23
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN HARGA DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN Venny Fillicyano Panda Jusuf Tjahjo Purnomo Ratriana Yuliastuti Endang Kusumiati Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

  • Upload
    dohanh

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN

HARGA DIRI REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Venny Fillicyano Panda

Jusuf Tjahjo Purnomo

Ratriana Yuliastuti Endang Kusumiati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya

dengan harga diri remaja yang tinggal di panti asuhan. Teknik sampling yang digunakan

pada penelitian ini adalah purposive sampling dan partisipan sebanyak 60 remaja panti

asuhan. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Perceived social

support from friends scale (PSS-Fr scale), 20 aitem skala psikologis yang mengukur

dukungan sosial yang diterima dari teman sebaya dan State Self-Esteem Scale (SSES), 20

aitem skala psikologis yang mengukur harga diri remaja. Korelasi antara dukungan sosial

teman sebaya dan harga diri menggunakan penghitungan Pearson’s Product moment. Hasil

dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan dengan

koefisien korelasi sebesar 0,388 dan signifikansi 0,001 (p<0,01).

Kata kunci: Dukungan Sosial Teman Sebaya, Harga Diri, Remaja, Panti Asuhan

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

ABSTRACT

The purpose of this research is to know relation between social support of peer and self

esteem of adolescents who live in orphanage. Purposive sampling is a sampling technique

in the research with 60 participants. They are adolescent in the orphanage. This research

used survey refers to Perceived social support from friends scale (PSS-Fr scale), 20 item

psychology scale which survey peer social support and the State self esteem scale (SSES),

20 item psychology scale which survey adolescent self esteem. The correlation between

them are surveyed using Pearson's Product Moment calculation. The result was found that

there is significant positive relation with a correlation coefficient 0,388 and significance

below 0.001 (p < 0.01).

Key word: Peers Social Support, Self-Esteem, Adolescent, Orphanage

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

PENDAHULUAN

Harga diri yang sering disebut juga sebagai martabat diri (self-worth) atau

gambaran diri (self-image), adalah suatu dimensi global dari diri . Harga diri

mencerminkan persepsi yang tidak selalu sesuai dengan realitas (Baumeister dkk., 2003

dalam Santrock 2007). Harga diri dapat dikonseptualisasikan sebagai membangun

hirarki sehingga dapat dipecah menjadi bagian-bagian penyusunnya. Dari perspektif

ini,ada tiga komponen utama: performance self-esteem, social self-esteem, and physical

self-esteem (Heatherton & Polivy 1991, dalam Heatherton & Wyland n.d ). Harga diri

yang tinggi dapat merujuk pada persepsi yang tepat atau benar mengenai martabatnya

sebagai seorang pribadi, termasuk keberhasilan dan pencapaiannya. Namun, harga diri

yang tinggi juga dapat mengindikasikan penghayatan mengenai superioritasnya

terhadap orang lain, yang sombong, berlebihan dan tidak beralasan. Begitupun harga

diri yang rendah dapat mengindikasikan persepsi yang tepat mengenai keterbatasan atau

penyimpangan, atau bahkan kondisi tidak aman dan inferior yang akut (Santrock, 2007).

Maslow mencatat dua versi kebutuhan harga diri, yang rendah dan yang tinggi, yang

rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status,

ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan

dominasi. Bentuk yang lebih tinggi melibatkan kebutuhan untuk harga diri, termasuk

perasaan seperti kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemerdekaan, dan

kebebasan (Boeree, 2006).

Terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri remaja dan

dukungan sosial yang dirasakan dari keluarga, teman sebaya, dan guru (Arslan, 2009).

Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dalam harga diri anak-

anak yatim piatu dan anak-anak yang tinggal dengan orang tua mereka. Anak-anak

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

yatim piatu yang dilaporkan memiliki harga diri lebih rendah dibanding anak yang

tinggal dengan orang tua mereka. Temuan penelitian ini memiliki implikasi untuk

memahami keadaan emosional pikiran dan perkembangan kepribadian anak-anak yang

tinggal di panti asuhan dibandingkan dengan mereka yang hidup dengan kedua orang

tuanya. (Farooqi & Intezar, 2009). Seperti halnya penelitian tersebut, Gürsoy dkk

(2012) mengatakan bahwa remaja puteri yang tinggal dengan orang tua mereka dapat

mengatasi masalah mereka dengan mudah karena tingkat penerimaan mereka lebih

tinggi dan mereka dapat mengembangkan harga diri mereka menjadi lebih tinggi

dibandingkan dengan remaja puteri yang tinggal di panti asuhan. Kondisi lembaga bisa

diatur kembali terkait untuk memfasilitasi penerimaan terhadap remaja, dukungan

psikologis bisa disediakan bagi remaja yang membutuhkannya.

Bagi sebagian besar remaja, perasaan tidak nyaman yang disebabkan oleh harga

diri rendah hanya berlangsung sementara waktu. Namun pada beberapa remaja, harga

diri rendah dapat berkembang menjadi masalah (Usher dkk., 2000; Zimmerman,

Copeland & Shope, 1997 dalam Santrock 2007). Harga diri rendah dapat

mengakibatkan depresi, bunuh diri, anorexia nervosa, kenakalan remaja dan masalah-

masalah penyesuaian diri lainnya (Fenzel, 1994 dalam Santrock 2007). Tingkat

keparahan dari masalah ini tidak hanya tergantung pada sifat dasar dari rendahnya harga

diri remaja, namun juga tergantung pada kondisi-kondisi lainnya. Apabila harga diri

rendah disertai dengan kesulitan dalam melalui masa transisi di sekolah, masalah dalam

kehidupan keluarga, atau peristiwa-peristiwa menekan lainnya, maka munculnya

masalah remaja dapat meningkat (Santrock, 2007).

Selama dan setelah mengalami banyak transisi hidup, harga diri individu

seringkali mengalami penurunan. Penurunan harga diri ini dapat berlangsung selama

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

transisi dari awal atau pertengahan hingga akhir sekolah menengah atas atau hingga

perguruan tinggi (Santrock, 2007). Konteks sosial seperti keluarga, kawan-kawan, dan

sekolah memiliki pengaruh terhadap perkembangan harga diri remaja ( Dusek &

McIntyre, 2003; Harter, 2006; Turnage, 2004 dalam Santrock 2007). Remaja yang

tinggal dengan orang tua memiliki kecenderungan bermasalah lebih rendah dan

ketahanan tinggi dibandingkan dengan remaja yatim. Namun, hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari harga diri remaja tanpa orang tua lebih rendah

dibandingkan remaja dengan orang tua meskipun perbedaannya tidak signifikan (Yasin

& Iqbal, n.d). Seperti halnya penelitian tersebut, anak-anak dengan harga diri yang

tinggi memiliki hubungan yang lebih dekat dengan orang tua mereka daripada anak-

anak dengan harga diri rendah (Coopersmith 1967; Gecas & Schwalbe 1986; Kernis

2000 dalam Farooqi & Intezar, 2009).

Harga diri anak yatim dipengaruhi oleh status sosial ekonomi (anak yatim, orang

tua / wali). Ini merupakan indikasi bahwa perasaan berharga siswa dapat dipengaruhi

oleh lingkungan yang meliputi apa yang orang tua / wali memiliki di rumah seperti di

masyarakat. Para anak yatim juga hidup dalam kemiskinan dan kondisi

tidak ada pengembangan ekonomi. Hal ini telah terbukti bahwa status sosio-ekonomi

mempengaruhi harga diri mereka. Anak yatim pria maupun wanita telah tercatat

memiliki harga diri yang rendah yang menunjuk bahwa sosio-ekonomi status anak

yatim mempengaruhi harga diri mereka (Gatumu, Gitumu, & Oyugi, 2010).

Sebagian besar interaksi orang tua-anak memiliki implikasi masa depan karena

keluarga adalah tempat masing-masing kita belajar bagaimana berhubungan dengan

dengan orang lain (Baron & Byrne, 2005). Namun, karena alasan seperti yang

ditinggalkan oleh orang tua, kehilangan orang tua, disintegrasi keluarga dan lain-lain,

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

anak-anak hidup di panti asuhan (Anonim, 2009; Jacobi, 2009 dalam Gürsoy et al. 2012

). Karena kondisi fisik panti asuhan, kurangnya petugas di panti asuhan, pandangan

masyarakat tentang panti asuhan, kurangnya dukungan keluarga mungkin memiliki efek

negatif pada remaja yang tinggal di panti asuhan (Yildirim, 2005 dalam Gürsoy et al.

2012 ). Berbagai keadaan membuat ritme kehidupan remaja di panti asuhan menjadi

terganggu yaitu perubahan tempat tinggal, hilangnya kasih sayang dan perhatian.

Perubahan-perubahan itu dapat mengganggu perkembangan psikologis remaja panti

asuhan, termasuk dalam pembentukan self esteem (Gandaputra & Wirausaha,2009).

Ada empat cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri remaja,

yaitu (1) mengidentifikasikan penyebab rendahnya harga diri dan bidang-bidang

kompetensi yang penting bagi diri, (2) menyediakan dukungan emosional dan

persetujuan sosial, (3) meningkatkan prestasi, dan (4) meningkatkan keterampilan

coping remaja (Santrock, 2007). Penilaian kawan-kawan semakin penting di masa

remaja. Korelasi antara persetujuan kawan-kawan martabat diri / harga diri meningkat

selama masa remaja. Dukungan emosional dan persetujuan sosial dalam bentuk

konfirmasi dari orang lain juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap harga diri remaja

(Harter, 1990b dalam Santrock 2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan harga diri remaja adalah hubungan dengan orang lain terutama

significant others seperti orang tua, saudara kandung, dan teman-teman dekat.

Dukungan dari orang-orang terdekat seperti pengasuh dan teman-teman sebaya

diharapkan dapat membantu para remaja yang tinggal di panti asuhan agar memiliki

harga diri yang tinggi.

Menurut Sarafino (2002), dukungan yang diterima oleh seseorang dari orang

lain dapat disebut dengan dukungan sosial. Selain itu, dukungan sosial dapat juga

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

digambarkan sebagai dukungan sosial dan psikologis yang diberikan oleh lingkungan.

Sistem pendukung sosial individu termasuk rekan-rekan, teman-teman, dan anggota

keluarga, tetapi sumber-sumber dukungan sosial yang paling penting adalah keluarga,

teman sebaya, dan guru (Arslan, 2009). Dukungan sosial ini dapat berupa dukungan

emosional, dukungan penghargaan atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan

informasi atau dukungan dari kelompok. Penelitian kontemporer menunjukkan bahwa

keberhasilan akademis individu (Yildirim & Ergene, 2003), kemampuan pemecahan

masalah (Budak, 1999; Unuvar 2003), tingkat prestasi sosial (Altunbas, 2002),

kemampuan pengambilan keputusan (Gucray, 1998), tingkat kepuasan kehidupan

(Duru, 2007), dan harga diri (Esenay, 2002; Kahriman, 2002; Unuvar 2003) secara

positif dipengaruhi oleh peningkatan sistem dukungan sosial (Arslan. C, 2009). Teman

sebaya adalah sumber bantuan dan dukungan yang paling dicari oleh remaja setelah

orang tua. Saling berbagi ide pribadi, sosial, dan moral oleh teman-teman sebaya

mendukung perkembangan individu dan sosialnya (Turner, 1999 dalam Arslan, 2009).

Remaja memperoleh dukungan sosial yang lebih besar dari teman. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dukungan sosial dari teman-teman memiliki hubungan yang lebih

signifikan dengan harga diri dibandingkan dengan dukungan dari orang terdekat lainnya

(Tam, 2011).

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan harga diri

remaja yang tinggal di panti asuhan yang ada di Salatiga. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah terdapat hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan harga diri

remaja yang tinggal di panti asuhan.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan desain

korelasional. Variabel dependen pada penelitian ini adalah harga diri , sedangkan

variabel independen pada penelitian ini adalah dukungan sosial teman sebaya.

Partisipan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu

teknik purposive sampling, berdasarkan karakteristik tertentu, yaitu: remaja yang

berusia 13 sampai 18 tahun, tinggal di panti asuhan yang ada di Salatiga. Jumlah

partisipan dalam penelitian ini adalah 60 orang remaja laki-laki dan perempuan berusia

13 sampai 18 tahun dari beberapa panti asuhan yang berada di Salatiga.

Instrumen alat ukur

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode skala

psikologi. Untuk mengukur dukungan sosial teman sebaya digunakan skala dukungan

sosial teman sebaya yang mengacu pada Perceived social support from friends

questonnaires (PSS-Fr2) yang disusun oleh Procidano dkk (Simmons & Lehmann

2013) yang mengukur 2 aspek dari dukungan sosial teman sebaya yaitu : empathic

availability dan reciprocity . Skala ini terdiri dari dari 20 aitem yang terdiri dari 15

aitem favorable (aitem yang mendukung pernyataan) dan 5 aitem unfavorable (aitem

yang tidak mendukung pernyataan). Untuk mengukur harga diri digunakan skala harga

diri yang mengacu pada State Self-Esteem Scale (SSES) yang disusun oleh Heatherton

& Polivy (Heatherton & Polivy, 1991) yang mengukur 3 aspek yaitu : Performance self-

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

esteem, Social self-esteem dan Physical/appearance self-esteem. Skala ini terdiri dari

20 aitem yang terdiri dari 7 aitem favorable (aitem yang mendukung pernyataan) dan 13

aitem unfavorable (aitem yang tidak mendukung pernyataan).

Setelah aitem pertanyaan tersusun, maka kemudian diperlukan penilaian

(skoring). Pernyataan yang mendukung (favorable) menggunakan urutan penelitian

jawaban SS (sangat sering) diberi skor 4, SR (sering) diberi skor 3, SD (sedikit) diberi

skor 2, dan TSS (tidak sama sekali) diberi skor 1. Sebaliknya, untuk pernyataan yang

tidak mendukung (unfavorable) untuk pilihan jawaban SS (sangat sering) diberi skor 1,

SR (sering) diberi skor 2, SD (sedikit) diberi skor 3, TSS (tidak sama sekali) diberi skor

4.

Uji coba skala pada penelitian ini menggunakan try out terpakai. Awalnya peneliti

menggunakan standar 0,30 untuk melihat jumlah item valid, namun ternyata pada skala

harga diri item yang gugur melebihi setengah dari jumlah keseluruhan item. Karena itu

peneliti menurunkan standar syarat minimal menjadi 0.25. Melalui penghitungan-

penghitungan yang dilakukan, maka muncul aitem-aitem yang gugur atau tidak layak

untuk digunakan karena korelasi aitem total dari aitem-aitem yang ada tidak mencapai

0,25. Pada skala dukungan sosial teman sebaya terdapat 2 aitem yang tidak memenuhi

syarat minimal setelah dilakukan dua kali pengujian, sehingga total aitem yang layak

digunakan berjumlah 18 aitem. Pada skala harga diri terdapat 7 aitem yang tidak

memenuhi syarat minimal setelah dilakukan tiga kali pengujian, sehingga total item

yang layak digunakan berjumlah 13 aitem. Setelah menyeleksi aitem-aitem yang gugur,

kemudian dilakukan penghitungan dengan bantuan Alfa Cornbach untuk mendapatkan

reliabilitas skala yang digunakan sebagai alat ukur. Dari hasil penghitungan tersebut,

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

didapat hasil reliabilitas skala dukungan sosial teman sebaya sebesar 0,829 dan

reliabilitas skala harga diri sebesar 0,825.

Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 2-15 Desember 2014. Awalnya peneliti

bertemu dengan pengurus masing-masing panti asuhan untuk meminta izin melakukan

penelitian di masing-masing panti asuhan tersebut. Setelah mendapat izin dari pengurus

panti, peneliti mengajukan surat permohonan kepada dosen pembimbing untuk

membuat surat izin penelitian untuk diserahkan kepada pengurus masing-masing panti.

Setelah mendapatkan surat izin dari pihak fakultas, peneliti dibantu beberapa teman

melakukan menyerahkan surat izin penelitian kepada masing-masing pengurus panti

asuhan dan melakukan pengambilan data dengan membagikan angket kepada masing-

masing partisipan.

Dari 70 angket yang dibagikan, ada 2 angket yang tidak dikembalikan dan dari 68

angket yang kembali terdapat 8 angket yang tidak diskor karena dianggap tidak dapat

digunakan dalam penelitian ini. Kedelapan angket yang tidak digunakan tersebut karena

beberapa alasan yaitu ada item yang terlewatkan oleh pertisipan, ada item yang

memiliki jawaban lebih dari 1 dan ada beberapa partisipan yang tenyata berusia kurang

dan lebih dari usia yang ditetapkan peneliti. Dengan demikian, secara keseluruhan

terdapat 60 partisipan yang digunakan dalam penelitian ini. Setelah dilakukan

pengambilan data, maka dilakukan penghitungan reliabilitas dan korelasi antar aitem,

uji asumsi, dan uji hipotesis menggunakan bantuan program SPSS ver. 16.00.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Teknik analisis data

Untuk menguji daya diskriminasi aitem maupun reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan formula koefisien korelasi Pearson’s product momment dan teknik Alfa

Cornbach. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-

Smirnov, untuk uji linearitas digunakan ANOVA table of linearity, sedangkan

pengujian hipotesis menggunakan Pearson’s product momment.

HASIL PENELITIAN

Sebelum melihat apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya

dengan harga diri, maka dilakukan uji asumsi diantaranya uji normalitas dan uji

linearitas agar memastikan data yang diperoleh bisa dan layak untuk digunakan dalam

penelitian ini.

Uji normalitas

Dari hasil penghitungan melalui Kolmogorov-Smirnov SPSS 16.00, di dapatkan bahwa

Skor K-S-Z Dukungan Sosial dengan signifikansi sebesar 0,789 (p > 0,05) sedangkan

skor K-S-Z Harga Diri dengan signifikansi 0,788 (p > 0,05). Dari hasil tersebut, maka

data kedua variabel dapat dikatakan berdistribusi normal.

Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antar variabel memiliki

hubungan secara linear atau tidak secara signifikan. Dari hasil uji linearitas yang

dilakukan dengan menggunakan ANOVA table of linearity, maka didapatkan hasil Fbeda

dengan signifikansi sebesar 0,206 (p>0,05). Artinya Dukungan sosial dan harga diri

memiliki hubungan yang linear.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Analisis deskriptif

Setelah dilakukan uji asumsi, maka analisis stastistik deskriptif dilakukan, untuk

mengetahui kategorisasi tiap variabel.

Dukungan Sosial

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

Deviasi

1. 61,2 < x ≤ 72 Sangat Tinggi 5 8,33 %

51,87

7,014

2. 50,4 < x ≤ 61,2 Tinggi 32 53,3 %

3. 39,6 < x ≤ 50,4 Sedang 21 35 %

4. 28,8 < x ≤ 39,6 Rendah 2 3,3 %

5. 18 ≤ x ≤ 28,8 Sangat

Rendah

0 0 %

Hasil data statistik deskriptif dukungan teman sebaya menunjukkan bahwa total

skor minimum pada variabel ini adalah 18, total skor maksimal 72, dengan mean 51,87

dan standar deviasi 7,014. Data menunjukan bahwa dukungan sosial teman sebaya dari

60 subjek yang berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi.

Pada kategori sangat rendah didapati presentase sebesar 0 %, kategori rendah sebesar

3,3 %, kategori sedang didapati persentase sebesar 35 %, kategori tinggi sebesar 53,3

%, dan kategori sangat tinggi sebesar 8,33 %. Maka secara umum dapat dikatakan

bahwa dukungan sosial teman sebaya yang dimiliki oleh remaja yang tinggal di panti

asuhan di Salatiga berada pada kategori tinggi.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Harga diri

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar

Deviasi

1. 44,2 < x ≤ 52 Sangat Tinggi 14 23,3 %

39,13

6,041

2. 36,4 < x ≤ 44,2 Tinggi 27 45 %

3. 28,6 < x ≤ 36,4 Sedang 15 25 %

4. 20,8 < x ≤ 28,6 Rendah 4 6,6 %

5. 13 ≤ x ≤ 20,8 Sangat

Rendah

0 0 %

Hasil data statistik deskriptif harga diri menunjukkan bahwa total skor minimum

pada variabel ini adalah 13, total skor maksimal 52, dengan mean 39,13 dan standar

deviasi 6,041 Data menunjukan bahwa dukungan sosial teman sebaya dari 60 subjek

yang berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi. Pada kategori

sangat rendah didapati presentase sebesar 0%, kategori rendah sebesar 6,6 %, kategori

sedang didapati persentase sebesar 25 %, kategori tinggi sebesar 45 %, dan kategori

sangat tinggi sebesar 23,3 %. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa harga diri

yang dimiliki oleh remaja yang tinggal di panti asuhan di Salatiga berada pada kategori

tinggi.

Uji Korelasi

Setelah mengetahui kelayakan data yang diperoleh melalui uji asumsi yang

dilakukan, maka dilakukan uji hipotesis dengan mengggunakan Pearson’s product

momment untuk mengetahui arah korelasi kedua veriabel. Uji korelasi yang dilakukan

menemukan bahwa korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan harga diri

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,388 dan signifikansi sebesar 0.001 (p<0,05).

Dari hasil tersebut, maka hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan harga

diri dapat dikatakan positif signifikan. Makin tinggi dukungan sosial teman sebaya,

maka makin tinggi harga diri, atau sebaliknya, makin rendah dukungan teman sebaya

makin rendah harga diri.

Correlations

DS HD

DS Pearson Correlation 1 .388**

Sig. (1-tailed) .001

N 60 60

HD Pearson Correlation .388** 1

Sig. (1-tailed) .001

N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan uji korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan

harga diri, didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan positif yang

signifikan antara kedua variabel tersebut. Melalui uji korelasi didapatkan bahwa

koefisien korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dan harga diri adalah sebesar

0,388 sehingga sumbangan efektifnya adalah 0,150 atau 15 %. Dalam penelitian ini,

rata-rata dukungan sosial dan harga diri remaja panti asuhan berada pada kategori

tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya

yang diterima oleh remaja maka akan semakin tinggi pula tingkat harga diri yang akan

dimilikinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

yang dimiliki oleh remaja maka akan semakin rendah juga harga diri yang akan

dimilikinya.

Berbagai keadaan membuat ritme kehidupan remaja di panti asuhan menjadi

terganggu yaitu perubahan tempat tinggal, hilangnya kasih sayang dan perhatian.

Perubahan-perubahan itu dapat mengganggu perkembangan psikologis remaja panti

asuhan, termasuk dalam pembentukan self esteem (Gandaputra & Wirausaha,2009).

Harga diri yang tinggi membuat seseorang jauh lebih efektif, bahagia, sukses, dan

percaya diri saat berinteraksi dengan lingkungan (Arslan,2009).

Penelitian kontemporer menunjukkan bahwa keberhasilan akademis individu

(Yildirim & Ergene, 2003), kemampuan pemecahan masalah (Budak, 1999; Unuvar

2003), tingkat prestasi sosial (Altunbas, 2002), kemampuan pengambilan keputusan

(Gucray, 1998), tingkat kepuasan kehidupan (Duru, 2007), dan harga diri (Esenay,

2002; Kahriman, 2002; Unuvar 2003) secara positif dipengaruhi oleh peningkatan

sistem dukungan sosial (Arslan. C, 2009).

Dukungan sosial merupakan faktor penting untuk pembentukan

harga diri selama masa remaja (Rosenberg, 1981 dalam Arslan,2009). Teman sebaya

adalah sumber bantuan dan dukungan yang paling dicari oleh remaja setelah orang tua.

Saling berbagi ide pribadi, sosial, dan moral oleh teman-teman sebaya mendukung

perkembangan individu dan sosialnya (Turner, 1999 dalam Arslan, 2009). Remaja

memperoleh dukungan sosial yang lebih besar dari teman. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dukungan sosial dari teman-teman memiliki hubungan yang lebih

signifikan dengan harga diri dibandingkan dengan dukungan dari orang terdekat lainnya

(Tam, 2011).

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Adanya hubungan positif antara dukungan teman sebaya dengan harga diri pada

remaja yang tinggal di panti asuhan dapat disebabkan penilaian kawan-kawan yang

semakin penting di masa remaja. Korelasi antara persetujuan kawan-kawan dengan

martabat diri / harga diri meningkat selama masa remaja. Dukungan emosional dan

persetujuan sosial dalam bentuk konfirmasi dari orang lain juga memiliki pengaruh

yang kuat terhadap harga diri remaja (Harter, 1990b dalam Santrock 2007).

KESIMPULAN

Mengacu pada hasil penelitian yang telah didapatkan, maka kesimpulan dari penelitian

ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang positif signifikan antara dukungan sosial teman sebaya

dengan harga diri remaja yang tinggal di panti asuhan di Salatiga. Makin tinggi

dukungan sosial teman sebaya yang diterima makin tinggi pula harga diri remaja, atau

sebaliknya makin rendah dukungan sosial teman sebaya yang diterima , makin rendah

pula harga diri remaja.

2. Sebagian besar remaja pada penelitian ini memiliki dukungan sosial dari teman

sebaya pada kategori tinggi dan sebagian besar remaja memiliki harga diri pada

kategori tinggi.

3. Sumbangan efektif sebesar 15 %

Dari kesimpulan tersebut, maka penulis menyarankan pada pihak panti asuhan agar:

1. Memperhatikan kebutuhan setiap remaja yang tinggal di panti asuhan serta

memberi dukungan dan perhatian sehingga mereka memiliki harga diri yang

tinggi.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Bagi remaja , penulis menyarankan agar :

1. Menjalin hubungan yang sehat dengan teman-teman sebaya maupun orang lain.

2. Saling memberi dukungan satu sama lain sehingga tidak ada yang merasa

terkucilkan.

Untuk penelitian selanjutnya, penulis memberi saran agar:

1. Dapat meneliti dukungan sosial teman sebaya dengan harga diri remaja yang

tinggal di panti asuhan ditinjau dari jenis kelamin.

2. Dapat melakukan penelitian di panti asuhan yang berada di daerah-daerah lain

Penelitian ini memiliki kelebihan maupun keterbatasan.Kelebihan dari penelitian

ini adalah penelitian ini dapat menggambarkan dukungan teman sebaya maupun harga

diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah beberapa aitem pada skala 1 yang

mungkin kurang dimengerti oleh subjek saat pengambilan data sehingga beberapa

subjek harus bertanya kepada teman mapun peneliti.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Daftar pustaka

Arslan, C. (2009). Anger, self-esteem, and perceived social support in adolescence.

Social Behavior And Personality, 37, 555-564.

Baron, R.A & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Edisi kesepuluh. Jilid 2. Jakarta:

Penerbit Erlangga

Boeree, G.C., (2006). Personality theories. Retrieved August 12, 2014, from

http://webspace.ship.edu/cgboer/maslow.html

Farooqi, Y.N. & Intezar, M. (2009). Differences in self-esteem of orphan children

and children living with their parents. J.R.S.P, 46, 115-130 .

Gandaputra, A. & Wirausaha. (2009) Gambaran self-esteem remaja yang tinggal di

panti asuhan. Journal psikologi, 7, 52-70.

Gatumu, H. N., Gitumu, M. W., & Oyugi, E. O. (2010). Orphan students self-

esteem and their relationship between socio-economic status among secondary

school students in three districts of central Kenya. Journal of Sociology,

Psychology and Anthropology in Practce: Int’l Perspection, 2, 1-8.

Gürsoy, F., Bicakci,M.W., Orhan, E., Bakirci, S., Catak, S., & Yerebakan, O.

(2012) Study on self-concept levels of adolescents in the age group of 13-18

who live in orphanage and those who do not live in orphanage. International

Journal of Social Sciences and Education, 2, 56-66.

Heatherton, T. F., & Polivy, J. (1991). Development and validation of a scale for

measuring state self-esteem. Journal of personality and social psychology. 60,

895-910.

Heatherton, T.F., & Wyland, C.L. (n.d). Assessing Self-Esteem.

Lehmann, P., & Simmons, C.A. (2013). Tools for Strengths-Based Assessment and

Evaluation, Retrived from

http://books.google.co.id/books?id=Axd8rLFuUyIC&pg=

RA1PA156&dq=tools+for+strengthsbased+assessment+and+evaluation+pdf&

hl=id&sa=X&ei=H2BWVLVCzqO5BObigsgB&redir_esc=y#v=onepage&q&f

=false

Santrock, J. W. (2007). Remaja. Edisi 11. Jilid 1. Jakarta : penerbit Erlangga

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health psychology, Biopsychosocial

Interactions. Seventh Edition. United States of America: John Wiley & Sons,

inc.

Tam. C. (2011). Perceived Social Support and Self-Esteem towards Gender Roles:

Contributing Factors in Adolescents. Asian Social Science, 7, 1-10.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8964/2/T1... · 2016-11-28 · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Yasmin, N. F., Marina, I. (2009) Differences in self-esteem of orphan children and

children living