebabkan:13

1. Infrastruktur yang kurang baik

2. Kurangnya disiplin pengguna sepeda motor dalam berkendaraan,

mematuhi peraturan lalu lintas dan memperhatikan kelayakan atas

kendaraannya (layak jalan)

3. Kurangnya mempergunakan perlengkapan perlengkapan pengaman diri

untuk kecelakaan/PEE

Menurut WHO tingginya angka kematian dan kecelakaan akibat

pemakaian sepeda motor terutama di negara Asia sudah merupakan epidemi

kesehatan masyarakat.13

Page 65: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

D. Peran (Posisi) Pasien

Berdasarkan peran (posisi) pasien, distribusi pasien terbanyak adalah

sebagai penumpang (69,5%), urutan kedua adalah pejalan kaki (18,9%), dan

yang paling sedikit adalah sebagai penumpang (11,6%).

Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Windi Prigita Savitri

dan Rachmah Indawati (2012)3 dimana korban kecelakaan lalu lintas lansia

pada tahun 2011 di Kota Surabaya terbanyak adalah berperan sebagai

pengemudi sebesar 54,2%. Begitupun dengan penelitian Harry Patmadjaja

(1997)15 di jalan Tol PT Jasa Marga diperoleh faktor utama penyebab

kecelakaan adalah pengemudi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pengemudi adalah kurang antisipasi, lengah, mengantuk, mabuk, jarak rapat,

ban pecah, selip, rem blong, kerusakan mesin, kendaraan berhienti dan

adanya penyeberang.

E. Mekanisme Kecelakaan

Berdasarkan mekanisme kecelakaan, kasus terbanyak dari hasil

penelitian ini adalah tabrakan dari arah depan (30,5%) yang tidak berbeda

jauh dengan tabrakan dari arah samping (27,4%). Hasil ini sesuai dengan

pengamatan korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum Jajaran

Polrestabes Surabaya pada tahun 201010, dimana sebagian besar korban

kecelakaan lalu lintas tersebut mengalami kecelakaan tabrak depan,

berkebalikan dengan penelitian Windi Prigita Savitri dan Rachmah

Indawati (2012)3 dalam Tipe Kecelakaan Lalu Lintas yang Terjadi di Kota

Surabaya 2011 yang terbanyak adalah tabrak samping, kemudian tabrak

depan. Mekanismenya yakni tabrak samping dan depan sering terjadi pada

persimpangan dan menyalip. Pada saat di persimpangan pengemudi

cenderung tidak mengalah kepada pengendara lainnya sehingga ketika

kendaraan berlaju sama-sama kencang maka akan terjadi kecelakaan. Pada

saat menyalip membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat karena

kendaran dari arah sebaliknya akan melaju mengarah kepada kendaraan

yang menyalip.

Page 66: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

F. Waktu Terjadinya Kecelakaan

Dari data distribusi menurut waktu terjaidnya kecelakaan, kasus

kecelakaan lalu lintas yang terbanyak dialami pasien yang dirawat di UGD

adalah waktu 13.00—20.59 (61,1%) disusul oleh jam 21.00—05.59 (20,0%)

yang tidak berbeda jauh dengan jam 06.00—12.59 (18,9%). Hasil ini sesuai

dengan penelitian Metta Kartika (2009)4, dengan hasil kecelakaan paling

banyak terjadi adalah pada jam 13.00—16.59, hal ini dikarenakan jam

tersebut volume lalulintas cenderung padat dan berakhirnya aktivitas

pendidikan dan perkantoran, artinya kecelakaan yang terjadi pada jam

tersebut banyak dialami oleh pelajar dan dewasa yang sesuai dengan hasil

kategori umur yang dijelaskan di atas, kemudian diikuti pada jam 21.00—

00.59, kejadian tersebut berhubungan dengan aktivitas perbelanjaan. Selain

itu, faktor ketajaman penglihatan juga memegang pengaruh yang sangat

besar, melihat jam tersebut cahaya dijalanan sudah mulai gelap, terutama di

jalanan yang tidak memiliki lampu jalan. Kecelakaan yang banyak terjadi

pada jam 05.00—08.59 dan 17.00—20.59 disebabkan jam tersebut

merupakan waktu pergi dan pulang dari dan ke tempat kerja serta dimulai

dan diakhirinya kegiatan usaha yang juga bersamaan dengan mobilitas

pekerja. Tingkat kecelakaan pada jam 17.00—20.59 lebih tinggi daripada

jam 05.00—08.59, hal ini dapat dikarenakan jam tersebut merupakan

berakhirnya aktivitas perkantoran, dimana orang-rang yang bekerja pulang

menuju rumah dalam kondisi fisik yang letih setelah seharian bekerja.

Sedangkan kecelakaan pada jam 05.00—08.59 disebabkan karena

kecenderungan pengemudi yang ingin segera sampai ke tempat tujuan untuk

segera memulai aktivitasnya pada hari itu sehingga memacu kecepatan

kendaraannya lebih tinggi. Sikap buru-buru seperti ini dapat memicu

kecelakaan lalu lintas. Pada jam 01.00—04.59 walaupun merupakan jam

istirahat/tidur, namun waktu tersebut merupakan waktu kembalinya orang-

orang dari kegiatan hiburan maupun kerja lembur dimana kondisi fisik

sudah lelah atau bisa jadi mereka yang baru saja pulang dari kegiatan

Page 67: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

hiburan masih berada dalam pengaruh alkoholsehingga berisiko untuk

terjadinya kecelakaan.

Walaupun demikian, hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Windi

Prigita Savitri dan Rachmah Indawati (2012)3 menemukan jumlah korban

kecelakaan lalu lintas terbanyak terjadi pada waktu 06.00-12.59, dengan

rata-rata 12.20—12.25 yang masih tergolong waktu berangkat kerja.

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar waktu kecelakaan terlihat saat

pagi hari dimana orang mulai keluar rumah untuk melakukan aktivitas atau

berangkat bekerja. Dan waktu siang jumlah kecelakaan lalu lintas lebih

sedikit dibandingkan pagi hari. Sedangkan pada waktu istirahat di malam

hari jumlah kecelakaan lalu lintas cenderung semakin menurun. Hal ini

karena sebagian besar orang mengakhiri aktivitasnya pada waktu petang

hari. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suganda (1986) bahwa

waktu kecelakaan lalu lintas terbanyak adalah pada pukul 07.00-12.00 WIB.

Pada umumnya kecelakaan lalu lintas dapat terjadi pada waktu istirahat

karena pengemudi mengantuk dan cenderung mengendarai kendaraannya

lebih cepat karena suasana jalan raya sepi sehingga akibatnya bisa jauh lebih

fatal pada korban lansia apabila terjadi kecelakaan.

Page 68: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik pasien korban

kecelakaan lalulintas yang dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin Sudirohusudo

periode Juli—Desember 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 95 kasus dari

1.805 populasi, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih banyak ditemukan pada laki-laki

daripada perempuan dengan persentase sebesar 64,2%.

2. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling banyak ditemukan pada kelompok

usia dewasa (18—40 tahun) yaitu sebesar 51,6%, dimana usia < 20 tahun

merupakan kasus terbanyak (17,9%), kemudian usia remaja (20,0%) yang

tidak berbeda jauh dengan usia tua (18,9%) dan yang paling sedikit adalah

manula (1,1%)

3. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling banyak menggunakan kendaraan

bermotor roda 2, yaitu sebesar 72,6%, kemudian tidak berkendara (18,9%),

kemudian kendaraan bermotor roda 4 (7,4%) dan yang paling sedikit adalah

jenis kendaraan tidak bermotor (1,1%).

4. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih sering berperan sebagai pengemudi,

yakni sebesar 69,5% dibandingkan penyeberang/pejalan kaki (18,9%) dan

penumpang (11,6%).

5. Pasien korban kecelakaan lalulintas lebih banyak yang mengalami

mekanisme bertabrakan dari arah yang berlawanan (dari depan) yaitu sebesar

30,5% yang tidak berbeda jauh dengan mekanisme tabrakan dari arah

samping (26%).

6. Pasien korban kecelakaan lalulintas paling banyak mengalami peristiwa

kecelakaan tersebut pada siang hari (61,1%), kemudian jumlah yang

terbanyak selanjutnya adalah kecelakaan di malam hari (20,0%) yang tidak

berbeda jauh dengan kecelakaan di pagi hari (18,9%).

Page 69: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita malaria di

R.S.U.P. dr. Wahidin Sudirohusudo periode Juli—Desember 2012 maka dapat

diberikan saran berupa :

1. Perlunya kerjasama dalam memikirkan bagaimana cara atau langkah yang

perlu dilakukan oleh pihak pemerintah, produsen sepeda motor, dan para

pakar di bidang transportasi untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan

lalu lintas, korban manusia dan kerugian material yang ditimbulkan KLL

2. Perlu kiranya pemerintah semakin aktif melakukan sosialisasi tinggginya

angka kecelakaan sepeda motor dan angka korban manusia akibat

kecelakaan lalu lintas kepada seluruh masyarakat.

3. Sebaiknya para pengguna jalan semakin memperbaiki tingkah laku,

kesopanan dan memakai perlengkapan pengaman diri untuk

kecelakaan/Personal Protective Equipment (PEE) terutama dari golongan

remaja dan dewasa. Karena kelompok usia tersebut adalah harapan atau

tulang punggung ekonomi keluarga dan juga merupakan penerus bangsa.

4. Perlunya dilakukan survei di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

dalam periode tertentu agar dapat memudahkan mendapat informasi

mengenai kasus kecelakaan lalu lintas agar dapat dilakukan antisipasi sedini

mungkin.

5. Perlu kiranya Tenaga Kesehatan yang bertugas di R.S.U.P. dr. Wahidin

Sudirohusudo untuk mengisi status pasien secara lengkap terutama identitas,

anamnesis faktor-faktor resiko yang berpengaruh, Mechanism of Trauma

(MOT) sehingga memberikan informasi yang lebih jelas. Selain itu

diperlukan pula adanya keseragaman dalam pengisian status pasien agar

didapatkan data yang lebih objektif.

6. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang

lebih mendalam tentang faktor-faktor lainnnya yang belum diteliti dalam

penelitian ini yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas beserta

klasifikasi cedera akibat kecelakaan dan sebaiknya mengambil penelitian

data primer serta mencari hubungannya melalui penelitian analisis. Selain

Page 70: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

itu diharapkan pula dilakukannya penelitian di rumah sakit lain maupun

sarana kesehatan lainnya seperti Puskesmas untuk memperoleh data yang

lebih banyak tentang distribusi pasien korban kecelakaan lalu lintas.

Page 71: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryo R. Rancangan Buku Visual Panduan Safety Driving yang Sesuai bagi Remaja. Available from digilib.its.ac.id/public.pdf. Last update in 2009. Accesed on January 06, 2013.

2. Riyadina W, Suhardi, Permana M. Pola dan Determinan Sosiodemografi Cedera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia. Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 10, October, 2009. Available from Jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal.pdf. Accesed on January 06, 2013.

3. Savitri WP, Indawati R. Estimasi Resiko pada Lanjut Usia yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya. Avalaible from Journal.unair.ac.id/filerPDF. Last update on Juny 2012. Accesed on January 06, 2013.

4. Hamid F. Tingkat Pengetahuan Pekerja PT. X yang Mengemudikan Mobil tentang Safety Driving dalam Upaya Mencegah Kecelakaan di Jalan Raya. Available from lontar.ui.ac.id.pdf. Last update in: 2008. Accesed on January 06, 2013.

5. Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik. Jumlah Kecelakaan Lalulintas dan Korban Jiwa, Kerugian Materi Menurut Bulan di Kota Makassar. Dalam: Makassar dalam Angka 2010. Katalog BPS: 1102001.7371. Makssar: Badan Pusat Statistik Kota Makassar; 2010. Hal: 204.

6. Azikin ANT. Kontribusi Lintas Sektor. Dalam: Profil Kesehatan Kota

Makassar Tahun 2007. Makassar: Pemerintah Kota Makassar; 2008. Hal. 70. 7. Sadar S. Kecelakaan Lalu Lintas. Available from eprints.undip.ac.id.pdf. Last

update in 2007. Accesed on January 06, 2013. 8. Dwiyogo P. Pengidentifikasian Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot).

Available from eprints.undip.ac.id.pdf. Last update in 2006. Accesed on January 06, 2013.

9. Dinas Kesehatan Jateng. Profil Kesehatan 2011. Available from

www.dinkesjatengprov.go.id.pdf. Last update in 2011. Accesed on January 06, 2013.

Page 72: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

10. Afidah LN, Susilaningrum D. Pola Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan Lalu Lintas Dengan Menggunakan Regresi Logistik Multinomial (Studi Kasus: Kecelakaan Lalu Lintas di Surabaya). Available from: [email protected]. Last update 2010. Accesed on Fabruary 10, 2013.

11. Madiyono B, dkk. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Edisi Ke-2. Jakarta: CV Sagung Seto; 2002. Hal: 270.

Page 73: BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Aisyah

Stambuk : C 111 08 284

Tempat Tanggal Lahir : Makassar, 30 Desember 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Daeng Tata I Blok B. 24 No. 9, Makassar

Nama Orang Tua

Ayah : Drs. Syamsuri Said

Ibu : Dra. Hj. St. Ulwiyah Bangkona

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Pegawai Negeri Sipil

Ibu : Pegawai Negeri Sipil

Riwayat Pendidikan : - SD Neg. Inp. Mallengkeri Bertingkat I 1995

- SLTP Neg. 3 Makassar 2001

- SMU Neg. 4 Makassar 2004

- Fakultas Kedokteran Unhas 2007

Makassar, Februari 2013

Aisyah