64
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SDN CIPUTAT 01 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun oleh : Ayu Saputri Rohmatillah NIM 11161030000011 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI

JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SDN

CIPUTAT 01

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Disusun oleh :

Ayu Saputri Rohmatillah

NIM 11161030000011

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

ii

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

iii

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

iv

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

v

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan

Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, berkat rahmat dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Selama penelitian ini penulis

menyadari bahwa banyak sekali mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. dr. Hari Hendarto, Sp. PD- KEMD, Ph.D, FINASIM selaku dekan Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. dr. Achmad Zaki, M. Epid,

Sp. OT selaku Ketua Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh staf dosen pengajar yang telah

memberikan banyak ilmu kepada penulis selama menjali pendidikan di

Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. dr. Yanti Susianti Sp. A (K) dan Dr. dr. Fransisca A. . Tjakradidjaja, M.S.,

Sp.GK selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis selama penelitian ini berlangsung.

3. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph. D selaku penanggung jawab riset Program

Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bu Silvia Fitrina Nasution, M. Biomed dan dr. Alyya Siddiqa, Sp. FK. yang

telah bersedia menjadi penguji penulis dalam sidang skripsi penelitian ini.

5. Maman Hilman Selaku kepala sekolah SDN Ciputat 01 yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SDN Ciputat 01.

6. Pak Navis dan pengajar TPA Ar-Rahman yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan validasi kepada anak TPA Ar-Rahman.

7. Bapak tercinta Maskalong, Ibu tercinta Tri Muryatun, dan Adik tersayang

Agung Wijoyo yang selalu memberikan kasih sayang, memberi semangat,

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

vi

dukungan moral, materil, dan doa sepanjang waktu sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

8. Keluarga besar Abd. Razak yang selalu memberi dukungan dan doa sepanjang

waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini,

9. Teman-teman satu kelompok riset, Salsabila, Ayu Namirah, Keiza Bella C, dan

Wahdania yang membantu menyelesaikan penelitian ini.

10. Geng Squad Jedai Badas, Futihandayani, Ratu Nadia, Nursalsabila, Dwi

Sheila, Ayu Namirah yang selalu memberi semangat.

11. Para istri personel NCT Dream, Ananda Chairia (istri Jisung), Azza Nur (istri

Jeno), Masnunah (istri Jaemin), Nila Rahadatul (istri Haechan), Zely martiani

(istri Chenle), Rani Rahmawati (istri Mark) yang selalu membuat tertawa

everywhere dan Putri Nurbaeti yang membantu penulis dalam pengambilan

data.

12. ARD team, Tresna Anugrah dan Febri Diotama yang membantu penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini.

13. Teman-teman seperjuangan saya angkatan 2016 yaitu PACEMAKER.

14. Seluruh responden yang sudah meluangkan waktu untuk mengikuti penelitian.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Demikian penelitian ini saya tulis,

semoga dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis khusunya para pembaca

pada umumnya.

Ciputat, 30 Desember 2019

Ayu Saputri Rohmatillah

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

vii

ABSTRAK

Ayu Saputri Rohmatillah. Program Studi Kedokteran. Hubungan

Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Jajanan dengan Kejadian Diare di SDN

Ciputat 01.

Latar Belakang : Makanan jajanan adalah makanan selingan dan pelengkap

makanan utama. Anak usia sekolah lebih terpapar makanan jajanan dan sering

tertarik dengan makanan jajanan, karena makanan jajanan warnanya lebih menarik,

rasanya menggugah selera, dan harga terjangkau. Banyak penjual makanan jajanan

tidak memperhatikan higienitas dan keamanan makanan yang dijual, sehingga

berisiko terkontaminasi bakteri patogen dan dapat menyebabkan gangguan

pencernaan seperti diare. Tujuan : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan

perilaku konsumsi jajanan dengan kejadian diare pada siswa SDN Ciputat 01

dalam. Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang

terdiri dari 144 subjek penelitian. Pemilihan subjek dengan teknik convenience

sampling, subjek penelitian berada di tempat dan waktu saat peneliti mengambil

data. Seluruh subjek penelitian mengisi kuesioner untuk menilai tingkat

pengetahuan, perilaku, dan kejadian diare. Data kuesioner diuji menggunakan SPSS

22.0 dengan uji Chi Square dan somers’d. Analisa statitistik dianggap signifikan

jika p<0,05 Hasil : Presentase responden diare dari 61 orang dengan pengetahuan

kurang baik dalam mengkonsumsi jajanan ialah 88,5%, sedangkan presentase

responden diare dari 39 responden dengan perilaku buruk dalam mengkonsumsi

jajanan ialah 92,3%. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat pengetahuan mengkonsumsi jajanan (p = 0,000) dan

perilaku mengkonsumsi jajanan (p = 0,000) dengan kejadian diare. Simpulan :

Pengetahuan konsumsi jajanan dan perilaku konsumsi jajanan memiliki hubungan

yang signifikan dengan kejadian diare.

Kata Kunci : Pengetahuan konsumsi jajanan, perilaku konsumsi jajanan, kejadian

diare.

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

viii

ABSTRACT

Ayu Saputri Rohmatillah. Medical Study Program. Correlation of Knowledge

and Behaviour Snacks Consumption with Incidency of Diarrhea in Ciputat 01

State Elementary School’s Student.

Background : Snacks are food between meals. School age children interested

snacks which colored, good taste and cheap. Many snacks preparation and vending

do not pay attention of the hygiene of the food, so it is risky to contaminated

pathogenic bacteria and may cause ingestion diarrhea. Objective : The study aims

to explore the correlation between knowledge and behaviour of consuming snacks

with incidency of diarrhea in Ciputat 01 state elementary school’s student. Methods

: The design of study was cross sectional that consist 144 samples. They were

sampled using convenience sampling technique because samples were available in

same place and time with researchers. All samples answerd the quesioner to asses

knowledge, behaviour, and incidency of diarrhea. This study was analyzed using

SPSS 22.0 with the Chi Square and somers’d. Statistical analysis was considered

significant if p<0,05. Result : 88,5% from 61 respondent with poor knowledge of

consuming snacks had been experienced diarrhea. Also, 92,3% from 39 respondents

with bad behaviour of consuming snacks had been experienced diarrhea. This

finding showed that incidency of diarrhea were significantly associated with

knowledge and behaviour of choosing snacks (p = 0,000) and behaviour of choosing

snacks (p = 0,000). Conclusion : The current study demonstrated that knowledge

and behaviour of snacks consumption were significantly correlated with incidency

of diarrhea.

Keywords : Knowledge snacks consumption, behaviour snacks consumption,

incidency diarrhea

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. I

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. ............ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... V

ABSTRAK .......................................................................................................... VII

ABSTRACT ...................................................................................................... VIII

DAFTAR ISI ........................................................................................................ IX

DAFTAR TABEL ................................................................................................ XI

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... XII

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... XII

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ........................................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3 1.4.1. Tujuan Umum ........................................................................................... 3

1.4.2. Tujuan Khusus ........................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3 1.5.1 Bagi Profesi Kedokteran ............................................................................ 3

1.5.2 Bagi SDN Ciputat 01 .................................................................................. 3

1.5.3 Bagi Pelayanan Kesehatan ......................................................................... 4

1.5.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ........................................................................... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5

2.1 Pengetahuan tentang Konsumsi Makanan Jajanan .................................... 5 2.1.1 Definisi Makanan Jajanan .......................................................................... 5

2.1.2 Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan .................................................... 5

2.2 Perilaku tentang Konsumsi Makanan Jajanan ............................................ 9

2.3 Anak Usia Sekolah ........................................................................................ 10

2.4 Diare ............................................................................................................... 10 2.4.1 Kejadian Diare di Indonesia ..................................................................... 10

2.4.2 Faktor Risiko Terjadinya Diare ................................................................ 12

2.4.3 Gejala Klinis Diare ................................................................................... 13

2.4.4 Pencegahan Penyakit Diare ....................................................................... 13

2.5 Pandangan Agama Islam dalam Pemilihan Makanan .............................. 14

2.6 Kerangka Teori ............................................................................................. 15

2.7 Kerangka Konsep .......................................................................................... 16

2.8 Definisi Operasional ...................................................................................... 17

BAB III : METODE PENELITIAN .................................................................. 20

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 20 3.3.1 Populasi Penelitian ................................................................................... 20

3.3.2 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ........................................................ 20

3.3.3 Perkiraan Besar Sampel ........................................................................... 20

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 21

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

x

3.5 Kriteria Penelitian ....................................................................................... 22

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ....................................................................... 22

3.7 Variabel Penelitian ....................................................................................... 23

3.8 Cara Kerja Penelitian ................................................................................... 23 3.8.1 Alur Penelitian .......................................................................................... 23

3.9 Manajemen Data .......................................................................................... 24

3.10 Pengolahan dan Analisi Data ..................................................................... 25

3.11 Etika Penelitian ............................................................................................ 26

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 27

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .................................. 27 4.1.1 Uji Validitas ............................................................................................. 27

4.1.2 Uji Reliabilitas .......................................................................................... 27

4.2 Hasil Penelitian .............................................................................................. 28 4.2.1 Analisis Univariat ..................................................................................... 28

4.2.1.1 Karakteristik Sampel Penelitian ......................................................... 28

4.2.1.2 Karakteristik Pengetahuan Konsumsi Jajanan Responden ................ 30

4.2.1.3 Karakteristik Perilaku Konsumsi Jajanan Responden ....................... 30

4.2.1.4 Karakteristik Kejadian Diare dalam 1 Bulan Terakhir ...................... 31

4.2.2 Analisi Bivariat ........................................................................................ 31

4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian Diare 31

4.2.2.2 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian Diare ...... 32

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 34

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 34

5.2 Saran ............................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

LAMPIRAN ......................................................................................................... 38

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Definisi Operasional ............................................................................ 17

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden ...................................................... 28

Tabel 4.2 Distribusi Responden menurut Pengetahuan Konsumsi Jajanan .......... 30

Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Perilaku Konsumsi Jajanan ................. 30

Tabel 4.4 Distribusi Responden menurut Kejadian Diare dalam 1 Bulan

Terakhir ................................................................................................

31

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan dengan Kejadian Diare ..... 31

Tabel 4.6 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan dengan Kejadian Diare ............ 32

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Persetujuan Etik ....................................................................... 38

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 39

Lampiran 3. Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................... 40

Lampiran 4. Penjelasan dan Informasi serta Informed Consent ............................ 41

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian ......................................................................... 42

Lampiran 6 Hasil Validasi dan Reliabilitas .......................................................... 45

Lampiran 7 Hasil Analisis .................................................................................... 49

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 50

Lampiran 9 Curriculum Vitae ............................................................................... 51

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

KLB = Kejadian Luar Biasa

BAB = Buang Air Besar

SDN = Sekolah Dasar Negeri

WHO = World Health Organization

Depkes = Departemen Kesehatan

UKS = Usaha Kesehatan Sekolah

FAO = Food and Agriculture Organization

RI = Republik Indonesia

CFR = Case Fatality Rate

RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar

SKRT = Survei Kesehatan Rumah Tangga

QS = Qur’an Surat

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan berperan penting dalam pemenuhan kecukupan gizi dan kalori

manusia, terutama pada anak sekolah (usia 6-12 tahun). Pada anak sekolah,

keseimbangan gizi perlu dijaga agar tumbuh kembang anak dapat optimal.1 Dalam

pemenuhan keseimbangan gizi anak, diperlukan pengetahuan gizi pada anak agar

dapat memilih makanan jajanan bergizi, sehat serta terjaga higienitasnya.2

Makanan jajanan adalah makanan atau minuman yang dipersiapkan dan

dijual oleh pedagang kaki lima di tempat-tempat keramaian umum yang langsung

dikonsumsi oleh konsumen tanpa pengolahan lebih lanjut (World Health

Organization 2015).3 Anak sekolah lebih sering terpapar makanan jajanan kaki

lima dan seringkali tertarik dengan jajanan tersebut karena warnanya yang menarik,

rasanya menggugah selera, serta harganya yang terjangkau, tetapi banyak penjual

tidak memerhatikan higienitas dan keamanan makanan yang dijual.4 Menurut

Almanfaluthi M L dan Budi M H (2015), anak sekolah cenderung membeli jajanan

di kaki lima dari pada membawa bekal dari rumah karena harga terjangkau, mudah

didapat, dan warnanya menarik.1

Perilaku konsumsi makan seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan dan

penerapan dalam memilih makanan, seperti memilih makanan yang aman, sehat

serta terbebas dari pencemaran zat fisika, biologi, atau kimiawi serta memiliki gizi

yang baik.5 Makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima berisiko terhadap

paparan fisika, kimiawi, serta biologis (mikroorganisme), sehingga konsumsi

makanan jajanan pada anak sekolah harus diperhatikan karena imunitas tubuh anak

yang belum maksimal dan aktivitas anak yang tinggi.6

Sepanjang 2017, Badan Pengawas Obat dan Makanan telah mencatat

sebanyak 53 kejadian luar biasa keracunan pangan. Berdasarkan penyebab KLB

terbanyak adalah mikrobiologi sebanyak 45%. Ditinjau dari jenis pangan, penyebab

KLB terbanyak adalah jajanan siap saji sebanyak 11%. Berdasarkan tempat, KLB

terbanyak di lembaga pendidikan sebanyak 28% terutama di Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Dapat disimpulkan bahwa KLB keracunan makanan

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

2

banyak terjadi di lembaga pendidikan terutama SD/MI dan disebabkan oleh

kontaminasi bakteri patogen.7 Makanan yang terkontaminasi oleh bakteri

patogen berisiko mengganggu kesehatan seperti terjadi gangguan pencernaan, yaitu

diare.6

Diare adalah gangguan BAB yang ditandai dengan konsistensi feses cair,

dapat disertai dengan atau tanpa darah dan lendir dengan frekuensi lebih dari 3 kali

sehari. Penelitian yang dilakukan Nadia A. (2016) menyatakan bahwa tingginya

angka kejadian diare anak terutama di SDN Cirendeu 02 disebabkan oleh banyak

faktor, yaitu higienitas makanan rendah, sanitasi buruk, dan terutama perilaku cuci

tangan yang buruk. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan dari 100 responden,

sebanyak 63% mengalami diare dalam 6 bulan terakhir.8 Penelitian yang dilakukan

Almanfaluthi M L dan Budi M H (2015) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara jajanan kaki lima terhadap penyakit diare pada anak SD. Hasil dari penelitian

tersebut menunjukkan 100 responden siswa kelas 5 dengan frekuensi jajan 141 kali

dalam sebulan didapatkan siswa yang mengalami diare sebanyak 20,5%.1

Diare masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat terutama di negara

berkembang seperti Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi.

Berdasarkan survei morbiditas yang dilakukan oleh subdit diare Depkes, diare

menjadi penyakit endemis di Indonesia dan potensial KLB. Kejadian KLB dari

tahun 2008 s/d 2016 memperlihatkan insidensi naik.9 Lima provinsi dengan insiden,

diare tertinggi adalah Jawa Barat (186.809), Jawa Timur (151.878), Jawa Tengah

(132.565), Sumatera Utara (55.351), dan Banten (48.621).10 Berdasarkan Data dan

Informasi Profil Kesehatan dari tahun 2016 hingga tahun 2018 kejadian diare

mengalami kenaikan dari tahun ketahun. 11-13

Tingginya angka kejadian diare pada anak sekolah membuat peniliti tertarik

untuk meneliti tentang hubungan antara pengetahuan dan perilaku konsumsi

jajanan terhadap kejadian diare di SDN Ciputat 01.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan, perilaku konsumsi jajanan,

dengan kejadian diare pada siswa SDN Ciputat 01 ?

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

3

1.3 Hipotesis

Pengetahuan dan perilaku konsumsi jajanan memiliki hubungan yang

signifikan dengan kejadian diare pada siswa SDN Ciputat 01.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, perilaku konsumsi

jajanan, dengan kejadian diare pada siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat 01

dalam 1 bulan terakhir.

1.4.2. Tujuan Khusus

1.4.2.1 Mengetahui karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia, kelas dan

jenis kelamin, pada siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat 01.

1.4.2.2 Mengetahui pengetahuan konsumsi jajanan pada siswa kelas IV, V, dan VI

SDN Ciputat 01 dalam 1 bulan terakhir.

1.4.2.3 Mengetahui perilaku konsumsi jajanan pada siswa kelas IV, V, dan VI

SDN Ciputat 01 dalam 1 bulan terakhir.

1.4.2.4 Mengetahui angka kejadian diare pada siswa kelas IV, V, dan VI SDN

Ciputat 01 dalam 1 bulan terakhir.

1.4.2.5 Mengetahui hubungan antara pengetahuan, perilaku konsumsi jajanan,

dengan kejadian diare pada siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat 01

dalam 1 bulan terakhir.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Profesi Kedokteran

Sebagai informasi tambahan untuk pengembangan program pembelajaran

kedokteran komunitas, terutama di tingkat sekolah (UKS).

1.5.2 Bagi SDN Ciputat 01

Sebagai informasi tambahan yang dapat diperoleh dan dijadikan masukan

bagi guru tentang angka kejadian diare pada siswa dan dapat dijadikan acuan untuk

evaluasi dan perencanaan program yang berkaitan dengan jajanan sehat.

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

4

1.5.3 Bagi Pelayanan Kesehatan

Informasi yang ada dapat dijadikan masukan bagi pelayan kesehatan untuk

dapat memberikan penyuluhan mengenai higiene makanan di sekolah terkait

dengan angka kejadian diare yang tinggi.

1.5.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan

untuk penelitian selanjutnya.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan tentang Konsumsi Makanan Jajanan

2.1.1 Definisi Makanan Jajanan

Definisi makanan jajanan menurut WHO yaitu makanan atau minuman

yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan atau di tempat-

tempat keramaian umum yang langsung dikonsumsi oleh konsumen tanpa

pengolahan atau persiapan lebih lanjut.3 Berdasarkan FAO (Food and Agriculture

Organization), street food atau makanan jajanan adalah makanan dan minuman siap

saji yang dipersiapkan serta dijual oleh pedagang kaki lima khususnya di jalan.14

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003,

makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin

makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk

dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan

hotel.5 Makanan jajanan berfungsi sebagai makanan selingan serta berperan dalam

pemenuhan zat-zat makanan jika makanan utama kurang. Makanan jajanan banyak

dibeli dan dikonsumsi oleh semua kalangan, baik dari usia sekolah hingga usia

manula.

2.1.2 Pengetahuan Memilih Makanan Jajanan

Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang setelah melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Menurut Bloom dan Skinner, Pengetahuan adalah

kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahui dalam

bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui pengalaman orang lain, pendidikan, media massa serta lingkungan. 2

Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya perilaku. Dalam domain

kognitif, pengetahuan memiliki 6 pengetahuan :

1. Tahu (Know)

Seseorang dikatakan tahu jika dapat mengingat sesuatu yang telah

dipelajari, termasuk mengingat kembali sesuatu yang telah dipelajari.

Contoh anak dapat menyebutkan manfaat mencuci tangan. 2

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

6

2. Memahami (Comprehension)

Sesorang dikatakan memahami jika mampu menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menyimpulkan dengan

benar. Contohnya anak dapat menjelaskan pentingnya mencuci tangan

sebelum makan dan setelah BAB.2

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang

dipelajari pada situasi sebenarnya. Misalnya seseorang akan mencuci

tangan setiap kali makan dan setelah BAB.2

4. Analisis (Analysis)

Sesorang mampu menjabarkan materi ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih dalam struktur yang sama dan berkaitan satu

sama lain. Mampu membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.2

5. Sintesis (Synthesis)

Seseorang mampu meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dapat menyusun formulasi-

formulasi baru. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, dan

menyesuikan.2

6. Evaluasi (Evaluation)

Seseorang mampu untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi.

Misal mengetahui dampak makanan tidak sehat.2

Mengemukakan pengetahuan sesorang dapat diketahui dengan cara

menanyakan sehingga dapat mengungkapkan apa yang diketahui dalm bentuk bukti

atau jawaban lisa. Bukti atau jwaban tersebut merupakan reaksi dari stimulus yang

diberikan baik dalam bentuk pertanyaan langsung (wawancara) ataupun tertulis

(kuesioner). 2

Pengetahuan dalam memilih makanan jajanan adalah kemampuan

seseorang untuk memilih makanan yang sehat dan mempunyai zat-zat gizi cukup.

Pengetahuan anak terkait gizi akan mempengaruhi perilaku anak dalam pemilihan

makanan jajanan, yaitu dapat memilih jajanan yang sehat ataupun jajanan yang

membahayakan. 15

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

7

Pengetahuan gizi pada anak diperoleh secara internal (berasal dari

pengalaman hidup dirinya sendiri) dan eksternal, yaitu faktor luar yang

mempengaruhi anak dalam memilih jajanan. Adapun faktor tersebut dapat

diperoleh dari keluarga, masyarakat, dan metode pembelajaran. Keluarga berperan

utama dalam pendidikan anak dan sangat berpengaruh dalam pembentukan

kebiasaan makan anak. Anak dapat terbiasa memilih jajanan yang sehat dan bergizi

jika dalam keluarga memiliki pengetahuan gizi yang baik, jika dalam keluarga tidak

memiliki pengetahuan gizi yang baik maka anak juga tidak dapat memilih jajanan

yang sehat dan bergizi. Pada umumnya anak memilih jajanan tidak berdasarkan

kandungan gizi yang terkandung di dalamnya, melainkan berdasarkan panca indera,

sehingga jajanan yang dipilih tidak memenuhi syarat sehat dan seimbang. 2

Lingkungan sekitar juga mempengaruhi pengetahuan gizi anak, seperti

lingkungan sekolah, teman sebaya serta media massa. Pendidikan gizi juga

mempengaruhi anak dalam memilih jajanan. Umumnya pendidikan gizi diberikan

pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) dan jasmani di sekolah. Anak

dijelaskan bahwa gizi berperan penting dalam menunjang pertumbuhan dan

perkembangan tubuh. Selain itu, anak juga diajarkan sumber-sumber gizi serta

konsekuensi apabila kekurangan atau kelebihan. 2

Dalam pemilihan makanan jajanan terdapat faktor yang mempengaruhi,

yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah faktor yang ditimbulkan

dari diri sendiri, meliputi faktor psikologis dan faktor fisiologis. Faktor fisiologis

adalah kebutuhan makan saat lapar dan berhenti makan saat kenyang. Faktor

psikologis adalah kesukaan terhadap makanan, emosi (mood/ stress), dan

kepribadian yang dapat mempengaruhi pemilihan makanan. Sedangkan faktor

eksternal yaitu meliputi : budaya berperan dalam penentuan utama pemilihan

makanan pokok, agama memiliki peraturan tentang makanan yang diperbolehkan

dan yang tidak diperbolehkan, tingkat ekonomi mempengaruhi kemampuan

seseorang untuk memperoleh dan menentukan pilihan makanan, sosial atau

lingkungan, pendidikan atau pengetahuan seseorang terhadap pemenuhan gizi dan

jajanan sehat, serta informasi tentang beberapa makanan yang dapat mempengaruhi

pemilihan makanan.16

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

8

Pemilihan makanan jajanan harus diperhatikan dari segi keamanannya,

yaitu terbebas dari pencemaran zat kimiawi, biologi ataupun fisika agar tidak

menyebabkan keracunan pangan dan akan mengancam kesehatan.10 Berikut

contoh-contoh bentuk cemaran pada makanan jajanan :

a. Pencemaran yang berupa fisika terletak pada penjamah makanan jajanan atau

penjual, sehingga perlu diperhatikan penjual jajanan makanan. Lihat dari

penjamah atau penjual makanan apakah memakai celemek dan tutup kepala,

mencuci tangan setiap menangani makanan, tidak sambil merokok, tidak

menggaruk anggota badan, menjaga kebersihan diri (seperti rambut, kuku, dan

pakaian), tidak menderita penyakit menular, saat menjamah makanan memakai

alat atau alas tangan, dan tidak bersin atau batuk di hadapan makanan. Selain

terletak pada penjamah atau penjual makanan, cemaran fisika perlu diperhatikan

dan dilihat juga pada peralatan yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian

makanan apakah sudah dicuci bersih dengan sabun, sudah dikeringkan, serta

tidak menggunakan peralatan yang hanya bisa digunakan untuk sekali pakai.10

b. Pencemaran kimia terdapat pada air yang digunakan dalam penanganan

makanan jajanan harus memenuhi persyaratan higiene sanitasi. Bahan olahan

yang dipakai sebagai bahan olahan harus terdaftar di Kemenkes, tidak

kadaluwarsa, dan tidak rusak. Tidak menggunakan pemanis buatan seperti

Dulsin dan tidak menggunakan pengawet seperti methanil yellow atau rhodamin

B. Tidak menggunakan pengawet seperti formalin dan boraks.10, 17

c. Pencemaran biologi dapat diperhatikan dari makanan yang dihidangkan, apakah

dalam keadaan baik, segar dan tidak busuk. Makanan yang dijajakan harus dalam

keadaan terbungkus dan tertutup agar tidak tercemar oleh bakteri patogen yang

akan menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.10

Anak sekolah lebih tertarik dengan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki

lima karena warnanya yang menarik, rasanya menggugah selera, serta harganya

yang terjangkau.4 Anak usia sekolah juga sering menolak untuk sarapan di rumah

dan sebagai gantinya dimintanya uang jajan sehingga sesampainya di sekolah uang

jajan yang diberikan, dibelanjakan untuk membeli makanan jajanan di pedagang

kaki lima.18 Keamanan makanan jajanan di kaki lima perlu diperhatikan karena

sering menjadi sumber keracunan. Makanan jajanan anak sekolahan cenderung

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

9

menggunakan bahan-bahan pengawet, pewarna, penyedap, pemanis sehingga dapat

mengancam kesehatan.4

2.2 Perilaku tentang Konsumsi Makanan Jajanan

Perilaku kesehatan adalah respon terhadap objek yang berkaitan dengan

sakit, penyakit, makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku tidak dapat

muncul secara tiba-tiba, perilaku merupakan proses yang dilakukan berulang kali.

Sebelum seseorang memiliki perilaku baru, maka terdapat beberapa tahapan, yaitu

a. Kesadaran (Awareness), dengan kesadaran maka akan memicu

seseorang untuk berfikir lebih lanjut tentang apa yang diterima.

b. Ketertarikan (Interest). Setelah sadar, seseorang akan memulai

melakukan tindakan terhadap stimulus yang diterima.

c. Menimbang (Evaluation). Seseorang memikirkan baik buruk terhadap

stimulus. Jika stimulus dianggap buruk, maka akan diam. Sebaliknya,

jika stimulus dianggap baik, maka akan bertindak.

d. Mencoba (Trial), yaitu keinginan untuk mencoba.

e. Mengadopsi (Adoption). Seseorang mampu melakukan tindakan yang

dianggap baik atau buruk terhadap stimulus yang diterima.

Terdapat beberpa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, yaitu faktor

predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Faktor predisposisi

(Predisposition), yaitu faktor yang mendasari dalam melakukan suatu tindakan.

Faktor predisposisi pada seseorang diantaranya usia, jenis kelamin, keyakinan,

nilai-nilai, status sosio ekonomi, dan sikap. Faktor pemungkin (Enabling) adalah

faktor yang memungkinkan motivasi atau keinginan untuk dapat terlaksana, yang

termasuk dalam faktor pemungkin yaitu sumber daya, ketersediaan fasilitas, dan

ketersediaan informasi. Faktor penguat (Reinforcing) adalah faktor yang muncul

setelah tindakan dilakukan. Faktor penguat ini dapat bersifat negatif atau positif.2

Perilaku pemeliharaan kesehatan terjadi dari 3 aspek : 1) Perilaku

pencegahan penyakit, yaitu mencegah terjadinya penyakit. Misalnya mencegah

terjadinya diare dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan

mencuci tangan sebelum dam sesudah makan, BAB. 2) Perilaku peningkatan

kesehatan. 3) Perilaku makanan dan minuman.2

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

10

Perilaku makanan dan minuman dalam konsumsi makanan jajanan agar

mencegah penyakit yaitu bisa dengan menjaga kebersihan diri seperti memotong

kuku secara teratur, menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan menjaga kebersihan

tubuh. Sebelum mengkonsumsi makanan jajanan harus mencuci tangan dengan

sabun dan air mengalir.17 Memilih makanan jajanan yang aman, yaitu memilih

makanan jajanan yang tertutup rapat, memerhatikan label makanan, memerhatikan

warna makanan, dan kualitas makanan. Terdapat beberapa faktor yang dapat

memengaruhi perilaku pemilihan jajanan, yaitu faktor mengenai makanan, faktor

personal untuk pemusatan pemilihan jajanan, dan faktor sosial ekonomis.18

2.3 Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah merupakan anak berusia 6-12 tahun.1 Masa ini di tandai

dengan mulai memasukinya bangku sekolah dasar. Anak usia sekolah mulai

memasuki dunia baru, mulai berhubungan dengan orang lain selain keluarganya

dan bergabung dengan teman seusianya.19 pada masa ini anak berada dalam fase

pertumbuhan dan perkembangan, sehingga dibutuhkan keseimbangan gizi agar

tumbuh kembang anak optimal.1 Pada usia ini anak lebih peka, sehingga mudah

untuk dibimbing, dan ditanamkan kebiasaan yang baik. Kebiasaan dalam memilih

jajanan termasuk salah satu kebiasaan baik yang penting untuk ditanamkan, agar

anak dapat memilih jajanan yang sehat, aman dan bergizi sehingga tumbuh

kembang dapat optimal.2

2.4 Diare

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan konsistensi lembek atau cair

atau setengah cair atau setengah padat dapat disertai dengan darah dan atau lendir

dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam satu hari.20, 21

Diare menyebabkan tubuh kehilangan cairan, elektrolit, dan bahan yang

sudah ditelan, sehingga tubuh menjadi dehidrasi, kehilangan nutrien, dan asidosis

metabolik karena HCO3- keluar.22

2.4.1 Kejadian Diare di Indonesia

Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang

terutama Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

11

morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun

2000s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens diare yang meningkat. Pada tahun

2000 insiden penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi

374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk, dan tahun 2010

menjadi 411/1000 penduduk. Kejadian Luar Biasa diare juga masih terjadi dengan

angka CFR yang tinggi. Pada tahun 2008 KLB terjadi dengan kasus 5756 di 24

kecamatan dan 100 orang meninggal (CFR 1,74%), tahun 2010 dengan kasus 4204

di 33 kecamatan dan 73 orang meninggal (CFR 1,74%).23

Pada tahun 2016 terjadi 3 kali KLB diare yang tersebar di tiga provinsi, 3

kabupaten dengan insiden 198 kasus dan kematian 6 orang (CFR 3,04%).

Berdasarkan rekapitulasi RISKESDAS 2016 KLB diare dari tahun 2008 s/d 2016

terlihat CFR yang masih cukup tinggi (>1%) kecuali pada tahun 2011 CFR saat

KLB sebesar 0,40%, tetapi pada tahun 2016 meningkat menjadi 3,04%. Hasil survei

Morbiditas Diare tahun 2014 yaitu 270/1.000 penduduk, sehingga diperkirakan

penderita diare di fasilitas kesehatan pada tahun 2016 sebanyak 6.897.463, tetapi

jumlah yang dilaporkan ditangani fasilitas kesehatan sebanyak 3.198.411, yang

berarti 46,4% dari target (target penderita diare yang datang ke faskes 10%).9

Berdasarkan data profil kesehatan dari tahun 2016 hingga tahun 2018, perkiraan

diare di sarana kesehatan mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak

6.897.463, di tahun 2017 sebanyak 7.77299, dan tahun 2018 menjadi 7.157.483,

sehingga dapat disimpulkan kejadian diare masih tinggi.11-13

Berdasarkan RISKESDAS 2018, insiden diare untuk seluruh kelompok

umur di Indonesia adalah 6,8%. Provinsi dengan diare tertinggi yaitu Jabar, Jatim,

Jateng, Sumut, dan Banten. Insiden diare tinggi pada kelompok usia 5-14 tahun,

pendidikan hanya tamat SD, dan kelompok tidak bekerja. Kelompok berdasarkan

jenis kelamin dan tempat tinggal menunjukkan proporsi yang tidak jauh berbeda.10

Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) dari tahun 2001 hingga

tahun 2007, Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar di Indonesia dari tahun ke

tahun diare masih menjadi penyebab utama kematian balita. Penyebab utama

kematian balita akibat diare yaitu tata laksana yang tidak tepat baik di rumah atau

di sarana kesehatan. Maka dari itu perlu tatalaksana diare yang cepat dan tepat.

Berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare penyebab kematian

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

12

dengan peringkat ke-13 dan proporsi 3,5%. Berdasarkan penyakit menular, setelah

TB dan pneumonia, diare merupakan penyebab kematian.

2.4.2 Faktor Risiko Terjadinya Diare

Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian diare yaitu, higiene individu

yang buruk, higiene makanan yang buruk, dan sanitasi yang buruk. Tangan

merupakan agen yang membawa patogen sehingga menyebabkan patogen

berpindah dari satu orang ke orang yang lain baik secara kontak langsung atau tidak

langsung. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih merupakan salah satu upaya

pencegahan penyakit serta dapat menurunkan angka kejadian diare. Higiene

individu yang buruk seperti jarang mencuci tangan dengan atau tanpa sabun

sebelum memasak, menyajikan makanan atau makan, serta setelah BAB dapat

menyebabkan diare. 24

Selain kontaminasi bakteri di tangan, kontaminasi bakteri pada makanan

dapat juga menyebabkan diare, susu atau buah yang unpasteurized dan daging atau

telur yang dimasak setengah matang, meningkatkan risiko kontaminasi patogen.

Selain kontaminasi patogen, makanan yang mengandung logam berat dan toksin

jamur dapat juga menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.21, 25

Kontaminasi bakteri pada sumber air juga dapat menyebabkan diare.

Sanitasi yang buruk merupakan sumber air bersih yang tidak aman karena

mengandung bakteri patogen seperti E.coli yang dapat menyebabkan diare dan

meningkatkan kematian hingga 88%.26 Air yang tidak bersih menjadi tempat

berkembang biak berbagai mikroorganisme sehingga menyebabkan berbagai

penyakit. Selain air yang tidak aman digunakan, sanitasi buruk disebabkan juga

oleh tempat pembuangan kotoran manusia atau jamban yang tidak memenuhi

standar dan persyaratan kesehatan.27 Jamban yang tidak memenuhi standar dan

persyaratan kesehatan dapat mengkontaminasi manusia dengan berbagai sumber

penyakit terutama diare.28

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

13

2.4.3 Gejala Klinis Diare

Diare memiliki gejala sering buang air besar dengan konsistensi feses

lembek, cair, setengah cair, setengah padat dengan selang waktu singkat, dengan

frekuensi lebih dari tiga kali dalam sehari disertai dengan atau tanpa lendir atau

darah.20 Diare juga disertai dengan keluhan sakit perut dan atau kembung, sakit

pada anus, berat badan menurun, dan bisa juga disertai demam.29 Anak dengan diare

berisiko tinggi untuk mengalami dehidrasi.23

Gejala diare yang ditimbulkan tiap mikroorganisme memiliki gejala yang

berbeda. Demam pada diare terjadi akibat proses peradangan atau proses dehidrasi

(pada diare inflamatik). Mual muntah adalah gejala nonspesifik tetapi bisa

disebabkan oleh mikroorganisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas

(enteric virus, Giardia). 30

2.4.4 Pencegahan Penyakit Diare

Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang

terutama Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi.23

morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi dapat diturunkan melalui pengendalian

faktor risiko kegiatan. Pencegahan penyakit diare dapat dilakukan dengan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS), penyediaan air bersih, serta terdapat sarana

pembuangan air limbah. PHBS bertujuan menghindari dari bahaya bakteri dan

organisme lain yang menyebabkan diare. Salah satu contoh PHBS yaitu, mencuci

tangan sebelum menyiapkan dan memegang makanan serta setelah buang air kecil

dan buang air besar, karena tangan merupakan agen yang dapat membawa bakteri

dari suatu individu ke individu yang lain. 31

Bakteri patogen penyebab diare ditularkan dengan cara fecal-oral yaitu

melalui makanan, minuman, ataupun benda yang tercemar dengan feses (jai-jari

tangan atau wadah yang dicuci dengan air tercemar). Makanan yang terkontaminasi

bakteri patogen dapat menyebabkan diare, sehingga dibutuhkan pengolahan

makanan yang aman dan sehat. Selain memerhatikan kebersihan makanan,

penggunaan air bersih dan bebas dari kontaminasi bakteri patogen harus tersedia di

setiap rumah tangga agar dapat mengurangi risiko terjadinya diare. Penyediaan air

bersih harus dijaga dari pencemaran limbah (baik limbah industri atau limbah

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

14

rumah tangga seperti feses). Setiap rumah tangga harus mempunyai jamban dan

anggota keluarga harus buang air besar di jamban karena feses dapat menularkan

penyakit sehingga penting diadakan sistem pendistribusian dan pengelolaan

limbah.31

2.5 Pandangan Agama Islam dalam Pemilihan Makanan

Makanan dijadikan sebagai pemelihara kehidupan dan memberikan kekuatan

esensial bagi kehidupannya.32 Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan

manusia akan makanan ikut berkembang mengikuti selera dan kebutuhan individu

sehingga muncul beraneka makanan yang dapat memelihara kesehatan bahkan

dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gangguan pencernaan atau diare,

penyakit degeneratif, kanker, dsb. Maka manusia harus cermat dalam memilih

makanan untuk dikonsumsi sebagaimana Allah telah mengingatkan kepada kita

semua QS. ‘Abasa ayat 24 “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan

makanannya”. 33 Tetapi banyak manusia tidak memerhatikan makanan yang di

konsumsi, terutama anak usia sekolah lebih tertarik terhadap makanan yang dijual

oleh kaki lima, tanpa memerhatikan kualitas serta higienitas makanan jajanan

tersebut. Makanan mempunyai berpengaruh terhadap jasmani dan rohani manusia,

maka dalam Islam banyak peraturan berkaitan dengan makanan, seperti mengatur

makanan yang halal dan haram dan etika makan.32

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

15

2.6 Kerangka Teori

Bebas dari pencemaran

memerhatikan

Pengetahuan

konsumsi jajanan

Mengetahui jajanan

sehat & aman

Fisika Kimia Biologi

Kebersihan

penjual Peralatan yang

digunakan

Mengetahui jajanan

bergizi

Air memenuhi

syarat hygiene

Bahan olahan

terdaftar di

Kemenkes, tidak

kadaluwarsa, &

tidak rusak

Tidak

mengandung

bahan berbahaya

Makanan yang

dihidangkan segar

& tidak busuk

Makanan yang

disajikan dalam

keadaan terbungkus

Perilaku

konsumsi jajanan

Memilih jajanan

sehat & aman

Menerapkan

PHBS

Cuci tangan

sebelum makan

Menjaga

kebersihan diri

Faktor risiko diare

Higiene

individu buruk

Jarang cuci

tangan sebelum

makan

Higienitas

makanan buruk

Sanitasi buruk

Diare pada anak

Diare akut

Diare persisten

Diare kronik Etiologi

Diare infeksi

Invasif Non invasif

Diare non-infeksi

Intoksikasi, alergi,

malabsorbsi,

imunodefisiensi

Sekresi

toksin

Terbentuk

cAMP di

dinding usus

Sekresi air

dan elektrolit

Inflamasi di

dinding usus

Mukosa usus

rusak

Produksi

mukus

Eksudasi air

dan elektrolit

ke lumen usus

Absorbsi usus

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

16

2.7 Kerangka Konsep

Variabel independent Variabel dependent

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Riwayat diare

dalam 1 bulan

terakhir

Faktor

Predisposisi

Usia, Jenis

Kelamin,

Tingkatan Kelas

Perilaku

konsumsi jajanan

Memilih jajanan

sehat & aman

Menerapkan

PHBS

Cuci tangan

sebelum makan

Menjaga

kebersihan diri

Pengetahuan

konsumsi jajanan Mengetahui jajanan

sehat & aman

Kebersihan penjual

& Peralatan yang

digunakan penjual

Mengetahui jajanan

bergizi

Air memenuhi syarat

hygiene, bahan olahan

terdaftar di Kemenkes

Makanan yang dihidangkan

segar, tidak busuk, & disajikan

dalam keadaan terbungkus

Keluarga Lingkungan Pendidikan

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

17

2.8 Definisi Operasional

Tabel 2.1 Definisi operasional

No Variabel

Karakte

ristik

Definisi

operasional

Cara ukur Alat

ukur

Hasil ukur Skala

ukur

1. Jenis

kelamin

Keadaan tubuh

secara gender

yang dibedakan

secara fisik.

Diisi oleh

responden

Kuesio

ner

1 = laki-laki

2 = perempuan

Nomi

nal

2. Usia Satuan waktu

yang mengukur

keberadaan

makhluk sejak

dilahirkan (lama

waktu hidup).

Diisi oleh

responden

Kuesio

ner

1 = usia 9-10

tahun

2 = usia 11-13

tahun

Ordin

al

3. Kelas Tingkatan atau

jenjang dalam

suatu lembaga

pendidikan.

Diisi oleh

responden

Kuesio

ner

1 = Kelas IV

2 = Kelas V

3 = Kelas VI

Ordin

al

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

18

Tabel 2.1 Definisi Operasional (lanjutan)

No Variabel

Indepen

den

Definisi

operasional

Cara ukur Alat

ukur

Hasil ukur Skala

ukur

4. Pengetah

uan

memilih

makanan

jajanan

Kemampuan

seseorang untuk

mengingat

kembali tentang

tindakan dalam

memilih makanan

jajanan

Pertanyaan berupa

multiple choice,

responden

memilih jawaban

yang dianggap

paling benar

berjumlah 13 soal.

Kuesio

ner

dengan

skala

guttma

n.

Pada 13 soal

pertanyaan

multiple

choice

jawaban benar

diberi nilai 1,

jawaban salah

diberi nilai 0.

1. Baik : >

70%

jawaban

benar

1. Kurang baik

: skor < 70%

jawaban

benar.

Ordin

al

5. Perilaku

memilih

makanan

jajanan

Suatu tindakan

atau aktivitas

yang dilakukan

seseorang dalam

memilih makanan

jajanan.

bentuk pernyataan

tertutup berjumlah

24 soal dengan

memberi tanda

ceklis pada salah

satu jawaban yang

dianggap benar

oleh responden

Kuesio

ner

dengan

skala

likert.

Pernyataan

Positif : SS =

4; S = 3; KD =

2; TP = 1

Pernyataan

Negatif : SS =

1; S = 2; KD =

3; TP = 4

Kriteria :

1. Sangat baik

= 78-96

2. Baik = 60-

77

3. Buruk = 42-

59

4. Sangat

Buruk = 24-

41

Ordin

al

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

19

Tabel 2.1 Definisi Operasional (lanjutan)

No Variabel

Depende

n

Definisi

operasional

Cara ukur Alat

ukur

Hasil ukur Skala

ukur

6. Diare BAB dengan

konsistensi

lembek atau cair

dapat disertai atau

tanpa lendir atau

darah dengan

frekuensi 3 kali

dalam sehari yang

didiagnosa oleh

dokter atau tenaga

medis.

Mengisi

pertanyaan pilihan

ganda pada

kuesioner yang

diberikan

Kuesio

ner

1 = tidak diare

2 = diare

Ordin

al

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah potong lintang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 01, Kota Tangerang

Selatan, Banten pada bulan November hingga Desember 2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi target yang digunakan pada penelitian ini adalah anak kelas 4-6.

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa/i kelas 4-6 SDN Ciputat 01.

3.3.2 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV, V, dan VI yang

memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pemilihan sampel dengan cara nonprobability

sampling berupa convenience sampling, yaitu peneliti langsung mengambil sampel

penelitian karena responden berada di tempat dan waktu saat peneliti mengambil

data.

3.3.3 Perkiraan Besar Sampel

Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antar variabel, dan dilakukan

dalam satu kali pengukuran sehingga perkiraan besar sampel yang dibutuhhkan

untuk penelitian dihitung dengan menggunakan rumus analitik kategorik tidak

berpasangan yaitu :

𝑛1 = 𝑛2 = (𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2

𝑃1 − 𝑃2)

2

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

21

𝑛1 = 𝑛2 = (1,96 √2(0,275)(0,725) + 1,28 √(0,4)(0,6) + (0,15)(0,85)

0,4 − 0,15)

2

𝑛1 = 𝑛2 = 65,2864 dibulatkan menjadi 65 orang

Keterangan :

n1 = Jumlah subjek kelompok 1

n2 = Jumlah subjek kelompok 2

α = Kesalahan tipe satu. (ditetapkan α = 5%)

Zα = Nilai standar alpha 5% yaitu 1,96

β = Kesalahan tipe dua. (ditetapkan β = 10%)

Zβ = Nilai standar beta 10% yaitu 1,28

P1 = Proporsi pada kelompok satu 40%33 = 0,4

Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,4 = 0,6

P2 = Proporsi pada kelompok dua yaitu clinical judgment peneliti 15% = 0,15 %

Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,15 = 0,85

P = (P1 + P2)/2 = (0,4 + 0,15)/2 = 0,275

Q = 1 – P = 1 – 0,275 = 0,725

Untuk mengantisipasi kemungkinan drop out, maka besar sampel diperbeasr

menjadi 130 orang, dengan rumus: n’ = 𝑛

1−𝑓 =

130

1−0,1 = 144

Keterangan :

n’= besar sampel setelah antisipasi drop out

n = besar sampel yang dibutuhkan

f = prediksi drop out = 10 % = 0,1

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

Alat penelitian pada penelitian menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri

oleh peneliti (Lampiran 5), dalam pembuatan kuesioner peneliti membuat kisi-kisi

kuesioner terlebih dahulu (Lampiran 3). Peneliti menggunakan lembar kuesioner

yang terdiri dari empat bagian, antara lain :

1. Lembar kuesioner tentang identitas responden yang langsung diisi oleh

responden yaitu meliputi nama, usia, jenis kelamin, dan tingkatan kelas.

2. Lembar kuesioner tentang pengetahuan memilih makanan jajanan. Responden

diminta untuk memilih jawaban benar dari 13 soal multiple choice. Jawaban

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

22

benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi skor 0, kemudian akan di skoring oleh

peneliti.

3. Lembar kuesioner tentang perilaku memilih makanan terdapat 27 pernyataan,

tetapi pada pernyataan nomor item 4, 5, dan 6 tidak dimasukkan kedalam

penelitian dikarenakan pernyataan tidak dapat dijadikan sebagai tolok ukur

perilaku seseorang. Setiap pernyataan terdapat pernyataan positif ataupun

pernyataan negatif. Responden diminta untuk memberikan tanda ceklist (√)

pada kolom “Tidak pernah”, “Kadang-kadang”, “Sering”, dan “Sangat sering”

pada setiap pernyataan tentang perilaku memilih makanan jajanan, kemudian

akan diskoring oleh peneliti.

4. Responden diberikan pertanyaan terkait riwayat diare dalam 1 bulan terakhir

dan berapa kali mengalami diare dalam 1 bulan tersebut. Responden diminta

untuk mengisi jawaban sesuai yang dialami responden.

Sebelum dilakukan pengambilan data menggunakan kuesioner tersebut.

Peneliti melakukan uji validitas isi, yaitu ingin mengetahui sejauhmana elemen-

elemen instrumen assesmen relevan dengan konsep-konsep yang ditampilkan

dalam kajian literatur. Uji validitas isi pada penelitian ini menggunakan Pearson

moment dan uji reliabelitas dengan Cronbach Alpha menggunakan sofware IBM

SPSS statistics version 22.

3.5 Kriteria Penelitian

Pengambilan data dilakukan di SDN Ciputat 01 dikarenakan dekat dengan

kampus dan mudah dijangkau oleh peneliti. Dari perhitungan sampel, sebanyak 144

siswa dipilih dari beberapa kelas IV, V, dan VI.

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Adapun yang termasuk dalam kriteria Inklusi (kriteria yang layak diteliti)

kuesioner, yaitu :

a. Anak Sekolah usia 9-12 tahun.

b. Siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat 01.

c. Bersedia menjadi subyek penelitian.

d. Siswa yang bisa membaca dan menulis dengan lancar.

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

23

Adapun yang termasuk dalam kriteria eksklusi (kriteria yang tidak layak diteliti)

kuesioner, yaitu :

a. Siswa kelas I, II, dan III SDN Ciputat 01.

b. Siswa kelas IV, V, dan VI SDN Ciputat 01 yang tidak hadir pada hari

pembagian kuesioner .

c. Mengisi kuesioner dengan tidak lengkap.

3.7 Variabel Penelitian

Variabel Bebas dalam penelitian ini, yaitu jenis kelamin, usia, pengetahuan

pemilihan makanan jajanan, dan perilaku dalam pemilihan makanan jajanan

(termasuk perilaku cuci tangan sebelum makan. Sedangkan variabel terikat pada

penelitian ini adalah kejadian diare dalam 1 bulan terakhir

3.8 Cara Kerja Penelitian

3.8.1 Alur Penelitian

Disseminate questionnaire

Pembuatan proposal dan kuesioner

Proposal dan kuesioner diserahkan kepada pembimbing

Meminta perizinan untuk melakukan penelitian pada FK UIN Jakarta (Pembuatan surat etik)

Melakukan uji validasi isi kuesioner

Kuesioner telah valid

Meminta perizinan untuk melakukan

penelitian pada SDN Ciputat 01

Kuesioner tidak valid

Melakukan perbaikan

pada item yang tidak valid

Collecting questionnaire

Pengolahan data

Analisis deskriptif

Analisis statistik

Laporan hasil

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

24

1.9 Manajemen Data

Manajemen data merupakan cara pengolahan data yang dilakukan mulai dari

pengumpulan data hingga analisis data. Tahapan dalam manajemen data yaitu

a. Editing, adalah memeriksa ulang kuesioner yang sudah diisi oleh

responden.

b. Coding atau pengkodean, merupakan pengubahan data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi angka atau bilangan agar mempermudah peneliti dalam

pemasukan dan pengolahan data.

Pengkodean skala likert

Jumlah pilihan : 4 Jumlah pertanyaan : 24

Skoring terendah : 1 Skoring tertinggi : 4

Jumlah skor terendah = skor terendah x jumlah pertanyaan = 1 x 24 = 24

Jumlah skor tertinggi = skor tertinggi x jumlah pertanyaan = 4 x 24 = 96

Median : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

2 =

24+96

2 = 60

Kuartil 1 : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ+𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛

2=

24+60

2 = 42

Kuartil 3 : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖+𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛

2 =

96+60

2 = 78

Kategori perilaku responden adalah sebagai berikut

1. Sangat Baik : kuartil 3 ≤ x ≤ skor minimal (78 ≤ x ≤ 96)

2. Baik : median ≤ x < kuartil 3 (60 ≤ x < 78)

3. Buruk: kuartil 1 ≤ x < median (42 ≤ x < 60)

4. Sangat Buruk : skor minimal ≤ x < kuartil 1(24 ≤ x < 42)

c. Data entry, yaitu memasukkan jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang sudah dalam bentuk kode ke dalam program atau software.

d. Cleaning, adalah kegiatan membersihkan dan memeriksa kembali data

yang sudah masukdan dilakukan pembetulan apabila terdapat data yang

tidak lengkap.

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

25

3.10 Pengolahan dan Analisi Data

Data yang sudah ada diolah menggunakan sofware IBM SPSS statistic

version 22 kemudian dilakukan analisis dengan analisis univariat dan bivariat.

1.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis tiap

variabel penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan karakteristik masing-masing variabel penelitian yang diteliti. Dalam

analisis penelitian ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi responden

berdasarkan jenis kelamin, usia, kelas, pengetahuan memilih jajanan, perilaku

memilih jajanan, dan kejadian diare pada subjek penelitian. Data dianalisis

menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkam dalam bentuk tabulasi.

Kemudian hasil dilaporkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase (%)

dari masing-masing item.

1.9.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi

atau berhubungan. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini uji statistik yang

digunakan adalah uji statistik non parametrik yaitu uji kai kuadrat (Chi-Square)

pada tabel 2x2 dan uji korelasi somers’d pada tabel 3x2. Uji Chi-Square digunakan

jika skala pengukuran merupakan kategorik (ordinal/nominal), syarat analisis

menggunakan uji ini adalah sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5,

maksimal 20% dari jumlah sel. Uji korelasi Somers’d digunakan pada dua variabel

yang setara dan skala kedua variabel ordinal. Dengan menggunakan data

kepercayaan 95% dengan nilai α 5%, sehingga jika nilai ρ (p value) < 0,05 maka

hasil penghitungan statistik bermakna (signifikan) atau menunjukkan adanya

hubungan atau korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika nilai ρ

value > 0,05 maka hasil penghitungan statistik tidak bermakna (tidak signifikan)

atau menunjukkan tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

26

3.11 Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan kepada komisi etik penelitian Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan

penelitian yang dibuktikan dengan dikeluarkannya surat keterangan lolos uji etik

(Ethical Approval) dengan nomor protokol 3674022P111132019112600005 dan

nomor surat B-029/F12/KEPK/TL00/12/2019. Selain mendapat persetujuan etik,

peneliti juga mendapat persetujuan dengan Informed Consent kepada subjek

penelitian.

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji Instrumen menggunakan content validity dan uji reliabilitas telah

dilaksanakan di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Ar-Rahmah yang bertempat di

musholla Ar-Rahmah, gang Jambu, Pisangan, Ciputat. TPA tersebut merupakan

tempat anak usia sekolah (9-12 tahun) belajar mengaji. Peneliti melaksanakan uji

validitas dan reabilitas di tempat tersebut karena sepadan dengan subjek penelitian

yang akan diteliti. Uji instrumen dilakukan pada seluruh butir pertanyaan kuesioner.

4.1.1 Uji Validitas

Uji Validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid tidaknya

pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada penelitian. Instrumen penelitian

ini dilakukan hingga didapatkan hasil yang valid, yaitu hingga tiga kali

pengambilan. Suatu item kuesioner dikatakan memiliki validitas yang baik apabila

r hitung lebih besar daripada r tabel. Nilai r tabel tiap pengambilan berbeda, karena

berdasarkan jumlah sampel.

4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan pada penelitian reliable (dapat dipercaya) atau tidak.

Suatu instrumen dikatakan reliable jika memberi nilai yang stabil dari waktu ke

waktu. Uji reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan mengetahui nilai

Cronbach’s alpha. Menurut Arikunto interpretasi nilai Cronbach’s Alpha adalah

sebagai berikut :

1. Sangat reliable : 0,81-1,00

2. Reliable : 0,61-0,80

3. Cukup reliable : 0,41-0,60

4. Agak reliable : 0,21-0,40

5. Kurang reliable : 0,00-0,20

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

28

Uji reliabilitas pada kuesioner “Pengetahuan” memiliki nilai Cronbach’s

Alpha 0,759 dan pada kuesioner “Perilaku” memiliki nilai Cronbach’s Alpha 0,747.

Nilai tersebut menunjukkan hasil uji reabilitas reliable sehingga dapat memberi

nilai yang konsisten jika dilakukan pengambilan data secara berulang.

4.2 Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian ini, peneliti melakukan observasi pada tempat

jajan di SDN Ciputat 01. Dalam SDN Ciputat 01 terdapat tempat jajan anak-anak

baik di dalam sekolah yaitu kantin sekolah dan tempat jajanan di luar sekolah yaitu

jajanan kaki lima yang terletak di samping sekolah. Anak-anak pada sekolah

tersebut membeli jajanan di dalam kantin dan juga di luar sekolah, kebanyakan

anak-anak membeli jajan tidak memperhatikan kebersihan diri penjual ataupun

makanan yang dibeli.

4.2.1 Analisis Univariat

4.2.1.1 Karakteristik Sampel Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden

Variabel n %

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Usia (tahun)

9-10

11-13

Kelas

IV

V

VI

74

70

96

48

48

63

33

51,4

48,6

66,7

33,3

33,3

43,8

22,9

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki

lebih banyak daripada responden perempuan, yaitu sebanyak 74 orang (51,4%),

sedangkan responden perempuan hanya sebesar 70 orang (48,6%). Hal ini

sebanding dengan jumlah populasi yang menjadi tempat penelitian, dimana jumlah

pupolasi laki-laki sebanyak 548 siswa dan populasi perempuan sebanyak 493 siswa.

Selain itu teknik pengambilan sampel adalah teknik convenience sampling, dimana

sampel yang diambil didasarkan pada ketersediaan dan kemudahan mendapatkan.

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

29

Sampel diambil jumlah keseluruhan siswa satu kelas dari beberapa kelas setiap

tingkatan (kelas IV, V, dan VI), sehingga setiap siswa di SDN Ciputat 01 tidak

memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai subjek penelitian.

Berdasarkan usia, responden yang berusia 9-10 tahun merupakan usia

responden yang terbanyak yaitu sebanyak 96 orang (66,7%). Responden paling

banyak dari kelas V yaitu 63 orang (43,8%). Hal ini sesuai dengan teori, dimana

usia merupakan salah satu faktor pembentuk karakteristik seseorang yang dapat

berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia, maka akan

semakin berkembang pola pikir seseorang. Sedangkan responden yang berusia 11-

13 tahun sebanyak 42 orang (34,4%). Karena pengambilan kelas 5 diambil 2 kelas.

Perbedaan jumlah responden berdasarkan usia terjadi karena proporsi pengambilan

sampel sesuai dengan tingkatan kelas responden.

Peneliti memilih kelas IV, V, dan VI karena pada tingkatan kelas tersebut

usia responden 9-12 tahun merupakan usia anak sekolah dimana membutuhkan

makanan yang bergizi untuk tumbuh kembang. Anak sekolah lebih terpapar

makanan jajanan kaki lima dan seringkali tertarik dengan jajanan tersebut karena

warnanya yang menarik, rasanya menggugah selera, serta harganya yang

terjangkau. Pada tingkatan kelas IV, V, dan VI siswa sudah bisa membaca dan dapat

mengisi kuesioner peneliti. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

responden kelas IV sebanyak 47 orang (33,3%), kelas V sebanyak 63 orang

(43,8%), dan kelas VI sebanyak 33 orang (22,9%). Sedangkan jumlah siswa pada

kelas VI sebanyak 180, jumlah siswa kelas V sebanyak 188 orang, jumlah siswa

kelas VI 190 orang. Hal ini terjadi karena perbedaan proporsi pengambilan sampel.

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

30

4.2.1.2 Karakteristik Pengetahuan Konsumsi Jajanan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Konsumsi Jajanan

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kebanyakan responden

mempunyai pengetahuan baik tentang memilih makanan jajanan sebanyak 83 orang

(57,6%). Pengetahuan memilih makanan dapat dicontohkan dengan mengetahui

jajanan sehat, jajanan bergizi, dan waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik

sebanyak 83 orang (57,6%). Hal ini sesuai dengan penelitian Gulton Maria M.K

yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan

yang baik dalam memilih jajanan, dimana responden dapat membedakan antara

jajanan yang sehat dengan yang tidak sehat. Sehingga jika pengetahuan responden

terhadap jajanan sehat baik, maka resiko anak mengalami diare makin sedikit.33

4.2.1.3 Karakteristik Perilaku Konsumsi Jajanan Responden

Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Perilaku Konsumsi Jajanan

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kebanyakan responden

mempunyai perilaku baik dalam memilih jajanan, yaitu sebanyak 71 orang (49,3%).

Salah satu contoh perilaku dalam memilih makanan yaitu dengan mencuci tangan

setelah BAB, sebelum dan sesudah makan. Selain dari mencuci tangan,

memperhatikan kebersihan makanan, kebersihan penjual, serta alat yang dipakai

untuk mengolah merupakan hal yang penting dalam memilih jajanan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai perilaku baik dalam

memilih jajanan sebanyak 71 orang (49,3%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir

setengah responden memiliki perilaku memilih jajanan dengan baik.

Variabel N %

Pengetahuan

Kurang Baik

Baik

61

83

42,4

57,6

Perilaku n %

Buruk

Baik

Sangat Baik

39

71

34

27,1

49,3

23,1

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

31

4.2.1.4 Karakteristik Kejadian Diare dalam 1 Bulan Terakhir

Tabel 4.4 Distribusi Responden menurut Kejadian Diare l dalam 1 Bulan Terakhir

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kebanyakan responden

mengalami diare dalam 1 bulan terakhir, yaitu sebanyak 83 orang (57,6%). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian diare pada siswa SDN Ciputat 01

banyak yang mengalami diare dalam 1 bulan terakhir. Angka kejadian diare yang

tinggi ini kemungkinan terdapat faktor lain yang mempengaruhi kejadian diare,

yaitu higiene individu sperti mencuci tangan, sanitasi air dan jamban, serta higiene

makanan yang buruk. Higiene makanan yang buruk dapat diperoleh dari jenis

jajanan yang di beli (kualitas jajanan yang rendah). Menurut penelitian Agustina

Rina, selain dari jenis jajanan yang dibeli, cara menyimpan makanan, cara memasak

dengan memakai peralatan yang kotor dapat meningkatkan resiko diare hingga

70%.35

4.2.2 Analisi Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian Diare

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Konsumsi Jajanan terhadap Angka Kejadian

Diare

Pengetahuan Angka Kejadian Diare Jumlah p value

Diare Tidak diare

n % n % n %

Pengetahuan

Kurang Baik

Baik

54

29

88,5

34,9

7

54

11,5

65,1

61

83

100

100

0,000

Berdasarkan tabel 4.5 kebanyakan 83 responden memiliki pengetahuan baik

dalam memilih jajanan tetapi hanya 29 orang (65,1% ) yang tidak mengalami diare.

Tabel tersebut merupakan tabel 2x2 menunjukkan 0 sel yang angka expected count

Riwayat Kejadian Diare dalam 1 Bulan N %

Tidak Diare

Diare

61

83

42,4

57,6

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

32

kurang dari 5 dan tidak lebih dari 20%, sehingga layak uji Chi-Square dengan

koreksi Yates dan didapatkan nilai significancy dengan continuity correction (p-

value) = 0,000, karena p value < 0,05 maka Ho di tolak yang berarti terdapat

hubungan antara pengetahuan memilih jajanan terhadap kejadian diare. Hasil

penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Almanfaluthi M

L, dimana nilai p value 0,002 yang berarti terdapat hubungan antara jajanan kaki

lima terhadap penyakit diare.1

Tetapi pada hasil penelitian ini, anak yang memiliki pengetahuan baik masih

terdapat yang mengalami diare, yaitu sebanyak 29 orang (47,8%). Kemungkinan

pengetahuan yang baik tidak diterapkan dalam pemilihan jajanan dan terdapat

faktor-faktor diare lain yang memengaruhi kejadian diare, seperti sanitasi air yang

buruk.26, 27

4.2.2.2 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan terhadap Kejadian Diare

Tabel 4.6 Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan dengan Kejadian Diare

Perilaku Kejadian Diare Jumlah p value r

Diare Tidak diare

n % n % n %

Buruk 36 92,3 3 7,7 39 100

Baik 36 50,7 35 49,3 71 100 0,000 0,413

Sangat Baik 12 35,3 23 67,7 34 100

Berdasarkan Tabel 4.6 kebanyakan responden memiliki perilaku baik dalam

memilih jajanan yaitu sebanyak 71 orang tetapi hanya 36 orang (50,7%) yang

mengalami diare. Uji yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara perilaku

memilih jajanan dengan kejadian diare adalah dengan menggunakan uji korelasi

somers’d karena tabel yang digunakan merupakan tabel BxK dan variabel yang

dipakai kategorik ordinal. Pada tabel tersebut perilaku memilih jajanan memiliki

nilai signifikan sebesar 0,000 < α = 0,05 maka H1 diterima. Artinya terdapat

hubungan antara perilaku memilih jajanan dengan kejadian diare.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Hernanda A P, dimana terdapat hubungan

yang signifikan antara kebiasaan jajan dengan kejadian diare dengan p value

0,000.36 Penelitian ini juga sesui dengan penelitian Dyana F dimana terdapat

hubungan antara konsumsi jajanan di pedagang kaki lima terhadap kejadian diare,

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

33

dimana anak usia sekolah cenderung untuk berperilaku mengonsumsi jajanan

terbuka pada pedagang kaki lima yang berdampak terhadap kesehatan dan

menyebabkan diare. 37

Tetapi pada penelitian ini meski perilaku memilih jajanan pada siswa baik,

masih terdapat siswa yang mengalami diare yaitu sebanyak 36 orang (50,7%). Hasil

tersebut tidak sesuai dengan penelitian Hernanda A P, dimana anak yang memiliki

perilaku jajan yang tidak sehat terdapat 98 responden mengalami diare (78%).36

Kemungkinan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian diare selain

perilaku memilih jajanan, yaitu sanitasi air dan jamban yang buruk di rumah. 26, 27

4.4 Keterbatasan Penelitian

1. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability (tidak berdasarkan

peluang), sehingga setiap siswa SDN Ciputat 01 (populasi target) tidak

memiliki peluang yang sama untuk menjadi subjek penelitian.

2. Dalam penelitian ini pada variabel perilaku memilih makanan pada responden

tidak dilakukan observasi secara langsung oleh peneliti, melainkan

menggunkan kuesioner.

3. Dalam penelitian ini, peneliti hanya ingin mengetahui pengetahuan dan

perilaku memilih jajanan sehingga tidak diteliti penyebab diare yang lain

seperti sanitasi yang buruk.

4. Karena keterbatasan tenaga dan waktu, pengisian kuesioner tiap kelas

dilakukan bersamaan sehingga tiap siswa dapat melihat jawaban kuesioner

siswa lain didekatnya. Sehingga menyebabkan pengisian kuesioner tidak

sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan sehingga dapat menimbulkan

bias pada penelitian ini.

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Karakteristik subjek penelitian pada siswa SDN Ciputat 01 berdasarkan jenis

kelamin, terbanyak adalah siswa laki-laki 51,4%; berdasar usia, terbanyak

adalah usia 9-10 tahun 66,7%; berdasar kelas, terbanyak adalah pada kelas V

43,8%.

2. Pengetahuan konsumsi jajanan pada siswa SDN Ciputat 01, kebanyakan baik

dalam konsumsi jajanan 57,6%

3. Perilaku Konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Ciputat 01, kebanyakan

baik, yaitu sebanyak 49,3%.

4. Kejadian diare dalam 1 bulan terakhir di SDN Ciputat 01 tinggi, yaitu 57,6%.

5. Sebanyak 61 responden memiliki pengetahuan kurang baik dalam konsumsi

jajanan, terdapat 88,5% mengalami diare. Sebanyak 39 responden memliki

perilaku buruk dalam konsumsi jajanan, terdapat 92,3% mengalami diare.

Berdasarkan uji analisis dengan Chi-Square dan Soemers’d di dapatkan p-

value < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan perilaku

konsumsi jajanan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan food recall jajanan

yang dibeli oleh siswa dalam 1 minggu, agar dapat menilai tingkat perilaku

konsumsi jajanan responden.

2. Bagi instansi terkait (SDN Ciputat 01) karena angka kejadian diare tinggi,

maka disarankan pemberian edukasi tentang diare, pengetahuan tentang

gizi serta pembuatan kantin sehat.

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Almanfaluthi M L, Budi M H. Hubungan Antara Konsumsi Jajanan Kaki

Lima Terhadap Penyakit Diare Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Ilmu-

Ilmu Kesehatan. 2015;13(3):58-65

2. Notoatmodjo S. BAB V Pendidikan dan Perilaku Kesehatan dalam Kesehatan

Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2003. h 106-162

3. WHO. Essential Safety Requirements for Strear Vended Foods. WHO. 1996.

Diakses di

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/63265/WHO_FNU_FOS_9

6.7.pdf?sequence=1 tanggal 4 Mei 2019.

4. Adriani M, Wirjatmadi B. BAB 11 Keamanan Pangan dalam Pengantar Gizi

Masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2012. h 295-308

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang

Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.

6. Amelia, Kindi. Hubungan Pengetahuan Makanan dan Kesehatan Dengan

Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar

Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang. Universitas Negeri

Padang. Diakses di

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jhet/article/view/890/744 pada tanggal 13

Mei 2019.

7. BPOM. Laporan Tahunan BPOM. BPOM. 2017. Diakses di

https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20180710/Laporan%20Tahunan%20

BPOM%202017.pdf tanggal 13 Mei 2019.

8. Atika N. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diare pada Siswa SDN

Cirendeu 02 Tahun 2016. UIN Jakarta. 2016. Diakses di

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/34221 tanggal 4 Mei

2019.

9. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. Jakarta : Kementerian

Kesehatan RI. 2017.

10. Kemenkes RI. Laporan Nasional : RISKESDAS 2018. Jakarta : Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan KEMENKES RI. 2018.

11. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta :

Kemenkes RI. 2019.

12. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta :

Kemenkes RI. 2018.

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

36

13. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta :

Kemenkes RI. 2017.

14. FAO. Street Foods. FAO. 2019. Diakses di http://www.fao.org/fcit/food-

processing/street-foods/en/ tanggal 30 Juli 2019.

15. Pudjiadi S. Ilmu Gizi pada Anak Edisi 4. Jakarta : Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2005.

16. Barasi, Mary E. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga. 2007.

17. Permenkes RI No. 1168/MENKES/PER/X/1999 Tentang Perubahan Atas

Permenkes No. 722/Menkes/Per/Ix/1988 Tentang Bahan Tambahan

Makanan.

18. Aprillia A B, Dieny F F. The Factor Related to Snacks Preference in

Elementary School Children. BIMGI. 2014;2(2):27

19. Wong D L, Eaton M H, Wilson D, Winkelstein M L, Schwartz P. Buku Ajar

Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta : EGC, 2008.

20. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013.

21. Setiati S, Alwi I, Sudoyo A W, et all. BAB 23 Gastroenterologi dalam Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta : Internal Publishing. 2014.

h 1899-908

22. Sherwood L. BAB 16 Sistem Pencernaan dalam Fisiologi Manusia dari Sel

ke Sistem Edisi 9. Jakarta : EGC. 2016. h 619-73

23. Kemenkes RI. Situasi DIARE di Indonesia : Buletin Jendela Data dan

Informasi Kesehatan triwulan II. Jakarta : Kementerian Republik Indonesia.

2011.

24. Kemenkes RI. Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia. Jakarta :

Kemenkes RI Pusat Data dan Informasi. 2014.

25. Kotloff K L. Chapter 366 Acute Gastroenteritis in Children in Nelson

Textbook of Pediatrics 21th Edition Vol 2. Philadelphia : Elsevier Inc. 2019.

26. Tumwine J K, Thompson J, Katua-Katua M, Mujwajuzi M, Johnstone N,

Wood E, et all. Diarrhoea and Effects of Different Water Sources, Sanitation

and Hygiene Behaviour in East Africa. Tropical Medicine and International

Health. 2002;7(9):750-56

27. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 2014.

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

37

28. WSP-EAP. Informasi Pilihan Jamban Sehat : Water and Sanitation Program

East Africa and The Pacific. Jakarta : World Bank Office. 2009. h 7-13

29. WHO. BAB 5 Diare dalam Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak

di Rumah Sakit : Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di

Kabupaten/Kota. Jakarta : WHO Indonesia. 2008. h 131-52

30. Subagyo B, Santoso N B. BAB VI Diare Akut di IDAI UGH. Buku Ajar

Gastroenterologi-Hepatologi Jilid I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2012.

31. Kemenkes RI. Pedoman Tatalaksana Diare : Lintas Diare : Lima Langkah

Tuntaskan Diare. Jakarta : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes

RI. 2017.

32. Mahran J, Mubasyir A. Azhim Hafna. Al-Quran Bertutur tentang Makanan

dan Obat-obatan. Yogyakarta : Minta Pustaka. 2006.

33. Nugraheni M. Peranan Makanan Bagi Manusia. Disampaikan dalam acara

POTM SDIT Salsabila Al-Muthi’in.

34. Gulton M M.K, Onibala F, Bidjuni H. Hubungan Konsumsi Jajanan dengan

Diare pada Anak Di SDN 3 Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat Kota

Kotamobagu. E-journal Keperawatan. 2018; 6 (1). h 1-7

35. Agustina Rina, Sari T P, Satroamidjojo S, Bovee-Oudenhoven I MJ, Feskens

E JM, and Kok F J. Association of Food-Hygiene Practices and Diarrhea

Prevalence among Indonesian Young Children from Low Socioeconomic

Urban Areas. BMC Public Health. 2013;13:977

36. Hernanda A P, Djallalluddin D, Noor M S. Hubungan Perilaku dengan

Kejadian Diare pada Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Cempaka Kecamatan

Cempaka Kota BanjarBaru. Jurnal Berkala Kedokteran. 2013;9(1).

37. Dyana F, Dayu V, Indrawati D. Hubungan Perilaku Konsumsi Jajanan pada

Pedagang Kaki Lima dengan Kejadian Diare. Jurnal Endurance.

2018;3(3):524-30

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

38

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Persetujuan Etik

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

39

Lampiran 2

Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

40

Lampiran 3

Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Kontruktor Nomor

item

Identitas Responden Nama

Jenis Kelamin

Usia

Pengetahuan

Konsumsi Jajanan

Definisi jajanan sehat 1

Contoh jajanan sehat 2

Definisi Jajanan bergizi 3

Contoh jajanan aman 4, 6

Cara memilih jajanan aman 5

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membeli jajanan 7

Contoh makanan berkemasan 8

Contoh makanan tidak berkemasan 9

Definisi cuci tangan 10

Tujuan cuci tangan 11

Langkah-langkah mencuci tangan dengan benar 12

Waktu yang tepat untuk mencuci tangn 13

Variabel Pernyataan Jenis

Pernyataan

Nomor

item

Perilaku

memilih jajanan

Memilih jajanan berkemasan atau terbungkus

rapi

+ 1, 18

Memilih jajanan tidak berkemasan tetapi

ditutup

+ 2, 20

Memilih jajanan ditempat bersih + 3

Membeli makanan berpenyedap - 7

Memakan makanan kadaluwarsa - 8

Memperhatikan tanggal kadaluwarsa + 9

Membeli makanan berwarna menarik - 10

Membeli jajanan bergizi + 11

Membeli makanan mengandung minyak

berlebih, kehitaman

- 12, 13

Membeli jajanan berpemanis - 14

Membeli jajanan yang tidak dikemas dengan

rapi

- 15

Membeli jajanan yang tidak berkemasan dan

tidak ditutupi

- 16, 19

Membeli jajanan berkemasan yang

bungkusnya sudah rusak

- 17

Memilih jajanan yang terbuka dan dihinggapi

lalat

- 23

Tidak membeli jajanan yang dijual di pinggir

jalan

+ 27

Memperhatikan kebersihan peralatant yang

digunakan untuk mengolah dan menyajikan

jajanan

+ 21

Memperhatikan kebersihan diri penjual + 22

Waktu yang tepat untuk cuci tangan + 24

Cara mencuci tangan dengan benar + 25

terbiasa sarapan di rumah dan membawa bekal

dari rumah dibanding membeli jajan di

sekolah.

+ 26

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

41

Lampiran 4

Penjelasan dan informasi serta Informed Consent

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

42

Lampiran 5

Kuesioner Penelitian

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

43

Lampiran 5

(lanjutan)

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

44

Lampiran 5

(lanjutan)

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

45

Lampiran 6

Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas

1. Hasil validasi dan reabilitas item sex

2. Hasil validasi dan reabilitas item usia

3. Hasil validasi dan reabilitas item kelas

4. Hasil validasi dan reabilitas item kejadian

diare

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

46

5. Hasil Validasi dan Reabilitas Kuesioner “Pengetahuan A”

Lampiran 6

(lanjutan)

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

47

6. Hasil Validasi dan Reabilitas Kuesioner “Perilaku”

Lampiran 6

(lanjutan)

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

48

Lampiran 6

(lanjutan)

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

49

Hasil Univariat

1. Deskripsi jenis kelamin

2. Deskripsi usia

3. Deskripsi Kelas

4. Deskripsi Pengetahuan A

5. Deskripsi Perilaku

6. Deskripsi Kejadian Diare

Lampiran 7

Hasil Analisis

UJI CHI-SQUARE

1. Uji Chi-Square pada Pengetahuan A

Analisis Korelasi Somers’d

1. Analisis pada Perilaku

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

50

Lampiran 8

Dokumentasi Penelitian

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KONSUMSI …

51

Lampiran 9

Riwayat Penulis

CURRICULUM VITAE

Nama : Ayu Saputri Rohmatillah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Sumenep, 01 Maret 1999

Golongan Darah : AB

Agama : Islam

Alamat : RT/ RW 003/006 Desa Karang Anyar, Kecamatan

Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur

Email : [email protected]

No. HP : 087851856956

NIM : 11161030000011

Riwayat Pendidikan

2002-2004 TK Al-Amien

2004-2010 SDN Karang Anyar

2010-2013 SMPN 5 Sumenep

2013-2016 SMAN 1 Kalianget

2016-sekarang Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta