Upload
eka-novita
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
1/11
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU
YANG MEMILIKI ANAK HIPERAKTIF/ ATTENTION DEFI CIT HYPERACTIVE
DI SORDER (ADHD)DI SDLB NEGERI CILACAP TAHUN 2015
Eka Novita Sari
ABSTRACT
Stress in mothers of children with ADHD experienced mother when feeling depressed due to the
demands involving the perception that assessed mothers of children with ADHD with behavioral
parenting abilities owned, so the mother will react both physiological and psychological, and
adjust to the situation. Mothers adjustment disclosed by aspects, namely: absence of excessive
emotionality, absence psychological mechanisms, absence of the sense of personal frustration,
ability to learn, utilization of past experience, realistic and objective attitudes, and rational
deliberation and self direction. The purpose of this research to determine the relationship level
of stress with the ability of mother's adjustment who have children with hyperactive/ ADHD inSDLB Negeri Cilacap 2015. This research by using deskriptif correlational methods with cross
sectional approach. The research sample of 74 respondents and taken using purposive sampling
technique. The data analyzed by using chi-square test. The results of the research it shows there
is a significant relationship between the level of stress with the ability of mother's adjustment
who have children with hyperactive / ADHD in SDLB Negeri Cilacap 2015 obtained by chi-
square test X2 = 12,657, and pv = 0,002. This research be expected can improve the quality of
the individual. Mother of children with hyperactive/ ADHD should be able to react to adjust with
various problems so can seek effort that knows dont give up to healing children.
Keywords: Hyperactivity/ ADHD, Stress, Self Adjustment
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
2/11
2
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
PENDAHULUAN
Attention Deficit Hyperactive
Disorders(ADHD) atau yang juga disebut
sebagai hiperaktif merupakan kondisi
gangguan neurobehavioral paling umumyang terjadi masa kanak-kanak dan sangat
mempengaruhi prestasi akademik, kesejah-
teraan serta interaksi sosial anak
(American Psychiatric Association, 2004
dalamParentsMedGuide.Org, 2012; AAP,
2012). Gejala anak dengan ADHD
meliputi gelisah yang berlebihan, kurang
perhatian dan tidak impulsif (American
Psychiatric Association, 2004 dalam
ParentsMedGuide.Org, 2012). Beberapa
faktor yang menyebabkan anak dengan
hiperaktif/ ADHD yaitu faktor neurologi,
terjadinya perkembangan otak yang
lambat, faktor toksik, faktor genetik, faktor
psikososial dan lingkungan serta pola asuh
(Unika, 2009; Ismira, 2008).
Prevalensi ADHD sekitar 5-10% dan
sekitar 3-7% anak usia sekolah menunjuk-
kan ADHD (Smith, Barkley & Shapiro,
2007 dalam Youngstrom, Arnold &
Frazier, 2012; American Psychiatric
Association, 2004 dalam
ParentsMedGuide.Org, 2012). Angka
kejadian kelainan hiperaktif di Ameriksa
serikat sekitar 37%, sedangkan di negara
Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar
510%. Diagnosis and Statistic Manual
(DSM IV) menyebutkan prevalensikejadian hiperaktif pada anak usia sekolah
berkisar antara 3-5%, terlihat dari tahun
2004 (Hiperaktif Terus Meningkat, 2009).
Pada lima tahun terakhir, jumlah kasus
hiperaktif di Indonesia meningkat.
Menurut data di Day Care Psikiatri RSU dr
Soetomo Surabaya, terdapat sekitar 100
anak hiperaktif yang berobat pada mereka
dalam kurun waktu tahun 20042007.
Menurut data Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB) yang ada di kota Cilacap bahwa
jumlah siswa semakin meningkat setiap
tahun. Tahun 2011 ada 252 siswa untuk
semua tingkat dan tahun 2015 bertambah
menjadi sekitar 275 bahkan saat ini sudahditambah tingkatan sekolah luar biasa
sampai lanjutan menengah atas.
Ketika mengetahui anak yang telah
hadir mengalami keterlambatan per-
kembangan serta didiagnosis sebagai anak
berkebutuhan khusus, orangtua dapat
merespons dengan cara yang berbeda-
beda. Keterbatasan anak menyebabkan
orangtua layaknya mendapat tuntutan
untuk mengubah pola pandangan mereka
terhadap peran anak dan keluarga
(Campito, 2007).
Ditambahkan pula oleh McKinney
dan Peterson (Lessenberry & Rehfeldt,
2004) bahwa para ibu dengan anak
berkebutuhan khusus menunjukkan tingkat
stres lebih tinggi dan mereka melaporkan
karakteristik lebih negatif mengenai anak
daripada para ibu dengan anak yangnormal. Ibu sering kali mengalami shock,
sedih, khawatir akan masa depan anak,
cemas, takut, sekaligus marah ketika
mengetahui kondisi anaknya pertama kali.
Tekanan-tekanan yang dialami ibu
membawa mereka dalam keadaan stres.
Menurut Koentjoro (2007) stres adalah
suatu kondisi psikologis dimana seseorang
merasa tertekan karena suatu persoalan
yang dihadapinya. Stres merupakan
persepsi yang dinilai seseorang dari sebuah
situasi dan peristiwa. Sebuah situasi yang
sama dapat dinilai positif, netral atau
negatif oleh orang yang berbeda. Stres,
kecemasan dan rasa tidak bahagia sering
mengganggu kehidupan seseorang. Agar
stres tersebut dapat ditangani secara
efektif, perlu dilakukan penyesuaian diri.
Penyesuaian diri adalah suatu proses yang
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
3/11
3
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
mencakup respon mental dan tingkah laku,
dimana individu berusaha untuk dapat
berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan
dalam diri, ketegangan-ketegangan,
konflik-konflik, dan frustrasi yang dialami,sehingga terwujud tingkat keselarasan atau
harmoni antara tuntutan dari dalam diri
dengan apa yang diharapkan oleh
lingkungan dimana individu tersebut
tinggal (Schneiders dalam Desmita, 2009).
Dari berbagai macam reaksi orang
tua yang muncul ketika mengetahui bahwa
anak mengalami hiperaktif/ ADHD dan
diikuti dengan permasalahan-
permasalahan yang dialami orang tua
dengan memiliki anak hiperaktif/ ADHD
seperti di atas, maka peneiti tertarik untuk
melakukan penelitian berkaitan dengan
hubungan antara tingkat stres dengan
kemampuan penyesuaian diri ibu yang
memiliki anak hiperaktif/ ADHD di
SDLB Negeri Cilacap Tahun 2015
TINJAUAN PUSTAKA1. ADHD
a. Pengertian
Tanje (2008) dan Hockenbery
(2011) mengatakan bahwaAttention
Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD) yang lebih dikenal dengan
hiperaktif didefinisikan sebagai
anak yang memiliki defisiensi
dalam perhatian, tidak dapat
menerima impuls-impuls dengan
baik, suka melakukan gerakan-
gerakan tidak terkontrol, dan
hiperaktivitas yang tidak sesuai
dengan perkembangan. Dua hal
yang perlu di-perhatikan adalah
adanya kurang perhatian dan
hiperaktivitas.
b. Karakteristik Hiperaktif/ ADHD
Inatensi, yaitu perilaku hilang
atau beralihnya perhatian, dan
kesulitan mengorganisasi tugas-
tugas. Inatensi ini juga seringdisebut ADD (Attention Deficit
Disorder). Hiperaktif-impulsive,
yaitu perilaku yang tidak terkendali,
dan sikap impulsive atau terburu-
buru yang berlebihan (Durand &
Barlow, 2006).
c. Penyebab Hiperaktif/ ADHD
Humris (2009) mengemukakan
beberapa penyebab antara lain :
1)
Faktor keluarga dan genetik
Ayah menderita ADHD, maka
25% keluarga derajat pertama akan
sakit juga dan apabila tidak ada
faktor genetik maka persentase
hanya 5%. Anak akan menderita
ADHD dengan persentase 20%
apabila ibunya mengalami severe-
traumatic brain injury.
2)
Faktor sebelum dan selamakelahiran
Merokok pada masa kehamilan
dapat menyebabkan kerusakan
pada otak selama perkembangan
prenatal. Gangguan ADHD yang
dialami oleh anak dapat disebabkan
karena stres emosional selama
kehamilan yang dialami oleh ibu.
3)
Toksin kimia
Racun berbahaya yang dapat
menjadi penyebab ADHD pada
anak adalah Pb.
4) Stresor psikososial
Tingginya konflik dalam
keluarga dan buruknya pengasuhan
orang tua dalam menangani
gangguan perilaku anak dapat
semakin memperburuk per-
masalahan yang dialami oleh anak.
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
4/11
4
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
5) Abnormalitas dalam struktur dan
fungsi otak
Abnormalitas dalam struktur
dan fungsi otak di daerah cortex
pre-frontal,ganglia basalis dancerebellum.
2. Stres
a. Pengertian
Stres merupakan suatu tuntutan
yang mendorong organisme untuk
beradaptasi atau menyesuaikan diri
(Nevid dkk, 2003). Stres merupakan
suatu kondisi tegangan yang
mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang
(Wangsadjaja, 2010).
b. Jenis Stres
Para peneliti membedakan
antara stres yang merugikan atau
merusak yang disebut sebagai
distres dan stres yang
menguntungkan atau mem-bangun,
yang disebut sebagai eustress(Safaria & Saputra, 2009).
c. Tingkat Stres
Potter dan Perry (2005)
menjelaskan
1)
Stres Ringan
Stres ringan adalah stres yang
dihadapi secara teratur, biasanya
dirasakan setiap individu,
misalnya lupa, banyak tidur,
kemacetan, dan kritikan.
2)
Stres Sedang
Stres sedang adalah stres yang
terjadi lebih lama, dari beberapa
jam sampai hari.
3)
Stres Berat
Stres berat adalah stres kronis
yang terjadi beberapa minggu
sampai tahun. Semakin sering
dan lama situasi stres, semakin
tinggi resiko kesehatan yang
ditimbul-kan (Wiebe &
Williams 1992 dalam Potter &
Perry, 2005).
d.
Faktor-faktor yangmempengaruhi tingkat stres :
Atkinson dan Hilgard (1996,
dalam Efendi 2011) menyebutkan,
antara lain :
1)
Kemampuan untuk menerka
2)
Kontrol atas jangka waktu
3)
Evaluasi kognitif
4)
Perasaan mampu
5) Dukungan masyarakat
Menurut Rasmun (2004), adalah
1) Kemampuan individu mem-
persepsikan stressor
2) Intensitas terhadap stimulus
3) Jumlah stresor yang harus
dihadapi dalam waktu yang
sama
4)
Lamanya pemaparan stressor
5)
Pengalaman masa lalu
6)
Tingkat perkembangan
3. Penyesuaian Diri
a. Pengertian
Penyesuaian diri dalam bahasa
aslinya dikenal dengan istilah
adjustment atau personal
adjustment. Penyesuaian diri adalah
suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana
individu berusaha untuk dapat
berhasil mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya,
ketegangan-ketegangan, konflik-
konflik, dan frustrasi yang dialami-
nya, sehingga terwujud tingkat
keselarasan atau harmoni antara
tuntutan dari dalam diri dengan apa
yang diharapkan oleh lingkungan
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
5/11
5
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
dimana individu tersebut tinggal
(Schneiders dalam Desmita, 2009).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Penyesuaian Diri :
Schneiders (1964, dalam
Lubis,2009)
1) Keadaan fisik dan faktor keturunan.
2) Perkembangan dan kematangan
khususnya kematangan intelektual,
sosial dan emosi dan moral.
3) Faktor psikologis
4) Keadaan lingkungan
5) Faktor kebudayaan, adat istiadat
dan agama.
c. Karakteristik Penyesuaian Diri
1)
Tidak terdapat emosionalitas
yang berlebihan (absence of
excessive emotionality)
2)Tidak terdapat mekanisme
psikologis (absence of
psychological mechanisms)
3)
Tidak terdapat perasaan frustrasi
pribadi (absence of the sense of
personal frustration)
4)
Kemampuan untuk belajar(ability to learn)
5) Pemanfaatkan pengalaman
(utilization of past experience)
6) Sikap yang realistis dan objektif
(realistic and objective
attitudes)
7)
Pertimbangan rasional dan
pengarahan diri (rational
deliberation and self direction)
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Metode yang digunakan adalah
deskriptif correlational, yaitu merupakan
penelitian atau penelaan hubungan antara
dua variabel pada suatu situasi atau
sekelompok subjek, yang dilakukan untuk
melihat hubungan antara gejala suatu
dengan gejala lain atau variabel satu
dengan variabel lain (Notoatmodjo, 2010).
Sedangkan rancangan penelitian yang
digunakan cross sectional
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalahSeluruh ibu dari anak hiperaktif/ ADHD
yang bersekolah di SDLB Negeri Cilacap
Tahun 2015 yang berjumlah 275 orang.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah
74 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan yaitu teknik purposive
sampling didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-
sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2012) Kriteria
sampel penelitian adalah sebagai berikut :
1. Ibu anak hiperaktif/ ADHD yang
bersedia menjadi responden.
2.
Ibu anak hiperaktif/ ADHD dalam
keadaan sehat secara fisik dan psikis.
3.
Ibu anak hiperaktif/ ADHD dengan
tingkat pendidikan minimal SMP.
4.
Ibu dari anak hiperaktif/ ADHD yangbersekolah di- SDLB Negeri Cilacap
dan berdomisili di Cilacap.
5. Ibu anak hiperaktif/ ADHD yang
berbudaya jawa.
6.
Ibu anak hiperaktif/ ADHD yang
beragama islam.
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah kuesioner,
dalam penelitian ini dirancang oleh penulis
sendiri berdasarkan tinjauan pustaka yang
ada. Kuesioner ini terdiri : Kuesioner A
berisi identitas responden. Kuesioner B
merupakan instrumen untuk mengukur
tingkat stres dengan Depresion Anxiety
Stres Scale 42 (DASS 42) yang sudah
dimodifikasi stres terdiri dari 14
pernyataan. Kuesioner C untuk mengukur
kemampuan penyesuaian diri ibu yang
memiliki anak hiperaktif/ ADHD di SDLB
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
6/11
6
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
N Cilacap tahun 2015 terdiri dari 30
pernyataan. Uji instrumen penelitian
menggunakan validitas konstruk. Menurut
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa
untuk menguji validitas konstruk dapatmenggunakan pendapat dari para ahli
(judgment expert).
Analisa Data
Analisa univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian.
Analisis bivariat digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel
bebas yaitu tingkat stres dengan variabel
terikat yaitu kemampuan penyesuaian diri
ibu yang memiliki anak hiperaktif/ ADHD.
Pada penelitian ini, digunakan rumus
menghitung chi-square.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu
yang Memiliki Anak Hiperaktif/ ADHD diSDLB Negeri Cilacap Tahun 2015
N
o
Karakteristik Ibu Frekuensi
(n = 74)
Presentase
(%)
1 Umur
a. 20-40 tahun
b. 41-60 tahun
48
26
64,9
35,1
2 Tingkat Pendidikan
a. SMP
b. SMA/SMK
c. D3
d. S1
45
24
3
2
60,8
32,4
4,1
2,7
3 Pekerjaana. Wiraswasta
b. Swasta
c. PNS
d. Dagang
e. Petani
f. IRT
4
6
1
4
3
56
5,4
8,1
1,4
5,4
4,1
75,7
4 Penghasilan Keluarga
a.
< 1 juta /bulan
b.
1 - 2,5 juta /bulan
c.
2,5 - 5 juta /bulan
d.
57,5 juta /bulan
25
42
5
2
33.8
56.8
6.8
2.7
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur
Anak Hiperaktif/ ADHD di SDLB Negeri
Cilacap Tahun 2015
No Usia Frekuensi Presentase
(%)
1 7-12 tahun 51 68,9
2 13-15 tahun 23 31,1
Total 74 100
Analisa Univariat
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Ibu
yang
Memiliki Anak Hiperaktif/ ADHD diSDLB Negeri Cilacap Tahun 2015
No Tingkat
Stres
Frekuensi
(N)
Presentase
(%)
1 Normal 30 40,5
2 Ringan 37 50,0
3 Sedang 7 9,5
4 Berat 0 0
Jumlah 74 100
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kemampuan
Penyesuaian Diri Ibu yang Memiliki Anak
Hiperaktif/ ADHD di SDLB Negeri
Cilacap Tahun 2015
No Kemampuan
Penyesuaian
Diri
Frekuensi
(N)
Presentase
(%)
1 Baik/good
adjustment
53 71,6
2 Buruk/pooradjustment
21 28,4
Jumlah 74 100
Analisa Bivariat
Tabel 5
Hubungan Tingkat Stres dengan
Kemampuan Penyesuaian Diri Ibu yang
Memiliki Anak Hiperaktif/ ADHD di
SDLB Negeri Cilacap Tahun 2015
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
7/11
7
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
PEMBAHASAN
1. Tingkat Stres
Hasil penelitian menunjukan
bahwa ibu yang memiliki anak
hiperaktif/ ADHD di SDLB Negeri
Cilacap Tahun 2015 memiliki tingkat
stres ringan sedikit lebih banyak, yaitu
37 orang (50,0%) daripada ibu yang
memiliki tingkat stres normal, yaitu 30
orang (40,5%), sedangkan ibu yang
memiliki tingkat stres sedang hanya 7
orang (9,5%) dan tidak ada ibu yang
mengalami stres berat.
Hasil penelitian menunjukan sebagian
besar ibu yang memiliki anak
hiperaktif/ ADHD relatif mampu
mengatasi tekanan-tekanan yang
dialami. Hal ini sebagaimana dinyata-
kan oleh Koentjoro (2007) stres adalah
suatu kondisi psikologis dimana
seseorang merasa tertekan karena suatupersoalan yang dihadapinya. Tingkat
stres yang dialami ibu yang memiliki
anak ADHD sebagian besar dalam
batas ringan dan normal, karena ibu
mempunyai karakteristik individu yang
mampu melakukan coping terhadap
stresor, salah satu karakteristiknya
adalah tingkat pendidikan responden
dari jenjang S1 sampai yang terendah
SMP dengan jumlah terbanyak, yaitu 45
orang (60,5%). Hal ini sesuai dengan
pendapat Taylor (2009) menyatakan
bahwa individu yang memiliki
pendidikan lebih tinggi akan menilai
segala sesuatunya secara realistis dancoping mereka akan lebih aktif
dibanding dengan individu yang
mempunyai pendidikan lebih rendah.
Selanjutnya karakteristik responden
berdasarkan umur bahwa umur ibu
sebagian besar berada pada kategori
20-40 tahun. Hal ini sejalan dengan
pendapat Gibson (1999, dalam
Viniriani 2013) yang menyatakan umur
adalah salah satu faktor penting yang
menjadi penyebab stres, semakin
bertambah umur se-seorang, semakin
mudah mengalami stres. Hal ini antara
lain disebabkan oleh faktor fisiologis
yang telah mengalami kemunduran
dalam berbagai kemampuan seperti
kemampuan visual, berpikir, mengingat
dan mendengar.
Tingkat penghasilan keluarga jugamenjadi tolak ukur status sosial
ekonomi seseorang. Tingkat penghasil-
an keluarga dalam penelitian ini
sebagian besar berpenghasilan 1 - 2,5
juta, yaitu sebanyak 42 orang (56,8%)
dan berpenghasilan < 1 juta/bulan, yaitu
sebanyak 25 orang (33,8%). Hal ini
sesuai dengan pernyataan Taylor (2009)
Seseorang yang memiliki status sosial
ekonomi rendah akan menyebabkan
tingkat stres yang tinggi terutama dalam
masalah ekonomi, jika dibandingkan
dengan yang memiliki status sosial
ekonomi yang lebih tinggi.
2. Kemampuan Penyesuaian Diri Ibu
Hasil penelitian menunjukan
sebagian besar ibu yang memiliki anak
hiperaktif/ ADHD di SDLB Negeri
Tingkat
Stres
Kemampuan Penyesuaian
Diri
Total
Baik/good
adjustment
Buruk/poor
adjustment
F % F % F %
Normal 24 80 6 20 30 100
Ringan 28 75,7 9 24,3 37 100
Sedang 1 14,3 6 85,7 7 100
Berat 0 0 0 0 0 0
Total 53 71,6 21 28,4 74 100
X2= 12,657 pv = 0,002 OR = 3,067
CI (1,280-7.348)
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
8/11
8
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
Cilacap Tahun 2015 memiliki
kemampuan penyesuaian diri baik/
good adjustment, yaitu sebanyak 53
orang (71,6%) dan sebagian kecil
memiliki kemampuan penyesuaian diriburuk/poor adjustment, yaitu sebanyak
21 orang(4,1%).
Mayoritas orangtua yang memiliki
anak hiperaktif/ ADHD mampu
mengatasi secara efektif berbagai
tuntutan atau tekanan baik yang berasal
dari dalam diri individu itu sendiri
maupun dari lingkungannya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Lazarus (1969,
dalam Lubis 2009) yang memberi-kan
pengertian bahwa penyesuaian diri
merupakan suatu proses psikologis
yang digunakan untuk mengatur dan
mengatasi berbagai tuntutan dan
tekanan. Sehingga bila penyesuaian diri
seseorang semakin baik maka tuntutan
dan tekanan yang dihadapinya akan
semakin rendah dan dalam hal ini
adalah tuntutan dan tekanan ibu yangberasal dari anak hiperaktif/ ADHD
yang mengharuskan orangtua menerima
keterbatasan-keterbatasan yang tidak
dapat diubah namun tetap melaku-kan
modifikasi terhadap keterbatasan
tersebut seoptimal mungkin sehingga
dapat mencapai penyesuaikan diri yang
baik dengan kondisinya yang memiliki
anak hiperaktif/ ADHD.
Schneiders (1964, dalam Lubis,
2009) juga mengatakan bahwa
penyesuaian diri dapat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan keluarga. Salah
satunya yaitu hubungan orangtua
dengan anak. Hubungan orangtua dan
anak dapat mempengaruhi penyesuaian
anak maupun orangtua. Dalam
penelitian ini hubungan orangtua dan
anak sudah terbentuk lama diketahui
dari karakteristik umur anak, yaitu dari
umur 7-15 tahun.
Selain umur anak dalam penelitian
ini juga diketauhi umur ibu, yaitu umur
20-40 tahun sebanyak 48 orang (64,9%)dan yang berumur 41-60 tahun
sebanyak 26 orang (35,1%). Hasil
penelitian tidak mendukung penelitian
Lubis (2009) yang menunjukan bahwa
penyesuaian diri subjek dewasa madya
yang berumur 40-59 tahun lebih tinggi
dari skor meansubjek dewasa dini yang
berumur 18-39 tahun. Karena pengaruh
umur terhadap penyesuaian diri tidak
dapat hanya dilihat dari umur
kronologisnya tetapi juga harus
memperhatikan kondisi psikososial
individu pada umumnya.
Penelitian ini juga menunjukan
karakteristik pekerjaan ibu yang
memiliki anak hiperaktif/ ADHD
sebagian besar ibu dengan pekerjaan
IRT sebanyak 56 orang (75,47%). Hasil
penelitian sejalan dengan penelitianLubis (2009) bahwa penyesuaian diri
subjek berdasarkan pekerjaan
didapatkan bahwa subjek yang tidak
bekerja masuk kedalam kategori
penyesuaian diri yang lebih baik dari
subjek yang bekerja. Hal ini
dikarenakan bahwa orang tua yang
tidak bekerja lebih memiliki banyak
waktu untuk memberi-kan perhatian
dan penanganan yang serius terhadap
perbaikan perilaku anak
3. Hubungan Tingkat Stres dengan
Kemampuan Penyesuaian Diri Ibu
yang Memiliki Anak Hiperaktif/
ADHD.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
ibu yang memiliki tingkat stres normal
cenderung memiliki kemampuanpenyesuaian diri baik/ good adjustment
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
9/11
9
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
yaitu sebanyak 24 orang (80%), dan ibu
yang memiliki tingkat stres ringan
cenderung memiliki kemampuan
penyesuaian diri baik/ good adjustment
yaitu sebanyak 28 orang (75,7%),sedangkan ibu yang memiliki tingkat
stres sedang cenderung memiliki
kemampuan penyesuaian diri baik/
good adjustmentjauh lebih rendah yaitu
sebanyak 1 orang (14,3%).
Hasil uji chi-square didapatkan nilai
X2 = 12,657, dengan melihat tabel nilai
chi-square pada derajat kebebasan 2
dengan taraf signifikan 0,05 nilainya
adalah 5,991 jadi chi-square hitung >
chi-square tabel (12,657 > 5,991),
dengan pv = 0,002 < = 0,05, maka
dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat stres
dengan kemampuan penyesuaian diri
ibu yang memiliki anak hiperaktif/
ADHD di SDLB Negeri Cilacap Tahun
2015. Analisis keeratan hubungan duavariabel didapatkan nilai OR = 3,067
pada CI (1,280-7.348), hal ini dapat
diartikan bahwa ibu yang memiliki
tingkat stres normal berpeluang sebesar
3,067 kali memiliki kemampuan
penyesuaian diri baik/ good adjustment
dibanding dengan ibu yang memiliki
tingkat stres ringan dan sedang.
Hasil penelitian yang menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat stres dengan
kemampuan penyesuaian diri ibu yang
memiliki anak hiperaktif/ ADHD di
SDLB Negeri Cilacap Tahun 2015.
Hasil ini sejalan dengan pendapat
Susanandari (2009) Stres pada ibu
berpengaruh pada cara ibu mengasuh
anak yang secara tidak langsung juga
berpengaruh pada perkembangan
kemampuan anak. Oleh karena itu, agar
dapat menjalankan peran efektif bagi
anak, maka ibu harus bisa mengatasi
stres yang dihadapi terlebih dahulu.
Seseorang baru bisa mengatasi stresketika ia telah berhasil menyesuai-kan
diri dengan keadaan yang dihadapi.
Hasil penelitian sejalan dengan
pendapat Grasha dan Kirschenbaum
(1986, dalam Susanandari, 2009)
seseorang dikatakan sudah mampu
menyesuaikan diri apabila dalam
mengatasi tekanan hidup mereka
menunjukkan respon yang tepat.
Perilaku tersebut antara lain, mampu
memodifikasi kemampuan yang
sekarang dimiliki atau mempelajari
kemampuan baru, tetap mampu
berinteraksi dengan orang lain, serta
memberikan respon terhadap tuntutan
yang dibebankan pada mereka sekaligus
memelihara rasa kemandirian dan
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Penelitian ini mendukung penelitianSubandi dan Rusana tentang
pengalaman orangtua dalam mengasuh
anak hiperaktif/ ADHD berkaitan
dengan masalah emosi dan sosial anak.
Dalam penelitian menjelaskan
keberhasilan orang tua yang telah
dicapai adalah anak bisa makan sendiri,
berkomunikasi/ bicara, bisa baca, tulis
dan berhitung.
Pendapat Mash dan Wolfe (2005)
mengatakan bahwa orangtua harus
mencoba memahami dan menerima
kenyataan hasil diagnosa anak dan
perilaku anak yang selalu berbeda
dengan anak lainnya agar orangtua
mampu bereaksi untuk menyesuaikan
diri dengan berbagai permasalahan
yang muncul baik dari anak itu sendiri,
7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
10/11
10
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
dari diri sendiri maupun permasalahan
yang timbul dari lingkungan sekitarnya.
KESIMPULAN
1.
Ibu yang memiliki anak hiperaktif/ADHD memiliki tingkat stres ringan
sedikit lebih banyak yaitu 37 orang
(50,0%) daripada ibu yang memiliki
tingkat stres normal yaitu 30 orang
(40,5%), serta sebagian kecil memiliki
tingkat stres sedang sebanyak 7 orang
(9,5%) dan tidak ada yang mengalami
stres berat.
2. Sebagian besar kemampuan
penyesuaian diri ibu yang memiliki
anak hiperaktif/ ADHD memiliki
kemampuan penyesuaian diri baik/
good adjustment sebanyak 53 orang
(71,6%) dan yang memiliki
kemampuan penyesuaian diri buruk/
poor adjustment sebanyak 21 orang
(4,1%).
3.
Terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat stres dengan kemampuanpenyesuaian diri ibu yang memiliki
anak hiperaktif/ ADHD di SDLB
Negeri Cilacap Tahun 2015. ( X2 =
12,657, pv = 0,002, OR = 3,067, CI
(1,280-7.348). Ibu yang memiliki
tingkat stres normal berpeluang sebesar
3,067 kali memiliki kemampuan
penyesuaian diri baik/ good adjustment
dibanding dengan ibu yang memiliki
tingkat stres ringan dan sedang.
SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan SDLB
Meningkatkan peran dan fungsinya
sebagai tempat belajar, bersosialisasi
dan bermain yang kondusif bagi anak
berkebutuhan khusus (ADHD) dan
memberikan dukungan sosial untuk
mengurangi stres pada ibu yang
memiliki anak hiperaktif/ ADHD
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan pengarahan terkait
terapi untuk anak ADHD danmenginformasi-kan terkait program
yang tepat dalam penanganan stres
menghadapi anak hiperaktif/ ADHD.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat
menggunakan metode kualitatif untuk
memperdalam pemahaman tentang stres
dan penyesuaian diri pada ibu yang
memiliki anak hiperaktif/ ADHD
4.
Bagi ibu yang Memiliki Anak
Hiperaktif/ ADHD
Meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan tidakan yang diperlukan untuk
mengatasi permasalahan yang dapat
menjadi stressor, melakukan sharing
atau diskusi dengan para orangtua yang
memiliki anak hiperaktif/ ADHD
dengan kemampuan penyesuaian diri
yang baik/ good adjustment untukmenambah wawasan yang dapat
digunakan sebagai acuan.
DAFTAR PUSTAKA
ADHD Parents Medication Guide. Org.
2012.(http://www.parentsmedguide.or
g/ParentGuide_English.pdf). diakses
17 April 2015.
Campito, J.S. 2007. Supportive parenting.London: Jessica Kingsley Publishers.
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Durand, V.Mark ; Barlow, David H. 2007.
Psi. Abnormal. Buku kedua.
Penerjemah: Drs. Helly Prajitno
Soetjipto, MA dan Dra. Sri Mulyantini
Soetjipto. Edisi keempat. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
http://www.parentsmedguide.org/ParentGuide_English.pdfhttp://www.parentsmedguide.org/ParentGuide_English.pdfhttp://www.parentsmedguide.org/ParentGuide_English.pdfhttp://www.parentsmedguide.org/ParentGuide_English.pdf7/23/2019 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI IBU ANAK ADHD DI SDLB N CILACAP 2015
11/11
11
Jurnal Keperawatan STIKES AIAIC Tahun 2015
Effendi, E. 2011. Gambaran Tingkat Stres
Pada Mahasiswa Pendidikan Sarjana
Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. Sumatra Utara. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.(http://repository.usu.ac.id/handle/123
456789/25590). diakses 23 januari
2015
Humris, E. 2009. Kenali dan Tangani
Sejak Dini Hiperaktivitas dan Autisme
pada Anak. Makalah Seminar. Tidak
diterbitkan. Magelang: Gedung
Sasana Budaya RS Prof dr. Soeroyo
Magelang.
Koentjoro. 2007. Stress dan Mengatasi
Stress. Yogyakarta: Majalah Psikologi
Plus. Edisi Mei.
Lessenberry, B.M. dan Rehfeldt, R.A.
2004. Evaluating stress levels of
parents of children with disabilities.
ProQuest, 70, 231-24.
Lubis, Misbah U. 2009. Penyesuaian Diri
Orangtua yang Memiliki Anak Autis.
Sumatera Utara. Fakultas PsikologiUniversitas Sumatera Utara.
(repository.usu.ac.id/bitstream/123456
789/14528/1/09E01232.pdf). diakses
10 Desember 2014.
Mash and Wolfe. 2005. Abnormal Child
Psychology. 3rd ed. USA: Thomson
Learning Inc.
Nevid, Jeffrey S, Spencer A. Rathus &
Beverly Greene. 2003. PsikologiAbnormal Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo, S. 2012. Metedologi
Penelitian Kesehatan, Cetakan kedua.
Jakarta: Rineka Cipta.
Potter, P.A and Perry, A.G. 2005.
Fundamental nursing: concepts,
process, and practice. 6th edition. St.
Louis: Mosby Year Book.
Rasmun, Stres Coping dan Adaptasi,
Jakarta: Sagung Seto, 2004.
Safaria, T dan Saputra, NE. 2009.
Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta.
Susanandari, DA. 2009. Gambaran
Penyesuaian Diri Ibu dan
Perkembangan kemampuan Anak
Tunaganda-netra. Depok. Program
Studi Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.(http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/gree
n/detail.jsp?id=124601&lokasi=lokal).
diakses 30 April 2015.
Tanje, S. 2008.Mengenal Anak Hiperaktif
diSekolah.(http://officesoft.wordpress.
com). diakses 17 April 2015
Taylor, Shelley E. 2009. Health
Psychology. Edisi 5. Singapura: Mc
Graw Hill.
Unika. 2009. Mengenal dan Membimbing
Anak Hiperaktif.
(http://www.sehatgroup.web.id).
diakses 17 April 2015.
Viniriani, T. 2013. Gambaran Stres Pada
Mahasiswa Pendidikan Profesi
Program Studi Kedokteran Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Yang Memiliki Pengalaman
Stomatitis Aftosa Rekuren. Manado.Program Studi Kedokteran Gigi FakultasKedokteran Univeristas Sam Ratulangi.
(ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/
article/viewFile/3232/2776) diakses
25 juni 2015
Wangsadjaja, R. 2010. Stres.
(http://rumahbelajarpsikologi.com).
diakses 07 February 2015.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25590http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25590http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/detail.jsp?id=124601&lokasi=lokalhttp://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/detail.jsp?id=124601&lokasi=lokalhttp://officesoft.wordpress.com/http://officesoft.wordpress.com/http://www.sehatgroup.web.id/http://www.sehatgroup.web.id/http://officesoft.wordpress.com/http://officesoft.wordpress.com/http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/detail.jsp?id=124601&lokasi=lokalhttp://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/detail.jsp?id=124601&lokasi=lokalhttp://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25590http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25590