Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR
DIAGNOSIS PENYAKIT PADA IBU HAMIL
(STUDI KASUS: RSIA PKU MUHAMMADIYAH TANGERANG)
FRENDA FARAHDINNA
1112093000056
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 / 1438H
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR
DIAGNOSIS PENYAKIT PADA IBU HAMIL
(STUDI KASUS: RSIA PKU MUHAMMADIYAH TANGERANG)
FRENDA FARAHDINNA
1112093000056
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 / 1438H
i
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR
DIAGNOSIS PENYAKIT PADA IBU HAMIL
(STUDI KASUS: RSIA PKU MUHAMMADIYAH TANGERANG)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
FRENDA FARAHDINNA
1112093000056
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017 / 1438H
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
PENGESAHAN UJIAN
iv
PERNYATAAN
v
ABSTRAK
FRENDA FARAHDINNA (1112093000056), “Rancang Bangun Sistem Pakar
Diagnosis Penyakit pada Ibu Hamil (Studi Kasus: RSIA Pembina Kesejahteraan
Umat (PKU) Muhammadiyah Tangerang)” dibawah bimbingan Bapak Zainul
Arham, M.Si dan Eri Rustamaji, MBA
Perhatian terhadap ibu dalam sebuah keluarga perlu mendapat perhatian khusus
karena Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Kematian
ibu yang tinggi ini erat hubungannya dengan pelayanan obstetri dan ginekologi
yang masih sangat terbatas cakupannya, sehingga belum mampu menanggulangi
ibu hamil resiko tinggi dan minimnya informasi pada ibu hamil mengenai gejala-
gejala penyakit yang muncul pada masa kehamilan dan bahaya dari kehamilan
resiko tinggi. Jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan dan yang terkena
penyakit terus meningkat sedangkan dokter yang tersedia hanya empat dan tidak
ada penambahan dokter atau pakar setiap tahun nya, jadi waktu untuk melakukan
konsultasi terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem pakar
yang dapat membantu dalam mendiagnosis penyakit pada masa kehamilan
berdasarkan gejala yang ada. Sistem pakar ini menggunakan metode inferensi
Forward Chaining, Rule-Based Knowledge dalam representasi pengetahuan,
Rule-Based Reasoning dalam penalaran berbasis aturan, teknik Depth First
Search (DFS) untuk penelusuran data dan menggunakan rumus Teorema Bayes
untuk menghitung uji konsistensi. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu
metode wawancara, observasi, studi pustaka, dan studi literatur sejenis.
Sedangkan metodologi pengembangan sistemnya menggunakan metode
berorientasi objek dengan notasi UML, menggunakan RAD, PHP sebagai bahasa
pemograman, dan MySQL sebagai tools untuk perancangan dan desain database.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah sistem pakar sebagai alat untuk
mendiagnosis penyakit pada ibu hamil dengan nilai akurasi sebesar 71%.
Kata kunci: Sistem Pakar, Forward Chaining, Penyakit Ibu Hamil, Teorema
Bayes, Unified Modelling Language, Rapid Application Development, PHP,
MySQL.
V Bab + 151 Halaman + xxiv Halaman + 60 Gambar + 31 Tabel + Pustaka +
Lampiran
Pustaka Acuan (51, 2003 - 2016)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobbil’aalamin, puji syukur yang sebesar-besarnya
kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat, hidayah, dan taufiq-Nya,
penulis diberikan nikmat sehat dan ilmu sehingga dapat melaksanakan, dan
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pakar
Diagnosis Penyakit pada Ibu Hamil (Studi Kasus: RSIA PKU Muhammadiyah
Tangerang)”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, kerabat, serta muslimin, dan
muslimat, semoga kita semua mendapatkan syafa’at dari beliau di akhirat kelak.
Aamiin.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Meinarini Catur Utami, M.T selaku Sekertaris Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
vii
4. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
memberi motivasi, memberikan ilmu baru, memberikan arahan serta selalu
meluangkan waktu dalam membimbing proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Eri Rustamaji, MBA selaku dosen pembimbing II yang telah
memberi motivasi, memberikan ilmu baru, memberikan arahan serta selalu
meluangkan waktu dalam membimbing proses penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh karyawan dan pengajar akademik Fakultas Sains dan Teknologi,
khususnya Program Studi Sistem Informasi.
7. Dokter Andi Rahmat Saleh, MM selaku direktur utama yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian RSIA PKU
Muhammadiyah Tangerang.
8. Dokter Silvan A, Sp.OG yang telah banyak membantu dan memberikan
ilmu tentang kesehatan dan penyakit kehamilan.
9. Bapak Fauzan Manafi Albar, S.Kom, MM selaku HRD yang telah banyak
membantu, dan memberikan informasi yang penulis butuhkan.
10. Seluruh karyawan, staff dan perawat RSIA PKU Muhammadiyah
Tangerang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar menjadi
lebih baik lagi, yang dapat disampaikan melalui e-mail [email protected].
Akhir kata, penulis berharap, insyaAllah semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi diri penulis, serta para pembaca, terutama teman-teman Sistem
viii
Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik sebagai bahan karya tulis berupa
informasi, perbandingan maupun dasar untuk penelitian materi lebih lanjut.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, Oktober 2017
Frenda Farahdinna
1112093000056
ix
LEMBAR PERSEMBAHAN
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mempersembahkan skripsi ini
kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam
menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Freddy Heriyanto, S.E, M.E.I dan Ibu Indah Musrofah selaku orang
tua saya yang sangat sangat saya cintai dan sayangi, terima kasih banyak atas
doa, motivasi, arahan, serta kasih sayang yang tidak terhingga sepanjang
masa.
2. Ibu Henny Susilowati, tante saya yang seperti mama sendiri dan adik saya
Frieda Farchiyah terima kasih banyak atas doa, motivasi,dan semangat yang
diberikan.
3. Sahabat-sahabat tercinta Resti Pratama, Mia Mardiatul Mahmudah, Sofie
Nurlatifani, Asti Nofitasari, sahabat perempuan saya di kelas SI B angkatan
2012.
4. Rosalina, Tri Yoga yang selalu memberikan semangat dan memberikan
informasi. Teman-teman SI 2012. Terima kasih untuk kebersamaan,
kerjasama, motivasi, dan selalu mendoakan dalam kebaikan.
5. Kak Diar Ichrom dan Garrin A.N teman saat bimbingan dan selalu membagi
pengetahuan tentang programing.
6. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa terhadap proses penyelesaian skripsi
ini yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi
sedikitpun rasa hormat dan rasa terima kasih.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ i
PENGESAHAN UJIAN .................................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iii
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xviii
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xx
DAFTAR SIMBOL ......................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.4 Batasan Masalah .................................................................................... 4
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
1.7 Metode Penelitian .................................................................................. 6
xi
1.7.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 6
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem ....................................................... 7
1.8 Sistematika Penulisan ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 10
2.1. Konsep Rancang Bangun Sistem .......................................................... 10
2.2. Konsep Kecerdasan Buatan .................................................................. 10
2.2.1 Definisi Kecerdasan Buatan .......................................................... 10
2.2.2 Sejarah Kecerdasan Buatan ........................................................... 11
2.3. Konsep Sistem Pakar ........................................................................... 13
2.3.1 Definisi Sistem Pakar.................................................................... 13
2.3.2 Arsitektur Sistem Pakar ................................................................ 13
2.3.3 Ciri-ciri Sistem Pakar.................................................................... 15
2.3.4 Komponen Sistem Pakar ............................................................... 16
2.3.5 Kategori Area Permasalahan ......................................................... 17
2.3.6 Kelebihan Sistem Pakar ................................................................ 18
2.3.7 Kelemahan Sistem Pakar .............................................................. 19
2.3.8 Uji Konsistensi ............................................................................. 20
2.3.9 Teknik Representasi Pengetahuan ................................................. 21
2.3.10 Akuisisi Pengetahuan .................................................................... 21
2.3.11 Basis Pengetahuan ........................................................................ 22
2.3.12 Metode Inferensi ........................................................................... 22
2.4. Domain Permasalahan ......................................................................... 27
xii
2.4.1 Definisi Diagnosis ........................................................................ 27
2.4.2 Definisi Kehamilan ....................................................................... 27
2.4.3 Definisi Ibu Hamil ........................................................................ 28
2.4.4 Tanda-tanda Kehamilan ................................................................ 28
2.4.5 Periode Kehamilan ....................................................................... 29
2.4.6 Tanda-tanda Bahaya Kehamilan.................................................... 29
2.4.7 Resiko Kehamilan......................................................................... 34
2.5. Rumah Sakit Ibu dan Anak .................................................................. 36
2.6. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 37
2.6.1 Observasi ...................................................................................... 37
2.6.2 Wawancara ................................................................................... 37
2.6.3 Studi Literatur............................................................................... 38
2.7. Metode Pengembangan Sistem RAD .................................................. 38
2.7.1 Definisi RAD ................................................................................ 38
2.7.2 Tahapan RAD ............................................................................... 38
2.8 Tools Perancangan Sistem.................................................................... 55
2.8.1 Rich Picture .................................................................................. 55
2.8.2 Konsep Unified Modelling Language (UML) ............................... 55
2.9 Media Penyajian Data .......................................................................... 56
2.10 Konsep Basis Data ............................................................................... 56
2.11 Perangkat Lunak Pembuatan Sistem..................................................... 59
2.11.1 Personal Home Page (PHP) ......................................................... 59
2.11.2 MySQL ........................................................................................ 59
xiii
2.11.3 Hypertext Markup Languange (HTML) ....................................... 60
2.11.4 Cascading Style Sheets (CSS) ....................................................... 60
2.11.5 Adobe Dreamwever ...................................................................... 61
2.11.6 Astah Community ......................................................................... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 62
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 62
3.2 Data dan Perangkat Penelitian .............................................................. 63
3.3 Prosedur Penelitian .............................................................................. 64
3.3.1 Metode Pengembangan Sistem ..................................................... 68
3.3.2 Alasan Menggunakan Forward Chaining ..................................... 73
3.3.3 Kelebihan Dan Kekurangan Forward Chaining ............................ 74
3.3.4 Alasan Menggunakan Rapid Application Development (RAD) ..... 75
3.3.5 Kelebihan dan Kekurangan RAD ................................................. 75
3.3.6 Alasan Menggunakan Blackbox Testing ........................................ 76
3.3.7 Kelebihan dan Kekurangan Blackbox Testing ............................... 77
3.3.8 Kerangka Penelitian ...................................................................... 78
BAB IV SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA IBU HAMIL..80
4.1 Requirement Planning ......................................................................... 80
4.2 Workshop Design ................................................................................. 94
4.3 Implementation .................................................................................. 144
4.4 Evaluasi SISPADIBU ........................................................................ 147
xiv
4.4.1 Uji Konsistensi ........................................................................... 147
4.4.2 Penilaian SISPADIBU oleh Pengguna ........................................ 150
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 151
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 151
5.2 Saran ................................................................................................. 152
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 153
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Data Pasien Ibu Hamil .......................................................... 1
Gambar 1.2 Grafik Data Pasien Ibu Hamil yang Sakit ....................................... 2
Gambar 2.1 Alur inferensi Forward Chaining……………………………….....26
Gambar 2.3 Siklus RAD ................................................................................... 39
Gambar 2.4 Contoh Use Case Diagram ............................................................ 42
Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram ............................................................... 43
Gambar 2.6 Contoh Sequence Diagram ............................................................ 44
Gambar 2.7 Contoh Class Diagram .................................................................. 48
Gambar 2.8 Contoh Mapping ........................................................................... 51
Gambar 2.9 Contoh Skema Database ................................................................ 52
Gambar 2.10 Contoh Rich Picture .................................................................... 55
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian…………………………………………….….79
Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang……...81
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan ......................................................... 86
Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Usulan ........................................................... 88
Gambar 4.4 Pohon Inferensi ............................................................................. 89
Gambar 4.5 Use case Diagram ......................................................................... 96
Gambar 4.6 Activity Diagram Login ............................................................... 105
Gambar 4.7 Activity Diagram Ubah Profil ...................................................... 106
Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen Data Pengguna .............................. 107
Gambar 4.9 Activity Diagram Manajemen Data Gejala ................................... 108
xvi
Gambar 4.10 Activity Diagram Manajemen Data Penyakit ............................. 109
Gambar 4.11 Activity Diagram Manajemen Data Pengobatan ......................... 110
Gambar 4.12 Activity Diagram Diagnosis ....................................................... 111
Gambar 4.13 Activity Diagram Lihat Hasil Diagnosis ..................................... 112
Gambar 4.14 Activity Diagram Logout ........................................................... 113
Gambar 4.15 Class Diagram .......................................................................... 114
Gambar 4.16 Sequence Diagram Login .......................................................... 115
Gambar 4.17 Sequence Diagram Ubah Profil ................................................. 116
Gambar 4.18 Sequence Diagram Manajemen Data Pengguna ......................... 117
Gambar 4.19 Sequence Diagram Manajemen Data Gejala .............................. 118
Gambar 4.20 Sequence Diagram Manajemen Data Penyakit .......................... 119
Gambar 4.21 Sequence Diagram Manajemen Data Pengobatan ...................... 120
Gambar 4.22 Sequence Diagram Diagnosis .................................................... 121
Gambar 4.23 Sequence Diagram Lihat Hasil Diagnosis .................................. 122
Gambar 4.24 Sequence Diagram Logout ........................................................ 122
Gambar 4.25 Mapping .................................................................................... 125
Gambar 4.26 Skema database ........................................................................ 126
Gambar 4.27 Struktur Menu Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ibu Hamil....... 132
Gambar 4.28 Struktur Menu Admin................................................................ 132
Gambar 4.29 Struktur Menu Pengguna .......................................................... 133
Gambar 4.30 Interface Login .......................................................................... 133
Gambar 4.31 Interface Beranda ...................................................................... 134
Gambar 4.32 Interface Form Ubah Profil ....................................................... 134
xvii
Gambar 4.33 Interface Lihat Data Pengguna ................................................. 135
Gambar 4.34 Interface Form Tambah Data Pengguna ................................... 135
Gambar 4.35 Interface Form Ubah Data Pengguna ......................................... 136
Gambar 4.36 Interface Lihat Data Gejala........................................................ 136
Gambar 4.37 Interface Tambah Data Gejala ................................................... 137
Gambar 4.38 Interface Form Ubah Data Gejala .............................................. 137
Gambar 4.39 Interface Lihat Data Penyakit .................................................... 138
Gambar 4.40 Interface Form Tambah Data Penyakit ...................................... 138
Gambar 4.41 Interface Form Ubah Data Penyakit .......................................... 139
Gambar 4.42 Interface Lihat Data Pengobatan ................................................ 139
Gambar 4.43 Interface Form Tambah Data Pengobatan ................................. 140
Gambar 4.44 Interface Form Ubah Data Pengobatan ...................................... 140
Gambar 4.45 Interface Login ......................................................................... 141
Gambar 4.46 Interface Beranda ...................................................................... 141
Gambar 4.47 Interface Ubah Profil ................................................................. 142
Gambar 4.48 Interface Form Diagnosis .......................................................... 143
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persentase Uji Konsistensi Kehamilan ............................................... 20
Tabel 2.2 Contoh Aturan Penalaran Forward Chaining ..................................... 23
Tabel 2.3 Fakta Baru Saat Inferensi ................................................................... 25
Tabel 2.4 Analisis Daftar Objek Potensial ......................................................... 45
Tabel 2.5 Sifat Visibilitas pada Objek Class ...................................................... 46
Tabel 2.6 Contoh Tabel Spesifikasi Database.................................................... 53
Tabel 2.7 Contoh Matriks CRUD ...................................................................... 53
Tabel 3.1 Tahapan Penelitian………………………………………………….....62
Tabel 3.2 Studi Literatur.................................................................................... 65
Tabel 4.1 Identifikasi Aktor …………………………………………….............94
Tabel 4.2 Identifikasi Use Case ......................................................................... 94
Tabel 4.3 Narasi Use Case Login....................................................................... 97
Tabel 4.4 Narasi Use Case Ubah Profil ............................................................. 98
Tabel 4.5 Narasi Use Case Manajemen Data Pengguna ..................................... 98
Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen Data Gejala .......................................... 99
Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Data Penyakit ..................................... 100
Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Data Penyakit ..................................... 101
Tabel 4.9 Narasi Use Case Diagnosis .............................................................. 102
Tabel 4.10 Narasi Use Case Lihat Hasil Diagnosis .......................................... 102
Tabel 4.11 Narasi Use Case Logout ................................................................. 103
Tabel 4.12 Daftar Potensial Objek .................................................................. 123
xix
Tabel 4.13 Daftar Objek yang Diusulkan ......................................................... 124
Tabel 4.14 Spesifikasi Tabel Pengguna ........................................................... 126
Tabel 4.15 Spesifikasi Tabel Level ................................................................. 128
Tabel 4.16 Spesifikasi Tabel Gejala ................................................................. 128
Tabel 4.17 Spesifikasi Tabel Penyakit ............................................................. 129
Tabel 4.18 Spesifikasi Tabel Pengobatan ......................................................... 129
Tabel 4.19 Spesifikasi Tabel Diagnosis Penyakit ............................................. 129
Tabel 4.20 Matriks CRUD............................................................................... 130
Tabel 4.21 Tabel Pengujian Metode Blackbox Admin ..................................... 144
Tabel 4.22 Tabel Pengujian Metode Blackbox Pengguna ................................. 147
xx
DAFTAR ISTILAH
Istilah Pengertian
Fatigue/fatique Kelelahan atau suatu kondisi yang memiliki tanda
berkurangnya kapasistas yang dimiliki seseorang untuk
melakukan aktivitas.
Anamnesis Pengambilan data atau informasi dari seorang pasien tentang
penyakitnya dengan cara tanya jawab.
Obstetri
ginekologi
Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan, nifas dan menangani tentang penyakit
pada sistem reproduksi wanita.
Elektrokardiogram
(EKG)
Pemeriksaan penunjang jantung dalam setiap pemeriksaan
kesehatan.
Ultrasonografi
(USG)
Alat kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik,
yaitu dengan frekuensi (25 – 2000 kHz) yang hasilnya akan
tampil dalam layar monitor.
Abortus/aborsi Berakhirnya kehamilan dengan di keluarkan nya janin
sebelum memiliki kemampuan untuk bertahan hidup.
Survei Demografi
dan Kesehatan
Indonesia (SDKI)
Survei yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
mengenai kesehatan ibu dan anak.
Miscarriage Keguguran atau hilangnya janin sebelum minggu ke-20.
Early Pregnancy
Loss
Kehilangan kehamilan dini sebelum minggu ke-12.
Haid pertama haid
terakhir (HPHT)
Haid pertama di hari permulaan awal haid dan haid yang
paling akhir menjelang kehamilan.
Human Chorionic
Gonadothropin
Hormon yang diproduksi dalam darah dan di keluarkan oleh
sel plasenta selama masa kehamilan.
Intra Uterine
Fetal Death
Tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan.
xxi
DAFTAR SIMBOL
Simbol Use Case Diagram
Notasi Keterangan
Actor, orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan
menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Use Case, fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau
aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata
kerja di awal frase nama use case.
Association, merupakan penghubung antara actor
dengan use case.
Extends, digunakan untuk membuat use case baru
dengan menambahkan langkah-langkah pada use case
yang sudah ada.
Includes, menunjukkan bahwa sebuah use case
merupakan bagian dari use case lainnya.
Boundary, merupakan suatu batasan sistem yang akan
dijalankan oleh user.
(Sugiarti, 2013)
Simbol Activity Diagram
Simbol Deskripsi
Status awal ketika mengawali
diagram.
Actor
Use Case
<<Extends>>>
<<Include>>
>
xxii
Fork digunakan ketika berbagai
aktivitas terjadi bersamaan.
Action state (aksi) dalam kegiatan
sistem.
Decision (keputusan) digunakan
untuk menunjukan suatu kegiatan
memenuhi kondisi tertentu.
Status akhir ketika mengakhiri
diagram.
Initiate activity Menunjukkan arah ke
action state berikutnya.
(Sugiarti, 2013)
Simbol Sequence Diagram
Simbol Keterangan
Boundary biasanya berupa tepi dari sistem, seperti
user interface atau suatu alat yang berinteraksi
dengan sistem lain
Control merupakan elemen yang mengatur aliran
dari informasi untuk sebuah scenario. Perilaku bisnis
umumnya diatur oleh objek ini
Entity biasanya elemen yang bertanggung jawab
menyimpan data atau informasi. Ini dapat berupa
model objek
Merepresentasikan entitas yang berada di luar
sistem, mereka bisa berupa manusia, atau perangkat
sistem lain.
xxiii
Relasi ini digunakan untuk memanggil operasi atau
metode yang dimiliki oleh suatu objek. Message
mengharuskan kita menyelesaikan proses baru
kemudian memanggil proses berikutnya.
Message2
Relasi ini menunjukkan bahwa suatu objek hendak
memanggil dirinya sendiri.
(Sugiarti, 2013)
Simbol Class Diagram
Simbol Keterangan
Attribute adalah properti dari sebuah class.
Attribute ini melukiskan batas nilai yang mungkin
ada pada objek dari class. Sebuah class mungkin
mempunyai nol atau lebih attribute.
Association, dapat diartikan sebagai relasi.
Digambarkan sebagai garis lurus antara dua kelas.
Namun tidak berarti bahwa kelas satu memiliki
kelas yang lain, tetapi kelas yang lain dapat berelasi
juga dengan kelas yang sama.
Generalization, menggambarkan hubungan khusus
dalam objek anak/child yang menggantikan objek
parent/induk.
Agregation, hubungan yang menyatakan “bagian
dari”, “bagian keseluruhan” atau “terdiri atas”.
Suatu class atau objek mungkin atau bisa dibagi
menjadi class atau objek tertentu, dimana class atau
objek yang disebut kemudian merupakan bagian
dari class atau objek yang terdahulu
(Sugiarti, 2013)
xxiv
Simbol Rich Picture
Notasi Nama Keterangan
Objek Objek, menyatakan orang atau benda yang
digambarkan terkait dengan proses yang
terjadi. Simbol objek disesuaikan dengan
gambaran objek yang ingin ditampilkan.
Misalnya objek manusia maka yang
ditampilkan adalah simbol yang menyerupai
manusia, sedangkan objek benda maka simbol
yang digunakan adalah benda yang
menyerupainya.
Garis alir
proses
Menyatakan proses yang terjadi yang
menghubungkan antar objek disertai dengan
keterangan singkat berupa nomor dan teks.
Valente dan Marchetti (dalam Novia Widyaningsih, 2014)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. RSIA PKU
Muhammadiyah Tangerang merupakan salah satu rumah sakit ibu dan anak yang
menyediakan pelayanan kesehatan terbaik dan didedikasikan secara eksklusif
kepada wanita dan anak, disajikan dalam satu paket dengan tenaga profesional
yang ramah dan bersahabat. Pelayanan Medis RSIA dikembangkan berdasarkan
prinsip Keamanan Pasien yang mengacu kepada Departemen Kesehatan RI,
Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia dan pedoman World Health Organization
(WHO).
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Column1 57 64 86 97 109 164 183 212 221 237 328
0
50
100
150
200
250
300
350
Pasien
Tahun
Gambar 1.1 Grafik Data Pasien Ibu Hamil
2
Data pasien ibu hamil di RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang dari tahun
2005 sampai dengan tahun 2015 sebanyak 1.758 pasien, dan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 1.1.
2013 2014 2015
Jumlah 45 71 114
0
20
40
60
80
100
120
Pasien
Tahun
Gambar 1.2 Grafik Data Pasien Ibu Hamil yang Sakit
Pada grafik data pasien ibu hamil yang sakit setiap tahunnya terjadi
kenaikan, dengan kenaikan rata-rata sekitar 28% dan untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 1.2.
Dilihat dari dua grafik tersebut jumlah pasien yang melakukan
pemeriksaan dan pasien yang terkena penyakit terus meningkat sedangkan dokter
yang tersedia hanya empat dan tidak ada penambahan dokter atau pakar setiap
tahun nya, jadi waktu untuk melakukan konsultasi terbatas. Pengguna juga
kesulitan dalam mencari informasi dan pengetahuan terkait penyakit pada ibu
hamil. Maka dari itu dibutuhkan adanya sistem pakar pada RSIA PKU
Muhammadiyah Tangerang yang dapat mendiagnosis suatu gangguan kesehatan
3
pada ibu hamil dan memberikan pengetahuan terkait penyakit ibu hamil dan
pengobatannya.
Sistem pakar diagnosis penyakit ibu hamil ini akan mengadopsi cara kerja
dari seorang dokter spesialis obstetri ginekologi dalam mendiagnosis penyakit
seorang pasien ibu hamil dan sedapat mungkin mampu memberikan penjelasan
yang detail akan penyakit tersebut. Dalam menentukan kualitas suatu sistem,
dibutuhkan suatu aspek ukuran yang bisa menjadi acuan seberapa puaskah
pemakai terhadap penggunaan sistem yang dibuat. Namun demikian, tentunya
sistem pakar diagnosis penyakit ibu hamil tidak akan serta merta menggantikan
peran kerja seorang dokter spesialis obstetri ginekologi secara keseluruhan.
Berikut penelitian yang sejenis dengan penelitian yang penulis akan
lakukan. Menurut Supani, et al (2014) Sistem pakar ini berbasis web dan
menggunakan metode Certainty Factor. Menghasilkan aplikasi yang dapat
mendiagnosa gangguan rahim secara umum yang dialami wanita. Tampilan antar
muka pemakai yang tidak terlalu mudah dalam pemakaiannya. Menurut Wati, et
al (2014) Aplikasi ini menghasilkan sistem pakar untuk mendeteksi pendarahan
pada masa kehamilan. Sistem ini menggunakan metode inferensi Backward
Chaining dan Water Fall untuk pengembangan sistemnya. Menurut Pangestika, et
al (2013) Sistem ini berbasis mobile dan menggunakan metode Certainty Factor.
Gejala-gejala dan penyakit kehamilannya masih sedikit.
Dilihat dari penelitian sebelumnya, yang membedakan dengan penulis
adalah menggunakan metode Forward Chaining, Rule-Based Knowledge dalam
representasi pengetahuan, Rule-Based Reasoning dalam penalaran berbasis aturan,
4
teknik Depth First Search (DFS) untuk penelusuran data dan rumus Teorema
Bayes untuk menghitung uji konsistensi. Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan, Penulis memilih judul penelitian “RANCANG BANGUN SISTEM
PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA IBU HAMIL (STUDI KASUS: RSIA
PKU MUHAMMADIYAH TANGERANG)” untuk penulisan skripsi sebagai
syarat kelulusan S1.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis
mendapatkan beberapa identifikasi masalah yaitu: terbatasnya waktu untuk
berkonsultasi dengan dokter dan sulit untuk pengguna dalam mencari informasi
dan pengetahuan terkait penyakit pada ibu hamil.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah tersebut adalah bagaimana
merancang dan membangun sistem pakar diagnosis penyakit pada ibu hamil di
RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang?
1.4 Batasan Masalah
Ada beberapa masalah yang akan dibatasi pada pembahasan skripsi ini,
batasan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang
5
2. Menggunakan metode inferensi Forward Chaining, Rule-Based Knowledge
dalam representasi pengetahuan, Rule-Based Reasoning dalam penalaran
berbasis aturan, teknik Depth First Search (DFS) untuk penelusuran data
dan rumus Teorema Bayes untuk menghitung uji konsistensi.
3. Metode pengembangan sistem yang digunakan Rapid Application
Development (RAD) dan tools yang digunakan untuk mendesain sistem
adalah Unified Modelling Language (UML).
4. Pengguna pada sistem ini adalah asisten dokter dan bidan.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah sistem pakar
yang dapat memberikan informasi tentang penyakit ibu hamil dan pengobatannya
dengan memilih gejala terlebih dahulu.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengolah berbagai data sehingga menghasilkan suatu diagnosis penyakit ibu
hamil.
2. Merancang dan membangun basis data yang dapat diakses oleh sistem pakar
diagnosis penyakit ibu hamil
3. Merancang dan membangun aplikasi sistem pakar yang dapat memudahkan
dalam proses diagnosis dan memberikan informasi terkait kehamilan.
6
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Penulis yaitu:
a) Untuk melengkapi syarat bagi penulis untuk menyelesaikan program S1
Jurusan Sistem Informasi pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidaytulah Jakarta.
b) Untuk mempraktekkan secara langsung dan meningkatkan ilmu yang
selama ini didapatkan dalam perkuliahan.
c) Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pembuatan
perancangan sistem pakar
2. Manfaat bagi RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang yaitu:
a) Memberikan informasi tentang penyakit ibu hamil dan pengobatannya,
mempermudah dalam proses diagnosis.
3. Manfaat bagi Universitas yaitu:
a) Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya.
1.7 Metode Penelitian
Pada penelitian ini, penulis meggunakan beberapa metode untuk
merancang sistem. Penulis menggunakan metode–metode sebagai berikut.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam skripsi ini adalah:
7
a. Observasi
Pada metode observasi, penulis mengumpulkan data dan informasi yaitu
dengan cara meninjau dan melakukan pengamatan secara langsung ke RSIA PKU
Muhammadiyah Tangerang untuk mengetahui alur proses diagnosis. Hasil yang
dicapai yaitu mengetahui proses yang berjalan dan mencari data yang diperlukan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan adanya tanya-jawab dengan dokter spesialis
obstetri dan ginekologi. Dengan tujuan untuk mendapatkan informasi proses
diagnosis pasien
c. Studi Literatur .
Sumber literatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur dari
hasil penelitian sebelumnya dan buku yang khususnya berkaitan dengan sistem
pakar.
1.7.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian yaitu
menggunakan model pendekatan Rapid Application Development (RAD)
berdasarkan teori dan didukung dengan Unified Modelling Language (UML)
sebagai tools yang digunakan. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam Rapid
Application Development (RAD):
8
1. Requierements Planning
Pada tahap ini, penulis memahami gambaran umum dari proses diagnosis
pasien. dan mengidentifikasi masalah kebutuhan informasi, serta menentukan
batasan-batasan sistem yang akan dibuat.
2. Workshop Design
Pada tahap ini, penulis merancang proses sistem, database serta userinterface
yang akan digunakan dalam pembuatan sistem ini.
3. Implementation
Pada tahap ini, penulis mengimplementasikan solusi yang telah dipilih
dengan melakukan pengkodean dan pengujian sistem.
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dan penyusunan laporan penelitian skripsi ini dibagi
dalam beberapa bab yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang Latar Belakang, Identifikasi dan Rumusan Masalah,
Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan rancang bangun sistem
pakar diagnosis penyakit ibu hamil pada RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang.
Penulis menjabarkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, seperti
konsep rancang bangun, konsep kecerdasan buatan, konsep sistem pakar,
9
penjelasan tentang metodologi dan tools yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan baik metodologi
pengumpulan data yang terdiri dari observasi, wawancara, studi literatur dan juga
membahas metode pengembangan sistem yang digunakan dalam rancang bangun
sistem pakar termasuk kerangka penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
BAB IV SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA IBU HAMIL
Bab ini berisi penjelasan dan pembahasan secara lengkap mengenai proses
rancang bangun sistem pakar diagnosis penyakit ibu hamil pada RSIA PKU
Muhammadiyah Tangerang berdasarkan metodologi pengembangan sistem yang
digunakan dengan mengikuti tahapan-tahapan yang telah ditentukan pada bab
sebelumnya, antara lain meliputi pembahasan profil RSIA PKU Muhammadiyah
Tangerang, proses bisnis yang berjalan dan analisis terhadap permasalahan. Selain
itu dibahas mengenai pembuatan desain proses sistem, desain database, desain
interface, pembahasan mengenai coding dan testing.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi simpulan dari apa yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya serta saran untuk perkembangan penelitian dimasa
datang.
2
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Rancang Bangun Sistem
Menurut Pressman (2009) perancangan atau rancang merupakan
serangkaian prosedur untuk menterjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke
dalam bahasa pemrograuman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana
komponen-komponen sistem di implementasikan, sedangkan pengertian
pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru
maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan.
Menurut Laudon dan Jane (2010) perancangan sistem merupakan keseluruhan
rencana atau model untuk sistem yang terdiri atas semua spesifikasi sistem yang
memberikan bentuk dan struktur, sedangkan menurut Stair dan Reynolds (2010)
perancangan sistem adalah fase pengembangan sistem yang mendefinisikan
bagaimana sistem informasi akan melakukan perancangan untuk mendapatkan
solusi pemecahan masalah. Jadi kesimpulannya rancang bangun adalah suatu
kegiatan dalam menterjemahkan hasil analisis sebuah sistem dan menciptakan
sistem baru untuk mendapatkan solusi pemecahan masalah.
2.2. Konsep Kecerdasan Buatan
2.2.1 Definisi Kecerdasan Buatan
Menurut Hartono (2003) kecerdasan buatan dapat didefinisikan sebagai
suatu mesin atau alat pintar (biasanya adalah suatu komputer) yang dapat
11
melakukan suatu tugas yang bilamana tugas tersebut dilakukan oleh manusia akan
dibutuhkan suatu kepintaran untuk melakukannya. Menurut Desiani dan Arhami
(2006) kecerdasan buatan (Artificial Intellegence) adalah bagian dari komputer
sehingga harus didasarkan pada Sound Theoretical (Teori Suara) dan prinsip-
prinsip dibidangnya. Prinsip–prinsip ini meliputi struktur data yang digunakan
dalam representasi pengetahuan, algoritma yang diperlukan untuk
mengaplikasikan pengetahuan tersebut, serta bahasa dan teknik pemrograman
yang digunakan dalam mengimplementasikannya. Menurut Kusrini (2006)
kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer
melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Jadi kesimpulannya
kecerdasan buatan adalah suatu mesin bagian dari komputer yang dapat
melakukan sesuatu seperti manusia.
2.2.2 Sejarah Kecerdasan Buatan
Menurut Rene Descartes (dalam Supriadi, 2011) pada awal abad 17, tubuh
hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal
menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. pada abad 19,
Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang
dapat diprogram. Bertrand Russel dan Alfred North Whitehead menerbitkan
Principia Mathematica, yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan
Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam
aktivitas” pada 1943 yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf. Tahun 1950-
an adalah periode usaha aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis
12
pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester
(UK), sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christoper Strachey
dan program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John Mc Carthy
membuat istilah “Kecerdasan Buatan” pada konferensi pertama yang disediakan
untuk persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp.
Alan Turing memperkenalkan “Turing test” sebagai sebuah cara untuk
mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun
ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.
Selama tahun 1960-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan
pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan masalah didalam program
Macsynna, program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang
matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang
mendemonstrasikan batas jaringan syaraf sederhana dan Alain Colmerauer
mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan
kekuatan. Sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi
dalam diagnosa dan terapi medis yang kadang kala disebut sebagai sistem pakar
pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama
untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri. Pada tahun 1980-an,
jaringan syaraf digunakan secara meluas dengan algoritma perambatan balik,
pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Tahun 1990-an
ditandai perolehan besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai
macam aplikasi. Lebih khusus Depp Blue, sebuah permainan catur mengalahkan
Garry Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun
13
1997. DARPA menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan
metode AI untuk unit penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah menganti
seluruh investasi dalam penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.
2.3. Konsep Sistem Pakar
2.3.1 Definisi Sistem Pakar
Menurut Arhami (2005) sistem pakar (Expert System) merupakan paket
perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia
nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah dalam bidang-bidang
spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan matematika, kedokteran,
pendidikan dan sebagainya.Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang
menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan
masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang
tersebut (Kusrini, 2006).
2.3.2 Arsitektur Sistem Pakar
Menurut Hartati dan Iswanti (2008) sistem pakar memiliki komponen-
komponen sebagai berikut:
1. User Interface
Sistem pakar menggantikan seorang pakar dalam suatu situasi tertentu, maka
sistem harus menyediakan pendukung yang diperlukan oleh pemakai yang
tidak memahami masalah teknis. Sistem pakar juga menyediakan komunikasi
antara sistem dan pemakainya, yang disebut sebagai antar muka. Antar muka
14
yang efektif dan ramah pengguna (user-friendly) penting sekali terutama bagi
pemakai yang tidak ahli dalam bidang yang diterapkan pada sistem pakar.
2. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada
tingkatan pakar dalam format tertentu. Pengetahuan ini diperoleh dari
akumulasi pengetahuan pakar dan sumber-sumber pengetahuan lainnya. Basis
pengetahuan bersifat dinamis, bisa berkembang dari waktu ke waktu.
3. Memori Kerja
Merupakan bagian dari sistem pakar yang menyimpan fakta-fakta yang
diperoleh saat dilakukan proses konsultasi. Fakta-fakta inilah yang nantinya
akan diolah oleh mesin inferensi berdasarkan pengetahuan yang disimpan
dalam basis pengetahuan untuk menentukan suatu keputusanpemecahan
masalah.
4. Fasilitas Penjelasan
Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi
selamasesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena
pemakai terkadang bukanlah ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah
fasilitas penjelasan.
5. Fasilitas Akusisi Pengetahuan
Pengetahuan pada sistem pakar dapat ditambahkan kapan sajapengetahuan
baru diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah ada tidak berlaku lagi. Hal
ini dilakukan sehingga pemakai akan menggunakan sistem pakar yang komplit
dan sesuai dengan perkembangan.
15
6. Mesin Inferensi
Mesin inferensi merupakan otak dari sistem pakar, berupa perangkat lunak
yang melakukan tugas inferensi penalaran sistem pakar, biasa dikatakan
sebagai mesin pemikir (thinking machine). Pada prinsipnya mesin inferensi
inilah yang akan mencari solusi dari suatu permasalahan.
7. Fasilitas Penjelasan (Explanation Facility).
Fasilitas penjelasan biasanya hanya ada pada beberapa sistem pakar. Fasilitas
penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa
komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang
digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi.
2.3.3 Ciri-ciri Sistem Pakar
Menurut Kusrini (2006) secara umum sistem pakar mempunyai beberapa
ciri-ciri, antara lain:
1) Terbatas pada bidang yang spesifik.
2) Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak
pasti.
3) Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang
dapat pahami.
4) Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
5) Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap.
6) Output bersifat nasihat atau anjuran.
7) Output tergantung dari dialog antar user.
16
8) Knowledge base dan inference engine terpisah.
2.3.4 Komponen Sistem Pakar
Menurut Hartati dan Iswanti (2008) untuk memahami perancangan sistem
pakar, perlu dipahami mengenai siapa saja yang berinteraksi dengan sistem yaitu:
1. Pakar (Expert)
Pakar adalah seorang individu yang memiliki pengetahuan khusus,
pemahaman, pengalaman, dan metodologi yang digunakan untuk memecahkan
masalah persoalan dalam bidang tertentu. Seorang pakar memiliki kemampuan
kepakaran, yaitu:
a. Dapat mengenali dan merumuskan suatu masalah
b. Menyelesaikan solusi dari suatu masalah
c. Menjelaskan solusi dari suatu masalah
d. Restrukturisasi pengetahuan
e. Belajar dari pengalaman
f. Memahami batas pengetahuan
2. Pembuat Pengetahuan (Knowledge Engineer)
Pembuat pengetahuan memiliki tugas utama menerjemahkan dan
mempresentasikan pengetahuan yang diperoleh dari seorang pakar, baikberupa
pengalaman pakar dalam menyelesaikan masalah maupun sumber
terdokumentasi lainnya ke dalam bentuk yang bisa diterima oleh sistem pakar.
Dalam hal ini pembuat pengetahuan (Knowledge Engineer) menginpretasikan,
dan merepresentasikan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk jawaban-
17
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada pakar, atau
pemahaman penggambaran analogis, sistematis, konseptual yang diperoleh
dari membaca beberapa dokumen cetak seperti text book, jurnal, makalah, dan
sebagainya.
3. Pembuat Sistem (System Engineer)
Pembangun sistem adalah orang yang bertugas untuk merancang antarmuka
pemakai sistem pakar, merancang pengetahuan yang sudah diterjemahkan oleh
pembangun pengetahuan ke dalam bentuk yang sesuai dan dapat diterima oleh
sistem pakar dan mengimplementasikannya ke dalam mesin inferensi. Selain
hal tersebut pembangun sistem juga bertanggung jawab apabila sistem pakar
yang akan diintegrasikan dengan sistem komputerisasi lain.
4. Pengguna (User)
Seseorang yang berkonsultasi dengan sistem untuk mendapatkan saranyang
disediakan oleh pakar.
2.3.5 Kategori Area Permasalahan
Menurut Kusumadewi (2003) kategori area permasalahan pada sistem
pakar yaitu:
1. Interprestasi, adalah membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan
data mentah.
2. Prediksi, adalah memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari
situasi-situasi tertentu.
18
3. Diagnosis, adalah menentukan sebab malfungsi dalam situasi yang
didasarkan pada gejala-gejala yang teramati.
4. Desain, adalah menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang
cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-
kendala tertentu.
5. Perencanaan, adalah merencanakan serangkaian tindakan yang dapat
mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu.
6. Debugging dan Repair, adalah menentukan dan menginterpresentasikan
cara-cara untuk mengatasi malfungsi.
7. Instruksi, adalah mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman
domain subjek.
8. Pengendalian, adalah mengatur tingkah laku suatu lingkungan yang
kompleks.
9. Selection, adalah mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan
kemungkinan. Simulation, adalah pemodelan interaksi antara komponen-
komponen sistem.
10. Monitoring, adalah membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang
diharapkan.
2.3.6 Kelebihan Sistem Pakar
Menurut Kusrini (2006) ada beberapa kelebihan yang dapat diambil
dengan adanya sistem pakar, antara lain:
19
1. Memungkinkan orang awam untuk bisa mengerjakan pekerjaan seorang
ahli.
2. Bisa melakukan proses yang berulang secara otomatis.
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
4. Meningkatkan output (keluaran) dan produktivitas.
5. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
6. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan dan meningkatkan
realibilitas.
7. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer dalam penyelesaian masalah.
8. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan
terdapat ketidakpastian.
9. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
10. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.
2.3.7 Kelemahan Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa kelebihan, sistem pakar juga memiliki
beberapa kelemahan, antara lain (Kusrini, 2006):
1. Biaya yang sangat mahal membuat dan memeliharanya.
2. Sulit dikembangkan karena keterbatasan keahlian dan ketersediaan pakar.
3. Hanya dapat menangani pengetahuan yang konsisten.
20
2.3.8 Uji Konsistensi
a. Teorema Bayes
Dalam menghitung uji konsistensi penulis menggunakan rumus teorema
bayes. Menurut Kusumadewi (dalam Nugroho, 2013) teorema bayes adalah salah
satu cara untuk mengatasi ketidakpastian data-data dengan menggunakan formula
bayes yang dinyatakan sebagai berikut:
P(E | Hk) P(Hk) (2.1)
P(Hk|E) =
∑k=1,n P(E | Hk) P(Hk) (2.2)
dimana:
P(HK|E) = Probabilitas hipotesa Hk jika diberikan evidence E.
P(E|HK) = Probabilitas munculnya evidence E jika diketahui hipotesa Hkbenar
P(HK) = Probabilitas hipotesa Hk, tanpa memandang evidence apapun.
n = Jumlah hipotesa yang mungkin
b. Kategori Persentase Uji Konsistensi Kehamilan
Kategori persentase uji konsistensi merupakan deskripsi keterangan dan
penilaian terhadap nilai presentase dari hasil uji konsistensi yang telah dilakukan,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Persentase Uji Konsistensi Kehamilan
Persentase Keterangan Penilaian
0% - 49% Sangat Kurang Gagal dalam
membuat sistem
pakar
50% - 69% Kurang Baik Masih banyak
yang harus
21
diperbaiki
70% - 89% Baik Sudah baik, hanya
sedikit error
90% -100% Sangat Baik Tidak ada yang
harus diperbaiki,
sudah maksimal
2.3.9 Teknik Representasi Pengetahuan
Menurut Yudatama (dalam Febriansyah, 2011) representasi pengetahuan
adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke
dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/hubungan
antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge
engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat untuk sistem
pakar salah satunya yaitu Rule-Based Knowledge. Rule-Based Knowledge adalah
pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules).
Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan.
2.3.10 Akuisisi Pengetahuan
Menurut Kridasantausa (dalam Febriansyah, 2011) proses membangun
atau mengembangkan sistem pakar disebut akuisis pengetahuan. Perekayasa
pengetahuan menyerap prosedur-prosedur dan pengalaman untuk menyelesaikan
suatu masalah tertentu dari pakar tersebut dan membangunnya menjadi program
sistem pakar.
22
2.3.11 Basis Pengetahuan
Menurut Kridasantausa (dalam Febriansyah, 2011) basis pengetahuan
mengandung pengetahuan-pengetahuan keahlian sebagai dasar pengambilan
keputusan. Terdapat beberapa metode untuk menyajikan pengetahuan dalam
perangkat lunak sistem pakar, di antaranya:
1) Metode kerangka (frames),
2) Jaringan semantik (semantic network), dan
3) Kaidah produksi (production rules).
Penyanjian basis pengetahuan, yang banyak digunakan adalah kaidah
produksi. Masing-masing kaidah mengandung sebuah atau lebih kondisi yang jika
dipenuhi akan memberikan satu atau lebih aksi. Kaidah produksi disajikan dalam
pernyataan: IF…AND....OR…THEN…ELSE…
Ada 2 pendekatan dalam menentukan aturan basis pengetahuan, yaitu:
Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Penalaran berbasis kasus
(Case-Based Reasoning). Pada penelitian ini penulis menggunakan Rule-Based
Reasoning, dalam penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan
dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila
kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan
si pakar dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan.
2.3.12 Metode Inferensi
Menurut Kridasantausa (dalam Febriansyah, 2011) mesin inferensi
merupakan suatu perangkat lunak yang mengimplementasikan suatu operasi
23
pelacakan dengan menggunakan basis pengetahuan dan basis data untuk mencapai
solusi. Metode inferensi ada dua, yaitu runut maju (Forward Chaining) dan runut
balik (Backward Chaining). Kedua metode ini mempunyai daya guna tersendiri,
semua tergantung dari kondisi permasalahan yang dihadapi dan basis
pengetahuan. Runut Maju (Forward Chaining) merupakan strategi pencarian yang
memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data-data tersebut
dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Runut maju memulai proses pencarian dengan data sehingga strategi ini disebut
juga data-driven (Sangirta, 2009). Metode inferensi ini yang akan digunakan
dalam sistem pakar yang akan dibangun. Contoh penalaran seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Contoh Aturan Penalaran Forward Chaining
No Aturan
R-1 IF A & B THEN C
R-2 IF C THEN D
R-3 IF A & E THEN F
R-4 IF A THEN G
R-5 IF F & G THEN D
R-6 IF G & E THEN H
R-7 IF C & H THEN I
R-8 IF I & A THEN J
R-9 IF G THEN J
R-10 IF J THEN K
(Kusumadewi, 2003)
24
Pada Tabel 2.2 terlihat ada 10 aturan yang tersimpan dalam basis
pengetahuan. Fakta awal yang diberikan hanya: A dan E (artinya: A dan E bernilai
benar). Ingin dibuktikan apakah K bernilai benar (hipotesis K)?
Langkah-langkah inferensi adalah sebagai berikut:
1. Dimulai dari R-1, A merupakan fakta sehingga bernilai benar, sedangkan
B belum bisa diketahui kebenarannya, sehingga C pun juga belum bisa
diketahui kebenarannya. Oleh karena itu kita tidak mendapatkan informasi
apapun pada R-1 ini. Sehingga kita menuju ke R-2.
2. Pada R-2 kita tidak mengetahui informasi apapun tentang C, sehingga kita
juga tidak bisa memastikan kebenaran D. Oleh karena itu kita tidak
mendapatkan informasi apapun pada R-1 ini. Sehingga kita menuju ke R-
3.
3. Pada R-3, baik A maupun E adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan
demikian F sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita
mempunyai fakta baru yaitu F. Karena F bukan hipotesis yang hendak kita
buktikan maka penelusuran kita lanjutkan ke R-4.
4. Pada R-4, A adalah fakta sehingga jelas benar. Dengan demikian G
sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang kita mempunyai
fakta baru yaitu G. Karena G bukan hipotesis yang hendak kita buktikan,
maka penelusuran kita lanjutkan ke R-5.
5. Pada R-5, baik F maupun G bernilai benar berdasarkan aturan R-3, dan R-
4. Dengan demikian G sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga
25
sekarang kita mempunyai fakta baru yaitu D. Karena D bukan hipotesis
yang hendak kita buktikan, maka penelusuran kita lanjutkan ke R-6.
6. Pada R-6, baik A maupun G adalah benar berdasarkan fakta dari R-4.
Dengan demikian H sebagai konsekuen juga ikut benar. Sehingga sekarang
kita mempunyai fakta baru yaitu H. Karena H bukan hipotesis yang
hendak kita buktikan, maka penelusuran kita lanjutkan ke R-7.
7. Pada R-7, meskipun H benar berdasarkan R-6, namun kita tidak tahu
kebenaran C sehingga, I pun juga belum bisa diketahui kebenarannya.
Oleh karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapun pada R-7 ini.
Sehingga kita menuju ke R-8.
8. Pada R-8, meskipun A benar karena fakta, namun kita tidak tahu
kebenaran I, sehingga J pun juga belum bisa diketahui kebenarannya. Oleh
karena itu kita tidak mendapatkan informasi apapun pada R-8 ini.
Sehingga kita menuju ke R-9.
9. Pada R-9, J bernilai benar karena G benar berdasarkan R-4. Karena J
bukan hipotesis yang hendak kita buktikan, maka penelusuran kita
lanjutkan ke R-10.
10. Pada R-10, K bernilai benar karena J benar berdasarkan R-9. Karena H
sudah merupakan hipotesis yang hendak kita buktikan, maka terbukti
bahwa K adalah benar.
Tabel munculnya fakta baru pada saat inferensi terlihat pada Tabel 2.3
sedangkan alur inferensi terlihat pada Gambar 2.1.
26
Tabel 2.3 Fakta Baru Saat Inferensi
Aturan Fakta Baru
R-3 F
R-4 G
R-5 D
R-6 H
R-9 J
R-10 K
(Kusumadewi, 2003)
Gambar 2.1 Alur inferensi Forward Chaining
(Kusumadewi, 2003)
Selain teknik penalaran, diperlukan juga teknik penelusuran data, pada
penelitian ini menggunakan teknik Depth First Search (DFS) yaitu teknik
pencarian yang dilakukan pada satu node dalam setiap level dari yang paling kiri.
Jika pada level yang paling dalam, solusi belum ditemukan, maka pencarian
dilanjutkan pada node sebelah kanan. Jika pada level yang paling dalam tidak
ditemukan solusi, maka pencarian dilanjutkan pada level sebelumnya.
27
2.4. Domain Permasalahan
2.4.1 Definisi Diagnosis
Diagnosis dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah penentuan suatu
penyakit dengan meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya (Sugono, 2008 ).
2.4.2 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai
kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam
rahim ibu (Depkes RI, 2002). Kehamilan adalah hasil dari pertemuan sperma dan
sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum)
betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008). Kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanafiah, 2008). Jadi
kesimpulannya kehamilan adalah suatu proses penyatuan sperma dan sel telur dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
28
2.4.3 Definisi Ibu Hamil
Menurut Bagus (2005) Ibu hamil adalah seorang ibu dimulai masa
kehamilan atau mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan
normal adalah 280 hari atau 40 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir
dan dapat dilihat tanda pasti hamil yaitu ada gerakan janin dalam rahim (terlihat
atau teraba gerakan janin dan teraba bagian janin), terdengar denyut jantung janin
(didengar dengan stetoskop, alat kardiotokografi atau EKG, dilihat dengan
ultrasonografi, pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen melihat kerangka
janin, ultrasonografi.
2.4.4 Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Pirie et al (2007) dan Hanafiah (2008) gejala dan tanda
kehamilan dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain:
a. Bukti presumtif (tidak pasti)
Mual dengan atau tanpa muntah.
Gangguan berkemih.
Fatigue atau rasa mudah lelah.
Persepsi adanya gerakan janin.
b. Bukti kemungkinan kehamilan
Pembesaran abdomen.
Perubahan bentuk, ukuran, dan konsistensi uterus.
Perubahan anatomis pada serviks.
Kontraksi Braxton Hicks.
29
Ballotement.
Kontur fisik janin.
c. Tanda Positif Kehamilan
Identifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja
jantung ibu.
Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeriksa.
Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan USG.
2.4.5 Periode Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2008).
2.4.6 Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Hadijanto (2008) berikut tanda-tanda bahaya kehamilan pada
trimester I sampai III:
1. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)
a. Perdarahan pada kehamilan muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage,
30
early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa
istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya
perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari
perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan
(Hadijanto, 2008).
b. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6
minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual
ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
c. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester
I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia
pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan
perdarahan pada ibu hamil trimester I.
d. Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian
ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu.
31
2. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 – 27 minggu)
a. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian
ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
b. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD
adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin di dalam kandungan.
c. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada
trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau
pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi.
3. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (28 – 42 minggu)
a. Perdarahan pervaginam
Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan
perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri.
32
Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan
plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin
lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap
dan tidak hilang dengan istirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala
yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur.
c. Penglihatan kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan.
d. Bengkak di muka atau tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah
beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi.
33
e. Janin kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulanke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak
bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death).
f. Pengeluaran cairan pervaginam (ketuban pecah dini)
Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada
kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan
adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut
ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung
antara dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan
terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah
sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian
kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim.
g. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.
Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun
kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari
eklampsia.
h. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr pada trimester III.
34
Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada
Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan
nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram).
i. Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu.
a. Tujuan Mengenali Bahaya Kehamilan
Menurut Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003) tujuan pentingnya
mengetahui tanda bahaya kehamilan yaitu:
1. Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan janinnya
sejak dini.
2. Dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi tenaga
kesehatan terdekat bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk mendapat
perawatan segera.
2.4.7 Resiko Kehamilan
Ibu hamil yang beresiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor resiko
tinggi (Depkes RI, 2003). Menurut Manuaba et al (2007) resiko kehamilan adalah
keadaan buruk pada kehamilan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun
janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada
kasus normal. Menurut Meilani (2009) resiko kehamilan adalah keadaan
35
menyimpang dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi.
a. Golongan Resiko Ibu Hamil
Menurut Muslihatun (2009) ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan
resiko berdasarkan karakteristiknya. Resiko golongan ibu meliputi:
1) Ibu hamil resiko rendah
Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki
faktor-faktor resiko berdasarkan klasifikasi resiko sedang dan resiko tinggi,
baik dirinya maupun janin yang dikandungnya. Misalnya, ibu hamil primipara
tanpa komplikasi, kepala masuk minggu ke-36.
2) Ibu hamil resiko sedang
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor resiko tingkat sedang,
misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi
badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini dianggap nantinya akan
mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit
pada waktu persalinan.
3) Ibu hamil resiko tinggi
Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-faktor resiko tinggi,
antara lain adanya anemia pada ibu hamil. Faktor resiko ini dianggap akan
menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik
pada saat hamil maupun persalinan nanti.
36
2.5. Rumah Sakit Ibu dan Anak
RSIA merupakan suatu wadah untuk melayani dan memenuhi kebutuhan
pasien (ibu, ibu hamil, bayi dan anak umur 0-14th) pada masa pra kehamilan,
kehamilan, persalinan, perawatan ibu dan bayi, tumbuh kembang anak, imunisasi,
KB dan masalah-masalah yang berhubungan dengan obstetri dan ginekologi dan
juga melayani konsultasi kesehatan terkait dengan masalahmasalah reproduksi ibu
dimana semua pelayanan kesehatan tersebut harus memenuhi standar pelayanan
kesehatan. Fungsi RSIA meliputi bidang pencegahan (preventif) misalnya dengan
adanya layanan konsultasi kesehatan, pengobatan (kuratif),
penyembuhan/pemulihan mental dan fisik (rehabilitasi) terhadap pasien jika dirasa
membutuhkan. Pada hakekatnya fungsi RSIA tidak berbeda dengan Rumah Sakit
pada umumnya, hanya saja lebih dikhususkan untuk memberikan pelayanan medis
terhadap segala hal yang berhubungan dengan bidang obstetri dan ginekologi,
antara lain:
1. Memberikan pelayanan medis pada ibu yang menginginkan anak maupun
membatasi anak.
2. Memberikan pemeriksaan, pengawasan dan perawatan khusus terhadap
ibuselama masa kehamilan secara teratur maupun pemeriksaan terhadap anak.
3. Memberikan pelayanan medis terhadap peristiwa persalinan baik yang
melahirkan secara normal maupun dengan kelainan.
4. Memberikan pengawasan, pemeriksaan dan perawatan tinggal kepada ibu
sesudah masa persalinan stau yang mengalami kelainan kandungan serta
perawatan dan pemeriksaan terhadap anak yang dirawat di rumah sakit.
37
5. Memberikan pelayanan medis yang berupa fisioterapi maupun keterampilan
pada masa pra-kehamilan dan pra-persalinan.
6. Memberikan perawatan terhadap bayi yang baru lahir, baik lahir secara
normal maupun lahir secara tidak normal serta anak-anak balita.
7. Memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium, jantung, penyinaran dan
pemotretan kepada ibu dan anak.
2.6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2009). Dalam melakukan pengumpulan
data, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
2.6.1 Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan
data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut (Nazir, 2009).
2.6.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara) (Nazir, 2009).
38
2.6.3 Studi Literatur
Studi literatur merupakan kegiatan menelusuri literatur yang ada serta
menelaahnya secara tekun (Nazir, 2009). Dengan mencari sumber data sekunder
yang mendukung penelitian, serta mengetahui sampai mana ilmu yang
berhubungan dengan penelitian yang telah berkembang, kesimpulan dan
generalisasi yang pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh.
2.7. Metode Pengembangan Sistem RAD
2.7.1 Definisi RAD
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah metode RAD
(Rapid Application Development). RAD adalah suatu pendekatan
berorientasiobjek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu
metodepengembangan perangkat lunak. RAD bertujuan mempersingkat waktu
yang biasanya diperlukan dalam siklus hidup pengembangan sistem tradisional
antara perancangan dan penerapan suatu sistem informasi (Kendall dan Kendall,
2010).
2.7.2 Tahapan RAD
Menurut Kendall (2010), terdapat tiga fase dalam RAD yang melibatkan
penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan dan penerapan.
Adapun ketiga fase tersebut adalah Requirement Planning, Workshop Desain
dan Implementation. Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall (2010),
39
berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase
pengembangan aplikasi.
Gambar 2.2 Siklus RAD (Kendall, 2010)
a. Requirement Planning
Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk
mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan
tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian
dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).
b. Workshop Design
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat
digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja
membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada
pengguna. Workshop design ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung
dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop design RAD,
pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-
40
modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila seorang
pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman,
Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai
pada tingkat terakselerasi.
Menurut Mc Leod (dalam Raharjo, 2014) terdapat empat tahapan desain
pada alur pengembangan sistem RAD:
1. Perancangan proses yaitu merancang proses apa saja yang terjadi di dalam
sistem dengan menggunakan diagram-diagram pada UML seperti use case
diagram, activity diagram dan sequence diagram. Berikut adalah penjelasan
dari diagram UML yang dipakai pada penelitian ini:
a. Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara
sistem dengan sistem eksternal dengan pengguna. Dengan kata lain, secara
grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan
cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem.
Dalam use case diagram memiliki pemodelan sebagai berikut (Whitten et
al, 2007):
1. Use case
Use case merupakan urutan langkah-langkah yang secara tindakan
saling terkait (scenario), baik otomatis maupun secara manual.
2. Actor (Pelaku)
Actor merupakan segala sesuatu yang perlu berinteraksi dengan sistem
untuk pertukaran informasi.
41
3. Relationship (Hubungan)
Pada use case diagram, relationship digambarkan sebagai sebuah garis
antara dua simbol. Pemaknaan relationship berbeda-beda tergantung
bagaimana garis tersebut digambar dan tipe simbol apa yang digunakan
untuk menghubungkan garis tersebut. Berikut ini adalah perbedaan di
antara relationship yang ada pada sebuah use case diagram:
a) Association merupakan relationship antara actor dengan usecase
dimana terjadi interaksi di antara mereka.
b) Extends use case merupakan use case yang terdiri dari langkah
yang terekstraksi dari use case yang lebih kompleks untuk
menyederhanakan masalah dan karena itu memperluas fungsinya.
c) Include use case merupakan pemanggilan use case oleh use case
lain atau untuk menggambarkan suatu use case termasuk di dalam
use case lain.
d) Depends On, hubungan depends on sangat membantu untuk
mengetahui use case mana yang memiliki ketergantungan pada
use case lainnya yang bertujuan untuk menentukan urutan dalam
pengembangan use case.
e) Inheritance, hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih
actor menggunakan use case yang sama. Setiap use case pada use
case diagram dijelaskan secara detail pada document abstract and
extension use case narrative.
42
Gambar 2.3 Contoh Use Case Diagram
Dalam pembuatan use case diagram terbagi kepada 4 (empat) fase yaitu:
a) Identifikasi Aktor yaitu menentukan siapa saja yang menjadi aktor
yang berinteraksi dengan sistem tersebut.
b) Identifikasi Use Case yaitu menentukan use case yang berada pada
sistem.
c) Use Case Model Diagram yaitu membuat rancangan use case sistem
dengan model gambar.
d) Narasi Use Case yaitu menjelaskan use case secara tekstual mengenai
interaksi dan langkah apa saja yang dapat dilakukan antara sistem
dengan penggunanya.
b. Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram aktivitas yang memodelkan langkah-
langkah proses atau kegiatan sistem. Diagram ini serupa dengan
43
flowchart di mana secara grafis diagram ini menggambarkan aliran
sekuensial dari kegiatan proses bisnis atau sebuah use case. Diagram
ini berbeda dari flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah
mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara
paralel (Whitten et al, 2007).
Gambar 2.4 Contoh Activity Diagram
c. Sequence Diagram
Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika
sebuah use case dengan cara menggambarkan interaksi pesan di antara
objek-objek dalam rangkaian waktu (Whitten et al, 2007).
44
Gambar 2.5 Contoh Sequence Diagram
2. Perancangan Database yaitu merancang database atau data yang dapat diolah
atau di manipulasi oleh sistem yang akan dibangun. Adapun tahapan pada
perancangan database ini adalah sebagai berikut:
a. Potential Object
Potential object merupakan salah satu teknik untuk menemukan objek
potensial yang digunakan untuk membuat class diagram. Daftar objek-
objek yang potensial dicari dalam narasi use case yang berupa kata benda.
Di dalam daftar tersebut, setelah memasukkan kata-kata benda kemudian
dimasukkan juga atribut-atribut dari setiap kata benda tersebut. Untuk
menyaring daftar objek potensial agar dapat ditentukan sebagai kelas,
maka setiap objek harus diajukan pertanyaan sebagai berikut (Whitten,
2007).
45
a) Apakah kandidat objek adalah sinonim dari objek lain?
b) Apakah kandidat objek berada di luar lingkup sistem?
c) Apakah kandidat objek adalah peran eksternal?
d) Apakah kandidat objek tidak jelas atau membutuhkan fokus?
e) Apakah kandidat objek sebuah action atau atribut dari objek lain?
Jika di setiap pertanyaan jawabannya “ya”, maka objek tersebut
dicoret dari daftar potensial objek. Setelah semua objek telah disaring
melalui pertanyaan-pertanyaan di atas, barulah ditemukan final object
potential list yang akan dijadikan sebagai kelas di class diagram. Untuk
atribut yang telah dicoret dari object potential list, maka akan dimasukkan
kembali ke dalam class diagram untuk menjadi atribut dari setiap kelas.
Tabel 2.4 adalah contoh dari potential object:
Tabel 2.4 Analisis Daftar Objek Potensial
Potensial Objek Cek Reason
Login X Bagian dari proses masuk sistem
Admin Pengguna dari sistem
Pengguna Pengguna dari sistem
Username X Bagian dari pengguna
Password X Bagian dari pengguna
Ubah profil X Bagian dari proses ubah profil
Level Bagian dari proses manajemen
pengguna
Menu X Bagian dari interface
Home/ beranda X Bagian dari interface
Gejala Bagian dari prosesproses
manajemen gejala
46
Penyakit Bagian dari proses manajemen
penyakit
Pengobatan Bagian dari proses manajemen
pengobatan
Diagnosis Bagian dari proses manajemen
diagnosis penyakit
Lihat hasil diagnosis X Bagian dari proses melihat hasil
diagnosis
Logout X Bagian dari proses keluar sistem
b. Class Diagram
Yaitu gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem,
menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga
hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten & Bentley, 2007). Class
diagram memiliki atribut dan operasi (metode). Atribut merupakan
variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi (metode) adalah
fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Pada objek class, setiap
atribut dan operasi dapat memiliki salah satu dari sifat visibilitas berikut
ini:
Tabel 2.5 Sifat Visibilitas pada Objek Class
Notasi Nama Keterangan
# Protected Hanya dapat dipanggil oleh class yang
bersangkutan dan anak-anak yang
mewarisinya
- Private Tidak dapat dipanggil dari luar class yang
bersangkutan, hanya dapat dipakai dalam
class yang bersangkutan
47
+ Public Dapat dipanggil oleh siapa saja
Hubungan antar objek dalam class terdapat multiplisitas, yang
menunjukkan jumlah suatu objek yang bisa berhubungan dengan objek
lain antara lain (Sugiarti, 2013):
- 1 (pasti 1),
- 0...1 (nol atau satu), 0...* (nol atau lebih) atau 1...* (satu atau lebih),
- Tidak ada batasan (bisa 0, 1, ..., n),
- Biasanya didefinisikan batas bawah dan atas, kecuali untuk yang pasti
bernilai 1.
Dari contoh class diagram di atas dapat diambil contoh hubungan
antar class yang dihubungkan garis asosiasi dengan nilai multiplisitas
many to many (*: 1...*).
48
Gambar 2.6 Contoh Class Diagram
c. Mapping
Tahap selanjutnya yaitu melakukan mapping class diagram dengan
menggunakan Mapping Problem Domain Object to an RDBMS Format,
dengan tujuan untuk mengoptimalkan database yang terbentuk sehingga
tidak ada tabel yang mengalami redudansi pada saat pemanggilan data.
Menurut Dennis et al (2010) cara memetakan problem domain object
dalam class diagram ke format RDBMS (Relational Database
Management System) ada 8 (delapan) tahapan, yaitu:
49
1. Petakan semua class konkret dalam problem domain ke tabel
RDBMS. Jika, problem domain class abstrak memiliki beberapa
subclass langsung, petakan juga ke dalam tabel RDBMS.
2. Petakan atribut bernilai tunggal ke dalam kolom tabel.
3. Petakan metode untuk disimpan di dalam prosedur atau modul
program.
4. Petakan agregasi yang bernilai tunggal dan hubungan asosiasi
dengan kolom yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait,
yaitu, menambahkan foreign key ke dalam tabel. Lakukan hal
tersebut untuk kedua sisi yang berhubungan.
5. Petakan atribut multi-valued dan buat hubungan one-to-many dari
tabel yang asli ke tabel yang baru.
6. Petakan multi-valued agregasi dan hubungan asosiasi ke tabel
asosiatif baru yang menghubungkan dua tabel asli bersama-sama.
Masukkan primary key dari kedua tabel tersebut ke dalam tabel
asosiatif yang baru, yaitu menambahkan foreign key ke tabel.
7. Untuk hubungan agregasi dan asosiasi dengan tipe campuran, copy
primary key dari sisi single-valued (1..1 atau 0..1) ke kolom baru
pada tabel yang memiliki hubungan multi-valued (1..* atau 0..*)
yang dapat menyimpan primary key dari tabel terkait. Yaitu
menambahkan foreign key ke tabel multi-valued.
8. Untuk hubungan generalisasi, pastikan bahwa primary key dari sub
class sama dengan primary key dari superclass. Multiplicity dari
50
hubungan asosiasi yang baru dari sub class ke super class harus 1..1.
Jika superclass konkret, yaitu mereka dapat menginisiasi sendiri,
maka multiplicity dari super class ke sub class adalah 0..*, jika tidak
konkret hubungannya adalah 1..1. Selanjutnya, Exclusive-or (XOR)
harus ditambahkan ke dalam asosiasi. Lakukan langkah ini untuk
setiap super class. Atau, sesuaikan inheritance dengan menyalin
atribut super class ke semua sub class dan hapus superclass dari
desain. Gambar 2.7 adalah contoh mapping dari class diagram ke
RDBMS tabel:
51
Gambar 2.7 Contoh Mapping
d. Skema Database
Skema database yang dihasilkan merupakan RDBMS (Relational
Database Management System) yang diperoleh dari proses mapping class
yang telah optimal, disertai dengan pemetaan primary key yang menjadi
forign key pada tabel lain yang memiliki relasi. Menurut Fathansyah
(2012), RDBMS secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu sistem
52
dimana data dilihat oleh penggunanya hanya sebagai tabel dan operator
yang digunakan oleh pengguna. Berikut adalah contoh dari schema
database:
Gambar 2.8 Contoh Skema Database
e. Spesifikasi Database
Menurut Fathansyah (2012), spesifikasi basis data menggambarkan
struktur data fisik pada suatu sistem atau aplikasi. Spesifikasi basis data
menyajikan bagaimana penyimpanan data dilakukan di software basis
data. Bentuk dari spesifikasi basis data sendiri secara umum berupa tabel
yang menyajikan informasi field untuk seluruh tabel yang digunakan.
53
Informasi field yang ditampilkan antara lain nama field, tipe field, panjang
field dan field yang menjadi field kunci (primary key).
Tabel 2.6 Contoh Tabel Spesifikasi Database
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_gejala Char 5 Primary Key
Nama_gejala Text - Nama gejala
f. Matriks CRUD
Menurut Whitten & Bentley (2007) Data to location CRUD (Create,
Read, Update, Delete), matriks yang digunakan untuk memetakan
kebutuhan data pada lokasi dalam sistem.
Tabel 2.7 Contoh Matriks CRUD
Entity-Attribute Admin Pengguna
Gejala CRUD -
Id_gejala CRUD - -
Nama_gejala CRUD -
3. Perancangan Struktur Menu
Yaitu merancang struktur menu yang ada pada sistem sesuai dengan level
user.
4. Perancangan User Interface
Yaitu merancang gambaran tampilan dari sistem yang akan dikembangkan.
Pada perancangan interface ini penulis merancang layout sistem.
54
c. Implementation
Pada fase implementation ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna
secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan non teknis
perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun
dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem di uji coba dan kemudian
diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010). Tahap ini terdiri atas dua
tahapan, yaitu tahap pengimplementasian sistem ke dalam bahasa pemrograman
(coding) dan tahap blackbox testing oleh beberapa owner, analyst dan developer
dengan tujuan apakah sistem yang dibangun sudah berjalan dengan baik pada saat
pengoperasiannya atau masih terdapat kesalahan (error).
a. Pemrograman (Coding)
Menurut Whitten et al (2007), tujuan fase konstruksi adalah untuk
membangun dan menguji sebuah sistem fungsional yang memenuhi
persyaratan bisnis dan desain dan untuk mengimplementasi antarmuka
sistem yang baru. Aspek utama dari fase ini ialah pemrograman sistem.
b. Blackbox Testing
Yaitu tahap uji coba terhadap aplikasi atau software yang telah dibangun.
Adapun metode yang digunakan dalam testing ini yaitu dengan blackbox
testing. Menurut Pressman (2010), pengujian blackbox disebut juga
pengujian behavioral, yang berfokus pada kebutuhan fungsional software.
Blackbox mencoba untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut:
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2. Kesalahan interface.
55
3. Kesalahan dan struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan kinerja atau tingkah laku.
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
2.8 Tools Perancangan Sistem
2.8.1 Rich Picture
Menurut Valente dan Marchetti (dalam Widyaningsih, 2014), rich picture
merupakan pengetahuan tentang domain dan harus membimbing para
pengembang sistem selama fase awal definisi dan konstruksi prototipe sistem.
Gambar 2.9 Contoh Rich Picture
2.8.2 Konsep Unified Modelling Language (UML)
Pada tahun 1994 Grady Boch dan James Rumbaugh bergabung untuk
menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan
menciptakan sebuah standar proses untuk mengembangkan sistem berorientasi
objek. Ivan Jacobson bergabung pada tahun 1995 dan mereka bertiga fokus
membuat suatu bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan
atau metode objek standar. Unified Modeling Language (UML) adalah satu
kumpulan konvensi pemodelan yang di gunakan untuk menentukan atau
menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten dan
56
Bentley, 2008). Menurut Didik (dalam Wulandari, 2014) tujuan utama UML
adalah:
1. Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan visual yang ekspresif
untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan
dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa
pemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam permodelan.
2.9 Media Penyajian Data
Tabel adalah tampilan grafis yang mengatur informasi dalam format
kolom dan baris. Menurut Hariyanti (dalam Hakim, 2014) tabel dapat menyajikan
data dengan lebih detail, menyajikan angka-angka dengan format yang lebih
presisi. Tabel dapat menampilkan data kuantitatif maupun kualitatif. Namun
demikian, informasi yang disajikan dalam tabel tidak dapat dipahami secara cepat
dan sekilas. Sedangkan, menurut Hariyanti (dalam Hakim, 2014) grafik dapat
digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti perbandingan
nominal, time-series, deviasi, korelasi dan sebagainya.
2.10 Konsep Basis Data
Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS (Database
Management System) yang merupakan paket perangkat lunak yang kompleks dan
digunakan untuk mengakses dan memanipulasi database (Jogiyanto, 2008).
57
Database merupakan kumpulan file yang saling berhubungan. Tetapi, database
tidak hanya kumpulan file. Record di dalam tiap file harus dapat dihubungkan
dengan record di dalam file lain (Whitten, 2007). Menurut Connolly dan Begg
(2010) DBMS adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna
untuk menjelaskan, membuat, memelihara dan mengatur akses ke database.
Dalam manajemen database relational terdapat komponen utama dalam konsep
database (Whitten, 2007).
1. Field adalah unit terkecil data yang disimpan dalam database. Unit terkecil
data yang disimpan dalam database:
a. Primary key, yaitu field yang unik dan mengidentifikasi satu
record.
b. Secondary key, yaitu field yang mengidentifikasi sebuah record atau
bagian dari beberapa record yang terkait.
c. Foreign key, yaitu field yang menunjuk beberapa record pada
file lain.
d. Descriptive field, yaitu non-key field.
2. Record adalah kumpulan field yang diatur dalam format yang
predetermined (telah ditentukan).
a. Fixed-length record structures. Sebagian besar teknologi database
memaksakan struktur record fixed length, dalam artian setiap instance
record mempunyai field yang sama, jumlah field yang sama dan ukuran
logika yang sama. Akan tetapi, beberapa sistem database akan
58
mengkompresi field-field dan niilai-nilai yang tidak digunakan untuk
menghemat ruang penyimpanan disk.
b. Variable-length record structures. Memperbolehkan record-record pada
file yang sama memiliki length yang berbeda.
3. File dan Tabel
File adalah kumpulan semua kejadian dari struktur record yang ditentukan.
Tipe-tipe dari file, yaitu:
a. File induk/master adalah file penting dalam sistem dan akan tetap ada
selama siklus hidup sistem informasi berputar.
b. File transaksi adalah file yang digunakan untuk merekam data dari suatu
transaksi yang terjadi.
c. File laporan adalah file yang berisi sistem informasi yang akan
ditampilkan.
d. File sejarah adalah file yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif
lagi.
e. File pelindung adalah salinan dari file-file yang masih aktif di
database pada saat tertentu yang digunakan bila file database rusak.
f. File kerja adalah suatu proses program secara sementara karena memori
komputer tidak mencukupi. Sedangkan tabel adalah suatu kesatuan unit
dari row/record dengan atribut-atributnya (column).
59
2.11 Perangkat Lunak Pembuatan Sistem
2.11.1 Personal Home Page (PHP)
PHP merupakan kependekan dari kata Hypertext Preprocessor. PHP
tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam aturan general
purpose licences (GPL). PHP dilekatkan pada script HTML atau sebaliknya dan
PHP dikhususkan untuk pengembangan web dinamis (Supriyanto, 2008). PHP
mempunyai kelebihan sebagai berikut: PHP memiliki tingkat akses yang lebih
cepat, PHP memiliki tingkat lifecycle yang cepat sehingga selalu mengikuti
perkembangan teknologi internet, PHP memiliki tingkat keamanan yang tinggi,
PHP mampu berjalan di beberapa server yang ada misalnya Apache, Microsoft
IIS, PWS, AOL Server, phttpd,fhttpd dan Xitami.
2.11.2 MySQL
MySQL merupakan suatu database. Menurut Connolly dan Begg (2010),
SQL adalah salah satu contoh dari bahasa berbasis transformasi atau bahasa yang
dirancang menggunakan relasi guna mentransformasikan data masukkan (input)
menjadi data keluaran (output) yang dibutuhkan. Menurut Kustiyahningsih (2010)
Basis data adalah sekumpulan informasi yang diatur agar mudah dicari. Dalam
arti umum basis data adalah sekumpulan data yang diproses dengan bantuan
komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan tepat, yang
dapat digambarkan sebagai aktivitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi.
60
2.11.3 Hypertext Markup Languange (HTML)
HyperText Markup Language (HTML) merupakan jenis bahasa yang
digunakan untuk membuat halaman website yaitu dengan menggunakan tag-tag
yang telah dideklarasikan pada halaman notepad dan dapat saling berhubungan
dengan dokumen HTML yang lainnya yang sering dikenal dengan istilah link
(Fauziah, 2014).
2.11.4 Cascading Style Sheets (CSS)
Menurut Riyanto (2009) Cascading Style Sheet (CSS) merupakan salah
satu bahasa pemrograman web untuk mengendalikan beberapa komponen dalam
sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. CSS dapat
mengendalikan gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran
border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf,
spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah dan parameter lainnya. CSS
adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan dokumen.
Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan halaman yang sama
dengan format yang berbeda.CSS digunakan oleh penulis maupun pembaca
halaman web untuk menentukan warna, jenis huruf, tata letak dan berbagai aspek
tampilan dokumen. CSS digunakan terutama untuk memisahkan antara isi
dokumen (yang ditulis dengan HTML atau bahasa markup lainnya) dengan
presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS).
61
2.11.5 Adobe Dreamwever
Dreamweaver merupakan produk software Adobe yang digunakan sebagai
HTML editor profesional untuk mendesain web secara visual dan dapat juga
digunakan untuk mengelola situs atau halaman web. Selain itu, Dreamweaver
memberikan keleluasaan kepada penggunanya untuk digunakan sebagai penulis
bahasa pemograman web (Madcoms, 2009).
2.11.6 Astah Community
Astah Community adalah sebuah software yang berguna untuk
mengembangkan sebuah aplikasi dengan menggunakan UML (Unified Modeling
Language) seperti use case, activity diagram, sequence diagram dan class
diagram.
10
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian di RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang yang bertempat di
jalan Maulana Hasanudin nomor 63 Tangerang pada bulan Desember 2016
sampai bulan Maret 2017, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tahapan Penelitian
No.
Tahap Kegiatan
Bulan
Desember
2016
Januari
2017
Febuari
2017
Maret
2017
1. Pengumpulan
Data
2. Analisis dan
Pengolahan Data
3. Perancangan
Desain Sistem
4. Pembuatan
Sistem (Coding)
5. Pengujian Sistem
(Testing)
6. Pelatihan User
63
3.2 Data dan Perangkat Penelitian
a. Data
Data yang digunakan dalam pengembangan sistem pakar diagnosis
penyakit pada ibu hamil yaitu:
1. Data penyakit yang diderita ibu hamil, di antaranya adalah tabel daftar gejala,
penyakit dan pengobatannya.
b. Perangkat Penelitian
Perangkat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a) Perangkat keras (Hardware)
1. Satu unit Laptop
2. Satu unit Printer
b) Perangkat lunak (Software)
1. Sistem Operasi : Windows 7
2. Tools Perancangan Sistem : Astah Community
3. Tools Penulisan Coding : Adobe Dreamwever, Sublime,
Xampp sebagai aplikasi server
4. Tools Perancangan Interface : Balsamiq Mockups
5. Bahasa Pemrograman : PHP
6. Database : MySQL
7. Web Apllication : Mozila Firefox
64
3.3 Prosedur Penelitian
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data dalam penyusunan laporan penelitian ini, yaitu:
a. Observasi
Penulis mengumpulkan data dan informasi yaitu dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung kegiatan yang sedang berjalan. Observasi dilakukan
pada RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang yang belum memiliki sistem pakar
diagnosis pada ibu hamil, penulis mengamati dan mencatat berbagai kegiatan
di lingkungan RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang. Penulis menggunakan
jenis observasi partisipan. Hasil yang diperoleh dari observasi ini yaitu
mendapatkan data yang dibutuhkan dengan objek penelitian di antaranya profil
rumah sakit, struktur organisasi dan melihat proses bisnis yang sedang berjalan
sesuai Standar Operasional Prosedur pelayanan rumah sakit yang berlaku di RSIA
PKU Muhammadiyah yang dapat dilihat pada halaman lampiran 6.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan dan dijawab secara lisan. Pada tahap ini penulis melakukan wawancara
dengan dr. Sylvan Aristo, Sp.OG untuk mengetahui alur sistem yang sedang
berjalan, memperoleh data gejala dan penyakit yang di derita oleh ibu hamil, dan
informasi pengobatan dari penyakit-penyakit tersebut. Penulis menggunakan jenis
wawancara mendalam dengan pertanyaan terbuka. Untuk lebih jelasnya hasil
wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat pada halaman lampiran 3.
65
c. Studi Literatur
Tahapan ini di mengacu pada standarisasi, regulasi, dan literatur sejenis.
Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:
a) Standarisasi
Standarisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Standar Pelayanan
Dokter. Standar Pelayanan Dokter adalah serangkaian alur yang digunakan dalam
hal diagnosis penyakit, mulai dari pemeriksaan hingga pengobatannya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada halaman lampiran 6.
b) Regulasi
Regulasi yang dipakai pada penelitian ini antara lain Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan
Pemeriksaan Untuk Ibu Hamil, Bersalin Dan Nifas Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dan Jaringan Pelayanannya.
c) Literatur Sejenis
Studi Literatur dilakukan sebagai kajian dengan hasil penelitian yang
sudah ada sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi dalam penelitian.
Tabel 3.2 Studi Literatur
No. Judul Metode Hasil Penelitian
1 Perancangan Aplikasi
untuk Mendignosa
Awal Gangguan pada
Kehamilan dengan
Metode penelusuran
Depth First Search.
Menggunakan bahasa VB.NET
dan MySQL untuk database.
Kelebihannya yaitu:
menghasilkan aplikasi yang
66
Pendekatan Sistem
Pakar. (Supriadi,
2011)
dapat mendiagnosis gangguan
awal kehamilan.
Kekurangannya yaitu: aplikasi
tidak berbasis web sehingga
tampilan user interface kurang
menarik.
2 Sistem Pakar Deteksi
Dini Tingkat Risiko
pada Ibu Hamil
terhadap Preeklampsia
dengan Logika Fuzzy.
(Nugraheni, 2016)
Logika Fuzzy Menggunakan bahasa Java, dan
Android SDK (Software
Development Kit) tools untuk
mengembangkan aplikasi pada
platform.
Kelebihannya yaitu:
menghasilkan aplikasi sistem
pakar berbasis mobile yang
dapat memberikan informasi
status risiko penyakit
preeklampsia pada ibu hamil
dengan nilai akurasi sebesar
85%.
Kekurangannya yaitu: deteksi
risiko yang dihasilkan hanya
untuk penyakit preeklampsia.
3 Sistem Pakar Penyakit
Infeksi Saluran
Pernafasan Atas Akut
(ISPA) pada Anak
(Studi Kasus:
Puskesmas Ciputat).
(Norhadiansyah,
2013)
Metode penelusuran
Depth First Search.
Metode pengembangan
Expert Development
Life Cycle (ESDLC)
Menggunakan bahasa PHP,
MySQL untuk database dan
UML tools untuk mendesain
sistem.
Kelebihannya yaitu:
menghasilkan aplikasi yang
dapat mendiagnosis penyakit
anak khususnya penyakit ISPA
67
sejak dini agar tidak menjadi
kronis.
Kekurangannya yaitu: saran
pengobatan yang dihasilkan
kurang bervariasi.
4 The Expert System
Application for
Diagnosing Human
Vitamin Deficiency
Through Forward
Chaining method.
(Novaliendry et al,
2015)
Forward Chaining Menggunakan bahasa Java,
MySQL untuk database.
Kelebihannya yaitu:
menghasilkan aplikasi sistem
pakar untuk diagnosis ke
kurangan vitamin pada
manusia dan sebagai
pembanding atau alternatif
untuk pengambilan keputusan.
Kekurangannya yaitu: aplikasi
dapat menghasilkan lebih dari
satu diagnosis.
5 Expert System for
Detecting Mental
Disorder with
Forward Chaining
method.
(Windriyani et al,
2013)
Forward Chaining Menggunakan bahasa PHP,
MySQL untuk database.
Kelebihannya yaitu:
menghasilkan aplikasi
sistem pakar untuk mendeteksi
gangguan mental dengan nilai
akurasi sebesar 96%.
Kekurangannya yaitu: tidak
terdapat saran, terapi atau
pengobatan pada aplikasi
tersebut.
68
Dilihat dari penelitian sebelumnya, penulis menggunakan metode inferensi
Forward Chaining, Rule-Based Knowledge dalam representasi pengetahuan,
Rule-Based Reasoning dalam penalaran berbasis aturan, teknik Depth First
Search (DFS) untuk penelusuran data, rumus Teorema Bayes untuk menghitung
uji konsistensi, Unified Modelling Language (UML) untuk merancang sistem dan
sistem yang dibuat berbasis web dengan tampilan antar muka pemakai (user
interface) yang cukup mudah dalam pemakaiannya.
3.3.1 Metode Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem yang digunakan untuk mengembangkan
sistem yang akan dirancang ini adalah metodologi berorientasi objek dengan
pendekatan Rapid Aplication Development (RAD). Dalam pembuatan RAD
terdapat beberapa tahap pengembangan, yaitu:
a. Requirement Planning
Pada fase ini, penulis melakukan interaksi secara langsung pada pihak
yang terkait dalam proses dari sistem yang berjalan. Fase ini terdiri 2 tahap yaitu:
1. Gambaran umum RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang, yaitu
mengumpulkan data-data informasi dasar untuk dapat mempermudah dalam
identifikasi sistem, di antaranya mengenai:
a) Profil RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang
b) Struktur Organisasi
c) Tugas & Fungsi
69
2. Identifikasi sistem yaitu menganalisis dan menjabarkan tentang
permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalansecara manual,
yang terdiri dari:
a) Analisis Sistem Berjalan
Mempelajari bagaimana alur yang sedang berjalan mengenai diagnosis
penyakit pada ibu hamil
b) Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dan menganalisis kebutuhan
apa saja yang diperlukan dalam permasalahan. Menjelaskan aktivitas apa
saja yang harus ada dalam sistem.
c) Analisis Sistem Usulan
Menentukan sistem apa yang dapat memecahkan permasalahan tersebut.
d) Gambaran Sistem Usulan
Menggambarkan sistem usulan dengan menggunakan rich
picture.
e) Membuat Pohon Inferensi/Penalaran
Saat membuat pohon inferensi penulis menggunakan teknik penalaran
Rule-Based Reasoning dan teknik Depth First Search (DFS) untuk
penelusuran data, dimana data sudah terdefinisi sebelumnya (data driven)
pada basis pengetahuan kemudian mencari kesimpulan atau solusi yang
tepat.
70
f) Membuat Representasi Pengetahuan
Teknik representasi pengetahuan yang digunakan adalah metode kaidah
atau aturan produksi karena metode ini lebih praktis untuk penyelesaian
masalah yang muncul dalam pembuatan sistem pakar. Kaidah produksi
yang digunakan adalah kaidah IF–THEN.
b. Workshop Design
Tahap ini dilakukan untuk merancang sistem yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang ada.
a) Tahap Perancangan Proses
Tahap ini terdiri atas perancangan diagram-diagram UML dari sistem yang
dibuat yaitu:
1. Use Case Diagram, pada tahap ini penulis menggambarkan diagram yang
menjelaskan aktifitas yang dilakukan sistem pakar diagnosis penyakit pada ibu
hamil yang akan dibangun dan siapa saja actor yang berinteraksi dengan sistem
tersebut.
a. Identifikasi Actor, pada tahap ini penulis mengidentifikasi actor-actor yang
terlibat dan apa saja tugas-tugasnya di dalam sistem.
b. Identifikasi Use Case, pada tahap ini penulis mendeskripsikan nama-nama
Use Case tersebut
c. Perancangan Use Case, pada tahap perancangan usecase ini penulis
menggambarkan Use Case beserta hubungannya dengan actor-actor yang
terlibat di dalam sistem.
71
d. Use Case Narrative, menjelaskan secara narasi diagram use case dari
sistem.
2. Activity Diagram, pada tahap perancangan diagram ini menggambarkan
berbagai aliran aktifitas apa yang dilakukan user dan sistem serta bagaimana
masing-masing aliran dimulai sampai aliran selesai.
3. Class Diagram, penulis mendeskripsikan struktur kelas-kelas dari sistem serta
memperlihatkan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di
dalam model desain dari sistem.
4. Sequence Diagram, pada tahap ini penulis menggambarkan diagram yang
menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh sistem untuk
mencapai tujuan dari use case, interaksi antar class, operasi apa saja yang
terlibat, urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-
masing operasi.
b) Tahap Perancangan Database
Database menggambarkan tabel-tabel beserta hubungan setiap tabel yang
digunakan untuk tempat penyimpanan data. Berikut adalah tahapannya:
1. Penulis menentukan beberapa objek potensial yang untuk membuat Class
Diagram, dengan cara mengumpulkan objek kata benda pada tabel potential
object list dan diseleksi sehingga menghasilkan daftar objek usulan.
2. Penulis membuat Mapping untuk mengoptimalisasi kelas menjadi database
dengan teknik Mapping Problem Domain Object to an RDBMS format.
3. Penulis membuat skema database yang menggambarkan hubungan primary
key dan foreign key dari setiap tabel.
72
4. Penulis membuat spesifikasi database dari setiap tabel.
5. Penulis membuat matriks CRUD untuk membedakan aktor berdasarkan hak
aksesnya pada sistem.
c) Tahap Perancangan Struktur Menu
Pada desain struktur menu, penulis merancang tampilan struktur menu yang
sesuai dengan kebutuhan user sehingga memudahkan saat mengakses Sistem
Pakar Diagnosis penyakit pada ibu hamil , desain struktur menu ini ditampilkan
sesuai dengan hak akses user.
d) Tahap Perancangan User Interface
Tahap ini merupakan tahap merancang tampilan antar muka yang digunakan
penggunauntuk berinteraksi dengan sistem. Sistem yang akan dibuat adalah
penentuan penyakit pada kehamilan. Pengguna melakukan input data berupa
gejala-gejala gangguan pada saat kehamilan. Ada 3 cara kerja pada
pengembangan sistem pakar:
a. Proses Identifikasi
Bertujuan untuk membuat basis pengetahuan. Data diidentifikasi menurut
jenis gangguan pada masa kehamilan dan kemudian dibuat basis
pengetahuan.
b. Proses Pemilihan Gejala
Proses pemilihan gejala tersedia pada sistem dan gejala yang dipilih tersebut
berasal dari data yang di dapat pada proses identifikasi.
73
c. Proses Penelusuran
Gejala-gejala yang telah dipilih pada sistem digunakan sebagai dasar
penelusuran untuk mendapatkan solusi pengelompokan yang sesuai.
c. Implementation
Tahap yang terakhir adalah tahap implementasi yaitu rancangan sistem
pakar diagnosis penyakit pada ibu hamil yang akan diubah menjadi bentuk yang
dapat di mengerti oleh mesin dalam bentuk program atau unit program. Berikut
adalah aktifitas yang di perlukan dalam tahap ini:
a) Pengkodean (Coding)
Pada tahap ini hasil rancangan dari sistem usulan dibuat menjadi sebuah
aplikasi dengan melakukan pengkodean menggunakan bahasa pemrograman PHP
dan database MySQL.
b) Pengujian (Testing)
Pada tahap ini penulis melakukan pengujian terhadap sistem dengan
metode blackbox testing secara terfokus apakah unit program tersebut sesuai
dengan persyaratan (requirement) sekaligus untuk mengetahui kendala yang ada.
3.3.2 Alasan Menggunakan Forward Chaining
1. Forward chaining baik digunakan untuk aplikasi yang menghasilkan
tree lebar dan tidak mendalam.
2. Karena inferensinya dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru
memperoleh konklusi.
74
3. Karena untuk merancang sistem pakar yang tidak terlalu besar dan
tidak mendalam cukup dengan menggunakan forward chaining.
3.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Forward Chaining
Kelebihan Forward Chaining
Menurut DUR (19994) dalam Mahendra (2013) beberapa kelebihan
yang dimiliki forward chaining yaitu:
1. Metode ini akan bekerja dengan baik ketika masalah bermula dari
mengumpulkan/menyatukan informasi lalu kemudian mencari
kesimpulan apayang dapat diambil dari informasi tersebut.
2. Metode ini mampu menyediakan banyak sekali informasi diri hanya
sejumlah data kecil.
3. Merupakan pendekatan paling sempurna untuk beberapa tipe dari
problem solving task, yaitu planning, monitoring control dan
interpretation.
Kekurangan Forward Chaining
Menurut Dur (1994) dalam Mahendra (2013) beberapa kekurangan
yang dimiliki forward chaining yaitu:
1. Kelemahan utama metode ini yaitu kemungkinan tidak adanya cara
untuk mengenali dimana beberapa fakta lebih penting dari fakta
lainnya.
2. Sistem bisa saja menanyakan pertanyaan yang tidak berhubungan,
walaupun jawaban dari pertanyaan tersebut penting. Namun hal ini
75
akan membingungkan pengguna untuk menjawab pada subjek yang
tidak berhubungan.
3.3.4 Alasan Menggunakan Rapid Application Development (RAD)
Beberapa alasan mengapa digunakan metode Rapid Application
Development (RAD) adalah:
1. Tidak memerlukan waktu yang lama dalam pengembangan aplikasi. Metode
RAD mendukung untuk merancang aplikasi dalam jangka waktu yang
pendek.
2. Aplikasi dalam implementasinya tidak memerlukan pemeliharaan, sehingga
sangat cocok apabila digunakan metode RAD, karena metode ini tidak
memiliki fase pemliharaan.
3. Alasan utama penggunaan model pengembangan RAD adalah model
pengembangan ini akan bekerja dengan baik bila diterapkan aplikasi berskala
kecil.
3.3.5 Kelebihan dan Kekurangan RAD
Kelebihan RAD
Menurut Pressman (2010), beberapa kelebihan yang dimiliki metode
RAD antara lain:
1. Siklus dan fase pengembangan sistem yang relatif cepat.
76
2. Aplikasi dapat terlihat lebih cepat di awal, karena
digunakan prototyping dengan perancangannya menggunakan graphic
user interface (GUI).
3. Memiliki fleksibilitas tinggi karena dibangun atas dasar modularisasi
dimana pengembang dapat mendesain ulang atau me-reuse modul dan
bersifat life cycles.
Kekurangan RAD
Menurut Kendall (2010), maka dapat diketahui beberapa kekurangan
dari metode RAD adalah sebagai berikut:
1. Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mempercepat projek
dengan terburu-buru.
2. Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap
detail. Aplikasi dapat diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak
mampu mengarahkan penekanan terhadap permasalahan-
permasalahan perusahaan yang seharusnya diarahkan.
3. RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman
menggunakan perangkat ini di mana programmer dan analyst dituntut
untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat
yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem.
3.3.6 Alasan Menggunakan Blackbox Testing
Beberapa alasan mengapa digunakan blackbox testing untuk menguji
sistem pakar ini adalah:
77
1. Untuk menemukan kesalahan fungsi tidak yang benar atau hilang,
2. Untuk menemukan kesalahan interface atau antarmuka
3. Untuk menemukan kesalahan dalam struktur data atau akses database
eksternal
4. Untuk menemukan kesalahan kinerja atau perilaku
5. Untuk menemukan kesalahan inisialisasi dan terminasi.
6. Blackbox testing mengabaikan struktur kontrol, perhatian difokuskan pada
domain informasi.
3.3.7 Kelebihan dan Kekurangan Blackbox Testing
Kelebihan blackbox testing:
1. Blackbox testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas perangkat
lunak.
2. Blackbox testing dapat memilih subset test yang secara efektif dan
efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara ini blackbox testing
dapatmembantu memaksimalkan testing investment.
3. Menguji program dari sudut pandang user.
Kekurangan Blackbox testing:
1. Ketika tester melakukan blackbox testing, tester tidak akan pernah
yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos
pengujian.
2. Pengujian yang tidak efisien karena software tester memiliki
pengetahuan yang terbatas tentang program.
78
3.3.8 Kerangka Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan tahapan-tahapan
kegiatan yang tertuang dalam kerangka penelitian yang digambarkan pada
Gambar 3.1.
79
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
62
80
BAB IV
SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA IBU HAMIL
4.1 Requirement Planning
a. Gambaran Umum RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang
a) Profil dan Sejarah
Rumah Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Cabang Cipondoh
merupakan Amal Usaha Muhammadiyah di bidang kesehatan yang beroperasi
sejak tanggal 12 september 2005. Pada awal berdiri rumah sakit ini bernama
Rumah bersalin PKU Muhammadiyah Cabang Cipondoh dan pada tahun
2010 mengalami perubahan nama menjadi Rumah Bersalin dan Klinik PKU
Muhammadiyah Cabang Cipondoh kemudian berganti nama menjadi Rumah
Sakit Ibu dan Anak PKU Muhammadiyah Tangerang sejak tanggal 7
september 2015. Dalam menjalankan fungsinya sebagai institusi pelayanan
kesehatan RSIA PKU Muhammadiyah Cabang Cipondoh mempunyai
falsafah yang berdasarkan kepada Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah (25), yang
artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman
dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai didalamnya”, Surat As-Syuara (80). Yang artinya: “Dan
apabila aku sakit, maka Dia (Allah)lah yang akan menyembuhkan” dan Surat
Maryam (96), yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, kelah Allah yang maha pemurah akan menanamkan dalam
hati mereka rasa kasih sayang”.
81
b) Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang
Berikut ini penjelasan masing-masing tugas dari bagian struktur organisasi
di RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang, yaitu:
1. Direktur Utama
Tugas:
Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi tugas-tugas RSIA sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
Membantu dalam pengelolaan RSIA dan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Fungsi:
Mengkoordinasi dan mengawasi pengelolaan administrasi, keuangan
dan pelayanan RSIA.
82
Menyusun rencana strategi dan kebijakan RSIA
2. Badan Pengurus Harian (BPH)
Tugas:
Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum terhadap unit
kegiatan di lingkungan RSIA
Memberikan pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan
dan publikasi.
Fungsi:
Mempersiapkan dan menyusun program dan laporan mengenai
kegiatan semua satuan organisasi dalam lingkungan RSIA.
Melaksanakan pengelolaan data usaha kepegawaian dan urusan diklat
pegawai.
Melakasanakan urusan rumah tangga serta memrlihara kebersihan,
keamanan dan ketertiban dalam lingkungan RSIA
3. HRD
Tugas:
Menentukan peraturan pelaksanaan kegiatan di bidang SDM dan
diklat serta membuat perencanaan sarana pendukung operasional
RSIA dalam ruang lingkup SDM dan diklat.
Fungsi:
Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengawasan kegiatan
SDM di lingkungan RSIA.
Mempunyai kewajiban memelihara dan menjaga citra RSIA.
83
Mengkoordinasi pelayanan penunjang medis dan non medis.
4. Manajer Medis
Tugas:
Membantu direktur dalam melaksanakan tugasnya di bidang
pelayanan medis.
Menyusun perumusan dan fasilitasi perlengkapan medis.
Fungsi:
Membantu direktur dalam mengawasi, mengendalikan dan
mengkoordinasi seluruh tugas-tugas di bidang pelayanan medis.
Membantu direktur dalam menetapkan langkah-langkah kebijaksanan
serta mengkoordinasikan seluruh kebijaksanaan yang telah ditetapkan
oleh direktur bidang pelayanan medis.
a. Bidang Keperawatan
Tugas:
Menyiapkan perumusan dan fasilitasi pelayanan keperawatan RSIA.
Fungsi:
Pelaksanaan pengendalian, penyusunan program dan rencana
kegiatan keperawatan RSIA.
b. Bidang Penunjang Medis
Tugas:
Merencanakan, mengkoordinasikan, memantau kegiatan dan
mengembangkan pelayanan medis rawat jalan dan rawat inap.
84
Fungsi:
Perumusan kebijakan perencanaan pelaksanaan dan pengembangan
rawat jalan maupun rawat inap.
Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan pelayanan medis
rawat jalan dan rawat inap
5. Manajer Umum dan Keuangan
Tugas:
Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugasnya di bidang
umum, administrasi dan keuangan.
Fungsi:
Membantu direktur utama dalam mengawasi, mengendalikan seluruh
tugas-tugas di bidang umum, administrasi dan keuangan.
a. Bendahara
Tugas:
Membantu manajer umum, keuangan dalam melaksanakan tugasnya
di bidang keuangan.
Fungsi:
Membantu manajer umum dan keuangan dalam mengelola keuangan
RSIA.
Menganalisis data bahan penyusunan anggaran keuangan RSIA.
Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pengelolaan gaji
pegawai.
85
b. Bidang Umum
Tugas:
Memberi pelayanan teknis administrasi kepada seluruh unit kerja
dan melaksanakan penyusunan perencanaan RSIA.
Fungsi:
Penyelenggaraan urusan umum, kepegawaian dan perencanaan
RSIA.
6. Bidang Opersional Teknologi Informasi
Tugas:
Memberikan layanan teknologi informasi berbasis website.
Mengelola data pengguna sistem pakar di RSIA.
Fungsi:
Mengelola dan menyediakan data atau informasi yang dibutuhkan.
b. Identifikasi Sistem
a) Analisis Sistem Berjalan
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang telah penulis lakukan maka
dapat dijelaskan sistem yang sedang berjalan di RSIA PKU Muhammadiyah
Tangerang. Berikut proses yang sedang berjalan digambarkan dalam bentuk
rich picture:
86
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan
Berikut merupakan penjelasan dari rich picture sistem yang sedang
berjalan:
1. Pasien mendaftarkan data diri ke pegawai RSIA.
2. Pegawai RSIA menyerahkan data pasien dan rekam medis ke dokter.
3. Pasien berkonsultasi dengan dokter.
4. Dokter memberikan resep obat/tindakan untuk pasien sesuai dengan
gejala yang dideritanya.
5. Pasien menyerahkan resep dan membayar jasa dokter ke pegawai RSIA.
6. Pasien mengambil obat-obatan.
7. Pegawai memberikan laporan monitoring untuk direktur utama RSIA
secara berkala.
87
b) Identifikasi Masalah
Di dalam mengidentifikasi masalah, penulis menganalisis sistem yang
berjalan di RSIA. Beberapa masalah yang terjadi di RSIA PKU
Muhammadiyah Tangerang.
1. RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang belum mempunyai sistem pakar,
maka dari itu penulis membuat sistem pakar untuk diagnosis penyakit pada
ibu hamil.
2. Terbatasnya waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Sulitnya mencari informasi data anamnesis dan pengetahuan terkait
penyakit pada ibu hamil.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penulis mengajukan
sebuah sistem pakar untuk diagnosis penyakit pada ibu hamil yang dapat
membantu dokter spesialis dalam mendiagnosis penyakit pada ibu hamil,
sistem ini juga mengolah dan mengintegrasi data-data sehingga dapat
memberikan informasi dengan cepat.
c) Analisis Sistem Usulan
Berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem usulan yang paling mendukung untuk RSIA PKU
Muhammadiyah Tangerang yaitu sistem pakar diagnosis penyakit pada ibu
hamil yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit pada ibu hamil.
88
d) Gambaran Sistem Usulan
Pada sistem usulan yang akan dibangun, penulis memberikan gambaran
mengenai rancangan sistem yang penulis buat untuk mengatasi permasalahan
yang ada Berikut sistem usulan digambarkan dalam bentuk rich picture:
Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Usulan
Berikut merupakan penjelasan dari rich picture sistem usulan:
1. Admin mengelola data pengguna.
2. Admin mengelola data gejala, penyakit dan pengobatannya.
3. Pengguna mendiagnosis penyakit dengan memasukkan gejala-gejala yang
di derita pasien.
4. Sistem menampilkan hasil diagnosis.
89
e) Membuat Pohon Inferensi
Gambar 4.4 Pohon Inferensi
f) Membuat Representasi Pengetahuan
Dibawah ini adalah rule IF-THEN dari penyakit pada ibu hamil:
1. IF (Usia kandungan 1 - 12 minggu And Mual dan muntah berlebih
And Nyeri perut bagian atas And Lidah mengering dan kotor )
THEN Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
2. IF (Usia kandungan 1 - 12 minggu And Mual dan muntah berlebih
And Nyeri perut bagian atas And Lidah mengering dan kotor
And Mata sedikit kuning And Sulit buang air besar )
THEN Hiperemesis Gravidarum Tingkat 2
90
3. IF (Usia kandungan 1 - 12 minggu And Mual dan muntah berlebih
And Nyeri perut bagian atas And Lidah mengering dan kotor
And Mata sedikit kuning And Sulit buang air besar
And Penurunan kesadaranAnd Penglihatan ganda )
THEN Hiperemesis Gravidarum Tingkat 3
4. IF (Usia kandungan 1 - 12 minggu And Nyeri perut bagian bawah
And Sakit kepala berlebih And Pendarahan pervaginam
sebelum kehamilan 20 weeks )
THEN Abortus
5. IF (Usia kandungan 1 - 12 minggu And Nyeri perut bagian bawah
And Nyeri pada bahu And Pendarahan pervaginam sebelum
kehamilan 20 weeks )
THEN Kehamilan Ektopik Terganggu
6. IF (Usia kandungan 1 - 12 minggu And Mual dan muntah berlebih
And Berat badan turun >5% dari berat badan sebelum hamil
And Dehidrasi )
THEN Mual Dan Muntah
7. IF (Usia kandungan 1-12 minggu And Tekanan darah >140/90
And Ada riwayat hipertensi sebelum usia kehamilan 20 weeks
And Tidak ada proteinuria )
THEN Hipertensi Kronik
8. IF (Usia kandungan 13 - 27 minggu
And Pendarahan pervaginam setelah kehamilan 20weeks
And Darah berwarna merah And Tidak ada nyeri )
THEN Plasenta Previa
91
9. IF (Usia kandungan 13 - 27 minggu
And Pendarahan pervaginam setelah kehamilan 20weeks
And Darah berwarna merah And Darah berwarna kehitaman
And Tidak ada nyeri )
THEN Solutio Plasenta Ringan
10. IF (Usia kandungan 13 - 27 minggu
And Pendarahan pervaginam setelah kehamilan 20 weeks
And Darah berwarna merah And Darah berwarna kehitaman
And Tidak ada nyeri And Uterus tegang seperti papan )
THEN Solutio Plasenta Sedang
11. IF (Usia kandungan 13 - 27 minggu
And Pendarahan pervaginam setelah kehamilan 20 weeks
And Darah berwarna merah And Darah berwarna kehitaman
And Tidak ada nyeri And Uterus tegang seperti papan
And Syok dengan atau tanpa pendarahan )
THEN Solutio Plasenta Berat
12. IF (Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Sakit kepala berlebih
And Berat badan naik secara berlebih
And Bengkak pada tangan dan muka
And Bengkak pada bagian lain
And Tensi darah antara 140/90 atau 160/110 And Proteinuria )
THEN Pre Eklampsia Ringan
13. IF ( Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Sakit kepala berlebih
And Berat badan naik secara berlebih
And Bengkak pada tangan dan muka
92
And Bengkak pada bagian lain
And Tensi darah antara 140/90 atau 160/110 And Proteinuria
And Mata sedikit kuning )
THEN Pre Eklampsia Berat
.
14. IF (Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Berat badan naik secara berlebih
And Bengkak pada bagian lain
And Tensi darah antara 140/90 atau 160/110 And Proteinuria )
THEN Eklampsia
15. IF (Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Pendarahan pervaginam sebelum kehamilan 20 minggu
And Nyeri perut bagian bawah And Nyeri pada bahu
And Nyeri saat buang air besar
And Benjolan di pinggul belakang )
THEN Hematokel Retroterina
16. IF (Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Pendarahan intraabdominal And Hilangnya gerak janin
And Nyeri pada dinding perut
And Bagian-bagian janin mudah dipalpasi )
THEN Ruptur uteri
17. IF (Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Demam >380C And Tidak ada tanda-tanda inpartu
And Keluar cairan pervagina
And Leukosit >15.000 sel/mm )
THEN Ketuban Pecah Dini
93
18. IF (Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Terjadi kontraksi 4 kali atau 6 kali dalam 60 menit
And Pembukaan serviks lebih dari 2cm
And Perkembangan janin lambat )
THEN Persalinan Preterm
19. IF (Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
And Demam >380C And Leukosit >15.000 sel/mm
And Denyut jantung janin >160 kali/menit
And Frekuensi nadi ibu >100 kali/menit )
THEN Korioamnionitis
20. IF (Usia kandungan awal hingga persalinan And Mudah lelah
And Wajah terlihat pucat And Sakit kepala berlebih
And Denyut jantung cepat atau berdebar-debar )
THEN Anemia
21. IF (Usia kandungan 13 minggu sampai persalinan
And Sakit kepala berlebih
And Bengkak pada tangan dan muka
And Mual dan muntah berlebih
And Pendarahan pervaginam setelah kehamilan 20 weeks )
THEN Mola Hatidosa (Hamil Anggur)
22. IF (Usia kandungan 13 minggu sampai persalinan
And Sakit kepala berlebih
And Rahim ibu tumbuh lebih cepat dari pada yang seharusnya
And Besar uterus melebihi usia kehamilan atau lamanya
Amenorea And Teraba 2 balotemen atau lebih )
THEN Kehamilan Ganda
94
4.2 Workshop Design
a. Perancangaan Proses
a) Use Case Diagram
Use case diagram di bawah ini menggambarkan interaksi antara
sistem dan user. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat use
case diagram yaitu:
a. Identifikasi Aktor
Tabel 4.1 Identifikasi Aktor
No. Actor Description
1. Admin
Orang yang telah terdaftar dalam sistem. Aktor
yang dapat mengelola data pengguna, data gejala
dan penyakit.
2. Pengguna Orang yang bisa masuk ke dalam sistem. Aktor ini
dapat melakukan diagnosis dan melihat hasil
diagnosis.
b. Identifikasi Use Case
Tabel 4.2 Identifikasi Use Case
No. Use Case
Name
Description Actor
1. Login Use Case ini menggambarkan
kegiatan masuk ke dalam sistem
dengan memasukkan username dan
password .
Semua Aktor
2. Ubah Profil Use Case ini menggambarkan
kegiatan mengubah data profil.
Semua Aktor
3. Manajemen
Data
Use Case ini menggambarkan
kegiatan menambah, mengubah dan
Admin
95
Pengguna menghapus data pengguna.
4. Manajemen
Data Gejala
Use Case ini menggambarkan
kegiatan menambah, mengubah dan
menghapus data gejala.
Admin
5. Manajemen
Data
Penyakit
Use Case ini menggambarkan
kegiatan menambah, mengubah dan
menghapus data penyakit.
Admin
6. Manajemen
Pengobatan
Use Case ini menggambarkan
kegiatan menambah, mengubah dan
menghapus data pengobatan.
Admin
7. Diagnosis Use Case ini menggambarkan
kegiatan untuk mendiagnosis
pasien dengan memilih gejala
terlebih dahulu.
Pengguna
8. Lihat Hasil
Diagnosis
Use Case ini menggambarkan
kegiatan melihat hasil diagnosis.
Pengguna
9. Logout Use Case ini menggambarkan
kegiatan keluar dari sistem.
Semua Aktor
96
c. Use Case Diagram
Gambar 4.5 Use case Diagram Sistem Pakar Diagnosis Penyakit
pada Ibu Hamil
d. Narasi Use Case Diagram
Narasi use case digunakan untuk mendeskripsikan interaksi dan
langkah-langkah yang terjadi antara sistem dengan penggunanya secara
tekstual. Berikut adalah narasi use case yang akan menjelaskan use case
yang telah dibuat sebelumnya.
97
1. Narasi Login
Tabel 4.3 Narasi Use Case Login
Use case name Login
Use case Id 1
Actor Semua Aktor
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan masuk ke dalam
sistem dengan memasukkan username dan password yang
telah didaftarkan oleh admin.
Pre condition Aktor harus sudah terdaftar di dalam sistem.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat masuk
kedalam dan keluar dari sistem serta menggunakan sistem
sesuai dengan level pengguna.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Membuka SISPADIBU 2. Menampilkan halaman
login
3. Masukkan “username”
dan “password”
4. Pilih login 5. Cek username dan
password
6. Menampilkan halaman
utama pengguna
Alternate courses Alternatif no. 3 jika username dan password tidak sesuai
maka sistem menampilkan pesan “Login Gagal! Username
dan Password yang Anda Masukkan Salah” dan kembali ke
langkah no.3
Conclusion Use case ini dibuat untuk aktor agar masuk ke dalam
sistem.
Post condition Setelah cek username dan password, jika benar sistem akan
membuka halaman utama sesuai dengan level pengguna.
98
2. Narasi Ubah Profil
Tabel 4.4 Narasi Use Case Ubah Profil
Use case name Ubah Profil
Use case Id 2
Actor Semua Aktor
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan mengubah data
profil.
Pre condition Aktor harus login terlebih dahulu.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat
mengubah profilnya.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih ubah profil 2. Menampilkan form ubah
profil
3. Masukkan data profil
4. Pilih update 5.Menampilkan notifikasi
“data berhasil di ubah”
Alternate courses Alternatif no. 3 jika salah satu data di dalam form tidak diisi
maka sistem akan menampilkan pesan “data tidak lengkap”
Conclusion Use Case ini memfasilitasi pengguna untukmengubah data
pribadi.
Post condition Setelah data di ubah maka data akan d isimpan ke database.
3. Narasi Manajemen Data Pengguna
Tabel 4.5 Narasi Use Case Manajemen Data Pengguna
Use case name Manajemen Data Pengguna
Use case Id 3
Actor Admin
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan menambah,
mengubah dan menghapus data pengguna untuk masuk ke
dalam sistem.
99
Pre condition Aktor harus login dan terdaftar sebagai admin.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat
manajemen data pengguna.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih menu manajemen
pengguna
2. Menampilkan daftar data
pengguna
3. Pilih tambah 4. Menampilkan form tambah
data pengguna
5. Mengisi form tambah
data pengguna
6. Pilih simpan 7. Menyimpan data pengguna
Alternate courses Alternatif no. 3 jika aktor ingin mengubah data pengguna
pilih ubah dan jika aktor ingin menghapus data pengguna
pilih hapus.
Conclusion Aktor berhasil manajemen data pengguna.
Post condition Data pengguna tersimpan dalam database.
4. Narasi Manajemen Data Gejala
Tabel 4.6 Narasi Use Case Manajemen Data Gejala
Use case name Manajemen Data Gejala
Use case Id 4
Actor Admin
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan menambah,
mengubah dan menghapus data gejala.
Pre condition Aktor harus login dan terdaftar sebagai admin.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat
manajemen data gejala.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih menu manajemen
gejala
2. Menampilkan daftar data
gejela
100
3. Pilih tambah 4. Menampilkan form
tambah data gejala
5. Mengisi form tambah data
gejala
6. Pilih simpan 7. Menyimpan data gejala
Alternate courses Alternatif no. 3 jika aktor ingin mengubah data gejala pilih
ubah dan jika aktor ingin menghapus data gejala pilih
hapus.
Conclusion Aktor berhasil manajemen data gejala.
Post condition Data gejala tersimpan dalam database.
5. Narasi Manajemen Data Penyakit
Tabel 4.7 Narasi Use Case Manajemen Data Penyakit
Use case name Manajemen Data Penyakit
Use case Id 5
Actor Admin
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan menambah,
mengubah dan menghapus data penyakit.
Pre condition Aktor harus login dan terdaftar sebagai admin.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat
manajemen data penyakit.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih menu manajemen
penyakit
2. Menampilkan daftar data
penyakit
3. Pilih tambah 4. Menampilkan form
tambah data penyakit
5. Mengisi form tambah data
penyakit
6. Pilih simpan 7. Menyimpan data penyakit
Alternate courses Alternatif no. 3 jika aktor ingin mengubah data penyakit
101
pilih ubah dan jika aktor ingin menghapus data penyakit
pilih hapus.
Conclusion Aktor berhasil manajemen data penyakit.
Post condition Data penyakit tersimpan dalam database.
6. Narasi Manajemen Data Pengobatan
Tabel 4.8 Narasi Use Case Manajemen Data Penyakit
Use case name Manajemen Data Penyakit
Use case Id 6
Actor Admin
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan menambah,
mengubah dan menghapus data pengobatan.
Pre condition Aktor harus login dan terdaftar sebagai admin.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat
manajemen data pengobatan.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih menu manajemen
pengobatan
2. Menampilkan daftar data
pengobatan
3. Pilih tambah 4. Menampilkan form
tambah data pengobatan
5. Mengisi form tambah data
pengobatan
6. Pilih simpan 7. Menyimpan data
pengobatan
Alternate courses Alternatif no. 3 jika aktor ingin mengubah data pengobatan
pilih ubah dan jika aktor ingin menghapus data pengobatan
pilih hapus.
Conclusion Aktor berhasil manajemen data pengobatan.
Post condition Data pengobatan tersimpan dalam database.
102
7. Narasi Diagnosis
Tabel 4.9 Narasi Use Case Diagnosis
Use case
name
Diagnosis
Use case Id 7
Actor Pengguna
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan untuk mendiagnosis pasien
dengan memilih gejala terlebih dahulu
Pre
condition
Aktor harus login dan terdaftar sebagai pengguna.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat mendiagnosis
penyakit.
Typical
course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih menu manajemen
diagnosis
2. Menampilkan form
diagnosis
3. Pilih usia kandungan
4. Pilih gejala
5. Pilih submit 6. Menampilkan hasil
diagnosis.
Alternate
courses
-
Conclusion Aktor berhasil melihat hasil diagnosis.
Post
condition
-
8. Narasi Lihat Hasil Diagnosis
Tabel 4.10 Narasi Use Case Lihat Hasil Diagnosis
Use case name Lihat Hasil Diagnosis
Use case Id 8
Actor Pengguna
103
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan melihat hasil
diagnosis.
Pre condition Aktor harus login dan terdaftar sebagai pengguna.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat melihat
hasil diagnosis.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih submit pada menu
diagnosis
2. Menampilkan hasil
diagnosis
Alternate courses -
Conclusion Aktor berhasil melihat hasil diagnosis.
Post condition -
9. Narasi Logout
Tabel 4.11 Narasi Use Case Logout
Use case name Logout
Use case Id 9
Actor Semua Aktor
Description Use Case ini menggambarkan kegiatan keluar dari sistem.
Pre condition Aktor harus login dan telah terdaftar di dalam sistem.
Trigger Use case ini dilakukan agar pengguna sistem dapat keluar
dari sistem.
Typical course of
events
Actor Action System Response
1. Pilih logout 2. Mengeluarkan aktor dari
sistem dan menampilkan
halaman login
Alternate courses -
Conclusion Aktor keluar dari sistem.
Post condition Aktor berhasil keluar dari sistem.
104
b) Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan aktifitas-aktifitas user di dalam
sistem. Berikut ini adalah activity diagram yang terdapat pada sistem ini.
105
1. Activity Diagram Login
Gambar 4.6 Activity Diagram Login
Pada activity diagram ini, aktor harus mengisikan username dan
password terlebih dahulu untuk dapat mengakses sistem pakar ini. Setelah
berhasil memasukkan username dan password lalu sistem melakukan cek
username dan password pengguna sesuai atau tidak, jika iya maka sistem
akan menampilkan halaman utama masing-masing aktor, jika tidak maka
sistem akan kembali ke halaman login.
106
2. Activity Diagram Ubah Profil
Gambar 4.7 Activity Diagram Ubah Profil
Pada activity diagram ini, melibatkan semua aktor. Proses ini dimulai
dengan memilih ubah profil. Kemudian sistem akan menampilkan form
ubah profil, lalu aktor memasukkan data profil di dalam form ubah profil.
Setelah selesai pilih update lalu sistem akan menampilkan pesan “data
berhasil diubah”.
107
3. Activity Diagram Manajemen Data Pengguna
Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen Data Pengguna
Pada activity diagram ini, aktor yang terlibat adalah admin. Proses ini
bertujuan untuk mengelola data pengguna. Proses ini dimulai dengan
memilih menu manajemen pengguna kemudian sistem akan menampilkan
daftar data pengguna, lalu aktor dapat memilih tambah, ubah dan hapus
data pengguna. Setelah aktor selesai mengelola data pengguna, sistem
akan menyimpan data pengguna.
108
4. Activity Diagram Manajemen Data Gejala
Gambar 4.9 Activity Diagram Manajemen Data Gejala
Pada activity diagram ini, aktor yang terlibat adalah admin. Proses ini
bertujuan untuk mengelola data gejala. Proses ini dimulai dengan memilih
menu manajemen gejala kemudian sistem akan menampilkan daftar data
gejala, aktor dapat memilih tambah, ubah dan hapus data gejala. Setelah
aktor selesai mengelola data gejala, sistem akan menyimpan data gejala.
109
5. Activity Diagram Manajemen Data Penyakit
Gambar 4.10 Activity Diagram Manajemen Data Penyakit
Pada activity diagram ini, aktor yang terlibat adalah admin. Proses ini
bertujuan untuk mengelola data penyakit. Proses ini dimulai dengan
memilih menu manajemen penyakit kemudian sistem akan menampilkan
daftar data penyakit, lalu aktor dapat memilih tambah, ubah dan hapus data
penyakit. Setelah aktor selesai mengeola data penyakit, sistem akan
menyimpan data penyakit.
110
6. Activity Diagram Manajemen Data Pengobatan
Gambar 4.11 Activity Diagram Manajemen Data Pengobatan
Pada activity diagram ini, aktor yang terlibat adalah admin. Proses ini
bertujuan untuk mengelola data pengobatan. Proses ini dimulai dengan
memilih menu manajemen pengobatan kemudian sistem akan
menampilkan daftar data pengobatan, lalu aktor dapat memilih tambah,
ubah dan hapus data pengobatan. Setelah aktor selesai mengeola data
pengobatan, sistem akan menyimpan data pengobatan.
111
7. Activity Diagram Diagnosis
Gambar 4.12 Activity Diagram Diagnosis
Pada activity diagram ini, aktor yang terlibat adalah pengguna. Tujuan
dari proses ini adalah untuk mendiagnosis penyakit pasien. Proses ini
dimulai dengan memilih menu diagnosis, lalu sistem menampilkan daftar
gejala-gejala, aktor pilih usia kandungan dan gejala. Pilih submit,
selanjutnya sistem akan menampilkan hasil diagnosis.
112
8. Activity Diagram Lihat Hasil Diagnosis
Gambar 4.13 Activity Diagram Lihat Hasil Diagnosis
Pada activity diagram ini, aktor yang terlibat adalah pengguna. Tujuan
dari proses ini adalah untuk melihat hasil diagnosis. Proses ini dimulai
dengan memilih button submit, lalu sistem menampilkan hasil diagnosis.
Kemudian aktor dapat melihat hasil diagnosis.
113
9. Activity Diagram Logout
Gambar 4.14 Activity Diagram Logout
Pada activity diagram ini, menjelaskan tentang semua aktor yang
keluar dari sistem yaitu dengan memilih menu logout dan sistem akan
mengeluarkan aktor dari sistem dan menampilkan halaman login.
c) Class Diagram
Class diagram menggambarkan objek-objek yang menyusun sebuah
sistem dan juga hubungan antar kelas objek yang terjadi di dalam sistem
pakar ini.
114
Gambar 4.15 Class Diagram
d) Sequence Diagram
Sequence diagram ini menjelaskan secara detail urutan proses
berdasarkan urutan event dan waktu dari suatu pesan antar objek dalam use
case yang telah dibuat sebelumnya.
115
1. Sequence Diagram Login
Gambar 4.16 Sequence Diagram Login
Pada sequence diagram login ini, pengguna sistem yang terdiri atas
semua aktor sebelum masuk ke dalam sistem untuk mengakses fitur-fitur
yang terdapat dalam sistem ini harus melakukan login terlebih dahulu.
Proses dalam login ini user membuka aplikasi lalu akan muncul
halaman login dan user memasukkan username dan password. Setelah itu
sistem melakukan cek username dan password pengguna sesuai atau tidak,
jika iya maka sistem akan menampilkan halaman utama masing-masing
aktor, jika tidak maka sistem akan kembali ke halaman login.
116
2. Sequence Diagram Ubah Profil
Gambar 4.17 Sequence Diagram Ubah Profil
Dalam sequence diagram ini, aktor dapat memilih ubah profil. Setelah
itu sistem akan mengambil data user dan menampilkanya dalam form ubah
profil. Kemudian aktor dapat mengubah data profil dan selanjutnya pilih
update sehingga sistem akan menyimpan ke dalam database.
117
3. Sequence Diagram Manajemen Data Pengguna
Gambar 4.18 Sequence Diagram Manajemen Data Pengguna
Dalam sequence diagram ini, aktor dapat memilih menu manajemen
pengguna sistem akan menampilkan daftar data pengguna, aktor dapat
memilih tambah, ubah dan hapus data pengguna. Setelah selesai mengelola
data pengguna aktor memilih simpan kemudian sistem akan menyimpan
ke dalam database.
118
4. Sequence Diagram Manajemen Data Gejala
Gambar 4.19 Sequence Diagram Manajemen Data Gejala
Dalam sequence diagram ini, aktor dapat memilih menu manajemen
gejala, sistem akan menampilkan daftar data gejala, aktor dapat memilih
tambah, ubah dan hapus data gejala. Setelah selesai mengelola data
gejalam, aktor memilih simpan kemudian sistem akan menyimpan ke
dalam database.
119
5. Sequence Diagram Manajemen Data Penyakit
Gambar 4.20 Sequence Diagram Manajemen Data Penyakit
Dalam sequence diagram ini, aktor dapat memilih menu manajemen
penyakit, sistem akan menampilkan daftar data penyakit, aktor dapat
memilih tambah, ubah dan hapus data penyakit. Setelah selesai mengelola
data penyakit, aktor memilih simpan kemudian sistem akan menyimpan ke
dalam database.
120
6. Sequence Diagram Manajemen Data Pengobatan
Gambar 4.21 Sequence Diagram Manajemen Data Pengobatan
Dalam sequence diagram ini, aktor dapat memilih menu manajemen
pengobatan, sistem akan menampilkan daftar data pengobatan, aktor dapat
memilih tambah, ubah dan hapus data pengobatan. Setelah selesai
mengelola data pengobatan, aktor memilih simpan kemudian sistem akan
menyimpan ke dalam database.
121
7. Sequence Diagram Diagnosis
Gambar 4.22 Sequence Diagram Diagnosis
Dalam sequence diagram ini, aktor dapat memilih menu diagnosis.
Sistem akan menampilkan daftar rekam medis pasien, pilih new dan sistem
akan menampilkan form diagnosis. Selanjutnya aktor pilih usia kandungan
dan gejala-gejala. Pilih submit. Sistem akan menampilkan hasil diagnosis
dan aktor dapat melihat hasil diagnosis beserta pengobatannya.
122
8. Sequence Diagram Lihat Hasil Diagnosis
Gambar 4.23 Sequence Diagram Lihat Hasil Diagnosis
Dalam sequence diagram ini, aktor dapat memilih menu diagnosis dan
pilih submit. Sistem akan menampilkan hasil diagnosis pasien, aktor dapat
melihat hasil diagnosis.
9. Sequence Diagram Logout
Gambar 4.24 Sequence Diagram Logout
123
Dalam sequence diagram ini, menejelaskan tentang proses keluar dari
sistem yang dilakukan oleh semua aktor yang terlibat dalam sistem ini.
Dengan memilih logout aktor akan keluar dari sistem dan sistem akan
menampilkan form login.
b. Perancangan Database
a) Potensial Objek
Visualisasi dari struktur objek sistem yang diajukan, digambarkan
class diagram. Adapun langkah-langkah untuk menentukan objek yang
terlibat adalah dengan mengidentifikasi berdasarkan daftar potensial objek,
Tabel 4.12 menggambarkan tentang hasil analisis dari daftar potensial
objek.
Tabel 4.12 Daftar Potensial Objek
Potensial Objek Cek Reason
Login X Bagian dari proses masuk sistem
Admin Pengguna dari sistem
Pengguna Pengguna dari sistem
Username X Bagian dari pengguna
Password X Bagian dari pengguna
Ubah profil X Bagian dari proses ubah profil
Level Bagian dari proses manajemen
pengguna
Menu X Bagian dari interface
Home/ beranda X Bagian dari interface
Gejala Bagian dari prosesproses
manajemen gejala
Penyakit Bagian dari proses manajemen
124
penyakit
Pengobatan Bagian dari proses manajemen
pengobatan
Diagnosis Bagian dari proses manajemen
diagnosis penyakit
Lihat hasil diagnosis X Bagian dari proses melihat hasil
diagnosis
Logout X Bagian dari proses keluar sistem
Berikut adalah tabel yang menggambarkan tentang daftar objek
yang diusulkan.
Tabel 4.13 Daftar Objek yang Diusulkan
Proposed Object List
Login
Admin
Pengguna
Level
Gejala
Penyakit
Pengobatan
Diagnosis
Logout
b) Mapping
Mapping digunakan untuk menjembatani antara class diagram ke
format Relational Database Management System (RDBMS) tabel.
Mapping diagram dapat dilihat pada Gambar 4.25.
125
Gambar 4.25 Mapping
c) Skema database
Skema database diperoleh dari proses mapping class yang telah
optimal, disertai dengan pemetaan primary key yang menjadi forign key pada
tabel lain yang memiliki relasi. Skema database dapat dilihat pada Gambar
4.26.
126
Gambar 4.26 Skema database
d) Spesifikasi database
1. Pengguna
Nama Tabel : Pengguna
Primary Key : Usernm
Foreign Key : Id_level
Tipe File : File Master
Tabel 4.14 Spesifikasi Tabel Pengguna
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Usernm Varchar 20 Primary Key
Passwd Varchar 100 Password
127
Passwd_origin Varchar 15 Password original
(setelahdienkripmd5)
Nm_lengkap Varchar 30 Nama lengkap
pengguna
Jns_kelamin Enum (‘L’,’P’) - Jenis kelamin pengguna
Alamat_pengguna Varchar 100 Alamat pengguna
Kota_kab_pengguna Varchar 30 Kota/kabupaten
pengguna
Kode_pos_pengguna Integer 5 Kode pos pengguna
Email_pengguna Varchar 30 Email pengguna
Hp_pengguna Varchar 15 Nomor hp pengguna
Img_pengguna Varchar 100 Foto pengguna
Status_pengguna Enum
(‘1’,’2’,’3’,’4’)
- Status pengguna
Blokir Enum
(‘Y’,’N’)
- Blokir
Cr_dt_pengguna Date - Tanggal saat input data
(create)
Cr_tm_pengguna Time - Waktu saat input data
(create)
Cr_username_pengguna Varchar 50 Username yang input
data (create)
Md_dt_pengguna Date - Tanggal saat edit data
(modify)
Md_tm_pengguna Time - Waktu saat edit data
(modify)
Md_username_pengguna Varchar 50 Username yang edit
data (modify)
Token_pengguna Varchar 100 Validasi pengguna saat
input
128
Id_level Integer 5 Foreign Key
2. Level
Nama Tabel : Level
Primary Key : Id_level
Foreign Key : -
Tipe File : File Master
Tabel 4.15 Spesifikasi Tabel Level
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_level Integer 5 Primary Key
Status_level Text - Status level pengguna
3. Gejala
Nama Tabel : Gejala
Primary Key : Id_gejala
Foreign Key : -
Tipe File : File Master
Tabel 4.16 Spesifikasi Tabel Gejala
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_gejala Char 5 Primary Key
Nama_gejala Text - Nama gejala
4. Penyakit
Nama Tabel : Penyakit
Primary Key : Id_penyakit
Foreign Key : -
129
Tipe File : File Master
Tabel 4.17 Spesifikasi Tabel Penyakit
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_penyakit Char 7 Primary Key
Nama_penyakit Varchar 100 Nama penyakit
5. Pengobatan
Nama Tabel : Pengobatan
Primary Key : Id_pengobatan
Foreign Key : -
Tipe File : File Master
Tabel 4.18 Spesifikasi Tabel Pengobatan
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_pengobatan Char 7 Primary Key
Pengobatan Varchar 500 Cara pengobatannya
6. Diagnosis
Nama Tabel : Diagnosis
Primary Key : Id_diagnosis
Foreign Key : Id_gejala, Id_penyakit, Id_pengobatan
Tipe File : File Master
Tabel 4.19 Spesifikasi Tabel Diagnosis
Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_diagnosis Char 7 Primary Key
Hasil_ diagnosa Text - Deskripsi diagnosis penyakit
Id_gejala Char 5 Foreign Key
130
Id_penyakit Char 7 Foreign Key
Id_pengobatan Char 7 Foreign Key
e) Matriks CRUD
Tabel 4.20 Matriks CRUD
Entity-Attribute Admin Pengguna
Pengguna CRUD RU
Usernm CRUD RU
Passwd CRUD RU
Passwd_origin CRUD RU
Nm_lengkap CRUD RU
Jns_kelamin CRUD RU
Alamat_pengguna CRUD RU
Kota_kab_pengguna CRUD RU
Kode_pos_pengguna CRUD RU
Email_pengguna CRUD RU
Hp_pengguna CRUD RU
Img_pengguna CRUD RU
Status_pengguna CRUD -
Blokir CRUD -
Cr_dt_pengguna CRUD -
Cr_tm_pengguna CRUD -
Cr_username_pengguna CRUD -
Md_dt_pengguna CRUD -
Md_tm_pengguna CRUD -
Md_username_pengguna CRUD -
Token_pengguna CRUD -
Id_level CRUD R
Level CRUD R
Id_level CRUD R
131
Status_level CRUD R
Gejala CRUD -
Id_gejala CRUD - -
Nama_gejala CRUD -
Penyakit CRUD -
Id_penyakit CRUD -
Nama_penyakit CRUD -
Pengobatan CRUD -
Id_pengobatan CRUD -
Pengobatan CRUD -
Diagnosis - CR
Id_diagnosis - CR
Hasil_ diagnosa - CR
Id_gejala - CR
Id_penyakit - CR
Id_pengobatan - CR
c. Perancangan Struktur Menu
Dalam tahapan ini, akan dirancang struktur menu dimulai dari menu utama
dan submenu berdasarkan dengan tugas dan wewenang aktor dalam sistem ini,
berikut ini adalah rancangan struktur menu sistem pakar diagnosis penyakit pada
ibu hamil.
132
1. Struktur Menu SISPADIBU
Gambar 4.27 Struktur Menu SISPADIBU
2. Struktur Menu Admin
Gambar 4.28 Struktur Menu Admin
133
3. Struktur Menu Pengguna
Gambar 4.29 Struktur Menu Pengguna
d. Perancangan Interface
Berikut tampilan rancangan interface bagi setiap penggguna
berdasarkan hak aksesnya :
1. Menu Level Admin
Gambar 4.30 Interface Login
134
Gambar 4.31 Interface Beranda
Gambar 4.32 Interface Form Ubah Profil
135
Gambar 4.33 Interface Lihat Data Pengguna
Gambar 4.34 Interface Form Tambah Data Pengguna
136
Gambar 4.35 Interface Form Ubah Data Pengguna
Gambar 4.36 Interface Lihat Data Gejala
137
Gambar 4.37 Interface Tambah Data Gejala
Gambar 4.38 Interface Form Ubah Data Gejala
138
Gambar 4.39 Interface Lihat Data Penyakit
Gambar 4.40 Interface Form Tambah Data Penyakit
139
Gambar 4.41 Interface Form Ubah Data Penyakit
Gambar 4.42 Interface Lihat Data Pengobatan
140
Gambar 4.43 Interface Form Tambah Data Pengobatan
Gambar 4.44 Interface Form Ubah Data Pengobatan
141
2. Menu Level Pengguna
Gambar 4.45 Interface Login
Gambar 4.46 Interface Beranda
142
Gambar 4.47 Interface Ubah Profil
143
Gambar 4.48 Interface Form Diagnosis
144
4.3 Implementation
a. Pengkodean (Coding)
a) PHP
Pada tahap ini peneliti melakukan pengkodean untuk membangun
sistem ,bahasa yang dipergunakan adalah PHP yang membantu dalam
proses perancangan sistem berbasis web. Adapun untuk source code dan
layout dari sistem ini selengkapnya dapat dilihat pada halaman lampiran 1.
b) MySQL
Web server local software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi
ini yaitu MySQL (My Structured Query Language) yang berfungsi sebagai
database sistem dan browser Mozilla Firefox untuk menampilkan aplikasi
dan pengujiannya.
b. Pengujian (Testing)
a) Blackbox
Tahap ini bertujuan untuk melakukan pengujian pada setiap unit
program agar dapat diketahui berfungsi dengan baik sesuai dengan
perancangan dan untuk memastikan tidak ada kesalahan pada program.
Metode blackbox ini fokus pada pengujian keperluan fungsional dari unit
program.
Tabel 4.21 Tabel Pengujian Metode Blackbox Admin
No Rancangan
Input/Output
Hasil yang
diharapkan
Hasil aktual
1 Membuka Program Masuk ke dalam
halaman login
administrator
Sesuai
145
2 LoginSubmit
Berhasil login
Menampilkan pesan
“Anda Berhasil Login,
Silahkan Masuk” dan
masuk ke halaman
utama administrator
Sesuai
3 LoginSubmit
Gagal login
Menampilkan pesan
“Login Gagal!
Username dan
Password yang Anda
Masukkan Salah”
Sesuai
4 Klik menu profil
Ubah Profil
Menampilkan form
ubah profil
Sesuai
5 Klik menu
manajemen
pengguna
Menampilkan daftar
data pengguna
Sesuai
6 Klik menu
manajemen
pengguna
Tambah
Menampilkan form
tambah pengguna
Sesuai
7 Klik menu
manajemen
pengguna Ubah
Menampilkan form
ubah pengguna
Sesuai
8 Klik menu
manajemen
pengguna Hapus
Menghapus data
pengguna
Sesuai
9 Klik menu
manajemen gejala
Menampilkan daftar
data gejala
Sesuai
10 Klik menu
manajemen gejala
Tambah
Menampilkan form
tambah gejala
Sesuai
146
11 Klik menu
manajemen gejala
Ubah
Menampilkan form
ubah gejala
Sesuai
12 Klik menu
manajemen gejala
Hapus
Menghapus data gejala Sesuai
13 Klik menu
manajemen penyakit
Menampilkan daftar
data penyakit
Sesuai
14 Klik menu
manajemen penyakit
Tambah
Menampilkan form
tambah penyakit
Sesuai
15 Klik menu
manajemen penyakit
Ubah
Menampilkan form
ubah penyakit
Sesuai
16 Klik menu
manajemen penyakit
Hapus
Menghapus data
penyakit
Sesuai
17 Klik menu
manajemen
pengobatan
Menampilkan daftar
data pengobatan
Sesuai
18 Klik menu
manajemen
pengobatan
Tambah
Menampilkan form
tambah pengobatan
Sesuai
19 Klik menu
manajemen
pengobatan Ubah
Menampilkan form
ubah pengobatan
Sesuai
20 Klik menu
manajemen
pengobatan
Menghapus data
pengobatan
Sesuai
147
Hapus
Tabel 4.22 Tabel Pengujian Metode Blackbox Pengguna
No Rancangan
Input/Output
Hasil yang
diharapkan
Hasil aktual
1 Membuka Program Masuk ke dalam
halaman login
pengguna
Sesuai
2 LoginSubmit
Berhasil login
Menampilkan pesan
“Anda Berhasil Login,
Silahkan Masuk” dan
masuk ke halaman
utama pengguna
Sesuai
3 LoginSubmit
Gagal login
Menampilkan pesan
“Login Gagal!
Username dan
Password yang Anda
Masukkan Salah”
Sesuai
4 Klik menu
profilUbah Profil
Menampilkan form
ubah profil
Sesuai
5 Klik menu
manajemen
diagnosis
Menampilkan form
diagnosis
Sesuai
4.4 Evaluasi SISPADIBU
4.4.1 Uji Konsistensi
Berikut ini merupakan hitungan dalam uji konsistensi menguunakan
metode Teorema Bayes dengan studi kasus:
148
Penjelasan perhitungan berdasarkan hasil penelitian, jumlah pasien 30
orang yang terdiri 8 orang penderita penyakit Plasenta Previa (P008) dengan gejala
darah berwarna merah (G030) ada 7 orang. Jika diketahui penderita penyakit
Solutio Plasenta Sedang (P010) ada 7 orang dan 5 orang di antaranya dengan gejala
darah berwarna merah (G030). Sepuluh orang menderita penyakit Hiperemesis
Gravidarum Tingkat 3 (P003) dengan gejala mata sedikit kuning (G013) ada 5
orang. Jika diketahui penderita penyakit Pre Eklampsia Berat (P013) ada 5 orang
dan 4 orang di antaranya dengan gejala mata sedikit kuning (G013).
P008 =
= 0,27
=
= 0,59
0,27 + 0,59 = 0,86
P010 =
= 0,23
=
= 90,41
0,23 + 0,41 = 0,64
P003 =
= 0,33
=
= 0,52
0,33 + 0,52 = 0,85
P013 =
= 0,17
149
=
= 0,48
0,17 + 0,48
= 0,65
P003 = 0,8
P008= 0,8
P010 = 0,6
P013 = 0,6
= 0,8+0,8+0,6+0,6 = 2,8
P(H1) =
= 0,28
P(H2) =
= 0,28
P(H3) =
= 0,21
P(H4) =
0,21
= P (Hi) * P (E | Hi – n)
= {(0,28 * 0,8) + (0,28 *0,8) + (0,21 *0,16) + (0,21 * 0,16)} = 0,516
P(H1| E) =
= 0,43
P(H2| E) =
= 0,43
P(H3| E) =
= 0,06
P(H4| E) =
= 0,06
150
= {(0,43 * 0,8) + (0,43 * 0,8) + (0,06 * 0,16) + (0,06 * 0,16)} x 100
= 0,71 * 100%
= 71%
Berdasarkan uji konsistensi yang telah dilakukan, aplikasi sistem pakar
diagnosis penyakit pada ibu hamil memiliki tingkat akurasi sebesar 71%,
kesalahan yang terjadi ada 9 dari 30 uji coba yang telah dilakukan dan dalam hal
pencapaian termasuk ke dalam kualifikasi baik.
4.4.2 Penilaian SISPADIBU oleh Pengguna
Dari hasil survei yang telah dilakukan dengan 15 pengguna yang terdiri
dari asisten dokter dan bidan 80% menilai aplikasi Sistem Pakar Diagnosis
Penyakit pada Ibu Hamil (SISPADIBU) ini sangat user friendly, tampilan layout
mudah untuk digunakan dan sangat membantu untuk memberikan pengetahuan
terkait penyakit kehamilan.
80
151
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Rancang bangun sistem pakar diagnosis penyakit pada ibu hamil (studi
kasus: RSIA PKU Muhammadiyah Tangerang) dibuat menggunakan
bahasa pemograman PHP, MySQL sebagai DBMS, Apache sebagai web
server, UML sebagai tools serta Rapid Application Development sebagai
metode pengembangan sistem.
2. Metode yang digunakan dalam sistem pakar ini adalah forward chaining
yaitu dengan membuat pohon inferensi dan rule terlebih dahulu. Sistem ini
juga menggunakan metode teorema bayes untuk menghitung uji
konsistensinya.
3. SISPADIBU ini dapat menjadi media untuk mendiagnosis penyakit
kehamilan dengan nilai akurasi sebesar 71%.
4. SISPADIBU yang dibuat dapat menampilkan hasil diagnosis berdasarkan
gejala yang dimasukkan oleh pengguna.
5. Hasil survei 80% pengguna menilai SISPADIBU ini sangat user friendly,
tampilan layout mudah untuk digunakan dan sangat membantu untuk
memberikan pengetahuan terkait penyakit kehamilan.
152
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, penulis memberikan saran untuk pengembangan
sistem pakar ini sebagai berikut:
1. SISPADIBU dapat dikembangkan untuk aplikasi berbasis dekstop dan
mobile.
2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode yang lainnya seperti
metode backward chaining, certainty factor, analytical hierarchy process
(AHP), fuzzy logic dengan metode pencarian breadth first search, best first
search.
3. Menambahkan data gejala dan penyakit yang lebih kompleks dan
bervariasi.
151
153
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: ANDI.
Bagus, Ida. 2005. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri, Ginekologi dan
KB. Jakarta: EGC.
Connolly, Thomas, Begg, Carolyn. 2010. Database Systems: A Practical
Approach to Design, Implementation, and Management, Fifth Edition.
Pearson Education, Boston.
Dennis, A., Wixom, B., Tegarden, D. 2010. Systems Analysis Design UML
Version 2.0 An Object-Oriented Approach Third Edition.
Desiani, A., Arhami, M. 2006. Konsep Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Fathansyah. 2012. Basis Data Buku Teks Ilmu Komputer (Edisi Revisi).
Bandung: Informatika.
Fauziah. 2014. Konsep Dasar Perancangan Web. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana
Media.
Febriansyah, Muhammad. 2011. Rancang bangun sistem pakar memodifikasi
sepeda motor suzuki satria 120R, Universitas Islam Negeri Jakarta.
Hadijanto, B. 2008. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hakim, Muhammad Arif. 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi
Monitoring Bongkar Muat Pada PT Bintang Sagara. Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah.
154
Hanafiah, Adriaansz G.T.M. 2008. Diagnosis Kehamilan, dalam buku Ilmu
Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hartati, Sri, Iswanti, Sari. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Hartono, J. 2003. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic.
Yogyakarta: ANDI.
Jogiyanto. 2008. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Kendall, Kendall. 2010. Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta: Penerbit
Indeks.
Kusrini. 2006. Aplikasi Sistem Pakar: menentukan faktor kepastian pengguna
dengan metode kuantitatif pertanyaan. Yogyakarta: Andi.
Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi.
Kustiyahningsih, Yeni. 2010. Pemrograman Basis Data Berbasis Web
menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Laudon, Kenneth C., Jane, P.L. 2010. Management Information System
:Managing the Digital Firm. New Jersey: Prentice-Hall.
Madcoms. 2009. Membangun Sistem Jaringan Komputer. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Manuaba, I.B.G, Manuaba, Chandranita I.A, Manuaba, Fajar I.B.G. 2007.
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedoteran EGC.
155
Maulana, Mirza. 2008. Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan. Kata
Hati.Yokyakarta.
Meilani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas.Yogyakarta: Fitramaya.
Muslihatun. 2009. Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta: Fitramaya.
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Norhadiansyah. 2013. Sistem Pakar Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Akut (ISPA) pada Anak. (Studi Kasus: Puskesmas Ciputat). Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Novaliendry, D., Yang, C.H, Labukti, D.G. 2015. The Expert System Application
for Diagnosing Human Vitamin Deficiency Through Forward Chaining
method. Taiwan: National Kaohsiung University of Applied Sciences.
Nugraheni, Adinda M. 2016. Sistem Pakar Deteksi Dini Tingkat Risiko pada Ibu
Hamil terhadap Preeklampsia dengan Logika Fuzzy. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Nugroho, Arief K., Wardoyo, Retantyo. 2013. Sistem Pakar Menggunakan
Teorema Bayes untuk Mendiagnosa Penyakit Kehamilan.Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Pangestika, M.W, Irawan, B., Brianorman,Y. 2013. Sistem Pakar untuk Diagnosa
Penyakit Ibu Hamil Berbasis Mobile. Pontianak: Universitas Tanjung Pura.
Pirie, M., Cooke, I., Linden, G., Irwin, C. 2007. Review Dental Manifestation of
Dental Pregnancy. Journal Royal College of Obstetricians and
Gynecologists.
156
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Pressman, R.S. 2009. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. 7th
Edition. McGraw-Hill International Edition.
Pressman, R.S. 2010. Software Engineering: A Practitioner’s Approach, Seventh
Edition. McGraw-Hill.
Pusdiknakes, WHO JHPIEGO. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan.
Jakarta.
Raharjo, Tri. 2014. Rancang Bangun Sistem Informasi Kepegawaian (Studi
Kasus: PT Beverint Surya Sejati). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Riyanto, Slamet. 2009. Membuat Web Portal Multi Bahasa Joomla. Elex Media
Komputindo.
Sangirta, Mihradi. 2009. Implementasi Sistem Pakar dalam Mendeteksi
Xeroftalmia.
Stair, R., Reynolds, G. 2010. Principles of Information Systems (9th
edition). America: Course Technology.
Sugiarti, Y. 2013. Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language)
Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugono, Dendy. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Supani, A., Deviana, H., Salma. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Rahim
dengan metode Certainty Factor Berbasis Web. Palembang: Politeknik
Negeri Sriwijaya.
157
Supriadi, Hadi. 2011. Perancangan Aplikasi untuk Mendiagnosa Awal Gangguan
pada Kehamilan dengan Pendekatan Sistem Pakar. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Supriyanto, Aji. 2008. Pengantar Teknologi Informasi.Makasar: Salemba Empat
Wati, E.W., Mardiana, T. 2014. Penerapan Sistem Pakar untuk Mendeteksi
Pendarahan pada Masa Kehamilan. Jakarta: STMIK Nusa Mandiri.
Whitten, J.L., Bentley, L.D. 2007. Systems Analysis and Design methods 7th
Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Whitten, J.L., Bentley, LD. 2008. Introduction to System Analysis and Design.
McGraw Hill: New York, USA.
Widyaningsih, Novia. 2014. Perencanaan Arsitektur Enterprise Menggunakan
Togaf versi 9 (Studi Kasus: Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
(dkpp)). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Windriyani, P., Wiharto., Sihwi, S.W. 2013. Expert System for Detecting Mental
Disorder with Forward Chaining method. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Wulandari, Arini. 2014. Rancang Bangun E-Document Management System Pada
BMT Al Munawwarah Pusat. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
158
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Interface System
1. Menu Level Admin
a) Interface Login
b) Interface Beranda
c) Interface Form Ubah Profil
d) Interface Lihat Data Pengguna
e) Interface Form Tambah Data Pengguna
f) Interface Form Ubah Data Pengguna
g) Interface Lihat Data Gejala
h) Interface Form Tambah Data Gejala
i) Interface Form Ubah Data Gejala
j) Interface Lihat Data Penyakit
k) Interface Form Tambah Data Penyakit
l) Interface Form Ubah Data Penyakit
m) Interface Lihat Data Pengobatan
n) Interface Form Tambah Data Pengobatan
o) Interface Form Ubah Data Pengobatan
2. Menu Level Pengguna
a) Interface Login
b) Interface Beranda
c) Interface Form Ubah Profil
d) Interface Form Diagnosis
e) Interface Hasil Diagnosis
LAMPIRAN 2
Source Code Program
diagnosis_new.php
<?php
include "./../_conf/koneksi.php";
include
"./../_lib/inc.session.php";
error_reporting(E_ALL ^
E_NOTICE);
?>
<script
src="./../_js/jquery.js"></script>
<script>
jQuery(document).ready(function(){
jQuery("#formID").validationEngine
();
});
</script>
<script language="Javascript">
function isNumberKey(evt)
{
var charCode = (evt.which) ?
evt.which : event.keyCode
if (charCode > 31 && (charCode <
48 || charCode > 57))
return false;
return true;
}
</script>
<script>
function myFunction()
{
alert("Are Sure For About This!");
}
</script>
<!-- -->
<?php
$tanggal_prakteks =
gmdate("Y-m-d");
$tanggal = date('Y-m-d');
$hari = date('D', strtotime($tanggal));
$dayList = array(
'Sun' => 'Minggu',
'Mon' => 'Senin',
'Tue' => 'Selasa',
'Wed' => 'Rabu',
'Thu' => 'Kamis',
'Fri' => 'Jumat',
'Sat' => 'Sabtu'
);
?>
<section class="content">
<div class="row">
<div class="col-md-12">
<div class="box">
<div class="box-header with-
border">
<button type="button"
class="close" data-dismiss="modal"
aria-label="Close"><span aria-
hidden="true">×</span></but
ton>
<h4 class="modal-
title">Form Diagnosis</h4>
<!-- tools box -->
<div class="pull-right box-
tools">
<button class="btn btn-
default btn-sm" data-
widget="collapse" data-
toggle="tooltip" title="Collapse"><i
class="fa fa-minus"></i></button>
<button class="btn btn-
default btn-sm" data-
widget="remove" data-
toggle="tooltip" title="Remove"><i
class="fa fa-times"></i></button>
</div><!-- /. tools -->
</div><!-- /.box-header -->
<form id="formID"
class="grid_12" method="POST"
action="" enctype="multipart/form-
data" >
<input type='hidden'
value='<?php echo $act; ?>'/>
<div class="box-body">
<p>
<div class="form-group">
<label>Usia
Kandungan</label>
</div>
<div class="form-group">
<input type="radio"
name="usia" id="optionsRadios1"
value="1" > 1-12 minggu
<input type="radio"
name="usia" id="optionsRadios1"
value="2" > 13-27 minggu
<input type="radio"
name="usia" id="optionsRadios1"
value="3" > 28-persalinan
<input type="radio"
name="usia" id="optionsRadios1"
value="4" > awal hingga persalinan
<input type="radio"
name="usia" id="optionsRadios1"
value="5" > 13-persalinan
</div>
</p>
<p>
<div class="form-group">
<label>Gejala
Pertama</label>
<select
name="gejala_pertama"
id="gejala_pertama" class="form-
control select2" style="width:
100%;">
<?php
include
"./../_conf/koneksi.php";
echo"
<option value=0 selected> --
Silahkan Pilih -- </option>";
$tampil=mysqli_query($connect,
"SELECT DISTINCT
a.id_diagnosis, b.nama_gejala from
diagnosis a natural join gejala b
order by a.id_diagnosis asc");
while($r=mysqli_fetch_array($tampi
l)){
echo '<option
value="'.$r['id_diagnosis'].'">'.
$r['nama_gejala'].'</option>';
}
?>
</select> </div> </p>
<p>
<div class="form-group">
<label>Gejala
Kedua</label>
<select
name="gejala_kedua"
id="gejala_kedua" class="form-
control select2" style="width:
100%;">
<?php
include
"./../_conf/koneksi.php";
echo"
<option value=0 selected> --
Silahkan Pilih -- </option>";
$tampil=mysqli_query($connect,
"SELECT DISTINCT
a.id_diagnosis, b.nama_gejala from
diagnosis a natural join gejala b
order by a.id_diagnosis asc");
while($r=mysqli_fetch_array($tampi
l)){
echo '<option
value="'.$r['id_diagnosis'].'">'.
$r['nama_gejala'].'</option>';
}
?>
</select>
</div> </p>
<p>
<div class="form-group">
<label>Gejala Ketiga</label>
<select name="gejala_ketiga"
id="gejala_ketiga" class="form-
control select2" style="width:
100%;">
<?php
include
"./../_conf/koneksi.php";
echo"
<option value=0 selected> --
Silahkan Pilih -- </option>";
$tampil=mysqli_query($connect,
"SELECT DISTINCT
a.id_diagnosis, b.nama_gejala from
diagnosis a natural join gejala b
order by a.id_diagnosis asc");
while($r=mysqli_fetch_array($tampi
l)){
echo '<option
value="'.$r['id_diagnosis'].'">'.
$r['nama_gejala'].'</option>';
}
?>
</select> </div> </p>
<div class="actions">
<button type="submit" class="btn
btn-primary pull-left"
style="background: blue; border: 2;
font-weight:
bold;"name="submit">Submit</butt
on
<input type="submit"
value="Submit"/>
</div>
</div>
</form>
</div>
</div>
</div>
</section>
<section class="invoice">
<div class="row">
<div class="col-md-12">
<div class="box">
<div class="box-header with-
border">
<h3 class="box-title">
Lembar Diagnosis</h3>
<small class="pull-
right">Tanggal Cetak : <?php echo
date('d-M-Y'); ?></small>
</div>
</div>
<div class="row invoice-
info">
<div class="col-sm-4
invoice-col">
<strong>Rumah Sakit Ibu
dan Anak PKU Muhammadiyah
Tangerang</strong>
<address>
Jl. Maulana Hasanudin
No.63, <br>
Cipondoh, Kec. Tangerang
<br>
Kota Tangerang, Banten
15148 <br>
(021) 55775013 <br>
</address>
</div>
<!-- /.col -->
<div class="row">
<div class="col-xs-12 table-
responsive">
<table id="example1"
class="table table-bordered table-
striped" >
<thead>
<tr>
<th>#</th>
<th>Nama
Gejala</th>
</tr>
</thead>
<tbody>
<?php
include "./../_conf/koneksi.php";
include
"./../_lib/inc.session.php";
if(isset($_POST['gejala_pertama'])){
$gejala_pertama=$_POST['gejala_pe
rtama'];
$a=mysqli_query($connect,
"SELECT distinct a.id_diagnosis,
b.nama_gejala, c.nama_penyakit,
a.hasil_diagnosa from diagnosis a
natural join gejala b natural join
penyakit c where a.id_diagnosis =
'$gejala_pertama' order by
a.id_diagnosis asc");
}else{
$a=mysqli_query($connect,
"SELECT distinct a.id_diagnosis,
b.nama_gejala, c.nama_penyakit,
a.hasil_diagnosa from diagnosis a
natural join gejala b natural join
penyakit c where a.id_diagnosis =
'$gejala_pertama' order by
a.id_diagnosis asc");
}
$no=1;
while($b=mysqli_fetch_array($a)){
?>
<tr>
<td><?php echo $no; ?></td>
<td><?php echo
"$b[nama_gejala]"; ?></td>
</tr>
<?php
$no++;
}
?>
</tbody>
</table>
</div>
<div class="row">
<div class="col-xs-12 table-
responsive">
<table id="example1"
class="table table-bordered table-
striped">
<thead>
<tr>
<th>#</th>
<th>Nama
Penyakit</th>
<th>Deskripsi</th>
</tr>
</thead>
<tbody>
<?php
include "./../_conf/koneksi.php";
include
"./../_lib/inc.session.php";
if(isset($_POST['gejala_pertama'])){
$gejala_pertama=$_POST['gejala_pe
rtama'];
$a=mysqli_query($connect,
"SELECT distinct a.id_diagnosis,
c.id_penyakit, c.nama_penyakit,
a.hasil_diagnosa from diagnosis a
natural join gejala b natural join
penyakit c where a.id_diagnosis =
'$gejala_pertama' order by
a.id_diagnosis asc");
}else{
$a=mysqli_query($connect,
"SELECT distinct a.id_diagnosis,
c.id_penyakit, c.nama_penyakit,
a.hasil_diagnosa from diagnosis a
natural join gejala b natural join
penyakit c where a.id_diagnosis =
'$gejala_pertama' order by
a.id_diagnosis asc");
}
$no=1;
$penyakit=0;
while($b=mysqli_fetch_array($a)){
$penyakit = $b['id_penyakit'];
?>
<tr>
<td><?php echo $no; ?></td>
<td><?php echo
"$b[nama_penyakit]"; ?></td>
<td><?php echo
"$b[hasil_diagnosa]"; ?></td>
</tr>
<?php
}
?>
</tbody>
</table>
<p>
<div class="box-body
pad">
<label>Pengobatan</label>
<?php
include
"./../_conf/koneksi.php";
$a=mysqli_query($connect,
"SELECT b.pengobatan from
penyakit a, pengobatan b where
a.id_pengobatan=b.id_pengobatan
and a.id_penyakit='".$penyakit."'");
while($r=mysqli_fetch_array($a)){
echo $r['pengobatan'];
}
?>
</div>
</p>
</div>
</div>
</div>
</section>
gethasildiagnosis.php
<?php
//$diagnosa1 =
$_GET["diagnosa1"];
//$diagnosa2 =
$_GET["diagnosa2"];
//$diagnosa3 =
$_GET["diagnosa3"];
//$diagnosa4 =
$_GET["diagnosa4"];
$result = mysqli_query("SELECT
distinct a.id_diagnosa, a.id_gejala,
a.id_penyakit,a.id_pengobatan,
a.hasil_diagnosa from diagnosis a
inner join gejala c on c.id_gejala =
a.id_gejala inner join penyakit b on
a.id_penyakit = b.id_penyakit where
a.id_gejala in ('G006','G007','G012')
and a.id_penyakit = 'P001' and
a.id_pengobatan = 'PO001'");
$contoh = "hasilnya contoh";
echo json_encode($contoh);
?>
LAMPIRAN 3
Wawancara
Narasumber : dr.Silvan A,Sp.OG
Jabatan : Dokter Spesialis Kandungan
Pewawancara : Frenda Farahdinna
NIM : 1112093000056
Tanggal : Senin, 24 April 2017
1. Saya saat ini sedang menulis skripsi tentang sistem pakar diagnosis penyakit
pada ibu hamil. Apakah di RSIA PKU Muhammadiyah ini sudah ada sistem
pakar? Apakah sistem ini nantinya dapat membantu dokter dalam menangani
pasien?
Di RSIA ini belum ada sistem. Diharapkan sistem ini dapat membantu kami
sebagai tenaga medis khususnya dokter spesialis kandungan.
2. Bagaimanakah alur prosedur pemeriksaan pasien ibu hamil?
Alur pemeriksaannya pertama dokter melakukan anamnesis untuk mengetahui
keluhan pasien, kedua melakukan pemeriksaan fisik, mendiagnosis
pasien,dokter melaksanakan konseling obat dan makanan apa saja yang
dianjurkan dan bila dinilai perlu dokter melakukan tindakan dan memberikan
rujukan.
3. Apa saja nilai kriteria usia kehamilan?
Kriteria usia kehamilan terdiri dari 3 semester. Trimester yang pertama 1-12
minggu, yang kedua 13-27 minggu dan yang ketiga 28 hingga persalinan.
4. Usia berapakah nilai normal ibu hamil?
Usia normal ibu hamil 20-35 tahun, karena usia dibawah 20 tahun bukan masa
yang baik untuk hamil sebab organ-organ reproduksi beum sempurna.
Sedangkan, diatas 35 tahun mempunyai resiko untuk mengalami komplikasi
dalam kehamilan dan persalinan seperti pendarahan,hipertensi,dll.
5. Apa saja gejala dan penyakit yang diderita pada ibu hamil di usia kehamilan
trimester I,II dan III?
Penyakit pada trimester I itu seperti kehamilan ektopik,abortus pada trimester
II seperti plasenta previa,mola hatidosa atau yang biasa disebut hamil anggur
pada trimester III seperti eklampsia. Ada juga penyakit yang di derita pada ibu
hamil dari dari awal kehamilan hingga persalinan seperti anemia. Gejalanya
cukup banyak, gejala pada umumnya itu mual & muntah berlebih, sakit
kepala, nyeri perut, wajah pucat dan pendarahan pervaginam.
6. Bagaimana pencegahan atau pengobatan dari penyakit tersebut?
Untuk pengobatan umumnya ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi zat
besi seperti telur, sayuran hijau, kacang-kacangan dan buah. Mengkonsumsi
kalsium, vitamin B1 & B6, asam folat dan istirahat yang cukup. Untuk lebih
jelasnya tentang kehamilan nanti saya kasih panduan daftar penyakitnya.
LAMPIRAN 4
Daftar Nama Gejala
Kode Gejala-gejala
G001 Usia kandungan 1 - 12 minggu
G002 Usia kandungan 13 - 27 minggu
G003 Usia kandungan 28 minggu sampai persalinan
G004 Usia kandungan awal hingga persalinan
G005 Usia kandungan 13 minggu sampai persalinan
G006 Mual dan muntah berlebih
G007 Nyeri perut bagian atas
G008 Nyeri perut bagian bawah
G009 Nyeri pada dinding perut
G010 Nyeri pada bahu
G011 Nyeri saat buang air besar
G012 Lidah mengering dan kotor
G013 Mata sedikit kuning
G014 Sulit buang air besar
G015 Penurunan kesadaran
G016 Penglihatan ganda
G017 Berat badan turun >5% dari berat badan sebelum hamil
G018 Berat badan naik secara berlebih
G019 Dehidrasi
G020 Tekanan darah > 140/90 mmHg
G021 Ada riwayat hipertensi sebelum usia kehamilann 20 minggu
G022 Tidak ada proteinuria
G023 Mudah lelah
G024 Wajah terlihat pucat
G025 Sakit kepala berlebih
G026 Denyut jantung Cepat atau berdebar-debar
G027 Pendarahan pervaginam (sebelum masa kehamilan 20 minggu)
G028 Pendarahan pervaginam (setelah masa kehamilan 20 minggu)
G029 Pendarahan intraabdominal
G030 Darah berwarna merah
G031 Darah berwarna kehitaman
G032 Tidak ada nyeri
G033 Uterus tegang seperti papan
G034 Syok dengan atau tanpa pendarahan
G035 Bengkak pada tangan dan muka
G036 Bengkak pada bagian lain
G037 Tensi darah antara 140/90 atau 160/110
G038 Proteinuria
G039 Benjolan di pinggul belakang
G040 Hilangnya gerak janin
G041 Bagian-bagian janin mudah dipalpasi
G042 Demam >380C
G043 Tidak ada tanda-tanda inpartu
G044 Keluar cairan pervagina
G045 Leukosit >15.000 sel/mm
G046 Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit
G047 Pembukaan serviks lebih dari 2 cm
G048 Perkembangan janin lambat
G049 Denyut jantung janin >160 kali/menit
G050 Frekuensi nadi ibu >100 kali/menit
G051 Rahim ibu tumbuh lebih cepat dari pada yang seharusnya
G052 Besar uterus melebihi usia kehamilan atau lamanya amenorea
G053 Teraba 2 balotemen atau lebih
LAMPIRAN 5
Daftar Nama Penyakit
Kode Nama Penyakit
P001 Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
P002 Hiperemesis Gravidarum Tingkat 2
P003 Hiperemesis Gravidarum Tingkat 3
P004 Abortus
P005 Kehamilan Ektopik Terganggu
P006 Mual Dan Muntah
P007 Hipertensi Kronik
P008 Plasenta Previa
P009 Solutio Plasenta Ringan
P010 Solutio Plasenta Sedang
P011 Solutio Plasenta Berat
P012 Pre Eklampsia Ringan
P013 Pre Eklampsia Berat
P014 Eklampsia
P015 Hematokel Retroterina
P016 Ruptur Uteri
P017 Ketuban Pecah Dini
P018 Persalinan Preterm
P019 Korioamnionitis
P020 Anemia
P021 Mola Hatidosa (Hamil Anggur)
P022 Kehamilan Ganda
LAMPIRAN 6
Standar Operasional Prosedur