27
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 73 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN DESA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, menuju kemandirian Desa, maka peningkatan kualitas sumber daya penyelenggara Pemerintahan Desa merupakan syarat mutlak pencapaian tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Timur Tahun 2017, dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan- Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Undang-Undang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR

NOMOR 73 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN DESA

PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas Aparatur

Pemerintahan Desa dalam menjalankan tugas dan

fungsinya serta mendorong Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam

mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa, menuju kemandirian Desa, maka

peningkatan kualitas sumber daya penyelenggara

Pemerintahan Desa merupakan syarat mutlak pencapaian

tujuan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Pedoman

Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan

Desa Provinsi Jawa Timur Tahun 2017, dengan Peraturan

Gubernur Jawa Timur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan-

Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang

Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950

(Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5495);

3. Undang-Undang

Page 2: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 2 -

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43

Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5717);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014

tentang Peraturan Desa;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014

tentang Pedoman Pembangunan Desa;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015

tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015

tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016

tentang Kewenangan Desa;

11. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Tahun 2014 – 2019 (Lembaran Daerah Provinsi

Jawa Timur Tahun 2014 Nomor 3 Seri D);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN

PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR

PEMERINTAHAN DESA PROVINSI JAWA TIMUR.

Pasal 1

Page 3: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 3 -

Pasal 1

(1) Peraturan Gubernur ini mengatur mengenai Pedoman

Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Aparatur

Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Timur.

(2) Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Aparatur

Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 2

(1) Agar Pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Aparatur

Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

dapat berjalan dengan optimal pada masing-masing Desa,

Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Pemerintah

Kabupaten/Kota di Jawa Timur perlu mengembangkan

kerjasama dan kemitraan.

(2) Kerjasama dan kemitraan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi pemberian pedoman pelaksanaan dan

petunjuk teknis, pendidikan dan pelatihan, kerjasama

pembiayaan (cost sharing), supervisi, monitoring dan

evaluasi maupun bentuk fasilitasi lainnya sesuai

kebutuhan.

Pasal 3

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan

Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita

Daerah Provinsi Jawa Timur.

Ditetapkan di Surabaya

pada tanggal 10 Nopember 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd.

Dr. H. SOEKARWO

LAMPIRAN

Page 4: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 4 -

Diundangkan di Surabaya

pada tanggal 10 Nopember 2017

an. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI

JAWA TIMUR

Kepala Biro Hukum

ttd

Dr.HIMAWAN ESTU BAGIJO, SH.,MH

Pembina Utama Muda

NIP. 19640319 198903 1 00111 010

BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 NOMOR 73 SERI E.

Page 5: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR

NOMOR : 73 TAHUN 2017

TANGGAL : 10 NOPEMBER 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN DESA

PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan otonomi daerah saat ini diarahkan pada pembenahan

sumberdaya aparatur menuju penyelenggaraan pemerintahan yang efektif.

Otonomi daerah yang di dalamnya adalah otonomi Desa, di mana Pemerintah

Desa sebagai penggerak otonomi desa harus terdiri dari personil yang kreatif,

tanggap terhadap perubahan dan berdisiplin tinggi melalui penataan dan

mengacu pada tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean

governance). Sementara itu, dalam rangka penguatan kapasitas aparatur

pemerintah desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya, peningkatan kualitas

sumber daya penyelenggara pemerintah desa merupakan syarat mutlak pencapaian

tujuan pemerintahan yang kredibel dan akuntabel. Aparatur pemerintah desa,

bukan hanya berfungsi sekedar pelaksana administratif belaka, namun lebih dari

itu, selaku aparatur hendaknya mampu menjadi inovator perubahan dan

pembangkit semangat peningkatan partisipasi masyarakat.

Penetapan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan

peraturan pelaksanaannya, menuntut penyiapan dan penguatan kapasitas, baik

aparatur pemerintah desa maupun masyarakat. Pengaturan tentang Desa

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

antara lain mengubah beberapa sistem yang sangat prinsipil dalam sistem

pemerintahan di Desa. Perubahan tersebut meliputi kedudukan dan jenis Desa,

kewenangan Desa, keuangan dan aset Desa, dan pembangunan Desa.

Permasalahan demi permasalahan pengelolaan Pemerintahan Desa saat ini

mulai muncul yang harus segera dijawab dengan solusi sesuai kondisi dan

aturan yang berlaku, mulai dari peningkatan pendapatan asli desa, pelayanan

pemerintahan dan administrasi desa, penataan Struktur Organisasi dan Tata

Kerja (SOTK) Desa, Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) dan keperangkatan,

pengelolaan keuangan desa, penyusunan produk hukum Desa, perencanaan

pembangunan desa, pengelolaan aset dan kekayaan Desa, pemanfaatan Dana

Desa (DD), pendampingan maupun kapasitas aparatur Desa. Selain itu juga

pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) maupun

penguatan Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa. Dalam sikap kerja

itu tercermin komitmen dan kebertanggungjawaban untuk mewujudkan tata

kelola desa yang memampukan pemerintah dan masyarakat desa memandirikan

dirinya melalui pendekatan pembangunan partisipatif yang bertumpu pada

keberdayaan masyarakat.

Page 6: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

Merujuk

- 2 -

Merujuk data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Tahun 2016 tentang Indek Desa membangun, bahwa dari total

Desa di Jawa Timur sebanyak 7.724 Desa, terklasifikasi dalam 5 (lima)

tingkatan: (1) Desa Maju sebanyak 33 Desa (0,43%), (2) Desa Mandiri sebanyak

929 Desa (12,03 %), (3) Desa Berkembang sebanyak 4.461 Desa (57,7%), (4) Desa

Tertinggal sebanyak 2.262 Desa (29,3%), serta (5) Desa Sangat Tertinggal

sebanyak 39 Desa (0,5%). Secara administratif Provinsi Jawa Timur terdiri dari:

29 Kabupaten, 9 Kota, 662 Kecamatan dan 786 Kelurahan. Masih besarnya desa

tertinggal dan sangat tertinggal di Jawa Timur yang mencapai 2.301 (29,8%),

diperlukan upaya strategis untuk mempercepat proses perubahan dari desa

tertinggal menjadi desa berkembang maupun mandiri. Salah satunya adalah

diperlukan adanya suatu peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa

dan unsur-unsur masyarakat yang terlibat secara langsung dalam tata kelola

desa. Kapasitas dimaksud dapat dilihat dari: 1) Pengetahuan terhadap isi

Undang-Undang Desa. 2) Keterampilan mengerjakan tugas-tugas teknis dalam

pengelolaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan desa, dan 3) Sikap kerja

yang sesuai dan konsisten dengan ‘tuntutan’ Undang-Undang Desa. Sehingga

peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

pemerintah desa (Kepala desa, Sekretaris desa dan Bendahara Desa), serta

Lembaga Pemerintahan Desa lainnya (Badan Permusyawaratan Desa) diperlukan

guna meningkatkan keterampilan, menambah pengetahuan, dan merubah sikap

yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa serta dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya. Kegiatan peningkatan kapasitas aparatur

dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa, baik dari unsur

aparat pemerintah daerah, pemerintah desa maupun masyarakat, ditentukan

oleh berbagai faktor, baik yang terkait langsung dengan pengelolaan proses

pembelajaran (pendekatan, metode, dan media fasilitasi/pembelajaran) maupun

pengelolaan kegiatan (manajemen) dalam penyelenggaraan pelatihan serta akan

mempersiapkan dan mencetak para pelatih bagi Pembina Teknis Pemerintah

Desa (PTPD).

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud:

Memberikan pedoman bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta stak holder lainnya dalam

pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan

Desa serta Perangkat Desa lainnya di Provinsi Jawa Timur;

2. Tujuan

Page 7: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 3 -

2. Tujuan:

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan aparatur

Pemerintah Desa dan aparatur di Kecamatan agar memiliki

kompetensi yang memadai dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya;

b. Meningkatkan kemampuan yang harus dimiliki aparatur desa yaitu:

1) kemampuan dasar;

2) kemampuan manajemen; dan

3) kemampuan teknis;

c. Memberikan pelatihan bagi aparatur Pemerintah Desa, khususnya

Kepala Desa, Sekretaris Desa dan bendahara, serta perangkat desa

lainnya guna meningkatkan keterampilan, menambah pengetahuan,

dan mengubah sikap yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa;

d. Menciptakan sinergisitas yang harmonis antara pemerintah desa,

supra desa dan stakeholder yang terkait.

BAB II

Page 8: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 4 -

BAB II

KERANGKA KERJA PENINGKATAN KAPASITAS

APARATUR PEMERINTAHAN DESA

A. Konsep Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa (PKAD)

Undang-undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan

tantangan tersendiri bagi aparatur desa dalam mengembangkan desa menjadi

lebih mandiri dan sejahtera. Dinamika yang terjadi membuat desa berlomba-

lomba untuk mengeksplorasi kemampuan dan potensi yang ada, baik sumber

daya manusia maupun sumber daya alam. Menghadapi dinamika yang terjadi

diperlukan kemampuan yang optimal oleh aparatur desa dan diperlukan adanya

penguatan yang berkesinambungan untuk menghasilkan tingkat kemampuan

yang optimal.

Proses Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa, konsep

penguatan yang ditawarkan adalah penguatan yang berbasis kebutuhan tingkat

yang paling kecil, apakah itu tingkat dusun, desa atau kecamatan. Sehingga

yang terjadi adalah bentuk penguatan tidak akan disamakan antara satu dengan

yang lainnya dan akan lebih menjawab prioritas yang diperlukan.

Merujuk kepada dokumen Rancangan Induk Strategi Pengembangan

Kapasitas Aparatur Desa (RIS PKAD) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan

Desa Kementerian Dalam Negeri disebutkan bahwa pengembangan kapasitas

adalah sebuah proses terus-menerus yang dilakukan oleh individu atau

organisasi atau masyarakat dalam rangka memperoleh kapasitas baru maupun

untuk mempertahankan dan/atau memperkuat kapasitas yang ada dengan

tujuan untuk memenuhi peran dan mandatnya serta mencapai tujuan-tujuan

individu/organisasinya. Proses tersebut mencakup keseluruhan kegiatan,

pendekatan, strategi dan metode untuk memperoleh dan/atau memperkuat

kapasitas. Oleh karena itu berbagai macam kegiatan akan menjadi bagian dari

kegiatan pengembangan kapasitas selama kegiatan yang dilakukan tersebut

bertujuan untuk memperoleh, mempertahankan, memperkuat dan

meningkatkan kapasitas. Selain itu disebutkan juga bahwa konsep Peningkatan

Kapasitas Aparatur Desa adalah menggunakan konsep belajar mandiri yang

artinya bukan belajar secara sendiri akan tetapi belajar secara berinisiatif,

dengan ataupun tanpa bantuan orang lain. Dari pengertian ini, kita dapat

pahami lebih jauh bahwa motivasi dan komitmen individu pembelajar akan

menjadi salah satu faktor kritis yang akan sangat menentukan keberhasilan

keseluruhan proses pembelajaran mandiri. Untuk itu, pembelajaran mandiri

yang efektif harus bertolak pada pemahaman yang baik atas tingkat motivasi dan

komitmen pembelajar dan mesti ditegakkan melalui pemupukan motivasi dan

komitmen belajar secara terus-menerus.

Page 9: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

Dalam

- 5 -

Dalam pelaksanaannya, selain memberikan perhatian serius kepada

motivasi dan komitmen belajar, konsep belajar mandiri dikembangkan lebih jauh

melalui pengembangan karakteristik belajar mandiri yang mencakup komponen-

komponen sebagai berikut:

1. Dilakukannya proses pembelajaran yang berkesinambungan dengan

pendampingan/pembinaan secara intensif;

2. Adanya pilihan materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta dalam

berbagai bentuk (bahan dan alat belajar);

3. Adanya pilihan berbagai bentuk kegiatan belajar (metode) sesuai dengan

kondisi kapasitas dan karakter belajar masing-masing pembelajar (dan topik

belajar);

4. Pengaturan waktu belajar yang luwes sesuai dengan kondisi masing-masing

pembelajar;

5. Lokasi belajar ditentukan oleh pembelajar (sedapat mungkin di tempat dan

lingkungan di mana pembelajar bertempat tinggal);

6. Dilakukannya diagnosis (assessment) awal tentang kapasitas, kebutuhan dan

karakteristik belajar pembelajar untuk menentukan tujuan, target, agenda

dan modul belajar yang sesuai;

7. Kemajuan belajar yang dipantau oleh berbagai pihak (termasuk oleh

pembelajar);

8. Dilakukannya evaluasi belajar yang dilakukan secara partisipatif.

B. Sasaran Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD)

Sasaran Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa Provinsi Jawa Timur adalah

memantapkan peran aparatur Kecamatan dan Pemerintah Desa (Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Bendahara Desa dan Perangkat Pendukung Desa) dalam

penyelenggaraan tata kelola pemerintahan desa sesuai Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014 dan peraturan – peraturan lainnya (prioritas utama pada desa –

desa yang berklasifikasi Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal). Serta

unsur dari kecamatan, diantaranya adalah Pembina Teknis Pemerintahan Desa

(PTPD) selaku unsur yang akan melakukan pembinaan dan pengawasan desa.

C. Ruang Lingkup Sasaran Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD)

Sejalan dengan regulasi/dasar pelaksanaan serta Rencana Induk Strategis

Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa (RIS-PKAD) Direktorat Bina

Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri, maka yang menjadi ruang

lingkup Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa Provinsi Jawa

Timur keseluruhan aspek penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Dalam paparan

yang lebih terinci, berikut adalah bidang-bidang kerja yang dimaksud:

Page 10: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

1. Batas

- 6 -

1. Batas wilayah desa;

2. Adminstrasi dan SOTK pemerintahan desa;

3. Perencanaan desa;

4. Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa;

5. Pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa;

6. Kerjasama desa;

7. Kelembagaan desa dan kelembagaan perekonomian desa;

8. Musyawarah desa;

9. Badan Permusyawaratan Desa;

10. Pengelolaan keuangan dan aset desa;

11. Sistem informasi dan profil desa;

12. Evaluasi tingkat perkembangan desa;

13. Penyusunan produk hukum desa;

14. Pelaporan desa; dan

15. Bidang-bidang lain terkait dengan empat bidang kewenangan desa.

Ruang lingkup yang dijabarkan di atas akan menjadi bidang atau area atau

topik-topik pengembangan kapasitas bagi aparatur desa (capacity for what) yang

akan menjadi muatan atau konten utama dari program-program peningkatan

kapasitas yang akan dijalankan Provinsi Jawa Timur. Dalam tataran lebih teknis,

ruang lingkup yang disebutkan di atas akan ditranslasikan menjadi modul dan

model pengembangan kapasitas kepada Aparatur Desa.

D. Komponen Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD)

Komponen Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa Provinsi Jawa Timur dilakukan

mulai dari tingkatan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Komponen ini

saling bersinergi dan berintegrasi sehingga tidak terjadi pemahaman yang

berbeda di tingkat paling bawah, dalam hal ini desa terkait infomasi yang

disampaikan, khususnya yang terkait dengan implementasi Undang-undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Komponen Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD) Provinsi Jawa Timur

dari beberapa tingkatan adalah sebagai berikut:

1. Tingkat Provinsi : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah, Biro Administrasi

Pemerintahan Umum dan Otoda, Badan Diklat,

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain yang

kegiatannya berhubungan dengan Peningkatan

Kapasitas Aparatur Desa, Perguruan Tinggi/Swasta,

NGO, LSM dan pihak lain yang terkait.

Page 11: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

2. Tingkat

- 7 -

2. Tingkat Kabupaten: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Bappeda,

Bagian Pemerintahan, Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) lain yang kegiatannya berhubungan dengan

Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa, Perguruan

Tinggi/Swasta, NGO, LSM Program Pemerintah

berbasis desa dan pihak lain yang terkait.

3. Tingkat Kecamatan: Kecamatan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD),

Program Pemerintah berbasis desa, NGO, LSM dan

pihak lain yang terkait.

4. Tingkat Desa : Desa, Kelembagaan Desa, NGO, LSM dan pihak lain

yang terkait.

BAB III

Page 12: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 8 -

BAB III

PROGRAM, KEGIATAN DAN PELAKSANAAN

A. Pelaksana Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD)

Struktur Organisasi Pelaksana

Struktur pelaksana kegiatan PKAD Provinsi Jawa Timur, mengacu kepada

Rencana Induk Strategi Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa (RIS

PKAD) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam

Negeri. Untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten melekat pada Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dan dapat dibentuk Tim Pembina

yang beranggotakan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kegiatannya terkait dengan

peningkatan kapasitas aparatur desa. Sementara ditingkat Kecamatan

akan dilakukan oleh aparatur kecamatan, dalam hal ini Camat dan

aparatur lain yang ditunjuk sebagai Pembina Teknis Pemerintahan Desa

(PTPD). Sedangkan untuk di desa pelaksana akan dilakukan oleh

Pemerintah Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa.

Peran Pemangku Kepentingan Terkait

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka PKAD memerlukan

kerjasama dan sinergitas yang baik antar pemangku kepentingan ditiap

tingkatannya, dan perannya pun harus searah sesuai tujuan yang ingin

dicapai.

Sehingga tidak terjadi tumpang tindih atau bahkan salah komunikasi

dalam implementasi kegiatan/program.

Peran yang dapat dilakukan oleh masing-masing pemangku kepentingan;

a. Provinsi

Menjadi Pemimpin dan Pembina ditingkat Provinsi;

Membantu Direktorat FPKAD mengembangkan program PKAD sesuai

amanah RIS-PKAD Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri;

Mengadvokasi kegiatan dan penganggaran PKAD;

Memberikan Surat Keterangan/Sertifikat keterlibatan peserta dalam

kegiatan;

Membuat kisi-kisi kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur

Desa;

Melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Proses PKAD;

Menjaga mutu pelaksanaan PKAD;

Menjadi Fasilitator/Pelatih PKAD Provinsi.

b. Kabupaten

Page 13: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 9 -

b. Kabupaten

Menjadi Pemimpin dan Pembina di tingkat Wilayah;

Menyediakan regulasi terkait PKAD, SOP dan Petunjuk Teknis

Operasional;

Menyediakan Anggaran;

Menyedikan dan Mengembangkan Pelatih ditingkat Kabupaten;

Memberikan Surat Keterangan/Sertifikat keterlibatan peserta dalam

kegiatan;

Membuat pemetaan SDM aparatur desa;

Melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap proses PKAD;

Menjadi Fasilitator/Pelatih PKAD.

c. Kecamatan

Menjadi Fasilitator/ pelatih kegiatan PKAD melalui PTPD;

Menjadi Pembimbing dan Pembina pada proses PKAD melalui PTPD;

Melakukan Pembinaan dan Pengawasan terhadap desa melalui PTPD;

Mengevaluasi terhadap proses PKAD;

Menjadi motor penggerak sinergisitas kegiatan PKAD antar program

kegiatan melalui PTPD;

Memfasilitasi wadah belajar desa dan antar desa.

d. Desa

Sebagai penggagas, merancang, merencanakan dan melaksanakan;

Menyediakan anggaran dan fasilitas kegiatan;

Melakukan pemantauan terhadap proses kegiatan;

Melakukan umpan balik hasil belajar untuk perbaikan pada proses

kegiatan berikutnya;

Menjadi fasilitator/pelatih PKAD di tingkat desa.

e. Pihak lain (Non Pemerintah);

Mendukung pelaksanaan dan penyelanggaraan PKAD;

Menyediakan sumber dana dalam kegiatan PKAD;

Menyediakan narasumber dan pendampingan yang dapat terlibat

dalam proses kegiatan PKAD;

Mendukung penguatan forum-forum belajar pada kegiatan PKAD.

B. Program dan Kegiatan

Program dan kegiatan PKAD secara terpadu dapat dilaksanakan di semua

tingkatan, dan beberapa diantaranya sudah termaktub di dalam dokumen Ditjen

Bina Pemerintahan Desa Kemendagri pada PKAD Terpadu. Selain itu untuk

mengakomodir kebutuhan lokal, juga dapat diakomodir kegiatan-kegiatan yang

dapat menguatkan aparatur Desa di Provinsi Jawa Timur.

Page 14: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

1. Program

- 10 -

1. Program dan Kegiatan ditingkat Desa

a. Pelatihan Unsur Pimpinan Desa (PUPD)

Tujauan kegiatan ini adalah memberikan wawasan dan pemahaman dasar

tentang kewajiban dan kewenangan desa dan tupoksi pimpinan desa serta

Aparatur Desa serta menyiapkan mentalitas sebagai pimpinan Desa yang

akuntabel dan propesional. Sasaran utama kegiatan ini adalah Kades,

Sekdes dan Ketua BPD. Materi utama kegiatan ini adalah tentang sikap

kepemimpinan dan isu strategis desa, termasuk revolusi mental.

b. Program Belajar Mandiri Aparatur Desa (PBMAD)

PBMAD adalah program peningkatan kapasitas bagi Aparatur Desa yang

mengedepankan, mempromosikan, dan menerapkan pendekatan belajar

mandiri kepada aparatur desa agar dapat dicapai secara merata, massif

dan dalam waktu yang singkat.

Manfaat dari kegiatan PBMAD diantaranya :

1) Menggunakan biaya relative rendah;

2) Waktu lebih fleksibel;

3) Metode dan materi kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan;

4) Lokasi dekat dengan pembelajar;

5) Dapat menggunakan banyak alternative dari sumber belajar.

c. Cross Visite (Kunjungan Silang) Antar Desa

Kegiatan kunjungan silang antar desa dilakukan dengan tujuan:

Melakukan pembelajaran baik dari desa yang memiliki keunggulan

dibidang kegiatan tertentu dalam mengelola pemerintahan desa;

Memberikan saran perbaikan terhadap desa yang dikunjungi;

Melakukan replikasi pembelajaran baik dari hasil kunjungan silang.

d. Live in

Live in merupakan kegiatan yang mengajak peserta pembelajaran untuk

tinggal pada lokasi sasaran/tempat pembelajaran dalam kurun waktu

tertentu untuk mempelajari satu atau beberapa pembelajaran praktis dan

baik dari lokasi sasaran. Pembelajaran model live in memberikan

sentuhan emosional dan psikologis yang cukup membekas pada peserta

pembelajaran karena akan ikut serta secara langsung dalam proses yang

terjadi di tempat/lokasi pembelajaran. Misalnya pada materi pembelajaran

Pengkajian Keadaan Desa, dimana peserta akan diperlihatkan pada proses

musyawarah di tingkat satuan terkecil, pengambilan keputusan prioritas,

pembahasan permasalahan dan potensi desa, penggunaan tools/alat

partisipatif sampai pelaksanaan pengambilan keputusan di desa melalui

musyawarah desa/musyawarah perencanaan pembangunan desa.

e. On the job training

Page 15: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 11 -

e. On the job training

Kegiatan on the job training merupakan kegiatan penguatan kapasitas

dengan pola melakukan pelatihan dilokasi tugas dan pada saat proses

kegiatan berlangsung, misalnya pada saat kegiataan pembinaan dan

pengawasan ditemukan adanya kelemahan desa dalam pengelolaan

keuangan, maka dilakukanlah penguatan pada saat itu juga terkait

temuan tadi. Tujuan kegiatan ini adalah:

Melakukan perbaikan kapasitas pada saat kejadian berlangsung

(spontanitas);

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada kegiatan khusus

yang belum optimal di tataran desa.

f. Mentoring

Mentoring adalah proses belajar secara sejawat dengan pendekatan yang

lebih berkesinambungan dan dilakukan secara bertahap. Perkembangan

perubahan akan menjadi bagian dasar penguatan kapasitas. Program

mentoring akan dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang telah mempunyai

kapasitas dan telah ditetapkan oleh Camat ataupun Bupati, seperti

Pelatihan Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD), Fasilitator Belajar

atau sebutan lain yang sama tugas dan fungsinya.

Tujuan kegiatan Mentoring :

Memberikan proses pendampingan secara cepat, berkelanjutan dan

sesuai dengan tahapan kebutuhan;

Memberikan proses peningkatan kapasitas dengan penggunaan biaya

yang efektif dan efisien.

2. Program dan Kegiatan di Tingkat Kecamatan

a. Pelatihan Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD)

Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD) adalah bagian dari kegiatan

PKAD dengan sasaran aparatur kecamatan dalam hal ini adalah kepala

seksi (kasie) yang memiliki hubungan yang kuat dalam pengelolaan

pemerintahan desa dan ditunjuk oleh Camat untuk melaksanakan

kewenangan Camat.

Tujuan Pelatihan PTPD :

Memperkuat kapasitas aparatur kecamatan yang telah ditunjukkan

dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan desa;

Meningkatkan peran dan fungsi kecamatan dalam melakukan

pembinaan dan pengawasan terhadap implementasi Undang-undang

Desa melalui Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD);

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan aparatur

kecamatan dan perangkat daerah di kecamatan agar dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengawal proses

perencanaan, penganggaran serta tata kelola pemerintahan di desa.

b. Tot

Page 16: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 12 -

b. ToT (Training of Trainer) Fasilitator Belajar

Fasilitator Belajar adalah orang/individu yang akan mendampingi

aparatur desa belajar secara mandiri tentang tata kelola Pemerintahan

Desa. Didalam PBMAD, Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD) adalah

aktor utama sebagai Fasilitator Belajar.

Akan tetapi, seiring dengan kapasitas dan karakteristik belajar Aparatur

Desa, kabupaten dapat menetapkan Fasilitator Belajar lain dari unsur lain

di Kecamatan dan atau Desa yang memiliki kemampuan memadai dalam

persoalan tata kelola pemerintahan desa. PTPD akan menjalankan

fungsinya sebagai pendamping/fasilitator belajar sesuai dengan model

belajar aparatur desa.

Tujuan Training of Trainer Fasilitator Belajar adalah ;

Meningkatkan sumber daya manusia di Kecamatan dan/atau Desa

sebagai narasumber peningkatan kapasitas;

Menciptakan kader ditingkat Kecamatan dan/atau Desa agar terjadi

proses perpindahan (transfer) sikap, pengetahuan dan keterampilan

secara efektif dan efisien.

c. Bimtek (Bimbingan Teknis)

Bimtek atau Bimbingan Teknis adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan

untuk memberikan bantuan yang biasanya berupa tuntunan dan nasehat

untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang bersifat teknis. Bimbingan

teknis merupakan kegiatan pelatihan dan pengembangan pengetahuan

serta kemampuan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

yang dihadapi oleh setiap individu maupun institusi tertentu. Tujuan

dilakukannya Bimtek adalah untuk menyelesaikan masalah/kasus yang

terjadi dan dihadapi sehingga penyelesaiannya dapat

dipertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku.

d. Benchmarking

Benchmarking adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengukur dan

membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa pada

unit kerja yang lainnya secara internal maupun eksternal. Dari hasil

benchmarking dapat diperolah gambaran dalam (insight) megenai kondisi

kinerja sehingga dapat di adopsi/replikasi best practices dalam upaya

perbaikan kinerja. Tujuan dari kegiatan benchmarking mencari

pembelajaran baik di lokasi lain dengan tujuan untuk memperbaiki

kondisi lokasi asal berdasarkan proses yang terjadi ditempat tujuan.

Proses ini harus direncanakan sedemikian rupa, agar hasil yang didapat

juga optimal.

e. Rapat

Page 17: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 13 -

e. Rapat Koordinasi (Rakor) PKAD

Kegiatan ini menjadi bagian dari evaluasi perkembangan PKAD

berdasarkan hasil Pembinaan dan Pengawasan. Rakor ini menjadi agenda

PTPD dalam menggerakkan proses pengembangan kapasitas ditingkat

Desa.

Tujuan dari Kegiatan ini :

Melakukan evaluasi pelaksanaan PKAD dan Program lainnya di

tingkat Desa;

Melakukan pembinaan terhadap Aparatur Desa dan/atau lembaga

lain ditingkat Desa yang terkait dengan PKAD (seperti kader, TPD dan

lain sebagainya).

3. Program dan Kegiatan ditingkat Kabupaten

a. Penguatan Kapasitas Aparatur Kabupaten (PKAK)

PKAK adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan penguatan

terhadap Pemerintahan Kabupaten, khususnya yang terkait dengan

PKAD. Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat kapasitas Aparatur

Kabupaten dalam pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

Pemerintahan Desa.

Yang menjadi sasaran PKAK adalah :

1) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten;

2) Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten;

3) OPD lain yang terkait dengan PKAD.

b. Pelatihan :

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD) khusus

Kades/Bendahara/Sekretaris baru dan/atau perangkat desa yang lain

ditujukan bagi Aparatur Desa dan/atau perangkat Desa lain dalam

rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam hal

tata kelola pemerintahan desa guna menunjang dalam tugasnya untuk

peningkatan pelayanan masyarakat, khususnya untuk lokasi dengan

Kepala Desa baru terpilih.

Pelatihan Penyegaran Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD)

baik Kades, Bendahara dan Sekretaris dan/atau perangkat desa yang

lain ditujukan bagi Aparatur Desa dan/atau perangkat Desa lain yang

bertujuan untuk melakukan pembaharuan dan/atau pengembangan

kapasitas aparatur yang sudah berjalan sehingga dapat memperbaiki

beberapa peraturan atau regulasi baru yang dapat digunakan oleh desa

dalam meningkatkan proses pelayanan dalam rangka pembangunan.

Pelatihan

Page 18: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

- 14 -

Pelatihan Lanjutan Pembina Teknis Pemerintahan Desa adalah

pelatihan yang ditujukan kepada aparatur kecamatan yang bertugas

melakukan pendampingan teknis dan secara operasional membantu

Camat dalam membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan

Desa.

Bimtek (Bimbingan Teknis)

Bimtek atau Bimbingan Teknis adalah suatu kegiatan yang

dimaksudkan untuk memberikan bantuan yang biasanya berupa

tuntunan dan nasehat untuk menyelesaikan persoalan/masalah yang

bersifat teknis. Bimbingan teknis merupakan kegiatan pelatihan dan

pengembangan pengetahuan serta kemampuan yang dapat digunakan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh setiap individu

maupun institusi tertentu. Tujuan dilakukannya Bimtek adalah untuk

menyelesaikan masalah/kasus yang terjadi dan dihadapi sehingga

penyelesaiannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan yang

berlaku.

Benchmarking

Benchmarking adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengukur

dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan

serupa pada unit kerja yang lainnya secara internal maupun eksternal.

Dari hasil benchmarking dapat diperolah gambaran dalam (insight)

mengenai kondisi kinerja sehingga dapat di adopsi/replikasi best

practices dalam upaya perbaikan kinerja. Tujuan dari kegiatan

benchmarking mencari pembelajaran baik di lokasi lain dengan tujuan

untuk memperbaiki kondisi lokasi asal berdasarkan proses yang terjadi

ditempat tujuan. Proses ini harus direncanakan sedemikian rupa, agar

hasil yang didapat juga optimal.

c. Rapat Koordinasi PKAD

Rapat Koordinasi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa bertujuan untuk:

Menginformasikan berbagai kebijakan kegiatan Peningkatan Kapasitas

Aparatur Desa yang dikembangkan sebagai acuan bagi Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam mensinergikan dan

menterpadukan kegiatan peningkatan kapasitas Aparatur Desa yang

dikembangkan Provinsi dan Kabupaten;

Merencanakan dan menetapkan langkah-langkah pelaksanaan

kegiatan peningkatan kapasitas Aparatur Desa sebagai tindak lanjut

implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan

peraturan pelaksanaan lainnya;

Page 19: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

Meningkatkan kapasitas aparat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Kabupaten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

4. Program

- 15 -

4. Program dan Kegiatan di tingkat Provinsi

a. Rapat Koordinasi

Rapat Koordinasi Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa bertujuan untuk:

Menginformasikan berbagai kebijakan kegiatan Peningkatan Kapasitas

Aparatur Desa yang dikembangkan sebagai acuan bagi Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam mensinergikan dan

menterpadukan kegiatan peningkatan kapasitas Aparatur Desa yang

dikembangkan Provinsi dan Kabupaten;

Merencanakan dan menetapkan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan

peningkatan kapasitas Aparatur Desa sebagai tindak lanjut implementasi

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan peraturan pelaksanaan

lainnya;

Meningkatkan kapasitas aparatur Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa Provinsi dan Kabupaten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya;

b. Pelatihan/Bimbingan Teknis

Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD) ditujukan bagi

aparatur desa dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan

keterampilan dalam hal tata kelola Pemerintahan Desa guna menunjang

dalam tugasnya untuk peningkatan pelayanan masyarakat;

Pelatihan Pembina teknis Pemerintahan Desa adalah pelatihan yang

ditujukan kepada Aparatur Kecamatan yang bertugas melakukan

pendampingan teknis dan secara operasional membantu Camat dalam

membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

c. Training of Trainer (TOT) Pembina Teknis Pemerintahan Desa adalah

pelatihan yang ditujukan kepada Aparat Pemerintah Kabupaten untuk

mempersiapkan dan mencetak para pelatih yang siap untuk melatih

pembina teknis Pemerintahan Desa, akan memberikan peningkatan

kapasitas di daerah terutama bagi unsur Kecamatan dan secara teknis akan

mendampingi Pemerintah Desa dalam pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan, perencanaan pembangunan Desa, pemberdayaan

masyarakat serta pembinaan kemasyarakatan.

C. Strategi Pelaksanaan

1. Pendekatan Proses

Pelaksanaan PKAD menggunakan pendekatan andragogi partisipatori

atau partisipatif bagi orang dewasa baik itu kegiatan yang sifatnya

Page 20: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

pelatihan maupun penguatan kapasitas lainnya, dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

Menghargai

- 16 -

o Menghargai, mendayagunakan, dan memperhatikan pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki peserta;

o Memusatkan perhatian pada penemuan dan pemecahan masalah

yang dihadapi peserta;

o Keikutsertaan peserta secara aktif dan merata dalam seluruh proses

pelatihan;

o Pelatih/mentor bertindak sebagai Fasilitator dan menjadi bagian dari

proses belajar;

o Proses belajar-mengajar mengutamakan peningkatan pemahaman, dan

kemampuan aplikatif.

2. Metode

Dalam proses pelaksanaannya, kegiatan PKAD menggunakan metode

yang cukup beragam, baik kegiatan yang dirancang dalam bentuk

pelatihan in class, rapat koordinasi maupun belajar secara mandiri.

Berikut ini adalah metode-metode yang dipergunakan:

Ceramah

Tanya Jawab

Curah Pendapat

Diskusi Kelompok

Diskusi Pleno

Diskusi Panel

Praktek

Kunjungan Silang

Peragaan

Simulasi

Penugasan Individu

Penugasan kelompok

Sumbang Saran

Bagi Pengalaman

Permainan

Bermain peran

Perpaduan dalam penggunaan metode sangat tergantung pada tujuan,

materi, waktu, latar belakang peserta dan menghindari kejenuhan di kelas.

3. Media

Kegiatan PKAD dapat menggunakan media yang sangat dekat dalam

proses pelaksanaan. Sangat diutamakan media yang sederhana, inovatif

dan interaktif. Pengunaan media selalu disesuaikan dengan kondisi

setempat dan latar belakang peserta sehingga tidak terkesan hanya

teoritis saja. Tujuan penggunaan media dalam kegiatan Pengembangan

Kapasitas Aparatur Desa adalah untuk memudahkan pencapaian tujuan

Page 21: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

pada setiap proses kegiatan. Selain itu juga untuk menjaga tingkat

dinamika serta partisipasi peserta tetap tinggi.

Beberapa

- 17 -

Beberapa Media yang dapat digunakan dalam kegiatan PKAD :

a. Media Visual Dua Dimensi Tidak Transparan, yang termasuk dalam

jenis media ini adalah: gambar, foto, poster, peta, grafik, sketsa,

papan tulis, flipchart, dan sebagainya;

b. Media Visual Dua Dimensi yang Transparan.

Media jenis ini mempunyai sifat tembus cahaya karena terbuat dari

bahan-bahan plastik atau dari film dan yang termasuk jenis media ini

adalah: film slide, film strip, movie film, dan sebagainya;

c. Media Visual Tiga Dimensi.

Media ini mempunyai isi atau volume seperti benda sesungguhnya.

yang termasuk jenis media ini adalah: benda sesungguhnya, nodel,

diorama, speciment, mock-up, pameran, dan sebagainya;

d. Media Audio.

Media audio berkaitan dengan alat pendengaran seperti misalnya:

Radio, Kaset, Laboratorium bahasa, telepon dan sebagainya;

e. Media Audio Visual.

Media yang dapat menampilkan gambar dan suara dalam waktu yang

bersamaan, seperti: Film, Compact Disc, TV, Video, dan lain

sebagainya.

4. Tata Letak Ruang Kegiatan

Tata letak ruang kegiatan, suasana duduk peserta dan

fasilitator/narasumber, serta penempatan alat kelengkapan

belajar/pelatihan, harus diatur sedemikian rupa agar menunjang proses

penyajian materi dengan metode partisipatori andragogi. Ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan situasi ruang kegiatan,

sebagai berikut:

a. Tata letak atau posisi duduk peserta pada saat kegiatan, dapat

menggunakan pilihan bentuk penataannya, apakah berbentuk

lingkaran, elips, atau huruf “U”. Hal ini dimaksudkan agar diantara

peserta pelatihan mudah tercipta komunikasi atau interaksi dalam

proses belajar mengajar. Tentunya alternatif bentuk yang dipilih itu

disesuaikan dengan fasilitas ruangan dan perlengkapan yang tersedia.

b. Posisi peserta kegiatan tidak hanya duduk terus menerus pada satu

tempat yang sama, atau dengan teman yang sama untuk lebih dari

satu penyajian Sub Pokok Bahasan (SPB). Dengan demikian akan

terjadi pembaharuan dan komunikasi yang lebih intensif diantara

mereka.

c. Letak papan tulis, kertas dinding, dan OHP atau LCD dengan

layarnya, diletakkan pada tempat yang mudah dilihat oleh setiap

Page 22: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

peserta pelatihan. Demikian pula ukuran tulisan pada papan tulis,

kertas dinding, atau transparan harus cukup besar dan jelas, serta

mudah dibaca oleh setiap peserta pelatihan.

A. Sumber

- 18 -

D. Sumber Pembiayaan

Sumber Pembiayaan PKAD dapat berasal dari beberapa sumber, akan tetapi

pembiayan setiap kegiatan tidak terjadi tumpang tindih antar sumber

pembiayaan. Beberapa sumber pembiayaan untuk kegiatan PKAD dapat

berasal dari :

1. APBN;

2. APBD Provinsi;

3. APBD Kabupaten;

4. Pagu Kecamatan;

5. APB Desa; dan

6. Pembiayaan lain dari pihak yang tidak mengikat.

E. Pengelola Kegiatan

Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD) di

tingkat Provinsi Jawa Timur secara langsung dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh Bidang Bina Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur dengan melibatkan

pelatih/fasilitator yang sudah dilatih oleh Direktorat Fasilitasi

Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa Ditjen Bina Pemdes Kemendagri

baik yang terlibat pada Pelatihan Aparatur Desa (PAD), Peningkatan

Kapasitas Aparatur Desa (PKAD) maupun Pembina Teknis Pemerintahan

Desa (PTPD). Sementara di tingkat kabupaten kegiatan akan

dikoordinasikan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD)

Kabupaten yang juga akan melibatkan fasilitator/pelatih yang sudah

diberikan pelatihan secara khusus oleh Direktorat Fasilitasi Pengembangan

Kapasitas Aparatur Desa Ditjen Bina Pemdes Kemendagri serta melibatkan

Aparatur Kecamatan melalui PTPD yang bertindak sebagai penggerak proses

belajar ditingkat Desa.

Pengelola kegiatan disetiap tingkatan akan merujuk kepada dokumen

Pedoman Umum PKAD Provinsi Jawa Timur serta RIS PKAD yang

diterbitkan oleh Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri. Untuk

mengembangkan sumberdaya pelatih/fasilitator, Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur juga akan menentukan

pelatih/fasilitator yang akan dilibatkan dalam setiap kegiatan PKAD baik di

tingkatan Pusat, Provinsi, Kabupaten maupun Kecamatan.

Page 23: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

Kriteria

- 19 -

Kriteria pelatih/fasilitator yang dilibatkan dalam pengelolaan kegiatan

pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa adalah:

1. Pelatih/fasilitator pelatihan Kapasitas Aparatur Desa dapat berasal dari

unsur pemerintah dan non pemerintah;

2. Pelatih/fasilitator pelatihan Kapasitas Aparatur Desa yang berasal dari

unsur pemerintah, terdiri dari pelatih/fasilitator muda, pelatih/fasilitator

madya dan pelatih/fasilitator utama, atau pelatihnya memenuhi

persyaratan kepelatihan:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS);

b. Kualifikasi akademik; dan

c. Memiliki sertifikat pelatihan pelatih.

3. Pelatih/fasilitator muda memenuhi persyaratan:

a. Kualifikasi akademik paling rendah Diploma Tiga (D-III) atau ahli madya;

b. Pangkat/golongan ruang paling rendah Penata Muda (III/a); dan

c. Sertifikat profesi pelatih/fasilitator muda.

4. Pelatih/fasilitator madya memenuhi persyaratan:

a. Kualifikasi akademik paling rendah Diploma Empat (D-IV);

b. Pangkat/golongan ruang paling rendah Penata Muda Tingkat I (III/b);

dan

c. Sertifikat profesi pelatih/fasilitator madya.

5. Pelatih/fasilitator utama memenuhi persyaratan:

a. Kualifikasi akademik paling rendah Sarjana Strata Satu (S-1);

b. Pangkat/golongan ruang paling rendah Penata (III/c); dan

c. Sertifikat profesi pelatih/fasilitator utama.

F. Pelaporan

Sebagai bentuk akuntabilitas kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur

Pemerintahan Desa wajib dilakukan penyampaian pelaporan secara

komprehensif.

Kegiatan pelaporan ini dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa

hingga Provinsi. Tujuan pelaporan ini dilakukan adalah :

1. Memberikan informasi jalannya proses kegiatan secara akurat dan terinci;

2. Memberikan rekomendasi yang sistematis dan strategis dari hasil kegiatan

yang difasilitasi;

3. Memberikan analisa dan evaluasi dari proses kegiatan yang dilaksanakan

secara mandiri.

Bentuk Pelaporan

Bentuk Pelaporan Kegiatan PKAD dapat dibedakan menjadi :

1. Laporan Pelaksanaan Kegiatan (mengikuti aturan yang sudah ada);

Page 24: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

2. Laporan Perkembangan PKAD;

Menggunakan format yang sederhana dan dibuat setiap bulan dan disampaikan

kepada jenjang diatasnya setiap triwulan.

Bagan

- 20 -

Bagan Alur Pelaporan

Pada alur terlihat adanya garis tak terputus () menunjukkan dukungan

terhadap tingkatan dibawahnya, dapat berupa dukungan dana, modul, SDM

serta pelaksanaan pembinaan dan pengawasan. Sementara garis terputus (--->)

menunjukkan jalur koordinasi dan penyampaian pelaporan.

Format Laporan

Format Pelaporan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa

(PKAD) dibuat dalam bentuk matriks sebagai berikut:

MATRIKS LAPORAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS APARATUR DESA

PELAKSANA :

UNIT KERJA :

NO KEGIATAN WAKTU

DAN LOKASI

PESERTA NARA

SUMBER MATERI

PENDANAAN

OUTPUT TINDAK LANJUT

UNSUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JML JML

DANA SUMBER

PROVINSI

KABUPATEN

KECAMATAN

DESA

Page 25: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

BAB IV

- 21 -

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan yang

saling berkaitan dalam pengendalian program. Meskipun merupakan satu

rangkaian, akan tetapi keduanya memiliki fokus kegiatan yang berbeda. Kegiatan

monitoring lebih terfokus kepada kegiatan yang sedang berlangsung dengan

maksud untuk mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai

dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Sedangkan evaluasi

merupakan kegiatan yang dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui hasil

serta dampak yang terjadi setelah kegiatan dilakukan. Hasil evaluasi sangat

bermanfaat bagi perencanaan program/kegiatan pada periode berikutnya.

Menurut Dunn (1981), monitoring mempunyai empat fungsi ;

1. Ketaatan (compliance), artinya Monitoring menentukan apakan tindakan semua

yang terlibat dalam satu kegiatan mengikuti standar dan prosedur yang telah

ditetapkan;

2. Pemeriksaan (auditing), artinya Monitoring menetapkan apakah sumber dan

layanan yang diperuntukkan bagi target/sasaran telah mencapai mereka;

3. Laporan (accounting), artinya Monitoring menghasilkan informasi yang

membantu ‘menghitung’ hasil perubahan social dan masyarakat sebagai akibat

implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu;

4. Penjelasan (explanation), artinya Monitoring menghasil informasi yang

membantu menjelaskan bagaimana akibat kebijakan dan mengapa antara

perencanaan dan pelaksanaannya tidak sesuai;

Sedangkan Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah program/kegiatan itu

dapat mencapai sasaran yang diharapkan atau tidak. Evaluasi baru bisa

dilakukan jika program/kegiatan telah berjalan dalam satu periode sesuai dengan

rancangan yang dibuat. Kegiatan Monitoring Peningkatan Kapasitas Aparatur

Pemerintahan Desa ditingkat Provinsi akan dilakukan dibawah koordinasi Dinas

Page 26: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), untuk mengetahui kemajuan dan

permasalahan pelaksanaan kegiatan pengembangan kapasitas aparatur desa

dalam berbagai bentuk, yang meliputi keseluruhan aspek implementasi serta

perkembangannya. Untuk tingkatan Kabupaten dibawah koordinasi Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten. Sedangkan di tingkat Kecamatan

dibawah koordinasi Camat melalui Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD).

Sama halnya dengan kegiatan monitoring, kegiatan Evaluasi langsung

dibawah koordinasi DPMD baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten serta PTPD

di tingkat Kecamatan. Fokus evaluasi kegiatan PKAD ini secara umum dan berkala

adalah untuk menilai kualitas kegiatan dengan memperhatikan panduan

penyelenggaraan kegiatan dan sistem pelaporan yang telah ditetapkan.

Alur

- 22 -

Alur Teknis Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi PKAD :

Keterangan :

1. Alur Input-Proses-Output = adalah alur untuk melakukan Monitoring

2. Alur Outcome-Impact = adalah alur untuk melakukan Evaluasi

Ketentuan khusus pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PKAD adalah :

1. Secara teknis implementasi, pelaksanaan Monev PKAD mengacu kepada

Panduan Pemantauan dan Evaluasi Rencana Induk Strategi Pengembangan

Kapasitas Aparatur Desa (RIS PKAD) Direktorat Fasilitasi Pengembangan

Kapasitas Aparatur Desa (FPKAD) Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

Kementerian Dalam Negeri;

2. Hasil Monev PKAD disampaikan secara berjenjang sesuai dengan tingkat

pelaksana kegiatan;

3. Kegiatan Monev adalah bagian dari kegiatan pembinaan dan pengawasan

terhadap pelaksanaan PKAD disetiap tingkatan;

Program/

Kegiatan PKAD Input :

Juknis,/Panduan, Alat/Tools

Proses :

Fasilitasi,

Pelaksanaan

n

Ouput :

Pencapaian Tujuan Kegiatan

Outcome :

Hasil Implementasi

Impact :

Dampak, Pengaruh, Perubahan hasil

kegiatan

Page 27: GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR …arsipjdih.jatimprov.go.id/...No._73_Thn...Aparatur_Pemerintah_Desa.pdf · peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (Kecamatan), aparatur

4. Pelaksanaan Monev dilaksanakan secara integrative dan komprehensif untuk

mendapatkan hasil yang proporsional;

5. Hal-hal lain yang belum termasuk di dalam panduan ini akan diatur kemudian

dan tetap mengacu pada Panduan Pemantauan dan Evaluasi RIS PKAD

Direktorat FPKAD, Ditjen Bina Pemdes Kemendagri.

BAB V

- 23 -

BAB V

PENUTUP

1. Pedoman ini digunakan untuk semua pihak, baik Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, maupun Pemerintah Desa beserta segenap

pemangku kepentingan lainnya dalam rangka memfasilitasi optimalisasi peran

dan fungsi Aparatur Pemerintahan Desa.

2. Pemerintah Kabupaten/Kota menindaklanjuti kebijakan ini dengan menetapkan

Pedoman Teknis Operasional dan Panduan Fasilitasi, menyelenggarakan

pelatihan pembekalan bagi Aparatur Pemerintahan Desa. Dalam hal ini,

diperlukan kesepakatan kemitraan dan sharing pendanaan antara Pemerintah

Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

3. Dukungan fasilitasi Pemerintah Provinsi berupa Pedoman Pelaksanaan

Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa ini diharapkan mampu

mendorong terwujudnya kualitas pengelolaan pembangunan dan kualitas

Aparatur Pemerintahan Desa Indonesia secara utuh sehingga memiliki kesiapan

untuk mendayagunakan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka

mewujudkan kemakmuran, kesejahteraan, kedaulatan dan kemandirian dalam

sebuah tatanan sosial yang berkeadilan, khususnya pada masyarakat

Desa.

GUBERNUR JAWA TIMUR

ttd.

Dr. H. SOEKARWO