64
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, karena gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, Namun sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Masalah gizi yang tidak seimbang itu seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan anemia zat besi. Masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang yang sering ditemui pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit ditanggulangi, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sederhana yaitu kurangnya intke (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang, namun tidak ditingkat rumah tangga, tapi anehnya di daerah-daerah yang telah swasembada pangan bahkan terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga, masih sering ditemukan kasus gizi buruk.

Gizi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi gizi

Citation preview

Page 1: Gizi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan peningkatan

derajat kesehatan masyarakat, karena pemerintah memiliki kewajiban terhadap

kesejahteraan masyarakat salah satunya melalui peningkatan kesehatan. Contoh

upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, karena

gizi yang seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh,

Namun sebaliknya, gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang

sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia. Masalah gizi yang tidak

seimbang itu seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA),

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan anemia zat besi. Masalah

Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang yang sering

ditemui pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit

ditanggulangi, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sederhana

yaitu kurangnya intke (konsumsi) makanan terhadap kebutuhan makan seseorang,

namun tidak ditingkat rumah tangga, tapi anehnya di daerah-daerah yang telah

swasembada pangan bahkan terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga,

masih sering ditemukan kasus gizi buruk.

Padahal, sebelum kasus gizi buruk itu terjadi telah melewati beberapa tahapan

yang mulai dari penurunan berat badan dari berat badan ideal seorang anak

sampai akhirnya terlihat anak tersebut sangat buruk. Jadi masalah sebenarnya

adalah masyarakata atau keluarga balita kurang mengetahui cara menilai status

berat badan anak .selain itu juga belum mengetahui pola pertumbuhan berat badan

anak.

Dengan banyaknya orang tua yang tidak mengetahui kebutuhan gizi balitanya

oleh karena itu penulis membuat makalah ini. Untuk mengingatka kepada orang

tua akan kebutuhan gizi balitanya.

1.2  Rumusan Masalah

Page 2: Gizi

Berdasarkan tema dan permasalahan yang diangkat, maka masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a.       Apakah yang dimaksud dengan gizi ?

b.      Apa faktor yang mempengaruhi status gizi balita ?

c.       Apa dampak dari kekurangan gizi ?

d.      Bagaimana cara menilai status gizi ?

1.3  Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk mengingatkan serta memberi pemahaman kepada

kita tentang kecukupan zat gizi yang seharusnya kita berikan sehingga

pertumbuhan balita berkembang sebagaimana mestinya.

1.4  Manfaat Penelitian

Bagi penulis, penyusunan makalah ini bermanfaat ganda, yaitu selain lebih

memahami perihal gizi yang dibutuhkan oleh balita, penulis juga bisa mengasah

dan mengembangkan kemampuannya di bidang penulisan makalah.Sedangkan

bagi pembaca seperti orang tua balita maupun masyarakat makalah ini dapat

menjadi referensi untuk meningkatkan mutu kesehatan balita, serta mengetahui

gizi yang seharusnya didapatkan balita

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Gizi

Beberapa pengertian gizi menurut para ahli yaitu :

a.       Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990)

Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan

yang dikonsumsi secara  normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,

serta menghasilkan energi.

b.      Harry Oxorn dan William R. Forte

Page 3: Gizi

Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis

pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh

serta mengolah dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat

c.       Tuti Sunardi

Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis

makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan

d.      Nirmala Devi

Gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan

untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh 

e.       Chairinniza K. Graha

Gizi adalah unsur yang terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur

itu dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga

menjadi sehat

f.       Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S

Gizi adalah zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan,

mempertahankan dan memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh,

dan menyediakan energi bagi fungsi tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai

komponen pembangun tubuh manusia.

g.      Asep Kurnia Nenggala

Gizi merupakan zat hara dalam makanan yang bernilai dan diperlukan

makhluk hidup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya

h.      Lioni Ioni Ellis H

Gizi merupakan komponen penting yang diperlukan tubuh untuk tumbuh

dan berkembang

i.        Joyce James, Colin Baker, Helen Swain

Gizi adalah komponen kimia dalam makanan yang digunakan oleh tubuh

sebagai sumber energi dan membantu pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel-

sel tubuh 

j.        DR. I.K.G. Suandi, SpA

Gizi merupakan bagian dari proses kehidupan dan proses tumbuh

kembang anak, sehingga pemenhhan kebutuhan gizi secara akurat turut

Page 4: Gizi

menentukan kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia dimasa

yang akan datang

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian gizi

adalah komponen kimia yang terdapat dalam zat makanan yang sangat dibutuhkan

oleh tubuh untuk perkembangan dan pertumbuhan.

2.2 Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan

antara asupan zat gizi dengan kebutuhan.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari

variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar

kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990).

2.3 Pengertian Balita

Menurut situs pencarian wikipedia.org, pengertian balita adalah periode usia

manusia setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada

masa ini seorang anak sedang lucu-lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam

hidupnya seperti ia sudah dapat membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang

tidak ia ketahui, belajar berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya

alias bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.

Dalam situs bookoopedia dijelaskan, pengertian balita adalah anak yang telah

menginjak usia di atas satu tahun.  Atau dalam artian khusus anak yang berusia di

bawah lima tahun. Pengertian balita ini juga ditunjang dengan dibutuhkannya pola

makan yang cukup atau kecukupan gizi yang seimbang.

2.4 Nutrisi Penting Pada Balita

Beberapa nutrisi penting yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi seperti :

a.       Vitamin A, D, E, K

Vitamin ini sangat vital bagi balita.Jadi, usahakan agar asupan vitamin ini

terpenuhi setiap harinya.Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk

penglihatan dan kesehatan kulit balita.Sedangkan vitamin D berperaan penting

dalam meningkatkan penyerapan kelsium serta membantu pertumbuhan tulang

Page 5: Gizi

dan gigi.Serta vitamin E memiliki anti oksidan yang membantu pertumbuhan

system syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K berpengaruh dalam pembekuan

darah.

b.      Kalsium

Mineral yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan massa tulangnya.

Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat sehingga balita

terhindar dari patah tulang. Sumber kalsium yaitu : susu, keju, tahu, dll.

c.       Vitamin B dan C

Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan system syaraf dan imun

tubuh balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme

tubuh.Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi

dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.Sumber makanan yang banyak

mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan,

daging dan telur.Sementara untuk memenuhi gizi balita dengan vitamin C dapat

diperoleh dari tomat, kentang, stroberi, dll.

d.      Zat Besi

Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu

perkembanga otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi,

kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam ungsi kerja otak. Sumber

makanam yang yang mengandung zat besi antara lain daging, ikan, brokoli, telur,

bayamkedelai serta alpukat.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita

Begitu banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita

diantaranya yaitu :

a.    Ketersediaan pangan ditingkat keluarga

Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga,hal ini

sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap

anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI, 2004 :

19). Jika tidak cukup bias dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak

terpenuhi (Depkes RI, 2002 : 13). Padahal makanan untukanak harus

Page 6: Gizi

mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan yang

baik.

b.   Pola Asuh Keluarga

Pola asuh keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua

terhadap anak-anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih saying

yang akan berdampak pada perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh

terhadap anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian yang

cukup dan pola asuh yang tepat akan memberipengaruh yang besar dalam

memperbaiki status gizi . Anak yang mendapat perhatian lebih, baik secara fisik

maupun emosional misalnya selalu mendapat senyuman, mendapat respon ketika

berceloteh, mendapat ASI dan makanan yang seimbang maka keadaan gizinya

lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapatkan

perhatian orang tuanya.

c.    Kesehatan Lingkungan

Masalah gizi timbul tidak hanya kerena dipengaruhi oleh

ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi oleh penyakit

infeksi.Masalah kesehatan lingkungan merupakan determinan penting dalam

bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik seperti penyediaanair bersih

dan perilaku hidup bersih dan sehat akan mengurangi resiko kejadian penyakit

infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak

ada saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik dapat

menyebabkan penyebaran penyakit.Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu

makan menjadi rendah dan akhirnya menyenankan kurang gizi.

d.   Pelayanan Kesehatan Dasar

Pemantauan pertumbuhan yang diikuti dengan tindak lanjut berupa

konseling, terutama oleh petugas kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan

anak.Pemanfanan fasilitas kesehatan seperti penimbangan balita, pemberian

suplemen kapsul vitamin A, penanganan diare dengan oralit serta imunisasi.

e.    Budaya Keluarga

Budaya berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa

kepercayaan seperti tabu mengkonsumsi makanan tertentu oeh kelompok umur

tertentu yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh

Page 7: Gizi

kelompok umur tertentu. Unsure-unsur budaya mampu menciptakan suatu

kebiasaan makan masyarakat yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-

prinsip ilmu gizi.Misalnya, seperti budaya yang memprioritaskan anggota

keluarga untuk mengkonsumsi hidangan keluarga yang telah disiapkan yaitu

umumnya kepala keluarga.Apabila keadaan tersebut berlangsung lama dapat

berakibat timbulnya masalah gizi kurang terutama pada golongan rawan gizi

seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita.

f.    Social Ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah

ditanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang

bagi anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang

rendah serta factor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bias disebabkan oleh

terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi

unsure gizi yang dibutuhkan dengan alasan social ekonomi yaitu kemiskinan.

g.   Tingkat Pengetahuan Dan Pendidikan

Permasalahan kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan

saj, tetapi lebih jauh mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan dan

pengetahuan masyarakat. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang sehingga berpandangan luas, berfikir dan bertindak rasional.

2.6 Penilaian dan Standar atau Alat Ukur Standar Gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran langsung maupun

tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung seperti :

a.       Klinis

Metode ini didsarkan atas perubahan yang terjadi dihubungkan dengan

ketidakcukupan gizi.

b.      Biokimia

Metode ini menggunakan pemeriksaan specimen yang diuji secara

laboratories

c.       Biofisik

Page 8: Gizi

Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan

melihat perubahan struktur dari jaringan.

d.      Antropometri

Antropometri merupakan pengukuran terhadap dimensi tubuh dan koposisi

tubuh.Sebagai idikator unsure gizi dapat digunakan dalam memberikan indikasi

tentang kondisi social ekonomi pendudukan dapat dilakukan dengan mengukur

parameter.Kombinasi beberapa parameter disebut indeks antropometri.Indeks

antropometri yang digunakan adalah berat badan menurut umur.

1.      Berat badan pada masa bayi balita, berat badan dpat dipergunakan untuk melihat

laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Alat yang dapat memenuhi persyaratan

dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak

baita adalah dacin.

2.      Umur factor umum sangat penting dalam penentuan status gizi

Kesalahan penentuan dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.Cara

menghitung umur yaitu dengan menentukan tanggal, hari, bulan dan tahun anak

waktu lahir sehingga didapat umur anak.Bila kelebihan atau kekurangan hari

sebanyak 16 hari sampai 30 hari dibulatkan 1 bulan.Bila kekurangan atau

kelebihan 1 hari sampai 15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan.

Selain itu, penilaian status gizi secara tidak langsung seperti :

1.      Survey konsumsi makanan

Metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis bahan makanan

atau zat gizi yang dikonsusi

2.      Statistic vital

Menganalisis data beberapa statistic kesehatan

3.      Factor ekologi

Hasil interaksi beberapa factor fisik, biologis dan lingkungan budaya.

Menurut Menkes (2002) Klasifikasi Status Gizi Anak Balita dapat dilihat pada

table berikut ini :

Klasifikasi Status Gizi Anak Balita

Indeks Status Gizi Ambang Batas

Berat Badan Menurut Gizi Lebih >+2SD

Gizi Baik >-2SD sampai +2SD

Page 9: Gizi

Umur (BB/U)

Gizi Kurang< -2 SD sampai ≥ -3

SD

Gizi Buruk < -3 SD

Tinggi Badan Menurut

Umur (BB/U)

Nomal ≥ 2 SD

Pendek < -2 SD

Berat Badan Menurut

Tinggi Badan (BB/U)

Gemuk >+2 SD

Normal >-2 SD sampai +2 SD

Kurus< -2 SD sampai ≥ -3

SD

Kurus Sekali < -3 SD

2.7              Dampak Gizi Tidak Seimbang

a.       Dampak gizi lebih

Jika tidak teratasi akan berlanjut samai remaja dan dewasa, hal ini akan

berdampak tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi. Pada orag ewasa tampak

dengan semakin meningkatnya penyakit degenerative seperti jantung kroner

diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit hati.

b.      Dampak gizi buruk

Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan system organ yang akan

merusak system pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan

mekanik. Serta dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mental serta

penurunan IQ.Penuruna fungsi otak berpengaruh terhada kemampuan belajar,

kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungan dan perubahan kepribadian

anak.

c.       Dampak Gizi Kurang Pertumbuhan Fisik Terlambat, perkembangan mental dan

kecerdasan terhambat, daya tahan anak akan menurun sehingga mudah terserang

penyakit infeksi.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 10: Gizi

Massa balita merupakan massa-massa dimana kita membutuhkan nutrisi

yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita.Untuk itu

diperlukan berbagai makanan yang dapat melengkapi kecukupan terhadap

vitamin-vitamin yang kita butuhkan.Seperti Vitamin A, D, E, K, Kalsium,

Vitamin B dan C, serta Zat Besi.Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk

penglihatan dan kesehatan kulit balita.Sedangkan vitamin D berperaan penting

dalam meningkatkan penyerapan kelsium serta membantu pertumbuhan tulang

dan gigi.Serta vitamin E memiliki anti oksidan yang membantu pertumbuhan

system syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K berpengaruh dalam pembekuan

darah, sedangkan Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat

sehingga balita terhindar dari patah tulang. Sumber kalsium yaitu : susu, keju,

tahu, dll. Vitamin B antara lain meningkatkan system syaraf dan imun tubuh

balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh.

Sementara itu vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat

besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.Sumber makanan yang banyak

mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan,

daging dan telur.Sementara untuk memenuhi gizi balita dengan vitamin C dapat

diperoleh dari tomat, kentang, stroberi, dll.Balita sangat membutuhkan zat besi

terutama untuk membantu perkembanga otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan

zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam

ungsi kerja otak. Sumber makanam yang yang mengandung zat besi antara lain

daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.

Dari berbagai macam kebutuhan seorang balita tersebut kadang tidak dapat

dipenuhi oleh orang tua balita yang disebabkan oleh beberapa factor seperti :

Ketersediaan pangan ditingkat keluarga, Pola Asuh Keluarga, Kesehatan

Lingkungan, dll.

BAB IV

PENUTUP

3.1              Kesimpulan

Masa balita merupakanperiode usia manusia setelah bayi sebelum anak

awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak sedang lucu-

Page 11: Gizi

lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya seperti ia sudah dapat

membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui, belajar

berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya alias bersosialisasi,

mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.

Pada massa inilah balita membutuhkan nutrisi yang cukup untuk

pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila gizi pada balita tidak dapat

terpenuhi maka akan terjadinya ketidakseimbangan gizi pada balita, seperti

kurang gizi maupun kelebihan gizi yang akan membuat pertumbuhannya tidak

normal.

3.2              Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa memberi manfaat kepada

orang tua agar bisa memberi makanan yang bergizi kepada anak balitanya. Untuk

mencegah berbagai dampak yang akan timbul dari ketidak seimbangan gizi seperti

gizi buruk dan penyakit lainnya.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan ditemukannya pasien–pasien yang masuk

ke rumah sakit dalam kondisi status Gizi Buruk. Umumnya pasien–pasien tersebut

adalah balita. Dengan ditemukannya pasien–pasien dengan status Gizi Buruk,

berarti kondisi di daerah asal pasien dinyatakan sedang mengalami KLB

( Kejadian Luar Biasa ).

Berdasarkan hal tersebut, masyarakat dihimbau agar lebih memperhatikan

keadaan Gizi dalam keluarganya.

Mengapa kita perlu memperhatikan keadaan Gizi kita? Seberapa pentingkah

faktor Gizi dalam kehidupan kita ?

Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia.

Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi

juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang

mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan.

Page 12: Gizi

Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat Gizi Buruk ?

Berbagai masalah yang timbul akibat Gizi buruk antara lain tingginya angka

kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR) Hal ini disebabkan,

jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada gangguan

fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang

dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada

gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ

anak.

Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan

generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan

terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh.

1.2 Tujuan

Mempelajari berbagai ilmu tentang ilmu gizi untuk memenuhi rasa keingin tahuan

kami sebagai mahasiswa dan untuk belajar lebih dalam tentang ilmu gizi terutama

tentang malnutrisi, juga untuk melaksanakan tugas yang telah dosen kami berikan

pada kami tim penulis.

BAB II

MALNUTRISI

2.1 Apa itu malnutrisi?

Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak

terpenuhi

2.2 Penyebab Gizi buruk

1. Penyebab tak langsung

Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit

infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.

2. Penyebab langsung

Page 13: Gizi

Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan. Sedangkan

faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama

Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan

kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk mengastasi gizi buruk dibutuhkan

kerjasama lintas sektor.

2.3 Klasifikasi Malnutrisi:

• Ringan

• Sedang

• Berat

2.4 Bagaimana Mengetahuinya?

A. Klinis

B. Antropometrik

C. Laboratorium

Keterangan :

Klinis

Untuk malnutrisi ringan dan sedang → gejala klinis tidak terlalu jelas

Untuk malnutrisi berat dapat dibedakan antara marasmus atau kwashiorkor atau

campuran keduanya

Antropometrik

• Lebih ditujukan untuk menemukan malnutrisi ringan dan sedang. Pada

pemeriksaan antropometrik, dilakukan pengukuranpengukuran Fisik anak (berat,

tinggi, lingkar lengan, dll) dan dibandingkan dengan angka standard (anak

normal) Untuk anak, terdapat 3 parameter yang biasa digunakan, yaitu:

• Berat dibandingkan dengan umur anak

• Tinggi dibandingkan dengan umur anak

• Berat dibandingkan dengan tinggi/panjang anak

Laboratorium

• Pemeriksaan laboratorium, misalnya

pemeriksaan kadar darah merah (Hb) dan

Page 14: Gizi

kadar protein (albumin/globulin) darah,

dapat dilakukan pada anak dengan

malnutrisi. Dengan pemeriksaan

laboratorium yang lebih rinci, dapat pula

lebih jelas diketahui penyebab malnutrisi

dan komplikasi-komplikasi yang terjadi

pada anak tersebut.

BAB III

GEJALA DAN TANDA GIZI BURUK

Ada 3 macam tipe Gizi buruk, yaitu :

1. Tipe Kwashiorkor, dengan tanda-tanda dan gejala adalah sebagai berikut:

a. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai

seluruh tubuh.

b. Perubahan Status mental

c. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa

sakit, rontok

d. Wajah membulat dan sembab

e. Pandangan mata sayu

f. Pembesaran hati

g. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna

menjadi coklat kehitaman dan terkelupas

h. Gangguan pertumbuhan badan. Berat dan panjang badan anak tidak dapat

mencapai berat dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.

i. Perubahan aspek kejiwaan, yaitu anak kelihatan memelas, cengeng, lemah dan

tidak ada selera makan.

j. Otot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik walaupun masih

tampak adanya lapisan lemak di bawah kulit.

Page 15: Gizi

2. Tipe Marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:

a. Tampak sangat kurus

b. Cengeng, rewel

c. Kulit keriput

d. Perut cekung

e. Anak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak sangat

jelas sekali apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. Berat badan anak

kurang dari 60% dari berat badan seharusnya menurut umur.

f. Wajah anak tampak seperti muka orang tua. Jadi berlawanan dengan tanda yang

tampak pada kwashiorkor. Pada penderita marasmus, muka anak tampak keriput

dan cekung sebagaimana layaknya wajah seorang yang telah berusia lanjut. Oleh

karena tubuh anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika

dibandingkan dengan badannya.

g. Pada penderita marasmus biasanya ditemukan juga tanda-tanda defisiensi gizi

yang lain seperti kekurangan vitamin C, vitamin A, dan zat besi serta sering juga

anak menderita diare.

3. Tipe, Marasmik-Kwashiorkor

Merupakan gabungan beberapa gejala klinik Kwashiorkor – Marasmus

Penyakit Penyerta / Penyulit pada Anak Gizi Buruk seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat rentan

terhadap penyakit. Seperti lingkaran setan, penyakit-penyakit tersebut justru

menambah rendahnya status gizi anak. Penyakit-penyakit tersebut adalah:

a. ISPA

b. Diare persisten

c. Cacingan

d. Tuberkulosis

e. Malaria

f. HIV / AIDS

Bagaimana penanganan anak dengan kasus Gizi buruk?

Page 16: Gizi

Pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah

diserap. Makan aneka ragam makanan, beri ASI, makanan mengandung minyak,

santan dan lemak, berikan buah-buahan.

Bagaimana cara mengatasi masalah Gizi ?

Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan rumah

menjadi taman gizi

Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

( PHBS).

Bagaimana Mengobatinya?

• Pada malnutrisi sedang dan ringan pengobatan dilakukan dengan memberikan

makanan yang bergizi, dengan menu yang seimbang, mengandung karbohidrat

dan protein dalam jumlah yang cukup. Perlu juga dicari dan diobati penyakit lain

yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak (misalnya penyakit

cacing, diare, dll)

• Anak dengan keadaan malnutrisi berat sering berada dalam keadaan darurat

karena itu sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan

BAB IV

PHBS (Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

* Makan dengan Gizi seimbang

* Minum tablet besi selama hamil

* Memberi bayi ASI eksklusif

* Mengkonsumsi garam beryodium

* Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.

Pemecahan masalah Gizi.

Masalah Gizi buruk, tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Gizi

Buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab. Seperti rendahnya

Page 17: Gizi

tingkat pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat

(sosial budaya), dan sebagainya. Oleh karena itu, pemecahannyapun harus secara

komprehensip.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal bagi

terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini

dikarenakan dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui perilaku

manusia. Lingkungan akan menjadi sehat, jika manusia mau berperilaku hidup

bersih dan sehat. Pengganggu kesehatan juga akan dihilangkan jika manusia mau

berperilaku untuk mengupayakannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

penyebab utama timbulnya masalah-masalah Gizi dalam bidang kesehatan adalah

masalah perilaku. Misalnya untuk mencegah terjadinya kekurangan Protein pada

balita, maka perilaku ibu dalam memberi makan balitanya harus diubah, sehingga

menjadi pola makan dengan gizi seimbang. Perilaku keluarga dalam

memanfaatkan pekarangan juga harus diubah, sehingga pekarangan menjadi

taman gizi.

Strategi Departemen Kesehatan untuk penanganan Gizi Buruk

* Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat

* Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

* Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan

* Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Vitamin A

Terjadinya kekurangan vitamin A adalah sebagai akibat berbagai sebab seperti

berikut ini :

a. Tidak adanya cadangan vitamin A dalam tubuh anak sewaktu lahir karena

semasa dalam kandungan, ibunya kurang sekali mengkonsumsi makanan sumber

vitamin A.

b. Kadar Vitamin A dalam air susu ibu (ASI) rendah. Hal ini disebabkan

konsumsi vitamin A ibu yang rendah pada masa menyusui.

Page 18: Gizi

c. Anak diberi makanan pengganti ASI yang kadar vitamin A-nya rendah.

d. Anak tidak menyukai bahan makanan sumber vitamin A terutama

sayursayuran.

e. Gangguan penyerapan vitamin A oleh dinding usus oleh karena berbagai sebab

seperti rendahnya konsumsi lemak atau minyak.

Kekurangan vitamin A dapat meyebabkan cacat menetap pada mata (buta) yang

tidak dapat disembuhkan. Xerophthalmia sebagai akibat kekurangan vitamin A

merupakan penyebab kebutaan tertinggi, dan yang memprihatinkan adalah

penderitanya justru anak-anak usia balita yang merupakan tunas bangsa.

Penanggulangan kekurangan vitamin A dilakukan selain dengan jalan penyuluhan

guna memperbaiki makanan keluarga agar lebih banyak mengkonsumsi bahan

makanan sumber vitamin seperti sayuran hijau dan buah-buahan berwarna,

dilakukan juga pemberian vitamin dosis tinggi yaitu 200.000 – 300.000 SI kepada

anak balita.

Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Zat Besi (Anemia Gizi)

Besi adalah mineral mikro yang mempunyai peran penting untuk menjaga

kesehatan tubuh. Mineral tersebut terdapat dalam darah dan semua sel tubuh. Zat

besi dalam darah merah berada sebagai bagian dari hemoglobin dan pigmen sel

merah. mineral tersebut bertindak sebagai pembawa oksigen dan karbondioksida.

Jika tidak terdapat cukup besi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, maka jumlah

hemoglobin dalam sel darah merah berkurang dan keadaan tidak sehat timbul

yang dikenal sebagai anemia gizi. Rendahnya kadar hemoglobin dalam darah

dilihat apabila bagian kelopak mata penderita terlihat berwarna pucat. Kadar baku

hemoglobin dalam darah yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang

menderita anemia gizi adalah seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kadar Baku Hb dalam Darah

Umur (thn) Jenis Kelamin Kadar Hb (g/100ml)

0,5 – 4 Pria / wanita 10,8

Page 19: Gizi

5 – 9 Pria / wanita 11,5

10 – 14 Pria / wanita 12,5

Dewasa pria 14,0

Dewasa wanita 12,0

Wanita hamil 10,0

Sumber : Jellife (1996) dalam Sjahmien Moehji (1986)

Zat besi terutama banyak sekali hanya terdapat dalam sayur-sayuran. Demikian

juga asam folat, sedang bitamin B12 hanya terdapat dalam bahan makanan yang

berasal dari hewan. Pencegahan anemia gizi selain dengan mengkonsumsi bahan

makanan sumber zat besi juga dapat dilakukan dengan jalan memberikan zat besi

dalam bentuk tablet kepada wanita hamil terutama dalam masa tiga bulan terakhir

menjelang anak lahir.

Gangguan Kesehatan Akibat Kelebihan Zat Energi

Perkembangan ekonomi yang pesat, menyebabkan peningkatan pendapatan

penduduk. Hal ini ditandai dengan terjadinya pergeseran pola konsumsi kearah

yang lebih beraneka ragam. Proporsi sumber kalori dari karbohidrat khususnya

beras, berkurang dan diikuti dengan meningkatnya lemak dan protein terutama

dari sumber hewani.

Dengan meningkatnya pendapatan ini, mereka yang hidup di kota dengan gaya

serta pola makan seperti orang barat, biasanya menjadi menderita karena

kelebihan gizi ini. Pola makan mereka biasanya mengkonsumsi terlalu banyak

protein, lemak, makanan tak berserat.

Kelebihan zat gizi dalam hal ini zat energi dalam jangka waktu yang

berkesinambungan akan menyebabkan berat badan meningkat, timbunan lemak

meningkat dan terjadi kegemukan (obesitas). Biasanya orang yang gemuk sulit

bergerak cepat, gerakan jadi lamban dan biasanya lebih lanjut mudah terkena

gangguan fungsional jantung dan ginjal.

Tambahan konsumsi energi berikutnya pada penderita kegemukan akan

menyebabkan energi bersifat racun atau mendekatkan diri pada kematian

dibanding daya manfaat yang sebenarnya. Demikian pula konsumsi protein yang

Page 20: Gizi

berlebihan menyebabkan beban kerja ginjal semakin berat, dan bila terus berlebih

akan menimbulkan gangguan pada ginjal. Dampak lain dari kelebihan konsumsi

energi dan protein ini selain penyakit jantung dan ginjal, juga dapat

mengakibatkan penyakit darah tinggi, kencing manis, kanker.

Penanggulangan penyakit akibat gizi lebih, harus dimulai dari pengaturan

makanan, artinya dengan mengurangi porsi makanan yang biasa dikonsumsi,

mengurangi konsumsi gula, garam, lemak, dan meningkatkan konsumsi makanan

yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.

Gizi.net - SAAT ini bukan cuma kekurangan gizi yang menjadi masalah, tetapi

juga kelebihan gizi. Kelebihan dan kekurangan gizi saat ini bisa dikategorikan ke

dalam kelompok penyakit.

Menurut dr Endang Darmoutomo SpGK, kelebihan gizi lebih mengarah pada

penyakit degeneratif, sedangkan kekurangan gizi lebih ke arah rendahnya daya

tahan tubuh, cepat lelah, lesu, lemah, dan gampang sakit.

''Kelebihan gizi tidak baik apalagi kekurangan gizi. Oleh sebab itu, lebih

dianjurkan untuk mengonsusmi makanan bergizi dan seimbang,'' kata ahli gizi

dari Siloam Hospital Gleneagles Lippo Karawaci, Tangerang, Banten.

Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan atau kelebihan gizi, jelas

Endang, secara kasar bisa dilihat dari berat badannya. Pada bayi dan anak-anak

yang sedang tumbuh, misalnya, dapat dilakukan dengan melihat grafik umur

dengan berat badan. Untuk orang dewasa dilakukan dengan menghitung body

mass index/BMI atau indeks massa tubuh (IMT), yaitu berat badan (dalam kg)

dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).

''Seseorang yang mempunyai IMT 19-25 dapat dikatakan mempunyai berat badan

sehat dan telah mendapat asupan gizi (khususnya sumber energi) yang cukup.

Untuk orang yang IMT-nya di atas 25 menunjukkan risiko lebih tinggi untuk

penyakit yang berhubungan dengan obesitas.

Obesitas yaitu suatu kondisi yang dicirikan oleh kelebihan lemak tubuh.

Kelebihan lemak pada laki-laki didefinisikan sebagai level lemak tubuh lebih dari

20% dari berat total dan untuk wanita lebih dari 25% dari total berat badan.

Obesitas

Page 21: Gizi

Penyebab obesitas, jelas Endang, dipengaruhi beberapa faktor, yaitu

pertama, suatu asupan makanan berlebih.

Dua, rendahnya pengeluaran energi basal, dan

ketiga, kurangnya aktivitas fisik.

Terjadinya obesitas karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan

energi yang dikeluarkan atau digunakan untuk beraktivitas.

"Karena asupan terlalu banyak sementara pengeluaran kurang atau kurang

aktivitas fisik, maka terjadilah overweight (kelebihan berat) dan selanjutnya

terjadi obese (kegemukan). Tetapi, obesitas juga dapat terjadi karena faktor

genetika.''

Anak yang dilahirkan dari orang tua yang keduanya obese mempunyai peluang

75% untuk obese juga. Bila salah satu orang tuanya obese, maka peluangnya

sekitar 40% dan bila kedua orang tuanya tidak obese peluangnya hanya 10%.

Untuk melihat seseorang obese atau tidak, bisa dengan menghitung BMI-nya.

Beberapa penyakit akibat dari kekurangan gizi ini di antaranya adalah penyakit

Kurang Energi Protein (KEP), yang ditunjukkan dengan dua keadaan: kwasiorkor

dan marasmus. Marasmus disebabkan defisit energi dan protein yang parah, di

mana korban akan mempunyai sedikit sekali atau bahkan tidak punya simpanan

lemak, massa otot kecil, dan sangat lemah. Penyakit ini bisa menimbulkan

kematian akibat sering terkena infeksi karena tidak mempunyai daya tahan

terhadap penyakit.

Sedangkan kwasiorkor terjadi terutama pada anak-anak yang defisit energinya

tidak terlalu parah), namun defisit proteinnya parah. Orang yang terkena

kwasiorkor ditunjukkan dengan edema berupa pertumbuhan yang buruk, lemah,

dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit. Penyakit kurang gizi lainnya

adalah terjadinya gondok, badan kerdil, dan kurang kecerdasan karena kekurangan

mineral yodium. Lebih lanjut, Endang mengatakan orang tua jangan menganggap

remeh gizi. Sebab, ada beberapa penyakit akibat kekurangan gizi yang bisa

membuat cacat seseorang. Kekurangan vitamin A, misalnya, menyebabkan rabun

ayam sampai kebutaan, terganggunya pertumbuhan dan menurunnya daya tahan

terhadap penyakit; kurang vitamin D menyebabkan terjadinya demineralisasi

tulang, yang dapat menyebabkan penyakit ricket pada anak-anak dan osteomalacia

Page 22: Gizi

pada orang dewasa.

Kurang vitamin B1 menyebabkan beri-beri; kurang asam nikotinat menyebabkan

kulit kasar atau pellagra, kurang riboflavin menyebabkan seborrheic dermatitis

sekitar hidung dan mulut, dermatitis dan pruritus dari scrotum dan vulva dsb;

kurang biotin menyebabkan maculosquamous dermatitis pada leher, tangan dan

lengan, dan kaki; kurang asam folat menyebabkan megaloblastic anemia serta

neural tube defect (NTD) atau cacat tulang belakang pada bayi yang dilahirkan

dari ibu yang defisien asam folat; kurang vitamin C menyebabkan sariawan dan

gusi berdarah; dan masih banyak lagi penyakit akibat kurang gizi. (Nda/V-1)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit

infeksi, cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker. Ketersediaan pangan

rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain

faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama Gizi buruk adalah

Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh

karena itu, untuk mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor. Pada

malnutrisi sedang dan ringan pengobatan dilakukan dengan memberikan makanan

yang bergizi, dengan menu yang seimbang, mengandung karbohidrat dan protein

dalam jumlah yang cukup. Perlu juga dicari dan diobati penyakit lain yang dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak (misalnya penyakit cacing, diare,

dll). Anak dengan keadaan malnutrisi berat sering berada dalam keadaan darurat

karena itu sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan.

Daftar Pustaka

(http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1079596198,93802,)

(http://www.malukuprov.go.id/index.php/kesehatan/47-kesehatan/66-gizi-buruk)

(http://www.smallcrab.com/anak-anak/530-gangguan-kesehatan-akibat-kurang-

Page 23: Gizi

gizi)

(http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1079596198,93802,)

Sebenarnya terjadinya Kurang Energi Protein pada seseorang selalu diawali

dengan adanya kelaparan. ——-apakah telah terjadi kelaparan di Polewali

Mandar ? Mustahil——–Pada tubuh seseorang yang tidak makan dengan layak

biasanya akan muncul adanya sensasi lapar, yang menunjukkan intake makanan

telah kurang dari yang dibutuhan tubuh. Secara fisiologis dalam keadaan lapar

yaitu bila lambung kosong dalam waktu lama, akan terjadi kontraksi peristaltik

ritmis yang merupakan gelombang pencampur tambahan pada korpus lambung.

Jika gelombang pencampur sangat kuat akan menimbulkan kontraksi tetani yang

terus-menerus 2-3 menit, paling kuat terjadi pada orang muda sehat, — pada

anak-anak tidak terlalu terasa—— kemudian kadar gula darah akan turun sampai

tingkat yang rendah. Dan kemudian setelah  3-4 hari makan terakhir muncul

sensasi sakit  berupa perih karena lapar.

Dari berbagai penelitian epidemiologi masalah Kurang Energi Protein selalu

diawali dengan keadaan lapar  yaitu Rasa “tidak enak” dan sakit akibat kurang

/tidak makan,baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak

dan terjadi berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan

penurunan berat badan dan gangguan kesehatan. Selanjutnya keadaan ini

didefiniskan  dengan istilah kelaparan (E. Kennedy, 2002)

Jadi sangatlah jelas penyebab dari kurang energy protein (KEP) adalah makanan

yang tidak adekuat maksudnya  intake makanan yang sangat kurang dari

kebutuhan akan zat gizi tubuh. Walaupun pada dasarnya Kejadian Kurang Energi

Protein (KEP) sangat tergantung dari :

1. Karakteristik individu (umur, cadangan nutrient)

2. Waktu dan hebatnya berlangsung defisiensi

3. Jenis makanan yang tersedia /dikonsumsi

4. Lingkungan terutama sanitasi lingkungan

5. Kesehatan perorangan

6. Dan pada anak sangat tergantung dari pola asuh orang tua yang diberikan

kepada sang anak.

Page 24: Gizi

Tetapi tetap saja Kurang Energi Protein disebabkan  intake makanan yang sangat

kurang dari kebutuhan akan zat gizi tubuh yang telah berlangsung lama (kronis).

Bentuk KEP tergantung dari zat gizi utama kurang edekuat, bila kurang dalam hal

protein dan tubuh diharuskan menggunakan protein tubuh maka gejala-gejala

klinis dari kekurangan protein akan muncul, keadaan ini biasa diistilahkan dengan

Kwashiorkor. Dan bila kekurangan Energi saja —–terutama energi yang

bersumber dari karbohidrat——-maka gejala klinis yang muncul adalah

kekurangan cadangan energy atau energy tubuh benar-benar habis bahkan sel-sel

dan jaringan tubuh dirombak untuk dipergunakan sebagai energi, tubuhnya akan

terlihat sangat buruk, keadaan ini biasa diistilahkan dengan Marasmus. Tidak

jarang juga ditemukan bentuk KEP sebagai akibat kurang adekuat makanan akan

protein dan energy (Marasmus-Kwashiorkor). Kesemua itu adalah bentuk-bentuk

dari Malnutrisi (kurang Energi Protein).

Bentuk  Malnutrisi (Kurang Energi Protein)

1. Dewasa dibagi dalam  dua bentuk  yaitu Undernutrition (Kurang Zat Gizi)

dan Starvation (Kelaparan)

2. Anak-anak  dalam bentuk PEM- Protein Energi Malnutrition ( menurut

JELLIFFE  mencakup seluruh kelompok umur anak) dikelompok

menjadi : PEM ringan, PEM sedang dan PEM berat   yang terdiri dari

Merasmus, Kwashiorkor dan Merasmus –kwashiorkor.

Walaupun semua adalah Malnutrisi tetapi masing-masing mempunyai gejala

klinis sendiri-sendiri baik marasmus, kwashiorkor, maupun marasmus-

kwashiorkor.

.

Gejala Klinis dari Marasmus 

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari marasmus adalah

1. Wajah seperti orang tua

2. Cengen dan Rewel

3. Sering disertai: peny. infeksi (diare, umumnya kronis berulang, TBC)

4. Tampak sangat kurus (tulang terbungkus kulit)

5. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada

(~pakai celana longgar-baggy pants)

Page 25: Gizi

6. Perut cekung

7. Iga gambang

Gejala Klinis  Kwashiorkor

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari kwashiorkor adalah

1. Rambut tipis, merah spt warna

2. Edema (pd kedua punggung kaki,  bisa seluruh tubuh)

3. rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok

4. Kelainan kulit (dermatosis)

5. Wajah membulat dan sembab

6. Pandangan mata sayu

7. Pembesaran hati

8. Sering disertai: peny. infeksi akut,  diare, ISPA dll

9. Apatis & rewel

10. Otot mengecil (hipotrofi),

Page 26: Gizi

Gejala Klinis Marasmus-Kwashiorkor

Gejala Klinis Kurang Energi Protein (KEP) dari Marasmus-kwashiorkor  

pada dasarnya adalah campuran dari  gejala marasmus dan kwashiorkor, cirri khas

yang dapat terlihat secara klinis yakni :

1. Beberapa gejala klinik marasmus,  terlihat sangat buruk dalam hal Berat

Badan (BB/U)  berada dibawah < -3 SD dan bila di konfirmasi dengan

BB/TB  dikategorikan sangat kurus: BB/TB < – 3 SD).

2. Kwashiorkorm secara klinis terlihat disertai edema yang  tidak mencolok

pada kedua punggung kaki

Page 27: Gizi

Anak-anak gizi buruk dengan tanda-tanda klinis ini dapat di deteksi keKurangan

Energi Proteinnya  melalui

1. Penimbangan bulanan di Posyandu termasuk upaya-upaya kejar

timbangnya

2. Surveilens gizi/KLB Gizi Buruk

3. Manajemen Terpadu Balita Sakit

4. Poliklinik KIA/Tumbuh Kembang

Tidak jarang hasil deteksi Gizi Buruk  pada anak dikarenakan telah terjadi gagal

pertumbuhan yang penyebabnya hanya karena kurang perhatian dan pedulinya

orang tua terhadap tumbuh-kembang sang anak. Dari hasil penelitian ahli tumbuh

kembang anak, ada empat alasan mengapa terjadi gagal pertumbuhan yaitu

1. Bayi tidak cukup mendapat makanan, khususnya makanan pendamping

2. Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan sentuhan-sentuhan penuh

kasih sayang yang dapat merangsang peningkatan hormon pertumbuhan

dan daya tahan tubuh.

Page 28: Gizi

3. Bayi bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan.  Kebutuhan makanan

perlu ditambah, namun banyak ibu tidak memberikan tambahan. Output

tidak sesuai dengan input

4. Penyakit dan infeksi mempengaruhi penggunaan zat gizi dalam makanan.

Selain itu juga menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat

makanan yang masuk dalam tubuh sedikit.

Apakah Masalah Gizi Itu ?

Sebelum penulis menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu penulis mencoba

mengantar (prolog) arti dari  “masalah” dan arti “Gizi”. Masalah  secara

sederhana dapat disebutkan sebagai kesenjangan antara harapan dan

kenyataan, misalnya saja Anda mengharapkan pencapaian suatu kegiatan 100%

namun kenyataannya upaya yang dilakukan hanya mencapai 60%,

kesenjangannya adalah 100%-60% = 40%. Hasil 40% ini merupakan kesenjangan

yang dinyatakan sebagai masalah. Kesenjangan bisa juga terjadi ketika upaya

yang dilakukan melebihi 100% yang diharapkan, misalnya saja upaya suatu

kegiatan mencapai nilai 125%, nilai 25% inilah merupakan kesenjangan yang

dinyatakan sebagai masalah karena yang 25% ini adalah yang diperoleh diluar

sasaran yang diharapkan.  Contohnya Ada 100 anak balita diwilayah kerja Anda

yang akan diberikan vitamin A, namun setelah pemberian ditemukan 125 anak

yang mendapatkan vitamin A, terlihat ini adalah suatu keberhasilan, namun

ternyata 25 anak balita yang tidak berada diwilayah kerja Anda, mereka adalah

tamu diwilayah kerja Anda, tetapi tetap diberikan vitamin A, akibatnya stok

vitamin A Anda akan kurang 25 kapsul, pada periode pemberian berikutnya Anda

sudah pasti akan maksimal memberikan 75 Kapsul.

Selanjutnya kembali kepada masalah gizi. Pengertian dari gizi adalah zat-zat

(kimia- bukan obat) yang terdapat dalam makanan, karena makanan maka harus

dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, merupakan sesuatu yang

diharapkan. Namun kenyataannya makanan yang dikonsumsi (dimakan) bisa

kurang dari kebutuhan bisa juga lebih dari kebutuhan tubuh. Dan inilah yang

disebut sebagai masalah gizi.

Menurut Prof Soekirman Ph.D Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor, dosen terbang

saya waktu kuliah dan juga narasumber saya ketika mengikuti pertemuan-

Page 29: Gizi

pertemuannya. Masalah Gizi  adalah Gangguan kesehatan dan kesejahteraan

seseorang, kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidak

seimbangan antara asupan (intake) dengan kebutuhan tubuh akan makanan

dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi).

Ketidak seimbangan atau gangguan dari masalah gizi bisa karena kekurangan

asupan bisa juga karena kelebihan asupan. Dari berbagai penelitian dan

pemantauan pada konsumsi gizi masyarakat, ketidak seimbangan atau  gangguan

yang  muncul  dapat mengakibatkan :

1. Menurunnya pertahanan tubuh terhadap penyakit (imunitas) yang

berdampak pada tingginya angka penyakit infeksi dan kematian bayi dan

balita

2. Gangguan pertumbuhan fisik pada siklus kehidupan manusia sejak janin,

bayi baru lahir,balita yang dapat berdampak sampai dewasa

3. Gangguan perkembangan otak pada janin, bayi dan balita yang

berdampak pada kecerdasan pada usia sekolah

4. Rendahnya produktifitas kerja

5. dan Gangguan-gangguan gizi dan kesehatan lainnya

Jenis Masalah Gizi

Jenis masalah gizi didasarkan pada ketidak seimbangan asupan makanan terhadap

kebutuhan tubuh, yaitu yang pertama adalah ketidak seimbangan  karena

kekurangan asupan dari kebutuhan tubuh dan yang kedua adalah ketidak

seimbangan karena kelebihan asupan dari kebutuhan tubuh akan zat-zat (gizi)

yang terdapat dalam makanan

Jenis masalah gizi yang pertama adalah ketidak seimbangan karena kekurangan

asupan makanan dari kebutuhan tubuh  biasa disebut  dengan gizi yang kurang

atau yang lazim disebut dengan “gizi kurang” atau biasa juga diistilahkan

dengan  “kelaparan”, baik yang kentara maupun tidak kentara.  Gizi kurang juga

dibedakan  atas kekurangan komponen-komponen gizinya yaitu “gizi kurang

makro” dan “gizi kurang mikro”. Gizi kurang makro dikenal dengan “kurang

energy protein”. Sedang gizi kurang mikro yang banyak ditemukan atau menjadi

masalah adalah Kurang Zat Yodium, Kurang Zat Besi, Kurang Vitamin A,

Kurang Zat Zeng, Kurang Asam Folat, Kurang Vitamin B12 dan lain-lain.

Page 30: Gizi

Jenis masalah gizi yang kedua adalah ketidak seimbangan karena kelebihan

asupan dari kebutuhan tubuh, dikenal dengan istilah “gizi lebih”, contohnya

kegemukan dan penyakit Degeneratif. Gizi lebih ini lebih dikenal dengan “lebih

Karbohirat” atau banyak makan dan juga “lebih lemak” atau banyak makan

lemak/minyak masakan. Kesemuanya dikenal dengan istilah “energy Lebih”.

Contoh penyakit gizinya, bila kelebihan Karbohidrat maka dalam darah akan

kelebihan glukosa, bila glukosa ini sempat diproses menjadi glikogen maka

seseorang akan terlihat Kegemukan, bila glukosa tidak sempat diproses menjadi

glikogen alias glukosa darah tetap tinggi maka seseorang akan menderita penyakit

gula, akan lebih parah lagi bila seseorang telah mengalami proses degeneratif. Ini

terjadi juga pada keadan gizi lebih karena “lebih lemak” atau banyak makan

lemak/minyak masakan, lemak yang dimakan akan tertimbun pada pembulu darah

dan ini akan menimbulkan penyakit jantung, penyakit darah tinggi dan akibat-

akibat lainnya.

Apa masalah gizi makro (kurang gizi makro) yang penting ?

Seperti yang disebutkan diatas seseorang dinyatakan  bermasalah dengan gizi

terutama yang berhubungan dengan kekurangan gizi, dimasyarakat  biasa

diistilahkan dengan kelaparan, bisa terjadi secara nyata (Bahasa Inggrisnya

‘hunger”) dan bisa juga tidak kentara (Bahasa Inggrisnya “Hidden Hunger”).

KELAPARAN  (Hunger) menurut E.Kennedy,(2002) sebagai kutipan dari

penelitian Prof Soekirman Ph.D Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor tentang

kelaparan adalah Rasa “tidak enak” dan sakit, akibat kurang /tidak makan,baik

yang disengaja maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi

berulang-ulang, serta dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat

badan dan gangguan kesehatan.

Kelaparan Kentara (nyata) bisa terjadi  secara Kronis  atau menahun dimana

kejadiannya sering terjadi berulang-ulang, seseorang kadang dalam beberapa hari

hanya makan beberapa suap makanan saja.

Kelaparan kentara bisa juga terjadi “sementara” terjadi dalam sehari namun

keesokan harinya tidak merasa lapar lagi (terjadi sebentar lalu hilang). Kelaparan

kentara yang sangat berbahaya adalah yang bersifat  Akut , terjadi karena adanya

penyakit infeksi yang menyertai ataupun juga karena benar-benar tidak makan

Page 31: Gizi

dalam  dalam kurung waktu kurang dari 2 minggu,  keadaan sangat berat (Tingkat

berat) terlihat kurus dan bengkak. Dalam beberapa reteratur lama dikenal sebagai

HO = Hunger (lapar) Oedeem (“Busung”/Bengkak). Istilah ini yang kadang

belum dimengerti dengan baik oleh masyarakat juga sebagian tenaga kesehatan,

istilah busung lapar diperuntukkan untuk  usia Dewasa,——-setidaknya bukan

untuk balita—– sedangkan untuk anak (balita), seharusnya diistilahkan dengan

Gizi Buruk  karena ini sudah melalui berbagai kajian dan pertimbangan dan

disepkati para ahli gizi di Indonesia.

Dampak  atau akibat Kurang Gizi MAKRO, bila terjadi pada ibu hamil maka bayi

yang akan dilahirkan  mempunyai Berat Badan Lahir Rendah (Kurang 2500

gram), Pada bayi dan anak Pertumbuhan Barat dan Tinggi Badan Anak Terganggu

(anak pendek dan atau kurus), bahkan Perkembangan Otak Anak terganggu

(Terbelakang /Bodoh /IQ Rendah), mudah Jatuh Sakit dan beresiko

mengakibatkan kematian, yang kesemuanya berimplikasi pada penurunan  mutu

Sumber Daya Manusia (SDM), tanda bahwa generasi tua kurang mempersiapakan

generasi mudah penerus cita-cita bangsa.

Kelaparan Tidak Kentara (Kurang Gizi) atau  Kurang Gizi Mikro Tidak Mudah

dikenali oleh Mata Awam. Di Indonesia juga di Kabupaten Polewali Mandar

masalah kurang gizi mikro ini adalah Kurang  Gizi Zat Yodium, Kurang Gizi Zat

Besi, dan  Kurang Gizi Vitamin A. Sebenarnya banyak zat gizi mikro  yang

dibutuhkan oleh tubuh misalnya saja

Zinc, Vitamin D, Cobalt, Thiamin, Riboflavin,    Vitamin B6,  Vitamin E,

Magnesium, Manganese, Selenium,  Folat, Vitamin B12, Niasin, 

Phosphorus,  Vitamin K, Vitamin C,  Cobalamin, Chromium, Photasium

Tetapi yang sangat penting adalah Yodium, Iron, Vitamin A

Nafsu makan dalam tinjauan gizi seimbang, dapat dikatakan baik dan dan dapat

juga dapat dikatakan tidak baik, bila nafsu makan dikatakan baik maka proses

makan guna memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama keseimbangan energi akan

berjalan maksimal. Namun jika  nafsu makan dikatakan tidak baik, ada dua hal

kemungkinan akan terjadi, pertama ; nafsu makan yang berlebihan (rakus) dan

yang kedua ; adalah nafsu makan berkurang atau hilang.

Page 32: Gizi

Nafsu makan yang berlebihan (terlihat rakus) artinya  intake makanan akan

melebihi kebutuhan tubuh akibatnya adalah peningkatan berat badan yang tidak

dikehendaki dan beberapa akibat lainnya.  Sebaliknya nafsu makan

berkurang/hilang akan mengakibatkan penurunan berat badan yang tidak

dikehendaki dan beberapa akibat lainnya, kemungkinan kedua ini sering dikatakan

sebagai kesulitan makan (Picky Eaters) yang mana penyebabnya sangat

dipengaruhi oleh gangguan proses makan (fisiologis) dan pengaruh psikologis.

Konsep alur pikir untuk mempermudah pemahaman nafsu makan dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya

Gangguan proses makan —tidak mau makan atau menolak makan ——

merupakan gangguan konsumsi makan atau minum dengan jenis dan jumlah

sesuai usia secara fisiologis, mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan,

mengunyah, menelan hingga sampai terserap di pencernaan secara baik tanpa

paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu. Jadi gangguan  dalam

proses makan itu sendiri adalah gejala atau tanda adanya penyimpangan, kelainan

dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh seseorang.

Sedangkan pengaruh psikologis berhubungan dengan perilaku makan yang

kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat

dikendalikan secara sadar misalnya kebiasaan makan dalam sehari, makan karena

kelezatan makanan yang disajikan dengan meningkatkan selera, kondisi stress,

cemas dan depresi yang dengan mudah mengubah pola makan.

Sebenarnya nafsu makan itu berhubungan dengan sinyal syaraf  yang

mempengaruhi Hormon dan enzim ketika lambung kosong atau terisi. Nafsu

Page 33: Gizi

Makan juga dapat terjadi pada tingkat sensor selera pada lidah termasuk lambung

dan adanya sinyal lapar dari otak.

Proses dimulai ketika syaraf pada lambung dan usus dimana otak menerima

informasi isi pencernaan dari lambung dan usus dan metabolisme zat-zat makanan

dari hati, termasuk adanya peningkatan kosentrasi glukosa setelah makan

menyebabkan adanya rangsangan dari sekitar lambung dan usus ke beberapa

jaringan syaraf, informasi rangsang ini kemudian diteruskan ke hipothalamus

yang berada di otak

Ada dua  daerah sinyal syaraf di hipothamus (otak) yang berperan dalam nafsu

makan (respon makan) yaitu  daerah yang disebut dengan pusat kenyang (satiety

sistem) dan daerah  yang disebut dengan pusat lapar atau pusat makan (feeding

sistem).

Beberapa ahli  kedokteran dan kesehatan tentang nafsu makan menjelaskan, ada

beberapa input sinyal yang berperan dalam pengaturan dua daerah nafsu makan

(respon makan) tersebut dan akan menghasilkan perilaku makan yang sesuai

kebutuhan tubuh  Input-input sinyal tersebut diantaranta Kader Leptin, Ghrelin,

Distensi Gastrointesyinal, Sekresi Colecistokinin dan tingkat pemakain glukosa

dan sekresin insulin. Masing-masing dapat dijelas sebagai berikut :

Kadar Leptin

Leptin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel di jaringan adiposa (jaringan

lemak). Kadar leptin meningkat sebanding dengan banyaknya simpanan lemak

trigeliserida di jaringan lemak. Semakin banyak cadangan lemak semakin banyak

leptin yang disekresi, keberadaan leptin ini akan menyebabkan penekanan

keinginan untuk makan. Semakin banyak kadar leptin maka keinginan makan

semakin berkurang, sebaliknya semakin sedikit kadar leptin maka keinginan

makan semakin besar. Fungsi utama hormon ini adalah kontrol makan terutama

menyangkut gangguan makan terutama kegemukan.

Kadar Ghrelin

Ghrelin merupakan stimulant nafsu makan, terbanyak di produksi di lambung,

ghrelin mampu  menyebabkan peningkatan asupan makanan dan mengurangi

pemakaian cadangan lemak. Grelin berfungsi  juga sebagai stimulan sekresi

hormon pertumbuhan (Growth Hormone), pemasukan makanan dan penambahan

Page 34: Gizi

berat badan. Sekresi ghrelin meningkat pada  kondisi  keseimbangan energy

negative misalnya kelaparan, anoreksia nervosa dan lain-lain. Dan sebaliknya

kadar Ghrelin menurun pada kondisi keseimbangan energy positif seperti setelah

makan, hiperglikemia dan obesitas.

Distensi Gastrointestinal

Ketika lambung dan usus terisi oleh makanan maka syaraf-syaraf yang berada di

lambung dan usus akan terangsang, sinyal rangsangan syaraf tersebut di bawah ke

inti syaraf pencernaan, nantinya akan disampaikan ke pusat pengaturan nafsu

makan di otak (Hipothalamus). Ada dua sinyal balik yang akan di keluarkan oleh

otal yaitu sinyal kenyang dan sinyal lapar. Dalam keadaan Distensi

Gastrointestinal atau ketika lambung dan usus terisi, maka otak akan

mengeluarkan sinyal kenyang, sebaliknya jika lambung dan usus dalam keadaan

kosong, maka otak akan mengeluarkan sinyal lapar atau sinyal makan.

Sekresi Colecistokinin (CCK)

Sekresi Colecistokinin (CCK) adalah sekresi hormon dari mukosa dinding usus

(duodenum)  pada saat pencernaan makanan yang mengandung lemak. Adanya

sekresi Colecistokinin menunjukkan sinyal kenyang. CCK juga dapat

menyebabkan peningkatan hormon serotonin di hypothalamus. Serotonin adalah

hormon yang berhubungan dengan perasaan tenang (nyaman), dalam hal makan

akan mendukung perasaan nyaman setelah makan.

Tingkat pemakaian glukosa dan sekresi insulin

Adanya insulin akan menurunkan kadar glukosa darah menyebabkan beraktifnya

syaraf yang menyebabkan  timbulnya keinginan untuk makan. Artinya  glukosa

darah  tersedia ketika  sedang diserap   dari saluran pencernaan maka akan muncul

rasa kenyang, sebaliknya setelah selesai penyerapan terjadi penurunan

penggunaan glukosa oleh sel  yang membangkitkan rasa lapar.

Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa  faktor yang mempengaruhi

nafsu makan dan berpengaruh pada perilaku makan seseorang  yaitu

1. Keadaan sinyal syaraf  yang berhubungan dengan hormon dan enzim

ketika lambung kosong atau terisi, harus dalam keadaan berfungsi dengan

baik.

Page 35: Gizi

2. Banyak sedikitnya  hormon (Leptin, Ghrelin, Insulin dan Colecistokinin)

dan keadaan sel-sel jaringan sekresinya tidak dalam keadaan  rusak

3. Distensi Gastrointestinal  atau proses pengisian makanan dari mulut  ke

lambung dan usus berjalan dengan normal dan wajar secara fisiologis.

4. Psikologis dan lingkungan berhubungan dengan perilaku makan yang

kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, social dan mental yang dapat

dikendalikan secara sadar.

5. Gangguan pada proses makan yaitu gejala atau tanda adanya

penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh

seseorang.

Hal terpenting yang harus diperhatikan dari nafsu makan adalah  jangan sampai

sinyal makan atau sinyal lapar yang dikeluarkan otak  menunjukkan seseorang

harus makan tidak sampai  mempengaruhi orang tersebut bersegera untuk makan,

demikian sebaliknya sinyal kenyang yang muncul, seharusnya membuat seseorang

berhenti makan tetapi yang bersangkutan terus makan dengan pola yang tidak

teratur.

Berikut ini beberapa pengaturan perilaku makan yang dapat mempengaturuhi

nafsu makan agar sesuai dengan proses makan guna memenuhi kebutuhan gizi

tubuh terutama keseimbangan energi  yang terjadi dalam tubuh :

1. Penganturan Pola Makan yaitu dengan makan yang teratur, ketika lapar

segera makan dan ketika kenyang  segera berhenti.

2. Tingkat Pengosongan lambung dan usus, yaitu jangan biarkan lambung

dan usus  tidak terisi dalam jangka waktu tertentu, Makan serat dan

tersimpan  lama di lambung hanya untuk orang-orang yang mempunyai

kelebihan berat badan.

3. Tingkat Kekenyangan  yaitu dengan memperhatikan  keseimbangan jenis

makanan (Gizi Seimbang), makanan berlemak  yang enak/lezat  

normalnya diberikan seimbang dengan jenis makanan lainnya.

4. Memperhatikan  atau memperbaiki keadaan (gangguan) nafsu makan yaitu

akibat  dari gangguan saluran cerna, penyakit infeksi akut atau kronis

(TBC, cacing, dll), alergi makanan, intoleransi makanan, stress dan

sebaginya

Page 36: Gizi

  Mempelajari Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi(*), pada dasarnya

mempelajari masalah gizi, dan akan lebih jelas kalau dilihat dari konsep alamiah

penyakit yang diterapkan dalam masalah gizi, khususnya yang berhubungan

dengan defisiensi gizi, yaitu Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit Defisiensi

Gizi.   Penerapannya dapat menggunakan konsep “pohon masalah”, yang dapat

memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan akar

masalah.  Disamping itu juga, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lima

tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit,  dimana bisa

juga diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi, seperti yang

diperlihatkan pada  Five Level of Prevention.

Pengertian secara umum tentang

Patogenesis adalah perkembangan atau evolusi terjadinya penyakit dalam

lingkungan tertentu, yang dalam tulisan  ini  adalah patogensis penyakit defisiensi

gizi, merupakan bagian dari  masalah gizi,  ketidak seimbangan antara intake

(makanan yang dimakan) dan kebutuhan gizi tubuh adalah masalah gizi.

Defisiensi gizi terjadi jika zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan yang

dikonsumsi mengalami defisiensi atau kekurangan, bila ini terjadi secara bertahap

sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh  akan mengalami kematian. Jika

sebaliknya, terjadi kelebihan gizi, zat-zat gizi makanan yang dikonsumsi

mengalami kelebihan maka secara bertahap pula akan mengalami proses toksisitas

(over) dan selanjutnya secara bertahap sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh

akan mengalami kematian (lihat gambar diatas). Ketidak seimbangan antara

Page 37: Gizi

intake dan kebutuhan tubuh yaitu  ketidak seimbangan zat-zat gizi yang terdapat

dalam makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat

yang diperlukan seseorang sehari yang dapat menimbulkan gejala

kekurangan/kelebihan akan zat makanan tersebut. Ketidak kesimbangan ini selalu

berada dalam suatu lingkungan tertentu, artinya lingkungan juga dapat

mempengaruhi ketidak seimbangan  antara intake dan kebutuhan gizi tubuh.

Misalnya  lingkungan dimana terjadi gagal panen padi, disini tentunya

ketersediaan pangan akan berkurang sampai  ketingkat konsumsi dan akhirnya

akan terjadi kekurangan gizi.

Secara keseluruhan patogenesis penyakit defisiensi gizi adalah perkembangan

proses interaksi antara seseorang, dengan penyebab defisiensi gizi (zat-zat gizi

makanan yaitu KH, protein, Lemak, vitamin, mineral dan air)  serta dengan

lingkungan dimana seseorang dan zat-zat gizi berada. Proses ini akan

mengakibatkan sel, intrasel, jaringan, dan organ tubuh  secara bertahap akan

mengalami gangguan dan dapat berakhir dengan kematian

Konsep Alamiah Terjadinya Masalah Gizi

(Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi)

Pada gambar di bawah ini yaitu gambar riwayat alamiah terjadinya masalah gizi

(penyakit defisiensi gizi), yang telah dibuat oleh ahli epidemiologi gizi, gambar

ini dapat menunjukkan perkembangan patogenesis penyakit defisiensi gizi.

Page 38: Gizi

Riwayat alamiah terjadinya masalah gizi (defisiensi gizi), dimulai dari tahap

prepatogenesis yaitu proses interaksi antara penjamu (host=manusia), dengan

penyebab (agent=zat-zat gizi) serta lingkungan (environment). Pada tahap ini

terjadi keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia, zat gizi dan

lingkungan dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep : John

Gordon). Ada 4 kemungkinan  terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi.

Pertama : makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun

kuantitas.  Kedua:  Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis :

kebutuhan yang meningkat karena sakit. Ketiga: Pergeseran lingkungan yang

memungkinkan kekurangan pangan, misalnya misalnya gagal panen. Keempat:

Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan kerentanan host mis :

kepadatan penduduk di daerah kumuh

Catatan : HOST (pejamu) : Manusia atau makhluk  hidup lainnya yang menjadi

tempat proses alamiah perkembangan penyakit defisiensi gizi. AGENT

(penyebab): Zat-zat gizi  yang terdapat dalam makanan yang dapat menyebabkan

Page 39: Gizi

suatu penyakit defisiensi gizi. ENVIRONMENT (lingkungan): Semua faktor luar

dari individu (manusia)

Bila salah satu kemungkinan terjadinya patogensis penyakit defisiensi gizi

tersebut diatas, maka tahap pertama yang terjadi adalah “simpanan berkurang”

yaitu zat-zat gizi dalam tubuh terutama simpanan dalam bentuk lemak termasuk

unsur-unsur biokatalisnya akan menggantikan kebutuhan energi  dari Karbohidart 

yang kurang, bila terus terjadi maka “Simpanan Habis” yaitu titik kritis, tubuh

akan menyesuaikan dua kemungkinan  yaitu menunggu asupan gizi yang

memadai atau menggunakan protein tubuh untuk keperluan energi.  Bila

menggunakan protein tubuh maka “perubahan faal dan metabolik” akan terjadi.

Pada tahap awal akan terlihat seseorang “ Tidak Sakit dan Tidak Sehat” sebagai

batas klinis terjadinya penyakit defisiensi gizi, bukan saja terjadi pada zat gizi

penghasil energi tetapi juga  vitamin mineral dan  air termasuk serat.

Prinsipnya terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi, seperti terlihat pada

gambar prinsip monitoring gizi di bawah ini

Zat gizi dipergunakan oleh sel tubuh untuk dipergunakan berbebagai aktifitas, bila

zat gizi kurang maka sel tubuh akan mengambil cadangan zat gizi (depot), bila zat

gizi yang dikonsumsi berlebihan maka akan disimpan dalam tubuh.  Bila depot

simpanan habis dan konsumsi zat gizi kurang maka akan terjadi proses biokimia

untuk mengubah unsur-unsur pembangun struktur tubuh, ini artinya telah terjadi

gangguan biokimia tubuh misalnya saja kadar Hb dan serum yang turun. Bila

terus berlanjut maka terjadi gangguan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Bila

tidak segera diatasi dengan konsumsi gizi yang adekuat maka secara anatomi  sel-

sel, jaringan dan organ tubuh akan terlihat mengalami kerusakan misalnya saja

Page 40: Gizi

pada penyakit defisiensi gizi kwashirkor dan marasmus. Gangguan anatomi

dengan kerusakan jaringan yang parah  dapat berakhir dengan kematian.

Sebagai pembanding proses terjadinya patogenesis penyakit defisiensi gizi,

dibawah ini diliperlihatkan bagan riwayat alamiah terjadi penyakit.

Pada masa prepatogenesis bibit penyakit belum mamasuki penjamu, namun

demikian telah ada interaksi antara penjamu, bibit penjakit dan lingkungan, jika

penjamu tidak dalam keadaan baik, maka kondisi kesehatan menurun sehinga ada

kemungkinan bibit penyakit masuk kedalam tubuh.

Bila bibit penyakit telah masuk dalam tubuh, maka tahapan patogenesis  dengan

gejala yang terlihat dan gejala yang tidak terlihat (horizon klinis). Dimulai 

dengan masa inkubasi yaitu mulai masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh dan

timbulnya gejala atau tanda sakit. Bila sudah muncul gejala maka masa penyakit

dini yaitu mulai munculnya gejala penyakit, dengan sifat penyakit masih ringan.

Selanjutnya bila tidak segera diatasi maka masa penyakit lanjut akan muncul

yaitu penderita tidak dapat melakukan aktivitas, dan memerlukan perawatan. Dan

Page 41: Gizi

yang terakhir adalah masa penyakit berakhir yaitu dapat sembuh sempurna atau

sembuh dengan cacat, dapat juga Carrier, Kronis dan meninggal dunia

Penerapan patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi

Penerapan patogenesis penyakit defisiensi gizi dalam upaya-upaya pencegahan

dan penanggulangan masalah gizi akan lebih mudah lagi difahami jika diterapkan

dalam konsep “pohon masalah” yang dapat memperlihatkan penyebab langsung,

tidak langsung, penyebab utama dan akar masalah. Seperti diperlihatkan dibawah

ini ( Konsep Masalah Gizi menurut Unicef). Masalah gizi dalam tahapan

penyebab langsung disebabkan oleh  konsumsi zat gizi  (yang rendah), pada

pendekatan patogenesis dinyatakan sebagai Agent dan adanya penyakit infeksi

dinyatakan sebagai host. Kedua penyebab langsung ini juga saling berinteraksi

memperparah terjadinya masalah gizi.

Dengan di diketahui penyebab langsung. Maka selanjutnya Penyebab tidak

langsung, penyebab utama dan akar masalah akan dengan mudah dijabarkan

dalam upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi.

Page 42: Gizi

Mempelajari konsep patogenesis (penyakit defisiensi gizi), sekaligus juga akan

akan terurai upaya-upaya pencegahan sesuai dengan tahapan patogenesis yang

terjadi. Leavell and Clark 1958,  yang telah menjabarkan lima tahapan

pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga diterapkan

dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi, seperti yang diperlihatkan pada

gambar Five Level of Prevention.

Lima tingkatan (tahapan) pencegahan itu adalah Pertama; Promosi Kesehatan

(Health Promotion), penyusunan Standar Kebutuhan Gizi yang di Anjurkan, atau

pedoman penerapan gizi seimbang – yang dulu lebih dikenal dengan 4 sehat 5

sempurna—  merupakan bagian dari promosi kesehatan. Kedua ; Perlindungan

Khusus (specific Protektion) , pemberian zat gizi tertentu  misalnya saja

Pemberian vitamin A pada anak balita dua kali dalam setahun untuk melindungi

anak dari kebutahan, merupakan salah satu upaya  dalam tahapan perlindungan

khusus ini.  Tahap pertama dan Kedua tingkatan pencegahan ini  berada pada

periode prepatogenesis.

Tingkatan Pencegahan yang berada pada periode patogenesis yaitu tahapan atau

tingkat ke Ketiga; Diagnosa Dini dan Pengobatan yang tepat (Early Diagnosis

and Prompt Treatment), sekrening survei berat badan dibawah garis merah pada

KMS balita untuk penentukan anak balita yang benar-benar menderita gizi kurang

dan anak balita yang benar-benar tidak menderita gizi kurang adalah salah satu

contoh dari tahapan ini. Kempat; Mengurangi Kelemahan (Disability

Limitation). Pemberian diet  sebagai bagian dari proses penyembuhan penyakit

merupakan bagian dari tahapan ini. Dan tahapan yang terakhir adalah Tingkatan

Kelima; Rehabilitasi, Pemberian makanan yang disesuaikan dengan keadaan

pasien merupakan bagian dari tahapan ini.

Leavell and Clark juga mengelompokan lima tingkatan pencegahan dalam tiga

kelompok pencegahan promosi kesehatan dan perlindungan khusus sebagai

pencegahan tingkat pertama (primer), diagnosa dini dan pengobatan yang tepat

sebagai pencegahan  tingkat kedua (sekunder), dan pengurangi kecatatan dan

rehabilitasi  sebagai pencegahan  tingkat tiga (tertiary).

Kesimpulan

Page 43: Gizi

Patogenesis Penyakit Defisiensi Gizi adalah perkembangan atau tahapan 

terjadinya masalah gizi  baik dalam bentuk defisiensi gizi maupun over  gizi.

Dengan  menggunakan konsep alamiah terjadinya penyakit,  kemudian diterapkan

dalam konsep alamiah terjadinya masalah gizi, khususnya yang berhubungan

dengan defisiensi gizi, maka patogenesis Riwayat Alamiah Terjadinya Penyakit

Defisiensi Gizi dapat terpetakan, dan  merupakan pintu masuk untuk lebih

memahami secara mendalam tentang zat-zat gizi yang mengalami defisiensi.

Penerapannya dapat menggunakan konsep “pohon masalah” yang dapat

memperlihatkan penyebab langsung, tidak langsung, penyebab utama dan akar

masalah.  Disamping itu juga upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lima

tahapan pencegahan berdasarkan proses alamiah terjadi penyakit yang bisa juga

diterapkan dalam upaya pencegahan penyakit defisiensi gizi.