97
i i HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSU SIDOARJO TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh : IIS SUWANTI NIM : S540209217 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

i

i

HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT

MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

DI RSU SIDOARJO

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh : IIS SUWANTI

NIM : S540209217

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 2: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

ii

ii

HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT

MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

DI RSU SIDOARJO

Diajukan Oleh :

IIS SUWANTI

S540209217

Tesis

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal Pembimbing I : Prof.Dr.dr.Ambar Mudigdo,SpPA …………... ……… NIP 130 543 977 Pembimbing II : dr. Jarot Subandono, MKes …………... ……… NIP 132 230 853

Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Prof.Dr.Didik G.Tamtomo,dr,M.Kes,MM,PAK NIP 194803131976100

ii

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 3: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

iii

iii

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT

MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

DI RSU SIDOARJO

Disusun oleh :

IIS SUWANTI S540209217

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : 29 Juli 2010

Jabatan Nama Tanda tangan

Ketua : Prof.Dr.Didik G.Tamtomo,dr,M.Kes,MM,PAK …………….. Merangkap NIP. 194803131976100 Anggota Sekretaris : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ……………. Merangkap NIP. 131 130 280 Anggota Anggota : 1. Prof.Dr.dr.Ambar Mudigdo,Sp.PA …………… Penguji NIP. 130 543 977 2. dr. Jarot Subandono, MKes …………… NIP. 132 230 853

Mengetahui Direktur Program Program Studi Pasca Sarjana Magister Kedokteran Keluarga

Prof.Drs.Suranto,M.sc,Ph.D Prof.Dr.Didik G.Tamtomo,dr,M.Kes,MM,PAK NIP: 131 472 192 NIP 1948031319761

iii

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 4: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

iv

iv

MOTTO

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil.

iv

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 5: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

v

v

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan untuk :

Bapak Almarhum, Ibu serta suamiku tercinta

yang telah mendorong penulis untuk dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

v

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 6: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

vi

vi

PERNYATAAN

NAMA : IIS SUWANTI

NIM : S540209217

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul

“ Hubungan dukungan perawat dan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat

menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di RSU Sidoarjo” adalah betul-

betul karya sendiri.Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi

tanda citasi dan ditunjuk dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juni 2010

Yang membuat pernyataan

Iis Suwanti

vi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 7: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

vii

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya,

sehingga penulis diberi kemudahan, kesehatan dan semangat sehingga dapat

menyelesaikan proposal tesis ini.

Penulis tidak akan dapat menyelesaikan tesis ini tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa hormat dan berterimah kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr.Much.Syamsulhadi ,dr, Sp.KJ selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menggunakan fasilitas yang ada dilingkungan kampus.

2. Prof. Drs. Suranto, MSc, PhD selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana.

3. Prof.Dr.Didik G.Tamtomo,dr,M.Kes,MM,PAK selaku Ketua Program

Studi Magister Kedokteran Keluarga yang telah membimbing dan

memotivasi dalam mennyelesaikan program pembelajaran ini.

4. P.Murdani K, dr.MHPEd selaku Ketua Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan yang

telah membimbing dan memotivasi dalam mennyelesaikan program

pembelajaran ini.

5. Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr.Sp.PA(K) selaku pembimbing I yang telah

berkenan memberikan dorongan, bimbingan dengan penuh kesabaran,

keikhlasan dan ketelitian sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan.

vii

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 8: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

viii

viii

6. Jarot Subandono,dr. M.Kes selaku pembimbing II yang telah berkenan

memberikan dorongan, bimbingan dengan penuh kesabaran, keikhlasan

dan ketelitian sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan.

7. Sudarmadji,dr,MARS Direktur Rumah Sakit Umum Sidoarjo yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Almarhum Bapak, Ibu serta Suamiku tercinta yang telah memberikan

dukungan baik secara moril maupun materi telah banyak membantu

peneliti untuk menyelesaikan tesis ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh karyawan Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan.

10. Berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu peneliti untuk menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dalam

penulisan, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari para pembimbing agar selanjutnya bisa lebih sempurna dan

bermanfaat bagi penulis dan semua pihak.Semoga Allah SWT membalas budi

baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam

menyelesaikan tesis ini.

Surakarta 2010

Penulis

viii

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 9: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

ix

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PERNYATAAN ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiv

ABSTRACT .................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. LataBelakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB I : KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori .................................................................................. 8

1. Konsep dukungan perawat .................................................... 8

2. Konsep dukungan keluarga ................................................... 11

3. Konsep kecemasan ................................................................ 14

4. Konsep hospitalisasi .............................................................. 19

5. Konsep anak .......................................................................... 27

6. Konsep anak pra sekolah ....................................................... 28

7. Hubungan kecemasan dengan perawatan anak usia

pra sekolah ............................................................................ 32

B. Penelitian yang relevan………………………………………….. 37

C. Kerangka berpikir .......................................................................... 41

ix

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 10: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

x

x

D. Hipotesis ....................................................................................... 42

BAB III : METODE PENELITIAN............................................................. 42

A. Jenis penelitian .............................................................................. 42

B. Tempat dan waktu penelitian ........................................................ 42

C. Kerangka penelitian ...................................................................... 43

D. Populasi, sampel dan sampling .................................................... 45

E. Identifikasi variabel dan definisi operasional ............................... 46

F. Teknik pengumpulan data ............................................................. 47

G. Instrumen penelitian ..................................................................... 47

H. Analisis data ................................................................................. 51

1. Uji prasyarat analisis ............................................................... 51

2. Uji hipotesis ............................................................................ 52

I. Etika penelitian ............................................................................. 55

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 57

A. Gambaran obyek penelitian ………………………………………. 57

B. Hasil penelitian …………………………………………………… 60

C. Pembahasan ………………………………………………………. 66

D. Keterbatasan ……………………………………………………… 77

BAB V : PENUTUP ....................................................................................... 78

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 78

B. Implikasi ………………………………………………………… 79

C. Saran-saran ……………………………………………………… 80

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 81

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………. 87

x

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 11: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

xi

xi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Distribusi responden ……………………………………………… 58

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jumlah anak, tingkat

Pendidikan, pekerjaan, jumlah penghasilan ……………………… 59

Tabel 3 Distribusi penyakit yang diderita anak …………………………… 61

Tabel 4 Distribusi dukungan perawat …………………………………….. 62

Tabel 5 Distribusi dukungan keluarga ……………………………………. 63

Tabel 6 Distribusi tingkat kecemasan …………………………………….. 64

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas …………………………………………….. 65

Tabel 8 Ringkasan Uji linieritas dukungan perawat …………………….. 66

Tabel 9 Ringkasan Uji linieritas dukungan keluarga ………………......... 67

Tabel 10 Hasil Uji Korelasi Dukungan Perawat dengan Kecemasan …….. 68

Tabel 11 Hasil Uji Korelasi Dukungan Keluarga dengan Kecemasan …… 69

Tabel 12 Hasil Uji Regresi Dukungan Perawat dan Keluarga

dengan Kecemasan …………………………………………….. 70

xi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 12: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka berpikir ………………………………………………. 41

xii

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 13: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-kisi angket dukungan perawat, keluarga …………………. 87

Lampiran 2 Kisi-kisi angket kecemasan …………………………………… 88

Lampiran 3 Permohonan menjadi responden ………………………………. 89

Lampiran 4 Persetujuan menjadi responden ……………………………….. 90

Lampiran 5 Alat ukur kecemasan ………………………………………….. 91

Lampiran 6 Angket dukungan keluarga …………………………………… 97

Lampiran 7 Angket dukungan perawat ……………………………………. 100

Lampiran 8 Uji normalitas dukungan perawat …………………………….. 101

Lampiran 9 Uji normalitas dukungan keluarga ……………………………. 106

Lampiran 10 Uji normalitas kecemasan anak ………………………………. 111

Lampiran 11 Uji korelasi dukungan perawat-kecemasan anak …………….. 116

Lampiran 12 Uji korelasi dukungan keluarga-kecemasan anak ……………. 117

Lampiran 13 Uji regresi 3 variabel …………………………………………. 118

Lampiran 14 Uji validitas & reliabelitas instrument ………………………. 120

xiii

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 14: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

xiv

xiv

ABSTRAK

Iis Suwanti. S540209217. HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT MENJALANI PERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSU SIDOARJO. Tesis, Surakarta : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari, 2010. Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya perawatan pada anak, karena anak merupakan bagian dari keluarga,maka perawat harus mampu mengenal keluarga sebagai tempat tinggal tetap dalam kehidupan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan perawat dan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di Rumah Sakit Umum Sidoarjo. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Populasi penelitian ini adalah perawat, ibu dan anak usia pra sekolah yang sedang menjalani perawatan di RSU Sidoarjo. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang bertemu dengan peneliti yang akan digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data atau mengambil setiap yang ditemukan yang sesuai dengan kriteria penelitian ini.Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dukungan perawat dan dukungan keluarga serta kecemasan. Dari pengumpulan data kemudian data dianalisa dengan menggunakan analisis regresi ganda. Hasil yang didapat dari penelitian ini :(1) terdapat hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo dengan nilai p = 0,018 < 0,05 (2) terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo dengan nilai p = 0,016 < 0,05 (3) terdapat hubungan antara dukungan perawat dan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo dengan nilai F hitung > F tabel (4,356 > 4,21) atau nilai p = 0,023 < 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) ada hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo (2) ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo (3) ada hubungan antara dukungan perawat dan keluarga secara bersama-sama dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan di RSU Sidoarjo. Kata kunci : Dukungan perawat, dukungan keluarga, kecemasan menjalani perawatan.

xiv

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 15: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

xv

xv

ABSTRACT Iis Suwanti S.540209217. “ The Correlation between Family and Nurse’s Support and Anxiety Level as a Result of a Treatment of Pre-school Children at Sidoarjo General Hospital”. Thesis. Master Degree Program in Health Profession Education, Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010 Family is an important element in nursing, particulary in child nursing. This relates to the fact that a child is a part of family. Consequently, a nurse should know a family in which a child lives. The objective of this research is to find out the correlation between family and nurse’s support and anxiety level as a result of a treatment of pre-school children at Sidoarjo General Hospital. This research employs a Cross Sectional Study design.This population of this research are nurses, mother and pre-school children undergoing a treatmen at Sidoarjo General Hospital. This sampling technique used in this research is an accidental sampling technique where a sample is determined by accident.This means that whoever the researcher meets by accident will be selected as the source of data for this research as long as they can fulfil this research criterion. The methods of data collection are questionnaire about family and nurse’s support and questionnaire about anxiety. The research data were analyzed using multiple regression analysis. Results of data analysis show that 1) there is a significant correlation between nurse’s support and anxiety level as a result of a treatment of pre-school children at Sidoarjo General Hospital (p = 0,018 < 0,05) ; 2) there is a significant correlation between family’s support and anxiety level as a result of a treatment of pre-school children at Sidoarjo General Hospital (p = 0,016 < 0,05) ; and 3) there is a significant correlation between family and nurse’s support and anxiety level as a result of a treatment of pre-school children at Sidoarjo General Hospital (F count = 4,356 > F table = 4,21) or (p = 0,023 < 0,05). The conclusion of this research is as follows : hypothesis 1) there is a correlation between nurse’s support and anxiety level as a result of a treatment of pre-school children at Sidoarjo General Hospital, 2) there is a correlation between family’s support and anxiety level as a result of a treatment of pre-school children at Sidoarjo General Hospital and 3) there is a correlation between family’s and nurse’s support and anxiety level as a result of a treatment of pre-school children at Sidoarjo General Hospital. Key words: Nurse’s Support, Family’s Support, Anxiety due to Treatment.

xv

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 16: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Pemikiran

Sehat dalam rentang sehat dan sakit adalah keadaan kesejahteraan optimal

antara fisik, mental dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak

dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

sesuai dengan usianya, hal ini sangat penting artinya dalam perilaku sehari-

hari.Pengenalan manusia terhadap dua konsep ini bersamaan dengan

pengenalannya terhadap dirinya. Keadaan sehat dan sakit tersebut terus terjadi dan

manusia akan memerankan sebagai orang sehat atau sakit ( Aziz Alimul H

2007).Anak akan memerlukan bantuan perawat baik secara langsung saat sakit

maupun tidak langsung dengan memerlukan bimbingan orang tuanya dalam

rentang ini. Dalam keadaan sehat optimalpun anak memerlukan bantuan perawat,

misalnya untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan, seperti pelayanan

imunisasi, peningkatan pengetahuan tentang keberhasilan perseorangan.

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya

perawatan pada anak, karena anak merupakan bagian dari keluarga,maka perawat

harus mampu mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau konstanta tetap

dalam kehidupan anak (Wong, Perry and Hockenberry,2002).Perawat sebagai

salah satu tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit memegang peran yang

sangat penting salah satunya pelayanan kesehatan baik berupa tindakan

keperawatan langsung maupun pendidikan kesehatan untuk anak. Perawat harus

memperhatikan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi keluarga yang dapat

1

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 17: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

2

2

menentukan pola kehidupan anak selanjutnya karena sangat menentukan

perkembangan anak dalam kehidupan yang akhirnya meningkatkan mutu asuhan

keperawatan secara komprehensif melalui aspek bio-psiko-sosial-spiritual yang

ada dalam diri manusia

Salah satu faktor untuk keberhasilan penanganan suatu permasalahan

keperawatan dirumah sakit adalah mengikut sertakan peran keluarga dalam

menangani permasalahan anggota keluarganya yang menderita sakit, dalam

rangka melaksanakan suatu asuhan keperawatan yang kolaboratif. Perawatan

terhadap anak sakit tidak akan bisa optimal bila tidak didukung oleh adanya

dukungan dari anggota keluarga, diantaranya keluarga untuk tetap tinggal dengan

anak di Rumah sakit, fasilitasi keluarga untuk konsultasi dengan psikologi dan

fasilitasi untuk menghadirkan saudara kandung (Supartini 2004). Hasil observasi

peneliti terhadap orang tua keluarga pasien didapatkan bahwa orang tua turut

berperan dalam perawatan pasien seperti menyuapi, menenangkan perasaan anak

saat menangis dan membantu anak memenuhi kebutuhan sehari-harinya, namun

demikian dukungan dan keluarga dan perawat terhadap anak selama dirawat

secara keseluruhan masih belum optimal. Kehidupan anak juga sangat ditentukan

keberadaannya bentuk dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila

dukungan keluarga yang sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak

relatif stabil, tetapi apabila dukungan keluarga anak kurang baik, maka anak akan

mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak

(Alimul,2005).

Populasi anak yang dirawat di rumah sakit menurut Wong

(2001),mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Persentase anak yang

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 18: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

3

3

dirawatdi rumah sakit saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan

kompleksdibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Mc

Chertydan Kozak mengatakan hampir empat juta anak dalam satu tahun

mengalami hospitalisasi (Lawrence J. cit Hikmawati, 2000). Rata-rata anak

mendapat perawatan selama enam hari.Hasil studi pendahuluan yang dilakukan

oleh peneliti diruang anak RSU Sidoarjo tanggal 15 Januari 2010 didapatkan hasil

bahwa daya tampung diruang anak adalah 125 orang pasien, ruang tersebut terdiri

dari kelas III dan dilengkapi dengan satu ruangan untuk isolasi tapi untuk saat ini

masih belum difungsikan serta terdapat ruangan khusus untuk bermain anak.

Peneliti mendapatkan data bahwa penyakit yang diderita diruang anak

Rumah Sakit Umum Sidoarjo dalam satu bulan terakhir ini adalah kejang demam,

diare, faringitis akut , demam berdarah dengue (DBD), febris, HIV Aids,

vomitting, morbilli, tonsilo pharingitis, meningitis, TBC paru, ISPA. Kasus yang

paling banyak selama tiga bilan terakhir adalah diare & vomiting sebanyak 67

kasus.

Menjalani perawatan merupakan suatu proses yang karena suatu alasan

berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,

menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah.Selama

proses tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang

menurut beberapa penelitian ditunjukan dengan pengalaman yang sangat

traumatik dan penuh dengan stress.Sakit dan menjalani perawatan menimbulkan

krisis pada kehidupan anak. Di Rumah Sakit anak harus menghadapi lingkungan

yang asing, pemberi asuhan yang tidak dikenal dan gangguan terhadap gaya hidup

mereka.Seringkali mereka harus mengalami prosedur yang menimbulkan nyeri,

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 19: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

4

4

kehilangan kemandirian dan berbagai hal yang tidak diketahui. Interpretasi

mereka terhadap kejadian, respon mereka terhadap pengalaman yang secara

langsung berhubungan dengan tingkat perkembangan, karenanya untuk memenuhi

kebutuhan anak yang sedang menjalani perawatan sangatlah penting bagi perawat

anak untuk memiliki pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan

normal termasuk beberapa pemahaman tentang proses kognitif anak dan arti

menjalani perawatan bagi anak pada kelompok usia berapapun (Wong 2004).

Perasaan yang sering muncul pada anak yang menjalani perawatan yaitu

cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah. Perasaan tersebut dapat timbul

karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa

tidak aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya,

sesuatu yang dirasakan menyakitkan, takut terhadap petugas kesehatan (Nursalam

2005). Tidak hanya anak, orang tua juga mengalami hal yang sama. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa orang tua mengalami kecemasan yang tinggi saat

anaknya dirawat di rumah sakit, terutama pada mereka yang baru pertama kali

mengalami perawaan anak, orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan

sosial dari keluarga,kerabat, bahkan petugas kesehatan, walaupun beberapa orang

tua juga dilaporkan tidak mengalami kecemasan karena perawatan anak dirasakan

dapat mengatasi permasalahannya. Keluarga juga sering merasa cemas dengan

perkembangan keadaan anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun

dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara psikologis anak

akan merasakan perubahan perilaku dari orang tuanya yang mendampinginya

selama perawatan. Anak menjadi stres dan hal ini berpengaruh pada proses

penyembuhan , yaitu respon imun. Pasien anak yang merasa nyaman selama

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 20: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

5

5

perawatan dengan adanya dukungan sosial keluarga, lingkungan perawatan yang

terapeutik dan sikap perawat yang penuh dengan perhatian akan mempercepat

proses penyembuhan. Fakta tersebut merupakan masalah penting yang harus

mendapatkan perhatian perawat dalam mengelola asuhan keperawatan (Nursalam

2005).

Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari

lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih saying dan menyenangkan,

yaitu lingkungan rumah, permainan dan teman sepermainannya.Reaksi terhadap

perpisahan yang ditunjukan anak usia pra sekolah adalah menolak makan, sering

bertanya, menangis walaupun secara perlahan dan tidak kooperatif terhadap

petugas kesehatan. Perawatan di rumah sakit mengharuskan adanya pembatasan

aktifitas anak sehingga anak merasa kehilangan kekuatan diri. Perawatan di rumah

sakit sering kali dipersepsikan oleh anak pra sekolah sebagai hukuman sehingga

akan merasa malu, bersalah atau takut. Ketakutan anak terhadap perlukaan

muncul karena anak menganggap tindakan dan prosedurnya mengancam integritas

tubuhnya, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, expresi

verbal dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dan

ketergantungan pada orang tua (Supartini 2004)

Keluarga sebenarnya memerankan suatu peranan yang sangat penting

dalam memberikan dukungan pada anaknya yang sedang menghadapi stresor

tersebut. Dukungan yang diberikan keluarga tersebut diharapkan dapat

mengurangi trauma pada anak atau kecemasan yang kemungkinan bisa muncul

oleh karena prosedur yang dilakukan di rumah sakit. Selain itu menurut Potter dan

Perry (2003) dukungan orang tua dibutuhkan oleh anak yang berusia muda (young

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 21: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

6

6

children) saat menjalani perawatan di rumah sakit, sehingga perilaku-perilaku

yang muncul karena kecemasan dapat diminimalisir.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas maka peneliti dapat merumuskan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan

akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di Rumah Sakit

Umum Sidoarjo?

2. Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di

Rumah Sakit Umum Sidoarjo?

3. Apakah ada hubungan antara dukungan perawat dan keluarga dengan

tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah

di Rumah Sakit Umum Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan

akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di Rumah Sakit

Umum Sidoarjo.

2. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di

Rumah Sakit Umum Sidoarjo.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 22: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

7

7

3. Mengetahui hubungan dukungan perawat dan keluarga dengan tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di

Rumah Sakit Umum Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti baik mengenai konsep

atau materi dan juga metode penelitian.

b. Sebagai salah satu bahan bacaan penelitian dan pengembangan selanjutnya

dibidang keperawatan sebagai bagian dari peran perawat sebagai

edukator dan motivator diruang anak.

2. Manfaat praktis

a. Bagi perawat dapat meningkatkan peran perawat sebagai pemberi asuhan

keperawatan yang professional untuk mempercepat proses penyembuhan

b. Bagi keluarga dapat mengoptimalkan peran keluarga sehingga keluarga

merasa puas menjalankan tugas sesuai dengan perannya.

c. Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

diruang anak.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 23: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

8

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Konsep dukungan perawat

a. Definisi

Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan

anak dan orang tua (Supartini 2004). Beberapa peran penting seorang perawat

anak adalah sebagai pembela, pendidik, konselor, koordinator, pembuat keputusan

etik, perencana kesehatan, Pembina hubungan terapeutik, pemantau, evaluator dan

peneliti. Perawat dituntut sebagai pembela bagi anak/keluarganya pada saat

mereka membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil keputusan /

menentukan pilihan, dan meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang

tersedia, pengobatan dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan

keluarga.

Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan member

penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak

langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan

anaknya. Sebagai konselor, perawat dapat member konseling keperawatan ketika

anak dan orang tuanya membutuhkan. Perawat dituntut dapat berperan sebagai

pembuat keputusan etik dengan berdasarkan pada nilai moral yang diyakini

dengan penekanan pada hak pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal

yang merugikan pasien, dan keuntungan asuhan keperawatan, yaitu meningkatkan

kesejahteraan pasien.

8

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 24: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

9

9

Sebagai peneliti, perawat anak membutuhkan keterlibatan penuh dalam

upaya menemukan masalah-masalah keperawatan anak yang harus diteliti,

melaksanakan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan /

keperawatan anak dengan tujuan meningkatkan kualitas praktik atau asuhan

keperawatan pada anak.

Sebagai salah satu anggota tim kesehatan,perawat memegang posisi kunci

untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan

perawatan anaknya di rumah sakit karena perawat berada disamping pasien

selama 24 jam dan fokus asuhan adalah peningkatan kesejahteraan anak melalui

pemberdayaan keluarga.

Dukungan perawat yang diberikan pada orang tua adalah dalam bentuk

pelayanan professional dengan fokus dan pemenuhan kebutuhan dasar yang

spesifik, yaitu kebutuhan oksigen, makan, minum, eliminasi, selain kebutuhan

lainnya seperti cinta kasih, rasa aman dan perlindungan.

Untuk mengatasi masalah yang timbul baik pada anak maupun orang tua

selama anaknya dalam perawatan di rumah sakit, fokus intervensi keperawatan

adalah meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi,

memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga dan mempersiapkan

anak sebelum di rawat di rumah sakit

b. Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress

Upaya meminimalkan stressor dapat dilakukan dengan cara mencegah atau

mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan control dan

mengurangi atau meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa

nyeri.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 25: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

10

10

Untuk mencegah atau meminimalkan dampak perpisahan dapat dilakukan

dengan cara :

1) Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak dengan cara

membolehkan mereka untuk tinggal bersama anak selama 24 jam (roming

in)

2) Jika tidak mungkin untuk roming in, beri kesempatan orang tua untuk

melihat anak setiap saat dengan maksud mempertahankan kontak antar

mereka.

3) Modifikasi ruang perawatan dengan cara membuat situasi ruang rawat

seperti dirumah diantaranya dengan membuat dekorasi ruangan yang

bernuansa anak.

4) Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah diantaranya dengan

memfasilitasi pertemuan dengan guru, teman sekolah dan membantunya

melakukan surat menyurat dengan siapa saja yang anak inginkan.

c. Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak

1) Membantu perkembangan orang tua dan anak dengan cara member

kesempatan orang tua mempelajari tumbuh kembang anak dan reaksi

anaka terhadap stressor yang dihadap dalam perawatan di rumah sakit.

2) Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar orang tua. Untuk itu

perawat dapat memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang

penyakit anak, terapi yang didapat dan prosedur sesuai dengan kapasitas

belajarnya.

3) Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan

member kesempatan pada anak mengambil keputusan, tidak terlalu

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 26: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

11

11

bergantung pada orang lain dan percaya diri, tentunya hal ini hanya dapat

dilakukan oleh anak yang lebih besar dan bukan bayi. Berikan selalu

penguatan yang positif dengan selalu memberikan pujian atas

kemampuan anak dan orang tua dan dorongan terus untuk

meningkatkannya.

4) Fasilitasi anak untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama pasien

yang ada, teman sebaya atau teman sekolah. Beri kesempatan padanya

untuk saling kenal dan membagi pengalamanya. Demikian juga

interaksi dengan petugas kesehatan dan sesama orang tua harus

difasilitasi oleh perawat karena selama di rumah sakit orang tua dan anak

mempunyai kelompok sosial yang baru.

2. Konsep dukungan keluarga

a. Definisi

Friedman (2008) menjelaskan bahwa dukungan keluarga dapat berupa

sikap, tindakan dan penerimaan terhadap penderita yang sakit.Keluarga juga

berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

b. Fungsi dan dukungan Keluarga

Keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu :

1). Dukungan Informasional

Menjelaskan tentang pemberi saran, sugesti, informasi yang dapat

digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 27: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

12

12

adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang

diberikan dapat menyumbang aksi sugesti yang khusus pada

individu.Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran,

petunjuk dan pemberian informasi.

2). Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik

membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validitor

identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan,

perhatian.

3). Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit, diantaranya keteraturan sekolah, kesehatan penderita dalam hal

kebutuhan makan, minum, istirahat, terhindar penderita dari kelelahan.

4).Dukungan emosional

Berisi tentang pemberian empati, cinta, kejujuran dan perawatan

serta memiliki kekuatan yang hubungannya konsisten sekali dengan status

kesehatan. Manfaat ini adalah secara emosional menjamin nilai-nilai

individu baik laki-laki maupun perempuan akan selalu terjaga

kerahasiannya dari keingintahuan orang lain. Aspek-aspek dari dukungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi,

adanya kepercayaan, perhatian dan mendengarkan dan didengarkan.

c. Sumber dukungan keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial

yang dipandang oleh keluarga, sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 28: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

13

13

keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selaku siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan).

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal

seperti dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga

external.Dukungan keluarga external ini berasal dari keluarga besar.Dimana kini

keluarga besar dapat memberikan dukungan sosial yang penting bagi keluarga

inti. Kebanyakan dewasa hidup dalam komunitas dimana mereka membuat satu

kontak atau lebih dengan orang tua atau kerabat dekat yang masih hidup.

d. Manfaat dukungan keluarga Dukungan sosial keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam

berbagai tahap-tahap siklus kehidupan, dan dalam tahap kehidupan dukungan

sosial keluarga mampu befungsi dengan berbagai kapandaian dan akal. Efek

dukungan orang tua terhadap anak diantaranya adalah :

1) Dukungan orang tua terhadap anak, terutama anak laki-laki akan

meningkatkan nilai-nilai kulturnya, seperti harga diri, prestasi

akademik,kreativitas dan kemampuan untuk menyesuaikan diri.

2) Terdapat hubungan positif antara dukungan orang tua dengan

perkembangan kognitif anak.

3) Dukungan orang tua yang tinggi akan membuat perilaku moral anak

meningkat dan penyesuaian diri anak terhadap standar orang tua.

4) Dukungan orang tua yang tinggi akan meningkatkan harga diri

kemampuan kontrol diri dan kemampuan instrumental anak.

e. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 29: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

14

14

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku positif anak.Namun demikian banyak faktor yang menentukan

dukungan yang diberikan keluarga dalam hal ini oleh orang tua. Ibu yang masih

muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan

anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua, termasuk

juga dalam memberikan dukungan keluarga selain dua hal diatas adalah kelas

sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan

atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Orang tua dengan kelas sosial

menengah keatas cenderung lebih menggunakan pola pengasuhan demokratis

dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua dengan kelas sosial menengah keatas

mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan rasa keterlibatan terhadap masalah anak

lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah.

3. Konsep kecemasan

a. Definisi

Kecemasan merupakan suatu ketidakjelasan, perasaan tidak enak, dimana

sumbernya seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu.

Greenberger & Padesky (2004,209) menjelaskan kecemasan merupakan periode

singkat perasaan gugup atau takut yang dialami seseorang ketika dihadapkan pada

pengalaman yang sulit dalam kehidupan. Kecemasan menurut Yoseph (dalam

Sobur; 2003,345) adalah bentuk serta intensitas dari perasaan orang yang

terancam keselamatannya, sedangkan orang yang terancam tersebut tidak

mengetahui langkah dan cara yang harus diambil untuk menyelamatkan

dirinya.Chaplin (2009) dalam kamus psikologi menjelaskan bahwa kecemasan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 30: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

15

15

adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan kekhawatiran mengenai masa-

masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut.Beberapa faktor

yang dapat mencetuskan terjadinya kecemasan diantaranya konflik tentang nilai

dan tujuan hidup, ancaman terhadap konsep diri, kematian, perubahan kesehatan,

perubahan status ekonomi, perubahan fungsi dan peran, perubahan lingkungan,

perubahan sosial, krisis maturasi yang meliputi menstruasi, pernikahan,

persalinan, dan pensiun.

Kecemasan adalah suatu ketakutan pada bayi dan anak-anak yang terjadi

pada saat kehilangan figure orang tua dan menghadapi lingkungan baru di rumah

sakit. Klien mengalami kecemasan yang dihubungkan dengan kehilangan akan

figure orang yang memberikan support.

Kecemasan merupakan masalah utama pada saat kanak-kanak yang

merupakan kecemasan berlebihan mengenai perpisahan, biasanya perpisahan dari

ibu atau ayahnya, namun biasanya perpisahan perpisahan merupakan hal yang

biasanya terdapat dalam perkembangan normal anak usia 7 bulan sampai awal

usia pra sekolah.

b. Sifat cemas

Sifat cemas menurut Stuart dan Sundeen (1998) dikelompokan menjadi :

1) Ringan : berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari

dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Pada tingkat ini kecemasan dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 31: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

16

16

2) Sedang : memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami

perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

3) Berat : sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.Individu cenderung

untuk memutuskan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat

berfikir tentang hal lain.Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

ketegangan.Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat

memusatkan pada suatu area yang lain.

4) Panik : tingkatan panik dari kecemasan berhubungan dengan

terperangah, ketakutan, dan terror.Karena kehilangan kendali, individu

yang mengalami panic tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan. Panik menyebabkan peningkatan aktifitas motorik,

menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi

yang menyimpan dan kehilangan pemikiran yang rasional. Kepanikan

tidak sejalan dengan kehidupan sehingga jika berlangsung terus dalam

waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.

c. Epidemiologi

Menurut Kaplan dan Sadoke (1995) pada populasi anak usia sebelum

pubertas, secara umum prevalensi terjadinya gangguan kecemasan akibat

menjalani perawatan diperkirakan antara 3,5 % sampai 4,1 %.Walaupun kadang

juga bisa mencapai lebih dari 25,6%. Sedangkan pada remaja prevalensinya bisa

mencapai lebih dari 11,4% namun secara rata-rata berkisar antara 0,7 % sampai

2,4%. Rasio kejadian kecemasan antara anak laki-laki dibanding perempuan lebih

didominasi perempuan dengan perbandingan rasio 3:1

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 32: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

17

17

d. Etiologi

Penyebab utama dari gangguan kecemasan ini adalah pemisahan anak dan

figure seorang ibu terutama sekali pada tahun kedua atau ketiga dari siklus

kehidupannya.Teori psikodinamik memfokuskan kejadian itu disebabkan oleh

karena ketidakmampuan anak menemukan jalan keluar atau jalan keluar yang

salah terhadap kejadian-kejadian penting dalam kehidupannya, sedangkan teori

perilaku mengemukakan bahwa penyebabnya lebih disebabkan oleh interaksi

antara anak-orang tua yang abnormal yang akan memicu terjadinya kesulitan yang

dialami oleh anak secara persisten termasuk juga masalah perpisahan.

e. Kriteria

Engram et al 1993 menggambarkan gangguan kecemasan perpisahan

menyatakan dibutuhkan minimal tiga dari delapan gejala yang menunjukan

perkembangan dari anak-anak yang tidak tepat dan juga kecemasan berlebihan

akibat perpisahan dari rumah atau juga orang tuanya, yaitu :

1) Kekhawatiran kehilangan atau kemungkinan bahaya yang menimpa orang

tua.

2) Rasa khawatir yang persisten berhubungan dengan kejadian yang

traumatik, yang akan memicu perpisahan dari figur pemberi kasih sayang

(orang tua).

3) Menolak masuk sekolah karena takut akan perpisahan

4) Keengganan untuk sendirian tanpa kehadiran orang tua.

5) Keengganan untuk tidur sendirian dan jauh dari orang tua atau rumahnya.

6) Mimpi buruk selama tahap perpisahan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 33: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

18

18

7) Mengeluhkan gejala-gejala fisik ketika berpisah dari orang tua selama

tahap mengantisipasi atau saat kejadian perpisahan.

8) Distress sendirianyang berlebihan ketika berpisah dari orang tua selama

tahap mengantisipasi maupun saat kejadian perpisahan.

f. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

Anak-anak selama masa hospitalisasi atau sedang menjalani perawatan

mengalami berbagai macam stressor yang mengganggu kehidupan anak. Stresor

yang dialami oleh anak selama hospitalisasi antara anak satu dengan lainnya

sebenarnya berbeda tergantung kemampuan yang dimiliki oleh anak.Namun

secara umum stressor tersebut meliputi perpisahan, kehilangan fungsi dan kontrol,

rasa takut, perubahan gambaran diri dan nyeri. Stresor tersebut pada akhirnya

akan menimbulkan krisis pada anak yang dialami oleh anak selama hospitalisasi

karena adanya perpisahan dari orang tuanya akan menimbulkan kecemasan pada

aak yang disebut sebagai kecemasan perpisahan.Perpisahan dari orang yang

memberikan dukungan akan memperberat kecemasan yang dialami oleh anak

karena lingkungan rumah sakit yang asing. Kemampuan anak dalam mengkoping

krisis tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :

1) Tingkat perkembangan umur

2) Pengalaman sakit sebelumnya, perpisahan atau hospitalisasi

3) Terdapatnya support system atau dukungan dari lingkungan sekitar

4) Keahlian koping alami ataupun yang didapat

5) Keseriusan diagnosa penyakit

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 34: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

19

19

4. Konsep stresor individu yang dirawat dirumah sakit a. Definisi

Hospitalisasi adalah bentuk stresor individu yang berlangsung selama

individu tersebut dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan pengalaman

yang mengancam bagi individu karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan

perasaan tidak aman, seperti:

1) Lingkungan yang asing

2) Berpisah dengan orang yang berarti

3) Kurang informasi

4) Kehilangan kebebasan dan kemandirian

5) Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan semakin sering

berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil

atau malah sebaliknya.

6) Perilaku petugas rumah sakit.

Hospitalisasi yaitu suatu proses yang karena sesuatu alasan yang

berencana atau darurat, mengaharuskan anak untu tinggal di rumah sakit,

menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama

proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang

menurut beberapa penelitian ditunjukan dengan pengalaman yang sangat

traumatik dan penuh dengan stress.

Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak yaitu cemas, marah,

sedih, takut dan rasa bersalah. Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi

sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman dan

tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 35: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

20

20

yang dirasakan menyakitkan.Tidak hanya anak, orang tua juga mengalami hal

yang sama.

Hospitalisasi yang merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan begitu

saja dalam proses perawatan yang merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk

menyembuhkan atau memperbaiki status fisik dan mental sehingga anak dapat

berkembang dengan keterbatasannya (Sacharin 1993). Keterbatasan-keterbatasan

yang muncul tersebut dapat diakibatkan oleh prosedur maupun kebijakan yang

berlaku di rumah sakit serta sakit yang dideritanya.

b. Perubahan yang terjadi pada anak yang sedang menjalani perawatan

1) Perubahan

Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti pembedahan,

pengaruh citra tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan

perubahan peran , idial diri, harga diri dan identitasnya.

2) Menolak makan

3) Sering bertanya

4) Cemas bila ditinggal keluarga

5) Menangis secara perlahan

6) Tidak kooperatif

c. Manfaat hospitalisasi

Manfaat hospitalisasi yang utama adalah kesembuhan dari penyakit. Selain

itu hospitalisasi juga dapat memberikan keuntungan lain diantaranya adalah anak-

anak mendapatkan kesempatan belajar menghadapi stressor dan belajar dalam

melakukan koping terhadap stressor yang muncul selama dirumah sakit.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 36: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

21

21

Lingkungan rumah sakit juga dapat menyediakan pengalaman sosialisasi

baru bagi anak-anak yang dapat memperluas hubungan interpersonal anak.

Menurut Supartini (2004) keuntungan psikologis perlu ditingkatkan dengan

melakukan berbagai cara diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Peningkatan hubungan anak-orang tua

Stres akibat dirawat dirumah sakit atau hospitalisasi menyediakan

kesempatan untuk orang tua belajar lebih jauh tentang pertumbuhan dan

perkembangan anaknya.Ketika orang tua dibantu untuk mengerti tentang

anaknya yang sedang bereaksi terhadap stress, seperti regresi atau agresi.

Orang tua tidak hanya lebih baik dalam mendukung anaknya selama

hospitalisasi tetapi orang tua juga dapat mengkoreksi dirinya tentang

praktek pengasuhan anak yang telah dilakukan selama ini.

2) Penyediaan kesempatan belajar

Sakit dan hospitalisasi kesempatan yang baik untuk anak-anak dan

anggota keluarga yang lain untuk belajar lebih dalam mengenai anggota

tubuhnya dan hal-hal lain (penyakit) dan juga profesi kesehatan.

Contohnya selama anak mendapatkan pengobatan terhadap penyakit yang

dialami, maka anak-anak akan belajar tentang penyakitnya, orang tua akan

belajar tentang kebutuhan anak dan juga mungkin menemukan dukungan

baru yang didapatkan dari staf rumah sakit.

3) Peningkatan dan kematangan koping yang didapat selama proses sakit

Stres akibat dirawat dirumah sakit dapat memberikan kesempatan

untuk meningkatkan penguasaan diri anak. Pada anak yang masih muda

dapat melakukan pengujian terhadap fantasi dan ketakutan fealitas,

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 37: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

22

22

dimutilasi, dirawat dan diobati dengan respect serta memperhatikan

kebutuhan secara individual. Perawat dapat memberikan fasilitas seperti :

perasaan bahwa anak berkuasa atas dirinya sendiri dengan menekankan

pada aspek kompetensi personal pada diri anak dan tidak terlalu

menekankan ketidak kooperatif serta perilaku negatif anak lainnya.

4) Menyediakan lingkungan sosialisasi

Stres akibat dirawat dirumah sakit akan membuat anak merasa

sendiri, asosial dan kadang anak menjadi nakal dan menemukan

lingkungan yang simpatik di rumah sakit. Anak-anak yang mungkin

mengalami gangguan secara fisik atau mungkin merasa lain dari teman

sebayanya mungkin akan menemukan kelompok social yang menerima

mereka. Orang tua mungkin juga menemukan kelompok social baru pada

diri orang lain yang mengalami permasalahan yang sama. Perawat dapat

mendorong kumpulan orang tua tersebut untuk berdiskusi bersama-sama

tentang keprihatinan dan perasaan mereka dan juga dapat mendorong

orang tua untuk membantu dan mendukung kesembuhan anaknya.

d. Dampak perawatan dirumah sakit pada anak usia prasekolah

Anak-anak akan bereaksi terhadap stressor yang ditimbulkan oleh karena

menjalani perawatan baik pada saat masuk untuk pertama kali, selama proses

menjalani perawatan dan nantinya setelah keluar dari rumah sakit. Namun

demikian gambaran anak pada saat sebelum dirumah sakit mengenai keadaan

sakitnya lebih penting dari pada usia maupun kematangan intelektualnya dalam

mempengaruhi tingkat penyesuaian diri anak selama hospitalisasi.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 38: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

23

23

Anak-anak mempunyai kemampuan adaptasi atau koping yang berbeda

dalam menghadapi atau memahami makna dari proses hospitalisasi dibanding

orang dewasa. Semakin dewasa usia seorang anak maka semakin matang pula

koping yang mereka miliki. Pada usia pra sekolah, anak sulit membedakan antara

dirinya dan lingkungan disekitarnya, hal ini disebabkan karena anak usia pra

sekolah mempunyai keterbatasan dalam memahami bahasa dan hanya dapat

melihat objek atau situasi dari satu aspek saja dalam satu waktu.

e. Reaksi anak usia prasekolah terhadap perawatan dirumah sakit

Stres akibat dirawat dirumah sakit pada anak-anak menimbulkan reaksi

yang beragam pada masing-masing anak.Reaksi tersebut dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lainnya. Reaksi anak usia pra

sekolah terhadap stres akibat dirawat dirumah sakit yang muncul adalah sebagai

berikut :

1) Mekanisme pertahanan pertama kali yang digunakan oleh anak usia

pra sekolah adalah regresi. Anak pada usia ini akan bereaksi terhadap

pemisahan dari orang tuanya dengan regresi dan menolak untuk

bersikap kooperatif dengan petugas kesehatan.

2) Perasaan kehilangan kontrol diri karena pengalaman mereka

kehilangan kekuatan yang ada

3) Ketakutan terhadap cedera pada tubuhnya dan juga nyeri membuat

anak-anak usia pra sekolah takut akan mutilasi dan juga prosedur

intrusive.

4) Keterbatasan pengetahuan meningkatkan tipe kekuatan yang muncul.

Misalnya takut akan dikebiri yang ditimbulkan oleh prosedur enema,

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 39: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

24

24

thermometer rectal dan kateterisasi. Ketakutan kerusakan pada kulit

oleh karena prosedur infuse intravena atau tranfusi darah, yang mana

hal ini menyebabkan mereka takut bagian tubuhnya yang ada didalam

keluar dari tubuhnya.

5) Mereka menganggap bahwa stress akibat dirawat dirumah sakit

(hospitalisasi) merupakan hukuman dan pemisahan dari orang tua

sebagai kehilangan cinta

f. Peran Keluarga selama anak menjalani perawatan

Menurut Sacharin (2003) fungsi rumah sakit adalah melengkapi suatu

lingkungan dimana anak yang sakit dapat dibantu untuk mengatasi atau

meringankan penyakitnya. Kesakitan tidak harus menjadikan hidup klien

terisolasi.Klien dan keluarga harus menerima hasik perubahan dari kejadian sakit

dan pengobatannya tersebut. Klien dan keluarga dapat menerima pengalaman

sakit ini sebagai pengalaman yang biasa terhadap perilaku dan perubahan dalam

peran, gambaran diri dan dinamika keluarga.

Anak bukan merupakan orang satu-satunya yang harus bersikap sebelum

masuk rumah sakit. Orang tua harus diberi kesempatan untuk mengexlorasikan

kecemasannya, dimana setiap masalah harus dibahas secara bebas serta harus

diberikan kesempatan mengenai setiap kekhawatiran yang ada kaitannya dengan

anak.

Menurut Sacharin perawatan yang berpusat pada keluarga adalah

mempertahankan dan memperkuat peran dan ikatan selama anaknya di rumah

sakit untuk memelihara kemampuan yang sama dengan perawat yaitu dengan

member kesempatan orang tua berpartisipasi dalam perawatan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 40: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

25

25

Nettiman ( 2006) menjelaskan ada beberapa manfaat perawatan yang

bersifat keluarga bagi orang tua dan anak adalah :

1) Mempertahankan interaksi keluarga

2) Meminimalkan kecemasan perpisahan

3) Menurunkan reaksi protes, penolakan dan putus asa

4) Meningkatkan rasa aman bagi anak

5) Memenuhi kebutuhan orang tua untuk merawat dengan fisik dan emosi

6) Membuat orang tua merasa berguna dan penting

7) Menurunkan perasaan bersalah pada orang tua

8) Meningkatkan kemampuan orang tua dala perawatan selama anaknya

sakit.

9) Kenyamanan reaksi setelah hospitalisasi

Namun demikian menurut Sacharin, perawatan dengan melibatkan orang

tua dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a) Kemampuan ibu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit

dan melepaskan sebagian perannya.

b) Kemampuan staf perawatan untuk menerima ibu sebagai bagian dari

populasi ruangan, untuk mengetahui kebutuhannya dan mau menerima

peranan ibu yang khas dan suportif bukan dominan

c) Sejauh mana diberi instruksi yang ditentukan secara jelas mengenai

kebijaksanaan dan rutinitas ruangan serta apa yang diijinkan. Ibu harus

mengetahui peranan dari setiap anggota dan siap dihubungi jika

dibutuhkan bantuan.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 41: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

26

26

d) Tingkat pengenalan staf perawatan adalah sejauh mana masalah itu yang

besifat pribadi atau terikat dengan anak. Ibu perlu berbicara dan tetap

memperoleh informasi dari setiap pengobatan dan hasil pemeriksaan dan

diberi kesempatan untuk membantu masalahnya.

g. Reaksi Keluarga terhadap anak yang sedang dirawat di Rumah Sakit.

1) Reaksi orang tua

Reaksi orang tua terhadap anaknya yang sakit dan dirawat dirumah sakit

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain :

a) Tingkat keseriusan penyakit anak

b) Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit

c) Prosedur pengobatan

d) Sistem pendukung yang tersedia

e) Kekuatan ego individu

f) Kemampuan dalam penggunaan koping

g) Dukungan dari keluarga

h) Kebudayaan dan kepercayaan

i) Komunikasi dalam keluarga

2). Reaksi saudara kandung ( Sibling )

Reaksi saudara kandung terhadap anak yang sakit dan dirawat di

rumah sakit adalah kesepian, ketakutan, khawatir, marah, cemburu,

benci, dan merasa bersalah. Orang tua sering kali mencurahkan

perhatian yang lebih besar terhadap anak yang sakit dibandingkan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 42: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

27

27

dengan anak yang sehat. Hal ini akan menimbulkan perasaan cemburu

pada anak yang sehat dan anak merasa ditolak ( Nursalam 2005).

3). Penurunan peran anggota keluarga

Dampak dari perpisahan terhadap peran keluarga adalah

kehilangan peran orang tua, saudara dan anak cucu. Perhatian orang tua

hanya tertuju pada anak yang sakit, akibatnya saudara-saudara yang lain

menganggap bahwa hal tersebut adalah tidak adil. Respons tersebut

biasanya tidak disadari dan tidak disengaja. Orang tua sering

menyalahkan perilaku saudara kandung tersebut sebagai perilaku

antisosial. Sakit akan membuat anak kehilangan kebersamaan mereka

dengan anggota keluarga yang lain atau teman sekelompok

5.Konsep Anak

a. Definisi

Anak adalah individu yang berusia antara 0-18 tahun, yang sedang dalam

proses tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik ( fisik, psikologis,

sosial dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa (Supartini 2004).

Anak adalah individu yang unik dan bukan miniatur orang dewasa. Anak

juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dinilai secara sosial

ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan

secara individual, anak juga masih tergantung pada orang dewasa dan

lingkungannya.

b. Klasifikasi

Menurut Muscary (2005) anak diklasifikasikan menjadi 5 tahap yaitu :

1) Bayi ( 0 - 1 tahun )

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 43: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

28

28

2) Toddler ( 1 - 3 tahun )

3) Prasekolah ( 3 - 6 tahun )

4) Sekolah ( 6 - 12 tahun)

5) Remaja ( 12 – 18 tahun )

6.Konsep Anak Pra-Sekolah a. Definisi

Anak pra sekolah adalah merupakan masa transisi antara usia toddler

dengan usia sekolah. Periode ini berkisar antara usia 3 sampai 6 tahun ( Nelson

2000).

b. Tugas Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam struktur

an fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses

differensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ

yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya ( Nursalam 2005 ).Menurut beberapa ahli tugas perkembangan anak

usia pra sekolah dibagi dalam beberapa kriteria, yaitu :

1). Perkembangan kognitif

Menurut Piaget pada usia prasekolah perkembangan kognitif anak

berada pada tahap pre operasional. Pada tahap ini anak mempunyai

kemampuan yang akan terus berkembang dalam menggunakan kata-kata

dan symbol untuk mengexpresikan keinginannya. Karakteristik yang

muncul pada tahap ini adalah animism atau egosentrisme, krena adanya

karakteristik animism inilah anak mempunyai keyakinan bahwa benda

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 44: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

29

29

mati dapat hidup, misalnya sapu dapat menjadi kuda, boneka dapat hidup

dan sebagainya. Dengan kemampuan berimajinasinya maka anak dapat

melepaskan rasa frustasinya, menyenangkan dirinya sendiri dan juga

melewati rasa ketakutan dan konflik. Namun demikian animism dapat juga

menyebabkan berkembangnya rasa ketakutan yang biasa muncul pada

anak-anak. Karakteristik yang kedua dari pre operasinal periode adalah

egosentrisme atau kecenderungan melihat dunia sekitarnya dari sudut

pandangnya sendiri. Salah satu implikasi egosentrisme akan membuat

anak cenderung meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi disekitarnya

menjadi tanggung jawabnya

2). Perkembangan moral

Anak usia pra sekolah berada pada pre conventional periode. Anak

pada tahap ini mempunyai kemampuan yang kutang dalam tanggung

jawab. Fokus pemikiran mereka hanya sederhana saja yaitu apa

manfaatnya atau dampaknya untuk dirinya ( rewads and punishment) tanpa

memikirkan hal lainnya ( Whole and Wong 2004 ).

3). Perkembangan psikoanalitik

Pada usia pra sekolah anak berada dalam tahap phallic. Pada tahap

ini terjadi perkembangan identitas sexual karena pemecahan konflik

oedipal yang dialami oleh anak pada tahap sebelumnya. Berdasarkan teori

psikoanalisis yang dikemukanan oleh Sigmund Frued bahwasannya

kepribadian manusia terdiri dari tiga elemen yang saling berinteraksi

secara dinamis. Ketiga elemen tersebur adalah id, ego dan super ego.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 45: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

30

30

Id adalah subsistem kepribadian yang asli dimiliki individu sejak

lahir, karena itu biasanya disebut subsistem kepribadian yang primitive. Id

lebih dihubungkan dengan faktor biologis. Frued berpandangan bahwa

kerja id adalah atas dasar prinsip kenikmatan, dan tempat id berada pada

bagian ketidaksadaran manusia.

Super ego merupakan lawan dari id, yaitu bagian dari system

kepribadian yang dikembangkan dari kebudayaan, nilai-nilai social dan

proses pendidikan orang tua. Super ego selalu berada pada tingkat

kesadaran dan dapat pula berada pada ambang sadar. Super ego ini

terbentuk sejak fase kanak-kanak dan terus berkembang hingga dewasa.

Sedangkan ego merupakan mediator antara dorongan-dorongan

biologis yang dating dari id dengan tuntutan moral dari Super ego. Ego ini

mengendalikan tuntutan instingtif dan pertimbangan moral ( Whole and

Wong 2004 ).

4). Perkembangan Psikososial

Berdasarkan teori psikososial yang dikemukakan oleh Ericson cit

Supartini (2004) anak usia pra sekolah berada dalam tahap inisiatif vs

guilt ( salah bersalah ). Pada tahap ini anak mulai bertanya-tanya kejadian

dilingkungannya dan mencoba pengalaman baru. Bantuan dan bimbingan

orang tua untuk mengembangkan daya jelajah anak dan akan menimbulkan

rasa inisiatif, sedangkan hukuman dan perlakuan yang tidak tepat dari

orang tua menghasilkan rasa bersalah.

Ciri tumbuh kembang anak usia pra sekolah adalah (1) pertumbuhan

lambat dan stabil pada masa ini (2) tugas perkembangan yang harus

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 46: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

31

31

diselesaikan dengan baik adalah control dari sistem tubuh, tentang

perpisahan, kemampuan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan anak

lain dan orang dewasa (3) meningkatkan cakupan perhatian dan ingatan

(4) usia pra sekolah ini merupakan fase intuitive thought atau anak usia ini

sering mencoba-coba dan sering bingung karena pada saat itu mereka

hanya punya satu ide (5) masa anak giat mengexplorasi lingkungan yaitu

berusaha mengetahui bagaimana sesuatu bekerja, menanyakan sesuatu

dengan tempertantrum, keras kepala dan negativism.

c. Masalah Perkembangan

Erikson menjelaskan anak-anak usia pra sekolah berada dalam tahap

inisiatif melawan rasa bersalah. Erikson menyatakan bahwa jika anak-anak

berhasil melewati tahap ini maka anak akan mampu berinisiatif terhadap

aktifitasnya sendiri, peka terhadap tujuannya sendiri. Namun jika gagal, maka

akan terjadi konflik takut-agresif dan merasa ketidakcukupan.

Pada masa usia pra sekolah terdapat berbagai macam masalah yang

munculnya diantaranya masalah berbicara dan ketakutan. Periode yang kritis

untuk perkembangan kemampuan berbicara adalah terjadi pada usia antara dua

sampai empat tahun. Selama periode ini anak mengalami perkembangan

pengucapan yang lebih cepat disbanding dengan menghasilkan rata-rata.

Kegagalan integrasi sensorimotor mengakibatkan anak gagap kalau

berbicara yaitu ketika anak mencoba untuk menyebutkan suatu kata dimana dia

telah memikirkan tentang itu. Selain masalah berbicara anak-anak juga mengalami

perasaan takut yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Ketakutan pada anak usia

pra sekolah dapat disebabkan karena takut akan kegelapan ditinggal sendiri

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 47: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

32

32

terutamma saat tidur, hewan, hantu, masalah sexual, orang atau objek yang

diasosiasikan dengan nyeri (Muscary 2005).

d. Konsep Sehat-Sakit

Potter dan Perry (1993) menjelaskan bahwa persepsi anak usia sekolah

mengenai kesehatannya sangat dipengaruhi oleh kepercayaan dan nilai orang

tuanya tentang konsep sehat itu sendiri. Kepercayaan dan nilai kesehatan yang

dianut orang tua tentang sehat, sensasi yang diraskan tubuh dan kemampuan

mereka dalam melakukan aktifitas sehari-hari akan membantu anak dalam

mengembangkan perilaku sehat anak. Anak usia pra sekolah biasanya sudah bias

melakukan kegiatan seperti : mandi, berpakaian dan makan secara mandiri.

Gangguan pada kemandirian tersebut akan mempengaruhi persepsi anak tentang

kesehatannya.

7. Hubungan kecemasan dengan perawatan pada anak usia prasekolah

Kecemasan selama dirawat dirumah sakit pada anak-anak pada berbagai

tingkatan umur dapat menyebabkan anak-anak berada dibawah stressor yang besar

dan sering kali membutuhkan intervensi psikiatrik. Untuk anak-anak dan

keluarganya, sakit dan kecemasan akibat perawatan dirumah sakit merupakan

suatu pengalaman yanag dapat menyebabkan stress. Hal tersebut sering kali

merupakan peristiwa krisis pertama kali yang harus dihadapi oleh anak-anak.

Anak-anak terutama yang berusia muda lebih rentan mengalami krisis

akibat sakit dan dirawat dirumah sakit, hal ini disebabkan :

a. Stress merupakan representasi dari perubahan dari status kesehatan dan

keadaan lingkungan yang biasanya terjadi.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 48: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

33

33

b. Anak-anak memiliki mekanisme koping yang terbatas untuk mengatasi

kejadian yang penuh stress tersebut.

Tahap-tahap kecemasan perpisahan yang dialami anak-anak selama proses

hospitalisasi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1) Fase protes ( Phase of Protest )

Tahap ini merupakan tahap pertama dalam kecemasan perpisahan

yang akan berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari .Pada tahap

ini anak masih menyadari bahwa dia sangat membutuhkan ibunya dan

berharap dengan usahanya memprotes dapat mengembalikan ibunya.

Mereka masih berharap ibunya akan memenuhi keinginan mereka seperti

yang dilakukan ibunya sebagaimana sebelumnya.Keinginan untuk bertemu

ibunya dan perasaan kehilangan ibunya menimbulkan kecemasan yang

akan menurunkan persepsi terhadap lingkungan sekitarnya. Manifestasi

perilaku yang sangat dapat muncul pada perilaku yang dapat muncul pada

fase ini meliputi menangis, menjerit berguling-guling disekitar tempat

tidur, berfokus terhadap suara atau penglihatan yang mungkin ibunya dan

menolak perhatian orang lain. Perilaku protes tersebut dapat berlangsung

dari beberapa jam sampai beberapa hari. Pendekatan dengan orang asing

yang tergesa-gesa akan meningkatkan protes ( Nursalam 2005 ).

2) Fase putus asa ( Phase of Despair )

Pada tahap ini anak-anak masih menyadari bahwa dia

membutuhkan ibunya dan tidak terlalu berharap bahwa usahanya tersebut

akan mengembalikan ibunya.Bentuk tangisan anak-anak akan menjadi

intermitten atau monoton yang merupakan pemindahan dari jeritan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 49: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

34

34

kemarahan yang terjadi di tahap protes. Anak tampak tegang, tangisnya

berkurang, tidak aktif, tidak mau berkomunikasi, kurang berminat untuk

bermain, tidak ada nafsu makan,menarik diri, apatis dan tidak mau

berinteraksi dengan lingkungan serta anak menjadi regresi misalnya

ngompol atau menghisap jari. Pada tahap ini kondisi anak

mengkhawatirkan karena anak menolak untuk makan, minum atau

bergerak ( Nursalam 2005 ).

3) Fase pelepasan

Pada tahap ini anak-anak menggunakan mekanisme bertahan

represif untuk mengatasi kecemasan yang semakin intens. Mereka

menekankan keinginan mereka untuk bertemu dengan ibunya pergi

meninggalkan dan mau berinteraksi dengan lingkungannya.Dan pada akhir

tahap ini anak akan mengalami analitik depression. Anak yang berada

pada tahap ini sering mempunyai keyakinan yang keliru terhadap situasi

yan biasa terjadi dirumah sakit.Anak-anak akan kehilangan kepercayaan

terhadap kecintaan orang tuanya, kemampuan dan keinginan orang tuanya

untuk melindungi mereka. Kehilangan kepercayaan ini memiliki implikasi

yang nyata terdadap penyesuaian mereka ketika anak –anak tersebut

kembali kerumah Hal itu juga akan mempengaruhi cara mereka dalam

mengatasi terminasi dan perpisahan untuk mendapatkan ketenangan dalam

hidup mereka. Sedangkan manifestasi dari masing-masing tahap

kecemasan perpisahan dan anak yang sedang menjalani perawatan

menurut Wong (2004) adalah sebagai berikut :

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 50: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

35

35

a) Pada fase protes

Selama tahap ini perilaku yang dapat diamati pada anak yang

mengalami kecemasan akibat dirawat dirumah sakit adalah sebagai

berikut :

(1) Menangis

(2) Menjerit-jerit

(3) Mencari ibunya

(4) Tidak mau dipindahkan dari orang tuanya

(5) Menjauh dan menolak jika didekati orang asing

Sedangkan perilaku yang dapat diobservasi dalam masa toddler

diantaranya :

(1) Menyerang orang asing dengan kata-kata misalnya “pergi”

(2) Menyerang orang asing dengan cara fisik misalnya menendang,

menggigit, memukul atau mencubit.

(3) Mencoba keluar atau melarikan diri untuk menemui orang tuanya

(4) Mencoba menahan orang tuanya untuk tetap tinggal menemaninya.

Perilaku-perilaku tersebut mungkin akan berakhir selama beberapa jam

sampai beberapa hari.Proses seperti menangis akan terus berlanjut serta

dianggap asing oleh anak

b) Pada fase putus asa

Perilaku yang dapt diamati oleh anak yang akan mengalami kecemasan

perpisahan pada fase ini adalah sebagai berikut :

(1) Inaktif

(2) Menarik diri

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 51: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

36

36

(3) Depresi dan merasa sedih

(4) Tidak merasa tertarik dengan lingkungan

(5) Tidak bisa diajak komunikasi

(6) Munculnya perilaku regresi seperti tahap perkembangan sebalumnya,

misalnya menghisap ibu jari, ngompol, menggunakan dot atau botol.

Perilaku ini mungkin akan berakhir dalam waktu yang berbeda-

beda.Kondisi fisik anak mungkin juga akan semakin memburuk, hal ini

disebabkan oleh karena anak-anak menolak makan, minum atau tidak

mau berpindah tempat.

c) Pada fase pelepasan

Perilaku yang dapat diamati pada fase ini antara lain :

(1) Menunjukan peningkatan ketertarikan terhadap lingkungan

(2) Berinteraksi dengan orang lain atau penberi pelayanan kesehatan yang

bersikap familier terhadapnya.

(3) Menemukan bentuk hubungan baru, tetapi sifatnya hanya dipermukaan

saja

(4) Terlihat gembira

Fase ini biasanya terjadi setelah perpisahan dari orang tuanya dalam

jangka waktu yang cukup lama, dan anak jarang sekali bertemu orang

tuanya selama dalam proses hospitalisasi.Perilaku tersebut merupakan

representasi dari penyesuaian diri dari anak-anak yang bersifat superfisial

terhadap perasaan kehilangan kontrol terhadap dirinya.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 52: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

37

37

B. Penelitian yang relevan

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya

perawatan pada anak. Oleh karena anak merupakan bagian dari keluarga,maka

perawat harus mampu mengenal keluarga sebagai tempat tinggal ataukonstanta

tetap dalam kehidupan anak (Wong, Perry and Hockenberry,2002). Sebagai

perawat, dalam memberikan pelayanan keperawatan, harus mampu memfasilitasi

keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan kesehatan baik berupa pemberian

tindakan keperawatan langsung, maupun pendidikan kesehatan bagi anak. Selain

itu, perawat harus memperhatikan kehidupansosial, budaya, dan ekonomi keluarga

yang dapat menentukan pola kehidupan anak selanjutnya. Faktor-faktor tersebut

sangat menentukan perkembangan anak dalam kehidupan (Alimul,

2005).Kehidupan anak juga sangat ditentukan keberadaannya bentuk dukungan

dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka

pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabila dukungan

keluarga anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya

yang dapat mengganggu psikologis anak (Alimul,2005).Populasi anak yang

dirawat di rumah sakit menurut Wong (2001),mengalami peningkatan yang sangat

dramatis. Persentase anak yang dirawatdi rumah sakit saat ini mengalami masalah

yang lebih serius dan kompleksdibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-

tahun sebelumnya. Mc Chertydan Kozak mengatakan hampir empat juta anak

dalam satu tahun mengalamihospitalisasi (Lawrence J. cit Hikmawati, 2000).

Rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari. Selain membutuhkan

perawatan yang spesialdibanding pasien lain, anak sakit juga mempunyai

keistimewaan dan karakteristik tersendiri karena anak-anak bukanlah miniatur

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 53: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

38

38

dari orang dewasa atau dewasa kecil. Dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat

penderita anak-anak 20-45% lebih banyak daripada waktu untuk merawat orang

dewasa (Speirs, cit Hikmawati 2000).Supartini (2004) menjelaskan perawatan

anak di rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh dengan stress, baik bagi

anak maupun orang tua. Lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab

stress dan kecemasan pada anak. Pada anak yang dirawat di rumah sakit akan

muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya seperti mengatasi suatu

perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya, penyesuaian

dengan banyak orang yang mengurusinya, dan kerapkali harus berhubungan dan

bergaul dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang

menyakitkan.Pada anak usia pra sekolah, kecemasan yang paling besar

dialamiadalah ketika pertama kali mereka masuk sekolah dan kondisi sakit yang

dialami anak. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah

sakit maka besar sekali kemungkinan anak akan mengalami

disfungsiperkembangan. Anak akan mengalami gangguan, seperti gangguan

somatik,emosional dan psikomotor (Nelson cit Isranil Laili.2006). Reaksi

terhadap penyakit atau masalah diri yang dialami anak pra sekolah seperti

perpisahan,tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang asing, hilangnya

kasih sayang, body image maka akan bereaksi seperti regresi yaitu hilangnya

kontrol, displacement, agresi (menyangkal), menarik diri, tingkah laku protes,serta

lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain (Alimul, 2005).

C. Kerangka Berpikir

Perawatan di rumah sakit merupakan masa yang penuh stress bagi anak

terutama anak usia pra sekolah. Ada berbagai macam stressor yang dihadapi oleh

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 54: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

39

39

anak selama menjalani proses perawatan. Stresor tersebut diantaranya adalah

perpisahan, kehilangan fungsi dan kontrol, ketakutan, perubahan gambaran diri

dan nyeri. Akibat dari berbagai macam stressor akan mengakibatkan gangguan

dalam kehidupan anak diantaranya kecemasan perpisahan. Namun demikian anak

mempunyai suatu mekanisme koping tertentu dalam bereaksi terhadap stressor

tersebut. Reaksi anak terhadap stressor di pengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya adalah tingkat perkembangan umur anak, pengalaman sakit,

perpisahan dan stress karena perawatan sebelumnya, terdapat support sistem,

koping alami dan yang didapat serta keseriusan diagnosis penyakit.

Perilaku setelah proses hospitalisasi yang muncul akibat kecemasan

perpisahan menurut Wong (2004) diantaranya adalah kecenderungan anak untuk

selalu lengket dengan orang tuanya, anak menjadi sangat membutuhkan perhatian

orang tua, menolak dengan keras terhadap perpisahan. Perilaku lain yang mungkin

muncul diantaranya munculnya ketakutan baru, misalnya mimpi buruk, anak

menjadi sulit tidur atau berjalan waktu tidur. Perilaku tersebut juga diikuti oleh

perilaku seperti anak menjadi hiperaktif, tempertantrum, rewel untuk makan,

munculnya perilaku agresif seperti anak hiperaktif.

Efek dari dukungan keluarga adalah adanya efek penyangga (dukungan

sosial menahan efek-efek negative dari stress terhadap kesehatan) dan efek utama

(dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat dari kesehatan). Namun

demikian dukungan yang diberikan oleh keluarga terhadap anaknya dipengaruhi

oleh beberapa hal diantaranya adalah usia orang tua, ukuran keluarga dan juga

status kelas sosial.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 55: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

40

40

Dukungan – dukungan yang diberikan keluarga tersebut diharapkan dapat

menurunkan kecemasan perpisahan yang sering muncul pada saat menjalani

perawatan di rumah sakit. Pada akhir dengan dukungan tersebut dapat mengurangi

atau bahkan mungkin menghilangkan gangguan-gangguan perilaku maupun

gangguan lain yang dapat muncul pada saat keluar dari rumah sakit, sehingga

setelah anak menyelesaikan masa hospitalisasinya anak tidak akan muncul gejala

sisa dan anak dapat kembali pada kehidupan sebagaimana sebelumnya.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 56: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

41

41

Kerangka berpikir

Keterangan

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

1. Tingkat perkembangan umur. 2. Pengalaman sakit sebelumnya,

perpisahan atau hospitalisasi. 3. Support sistem dari lingkungan

sekitar. 4. Keahlian koping alami ataupun

yang didapat. 5. Keseriusan diagnosa penyakit

Dukungan keluarga : 1. Usia ibu Faktor yang

mempengaruhi 2. Psikologi ibu 3. Kelas sosial ekonomi

- Pendapatan - Pekerjaan - pendidikan

Dukungan keluarga : 1. Informasi 2. Penilaian 3. Instrumental 4. Emosional

Dukungan perawat : 1. Upaya

meminimalkan stress

2. Hal-hal yang dilakukan untuk mencegah dampak kecemasan

3. Memaximalkan manfaat hospitalisasi

Kecemasan usia pra-sekolah 1. Fase protes 2. Fase putus asa 3. Fase pelepasan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 57: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

42

42

C. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan

akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah.

2. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan

akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah.

3. Terdapat hubungan antara dukungan perawat dan keluarga dengan tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 58: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

43

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses penelitian ( Burn & Grove 1991, dikutip Nursalam 2000).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik korelasional yang menggunakan

pendekatan Cross Sectional Study yaitu peneliti melakukan pengukuran variabel

sesaat, artinya subjek diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel

independent dan dependent dilakukan pada saat pemeriksaan atau pengkajian data

(Sastroasmoro & Ismael 2005 ).

B.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan diruang anak Rumah Sakit Umum Sidoarjo.Waktu

yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini secara umum meliputi 3 tahap

yaiatu :

1. Tahap persiapan : penyusunan proposal, pembuatan instrumen penelitian

dan uji coba instrumen

2. Tahap pelaksanaan : penyebaran angket dukungan keluarga dan

kecemasan di ruang anak Rumah Sakit Umum Sidoarjo.

3. Tahap analisa data dan penulisan laporan penelitian.

43

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 59: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

44

44

C. Kerangka Penelitian

Populasi : Perawat, ibu dan anak usia pra sekolah yang sedang menjalani perawatan

di rumah sakit sebanyak 30 orang

Sampel : Perawat, ibu dan anak usia pra sekolah yang sedang menjalani perawatan di

rumah sakit yang memenuhi kriteria penelitian

Teknik sampling : menggunakan Accidental sampling

Pengumpulan data penelitian : dengan kuesioner

Analisis Data : Regresi ganda

Penyajian Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 60: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

45

45

D. Polulasi, Sampel dan Sampling

1.Populasi

Sugiyono (2009) menjelaskan populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perawat,

orang tua (ibu) dan anak usia pra sekolah yang sedang menjalani perawatan di

ruang anak Rumah Sakit Sidoarjo bulan Desember 2009 sampai Januari 2010

sejumlah 30 responden.

2. Sampel

Sugiyono (2009) menggambarkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh dalam suatu populasi. Dalam penelitian ini sampel

yang dimaksud adalah perawat, orang tua (ibu) dan anak usia pra sekolah yang

sedang menjalani perawatan dirumah sakit Sidoarjo.

3.Teknik Sampling

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah “accidental

sampling” yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja

yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang akan digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data atau mengambil setiap yang ditemukan yang sesuai dengan kriteria penelitian

ini (Sugiyono 2009).

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 61: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

46

46

E. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah operasionalisasi konsep yang mempunyai nilai bervariasi

dan membedakan satu objek dari yang lainnya ( Purwanto, 2007)

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah

dukungan perawat dan dukungan keluarga

Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah.

2. Definisi operasional

a. Anak usia prasekolah adalah anak-anak yang berusia 3-6 tahun baik laki-

laki maupun perempuan yang sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit

Umum Sidoarjo

b. Kecemasan akibat menjalani perawatan adalah suatu perilaku kecemasan

yang ditunjukan oleh anak yang terjadi selama anak dirawat di rumah sakit

yang dapat diobservasi oleh orang tua/ibu dari perilaku yang muncul

dengan skala interval.

c. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan ibu terhadap

anak yang sakit. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan emosinal,

penilaian, instrumental dan juga informasional yang diukur dengan skala

interval.

d. Dukungan perawat adalah sikap dan tindakan perawat dalam upaya

meminimalkan stress, mencegah dampak kecemasan dan memaximalkan

dampak hospitalisasi.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 62: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

47

47

e. Keluarga pasien adalah orang tua yang menunggui pasien khususnya ibu

selama menjalani proses perawatan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer meliputi identitas responden : nama, usia, jenis

kelamin, jumlah anak, tingkat pendidikan dan data sekunder yaitu gambaran

secara umum lokasi penelitian yang dilakukan diruang Mawar Ungu Rumah Sakit

Umum Sidoarjo.Sebelumnya peneliti memberikan informasi terlebih dahulu pada

responden tentang maksud dan tujuan penelitian serta isi dari angket atau

kuesioner, kemudian responden mengisi angket yang sudah disediakan oleh

peneliti. Sebelum mengisi lembar angket peneliti meminta kesediaan subyek

penelitian untuk menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan

terlebih dahulu. Responden diberi waktu secukupnya untuk mengisi angket atau

kuesioner dan langsung ditarik oleh peneliti. Bila ada yang kurang jelas bisa

ditanyakan langsung oleh peneliti.Jumlah responden untuk penelitian disini adalah

30 orang responden.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah menggunakan angket, dimana angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui (Suharsimi Arikunto 2002).

Angket dukungan perawat ,pertanyaan didasarkan pada teori Friedman

(2008) yang disusun dalam 15 butir pertanyaan dukungan perawat dengan skala

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 63: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

48

48

likert yaitu selalu (skor 4), sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), tidak pernah

(skor 1). Skor yang dihasilkan yaitu antara 15-60 akan dikategorikan menurut

Arikunto (2000) bahwa rentang skor kategori dibagi tiga sama besar sehingga

diperoleh skor kategori sebagai berikut : dukungan perawat kurang : 0-20,

dukungan perawat cukup: 21-40, dukungan perawat baik: 41-60

Angket dukungan keluarga, pertanyaan didasarkan pada teori Friedman

(2008) yang disusun dalam 18 butir pertanyaan dengan skala pengukuran

dukungan keluarga yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu selalu (skor

4), Sering (skor 3), Kadang-kadang (skor 2), Tidak pernah (skor 1). Skor yang

dihasilkan yaitu antara 18-72 akan dikategorikan menurut Arikunto (2000) bahwa

rentang skor kategori dibagi tiga sama besar sehingga diperoleh skor kategori

sebagai berikut: dukungan keluarga baik: 49-72, dukungan keluarga cukup: 25-48,

dukungan keluarga kurang : 0-24

Angket alat ukur kecemasan adalah menggunakan skala kecemasan dari

Taylor’s Manifest Anxiety Scale (T-MAS). T-Mas merupakan alat yang digunakan

untuk mengukur tingkat kecemasan melalui observasi yang disusun oleh Janet

Taylor (cit Mulyani, 2004). Pengukuran skala kecemasan ini secara umum pada

anak adalah modifikasi pengukuran kecemasan pada orang dewasa disesuaikan

dengan kondisi anak. Alat ukur ini berisi 32 butir pertanyaan observasi tingkat

kecemasan pada anak usia pra sekolah dengan jawaban ya (skor 1) dan tidak (skor

0). Dari 32 butir pertanyaan tersebut skor yang diperoleh adalah antara 0-32. Skor

yang diperoleh kemudian dikategorikan dalam skala interval

Cemas berat : 25 - 32

Cemas sedang : 17 - 24

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 64: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

49

49

Cemas ringan : 9 - 16

Tidak cemas : 0 - 8

Makin tinggi skor yang diperoleh, maka makin tinggi pula tingkat kecemasan

yang dialami oleh anak.

Teknik uji kecemasan dijabarkan sebagai berikut :

1). Uji Validitas

Validitas butir angket kecemasan dihitung menggunakan rumus korelasi

product moment, yaitu :

r xy = N ( ∑ XY ) – ( ∑ Y)

√ ( ( N ∑ X ² - ( ∑ X ) ²) . ((N ∑ Y² - ( ∑ Y)²)

Keterangan :

r : koefisien korelasi

N : banyaknya subyek

∑X : jumlah skor item (X)

∑Y : jumlah skor item (Y)

XY : jumlah perkalian X dan Y

Dari perhitungan harus dibanding dengan angka kritik tabel korelasi nilai r dengan

taraf signifikan 5 % serta dengan kriteria pengujian apabila r-hitung > r-tabel

maka soal tersebut dikatakan valid, begitu sebaliknya apabila r-hitung < r-tabel

maka soal tersebut dikatakan tidak valid.

2). Uji Reliabilitas

Reliabilitas diperoleh apabila suatu tes dapat dipercaya dan menunjukan

ketepatan dan keajegan pada hasil tes, apabila tes ini diberikan pada waktu yang

berlainan. Reliabilitas diuji dengan teknik koefisien alpha dengan rumus :

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 65: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

50

50

R 1.1 = k 1- ∑ Si ²

(k-1) St ²

Keterangan :

K = Jumlah butir

∑ S I ² = Jumlah varians butir

S t = Varians total

Dari perhitungan juga harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai

r, apabila r-total > r-tabel maka soal tersebut dikatakan reliabel, begitu sebaliknya

apabila r- total maka soal tersebut dikatakan tidak reliabel.

Hasil Uji Coba Penelitian

1. Angket dukungan perawat

a. Dari 15 butir pertanyaan semua dinyatakan valid, karena semua r

hitung > r tabel dengan N=30.

b. Dari hasil perhitungan diperoleh realibilitas sebesar 0,939 kemudian

dikonsultasikan dengan nilai tabel pada taraf signifikan 5 %, karena

hitung > r tabel maka angket tersebut realibel.

2. Angket dukungan keluarga

c. Dari 18 butir pertanyaan semua dinyatakan valid, karena semua r

hitung > r tabel dengan N=30.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 66: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

51

51

d. Dari hasil perhitungan diperoleh realibilitas sebesar 0,91 kemudian

dikonsultasikan dengan nilai tabel pada taraf signifikan 5 %, karena

hitung > r tabel maka angket tersebut realibel.

3. Angket kecemasan

e. Dari 15 butir pertanyaan semua dinyatakan valid, karena semua r

hitung > r tabel dengan N=30.

f. Dari hasil perhitungan diperoleh realibilitas sebesar 0,951 kemudian

dikonsultasikan dengan nilai tabel pada taraf signifikan 5 %, karena

hitung > r tabel maka angket tersebut realibel.

H. Analisis Data

Pengolahan data menggunakan komputer maupun manual. Manual

merupakan langkah awal dalam pengumpulan data baik data primer maupun data

sekunder yang meliputi coding scoring, tabulating kemudian data tersebut

dimasukan dalam table induk. Langkah berikutnya memasukkan data dalam tabel

induk ke komputer yang kemudian dianalisis dengan komputer menggunakan

program SPSS versi 15.00. Teknik analisis data dilakukan 3 tahap yaitu :

1. Uji prasyarat analisis hipotesis.

Uji pra syarat yang dimaksud adalah uji normalitas data dengan

menggunakan uji linieritas, dimana nilai rata-rata pada variabel terikat (y) untuk

kombinasi dari variabel bebas ( x1 dan x2) terletak pada garis / bidang linier yang

dibentuk dari persamaan regresi. Uji linieritas ini dapat diketahui dari uji Anova

(overal F test), bila hasilnya signifikan ( p value < alpha ) maka data terbentuk

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 67: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

52

52

linier sehingga dapat diuji dengan regresi ganda. Sudjana ( 1998 ) berpendapat

secara manual rumus dari uji linieritas adalah sebagai berikut :

Keterangan

F : Bilangan untuk linieritas

R rjk (Tc) : Rerata ∑ kuadrat yang cocok

R rjk (G) : Rerata ∑ kuadrat kekeliruan

Dari perhitungan harus dibandingkan dengan angka kritik tabel F, pada

taraf signifikan 5% apabila F-hitung > F-tabel maka data tersebut dikatakan linier

atau normal, begitu sebaliknya apabila F-hitung < F-tabel maka data tersebut

dikatakan tidak linier atau tidak normal.

2. Uji hipotesis satu dan dua dengan menggunakan uji korelasi

Korelasi ini menganalisa hubungan dua variabel yang terdapat hipotesa,

meliputi menganalisa dukungan keluarga dengan kecemasan maupun dukungan

perawat dengan kecemasan. Uji hipotesis ini menggunakan Product Moment Test

dengan symbol r untuk masing-masing hipotesa bila berdistribusi normal dan

apabila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji non parametris

yaitu Spearman Rank Test. Rumus pengujian hipotesa dengan Product Moment

Test adalah sebagai berikut :

R xy = ∑ x . y

( ∑ x ² . y ² )

F = R rjk ( Tc ) R rjk ( G )

r xy = ∑ x.y ( ∑ x ² . y ² )

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 68: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

53

53

Keterangan :

R xy : korelasi antara variabel x dengan y

x : ( xi – x )

y : ( yi – y )

Interpretasi terhadap koefisien korelasi menurut (Sugiyono 2009) adalah sebagai

berikut :

0,00 – 0,199 = sangat rendah

0,20 – 0,399 = korelasi rendah

0,40 – 0,599 = korelasi sedang

0,60 – 0,799 = korelasi kuat

0,80 – 1,00 = korelasi sangat kuat

Apabila dari hasil perhitungan didapat nilai positif berarti korelasi kedua

variabel satu arah, begitu sebaliknya apabila hasil perhitungan di dapat nilai

negatif berarti korelasi kedua variabel berlawanan arah. Pada perhitungan

menggunakan computer, apabila nilai p value < 0,05 maka terdapat hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat, begitu sebaliknya apabila nilai p

value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat.

3. Uji hipotesis ketiga dengan menggunakan uji regresi ganda

Uji ini merupakan uji korelasi lebih dari dua variabel atau disebut dengan

Regression Linier Test, simbol yang digunakan adalah R. Hipotesis yang

dianalisis adalah adakah hubungan dukungan perawat dan keluarga dengan

kecemasan pada pasien anak usia prasekolah. Persamaan regresi untuk dua

prediktor ( variabel bebas ) adalah :

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 69: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

54

54

Sedangkan rumus korelasi ganda menurut Sugiyono adalah :

Keterangan

R y. x1 .x2 : korelasi ganda antara variabel x1 x2 secara bersama-sama dengan

variabel Y

r y.x1 : korelasi product moment antara x1 dan y

r y.x2 : korelasi product moment antara x2 dan y

r x1.x2 : korelasi product moment antara x1 dan x2

Sugiono menjelaskan pengujian korelasi ganda diatas dilanjutkan dengan

pengujian signifikan terhadap koefisien korelasi ganda menggunakan rumus pada

uji F, yaitu :

Keterangan :

R : Koefisien korelasi ganda

k : Jumlah variabel bebas / independen

n : Jumlah sampel

Y = a + b . x + b 2. X 2

R y.x1. X2 = √ r ² y. x1 + r² y. x2 + 2r y.x1 r y.x2. r x1.x2

1 - r² x1 x2

F h = R ² / k ( 1-R² ) / ( n – k – 1)

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 70: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

55

55

Dari perhitungan, apabila nilai hitung F-hitung > F- tabel dengan taraf

signifikan 5 % maka dapat dikatakan hubungan variabel bebas satu dan dua

dengan variabel terikat adalah signifikan, begitu sebaliknya apabila F-hitung < F-

tabel maka dapat dikatakan hubungan variabel bebas satu dan dua dengan variabel

terikat adalah tidak signifikan.

Pada perhitungan menggunakan komputer, apabila nilai regresi ganda p

value < 0,05 maka terdapat hubungan antara variabel bebas satu dan dua dengan

variabel terikat, begitu sebaliknya apabila nilai p value < 0,05 maka tidak terdapat

hubungan antara variabel bebas satu dan dua dengan variabel terikat.

I. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan rekomendasi dari diretur

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Solo yang disampaikan kepada

Direktur Rumah Sakit Umum Sidoarjo dengan tembusannya disampaikan kepada

Kepala bidang Pendidikan dan Pelatihan, Kepala bidang Keperawatan Rumah

Sakit Umum Sidoarjo dan juga Kepala Ruang Mawar Ungu. Kemudian peneliti

memberikan kuisioner langsung kepada subyek yang akan diteliti dengan

memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan peneliti. Masalah etika dalam

penelitian ini meliputi:

1. Lembar persetujuan (inform consent) menjadi responden

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti.

Tujuannya adalah responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Bila

responden bersedia diteliti, maka responden harus menandatangani lembar

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 71: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

56

56

persetujuan. Jika keluarga menolak untuk diteliti, peneliti tidak akan memaksa

kelurga untuk diteliti dan tetap menghormati haknya.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data atau kusioner tetapi cukup

dengan memberi kode pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentialy

Semua informasi yang diberikan oleh keluarga yang berupa informed

consent dan kusioner yang sudah diisi akan disimpan dalam file khusus dan

dijamin kerahasiaanya oleh peneliti

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 72: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

57

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA

A. Gambaran Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang Mawar Ungu RSU Sidoarjo.RSU Sidoarjo

adalah Rumah Sakit Pemerintah type B Non Pendidikan milik Pemerintah Daerah

Kabupaten Sidoarjo.Teknis fungsional dibawah Dinas Kesehatan dan teknik

operasional dibawah Bupati. RSU Sidoarjo mempunyai luas lahan ± 50.000 m²

atau ± 5 hektar.Visi RSU Sidoarjo adalah menjadi Rumah Sakit mandiri dengan

pelayanan prima dan mempunyai misi mengupayakan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan mandiri melalui peningkatan sumber daya rumah sakit.Secara garis

besar pelayanan kesehatan yang ada di RSU Sidoarjo terbagi dalam Rawat Jalan,

Rawat Inap, Rawat Darurat beserta unit traumatic center, Laboratorium Patologi

Klinik, Laboratorium Patologi Anatomi, Radiologi, Farmasi, Rehabilitasi Medik

Ruang Mawar Ungu RSU Sidoarjo mempunyai daya tampung 70 orang

pasien yang semuanya merupakan kelas III, yang dilengkapi ruang isolasi dan

ruang bermain untuk anak-anak. Semua ruang digunakan untuk penelitian, tak

terkecuali ruang isolasi.

Tabel 1

Distribusi responden diruang Mawar Ungu RSU Sidoarjo

No Ruang Frekuensi Persentase (%)

1 Kelas III 29 100

Jumlah 29 100

Sumber : Data primer

57

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 73: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

58

58

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa responden adalah

keluarga (ibu) yang mempunyai anak yang menjalani perawatan dikelas III

sebanyak 29 orang (100 %).

Tabel 2

Distribusi responden berdasarkan usia, jumlah anak, tingkat

pendidikan, pekerjaan, dan jumlah penghasilan diruang Mawar Ungu

RSU Sidoarjo

No Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Usia anak

a. 3 tahun

b. 4 tahun

c. 5 tahun

d. 6 tahun

1

18

8

2

3,45

62,07

27,59

6,89

2. Jumlah anak

a. 1

b. 2

c. > 2

0

19

10

0

65,52

34,48

3. Tingkat pendidikan ibu

a. SD

b. SLTP

c. SLTA

d. PT

2

2

14

11

6,89

6,89

48,27

37,93

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 74: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

59

59

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi usia responden di

dominasi usia 4 tahun sebanyak 18 orang ( 62,07 %), jumlah anak yang terbanyak

2 dengan jumlah 10 orang (65,52 %), tingkat pendidikan yang terbanyak SLTA

dengan jumlah 14 orang (48,27 %).

Tabel 3

Distribusi penyakit yang diderita anak

No Jenis Penyakit Frekuensi Persentase (%)

1. GE (Gastroenteritis) 3 10,34

2. Hernia 1 3,45

3. Febris 4 13,80

4. ISPA 5 17,24

5. Pneumonia 2 6,89

6. Meningitis 1 3,45

7. Dengue Haemoragic Fever 5 17,24

8. Typhoid 2 6,89

9. TBC Paru 1 3,45

10. Leukemia 1 3,45

11. Kelainan Jantung Bawaan 1 3,45

12. Bronkitis 3 10,34

Jumlah 29 100

Sumber : Data primer

Dari tabel diatas didapatkan bahwa penyakit yang terbanyak diderita anak

adalah ISPA sebanyak 5 orang (17,24%) dan DHF sebanyak 5 orang atau

(17,24%).

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 75: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

60

60

B.Hasil Penelitian

1.Data dukungan perawat dengan tingkat kecemasan akibat menjalani

perawatan pada anak usia pra sekolah

Berdasarkan data penelitian didapatkan skor tertinggi 54, skor terendah 29,

mean = 42,51 ; median = 44,00 ; standar deviasi = 7,184. Distribusi frekwensi

dukungan perawat dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada

anak usia pra sekolah dibagi dalam 3 kategori yaitu kurang, cukup dan baik,

dimana di dapatkan hasil dukungan perawat rendah dengan jumlah 10 responden

atau (33,3%) , dukungan perawat cukup dengan jumlah responden 20 orang atau

(66,7 %) dan dukungan perawat baik dengan jumlah responden 0 orang atau (0 %)

seperti yang tercantum dalam tabel 4

Tabel 4

Distribusi dukungan perawat terhadap tingkat kecemasan

No Dukungan Perawat Frekuensi Persentase ( % )

1. Kurang 10 33,3

2. Cukup 20 66,7

3. Baik 0 0

Jumlah 30 100

Sumber : Data statistik yang diolah

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 76: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

61

61

2. Data dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani

perawatan pada anak usia pra sekolah

Berdasarkan data penelitian didapatkan skor tertinggi 69, skor terendah 37,

mean = 53,13 ; median = 55,00 ; standar deviasi = 8,484. Distribusi frekwensi

dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada

anak usia pra sekolah dibagi dalam 3 kategori yaitu kurang, cukup dan baik

dimana di dapatkan hasil dukungan keluarga rendah dengan jumlah responden 0

%, dukungan keluarga cukup dengan jumlah responden 15 orang atau (50 %) dan

dukungan keluarga baik dengan jumlah responden 15 orang atau (50 %) seperti

yang tercantum dalam tabel 5

Tabel 5

Distribusi dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan

No Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase ( % )

1. Kurang 0 0

2. Cukup 15 50

3. Baik 15 50

Jumlah 30 100

Sumber : Data statistik yang diolah

3. Data tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra

sekolah

Berdasarkan data penelitian didapatkan skor tertinggi 32, skor terendah 0,

mean = 17,51 ; median = 17,00 ; standar deviasi = 10,158. Distribusi frekwensi

tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah dibagi

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 77: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

62

62

dalam 4 kategori yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang, cemas berat,

dimana di dapatkan hasil tidak ada kecemasan dengan jumlah responden 9 anak

atau (30%), cemas ringan dengan jumlah responden 10 anak atau (33,3 %), cemas

sedang dengan jumlah responden 5 anak atau (16,7 %), cemas berat dengan

jumlah responden 6 anak atau ( 20%) seperti yang tercantum dalam tabel 6

Tabel 6

Distribusi tingkat kecemasan anak akibat menjalani perawatan

No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase ( % )

1. Cemas berat 6 20

2. Cemas sedang 5 16,7

3. Cemas ringan 10 33,3

4. Tidak cemas 9 30

Jumlah 30 100

Sumber : Data statistik yang diolah

Berikut ini disajikan rangkuman distribusi frekuensi data tingkat kecemasan

akibat menjalani perawatan seperti dalam tabel dibawah ini.

1. Pengujian Persyaratan analisis

Setelah dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji asumsi sebagai syarat

analisis korelasional yang meliputi uji normalitas data, uji linieritas dan

keberartian regresi.Hasil uji prasyarat :

a. Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk menyelidiki variabel

pengganngu dari regresi yang isyaratkan berdistribusi normal atau tidak. Berikut

hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 78: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

63

63

Berdasarkan data yang di analisis diketahui variabel dukungan perawat

menunjukkan signifikansi 0,139 > taraf nyata 5 %, hal ini berarti sebaran data

variabel dukungan perawat memenuhi distribusi normal. Variabel dukungan

keluarga menunjukan signifikansi 0,066 > taraf nyata 5 % , hal ini berarti sebaran

data tersebut memenuhi distribusi normal. Variabel kecemasan menunjukan

signifikansi 0,069 > taraf nyata 5 %, hal ini berarti sebaran data tersebut

memenuhi distribusi normal.

b. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi

Sebelum menggunakan untuk pengambilan kesimpulan, regresi yang

diperoleh harus mengalami dulu pemeriksaan beberapa hal, utamanya mengenai

(1) kelinieran bentuk regresi dan (2) keberartian regresi. Berdasarkan pengertian

diatas, uji linieritas ini dimaksudkan untuk mengetahui persamaan linier yang

telah diperoleh cocok atau tidak.

1).Uji linieritas antara dukungan perawat dengan tingkat kecemasan akibat

menjalani Perawatan. Hasil dari uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut :

Interpretasi : Untuk menguji keberartian pada taraf signifikansi 5 % didapatkan

hasil F tabel = 4,21 karena F hitung > F tabel atau 6,382 > 4,21 maka regresi

tersebut berarti adanya.

2).Uji linieritas antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan akibat

menjalani Perawatan. Hasil dari uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut

Interpretasi : Untuk menguji keberartian pada taraf signifikansi 5 % didapatkan

hasil F tabel = 4,21 karena F hitung > F tabel atau 6,606 > 4,21 maka regresi

tersebut berarti adanya.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 79: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

64

64

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis data yang dikumpulkan dari

sampel yang diambil, uji normalitas dan uji linieritas semuanya memenuhi syarat,

sehingga data yang diperoleh dapat diolah untuk pengujian hipotesisnya. Berikut

ini dipaparkan data-data yang digunakan dalam uji hipotesis

a. Hipotesis satu menggunakan uji korelasi. Korelasi ini menganalisa

hubungan dua variabel yaitu hubungan dukungan perawat dengan

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah.

Interpretasi : uji hipotesis ini menggunakan Product moment dengan

perhitungan menggunakan komputer, didapatkan hasil bahwa koefisien

korelasi 0,437 yang berarti ada korelasi sedang antara x1 dan y atau p =

0,018 < 0,05 maka terdapat hubungan antara dukungan perawat dengan

tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra

sekolah.Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 10

Tabel 10

Hasil Uji Korelasi Dukungan Perawat dengan tingkat Kecemasan

Correlations

Dukungan Perawat Kecemasan Anak

Dukungan Perawat Pearson Correlation 1 .437(*) Sig. (2-tailed) . .018 Sum of Squares and

Cross-products 6.207 6.517

Covariance .222 .233 N 29 29 Kecemasan Anak Pearson Correlation .437(*) 1 Sig. (2-tailed) .018 . Sum of Squares and

Cross-products 6.517 35.793

Covariance .233 1.278 N 29 29

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 80: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

65

65

b. Hipotesis dua menggunakan uji korelasi.Korelasi ini menganalisa

hubungan dua variabel yaitu hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah.

Interpretasi : uji hipotesis ini menggunakan Product moment dengan

perhitungan menggunakan komputer, didapatkan hasil bahwa koefisien

korelasi 0,443 yang berarti ada korelasi sedang antara x2 dan y atau p

0,016 < 0,05 maka terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra

sekolah.Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 11:

Tabel 11

Hasil Uji Korelasi Dukungan Keluarga dengan tingkat Kecemasan

Correlations

Dukungan Keluarga Kecemasan Anak Dukungan Keluarga Pearson

Correlation 1 .443(*)

Sig. (2-tailed) . .016 Sum of Squares

and Cross-products

7.241 7.138

Covariance .259 .255 N 29 29 Kecemasan Anak Pearson

Correlation .443(*) 1

Sig. (2-tailed) .016 . Sum of Squares

and Cross-products

7.138 35.793

Covariance .255 1.278 N 29 29 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

c. Hipotesis ketiga menggunakan uji regresi ganda. Uji ini merupakan uji

korelasi lebih dari dua variabel atau disebut Regression Linier Test.

Hipotesis yang dianalisis adakah hubungan dukungan perawat dan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 81: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

66

66

keluarga dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan. Pengujian

korelasi ganda diatas dilanjutkan dengan pengujian signifikasi

menggunakan rumus pada uji F, dimana nilai F hitung > F tabel dengan

taraf signifikan 5 %. Dari perhitungan komputer, didapatkan F hitung > F

tabel atau 4,356 > 4,21 atau nilai p = 0,023 < 0,05 maka dapat dikatakan

hubungan variabel bebas satu dan dua dengan variabel terikat adalah

signifikan. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 12

Tabel 12

Hasil Uji Regresi Dukungan Perawat dan Keluarga dengan tingkat

Kecemasan

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regression 8.983 2 4.492 4.356 .023(a)

Residual 26.810 26 1.031

1

Total 35.793 28 a Predictors: (Constant), Dukungan Keluarga, Dukungan Perawat b Dependent Variable: Kecemasan Anak

C.Pembahasan

Variabel dukungan perawat terdapat 15 pertanyaan, setelah diuji validitas

datanya ternyata semuanya dinyatakan valid.Variabel dukungan keluarga terdapat

18 pertanyaan, setelah diuji validitas datanya ternyata semuanya dinyatakan

valid.Kecemasan akibat menjalani perawatan terdapat 32 item dengan

menggunakan skala kecemasan dari Taylor’s Manifest Anxiety Scale (T-MAS).

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 82: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

67

67

Berdasarkan hasil hipotesis diatas dapat ditemukan pembahasan mengenai

hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan interpretasi data sebagai berikut :

1.Pada uji hipotesis pertama disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan perawat (X1) dengan tingkat kecemasan akibat

menjalani perawatan, hal ini menunjukan bahwa dukungan perawat ada

hubungannya dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan. Berdasarkan

pengolaan data yang telah dilakukan menunjukan bahwa nilai p value < 0,05 atau

0,018 < 0,05 maka terdapat hubungan antara dukungan perawat (X1) dengan

tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah, hal ini

terbukti dari hasil penelitian 30 responden, 20 perawat ( 66,7 % ) memberikan

dukungan cukup pada anak yang sedang menjalani perawatan.Dukungan perawat

tersebut mempunyai peran penting untuk mengurangi kecemasan anak usia

prasekolah yang terbukti dari 30 anak usia prasekolah yang sedang menjalani

perawatan, 9 anak atau (30 %) tidak mengalami kecemasan dan 10 anak atau

( 33,3 %) mengalami cemas ringan.

Salah satu dukungan perawat ini terbukti dengan adanya ruang bermain

yang khusus disediakan bagi anak dengan harapan anak akan asing dengan

lingkungan yang baru karena lingkungan dirumah sakit seperti di rumah sendiri,

hal ini sesuai dengan teori bahwa upaya perawat dalam memberikan dukungan

pada anak selama dirawat di rumah sakit dapat melalui 1. Meminimalkan stressor

yang bisa menyebabkan kecemasan melalui (`1) mengurangi dampak perpisahan

dengan cara roming in berarti keluarga (ibu) dan anak tinggal bersama. Jika tidak

bisa, sebaiknya orang tua dapat melihat anak setiap saat untuk mempertahankan

kontak/komunikasi antara orang tua-anak (2). Perawat dapat memberikan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 83: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

68

68

kesempatan pada orang tua untuk menyiapkan makanan anak atau memandikan,

dalam hal ini perawat berperan sebagai pendidik kesehatan bagi keluarga (3).

Membuat ruang perawatan seperti situasi dirumah dengan mendekorasi dinding

memakai poster/kartu gambar sehingga anak merasa aman jika berada diruang

tersebut.2. Meminimalkan perasaan kehilangan melalui (1) Mengusahakan

kebebasan bergerak (2) mempertahankan kegiatan rutin anak (3) dorongan anak

untuk independen, karena perawatan membuat anak menjadi tergantung pada

orang lain.3. Mencegah perlukaan tubuh dan rasa sakit. Kecemasan anak dapat

diminimalisasi jika perawat menjelaskan terlebih dulu apa yang akan dilakukan,

siapa yang dapat ditemui anak jika anak jika dia merasa takut.4. Memaksimalkan

manfaat dari perawatan dirumah sakit dengan cara (1).membantu perkembangan

hubungan keluarga-anak (2) memberikan kesempatan untuk pendidikan (3)

meningkatkan pengendalian diri (4) memberikan kesempatan untuk sosialisasi (5)

memberi support pada anggota keluarga.5. Memberikan dukungan pada anggota

keluarga dengan cara memberikan kesempatan pada keluarga terutama ibu untuk

mengurangi beban emosinya, memberikan informasi sehubungan penyakit,

melibatkan saudara kandung.6. Memaksimalkan ruang bermain, karena bermain

penting untuk kesehatan mental, emosional dan sosial.Adanya ruang bermain

khusus bagi anak sangat penting untuk memberikan rasa nyaman dan

menyenangkan.Dengan perasaan aman dan tenang diharapkan kecemasan anak

saat dirawat di rumah sakit dapat dikurangi karena anak mampu mengexpresikan

perasaannya secara bebas dan terbuka.

Untuk mengatasi masalah yang timbul baik pada anak maupun orang tua

selama anaknya dalam perawatan dirumah sakit, fokus intervensi keperawatan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 84: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

69

69

adalah meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat perawatan dirumah sakit,

memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga dan mempersiapkan

anak sebelum dirawat dirumah sakit(Nursalam 2005)

Dukungan perawat yang diberikan pada orang tua adalah dalam bentuk

pelayanan professional, dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar yang

spesifik yaitu kebutuhan oksigen, makan, minum, eliminasi, dan kehangatan

selain kebutuhan lainnya, seperti cinta kasih, rasa aman dan perlindungan.Perawat

memegang posisi kunci untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan

yang berkaitan dengan perawatan anaknya dirumah sakit karena perawat berada

disamping pasien selama 24 jam dan fokus asuhan adalah peningkatan

kesejahteraan anak melalui pemberdayaan keluarga.

2.Pada uji hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga (X2) dengan tingkat kecemasan akibat

menjalani perawatan, hal ini menunjukan bahwa dukungan keluarga ada

hubungannya dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan. Berdasarkan

pengolaan data yang telah dilakukan menunjukan bahwa nilai p value < 0,05 atau

0,016 < 0,05 maka terdapat hubungan antara dukungan keluarga (X2) dengan

tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah, hal ini

terbukti dari hasil penelitian 30 responden, 15 keluarga /ibu atau ( 50 % )

memberikan dukungan baik pada anak yang sedang menjalani

perawatan.Dukungan keluarga tersebut mempunyai peran penting untuk

mengurangi kecemasan anak usia prasekolah yang terbukti dari 30 anak usia

prasekolah yang sedang menjalani perawatan yang mendapat dukungan baik dari

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 85: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

70

70

keluarga, 8 anak atau (27,6 %) tidak mengalami kecemasan dan 4 anak atau (13,8

% ) cemas ringan, sedangkan yang mendapat dukungan cukup dari keluarga 1

anak atau ( 3,4 %) tidak cemas dan 5 anak atau ( 17,2 %) cemas ringan.

Dukungan dari keluarga mempunyai peran yang penting juga dalam

memberikan support pada anak yang sedang menjalani perawatan, ini sesuai

dengan teori keluarga bahwa keluarga bertanggung jawab terhadap status

kesehatan anggota keluarganya, dimana peran seluruh anggota keluarga akan

mempengaruhi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara

individu. Menurut Friedman (2002), salah satu tugas keluarga dibidang kesehatan

adalah memelihara kesehatan anggota keluarganya dan memberi perawatan serta

dukungan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat membantu dirinya

sendiri karena cacat atau usia yang terlalu muda. Dukungan tersebut dapat berupa

dukungan moril seperti perhatian, kasih sayang, rasa aman, dan dukungan materil

berupa usaha keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya (Bahson,

1987, dikutip dari Friedman, 2002).

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan, khususnya

perawatan pada anak. Oleh karena anak merupakan bagian dari keluarga,maka

perawat harus mampu mengenal keluarga sebagai tempat tinggal ataukonstanta

tetap dalam kehidupan anak (Wong, et al 2002). Sebagai perawat, dalam

memberikan pelayanan keperawatan, harus mampu memfasilitasi keluarga dalam

berbagai bentuk pelayanan kesehatanbaik berupa pemberian tindakan keperawatan

langsung, maupun pendidikan kesehatan bagi anak. Selain itu, perawat harus

memperhatikan kehidupansosial, budaya, dan ekonomi keluarga yang dapat

menentukan pola kehidupan anak selanjutnya. Faktor-faktor tersebut sangat

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 86: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

71

71

menentukan perkembangan anak dalam kehidupan (Alimul, 2005).Kehidupan

anak juga sangat ditentukan keberadaannya bentukdukungan dari keluarga, hal ini

dapat terlihat bila dukungan keluarga yangsangat baik maka pertumbuhan dan

perkembangan anak relatif stabil, tetapiapabila dukungan keluarga anak kurang

baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu

psikologis anak (Alimul,2005).

Dukungan keluarga dengan kategori baik yaitu anak-anak selama

menjalani perawatan di rumah sakit sebagian besar mendapatkan dukungan baik

dari keluarganya. Hal ini juga berkaitan dengan masih kentalnya hubungan

kekerabatan dalam sebuah keluarga di lingkungan tersebut. Dari data tersebut

bahwa dukungan keluarga terhadap satu anak dengan anak yang lain berbeda,

sesuai dengan teori Friedman (1998) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga

yang diberikan kepada pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah ukuran keluarga, usia ibu dan sosial ekonomi keluarga (pendapatan,

pekerjaan, dan pendidikan).Kecemasan pada keluarga (ibu) juga mempunyai

pengaruh secara emosional saat orang tua menunggui anaknya.Kesediaan orang

tua untuk tinggal bergantung kepada keterlibatan mereka dengan anak-anak di

rumah, situasi kerja mereka, dan tingkat rasa nyaman mereka dengan rumah sakit,

serta jumlah dukungan yang mereka terima dari anggota keluarga lain dan teman

dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga lainnya (Perry, Potter, 2005)

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku positif anak. Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan-

dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga, sebagai sesuatu yang dapat

diakses/diadakan untuk keluarga. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 87: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

72

72

social keluarga internal seperti dukungan dari suami,istri,saudara kandung atau

dukungan sosial keluarga external. Dukungan keluarga external ini berasal dari

keluarga besar, Dimana kini keluarga besar dapat memberikan dukungan sosial

yang penting bagi keluarga inti. Dukungan keluarga sangat diperlukan agar

terdapat hubungan yang positif antara keluarga / orang tua dengan perkembangan

kognitif anak.Dukungan orang tua yang besar akan membuat perilaku moral akan

meningkat, sehingga dengan adanya dukungan keluarga dapat mengurangi

kecemasan terutama pada anak usia pra-sekolah

Wong (2002) menyatakan bahwa perawatan dirumah sakit bagi anak

seringkali menyebabkan munculnya stressor-stressor yang dapat mengganggu

perkembangan anak. Kemampuan koping anak tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut menurut Wong adalah tingkat perkembangan umur,

pengalaman sakit sebelumnya, perpisahan atau hospitalisasi, terdapatnya support

system atau dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk dukungan keluarga,

keahlian koping alami ataupun yang di dapat dan keseriusan diagnosa

penyakit.Menurut Carson anak-anak akan bereaksi terhadap stressor-stressor

yang ditimbulkan oleh karena perawatan baik pada saat masuk untuk pertama kali,

selama proses perawatan , dan nantinya setelah keluar dari rumah sakit. Namun

demikian gambaran anak pada saat sebelum menjalani perawatan mengenai

keadaan sakitnya lebih penting daripada usia maupun kematangan intelektualnya

dalam mempengaruhi tingkat penyesuaian diri anak selama menjalani perawatan

(Wong, 2002).

Keluarga termasuk dalam sistem dukungan yang dapat mempermudah dan

mempertahankan perubahan tingkah laku untuk membuat gaya hidup yang lebih

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 88: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

73

73

sehat, contoh tekanan darah dapat diturunkan dengan adanya dukungan dari

keluarga dan anggota komunitas lainnya dengan kegiatan seperti pelaksanaan diet

yang tepat dan latihan-latihan fisik (Swanson dan Nies, 1997).

Sebuah studi menunjukkan bahwa terapi dukungan ini sangat efisien untuk

menangani kondisi kejiwaan yang tidak menentu, stress traumatik dan efektif

untuk mengatasi kecemasan serta gangguan psikologis lainnya.Dukungan

keluarga sangat dibutuhkan bagi anak yang sedang menjalani perawatan dirumah

sakit yang menurut anak penuh dengan hal-hal asing yang belum ditemui

sebelumnya. Keluarga bertanggung jawab terhadap status kesehatan anggota

keluarganya, dimana peran seluruh anggota keluarga akan mempengaruhi setiap

aspek perawatan kesehatan anggota keluarga secara individu. Menurut Friedman

(2009), salah satu tugas keluarga dibidang kesehatan adalah memelihara

kesehatan anggota keluarganya dan memberi perawatan serta dukungan kepada

anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat membantu dirinya sendiri karena

cacat atau usia yang terlalu muda. Dukungan tersebut dapat berupa dukungan

moril seperti perhatian, kasih sayang, rasa aman, dan dukungan materil berupa

usaha keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya (Bahson, 2007,

dikutip dari Friedman,2009).Keluarga besar maupun keluarga inti berfungsi

sebagai pendukung bagi anggota keluarganya. Peran keluarga berbeda-beda

tergantung pada sifat bantuan yang diberikan dan jarak geografis yang jauh tidak

menjadi halangan bagi anggota keluarganya. Ikatan keluarga yang kuat sangat

membantu anggota keluarga yang mengalami trauma, hal ini dikarenakan anggota

membutuhkan dukungan dari keluarganya (Figley, 1989, dikutip dari

Friedman,2009).

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 89: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

74

74

Keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, karena

itu keluarga harus lebih terlibat dalam tim perawatan kesehatan dan segala proses

terapeutik. Ini memberi asuhan keperawatan ketika kedua pihak bisa menegosiasi

dan mengungkapkan kehadiran dan kepentingan mereka secara terbuka. Menurut

Pearlin dan Schooler (1978, dikutip dari Friedman, 2009) memasukkan

kepercayaan diri dan upaya mencari bantuan dari orang lain.

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa meskipun 15 keluarga sudah

memberikan dukungan baik, tapi masih masih ada 1 anak atau 6,7 % mengalami

cemas sedang, hal ini bisa disebabkan pengalaman sakit yang dirasakan anak

sebelumnya, keseriusan diagnosa penyakit, tingkat perkembangan umur,

dukungan dari lingkungan sekitar , kepribadian anak ( Wong 2004). Anak

menunjukkan reaksi terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit sebagai akibat

perpisahan dengan tingkah laku protes, putus asa, dan menolak. Hal ini

dipengaruhi oleh perkembangan usia, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan

dirawat di rumah sakit, support sistem yang tersedia serta katerampilan koping

(Riasmini,2002).Lamanya tinggal di rumah sakit dan pengalaman yang dirasakan

oleh anak sebelumnya akan berpengaruh pada perawatan saat ini, karena anak

mungkin ada perasaan trauma atas seringny bertemu dengan perawat dan juga

tindakan keperawatan yang diterimanya, sehingga perawat harus lebih berhati-hati

dalam memberikan intervensi keperawatan dan keluarga ( ibu ) harus lebih

memberikanperhatianpadaanakyangsakit.

3.Pada uji hipotesis ketiga, disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara dukungan perawat (X1) dan dukungan keluarga (X2) secara bersama-sama

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 90: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

75

75

dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan (Y).Keadaan ini

menunjukan bahwa dukungan perawat dan keluarga ada hubungannya dengan

tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan. Berdasarkan pengolahan data

yang telah dilakukan menunjukan F hitung > F tabel atau 4,356 > 4,21 dengan

taraf signifikansi 0,05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

perawat dan dukungan keluarga secara bersama-sama dengan tingkat kecemasan

akibat menjalani perawatan terutama pada anak usia pra-sekolah.

Kecemasan akan muncul pada anak dan perlu adanya sistem pendukung

seperti keluarga atau teman yang akan mendengarkan dan memberikan nasihat

dan dukungan emosional akan sangat bermanfaat bagi seseorang yang mengalami

kecemasan atau stress.Sistem pendukung dapat mengurangi reaksi stress dan

meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Dukungan dari keluarga atau

support system keluarga sangat diperlukan karena keluarga merupakan

sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang

bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga

Faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan adalah adanya hubungan

keluarga. Support system keluarga atau dukungan keluarga yang merupakan

bagian dari dukungan sosial mempunyai pengaruh terhadap kesehatan. Jika kita

merasa didukung oleh lingkungan maka segala sesuatu dapat menjadi lebih mudah

pada waktu menjalani kejadian-kejadian yang menegangkan. Dukungan tersebut

bisa diwujudkan dalam bentuk dukungan emosional melalui rasa empati,

dukungan maju, dukungan kontra mental melalui bantuan langsung berupa harta

atau benda dan dukungan informative melalui pemberian nasehat, saran-saran atau

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 91: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

76

76

petunjuk. Dukungan perawat selama dirumah sakit dapat juga melalui atraumatik

care yang meliputi : meningkatkan hubungan orang tua dan anak selama dirumah

sakit, menyiapkan anak sebelum prosedur atau tindakan asing, mengontrol nyeri,

member kesempatan kesendirian pada anak, serta bila tidak ada kontra indikasi

dapat memberikan kesempatan bermain pada anak dimana di lokasi penelitian

sudah terdapat ruangan khusus untuk bermain.

Dukungan perawat dan keluarga diharapkan dapat berjalan sejajar untuk

mengurangi kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia prasekolah.

Dukungan perawat tanpa diiringi dukungan keluarga tidak akan berhasil dengan

baik, begitu juga sebaliknya dukungan keluarga tanpa diiringi dukungan perawat

tidak akan berhasil dengan baik, oleh karena itu diharapkan dukungan perawat

dan keluarga keduanya sangat penting diperlukan untuk mengurangi kecemasan

akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah. keperawatan anak

merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak

sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan

asuhan keperawatan anak. Untuk mensejahterakan anak, keperawatan selalu

mengutamakan kepentingan anak. Anak dikatakan sejahtera berarti anak tidak

merasakan gangguan psikologis, seperti rasa cemas, takut maupun sejenisnya.

Mereka selalu menikmati masa-masa kecil dengan penuh kesenangan dan kasih

sayang. Kemudian dalam upaya menyejahterakan anak tersebut, tidak terlepas dari

peran keluarga, sehingga dalam perbaikan mutu keperawatan selalu melibatkan

keluarga. Dengan adanya dukungan dari keluarga diharapkan anak yang sakit

lebih patuh dan bertanggung jawab dalam menjalani tindakan keperawatan sesuai

dengan prosedur dan instruksi yang diberikan oleh perawat, sehingga diharapkan

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 92: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

77

77

dapat meminimalkan resiko kegagalan dari tindakan keperawatan, dengan

meminimalkan resiko kegagalan dari tindakan keperawatan diharapkan

kecemasan anak pada hal yang dianggap menyakiti dirinya berkurang.

D. Keterbatasan

Dalam penelitian ini keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah:

1. Tenaga, dana dan waktu yang terbatas sehingga kemungkinan penelitian

kurang sempurna.

2. Terbatasnya kemampuan peneliti untuk menjabarkan permasalahan

sehingga kedalaman isi penelitian kurang sempurna

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 93: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

78

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan perawat dengan tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di Rumah

Sakit Umum Sidoarjo.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan akibat menjalani perawatan pada anak usia pra sekolah di Rumah

Sakit Umum Sidoarjo.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan perawat dengan keluarga

secara bersama-sama dengan tingkat kecemasan akibat menjalani perawatan

pada anak usia pra sekolah di Rumah Sakit Umum Sidoarjo.

78

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 94: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

79

79

B. Implikasi

Untuk mengatasi kecemasan akibat menjalani perawatan terutama pada

anak sangatlah penting, hal ini perlu adanya dukungan perawat dan keluarga.

Dukungan perawat sangat penting untuk meminimalkan kecemasan akibat

menjalani perawatan, karena perawat berada 24 jam disamping pasien. Dukungan

perawat tanpa diimbangi dukungan keluarga akan mengakibatkan terhambatnya

proses dalam memberikan pelayanan pada pasien untuk mengurangi kecemasan

akibat menjalani perawatan.Proses ini memberikan implikasi bahwa untuk

memberikan pelayanan yang baik terutama mengurangi kecemasan perlu adanya

dukungan perawat yang baik pula.

Dukungan keluarga adalah sikap , tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap penderita yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai system pendukung

bagi anggotanya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan.Dukungan keluarga mempunyai hubungan dekat dengan anak, apabila

salah satu anggota keluarga ada yang sakit maka keluarga ikut merasakan

sakit.Hal ini merupakan implikasi bahwa untuk mengurangi kecemasan akibat

menjalani perawatan perlu sekali adanya dukungan keluarga yang baik.

Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa

untuk mengurangi kecemasan akibat menjalani perawatan terutama pada anak

sekolah, diperlukan adanya dukungan perawat dan keluarga yang secara bersama-

sama seiring sejalan agar tujuan tercapai dengan baik.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 95: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

80

80

C. Saran – saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka diajukan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi Perawat

Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan perawat lebih memberikan

dukungan psikologis pada anggota keluarga dan mempersiapkan anak

sebelum dirawat dirumah sakit dan hendaknya keluraga berperan aktif dalam

mendukung proses penyembuhan anaknya selama dirawat di rumah sakit,

dengan fokus intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor,

memaksimalkan manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan psikologis

pada anggota keluarga dan mempersiapkan anak sebelum dirawat dirumah

sakit.

2. Bagi Keluarga

Untuk meminimalkan stressor atau kecemasan akibat menjalani perawatan

pada anak hendaknya keluarga berperan aktif dalam mendukung proses

penyembuhan anaknya selama dirawat di Rumah sakit

3. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan agar pihak Rumah Sakit meningkatkan dalam memberikan

dukungan terhadap perawat untuk memaksimalkan manfaat perawatan

dirumah sakit dan meminimalkan stressor / kecemasan akibat menjalani

perawatan pada anak dengan memaksimalkan penggunaan ruang bermain

yang sudah ada, memodifikasi ruangan seperti dirumah serta dilengkapi

psikolog untuk konsultasi keluarga dengan anak-anak yang bermasalah.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 96: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

81

81

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2001, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Azwar, S., 2002, Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dadang Hawari, 2001.Managemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai penerbit FKUI.

Effendi, N., 1995, Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta

Elizabeth. 1980.Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan sepanjang Rentang kehidupan, Jakarta : Erlangga.

Friedman, M.M, 2009, Family Nursing; Research, Theory, and Practice,

Appleton and Lange, Stamford, Connecticut. Ingram, I.M.,G.C.Timbury, R.M. Mowbrry, 1993, Buku Catatan Kuliah Psikiatry,

Alih bahasa oleh Petrus Adrianto, EGC,Jakarta. Kozier, B.,E. Glenora, and B. Kathlen, 1995, Fundamental of Nursing; Consept

Process Pratice, 4 Edition, Cumming Publising Company, California. Martha, A.Q.C.J.B Smith, P.A.Maloney-Harman., 1996, Critical Care Nursing of

Infant and Children,W.B.Sounder’s Company, Philadelphia. Muscary, M.E.,2005, Pediatric Nursing, Lippincot,Philadelphia.

Nana Syaodih S.2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana, Ibrahim.1983.Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung : Remaja

Rosdakarya. Nelson, 2000, Ilmu Kesehatan Anak : Ilmu Pediatrik Perkembangan, Edisi Kedua

EGC, Jakarta. Nettiman, S.M., 1996, Manual of Nursing Practice, Theory and Practice, Edisi

Keenam, The Lippincot, Philadelphia. Nursalam, 2005, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk bidan dan perawat,

Edisi Pertama, Salemba Jakarta. Potter, P.A, and Anne G.Perry, 2003, Fundamental of Nursing I; Consep, Prosess

and Practice, Mosby Years Book, St.Louis, Missouri.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Page 97: HUBUNGAN DUKUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA DENGAN …

82

82

Potter, P.A, and Anne G.Perry, 2005, Fundamental of Nursing II; Consep, Prosess

and Practice, Mosby Years Book, St.Louis, Missouri Sacharin R.M., 1993, Prinsip Keperawatan Pediatric, Edisi Kedua, EGC, Jakarta.

Soetjiningsih, 2002, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Speirs,A.L.,2001, Ilmu Kesehatan Anak untuk Perawat, Edisi Kedua, Semarang.

Stuart, G and Sundeen, 1995, Principles and Practise of Psychiatric Nursing, Mosby Years Book, Missiouri.

Sugiyono, 1999 Statistik Nonparametris untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta

Sugiyono, 2009 Metode Penelitian Pendidikan . Bandung . Alfabeta.

---------------------- 2000, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Kedua, CV. Alfabeta,Bandung

--------------------- 2000, Metodologi Penelitian Administrasi , Cetakan ke 7, CV

alfabeta, Bandung. Suharsimi Arikunto. 2002 Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan, suatu

Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta. Supartini, Y.2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta.

Wahid Sulaiman, 2004.Analisis Regresi menggunakan SPSS ( Contoh kasus & Pemecahannya).Yogyakarta : ANDI

Wong, D.L., 2002 Whaley and Wong’s Nursing care of Infant and Children

Mosby Cpmpany, Philadelphia. Wong, D.L., 2004, Clinical Manual of Pediatric Nursing, Mosby Cpmpany,

Philadelphia. Wong, D.L., 2006 Whaley and Wong’s Nursing care of Infant and Children, Mosby Company, Philadelphia.

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id