Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    1/56

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    2/56

    D a r i R e d a k s i 1

    S u a r a A n d a 2

    La p o r a n U t a m a

    Hari Air Dunia 2008, Mengangkat Isu Sanitasi 3

    Peringatan Hari Air Dunia di Indonesia 4

    Cakupan Pelayanan Sanitasi per Kabupaten/Kota Tahun 2006 8

    P o j o k S a n i t a s i

    Peluncuran Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Filipina 10

    W a w a n c a r a

    Ir Susmono Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permu-

    kiman Dep. PU, Perlu Program Terpadu untuk Mengatasi Sanitasi 13

    P e r a t u r a n

    Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasio-nal Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) 14

    W a w a s a n

    Mengukur Diare dengan Gambar 16

    Rote Ndao Memprioritaskan Perlindungan Sumber Air 18

    T e r o p o n g

    Banjarmasin, Kota Seribu Sungai, Seribu MCK 20

    Jamban dan Sumur Bergulir 21

    R e p o r t a s e

    Kantor yang Hijau 22

    I n s p i r a s i

    Menghijaukan Bintaro 23C e r m i n

    Cipto Pratomo, Mengubah Sampah Menjadi Karya Seni 24

    A b s t r a k s i

    Internalisasi Eksternalitas dalam Penanganan Sampah Kota Bandung 25

    T a m u K it a

    Valerina Daniel (Duta Lingkungan-Run ner Up II Putri Indonesia) 26

    Sepu tar WSLIC-2 28

    S e p u t a r I S SD P 30

    S e p u t a r W A SP O LA 32

    S e p u t a r AM P L 37

    P r o g r a m

    Toyota Eco Youth, Menumbuhkan Kepedulian Generasi Muda 45

    Klinik IATPI 47

    In fo CD 48

    I n f o B u k u 49

    In fo S i tus 50

    P u s t a k a AM P L 51

    Agenda 52

    K o s a k a t a

    Media Informasi Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

    Di terb i tkan o leh:Kelompok Kerja Air Minumdan Penyehatan Lingkungan

    (Pokja AMPL)

    Penasihat/Pel indung:Direktur Jenderal Cipta Karya

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    Penanggung Jaw ab:Direktur Permukiman dan Perumahan,

    BAPPENASDirektur Penyehatan Lingkungan,

    DEPKESDirektur Pengembangan Air Minum,

    Dep. Pekerjaan Umum

    Direktur Pengembangan PenyehatanLingkungan Permukiman,

    Dep. Pekerjaan UmumDirektur Bina Sumber Daya Alam dan

    Teknologi Tepat Guna, DEPDAGRIDirektur Penataan Ruang dan

    Lingkungan Hidup, DEPDAGRI

    Pemimpin Redaksi :Oswar Mungkasa

    Dewan Redaksi :Zaenal Nampira,Indar Parawansa,

    Bambang Purwanto

    Redaktur Pelaksana:Maraita Listyasari, Rheidda Pramudhy,Raymond Marpaung, Bowo Leksono

    Desain/I lustrasi :Rudi Kosasih

    Produks i :Machrudin

    Sirkulasi /Distr ibusi :Agus Syuhada

    Alamat Redaks i :Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

    Telp./Faks.: (021) 31904113http://www.ampl.or.ide-mail: [email protected]

    [email protected]@bappenas.go.id

    Redaksi menerima kiriman

    tulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan

    dengan air minum dan penyehatan lingkungan

    dan belum pernah dipublikasikan.

    Panjang naskah tak dibatasi.

    Sertakan identitas diri.

    Redaksi berhak mengeditnya.

    Silahkan kirim ke alamat di atas.

    Cover: RudiKoz design

    Ide: OM Majalah P e r c i k dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    3/56

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    4/56

    Sumber informasidan referensi

    Media ini banyak memberikan inspi-

    rasi dan masukan bagi kami dalam men-

    ciptakan dan meningkatkan kualitas

    dibidang air minum dan penyehatan

    lingkungan. Semoga dengan hadirnya

    media ini dapat menjadi sumber infor-

    masi dan referensi bagi semua pihak

    dalam memecahkan permasalahan air

    minum dan penyehatan lingkungan yang

    pada akhirnya dapat mendukung

    Program Indonesia Sehat Tahun 2010.

    Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat

    dan Keluarga Sejahtera Kota Depok

    Ir. H. Rendra Fristoto, MM

    Masukan untuk Percik

    Terkait substansi majalah, disaran-

    kan:

    a. Menampilkan kearifan lokal yang

    dimiliki suatu daerah dalam

    melestarikan sumber air/air baku;

    b. Membuat profil dan evaluasi penge-

    lolaan sanitasi yang dilakukan

    pengembang pada perumahan sa-

    ngat sederhana (RSS), perumahansederhana (RS), dan perumahan

    mewah ataupun oleh kelompok

    masyarakat dan warga yang peduli

    terhadap masalah sanitasi.

    c. Potret kota-kota yang selama ini

    telah berhasil maupun gagal dalam

    pengelolaan sanitasi perkotaannya.

    Kepala BapedaldaProvinsi Sumatera Barat

    Ir. Hermansyah, Dipl. S.E., MM

    Yth. Bapak Herm ansyah,

    Kami berterima kasih sekali atas

    masukan yang sangat bagus . Tentu

    akan sangat membantu bila ada pihak

    yan g m em ber i in form as i da n kam i pu n

    siap menerbitkan artikel tentang ketiga

    hal yang Bapak sarankan.

    Sekali lagi, terima kasih.

    Tertarik majalahPercik

    dan produk AMPL

    Salam kenal,

    Saya adalah praktisi jurnalistik yang

    bekerja pada salah satu koran lokal yang

    ada di Provinsi Banten (Radar Banten).

    Saya tertarik dengan isi majalah PER-

    CIK/AMPL dan buku-buku yang diter-

    bitkan oleh AMPL, terkait dengan sani-

    tasi dan penyehatan lingkungan.

    Untuk itu saya mohon agar Redaksi

    Majalah PERCIK/AMPL dapat mengi-rimkan kepada saya secara berkala,

    majalah dan buku-buku tersebut.

    Majalah dan buku-buku keluaran AMPL

    akan digunakan untuk menunjang lite-

    ratur saya dalam menulis masalah-

    masalah lingkungan.

    Terima kasih atas perhatiannya.

    Agus PriwandonoRedaksi Radar Banten

    Jln. Letnan Jidun No. 7Serang-Banten

    Bapak Ag us Priw an dono

    Salam kenal kembali,

    Sebelumnya kami berterima kasih

    sekali atas apresiasi terhadap majalah

    PER CI K dan produk Pokja AMPL lain-

    nya. Untuk itu kami hendak usahakan

    untuk m engirim secara berkala m ajalah

    dan produk-produk AMPL lainnya.

    Terkait Bapak berlatar belakang jur-

    nalis, belum lama ini terbentuk forum

    komunikasi antarmedia (jurnalis) yang

    bergerak di bidang AMPL. Bila Bapak

    tidak berkeberatan, mohon kiranya

    m engirim alamat email untuk diikutkan

    pad a m ilis foru m w art aw an itu sebaga i

    ajang komunikasi dan tukar informasi

    seputar AMPL.

    Dem ikian, ter im a kas ih.

    Terima kasihuntuk majalah Percik

    Redaksi Yth,

    Alhamdulillah, kiriman majalah

    P e r c i k edisi Agustus dan Desember

    2007 telah kami terima dengan baik.

    Terima kasih atas perhatian dan ker-jasamanya.

    Wassalam,Denny Helard

    Jurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik

    Universit as AndalasKampus Limau Manis

    Padang 25163

    Mohon kiriman buku

    Terima kasih atas jawaban per-tanyaan saya (cara mendapatkan buku

    Go Green School dan Perjalanan Si

    Hijau) pada P e r c i k edisi Desember

    2007. Kalau memang saya bisa menda-

    patkan kopiannya, apakah bisa dikir-

    imkan ke alamat:

    Tuan i L id iawa t i

    Pusat Studi Lingkungan

    Universitas Surabaya

    Gedung TG Lt. IV

    Jl. Raya Kalirungkut

    Surabaya 60293

    Terima Kasih atas bantuannya.

    SalamTuani Lidiawati

    PSL Ubaya

    Ibu Tu an i,

    Ak an kam i usah ak an m en girim foto

    kopi buku-buku yang Ibu m aksud.

    SUARA ANDA

    2PercikMaret 2008

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    5/56

    Hari Air Dunia (HAD) meru-

    pakan salah satu hari interna-

    sional yang dideklarasikan PBB

    dan diperingati setiap 22 Maret. Pe-

    netapan HAD didasarkan pada Resolusi

    Nomor A/RES/47/1993 pada Sidang

    Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember

    1992, yang sekaligus merupakan pene-

    gasan terhadap rekomendasi Bab 18

    Agenda 21 dari United Nations Con-

    fer ence on En vironm en t an d Dev elop -ment (UNCED) di Rio de Jeneiro atau

    secara populer disebut sebagai Earth

    Summit (KTT Bumi). Pelaksanaan Hari

    Air Dunia dimulai tahun 1993 di setiap

    negara anggota PBB termasuk Indonesia.

    Secara resmi Hari Air Dunia diorgani-

    sasikan oleh UN-Water yang setiap

    tahunnya menentukan tema tersendiri.

    Tema Hari Air Dunia untuk Tahun 2008

    akan mengangkat isu tentang sanitasi

    sejalan dengan dideklarasikannya 2008

    sebagai Tahun Sanitasi Internasional(TSI). Sementara tema HAD 2008 di

    Indonesia adalah Sanitasi Lestarikan Air

    dan Lingkungan. Seluruh penduduk

    dunia didorong untuk memperingati Hari

    Air Dunia dengan fokus mendapatkan

    perhatian terhadap kondisi sanitasi saat

    ini yang masih jauh dari memadai.

    P e s a n S a n i t a s i

    Terkait HAD, terdapat 5 pesan sani-

    tasi yang perlu dicermati yaitu (i) Sanitasi

    penting bagi kesehatan (Sanitation is

    vital for health). Tinja manusia meru-pakan sumber utama path og en diare.

    Tanpa fasilitas sanitasi memadai, kondisi

    kesehatan setiap orang akan terancam;

    (ii) Sanitasi adalah sebuah investasi

    ekonomi (Sanitation is a good economic

    investment). Dampak kesehatan dari

    kondisi sanitasi yang tidak memadai

    mengarah pada sejumlah biaya ekonomi

    dan keuangan termasuk biaya langsung

    kesehatan, kehilangan pendapatan

    melalui berkurangnya produktifitas, dan

    biaya pemerintah menyediakan pela-

    yanan kesehatan. Selain juga mengaki-

    batkan kehilangan waktu, berkurangnya

    pendapatan dari pariwisata. Intinya biayaketika kita tidak berbuat apa-apa, sangat

    besar; (iii) Sanitasi memperbaiki pem-

    bangunan sosial (Sanitation contributes

    to social development). Sanitasi ber-

    dampak siginifikan terhadap pertum-

    buhan anak-anak dan masa depannya;

    (iv) Sanitasi menolong lingkungan

    (Sanitation helps the environment).

    Sanitasi memadai mengurangi beban

    lingkungan, meningkatkan keberlanjutan

    sumber daya lingkungan dan memung-

    kinkan masa depan anak-anak yang lebih

    sehat; (v) Sanitasi dapat tercapai (Sani-

    tation is achievable). Ini saatnya bertin-

    dak. Rumah tangga, komunitas, pemerin-

    tah daerah dan nasional, masyarakat

    madani, dan perusahaan swasta perlu

    bekerja sama.

    Ap a y a n g H a r u s D i la k u k a n ?

    Dibutuhkan kerja keras agar isu sani-

    tasi mendapat perhatian yang cukup.

    Untuk itu, menjadikan sanitasi sebagai

    isu penting perlu dilakukan secara

    berkesinambungan dengan melibatkan

    semua pemangku kepentingan, dan

    terutama pemerintah daerah, komunitas,

    rumah tangga dan swasta.Pengarusutamaan sanitasi pada

    tingkat nasional dan memprioritaskan

    sanitasi dalam kebijakan dan strategi

    nasional merupakan sebuah langkah

    awal. Kemitraan internasional akan

    meningkatkan investasi dan membuka

    peluang tersedianya pilihan teknologi

    baru.

    Tapi yang terutama adalah ini saatnya

    mulai bertindak. Mari bersama membe-

    nahi sanitasi. Kita semua tanpa kecuali.

    OM dari berbagai sumber

    LAPORAN UTAMA

    3Percik

    Maret 2008

    Hari Air Dunia 2008

    Mengangkat Isu SanitasiTEMA HARI AIR DUNIA

    Peduli Akan Sumber Daya Air adalahUrusan Setiap Orang (1994),

    Air dan Perempuan (1995), Air untuk Kota-kota yang Kering (1996), Air Dunia, Cukupkah? (1997), Air Tanah-Sumber Daya yang Tidak

    Terlihat (1998), Setiap Orang Tinggal di Bagian Hilir (1999), Air unt uk Abad 21 (2000),

    Air dan Kesehatan (2001), Air untuk Pembangunan (2002), Air untuk Masa Depan (2003), Air dan Bencana (2004), Air untuk Kehidupan (2005), Air dan Budaya (2006), dan Mengatasi Kelangkaan Air (2007).

    Untuk mengetahui l ebih lanjutmengenai Hari Air Dunia, klik:

    htt p: / / www.unwater.org/ worldwater-

    day/ fl ashindex.ht ml

    htt p:/ / www.worldwaterday.org

    htt p:/ / www.worldwaterday.net/

    http:/ / www.pu.go.id/ Publik/ IND/ Event/

    HariAir2008/

    http:/ / www.ampl.or.id

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    6/56

    Setiap tahun, bangsa Indonesia tidak pernah ketinggalan

    untuk turut memeriahkan peringatan Hari Air Dunia

    (HAD) yang jatuh tepat 22 Maret. Tahun ini pun Panitia

    Nasional HAD 2008 menyiapkan rangkaian kegiatan yang

    diawali denganLaun ching HAD 2008 pada 5 Februari 2008 di

    Departemen PU.

    Secara umum, agenda yang dijalankan Panitia Nasional

    HAD 2008, yaitu Kampanye peduli air dan Tahun Sanitasi

    Internasional, seminar/lokakarya, gerakan masyarakat, peng-galakan HAD daerah, pameran HAD, dan publikasi dan doku-

    mentasi.

    P a m e r a n d a n S em i n a r

    Salah satu kegiatan peringatan Hari Air Dunia XVI Tahun

    2008 tingkat Nasional adalah Pameran dan Seminar bidang air

    dan sanitasi (In donesia Exhib ition an d Confer ence for W orld

    Water Day 200 8). Pameran yang digelar selama tiga hari ini,

    27-29 Maret 2008, di Jakarta International Expo (JIEXPO), di-

    selenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

    Hari Air Dunia (HAD) yang jatuh pada 22 Maret, tahun ini

    mengusung tema "Sanitasi" yang sekaligus sebagai penca-nangan Tahun Sanitasi Internasional (TSI) 2008. Sementara

    tema untuk peringatan HAD tingkat Nasional adalah "Sanitasi

    Lestarikan Air dan Lingkungan".

    Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dalam sambutan

    pembukaan pameran mengingatkan akan bahaya limbah ter-

    hadap sumber daya air. "Ini sangat relevan dengan kondisi sa-

    nitasi kita yang semakin memprihatinkan, selain kondisi kondisi

    air kita yang semakin kritis," tuturnya.

    Menurut Djoko, berbicara air dan sanitasi merupakan bisnis

    semua orang. Ia memaparkan bahwa untuk investasi sektor air

    dan sanitasi kurang dari 10 persen dari Rp 36 triliun anggaran

    Departemen PU. "Idealnya adalah 30 persen. Sementara untuk

    proyek-proyek membangun jalan dan sarana fisik lainnya men-capai lebih dari 50 persen. Untuk itu dibutuhkan keterlibatan

    pemerintah daerah dan semua pihak," ungkapnya.

    Menandai dimulainya pameran dan rangkaian seminar,

    Menteri PU memotong pita dan berkunjung ke semua stan yang

    tersedia. Salah satu stan bersama adalah milik Jejaring AMPL

    yang menyediakan berbagai info produk terkait air minum dan

    penyehatan lingkungan. Rencananya, Puncak HAD 2008 ini

    berupa kesepakatan bersama untuk memperbaiki sub DAS

    (daerah aliran sungai) Bengawan Solo, awal April 2008.

    S e m i n a r " S a n i t a s i L e s ta r i k a n Ai r d a n L in g k u n g a n "

    Seminar ini diadakan oleh Direktorat Sumber Daya Air

    Departemen PU di sela-sela gelaran pameran mengusung tema"Sanitasi Lestarikan Air dan Lingkungan" pada 27 Maret 2008,

    di ruang Rinjani, Jiexpo.

    Seminar menghadirkan empat pembicara yang dibagi dalam

    dua bahasan. Dua pembicara awal adalah Muhammad Khalid

    Arya dari ISSDP yang membahas "Peran Pemerintah Daerah

    Provinsi dalam Mengembangkan Program Sanitasi" bersanding

    dengan Pri Joewono Guntoro, Kasubdin Program Dinas PSDA

    Provinsi Jawa Tengah dengan bahasan "Pendampingan

    Masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Air Menuju

    LAPORAN UTAMA

    4PercikMaret 2008

    Peringatan Hari Air Dunia XVI

    Tahun 2008 di Indonesia

    Menteri Pekerj aan Umum Djoko Kirmanto memotong pita saatsecara resmi membuka Pameran dan Seminar Hari Air Dunia XVI2008, 27 Maret 2008, di JIEXPO Jakarta. Foto: Bowo Leksono

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    7/56

    Partisipasi Pengelolaan Sumber Daya

    Air". Sesi pertama tersebut dimoderatori

    Oswar Mungkasa dari Bappenas.

    Dalam pemaparannya, M. Khalid

    mempertanyakan mengapa perlunya sa-

    nitasi. Menurutnya, sanitasi memberikan

    dampak yang luar biasa pada sumber

    daya air, baik secara ekonomi, kesehatan,

    maupun kualitas hidup. "Menurut data,

    50 orang dari 1000 orang meninggal aki-

    bat sanitasi buruk," ujarnya.

    M. Khalid menjelaskan perma-

    salahan santiasi di Indonesia, antara lain

    sudah bagusnya sarana fisik namun tidak

    pernah dipergunakan, jenjang birokrasi

    yang jauh antara pusat dan daerah kare-

    na itu pemerintah provinsi sangat berpe-

    ran, pendekatan penanganan sanitasi

    yang masih sektoral, sanitasi belum men-jadi prioritas pembangunan, serta ku-

    rangnya anggaran untuk sektor sanitiasi.

    Sementara Pri yang kerap berkecim-

    pung dalam sektor restorasi dan kon-

    servasi sungai di daerah, terus-menerus

    menumbuhkan kepedulian terhadap

    sumber daya air. "Keberhasilan

    restorasi sumber daya air bergantung

    pada keberhasilan dalam membentuk

    sikap masyarakat yang peduli pada

    lingkungan sekitar," tuturnya.

    Topik pada sesi kedua adalah "Lu-

    bang Resapan Biopori untuk Mengurangi

    Aliran Permukaan dan Sampah serta Me-

    ningkatkan Kesuburan Tanah" oleh Ka-

    mir Brata, Departemen Ilmu Tanah dan

    Sumber Daya Lahan, Fakultas IPB serta

    "Pemanfaatan Teknologi Pengolahan

    Limbah Domestik untuk Biogas pada

    MCK ++ (Teknologi Buffled Reactor a nd

    Bioga s Digest er)" oleh Irwansyah Irdus,

    Ketua RW 08, Kelurahan Petojo Utara,

    Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Sesi

    ini dimoderatori Dina Hendrawan dari

    Universitas Trisakti.

    Simpulan kedua sesi tersebut disam-paikan pada sesi penutup oleh Agus

    Suprapto, yang secara garis besar menya-

    takan bahwa sanitasi tidak hanya terkait

    pembangunan sarana fisik, tetapi juga

    menyangkut perubahan perilaku dari

    masyarakat dan perubahan persepsi dari

    seluruh pemangku kepentingan, teruta-

    ma para pengambil keputusan agar

    penanganan sanitasi mendapatkan prio-

    ritas dalam pembangunan. "Selain itu,

    terkait pengelolaan sumber daya air, saat

    ini perlu ditingkatkan tindakan nyata

    dalam menangani pengelolaan sumber

    daya air termasuk sanitasi," jelasnya.

    S e m i n a r R e v i t a l i s a s i T e m p a t P e m -

    r o s e s a n Ak h i r ( T P A) S a m p a h

    Seminar ini sekaligus memperingati

    Tahun Sanitasi Internasioal (TSI)/In ter-

    national Year of Sanitation (IYS) 2008,

    pada 24 Maret 2008, di Jakarta yang di-

    selenggarakan Direktorat Pengembangan

    Penyehatan Lingkungan Permukiman

    Ditjen Cipta Karya Departemen PU.

    Dalam seminar tersebut dibahas bebera-

    pa teknik dan inovasi terbaru dalam pe-ngelolaan TPA.

    Ayako Tanaka dan Yasushi Matsufuji,

    yang merupakan peneliti dari Graduate

    School of Engineering, Faculty of Engi-

    neering, Fukuoka University Jepang,

    mengemukakan bahasan tentang hasil

    studi "Biodegra da tion Process of Mu-

    nicipal Solid Waste by Semi-aerobic

    La ndf ill Ty pe". Secara umum studi ini

    bertujuan mendapatkan perbedaan an-

    tara proses biodegradation pada tipe

    landfill anaerobicdan

    semi-aerobic.

    Hasilnya menunjukkan bahwa peng-

    gunaan tipe semi-aerobic lebih berman-

    faat dalam menjaga fungsi lingkungan.

    Pada sesi lainnya, kedua peneliti juga

    membahas "Concept of Safety Closure

    and Reuse of Completed Landfill Sites"

    yang secara umum menjelaskan

    bagaimana proses, langkah dan indikator

    yang dibutuhkan dalam memanfaatkan

    TPA Landfill secara aman.

    Hal yang lebih menarik adalah sesi

    yang membahas Studi Kasus Proyek

    Clean Development Mechanism (CDM)di Malaysia yang dijelaskan oleh wakil

    peneliti yang terdiri dari beberapa insti-

    tusi dari Fukuoka University, Tokyu

    Construction Co.Ltd., National Institute

    for En virom enta l St ud ies, New En ergy

    and In dustrial Technology Developm ent

    Organization (NEDO).

    Secara umum studi ini ingin memper-

    oleh jawaban terhadap tantangan proyek

    LAPORAN UTAMA

    5Percik

    Maret 2008

    Menteri Peker j aan Umum Dj oko Kir manto mengunjungi dan berdiskusidi stan pameran Jej aring AMPL Foto: Bowo Leksono

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    8/56

    CDM yang berupa perubahan dari anaer-

    obic condition menjadi sem i-aerobic con-

    dition atau mempercepat stabilisasi TPA

    landfill menggunakan Steel Pipe Casing

    Method.

    Manfaat dari penerapan metode ini

    adalah (i) pencapaian kondisi stabil lebih

    awal dari TPAlandfillyang tidak terkelo-

    la dengan baik, (ii) pengurangan polusi

    lingkungan, (iii) kontribusi terhadap pe-

    ningkatan kondisi lingkungan dalam

    mengantisipasi isu pemanasan global.

    Sementara topik Revitalisasi-Reha-

    bilitasi-Reklamasi TPA Sampah disam-

    paikan oleh Prof. Ir. Enri Damanhuri

    (ITB). Kadis Kebersihan Kota Pontianak

    menyampaikan materi terkait upaya pe-

    ngelolaan TPA Pontianak sesuai dengan

    prinsip CDM.Semua tindakan di atas tidak dapat

    berdiri sendiri tapi perlu dilakukan

    bersama dengan masyarakat dalam ben-

    tuk penerapan 3R (reduce, reuse, re-

    cycle), dan pemerintah juga diminta

    untuk menerapkan prinsip eco-labeling

    berupa peningkatan penggunaan bahan

    yang dapat terurai oleh produsen.

    KRuH A Gelar Aks i d i H AD

    Tidak hanya seminar dan lokakarya,peringatan HAD juga dilengkapi dengan

    aksi salah satu LSM yang peduli terhadap

    kondisi air di Indonesia. Koalisi Rakyat

    untuk Hak Atas Air (KRuHA), organisasi

    non-pemerintah, melakukan aksi unjuk

    rasa di depan Istana Negara dan gedung

    RRI Jakarta pada Sabtu, 22 Maret 2008.

    Aksi diawali longmarch dari patung

    kuda di Jalan Merdeka Selatan hingga di

    depan Istana. Demonstran menolak selu-

    ruh bentuk privatisasi air oleh pihak

    swasta. Mereka menilai pemerintah men-

    jual sumber daya air (SDA) kepada pihakasing melalui privatisasi air.

    Karena itu, KRuHA mendesak agar

    Pemprov DKI mempersiapkan pemutus-

    an kontrak layanan air bersih yang di-

    kendalikan dua mitra operatornya.

    Hamong selaku Koordinator Nasional

    KRuHA berpendapat persiapan pemutus-

    an kontrak tersebut harus diarahkan

    pada pengembalian hak pengolahan air

    ke publik melalui PAM Jaya. "Untuk itu,

    di luar aspek manajemen dan finansial,

    termasuk tenaga kerja, diperlukan persi-

    apan dari sisi politis".

    Peringatan Hari Air Dunia XVITahun 2008 di Daerah

    F K M P A B u k a P o s k o P e n g a d u a n

    Pelan ggan Air

    Dalam rangka memperingati Hari Air

    Dunia 2008, Forum Komunikasi Ma-

    syarakat Pelanggan Air (FKMPA) beker-

    jasama dengan YLKI Sumatera Utara

    membuka Posko Pengaduan Pelanggan

    Air dan akan menggelar rangkaian

    kegiatan dalam paket Gerakan Bersih

    Sungai (GBS) yang dimulai 26 Februari-

    26 Maret 2008.Azri SMAK selaku Ketua FKMPA

    menyebutkan, kegiatan tersebut antara

    lain berupa kampanye Sadar Sungai

    Bersih kepada masyarakat sepanjang

    Bantaran Sungai Sunggal-Belawan, Lom-

    ba Pidato Hari Air Dunia Tingkat

    SMU/sederajat.

    Pembukaan Posko Pengaduan Pe-

    langgan Air dimaksudkan sebagai komit-

    men FKMPA dan YLKI Sumut untuk

    melindungi eksistensi konsumen pelang-

    gan air agar memperoleh hak-hak nor-

    matifnya sesuai UU Konsumen Nomor 8

    Tahun 1999.

    Sedangkan kampaye Sadar Sungai

    Bersih dimaksudkan untuk memberi

    pengetahuan dan pemahaman kepada

    masyarakat tentang arti pentingnya men-

    jaga kebersihan sungai. Sungai bukan

    tempat sampah, dan bahaya sungai yang

    tercemar bagi kesehatan. Sedang Lomba

    Pidato Hari Air Dunia 2008 yang diikuti

    lebih kurang 200 peserta dari pelajar

    SMU sederajat se-Kota Medan yang

    mengambil tema "Selamatkan Sungaiku

    dari Pencemaran" dan bertujuan untuk

    menamakan kesadaran dan tanggung

    jawab moral generasi muda bangsa

    khususnya para remaja dalam menjagakelestarian dan kebersihan sungai dan

    berani mengatakan 'Perang terhadap

    Pencemaran Sungai'.

    P e r i n g a ta n H A D d i L a m p u n g

    Di Provinsi Lampung, peringatan

    Hari Air Sedunia dilaksanakan pada 26

    Maret 2008 bertempat di Bundaran Tugu

    Adipura (Bundaran Gajah), Jl. Raden

    LAPORAN UTAMA

    6PercikMaret 2008

    Suasana Seminar Sanit asi Lestari kan Air dan Lingkungan di JIEXPO Jakart a.Foto: Bowo Leksono

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    9/56

    Intan, Bandar Lampung. Kegiatan ini diselenggarakan oleh

    Surat Kabar Harian Lampung Post dan PT Coca Cola, beker-

    jasama dengan BPDAS Way Seputih Way Sekampung, Dinas

    Kehutanan Provinsi Lampung, Mapala Universitas Bandar

    Lampung, IAIN Raden Intan, dan Dewan Air Kota Bandar

    Lampung.

    Peringatan diisi kegiatan pembagian bibit tanaman kepada

    masyarakat pengguna jalan yang melewati Bundaran Tugu

    Adipura. Pembagian bibit ini didasarkan pada tema yang

    diusung yaitu "Air Untuk Kehidupan. Selamatkan Air dengan

    Menanam Pohon".

    Dengan Peringatan Hari Air Sedunia ini hendaknya menjadi

    perhatian bagi semua pihak untuk bagaimana mempertahankan

    kualitas lingkungan, mengembalikan fungsi hutan sebagai pe-

    nyimpan air, melakukan revitalisasi air tanah yang merupakan

    sumber air bersih bagi sebagian besar masyarakat Indonesia

    dan sebagainya, untuk menjamin ketersediaan air yang

    memadai bagi masyarakat, baik dalam kualitas maupun kuanti-

    tas. Hal ini dapat dimulai dari tiap-tiap individu untuk mulaimenghemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.

    S e m i n a r S e h a r i d i I TB

    Dalam rangka Hari Air Dunia (HAD), Institut Teknologi

    Bandung (ITB) bekerjasama dengan Direktorat Jendral Cipta

    Karya menyelenggarakan seminar sehari bertema "Apresiasi Air

    dan Sanitasi di Kawasan Budi Daya, Kini dan Masa Depan" pada

    31 Maret 2008, di Aula Barat ITB.

    Acara dibuka Rektor ITB dilanjutkan pemutaran film fiksi

    pendek mengenai air dan kondisinya pada tahun 2070. Ditjen

    Cipta Karya Ir Budi Yuwono menyampaikan paparan mengenai

    "Kebijakan Strategis Pembangunan Berkelanjutan di KawasanPerkotaan dan Perdesaan". Ia menghimbau peran aktif seluruh

    pemangku kepentingan agar dapat mendukung pembangunan

    berkelanjutan yang diharapkan.

    Pembelajaran dari kerjasama regional yang telah dituangkan

    dalam Keputusan Bersama tahun 2004 antara Gubernur Jawa

    Barat, Bupati Bandung, Bupati Sumedang, Walikota Bandung

    dan Walikota Cimahi dalam menjamin pembangunan berke-

    lanjutan di cekungan Bandung menunjukkan meningkatnya

    peran aktif yang dimaksud. Acara seminar sehari ini didukung

    12 pembicara yang terbagi kedalam tiga sesi.

    Kesimpulan dari seluruh materi dan diskusi disampaikanProf Juli Soemirat yang pada dasarnya bukanlah hal baru dalam

    pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan

    (AMPL). "Pembangunan sektor ini perlu disertai perubahan

    perilaku menuju hidup bersih dan sehat dan perilaku ling-

    kungan," tuturnya.

    Selain itu, aspek teknologi sendiri tidak cukup untuk meng-

    hasilkan pembangunan yang berkelanjutan. Beberapa kata

    kunci yang dikedepankan pada simpulan ini pada dasarnya

    adalah koordinasi, integrasi dan konsistensi, pendidikan

    lingkungan sejak dini, dan pendekatan berbasis masyarakat.

    G e r a k a n M a s y a r a k a t d a n Ap r e s i a s i H AD

    Daerah yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan iniadalah Kota dan Kabupaten Tangerang pada 12 April 2008.

    berkaitan dengan tema "Sanitasi", ada beberapa lokasi strategis

    yang dikunjungi, yaitu SANIMAS di Desa Sepatan, Kecamatan

    Kedaung Wetan, MCK Plus++ di Jatake, dan pengelolaan sam-

    pah berbasis masyarakat di Perumahan Mustika Tigaraksa.

    Sementara kegiatan lain berupa donor darah di Departemen

    PU dan gerakan masyarakat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

    yang diselenggarakan bersama kegiatan di lokasi SANIMAS

    Desa Sepatan. BW/OM/FWE/Berbagai sumber

    LAPORAN UTAMA

    7Percik

    Maret 2008

    Menindaklanjuti kesepakatan dalam Lokakarya konsolidasi pelaksanaankebij akan di Bali pada tanggal 2-6 Maret 2008, beberapa Pokja daerah tel ahtur ut berpart isipasi merayakan HAD 2008 didaerah masing-masing.

    Kelompok Kerj a AMPL Propinsi Sumater a Barat bekerj asama denganWaspola menyelenggarakan Lokakarya Strategi Komunikasi untuk Pe-ngembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis MasyarakatProvinsi Sumatera Barat, pada 25-27 Maret 2008, di Padang.

    Pokj a AMPL Propi nsi Jawa Tengah tel ah menyelenggarakan talkshowdiRadio Female 106,1 FM, nara sumber acara tersebut adalah Agung TejoPrabowo (Pokj a AMPL Propi nsi Jawa Tengah) dan perwaki lan Unicef . Padaminggu kedua bulan Apri l direncanakan dil akukan perayaan HAD secara besar-besaran dengan agenda kunjungan ke masyarakat, media gathering, dan se-minar.

    Di Kabupaten Serang, pemerintah daerah telah melaksanakan upacaraperingatan HAD di lingkungan pemda pada tanggal 31 Maret 2008. Disampingitu dilakukan pemasangan spanduk di beberapa titik di Kota Serang. Jugadil akukan pemuatan t ulisan oleh Pokja AMPL Kabupaten Serang t entang HADdi koran Radar Banten.

    Di Kabupaten Sumbawa NTB, Pokja AMPL Kabupaten Sumbawa t urut me-rayakan HAD dengan pemasangan baliho kampanye air minum dan sanitasi.

    KIPRAH POKJA DAERAH

    Foto: Fanny Wedahuditama

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    10/56

    1 Kota Banda Aceh 93.332 Kota Semarang 93.273 Kota Tegal 91.944 Kota Madiun 90.315 Kota Yogyakarta 89.586 Kota Mojokerto 88.287 Kota Cimahi 87.388 Kota Medan 86.889 Kota Pont ianak 86.6810 Kota Cirebon 86.6711 Kota Surakarta 86.5612 Kota Jakarta Selatan 86.5013 Kota Jakarta Utara 86.0314 Kota Pekan Baru 85.1415 Kota Depok 84.4216 Kota Jakarta Timur 83.3117 Kota Balikpapan 82.7418 Kota Bekasi 82.26

    19 Kota Denpasar 81.2520 Kota Jakarta Pusat 80.9421 Kota Pare-pare 80.2122 Kota Tebing Tinggi 80.1023 Kota Jambi 79.9624 Kota Palangka Raya 78.1625 Kab. Badung 78.0826 Kota Ambon 78.0627 Kota Blitar 77.9728 Kota Bukit t inggi 77.5029 Kota Bontang 77.0030 Kota Magelang 75.9931 Kab. Gianyar 75.8832 Kota Makassar 75.6533 Kota Jakarta Barat 75.6134 Kota Surabaya 74.1135 Kota Palu 72.5736 Kota Padang 72.4337 Kab. Sidoarjo 72.26

    38 Kab. Sleman 71.9039 Kota Kediri 71.7240 Kota Ternate 71.2241 Kab.Sorong 71.0642 Kota Pangkal Pinang 70.7243 Kota Malang 69.6844 Kota Bandar Lampung 69.3245 Kota Kota Jayapura 68.8546 Kab. Klungkung 68.2747 Kota Salat iga 67.2348 Kota Tidore Kepulauan 65.5649 Kab. Klaten 65.5350 Kab. Sukoharjo 65.4451 Kota Binjai 65.1152 Kota Palembang 64.8153 Kota Tangerang 63.8254 Kota Sabang 63.8055 Kab. Deli Serdang 63.6456 Kota Padang Panj ang 62.4757 Kota Banjar Baru 62.2858 Kota Bogor 61.8459 Kota B A T A M 61.6960 Kab. Karanganyar 61.6861 Kab. Buleleng 61.2662 Kota D U M A I 61.2063 Kota Solok 60.9464 Kota Cilegon 60.9365 Kab. Kuningan 60.8366 Kab. Jembrana 60.6967 Kab. Tabanan 60.0468 Kota Bengkulu 59.9569 Kota Tanjung Balai 59.8770 Kab. Kudus 59.78

    LAPORAN UTAMA

    Cakupan Pelayanan Sanitasi*

    Berdasarkan Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2006

    8PercikMaret 2008

    URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

    71 Kota Lhoksumawe 59.4672 Kab. Sidenreng Rappang 59.3073 Kab. Pinrang 59.2874 Kab. Indramayu 58.8975 Kota Langsa 58.8376 Kab. Toba Samosir 58.6077 Kab. Tangerang 57.7878 Kota Pematang Siantar 57.7379 Kab. Gresik 56.8480 Kota Manado 56.6381 Kab. Aceh Besar 56.5882 Kab. Magetan 56.4683 Kota Bau-bau 55.6884 Kota Pekalongan 55.2185 Kota Samarinda 55.0786 Kota Probolinggo 54.1687 Kota Kendari 54.0688 Kab. Kulon Progo 53.67

    89 Kab. Minahasa Selatan 53.1290 Kab. Barru 52.7291 Kab. Bekasi 52.6892 Kota Palopo 52.6593 Kab. Gowa 52.4294 Kota Tarakan 52.2895 Kab. Majalengka 52.2196 Kota Lubuklinggau 52.1497 Kota Prabumulih 51.6698 Kab. Hulu Sungai Utara 51.5399 Kab. Bangka 51.43100 Kab. Cirebon 51.11101 Kab. Biak Numfor 50.87102 Kab. Bangka Tengah 50.85103 Kota Pasuruan 50.45104 Kab. Minahasa 50.37105 Kab. Purworej o 50.10106 Kab.Sorong Selatan 49.74107 Kota Gorontalo 49.54

    108 Kota Metro 49.48109 Kab. Serdang Bedagai 49.22110 Kota Payakumbuh 49.17111 Kab. Mojokerto 48.65112 Kab. Mimika 48.17113 Kab. Minahasa Utara 47.89114 Kab. Bangka Barat 47.34115 Kota Bitung 47.19116 Kab. Kebumen 47.16117 Kab. Semarang 47.12118 Kota Mataram 46.88119 Kota Bandung 46.77120 Kepulauan Riau 46.43121 Kab. Kolaka 46.32122 Kab. Takalar 45.90123 Kab. Lamongan 45.88124 Kota Tanj ung Pinang 45.74125 Kab. Ogan Komering Ulu 45.73126 Kab. Jombang 45.61127 Kab. Karo 45.44128 Kota Batu 44.44129 Kab. Halmahera Tengah 44.11130 Kota Banj armasin 44.07131 Kab. Penaj am Paser Ut ara 43. 85132 Kab. Tulungagung 43.83133 Kab. Maros 43.80134 Kab. Purwakarta 43.69135 Kab. Ponorogo 43.28136 Kab. Berau 43.05137 Kab. Bangka Selatan 43.01138 Kab. Bengkalis 42.17139 Kab. Enrekang 41.89140 Kab. Halmahera Utara 41.49

    URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

    141 Kota Banjar 41.40142 Kab. Poso 41.39143 Kota Sibolga 40.80144 Kab. S I A K 40.78145 Kab. Sumedang 40.71146 Kab. Bandung 40.63147 Kab. Banyumas 40.56148 Kab. Pat i 40.31149 Kab. Tapanuli Utara 40.25150 Kota Bima 40.10151 Kab. Tegal 40.02152 Kab. Demak 39.95153 Kab. Asahan 39.90154 Kab. Labuhan Batu 39.65155 Kab. Kepulauan Sangi 39.25156 Kab.Teluk Bintuni 39.06157 Kab. Serang 38.97158 Kab. Madiun 38.90

    159 Kab. Jayapura 38.66160 Kab. Cilacap 38.49161 Kab. Subang 38.46162 Kab. Langkat 38.09163 Kab. Kediri 37.97164 Kab. Jepara 37.53165 Kab. Grobogan 37.33166 Kab. Temanggung 37.23167 Kab. Sikka 37.02168 Kab. Karimun 36.91169 Kab. Malang 36.85170 Kota Sawah Lunto 36.85171 Kab. Bogor 36.83172 Kab. Bulukumba 36.79173 Kab. Boyolali 36.73174 Kab. Ciamis 36.73175 Kab. Pekalongan 36.73176 Kab. Sragen 36.56177 Kab. Brebes 36.51

    178 Kab. Magelang 36.40179 Kab. Bolaang Mongondow 36. 30180 Kab. Nganj uk 36.26181 Kab. Pangkajene Kepulauan 36.07182 Kab. Sumbawa Barat 35.84183 Kab. Kampar 35.72184 Kab. Aceh Tamiang 35.72185 Kab. Belitung 35.63186 Kota Tomohon 35.61187 Kab. Pidie 35.60188 Kab. Bengkayang 35.40189 Kab. Bangli 35.36190 Kab. Simalungun 34.60191 Kab. Kerinci 34.45192 Kota Singkawang 34.42193 Kab. Karawang 34.31194 Kab. Belitung Timur 33.81195 Kab. Agam 33.80196 Kab. Karang Asem 33.68197 Kab. Kepulauan Talau 33.39198 Kab. Lampung Selatan 33.38199 Kab. Buton 33.27200 Kab. Muara Enim 33.19201 Kab. Sambas 32.99202 Kab. Humbang Hasundu 32.71203 Kab. Banyuwangi 32.58204 Kab. Samosir 32.22205 Kab. Sumbawa 31.89206 Kab. Mamuju Utara 31.72207 Kab. Halmahera Timur 31.56208 Kab. Banyu Asin 31.47209 Kab. Kendal 31.46210 Kab. Dairi 31.36

    URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    11/56

    LAPORAN UTAMA

    9Percik

    Maret 2008

    211 Kab. Selayar 31.17212 Kab. Aceh Tengah 31.02213 Kab. Aceh Utara 30.97214 Kab. Trenggalek 30.94215 Kab. Bulongan 30.91216 Kab. Padang Pariaman 30.87217 Kab. Pemalang 30.82218 Kab. Toli-toli 30.76219 Kab. Rejang Lebong 30.75220 Kab. Barito Timur 30.72221 Kab. Purbalingga 30.63222 Kab. Luwu Utara 30.59223 Kab.Sorong 30.56224 Kab. Aceh Barat 30.27225 Kota Kupang 30.26226 Kab. Parigi Moutong 30.24227 Kab. Kotawaringin Barat 29.87228 Kab. Ogan Ilir 29.79229 Kab. Barito Selatan 29.65230 Kab. Blitar 29.43231 Kab. Pasuruan 29.33232 Kab. Bantaeng 29.21233 Kab. Kutai 28.86234 Kab. Bungo 28.59

    235 Kab. Banggai 28.29236 Kota Padang Sidempuan 28.26237 Kab. Bone 28.18238 Kab. Lembata 27.94239 Kab. Wonosobo 27.40240 Kota Tasikmalaya 27.10241 Kab. Tanggamus 27.02242 Kab. Seram Bagian Barat 26.79243 Kab. Tebo 26.77244 Kab. Halmahera Barat 26.74245 Kab. Banjar 26.50246 Kab. Aceh Singkil 26.47247 Kab. Dompu 26.28248 Kab. Pont ianak 26.26249 Kab. Bireuen 26.01250 Kab. Rembang 25.71251 Kab. Tana Toraja 25.52252 Kab. Seluma 25.41253 Kab. Polewali Mamasa 25.41

    254 Kab. Rokan Hulu 25.24255 Kab. Kutai Timur 25.02256 Kab. Balangan 25.00257 Kab. Wonogiri 24.95258 Kota Pagar Alam 24.73259 Kab. Tojo Una-una 24.67260 Kab. Blora 24.45261 Kab. Soppeng 24.39262 Kab. Lampung Utara 24.36263 Kab. Aceh Timur 24.25264 Kab.Kaimana 24.07265 Kab. Buol 23.89266 Kab. Aceh Selatan 23.88267 Kab. Jeneponto 23.85268 Kab. Hulu Sungai Selat an 23.83269 Kab. Tulangbawang 23.82270 Kab. Fak-Fak 23.75271 Kab. Merangin 23.74272 Kab. Lampung Timur 23.48

    273 Kab. Ketapang 23.43274 Kab. Buru 23.43275 Kab. Lahat 23.22276 Kab. Morowali 23.16277 Kab. Tuban 23.04278 Kab. Wajo 22.96279 Kab. Tanjung Jabung 22.94280 Kab. Kolaka Utara 22.71281 Kab. Boj onegoro 22.66282 Kab. Pesisir Selatan 22.63283 Kab. Banggai Kepulauan 22.61284 Kab. Tabalong 22.59285 Kab. Boalemo 22.41286 Kab. Luwu 22.39

    URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

    287 Kab. Bengkulu Utara 22.25288 Kab. Pandeglang 22.10289 Kab. Luwu Timur 22.05290 Kab. Wakatobi 21.86291 Kab. Kepulauan Sula 21.75

    292 Kab. Sawahl unt o/ si junj ung 21. 67293 Kab. Pakpak Barat 21.63294 Kab. Gunung Kidul 21.62295 Kab. Pohuwato 21.28296 Kab. Jember 21.25297 Kab. Flores Timur 21.04298 Kab. Batang 20.85299 Kab. Sarolangun 20.85300 Kab. Nagan Raya 20.76301 Kab. Lumaj ang 20.55302 Kab. Maluku Tengah 20.51303 Kab. Bangkalan 20.48304 Kab. Sinj ai 20.27305 Kab. Ogan Komering Il ir 20.21306 Kab. Lebak 20.20307 Kab. Kepulauan Riau 20.18308 Kab. Mukomuko 20.15309 Kab. Lombok Barat 20.11310 Kab. Mamuju 20.10

    311 Kab. Sukabumi 20.08312 Kab. Bombana 20.01313 Kab. Tapin 19.99314 Kab. Teluk Wondama 19.79315 Kab. Majene 19.77316 Kab. Kendari 19.68317 Kab. Musi Banyu Asin 19.65318 Kab. Donggala 19.63319 Kab. Ende 19.55320 Kab. Sanggau 19.42321 Kab. Batang Hari 19.15322 Kab. Gorontalo 19.13323 Kab. Pasaman Barat 18.81324 Kab. Dharmasraya 18.74325 Kab. Nabire 18.69326 Kab. Halmahera Selatan 18.26327 Kab. Muna 18.07328 Kab. Bener Meriah 17.86329 Kab. Lombok Timur 17.79

    330 Kab. Ogan Komering Ut ara 17. 61331 Kab. Kepulauan Seribu 17.50332 Kab. Lampung Tengah 17.48333 Kab. Kutai Barat 17.44334 Kab. Solok 17.34335 Kab. Tanah Datar 17.20336 Kab. Kepahiang 17.18337 Kab. Cianj ur 17.15338 Kab. Musi Rawas 17.14339 Kab. Pasaman 17.08340 Kab. Muaro Jambi 16.97341 Kab. Ogan Komering Ut ara 16. 93342 Kab. Konawe Selatan 16.85343 Kab. Ngawi 16.83344 Kab. Aceh Jaya 16.82345 Kab. Malinau 16.59346 Kab. Tapanuli Selatan 16.40347 Kota Pariaman 16.30348 Kab. Aceh Barat Daya 15.81

    349 Kota Sukabumi 15.75350 Kab. Indragiri Hulu 15.43351 Kab. Solok Selatan 15.34352 Kab. Gayo Lues 15.32353 Kab. Sumba Timur 15.12354 Kab. Lombok Tengah 14.94355 Kab. Tapanuli Tengah 14.94356 Kab. Kapuas 14.81357 Kab. Garut 14.72358 Kab. Maluku Tenggara 14.55359 Kab. Pelalawan 14.49360 Kab. Rokan Hilir 14.49361 Kab. Hulu Sungai Tengah 14.46362 Kab. Banj arnegara 14.38

    URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

    363 Kab. Alor 14.20364 Kab. Bone Bolango 14.19365 Kab. Barito Kuala 14.09366 Kab. Pasir 14.08367 Kab. Situbondo 13.98368 Kab. Bima 13.91369 Kab. Nunukan 13.86370 Kab. Lingga 13.78371 Kab. Sampang 13.59372 Kab. Pacitan 13.56373 Kab. Aceh Tenggara 13.33374 Kab. Raja Ampat 13.20375 Kab. Bengkulu Selatan 13.07376 Kab. Lima Puluh Koto 13.02377 Kab. Merauke 12.98378 Kab. Simeulue 12.24379 Kab. Indragiri Hilir 12.18380 Kab. Kaur 11.84381 Kab. Barito Utara 11.68382 Kab. Tanah Laut 11.64383 Kab. Keerom 10.94384 Kab. Kepulauan Aru 10.89385 Kab. Paniai 10.80386 Kab. Gunung Mas 10.58

    387 Kab. Maluku Tenggara 10.44388 Kab. Belu 10.12389 Kab. Bondowoso 10.08390 Kab. Melawi 10.03391 Kab. Manokwari 9.96392 Kab. Natuna 9.92393 Kab. Kuantan Singing 9.71394 Kab. Sumenep 9.50395 Kab. Tasikmalaya 9.39396 Kab. Kapuas Hulu 9.13397 Kab. Probolinggo 9.00398 Kab. Jayawijaya 8.97399 Kab. Tanj ung Jabung 8.41400 Kab. Manggarai Barat 8.37401 Kab. Seruyan 8.10402 Kab. Sukamara 7.79403 Kab. Sintang 7.36404 Kab. Lampung Barat 7.26405 Kab. Mamasa 7.08

    406 Kab. Pamekasan 7.08407 Kab. Landak 6.96408 Kab. Timor Tengah Utara 6.90409 Kab. Kupang 6.41410 Kab. Kota Baru 6.28411 Kab. Asmat 6.25412 Kab. Seram Bagian Timur 6.09413 Kab. Lamandau 6.06414 Kab. Tanah Bumbu 5.99415 Kab. Sarmi 5.73416 Kab. Mandailing Natal 5.65417 Kab. Nias 5.41418 Kab. Manggarai 5.32419 Kab. Kepulauan Ment awai 4. 31420 Kab. Way Kanan 4.28421 Kab. Rote Ndao 3.65422 Kab. Lebong 3.37423 Kab. Kat ingan 3.31424 Kab. Pulang Pisau 2.81

    425 Kab. Ngada 2.64426 Kab. Kotawaringin Timur 2.51427 Kab. Nias Selatan 2.49428 Kab. Sumba Barat 2.13429 Kab. Timor Tengah Sel at an 1. 82430 Kab. Puncak Jaya 1.79431 Kab. Sekadau 0.86432 Kab. Murung Raya 0.65433 Kab. Mappi 0.52434 Kab. Yahukimo 0.00435 Kab. Pegunungan Bint uni 0.00

    INDONESIA 40.67

    URUT NAMA KABUPATEN/KOTA PELAYANAN (%)

    Sumber: BPS*) Prosentase penggunaan tangki sebagai t empat pembuangan akhir ti nj a

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    12/56

    Ketika mendapat tawaran dari Program Eco-Asia untuk

    menghadiri peluncuran Tahun Sanitasi Interna-

    sional/In te rn ational Year of Sanitation (TSI/IYS)

    2008 negara tetangga Pilipina, yang terbayangkan adalah

    peluncuran secara besar-besaran. Pada kenyataannya, dilak-

    sanakan secara sederhana di salah satu kota kecil Mandaluyong,

    yang merupakan bagian dari Metropolitan Manila, namun

    dalam suasana yang meriah dan inspiratif. Tulisan berikut men-

    coba menggambarkan suasana peluncuran TSI.

    P e l u n c u r a n d a l a m T ig a B a gi a n

    Peluncuran TSI 2008 dipusatkan di Kota Mandaluyong,Metro Manila dalam tiga tahapan acara, yang dimulai pada

    tingkat kota, kemudian nasional dan diakhiri di sekolah.

    Pelaksanaan tingkat kota dilaksanakan di lapangan olahraga

    yang disulap menjadi panggung acara peluncuran. Pemilihan

    hari Senin dan lokasi peluncuran bukan tanpa alasan yang jelas.

    Kota Mandaluyong dipilih sebagai lokasi peluncuran memper-

    timbangkan Walikota Mandaluyong sebagai Ketua Asosiasi Kota

    Pilipina (Lea gu e of Cities of th e Philipp ines/LCP). Diharapkan

    kota lain yang menjadi anggota asosiasi juga akan terinspirasi.

    Sementara pemilihan hari Senin didasari pertimbangan bahwa

    di seluruh kota Pilipina, setiap Senin pagi dilaksanakan perte-

    muan tatap muka antara walikota berikut jajarannya denganmasyarakat. Diharapkan peluncuran pada hari Senin akan diha-

    diri oleh banyak masyarakat yang datang untuk menghadiri per-

    temuan mingguan. Pada saat bersamaan juga sekaligus dilak-

    sanakan Hari Promosi WASH (WAter, Sanitation and Hygiene)

    Acara peluncuran tingkat nasional dilaksanakan di City Hall,

    dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Min ist er of Health ), Menteri

    Lingkungan dan Sumber Daya Alam (Minist er of En vironm ent

    and Natural Resources) Pilipina, anggota Kongres Pilipina se-

    kaligus Ketua Komisi Ekologi (Chair, Committee on Ecology)

    Kongres Pilipina, perwakilan UNDP, dan Walikota Man-

    daluyong. Pada kesempatan tersebut Walikota Mandaluyong

    menekankan pentingnya pemerintah kota/daerah mengadopsi

    program sanitasi untuk menghindari kerugian akibat buruknyasanitasi. Sementara anggota kongres menekankan komitmen-

    nya mendukung program sanitasi. Selain itu, diluncurkan juga

    beberapa dokumen seperti Buku Kondisi Sanitasi di Asia Timur,

    Manual Pengelolaan Tinja dan Air Limbah Domestik, Studi

    Dampak Ekonomi Sanitasi di Pilipina, dan Kit Info Sanitasi

    Selepas peluncuran di City Hall, peserta melakukan arak-

    arakan menuju lokasi peluncuran berikutnya di salah satu seko-

    lah. Agenda utama adalah promosi Cuci Tangan Pakai Sabun

    (CTPS) yang dilakukan bersama-sama oleh Walikota Man-

    daluyong, Menteri, Ratu Bumi (Miss Eart h) Pilipina, Ratu Ke-

    cantikan Mandaluyong, dan tidak ketinggalan Kapten WASH

    yang merupakan ikon kampanye WAter Sanitation Hyegine.

    Promosi CTPS tersebut dilakukan dihadapan hadirin yang seba-

    gian besar merupakan murid sekolah dan media massa. Pe-

    luncuran ditutup dengan Konferensi Pers yang diikuti sekitar 10

    media massa cetak dan elektronik.

    M o m e n t u m K eg ia t a n

    Berbeda dengan Indonesia yang relatif terlambat menyiap-

    kan peringatan Tahun Sanitasi Internasional, Pilipina telah

    mempersiapkan rangkaian acara peringatan jauh hari sebelum-nya. Dimulai dengan penyelenggaraan the Philippine Sanitation

    SummitTahun 2006 segera setelah ditetapkannya oleh Sidang

    Umum PBB Tahun 2008 sebagai the International Year of

    Sanitation (IYS). Beberapa kegiatan berikutnya menjadi

    rangkaian kegiatan yang berfungsi menjaga momentum ini

    seperti the Reg ion al Sa nitat ion Su m m it 2007: Region XI an d

    X II di Da vao City , 26-27 Juni 2007 dan the East Asia

    Minist erial Conference on Sa nitat ion an d Hygiene (EASan) di

    Beppu, Jepang, 30 November-1 Desember 2007.

    POJOK TS I 2008

    10PercikMaret 2008

    Peluncuran Tahun Sanitasi Internasional 2008 di Pilipina

    Sederhana Namun Meriah

    Panggung acara dibuat sederhana tapi menarik. Foto: OM.

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    13/56

    Pada saat EASan, delegasi Pilipina

    mengagendakan penandatanganan

    Agenda Aksi oleh Presiden Pilipina yang

    menetapkan Tahun 2008 sebagai Tahun

    Sanitasi Internasional sekaligus mene-

    tapkan setiap minggu IV bulan Juni seba-

    gai Minggu Sanitasi. Walaupun kemudi-

    an sampai berakhirnya acara peluncuran,

    tidak terlihat adanya kegiatan penan-

    datanganan tersebut.

    P e n y e l e n g g a r a a n

    Hal lain yang juga berbeda dengan

    Indonesia adalah perencanaan dan

    organisasi peluncuran TSI 2008 di

    Pilipina dilaksanakan oleh The Philippin e

    Ecolog ica l Sa nitat ion Netw ork (PEN),

    sebuah jaringan informal yang terdiri

    dari institusi pemerintah pusat, par-lemen, pemerintah daerah, lembaga

    donor, program/proyek, perguruan ting-

    gi dan LSM. Jaringan ini dianggap ber-

    hasil dalam menyelenggarakan The Phi-

    lippine Sanitation Summit 2006,

    bersama dengan Departemen Kesehatan

    dan Departemen Lingkungan dan

    Sumber Daya Alam Pilipina. Di pihak

    lain, UNICEF juga banyak membantu

    dalam hal kegiatan advokasi dan pe-

    ningkatan kesadaran publik.

    Penyelenggaraan peluncuran TSI

    2008 ini juga didukung banyak pihak

    diantaranya lembaga donor seperti WSP

    Bank Dunia, USAID, SIDA, GTZ, WHO,

    Plan International, dan Asosiasi Kota

    berikut beberapa anggotanya.

    Di Indonesia, peringatan TSI 2008

    dikoordinasikan oleh Departemen Peker-

    jaan Umum dengan melibatkan berbagai

    pemangku kepentingan baik pemerintah

    maupun non-pemerintah, tetapi masih

    kurang melibatkan lembaga donor.

    T e ma d a n S l o ga n

    Slogan utama TSI 2008 Pilipina

    adalah "Sanitation is the Solution ".

    Singkat, padat dan tegas. Beberapa pesan

    kunci yang juga dipersiapkan adalah (i)

    Sanitation is vital for hum an health; (ii)

    Sanitation generates economic benefits;

    (iii) Sanitation contributes to dignity

    and social development; (iv) Sanitationhelps the environment; dan (v) improv-

    ing sanitation is achievable.

    K e t er l i b a t a n B e r b a g a i P i h a k

    Pada saat peluncuran, beragam pihak

    terlibat dalam prosesnya. Mulai dari Ratu

    Kecantikan yang dipersiapkan khusus

    untuk meramaikan suasana, Kapten

    WASH yang menjadi maskot kampanye

    perubahan perilaku, anak sekolah, sam-

    pai masyarakat yang dilalui oleh konvoi.

    Keterlibatan Ratu Kecantikan dalamkegiatan ini tidak hanya pada hari H

    tetapi mereka juga sudah diberi pelatihan

    dan pemahaman tentang sanitasi dan

    berbagai aspeknya. Hal tersebut terlihat

    jelas ketika Ratu Kecantikan ini diwa-

    wancarai media massa, mereka dapat

    memberikan jawaban yang inspiratif,

    bukan sekedar normatif seperti jawaban

    pejabat.

    Keterlibatan masyarakat juga perlu

    diberi poin khusus, dalam bentuk span-

    duk-spanduk yang berisi tulisan tangan

    mereka dengan berbagai ungkapan ten-tang sanitasi. Diantaranya berbagai

    ajakan untuk mencuci tangan menggu-

    nakan sabun, menggunakan toilet, atau

    sekedar ucapan selamat datang TSI 2008

    dan banyak lagi lainnya.

    Hal yang cukup mengejutkan adalah

    keterlibatan Man ila W at er, perusahaan

    penerima konsensi penyediaan air untuk

    wilayah Manila bagian Timur, yang sa-

    POJOK TS I 2008

    11Percik

    Maret 2008

    Salah satu slogan TSI 2008 dalam bahasa Tagalog yang artinya cucilah tangandengan sabun dan gunakan toilet. Foto: OM

    Sekitar 20 juta penduduk t idak

    mempunyai akses t erhadap

    sanit asi yang memadai Rata-rata 31 balita meninggal

    seti ap hari karena diare

    Biaya yang di tanggung sebagai

    akibat buruknya sanitasi men-

    capai Rp 19,5 t ri liun atau seki-

    tar 1,5% PDB Pil ipina Tahun

    2005 (Economics of Sanit at ion

    Initiative/ ESI).

    FAKTA SANITASI

    PILIPINA

    Pilipina telah mempersiapkan

    acara peri ngatan j auhhari sebelumnya. Dimulai

    dengan penyelenggaraan

    the Philippine Sanitation

    Summit 2006 segera setelah

    ditetapkan PBB Tahun 2008

    sebagai t he Internat ional

    Year of Sanitation (IYS).

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    14/56

    ngat aktif dalam peluncuran ini. Mulai

    dari menyiapkan kendaraan terbuka, truk

    tangki, bahkan juga turut serta dalam

    acara konperensi pers.

    D u k u n g a n P a r l e m e n

    Kehadiran salah satu anggota par-

    lemen yang juga sekaligus Ketua Komite

    Ekologi Parlemen Pilipina, yang ternyata

    juga merupakan Ketua Delegasi Pilipina

    pada EASan di Jepang, menunjukkan

    kuatnya dukungan dari legislatif.

    S a mb i l M e n y e la m M i n u m Ai r

    Peluncuran TSI 2008 ternyata juga

    banyak dikaitkan dengan berbagai ke-

    giatan lain seperti Kampanye Promosi

    WASH, promosi Cuci Tangan Pakai

    Sabun, selain juga peluncuran dan dise-minasi beberapa buku/dokumen oleh

    berbagai pemangku kepentingan. Paling

    tidak tercatat (i) Publikasi "Universal Sa-

    nitat ion in Ea st Asia: M ission Possible?"

    oleh WSP-WHO-UNICEF; (ii) Manual

    dengan judul "Operations Manu al on the

    Rules an d Regulation s Gov erning th e

    Collection, Handling, Transport,

    Treatment and Disposal of Domestic

    Sludge and Septage" oleh Departemen

    Kesehatan Pilipina; (iii) Hasil Studi

    Sanitasi oleh WSP-EAO Bank Dunia, danProgram ECO-Asia USAID; dan (iv) Kit

    Informasi Teknologi Sanitasi oleh Local

    In it iativ es for Af ford able W astew at er

    Treatment(LINAW) USAID.

    K e r j a s a m a E r a t A n t a r d o n o r d a n

    A n t a r a D o n o r d e n g a n P e m a n g k u

    K e p e n t i n g a n

    Salah satu sisi menarik dari keber-

    hasilan peluncuran TSI di Pilipina adalah

    kerjasama yang erat diantara donor

    maupun antara donor dengan pemangku

    kepentingan lainnya. Hal ini telah terlihatsejak penyelenggaraan Philippine

    Sanitation Summit 2006. Kondisi ini

    dimungkinkan karena telah terbentuknya

    forum yang dikenal dengan Philippine

    Ecolog ica l Sa nitation Netw ork (PEN),

    yang merupakan wadah berkumpulnya

    donor, dan pemangku kepentingan.

    Berbeda dengan lembaga donor di

    Indonesia yang pada saat ini baru

    berhasil membentuk kelompok donor

    untuk sanitasi yang dikenal sebagai

    Sanitation Donor Group dikoordinasikan

    oleh Bank Dunia. Belum terlihat kiprahmereka.

    M i mp i S a n i t a si

    Sepulang dari acara peluncuran terse-

    but, banyak keinginan yang kemudian

    muncul yang lebih tepat disebut mimpi

    sanitasi. Bagaimana nantinya Indonesia

    dapat merayakan atau meluncurkan

    suatu acara peringatan yang sederhana

    tapi meriah dan bukannya megah tapi tak

    bermakna. Bagaimana Indonesia nanti-

    nya bisa mempunyai forum kerjasama

    antardonor, dan antara donor denganpemangku kepentingan lainnya. Bagai-

    mana nantinya para anggota

    DPR/DPRD, pemimpin bangsa, kepala

    daerah, bisa memberi perhatian pada

    sanitasi yang notabene merupakan kebu-

    tuhan dasar manusia. Dan masih banyak

    lagi bagaimana yang lain.... Cape deh.....

    (OM dari berbagai sumber).

    POJOK TS I 2008

    12PercikMaret 2008

    Salah satu alat peraga toilet t iga dimensi yang mememnuhi syarat. Foto: OM.

    Masyarakat antusias menunggu lewatnya konvoi TSI 2008 sambil memegang spanduk.Foto: OM.

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    15/56

    Ba g a i m a n a k o n d i s i s a n i t a s i d i

    I n d o n e s i a sa a t i n i ?

    Kondisi sanitasi di Indonesia saat ini

    terdapat beberapa kemajuan, terutama

    pada peningkatan cakupan pelayanan air

    minum dan penyehatan lingkungan dan

    secara tidak langsung meningkatkan de-

    rajat kesehatan masyarakat.Perfor-

    mance tersebut didukung dengan data

    Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2002

    dimana proporsi rumah tangga yang

    menggunakan tangki septik dan jamban

    63,5 persen (urban 78 persen dan rural

    52 persen) dan kondisi air minum di

    Indonesia baru 45 persen. Akan tetapi

    apabila kita bandingkan dengan kondisi

    sanitasi di beberapa negara Asia

    Tenggara, terutama Malaysia, Singapura,

    Thailand, kita masih jauh tertinggal.

    F a k t o r a p a s a j a ya n g m e m p e n g a -

    r u h i k o n d i s i b u r u k s a n i t a s i d i I n -

    d o n e s i a ?

    Faktor-faktor pembatas yang sangat

    mempengaruhi kondisi buruk sanitasi di

    Indonesia, pada umumnya adalah:

    a. Kurang efektif dan efisiennya inves-

    tasi dalam proses pembangunan

    sarana dan prasarana air minum

    dan penyehatan lingkungan yang

    sudah dilaksanakan.

    b. Keterbatasan kemampuan pemerin-

    tah untuk menyediakan anggaran

    pembangunan sarana dan prasarana

    air minum dan penyehatan ling-

    kungan.

    c. Belum tersedianya kebijakan dan

    peraturan perundangan yang meng-atur potensi terselubung (hidden

    pot en sial) yang ada dalam ma-

    syarakat.

    d. Penyehatan lingkungan belum men-

    jadi perhatian dan prioritas.

    S i a p a s e b e n a r n y a y a n g h a r u s

    b e r t a n g g u n g j a w a b t e r h a d a p k o n -

    d i s i b u r u k s a n i t a s i d i I n d o n e s i a ?

    Yang harus bertanggung jawab ter-

    hadap kondisi buruk sanitasi di

    Indonesia adalah Pemerintah Pusat

    bersama-sama seluruh daerah di tingkatprovinsi, kabupaten/kota serta ma-

    syarakat sebagai pengguna/pemanfaat.

    B a ga i m a n a c a r a m e n g a t a s in y a ?

    Salah satu solusi untuk mengatasinya

    adalah melalui program terpadu (inte-

    grated programm e) yang didukung pem-

    biayaan yang memadai oleh pemerintah

    pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,

    serta masyarakat. Pada implementasinya

    program terpadu ini dilaksanakan sejak

    tahapan perencanaan, pelaksanaan ke-

    giatan sampai dengan pascakegiatan.

    Ap a k e s u l it a n / k e n d a l a n y a ?

    Kesulitan yang sangat krusial, yang

    selama ini dihadapi dalam pembangunan

    sanitasi di Indonesia adalah:

    a. Terbatasnya pembiayaan, dimanaprogram sanitasi masih belum men-

    jadi program prioritas.

    b. Simpul koordinasi masih belum ber-

    jalan dengan baik, terutama di

    tingkat daerah pada umumnya

    masih berorientasi parsial.

    Ap a y a n g d il a k u k a n d e p a r t e m e n

    An d a d a la m m e m b a n g u n s a n i t a s i d i

    I n d o n e s i a ?

    Sesuai dengan substansi tupoksi,

    lebih berorientasi kepada aspek pember-dayaan masyarakat di dalam proses pem-

    bangunan sanitasi, melalui kegiatan-

    kegiatan fasilitasi, pelatihan stakeholder

    di daerah dengan harapan mereka akan

    menjadi tulang punggung di daerahnya

    masing-masing dalam melakukan sosial-

    isasi maupun fasilitasi program sanitasi.

    S e b e r a p a s i a p k a h I n d o n e s i a

    d a l a m m e n g h a d a p i t a r g e t M D G s

    2 0 1 5 b e r h u b u n g a n d e n g a n s e k t o r

    s a n i t a s i ?

    Pemerintah Indonesia dalam meng-hadapi MDGs 2015 kaitannya dengan

    sanitasi, memproyeksikan target dalam

    tataran 70 persen. Hal tersebut bisa dica-

    pai bilamana pemerintah menjadikan

    sanitasi sebagai program prioritas, de-

    ngan dukungan nyata pembiayaan yang

    saat ini hanya 2 persen disesuaikan de-

    ngan tingkat kebutuhan untuk mencapai

    target dimaksud. Bowo Leksono

    WAWANCARA

    Ir Susmono

    PERLU PROGRAM TERPADU

    UNTUK MENGATASI SANITASI

    13Percik

    Maret 2008

    Tampaknya permasalahan sanitasi yang kompleks di

    Indonesia t idak bi sa terselesaikan dengan segera. Sektor

    sanitasi belum menjadi prioritas dalam pembangunan

    bagi para pengambil keput usan. Belum lagi per j uangan

    dalam mendapatkan anggaran yang besar untuk meng-

    atasi persoalan sanitasi ini sangatlah sulit.

    Diperlukan peningkatan kepedulian dan komitmen

    pengambil keputusan dan stakeholdersanitasi disamping

    terus mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat.

    Bagaimana kondisi dan peran stakeholder dalam meng-atasi persoalan sanitasi di Indonesia? Berikut petikan

    wawancara Percik dengan Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permu-

    kiman Dit j en Cipta Karya Depart emen PU Ir Susmono.

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    16/56

    Menurunnya kinerja pengelolaan persampahan dalam

    beberapa tahun terakhir ini tidak lepas dari dampak

    perubahan tatanan pemerintahan di Indonesia dalam

    era reformasi, otonomi daerah serta krisis ekonomi yang telah

    melanda seluruh wilayah di Indonesia. Adanya perubahan kebi-

    jakan arah pembangunan infrastruktur perkotaan, menguatnya

    ego otonomi, menurunnya kapasitas pembiayaan daerah, menu-

    runnya daya beli dan kepedulian masyarakat dalam menjagakebersihan lingkungan merupakan pemicu terjadinya degradasi

    kualitas lingkungan perkotaan termasuk masalah kebersihan

    kota.

    Penurunan kinerja tersebut ditunjukkan oleh berbagai hal,

    seperti menurunnya kapasitas SDM karena banyaknya pergan-

    tian personil yang sebelumnya pernah terdidik dalam bidang

    persampahan, tidak jelasnya organisasi pengelola sampah kare-

    na adanya perubahan kebijakan pola maksimal dan pola mini-

    mal suatu dinas, menurunnya alokasi APBD bagi pengelolaan

    sampah, menurunnya penerimaan retribusi, menurunnya

    tingkat pelayanan, menurunnya kualitas TPA yang sebagian

    besar menjadiopen dumping

    dan timbulnya friksi antar-daerah/sosial, pengelolaan teknis pembuangan yang tidak

    bertanggung jawab sehingga menimbulkan korban jiwa seperti

    kasus longsornya TPA Leuwigajah dan Bantar Gebang, tidak

    adanya penerapan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan

    masyarakat yang membuang sampah sembarangan, dan lain-

    lain.

    Saat ini hampir seluruh pengelolaan sampah berakhir di

    TPA sehingga menyebabkan beban TPA menjadi sangat berat.

    Selain diperlukannya lahan yang cukup luas, juga fasilitas per-

    lindungan lingkungan yang sangat mahal. Hal tersebut dise-

    babkan karena belum dilakukannya upaya pengurangan volume

    sampah secara sungguh-sungguh sejak dari sumber, termasuk

    pemisahan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumahtangga.

    Mengacu pada berbagai peraturan dan perundangan yang

    berlaku di Indonesia maka Pemerintah harus menyediakan

    pelayanan sistem pengelolaan persampahan yang mengikuti

    kaidah-kaidah teknis, ekonomis, dan lingkungan.

    Pemerintah Indonesia juga telah ikut serta dalam merati-

    fikasi berbagai kesepakatan/komitmen Internasional yang

    harus diupayakan pemenuhannya sebagai bangsa yang

    bermartabat. Kesepakatan tersebut mencakup diantaranya

    Agenda 21 mengenai pengurangan volume sampah yangdibuang ke TPA (3R/reduce-reuse-recycle), Prinsip Dublin,

    Kesepakatan Rio, Kyoto Protocol mengenai mekanisme pem-

    bangunan bersih (CDM/Clean Developm ent m echanism).

    Untuk mencapai tujuan di atas dan sebagai tindak lanjut

    amanat PP No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem

    Penyedaan Air Minum, maka disusunlah Kebijakan dan Strategi

    Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

    (KSNP-SPP) yang tegas dan realistis dan dapat digunakan seba-

    gai acuan bagi Pusat dan Daerah dalam meningkatkan sistem

    PERATURAN

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi

    Nasional Pengembangan Sistem PengelolaanPersampahan (KSNP-SPP)

    14PercikMaret 2008

    Foto: Istimewa

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    17/56

    pengelolaan persampahan secara berke-

    lanjutan dan ramah lingkungan.

    M a k s u d d a n Tu j u a n

    KSNP-SPP dimaksudkan sebagai

    pedoman dalam penyusunan kebijakan

    teknis, perencanaan, pemrograman dan

    kegiatan lain yang terkait pengelolaan

    persampahan, baik di lingkungan

    Departemen, Lembaga Pemerintah Non

    Departemen, Pemerintah Daerah,

    maupun bagi masyarakat dan dunia

    usaha. Sementara tujuannya mendukung

    pencapaian sasaran pembangunan per-

    sampahan melalui rencana, program, dan

    pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efek-

    tif dan efisien.

    KSNP-SPP digunakan sebagai pedo-

    man untuk pengaturan, penyeleng-garaan, dan pengembangan sistem pe-

    ngelolaan persampahan yang ramah

    lingkungan, baik ditingkat pusat,

    maupun daerah sesuai kondisi daerah

    setempat. Sementara untuk peraturan

    teknis dan pedoman pelaksanaan yang

    lebih rinci dalam rangka pengaturan,

    penyelenggaraan, dan pengembangan

    sistem pengelolaan persampahan sebagai

    penjabaran dari KSNP-SPP ini perlu di-

    susun dan ditetapkan lebih lanjut oleh

    instansi-instansi terkait.

    Vis i dan Mis i

    Untuk mencapai kondisi masyarakat

    yang hidup sehat dan sejahtera di masa

    yang akan datang, baik yang tinggal di

    daerah perkotaan maupun perdesaan,

    akan sangat diperlukan adanya ling-

    kungan permukiman yang sehat. Dari

    aspek persampahan maka kata sehat

    akan berarti sebagai kondisi yang akan

    dapat dicapai bila sampah dapat dikelola

    secara baik sehingga bersih dari ling-

    kungan permukiman dimana manusiaberaktivitas di dalamnya.

    Secara umum, daerah perkotaan atau

    perdesaan yang mendapatkan pelayanan

    persampahan yang baik akan dapat

    ditunjukkan memiliki kondisi sebagai

    berikut :

    a. Seluruh masyarakat, baik yang ting-

    gal di perkotaan maupun di perde-

    saan memiliki akses untuk pena-

    nganan sampah yang dihasilkan dari

    aktivitas sehari-hari, baik di

    lingkungan perumahan, perdagang-

    an, perkantoran, maupun tempat-

    tempat umum lainnya.

    b. Masyarakat memiliki lingkungan

    permukiman yang bersih karena

    sampah yang dihasilkan dapat

    ditangani secara benar.

    c. Masyarakat mampu memelihara

    kesehatannya karena tidak terdapat

    sampah yang berpotensi menjadi

    bahan penularan penyakit seperti

    diare, thypus, disentri, dan lain-lain,

    serta gangguan lingkungan baik

    berupa pencemaran udara, air, atau

    tanah.

    d. Masyarakat dan dunia usaha/swasta

    memiliki kesempatan untuk berpar-tisipasi dalam pengelolaan persam-

    pahan sehingga memperoleh man-

    faat bagai kesejahteraannya.

    Untuk dapat mewujudkan visi

    pengembangan sistem pengelolaan per-

    sampahan maka dirumuskan beberapa

    misi, yaitu :

    1. Mengurangi timbulan sampah

    dalam rangka pengelolaan persam-

    pahan yang berkelanjutan.

    2. Meningkatkan jangkauan dan kuali-tas pelayanan sistem pengelolaan

    persampahan.

    3. Memberdayakan masyarakat dan

    meningkatkan peran aktif dunia

    usaha/swasta.

    4. Meningkatkan kemampuan manaje-

    men dan kelembagaan dalam sistem

    pengelolaan persampahan sesuai

    dengan prinsip good and cooperate

    governance .

    5. Memobilisasi dana dari berbagai

    sumber untuk pengembangan sis-

    tem pengelolaan persampahan.6. Menegakkan hukum dan meleng-

    kapi peraturan perundangan untuk

    meningkatkan sistem pengelolaaan

    persampahan.

    P e n d e k a t a n B a r u

    Suatu pendekatan atau paradigma

    baru harus dipahami dan diikuti yaitu

    bahwa sampah dapat dikurangi, digu-

    nakan kembali atau didaur ulang.

    Pendekatan ini juga kerap dikenal de-

    ngan istilah 3R (reduce, reuse, recycle).

    Hal ini sebenarnya bukan hal yang baru

    karena sudah banyak dilakukan negara

    maju dan berhasil meningkatkan efisien-

    si pengelolaan yang signifikan.

    Dengan mengurangi sampah sejak di

    sumbernya maka beban pengelolaan kota

    akan dapat dikurangi dan anggaran serta

    fasilitas akan dapat semakin efisien diman-

    faatkan. Beban pencemaran dapat diku-

    rangi dan lebih jauh lagi dapat turut menja-

    ga kelestarian alam dan lingkungan.

    Sasaran global dari kebijakan dan

    Strategi Nasional Sistem Pengelolaan

    Persampahan mengacu pada sasaran

    terukur yang tertuang dalam RPJMN

    2004-2009 dan sasaran dalam pencapai-an MDG 2015 serta beberapa sasaran

    terukur lainnya. Disamping sasaran nor-

    matif seperti tertuang dalam PP No 16

    tahun 2005 tentang Sistem Pe-

    ngembangan Air Minum.

    P e r l u P e n j a b a r a n

    Kebijakan dan Strategi Nasional

    Sistem Pengelolaan Persampahan meru-

    pakan arahan dasar yang masih harus

    dijabarkan ke dalam rencana tindak

    secara lebih operasional oleh berbagaipihak yang berkepentingan di bidang

    pengelolaan persampahan, sehingga

    pada akhirnya visi yang diharapkan dapat

    dicapai dengan baik.

    Penjabaran secara teknis melalui

    kegiatan penyiapan perangkat peng-

    aturan, perencanaan, pemrograman,

    pelaksanaan, dan pengendalian serta

    pengelolaan pembangunan dilakukan

    secara menyeluruh di semua tingkatan

    pemerintahan, baik di Pusat maupun

    Daerah wilayah provinsi, kabupaten, dan

    kota.Selanjutnya perlu adanya kesepa-

    katan rencana tindak tingkat pusat dan

    daerah dalam melaksanakan Kebijakan

    dan Strategi Nasional Pengembangan

    Sistem Pengelolaan Persampahan, serta

    mekanisme koordinasinya. Pola peran

    serta masyarakat dan dunia usaha perlu

    dijabarkan sesuai kondisi dan kebutuhan

    baik di pusat maupun di daerah. BW

    PERATURAN

    15Percik

    Maret 2008

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    18/56

    Dalam kelompok balita, diare adalah penyebab kematianterbesar nomor dua setelah ISPA (infeksi saluran per-

    napasan akut). Bagi anak-anak di bangku SD, diare

    menjadi kurang mematikan seiring bertambahnya usia, tetapi

    tetap saja, diare dapat menghilangkan waktu belajar dan

    bermain banyak anak-anak.

    Studi prevalensi diare di kalangan anak-anak umumnya

    dilakukan secara tidak langsung dan lisan. Pencacahan umum-

    nya dilakukan dengan bertanya pada orang dewasa di rumah,

    biasanya ibu dengan lontaran pertanyaan seperti, dalam kurun

    waktu dua minggu terakhir, apakah ada anggota keluarga

    yan g bu an g air besar cair lebih da ri tiga kali da lam seh ar i?

    Lalu, bila responden menjawab ya, pertanyaan dilanjutkan, sia-

    pakah dia?Bagi anak SD, situasinya jelas berbeda. Mereka memiliki

    kemampuan verbal dalam menjawab pertanyaan secara lisan

    bahkan secara tertulis. Dan kemampuan itu tentu dapat diman-

    faatkan lebih jauh bagi studi prevalensi diare.

    K u e s io n e r B e r g a m b a r

    Joh ns Hop kin s Un iv er si ty / Cen ter fo r Com m unica t ion

    Program Kantor Indonesia atau disingkat JHU/CCP dengan

    bantuan dana dari UNICEF mengembangkan survei Knowledge

    At ti tu de Pra ctice (KAP) tentang air, higinitas dan sanitasi untuk

    anak-anak SD. Survei ini menggunakan kuisioner bergambar

    yang diisi secara mandiri (pictor ial self -adm initered qu est ion -

    naire) sehingga menjadi sangat efisien dalam mendapatkan

    data prevalensi diare, perilaku, sikap, dan pengetahuan yang

    terkait. Banyak anak dapat dicakup sekaligus oleh seorang atau

    beberapa guru tanpa biaya interviewer/enumerator yang

    biasanya menghabiskan banyak biaya.

    Survai ini pun handal dalam menghindari hambatan budaya

    terkait diare. Seperti diketahui secara luas, bagi sebagian anak-

    anak, diare adalah hal yang memalukan. Sebagai contoh, dalam

    perbincangan sebagian anak-anak beretnis Sunda, diare yang

    juga dikenal dengan istilah mencret, kerap diolok-olok sebagai

    kacapirit, yakni BAB (buang air besar) yang kebablasan, tidak

    bisa ditahan, tidak bisa ditunggu, sehingga keluar begita saja di

    celana. Anak-anak tentu merasa malu diolok-olok seperti itu.

    Kuisioner bergambar mandiri itu telah diujicoba JHU/CCP

    di beberapa lokasi, yakni Provinsi Nangroe Aceh Darusalam

    (NAD), Provinsi Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Murid yangberpartisipasi dalam pengisian kuisioner berjumlah 2.134 murid

    tersebar di delapan distrik dimana CCP dengan bantuan dana

    dari UNICEF melakukan program peningkatan higinitas (Hygiene

    Im provem ent Progr am ). Kedelapan distrik itu adalah Kota

    Banda Aceh, Aceh Besar, Sleman, Gunung Kidul, Bantul, Kulon

    Progo, Kota Yogyakarta, dan Klaten.

    Kuisioner bergambar yang diisi secara mandiri berisi 28 per-

    tanyaan pokok yang kebanyakan bisa dirampungkan dalam

    waktu 15-20 menit. Sekitar 25 persen dari total pertanyaan

    adalah pertanyaan yang jawabannya berbentuk gambar-gambar

    yang dapat memudahkan murid untuk mengisinya. Selebihnya

    adalah pertanyan-pertanyan terbuka yang dapat dijawab de-ngan singkat dan pertanyaan dengan pilihan jawaban betul atau

    salah (B-S).

    Te m u a n - Te m u a n P e n t in g

    Survei KAP dengan kuisioner bergambar yang diisi mandiri

    menemukan angka prevalensi diare sekitar 18 persen di lokasi

    riset Provinsi NAD. Jadi, hampir seperlima anak-anak SD kelas

    IV dan V di dua distrik dalam populasi riset melaporkan pernah

    mengalami mencret atau BAB cair dalam seminggu terakhir

    ketika survei dilakukan. Prosentase dikalangan murid-murid

    laki-laki ditemukan sekitar 21 persen atau sekitar 7 persen lebih

    tinggi dibandingkan perempuan yang besar sekitar 14 persen.

    Sementara, dikelompok anak-anak SD di Yogyakarta danJawa Tengah, prevalensi diare ditemukan separuh lebih rendah

    dari di NAD, yakni sekitar 8,5 persen.

    Dari sisi nilai (value) dan kepercayaan (beliefs) ditemukan

    pola yang sama antara data dari NAD dan Yogyakarta/Jawa

    Tengah. Melalui analisis faktor (factor an aly sis) dan analisis

    konsistensi menggunakan cronbach' alpha ditemukan kerangka

    berpikir murid terkait dengan penyebab diare. Dan yang dimak-

    sud dengan kerangka berpikir adalah sekumpulan indikator

    yang solid digunakan murid untuk menilai penyebab diare.

    WAWASAN

    16PercikMaret 2008

    Oleh Risang Rimbatmaj a *

    MENGUKUR

    DIARE DENGAN

    GAMBAR

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    19/56

    Dalam kuisioner disediakan 10 gambar untuk murid memi-

    lih, mana yang dipercaya menyebabkan diare? Dari analisis dite-

    mukan 3 dimensi yang secara statistik signifikan, yakni ;

    1. Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan (environmental

    factors), yang terdiri dari:

    Membuang sampah secara sembarangan

    Buang air besar di tempat terbuka

    2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan (hygie-

    ne-related factors), yang terdiri dari:

    Minum air mentah

    Makan di tempat yang banyak lalat

    Minum dari tempat minum yang terbuka

    3. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan higinitas (non-

    hyg iene factors) yang terdiri dari:

    Makan es

    Kehujanan

    Diganggu mahkluk halus.

    Analisis selanjutnya menemukan bahwa murid-murid

    umumnya kurang percaya bahwa faktor-faktor dalam kelompokpertama atau lingkungan dapat menyebabkan seseorang terke-

    na diare. Sekedar ilustrasi, di NAD, 70 persen dari total murid

    yang disurvei menanggapi secara negatif peran kejorokan

    lingkungan (buang sampah sembarangan dan BAB di tempat

    terbuka) dalam menyebabkan diare. Dengan kata lain, faktor-

    faktor sanitasi itu tidak dipercaya sebagai penyebab diare.

    Untuk faktor kebersihan, posisinya seimbang. Dengan kata

    lain, separuh murid mempercayai bahwa meminum air mentah,

    makan di tempat yang banyak lalat, dan minum di tempat terbu-

    ka dapat menyebabkan seseorang terkena diare. Separuhnya

    cenderung tidak percaya.

    Untuk faktornon-higinitas

    , kecenderungan mayoritas dite-mukan, dimana kebanyakan memandang skeptis hal-hal seperti

    memakan es, kehujanan, atau diganggu mahkluk halus sebagai

    penyebab diare.

    Dari sisi perilaku, ada sejumlah hal yang dapat ditangkap

    melalui kuisioner bergambar, di antaranya adalah BAB di fasili-

    tas yang disediakan sekolah dan cuci tangan pakai sabun diwak-

    tu-waktu penting. Sekedar ilustrasi, di Yogyakarta/Jawa Tengah

    ditemukan sekitar 70 persen dari total murid yang dalam satu

    semester terakhir tidak pernah menggunakan WC sekolah untuk

    BAB. Sekitar 22 persen melaporkan pernah menggunakanhanya satu kali. Alasan mereka adalah telah melakukan di

    rumah (41 persen), WC sekolah berbau dan kotor (37 persen),

    tidak ada waktu/kesempatan (23 persen), dan tidak mau menja-

    di bahan tertawaan teman-teman (22 persen).

    Untuk cuci tangan pakai sabun, di NAD ditemukan sekitar 14

    persen dari total murid melaporkan melakukannya di satu

    waktu penting, yakni sebelum makan atau sesudah BAB.

    Mayoritas ditemukan belum mempraktikkannya.

    P e n g g u n a a n k e De p a n

    Seperti dicontohkan di atas, survei dengan kuisioner

    bergambar ini dapat menangkap berbagai dimensi pentingdalam KAP anak-anak SD terkait dengan isu air, higinitas dan

    sanitasi. Untuk penggunaan lebih lanjut, perbaikan terhadap

    kuisioner itu tentu saja masih diperlukan.

    Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa (i) beberapa

    instruksi masih belum jelas sehingga murid masih bertanya pada

    guru mereka untuk klarifikasi, (ii) penggunaan gambar yang baru 20

    persen sebetulnya masih bisa ditingkatkan lagi. Pengurangan per-

    tanyaan atau instruksi verbal dan penambahan gambar-gambar

    yang mudah dipahami murid adalah agenda yang perlu dikede-

    pankan untuk penggunaan ke depan, (iii) memenuhi kebutuhan

    untuk menyusun panduan kuisioner lebih operasional dan detail

    sehingga sekolah dapat menerapkan survei sekaligus menganalisa

    data yang dikumpulkan secara mandiri, dan (iv) kebutuhan untukmenguji validitas atau keabsahan kuesioner.

    Selain validitas internal yang sebagian telah diuji melalui

    analisa faktor, diperlukan uji validitas yang bersifat eksternal,

    misalnya dengan memverifikasi data yang didapat melalui

    survei kuisioner bergambar dengan kejadian dalam rentang

    waktu berikutnya. Misalnya, antara laporan cuci tangan pakai

    sabun dengan kejadian diare di minggu-minggu berikutnya.

    *Peneliti di John Hopkins Univercit y/ Center f or Communicat ion

    Program(JHU/ CCP) Indonesia

    WAWASAN

    17Percik

    Maret 2008

    28,9

    57,5

    13,6

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    Used soap not for hand wash

    Used it to wash hand but not at

    critical times

    Used it to wash hand at critical

    times

    Digunakan untukcuci t angan pada

    waktu penting

    Digunakan tidakuntuk cuci tangan

    Digunakan untukcuci tanganbukan pada

    waktu penting

    Diagram: hasil survei CTPS di NADN = 914, Filter: Murid yang menggunakan sabunhari ini atau kemarin, Self -administered,Recoded,Sumber: Pertanyaan #11: Mohon ingat, untuk apasabun it u digunakan?Sejak kemari n, saya meng-gunakan sabun untuk. .. .

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    20/56

    Sangat menarik apa yang dilakukan

    Kelompok Kerja AMPL-BM (Ber-

    basis Masyarakat) kabupaten Rote

    Ndao. Ketika semua kabupaten yang di-

    fasilitasi sekretariat WASPOLA dan ke-

    lompok kerja AMPL Pusat cenderung mem-

    prioritaskan sarana air perpipaan (apakah

    sistem gravitasi, genset, sumur bor, dan lain-nya), Rote Ndao memilih berbeda.

    Dengan mempertimbangkan penga-

    laman masa lalu, kondisi lingkungan alam,

    berbagai kejadian di daerah lain, serta

    realitas sosial budaya masyarakatnya,

    Kelompok Kerja AMPL-BM kabupaten

    Rote Ndao, Provinsi NTT, akhirnya lebih

    memilih melindungi sumber-sumber air

    dengan model fisik dan melakukan peng-

    hijauan di sekitar sumber sumber air.

    D im a n a k a h R o t e N d a o ?Rote Ndao memang tidak sepopuler

    Sabang dan Merauke, meskipun secara

    geografis memiliki makna yang tidak

    kalah penting, karena pulau ini meru-

    pakan pulau paling Selatan di Indonesia.

    Selain daratan yang berbatasan de-

    ngan laut, sebagian besar wilayah Rote

    bergunung-gunung. Tidak sampai 500

    meter dari pantai, jalanan sudah mulai

    merayap, naik-turun dan naik lagi. LuasWilayah Kabupaten Rote Ndao adalah

    1.280,10 km2, yang terbagi dalam 8 keca-

    matan.

    Secara keseluruhan terdiri dari 73

    desa dan 7 kelurahan. Jumlah desa/kelu-

    rahan pesisir sebanyak 48 desa/kelura-

    han terdiri dari 102 pulau yaitu 7 pulau

    berpenghuni (Pulau Rote, Nuse, Landu,

    Nusa Manuk, Usu I, Usu II) dan 95 pulau

    lainnya tidak berpenghuni. Jumlah pen-

    duduk berdasarkan data statisitk tahun

    2005 yaitu 106.272 Jiwa, sehinggatingkat kepadatan penduduknya 83

    jiwa/km2.

    Dari aspek sumber daya manusia,

    realitas Rote Ndao memang cukup kon-

    troversial. Di NTT, Rote Ndao dikenal

    sebagai daerah yang menghasilkan SDM

    yang mampu bersaing, baik di tingkat

    provinsi, nasional, bahkan ada yang

    cukup ternama di tingkat internasional.

    Namun, data statistik menyatakan bahwa

    dari kualitas SDM, Rote Ndao masih

    memerlukan perhatian lebih dariPemerintah.

    P e m b a n g u n a n AM P L d i Ro t e N d a o

    p a d a M a s a L a l u

    Kurangnya pemahaman masyarakat

    mengenai pola pemanfaatan dan pengelo-

    laan sarana prasarana AMPL serta lemah-

    nya dukungan dan kebijakan Pemerintah

    membuat pembangunan AMPL tidak ber-

    jalan dengan efektif. Pada saat ini jangkauan

    layanan PDAM masih sangat terbatas hanyadi Ba'a dan sekitarnya.

    Tidak berarti untuk masyarakat di

    pedalaman belum pernah dibuatkan

    sarana perpipaan, bahkan terlalu sering,

    namun sesering itu pula tidak diman-

    faatkan baik karena rusak atau memang

    tidak disukai. Instalasi perpipaan bantu-

    an Pemerintah Belgia, sebagai contoh

    pipa-pipa besarnya masih malang-melin-

    WAWASAN

    18PercikMaret 2008

    ROTE NDAO

    Memprioritaskan PerlindunganSumber-Sumber Air

    Oleh : Alma Arief * dan Joseph L. Kale**

    Perlindungan Mata Air Kalfao Desa Olafulihaa, Kecamatan Pantai Baru (100 persen).Foto: Alma Ari ef

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    21/56

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    22/56

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    23/56

    Kerap terlihat, daerah-daerah yang dihuni penduduk

    dengan kondisi ekonomi lemah, sanitasi yang buruk

    tidak dapat dihindarkan. Demikian halnya yang terjadi

    pada Kelurahan Koto Lalang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota

    Padang. Minimnya kesadaran akan perilaku hidup bersih dan

    sehat serta ditunjang tidak tersedianya jamban yang memadaimenjadikan masyarakat setempat biasa melakukan buang air

    besar secara sembarangan (open defecation) di sungai ataupun

    banda (kali irigasi).

    Tak hanya masalah jamban, warga juga mengalami per-

    masalahan dengan ketersediaan air bersih. Selama ini, warga

    memperoleh air dengan cara membangun sumur. Namun,

    terkadang air dari sumur pun kotor, berwarna kecoklatan. Hal

    ini selain dikarenakan air tanah yang ada sudah tercemar zat

    kimia untuk pertanian, juga disebabkan karena sumur yang

    dibangun tidak menggunakan cincin.

    Sementara itu, layanan PDAM hanya mencakup kawasan

    perumahan baru di dekat permukiman warga setempat yangsedang dikembangkan. Warga setempat pernah mengajukan

    kepada PDAM untuk memperoleh sambungan air, namun

    belum dapat dipenuhi karena kondisi ekonomi warga yang tidak

    dapat menjamin bahwa tarif air akan dapat dibayarkan secara

    rutin dan teratur kepada PDAM.

    Permasalahan air dan jamban ini pun berangsur tersele-

    saikan dengan bantuan dari ESP-USAID dan didukung LSM

    lokal. Warga setempat akhirnya mendapatkan bantuan, baik

    berupa bantuan teknis maupun bantuan dana untuk memba-

    ngun jamban dan sumur. Uniknya, pembangunan jamban dan

    sumur ini didanai dengan sistem pendanaan bergulir.

    Bantuan diberikan dalam bentuk paket, dimana satu paket

    terdiri dari pembangunan jamban dan sumur. Warga dapatmemilih untuk mengajukan permohonan bantuan berupa paket

    atau bantuan berupa jamban saja atau sumur saja. Di awal pro-

    gram, terdapat 13 KK penerima bantuan dimana 8 KK meneri-

    ma bantuan berupa paket, 3 KK hanya berupa jamban dan 2 KK

    hanya berupa sumur.

    Untuk para KK yang mengajukan permohonan pembangun-

    an sumur saja atau jamban saja, maka bantuan yang diberikan

    sebesar Rp 400 ribu - Rp 600 ribu. Sementara bagi KK yang

    mengajukan permohonan paket, maka dana bantuan yang di-

    terima berkisar antara Rp 1 juta - Rp 1,5 juta.

    Bantuan dana ini lebih difokuskan untuk pembelian bahan-bahan bangunan. Sementara untuk konstruksi , biasanya

    masyarakat akan bergotong-royong secara sukarela. Hal ini sa-

    ngat dimungkinkan apalagi mengingat masih terdapat beberapa

    KK yang masih merupakan kerabat keluarga.

    Pembayaran dana untuk perguliran jamban dan sumur ini

    dilakukan dengan menyicil sekali sebulan dengan jangka waktu

    10 bulan untuk penerima bantuan berupa paket (jamban dan

    sumur), dan jangka waktu 6 bulan untuk penerima bantuan

    sumur saja atau jamban saja. Kemudian, dana yang terkumpul

    akan kembali digulirkan untuk keluarga lain yang juga membu-

    tuhkan.

    Namun, mengingat kondisi ekonomi warga, terkadang pem-bayaran pun menjadi terhambat. Meskipun begitu, warga tetap

    berusaha membayar, hanya jangka waktunya saja yang menjadi

    lebih panjang.

    Pengelolaan dana bergulir ini dilakukan oleh kelompok

    masyarakat lokal. Perlu dicermati bahwa pengurus kelompok

    pengelola dana bergulir ini berasal dari kelompok ibu-ibu.

    Pengelola bertanggungjawab mulai dari membangun kesepa-

    katan pola perguliran jamban dan sumur, menerima usulan per-

    mintaan pembuatan jamban dan sumur dari anggota kelompok

    maupun masyarakat lainnya, menilai dan memberikan

    rekomendasi untuk calon penerima jamban dan sumur, menga-

    wasi pembelian bahan material bangunan, mengawasi pemba-

    ngunan jamban dan sumur, serta mengumpulkan angsurandana pembangunan jamban/sumur dari masing-masing

    anggota setiap bulan. Dengan demikian, peran kelompok

    masyarakat lokal ini sangat penting untuk keberlanjutan pro-

    gram.

    Hingga saat ini, dari keseluruhan dana yang sudah dike-

    luarkan untuk 13 KK, sudah terkumpul kembali sejumlah dana

    yang sudah bisa disalurkan untuk membantu 3 KK lagi.

    Sementara itu, masih terdapat 5 KK dalam daftar tunggu yang

    sudah mengajukan diri untuk memperoleh bantuan. DYO

    TEROPONG

    JAMBAN

    DAN SUMURBERGULIR

    21

    Percik

    Maret 2008

    Salah satu tangki septi k yang merupakan hasil pr ogram j ambandan sumur bergulir. Foto:Dyota Condrorini.

  • 7/31/2019 Hari Air Dunia 2008. Media Informasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan PERCIK Edisi Maret 2008.

    24/56

    Pemahaman hijau pada judul di atas lebih pada sifat

    "memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan", ketimbang

    pengertian yang agak sempit misalnya "penghijauan".

    Banyak gedung perkantoran yang berdiri megah tanpa memper-

    hatikan kaidah-kaidah lingkungan, tapi tidak untuk kantor

    pusat Perum Jasa Tirta I yang terletak di Jalan Surabaya 2A

    Malang Jawa Timur.

    Sebetulnya perhatian ini dipicu oleh kondisi kontras di kota

    Malang. Dengan elevasi cukup tinggi, rata-rata diatas +440 dpl,

    lingkungan kota yang relatif sejuk ini hampir selalu gelagapanpada saat hujan deras datang. Tak pelak lagi, sistem drainase

    yang amburadul beserta ruang terbuka hijau yang terus-

    menerus menyusut menjadi kambing hitamnya. Dengan tekad

    "mulai dari diri sendiri", digagaslah metode agar problem banjir

    setiap kali hujan datang dapat diatasi.

    Dasar berpikirnya sederhana saja. Pertama bagaimana agar

    hujan yang jatuh di komplek kantor Perum Jasa Tirta I tidak

    sampai melimpah keluar pagar. Kalau metode sudah dite-

    mukan, diterapkan dan berhasil baik, langkah kedua bagaimana

    menerapkannya dilingkungan yang lebih luas. Jawabannya

    adalah dengan membuat sumur resapan.

    Sesuai sistem drainase dan luasannya, di lingkungan kantorini dibuat lima titik sumur resapa