70
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT DESA DENGAN KEAKTIFAN KADER KESEHATAN DALAM MENJALANKAN KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : Tri Hantoro NIM : ST 13075 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT DESA DENGAN

KEAKTIFAN KADER KESEHATAN DALAM MENJALANKAN

KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BAKI KABUPATEN

SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

Tri Hantoro

NIM : ST 13075

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam
Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Tri Hantoro

NIM : ST 13075

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik (sarjana), baik di Stikes Kusuma Husada Surakarta maupun perguruan

tinggi lain

2. Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan

pihak lain. Kecuali Tim Pembimbing dan masukan Tim Penguji

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

daftar pustaka

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena

karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan

tinggi ini.

Surakarta, September 2015

Yang membuat pernyataan,

( Tri Hantoro )

NIM : ST 13075

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

petunjuk dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal skripsi dengan judul “ Hubungan antara dukungan perangkat desa dengan

keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo “ dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun

sebagai tahapan akhir setelah peneliti melakukan penelitian dan merupakan syarat

memperoleh derajat Sarjana Keperawatan. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat

dukungan, bimbingan dan bantuan dari semua pihak, oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada :

1. Dra. Agnes Sri harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Atiek Murharyati, S.Kep. Ns., M.Kep, selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan masukan dan dorongan dalam penyusunan penelitian ini.

4. Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Pembimbing Pendamping

yang telah memberikan masukan dan dorongan dalam penyusunan penelitian ini.

5. Dr. Puji Hastuti, selaku Kepala Puskesmas Baki Sukoharjo yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian pada instansi yang Ibu pimpin.

6. Civitas Akademik Program Studi S1 Keperawatan yang telah membantu dalam

proses penelitian ini

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

v

7. Istri yang telah memberikan dukungan dan motivasi, serta kasih saying yang

tiada terkira dalam setiap langkah kaki penulis

Penulis mengharapkan masukan dan saran demi sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat dijadikan bahan studi dan

bermnafaat bagi kita semua.

Surakarta, September 2015

Penulis

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

vi

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xi

ABSTRAK ............................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori................................................................................ 11

B. Kerangka Teori ............................................................................... 29

C. Kerangka Konsep............................................................................ 30

D. Hipotesis ......................................................................................... 30

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31

C. Populasi dan Sampel...................................................................... 31

D. Definisi Operasional ...................................................................... 33

E. Alat Penelitian dan Pengumpulan Data ......................................... 34

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................ 38

G. Etika Penelitian.............................................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden................................................................. 42

B. Analisis Univariat ........................................................................... 43

C. Analisis Bivariat ............................................................................. 45

BAB V PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden................................................................. 46

B. Dukungan Perangkat Desa.............................................................. 48

C. Keaktifan Kader Kesehatan ............................................................ 50

D. Hubungan Perangkat Desa Dengan Keaktifan Kader Kesehatan... 52

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan......................................................................................... 56

B. Saran .............................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori .............................................................................. 29

Gambar 2. Kerangka Konsep .......................................................................... 30

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional ...................................................................... 33

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Kuesioner Pengetahuan ............................................... 34

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden .......................................... 42

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden ................................. 43

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden ................................. 43

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Perangkat Desa ........................... 44

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader ............................................ 44

Tabel. 4.6. Ringkasan Uji Kendall Tau ........................................................... 45

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Permohonan Ijin Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 3 Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Data Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 7 Data Penelitian

Lampiran 8 Hasil Analisis Data Penelitian

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Tri Hantoro

Hubungan Antara Dukungan Perangkat Desa Dengan Keaktifan Kader

Kesehatan Dalam Menjalankan Kegiatan Posyandu Di Wilayah Kerja

Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo

Abstrak

Posyandu merupakan wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas

dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat,

dengan bimbingan dari petugas Pusat Kesehatan Masyarakat, lintas sektor dan

lembaga terkait lainnya. Posyandu memerlukan dukungan penuh dari Perangkat Desa

sebagai pihak yang memiliki kewenangan wilayah. Sedangkan pembinaan secara

teknis dilakukan oleh Puskesmas setempat. Kegiatan sehari – hari Posyandu

digerakkan oleh kader kesehatan yang terdiri atas unsur – unsur kelompok

masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan

Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo.

Penelitian deskriptif korelasi dengan sample 154 kader kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Baki Sukoharjo. Variabel yang diamati adalah dukungan perangkat

desa dan keaktifan kader kesehatan. Analisis data penelitian menggunakan korelasi

kendall Tau.

Dukungan perangkat desa di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo sebagian besar adalah sedang (62%). Keaktifan kader kesehatan dalam

menjalankan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo sebagian besar adalah sedang (66%). Terdapat hubungan dukungan

perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan

Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo (rhitung = 0,646; p-

value = 0,000).

Kata kunci: Peran Perangkat Desa, Keaktifan, Kader Kesehatan

Daftar Pustaka: 21 (2003- 2015)

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Deklarasi Alma Ata 1978 merupakan bentuk kesepakatan bersama

antara 140 negara (termasuk Indonesia), adalah merupakan hasil Konferensi

Internasional Pelayanan Kesehatan primer (Primary Health Care) di kota

Alma Ata, Kazakhstan. Konferensi Internasional “Primary Health Care” ini

disponsori oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi PBB

untuk Anak (UNICEF). Isi pokok deklarasi ini, bahwa Pelayanan Kesehatan

Primer (Dasar) adalah merupakan startegi utama untuk pencapaian kesehatan

untuk semua (Health for all) ( Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Sebagai bentuk perwujudan hak asazi manusia. Deklarasi Alm Ata

ini selanjutnya terkenal dengan Kesehatan semua atau “Healrth for all”.

Deklarasi Alma Ata juga menyebutkan bahwa untuk mencapai kesehatan

untuk semua adalah melalui Pelayanan Kesehatan Dasar, yang sekurang –

kurangnya mencakup 8 pelayanan dasar, yaitu pendidikan kesehatan (Health

Education), peningkatan penyediaan makanan dan gizi (Promotion of food

supplies and proper nutrition), penyediaan air bersih dan sanitasi dasar

(Adequate supply of safe water and basic sanitation), pelayanan kesehatan

ibu dan anak termasuk keluarga berencana (Material and child care,

including family planning), imunisasi (Immunization against the major

infectious diseases), pencegahan dan pemberantasan penyakit endemik (

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

2

Prevention and control of laocally endemic diseases), pengobatan penyakit –

penyakit umum (Appropriate treatment of common diseases and injuries),

penyediaan obat esensial (Provision essential drugs). Dari 8 pelayanan

kesehatan dasar tersebut diatas, pendidikan kesehatan (sekarang promosi

kesehatan) ditempatkan pada urutan pertama. Ini berarti bahwa sejak

Konferensi Alma Ata tahun 1978, para delegasi 140 negara tersebut telah

mengakui pentingnya peran promosi kesehatan dalam mencapai kesehatan

untuk semua (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Berdasarkan Deklarasi Alma Ata 1978 tersebut, prioritas upaya

pelayanan kesehatan bergeser dari kuratif menjadi preventif dan promotif.

Dalam upaya preventif dan promotof tersebut diperlukan suatu upaya

pemberdayaan masyarakat yang baik. Semua Negara penggagas Deklarasi

Alma Ata 1978 sepakat untuk menciptakan suatu lembaga berbasis

masyarakat yang bertujuan untuk mengawal upaya preventif dan promotif.

Di Indonesia, lembaga tersebut dikenal dengan istilah Pos Pelayanan

Terpadu atau Posyandu (Kementerian Kesehatan Ri, 2011).

Posyandu adalah system pelayanan yang dipadukan antara satu

program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi

pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program Keluarga Berencana

(KB) dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan

dengan kegiatan masyarakat (Dinkesprov Jawa Tengah, 2010). Pelayanan

yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini bertujuan untuk

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

3

memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di

posyandu tersebut masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap pada

waktu dan tempat yang sama ( Depkes RI, 1990 ).

Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun

keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu

pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu

merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk mengurangi dampak dari

krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat

dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta

kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan kader, manajemen

dan fungsi posyandu (Depdagri, 2009).

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007

dalam pengembangan Posyandu perlu dilakukan dengan Upaya Kesehatan

Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). UKMB adalah wahana

pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,

dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingn dari

petugas Pusat Kesehatan Masyarakat, lintas sector dan lembaga terkait

lainnya (Widagdo, 2007).

Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun

2007 ini, Posyandu memerlukan dukungan penuh dari Perangkat Desa

sebagai pihak yang memiliki kewenangan wilayah. Sedangkan pembinaan

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

4

secara teknis dilakukan oleh Puskesmas setempat. Dalam melaksanakan

kegiatan sehari – hari, Posyandu digerakkan oleh kader kesehatan yang

terdiri atas unsur – unsur kelompok masyarakat.

Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo memiliki 14 desa sebagai

wilayah kerja dari keseluruhan desa terdapat 150 Posyandu Balita. Tingkat

keaktifan kegiatan Posyandu sangat bervariatif. Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan teknik wawancara

sederhana pada pertengahan bulan Februari 2012 terhadap 10 kader

kesehatan pada Posyandu yang merupakan kategori aktif dan baik menurut

penilaian Puskesmas, didapatkan data bahwa 7 kader (70%) menyatakan

aktif pada semua kegiatan sedangkan 3 kader (30%) menyatakan kurang aktif

karena merasa kurang mendapat perhatian dan motivasi dari pemangku

kepentingan didaerahnya yaitu perangkat desa berupa supervise yang

dilakukan oleh perangkat desa untuk membantu pelaksanaan Posyandu di

desa, menggalang hubungan baik dengan kader serta memperhatikan

kebutuhan finansial pelaksanaan Posyandu misalnya pemberian dana untuk

pemberian gizi pada balita dan lain-lain. Pada studi pendahuluan ini juga

dilakukan wawancara dengan 3 orang perangkat desa. Seluruh perangkat

desa yang diwawancarai menyatakan sangat mendukung sangat mendukung

kegiatan posyandu.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara dukungan Perangkat

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

5

Desa Dengan Keaktifan Kader Kesehatan Dalam Menjalankan Kegiatan

Posyandu balita di wilayah Kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “apakah ada hubungan antara dukungan perangkat desa

dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan Posyandu

balita di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan

kegiatan Posyandu Balita di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :

a. Mendeskripsikan dukungan perangkat desa di wilayah kerja Puskesmas

Baki Kabupaten Sukoharjo

b. Mendeskripsikan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan

kegiatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

6

c. Menganalisis hubungan antara dukungan perangkat desa dengan

keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan Posyandu balita

di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi puskesmas

Puskesmas dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai rujukan

untuk menentukan kebijakan – kebijakan dalam peningkatan keaktifan

kader kesehatan.

2. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

literatur mengenai faktor – faktor apa sajakah yang berhubungan dengan

keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan Posyandu Balita.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber data untuk

memotivasi pelaksanaan penelitian yang lebih baik dimasa mendatang.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan

pengalaman dalam bidang manajemen Posyandu Balita.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

7

E. Keaslian Penelitian

Sepanjang pengetahuan peneliti, belum ada penelitian serupa yang

dilaksnakan di Wilayah Kerja Puskesmas Baki. Adapun penelitian –

penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

No.Nama

Peneliti Judul Metode Sample Hasil

1 Prihatini

dan Erna

(2003)

Hubungan

Tingkat

Pengetahuan,

Sikap, dan

Praktik Kader

terhadap

Cakupan

Posyandu

balita di

wilayah

Puskesmas

Jenggot

Kecamatan

Pekalongan

Selatan Kota

Pekalongan

explanatory

research

dengan

pendekatan

Cross

Sectional

Kader

aktif

sebanyak

109

responden

Hasil penelitian

menunjukkan rata – rata

umur responden 35 tahun,

terdapat 54,1% kader

berumur <35 tahun, tingkat

pendidikan terbesar SLTA

(34,9%), STLP dan SD

29,4%. Mata pencaharian

60% sebagai buruh

batik/konveksi, penghasilan

51,4% di bawah UMR.

Tingkat pengetahuan kader

57,8% baik, sikap kader

58,7% baik dan praktik

kader 50,5% kurang baik

sedangkan cakupan

posyandu 60,6% baik. Ada

hubungan yang bermakna

antara praktik dengan

cakupan posyandu ( p = 0,03

).

2 Wahyuna

(2008)

Pengaruh

Pendidikan

Kesehatan

tentang

Posyandu

Lansia

Terhadap

Pengetahuan

Dan Sikap

Kader Dalam

Pemberian

Eksperimenta

l dengan

rancangan

penelitian one

group pretest

– posttest

design.

kader

Posyandu

Lansia

yang

berada

diwilayah

kerja

Puskesma

s Kauman

yang

berjumlah

Kesimpulan yang diperoleh

dari penelitian ini adalah :

(1) Terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan

tentang posyandu lansia

terhadap pengetahuan kader

di posyandu lansia wilayah

kerja Puskesmas Kauman

Ngawi. Pengetahuan kader

setelah pemberian

pendidikan kesehatan lebih

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

8

Pelayanan Di

Posyandu

Lansia

Wilayah

Kerja

Puskesmas

Kauman

Ngawi

60 orang baik daripada sebelum

pemberian pendidikan

kesehatan, dan (2) terdapat

pengaruh pendidikan

kesehatan tentang Posyandu

Lansia terhadap sikap kader

dalam pemberian pelayanan

di Posyandu Lansia wilayah

kerja Puskesmas Kauman

Ngawi. Sikap kader setelah

pemberian pendidikan

kesehatan lebih baik

daripada sebelum pemberian

pendidikan kesehatan.

3 Dimas

(2009)

Hubungan

antara

dukungan

Keluarga

Dengan

Motivasi

Keaktifan

Kegiatan

Posyandu di

Kelurahan

Tugu Barat,

Semarang

Desain

kualitatif

yaitu

penelitian

yang

bertujuan

untuk

menjelaskan

pengalaman

pengalaman

yang dialami

seseorang

dalam

kehidupanny

a. pendekatan

fenomenolog

is dan

melibatkan 3

surveyor

sebagai objek

penelitian

dan

menggunaka

n teknik

sampel

(purposive

sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengetahuan ibu bekerja

tentang posyandu yaitu

tempat pelayanan kesehatan,

perkembangan dan tempat

berkumpul tenaga medis.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Dukungan Upaya Kesehatan

a. Pengertian

Dukungan upaya kesehatan adalah seperangkat tingkah laku

yang diharapkan oleh pihak/orang lain terhadap seseorang sesuai

kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan

sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran

adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada

situasi social tertentu (Kozier, 2007)

b. Peran Organisasi Dalam Kesehatan

Dewasa ini pembangunan dibidang kesehatan telah mengalami

perkembangan yang begitu pesat, serta kesehatan sudah menjadi

sebuah hal yang harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan

lainnya. Melihat kondisi yang demikianlah sudah seharusnya bukan

hanya tenaga kesehatan saja yang menjadi penanggung jawab semua

masyarakat. Siapapun masyarakat tersebut secara individu atau

berkelompok mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya dengan

tenaga kesehatan terhadap upaya menciptakan terwujudnya kesehatan

masyarakat itu sendiri.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

10

Organisasi merupakan unit yang ada di masyarakat. Ini berarti

organisasi merupakan kelompok yang secara langsung berhadapan

dengan anggota organisasi selama 24 jam penuh. Menurut MUbarok cit

Kolid (2010) peran organisasi adalah mampu mengenal masalah

kesehatan, mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan

perawatan pada anggota organisasi yang sakit, mampu memodifikasi

lingkungan rumah, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang ada.

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, organisasi

mempunyai peran dan tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami

dan dilakukan yang meliputi :

1) Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan

karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana

keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan

perubahan – perubahan yang dialami anggota keluarganya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara

tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau

pengambil keputusan dalam keluarga (Suparjitno cit Kolid, 2010).

Mengenal menurut Notoadmojo (2007) diartikan sebagai pengingat

sesuatu yang sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

11

tersebut adalah sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dalam mengenal

masalah kesehatan keluarga haruslah mampu mengetahui tentang

sakit yang dialami pasien.

2) Memutuskan tindakan yang tepat bagi masyarakat

Peran ini merupakan upaya organisasi yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan organisasi, dengan

pertimbangan siapa diantara organisasi yang mempunyai keputusan

untuk memutuskan tindakan yang tepat (Notoatmodjo, 2007).

Kolid (2010) menyatakan kontak organisasi dengan sistem akan

melibatkan lembaga kesehatan professional ataupun praktisi lokal dan

sangat bergantung pada :

1) Apakah masalah dirasakan oleh organisasi ?

2) Apakah kepala organisasi merasa menyerah terhadap masalah yang

dihadapi satu anggota organisasi ?

3) Apakah kepala organisasi takut akibat dari terapi yang dilakukan

terhadap salah satu anggota organisasinya ?

4) Apakah kepala organisasi percaya terhadap petugas kesehatan ?

5) Apakah organisasi mempunyai kemampuan untuk menjangkau

fasilitas kesehatan dan memberikan perawatan terhadap organisasi

yang sakit.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

12

Beberapa organisasi akan membebaskan orang yang sakit dari

peran atau tanggung jawabnya secara penuh, pemberian perawatan

secara fisik merupakan beban paling berat yang dirasakan organisasi

(Friedman cit Kolid, 2010).

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa organisasi memiliki

keterbatasan dalam mengatasi masalah perawatan organisasi. Dirumah

organisasi memiliki kemampuan dalam melakukan pertolongan

pertama. Untuk mengetahui dapat dikaji :

1) Apakah organisasi aktif dalam ikut merawat pasien ?

2) Bagaimana organisasi mencari pertolongan dan mengerti tentang

perawatan yang diperlukan pasien ?

3) Bagaimana sikap organisasi terhadap pasien ? (Aktif mencari

informasi tentang perawatan terhadap pasien )

4) Memodifikasi lingkungan organisasi untuk menjamin kesehatan

organisasi

5) Pengetahuan organisasi tentang sumber yang dimiliki disekitar

lingkungan rumah

6) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan

manfaatnya

7) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan

ruamh yang menunjang kesehatan

8) Menggunakan pelayanan kesehatan

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

13

Kolid (2010), pada organisasi tertentu bila ada anggota

organisasi yang sakit jarang dibawa ke Puskesmas tapi ke mantra atau

dukun. Untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam memanfaatkan

sarana kesehatan perlu dikaji tentang :

1) Pengetahuan organisasi tentang fasilitas kesehatan yang dapat

dijangkau organisasi

2) Keuntungan daria danya fasilitas kesehatan

3) Kepercayaan organisasi terhadap fasilitas kesehatan yang ada

4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh organisasi

Tenaga kesehatan dapat menjadi hambatan dalam usaha

organisasi dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Hambatan yang dapat muncul terutama komunikasi (Bahasa) yang

kurang dimengerti oleh petugas kesehatan. Pengalaman yang kurang

menyenangkan dari organisasi ketika berhadapan dengan petugas

kesehatan.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Organisasi

Menurut Kolid (2010), dukungan organisasi merupakan salah

satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perilaku positif. Faktor –

faktor utama yang mempengaruhi dukungan organisasi meliputi : kelas

sosial, bentuk – bentuk organisasi, latar belakang organisasi, tahap

siklus kehidupan organisasi, model – model peran peristiwa situasional

– khususnya masalah – masalah kesehatan atau sakit.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

14

2. Pemerintahan Desa

a. Pengertian

Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan

oleh unsur – unsur fisiografis, social, ekonomis politik, kulturak

setempat dalam hubungan dan pengaruh timbale balik dengan daerah

lain. Sutarjo Kartohadikusumo (2007) menyatakan bahwa desa

merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang

berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan

pemerintahan terendah dibawah camat. Ogburn dan Nimkoff (2009)

menyatakan bahwa desa adalah kesatuan organisasi kehidupan social

didalam daerah terbatas.

Sedangkan menurut UU No. 22 tahun 1999 tentang

pemerintahan desa, yang dimaksud desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan

berada di daerah kabupaten. Sedangkan menurut UU no. 5 tahun 1979,

desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah

langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah

tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

15

b. Desa di Indonesia

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas –

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan

merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa

bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan

Kelurahan, Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun

dalam perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi

kelurahan (Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005).

c. Kewenangan desa adalah :

1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada

berdasarkan hak asal usul desa

2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni

urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan

pelayanan masyarakat.

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

16

d. Pemerintahan Desa

Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri

atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa)

dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Adapun perangkat desa

terdiri dari (Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005):

1) Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan

pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama

Basan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa

adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa

jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan

Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa

(Pilkades) oleh penduduk desa setempat.

2) Perangkat Desa

Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari

Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya. Salah satu perangkat

desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil.

Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

atas nama Bupati/Walikota (Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005).

Page 29: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

17

Perangkat Desa lainnya diangkat oleh Kepala Desa dari

penduduk desa, yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa,

Perangkat desa juga mempunyai tugas untuk mengayomi

kepentingan masyarakatnya.

3) Badan Permusyawaratan Desa

Badan Permusyawatan Desa (BPD) merupakan lembaga

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa.

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan

berdasarkan keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari Ketua

Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama,

dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota

BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1

kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak

diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan

Perangkat Desa. BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa

bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi

masyarakat (Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005).

e. Keuangan Desa

Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi

kewenangan desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

( APB Desa ), bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.

Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh

Page 30: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

18

pemerintah desa didanai dari APBD. Penyelenggaraan urusan

pemerintah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa.

Sumber Pendapatan Desa terdiri atas (Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 2005):

1) Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha desa, hasil

kekayaan desa (seperti tanah kas desa, pasar desa, bangunan desa),

hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong.

2) Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota

3) Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

4) Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan

5) Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat

6) Pinjaman Desa

APB Desa terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa

dan Pembiayaan. Rancangan APB Desa dibahas dalam musyawarah

perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa bersama BPD

menetapkan APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.

3. Kader Kesehatan

a. Definisi

Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kader yang dipilih

oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Kader

Page 31: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

19

kesehatan dinamakan juga promoter kesehatan desa (prokes) adalah

tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas

mengembangkan masyarakat (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2007).

b. Tujuan Pembentukan Kader

Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusu

dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada

prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi

merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya

kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan

bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan

efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adanya

dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan

memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal

mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari

karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan (Dinkes Provinsi Jawa

Tengah, 2007).

Menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2007), kader yang

dinamis dengan pendidikan rata – rata tingkat desa ternyata mampu

melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi

masyarakat sekelompoknya meliputi :

Page 32: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

20

1) Pengobatan ringan / sederhana, pemberian obat cacing pengobatan

terhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat – obatan

sederhana dan lain – lain.

2) Penimbangan dan penyuluhan gizi

3) Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan

vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB

penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS.

4) Penyediaan dan distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan

dalam upaya menanamkan NKKBS.

5) Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan

lingkungan, pembuatan jamban keluarga dan sarana air sederhana.

6) Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain - lain

c. Dari Segi Pemasaran

Perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan

masyarakat. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat

harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga

untuk mengikut sertakan masyarakat dalam upaya pembangunan

khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang

baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif yaitu,

berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan

permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.

Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang

Page 33: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

21

selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh

masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan

objek pembangunan, tetapi juga merupakan mitra pembvangunan itu

sendiri. Selanjutnya dengan adanya kader, maka pesan – pesan yang

disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader,

jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan

dalam bidang kesehatan (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2007).

d. Tugas Kegiatan Kader

Menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2007), tugas kegiatan

kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader

bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu dalam

pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas

yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.

Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter, kader dan

semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan – kegiatan baik

yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain :

1) Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah :

a) Melaksanakan pendaftaran

b) Melaksanakan penimbangan bayi dan balita

c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan

d) Memberikan penyuluhan

e) Memberi dan membantu pelayanan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

22

f)Merujuk

2) Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-

Kesehatan adalah :

a) Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi

dan penanggulangan diare

b) Mengajak ibu – ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu

3) Kegiatan yang menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai

dengan permasalahan yang ada :

a) Pemberantasan penyakit menular

b) Penyehatan rumah

c) Pembersihan sarang nyamuk

d) Pembuangan sampah

e) Penyediaan sarana air bersih

f) Menyediakan sarana jamban keluarga

g) Pembuatan sarana pembuangan air limbah

h) Pemberian pertolongan pertama pada penyakit

i) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

j) Dana sehat

k) Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan

kesehatan

4) Peranan Kader diluar Posyandu KB-Kesehatan

a) Merencanakan kegiatan, antara lain : menyiapkan dan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

23

melaksanakan survey, mawas diri, membahas hasil survey,

menyajikan dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),

menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa,

menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan

bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut

jadwal kerja.

b) Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawancara

muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan

c) Menggerakkan masyarakat, mendorong masyarakat untuk

gotong royong, memberikan informasi dan mengadakan

kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain – lain

d) Memberikan pelayanan yaitu : membagi obat, membantu

mengumpulkan bahan pemeriksaan, mengawasi pendatang

didesanya dan melapor, memberikan pertolongan pemantauan

penyakit, memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya

e) Melakukan pencatatan, yaitu : KB atau jumlah Pus, jumlah

peserta aktif, dsb

f) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) : jumlah ibu hami, vitamin A

yang dibagikan dan sebagainya

g) Imunisasi : jumlah imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi ibu

hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan

Page 36: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

24

h) Gizi : jumlah bayi yang ada, mempunyai Kartu Menuju Sehat

(KMS), balita yang ditimbang dan yang naik timbangan

i) Diare : jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan

dan dirujuk

j) Melakukan pembinaan mengenai lima program keterpaduan KB-

kesehatan dan upaya kesehatan lainnya.

5) Persyaratan menjadi kader

Menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2007) bahwa pembangunan

dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan

pemuka – pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader

yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa

memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan mendapat

dukungan dari kepala desa setempat kadang – kadang tidak

gampang. Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini

hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, sudah barang

tentu para pamong yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan

calon kader.

a) Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia

b) Secara fisik dapat melaksanakan tugas – tugas sebagai kader

c) Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang

bersangkutan

Page 37: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

25

d) Aktif dalam kegiatan – kegiatan social maupun pembangunan

desanya

e) Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat

calon kader lainnya dan berwibawa

f)Sanggup membina paling sedikit 10 KK untuk meningkatkan

keadaan kesehatan lingkungan

g) Diutamakan telah mempunyai keterampilan

4. Posyandu

a. Definisi

Posyandu adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan

pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

mempunyai nila strategi dalam pengembangan sumber daya manusia

sejak dini. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya

pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana dan kesehatan yang

dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan

dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian

Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Effendy, 2005).

b. Tujuan penyelenggaraan Posyandu

Menurut Depkes (2007) tujuan diselenggarakan Posyandu

adalah untuk :

1) Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan

angka kelahiran

Page 38: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

26

2) Mempercepat penerimaan NKKBS

3) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai

dengan kebutuhan

c. Kegiatan Posyandu

Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos

imunisasi, poas KB Desa, Pos Kesehatan ataupun pembentukan yang

baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita / 700

penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan

setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam

kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat

yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan

demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang

sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau

ditempat khusus dibangun masyarakat.

Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja”

sebagaimana diuraikan antara lain :

1) Meja 1 : Pendaftaran

2) Meja 2 : Penimbangan bayi dan anak balita

3) Meja 3 : Pengisian KMS ( Kartu Menuju Sehat )

4) Meja 4 : Penyuluhan perorangan

Page 39: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

27

5) Meja 5 : Pelayanan tenaga professional meliputi pelayanan KIA,

KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan

kebutuhan setempat

d. Dukungan Pemerintah Terhadap Pelaksanaan Program Terpadu

Kegiatan posyandu merupakan tanggung jawab bersama antara

pemerintah dan masyarakat. Sebagai regulator dan fasilitator,

pemerintah wajib memberikan fasilitasi – fasilitasi untuk

pengembangan kegiatan pengembangan. Departemen Kesehatan dan

Departemen Dalam Negeri berjalan bersama dalam pengembangan

program Psoyandu. Departemen Kesehatan sebagai pemegang regulasi

bidang kesehatan bertugas menyiapkan dukungan berupa pendapingan

petugas serta penyiapan program – program yang berdampak pada

upaya promotof dan preventif bidang kesehatan (Widagdo, 2007).

Sedangkan Departemen Dalam Negeri bertanggung jawab dalam

pemberdayaan birokrasi dan masyarakat di daerah. Pemerintah daerah,

yang dalam hal ini adalah pemerintahan desa beserta perangkatnya

sebagai pemegang otoritas di daerah menjalankan fungsi

pengembangan Posyandu dengan memberikan dukungan :

1) Motivasi

Perangkat Desa senantiasa menggerakkan masyarakat untuk

mengembangkan Posyandu. Perangkat Desa harus mampu

meyakinkan masyarakat untuk menjadi kader kesehatan yang

Page 40: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

28

berorientasi apda tugas pengembangan pemberdayaan kesehatan

masyarakat.

2) Birokrasi

Perangkat Desa sebagai pemegang otoritas di wilayah desa harus

mempermudah layanan birokrasi terkait dengan program – program

promosi kesehatan yang dikelola oleh kader kesehatan dengan

tujuan untuk meningkatkan cakupan keberhasilan program.

3) Finansial

Perangkat Desa dapat mengusulkan alokasi anggaran untuk

memajukan Posyandu dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDes). Hal ini sebagai wujud dukungan

Pemerintah Desa dalam pengembangan Posyandu.

4) Sarana Prasarana

Sarana Prasarana merupakan faktor penting dalam menjalankan

program posyandu. Pemerintah Desa melalui perangkatnya

berkewajiban untuk mengkoordinir sumber daya masyarakat guna

pengadaan sarana dan prasarana Posyandu.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

29

B. Kerangka Teori

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Sumber : Kartohadikusumo (2007) & Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 2005 Tentang Desa

Gambar 1. Kerangka Teori

Faktor – Faktor lain :

- Karakteristisk responden

- Pengetahuan

- Motivasi

Dukungan Perangkat Desa :

- Motivasi

- Birokrasi

- Finansial

- Sarana Prasarana

Keaktifan Kader

Kegiatan Posyandu

- Pendaftaran

- Penimbangan

- Pengisian KMS

- Penyuluhan

- Pelayanan Profesional

Page 42: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

30

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah

yang masih praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya (Arikunto,

2010). Hipotesis penelitian ini adalah “Ada Hubungan antara dukungan

perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan

kegiatan Posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo.”

Dukungan

Perangkat

Desa

Keaktifan Kader Dalam kegiatan

Posyandu

Page 43: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Deskripstif Korelasi

adalah yaitu desain penelitian yang mendeskripsikan variabel bebas dan

terikat, kemudian melakukan analisis hubungan antara kedua variabel

(Arikunto, 2010). Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional

dimana peneliti bertujuan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat

bersamaan (sekali waktu), selain itu peneliti menilai secara stimulant pada

satu saat sehingga tidak ada follow up (Arikunto, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang

31

Page 44: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

32

ingin diteliti (Arikunto, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

Kader Kesehatan aktif Posyandu Balita di wilayah kerja Puskesmas Baki

Kabupaten Sukoharjo sejumlah 250 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan teknik sampling

tertentu untuk memenuhi atau mewakili populasi (Arikunto, 2010).

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan stratified random

sampling yaitu metode pemilihan sampel dengan cara membagi populasi

ke dalam kelompok kelompok yang homogeny yang disebut strata, dan

kemudian sampel diambil secara acak dari tiap strata tersebut.

Untuk menentukan besar sampel dengan jumlah populasi <1000

digunakan rumus (Nursalam, 2007) :

n =

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

D : Tingkat kepercayaan (signifikasi) 0,05

n =

n =

n =

Page 45: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

33

n = 153,84

Dengan populasi ( N = 250 ) maka didapatkan besar sampel sebanyak

153,84 orang dan dibulatkan menjadi 154 responden.

3. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

1) Kader kesehatan yang masih aktif mengikuti kegiatan posyandu

Balita.

2) Kader kesehatan yang bersedia menjadi responden penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

Kader kesehatan pada saat penelitian tidak berada di tempat.

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1.

Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

Dukungan

perangkat

desa

Bentuk dukungan seluruh

perangkat desa di wilayah

kerja Puskesmas Baki

Kabupaten Sukoharjo

dalam meningkat

pengembangan kegiatan

Posyandu yang dirasakan

oleh para Kader Kesehatan.

Dukungan Perangkat Desa

terdiri dari motivasi,

birokrasi, financial, sarana

dan prasarana

Kuesioner Kategori dukungan

a. Tinggi:

>X + 1 SD

b. Sedang:

X + SD sd X – 1 SD

c. Rendah:

<X–1 SD

Ordinal

Keaktifan

kader

posyandu

Bentuk pelaksanaan

kewajiban kader terhadap

kegiatan Posyandu

Kuesioner Kategori keaktifan

a. Tinggi: >X + 1 SD

b. Sedang:

X + SD sd X – 1 SD

c. Rendah: <X–1 SD

Ordinal

Page 46: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

34

E. Alat Penelitian dan Pengumpulan Data

1. Jenis Instrumen

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang

mengukur variabel bebas maupun variabel terikat. Untuk mengukur

dukungan dan keaktifan, masing – masing digunakan kuesioner yang

terdiri dari 20 pertanyaan dengan Likert Scale dengan empat opsi jawaban

yaitu “Sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju”.

Adapun kisi – kisi alat kuesioner pengetahuan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Kuesioner Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Nomer

Pertanyaan

Independen Dukungan

Perangkat

Desa

Motivasi

Birokrasi

Finansial

Sarana dan Parasarana

1 – 5

6 – 10

11 – 15

16 – 20

Dependen Keaktifan

Kader

Kesehatan

Keaktifan melaksanakan

kegiatan Posyandu

1 – 15

Sebelum digunakan, kuesioner diujicobakan pada 20 Kader

Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo yang tidak digunakan

sebagai responden pada penelitian utama. Setelah itu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen

untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok

pengukuran yang dilakukan dengan instrument tersebut (Arikunto,

Page 47: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

35

2010). Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu

mengukur apa saja yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas

tiap item dari instrumen dengan menggunakan rumus korelasi yang

dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi

Product Moment yaitu sebagai berikut :

r xy =

Keterangan :

R = Koefisien

X = Skore setiap pertanyaan

N = Jumlah Sampel

Y = Skore total pertanyaan

Ketentuan : Jika r x y> r tabel pada taraf siginifikansi 5% berarti item

kuesioner valid, dan jika r x y< r tabel pada taraf signifikasi 5% item

kuesioner tersebut tidak valid. Perhitungan uji validitas instrumen ini

dilakukan dengan Program SPSS for Windows very 16.00.

Hasil uji validitas kuesioner dukungan perangkat desa diperoleh nilai

rxy antara 0,475 hingga 0,880. Nilai r tabel pada taraf signifikansi 5%

dengan jumlah sample 20 adalah 0,444. Nilai rxy semua item kuesioner

dukungan perangkat desa ternyata lebih besar dari rtabel, sehingga

Page 48: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

36

disimpulkan 20 item pertanyaan kuesioner dukungan perangkat desa

adalah valid.

Selanjutnya hasil uji validitas kuesioner keaktifan kader kesehatan

diperoleh nilai rxy antara 0,455 hingga 0,845. Nilai rxy semua item

kuesioner keaktifan perangkat desa ternyata lebih besar dari rtabel,

sehingga disimpulkan 15 item pertanyaan kuesioner keaktifan kader

kesehatan adalah valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji Rekiabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat ukur

relative konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.

Suharsini (2007) untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian

ini digunakan rumus koefisien alpha Crombach dengan rumus :

R I =

Keterangan :

K = Banyaknya item

Si2 = Jumlah varian item

St2 = Varian Total

Setelah harga r 1 diketahui, kemudian diinterpretasikan dengan

indeks korelasi : 0,800 <r 11< 1,00 berarti sangat tinggi : 0,600 <r 11

<0,800 berarti tinggi : 0,400 <r 11< 0,600 berarti cukup : 0,200 <r 11<

0,400 berarti rendah : 0,00 <r 11< 0,200 berarti sangat rendah.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

37

Hasil uji reliabilitas kuesioner dukungan perangkat desa

diperoleh nilai r11 sebesar 0,944 dan kuesioner keaktifan kader

kesehatan diperoleh nilai r11 sebesar 0,909. Kedua kuesioner memiliki

nilai r11 lebih besar dari 0,6 sehingga disimpulkan kedua kuesioner

yaitu dukungan perangkat desa dan keaktifan kader kesehatan adalah

reliabel.

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan

penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahapan

prosedur sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan penyusunan proposal,

mengurus perijinan penelitian, penjajagan dan sosialisasi di Posyandu

Wilayah Kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo.

b. Tahap Uji Coba Instrumen

Uji coba kuesioner dilakukan pada 20 Kader Kesehatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Sukoharjo yang tidak digunakan sebagai responden

pada penelitian utama.

c. Tahap Pengambilan Data

Data diukur dengan kuesioner. Setelah mendapatkan ijin penelitian,

peneliti mencari data calon responden. Setelah responden ditentukan,

peneliti memberikan penjelasan kepada responden dan akan

Page 50: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

38

memberikan kuesioner serta membuat perjanjian kapan kuesioner dapat

ditarik. Setelah kuesioner terisi, kuesioner langsung ditarik oleh

peneliti untuk dilakukan tabulasi data.

d. Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dan analisis data untuk

membuktikan hipotesis penelitian.

e. Penulisan

Setelah semua data terkumpul dan dianalisa, tahap selanjutnya adalah

pelaporan hasil penelitian. Pada tahap ini hasil penelitian dilaporkan

sekaligus dibahas kesesuaiannya dengan beberapa tinjauan pustaka.

Laporan diakhiri dengan bagian kesimpulan dan saran.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan

langkah –langkah sebagai berikut (Santjaka, 2011) :

a. Editing

Peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kebenaran pengisian

dan kelengkapan jawaban dalam kuesioner yang diberikan. Editing

dilakukan di tempat pengumpulan data, agar jika terjadi kekurangan

dapat segera dilengkapi.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

39

b. Coding

Mengklasifikasi jawaban yang ada dalam kuesioner menurut

macamnya, dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan

kode berupaangka, kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja

sesuai nomor responden yang telah diberikan agar lebih mudah dibaca.

c. Tabulating

Memasukkan data – data hasil penelitian ke dalam tabel – tabel sesuai

dengan kriteria.

d. Entry data

Proses memasukkan data dalam komputer melalui program komputer.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis tiap – tiap

variable penelitian. Hasil analisis univariat ditampilkan dalam bentuk

analisis deskriptif yang meliputi jumlah, mean, median dan persentase.

Hasil penelitian juga ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik

(Sugiyono, 2007).

Page 52: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

40

b. Analisis Bivariat

Uji statistik pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

analisis Kendal Tau dengan bantuan program SPSS ver 16.00 dengan

pertimbangan untuk meminimalkan human error.

Pemilihan teknik uji korelasi Kendal Tau dengan pertimbangan

bahwa variabel penelitian berskala ordinal atau rangking (Sugiyono,

2007). Adapun rumus Kendal Tau adalah :

Keterangan :

n = Jumlah Data

Interpretasi dari uji Kendal Tau adalah hipotesis diterima bila

taraf signifikasi yang diperoleh lebih kecil dari taraf signifikasi P =

0,05 (Arikunto, 2010)

G. Etika Penelitian

1. Lembar Persetujuan ( Informed Content )

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta

manfaat penelitian. Bila subyek menolak, maka peneliti tidak memaksa

tetap menghormati hak – hak subyek (Anwar, 2008).

Page 53: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

41

2. Tanpa Nama ( Anonymity )

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi

subyek, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu (Anwar, 2008).

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian (Anwar, 2008).

Page 54: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan

perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan

Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Penelitian

ini dilakukan terhadap 154 Kader Kesehatan aktif di wilayah kerja Puskesmas

Baki Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya gambaran karakteristik responden

penelitian adalah sebagai berikut.

1. Distribusi Frekuensi Umur Responden

Hasil pengumpulan data umur responden diperoleh umur terendah

adalah 23 tahun dan tertinggi 40 tahun. Selanjutnya distribusi responden

ditampilkan pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 23 - 30 tahun 79 51

2 31 – 40 tahun 75 49

Jumlah 154 100

Distribusi frekuensi umur responden menunjukkan rata-rata adalah

berumur 23-30 tahun sebanyak 79 responden (51%) dan sisanya berumur

31 – 40 tahun sebanyak 75 responden (49%).

2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden

Distribusi pendidikan responden ditampilkan pada tabel 4.2 sebagai

berikut.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

43

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SMP 27 18

2 SMA 117 76

3 Perguruan tinggi 10 6

Jumlah 154 100

Distribusi frekuensi pendidikan responden menunjukkan distribusi

tertinggi adalah SMA sebanyak 117 responden (76%) dan distribusi

terendah adalah perguruan tinggi sebanyak 10 responden (6%).

3. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden

Hasil pengumpulan data masa kerja menunjukkan masa kerja

terendah adalah 1 tahun dan terlama adalah 9 tahun. Selanjutnya distribusi

masa kerja responden ditampilkan pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden

No Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

1 1 – 4 tahun 96 62

2 5 - 9 tahun 58 38

Jumlah 154 100

Distribusi frekuensi masa kerja responden menunjukkan distribusi

tertinggi adalah 1 – 4 tahun sebanyak 96 responden (62%) dan sisanya

adalah 5 – 9 tahun sebanyak 58 responden (38%).

B. Analisis Univariat

1. Dukungan Perangkat Desa

Data dukungan perangkat desa diperoleh 20 item pertanyaan

dukungan perangkat desa. Selanjutnya berdasarkan jawaban responden

terhadap dukungan perangkat dibagi dalam tiga kategori yaitu rendah,

Page 56: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

44

sedang, dan tinggi. Selengkapnya distribusi dukungan keluarga

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Perangkat Desa

No Dukungan Perangkat Desa Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 23 15

2 Sedang 95 62

3 Tinggi 36 23

Jumlah 154 100

Distribusi frekuensi dukungan perangkat desa menunjukkan

distribusi tertinggi adalah sedang yaitu sebanyak 95 responden (62%) dan

distribusi terendah adalah rendah sebanyak 23 responden (15%).

2. Keaktifan Kader Kesehatan

Data keaktifan kader kesehatan diperoleh 15 item pertanyaan

keaktifan kader kesehatan. Selanjutnya berdasarkan jawaban responden

terhadap keaktifan kader dibagi dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang,

dan tinggi. Selengkapnya distribusi keaktifan kader ditampilkan pada tabel

berikut.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Keaktifan Kader

No Keaktifan Kader Kesehatan Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 24 16

2 Sedang 102 66

3 Tinggi 28 18

Jumlah 154 100

Distribusi frekuensi keaktifan kader kesehatan menunjukkan

distribusi tertinggi adalah sedang yaitu sebanyak 102 responden (66%) dan

distribusi terendah adalah rendah sebanyak 24 responden (16%).

Page 57: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

45

C. Analisis Bivariat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan perangkat desa

dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan Posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Pengujian analisis

dalam penelitian ini menggunakan uji Korelasi Kendall Tau pada tingkat

signifikansi 5%. Selengkapnya hasil analisis Korelasi Kendall Tau

ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel. 4.6. Ringkasan Uji Kendall Tau

Hubungan rhitung p-value Keputusan

Dukungan perangkat desa

dengan keaktifan kader

kesehatan

0,646 0,000 H0 ditolak

Hasil uji Korelasi Kendall Tau hubungan dukungan perangkat desa

dengan keaktifan kader kesehatan diperoleh nilai rhitung 0,646 dengan nilai

signifikansi p-value 0,000. Nilai signifikansi penelitian (p-value) lebih kecil

dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak.

Berdasarkan keputusan uji maka kesimpulan penelitian adalah terdapat

hubungan dukungan perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam

menjalankan kegiatan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

46

BAB V

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

1. Distribusi Umur

Distribusi frekuensi umur responden menunjukkan rata-rata adalah

berumur 23-30 tahun (51%). Distribusi umur responden menunjukkan

bahwa sebagian besar responden adalah kelompok yang telah memasuki

masa kedewasaan. Erikson (Wong, 2003) menyebutkan bahwa seseorang

pada 20-40 tahun tergolong kelompok dewasa pertengahan (young and

middle adult hood), dimana kemampuan seseorang dalam membagi tugas

antara tugas pribadi dan pekerjaan telah berjalan dengan baik serta

didukung oleh tingkat emosi yang telah stabil. Responden yang berusia

20-40 tahun dianggap telah mampu membagi tugas antara kebuhan

pribadinya dengan kebutuhan keluarga termasuk mencukupi dan merawat

anggota keluarganya.

2. Distribusi Pendidikan

Distribusi frekuensi pendidikan responden menunjukkan distribusi

tertinggi adalah SMA (76%). Distribusi pendidikan repsonden

menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi, dimana sebagian besar adalah SMA. Tingkat pendidikan

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima atau memahami

suatu pengetahuan. Selanjutnya pemahaman seseorang tersebut tentang

Page 59: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

47

pengetahuan berdampak pada sikap terhadap hal yang ada pada

pengetahuan tersebut. Notoatmojo (2003) menyatakan bahwa tingkat

pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap

sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang mempunyai tingkat

pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dan juga

dalam motivasi kerjanya akan berpotensi daripada mereka yang

berpendidikan lebih rendah atau sedang.

3. Distribusi Masa Kerja

Distribusi frekuensi masa kerja responden menunjukkan distribusi

tertinggi adalah 1 – 4 tahun (62%). Lama kerja menunjukkan waktu yang

dilalui seseorang dalam bekerja yang dihitung mulai bekerja dalam suatu

organisasi dan menduduki jabatan tertentu. Lama kerja seorang kader

kesehatan akan mempengaruhi tingkat kesiapan dalam menjalankan tugas

yang akan diembannya. Namun adanya faktor-faktor lain yang

mempengaruhi pelaksanaan tugas sebagai kader kesehatran seperti

pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan menyebabkan, lama kerja

seorang kader kesehatan tidak selalu menyebabkan kader kesehatan tersebut

semakin baik dalam menjalankan tugas yang diembannya.

Hal tersebut sebagaimana dihasilkan dalam penelitian Devy (2008)

tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan dalam pelaksanaan protrap

pemasangan kateter uretra di RSUD Dr. Sayidiman Magetan. Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa lama kerja perawat tidak memiliki hubungan

Page 60: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

48

yang signifikan dengan kemampuan perawat dalam pendokumentasian

asuhan keperawatan dalam pelaksanaan protrap pemasangan kateter uretra.

B. Dukungan Perangkat Desa

Distribusi frekuensi dukungan perangkat desa menunjukkan distribusi

tertinggi adalah sedang (62%). Dukungan perangkat desa adalah dukungan

seluruh perangkat desa di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo dalam meningkat pengembangan kegiatan Posyandu yang

dirasakan oleh para Kader Kesehatan.

Dewasa ini pembangunan dibidang kesehatan telah mengalami

perkembangan yang begitu pesat, serta kesehatan sudah menjadi sebuah hal

yang harus diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.Melihat

kondisi yang demikianlah sudah seharusnya bukan hanya tenaga kesehatan

saja yang menjadi penanggung jawab semua masyarakat. Siapapun

masyarakat tersebut secara individu atau berkelompok mempunyai tanggung

jawab yang sama besarnya dengan tenaga kesehatan terhadap upaya

menciptakan terwujudnya kesehatan masyarakat itu sendiri.

Organisasi merupakan unit yang ada di masyarakat. Ini berarti

organisasi merupakan kelompok yang secara langsung berhadapan dengan

anggota organisasi selama 24 jam penuh. Menurut Mubarok cit Kolid (2010)

peran organisasi adalah mampu mengenal masalah kesehatan, mampu

membuat keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan pada anggota

Page 61: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

49

organisasi yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan rumah, dan mampu

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

Perangkat desa merupakan pelopor kegiatan di pedesaan. Kaitan peran

perangkat desa terhadap kegiatan kader kesehatan didesa sebagaimana

dikemukakan oleh Laksmono (2007) terdapat empat peran yang seharusnya

dilakukan oleh perangkat desa yaitu Pertama, perangkat desa selalu

mengadakan peninjauan terhadap pelaksanaan kegiatan Posyandu dan

mengikuti kegiatan lain, sehingga kader akan malu kalau tidak turut. Kedua,

perangkat desa selalu memberi tugas kepada kader dalam pelaksanaan

kegiatan Posyandu yang dirasa oleh para kader sebagai suatu perhatian yang

dapat merupakan dorongan bagi kader untuk selalu melakukan kegiatan

Posyandu. Ketiga, kebiasaan perangkat desa untuk selalu mau memperbaiki

hubungan dengan kader, misalnya suatu ketika kader berbuat kesalahan maka

kader tersebut mendapat teguran yang sangat keras, namun di lain kesempatan

perangkat desa tersebut telah baik kembali. Keempat, kebiasaan perangkat

desa untuk selalu memberi petunjuk ketika menghadiri kegiatan Posyandu

juga mempunyai pengaruh yang sama dengan tiga karakteristik sebelumnya

dan bersifat menguatkan pernyataan-pernyataan tersebut.

Aplikasi pelaksanaan peran perangkat desa di wilayah kerja Puskesmas

Baki telah dilakukan dengan baik. Hal tersebut khususnya diwujudkan dengan

besarnya perhatian perangkat desa terhadap kegiatan posyandu baik posyandu

balita maupun posyandu lansia. Peran atau tindakan yang sering dilakukan

oleh perangkat desa antara lain melakukan peninjauan terhadap kegiatan kader

Page 62: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

50

kesehatan, pemberian support baik secara motivasional maupun financial,

serta membantu komunikasi antara kader dengan masyarakat.

Penelitian menunjukkan bahwa dukungan perangkat desa sebagian

besar adalah sedang (62%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Rewanti (2013) tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian ini

menunjukkan bahwa pendampingan perangkat desa terhadap kader posyandu

adalah baik.

C. Keaktifan Kader Kesehatan

Distribusi frekuensi keaktifan kader kesehatan menunjukkan distribusi

tertinggi adalah sedang (66%). Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih

dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui oleh LPMD. Dalam

melaksanakan kegiatannya dan bertanggung jawab pada masyarakat melalui

LPMD, jadi kader adalah bentuk ketenagaan yang dimiliki oleh masyarakat

dan bukan aparat sektor, yang mau dan mampu bekerja secara sukarela.

Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang mau bekerja secara

sukarela, dan mau meluangkan waktunya untuk melaksanakan kegiatan

UPGK, serta mampu menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam

kegiatan tersebut (Depkes RI, 2001). Menurut Sugiono (2008), kader

Posyandu adalah anggota masyarakat yang bekerja sukarela, mampu

melaksanakan kegiatan program gizi dan mampu menggerakkan masyarakat

Page 63: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

51

untuk ikut serta dalam kegiatan perbaikan gizi sesuai fungsinya di tengah –

tengah masyarakat sebagai penyampai informasi dan kader Posyandu

sepantasnya adalah anggota masyarakat yang dapat diterima oleh masyarakat

sekitarnya. Akan sesuai bila yang menjadi kader adalah merupakan tokoh

mayarakat.

Keaktifan kader kesehatan adalah bentuk pelaksanaan kewajiban kader

terhadap kegiatan Posyandu. Tingkat keaktifan kader kesehatan dalam

melaksankaan kegiatan posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

umur dan tingkat pendidikan kader.

Distribusi frekuensi umur responden menunjukkan rata-rata adalah

berumur 23-30 tahun (51%). Tingkat umur responden berhubungan dengan

kemampuan kader dalam mengatur tugas dan antara tugas pribadi dan tugas

sosialnya sebagai kader kesehatan. Kemampuan mengatur waktu antara

kepentingan pribadi dan kepentingan social di masyarakat menyebabkan

sebagian besar kader mampu meluangkan waktunya untuk melaksanakan

tugas sebagai kader posyandu sehingga keaktifannya menjadi baik.

Faktor lain adalah pendidikan responden. Tingkat pendidikan

responden sebagian besar adalah SMA. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh

responden menyebabkan responden mampu memahami pentingnya tugas yang

harus mereka emban sebagai kader kesehatan. Pemahaman tentang tugas dan

fungsinya sebagai kader kesehatan meningkatkan motivasi kader kesehatan

dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dengan tingkat pendidikan yang baik

Page 64: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

52

tersebut keaktifan kader kesehatan dalam melaksanakan kegiatan posyandu

semakin baik.

D. Hubungan Perangkat Desa Dengan Keaktifan Kader Kesehatan

Hasil uji Korelasi Kendall Tau hubungan dukungan perangkat desa

dengan keaktifan kader kesehatan diperoleh nilai rhitung 0,646 dengan nilai

signifikansi p-value 0,000. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan

dukungan perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam

menjalankan kegiatan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo.

Perangkat desa merupakan penggerak utama kegiatan di desa.

Perangkat desa sangat berperan terhadap pelaksanaan posyandu di pedesaan

yaitu dengan memberikan motivasi, kemudahan birokrasi, dukungan

finansial, serta pemenuhan sarana dan prasarana posyandu. Dukungan yang

diberikan oleh perangkat desa tersebut, disatu sisi akan meningkatkan minat

kader kesehatan untuk melaksanakan kegiatan posyandu, sedangkan

kemudahan birokrasi, dukungan finansial dan pemenuhan sarana prasarana

kegiatan posyandu memudahkan kader dalam melaksanakan tugasnya dalam

menggerakkan posyandu di desa (Widagdo, 2007). Meningkatkan dukungan

perangkat desa tersebut akan diikuti oleh peningkatan motivasi dan

kemudahan kader desa dalam melaksanakan kegiatan posyadu, sehingga

keaktifan mereka dalam kegiatan posyandu juga semakin meningkat.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

53

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah

meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia

yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam

lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

(Depkes RI, 2009)

Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan

kesehatan terutama dalam upaya penyelenggaraan kesehatan adalah dengan

adanya pelaksanaan Posyandu. Namun dari hasil pemantauan perkembangan

posyandu menunjukkan penurunan mutu kerja yang ditandai dengan

meningkatnya jumlah posyandu strata pratama. Kondisi ini terjadi disebabkan

kader yang tidak aktif melaksanakan kegiatan posyandu. Keaktifan kader

sangat menentukan kualitas fungsi dan kinerja posyandu, karena unsur utama

dalam pelayanan posyandu adalah kader (Merah bangsawan, 2010).

Napas posyandu adalah kader, dan rupanya sosok kader adalah

gambaran yang lebih tepat dan paling ideal untuk menjelaskan visi Depkes

2010-2014 “Masyarakat Yang Mandiri Dalam Hidup Sehat”. Dibayangkan,

jika seluruh masyarakat mempunyai sepersepuluh sifat dan semangat kader;

maka setiap pintu akan mengingatkan dirinya sendiri untuk menimbang anak

di Posyandu, mengimunisasi anaknya, memeriksakan kehamilannya,

Page 66: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

54

menjalankan KB, melaksanakan pola makan gizi seimbang. Hasilnya?

Posyandu akan digerakkan oleh masyarakat dan menjadi jalan yang bebas

hambatan. (Jaladri, 2010)

Depkes RI (2008) mengemukakan bahwa kegiatan posyandu

merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan

masyarakat.Sebagai regulator dan fasilitator, pemerintah wajib memberikan

fasilitasi – fasilitasi untuk pengembangan kegiatan pengembangan.

Departemen Kesehatan dan Departemen Dalam Negeri berjalan bersama

dalam pengembangan program Psoyandu. Departemen Kesehatan sebagai

pemegang regulasi bidang kesehatan bertugas menyiapkan dukungan berupa

pendapingan petugas serta penyiapan program – program yang berdampak

pada upaya promotof dan preventif bidang kesehatan.Sedangkan Departemen

Dalam Negeri bertanggung jawab dalam pemberdayaan birokrasi dan

masyarakat di daerah. Pemerintah daerah, yang dalam hal ini adalah

pemerintahan desa beserta perangkatnya sebagai pemegang otoritas di daerah

menjalankan fungsi pengembangan Posyandu dengan memberikan dukungan

berupa motivasi, birokrasi, financial, dan sarana prasarana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan

perangkat desa dengan keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan

posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yaitu penelitian Laksmono

(2007) tentang Ciri-ciri kepala desa yang berpengaruh terhadap peran serta

kader kesehatan dalam meningkatkan kinerja posyandu. Penelitian

Page 67: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

55

menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader

kesehatan adalah 1) kebiasaan perangkat desa dalam melakukan supervise

kegiatan posyandu selalu memberikan petunjuknya pada kader, 2) kebiasaan

perangkat desa untuk selalu memberi perhatian seperti dicukupinya kebutuhan

operasional/uang transport 3) selalu menggalang hubungan baik dengan kader

dan 4) selalu mempertimbangkan kemampuan kader sebelum memberi

perintah.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

56

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

1. Dukungan perangkat desa di wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten

Sukoharjo sebagian besar adalah sedang (62%)

2. Keaktifan kader kesehatan dalam menjalankan kegiatan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo sebagian besar

adalah sedang (66%).

3. Terdapat hubungan dukungan perangkat desa dengan keaktifan kader

kesehatan dalam menjalankan kegiatan Posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo (rhitung = 0,646; p-value = 0,000).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka

peneliti dapat menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Kader Kesehatan

Kader kesehatan hendaknya meningkatkan kemampuannya mengatur

waktunya, sehingga kebutuhan pribadi dan kebutuhan untuk menjalankan

tugasnya sebagai kader kesehatan dapat sejalan dengan seiring, tanpa

terjadi tumbuhkan yang dapat merugikan salah satu diantaranya.

2. Bagi Perangkat Desa

Perangkat desa hendaknya senantiasa memperhatikan kondisi kader

Page 69: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

57

kesehatan di desanya dengan meningkatkan pendampingan, peningkatan

sarana dan prasarana kesehatan, serta mengupayakan memberikan insentif

sehingga motivasi dan kinerja kader kesehatan di desa meningkat.

3. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan petugas puskesmas untuk

senantias menjaga keaktifan kader kesehatan serta berupaya untuk lebih

meningkatkannya dengan lebih banyak melakukan kegiatan pendampingan

dan pemberian motivasi kepada kader kesehatan di desa.

4. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat mendukung teori kesehatan masyarakat yaitu

tentang hubungan dukungan perangkat desa terhadap keaktifan kader

kesehatan desa.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan bagi peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu dengan menambah faktor-faktor

yang berhubungan dengan keaktifan kader kesehatan misalnya faktor

pemberian insentif, tingkat pendidikan kader, pengetahuan kader, sikap

kader dan lain sebagainya sehingga diketahui faktor apakah yang paling

dominant berhubungan dengan keaktifan kader kesehatan desa.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN PERANGKAT …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-trihantoro...sebagai acuan dalam naskah dengan nama pengarang dan dicantumkan dalam

DAFTAR PUSTAKA

Ananto. 2009. Motivasi Individu. Jakarta : Majalah Psikologi Vol 2 (21)

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar. 2010. Perilaku Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdagri. 2009. Revitalisasi Posyandu. Jakarta : Depdagri.

Depkes RI. 1990. Pengembangan Posyandu. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

Dimas, J. 2009. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Keaktifan

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Tugu Barat, Semarang. Tersedia pada :

www.undip.ac.id. On-line : 3 Februari 2015.

Dinkesprov Jawa Tengah. 2010. Profil Kesehatan Jawa Tengah. Tersedia pada :

www.dinkes.jateng.go.id. On-line : 3 Februari 2015.

Effendy. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Kartohadikusumo. 2007. Sosiologi Desa. Tersedia pada : www.wikipedia.com.

On-line : 4 Februari 2015.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pengembangan Primary Health Care. Tersedia

: www.depkes.go,id. On-line : 4 Februari 2015.

Kolid, M. 2010. Upaya Kesehatan. Tersedia pada : www.komunitasku.com.

On-line : 4 Februari 2015.

Kozier. B. 2007. Fundamental of Nursing. Toronto : Mosby.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta.

Nursalam, 2007. Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Ognurn dan Nimkoff. 2009. Perkembangan Desa. Tersedia pada :

www.wikipedia.com On-line : 4 Februari 2015.