Upload
gasomedic85
View
104
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hipertensi Intrakranial Idiopatik Dengan Dan Tanpa Papil Edema Pada Pasien Dengan Migraine Kronis
Citation preview
Hipertensi intrakranial idiopatik dengan dan tanpa papil
edema dalam pada pasien dengan migrain kronis.
DSS Vieira1,2, MR Masruha1,2, AL Goncalves1,2, E Zukerman1, CA Senne Soares1, M da
Graca Naffah-Mazzacoratti1,2 dan MFP Peres1,2
1Institute Israelita de Ensino e pesquisa Albert Einstien, Instituto do Cerebro, Hospital Israelita Albert
Einstien, and 2Departamento de Neurologin e Neurocirurgica, Universidade Federal de Sao Paulo, Escola
Paulista de Medicina, Sao Paulo, Brazil
Vieira DSS, Masruha MR, Goncalves AL, Zukerman E, Senne Soares CA, da Graca
Naffah-Mazzacoratti M &Peres MFP. Idiopathic intracranial hypertension with and
without papilloedema in a consequtive series of patiens with cronic migraine. Cephalalgia
2008; 609-613. London. ISSN 0333-1024
Migrain Kronik (MK) telah dihubungkan dengan Hipertensi Intrakranial Idiopatik Tanpa
Papil Edema (HIITPE), terdapat persentase yang sinifikan dari kasus ini yang terdapat
pada pasien obesitas dengan riwayat nyeri kepala. Sebuah studi retrospektif dari Februari
2005 hingga Juni 2006 terdapat 62 pasien yang telah memenuhi Kriteria dari
International Headache Society dan mempunyai Cerebral Magnetic Resonance
Venography (MRV) dan Lumbal Punksi (LP) telah dilakukan. 2 pasien dikeluarkan, 6
pasien (10%) dengan peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) Tekanan Pembukaan (OP),
5 pasien dengan BMI > 25. Tidak ada pasien dengan Papilloedema atau abnormal
(MRV). BMI dan Tekanan Pembukaan Cairan Serebrospinal sangat berhubungan
(r=0.476, P>0.001, Tes Korelasi Pearson). Obesitas (didefinisikan sebagai BMI > 30)
adalah penanda dalam peningkatan Tekanan Intrakranial (didefinisikan sebagai Tekanan
Pembukaan > 200 mmH O) (f =17.26, 95% interval kepercayaan 6.0, 8.6; P < 0.001).
Dari penelitian ini kami merekomendasikan bahwa tidak hanya pasien dengan Migrain
Kronik dengan BMI tinggi, tetapi juga lebih dahulu mendiagnosa pasien dengan BMI >
30 harus dievaluasi dengan Lumbal Punksi untuk menyingkirkan HIITPE.
Kata kunci : Hipertensi Intrakranial Idiopatik, Migrain, Obesitas
Pendahuluan
Migrain kronik dapat dikenali melalui gejala nyeri kepala (tipe tegang dan/atau
migren) yang terjadi ≥ 15 hari per bulan sampai 3 bulan, berlangsung ≥ 8 hari per bulan
untuk nyeri kepala dengan gejala nyeri dan gejala migren tanpa aura, tidak terkecuali
untuk kelainan lain yang dapat menyebabkannya. (1,2). Ini dapat mencegah dan
mengurangi gangguan yang berpengaruh pada 2-3% keseluruhan populasi.
Hipertensi intrakranial idiopatik (HII), yang juga diketahui sebagai hipertensi
intrakranial jinak adalah kumpulan gejala nyeri kepala dan peningkatan tekanan
intrakranial (TIK), baik dengan pemeriksaan neurologis normal ataupun dengan beberapa
gangguan neurologis : (i) papil edema, (ii) peningkatan titik buta; (iii) defek lapangan
pandang penglihatan; atau (iv) kelumpuhan Nervus VI, dan pemeriksaan laboratorium
dan radiologis yang normal. Bunyi-bunyi di kepala, tinnitus yang berirama, penglihatan
yang tidak jelas dan diplopia dapat terjadi. (4,5)
Nyeri kepala kronis (NKK) berhubungan dengan HII. Sejak tahun 1972, ketika
Lipton dan Michelson (6) melaporkan kasus pertama tentang HII Tanpa Papil edema
(HIITPE), beberapa penulis melaporkan pasien dengan NKK dan HIITPE. Persentase
dari HIITPE pada pasien migren berkisar dari 5 hingga 14% (7,8). Penulis lainnya
melaporkan kasus yang sama (9-11), dan semua pasien dengan refraktori terlihat
mempunyai nyeri kepala tersier(6-12). Tidak dapat diketahui HII juga didapatkan pada
populasi pasien. Kami menganalisa angka prevalensi dari HII pada populasi NKK.
Metode
62 pasien (10 pria dan 52 wanita, umur 15-69 tahun, rata-rata 37.9 tahun)
didiagnosa NKK menurut International Headache Society Criteria 2004 (1) dan appendix
2006 (2) dan penelitian berurutan dari Januari 2005 hingga Juni 2006 dari semua pasien
yang datang pada Brain Research Institute-Hospital Israelita Albert Einstien, Sao Paolo,
Brazil. Semua pasien mempunyai riwayat migren episodik, tetapi berkembang menjadi
migren yang berfrekuensi. Pasien dihubungi dari Program kesehatan dasar, pada
komunitas dekat rumah sakit, dan yang datang pada kunjungan biasa bulanan dengan
agen kesehatan yang dilatih oleh tim penelitian. Pasien tidak terekspos dalam
pengobatan/pencegahan migren sebelumnya. Semua pasien menderita nyeri kepala harian
selama studi. Riwayat klinik telah diketahui oleh penulis. Anamnesa dan pemeriksaan
neurologis dilakukan oleh 2 ahli saraf dan dibimbing oleh seorang supervisor. indeks
massa tubuh (BMI; kilogram per meter persegi) telah tercatat pada semua pasien.
Informed consent telah dilakukan menurut kode etik lokal. Semua pasien dilakukan
pemeriksaan MRI dan MR venograpi (MRV). Dua pasien dikeluarkan; satu wanita
mempunyai menigitis kronis dengan cysticercosis dan wanita lainnya HII dengan papil
edema, keduanya mempunyai gejala-gejala migren. Semua pasien dilakukan Punksi
Lumbal yang dilakukan pada posisis lateral dekubitus pada permukaan yang sama. Jarum
spinal 22-G digunakan. Tekanan pembukaan tercatat dengan menggunakan manometer
pada posisi 90O kearah kanalis spinal dengan lutut dan panggul pada posisi menekuk dan
leher diluruskan. Tekanan Intra Kranial telah tercatat sampai pasien telah rileks dan nilai
tekanan telah stabil. Semua hasil Punksi Lumbal dilakukan oleh investigator yang sama.
peningkatan TIK telah dipertimbangkan ketika tekanan pembukaan > 200mmH2O.
Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan BMI dan obesitas
dengan peningkatan TIK yang diukur melalui tekanan pembukaan cairan serebrospinalis
pada Punksi Lumbal. BMI dan nilai Tekanan Pembukaan diukur menggunakan Tes
Korelasi Pearson. Kami juga menguji hipotesis bahwa pada obesitas dapat diprediksi
peningkatan TIK mengunakan Uji regresi linear, dengan interval kepercayaan sebesar
95% dan angka signifikan <5%.
Hasil
7 pasien dari 61 pasien (11.47%) dengan NKK mempunyai HII. Tidak termasuk
satu pasien dengan HII dengan papil edema, 6 pasien dari 61 pasien (10%) mempunyai
HIITPE. Tidak ada pasien mempunyai papil edema, lapangan penglihatan berkurang atau
diplopia, atau mempunyai riwayat atau hasil laboratorium dan pemeriksaan fisik gejala –
gejala yang berhubungan dengan penyakit-penyakit endokrin, metabolik, peradangan atau
kelainan hematologi. Satu pasien mempunyaik BMI normal, 2 pasien dengan BMI > 29
(overweight) dan 3 pasien BMI > 30 (obesitas). Umur mepunyai rentang dari 26 hingga
52 tahun. Semua pasien mempunyai MRI dan MRV yang normal. Karakteristik klinik
semua pasien dalam persentase dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1 Nomor pasien, jenis kelamin, umur, Tekanan Pembukaan CSF, Bodi Mass Index (BMI), lama
Nyeri Kepala, frekuensi dan tampilan kasus papiledema dengan hipertensi intrakranial idiopatik
Pasien/jenis
kelamin/umur
Tekanan
Pembukaan
CSF (mmH O)
BMI Riwayat Nyeri
Kepala dalam
tahun
Frekuensi
Nyeri Kepala
per bulan
Papil edema
1/F/26
2/F/44
3/F/31
4/F.52
5/F/43
6/F/51
7/F/55
282
300
244
262
244
242
300
21.8
31.1
29.2
31.6
33.3
29.9
31
6
4
17
30
28
4
47
27
30
30
30
16
20
30
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Follow-up dan pengobatan rasional
Follow- up pasien berlangsung dari 6 hingga 18 bulan. Semua pasien mempunyai
perubahan signifikan setelah LP dan terhitung satu minggu setelah itu mereka tidak
menerima pengobatan preventif. 3 pasien (Nomor 3,5, dan 6) mempunyai Nyeri kepala
yang meningkat menjadi sering setelah 1 bulan; mereka diperiksa kembali dan
mempunyai tekanan pembukaan yang meningkat pada level yang sama. 2 pasien dengan
Topiramate dengan hasil bagus, 1 pasien tidak dapat difollow-up. 2 pasien mempunyai
perkembangan nyeri kepala yang signifikan, tanpa mendapatkan tindakan farmakologi
buat pencegahan. Kami memberikan Topiramate, pasien 3 meningkat sesudah 100mg,
Nyeri kepala menurun >75%, tetap pada 100mg dengan kontrol yang bagus; 5 pasien
mencapai kontrol yang bagus pada 150mg per hari. Rasionalitas pemberian Topiramate
pada pasien ini digunakan untuk pengurangan berat badan, Nyeri kepala yang terkontrol
baik dan ketenangan yang stabil.
Overweight dan obesitas ditemukan pada 33 pasien (55%) dari 60 pasien. BMI
dan tekanan Pembukaan cairan serebrospinal mempunyai angka korelasi yang signifikan.
(r=0.476, P<0.001, Tes Korelasi Pearson). Obesitas (definisi sebagai BMI > 30)
merupakan prediktor pada peningkatan TIK (diketahui sebagai Tekanan Pembukaan >
200mmH O)(f=17.26, 95% CI 6.0, 8.6, P<0.001). Grafik 1 menunjukkan hubungan
antara BMI dan Tekanan Pembukaan.
Tabel 2 Gejala Klinis, respon pengobatan pada pasien dengan Hipertensi Intrakranial Idiopatik
Pasien Intensitas
Nyeri
Lokasi Respon
Nyeri
Kepala
sesudah
LP
Pengobatan
preventif
Visual
Aura
Gejala Klinik
1/F/26 Parah Frontal, cervical, bilateral Ya - Ya Insomnia, depresi
2/F/ 44 Parah Frontal, parietal, bilateral Ya - Tidak Isomnia, GAD
3/F/31 Parah Temporal, cervical, bilateral Ya Topiramate 100 mg/
respon baik
Tidak GAD, depresi
4/F/52 Parah Frontal, temporal, bilateral Ya - Ya Depresi, GAD,
insomnia,
fibromialgia
5/F/43 Sedang Frontal, temporal, sisi cervival Ya Topiramate 150 mg /
respon baik
Ya Depresi, Insomnia
6/F/51 Parah Hemikrania kiri Ya - Tidak GAD
7/F/55 Sedang Frontal,temporal, bilateral Ya - Ya Insomnia, depresi
Fibromialgia
Gambar 1 Hubungan antara Body Mass Index dengan
Tekanan Pembukaan Cairan Serebrospinalis pada Migrain
Kronik
Diskusi
Penelitian ini menunjukkan angka prevalensi HII yang tinggi pada konsekutif dan
pengobatan populasi Migren Kronik, dan hasil ini hampir sama pada temuan pertama
pada populasi Nyeri Kepala Kronis Refraktori.
HII banyak didapatkan pada wanita dan obesitas. Wanita : Pria mempunyai rasio 4:1
hingga 15:1. obesitas pada pasien HII ditemukan pada 71 – 94%. Hubungan
patofisiologis antara obesitas dan HII tidak diketahui dan hipotesa mengenai peningkatan
TIK karena peningkatan intra abdomen dan gangguan endokrine talah diketahui. (4)
Studi terdahulu melaporkan bahwa obesitas tidak selalu dengan migren, tetapi
dapat dihubungkan pada tingkat keparahan dan frekuensi serangan nyeri kepala yang
berkembang menjadi migren dan diketahui sebagai gejala yang berhubungan.(13)
obesitas juga ditemukan sebagai faktor resiko dari migren transformasi, dihubungkan
dengan frekuensi dan tingkat keparahan tetapi tidak dengan nyeri kepala kronis tipe
tegang.(14)
Pada kasus yang berlanjut ini, ditemukan bahwa overweight dan obesitas
ditemukan pada migren kronik/transformasi, dimana sekitar 28 pasien (46.6%) pasien
yang mempunyai BMI > 25 tanpa HII. Pada lanjutan ini, hanya satu pasien dengan
HIITPE mempunyai BMI > 25.
Beberapa penulis melaporkan bahwa TIK > 200mmH2O pada subjek penelitian.
(15), tidak penting dengan diagnosis HII. Corbett dan Mehta melaporkan 25% dari 41
pasien dengan berat badan normal mempunyai TIK antara 200 hingga 250 mmH2O.(16).
Hannerz dkk melaporkan 15 dari 19 pasien pasien obesitas dengan TIK > 200mmH O
pada wanita dengan tanda peradangan pada serumnya. (17). Bagaimanapun, Bono dkk
melaporkan TIK tidak lebih dari 200mmH2O pada 18 pasien obesitas dan 33 pasien
overweight dengan MRV normal yang telah melewati pemeriksaan LP, menunjukkan
overweight dan obesitas tidak mempengaruhi tekanan pembukaan > 200mmH2O.(18)
Quattrone dkk telah melaporkan bahwa 10 dari 11 pasien dengan Nyeri Kepala
Kronik Harian dan tanda-tanda trombosis vena cerebral dengan MRV dan mempunyai
BMI > 25, dan 5 pasien mempunyai peningkatan TIK dengan tekanan pembukaan >
200mmH2O. (8). Matthew dkk melaporkan 12 dari 85 pasien dengan Nyeri Kepala
Kronik Harian dengan gejala migren mempunyai HIITPE, 7 diantaranya adalah pasien
obesitas.
Subjek dengan berat badan normal dapat mempunyai TIK diatas batas dari angka
normal (200mmH2O) (15-17), tetapi Bono dkk melaporkan bahwa peningkatan berat
badan mempunyai efek terhadap TIK dengan MRV normal (18); pada grup yang sama
Stenosis Sinus Transversum Bilateral (SSTB) mempunyai faktor yang kuat pada HIITPE
pada pasien Nyeri Kepala Harian dengan penampakan Migren (19), walaupun studi (20)
menemukan gangguan dalam aliran pada satu atau kedua dari sinus transversum dalam 45
pasien dari 111 pasien dengan tekanan pembukaan normal. SSTB atau gangguan aliran
vena tidak ditemukan pada penelitian ini.
Quattrone dkk menemukan semua pasien dengan Migren Kronik, HIITPE dan
sinyal dari Trombosis Vena Serebral (TVS) adalah pasien obesitas maupun overweight
(8). Pada studi (16,17) menunjukkan peningkatan TIK pada pasien dengan berat badan
normal, tidak ada subjek yang melewati pemeriksaan MRV; kemungkinan untuk
peningkatan TIK dikarenakan TVS/SSTB tidak dapat dikeluarkan. Whitley dkk,
melaporkan 242 pasien yang melewati pemeriksaan LP untuk pemeriksaan neurologis
ditemukan median tekanan pembukaan sebesar 170mmH2O (antara 90-280mmH2O)
dengan 95% interval antara 100-250mmH2O). Terdapat hubungan yang signifikan antara
Tekanan Pembukaan cairan serebrospinal dengan BMI, tetapi tidak relevan untuk latihan
klinik (21,22)
Jika kita mengikuti kriteria untuk HIITPE, yang mempunyai Tekanan Pembukaan
> 250mmH O hanya terdapat 3 pasien yang memenuhi kriteria, tetapi 3 pasien dapat
didiagnosa sebagai HIITPE dan satu pasien HII dengan Papil Edema dari total 61 pasien
konsekutif (6.5%) persentase yang signifikan.Kami sangat percaya dengan diagnosa
HIITPE pada 2 pasien dengan Tekanan Pembukaan 244mmH2O dan satu pasien dengan
Tekanan Pembukaan 242mmH2O, karena Nyeri Kepala dapat terjadi setelah LP dan
gejala klinis telah nyata.
HII ditemukan persentase yang signifikan pada penelitian ini. Kami
menganjurkan bahwa tidak hanya pasien Migren Kronis dengan BMI tinggi tetapi harus
dievaluasi secara sistematik dengan LP sebagai pendiagnosaan HIITPE.
Walaupun mayoritas semua pasien HII dengan Papil Edema, HII dengan Papil
Edema telah diketahui. Gejala lain atau tanda dari HII termasuk kebisingan intrakranial,
tinnitus, penglihatan terganggu dan diplopia. Mekanisme lain dari Trombosis Vena
Sentralis atau Stenosis Sinus Transversum Bilateral dapat menyebabkan peningkatan
pada HIITPE pada pasien Migren Kronik; studi selanjutnya kami harapkan penting untuk
mengklarifikasikan masalah ini.
JOURNAL READING
Hipertensi intrakranial idiopatik dengan dan tanpa papil
edema pada pasien dengan migrain kronis.
olehBayu Prabowo
02.34859.00052.09
Pembimbingdr.H.M Lutfi, Sp.S
Disampaikan Dalam Kegiatan Senior Clearkship
LABORATORIUM ILMU PENYAKIT SARAFFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2008