70
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG ONE DAY CARE RSUD DR MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : WAHYUDI INDRIYATMO NIM. ST 13 079 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PASIEN KANKER

YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG

ONE DAY CARE RSUD DR MOEWARDI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

WAHYUDI INDRIYATMO

NIM. ST 13 079

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian
Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian
Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyudi Indriyatmo

NIM : ST.13 079

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIkes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan dari tim pembimbing dan masukan dari

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataann ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, 7 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan.

Wahyudi Indriyatmo

NIM : ST.13 079

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam,

karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul : ”Hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi

untuk sembuh pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang one day

care RSUD Dr. Moewardi”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa dorongan,

bimbingan dan mmotivasi-motivasi dari berbagai pihak niscaya penulis tidak akan

mampu menulis skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta,

yang telah memberi izin penelitian kepada penulis.

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku Ketua Prodi Si Keperawatan

yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada semua mahasiswanya.

3. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ari Setiyajati, S.Kep.,N.s.,M.Kes., selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan segenap

ilmu dan pengalamnnya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

6. Teman-teman ST13 yang telah memberikan dukungan dan bantuannya,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian kuesioner dalam

penelitian ini.

8. Direktur Rumah Sakit Dr Moewardi Surakarta yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa, nasihat, kasih sayang dan

semangat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali

ucapan terima kasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga amal baiknya

mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2015

Wahyudi Indriyatmo

NIM. ST. 13 079

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah .................................................. 1

1.2. Rumusan masalah ........................................................... 4

1.3. Tujuan penelitian ............................................................ 5

1.4. Manfaat penelitian .......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan teori ................................................................ 7

2.1.1. Kanker .................................................................. 7

2.1.2. Dukungan keluarga ............................................... 13

2.1.3. Motivasi ............................................................... 17

2.2. Keaslian penelitian ......................................................... 22

2.3. Kerangka teori ................................................................ 25

2.4. Kerangka konsep ............................................................. 26

2.5. Hipotesis ........................................................................ 26

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan penelitian ...................................................... 27

3.2. Tempat dan waktu penelitian ........................................ 28

3.3. Populasi dan sampel ....................................................... 27

3.4. Variabel penelitian ......................................................... 29

3.5. Definisi operasional ...................................................... 29

3.6. Instrumen penelitian ........................................................ 30

3.7. Uji Validitas dan reliabilitas ............................................ 32

3.8. Pengolahan data dan analisis data .................................. 35

3.9. Pengumpulan data dan jalannya penelitian .................... 38

3.10.Etika penelitian .............................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Responden ................................................. 42

4.2. Analisis Univariat ............................................................ 43

4.3. Analisis Bivariat ............................................................. 44

BAB V PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden ................................................. 46

4.2. Analisis Univariat ............................................................ 48

4.3. Analisis Bivariat ............................................................. 51

4.4. Keterbatasan ................................................................... 53

BAB VI PENUTUP

4.1. Simpulan .......................................................................... 54

3.2. Saran .............................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

DAFTARF TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Definisi operasional variabel dan skala pengukuran ............... 30

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka teori ......................................................................... 25

2.2 Kerangka konsep ...................................................................... 26

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pernyataan kesediaan menjadi responden

Lampiran 2. Surat permohonan menjadi responden

Lampiran 3. Kuesioner penelitian

Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Dukungan Keluarga

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi untuk Sembuh

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Penelitian

Lampiran 8. Hasil Analisis Data

Lampiran 9. Jadwal Penelitian

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Wahyudi Indriyatmo

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Motivasi untuk Sembuh pada

Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD

Dr Moewardi

Abstrak

Pasian kanker yang menjalani kemoterapi kadang-kadang merasa pesimis

bahwa penyakitnya tidak dapat diatasi dan tidak dapat sembuh, untuk mengurangi

pesimis itu diperlukan dukungan keluarga dan penatalaksanaannya agar

kelangsungan kemoterapi yang dijalani oleh klien tersebut dapat berjalan lancar

sehingga mempunyai motivasi untuk sembuh. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi untuk sembuh

pada pasien kanker yang menjalani kemterapi.

Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan

cross sectional. Jumlah sampel 78 pasien dan teknik pengambilan sampel dengan

accidental sampling. Alat analisis yang digunakan dengan korelasi rank

spearman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien kanker yang

menjalani kemoterapi mempunyai dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 37

orang (47,4%), sebagian besar pasien kanker yang menjalani kemoterapi

mempunyai motivasi untuk sembuh tergolong baik yaitu sebanyak 37 orang

(47,4%), dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi untuk

sembuh pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan nilai korelasi

hitung sebesar 0,403 dan nilai probabilitas 0,000 (p value < 0,05).

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi untuk sembuh pada pasien

kanker yang menjalani kemoterapi.

Kata kunci: Dukungan keluarga, motivasi untuk sembuh, kanker, kemoterapi.

Daftar Pustaka: 35 (2006 – 2014)

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kanker adalah pertumbuhan sel abnormal yang cenderung menyerang

jaringan di sekitarnya dan menyebar ke organ tubuh lain yang letaknya jauh.

Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidak terkontrol (Corwin, 2009).

Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat dari 12,7 juta

kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah

kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada

tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar

13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insidens kanker

dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat

kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih

cepat (Kemenkes, 2014).

Prevalensi penyakit kanker cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi tumor/kanker di

Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330 orang. Kanker

tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker

leher rahim, sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru-paru dan kanker

kolorektal (Harian Terbit, 2014). Khusus penyakit kanker, the World Cancer

Report mengestimasi bahwa terdapat 12,4 juta kasus baru dan 7,6 juta

kematian pada tahun 2008 (IARC, 2008). Angka estimasi jumlah kasus baru

ini sedikit lebih rendah daripada estimasi WHO (2010). Kejadian kanker yang

1

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

terbanyak adalah kanker paru (1,52 juta kasus), kanker payudara (1,29 kasus)

dan kanker kolorektal (1,15 juta kasus).Kematian tertinggi disebabkan oleh

karena kanker paru (1,31 juta kematian), kanker lambung (780.000 kematian)

dan kanker hati (699.999 kematian) (IARC, 2008).

Penyakit kanker memiliki beberapa penatalaksanaan, salah satu

penanganan kanker adalah dengan menjalani pengobatan kemoterapi. Pasien

kanker yang menjalani perawatan di rumah sakit, biasanya merasakan

ketidaknyamanan di berbagai sistem tubuh. Penanganan penyakit kanker

sebaiknya bersifat holistik atau menyeluruh. Bentuk penanganan pasien

kanker yang bersifat holistik salah satunya dengan perawatan paliatif.

Perawatan paliatif sebagai pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup

pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah terkait dengan penyakit yang

mengancam nyawa, melalui pencegahan dan pengurangan penderitaan dengan

cara identifikasi dini, pemeriksaan yang baik, dan terapi rasa sakit dan

masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual (Rasjidi, 2010). Kondisi dan

penanganan penyakit kanker dengan kemoterapi dapat menimbulkan stress,

sehingga tidak saja mempengaruhi kondisi fisik, tetapi juga kondisi psikologis

pasien sehingga dukungan keluarga diharapkan dapat membangkitkan

motivasi pasien kanker yang menjalani kemoterapi di rumah sakit untuk

mencapai derajat kesehatan yang lebih baik (Diananda, 2008).

Di samping dukungan keluarga, motivasi pasien untuk sembuh juga

memberikan kontribusi terhadap kesembuhan penyakitnya. Motivasi pasien

dalam menjalani kemoterapi kanker payudara adalah sebagai upaya untuk

pemenuhan suatu kebutuhan terapi agar meringankan gejala, menghambat

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

pertumbuhan dan penyebaran kanker, memperpanjang kelangsungan hidup

dan memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Saragih (2010) yang berkaitan dengan peranan dukungan

keluarga pada pasien kanker menghasilkan kesimpulan bahwa pentingnya

dukungan dari keadaan (emosional, finansial, dan spiritual) serta koping

pasien (supresi dan mengalihkan) untuk meningkatkan dukungan keluarga.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sari, dkk (2013) yang berkaitan dengan

dukungan keluarga juga menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker

payudara dalam menjalani kemoterapi.

Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2013 terdapat

3.600 pasien kanker. Berdasarkan hasil data yang dilakukan penulis di ruang

One Day Care RSUD Dr. Moewardi pada bulan Juni 2014 terdapat 300

pasien, bulan Juli 2014 meningkat menjadi 330 pasien, dan pada bulan

Agustus 2014 meningkat menjadi 350 pasien. Wawancara yang dilakukan

terhadap 10 orang pasien kanker yang menjalani kemoterapi didapatkan data

bahwa 33,0% pasien mengalami diare, 67,0% pasien mengalami nyeri kejang

dan kembung, 54,5% sering mengalami nyeri pinggang bagian bawah, dan

feses bercampur darah. Melihat keluhan-keluhan yang ada pada pasian kanker

tersebut mereka kadang-kadang merasa pesimis bahwa penyakitnya tersebut

tidak dapat diatasi dan tidak dapat sembuh.Dukungan keluarga dan

penatalaksanaan sangat mendukung kelangsungan kemoterapi yang dijalani

oleh pasien kanker tersebut.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Hasil wawancara terhadap 10 pasien kanker yang menjalani

kemoterapi diketahui 4 orang mendapatkan dukungan keluarga yang baik dan

6 orang dukungan keluarga kurang. Dari 10 pasien tersebut ada 6 pasien yang

menyatakan kurang mempunyai motivasi untuk sembuh karena kemoterapi

hanya akan berdampak pada keluhan seperti nyeri, sulit tidur, mudah lelah,

kurang semangat hidup, dan 4 pasien menyatakan cukup termotivasi untuk

sembuh karena kemoterapi merupakan solusi yang tepat untuk menghentikan

berkembangnya kanker tersebut walaupun memerlukan perawatan yang lama

dan biaya yang besar.Pengobatan maupun kemoterapi pada pasien yang

menderita kanker memerlukan waktu yang relatif lama dan pasien maupun

keluarga diharapkan dapat menjalani program kemoterapi sampai selesai, agar

dapat dicapai hasil yang optimal. Di RSUD Dr. Moewardi yang merupakan

rumah sakit pusat rujukan banyak memberikan pelayanan penanganan

terhadap pasien kanker mulai dari pengobatan ringan sampai dengan tindakan

operasi serta pelaksanaan kemoterapi, hal ini terutama adalah di ruang One

Day Care RSUD Dr. Moewardi.

Berdasarkan pemikiran dan latar belakang permasalahan di atas, maka

penelitian ini ditentukan judul “hubungan antara dukungan keluarga dengan

motivasi untuk sembuh pada pasien kanker yang menjalani memoterapi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: ”Adakah hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi untuk

sembuh pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang one day care

RSUD Dr. Moewardi?”

.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi

untuk sembuh pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang

one day care RSUD Dr. Moewardi.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden pasien kanker

yang menjalani kemoterapi di ruang one day care RSUD Dr.

Moewardi.

2. Mendeskripsikan dukungan keluarga untuk sembuh pada pasien kanker

yang menjalani kemoterapi di ruang one day care RSUD Dr.

Moewardi.

3. Mendeskripsikan motivasi untuk sembuh pada pasien Kanker yang

menjalani kemoterapi di ruang one day care RSUD Dr. Moewardi.

4. Menganalisis hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi untuk

sembuh pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang one

day care RSUD Dr. Moewardi.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan

penelitian lebih lanjut tentang sejauh mana dukungan keluarga

hubungannya dengan motivasi pasien untuk sembuh pada pasien

Kanker yang menjalani kemoterapi.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

2. Bagi peneliti

Memberikan bukti-bukti empiris tentang dukungan keluarga

hubungannya dengan motivasi untuk sembuh pada pasien Kanker yang

menjalani kemoterapi di rumah sakit.

3. Bagi peneliti berikutnya

Peneliti berikutnya dapat menggunakannya sebagai acuan untuk

pendokumentasian apabila akan mengadakan penelitian mengenai

hubungan dukungan keluarga dengan motivasi pasien untuk sembuh

pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di rumah sakit.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi rumah sakit

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi pada

rumah sakit dalam hal dukungan keluarga untuk menjalani kemotherapi

pada pasien kanker agar tercipta suatu motivasi untuk sembuh atas

penyakit yang dideritanya.

2. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama

dalam menangani pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan

melibatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan motivasi sembuh.

3. Bagi pasien

Memperoleh dukungan keluarga dan pelayanan kesehatan yang

holistik agar memperoleh motivasi yang kuat untuk sembuh

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Kanker

2.1.1.1. Pengertian kanker

Kanker adalah pertumbuhan sel yang abnormal tidak terkontrol dan

merusak jaringan normal Istilah kanker ini digunakan untuk

menggambarkan kelompok lebih dari seratus jenis penyakit yang berbeda.

Karena ada jenis kanker yang berbeda, namun semua itu mempunyai cirri-

ciri yang umum yaitu sel tumbuh dan berkembang dengan tidak beraturan.

Ketika sel menjadi bersifat kanker, sel akan kehilangan kemampuannya untuk

mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya tanpa mengikuti

kebutuhan hidup (Smeltzer & Bare. 2010), sehingga terbentuk tumor yang

terpisah dari bagian tubuh yang normal. Tumor ini dapat menimbulkan

kelainan bentuk dan gangguan fungsi organ yang ditumbuhinya.

2.1.1.2. Etiologi kanker

1. Penyebab nyata dari kanker

Kanker disebabkan adanya gen abnormal, yang terjadi karena ada

kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi sel.

Adanya gen abnormal ini menimbulkan salah atur, lebih atau kurang

aturan. Kanker dapat disebabkan oleh :

1) Kelainan konginetal

Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan kanker

payudara akan mempunyai resiko lebuh besar terkena kanker

7

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

payudara dibanding dengan seseorang yang tidak mempunyai

faktor resiko (Erikson, 2004).

2) Karsinogen

Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai karsinogen, seperti

yang terdapat dalam tir atau jelaga, asap rokok, sinar ionisasi

(misalnya sinar X atau sinar rongent dan sinar ultraviolet) dan

virus.

3) Hormon

Hormon yang menimbulkan kanker hanya pada beberapa organ

saja, yaitu organ yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon,

seperti payudara, uterus dan prostat.

4) Lingkungan hidup

Lingkungan hidup mencakup semua keadaan didaerah tempat

hidup kita baik alamiah maupun biologi, seperti :

a) Pekerjaan

Kontak dengan karsinogen karena pekerjaan umumnya karena

radiasi ionisasi atau karena karsinogen kimia yang terdapat

dalam tempat pekerjaan.

b) Tempat tinggal

Dalam lingkungan tempat tinggal terdapat banyak karsinogen

atau kadar karsinogennya tinggi dalam tanah, air, atu udara.

Misalnya hidup didaerah yang banyak mengandung radium,

arsen, nikel, chrom dan asbes.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

c) Gaya hidup

Gaya hidup mempengaruhi terjadinya kanker, karena gaya

hidup itu meliputi nutrisi (alkohol, makanan asin, diasap,

dipanggang dan pengawet makanan), minuman keras, merokok,

menginang, terik sinar matahari, kawin muda (memudahkan

timbulnya kanker servik, dan sirkumsisi yang mengurangi

kemungkinan mendapat kanker penis.

2.1.1.3. Asuhan keperawatan kanker

Asuhan keperawatan kanker atau yang biasa disingkat Askep

kanker merupakan sebuah pedoman dalam memberikan perawatan bagi

pasien kanker. Askep kanker ini menjadi acuan perawat untuk

memberikan pelayanan bagi pasien kanker. Askep kanker sendiri banyak

jenisnya, bergantung pada jenis kanker yang terjadi.Kanker payudara,

maka digunakan askep kanker payudara.Kanker kulit, maka digunakan

askep kanker kulit (Erikson, 2004).

Banyaknya askep kanker tersebut sesuai dengan jenis penyakit

kankernya sehingga diharapkan tiap pasien yang menderita suatu penyakit

kanker dapat diberikan pelayanan yang optimal. Penyakit kanker

dibedakan berdasarkan jaringan asalnya.Jaringan mesodermal yang terdiri

dari jaringan ikat, tulang, kartilage, lemak, otot sampai pembuluh darah

disebut sarcoma. Sedangkan osteosarcoma merujuk pada kanker tulang,

dan carcinoma merupakan kanker yang berada di jaringan epitel seperti

membran mukosa dan kelenjar seperti kanker payudara, kanker ovarium,

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

dan kanker paru, lalu myeloma merujuk pada kanker sumsum tulang

sedangkan blastoma untuk kanker darah (hemopoietik).

Terdapat istilah metastatis dalam kanker, yang dimaksud

metastatis adalah kemampuan sel kanker untuk berpindah dari satu tempat

ke tempat lain. Kemampuan berpindah ini yang membuat kanker amat

berbahaya sebab membuat kanker menyebar dan menyerang beberapa

organ sekaligus. Perpindahan sel kanker dari satu tempat ke tempat lain

tersebut dapat melalui pembuluh darah, pembuluh limfa, jaringan

menempel, dan rongga dalam tubuh.

Mengenai pengobatan kanker, dalam kanker dijelaskan bahwa ada

tiga penanganan utama pada penderita kanker, yaitu melalui pembedahan,

radioterapi, dan kemoterapi. Pembedahan kanker dilakukan jika kondisi

tumor masih kecil. Pembedahan juga tidak berjalan sendiri, namun

biasanya dibarengi dengan radioterapi dan kemoterapi. Pada radioterapi

digunakan sinar laser (X-ray) untuk membunuh sel kanker dan dilakukan

hanya pada bagian yang terkena kanker. Hal ini dimaksudkan agar tidak

membuat kerusakan di jaringan lainnya sedangkan kemoterapi dilakukan

untuk menghancurkan sel kanker yang masih tersisa di dalam tubuh.

Perawat memiliki peran yang sangat penting agar proses

penyembuhan pasien bisa berlangsung lancar. Perawat berperan dengan

melakukan pengkajian,menentukan diagnosa keperawatan dan intervensi

keperawatan. Perawat juga mencari tahu kebutuhan psiko-sosial dan

spiritual pasien..Peran-peran perawat yang sangat penting tersebut

dijelaskan dalam askep kanker secara mendetail.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Hubungannya dengan dukungan keluarga diagnosa keperawatan

yang sering muncul adalah gangguan konsep diri.Keluarga mempunyai

peranan yang sangat penting untuk dilibatkan dalam pemberian asuhan

keperawatan.Mendorong pasien untuk mengungkapkan masalah dan

mencari solusi pemecahannya,mendorong pasien untuk lebih bersemangat

dalam menghadapi masalahnya.Dukungan keluarga adalah salah satu

aspek penting dalam pemberian asuhan keperawatan..

2.1.1.4. Pengelolaan kanker

Pengelolaan kanker yang umum digunakan selama ini adalah

dengan kemoterapi. Kemotherapi merupakan bagian dari terapi

multimodel tumor ganas disamping operasi, terapi penyinaran (radioterapi,

dan terapi hormonal (Lewis, 2008).

a. Tujuan pemberian kemoterapi

Menurut Smeltzer, dan Bare (2010) tujuan pemberian

kemotherapi adalah sebagai berikut :

1) Mencapai kesembuhan

2) Memperpanjang masa bebas penyakit

3) Memperpanjang lama hidup

4) Memperbaiki kualitas hidup

Bedasarkan tujuan pemberian kemoterapi tersebut, maka

harapan dari pemberian kemoterapi adalah untuk mencapai

kesembuhan, memperpanjang masa bebas penyakit, memperpanjang

hidup yang lebih lama, dan memperbaiki kualitas hidup.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

b. Indikasi kemoterapi

Menurut Smeltzer, dan Bare (2010) kemoterapi dapat diberikan

sebaga adjuvant, neoadjuvant tetapi secara umum kemoterapi diberikan

bila ukuran tumor besar (T2 dan T3), ada metastase.

c. Efek samping kemoterapi

Menurut Smeltzer, dan Bare (2010) efek samping kemoterapi

adalah reaksi allergi, ekstravasasi obat, mual, muntah, dehidrasi,

stomatitis, anemi, leukopeni, dan trombosipeni.

d. Dampak kemoterapi dan imunoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang dimaksudkan

untuk menghambat pembelahan sel kanker sehingga pertumbuhannya

dihambat dan akhirnya dibinasakan. Meskipun demikian, hal ini juga

akan berakibat pada sel-sel normal yang sedang mengalami

pembelahan, seperti pada sumsum tulang yang memproduksi sel-sel

darah dan sel-sel dinding saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai

anus. Oleh karena itu, obat ini akan memberikan efek samping berupa

kurang darah dan berbagai gangguan saluran pencernaan.

Efek samping yang paling berbahaya adalah depresi sumsum

tulang yang menyebabkan leukopenia (menurunnya jumlah leukosit

atau darah putih), trombositopenia (kadar trombosit darah kurang), dan

anemia (kekurangan butir darah merah). Leukopenia menyebabkan

penderita mudah terkena infeksi karena fungsi pertahanannya

terganggu. Trombositopenia mengakibatkan mudah terjadi perdarahan

dan anemia berarti jaringan kekurangan oksigen.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Kemoterapi sangat berhubungan terhadap status gizi penderita.

Pada penderita yang telah mengalami kakheksia, responnya sangat

jelek. Obat ini dapat menghambat nafsu makan penderita melalui

kemoreseptor pada otak sehingga menimbulkan anoreksia. Kemoterapi

juga dapat bersifat racun bagi hati, menyebabkan gangguan

keseimbangan elektrolit, dan racun bagi ginjal.

Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang merangsang

kekebalan tubuh penderita sehingga dengan sistem pertahanannya

sendiri tubuh dapat membunuh sel tumor. Obat tersebut dapat

menimbulkan efek samping, seperti menimbulkan anoreksia, mual,

muntah dan diare. Timbulnya demam sering dijumpai pada penderita

sebagai reaksi pemberian obat ini, yang berarti meningkatkan

metabolisme basal dan terbuangnya energi. Oleh karena itu, pemberian

obat jenis ini harus disertai pengaturan diet yang benar sehingga

asupan makanan dapat ditingkatkan dan status gizi dapat

dipertahankan.

2.1.2. Dukungan Keluarga

2.1.2.1. Pengertian

Keluarga adalah sekumpulan dua individu atau lebih yang terikat

oleh hubungan darah, perkawinan maupun adopsi yang tinggal dalam satu

rumah, jika tempat tinggal terpisah tetap saling memperhatikan saling

memperhatikan (Muhlisin, 2012)

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian dukungan

terhadap anggota keluarga lain yang mengalami permasalahan, yaitu

memberikan dukungan pemeliharaan, emosional untuk mencapai

kesejahteraan anggota keluarga dan memenuhi kebutuhan psikososial

(Potter, 2009). Dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu

berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan

meningkatkan kesehatan dan adaptasi dalam kehidupan (Friedman, 2008).

2.1.2.2. Jenis dukungan keluarga

Menurut Sarafino (2006), menjelaskan bahwa dukungan keluarga

memiliki 4 jenis antara lain :

1. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai kolektor informasi tentang dunia yang

dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah.

2. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi masalah serta sebagai sumber validator

identitas anggota keluarga, diantaranya : memberikan support,

pengakuan, penghargaan dan perhatian.

3. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya : bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti

materi, tenaga, dan sarana.

4. Dukungan emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

2.1.2.3. Faktor–faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Menurut Purnawan (2009), faktor yang mempengaruhi dukungan

keluarga yaitu :

2. Faktor internal

a. Tahap perkembangan

Dukungan dapat ditentukan dengan pertumbuhan dan perkem-

bangan faktor usia, dengan demikian setiap rentang usia memiliki

pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang

berbeda–beda.

b. Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman masa

lalu akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk keyakinan

adanya penting dukungan keluarga.

c. Faktor emosi

Emosi mempengaruhi setiap individu dalam memberikan respon

dukungan. Respons saat stres cenderung melakukan hal yang

mengkhawatirkan dan merugikan, tetapi saat respons emosionalnya

kecil akan lebih tenang dalam menanggapi.

d. Aspek Spiritual

Aspek ini mencakup nilai dan keyakinan seseorang dalam

menjalani hubungan dengan keluarga, teman dan kemampuan

mencari arti hidup.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

3. Faktor eksternal

a. Menerapkan fungsi keluarga

Sejauh mana keluarga mempengaruhi pada anggota keluarga lain

saat mengalami masalah kesehatan serta membantu dalam

memenuhi kebutuhan.

b. Faktor sosial ekonomi

Setiap individu membutuhkan dukungan terhadap kelompok sosial

untuk mempengaruhi keyakinan akan kesehatannya dan cara

pelaksanaanya. Biasanya individu dengan ekonomi diatas rata –

rata akan lebih cepat tanggap terhadap masalah kesehatan yang

sedang dihadapi.

c. Latar belakang budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi nilai, keyakinan dan

kebiasaan indvidu dalam memberikan dukungan dan cara

mengatasi masalah kesehatan.

2.1.2.4. Dampak penyakit pada peran keluarga

Ada beberapa jenis peran dalam keluarga sebagai pencari nafkah,

pembuat keputusan, anak, saudara kandung dan orang tua. Saat terjadi

sakit, orang tua dan anak beradaptasi terhadap perubahan akibat seseorang

anggota keluarga sedang sakit. Pembalikan peran sering ditemui, jika

orang tua jatuh sakit dan tidak dapat menjalankan aktivitas hariannya, anak

akan mengambil alih tanggung jawab orangtuanya. Pembalikan peran ini

dapat menimbulkan stress, tanggung jawab yang berat dan mengambil

keputusan sering menimbulkan konflik. Individu dan keluarganya sering

Page 29: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

membutuhkan konseling dan bimbingan untuk membantu menghadapi

perubahan peran (Potter, 2009).

Pengukuran dukungan keluarga dalam penelitian menggunakan

pengukuran yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi (2010), yaitu :

1. Baik : 76 % - 100% dari skor total

2. Cukup : 56 % - 75 % dari skor total

3. Kurang : < 56 % dari total skor.

2.1.3. Motivasi

2.1.3.1. Pengertian motivasi

Motivasi berasal dari kata motif (motive), yang berarti rangsangan,

dorongan dan ataupun pembangkit tenaga, yang dimiliki seseorang

sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu. Motif

merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak alasan-

alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan

manusia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada dasarnya

mempunyai motif termasuk tingkah laku secara reflek dan yang

berlangsung secara otomatis mempunyai maksud tertentu, walaupun

maksud itu tidak senantiasa disadari manusia (Russel, 2005).

Motivasi juga merupakan upaya untuk menimbulkan rangsangan

atau dorongan tenaga tertentu pada seseorang agar mau berbuat dan

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi atau upaya

untuk memenuhi kebutuhan pada seseorang dapat dipakai sebagai alat

Page 30: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

untuk menggairahkan seseorang untuk giat melakukan kewajibannya tanpa

harus diperintah atau diawasi (Singgih, 2007).

Motivasi sering disebut sebagai penggerak perilaku (the energizer of

behavior) Motivasi adalah penentu (determinan) perilaku, dengan kata lain

motivasi adalah konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku. Konstruk

teoritis ini meliputi aspek-aspek pengaturan (regulasi). Pengarahan

(direksi), serta tujuan (insentif global ) dari perilaku (Usman, 2005).

2.1.3.2. Motivasi dalam perilaku

Menurut Usman (2005), ciri motivasi dalam perilaku :

1. Penggerak perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan

yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang suatu perilaku

tertentu saja tetapi menstimulasi berbagai kecenderungan berperilaku

yang memungkinkan tanggapan yang berbeda-beda.

2. Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang bervariasi

dengan kekuatan determinan. Rangsang yang lemah mungkin

menimbulkan reaksi yang hebat atau sebaliknya.

3. Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.

4. Penguatan positif (positive reinforcement), menyebabkan suatu perilaku

tertentu cenderung diulangi.

5. Kekuatan perilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat

tidak baik.

Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis,

psikologis, maupun yang berasal dari lingkungan. Determinan ini akan

menstimulasi timbulnya suatu keadaan (bio) psikologis tertentu yang

Page 31: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

dalam tubuh disebut kebutuhan. Kebutuhan menciptakan suatu keadaan

ketengangan (tension), hal ini mendorong perilaku untuk memenuhi

kebutuhan tersebut (perilaku instrumental). Bila kebutuhan sudah

dipenuhi, maka ketegangan akan melemah, sampai timbulnya ketegangan

lagi karena munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut daur motivasi.

Bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak ada lagi maka

daur tidak terjadi (Daniellle Gales & Carrette, 2006).

2.1.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Beberapa teori dan definisi tentang motivasi maka dapat dipahami

bahwa bila pada individu terdapat bermacam-macam motif yang

mendorong dan menggerakkan manusia untuk melakukan kegitan-kegiatan

dalam mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka

mempertahankan eksistensinya (Hidayat, 2006). Motivasi dipengaruhi

oleh :

1. Energi

Merupakan sumber energi yang mendorong tingkah laku, sehingga

seseorang mempunyai kekuatan untuk mampu melakukan suatu

tindakan tertentu.

2. Belajar

Dinyatakan bahwa ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam

tingkah laku. Semakin banyak seseorang mempelajari sesuatu maka ia

akan lebih termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang pernah

dipelajarinya.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

3. Interaksi sosial

Dinyatakan bahwa interaksi sosial dengan individu lain akan

mempengaruhi motivasi bertindak. Semakin sering seseorang

berinteraksi dengan orang lain akan semakin mempengaruhi motivasi

seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.

4. Proses kognitif

Yaitu informasi yang masuk pada seseorang diserap kemudian diproses

dan pengetahuan tersebut untuk kemudian mempengaruhi tingkah laku.

Menurut Sumidjo (2006), bahwa motivasi dapat diklasifikasikan

menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Faktor internal

Segala sesuatu dari dalam individu seperti kepribadian, sikap,

pengalaman, pendidikan dan cita-cita

a. Sifat kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang terhimpun

dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri

terhadap rangsangan dari dalam diri maupun lingkungan, sehingga

corak dan cara kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional

yang khas pada manusia itu, sehingga orang yang berkepribadian

pemalu akan mempunyai motivasi berbeda dengan orang yang

memiliki kepribadian keras.

b. Intelegensi atau pengetahuan merupakan seluruh kemampuan

individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif,

sehingga orang yang mempunyai intelegensi tinggi akan mudah

menyerap informasi, saran, dan nasihat.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

c. Sikap merupakan perasaan mendukung atau tidak mendukung pada

suatu objek, dimana seseorang akan melakukan kegiatan jika

sikapnya mendukung terhadap obyek tersebut, sebaliknya seseorang

tidak melakukan kegiatan jika sikapnya tidak mendukung. Cita-cita

merupakan sesuatu yang ingin dicapai dengan adanya cita–cita maka

seseorang akan termotivasi mencapai tujuan.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal meliputi lingkungan, pendidikan, agama, sosial,

ekonomi, kebudayaan, orang tua, dan saudara.

a. Pengaruh lingkungan baik fisik, biologis, maupun lingkungan sosial

yang ada sekitarnya dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang

sehingga dorongan dan pengaruh lingkungan akan dapat

meningkatkan motivasi individu untuk melakukan sesuatu.

b. Pendidikan merupakan proses kegiatan pada dasarnya melibatkan

tingkah laku individu maupun kelompok. Inti kegiatan pendidikan

adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar

adalah terbentuknya seperangkat tingkah laku, kegiatan dan aktivitas.

Dengan belajar baik secara formal maupun informal, manusia akan

mempunyai pengetahuan, dengan pengetahuan yang diperoleh

seseorang akan mengetahui manfaat dari saran atau nasihat sehingga

akan termotivasi dalam usaha meningkatkan status kesehatan.

c. Agama merupakan keyakinan hidup seseorang sesuai dengan norma

atau ajaran agamanya. Agama akan menjadikan individu bertingkah

laku sesuai norma dan nilai yang diajarkan, sehingga seseorang akan

termotivasi untuk mentaati saran, atau anjuran petugas kesehatan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

karena mereka berkeyakinan bahwa hal itu baik dan sesuai dengan

norma yang diyakininya.

d. Sosial ekonomi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi keluarga mampu

mencukupi dan menyediakan fasilitas serta kebutuhan untuk

keluarganya. Sehingga seseorang dengan tingkat sosial ekonomi

tinggi akan mempunyai motivasi yang berbeda dengan tingkat sosial

ekonomi rendah.

e. Kebudayaan merupakan keseluruhan kegiatan dan karya manusia

yang harus dibiasakan dengan belajar. Orang dengan kebudayaan

Sunda yang terkenal dengan kehalusannya akan berbeda dengan

kebudayaan Batak, sehingga motivasi dari budaya yang berbeda akan

berbeda pula.

f. Orang Tua yang dianggap sudah pengalaman dalam banyak hal,

sehingga apapun nasihat atau saran dari orang tua akan dilaksanakan.

g. Saudara, dimana saudara merupakan orang terdekat yang akan secara

langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada motivasi

untuk berperilaku.

Pengukuran motivasi untuk sembuh dalam penelitian

menggunakan pengukuran yang dikemukakan oleh Wawan dan Dewi

(2010), yaitu :

1. Baik : 76 % - 100% dari skor total

2. Cukup : 56 % - 75 % dari skor total

3. Kurang : < 56 % dari total skor.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

2.2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum pernah ditemukan pada

penelitian yang sama, namun ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan acuan, diantaranya:

1. Sari, dkk (2012), dengan judul “Hubungan dukungan keluarga terhadap

motivasi pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di ruang

Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jenis penelitian ini

adalah kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi, menggunakan

pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 37

responden dengan teknik Consecutive Sampling. Alat ukur yang digunakan

adalah kuesioner. Analisis yang diggunakan adalah analisis univariat dan

bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan p value = 0,008

(p value < 0,05) dengan OR=9,000 (95% CI = 1,958-41,364), artinya H0

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam

menjalani kemoterapi.

2. Saragih (2012), yang meneliti tentang Peranan dukungan keluarga dan

koping dengan penyakit kanker terhadap pengobatan kemoterapi.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang

didapat dari kuesioner yang dilakukan kepada keluarga dan pasien-pasien

yang menjalani pengobatan kemoterapi. Dimana populasinya adalah 103

orang dan sampel yang digunakan adalah 25% dari 103 orang yaitu 25

orang yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi. Dari penelitian

diketahui bahwa dukungan keluarga pada penderita yang mengalami

kemoterapi berdasarkan emosional adalah baik. Berdasarkan finansial

Page 36: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

dukungan keluarga pada penderita yang mengalami kemoterapi adalah

baik. Berdasarkan spiritual dukungan keluarga pada penderita yang

mengalami kemoterapi adalah baik. Berdasarkan Supresi koping pasien

pada penderita yang mengalami kemoterapi adalah kurang baik.

Berdasarkan cara mengalihkan rasa sakit koping pasien yang sedang

menjalani kemoterapi adalah kurang baik Dari hasil peraelitian ini dapat

disimpulkan bahwa pentingnya dukungan dari keadaan (emosional, final-

siel, spiritual) serta koping pasien (supresi dan mengalihkan) untuk

meningkatkan dukungan keluarga. Perawat berfungsi sebagai memberikan

penyuluhan khususnya tentang dukungan keluarga dan koping pasien

terhadap pengobatan kemoterapi.

Berdasarkan hasil beberapa penelitian terdahulu tersebut,

perbedaan yang ada pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini,

dimana pada penelitian terdahulu yang diteliti adalah pasien kanker

payudara dan kanker serviks namun pada penelitian saat ini pada pasien

Kanker, di samping itu perbedaan yang lain adalah pada penelitian

terdahulu menggunakan variabel perilaku dan tindakan pengobatan

sementara pada penelitian saat ini tidak menggunakan variabel perilaku

dan tindakan pengobatan. Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan

penelitian saat ini adalah penggunakan variabel dukungan keluarga sebagai

variabel independen serta jenis dan rancangan penelitian yang digunakan.

Oleh karena itu diharapkan hasil penelitian ini dapat menyempurnakan

hasil penelitian terdahulu sehingga dapat digunakan sebagai acuan

Page 37: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

terhadap hubungan dukungan keluarga dengan motivasi untuk sembuh

pada pasien Kanker yang menjalani perawatan di rumah sakit.

2.3. Kerangka Teori

Secara skematis kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber: Notoatmodjo (2010), Safarino (2006), dan Sunaryo (2004).

Keterangan :

: Yang tidak diteliti

: Yang diteliti.

Faktor – faktor yang

mempengaruhi dukungan

keluarga

Faktor Internal :

- Tahap Perkembangan

- Pendidikan atau tingkat

Pengetahuan

- Faktor Emosi

- Faktor Spiritual

Faktor Eksternal

- Menerapkan Fungsi

Keluarga

- Faktor Sosial Ekonomi

- Latar Belakang Budaya

Dukungan Keluarga

Motivasi untuk Sembuh

pada Pasien Kanker

Pasien

Kanker

Faktor yang mempenga-ruhi

motivasi pasien:

1. Faktor Interna;

a. Kepribadian

b. Intelegensi

c. Sikap

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan

b. Pendidikan

c. Agama

d. Sosial ekonomi

e. Kebudayaan

f. Orang tua/Saudara

Page 38: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

2.4. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori di atas maka dapat digambarkan kerangka

konsep penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi untuk

sembuh pada pasien Kanker yang menjalani kemoterapi di ruang one

day care RSUD Dr. Moewardi.

Ha : Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi untuk

sembuh pada pasien Kanker yang menjalani kemoterapi di ruang one

day care RSUD Dr. Moewardi.

Dukungan keluarga

Motivasi pasien untuk sembuh

Page 39: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif

korelational, dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu dengan

melakukan pengukuran sesaat untuk mengetahui hubungan antara dukungan

keluarga terhadap motivasi untuk sembuh pada pasien Kanker di One Day

Care RSUD Dr. Moewardi. Faktor risiko serta efek tersebut diukur menurut

keadaan atau status pada waktu observasi, jadi tidak ada tindak lanjut (Setiadi,

2007).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Penelitian ini rencananya dilaksanakan di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi”.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian rencananya dilaksanakan pada bulan Mei s/d Juni 2015.

3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Kanker

yang yang sedang menjalani kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD

27

Page 40: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Dr. Moewardi berjumlah 350 orang, hal ini didasarkan hasil data yang

dilakukan penulis di Ruang One day Care RSUD Dr. Moewardi pada

bulan Agustus 2014 yaitu terdapat 350 pasien kanker.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dapat digunakan

sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2008). Sampel

adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2006). Sampel pada penelitian ini di ambil dari pasien

kanker yang menjalani perawatan di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi dengan tehnik accidental sampling. Dengan kriteria inklusi

adalah semua pasien yang menjalani kemoterapi di ruang One Day Care

RSUD Dr. Moewardi dan kriteria ekslusi, semua pasien yang menjalani

kemoterapi di ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi tetapi tidak

memiliki keluarga ataupun yang tidak mau dijadikan responden penelitian.

Besarnya sampel dalam penelitian ini harus representatif bagi

populasi, oleh karena jumlah populasi kurang dari 10.000 maka penentuan

besarnya sampel menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2010) yaitu :

n = )(1 2dN

N

+

Keterangan:

n = Besarnya sampel

N = Besarnya populasi

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang digunakan yaitu sebesar

10% atau 0.1

Page 41: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Adapun penerapan rumus yang ada adalah :

n = )1.0(3501

3502+

n = 5,4

350

n = 77,7778, sehingga dibulatkan menjadi 78 pasien.

3.4 Variavel, Definisi Operasional Variabel, dan Skala Pengukuran

3.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan berubahnya nilai dari

variabel terikat dan merupakan variabel bebas, dalam penelitian ini adalah

dukungan keluarga.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan berubah karena

pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam hal ini adalah

motivasi untuk sembuh pada pasien Kanker yang menjalani kemotherapi

di rumah sakit.

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel,

sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi,

2007). Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan

ukuran dalam penelitian, sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana

Page 42: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Definisi operasional

dalam penelitian ini dapat dikemukakan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1. Definisi Operasional Dukungan Keluarga dan Motivasi untuk

sembuh pada pasien Kanker yang menjalani kemoterapi.

No Variabel Definisi Operasional Kategori Skala Alat Ukur

1 Dukungan

Keluarga

Dukungan yang

diberikan keluarga

terhadap pasien

Kanker dalam bentuk

informasi tentang

Kanker serta

menyediakan sarana

prasarana dalam

mendampingi saat

menjalankan

kemoterapi, sehingga

penderita Kanker

merasa aman nyaman

yang berpengaruh

pada emosi.

1. Baik

(66-88)

2. Cukup

(49-65)

3. Kurang

(<49).

Ordinal Kuesioner

2 Motivasi

untuk sembuh

Hasrat dan semangat

dalam menjalani ke-

motherapi merupakan

kegiatan pasien

Kanker untuk

mengikuti

kemotherapi sesuai

jadwal yang telah

ditentukan agar cepat

sembuh.

1. Baik

(54-72)

2. Cukup taat

(40-53)

3. Kurang

(<40).

Ordinal Lembar

Kuesioner

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan

yang tertutup karena jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal

memilih tidak perlu menjawab dengan kalimatnya sendiri. Kuesioner ini

diberikan dalam bentuk pertanyaan berupa formulir soal–soal secara tertulis

kepada responden untuk memperoleh informasi (Arikunto, 2010).

Page 43: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

3.5.1 Kuesioner dukungan keluarga.

Alat ukur dukungan keluarga penderita kanker berupa kuesioner

dengan skala Likert (Sugiyono, 2009). Bentuk kuesioner ini ada empat

alternatif jawaban yaitu selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang–

kadang diberi skor 2, dan tidak pernah diberi skor 1. Ada dua tipe

pertanyaan yaitu favourable (bersifat positif) dan unfavorable (bersifat

negatif). Hasil ukur dari kuesioner ini menggunakan skala ordinal dengan

kategori baik dengan nilai ≥66, cukup dengan nilai 44-65, kurang dengan

nilai ≤44 (Budiman, 2013).

Tabel 3.2. Indikator instrument dukungan keluarga

No Sub Variabel Favourable Unfavorable

1

2

3

4

Dukungan Informasional

Dukungan Penilaian

Dukungan Instrumental

Dukungan Emosional

1,3,5

9,11

15, 17

19,21,23

2,4,6

8,10,12

14,16,18

20,22,24

Total 10 12

3.5.2 Lembar kuesioner motivasi untuk sembuh pada pasien dalam menjalani

kemoterapi

Lembar kuesioner ini mengarah pada motivasi pasien untuk

sembuh ketaatan pasien kanker dalam menjalani kemotherapi di ruang one

day care RSUD Dr. Moewardi”, dalam mengungkapkan motivasi pasien

untuk sembuh setelah mengikuti kemotherapi tersebut digunakan lembar

kuesioner dengan skala Likert. Bentuk kuesioner ini ada empat alternatif

jawaban dengan jenis pernyataan favourable (bersifat positif) yaitu bila

Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju

Page 44: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

(TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Jenis

pernyataan unfavourable (bersifat negatif) yaitu bila Sangat Setuju (SS)

diberi skor 1, Setuju (S) diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Hasil ukur dari kuesioner ini

menggunakan skala ordinal dengan kategori baik dengan nilai ≥ 54, cukup

dengan nilai 36-53, kurang dengan nilai ≤36 (Budiman, 2013). Adapun

kisi-kisi dalam pembuatan kuesioner untuk variabel motivasi untuk

sembuh dapat dilihat pada tabel 3.3. berikut

Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen variabel motivasi untuk sembuh

No Indikator Nomor Item

Jumlah Favourable Unfavourable

1. Faktor internal 3,,6,11,57,

12,17,18

9,16

2. Faktor eksternal 1,4,19,

8,20

10,13

14

Jumlah 14 6 20

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen telah dilakukan pada tanggal 27

April s.d 5 Mei 2015 kepada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di

Ruang One Day Care Cendana RSUD Dr. Moewardi. Adapun uji ini

dilakukan pada variabel dukungan keluarga dan motivasi pasien untuk

sembuh.

3.6.1 Uji validitas

Uji Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen

untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran

yang dilakukan dengan instrumen tersebut (Suharsimi, 2010). Suatu

Page 45: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa

saja yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tiap item digunakan

rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan

rumus korelasi Product Moment karena datanya berbentuk numerik, yaitu

sebagai berikut:

( )( )(( ){ } ( ){ }å åå å

å åå--

-=

2222 YYNxXN

YXXYNrXY

Keterangan:

rXY = koefesien korelasi antara skor item dengan total item

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total

N = jumlah responden (Suharsimi, 2006).

Kriteria pengukuran yaitu dengan membandingkan antara r hitung

denga r tabel. Pengukuran dinyatakan valid jika rhitung > rtable pada taraf

signifikansi 0,05%. Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan

dengan Program SPSS for Windows versi 17.00 (Singgih, 2006).

Perhitungan uji validitas instrumen menggunakan bantuan Program SPSS

for Windows versi 17.00 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa nilai validitas

untuk variabel dukungan keluarga nilai validitas terendah sebesar

0,139 dengan nilai r-value sebesar 0,465 dan nilai validitas tertinggi

sebesar 0,713 dengan nilai r-value sebesar 0,000. Oleh karena nilai

rhitung > rtabel (0,361) pada N = 30, dengan nilai r-value 0,000 yang

nilainya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa instrumen

Page 46: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

tentang dukungan keluarga yang disebarkan tergolong valid, sehingga

diketahui yang valid sebanyak 22 item (item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8,

9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24) dan

instrumen yang tidak valid item nomor 7, 13, dan 25, sehingga item

yang valid digunakan untuk penelitian sedangkan nomor item yang

tidak valid tidak digunakan untuk penelitian (hasil terlampir).

b. Motivasi untuk Sembuh

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa nilai validitas

untuk variabel motivasi sembuh nilai validitas terendah sebesar 0,101

dengan nilai r-value sebesar 0,595 dan nilai validitas tertinggi sebesar

0,730 dengan nilai r-value sebesar 0,000. Oleh karena nilai rhitung >

rtabel (0,361) pada N = 30, dengan nilai r-value 0,000 yang nilainya

lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa instrumen tentang

motivasi untuk sembuh yang disebarkan tergolong valid, sehingga

diketahui yang valid sebanyak 18 item (item nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, dan 20) dan instrumen yang tidak

valid item nomor 2 dan 15, sehingga item yang valid digunakan untuk

penelitian sedangkan nomor item yang tidak valid tidak digunakan

untuk penelitian (hasil terlampir).

3.6.2 Uji Reliabilitas

Pengukuran uji reliabilitas kuesioner dukungan keluarga dan

motivasi untuk sembuh pada Kanker yang menjalani kemoterapi di Ruang

ODC Cendana RSUD Dr. Moewardi dengan menggunakan rumus alpha

cronbach yaitu: (Suharsimi, 2010)

Page 47: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

úû

ùêë

éå

-=

2

2

)!(t

ii

S

S

K

Kr

Keterangan:

ir = koefisien reliabilitas

K = jumlah item pernyataan

å 2

iS = mean kuadrat kesalahan

2

tS = varian total

Menurut Sugiyono (2006) dikatakan reliabel apabila angka alpha

cronbach lebih besar dari 0,60.

Hasil uji reliabilitas untuk variabel dukungan keluarga diketahui

sebesar 0,873 dan untuk varabel motivasi untuk sembuh sebesar 0,793. Hal

ini berarti semua instrumen yang disebarkan reliabel karena nilai

reliabilitasnya lebih besar dari 0,60 (hasil terlampir).

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu

diolah dulu. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu

proses dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian lembar

kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di tempat

pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat segera di

lengkapi.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

b. Coding

Yang dimaksud coding adalah usaha mengklasifikasi jawaban-

jawaban/hasil-hasil yang ada menurut macamnya. Klasifikasi

dilakukan dengan jalan manandai masing-masing jawaban dengan

kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja

guna mempermudah membacanya. Hal ini penting untuk dilakukan

karena alat yang digunakan untuk analisa data dalam komputer

melalui program komputer yang memerlukan suatu kode tertentu.

Adapun kode yang dimaksud adalah :

1) Dukungan keluarga

(a) Dukungan rendah, kode 1

(b) Dukungan sedang, kode 2

(c) Dukungan tinggi, kode 3

2) Motivasi untuk sembuh

(a) Motivasi rendah, kode 1

(b) Motivasi sedang, kode 2

(c) Motivasi tinggi, kode 3

c. Scoring

Pemberian nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan yang

diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang

telah ditentukan.

d. Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel

sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai dengan

kuesioner

Page 49: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

2. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis:

a. Univariate yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian. Analisis univariat ini untuk melihat distribusi

frekuensi data: umur, pendidikan, jenis pekerjaan, berat badan, dan

tinggi badan, mendeskripsikan dukungan keluarga dan motivasi

untuk sembuh pada pasien kanker dalam menjalani kemotherapi.

b. Bivariate yaitu analisis yang digunakan untuk menerangkan keeratan

hubungan antara dua variabel yang diduga ada hubungan dukungan

keluarga dan motivasi untuk sembuh pada pasien kanker dalam

menjalani kemotherapi di Ruang One Day Care Cendana I RSUD

Dr. Moewardi”. Data yang telah didapat dianalisa dengan

menggunakan komputer.

Hasil pengukuran dari dua variabel yang diteliti dikumpulkan dan

diolah dalam bentuk tabel maupun paparan. Data dengan sampel besar

(³ 30) dengan kriteria data semua variabel berbentuk ordinal dilakukan uji

hipotesis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman (Suharsimi,

2006) untuk mencari hubungan antar variabel. Untuk menjawab hipotesa

yang telah dibuat, digunakan interprestasi nilai korelasi (r) Rank

Spearman.

Interpretasi :

a. Ho ditolak bila nilai rhoXY > rtab atau nilai r < 0.05, yang berarti ada

hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi untuk sembuh

pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di Ruang One Day

Care Cendana I RSUD Dr. Moewardi”.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

b. Ho diterima bila rhoXY < rtab atau nilai r > 0.05, yang berarti tidak ada

hubungan antara dukungan keluarga terhadap motivasi untuk sembuh

pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di Ruang One Day

Care RSUD Dr. Moewardi”.

Adapun kekuatan korelasi menurut Colton dalam Sugiyono (2010):

r = 0,00 - 0,25 --> tidak ada hubungan/hubungan lemah

r = 0,26 - 0,50 --> hubungan sedang

r = 0,51 - 0,75 --> hubungan kuat

r = 0,76 - 1,00 --> hubungan sangat kuat/sempurna

3.8 Pengumpulan Data dan Jalannya Penelitian

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data

penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Studi kepustakaan

Mengumpulkan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah

yang akan diteliti sebagai landasan teori.

b. Memilih tempat penelitian

Peneliti memilih tempat di ruang one day care RSUD Dr. Moewardi

sebagai tempat penelitian kemudian melakukan pendekatan dengan

pimpinan bangsal, menyampaikan rencana penelitian serta meminta

saran berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

c. Studi pendahuluan

Setelah judul penelitian diajukan untuk mendasari permasalahan yang

akan diteliti maka peneliti mengadakan studi pendahuluan dengan

melakukan wawancara bersama dengan para pasien kanker di ruang

one day care RSUD Dr. Moewardi”

d. Penyusunan dan seminar proposal

Setelah proposal penelitian selesai disusun dan disetujui oleh

Pembimbing I dan Pembimbing II, peneliti mengadakan seminar

proposal penelitian.

e. Permohonan ijin penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin

penelitian ke pihak Direktur RSUD Dr. Moewardi dengan membawa

pengantar permohonan ijin penelitian dari STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan penelitian

Data diambil pada bulan Mei s/d Juni 2015,dengan memggunakan

instrumen kuesioner yang telah melalui uji validitas kepada responden.

Pengamatan ditujukan pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi

di Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi.

b. Melakukan pengolahan data

Setelah data jawaban kuesioner terkumpul kemudian dilakukan

pengolahan data dengan menggunakan Progran SPSS for Windows

versi 17.00.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

3. Tahap Pelaporan

Data yang telah selesai dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk tabel

dan narasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Membuat tabel sesuai dengan kelompok data yang ada.

b. Mendeskripsikan data secara kuantitatif dari data yang ada.

c. Menginterpretasikan data-data tersebut dengan teori-teori dari

penelusuran kepustakaan yang ada.

3.9 Etika Penelitian

Peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari institusi tempat penelitian

yang dalam penelitian ini adalah di ruang one day care RSUD Dr. Moewardi”.

Kemudian setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan

memperhatikan etika penelitian sebagai berikut :

1. Informed concent (lembar persetujuan menjadi responden)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Inform concent).

Tujuannya adalah supaya responden mengetahui maksud dan tujuan

penelitian. Setelah objek bersedia, maka harus menanda tangani lembar

persetujuan menjadi responden, sebaliknya subjek yang tidak bersedia

menjadi responden penelitian, maka peneliti harus menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur, tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data berupa

angka sesuai dengan jumlah responden.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

3. Confidentaly (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan dan hasil penelitian baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tersebut yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini membahas tentang umur,

pendidikan, pekerjaan. Hal ini dapat dijelaskan dalam tabel 4.1. berikut.

Tabel 4.1 Pengelompokan responden berdasarkan karakteristik demografi

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)

Umur :

< 30 tahun 13 16,7

30 – 40 tahun 27 34,6

> 40 tahun 38 48,7

Pendidikan Akhir :

SD 20 25,6

SLTP 15 19,2

SLTA 34 43,6

PT 9 11,5

Pekerjaan :

PNS 10 12,8

Wiraswasta 13 16,7

Buruh/tani 31 39,7

IRT 24 30,8

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Berdasarkan distribusi umur responden, diketahui bahwa 13 orang

(16,7%) berumur kurang dari 30 tahun, 27 orang (34,6%) berumur antara 30 –

40 tahun, dan 38 orang (48,7%) berumur lebih dari 40 tahun. Sehingga dapat

diketahui bahwa responden sebagian besar mempunyai umur lebih dari 40

tahun yaitu sebesar 38 orang (46,7%).

42

Page 55: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Pendidikan akhir responden diketahui bahwa dari 76 responden

diketahui terdapat 20 orang (25,6%) lulus SD, 15 orang (19,2%)

berpendidikan akhir SLTP, 34 orang (43,6%) berpendidikan akhir SLTA, dan

9 orang (11,5%), hal ini berarti mayoritas responden berpendidikan lulus

SLTA yaitu sebanyak 34 orang (43,6%).

Dilihat dari jenis pekerjaan responden diketahui bahwa yang

mempunyai pekerjaan PNS sebanyak 10 orang (12,6%), sebagai wiraswasta

sebanyak 13 orang (16,7), sebagai buruh/tani sebanyak 31 orang (39,7%), dan

sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 24 orang (30,8%), hal ini berarti

mayoritas responden mempunyai pekerjaan sebagai buruh/tani yaitu sebanyak

31 orang (39,7%).

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Dukungan Keluarga

Hasil distribusi frekuensi tentang dukungan keluarga disajikan dalam

tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi tentang Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

4

37

37

5,1

47,4

47,4

Jumlah 78 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Berdasarkan distribusi data tentang dukungan keluarga pada pasien

kanker yang menjalani kemoterapi sebagian besar mempunyai dukungan baik

dan juga cukup masing-masing sebanyak 37 orang (47,4%) dan yang

mempunyai dukungan kurang hanya sebanyak 4 orang (5,1%).

Page 56: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

4.2.2 Motivasi untuk Sembuh

Hasil distribusi frekuensi tentang motivasi untuk sembuh pada pasien

kanker yang menjalani kemoterapi disajikan dalam tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi tentang Motivasi untuk sembuh

Motivasi untuk sembuh Frekuensi Persentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

7

34

37

9,0

43,6

47,4

Jumlah 78 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Berdasarkan distribusi data tentang motivasi untuk sembuh pada pasien

kanker yang menjalani kemoterapi sebagian besar mempunyai motivasi baik

yaitu sebanyak 37 orang (47,4%), yang mempunyai motivasi cukup sebanyak

34 oirang (43,6%) dan yang hanya mempunyai motivasi kurang sebanyak 7

orang (9,0%) dari keseluruhan responden yang diteliti.

4.3 Analisis Bivariat

Penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman (t) untuk

mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi untuk sembuh

pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Berikut hasil analisis yang

telah diuji yang tersajikan dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Korelasi Rank Spearman (t)

Dukungan

Keluarga (X)

Motivasi untuk

Sembuh (Y)

Spearman's rho Dukungan

Keluarga (X)

Correlation

Coefficient 1.000 .403(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 78 78

Motivasi untuk

Sembuh (Y)

Correlation

Coefficient .403(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 78 78

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 57: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dengan menggunakan analisis korelasi

rank spearman (t) diketahui bahwa nilai korelasi hitung sebesar 0,403 dengan

nilai probabilitas 0,000 (p value < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,

artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

terhadap motivasi untuk sembuh pada pasien kanker yang menjalani

kemoterapi, artinya bahwa semakin baik dan meningkat dukungan keluarga

maka semakin baik dan meningkat motivasi untuk sembuh pada pasien kanker

yang menjalani kemoterapi tersebut, adapun kekuatan hubungan tergolong

hubungan sedang.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini akan membahas mengenai kriteria-kriteria yang telah

diamati dalam bab IV sebelumnya yang berupa kriteria berdasarkan karakteristik

responden (umur, pendidikan, pekerjaan dan lama dirawat), serta variabel

dukungan keluarga dan motivasi untuk sembuh pada pasien kanker yang

menjalani kemoterapi.

5.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian tentang karakteristik berdasarkan umur responden

diketahui bahwa dari 78 orang diketahui ada 13 orang (16,7%) berumur

kurang dari 30 tahun, 27 orang (34,6%) berumur antara 30 – 40 tahun, dan 38

orang (48,7%) berumur lebih dari 40 tahun, sehingga dapat diketahui bahwa

responden sebagian besar mempunyai umur lebih dari 40 tahun yaitu sebesar

38 orang (46,7%). Sesuai dengan teori Papalia (2008), bahwa batasan usia

dewasa awal yaitu 20-40 tahun, dewasa menengah yaitu 41-65 tahun, dan

dewasa akhir yaitu > 65 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa, sebagian besar kasus kanker terjadi pada wanita usia > 40 tahun keatas

dan dapat mempengaruhi motivasi mereka (Smeltzer & Bare, dalam Sari, dkk,

2012).

Hasil penelitian tentang karakteristik berdasarkan pendidikan

responden diketahui bahwa dari 78 orang diketahui ada 20 orang (25,6%)

lulus SD, 15 orang (19,2%) berpendidikan akhir SLTP, 34 orang (43,6%)

46

Page 59: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

berpendidikan akhir SLTA, dan 9 orang (11,5%), hal ini berarti mayoritas

responden berpendidikan lulus SLTA yaitu sebanyak 34 orang (43,6%).

Dimilikinya tingkat pendidikan yang cukup membuat responden akan

mempunyai motivasi yang baik terhadap sesuatu yang akan diinginkan seperti

ingin cepat sembuh dari penyakitnya. Menurut Sumidjo (2006), bahwa

pendidikan merupakan proses kegiatan pada dasarnya melibatkan tingkah laku

individu maupun kelompok. Inti kegiatan pendidikan adalah proses belajar

mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah terbentuknya seperangkat

tingkah laku, kegiatan dan aktivitas. Dengan belajar baik secara formal

maupun informal, manusia akan mempunyai pengetahuan, dengan

pengetahuan yang diperoleh seseorang akan mengetahui manfaat dari saran

atau nasihat sehingga akan termotivasi dalam usaha meningkatkan status

kesehatan.

Hasil penelitian tentang karakteristik berdasarkan pekerjaan responden

diketahui bahwa dari 78 orang diketahui yang mempunyai pekerjaan PNS

sebanyak 10 orang (12,6%), sebagai wiraswasta sebanyak 13 orang (16,7),

sebagai buruh/tani sebanyak 31 orang (39,7%), dan sebagai Ibu Rumah

Tangga (IRT) sebanyak 24 orang (30,8%), hal ini berarti mayoritas responden

mempunyai pekerjaan sebagai buruh/tani yaitu sebanyak 31 orang (39,7%).

Apabila dikaitkan dengan motivasi untuk sembuh, pekerjaan yang dapat

dilihat dari sosial ekonomi keluarga, apabila dikaitkan dengan motivasi pasien

untuk sembuh dan dukungan keluarga maka dengan status ekonomi yang

tinggi yang dimiliki seseorang maka akan mempunyai dukungan dan motivasi

Page 60: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

untuk sembuh. Hal ini menurut Sumidjo (2006) bahwa sosial ekonomi

merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang.

Keadaan ekonomi keluarga mampu mencukupi dan menyediakan fasilitas

serta kebutuhan untuk keluarganya. Sehingga seseorang dengan tingkat sosial

ekonomi tinggi akan mempunyai motivasi yang berbeda dengan tingkat sosial

ekonomi rendah.

5.2 Hasil Analisis Univariat

5.2.1 Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian tentang dukungan keluarga pada

pasien kanker yang menjalani kemoterapi sebagian besar mempunyai

dukungan baik dan juga cukup baik masing-masing sebanyak 37 orang

(47,4%) dan yang mempunyai dukungan kurang hanya sebanyak 4 orang

(5,1%). Dukungan dari keluarga merupakan suatu hal yang sangat penting

bagi penderita kanker dalam menjalani kemoterapi, karena hal tersebut

dapat lebih memotivasi pasien dalam menjalani kemoterapinya. Jadi

pasienmerasa bahwa tetap ada yang memberikan perhatian, kasih sayang

atau ada yang peduli kepadanya walaupun dalam keadaan sakit. Menurut

teori Bomar (2006), dukungan keluarga adalah bentuk perilaku melayani

yang dilakukan oleh keluarga, baik dalam bentuk dukungan emosional

(perhatian, kasih sayang, empati), dukungan penghargaan (menghargai,

umpan balik), dukungan informasi (saran, nasehat, informasi) maupun

dalam bentuk dukungan instrumental (bantuan tenaga, dana, dan waktu).

Page 61: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh keluarga

yang terdiri dari atas informasi atau nasihat verbal dan non verbal bantuan

nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial dan didapat karena

kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku

bagi pihak penerima (Gottieb, 1983, dikutip Smet, 1994, dalam Nursalam &

Kurniawati 2007). Dukungan keluarga yang baik adalah dukungan konkret,

yaitu terdapat 37 orang (47,4%) yang mempunyai dukungan keluarga baik

pada pasien kanker dalam menjalani kemoterapi. Dukungan keluarga dapat

membantu pasien kanker untuk menumbuhkan motivasi melakukan

kemoetarapi.

Dukungan keluarga yang diberikan dapat berbentuk perhatian

secara emosi dengan kesediaan keluarga menemani pasien menjalani

kemoterapi. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien kanker saat

menjalani kemoterapi dengan menenangkan hati pasien bahwa keluarga

akan bersama-sama dan membantu pasien dalam menghadapi kemoterapi.

Hal ini sesuai dengan Sari (2010) yang menyatakan bahwa dukungan

merupakan faktor penting yang dibutuhkan seseorang ketika menghadapi

masalah (kesehatan). Salah satunya kelebihan masyarakat di Indonesia

adalah kekerabatannya yang kuat, dapat dilihat dari ketika ada anggota

keluarga yang sakit dan menjalani rawat inap di rumah sakit, semua

keluarga dan tetangga memberikan dukungan dengan menunggu atau tidur

di rumah sakit secara bergantian.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

5.2.1 Motivasi Untuk Sembuh

Hasil penelitian diketahui bahwa motivasi untuk sembuh pada

pasien kanker yang menjalani kemoterapi diketahui sebagian besar

mempunyai motivasi baik yaitu sebanyak 37 orang (47,4%), yang

mempunyai motivasi cukup sebanyak 34 oirang (43,6%) dan yang hanya

mempunyai motivasi kurang sebanyak 7 orang (9,0%) dari keseluruhan

responden yang diteliti.

Motivasi merupakan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam

diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk

melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan,

harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan

yang baik serta kegiatan yang menarik (Nursalam, 2005). Hasil penelitian

tentang motivasi untuk sembuh menunjukkan bahwa 47,4% motivasi

responden dikarenakan responden merasa sebagai manusia maka harus

mencoba semua cara agar penyakit sembuh termasuk dengan kemoterapi.

Masih ada 43,6% responden yang termotivasi menjalani kemoterapi karena

disarankan oleh kerabat untuk menjalani kemoterapi agar cepat sembuh, dan

sebagian responden yang termotivasi menjalani kemoterapi karena perawat

selalu mengingatkan jadwal kemoterapi.

Pasien kanker yang mempunyai motivasi yang baik disebabkan

kemoterapi telah menjadi kebutuhan bagi dirinya yaitu kebutuhan akan rasa

aman. Kemoterapi memberikan jaminan keamanan bagi kesehatan dirinya

karena kemoterapi merupakan pengobatan yang harus dijalani oleh pasien

Page 63: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

kanker. Pasien yang telah mengetahui manfaat dan dampak kemoterapi bagi

kesehatannya dapat menjalani kemoterapi dengan baik, namun bagi pasien

yang tidak mengetahui manfaat kemoterapi dan efek samping ditimbulkan

harus menyesuaikan dengan keadaan yang baru seperti kondisi yang tidak

menyenangkan. Hal ini sesuai dengan Maslow dalam Purwanto (2006) yang

menyatakan bahwa salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan

keamanan. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi manusia berupaya untuk dapat

memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan rasa aman dan

nyaman (safety need). Kebutuhan ini sangat diperlukan karena tanpa adanya

rasa aman dari berbagai gangguan yang ada, manusia akan sulit melakukan

berbagai kegiatan dalam hidupnya.

Motivasi yang baik adalah motivasi internal yaitu terdapat 37 orang

(47,4%) yang menyatakan bahwa motivasi pasien kanker baik dalam

menjalani kemoterapi. Motivasi pada pasien kanker bermanfaat selama

menjalani kemoterapi. Pasien yang mempunyai motivasi yang baik akan

patuh dalam menjalani kemoterapi. Hal ini sesuai dengan penelitian Saragih

(2012) yang menyatakan bahwa peranan dukungan keluarga pada penderita

yang mengalami kemoterapi berdasarkan emosional adalah baik.

5.3 Hasil Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil analisis korelasi rank spearman (t) diketahui bahwa

nilai korelasi hitung sebesar 0,403 dengan nilai probabilitas 0,000 (p value <

0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap motivasi untuk sembuh

Page 64: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, artinya bahwa semakin baik

dan meningkat dukungan keluarga maka semakin baik dan meningkat

motivasi untuk sembuh pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi

tersebut, dan sifat hubungan tergolong sedang (Colton dalam Sugiyono, 2010).

Dukungan keluarga yang kurang pada pasien kanker dapat

menyebabkan pasien tersebut kurang termotivasi menjalani kemoterapi

sehingga enggan bahkan tidak datang sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh

dokter. Dukungan keluarga sangat memegang peranan penting dalam

menyelesaikan masalah kesehatan dalam keluarga. Dukungan yang diberikan

keluarga dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi

pasien kanker payudara untuk melakukan kemoterapi. Hal ini sesuai dengan

Stuart & Sundeen (1995 dalam Tamher & Noorkasiani, 2005) yang

menyatakan bahwa dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam

membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa

percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang

terjadi akan meningkat.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif

dan signifikan dukungan keluarga dengan motivasi untuk sembuh pada pasien

kanker yang menjalani kemoterapi. Hasil penelitian ini diperkuat oleh

penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk (2012), yang meneliti tentang

hubungan dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara

dalam menjalani kemoterapi, hasil penelitian didapatkan p value = 0,008 (p

value < 0,05) dengan OR=9,000 (95% CI = 1,958-41,364), artinya Ho ditolak,

Page 65: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam

menjalani kemoterapi.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar pasien kanker yang menjalani kemoterapi mempunyai

umur lebih dari 40 tahun (48,7%), pendidikan akhir SLTA (43,6%)

berprofesi buruh /tani (39,7%).

2. Sebagian besar pasien kanker yang menjalani kemoterapi mempunyai

dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 37 orang (47,4%).

3. Sebagian besar pasien kanker yang menjalani kemoterapi mempunyai

motivasi untuk sembuh tergolong baik yaitu sebanyak 37 orang (47,4%).

4. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi untuk

sembuh pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan beberapa saran :

1. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kualitas asuhan

keperawatan dengan melibatkan keluarga untuk memotivasi responden

agar bersedia menjalani kemoterapi sesuai dengan anjuran perawat

maupun dokter.

54

Page 67: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

2. Bagi keluarga, pasien yang menjalani kemoterapi

Bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan terbentuk sebuah

motivasi yang baik untuk menjalani kehidupan dan keluarganya

diharapkan untuk selalu memberikan motivasi kepada pasien agar lebih

patuh terhadap jadwal dan pengobatan kanker seperti kemoterapi.

3. Bagi rumah sakit

Bagi rumah sakit diharapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan

trerhadap pasien kanker yang menjalani kemoterapi tidak hanya dalam

pengobatan medis saja namun perlu melibatakn dukungan keluarga dalam

rangka meningkatkan motivasi pasien untuk sembuh, hal ini dapat

berbentuk pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan dengan

menggunakan media leaflet.

4. Bagi peneliti berikutnya

Bagi peneliti lain bisa menggunakan variabel lain yang belum diteliti,

seperti umur, sikap, pengalaman, lingkungan, fasilitas kesehatan dengan

sampel yang lebih berlainan.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

DAFTAR PUSTAKA

Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2. Jakarta:

Rineka Cipta. Corwin, J. Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media

Bomar, PJ. 2006. Promoting Health in Families: Applying family research and

theory of nursing practice. Philadelphia: W.B.Saunders Company.

Depkes, RI. 2014. Prevalensi kanker di Indonesia dan Dunia. Sumber: http://ma-

najemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker-di-indonesia-dan-

dunia. diakses tanggal 01 Nopember 2014.

Diananda. 2008. Mengenal Seluk-beluk Kanker. Jogjakarta : Katahati.

Dinkes Surakarta. 2009. Gambaran Statistika Kejadian Penyakit Tidak Menular

di Kota Surakarta. Tidak dipublikasikan. Eriksson, L., Carides, A. D., Gertz, B. J., 2004, Prevention of Cisplatin-Induced

Emesis by the Oral Neurokinin-1 Antagonist, MK-869, in Combination

With Granisetron and Dexamethasone or With Dexamethasone Alone, J

Clin Oncol.

Gale, Danielle & Charette, Jane. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.

Jakarta : EGC.

Harianterbit.com. 2014. Prevalensi Penyakit Kanker di Indonesia, Tinggi. Jum’at,

09 Mei 2014. Diakses tanggal 4 Nopember 2014.

IARC. 2008. Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to

Humans (WHO International Agency for Research on Cancer). Kemenkes R.I. 2014. Profil Kesehatan Infonesia Tahun 2014. Jakarta: Depkes. Lewis. 2008. Medical surgical nursing; Assesment and management of clinical

problem (5th ed). Philadelphia: Mosby.

Muchlisin, Abi dan Novarina. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga tentang Senam Lansia dengan Keaktifan Mengikuti Senam di Posyandu Peduli Insani di Mendungan Desa Pabelan Kartasura Tahun 2012. Jurnal Publikasi. Surakarta: UMS.

Notoatmodjo S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

_____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Papalia, Diane E. 2008. Human Development, terjemahan A. K. Anwar, Jakarta :

Kencana.

Potter & Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC Purnawan, Eva Rahayu. 2009. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Melalui

Interaksi Sosial, Upaya Penyediaan Transportasi, Finansial, Dan Dukungan Dalam Menyiapkan Makanan Dengan Respon Kehilangan Pada Lansia, diakses dari http://unsoed.ac.id/index.php /kepera-watan/article/ view/249/ 100, tanggal 5 Juni 2015

Purwanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rifki Zaki Yamani, Nur Mukarromah dan Musrifatul Uliyah (2011), yang

meneliti tentang : “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Pemeriksaan PAP SMEAR di Desa Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Jurnal Kesehatan. Malang.

Russel, Bernadin. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology : Biopsychososial Interaction Third. Saragih, Rosita. 2012. Peranan Dukungan Keluarga dan Koping Pasien dengan

Penyakit Kanker terhadap Pengobatan Kemoterapi di RB I Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010. Jurnal Keperawatan. FIK, UDA, Medan.

Sari, Mahwita, Irvani, dan Utami. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga terhadap

Motivasi Pasien Kanker Payudara dalam Menjalani Kemoterapi di Ruang Cendrawasih I RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal Keperawatan. PSIK STIKES Hangtuah Pekanbaru.

Setiadi, 2007. Konsep dan penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Singgih. 2006. Analisis Statistik Parametrik dengan Program SPSS. Jakarta:

Elexmedia Komputindo. Smeltzer & Bare. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 1. Jakarta:

EGC. Sugiyono. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung:

Alfabeta. Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-wahyudiind... · Responden yang telah bersedia membantu dalam pengisian

Sumidjo, Wahyu. 2006. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Tamher, S. & Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Usman, Moh. Uzer. 2005. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta;: Remaja Rosda

Karya. Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.