27
PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI GO-FOOD : PENILAIAN HALAL SERTA FAKTOR EKONOMI & NON EKONOMI YANG MEMPENGARUHINYA (Studi pada Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Thea Adelina Rahmadani 13502050111011 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM

MELALUI APLIKASI GO-FOOD : PENILAIAN

HALAL SERTA FAKTOR EKONOMI & NON

EKONOMI YANG MEMPENGARUHINYA

(Studi pada Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Thea Adelina Rahmadani

13502050111011

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

2

PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI

GO-FOOD : PENILAIAN HALAL SERTA FAKTOR EKONOMI & NON

EKONOMI YANG MEMPENGARUHINYA

(Studi pada Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya Malang)

Thea Adelina Rahmadani, Marlina Ekawaty Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara mahasiswa muslim Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya menilai kehalalan produk makanan yang ada di

aplikasi GO-FOOD dan mengetahui faktor yang mempengaruhi dalam membeli makanan melalui

aplikasi GO-FOOD. Untuk itu digunakan analisis Factor Exploratory (FE) berganda pada data yang dikumpulkan dengan penyebaran kuisioner pada mahasiswa muslim Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya dengan non probability accidental sampling. Hasilnya menunjukkan

bahwa 61,3% responden memilih cara menilai kehalalan produk makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD dengan cara keberadaan logo halal pada penjual makanan. 53,33% menilai

kehalalan produk makanan dari makanan yang dipesan tidak mengandung bahan –bahan yang

diharamkan.. 44% responden menilai dari menu makanan yang diharamkan tidak dijual di tempat

itu. 37,33% menilai dari merk yang tidak mengarah pada sesuatu yang diharamkan. Dan 12% responden menilai dari teman/kelarga yang memiliki tingkat religiusitas yang cukup tinggi.

Sedangkan 9,33% responden menilai dari produsen makanan yang dipesan melalui aplikasi GO-

FOOD. Sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi mahasiswa muslim Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya dalam membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD terdapat faktor ekonomi (system pembayaran yang murah, faktor promosi, faktor harga, dan faktor

produksi) dan faktor non ekonomi (faktor gaya hidup, faktor kemudahan pengguna, faktor halal

dan baik, actor social, dan faktor kondisi sekitar)

Kata kunci: Konsumsi, Aplikasi Online, GO-FOOD, konsumsi muslim.

Page 3: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

3

A. PENDAHULUAN

Kehadiran internet sebagai salah satu tanda kemajuan teknologi telah menyebabkan terjadinya percepatan globalisasi dan penyebaran informasi komunikasi dalam setiap aspek kehidupan.

Dengan kehadiran internet, cara masyarakat melakukan transaksi berubah, dari cara lama yang

prosesnya membutuhkan pengorbanan waktu dan biaya yang lebih besar menjadi cara baru yang

prosesnya lebih cepat dan mudah. Di Indonesia pengguna internet mengalami peningkatan setiap tahunnya, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan jumlah pengguna

internet di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68% dari

total populasi penduduk Indonesia yaitu 262 juta jiwa. Angka ini meningkat dari tahun-tahun

sebelumnya sebagaimana dijelaskan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Pertumbuhan Pengguna Internet

Sumber: Infografis Hasil Survey 2017 APJII

Dengan jumlah tersebut pengguna internet di Indonesia didominasi oleh pengguna dengan

rentang usia 19-34 tahun dengan presentase sebesar 49,52% (APJII) menggunakan smartphone

untuk mengakses internetnya, maka hal ini dapat dijadikan sebagai peluang usaha bagi industri

inovatif yang berbasiskan internet salah satunya adalah PT. GO-JEK Indonesia yang menyediakan layanan jasa berbasiskan internet dengan bekerja sama dengan tukang ojek sebagai karyawan. PT.

GO-JEK Indonesia memanfaatkan media elektronik terutama smartphone yang terintegrasi dengan

aplikasi berbasis sistem Android dan iOS. Layanan jasa yang ditawarkan oleh PT. GO-JEK

Indonesia bermacam-macam dimulai dari jasa ojek, jasa pesan antar makanan, jasa pengiriman barang, dan lainnya. Kehadiran berbagai macam layanan jasa yang ditawarkan oleh PT. GO-JEK

Indonesia sangat berpengaruh bagi masyarakat dalam segala aktifitas sehari-hari.

PT. GO-JEK Indonesia yang berdiri pada tahun 2010 sebagai perusahaan teknologi dengan misi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan dan mata pencaharian perkerja di berbagai sektor informal di Indonesia memiliki 3 nilai penting, yaitu : kecepatan, inovasi dan dampak sosial. GO-JEK bermitra dengan sekitar 250.000 pengendara ojek. Dalam menjalankan usaha di berbagai bidang, GO-JEK bekerja sama dengan driver. GO-JEK

melakukan perjanjian kemitraan dengan para penyedia layanan dalam hal ini adalah tukang ojek. Hubungan yang timbul dari perjanjian ini membuat GO-JEK sebagai perusahaan penyedia aplikasi transportasi berfungsi sebagai penghubung.

Kehadiran PT. GO-JEK Indonesia ini rupanya mendapat respon positif dari masyarakat

Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang mengunduh dan menggunakan aplikasi GO-JEK. Perkembangan usaha PT. GO-JEK selama 8 tahun berjalan dapat dilihat pada

tabel 1.1 dibawah ini.

Page 4: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

4

Tabel 1. Perkembangan Usaha GO-JEK

Tahun Jumlah Unduhan Aplikasi GO-JEK Jumlah Driver GO-JEK

2013 27.000 700

2014 1.600.000 21.000

2015 10.000.000 200.000

2017 40.000.000 250.000

Sumber: GO-JEK, 2017

Peningkatan yang terjadi setiap tahunnya baik dari jumlah pengguna serta jumlah driver GO-

JEK dapat mengindikasikan bahwa usaha dari PT.GO-JEK Indonesia ini selalu mengalami perkembangan yang sangat baik tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan kehadiran aplikasi GO-JEK

disambut hangat oleh masyarakat yang termasuk di dalam golongan masyarakat dengan tingkat

kesibukan, baik level rendah, sedang maupun tinggi. Tingkat kesibukan sekelompok masyarakat

yang membuat beberapa diantaranya ingin mencukupi kebutuhannya dengan kecepatan dan keefesienan waktu (Yudhistiro, 2018).

GO-JEK Indonesia menyampaikan bahwa sejak awal GO-FOOD diluncurkan penggunanya langsung meledak, dan dari sisi transaksi GO-FOOD adalah tour delivery terbesar di dunia di luar China. Jika dirinci, komposisi merchant yang bergabung di layanan GO-FOOD hampir 80% merupakan pelaku bisnis kuliner dengan skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 20% sisanya diisi oleh pelaku usaha kuliner yang sudah memiliki kios, toko fisik, dan rumah makan yang sudah memiliki banyak cabang. Klaim dari salah satu merchant GO-FOOD bahwa pendapatan mereka meningkat 2,5 kali lipat semenjak bergabung dengan GO-FOOD dan jumlah pesanan setiap harinya sekitar 80% berasal dari pesanan melalui GO-FOOD (GO-JEK, 2017). Kota Malang merupakan kota dingin dengan tingginya angka kemacetan. Dalam temuan lembaga riset Inrix yang dikutip oleh kompas.com, tingkat kemacetan kota-kota di dunia

mengalami kenaikan. Peningkatan kemacetan ini juga terjadi pada kota-kota di Indonesia yang

disurvei Inrix sepanjang tahun 2017. Dalam daftar 10 kota termacet di Indonesia posisi nomor 1

ditempati oleh Ibu Kota DKI Jakarta, lalu nomor selanjutnya ditempati oleh Kota Bandung, dan Kota Malang menempati posisi nomor 3 dalam tingkat kemacetan terparah di Indonesia. Tingkat

kemacetan di kota Malang mengalahkan Ibu Kota Jawa Timur yaitu Kota Surabaya. Pengendara

harus menghabiskan waktu selama 45 jam dalam setahun di tengah macet dengan presentase

keseluruhan 23%. Pada jam sibuk, kemacetan naik menjadi 27% dibandingkan di luar jam sibuk yaitu 24%.

Dengan tingginya angka kemacetan di Kota Malang mengakibatkan banyak waktu terbuang oleh masyarakat ketika mereka berada dalam perjalanan sehingga berakibat pada terbatasnya waktu dalam pemenuhan kebutuhan dasar makanan. Peningkatan populasi tiap tahunnya mengindikasikan peningkatan kebutuhan makanan di Kota Malang. Peningkatan populasi di Kota Malang sebagian besar disebabkan oleh banyaknya mahasiswa pendatang dari luar kota yang menempuh pendidikan di universitas-universitas yang ada di Kota Malang. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa ada potensi peningkatan layanan jasa pesan antar makanan yaitu GO-FOOD. Salah satunya adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang menerima kurang lebih 1000 mahasiswa baru dari dalam dan luar kota Malang setiap tahunnya. Dalam aplikasi GO-FOOD tersedia berbagai macam pilihan makanan yang dikategorikan

menjadi beberapa kategori seperti pilihan makanan best seller , healthy food, promotion, delivery

promo dan budget meal. Selain kategori tersebut aplikasi GO-FOOD juga mengkategorikan

pilihan makanan sesuai dengan jenis makanannya seperti martabak, rice delight, chicken & duck, snacks, pizza & pasta, fast food, beverages, sate, Japanesse, Western, sweet & dessert, seafood,

Page 5: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

5

bakery, coffee dan berbagai macam lainnya. Namun, dari semua kategori makanan tersebut tidak ditampilkan logo halal ataupun sertifikat halal yang dimiliki oleh restaurant, rumah makan atau

warung yang menyediakan seluruh makanan tersebut.

Selain itu di Bulan Ramadhan, masyarakat muslim juga diwajibkan untuk membayar zakat

fitrah. Zakat fitrah bagi umat Islam bukan hanya sebuah rutinitas yang berdimensi sosial yang mengiringi ibadah puasa di bulan Ramadhan, akan tetapi lebih dari itu zakat fitrah merupakan

kewajiban yang diperuntukkan bagi terwujudnya kesempurnaan ibadah puasa yang dilakukan.

Seorang muslim yang menjalankan ibadah puasa akan merasa kurang sempurna apabila tidak

mengeluarkan zakat fitrah. Sementara itu, bagi umat Islam yang enggan melaksanakan ibadah puasa sekalipun, zakat fitrah tetap menjadi sesuatu sesuatu yang penting bagi diri mereka. Ada

perasaan tidak “enak” bila tidak menunaikannya (Qardawi, 1997).

Persepsi mengenai kehalalan produk menjadi bahan pertimbangan dalam memilih produk makanan yang ada di dalam aplikasi GO-FOOD. Dengan tidak adanya keterangan halal dalam pilihan makanan yang ada di display aplikasi GO-FOOD

menharuskan konsumen muslim untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai kehalalan produk makanan yang ditawarkan. Dalam penelitian Meika Wahyuni (2015) tentang Persepsi Konsumen Muslim Terhadap Sertifikasi Halal (Studi Kasus pada PT. Rocket Chicken Indonesia Cabang Boja Kendal) menyimpulkan bahwa konsumen muslim di Rocket Chicken Boja berpersepsi adanya sertifikat halal sebagai suatu keharusan karena sertifikat halal menjamin kehalalan produk. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul : “Perilaku Konsumsi Mahasiswa Muslim Melalui Aplikasi

GO-FOOD : Penilaian Halal dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi pada

Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang)”.

B. KAJIAN PUSTAKA

Perilaku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku merupakan reaksi individu terhadap lingkungan, sehingga juga dapat disebut sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar seperti

belajar, belanja, berbicara, dan lain sebagainya. Pembahasan mengenai perilaku sangat luas

sehingga dalam penelitian ini hanya akan dimuat perilaku tentang konsumsi.

Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan manusia dalam mencukupi kebutuhan dan keinginan terhadap

barang dan jasa. Menurut Said (2008) Konsumsi adalah permintaan dan merupakan bagian akhir

dari pengelolaan kekayaan dan akhir dari keseluruhan proses produksi. Konsumsi merupakan cara

penggunaan yang harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang baik dan tepat agar kekayaan dapat dimanfaatkan kepada jalan yang sebaik mungkin untuk masyarakat banyak.

Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,

ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas

atau kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2004). Engel (1968) berpendapat bahwa perilaku

konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara

Page 6: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

7

langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan

tersebut. Sedangkan Peter dan Olson (2000) menambahkan perilaku konsumen (consumen

behavior) dinamis, yaitu seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah

dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk,

dan individu atau grup tertentu (Mangkunegara, 2009).

Perilaku konsumen merupakan perbuatan-perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan naluri dan kebutuhan fisiknya. Dalam berperilaku, manusia memiliki kewenangan untuk memilih apakah akan melakukan aktivitas tersebut atau tidak. Dalam pemahaman Islam, hal

ini adalah kebebasan yang diberikan Allah SWT kepada umat manusia disamping adanya qadha

dan qadhar yang telah ditentukan Allah SWT (Sholahuddin, 2007).

Beberapa ekonom mengembangkan model pengambilan keputusan konsumen, salah satunya Howard bersama Sheth dalam buku yang berjudul “The Theory of Buyer Behavior” yang dikenal

sebagai “Howard and Seth Model”. Proses keputusan konsumen dalam membeli atau

mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kegiatan pemasaran

yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, faktor perbedaan individu konsumen dan faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan konsumen akan terdiri atas tahap pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan kepuasan konsumen.

Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan

pengetahuan kepada pemasar bagaimana menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang lebih baik (Sumarwan, 2004).

Perilaku Konsumen Muslim

Menurut Said (2008) konsumsi adalah permintaan, sedangkan produksi adalah penyediaan, kebutuhan konsumen yang kini dan telah diperhitungkan sebelumnya merupakan insentif pokok

bagi kegiatan-kegiatan ekonomi tersendiri. Konsumsi merupakan cara penggunaan yang harus

diarahkan pada pilihan-pilihan yang baik dan tepat agar kekayaan bisa dimanfaatkan kepada jalan

yang sebaik mungkin untuk masyarakat banyak. Perilaku konsumen muslim harus memperhatikan :

a. Penggunaan Barang-barang yang Bersih, Baik, dan Bermanfaat

Konsumen Muslim dianjurkan untuk menggunakan kekayaan mereka, baik langsung

maupun tidak pada hal-hal yang mereka anggap baik dan menyenangkan bagi mereka, Islam tidak melarang untuk menikmati barang-barang yang bersih dan halal, tetapi juga

tidak membolehkan kehidupan materialisme yang hanya berdasarkan hawa nafsu belaka.

b. Kewajaran dalam Membelanjakan Harta

Al-Quran telah menggambarkan tentang metode keseimbangan dalam mengonsumsi, seperti seorang sebaiknya bersikap sederhana dalam menggunakan harta kekayaan, dan tidak menjauhinya atau menurutkan hawa nafsunya untuk kesenangan hidup duniawi, seperti kaum spiritualis dan materialis.

c. Sikap Kesederhanaan dan Adil

Sifat sederhana dituntut dalam kehidupan pribadi dan bernegara. Khususnya membelanjakan uang negara. d. Sikap Kemurahan Hati dan Moralitas Tinggi Seorang konsumen harus meningkatkan kemajuan moralitas dan spiritual, misalnya

jika ingin makan dan minum menyebut nama Allah SWT. Dengan demikian merasa

kehadiran Ilahi pada waktu memenuhi keinginan-keinginan fisiknya.

Persepsi

Presepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses yang berwujud diterimanya rangsangan yang diterima individu melalui reseptornya, berupa alat indera.

Rangsangan itu dilanjut terpusatnya susunan syaraf di otak dan terjadlah proses psikolgis,

sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, dan sebagainya. Dengan kata

Page 7: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

8

lain, persepsi merupakan penafsiran terhadap informasi yang diterima oleh panca indera (Bimo Walgito, 1990).

Persepsi menurut Kohler (1994) didefiniskan sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi,

mengatur, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran

keseluruhan yang berarti. Persepsi tidak hanya tergantung pada stimuli fisik tetapi juga pada stimuli yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu.

Sarwono (1983) mengemukakan bahwa persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan cara berpikir serta keadaan perasaan atau minat tiap-tiap orang sehingga persepsi seringkali dipandang bersifat subjektif. Karena itu tidak mengherankan jika seringkali terjadi perbedaan paham yang disebabkan oleh perbedaan persepsi antara dua orang terhadap satu objek. Persepsi tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga evaluasi bahkan persepsi juga bersifat inferensional (menarik kesimpulan) (Sarwono,1983).

Gambaran Umum tentang GO-JEK

A. Profile GO-JEK Indonesia

GO-JEK adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri tranportasi ojek.

GO-JEK bermitra dengan para pengendara ojek berpengalaman dan menjadi solusi utama dalam berpergian, pengiriman barang, pesan antar makanan, dan berbelanja.

Dengan menggunakan aplikasi GO-JEK, konsumen dapat memesan GO-JEK driver untuk

mengakses semua layanan dalam aplikasoi GO-JEK. Konsumen hanya cukup memasukan alamat

untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan. Jika penyedia layanan menerima permintaan konsumen, aplikasi akan memberitahu konsumen dan memberikan informasi mengenai penyedia

layanan, termasuk nama driver, nomor polisi kendaraannya, foto driver, nomor telepon driver,

detail pembayaran, dan nomor pesanan. Aplikasi GO-JEK juga memungkinkan konsumen untuk

melihat perkembangan driver menuju titik penjemputan secaran langsung (real time).

B. Hubungan Para Pihak dalam GO-JEK Indonesia PT. GO-JEK Indonesian merupakan sebuah perusahaan jasa layanan transportasi yang

menggunakan armada ojek sepeda motor yang disebut driver GO-JEK. PT. GO-JEK Indonesia

merekrut para calon drivers dengan menyeleksinya terlebih dahulu berdasarkan persyaratan dan

jaminan.

Peran PT. GO-JEK Indonesia adalah sarana penghubung antara para pengguna GO-JEK

dengan driver GO-JEK dengan menciptakan aplikasi GO-JEK yang mudah digunakan. Selain itu,

apabila terjadi kecelakaan atau barang hilang, maka PT. GO-JEK Indonesia akan membantu

membayarkan biaya pengobatan yang sesuai dan menutupi kerugian barang yang hilang hingga nominal Rp. 2.000.000,- . PT. GO-JEK Indonesia juga memberikan beberapa atribut kepada setiap

driver dan bonus tambahan.

C. Konsumen Konsumen yang dimaksud adalah para pengguna layanan pada aplikasi GO-JEK, yang di

dalam bidang pengangkutan lazimnya disebut penumpang.

Macam-macam Layanan GO-JEK Indonesia

A. GO-RIDE

GO-RIDE adalah pilihan transportasi yang memberikan kecepatan, kemudahan

pemesanan, dan kemudahan menentukan tujuan pengantaran, dan yang terpenting adalah

keamanan dan kenyamanan. Pelanggan akan memasukan tempat penjemputan dan tujuan mereka ke dalam aplikasi ketika memesan layanan GORIDE, dengan jarak maksimum

25km.

B. GO-SEND

Page 8: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

9

GO-SEND adalah layanan dimana driver akan mengantarkan barang dari pelanggan ke tempat tujuan sesuai dengan pemesanan di aplikasi. Driver dapat mengantarkan barang

ke dalam satu area yang sama dengan maksimal berat barang 20 kg dan maksimal ukuran

70x50x50 cm

C. GO-MART GO-MART adalah layanan belanja instan untuk membeli barang dari berbagai macam

toko yang telah tersedia di aplikasi. Pada layanan GO-MART, driver akan membelikan

dan mengantarkan barang sesuai dengan pemesanan pelanggan di aplikasi. Pengantaran

GO-MART hanya dapat dilakukan pada satu area yang sama.

D. GO-SHOP

GO-SHOP adalah layanan belanja yang memudahkan pelanggan untuk membeli

barang atau makanan di toko yang tidak terdaftar pada layanan GO-FOOD dan GO-MART dalam satu area yang sama. Lokasi pembelian dan pengantaran sesuai dengan yang

tertera pada pemesanan pelanggan di aplikasi. Maksimal jarak pengantaran dari tempat

belanja ke lokasi pelanggan adalah 25 km.

E. GO-FOOD

GO-FOOD adalah layanan pesan antar makanan dengan lebih dari 75.000 restoran

yang terdaftar di aplikasi GO-JEK. Pada layanan GO-FOOD, driver akan membelikan makanan yang dipesan oleh pelangan dan mengantar ke lokasi pelanggan sesuai dengan

keterangan di aplikasi. Maskimal jarak pengantaran pada layanan GO-FOOD adalah

25km.

F. GO-MED

GO-MED yang kini berkerja sama dengan Halodoc, merupakan layanan untuk

pelanggan yang ingin membeli obat, vitamin, kebutuhan kesehatan lainnya di apotek

berlisensi yang sudah tersedia di layanan GO-MED. Pada layanan GO-MED, driver akan membelikan dan mengantarkan obat atau kebutuhan kesehatan pelanggan, sesuai dengan

pemesanan pelanggan di aplikasi.

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Sugiyono (2009) mengartikan metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu pada bab ini peneliti akan berusaha menjelaskan tentang metode penelitian yang akan digunakan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif metode

kuantitatif digunakan karena analisis data penelitian bersifat statistik. Metode penelitian kuantitatif

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada

umumnya diambil secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2009).

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari responden penelitian melalui teknik kuesioner atau angket. Teknik kuesioner dipilih dengan tujuan agar dapat melihat tingkat atau tolak ukur dari masing-masing variabel yang digunakan. Sedangkan untuk tipe kuesioner yang akan digunakan

Page 9: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

10

bersifat pertanyaan atau pernyataan tertutup, dimana hanya diperlukannya salah satu pilihan jawaban dari alternatif jawaban yang disediakan.

Populasi dan Sampel

Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu peneliti menentukan populasi dari penelitian yang akan dilakukan. Menurut Sugiyono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah mahasiswa muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang pernah membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD.

Definisi Operasional

Variabel merupakan suatu obyek yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Menurut Soehardi dalam Widayat (2004) definisi operasional adalah bagaimana menemukan dan mengukur

variabel-variabel tersebut di dunia nyata atau di lapangan, dengan merumuskan secara pendek dan

jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Adapun definisi operasional variabel faktor

ekonomi dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harga terjangkau

2. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harga sesuai dengan

pendapatan

3. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harga sesuai dengan kualitas yang ditawarkan

4. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD merupakan brand aplkasi

pemesanan makanan berbasis online yang terkenal

5. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harga mampu bersaing dengan pembelian secara offline.

6. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harga sesuai dengan

produk yang ditawarkan

7. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena biaya delivery tetap sama walau jumlah pemesanan berbeda.

8. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena biaya delivery bersaing

dengan aplikasi online lain.

9. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena biaya delivery sesuai dengan jarak antara tempat pembelian makanan dan alamat pengantaran.

10. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD

memiliki desain dan karakteristik yang menarik

11. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena inovasi pembaharuan aplikasi GO-FOOD yang semakin menarik dan menampilkan informasi yang saya

butuhkan.

12. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena mendapat potongan

biaya delivery jika menggunaakan sistem pembayaran GO-PAY. 13. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD

menyediakan berbagai kategori pilihan makanan yang dapat disesuaikan dengan selera.

14. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena tampilan iklan yang

menarik. 15. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena tampilan iklan mudah

diingat.

16. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena iklan mudah ditemui di

berbagai media yang saya gunakan. 17. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena iklan menampilkan

informasi serta penjelasan yang jelas.

18. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena iklan menampilkan informasi dan penjelasan yang sesuai dengan kenyataan

Page 10: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

11

19. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena promosi yang ditawarkan seperti potongan harga, voucher serta poin menarik dan menguntungkan jika

menggunakan GO-PAY.

20. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD

menyediakan alternatif sistem pembayaran menggunakan GO-PAY (cashless) 21. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD

menyediakan sistem pembayaran menggunakan GO-PAY yang diterima di berbagai

tempat.

Sementara untuk definisi operasional variabel faktor non-ekonomi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD

mudah dipelajari.

2. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD mudah digunakan sesuai keinginan dan kebutuhan

3. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena susunan menu pada

aplikasi GO-FOOD mudah dipahami.

4. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD sangat mudah dioperasikan.

5. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena lebih lebih mudah

dibandingkan dengan aplikasi online lainnya

6. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena lebih mudah dibandingkan dengan melakukan pembelian makanan langsung ketempat penyedia

makanan dan memasak

7. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD

meningkatkan informasi yang saya miliki mengenai makanan yang tersedia disekitar saya

8. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD

dapat digunakan dimana saja dan kapan saja

9. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena membuat saya tidak perlu mengantri

10. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena menghemat waktu

dibandingkan dengan melakukan pembelian langsung ketempat penjualan makanan

11. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena membuat konsumen tidak perlu meluangkan waktu khusus untuk membeli makanan

12. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena membuat konsumen

dapat membeli makanan walaupun sedang sibuk.

13. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena membuat konsumen tidak perlu repot memasak di dapur

14. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena membuat konsumen

merasa mengikuti trend gaya hidup masa kini

15. Konsumen melakukan pembelian makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena sesuai dengan gaya hidup yang praktis

16. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena direkomendasikan oleh

teman.

17. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD dipercaya oleh keluarga

18. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena cuaca tidak mendukung

seperti hujan, cuaca panas dan cuaca dingin.

19. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena waktu yang tidak mendukung untuk melakukan perjalanan ke tempat penjualan makanan seperti terlalu

pagi dan terlalu malam.

20. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena keramaian lalu lintas menuju tempat penjualan makanan.

21. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena makanan yang

ditawarkan tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan untuk dikonsumsi.

22. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena mengetahui adanya sertifikat halal yang dimiliki oleh tempat penjual makanan.

Page 11: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

12

23. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena mengetahui bahwa tempat yang menjual makanan tidak menyediakan atau mengolah bahan-bahan yang

diharamkan untuk di konsumsi.

24. Konsumen membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena makanan yang

ditawarkan baik untuk keselamatan, kesehatan, lingkungan, keadilan dan keseimbangan alam.

Untuk menjawab indikator-indikator penelitian yang dirumuskan maka dibutuhkan skala

likert.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan data. Metode pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pernyataan-

pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang tua atau anak-anak yang ingin diselidiki (Walgito,2010). Pernyataan yang akan diberikan oleh responden pada kuesioner

penelitian ini adalah pernyatan yang menyangkut fakta dan pendapat responden mengenai masalah

yang sedang diteliti, sementara itu bentuk dari kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menanggapi penyataan dengan memilih dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan.

Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan melalui cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Adapun metode analisis

data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini, kuesioner yang disebarkan merupakan kuesioner yang tertutup dengan

menggunakan skala likert. Keunggulan skala likert adalah memiliki urutan yang jelas mulai dari

sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Prasetyo dan Jannah, 2005). Untuk

metode analisis data likert, maka alat analisis yang dipilih adalah analisis kuantitatif. Pada penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis faktor.

Disisi itu, perlunya menggunakan model analisis Faktor Eksplotasi (EFA) yang

menitikberatkan pada bagian variasi total yang dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang

terbentuk, dimana komponen pembentukannya berkontribusi dengan item lainnya membentuk himpunan faktor baru (Yamin dan Kurniawan, 2009).

D. HASIL PENELITIAN

Profile Responden Mahasiswa Muslim

A. Profile Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2 : Profile Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

1 Laki-laki 32 42,7%

2 Perempuan 43 57,3%

Jumlah 75 100%

Sumber : Data Primer, diolah, 2018

Page 12: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

13

Pada tabel 1, mayoritas responden mahasiswa muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeritas Brawijaya yang pernah membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD minimum 4 kali

dalam satu bulan terakhir sejak data dikumpulkan berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 43

orang atau 57,3% dari jumlah keseluruhan responden dan responden yang berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 32 orang atau 42,3% dari jumlah keseluruhan responden.

B. Profile Responden Berdasarkan Usia

Tabel 3. Profile Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Presentase

1 17 3 4,0%

2 18 11 14,7%

3 19 10 13,3%

4 20 9 12,0%

5 21 14 18,7%

6 22 12 16,0%

7 23 11 14,7%

8 24 5 6,6%

Jumlah 75 100%

Sumber : data primer, diolah, 2018

Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa presentase paling besar responden yang pernah

membeli makanan melalui GO-FOOD berumur 21 tahun dengan presentase sebesar 18,7% dan presentase paling kecil responden berusia 17 tahun dengan presentase 4%. Hal ini menunjukkan

bahwa beragam usia Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

pernah membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD berasal dari kalangan remaja.

C. Profile Responden Berdasarkan Jurusan

Tabel 4. Profile Responden Berdasarkan Jurusan

No Jurusan Frekuensi Presentase

1 Ilmu Ekonomi 25 33.33%

2 Manajemen 25 33.33%

3 Akuntansi 25 33.33%

Jumlah 75 100%

Sumber: data primer, diolah, 2018

Berdasarkan tabel 3, jumlah responden dari tiap jurusan sama rata. Data ini dipilih agar

penelitian mampu mewakili keseluruhan mahasiswa muslim yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

D. Profile Responden Berdasarkan Angkatan

Tabel 5. Profile Responden Berdasarkan Angkatan

Page 13: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

14

No Angkatan Frekuensi Presentase

1 2013 13 17,33% 2 2014 12 16,00% 3 2015 15 20,00% 4 2016 6 8,00% 5 2017 15 20,00% 6 2018 14 18,67% Jumlah 75 100%

Sumber: data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4 di atas jumlah responden mahasiswa muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang pernah membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD minimum 4 kali dalam satu

bulan terakhir dengan presentase 20% ditempati oleh angkatan 2015 dan 2017. Selanjutnya dengan

presentase 18,67% berasal dari angkata 2018, dari angkatan 2013 dengan jumlah 13 responden

dengan presentase 17,33%, angkatan 2014 dengan presentase 12%, dan jumlah responden paling sedikit berasal dari angkatan 2016 dengan jumlah 6 responden.

E. Profil Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Tabel 6. Profile Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

No Tempat Tinggal Frekuensi Presentase

1 Kos / Kontrak 48 64% 2 Serumah dengan orang tua 27 36% Jumlah 75 100%

Sumber: data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa mayoritas responden tinggal di rumah kos atau

kontrakan dengan jumlah 48 responden atau 64% dari jumlah responden. Sedangkan 36% lainnya

tinggal serumah dengan orang tua.

F. Profile Responden Mahasiswa Muslim Berdasarkan Uang Saku Perbulan

Tabel 7. Profile Responden Mahasiswa Muslim Berdasarkan Uang Saku Perbulan

No Uang Saku Perbulan Frekuensi Presentase

1 <1.000.000 26 34,67% 2 1.000.000-2.000.000 36 48,00% 3 >2.000.000 13 17,33% Jumlah 75 100%

Sumber: data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel 6 responden dengan uang saku Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 perbulan

menduduki posisi terbanyak dengan jumlah 36 responden atau 48% dari total responden. Selanjutnya diikuti oleh responden dengan uang saku <Rp.1.000.000 dengan jumlah 26 responden

dan 13 responden lainnya mendapat uang saku >Rp.2.000.000.

Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

a. Uji Validitas

Dari hasil uji validitas, diketahui bahwa semua item dari faktor ekonomi adalah valid, karena

nilai sig < 0.05 atau 5%. Adapun hasil uji validitas faktor ekonomi dapat dilihat pada tabel 4.8 di

bawah ini:

Tabel 7: Validitas item Faktor Ekonomi

Page 14: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

15

No Item Koefisien Korelasi Taraf

Siginifikansi Validitas

1 0.525 0.000 Valid

2 0.592 0.000 Valid

3 0.623 0.000 Valid

4 0.598 0.000 Valid

5 0.568 0.000 Valid

6 0.619 0.000 Valid

7 0.857 0.000 Valid

8 0.866 0.000 Valid

9 0.869 0.000 Valid

10 0.719 0.000 Valid

11 0.698 0.000 Valid

12 0.839 0.000 Valid

13 0.744 0.000 Valid

14 0.654 0.000 Valid

15 0.660 0.000 Valid

16 0.663 0.000 Valid

17 0.742 0.000 Valid

18 0.607 0.000 Valid

19 0.852 0.000 Valid

20 0.861 0.000 Valid

21 0.616 0.000 Valid

Sumber: data primer, diolah, 2018

Faktor lain yang diuji validitas adalah faktor non ekonomi yang mempunyai 24 item, dengan hasil setiap item adalah valid. Adapun hasil uji validitas faktor non ekonomi dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 8: Validitas Item Faktor Non Ekonomi

No Item Koefisien Korelasi Taraf Siginifikansi Validitas

1 0.679 0.000 Valid

2 0.621 0.000 Valid

3 0.579 0.000 Valid

4 0.677 0.000 Valid

5 0.668 0.000 Valid

6 0.657 0.000 Valid

7 0.767 0.000 Valid

8 0.590 0.000 Valid

9 0.699 0.000 Valid

10 0.572 0.000 Valid

11 0.679 0.000 Valid

12 0.843 0.000 Valid

13 0.678 0.000 Valid

14 0.582 0.000 Valid

Page 15: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

16

No Item Koefisien Korelasi Taraf Siginifikansi Validitas

15 0.655 0.000 Valid

16 0.491 0.000 Valid

17 0.507 0.000 Valid

18 0.717 0.000 Valid

19 0.689 0.000 Valid

20 0.690 0.000 Valid

21 0.664 0.000 Valid

22 0.653 0.000 Valid

23 0.674 0.000 Valid

24 0.526 0.000 Valid

Sumber: data primer diolah, 2018

b. Uji Realibilitas

Tabel 9 : Realibilitas Faktor Ekonomi dan Faktor Non Ekonomi

Faktor Alpha Cornbach Keterangan

Faktor Ekonomi 0.949 Reliabel

Faktor Non Ekonomi 0.942 Sumber: Data primer, diolah, 2018

Dari hasil uji reliabilitas, diketahui bahwa semua item dari faktor ekonomi dan faktor non

ekonomi adalah reliabel, karena nilai alpha cornbach lebih besar dari 0,6 baik untuk faktor

ekonomi maupun faktor non ekonomi.

H. Penilaian Kehalalan

Gambar 1: Preferensi Responden Mengenai Pentingnya Konsumsi Makanan Halal

Sumber: data primer diolah, 2018

1.33%

98.67%

Tidak Penting Penting

Page 16: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

17

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang pernah membeli makanan melalui GO-FOOD minimal 4 kali

dalam satu bulan terakhir berpendapat bahwa mengkonsumsi makanan halal penting sebanyak 74

responden dengan presentase 98,67%. Sedangkan responden yang berpendapat bahwa

mengkonsumsi makanan halal itu tidak penting sebanyak 1 responden dengan persentase 1,33%.

Gambar 10: Preferensi Responden Mengenai Keberadaan Logo Halal

Sumber: Data primer, diolah, 2018

Berdasarkan gambar 4.2 sebagian besar responden yaitu sebanyak 71 responden dengan

presentase 94,67% berpendapat bahwa keberadaan logo halal pada makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD diperlukan, dan hanya 4 responden lainnya berpendapat tidak perlu.

Analisis Faktor Terhadap Faktor Ekonomi dan Faktor Non Ekonomi

a. Analisis Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Mahasiswa Muslim

Melalui Aplikasi GO-FOOD

Tabel 11: Uji Anti image Pada Pernyataan Faktor Ekonomi

No Item Anti Image Correlation Taraf

Siginifikansi Keputusan

1 0.830 0.50 Diterima

2 0.856 0.50 Diterima

3 0.840 0.50 Diterima

4 0.831 0.50 Diterima

5 0.752 0.50 Diterima

6 0.768 0.50 Diterima

7 0.959 0.50 Diterima

8 0.910 0.50 Diterima

5,33%

94,67%

Tidak Perlu Perlu

Page 17: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

18

No Item Anti Image Correlation Taraf

Siginifikansi Keputusan

9 0.933 0.50 Diterima

10 0.807 0.50 Diterima

11 0.895 0.50 Diterima

12 0.915 0.50 Diterima

13 0.863 0.50 Diterima

14 0.841 0.50 Diterima

15 0.903 0.50 Diterima

16 0.863 0.50 Diterima

17 0.782 0.50 Diterima

18 0.838 0.50 Diterima

19 0.872 0.50 Diterima

20 0.857 0.50 Diterima

21 0.927 0.50 Diterima

Sumber: data primer diolah, 2018

Pengukuran analisis faktor selanjutnya dilakukan dengan mengukur ada tidaknya tingkat interkorelasi antar item pernyataan dengan melihat hasil KMO-MSA (Kaiser-Meyer-Olkin

Measure of Sampling Adequacy) dan uji Bartlett’s berikut ini.

Tabel 12: Uji KMO-MSA dan Uji Bartlett’s Faktor Ekonomi

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

Bartlett’s Test of Sphericity Approx. Chi-Square

Df

Sig.

,866

1556,880

210

,000

Sumber: data primer, diolah, 2018

Berdasarkan tabel 12 didapatkan nilai KMO-MSA sebesar 0.866 yang berarti telah memenuhi

syarat untuk memasuki kategori diterima dengan baik yaitu dimulai dari 0,800-0,890 dan nilai

signifikansi uji Bartlett’s sebesar 0.000 yang telah memenuhi syarat yaitu lebih rendah 0.050

sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis faktor pada faktor ekonomi dapat digunakan.

Tabel 13: Total Variance Explained Faktor Ekonomi

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance

Cumulative %

Total % of

Variance

Cumulative %

Total

% of Varian

ce

Cumulative %

1 10,688

50,896

50,896 10,688

50,896

50,896 5,653

26,92 26,92

2 1,84

7 8,797 59,692

1,847

8,797 59,692 3,825

18,215

45,136

3 1,57

2 7,486 67,179

1,572

7,486 67,179 3,258

15,516

60,651

Page 18: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

19

Component

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Total % of

Variance

Cumulative %

Total % of

Variance

Cumulative %

Total

% of Varian

ce

Cumulative %

4 1,07

2 5,104 72,283

1,072

5,104 72,283 2,443

11,632

72,283

Sumber: data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil Total Variance Explained pada faktor ekonomi.

Dari 21 item pernyataan faktor ekonomi, terlihat bahwa terdapat 4 komponen dengan eigen value lebih besar dari satu (1), sehingga terbentuk 4 faktor baru yang merupakan reduksi dari faktor

ekonomi. Kontribusi faktor yang terbentuk sebesar 72,283% menunjukan bahwa faktor baru yang

terbentuk mampu menjelaskan sebesar 72,283% dari faktor ekonomi.

Untuk melihat hasil pengelompokan setiap item pernyataan ke dalam faktor baru dapat melihat tabel berikut ini:

Tabel 13: Rotated Component Matrix Faktor Ekonomi

No Item Component

F1 F2 F3 F4

VAR00019 0,906 0,264 0,224 0,116

VAR00020 0,903 0,253 0,233 0,147

VAR00008 0,891 0,239 0,217 0,223

VAR00007 0,861 0,232 0,233 0,243

VAR00012 0,698 0,247 0,230 0,459

VAR00009 0,647 0,349 0,387 0,301

VAR00021 0,552 0,086 0,298 0,206

VAR00015 0,198 0,782 0,066 0,307

VAR00016 0,278 0,778 0,246 -0,04

VAR00018 0,218 0,754 0,219 -0,024

VAR00014 0,119 0,737 0,149 0,377

VAR00017 0,518 0,570 0,156 0,155

VAR00001 0,062 0,243 0,732 0,067

VAR00006 0,300 0,113 0,725 0,122

VAR00005 0,270 0,272 0,687 -0,158

VAR00002 0,227 0,043 0,674 0,309

Page 19: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

20

No Item Component

F1 F2 F3 F4

VAR00003 0,249 0,111 0,63 0,34

VAR00004 0,315 -0,008 0,386 0,605

VAR00010 0,223 0,576 0,142 0,604

VAR00011 0,419 0,411 0,000 0,603

VAR00013 0,469 0,276 0,214 0,585

Sumber : Data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel 13 hasil pengelompokan setiap item pernyataan ke dalam setiap faktor

yang terbentuk yang dapat dilihat dari nilai loading faktor tertinggi pada suatu faktor setiap item

pernyataan yang diamati, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 14: Pengelompokkan Item Pernyataan Faktor Ekonomi

No Faktor Indikator Pernyataan

1

F1 (Kemudahan

Sistem Pembayaran dan Biaya yang Murah)

19

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena promosi yang ditawarkan seperti potongan harga, voucher serta poin menarik dan menguntungkan jika menggunakan GO-PAY

20

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD menyediakan alternatif sistem pembayaran menggunakan GO-PAY (cashless)

8 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena biaya delivery bersaing dengan aplikasi online lain

7 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena biaya delivery tetap sama walau jumlah pemesanan berbeda

12

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena mendapat potongan biaya delivery jika menggunaakan sistem

pembayaran GO-PAY

9

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena biaya delivery sesuai

dengan jarak antara tempat pembelian makanan dan alamat pengantaran

21

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena aplikasI GO-FOOD menyediakan sistem pembayaran menggunakan GO-PAY yang diterima di berbagai tempat

2 F2

(Promosi yang Memikat)

15 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena tampilan iklan mudah diingat

Page 20: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

21

No Faktor Indikator Pernyataan

16 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena iklan mudah ditemui di berbagai media yang saya gunakan

18 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena iklan sesuai dengan kenyataan

14 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena tampilan iklan yang menarik

17 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena iklan menampilkan informasi serta penjelasan yang jelas

3 F3

(Harga yang Sesuai dan Bersaing)

1 saya membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harganya terjangkau

6 saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena harganya sesuai dengan produk yang ditawarkan

5

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena harganya mampu bersaing dengan pembelian secara offline

2 saya membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harganya sesuai dengan pendapatan saya

3 saya membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena harganya sesuai dengan kualitas yang ditawarkan

4

F4 (Produk Masa Kini yang

Variatif)

4

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD merupakan produk aplikasi pemesanan makanan berbasis online yang terkenal

10

saya membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD memiliki desain dan karakteristik tampilan yang menarik

11

saya membeli makanan melalui aplikasI GO-FOOD karena inovasi pembaharuan aplikasi GO-FOOD yang semakin menarik dan menampilkan informasi yang saya butuhkan.

13

saya membeli makanan melalui aplikasi GO-FOOD karena aplikasi GO-FOOD menyediakan berbagai kategori pilihan makanan yang dapat disesuaikan dengan selera.

Sumber: Data primer diolah, 2018

Berdasarkan tabel 14 didapatkan dari hasil bahwa faktor 1 (F1) merupakan faktor yang terdiri

dari tujuh (7) item pernyataan, yaitu promosi yang ditawarkan seperti potongan harga, voucher

serta poin menarik dan menguntungkan jika menggunakan GO-PAY; tersedianya alternatif

pembayaran cashless menggunakan GO-PAY; biaya delivery bersaing dengan aplikasi lain; biaya delivery tetap sama walaupun jumlah pemesanan berbeda; potongan biaya delivery jika

menggunakan GO-PAY; biaya delivery sesuai dengan jarak; sistem pembayaran GO-PAY yang

tersedia di berbagai tempat. Hal ini menunjukan bahwa faktor 1 (F1) merupakan faktor “

Kemudahan Sistem Pembayaran dan Biaya yang Murah”.

Page 21: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

22

Selanjutnya, faktor 2 (F2) merupakan faktor yang terdiri dari lima (5) item pernyataan, yaitu tampilan iklan mudah diingat; iklan mudah ditemui diberbagai media yang responden gunakan;

iklan menampilkan informasi dan penjelasan yang sesuai dengan kenyataan; tampilan iklan

menarik; iklan menampilkan informasi dan penjelasan yang jelas.

Selanjutnya faktor 3 (F3) merupakam faktor yang terdiri dari lima (5) item pernyataan, yaitu harga terjangkau; harga sesuai dengan produk yang ditawarkan; harganya mampu bersaing dengan

pembelian secara offline; harga sesuai dengan pendapatan; harga sesuai kualitas yang ditawarkan.

Faktor 4 (F4) merupakan faktor yang terdiri dari 4 item pernyataan, yaitu aplikasi GO-FOOD

merupakan produk aplikasi pemesanan makanan berbasis online yang terkenal; aplikasi GO-FOOD memiliki desain dan karakteristik tampilan yang menarik; aplikasi GO-FOOD memiliki

pembaharuan aplikasi yang semakin menarik dan menampilkan informasi yang saya butuhkan;

aplikasi GO-FOOD menyediakan berbagai kategori pilihan makanan yang dapat disesuaikan

dengan selera konsumen.

Faktor selanjutnya yang terbentuk adalah faktor 5 (F5), merupakan faktor yang terbentuk dari

tiga item pernyataan, yaitu waktu yang tidak mendukung untuk melakukan perjalanan ke tempat

penjualan makanan; cuaca tidak mendukung; keramaian lalu lintas. Hal ini menunjukan bahwa

faktor 5 (F5) merupakan faktor “Kondisi Sekitar”.

Pembahasan

a. Penilaian Kehalalan Makanan yang Tersedia Di Aplikasi GO-FOOD

Perintah untuk mengkonsumsi makanan halal telah jelas terdapat di kedua sumber rujukan

bagi umat islam, yaitu Al-Quran dan Hadist. Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Maaiddah ayat

88 yang artinya:

“ dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan kepada

kamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”

Ayat tersebut jelas-jelas telah menyuruh umat muslim hanya memakan makanan yang halal dan baik saja. Makanan halal maupun haram sama-sama memiliki pengaruh yang besar dalam

kehidupan seseorang, dalam akhlak, kehidupan hati, dikabulkan doa, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden sebanyak 98,67% responden berpendapat

bahwa memakan makanan halal adalah penting dan sebuah keharusan. Namun hanya 1.33% responden yang berpendapat bahwa tidak penting untuk mengkonsumsi makanan halal.

Selanjutnya dengan cara penilaian responden atas kehalalan makanan yang tersedia di aplikasi

GO-FOOD beragam maka sebanyak 61,3% responden menilai kehalalan makanan yang ada di

aplikasi GO-FOOD dengan mengetahui adanya logo halal pada tempat penjualan makanan. Merchant yang ada di dalam aplikasi GO-FOOD cukup beragam di mulai dari UMKM yang tidak

memiliki tempat untuk makan di tempat hingga restoran terkenal yang memiliki banyak cabang di

kota-kota di Indonesia. Restoran besar yang menyajikan makanan halal telah memiliki sertifikat

halal dari MUI. Hal ini lah yang menjadi salah cara penilaian kehalalan makanan bagi 61,3% responden.

Selain pengetahuan tentang logo halal pada tempat penjual makanan sebanyak 53,33%

responden juga menilai kehalalan makanan berdasarkan kandungan makanan yang dipesan

biasanya tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti ayam goreng, sate ayam, nasi padang dan berbagai makanan lainnya yang biasanya tidak mengandung bahan-bahan yang

diharamkan.

Menilai kehalalan makanan berdasarkan nama/merk produk yang tidak mengarah pada

sesuatu yang diharamkan juga menjadi pilihan 37,33% responden. Hal ini cukup mudah dilakukan

Page 22: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

23

karena jika nama restoran atau nama menu mengarah kepada sesuatu yang diharamkan seperti sate babi dan wine & co tentu saja tidak halal untuk dikonsumsi oleh umat muslim. Selanjutnya 12%

responden memilih rekomendasi dari teman/keluarga yang memiliki tingkat religiusitas yang

cukup tinggi sebagai salah satu cara penilaian kehalalan makanan yang ada pada aplikasi GO-

FOOD dan hanya 9,33% responden yang memilih cara menilai kehalalan dengan mengetahui produsen dari makanan yang dibeli melalui aplikasi GO-FOOD.

Dari jumlah total 75 responden, 94,67% responden berpendapat bahwa keberadaan logo halal

pada makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD dibutuhkan untuk mempermudah cara

penilaian kehalalan makanan yang dipesan melalui aplikasi GO-FOO dan terjamin benar kehalalan makanannya. Selanjutnya hanya 5,33% responden yang berpendapat bahwa keberadaan logo halal

pada makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD tidak dibutuhkan karena merasa banyak cara

lain untuk mengetahui halal atau tidaknya makanan yang dipesan melalui aplikasi GO-FOOD.

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Mahasiswa Muslim

Berdasarkan hasil penelitian di atas estimasi analisis faktor diketahui bahwa dari 21 indikator faktor ekonomi ditemukan 4 faktor yaitu faktor kemudahan sistem pembayaran dan biaya yang murah, faktor promosi yang memikat, faktor harga yang sesuai dan bersaing, dan faktor produk masa kini dan variatif. Faktor kemudahan sistem pembayaran dan biaya yang murah terdiri dari 7 indikator diantaranya biaya delivery bersaing dengan aplikasi online lain, biaya delivery tetap sama walau jumlah pemesanan berbeda¸ biaya delivery sesuai dengan jarak antara tempat pembelian makanan dan

alamat pengantaran, sistem pembayaran menggunakan GO-PAY yang diterima di berbagai tempat, mendapat potongan biaya delivery jika menggunakan sistem

pembayaran GO-PAY.

Selanjutnya faktor ekonomi kedua yaitu faktor promosi yang memikat yang terdiri dari 5

indikator diantaranya iklan mudah diingat, iklan mudah ditemui di berbagai media, iklan yang menarik dan iklan yang menampilkan informasi serta penjelasan yang jelas. Aplikasi GO-FOOD

ini menampilkan iklan di berbagai media sosial yang banyak digunakan oleh anak muda masa kini

diantaranya youtube, instagram, twitter, facebook dan berbagai media sosial lainnya. Iklan dari

aplikasi GO-FOOD menarik dan lucu ditampilkan dengan kalimat yang dipahami anak muda masa kini.

Faktor selanjutnya dari faktor ekonomi adalah faktor harga yang sesuai dan bersaing terdiri

dari 5 indikator yaitu harga yang terjangkau, harga yang sesuai dengan produk yang ditawarkan,

harga mampu bersaing dengan pembelian secara offline, harga sesuai dengan pendapatan, dan harga sesuai dengan kualitas yan ditawarkan. Harga merupakan salah satu faktor penentu

konsumen dalam menentukan suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk maupun jasa.

Faktor ekonomi yang terakhir adalah faktor produk masa kini dan variatif yang terdiri dari 4

indikator diantaranya adalah aplikasi GO-FOOD merupakan aplikasi pemesanan makanan berbasis online yang terkenal. Menurut tirto.id PT. GO-JEK Indonesia menjadi salah satu dari 4 aplikasi

startup Indonesia bergelar unicorn. Unicorn merupakan gelar yang diberikan pada suatu startup

yang memiliki nilai valuasi lebih dari $ 1 miliar. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi GO-FOOD

ini cukup terkenal dan merupakan produk yang digemari oleh masyarakat.

Selanjutnya adalah faktor yang terbentuk dari indikator-indikator faktor non ekonomi yang

berjumlah 24 indikator. 24 indikator ini mengelompok menjadi 5 faktor yaitu faktor gaya hidup,

faktor kemudahan penggunaan, faktor halal & baik, faktor sosial, dan faktor kondisi sekitar. Faktor

gaya hidup yang terdiri dari 5 indikator diantaranya menghemat waktu dibandingkan dengan melakukan pembelian langsung ke tempat penjualan makanan, dapat membeli makanan walau

sedang sibuk, tidak perlu meluangkan waktu khusus untuk membeli makanan, tidak perlu repot

memasak di dapur, dan tidak perlu mengantri.

Faktor non ekonomi yang kedua adalah faktor kemudahan penggunaan yang terdiri dari 8 indikator. Menurut Davis (2006) Kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai tingkat dimana

seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi informasi merupakan hal yang mudah dan tidak

memerlukan usaha keras dari pemakainya.

Page 23: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

24

Selanjutnya faktor non ekonomi yang ketiga adalah faktor halal dan baik yang terdiri dari 4 item. Makanan halal adalah makanan yang dibenarkan oleh agama dari segi hukumnya. Makanan

yang halal adalah makanan yang didapat dan diolah dengan cara yang benar menurut agama.

Selain makanan halal yang kita makan juga harus baik dari segi kebersihan dan cocok untuk

dimakan.

Faktor non ekonomi yang terakhir adalah faktor kondisi sekitar yang terdiri dari 3 indikator

yaitu waktu yang tidak mendukung untuk membeli makanan langsung ke tempat pembelian

makanan seperti terlalu pagi atau terlalu malam, cuaca yang tidak mendukung seperti hujan, cuaca

panas atau cuaca dingin dan keramaian lalu lintas Kota Malang. Dikutip dari Jawa Pos Kota Malang diakui masyarakatnya sebagai kota yang dingin. Pada bulan Juli tahun 2018 suhu di Kota

Malang mencapai 13 derajat celcius. Selain itu Kota Malang juga memiliki angka kemacetan yang

cukup tinggi. Dalam temuan lembaga riset Inrix yang dikutip dari kompas.com, tingkat kemacetan

Kota Malang menduduki posisi ke 3 dalam daftar 10 kota termacet di Indonesia.

Implikasi Hasil Penelitian

Dari paparan di atas bisa dilihat bahwa sebagai mahasiswa muslim tentunya perlu

memperhatikan aturan-aturan dalam mengkonsumsi makanan. Aturan mengkonsumsi sebagai

umat muslim adalah diharuskannya mengkonsumsi makanan yang halal dan baik. Makanan yang halal dan baik tentunya mudah ditemui di Kota Malang ini, namun jika kita melakukan pembelian

makanan melalui aplikasi GO-FOOD yang hanya sebagai perantara antara konsumen dan produsen

penjual makanan maka dibutuhkannya penilaian kehalalan makanan yang dapat dilakukan dengan

berbagai cara.

Perilaku konsumsi mahasiswa muslim melalui aplikasi GO-FOO dipengaruhi dari empat

faktor yang terbentuk dari analisis faktor ekonomi. Empat faktor yang terbentuk dari analisis

faktor ekonomi yaitu kemudahan sistem pembayaran dan biaya yang murah, promosi yang

memikat, harga yang sesuai dan bersaing, dan produk masa kini yang variatif. Keempat faktor tersebut berkontribusi sebesar 72,283% untuk menjelaskan faktor ekonomi. Dari analisis tersebut

juga menunjukan bahwa faktor kemudahan sistem pembayaran dan biaya yang murah menjadi

faktor ekonomi yang paling mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa muslim melalui aplikasi

GO-FOOD dan indikator dominan yang mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa muslim melalui aplikasi GO-FOOD yaitu promosi yang ditawarkan jika menggunakan sistem pembayaran

GO-PAY.

Presentase varian total yang disumbangkan oleh setiap indikator dalam faktor kemudahan

sistem pembayaran dan biaya yang murah sebesar 50,869%. Item pernyataan yang tergabung dalam faktor tersebut memiliki range factor loading dari 0,552 hingga 0,906, artinya korelasi

antara item pernyataan dengan faktor tersebut berkisar antara 55,2% hingga 90,6%.

Perilaku konsumsi mahasiswa muslim melalui aplikasi GO-FOOD juga dipengaruhi dari lima

faktor yang terbentuk dari analisis faktor non ekonomi. Lima faktor yang terbentuk dari analisis faktor non ekonomi yaitu faktor gaya hidup, kemudahan penggunaan, halal dan baik, sosial, dan

kondisi sekitar. Kelima faktor tersebut berkontribusi sebesar 72,423% untuk menjelaskan faktor

non ekonomi. Dari analisis tersebut juga menunjukan bahwa faktor gaya hidup menjadi faktor non

ekonomi yang paling mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa muslim melalui aplikasi GO-FOOD.

Persentase varian total yang disumbangkan oleh setiap indikator dalam faktor gaya hidup

sebesar 43,677%. Indikator yang tergabung dalam faktor gaya hidup memiliki range factor

loading dari 0,588 hingga 0,854, artinya korelasi antara item pernyataan dengan faktor tersebut berkisar antara 58,8% hingga 85,4%. Korelasi tertinggi terdapat pada indikator ke 11 yaitu tidak

perlu meluangkan waktu khusus untuk membeli makanan, sementara untuk korelasi terendah

terdapat pada indikator ke 10 yaitu menghemat waktu dibandingkan melakukan pembelian

langsung.

Sesuai dengan manfaat praktis yang telah disampaikan pada BAB I dan dengan mayoritas

responden berpendapat bahwa keberadaan logo halal pada makanan yang tersedia di aplikasi GO-

FOOD dibutuhkan maka akan menjadi sebuah kemajuan inovasi baru yang baik bagi PT GO-JEK

Page 24: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

25

Indonesia jika memperbaharui tampilan pilihan restoran atau makanan dalam GO-FOOD dengan tambahan keterangan halal pada aplikasinya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tujuan dari penelitian yang pertama adalah untuk mengetahui bagaimana cara mahasiswa

muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya menilai kehalalan produk makanan

yang ada di aplikasi GO-FOOD. Setelah melalukan penelitian maka penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan bahwa berdasarkan hasil penelitian diberikan 6 pernyataan mengenai cara

menilai kehalalan makanan yang tersedia di GO-FOOD sebanyak 61,3% responden memilih cara

menilai kehalalan produk makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD dengan cara mengetahui

keberadaan logo halal pada tempat penjualan makanan. 53,33% responden juga memilih cara menilai kehalalan produk makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD dengan mengetahui

kandungan makanan yang dipesan tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan. Selanjutnya

44% responden memilih cara menilai kehalalan produk makanan yang tersedia di aplikasi GO-

FOOD dengan mengetahui bahwa tempat penjualan makanan tidak menyediakan atau mengolah menu makanan yang diharamkan. Selanjutnya sebanyak 37,33% responden juga memilih cara

penilaian kehalalan produk makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD berdasarkan nama/merk

produk yang tidak mengarah kepada sesuatu yang diharamkan. 12% responden juga memilih

rekomendasi dari teman/keluarga yang memiliki tingkat religiusitas yang cukup tinggi sebagai salah satu cara penilaian kehalalan produk makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD.

Berdasarkan hasil analisis, ditmukan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis faktor ekonomi, ditemukan 4 (empat) faktor yang terbentuk

dari faktor ekonomi, yaitu faktor sistem pembayaran dan biaya yang murah, faktor promosi yang memikat, faktor harga yang sesuai dan bersaing, dan faktor produksi

variatif dan masa kini.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor non ekonomi, ditemukan 5 (lima) faktor yang terbentuk

dari faktor non ekonomi, yaitu faktor gaya hidup, faktor kemudahan penggunaan, faktor halal dan baik, faktor sosial, dan faktor kondisi sekitar.

Dengan mengetahui pendapat responden mengenai kebutuhan akan adanya keterangan halal pada

makanan yang tersedia di aplikasi GO-FOOD dan faktor-faktor baru yang terbentuk dari setiap

faktor ekonomi dan faktor non ekonomi yang mempengaruhi perilaku konsumsi mahasiswa muslim melalui aplikasi GO-FOOD, maka PT GO-JEK Indonesia dapat mempertimbangkan

pembaharuan aplikasi dan mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan layanan jasa pesan antar

makanan

Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka terdapat beberapa hal

yang dapat disarankan antara lain:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya dan dapat melanjutkan penelitian ini khususnya yang belum diteliti dan

dibahas dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat lebih berkembang.

2. Bagi PT GO-JEK Indonesia.

Dari hasil penelitian ini, diharapkan PT GO-JEK Indonesia dapat memperbaharui tampilan aplikasi GO-FOOD dengan menambahkan keterangan halal pada restoran

atau produk makanan yang tersedia guna mempermudah konsumen muslim dalam

menilai kehalalan makanan yang dibeli melalui aplikasi GO-FOOD.

Page 25: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

26

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya.

Abidin, Said Zainal, 2008, Strategi Kebijakan dalam Pembangunan dan Ekonomi Politik. Jakarta:

Suara Bebas.

Anfal, Mohammad Ali. 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam

Memilih Transaksi Menggunakan Mobile Banking (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Tbk. Kota Malang). Skripsi. Diterbitkan di Malang : Universitas Brawijaya

Malang.

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). 2017. Infografis Hasil Survey Pengguna

Internet. Diakses dari https://apjii.or.id/survei2017 pada 15 Mei 2018.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Basu Swastha dan Irawan. 2003. “Manajemen Pemasaran Modern”. (Edisi kedua). Cetakan ke

sebelas. Yogyakarta : Liberty Offset.

Bimo, Walgito. 2010. Pengantar Psikolog Umum. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Boediono. 2010. Pengantar Ilmu Ekonomi No.1. Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta

Buchari Alma, 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, Bandung,

Alfabeta

Chaplin, J,P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Davis, Keith dan John W, Newsroom. 2006. Seri Ilmu dan Manajemen Bisnis. Penerjemah :

Sofyan Cikmat. Jakarta : Elex Media Computindo.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Ke Tiga”. Jakarta : Balai Pustaka.

Engel, Blackwell, dan Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.

GO-JEK. 2017. Tentang GO-JEK. Diakses dari https://www.go-jek.com/about/ pada 15 Mei 2018

Hair et al. 2010. Multivariate Data Analysis, Seventh Edition. Pearson Prentice Hall

Hakim, Andi Usman. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Menjadi Pertimbangan Konsumen dalam

Keputusan Pembelian Produk Distro Ultras Malang. Skripsi. Diterbitkan Malang :

Universitas Muhammadiyah Malang

Page 26: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

31

Howard, J.A. and Seth J.N. 1969. The Theory of Buyer Behaviour. (edisi cetak ulang). New York: John Wiley and Sons.

Kohler, Eric L., 1994. A Dictionary for Accountant, Sixth Edition. New Delhi : Prentice Hall of

India.

Kotler dan Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Terjemahan, Edisi kedua belas. Jilid 1).

Jakarta : Erlangga.

Lovelock C, Wirtz J, Mussry J. 2011. Pemasaran Jasa Manusia Teknologi Strategi Perspektif Indonesia (Terjemahan, Edisi ketujuh. Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Malhorta Naresh K. 1993. Marketing Research and Applied Orientation. USA : Prentice Hall

International.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Perilaku Konsumen. Bandung: PT Refika Aditama

Marketeers. 2017. Billboard GO-JEK viral di Kuningan. Diakses dari

http://marketeers.com/alasan-billboard-go-jek-viral/ pada 25 November 2018

Mohammad Hidayat. 2010. An Introduction to The Sharia Economic, Pengantar Ekonomi

Syariah. Jakarta : Zikrul Hakim

Muhammad Nafik H. R. 2009. Ekonomi ZISWAQ. Surabaya: Islamic Finance Development

Institute (IFDI)

Muhammad Sholahudin dan Lukman Hakim. 2012. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah.

Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Palahudin, Akasyah. 2016. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Penggunaan

GO-FOOD di Kota Bogor. Skripsi. Diterbitkan di Bogor : Institut Pertanian

Bogor.

Paul, J. Peter dan Jerry C. Olson. 2000. Consumer Behaviour: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Prasetyo, Bambang & Jannah, Miftahul. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia. 2008. Ekonomi Islam. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada.

Putong, Iskandar. 2009. Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sadono, Sukirno. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar edisi ketiga. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada

Said, Syihabudin dan Ma’zumi, M. 2008. Falsafah dan Perilaku Ekonomi Islam. Jakarta : Diadit

Media

Sakr, A.H, 1991, Ramuan Makanan Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Pustaka

Sarlito Wirawan Sarwono. 1983. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang

Sholahuddin, M. 2007. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sudibyo. 2002 . Perilaku Konsumen dan Kesinambungan Kebutuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Page 27: PERILAKU KONSUMSI MAHASISWA MUSLIM MELALUI APLIKASI …

32

Sumarwan, Ujang. 2014. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tirto.id. 2017. Melihat Perjalanan 4 Startup “Unicorn” asal Indonesia. Diakses dari

https://tirto.id/melihat-perjalanan-4-startup-unicorn-asal-indonesia-cAdQ pada 25 November 2018

Wahyuni, Meika. 2015. Persepsi Konsumen Muslim Terhadap Sertifikasi Halal (Studi Kasus pada

PT. Rocket Chicken Indonesia Cabang Boja Kendal). Skripsi. Diterbitkan di Semarang:

Universitas Islam Negeri Walisongo.

Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran (Aplikasi Software SPSS). Malang : UMM Press.

Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri. 2009. Structural Equation Modeling dengan Lisrel-PLS.

Jakarta: Salemba.