Upload
windyfebriandani
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HASIL PERCOBAAN
A. Pemeriksaan Fisik
Hasil Pengamatan:
Jenis Pemeriksaan Hasil Keterangan
Volume ± 150 ml x 7 ± 1260 ml/hari
Warna Kuning kecoklatan
Buih Ada Mengandung garam
Kekeruhan Keruh Adanya zat warna
Bau Menyengat Adanya urea
B. Pemeriksaan Kimiawi
Derajat Keasaman (pH)
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan
Kertas lakmus merah merah
Asam (pH 5)Kertas lakmus biru merah
Indikator universal orange kemerahan
Uji Benedict Semikuantitatif
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Terbentuk warna hijau + (kadar glukosa < 0,5 %)
Glukosa 0,3 %Terbentuk warna biru, ada endapan merah kehijauan
+ (kadar glukosa < 0,5 %)
Glukosa 1 % Terbentuk warna Jingga ++++ (kadar glukosa > 2,0 %)
Glukosa 5 % Terbentuk warna Merah +++++ (kadar glukosa > 2,0 %)
Uji Heller
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Tidak ada presipitasi putih (-) Tidak mengandung protein
Sampel A Ada presipitasi putih (+) Mengandung protein
Sampel B Tidak ada presipitasi putih (-) Tidak mengandung protein
Uji Koagulasi Panas
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Tidak terjadi koagulasi (-) Tidak mengandung protein
Sampel A Terjadi koagulasi (+) Mengandung protein
Sampel B Tidak terjadi koagulasi (-) Tidak mengandung protein
Uji Gerhardt
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin PraktikanTerbentuk warna merah kecoklatan
(+) Mengandung asam asetoasetat
Sampel ATerbentuk warna kuning + endapan putih
(-) Tidak mengandung asam asetoasetat
Sampel B Terbentuk warna kuning (-) Tidak mengandung asam asetoasetat
Uji Rothera
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Terbentuk warna ungu kemerahan (+) Adanya krton
Sampel A Terbentuk warna kuning (-) Tidak adanya keton
Sampel B Terbentuk warna kuning (-) Tidak adanya keton
Uji Kreatinin
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Terbentuk larutan berwarna merah (+) Mengandung kreatinin
Sampel A Terbentuk larutan berwarna jingga (-) Tidak mengandung kreatinin
Sampel B Terbentuk larutan berwarna kuning (-) Tidak mengandung kreatinin
Uji Urobilinogen
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Terbentuk larutan berwarna merah ceri (+) Ada urobilinogen
Sampel A Tidak terbebtuk warna (-) Tidak ada urobilinogen
Sampel B Tidak terbebtuk warna (-) Tidak ada urobilinogen
Uji Fehling
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Tidak terdapat endapan merah bata (-) Tidak mengandung karbohidrat
Sampel A Tidak terdapat endapan merah bata (-) Tidak mengandung karbohidrat
Sampel B Terdapat endapan merah bata (+) Mengandung karbohidrat
Uji Gmelin
Sampel uji Hasil pengamatan Kesimpulan
Urin Praktikan Terbentuk dua lapisan cairan (+) Adanya pigmen empedu
Sampel A Terbentuk dua lapisan cairan (+) Adanya pigmen empedu
Sampel B Tidak terbentuk dua lapisan cairan (-) Tidak adanya pigmen empedu
PEMBAHASAN
1. Derajat keasamaan (pH)
Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, karena dapat memberi
kesan tentang keadaan dalam badan.Dalam menguji pH urin, digunakan indikator universal, dan
kertas lakmus merah dan biru.Urin praktikan memilki pH 3 (pH asam), dan dapat dikatakan
bahwa kondisi tubuh praktikan sedang asam.
Urin dapat bersifat asam, netral, atau basa. Hal ini disebabkan karena urine mengandung
protein tetapi dalam kadar rendah, sesuai dengan pernyataan dalam tinjauan pustaka. Ekskresi
urin yang pada pH berbeda dari cairan tubuh, mempunyai dampak yang penting bagi elektrolit
tubuh dan penghematan asam-basa.Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat
memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urine bereaksi
asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi
atnoniak akan menyebabkan urine bersifat basa. Dalam pengobatan batu karbonat atau kalsium
fosfat urine dipertahankan asam, sedangkan untuk mencegah terbentuknya batu urat atau oksalat
pH urine sebaiknya dipertahankan basa.