Hidung Telinga Dan Mulut

  • Upload
    yukasa5

  • View
    178

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HidungPemeriksaan hidung terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Pemeriksaanluar dilakukan dengan inspeksi hidung dan palpasi sinus. Inspeksi hidung dilakukan untuk melihat adanya pembengkakan, trauma atau anomaly congenital. Tiap pembengkakan atau deformitas harus dipalpasi untuk mencari nyeri tekan dan konsistensinya. Palpasi di daerah sinusfrontalis dan maksilaris dapat memperlihatkan adanya nyeri tekan yang menunjukkan sinusitis. Pemeriksaan dalam akan berhasil jika posisi kepala dalam keadaan yang tepat. Mintalah pasien untuk menengadahkan kepalanya. Letakkan tangan kiri dengan kuat pada puncak kepala pasien, dan pakailah ibu jari kiri untuk mengangkat ujung hidung pasien. Dengancara ini Anda dapat mengubah posisi kepala pasien untuk melihat struktur-struktur intranasal.Pakailah sumber cahaya untuk menerangi struktur-struktur internal.Periksalah posisi septum terhadap tulang rawan lateral pada tiap sisi. Periksalahvestibulum untuk melihat adanya peradangan dan septum anterior untuk melihat adanya deviasiatau perforasi. Warna membrane harus diperiksa. Periksalah kemungkinan adanya eksudat,pembengkakan, perdarahan atau trauma. Jika terdapat epistaksis, harus dilakukan pemeriksaanarea Little dengan seksama, untuk melihat adanya pelebaran pembuluh darah atau pembentukankrusta. Dengan lebih menengadahkan kepala ke belakang, periksalah septum posterior untuk melihat adanya deviasi atau perforasi. Ukuran dan warna konka inferior harus dicatat. Keduakonka inferior jarang simetris. Periksa juga ukuran, warna, dan keadaan mukosa konka media. Pemeriksaan Hidung & SinusParanasalis dari Luar yang penting kita perhatikan saat melakukan inspek sihidung & sinus paranasalis, yaitu : Kerangka dorsum nasi (batang hidung). Adanya luka, warna, dan udem.

Ada beberapa kelinan kerangka dorsum nasi(batang hidung) yang dapat kita temukan pada inspeksi hidung & sinusparanasalis, yaitu : Saddle nose pada lues.

Miring pada fraktur.

Lebar pada polip nasi.

Kulit pada ujung hidung yang terlihat mengkilap, menandakan adanya udem di tempat tersebut.

Septum : adakah terdapat deviasi

Selaput lendir : adakah penyumbatan, perdarahan, atau ingus dalam lubang hidung.

Ada 4 struktur yang penting kita perhatikan saat melakukan palpasi hidung & sinusparanasalis, yaitu :

Dorsum nasi (batang hidung). Ala nasi. Regio frontalis sinus frontalis. Fossa kanina. Krepitasi dan deformitas dorsum nasi(batang hidung) dapat kita temukan pada palpasi hidung. Deformitas dorsum nasimerupakan tanda terjadinya fraktur osnasalis

Pada sinusitis maksilaris pada palpasi akan didapatkan nyeri tekan pada os maksilaris.

Telinga Pemeriksaan telinga dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, dan bantuan alat. Dengan inspeksi :

Daun telinga : deformitas, tanda radang, atau tofi. Toffi : benjolan keras, satu atau lebih, merupakan timbunan Na-biurat pada rawan telinga. Dijumpai pada pasien gout. Liang telinga: serumen, sekret, atau deskuamasi> Selaput/gendang telinga : utuh/tidak

Pemeriksaan liang telinga dan membrane timpani : Memposisikan liang telinga agar diperoleh aksis liang telinga yang sejajar dengan arah pandang mata sehingga keseluruhan liang telinga sampai permukaan membrane timpani dapat terlihat

Posisi ini dapat diperoleh dengan menjepit daun telinga dengan menggunakan ibu jari dan jari tengah dan menariknya kearah superior-dorso-lateral dan mendorong tragus ke anterior dengan menggunakan jari telunjuk Cara ini dilakukan dengan tangan kanan bila akan memeriksa telinga kiri dan sebaliknya digunakan tangan kiri bila akan memeriksa telinga kanan Pada kasus-kasus dimana kartilago daun telinga agak kaku atau kemiringan liang telinga terlalu ekstrim dapat digunakan bantuan speculum telinga yang disesuaikan dengan besarnya diameter liang telinga

Dengan Palpasi :

palpasi pada telinga dilakukan untuk mencari apakah ada nyeri tekan, nyeri tarik atau tanda-tanda pembesaran kelenjar pre dan postaurikuler.

Nyeri tekan positif pada otitis eksterna Nyeri tekan di prosesus mastoideus merupakan tanda mastoiditis.

Pemeriksaan mulut Pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi, mencium bau napas, dan dengan bantuan alat (spatula lidah). Bibir : pucat, Sianosis, fisura.

-

Keilitis : tanda-tanda radang pada bibir

-

Herpes : lesi dapat ditemukan pula dihidung, dagu, dan pipi. Biasanya berupa vesikula sebesar jarum pentul, yang akan kering dalam beberapa jam dan menninggalkan krusta.

Selaput lendir : Stomatitis : akibat infeksi.

-

Afte : lesi kecil-kecil (1-10 mm) pada selaput lendir, mula-mula sebagai vesikel kemudian timbul infeksi sekunder, membentuk ulkus yang dangkal.

-

Leukoplakia : bercak keputihan akibat epitel yang menebal dengan fisura dan likenifikasi

Gigi geligi : jumlah, macam karies, dan abses alveoli.

Karies

Calculus

Abses periodontal

Cara penulisan gigi : Cara palmer

Cara penulisan FDI untuk dewasa

Cara penulisan FDI untuk Anak

Cara penulisan Zsigmondy Palmer untuk Anak

Cara penulisan Zsigmondy Palmer untuk Dewasa

Lidah diperiksa adakah berselaput (demam tifoid), bergetar (tremor), basah atau kering (dehidrasi), papil jelas atau atrofi. Diperiksa pula adakah fisura, deviasi leukoplakia,

glositis, kanula (kista kelenjar ludah atau kelenjar mukosa yang tertutup, terjadi di dasar mulut, dekat frenulum lidah). Lidah berselaput

Langit-langit (palatum) : Palatokisis : celah pada garis tengah akibat kegagalan prosesus palatum untuk saling bersatu, karenanya terdapat hubungan yang abnormal antara hidung dengan rongga mulut.

-

Torus palatinus : benjolan pada garis tengah kadang-kadang bisa membesar seperti tumor.

Uvula : Periksa warna,ukuran,letak,pulsasi.-

Pada peradangan uvula merah dan memanjang. Pada AI tampak pulsasi uvula sama dengan denyut jantung

Faring : warna dan kelainan Pada faringitis: hiperemis,detritus (bercak kotor),permukaan granuler Pada difteri terdapat pseudomembran

Tonsil : periksa ukuran, warna, permukaan dan kelainan. Bau pernapasan : Aseton : pada keadaan diabetes melitus ketoasidosis, kelaparan (starvation). Amoniak : biasanya pada koma uremikum. Gangren : berbau makanan yang busuk, dijumpai misalnya pada abses paru. Foetor hepatik : pada keadaan koma hepatik.

Daftar pustaka 1. Supartondo, Sulaiman A, Abdurrachman N, Hadiarto, Hendarwanto. Pemeriksaan jasmani. Dalam: Sukanton U, editor. Petunjuk tentang riwayat penyakit dan pemeriksaan jasmani. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 1986.h.9-24. 2. Lumley JSP, bouloux PMG. Clinical examination of the patient. Edisi pertama. London: Butterworsh; 1994.h. 28-55. 3. Bates B, Bickley LS, Hoekelman RA. A guide to physical examination and history taking. Edisi keenam. Philadelpia: JB Lippincott; 1995.h. 123-30.