Upload
vannhan
View
250
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
HIMPUNANPERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
TAHUN 2005
DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA2006
KATA PENGANTAR
Salah satu upaya untuk memberikan pelayanan informasi hukum secara mudah dan dapat menjangkau ke seluruh pelosok tanah air, maka Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mempersembahkan penerbitan Himpunan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 sebagai kelanjutan Himpunan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2004 yang sudah diterbitkan sebelumnya.
Melalui Himpunan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 ini pemakai informasi dapat mengetahui unsur-unsur antara lain bentuk Abstrak, Katalog dan Isi Materi Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005.
Penerbitan Himpunan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 diharapkan dapat melengkapi dan menambah khazanah referensi alat/instrument penelusuran peraturan bagi pemakai informasi.
Kepada masyarakat pemakai informasi diharapkan memberikan umpan balik demi perbaikan kualitas penerbitan selanjutnya.
Jakarta, 21 Agustus 2006
Kepala Biro Perencanaan dan Hukum
RUSLI YAHYA. SH NIP. 120121990
i
D A F T A R ISI
1. KATA PENGANTAR i
2. DAFTAR ISI iii
3. ABSTRAK PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1
4. KATALOG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 4
5. PERATURAN MENTERI
1. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariw isata Nom or PM.12/PW.007/MKP/05 tentang Penetapan Bangunan Gereja Jemaat Immanuel Kediri Yang Berlokasi Di Wilayah Kediri, Propinsi Jawa Timur Sebagai Benda Cagar Budaya, Situs, Atau KawasanYang Dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 6Tahun 1992
2. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariw isata Nomor PM.13/PW.007/MKP/05 tentang Penetapan Gedung, Gereja,Rumah Kediaman, Museum, Rumah Sakit, Lapangan Dan Monumen, Masjid, Makam, Menara Syahbandar, Dan Stasiun Kereta Api Yang Berlokasi Di Wilayah Propinsi Daerah KhususIbukota Jakarta Sebagai Benda Cagar Budaya, Situs, Atau 11Kawasan Yang Dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992
m
A B S T R A KPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
JATIM - SITUS - PENETAPAN - BUDAYA - UU N0.5 THN 1992
PERMENBUDPAR NO. PM.12/PW.007/MKP/05, LL DEPBUDPAR 2005, 4 HLM.
PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TENTANG PENETAPAN BANGUNAN GEREJA JEMAAT IMMANUEL KEDIRI YANG BERLOKASI DI WILAYAH KEDIRI, PROPINSI JAWA TIMUR SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA, SITUS, ATAU KAWASAN YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1992.
ABSTRAK
CATATAN
Bahwa benda-benda yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan di wilayah Propinsi Jawa Timur, sebagai benda cagar budaya dan/atau situs yang dilindungi UU, perlu ditetapkan lokasi dan bangunannya dengan Peraturan Menteri.
Dasar Hukum Peraturan Menteri ini adalah :UU No.5 Th. 1992; UU No.32 Th. 2004; PP No.10 Th. 1993; PP No.25 Th. 2000; KEPPRES No. 100 Th. 1993; KEPPRES No. 101 Th. 2001; KEPPRES No. 108 Th. 2001.
Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang :
1. Bangunan beserta halaman dan lingkungan yang dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya dan/atau Situs Gereja Jemaat Immanuel Kediri.
2. Batas-batas benda cagar budaya atau situs.
3. Larangan mengubah, merusak, memugar, memindahkan benda-benda cagar budaya dan ancaman pidana sesuai Pasal 15 dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1992.
Pengelolaan dan pemanfaatan benda cagar budaya dan hal-hal lain diatur dalam keputusan lebih lanjut.
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, 25 April 2004.
1
DKI JAKARTA - SITUS - PENETAPAN - BUDAYA - UU N 0.5 THN 1992
PERMEN BU DPAR NO. PM.13/PW.007/MKP/05, LL DEPBUDPAR, 53 HLM
PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TENTANG PENETAPAN GEDUNG GEREJA, RUMAH KEDIAMAN, MUSEUM, RUMAH SAKIT, LAPANGAN DAN MONUMEN, MASJID, MAKAM, MENARA SYAHBANDAR, DAN STASIUN KERETA API YANG BERLOKASI DI WILAYAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA, SITUS, ATAU KAWASAN YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDO NESIA NOMOR 5 TAHUN 1992.
ABSTRAK - Bahwa benda-benda yang mempunyai nilai penting bagi sejarah,ilmu pengetahuan dan kebudayaan di wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai benda cagar budaya dan/atau situs yang dilindungi UU, perlu ditetapkan lokasi dan bangunannya dengan Peraturan Menteri.
- Dasar Hukum Peraturan Menteri ini adalah :UU No.5 Th. 1992; UU No.32 Th. 2004; PP No.10 Th. 1993; PP No.25 Th. 2000; KEPPRES No. 100 Th. 1993; KEPPRES No. 187/M Th. 2004; KEPPRES No. 9 Th. 2005; KEPPRES No. 10 Th. 2005.
- Dalam Peraturan Menteri ini di atur tentang :
1. Bangunan beserta halaman dan lingkungan yang dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya dan/atau Situs antara lain :
1. Gedung Pancasila2. Gedung BP73. Museum Muhammad Husni Thamrin4. Gereja Kristen Indonesia5. Gedung Balai Seni (Wisma Seni)6. Gedung Perpustakaan RI7. Gedung Perusahaan Listrik Negara8. Gedung eks. Ditjen Perhubungan Laut9. Lapangan M erdeka dan M onum en N as iona l 10-Museum Taman Surapati11. Gedung SMU Budi Utomo12. Gedung SMK Budi Utomo13. Gedung eks. Mahkamah Agung14. Gedung Departemen Keuangan RI15. Masjid Istiqlal
2
CATATAN
16. Gedung SMP Negeri 117. Gedung FK-UI Laboratorium Mikrobiologi18. Rumah Kediaman Muhammad Hatta19. Rumah Sakit Cikini20. Gedung SD Manggarai Utara 1 dan 221. Rumah (aim) Brigjen DI Panjaitan22. Masjid Agung Al-Azhar23. Gedung Palang24. Menara Syahbandar25. Masjid Kampung Bandan26. Makam Tete Jonker 27.Stasiun Kereta Api Tanjung Priuk28. Gedung Bank Bumi Daya29. Masjid Kuno Bandengan30. Gedung Bank Mandiri (eks. Bank Eksim)31. Gereja Katolik Santa Maria De Fatima32. Museum Wayang 33.Stasiun Kereta Api Jakarta Kota34. Komp!ek Museum Pancasila Sakti35. Masjid As-Salafi’ah36. Makam Pangeran Djaketra37. Komplek Makam Sanghyang
2. Batas-batas benda cagar budaya atau situs.
3. Larangan mengubah, merusak, memugar, memindahkan benda-benda cagar budaya dan ancaman pidana sesuai Pasal 15 dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1992.
- Pengelolaan dan pemanfaatan benda cagar budaya dan hal-hal lain diatur dalam keputusan lebih lanjut.
- Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, 25 April 2004.
3
KATALOGPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata R.I
[Peraturan Perundangan-undangan]
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.12/PW.007/ MKP/05 tentang Penetapan Bangunan Gereja Jemaat Immanuel Kediri Yang Berlokasi Di Wilayah Kediri, Propinsi Jawa Timur Sebagai Benda Cagar Budaya, Situs, Atau Kawasan Yang Dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992
LL DEPARTEMEN BUDPAR
PERMEN
BENDA CAGAR BUDAYA DI PROP. JATIM
4 HLM
DEPARTEMENBUDPAR
Indonesia, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata R.I
[Peraturan Perundangan-undangan]
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.13/PW.007/ MKP/05 tentang Penetapan Gedung, Gereja, Rumah Kediaman, Museum, Rumah Sakit, Lapangan Dan Monumen, Masjid, Makam, Menara Syahbandar, Dan Stasiun Kereta Api Yang Berlokasi Di Wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Benda Cagar Budaya, Situs, Atau Kawasan Yang Dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992
LL DEPARTEMEN BUDPAR
PERMEN
BENDA CAGAR BUDAYA DI PROP. DKI JAKARTA
53 HLM
DEPARTEMENBUDPAR
4
PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : PM. 12/PW.007/MKP/05
TENTANG
PENETAPAN BANGUNAN GEREJA JEMAAT IMMANUEL KEDIRI YANG BERLOKASI DI WILAYAH KEDIRI, PROPINSI JAWA TIMUR SEBAGAI
BENDA CAGAR BUDAYA, SITUS, ATAU KAWASAN YANG DILINDUNGI UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1992
MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA,
Menimbang a. bahwa bangunan Gereja Jemaat Immanuel Kediri mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada butir a, dipandang perlu menetapkan lokasi dan bangunan Gereja Jemaat Immanuel Kediri beserta lingkungannya sebagai benda cagar budaya dan/atau situs yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3516);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3942);
5
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 1993 tentang Izin Penelitian Bagi Orang Asing;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
7. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TENTANG PENETAPAN BANGUNAN GEREJA JEMAAT IMMANUEL KEDIRI YANG BERLOKASI DI WILAYAH KEDIRI, PROPINSI JAWA TIMUR SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA, SITUS, ATAU KAWASAN YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1992.Bangunan Gereja Jemaat Immanuel Kediri yang berlokasi di wilayah Kediri, Propinsi Jawa Timur, ditetapkan sebagai benda cagar budaya, situs atau kawasan yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992.Batas-batas bangunan benda cagar budaya dan/atau situs tersebut pada Diktum PERTAMA sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.Terhadap bangunan/gedung dengan halaman, lingkungan, dan situs cagar budaya sebagaimana tercantum dalam bentuk Diktum PERTAMA dilarang:a. mengubah bentuk atau warna, merusak, memugar, memisahkan
bagian atau keseluruhan Benda Cagar Budaya dari kesatuannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
b. memanfaatkan untuk kepentingan yang menyimpang dari kepentingan semula atau kepentingan pada saat berlakunya Peraturan ini, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya; dan
c. mendirikan dan/atau menambah bangunan pada tanah yang berada di lingkungan bangunan sampai pada batas-batas sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA Peraturan ini.
6
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
Terhadap bangunan/gedung dengan halaman, lingkungan, dan situs cagar budaya sebagaimana tercantum dalam Diktum PERTAMA dan Diktum KEDUA Peraturan ini dikenakan ketentuan mengenai larangan:a. merusak, mengambil atau memindahkan, mengubah bentuk dan
atau warna serta memugar, dan memisahkan bangunan, benda- benda, dan keadaan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
b. memanfaatkan untuk kepentingan yang menyimpang dari kepentingan semula atau kepentingan pada saat berlakunya Peraturan ini, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1992; dan
c. mendirikan dan atau menambah bangunan pada tanah yang berada di lingkungan bangunan sampai ada batas-batas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA Peraturan ni.
Pengelolaan dan pemanfaatan Cagar Budaya tersebut pada Diktum PERTAMA dan hal-hal lain yang perlu pengaturan lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.Peraturan ini m ulai berlaku pada tangga l d ite tapkan .
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 A p r i l 2005
MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
t t d
JERO WACIK
7
LAMPIRAN : Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata
NOMOR : PM.12/PW.007/MKP/05TANGGAL : 25 A p r i I 2005
BATAS-BATAS BANGUNAN BENDA CAGAR BUDAYA DAN/ATAU SITUS GEREJA JEMAAT IMMANUEL KEDIRI
Batas-batas
• Utara : Kantor DENPOM V-2
• Timur : Jl. KDP Slamet dan Tugu Perjuangan Peta Supriyadi
• Selatan : Kantor Polwil dan Gedung BRI
• Barat : Perumahan Chandra Kirana dan Komplek Pendidikan
Luas bangunan : ± 383,72 M2
Luas tanah : ± 1.408,87 M2
Status Pemilikan : GPIB
MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
JERO WACIK
8
9
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungKelurahanKecamatanKolaProvinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Gereja Jemaat “Immanuel” Kediri Tempat IbadahMasa Kolonial Belanda, 21 Desember 1904
Jl. KDP Slamet No. 43 Kediri Jawa TimurBandar LorBandar LorMojorotoKediriJawa Timur Belum adaBerdasar prasasti yang terdapat disebelah kiri pintu masuk ke ruang utama, gereja Immanuel Kediri didirikan pada 21 Desember 1904 dan diresmikan pendiriannya oleh J.V.D. Dungen Gronovius. Gereja ini terkenal dengan sebutan "Keerkeraad van de Protestanche Gemente te Kediri", dan dalam perjalanan waktu pada tanggal 14 Maret 1964, gereja ini resmi menjadi milik GBIP. Sejarah tidak banyak menulis tentang keberadaan gereja ini. Bangunan gereja Immanuel Kediri dikelilingi pagar keliling dari tembok setinggi 165 cm dan pintu dari besi. Bangunan Gereja bergaya arsitektur Neo Gothik dengan denah empat persegi panjang berukuran 36,2 m x 10,6 m. Hiasan berbentuk lingkaran, lengkungan, tumpal, dan pelipit mendominasi penampi/an gereja secara keseluruhan, ditambah dengan bentuk pilar pada setiap sudut bangunan. Didalam gereja terdapat 5 ruangan, yaitu: 1) ruang informasi, 2) ruang utama, 3) Balkon, 4) ruang konsistori, dan 5) menara,1) . Ruang informasi berdenah segi empat dengan uk. (3 x 3,9) m
terletak dibagian paling depan dari bangunan gereja.Lantai saat ini merupakan hasil rehabilitasi pada tanun 1996 dari lantai asli yang terbuat dari susunan bata dengan finishing plesteran
2) Ruang Utama, terletak diantara ruang informasi dan ruang konsistori. Denah segi ernpat dengan uk. (20,4 x 10,6) m . Tebal dinding 40 cm dengan langit-langit ruangan sangat tinggi kondisi lantai saat ini sama dengan yang ada pada ruang informasi
10
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/
Surat Keputusan
Balkon, terletak disebelah timur ruang utama, menempel pada dinding sebelah timur bagian atas menghadap ke barat. Denah balkon segi empat dengan uk (4,4 x 9) m. Tangga menuju balkon terletak di tenggara ruang utama, terbuat dari kayu jati dengan bordes uk (1,6 x 1,2) melantai balkon dari susunan papan kayu jati setebal 5 cm.Ruang Konsistori, terletak disbelah barat/belakang ruang utama. Ruang ini berfungsi sebagai ruang rapat majelses gereja. Denah berbentuk segi empat uk (5,7 x 5,2) m. Kondisi lantai sama dengan uk (5 x 3,5) m dan tinggi 21,6 m Menara, terletak di sebelah timur balkon, di atas ruang informasi. Bangunan ini tinggi ramping di sisi depan gereja. Tangga terletak disebelah timur balkon. Denah bangunan segi empat dengan uk (4 x 3,5) dan tinggi 21,6 m + 383,72 M2 + 1.408,87 M2 GPIB
Kantor DENPOM V-2Jl. KDP Slamet dan Tugu Perjuangan Peta Supriyadi Kantor Polwil dan Gedung BRIPerumahan Chandra Kirana dan Komplek Pendidikan Laporan Pendataan Bangunan Gereja “Immanuel” Kediri Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan Tahun 2004
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
11
PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA NOMOR : PM. 13/PW.007/MKP/05
TENTANG
PENETAPAN GEDUNG, GEREJA, RUMAH KEDIAMAN, MUSEUM, RUMAH SAKIT, LAPANGAN DAN MONUMEN, MASJID, MAKAM, MENARA SYAHBANDAR, DAN
STASIUN KERETAAPI YANG BERLOKASI DI WILAYAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA, SITUS,
ATAU KAWASAN YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1992
Menimbang
Mengingat
MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA,
a. bahwa gedung, gereja, rumah kediaman, museum, rumah sakit, lapangan dan monumen, masjid, makam, menara syahbandar, dan stasiun kereta api yang berlokasi di wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada butir a, dipandang perlu menetapkan lokasi dan bangunan-bangunan tersebut di atas beserta lingkungannya sebagai benda cagar budaya dan/atau situs yang dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3516);
13
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3942);
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 1993 tentang Izin Penelitian Bagi Orang Asing;
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 8/M Tahun 2005;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
8. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TENTANG PENETAPAN GEDUNG, GEREJA, RUMAH KEDIAMAN, MUSEUM, RUMAH SAKIT, LAPANGAN DAN MONUMEN, MASJID, MAKAM, MENARA SYAHBANDAR, DAN STASIUN KERETA API YANG BERLOKASI DI WILAYAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA SEBAGAI BENDA CAGAR BUDAYA, SITUS, ATAU KAWASAN YANG DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1992.
PERTAMA Yang disebut di bawah ini ditetapkan sebagai benda cagar budaya,situs atau kawasan yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya :
1. Gedung Pancasila, terletak di Jalan Raya Pejambon No. 2, Kelurahan Gambir, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
2. Gedung BP7 (Gedung Garuda), terletak di Jalan Raya Pejambon No. 2, Kelurahan Gambir, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
14
3. Museum Muhammad Husni Thamrin, terletak di Jalan Kenari 11/5, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
4. Gereja Kristen Indonesia terletak di Jalan Raya Kwitang No. 28, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
5. Gedung Balai Seni (Wisma Seni), terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 14, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
6. Gedung Perpustakaan Republik Indonesia, terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, P ropinsi DKI Jakarta.
7. Gedung Perusahaan Listrik Negara, terletak di Jalan Moch. Ichwan Ridwan Rais, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
8. Gedung ex. Ditjen Perhubungan Laut, terletak di Jalan Medan Merdeka Timur No. 5, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
9. Lapangan Merdeka dan Monumen Nasional, terletak di Jalan Medan Merdeka, Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
10. Museum Taman Prasasti, terletak di Jalan Tanah Abang I No. 1, Kelurahan Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
11. Gedung SMU Budi Utomo, terletak di Jalan Budi Utomo No. 7, Kelurahan Pasarbaru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
12. SMK Budi Utomo, terletak di Jalan Budi Utomo No. 7, Kelurahan Pasarbaru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
13. Gedung Mahkamah Agung (eks), terletak di Jalan Lapangan Banteng Timur, Kelurahan Pasarbaru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
15
14. Gedung Departemen Keuangan RI, terletak di Jalan Lapangan Banteng Timur, Kelurahan Pasarbaru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
15. Masjid Istiqlal, terletak di Jalan Taman Wijaya Kusuma No 1, Kelurahan Pasarbaru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
16. Gedung SMP Negeri 1, terletak di Jalan Cikini Raya No. 87, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
17. Gedung FK-UI Laboratorium Mikrobiologi, terletak di Jalan Pegangsaan Timur, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
18. Rumah Kediaman Muhammad Hatta, terletak di Jalan Pangeran Diponegoro No. 78, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
19. Rumah Sakit Cikini, terletak di Jalan Raden Saleh No. 40, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta.
20. Gedung SD Manggarai Utara 1 dan 2, terletak di Jalan Manggarai Utara 1, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Manggarai, Kota Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.
21. Rumah (Aim) Brigjen D.l. Panjaitan, terletak di Jalan Sultan Hasanuddin No. 53, Kelurahan Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.
22. Masjid Agung Al-Azhar, terletak di Jalan Sisingamangaraja Blok K Persil No. 2, Kelurahan Selong, Kecamatan Kabayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta.
23. Gedung Palang, terletak di Jalan Kakap No. 1-3-9, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta.
24. Menara Syahbandar, terletak di Jalan Pasar Ikan No. 1, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Uatara, Propinsi DKI Jakarta.
16
25. Masjid Kampung Bandan, terletak di Jalan Lodan, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta.
26. Makam Tete Jonker, terletak di Jalan PPM Marunda, Kampung Marunda, Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta.
27. Stasiun Kereta Api Tanjung Priok, terletak di Jalan Enggano, Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta.
28. Gedung Bank Bumi Daya, terletak di Jalan Kali Besar Barat No. 1-2, Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.
29. Masjid Kuno Bandengan, terletak di Jalan Bandengan Selatan, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.
30. Gedung Bank Mandiri (eks. Bank Ekspor Impor), terletak di Jalan Stasiun Kota No. 2, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.
31. Gedung Khatolik Santa Maria De Fatima, terletak di Jalan Stasiun Kota No. 2, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.
32. Museum Wayang, terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.
33. Stasiun Kereta Api Jakarta Kota, terletak di Jalan Stasiun Kota, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.
34. Kompleks Monumen Pancasila Sakti, terletak di Jalan Monumen Pancasila Sakti, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta.
17
35. Masjid As-Salafi’ah, terletak di Jalan Jatinegara Kaum No. 49, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Kota Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta.
36. Makam Pangeran Djaketra, terletak di Jalan Jatinegara Kaum. No. 49, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Kota Jakarta Timur Propinsi DKI Jakarta.
37. Kompleks Makam Sanghyang, terletak di Jalan Jatinegara Kaum No. 49, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Kota Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta.
KEDUA Batas-batas bangunan benda cagar budaya dan/atau situs tersebutpada Diktum PERTAMA sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
KETIGA Terhadap bangunan/gedung dengan halaman, lingkungan, dan situscagar budaya sebagaimana tercantum dalam Diktum PERTAMA dilarang :
a. untuk mengubah bentuk atau warna, merusak, memugar, memisahkan bagian atau keseluruhan Benda Cagar Budaya dari kesatuannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
b. memanfaatkan untuk kepentingan yang menyimpang dari kepentingan semula atau kepentingan pada saat berlakunya Peraturan ini, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992;
c. mendirikan dan/atau menambah bangunan pada tanah yang berada di lingkungan bangunan sampai pada batas-batas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA Peraturan ini.
KEEMPAT Terhadap bangunan/gedung dengan halaman, lingkungan, dan situscagar budaya sebagaimana tercantum dalam bentuk Diktum PERTAMA dan Diktum KEDUA Peraturan ini dikenakan ketentuan mengenai larangan :
18
a. merusak, mengambil atau memindahkan, mengubah bentuk dan atau wama serta memugar, dan memisahkan bangunan, benda- benda, dan keadaan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;
b. memanfaatkan untuk kepentingan yang menyimpang dari kepentingan semula atau kepentingan pada saat berlakunya Peraturan ini, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1992; dan
c. mendirikan dan atau menambah bangunan pada tanah yang berada di lingkungan bangunan sampai pada batas-batas sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA Peraturan ni.
KELIMA Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 A p r i l 2005
MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
11 d
JERO WACIK
19
LAMPIRAN
NOMORTANGGAL
Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata PM.13/PW.007/MKP/05 25 A p r i I 2005
BATAS-BATAS BANGUNAN BENDA CAGAR BUDAYA DAN/ATAU SITUS
1. Gedung Pancasila
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Gedung BP7Kali Ciliwung, pemukiman penduduk Jalan Abdul Rahman Saleh Jalan Pejambon, Makostrad 1.516 m2 26.950 m2 Negara
2. Gedung BP7
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Kali Ciliwung, pemukiman pendudukKali Ciliwung, pemukiman pendudukGedung PancasilaJalan Pejambon, Makostrad38,50 m x 28,50 m7.513 m2Negara
3. Museum Muhammad Husni Thamrin
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Muhammad Husni Thamrin Jalan Raya Kenari II, TK. SD. Rumah Kita Jalan Raya Kenari I Pemukiman penduduk22.7 m x 46,20 m22.7 m x 118,30 m Pemda DKI. Jakarta
20
4. Gereja Kristen Indonesia (Kwitang)
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Rumah Bapak David Jalan Kramat Kwitang IA PT. Nugra Aldeverindo Jalan Kwitang Raya No. 28 656 m2 1.913 m2 Yayasan
5. Gedung Balai Seni (Wisma Seni)
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Merdeka Timur, Stasiun Kereta Api GambirJalan Batu dan Gedung Dep. Kelautan dan PerikananPemukiman pendudukGedung Wisma Pertamina+ 2.636 m2T2.100 m2Pemda DKI. Jakarta
6. Gedung Perpustakaan Republik Indonesia
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Gedung TelekomunikasiGedung Dewan Pers dan Jalan Kebon SirihGedung Lembaga Pertahanan NasionalJalan Merdeka Selatan15.91,27 m2+ 12.118 m2Pemda DKI. Jakarta
7. Gedung Perusahaan Listrik Negara
Batas-batas❖ Barat Jalan Moch. Ichwan Ridwan Rais❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Eks. Hotel Transera Sungai CiliwungKedubes Vatikan dan POM ABRI + 600 m2 + 25.635 m2Pemerintah HGB No. 298, Tgl 22 Mei 1996
21
8. Gedung ex Ditjen Perhubungan Laut
Batas-batas❖ Barat : Jalan Medan Merdeka Timur❖ Selatan : Kwartir Nasional Pramuka❖ Timur : Markas Kostrad dan Sungai Ciliwung❖ Utara : Kantor Garnisun
Luas bangunan : + 5.152 m2 Luas lahan : + 6.000 m2Status Pemilikan : Departemen Perhubungan Republik Indonesia
9. Lapangan Merdeka dan Monumen Nasional
Batas-batas♦> Barat : Jalan Medan Merdeka Barat❖ Selatan : Jalan Medan Merdeka Selatan❖ Timur : Jalan Medan Merdeka Timur❖ Utara : Jalan Medan Merdeka Utara
Luas bangunan : 640 m2Luas lahan : 90 haStatus Pemilikan : Pemda DKI. Jakarta
10. Museum Taman Prasasti
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Pemukiman penduduk, Jalan Petojo Melintang Kantor Walikotamadya Jakarta Pusat Jalan Tanah Abang IPerpustakaan umum, Gedung Auditorium KONI 300 m2 13.038 m2Pemda DKI. Jakarta
11. Gedung SMU Budi Utomo
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Kantor Statistik DKI STM/SMK Budi Utomo Jalan Budi Utomo Tanah PT Sri Wijaya 2.995 m2 7.060 m2Pemda DKI. Jakarta
22
12. Gedung SMK Budi Utomo
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Gedung BPPK Jalan Budi Utomo SMUN 1 Budi Utomo SMKN 27 1.800 m2 16.775 m2 Pemda DKI. Jakarta
13. Gedung Mahkamah Agung (eks)
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Lapangan Banteng Timur Gedung Departemen Keuangan R.l. Jalan Dr. Wahidin Jalan Budi Utomo + 1,016,64 m2 + 1,500 m2Pemerintah DKI. Jakarta
14. Gedung Departemen Keuangan Republik Indonesia
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Lapangan Banteng TimurJl. Dr. Wahidin, Gedung Perkantoran BUMNJalan Dr. Wahidin IIEks. Gedung Mahkamah Agung, Jalan Budi Utomo + 4,275 m2 + 10,000 m2Departemen Keuangan Republik Indonesia
15. Masjid Istiqlal
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Kanal Sungai Ciliwung, rel kereta api Jalan PerwiraGereja Kathedral, Lapangan Banteng Jl. Ir. H. Juanda + 2,5 ha + 9,9 ha Pemerintah
23
16. Gedung SMP Negeri 1
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Cikini Raya, PertokoanPertokoanRumah Sakit CikiniPertokoan949,30 m25,190 m2Pemda DKI. Jakarta
17. Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Laboratorium Mikrobiologi
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Pegangsaan Timur Asrama Universitas Indonesia Jalan Kimia Pemukiman penduduk + 994 m2 + 1,972 m2 Universitas Indonesia
18. Rumah Kediaman Muhammad Hatta
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Rumah Bapak Simatupang Jalan Diponegoro No. 57, Gedung Kantor PPP Kantor Kedutaan Palestina Apartemen (belum jadi)+ 691,88 m2 + 1,000 m2 Reluarga
19. Rumah Sakit Cikini
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Pertokoan dan SMP Negeri I Jalan Raden SalehMasjid Al Ma’mur dan Sungai CiliwungPemukiman penduduk1.406,97 m23.925 m2Yayasan
24
20. Gedung SD Manggarai Utara 1 dan 2
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Manggarai Utara 3 Jalan Manggarai Utara 1 Jalan Manggarai Utara 1 Pemukiman penduduk 1.725 m2 5.406 m2 Pemerintah
21. Rumah (Aim) Brigjen D.l Panjaitan
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Sultan Hasanuddin Rumah Penduduk Rumah Penduduk Gedung Perkantoran + 800 m2 + 1.000 m2Reluarga D.l Panjaitan
22. Masjid Agung Al-Azhar
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Sisingamangaraja Jalan Raden Patah II Jalan Raden Patah Raya Jalan Raden Patah III + 765,2 m2 + 43775 m2Tayasan Pesantren Islam Al-Azhar
23. Gedung Palang
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Kakap dan GedungGudangGudangJalan Pakin dan Sungai Opak 600 m2 6.500 m2Pemda DKI. Jakarta
25
24. Menara Syahbandar
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
: Jalan Pasar Ikan : Jalan Raya Pakin : Sungai Opak: Pasar Ikan dan pemukiman penduduk : 9,5 m x 5,5 m = 52 m2 : 39 m x 36 m = 1.404 m2 : Pemerintah DKI. Jakarta
25. Masjid Kampung Bandan
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
: Perkampungan : Jalan Raya Lodan : Gudang Konveksi : Jalan Perkampungan penduduk : 450 m2 : 1.600 m2 : Yayasan Masjid
26. Makan Tete Jonker
Batas-batas❖ Barat : I♦> Selatan : I❖ Timur : I❖ Utara : I
Luas bangunan : Luas lahan :Status Pemilikan: I
KBN/PPL Muranda PantaiDepot Pertamina Depot Pertamina 1 0 m x 5 m= 15 m2 30 m x 25 m = 750 m2 Pemda DKI. Jakarta
27. Stasiun Kereta Api Tanjung Priok
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan :❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan : Luas lahan : Status Pemilikan:
Rel Kereta ApiJalan EngganoJalan EngganoTerminal Bis Tanjung Priok1.500 m26.000 m2PT Kereta Api Indonesia
26
28. Gedung Bank Bumi Daya
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Malaka Selatan, Pemukiman Jalan Malaka, Kantor Telkom Jalan Kali Besar Barat Perkantoran + 8.580 m2 + 8.580 m2 Bank Mandiri
29. Masjid Kuno Bandengan
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Muara Pekojan, pemukimanPemukimanPemukimanJalan Bandengan Selatan + 113,42 m2 + 752,50 m2 Pemda DKI Jakarta
30. Gedung Bank Mandiri
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Pintu Besar UtaraJalan Stasiun Kota, Taman Stasiun KotaJalan LadaPerkantoran+ 9.000 m2+ 9.000 m2Bank Mandiri
31. Gereja Katholik Santa Maria De Fatima
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Kemenangan III, pemukiman penduduk Pemukiman penduduk Pemukiman penduduk, sekolahan Pemukiman penduduk, sekolahan + 1.900,78 m2 + 2.000 m2 Gereja Katholik
27
32. Museum Wayang
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Kali Besar Timur, Sungai Kali Besar PerkantoranJalan Kali Besar Utara, him. Museum Sejarah Jakarta Perkantoran + 1.920 m2 + 1.920 m2 Pemda DKI Jakarta
33. Stasiun Kereta Api Jakarta Kota
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Jalan Stasiun Kota, Taman Stasiun KotaJalan Jembatan BatuPertokoanBank Mandiri, Jalan Lada + 1.016,64 m2 + 1.500 m2 PT Kereta Api
34. Kompleks Situs Monumen Pancasila Sakti (Lubang Buaya)
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan
Luas lahan Status Pemilikan:
Jalan Raya Pondok Gede, Komplek Dirgantara III AU Pemukiman penduduk RW.02 (Lubang Buaya)Kali SunterPemukiman Penduduk, Masjid Arrohman RW. 121. Monumen Pancasila Sakti 17 m x 17 m,2. Cungkup Sumur Maut 1045 m23. Rumah Komando 142 m24. Rumah Penyiksaan 198 m25. Dapur umum 116 m2 145.360 m2
Pemerintah cq Mabes TNI
35. Masjid As-Salafi’ah
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Pemukiman penduduk, Komplek Makam SanghyangJalan Jatinegara KaumPemukiman penduduk, SDN 15 Jakarta TimurKali Sunter450 m21 haPemda DKI Jakarta, dikelola oleh masyarakat setempat
28
36. Kompleks Makam Pangeran Djaketra
Batas-batas❖ Barat : Pemukiman penduduk, Komplek Makam Sanghyang❖ Selatan : Jalan Raya Jatinegara Kaum❖ Timur : Pemukiman penduduk, SDN 15 Jakarta Timur❖ Utara : Kali Sunter
Luas bangunan : 100 m2 Luas lahan : 1 haStatus Pemilikan : Pemda DKI Jakarta
37. Kompleks Makam Pangeran Sanghyang
Batas-batas❖ Barat❖ Selatan❖ Timur❖ Utara
Luas bangunan Luas lahan Status Pemilikan
Pemukiman pendudukJalan Raya Jatinegara KaumPemukiman penduduk, Komplek Makam P. DjaketraKali Sunter100 m21.500 m2Pemda DKI Jakarta, Juru Pelihara dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala
MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
ttd
JERO WACIK
29
oe
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungKelurahanKecamatanKolaProvinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan Status Kepemilikan Batas-Batas Utara
Gedung PancasilaGedung1890 MJl. Pejambon No. 2
SenenSenenJakarta Pusat DKI Jakarta106°51’45” BT 06°15’56” LSSemula bernama gedung RAAN VAN INDIE yang kini menjadi bagian dari kompleks Gedung Departemen Luar Negeri Republik Indonesia didirikan pada tahun 1890, yang sampai saat ini telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada tahun-tahun pertama abad ke 20 gedung ini digunakan untuk sidang-sidang VOLKRAAD dan pada tahun 1945 sampai 1949 gedung ini pemah juga dipakai untuk sidang Komite Indonesia Serikat. Sejak tahun 1956 gedung ini dipergunakan sebagai gedung Departemen Luar Negeri hingga sekarang.
Bangunan Gedung Pancasila berdenah empat persegi panjang menghadap ke barat laut dan berada di kompleks Departemen Luar Negeri. Berdinding tembok pada bagian depan terdapat 8 buah tiang bermotif balustrade, berfungsi sebagai penyangga atap bagian teras, pintu masuk ke ruang utama berjumlah 3 buah. Di kiri kanan pintu masuk terdapat 2 buah meriam dorong, di atas pintu terdapat hiasan panel pergola. Gedung ini berlantai marmer putih. Gedung ini mempunyai beberapa ruangan antara lain: ruang gedung, administratif, ruang tunggu, ruang gentlemens, ruang wanita, ruang perpustakaan, ruang tunggu perjamuan, dan ruang perjanjian.1.516 M2 26.950 M2 Negara
Jalan Pejambon, Markas Komando Angkatan Darat
31
TimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/
Jalan Abdul Rahman SalehKali Ciliwung, pemukiman pendudukGedung BP7
Pengelolaan Surat Keputusan
Pengelola DepluSK Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
32
Gedung BP 7 (Gedung Garuda)
33
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Gedung BP 7 (Gedung Garuda)Gedung Abad 19
Pejambon No. 2
SenenSenenJakarta Pusat DKI Jakarta106°51’45” BT 06°12’03” LSSetelah pusat Pemerintahan Hindia Belanda pindah ke Bandung pada tahun 1916, gedung ini diresmikan sebagai gedung Volksraad pada tahun 1918 dan pernah juga dijadikan ruang rapat Pemerintahan Tinggi Hindia Belanda, pernah dipakai sebagai tempat perumusan pembukaan UUD 45 oleh Mr Mohammad Yamin an lr. Soekarno, tempat sidang PPKI. Kini gedung tersebut dijadikan Kantor Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) Pusat, setelah dipugar diberi nama Gedung BP7.
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan
Gedung BP7 berdenah empat persegi panjang berukuran 38,70 m x 28,5 m, mempunyai luas lahan 7.513 M2, menghadap ke barat laut, bergaya arsitektur Eropa terlihat dari model pilarnya dengan motif lengkungan yang dihubungkan satu dengan yang lainnya. Pintu masuk mempunyai dua buah daun pintu yang kokoh dilapisi dengan jeruji besi, pada bagian teras depan pintu berbentuk kubah. Ruangan dalam terdapat 12 pintu dan 18 tiang/pilar yang menghubungkan antara pilar- pilar dengan motif lengkungan/relung, bagian tengah bangunan berongga (Atrium). Dinding tembok sebelah barat mempunyai 7 buah daun jendela yang dilengkapi dengan kanopi. Lantai bangunan menggunakan marmer berwarna putih ke abu- abuan, atap penutup bangunan menggunakan genteng.
38,50 M x 28,50 M 7.513 M2
34
Status KepemilikanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Negara
Jalan Pejambon No. 2, Markas Komando Angkatan Darat Gedung DepluKali Ciliwung, Pemukiman Penduduk Kali Ciliwung, Pemukiman Penduduk Pengelola Sekneg
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993 tanggal 29 Maret 1993 sebagai BCB
35
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Gedung Museum Muhammad Husni ThamrinGedungAbad 19
Jalan Kenari 111/15
KenariKenariJakarta Pusat DKI Jakarta106°50’44” BT 06°11’38” LSSemula gedung ini milik Meneer Has, gedung ini dibangun untuk rumah pemotongan hewan, dan diperuntukan sebagai tempat menimbun buah-buahan dari Australia. Kemudian dibeli oleh Muhammad Husni Thamrin dan selanjutnya dihibahkan untuk kaum pergerakan kebangsaan Indonesia, yang bergabung dalam organisasi PPPKI (pemufakatan perhimpunan politik kebangsaan Indonesia). Pada tahun 1928 di gedung ini para tokoh pergerakan kebangsaan Indonesia mengadakan rapat pemufakatan dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, di gedung ini pula lahir gagasan berpolitik perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 15 Desember 1927 lahir tuntutan Indonesia berparlemen dan merdeka oleh pada pemuda pergerakan Indonesia yang diwakili oleh Muhammad Husni Thamrin dan kawan-kawan.
Bangunan ini berbentuk empat persegi panjang berukuran22,7 x 46,20 m, berdinding tembok, Pintu masuk ruangan utama beijumlah 2 buah dengan 6 buah daun jendela semuanya terbuat dari bahan kayu, di atas pintu jendela dilengkapai pentilasi udara menggunakan plat besi berbentuk belah ketupat. Besi penyangga teras depan berbentuk spiral, begitu jiga lisplang bermotif setengah lingkaran berganda. Bangunan ini mempunyai beberapa ruang yaitu ruangan Kepala Seksi, Ruang Staf, Ruang Pameran, dan beberapa ruangan yang disekat-sekat. Lantai keramik merupakan bangunan baru, penutup aap bangunan dari genteng, di tengah-tengah halaman depan terdapat depan terdapat patung MH. Thamrin dibuat dari perunggu.
37
Luas BangunanLuas LahanStatus KepemilikanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
22.7 M X 46,20 M22.7 M x 118,30 M Pemda DKI Jakarta
Pemukiman Jalan Raya Kenari IJalan Raya Kenari II, TK. SD. Rumah Kita Jalan Muhammad Husni Thamrin Pemda DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
38
Gedung Kristen Indonesia
39
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Gedung Kristen IndonesiaGereja1976 M
Jalan Kwitang No. 2
KwitangSenenJakarta Pusat DKI Jakarta106°50’46” BT 06°12’05” LSPada tanggal 4 Nopember 1876 gereja ini dibuka, kebaktian pertama kali diadakan pada tanggal 5 Nopember 1876 yang dihadiri oleh 50 orang jemaat di Kwitang yang anggotanya terdiri dari orang-orang Eropa, Jawa, Ambon dan keturunan Cina yang menetap di Batavia. Semula gedung ibadah ini bahan bangunan dari kayu, berdinding bilik, terdapat 2 jendela tanpa kaca, podium setinggi 0,5 m, alas mimbar dari bahan kain warna hijau. Pada tahun 1886 gereja-gereja di Belanda mengutus DS. Huysing untuk menggantikan Zendeling Haan, yang kemudian menjadi pendeta di Gereja Kwitang, gedung ini pada awalnya terbuat dari bahan kayu kemudian dipugar dan diganti dengan gedung batu hingga sekarang.
Bangunan ini menghadap ke barat laut, bentuk bangunan empat persegi panjang, berdinding tembok, pintu masuk mempunyai 2 buah daun berengsel, dengan ukuran lebar 190 cm x tinggi 3 m. Pada bagian atas pintu bermotif terasin (roster) di atas dinding pintu ada kayu salip. Dikiri kanan dinding bagian depan terdapat hiasan tumpal. Pada dinding sisi timur mempunyai 4 buah pilar dengan motif lengkung, dan mempunyai 4 buah pintu, 3 buah pintu di atasnya berbentuk lingkaran semakin ke atas semakin kecil dan dihiasi teralis besi. Di ruangan dalam ada sebuah balkon. Di sebelah timur ada bangunan tambahan berupa ruang pertemuan dan perpustakan diperkirakan bangunan baru.
40
Luas BangunanLuas LahanStatus KepemilikanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
656 M2 1913 M2 Yayasan
Jalan Kwitang Raya No. 28 PT Nugra Aldeverindo Jalan Kramat Kwitang IA Rumah Bapak David Belum ada
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
41
Balai Seni (Wisma Seni)
42
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan
Balai Seni (Wisma Seni)Gedung Pameran Seni Kolonial / tahun 1902 -1903
Jalan Medan Merdeka Timur 14Rt. 006/RW.001GambirGambirJakarta PusatDKI Jakarta106°10’43" LS 106°49’56" BTGedung tersebut dahulu bernama Carpentier Alting Stichting, dibangun antartahun 1902-1903. Pada perkembangannya gedung tersebut pernah dipakai untuk markas KAPPI dan KAMI untuk penumpasan gerakan 30-S -PKI.
Bangunan kuno terdiri dari 2 buah. Bangunan induk terletak di tengah menghadap ke barat, sedangkan yang satu berupa bangunan bertingkat dua terletak di sebelah utara menghadap ke selatan. Konstruksi bangunan terbuat dari tembok tebal beratap genteng. Kedua bangunan masih asli penambah bangunan disebelah belakang sisi utara. Bangunan induk difungsikan sebagai ruang pameran seni sedang bangunan satunya difungsikan sebagai tempat pameran tetap. Areal lahan depan merupakan taman. Saat ini terdapat bangunan-bangunan baru di sebelah barat laut, timur dan selatan bangunan induk.
+ 2636 M2 12.100 M2
43
Status Kepemilikan :Batas-BatasUtaraTimurSelatan
BaratRiwayat Penelitian/ : Pengelolaan Surat Keputusan
Pemda DKI Jakarta
Gedung Wisma Pertamina Pemukiman pendudukJalan Batu dan Gedung Departemen Kelautan dan PerikananJalan Medan Merdeka Timur, Stasiun Kereta Api Gambir
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
44
45
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus KepemilikanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBarat
Gedung Perpustakaan Republik Indonsia Bangunan Perkantoran Kolonial / Tahun 1942
Medan Merdeka Selatan No. 11
Gambir Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta106°10’51” LS 06°49’37” BTGedung tersebut dibangun pada tahun 1942, dengan arsitektur bergaya klasik. Bangunan dahulu difungsikan sebagai Perpustakaan Sejarah Politik dan Sosial. Tanah dan bangunan merupakan bekas Eighendom Perpording No. 4387. Dan sekarang berfungsi sebagai gedung Kantor Perpustakaan Nasional.
Gedung kunonya terdiri dari 3 buah bangunan permanen tidak bertingkat. Seluruhnya menghadap ke arah utara, bangunan induk berada di tengah, sedangkan bangunan lainnya berada di sebelah timur dan barat. Konstruksi bangunan masih asli terbuat dari pasangan bata berdinding tebal dan beratap genteng. Di dalam bangunan induk sudah disekat tidak permanen, karena diperlukan untuk sarana kerja. Halaman depan merupakan taman yang dilengkapi dengan bangunan pos penjagaan. Sedangkan bagian belakang sudah sarat dengan bangunan baru permanen dan bertingkat. 1.591 M2 + 12.118 M2 Pemda DKI Jakarta
Jalan Medan Merdeka Selatan Gedung Lembaga Pertahanan Nasional Gedung Dewan Pers dan Jalan Kebon Sirih Gedung Telekomunikasi
46
Riwayat Penelitian/: Pengelolaan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret
1993
47
Gedung Perusahaan Listrik Negara
48
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Gedung Perusahaan Listrik Negara KantorMasa Pemerintahan Kolonial Belanda
Jalan Moch. Ichwan Ridwan Rais No. 1
Gambir Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta106°10’50” LS 106°49’57” BTGedung PLN didirikan sekitar tahun 1897 oleh maskapai swasta belanda, yaitu Nederlandsch Indie Gas Maatschappij (NV. NIGM), yang bergerak dalam usaha gas dan listrik di Batavia. Bangunan ini dibangun untuk digunakan sebagai perkantoran NV. NIGM
Bangunan berarsitektur perpaduan antara gaya Art nouveau, Art Deco dan Craft.
Luas BangunanLuas LahanStatus KepemilikanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
+ 600 M2 + 25.635 M2Pemerintah HGB No. 298 Tanggal 22 Mei 1996
Kedubes Vatikan dan POM ABRI Sungai Ciliwung Eks. Hotel Transera Jalan Moch. Ichwan Ridwan RaisPLN Distribusi Jakarta dan Tangerang Area Pelayanan Menteng
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
49
50
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Gedung Ditjen Perhubungan Laut Bangunan Perkantoran Tahun 1863 s.d. 1865
Medan Merdeka Timur No. 5
Gambir Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta106°10’30” LS 106°49’51” BTDibangun oleh perusahaan Pelayaran KPM (Koninklijke Paketmaart Maatschappij) antara tahun 1863-1865. Nilai sejarah dari gedung ini ialah pada pendudukan Jepang pernah dipakai untuk Kantor urusan Pemerintah Jepang yang pada tanggal 21 Agustus 1945 diserbu oleh beberapa tokoh Indonesia dari kalangan pelabuhan dan pelayaran di Jakarta yang memaksa orang-orang Jepang untuk m enyerahkan kekuasaannya kepada bangsa Indonesia.
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan
Arsitektur bergaya Art Deco awal dan pertengahan. Untuk mencapai lantai 2 terdapat tangga yang bentuknya unik dengan di atasnya terdapat lukisan dan tulisan Koninklijke Paketmaart Maatschappij (KPM). Bagian kaki atau dasar seperti huruf ‘M' tidur. Bagian atas terdiri dari semacam prufilan kronis dekoratif, ditutup dengan koma dan titik sejenis kepala yang bercirikan khas Art Deco. Gedung ini berlantai 2, sekarang dipergunakanuntuk:
- Lantai I Litbang Perlindungan Laut- Lantai II Badan Diklat Perhubungan Laut- Lantai III Badan SAR Nasonal.
+ 5.152 M2 + 6.000 M2
51
Status KepemilikanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Departemen Perhubungan RI
Kantor GarnisunMarkas KOSTRAD dan Sungai Ciliwung Kwartir Nasional Pramuka Jalan Medan Merdeka Timur Badan Litbang Departemen Perhubungan
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
52
53
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus KepemilikanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Lapangan Merdeka / Monas Lapangan/Tugu Pergerakan / Awal Abad 19
Dikelilingi Jalan Medan Merdeka
Gambir Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta08°10’25” LS 106°49’38” BTDibangun pada awal abad 19, dahulu lapangan tersebut bernama lapangan gambir/koningsplein. Selanjutnya lapangan tersebut dipakai untuk tempat rapat raksasa menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 19 September 1945. Di dalam perkembangannya di tengah lapangan dibangun Tugu Monumen Nasional untuk mengenang dan melestarikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal dengan revolusi Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945.
Lapangan tersebut sekarang difungsikan sebagai taman kota yang ditanami berbagai macam pohon pelindung. Di sekeliling taman dibatasi oleh pagar besi sebagai pengaman. Di dalam taman sebagai porosnya terdapat tugu Monas. Sebagai penghubung dalam taman dilengkapi dengan jalan. Sebagai pelengkap taman di sebelah utara terdapat patung Diponegoro sedang menunggang kuda dan patung bagian kepala Chairil Anwar. Di sebelah barat taman terdapat patung bagian kepala M. Husni Thamrin, sedangkan di sebelah selatan terdapat patung Rapat Raksasa Ikada dan areal parkir.
+ 90 Ha + 19 HaPemda DKI Jakarta
Jalan Medan Merdeka Utara Jalan Medan Merdeka Timur Jalan Medan Merdeka Selatan Jalan Medan Merdeka Barat
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
54
55
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan Status Kepemilikan
Museum Taman Prasasti Bangunan Museum Kolonial / Tahun 1795
Jalan Tanah Abang I No. 1
Petojo Selatan Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta06°10’20” LS 106°49’09" BTTempat pemakaman ini mulai dipakai tahun 1795 terutama bagi pejabat dan tokoh-tokoh penting terutama orang Belanda dan Eropa. Dahulu pemakaman ini bernama Jassenkerkhof, kemudian bernama Kebon Jahe Kober. Bangunan induk pemakaman bergaya Doria yang dibangun tahun 1944. Taman prasasti sendiri setelah merdeka masih digunakan untuk pemakaman umum bagi yang beragama nasrani dan tahun 1975 ditutup. Pada tanggal 19 Juli 1977 oleh Gubernur Ali S ad ik in d iresm ikan sebaga i M useum P rasas ti.
Pintu masuk museum merupakan bangunan kuno permanen dari konstruksi batu bata berspesi, bangunan terbuka di bagian depan yang didukung oleh 14 buah pilar bulat dan 2 pilar persegi empat. Pintu gerbang masuk dari kayu berukuran tebal dan lebar dan dibagian belakang terdapat ruangan kecil untuk melapor. Di dalam areal taman prasasti tersimpan 1734 buah koleksi, terdiri dari batu nisan bentuk tugu, piala, patung, karangan bunga, kijing, lempengan batu persegi replika dan miniatur. Saat sekarang di dalam taman dilengkapi dengan kantor, toilet umum, dan gedung tempat menyimpan koleksi penting.
300 M2 13.038 M2 Pemda DKI Jakarta
56
Batas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Perpustakan Umum, Gedung Auditorium KONI Jalan Tanah Abang I Kantor Walikotamadya Jakarta Pusat Pemukiman penduduk, Jalan Petojo Melintang
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
57
58
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
SMU Budi UtomoBangunan1930
Budi Utomo No. 7
Pasar Baru
Jakarta Pusat DKI Jakarta106°50’15.5” BT 06°10’01.1” LSGedung ini pernah digunakan sebagai salah satu markas BKR Laut Pusat, kemudian dikuasai NICA. Setelah tahun 1950-an dijadikan SMA Negeri 1 Jakarta sampai sekarang.
Bangunannya berarsitektur gaya Indische yang diperuntukkan bagi Algemene Middlebare School (AMS) didirikan tahun 1930- an.
2995 M - 1159 M 7060 MPemda DKI Jakarta
Tanah PT Sriwijaya Jalan Budi Utomo STM/SMK Budi Utomo Kantor Statistik DKIDinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Propinsi DKI JakartaGubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
59
60
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
SMK Budi UtomoBangunan1906
Budi Utomo No. 7
Pasar Baru
Jakarta Pusat DKI Jakarta106°50’15.5” BT 06°10’01.1” LSPada mulanya gedung ini diperuntukkan Koningen Wilhelmina School (KWS), yaitu sekolah khusus untuk anak-anak Belanda dan keturunan. Setelah Indonesia merdeka digunakan sebagai gedung SMK Negeri 1 Budi Utomo sampai sekarang.
Gedung ini digunakan tahun 1906 berarsitektur gaya Eropa menghadap selatan.
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
1800 M2 16.775 M2 Pemda DKI Jakarta
SMKN 27SMUN 1 Budi Utomo Jalan Budi Utomo BPPKDinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Propinsi DKI JakartaGubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
61
Denah/sketsa keletakan situs
* * # T
M 4 4 K * * * * iV M .VAX, *A **V 9 # * \W i* -
tA lA H V * ., W^<!PSH ,
4V U M - AUJkM / M r A M ****
62
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Gedung Mahkamah Agung (eks.)Bangunan Kantor 1828
Lapangan Banteng Timur
Pasar Baru Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta Belum adaBangunan ini merupakan bagian dari istana tempat kediaman Gubernur Jenderal yang terletak di sisi selatan. Pada tanggal 1 Mei 1848 bangunan ini digunakan secara resmi oleh Departemen van Justice (Mahkamah Agung). Pada masa pemerintahan kolonial Belanda gedung ini digunakan sebagai gedung peradilan mulai pada 1 Mei 1942 sampai zaman pendudukan Jepang. Setelah Indonesia merdeka, gedung ini dikembalikan fungsinya sebagai Mahkamah Agung. Saat ini bangunan tidak lagi dipergunakan.
Bangunan utama berdenah segi empat menghadap ke barat, bergaya arsitektur Eropa dengan corak dekoratif. Bagian depan dihiasi dengan pilar-pilar besar, pada saat pengumpulan data bangunan dalam kondisi tidak terawat, dan tidak digunakan.
+ 1.016,64 M2
Departemen Keuangan RI
Jalan Budi Utomo Jalan Dr. Wahidin Gedung Departemen Keuangan RI Jalan Lapangan Banteng Timur
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
63
Sketsa/Denah Keletakan
64
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Gedung Departemen Keuangan RI Bangunan Kantor 1828
Lapangan BantengTimur
Pasar Baru Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta Belum adaDibangun sebagai istana kegiatan Gubernur Jenderal Deandles. Pada tahun 1839 bagian bawah digunakan sebagai Kantor Pos dan Percetakan Milik Negara. Bagian lainnya digunakan oleh Hoorgerechter dan Algemene Secretarie. Pada tahun 1848 sebagian dari bangunan ini dipakai oleh Departemen Justitie (Mahkamah Agung), kemudian digunakan oleh Departemen Keuangan RI sampai sekarang.
Bangunan utama berdenah empat persegi panjang menghadap ke barat, bertingkat dua, merupakan bentuk arsitektur awal abad 19 dengan gaya empire style. Pintu gerbang memisahkan bangunan induk dengan bangunan pada bagian sayap. Bangunan induk beratap tinggi, tiang-tiang bercorak dorik (pada bagian bawah), sedangkan bagian atas bercorak ionic.
+ 4.275 M2 + 10.000 M2Departemen Keuangan RI
Eks. Gedung Mahkamah Agung, Jalan Budi Utomo Jalan Dr. Wahidin IIJalan Dr. Wahidin, Gedung Perkantoran BUMN Jalan Lapangan Banteng Timur Departemen Keuangan RI
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
65
66
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis
Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Masjid Istiqlal Rumah Ibadah 1961
Lapangan BantengTimur
Pasar Baru Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta06°10’10,4” LS - 106°49'54,9” BT (48M 0702707 - UTM 9317704)
Masjid dibangun di atas puing benteng Belanda, dengan arsitek Ir. F. Silaban. Pemancangan pembangunan dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 26 Agustus 1961. Peresmian penggunaannya dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 27 Februari 1976. Selain tempat ibadah juga digunakan untuk keperluan sosial, informasi, dakwah, pendidikan dan kegiatan kemasyarakatan lain. Masjid dikelola oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta.
Bangunan utama berdenah segi empat menghadap utara, bertingkat lima, disebelah tenggara terdapat bangunan terbuka. Beberapa bangunan nampak kurang terawat.
+ 2,5 Ha + 9,9 Ha Pemerintah
Jalan Ir. H. JuandaGereja Kethedral, Lapangan BantengJalan PerwiraKanal Sungai Ciliwung, rel kereta api Badan Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta Departemen Agama RIGubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
67
68
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
S.M.P. Negeri 1 Gedung Sekolah Kolonial / Abad 18
Jalan Cikini Raya No. 87
Cikini Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta06°11’35” LS - 106o50’2T’ BTBangunan gedung SMP Negeri 1 Cikini menurut sumber data hasil penetapan bangunan bersejarah di DKI Jakarta no. 475 tahun 1993 dibangun pada abad 18 dengan bentuk arsitektur bergaya Eropa. Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda gedung dipakai tempat sekolah MULO di HIS. Kemudian dimasa kemerdekaan, yaitu tahun 1948, ditetapkan sebagai gedung SMP Negeri 1 Jakarta dengan kepala sekolah pertama Bapak Suparmo. Saat ini masih berfungsi sebagai gedung SMP N 1.
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan Status Kepemilikan Batas-Batas Utara
Bangunan gedung masih asli (tidak berubah). Fungsi ruang bagian depan dipakai sebagai kantor sekolah dan bagian belakang masih difungsikan sebagai ruang kelas. Karena adanya kerusakan pada di beberapa bagian, lantai penutupnya diganti dengan keramik. Sebagai tindak lanjut adanya perkembangan dan keperluan akan sarana maka seluruh areal lahan bagian kanan, kiri dan belakang bangunan sudah habis dibangun bangunan baru, namun atapnya mengambil jarak 1 m dari batas atap bangunan lama.
949,30 M2 5.190 M2Pemda DKI Jakarta
Pertokoan
69
TimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Rumah Sakit Cikini PertokoanJalan Cikini Raya, pertokoan
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
70
71
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan Status Kepemilikan/ Penguasaan Batas-Batas Utara
Gedung FK-UI Laboratorium MikrobiologiBangunanKolonial
Pegangsaan Timur
Cikini Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta06°1T57” LS - 106°5031” BTGedung ini pernah didirikan Laboratorium Penelitian Patologi dan Bakteriologi pada 1888. Salah satu lembaga penelitian yang prestisius yang pernah didirikan di Indonesia oleh Christian Eijkman yang meraih Nobel pada 1929 atas keberhasilannya menemukan kaitan antara kekurangan vitamin B1 dan penyakit beri-beri. Sekolah Kedokteran pertama di Indonesia (STOVIA) Lembaga ini sempat menjadi pusat pengobatan penyakit- penyakit tropis yang terkenal pada 1 0-an. Pada Juli 1992 Lembaga Eijkman kembali diresmikan sebagai Lembaga Riset Biologi Molekuler atas inisiatif Menristek Prof. Dr. BJ. Habibie dan dukungan penuh Presiden Soharto.
Gerbang dan pintu masuk utama di dalam bangunan bergaya Eropa ini memiliki bentuk lengkungan setengah lingkaran. Gerbang utama sendiri berada pada masa bangunan berlantai dua yang diapit oleh sayap satu lantai di kanan kirinya. Pintu masuk utama berada di kanan kiri lorong pada gerbang utama, namun kedua sayap bangunan disatukan di lantai atas melalui tangga yang letaknya tepat di samping pintu masuk utama. Ruang-ruang tangga inilah menara kembar yang mengapit gerbang pintu utama.
+ 994 M2 + 1.972 M2 Universitas Indonesia
Pemukiman penduduk
72
TimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Jalan KimiaAsrama Universitas IndonesiaJalan Pegangsaan TimurFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
73
74
PENETAPAN BCB/SITUSNama Rumah Kediaman Dr. Muhammad HattaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Rumah Tinggal 1930 M
Diponegoro No. 57 Rt. 16 Rw. 05 Menteng Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta106°50’31” BT - 06°12’40” LSRumah kediaman Dr. Muhammad Hatta dibangun pada tahun 1930 dengan arsitektur gaya Indische, rumah tersebut semula diperuntukan bagi pejabat maskapai swasta Belanda, Eropa, kemudian pada masa pendudukan Jepang (1942) dikuasai oleh Jepang. Pada tahun 1943 rumah tersebut diserahkan Jepang kepada Muhammad Hatta, mengingat kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Indonesia yang bekerjasama dengan Jepang dalam gerakan tiga A. Putera, Jawa Hokokai. Hingga saat ini rumah kediaman tersebut dihuni oleh keluarga Mohammad Hatta. Rumah ini menjadi saksi hidup sejarah dan merupakan mata rantai dalam menelusuri perjalanan hidup Mohammad Hatta. Di rumah ini beliau merencanakan gagasan dan ide-ide pemikiran dalam menyumbangkan darma dan baktinya kepada bangsa Indonesia.
Deskripsi Bangunan rumah kediaman Bung Hatta menghadap ke selatan, berbentuk empat persegi berdinding tembok, pintu masuk ruang utama mempunyai 2 buah pintu masuk, berupa 4 buah daun pintu model lipat, dan 2 buah daun jendela model engsel dengan bahan dari kayu. Ubin lantai dari keramik, di sisi barat terdapat 2 buah pintu masuk model lipat dan 2 buah jendela, tepat di depannya merupakan garasi mobil diperkirakan bangunan baru. Begitu juga bangunan bagian belakang tingkat dua merupakan bangunan tambahan. Pagar keliling terbuat dari pagar besi.
75
Luas Bangunan + 681,88 M2Luas Lahan Status Kepemilion/ Penguasaan Batas-Batas
+ 1000 M2 Keluarga
UtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Apartemen belum jadi Kedutaan PalestinaJalan Diponegoro, Gedung Kantor PPP Rumah Bapak TB Simatupang Pengelola Keluarga Muhammad Hatta
Surat Keputusa' Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
76
77
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimur
Rumah Sakit Cikini Rumah Tinggal Kolonial / Tahun 1895
Raden Saleh No : 40
Cikini Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta06°1T30” LS - 106°50’31” BTDibangun pada abad ke 19 dan merupakan bekas rumah tinggal pelukis terkenal Raden Saleh. Gaya bangunan perpaduan antara Gaya Moor (Arab) dan gaya Ghotic (Eropa). Arsitektur Moor nampak pada pagar lingkar (balustrade) serambi atas bagian depan. Sedangkan gaya Ghotic terdapat pada jendela yang membentuk lengkung meruncing. Gedung berubah fungsi sebagai rumah sakit tanggal 2 Januari 1898.
Bangunan kuno ada dua buah yang terdapat di dalam ruang praktek Rumah Sakit Cikini. Terdiri dari rumah bertingkat dan kapel. Keberadaan masih terawat baik walaupun terus terdesak oleh adanya penambahan bangunan baru. Bangunan utama yang merupakan rumah tinggal Raden Saleh berbentuk empat persegi panjang bagian tengah depan terdapat teras yang disangga empat buah tiang besar, bangunan memiliki lantai 2 tingkat dan beratap genteng.
1.222,97 M2 + 184 M2 = 1.406,97 M23.925 M2Yayasan
Pemukiman pendudukMasjid Al Ma’mur dan Sungai Culiwung
78
SelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Jalan Raden Saleh Perkantoran dan SMP Negeri 1
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
79
80
PENETAPAN BCB/SITUSNama SD Manggarai Utara 1 dan 2JenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
SekolahMasa Kolonial Belanda /1916
Jalan Manggarai Utara 1
Manggarai Manggarai Jakarta Selatan DKI Jakarta06°12’47" LS - 106°51’21” BTBangunan yang didirikan pada masa kolonial pada tahun 1916 bergaya arsitektur Indisch dengan nama Marschalk Land. Sekolah ini dibangun di tengah lingkungan pemukiman karyawan Staat Spoorwegen (Jawatan Kereta Api).
Deskripsi Bangunan menghadap ke arah selatan, pada bagian atapnya yang terdiri dari susunan dua atap dengan kemiringan yang sama. Celah diantaranya dimanfaatkan untuk aliran udara di bawah atap. Dengan plafon yang tinggi dan adanya celah ini, keadaan di dalam ruangan tetap sejuk. Atap bagian pintu masuk dibuat lebih menjorok. Pada bagian atasnya ditempatkan menara kecil.
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
1725 M2 5406 M2 Pemerintah
Perumahan pendudukJalan Manggarai Utara 1Jalan Manggarai Utara 1Jalan Manggarai Utara 3Perbaikan oleh pihak swasta/yayasan
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
81
Sketsa/Denah Keletakan:
82
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Rumah (Aim) Brigjen D.l. PanjaitanRumah Tinggal1956
Jalan Sultan Hasanudin No. 53
Melawai Kebayoran Baru Jakarta Selatan DKI Jakarta06° 14’ 33' LS -106° 48' 09” BTBrigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan adalah satu dari enam perwira tinggi TNI-AD yang menjadi korban kekejaman “Gerakan 30 September” atau “G-30-S/PKI”. Gerakan 30 September dimulai pada dinihari 1 Oktober 1965, didahului dengan penculikan dan pembunuhan terhadap 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama AD. Kesemuanya dibawa ke Desa Lubang Buaya sebelah selatan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Secara kejam mereka dianiaya dan akhirnya dibunuh. Setelah mati dengan kejam kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua lalu ditimbun dengan sampah dan tanah.
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan Status Kepemilikan/ Penguasaan Batas-Batas
Bangunan rumah Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan terdiri dari 2 lantai, lantai dasar digunakan sebagai ruang tamu, ruang baca dan ada tangga menuju lantai 2. Sedangkan bagian belakang digunakan sebagai ruang keluarga dan ruang makan. Pada halaman belakang rumah terdapat bangunan baru yang tidak mengganggu keberadaan bangunan yang lama. Lantai 2 terdapat kamar-kamar anggota keluarga. Kondisi rumah dipertahankan sebagaimana adanya saat DI Panjaitan semasa hidup, begitu juga dengan perabotan-perabotan yang ada dirawat dengan baik.
+ 800 M2 + 1000 M2Gedung Perkantoran
83
UtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Gedung PerkantoranRumah PendudukJalan Sultan HasanuddinDinas Museum dan Sejarah DKI JakartaKeluarga DI Panjaitan
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
84
85
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas Bangunan Luas Lahan Status Kepemilikan/ Penguasaan Batas-Batas
Masjid Agung Al-Azhar Rumah Ibadah 1958
Jalan Sisingamangaraja Blok K-1 Persil No. 2
SelongKebayoran Baru Jakarta Selatan DKI Jakarta06°14’05” LS - 106°47’57” BTMasjid Agung Al-Azhar dengan nama awal Masjid Agung Kebayoran pembangunannya dimulai pada tanggal 19 Nopember 1953 dan selesai pada tahun 1958. Pembangunan masjid tersebut tidak terlepas dari pembentukan Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar pada 7 April 1953, semula merupakan yayasan islam yang dibentuk dalam rangka menerima dana sosial dari pemerintah dalam rangka pembangunan rumah ibadah. Rencana pembentukan YPI Al- Azhar tersebut dibicarakan bersama-sama oleh tokoh islam di Jakarta. Setelah terbentuknya yayasan tersebut kemudian pemerintah memberikan sebidang tanah untuk pembangunan Masjid Agung Al-Azhar.
Bangunan masjid terdiri dari dua lantai memiliki kubah besar, menara masjid, dan satu buah kubah mihrab. Lantai dasar digunakan sebagai ruang-ruang kantor Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar dan ruang serbaguna. Sedangkan lantai dua digunakan sebagai masjid (tempat ibadah). Kondisi bangunan saat ini sangat te raw at dengan baik.
+ 7.656,2 M2 + 43,775 M2Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
86
UtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Jalan Raden Patah III Jalan Raden Patah Raya Jalan Raden Patah II Jalan Sisingamangaraja Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
87
88
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Gedung Palang Bangunan Abad XVII
Kakap No. 1-3-9
Penjaringan Penjaringan Jakarta Utara DKI Jakarta106°48’33” LS - 06°07’38,5” BTPada mulanya peranan Gedung palang adalah galangan kapal serta pengawas bagi keluar masuk kapal ke Kali Besar. Bangunan peninggalan Belanda ini pernah mempunyai fungsi sebagai yang menentukan bagi kegiatan perdagangan Belanda (VOC). Khususnya kegiatan pelayaran atau pelabuhan di Batavia (Jakarta). Gedung palang sampai sekarang masih digunakan.
Bangunan dengan arsitektur gaya Eropa yang didirikan sekitar abad XVII, konstruksi bangunannya merupakan perpaduan antara tiang dibuat dari batu bata dan balok kayu.
600 M2 6500 M2
Pemerintah
Jalan Pakin dan Sungai OpakGudangGudangJalan Kakap dan GudangSwasta dan Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Propinsi DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
89
90
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimur
Menara Syahbandar Bangunan Abad XX
Pasar Ikan No. 1
Penjaringan Penjaringan Jakarta Utara DKI Jakarta106°48’33,1” LS - 06o07'38,5'' BTMenara Syahbandar dibangun tahun 1839. Setelah pelabuhan Tanjung Priok selesai dibangun tahun 1886, menara pengawas (uitliijk) berkurang peranannya, namun tetap dijadikan menara pengawas dan Kantor Syahbandar bagi kegiatan Pelabuhan Pasar Ikan (1926-1967). Masa pemerintahan Jepang dijadikan gedung penyimpanan logistik. Tahun 1950-an menjadi Kantor Pos Kepolisian Penjaringan. Tahun 1967 Pelabuhan Sunda Kelapa diresmikan, menara pengawas ini tidak difungsikan bagi kegiatan kepelabuhan. Tahun 1977 dijadikan bagian dari Museum Bahari. Menara Syahbandar merupakan bukti sejarah tentang aktifitas pelabuhan di Jakarta sebelum era Pelabuhan Tanjung Priok yang memperlihatkan pentingnya kegiatan pelabuhan bagi kelangsungan kekuasaan penjajah.
Bangunan Menara Syahbandar berarsitektur gaya Eropa. Fungsi bangunan semula adalah menara pengawas keluar masuk kapal ke atau dari pelabuhan Batavia (Kali Ciliwung) hingga pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok selesai.
Panjang = 9,5 M; Lebar = 5,5 M Panjang 39 M; Lebar = 36 M Pemerintah DKI Jakarta
Pasar Ikan dan pemukiman penduduk Sungai Opak
91
SelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Jalan Raya Pakin Jalan Pasar IkanDinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Propinsi DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
92
93
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/: Pengelolaan
Surat Keputusan
Masjid Kampung BandanBangunanIslam / Abad XVII
Lodan
AncolPademangan Jakarta Utara DKI Jakarta106°49’12,8” BT - 06°07’53,7” BTMasjid ini didirikan oleh Sayid Abdul Rahman bin Alwi Al-Syatiri tahun 1789. Beliau meninggal tahun 1809. Usaha pembangunan masjid diteruskan oleh putranya tahun 1913 dan selesai tahun 1917.
Masjid menghadap ke selatan. Di dalam ruang utama masjid ini terdapat makam Sayid Ali Abdul Rahman bin Alwi yang meninggal pada 29 Ramadhan 1122 H dan makam Sayid Alwii bin Abdul Rahman bin Alwi Al-Syatiri, wafat 18 Muharram 1326 H. Bangunan masjid telah mengalami pemugaran pada tahun 1956, 1972, dan 1978.
1 0 x5 M 30 x 25 MPemerintah DKI Jakarta
Jl. Perkampungan Penduduk Gudang Konveksi Jl. Raya Lodan PerkampunganDinas Kebudayaan dan Permuseuman Pem erintah Propinsi DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
94
95
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBarat
Makam Tete JonkerMakamAbad XVII
PPM Marunda
Marunda Cilincing Jakarta Pusat DKI Jakarta106°57’19,8” BT - 06°05’47,2” BTTete Jonker merupakan orang kepercayaan VOC yang pernah mengalahkan Hasanuddin dalam perang Makassar tahun 1667. Kemudian memberontak kepada Belanda karena ia menyadari bahwa Belanda adalah penjajah dan melarikan diri ke Pulau Jawa dan menetap di Marunda.
Makam ini berada dalam sebuah bangunan tertutup menyerupai rumah berdinding tembok dan atap seng. Pintu masuk terbuat dari papan kayu yang bagian atasnya terdapat jeruji sebagai ventilasi dan penerangan. Bagian tengah makam dibuat lekukan dan kelilingi tembok yang dilapisi keramik warna putih. Di bagian kepala makam dibuat miniatur rumah Minahasa dari beton. Di samping makam Tete Jonker terdapat sebuah makam Dotulang yang berasal dari Minahasa sebagai orang kepercayaannya.
10 x 5 M 30 x 25 MPemerintah DKI Jakarta
Depot Pertamina Depot Pertamina PantaiKBN/PPL Marunda
96
Riwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pem erintah Propinsi DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
97
Sketsa/Denah Keletakan
. .. * ' f i
, / > ~- ^ p T : , ' /;....
.. ' » f '1 A ,7' '--Mv 7'''' l
i ' .$* ■ ■'
. .7,- ' '/ , t ' : ■ ...... i - ; - . '
.............
98
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatan
Stasiun Kereta Api Tanjung PriokBangunan1915
Enggano
Tanjung Priok Tanjung Priok Jakarta Utara DKI Jakarta106°52’55,7'' LS - 06°06’37,7” BTStasiun Kereta Api Tanjung Priok yang dibangun tahun 1924 sampai dengan tahun 1925. Setelah dibukanya Pelabuhan Tanjung Priok peranan stasiun kereta api Tanjung Priok semakin meningkat, karena letak pelabuhan dengan stasiun tidak jauh sehingga membantu kelancaran kegiatan pelayaran atau pelabuhan. Pada masa revolusi fisik stasiun kereta api ini menjadi ajang pertempuran antara pasukan sekutu dengan tentara RI yang dibantu penduduk setempat. Stasiun kereta api ini juga digunakan sebagai tempat pengiriman senjata, pakaian dan makanan untuk para pejuang yang berada di daerah perbatasan.
Bangunan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok berarsitektur gaya Eropa. Dinding terbuat dari beton dan beratap seng (asli) berlantai dua dan menghadap timur laut.
1500 M2 6000 M2PT Kereta Api Indonesia
Terminal Bis Tanjung Priok Jalan Enggano Jalan Enggano
99
BaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Rel Kereta ApiSwasta dan dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Propinsi DKI JakartaGubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
100
101
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan Surat Keputusan
Gedung Bank Bumi DayaPerkantoran1910
Kali Besar Barat No. 1-2
Pinangsia Tamansari Jakarta Barat DKI Jakarta106°48’41,8” BT - 06°08’12,4” LSDahulu adalah rumah seorang elite di zaman Batavia kuno, kemudian digunakan sebagai kantor Chartered Bank of India Australia, lalu digunakan sebagai kantor Bank Bumi Daya.
Bangunan berdenah segi empat berlantai tiga bergaya arsitektur Neo Klasik Greek yang dipadu dengan gaya Renaisance, Doha, dan Corinthian. Bangunan pada sudut tenggara bagian atap terdapat bangunan menyerupai menara dengan atap kubah. Terdapat jendela berukuran besar dan bagian bawah terdapat pintu-pintu berbentuk lengkung. Kondisi bangunan pada saat ini kosong dan tidak terawat.
+ 8.580 M2 + 8.580 M2
Perkantoran Jalan Kali Besar Barat Jalan Malaka PemukimanDinas Sejarah dan Museum DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
102
103
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Masjid Kuno BandenganRumah Ibadah1817
Bandengan Selatan
Pekojan Tambora Jakarta Barat DKI Jakarta Belum adaDibangun oleh imigran Islam dari India sebagai tempat peribadatan kaum muslim sampai sekarang. Bangunan ini telah mengalami beberapa kali renovasi.
Bangunan berdenah persegi empat dengan atap tumpang berbentuk limasan meskipun telah mengalami beberapa kali renovasi, namun bentuk atapnya tetap dipertahankan.
+ 113,42 M2 + 752,50 M2 Pemerintah Daerah
Jalan Bandengan SelatanPemukimanPemukimanJalan Muara Pekojan, pemukiman- Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Serang- Dinas Sejarah dan Museum DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
104
Denah/sketsa keletakanp e * * * u ^ A C i
f tM * » f? £ *V r*0 '* - ; ) ,S W i g y WTa >***rA. - . .
105
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Bank Mandiri (eks. Bank Ekspor Impor)Kantor1938
Stasiun Kota No. 2
Pinangsia Tamansari Jakarta Barat DKI Jakarta106°48’15,7” BTS - 06°08’48,49,7” BT Sejak awal berfungsi sebagai kantor Nederlands Indiche Handles Bank, kemudian digunakan oleh Bank Bumi Daya, dan berubah nama menjadi Bank Mandiri sampai sekarang.
Bangunan berdenah segi empat dengan gaya arsitektur mendapat pengaruh Art Deco. Ruangan dengan kolom-kolom tinggi gaya tahun 1930 setinggi 9-6 M.
+ 9.000 M2 + 9.000 M2 Bank Mandiri
Perkantoran Jalan LadaJalan Stasiun Kota, Taman Stasiun Kota Jalan Pintu Besar Utara- Dinas Sejarah dan Museum DKI Jakarta- Bank Mandiri
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
106
107
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Gereja Katholik Santa Maria De Fatima Rumah Ibadah Awal Abad XX
Raya Kemenangan
Glodok Tamansari Jakarta Barat DKI Jakarta06°08’38,2” LS - 106°48’42,4” BTDibangun pada awal abad XX sebagai rumah tinggal dengan arsitektur lenggam Cina, kemudian digunakan sebagai gereja ka tho lik dengan nama Santa M aria De Fatim a.
Bangunan bercorak cina dengan denah berbentuk segi empat. Bangunan utama di tengah dengan atap berbentuk pelana, bertingkat dua, bagian bawah digunakan sebagai tempat ibadah. Bagian atas terdapat empat buah kamar untuk pengurus gereja. Di sisi kiri dan kanan serta bagian belakang terdapat bangunan kamar-kamar yang digunakan untuk kantor dan keperluan lain yang berhubungan dengan kegiatan gereja.
+ 1.900,78 M2 + 2.000 m2Gereja Katholik Santa Maria De Fatima
Pemukiman, sekolah Pemukiman, sekolah PemukimanJalan Kemenangan III, pemukiman- Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Prop. DKI Jakarta- Dikelola oleh Paroki Gereja Katholik Santa Maria De Fatima
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
108
Denah/sketsa keletakan
- r-. «**•*■
> *- **- M C a ' —»»
109
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Museum Wayang Bangunan Komersial 1912
Pintu Besar Utara No. 27
Pinangsia Tamansari Jakarta Barat DKI Jakarta106°48’46,9” BT - 06°08’04,7” LSPada tahun 1640-1732 di lokasi ini berdiri Oude Hollandsche Kerk, kemudian dibongkar dan pada tahun 1736-1808 dibangun kembali dengan nama Nieuw Hollandsche Kerk yang hancur akibat gempa bumi. Pada tahun 1912 dibangun sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gudang milik perusahaan Geo Wehry. Pada tahun 1939 gudang tersebut dibeli oleh Bataviasche Genootschap van Kunsten en Wetenschapen, yaitu lembaga yang menangani kebudayaan Indonesia. Bangunan tersebut kemudian diserahkan kepada Stichting van Batavia dan pada 22 Desember 1939 dijadikan museum dengan nama Oud Bataviasche Museum. Pada tahun 1957 diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia dan diserahkan lagi kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan diresmikan sebagai Museum Wayang pada 13 Agustus 1975.
Museum wayang menghadap ke timur. Pintu masuk terdapat di sebelah selatan, di kiri pintu masuk terdapat dua jendela besar. Demikian pula di bagian atas terdapat tiga buah jendela berukuran besar. Bangunan berdenah segi empat bergaya Neo Renaisance, terdiri dari dua lantai, sebagian ruang bawah difungsikan sebagai ruang display, sebagian lagi sebagai kantor. Bagian atas merupakan ruang display dan ruang pertunjukan wayang.
110
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
+ 1.920 M2 + 1.920 M2
PerkantoranJalan Kali Besar Utara, halaman Museum Sejarah Jakarta PerkantoranJalan Kemenangan III, pemukiman Jalan Kali Besar Timur, Sungai Kali Besar Dinas Sejarah dan Museum DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
111
112
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/ Pengelolaan
Surat Keputusan
Stasiun Kereta Api Jakarta KotaFasilitas Umum1929
Stasiun Kota
Pinangsia Tamansari Jakarta Barat DKI Jakarta106°48’15,7” BT - 06°08’48,49,7” LS Selesai dibangun pada 19 Agustus 1929 dengan nama Stasiun Be Oost dengan arsitek Ir. Ghijsels. Bangunan didirikan untuk menggantikan stasiun kereta api kota Batavia. Sampai sekarang masih berfungsi sebagai stasiun kereta api.
Denah seluruh bangunan berbentuk “U” bergaya arsitektur Art Deco. Bangunan bagian depan berlantai dua, bagian bawah digunakan untuk fasilitas umum, sedangkan lantai atas digunakan sebagai kantor.
+ 429.000 M2 + 500,000 M2o PT Kereta Api
Bank Mandiri, Jalan Lada PertokoanJalan Jembatan BatuJalan Stasiun Kota, Taman Stasiun Kota- Dinas Sejarah dan Museum DKI Jakarta- PT Kereta Api
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
113
114
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Komplek Situs Monumen Pancasila Sakti (Lubang Buaya)Situs1965
Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Lubang Buaya Cipayung Jakarta Timur DKI Jakarta106°54’48” BT - 06°17'54'' LSPenghianatan G-30-S/PKI pada tanggal 30 September 1965 dilakukan gerombolan G-30-S/PKI yang menculik 6 pejabat teras TNI AD dan seorang perwira utama. Di Lubang Buaya ini tubuh para jenderal disiksa dengan benda-benda tumpul, senjata tajam bahkan ditembak. Setelah disiksa jenazah para korban dimasukkan ke dalam sumur maut yang sempit, penyiksaaan dan pembunuhan dilakukan oleh anggota Pemuda Rakyat (PR), Gerwani, dan ormas-ormas PKI. Pada tanggal 4 Oktober 1965 jenazah para jenderal diangkat dari Lubang Buaya oleh anggota KKO TNI AL dan RPKAD disaksikan oleh Mayjen TNI Soeharto.
Di dalam komplek terdapat beberapa buah bangunan, yaitu Sumur Maut dengan kedalaman 12 m dan berdiameter 75 cm merupakan saksi bisu tempat pembuangan para petinggi TNI Angkatan Darat,. Hingga kini telah dibangun sebuah cungkup dengan ukuran 4 m x 4 m dan di sebelah timur cungkup ada bangunan Rumah Tempat Penyiksaaan berukuran 8m x 15,5m menggambarkan penyiksaan para korban yang masih dalam keadan hidup. Mereka adalah Mayjen TNI R. Soeprapto, Mayjen TNI. S. Parman, Brigjen TNI Soetodjo, dan Lettu CZI Pierre Andries Tandean. Secara kejam dan sadis mereka menganiaya. Setelah merasa puas dengan segala kekejamannya semua jenazah dimasukkan ke dalam sumur maut. Rumah Komando milik Haji Suaeb seorang penduduk, dan rumah ini dipakai oleh pimpinan gerakan G-30-S/PKI,
115
Luas Bangunan
Luas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian / Pengelolaan
Surat Keputusan
yaitu letkol Untung dalam mempersiapkan penculikan terhadap 6 jenderal TNI AD. Rumah dapur Umum merupakan salah satu rumah bersejarah. Rumah ini statusnya milik Ibu Amroh. Rumah ini dipakai sebagai tempat penyediaan sarana konsumsi gerakan G-30-S/PKI. Tugu Pahlawan Revolusi berdiri dengan latar belakang sebuah dinding setinggi 17 m, dengan hiasan patung Garuda Pancasila. Dinding berbentuk trapesium berdiri di atas landasan yang berukuran 17m x 17 m dengan 7 buah anak tangga. Ketujuh patung pahlawan revolusi berdiri berderet dalam setengah lingkaran dari barat ke timut, yaitu patung Brigjen TNI Soetodjo Siswomikardjo, Brigjen TNI D.l. Panjaitan, Mayjen TNI S. Parman, Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI. R. Soeprapto, Mayjen TNI MT. Hardjono dan Kapten A.P. Tandean.
1. Monumen PS 289 M2, tinggi 17 m2. Cungkup Sumur Maut 1045 M23. Rumah Komando 142 M24. Rumah Penyiksaan 198 M25. Dapur Umum 116 M2
145.360 M2Pemerintah c.q. Mabes ABRI
Pemukiman penduduk, Masjid Arrohman RW. 12 Kali SunterPemukiman penduduk RW. 02 (Lubang Buaya)Jalan Raya Pondok Gede, Kompleks Dirgantara III TNI AU Pengelola Museum Sejarah TNI
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
116
117
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Masjid As-Salafi’ahMasjid1620 M
Jatinegara Kaum Raya No. 49
Jatinegara Kaum Jatinegara Kaum Jakarta Timur DKI Jakarta106°545'41” BT - 06°12’45” LSMasjid Jatinegara Kaum disebut juga dengan nama Masjid As-Salafi’ah yang berarti, tertua. Didirikan oleh Pangeran Ahmad Jaketra pada tahun 1620. Pada tahun 1916 membuka daerah baru berupa hutan belantara yang penuh pohon jati. Daerah ini sekarang terkenal dengan nama Jatinegara Kaum. Pangeran Jaketra adalah putra Pangeran Tubagus Angke yang berperang melawan VOC. Masjid ini selain untuk ibadah sholat juga dipergunakan sebagai tempat Pangeran Jaketra beserta pengikutnya menyusun kekuatan untuk menyerang kembali terhadap VOC.
Bangunan masjid As-Salafi’ah terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah (ruang utama) yang asli berukuran 10 m x 10 m, sedangkan keseluruhan 24 m x 10 m. Bagian atas 14 m x 14 m. Di lantai bawah terdapat 12 buah tiang berbentuk empat persegi panjang tanpa hiasan. Pada ruang utama yang asli terdapat 4 buah tiang sokoguru, tiang ini berdiri di atas balok-balok horisontal dari semen sebanyak 5 tingkatan dan pada balok ke 3 terdapat hiasan spiral. Di lantai ruang utama dilapisi karpet beludru warna hijau. Pintu masuk Masjid terdapat di dinding utara dan selatan sebanyak 10 buah. 7 buah diantaranya berdaun pintu 2, sedangkan sisanya berdaun pintu satu. Bentuk mimbar seperti kursi dengan 3 anak tangga berukuran P. 2,60 m x I. 1,50 m, t. 2,40 m. Bangunan menara berbentuk 4 persegi berukuran 3,5 x 3,5 x 11,5 m terletak di sudut timur. Menara ini mempuyai lubang angin pada ke empat sisinya. Atap masjid merupakan atap tumpang tiga berbentuk limasan. Pada sisi barat halaman masjid ini terdapat Makam Pangeran Djaketra dan keluarganya.
118
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian / Pengelolaan
Surat Keputusan
450 M2 1 HaPemda DKI Jakarta, dikelola oleh masyarakat setempat
Kali SunterPemukiman penduduk, SDN 15 Jalan Jatinegara KaumPemukiman penduduk, Kompleks Makam Sanghyang Pernah dipugar oleh Pemerintah DKI Jakarta pada tahun 1968
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
119
120
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Kompleks Makam Pangeran JaketraMakamAbad 19
Jatinegara Kaum Raya No. 49 Jatinegara Kaum Jatinegara Kaum Pulogadung Jakarta Timur DKI Jakarta106°54'41" BT - 06°12’45” LSPangeran Djaketra adalah putra Pangeran Tubagus Angke. Pada tahun 1916 merebut dan menduduki Batavia. Pangeran Djaketra beserta pengikutnya membangun Masjid As-Salafi’ah di Jatinegara Kaum. Selain untuk beribadah sekaligus menyusun kekuatan kembali untuk mengadakan perlawanan terhadap VOC hingga sampai wafatnya dan dimakamkan di Jatinegara Kaum.
Bangunan cungkup berbentuk kubus berukuran 10 m x 10 m. Cungkup berbentuk tumpang dua limasan beratapkan genteng, berdindingkan tembok setinggi 50 cm, atapnya disangga oleh tiang-tiang yang terdapat disudut-sudut pintu. Masuk tanpa daun pintu ada di sisi timur. Di dalam ruangan cungkup terdapat 5 buah makam, yaitu Makam Pangeran Djaketra (pendiri masjid), makam Pangeran Luhut (putranya), dan makam Pangeran Surya (cucunya), terletak sejajar dari barat-timur. Sedangkan dua makam lagi ada di utara dari makam ketiga, yaitu Makam Ratu Rapiah, dan Pangeran Sugiri. Ukuran masing-masing makam 2 m x 1 m. Makam terdiri atas jirat dan nisan, jiratnya berbentuk empat persegi panjang dari marmer putih polos tanpa hiasan. Nisan berbentuk pipih berukir dengan hiasan kurawal dan berupa lekukan dengan hiasan sulur bunga dan daun. Makam-makam ini terletak di dalam halaman Masjid As-Salafi'ah.
121
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/: Pengelolaan
Surat Keputusan
100 M2 1 HaPemda DKI Jakarta
Kali SunterPemukiman penduduk, SDN 15 Jalan Jatinegara Kaum KBN/PPLMarundaPemukiman penduduk, Kompleks Makam Sanghyang Masyarakat
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
122
123
PENETAPAN BCB/SITUS
NamaJenisPeriode/TahunKeletakanJalanDusun/KampungDesa/KelurahanKecamatanKabupaten/KotaPropinsiLetak Astronomis Latar Sejarah
Deskripsi
Kompleks Makam Pangeran SanghyangMakamAbad 18
Jatinegara Kaum
Jatinegara Kaum Pulogadung Jakarta Timur DKI Jakarta106°54’41” BT - 06°12’45” LSMakam Pangeran Sanghyang (Raden Sanif) bin Pangeran Senopati Ngalaga dibangun pada abad ke 18. Pangeran Sanghyang merupakan seorang tokoh agama keturunan Banten yang aktif berjuang mengusir penjajah Belanda bersama tokoh- tokoh lainnya seperti dengan Pangeran Tubagus Badarudin yang kini makamnya terletak di Jalan Koja Jatinegara Kaum.
Bangunan cungkup makan Sanghyang menghadap ke timur dengan ukuran 10 m x 10 m berdinding tembok dan mempunyai sebuah pintu masuk berukuran T. 2,35 m dan L 1,30 M terbuat dari kayu jati, begitu juga dengan 2 buah jendela masing- masing berukuran T. 135 cm , L 65 cm berbentuk kubah tanpa daun jendela menggunakan kaca putih permanen (tidak bisa dibuka) berlantai keramik warna putih dan mempunyai 2 buah tiang penyangga, cungkup beratap seng. Di dalam ruangan cungkup terdapat 4 buah makam diantaranya : 1. Makam Pangeran Sanghyang berbentuk empat persegi panjang jirat dan nisan terbuat dari keramik berukuran P. 2,83 m, L. 1 m, T. 73 cm dan 45 cm. 2. Makam Ibu Ratu Sri Pembayat. 3. Makam Pangeran Nasip. 4. Makam Pangeran Tanzul Arifin. Semua makam ini ukurannya sama dengan ukuran makam Pangeran Sanghyang. Nisan maupun jiratnya dari keramik. Pagar keliling terbuat dari tembok warna putih terdapat hiasan kuncup bunga cempaka.
124
Luas BangunanLuas LahanStatus Kepemilikan/PenguasaanBatas-BatasUtaraTimurSelatanBaratRiwayat Penelitian/: Pengelolaan
Surat Keputusan
100 M2 1500 M2Pemda OKI Jakarta, juru pelihara dari P3SP
Kali SunterPemukiman penduduk, kompleks Makam Pangeran Djaketra Jalan Jatinegara Kaum Pemukiman penduduk Pemda DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta No. 475/1993, Tanggal 29 Maret 1993
125
0