48

HIPERTENSI (3)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HIPERTENSI (3)
Page 2: HIPERTENSI (3)

NAMA ANGGOTA KELOMPOK I :

1. Evi Sulastri (H51101002)2. Ida Adhayanti (H51101008)3. Aminullah (H51101010)4. Ririn Sutanti (H51101026)5. Agus Setiawan (H51101054)

Page 3: HIPERTENSI (3)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tekanan darah tinggi atau hipertensi, merupakan kelompok penyakit

kardiovaskular yang paling banyak ditemui. Antara 10-15 % orang dewasa

mengalami kelainan ini. Hipertensi merupakan penyakit umum, yang timbul

sejalan dengan bertambahnya usia. Penyakit ini juga lebih banyak menyerang

kaum pria muda dan setengah baya daripada perempuan, meskipun pada usia 55-

64 tahun jumlah penderita pria dan perempuan sama banyak. Namun pada usia

65 tahun keatas, jumlah perempuan yang menderita hipertensi lebih tinggi

daripada pria.

Hipertensi seringkali disebut sebagai "Silent Killer", karena seringkali

tidak muncul gejala apapun sampai terjadi kerusakan organ vital cukup berat.

Pada kebanyakan orang, hipertensi tidak menimbulkan gejala, kecuali keluhan

tertentu yang tidak sengaja terjadi bersamaan dan diartikan secara luas sebagai

gejala hipertensi. Keluhan-keluhan itu adalah sakit kepala, perdarahan hidung,

kemerahan pada wajah dan kelelahan. Keluhan ini ditemukan sama banyaknya

antara orang hipertensi dan orang dengan tekanan darah yang normal.

Page 4: HIPERTENSI (3)

Pada umumnya, orang akan dianggap menderita hipertensi apabila

memiliki tekanan darah secara konsisten 140/90 mm Hg, dengan catatan pasien-

pasien yang diukur tekanan darahnya tersebut tidak sedang mengkonsumsi obat

antihipertensi. Orang yang menderita hipertensi memiliki risiko besar untuk

terkena penyakit stroke, angina pektoris, infark miokard, gagal ginjal, dan gagal

jantung. Meskipun banyak orang telah mengetahui penyakit ikutan hipertensi

tersebut, namun sedikit yang menyadari penyakit itu sebagai momok bagi hidup

mereka di kemudian hari.

Diperkirakan 691 juta orang mengalami tekanan darah tinggi. Penyakit

Jantung merupakan penyebab kematian utama di dunia, tercatat 15 juta orang

meninggal akibat penyakit ini atau sama dengan 30 % dari total kematian di

seluruh dunia. Sebagian besar meninggal di bawah usia 65 tahun. Lebih dari 15

juta orang di dunia meninggal karena Penyakit Sirkulasi, yaitu 7,2 juta karena

penyakit jantung Koroner, 4,6 juta orang karena Stroke , 500 ribu karena demam

rematik dan penyakit jantung rematik dan 3 juta karena penyakit jantung lainnya.

Tembakau telah menyebabkan 3 juta orang meninggal setiap tahun akibat kanker

paru-paru dan penyakit Jantung.

Melihat angka-angka tersebut di atas maka perlu diberikan perhatian

khusus kepada penyakit ini. Kepedulian masyarakat yang kurang dan

ketidakpahaman mengenai penyakit ini merupakan salah satu faktor yang

memperbesar angka-angka tersebut. Disusunnya makalah merupakan salah satu

Page 5: HIPERTENSI (3)

upaya untuk memberikan informasi tambahan mengenai hal-hal penting seputar

penyakit hipertensi dan pengobatannya.

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

II.1 Gambaran Umum

Tekanan darah tinggi adalah suatu kelainan tanpa gejala  dimana

tekanan darah yang tinggi dalam arteri dapat meningkatkan resiko stroke,

aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.  Hipertensi

seringkali disebut sebagai "Silent Killer", karena seringkali tidak muncul

gejala apapun sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat.

  Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka.  Angka

yang lebih tinggi didapatkan pada saat jantung berkontraksi (sistol) , angka

yang lebih rendah didapatkan pada saat jantung berelaksasi (diastol).

  Tekanan darah dikatakan tinggi bila dilakukan pengukuran

tekanan darah pada saat istirahat didapatkan tekanan sistolik 140 mm Hg atau

lebih, tekanan diastolik 90 mm Hg atau lebih atau keduanya.  Pada hipertensi

biasanya kedua angka ini meningkat.

  Dapat ditemukan hipertensi sistolik saja, sementara tekanan

diastolik dalam batas normal.  Hal ini sering ditemukan pada orang-orang

lanjut usia.

Page 6: HIPERTENSI (3)

  Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila

tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam tiga sampai enam bulan. 

Kasus ini ditemui 1 diantara 200 penderita hipertensi.

KLASIFIKASI TEKANAN DARAH PADA DEWASA

================================================

Kategori                      Tekanan Sistolik      Tekanan diastolik

================================================

Normal                          < 130 mm Hg        < 85 mm Hg

Normal tinggi                   130 - 139              85 - 89

Hipertensi ringan              140 - 159              90 - 99

Hipertensi sedang             160 - 179            100 - 109

Hipertensi berat               180 - 200            110 - 119

Hipertensi sangat berat     210 atau lebih        20 atau lebih

Efek letal dari hipertensi terutama disebabkan oleh tiga hal

berikut :

1. Kelebihan beban kerja jantung yang menimbulkan perekambangan awal

dari penyakit jantun kongestif, penyakit jantung koroner yang sering

menyebabkan kematian

2. Tekanan yang tinggi, sering menyebabkan reptur pambuluh darah terutam

di otak (infark serebral) yang secara klinis disebut Stroke.

Page 7: HIPERTENSI (3)

3. Tekanan yang tinggi, hampir selalu menyebabkan berbagai perdarahan

pada ginjal menyebabkan berbagai kerusakan pada ginjal.

Berbagai usaha untuk mengurangi resiko-resiko tersebut telah

mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian penggunaan terapi obat

dan non obat. Pengobatan lintas pertama yang diberikan kepada pasien

hipertensi harus memenuhi tingkatan tujuan pengobatan hipertensi, yaitu :

1. Mengurangi angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan

hipertensi .

2. Mengurangi tekanan darah

3. Mengurangi efek yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita.

4. Pengobatan dengan biaya terjangkau.

II.3 Epidemiologi

Kajian morbiditi kebangsaan tahun 1986 mendapati bahwa

kejadian (prevalen) hipertensi bagi mereka yang berumur 25 tahun ke atas

ialah  14.4 peratus. Kejadian pada  tahun 1997  pula ialah  4400 per 100 000

penduduk. Insiden yang tertinggi adalah di kalangan kaum Melayu dan diikuti

oleh kaum Cina dan kaum India.

Hipertensi pada usia lanjut sering ditemukan, pada NHANES

III (1998-1991) orang Amerika yang berusia di atas 60 tahun didapatkan

Page 8: HIPERTENSI (3)

prevalensi hipertensi antara 60% (kulit putih non hispanik) sampai 71%

(African-American).1 Hipertensi telah terbukti meningkatkan morbiditas dan

mortalitas kardiovaskular, dan penurunan tekanan darah dapat mengurangi

kejadian komplikasi ini.

Adalah didapati bahwa mereka yang tinggal di kawasan

pendalaman mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mendapat hipertensi

berbanding penduduk kawasan bandar.  Lelaki pula mempunyai risiko lebih

tinggi berbanding wanita untuk mendapat hipertensi.

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan

prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup

tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan

lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria.

Prevalensinya di daerah luar Jawa dan Bali lebih besar

dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan,

terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan

Bali.

II.2 Penyebab

Hipertensi seringkali disebut sebagai "Silent Killer", karena

seringkali tidak muncul gejala apapun sampai terjadi kerusakan organ vital

cukup berat. Pada penderita hipertensi, sebesar 90% diantaranya tidak

diketahui penyebabnya dan disebut hipertensi primer. Sedangkan hipertensi

Page 9: HIPERTENSI (3)

yang penyebabnya diketahui biasa disebut hipertensi sekunder hanya

sebesar 10%.

5 - 10% kasus disebabkan oleh penyakit-penyakit ginjal. 1 - 2%

kasus penyebabnya adalah gangguan hormonal atau penggunaan obat-obat

tertentu seperti pil KB.  Pada kasus yang jarang hipertensi timbul karena

pheochromocytoma, tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan

epinephrine (adrenaline) dan norepinephrine (noradrenaline).

1. Hipertensi Essensial (primer)

Kira-kira 90% dari semua orang yang mengalami hipertensi

dikatakan menderita “hipertensi esensial” yang berarti hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya sifat-sifat yang umum terdapat pada penderita

hipertensi esensial adalah riwayat hipertensi pada keluarga dan adanya

peningkatan reaktivitas vaskular atau dengan kata lain penyebab hipertensi ini

adalah multifaktorial. Yang terdiri dari faktor-faktor genetik dan lingkungan .

Perubahan-perubahan fisiologik yang menyertai peningkatan TD pada

hipertensi ini adalah :

1. Peningkatan aktivitas simpatis

2. Baroreseptor di set pada TD yang lebih tinggi

3. Mungkin juga peringatan kadar renin-angiotensin dan atau aldosteron.

2. Hipertensi Sekunder

Page 10: HIPERTENSI (3)

Pravalensi hipertensi sekunder ini hanya sekitar 6-8 % dari

seluruh penderita hipertensi. Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh penyakit

ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat dan lain-

lain.

Hipertensi renal dapat berupa :

1. Hipertensi renovaskular yaitu akibat stenosis arteri ginjal.

2. Hipertensi akibat penyakit parenkim ginjal, dimana terjadi penyempitan

pembuluh darah ginjal yang kecil akibat inflamasi fibrosis.

Hipertensi endokrin terjadi misalnya akibat kelainan korteks,

adrenal, aldosteronisme primer, sindrom crushing, tumor di medula adrenal

(feokromositoma) akromegali, atau hiperparatiroidisme.

Beberapa obat, misalnya kontraseptif hormonal, hormon

adrenokortikotropik, kortikosteroid, simpatomimetik, penghambat MAO, atau

antidepresan trisiklik juga dapat menyebabkan hipertensi.

 Penyebab krisis hipertensi masih belum jelas. Diduga

peninggian mendadak resistensi vaskuler sistemik, yang dapat terjadi pada

pasien yang tidak patuh minum obat antihipertensi, meningkatkan kadar zat

vasokonstriktor seperti norefinefrin, angiotensin II, dan hormon

antinatriuretik. Sebagai akibat peninggian tekanan darah yang mencolok

terjadi nekrosis fibrinoid arteriol yang akan menyebabkan kerusakan endotel,

pengendapan platelet dan fibrin, serta kehilangan fungsi autoregulasi, yang

Page 11: HIPERTENSI (3)

akhirnya menimbulkan iskemia organ target. Iskemia akan merangsang

pengeluaran zat vasoaktif lebih lanjut sehingga terjadi proses sirkulus visiosa

vasokonstriksi dan proliferasi miointima. Jika tidak dikendalikan akan terjadi

ekstravasasi pada organ target dan atau terjadi infark.

  Obesitas, pola hidup yang tidak aktif, stres, alkohol dan garam

dalam makanan bisa memicu hipertensi pada orang-orang yang mempunyai

sensitif secara genetik.  Stres akan meningkatkan tekanan darah  untuk

sementara waktu, tekanan darah akan kembali ke normal setelah stres hilang. 

Hal ini bisa menjelaskan adanya "White Coat Hypertension", yaitu stres

karena kunjungan ke dokter mengakibatkan naiknya tekanan darah secara

signifikan sehingga didiagnosa hipertensi.  Pada orang-orang tertentu,

kenaikan tekanan darah sesaat ini diduga mengakibatkan kerusakan tertentu

sehingga terjadi hipertensi permanen, namun teori ini belum bisa dibuktikan.

  Tekanan darah dalam arteri dapat meningkat dengan beberapa

cara, misalnya jantung memompa dengan kekuatan lebih besar memompakan

volume cairan yang lebih banyak setiap detiknya atau dinding pembuluh

darah yang dilalui lebih kaku sehingga perlu kekuatan yang lebih besar untuk

melewati tempat yang lebih sempit.  Kekakuan pembuluh darah terjadi pada

orang-orang tua karena dinding arteri menjadi lebih tebal dan kaku oleh

proses arteriosklerosis.  Cara ketiga adalah meningkatnya jumlah cairan dalam

tubuh karena sebab tertentu.  Ini terjadi bila fungsi ginjal terganggu sehingga

Page 12: HIPERTENSI (3)

ginjal tidak dapat mengeluarkan jumlah natrium dan air dalam jumlah yang

cukup dari dalam tubuh.

  Sistem saraf simpatik yang merupakan bagian dari saraf

otonom  akan menaikkan tekanan darah sebagai reaksi fisik bila seseorang

mengalami ancaman (respons fight or flight).  Sistem ini meningkatkan baik

kecepatan maupun kekkuatan denyut jantung, menyempitkan hampir semua

arteri kecil, kecuali ditempat tertentu seperti otot-otot kepala yang justru

diperlebar.  Sistem simpatik juga menurunkan ekskresi garam dan air oleh

ginjal sehingga meninggikan volume cairan tubuh dan melepaskan hormon

epinefrin dan norepinefrin yang menstimulasi jantung dan pembuluh darah.

  Ginjal mengatur tekanan darah dengan beberapa cara.  Pada

saat tekanan darah meningkat, ginjal akan meningkatkan ekskresi garam dan

air untuk mengurangi volume cairan tubuh dan menurunkan kembali tekanan

darah ke angka normal.  Ginjal dapat menaikkan tekanan darah dengan

mengeluarkan enzim yang disebut renin.  Renin akan memicu produksi

hormon angiotensin yang pada gilirannya akan memicu pelepasan hormon

aldosteron.

  Karena pentingnya peranan ginjal dalam mengatur tekanan

darah, penyakit-penyakit dan kelainan yang mengenai ginjal bisa

mengakibatkan hipertensi.

Page 13: HIPERTENSI (3)

II.3 Gejala-gejala

Pada kebanyakan orang, hipertensi tidak menimbulkan gejala,

kecuali keluhan tertentu yang tidak sengaja terjadi bersamaan dan diartikan

secara luas sebagai gejala hipertensi. Keluhan-keluhan itu adalah sakit kepala,

perdarahan hidung, kemerahan pada wajah dan kelelahan. Keluhan ini

ditemukan sama banyaknya antara orang hipertensi dan orang dengan tekanan

darah yang normal.

Pada hipertensi hebat, lama atau tidak diobati, gejala-gejala seperti

sakit kepala, rasa lelah, mual, muntah, sesak, gelisah dan pandangan kabur

terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal, jantung, otak dan hati. Kadang-

kadang timbul rasa ngantuk sampai koma, yang disebut sebagai ensefalopati

hipertensi dan membutuhkan penanganan dokter segera.

Page 14: HIPERTENSI (3)
Page 15: HIPERTENSI (3)

II.4 Pencegahan

Tindakan-tindakan yang umum dilakukan untuk mencegah

penyakit hipertensi ini adalah :

Menguruskan badan

Berat badan berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah

dan diperluasnya sistem sirkulasi sehingga dapat menyebabkan kenaikan TD.

Diit

Mengurangi pemasukan garam sampai maksimal 2 gram sehari

guna mencegah meningkatnya volume darah. Telah diketahui bahwa orang-

orang vegetarian, yakni yang pantang makan daging memiliki kolesterol yang

lebih rendah daripada orang-orang yang makan segala sesuatu (omnivor). Jadi

dilakukan pembatasan makanan berkolesterol tinggi.

Sebenarnya bila kita mau menerapkan gaya hidup sehat, maka

akan mampu menghindar dari hipertensi. Kita harus rajin berolahraga,

mengurangi konsumsi lemak, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,

dan istirahat cukup. Mengurangi konsumsi garam mutlak diperlukan bila ingin

menghindari dan mencegah hipertensi menjadi lebih parah (2).

Tujuan dari pengobatan hipertensi untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian, serta meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Salah satunya dengan obat-obatan antihipertensi yang disesuaikan dengan

kondisi penderita. Biasanya untuk penderita hipertensi ringan, para dokter

Page 16: HIPERTENSI (3)

belum menggunakan obat-obatan. Penderita disarankan untuk mengurangi

garam, diet rendah lemak, istirahat cukup, olahraga teratur (2).

Dengan begitu, diharapkan tekanan darahnya dapat terkontrol.

Namun bila hipertensi sudah agak berat, bahkan sudah terdapat komplikasi,

maka hal tersebut harus dikombinasikan dengan obat-obatan (2).

II.5 Diagnosa

Tekanan darah diukur setelah pasien duduk atau berbaring selama 5

menit.  Angka 140/90 mm Hg  dapat diartikan sebagai hipertensi.  Tapi

diagnosa tidak dapat ditegakkan dengan hanya satu kali pengukuran.  Kadang-

kadang beberapa kali pengukuran pun tidak cukup untuk menegakkan

diagnosa hipertensi.  Bila ditemukan angka pengukuran yang tinggi, dilakukan

pengukuran sekali lagi kemudian diukur 2 kali lagi dalam waktu 2 hari untuk

memastikan hipertensinya menetap.

  Setelah diagnosa dapat ditegakkan, harus dilakukan pemeriksaan

terhadap organ-organ lain seperti jantung, pembuluh darah, hati, otak dan

ginjal.

  Kondisi pembuluh darah hanya dapat diperiksa melalui retina

dengan optalmoskop.  Dengan melihat kerusakan retina, dapat ditentukan

tingkat keseriusan hipertensi.

  Perubahan pada jantung biasanya berupa pembesaran karena

meningkatnya usaha yang diperlukan untuk memompa darah.  Perubahan ini

Page 17: HIPERTENSI (3)

dapat ditemukan dengan pemeriksaan EKG dan rontgen dada.  Pada tahap

awal kerusakan hanya dapat dideteksi dengan echocardiography.  Pada

pemeriksaan dengan stetoskop dapat ditemukan kelainan suara jantung yang

disebut suara jantung keempat yang merupakan perubahan jantung paling dini

karena hipertensi.

  Kerusakan ginjal dicari mula-mula melalui pemeriksaan urin. 

Adanya sel darah dan albumin menunjukkan adanya kerusakan tertentu.

  Dokter juga biasanya akan mencari penyebab hipertensi terutama

pada penderita muda usia, walaupun biasanya penyebab ini hanya dapat

ditemukan pada 10 % dari kasus.  Semakin tinggi tekanan darah dan semakin

muda usia penderita semakin ekstensif pencarian dilakukan.  Evaluasi

meliputi rontgen dan pemeriksaan radioisotop pada ginjal, rontgen dada dan

pemeriksaan darah dan urin untuk hormon tertentu.

  Untuk mendeteksi masalah ginjal, dokter akan menanyakan

riwayat kelainan ginjal sebelumnya.   Kemudian dalam pemeriksaan daerah

perut sekitar ginjal akan dicari pembengkakan. Stetoskop di daerah perut

mencari suara bruit (suara yang disebabakan aliran darah melalui arteri ke

ginjal). 

  Bila hipertensi disebabkan feokromositoma, sisa buangan hormon

epinefrin dan norepinefrin akan tampak dalam urin.  Biasanya hormon ini juga

akan menimbulkan gejala-gejala nyeri kepala, kecemasan, palpitasi (detak

jantung yang tidak beraturan), keringat berlebih, tremor dan pucat.

Page 18: HIPERTENSI (3)

II.6 Pengobatan

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tapi dapat diberikan

pengobatan untuk mencegah komplikasi.  Pengobatan awal biasanya dengan

merubah pola hidup penderita.

  Pada penderita overweight dengan hipertensi dianjurkan untuk

menurunkan berat badannya ke berat ideal.  Konsumsi natrium dikurangi

sampai 2,3 gram atau natrium klorida (garam dapur) 6 gram per hari.  Tetap

menjaga intake kalsium, magnesium dan kalium.  Mengurangi konsumsi

alkohol dan olahraga aerobik ringan dapat membantu.  Penderita hipertensi

esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya selalu

terkontrol.  Perokok harus berhenti merokok.

  Kadang-kadang dokter menganjurkan penderita untuk memeriksa

tekanan darahnya sendiri di rumah.

 

Page 19: HIPERTENSI (3)

TERAPI OBAT

Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah meningkatkan kualitas

hidup, dengan tetap mengindahkan target organ-organ sasaran, dan faktor-

faktor paralel terkait.

  Hipertensi dapat dikontrol dengan banyak jenis obat, yang

disesuaikan untuk setiap  pasien.  Pengobatan paling efektif dapat dicapai bila

dokter dan pasien dapat bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik dalam

menentukan program pengobatan.

  Belum ada kesepakatan berapa banyak tekanan darah harus

diturunkan selama terapi atau kapan dan bagaimana pemberian terapi pada

hipertensi ringan.

  Karena adanya peningkatan resiko dengan semakin tingginya

tekanan darah maka setiap kenaikan tekanan darah sekecil apapun harus

diterapi, dan semakin rendah tekanan darah yang dicapai setelah terapi

semakin baik.  Di lain pihak beberapa ahli mengatakan pemberian terapi pada

hipertensi yang berada di bawah angka tertentu akan meningkatkan resiko

serangan jantung dan sudden death daripada mencegahnya, terutama pada

orang-orang dengan penyakit arteri koroner.

  Jenis obat yang berbeda menurunkan tekanan darah dengan

mekanisme yang berbeda juga.  Beberapa dokter melakukan pendekatan

bertingkat, memulai dengan satu obat dan memberikan obat tambahan

tergantung kebutuhan.  Dokter yang lain memberikan pengobatan sekuensial,

Page 20: HIPERTENSI (3)

mula-mula diberikan satu jenis obat.  Bila tidak efektif, obat ini dihentikan

dan diganti dengan obat jenis lain.  Dalam pemilihan obat faktor-faktor yang

menjadi pertimbangan adalah usia, jenis kelamin, dan ras; derajat hipertensi;

adanya penyakit lain seperti diabetes, kolesterol darah yang tinggi; efek

samping yang mungkin timbul yang berbeda pada setiap jenis obat; dan harga

obat serta tes yang diperlukan untuk memonitor keamanannya.

  Kebanyakan obat antihipertensi dapat ditoleransi dengan baik, tapi

semua obat antihipertensi dapat menimbulkan efek samping.  Jadi bila timbul

keluhan setelah minum obat, penderita harus kembali ke dokter agar dosis

obat dapat disesuaikan atau diberi obat pengganti.

 

I. Diuretik Thiazide

Seringkali merupakan obat yang pertama diberikan.  Diuretik

membantu ginjal mengeliminasi garam dan air, sehingga jumlah cairan yang

melalui tubuh akan berkurang dan mengurangi tekanan darah.  Diuretik juga

membantu dilatasi pembuluh-pembuluh darah.  Karena proses eliminasi air

dan garam ikut menghilangkan kalium, maka harus diberikan suplemen

kalium atau obat yang bersifat menahan kalium.  Diuretik biasanya efektif

digunakan pada orang-orang dengan obesitas, orang tua dan orang-orang

dengan gagal jantung atau gagal ginjal kronis.

Obat : Klortiazid, hidroklortiazid, klortalidon, metozalon

Page 21: HIPERTENSI (3)

Mekanisme kerja

Farmakokinetik

Penggunaan dalam

terapi

Efek samping

:

:

:

:

Tiazid menyebabkan eksresi Na, Cl dan air

sehingga mengurangi volume plasma dan cairan

ekstrasel. TD turun akibat berkurangnya curah

jantung.

Diuretik tiazid dapat diberikan oral. Memerlukan

waktu 1-3 minggu untuk mencapai penurunan TD

yang stabil. T ½ nya 40 jam. Disekresi oleh sistem

sekresi asam organik ginjal

berguna untuk pengobatan pada orang kulit hitam

dan lansia dan penderita gangguan fungsi ginjal

yang normal. Digunakan sebagai obat tunggal

pada penderita hipertensi ringan sampai sedang

dan pada hipertensi primer.

Hipokalemia dan hiperurekemi pada 70% pasien

hiperglikemi pada 10 % pasien. Diuretik harus

dihindari untuk pengobatan hipertensi penderita

diabetes atau pasien dengan hiperglikemi.

Page 22: HIPERTENSI (3)

II. Adrenergik Bloker

Ini adalah kelompok obat yang meliputi alfa bloker, beta bloker dan

alfa-beta bloker labetalol.  Jenis obat ini memblok efek sistem saraf simpatis,

yang langsung merespon stres dengan menaikkan tekanan darah. Beta bloker

adalah jenis yang paling sering dipakai dan pada umumnya efektif untuk usia

penderita yang lebih muda, pada penderita yang pernah terkena serangan

jantung, denyut jantung yang cepat, angina pektoris (nyeri dada) dan

migraine.

Obat

Mekanisme kerja

Farmakokinetik

Penggunaan dalam

terapi

:

:

:

:

Atenolol, labetolol, metoprolol, nadolol, propanolol,

timolol

Menurunkan TD terutama dengan mengurangi isi

sekuncup jantung obat ini juga menurunkan aliran

simpatik dari SSP dan menghambat pelepasan renin

dari ginjal, karena itu mengurangi pembentukan

angiotensin II dan sekresi aldosteron.

Aktif secara oral, metabolime lintas pertama

menurunkan bioavailabilitasnya menjadi 25 % waktu

paruhnya 4 jam.

Penyekat β lebih efektif mengobati hipertensi pada

kulit putih daripada pada kulit hitam dan orang muda

dibandingkan usia tua, mengobati penyakit yang

Page 23: HIPERTENSI (3)

Efek samping :

terdapat bersama hipertensi seperti takikardi

supraventrikular, infark miokard, angina pektoris,

glaukoma dan sakit kepala migren.

Pada SSP seperti kelelahan. Letargi, insomnia dan

halusinasi menurunkan libido dan menyebabkan

impotensi, gangguan kadar lipid serum, penghentian

obat mendadak dapat menimbulkan rebound

hipertensi.

III. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors

Obat ini menurunkan tekanan darah dengan melebarkan arteri. 

Efektif digunakan pada penderita muda, penderita dengan gagal jantung,

penderita dengan protein dalam urin karena gagal ginjal kronik atau penyakit

ginjal diabetik dan penderita pria yang impoten karena efek samping obat lain.

Obat

Mekanisme kerja

Farmakokinetik

:

:

:

Benazepril, kaptopril, enalapril, fosinopril, lisinopril,

moeksipril, quinapril, ramipril

*tiazid menyebabkan eksresi Na, Cl dan air sehingga

mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel. TD

turun akibat berkurangnya curah jantung.

diuretik tiazid dapat diberikan oral. Memerlukan waktu

1-3 minggu untuk mencapai penurunan TD yang

Page 24: HIPERTENSI (3)

Penggunaan dalam

terapi

Efek samping

:

:

stabil. T ½ nya 40 jam. Disekresi oleh sistem sekresi

asam organik ginjal

berguna untuk pengobatan pada orang kulit hitam dan

lansia dan penderita gangguan fungsi ginjal yang

normal. Digunakan sebagai obat tunggal pada

penderita hipertensi ringan sampai sedang dan pada

hipertensi primer.

Hipokalemia dan hiperurekemi pada 70% pasien

hiperglikemi pada 10 % pasien. Diuretik harus

dihindari untuk pengobatan hipertensi penderita

diabetes atau pasien dengan hiperglikemi.

IV.Angiotensin II Bloker

Cara kerjanya menyerupai angiotensin converting enzyme inhibitor

tapi lebih langsung.  Karena cara kerjanya angiotensin II bloker memiliki

lebih sedikit efek samping

Obat

Mekanisme kerja

:

:

Canddesartan, Epsortan, Losartan, Libersatan,

Telinisartan

Obat ini mempengaruhi pengikatan Angiotensin II

dengan reseptornya. Mekanisme kerjanya hampir sama

dengan ACE- inhibitor dengan cara mencegah aktivasi

reseptor angiotensin

Page 25: HIPERTENSI (3)

Farmakokinetik

Penggunaan dalam

terapi

Efek samping

:

:

:

Sama dengan ACE inhibitor

Sama dengan ACE inhibitor

Aritmia jantung, takikardi, perut diare, pusing kelelahan,

sakit kepala, nyeri punggung/kaki, pada umumnya efek

sampingnya lebih ringan dari pada ACE inhibitor.

V. Calcium Antagonis

Berfungsi melebarkan pembuluh darah.  Efektif pada penderita tua,

angina pektoris (nyeri dada), jenis tertentu dari denyut jantung yang cepat dan

migraine.  Penelitian terbaru menyebutkan penderita yang menggunakan

short-acting calcium antagonis mempunyai resiko meninggal karena serangan

jantung.  Tapi efek ini tidak ditemukan pada long-acting calcium antagonis.

Page 26: HIPERTENSI (3)

Obat

Mekanisme kerja

Farmakokinetik

Penggunaan dalam

terapi

Efek samping

:

:

:

:

:

Diltiazem, Felodipin, Nikardipin, Nifedipin,

Nisoldipin, Verapamil,

Menghambat refluk Ca2+ melalui calsium channel pada

membran sel jantung dan sel otot polos. Pada jantung

obat golongan ini menimbulkan efek langsung

inotropik negatif, kronotropik negatif dan perlambatan

konduksi AV. Sedangkan pada otot polos pembuluh

darah menyebabkanvasodilatasi. Sehingga meghambat

vasokontriksi yang ditimbulkan oleh norefinefrin,

glikosida jantung maupun angiotensin II inhibitor

Sebagian besar mempunyai waktu paruh 3-8 jam

setelah dosis oral pengobatan memerlukan 3 kali sehari

untuk mempertahankan kontrol hipertensi yang bagus,

preparat lepas lambat mengurangi dosis berulang

Pengobatan pasien hipertensi yangjuga menderita

asma, diabetes, angina dan atau penyakit vaskulas

perifer

Konstipasi pada 10 % pasien, pusing, sakit kepala dan

rasa lesu yang disebabkan penurunan tekanan darah

VI.Direct Vasodilators

Page 27: HIPERTENSI (3)

Obat golongan ini tidak pernah digunakan tersendiri, biasanya

ditambahkan bila penggunaan tunggal obat lain tidak dapat menurunkan

tekanan darah.

Obat

Mekanisme kerja

Farmakokinetik

Penggunaan dalam

terapi

Efek samping

:

:

:

:

:

:

Hidralazin

Hidralazin merelaksasi secara langsung otot polos

arteriol dedengan mekanisme yang masih belum

dipastikan, salah satunya mungkin dengan melepaskan

nitrogen oksida yang mengaktifkan guanilat siklase

dengan hasil akhir defosforilasi berbagai protein,

termasuk protein kontraktil dalam sel otot polos.

Vasodilatasi yang terjadi menimbulkan reaksi

kompensasi yang kuat berupa peningkatan denyut dan

kontraktilitas jantun, peningkatan renin plasma dan

retensi cairan yang semuanya akan melawan efek

hipotensif obat.

Hidralazin oral biasanya ditambahkan sebagai obat ke

tiga kepada diuretik dan beta bloker. Retensi caian

akan dihambat oleh diuretik, sedangkan refleks

takikardi terhadap vasodilatasi akan dihambat oleh

beta bloker.

Retensi kalsium dan air, sakit kepala dan takikardi,

Page 28: HIPERTENSI (3)

iskemmia miokard

  Obat-obat Hipertensi Emergensi

Pada kasus seperti hipertensi maligna diperlukan obat yang dapat

menurunkan tekanan darah secara cepat.  Kebanyakan obat seperti ini

diberikan dengan suntikan ke vena, di antaranya  diazoxide, nitropusid,

nitrogliserin dan labelalol.  Nifedipin yang masuk golongan calcium antagonis

bekerja sangat cepat dan dapat diberikan secara oral.  Dengan adanya resiko

hipotensi penderita harus dimonitor secara ketat.

Pengelolaan hipertensi sekunder

  Pengobatan hipertensi sekunder ditujukan pada faktor

penyebabnya.  Misalnya hipertensi yang disebabkan penyakit ginjal, terapi

pada ginjal biasanya dapat menurunkan tekanan darah sehirngga obat untuk

hipertensinya sendiri dapat bekerja lebih efektif.  Penyempitan arteri ke ginjal

dapat diatasi dengan memasukkan kateter yang diberi balon pada ujungnya 

atau dengan bypass.  Tumor seperti feokromositoma biasanya diangkat

dengan prosedur pembedahan.

Page 29: HIPERTENSI (3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ganiswarna, G. Sulistia, (1995), “Farmakologi dan Terapi”, Edisi IV, Bagian

Farmakologi Fakultas kedokteran, Universitas Indonesai, Jakarta

2. Rahardja, Kirana, (1991), “ Obat-Obat Penting”, Edisi IV, Direktur Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Page 30: HIPERTENSI (3)

3. Mycek, J. Mary, (2001), “Farmakologi Ulasan Bergambar”, Widya Medika ,

Jakarta

4.

5. http://www.kalbe.co.id

6. http://www.rad.net.id

7. http://www25.brinkster.com

8. http://www.medicastore.com

9. http://kardio-stroke.i-2.co.id

10. http://www.dnet.net.id/kardio

11. http://www.balichemist.com

12. http://www.klinikpria.com

13. http://www.dexa-medica.com

Page 31: HIPERTENSI (3)

LAMPIRAN

Page 32: HIPERTENSI (3)

]