19
GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI A. PENDAHULUAN Kehamilan merupakan keadaan anabolik yang mempengaruhi metabolisme semua zat gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin, serta untuk persiapan menyusui. Untuk mendapatkan energi sesuai kebutuhan respon maternal maka dibutuhkan peningkatkan asupan makanan dan selera makan, penurunan sintesis lemak, serta penurunan kecepatan metabolisme basal. Pada masa menyusui kebutuhan zat gizi jauh lebih besar daripada saat wanita dalam masa kehamilan. Kenaikan berat badan selama kehamilan membantu penyimpanan zat gizi untuk saat masa pemberian ASI. 1,2 Kehamilan merupakan saat berubahnya nafsu makan dan kebutuhan nutrisi. Apa yang ibu hamil makan dan minum akan mempengaruhi kesehatan bayi dan kenyamanan seorang ibu. Pada masa kehamilan seorang ibu akan memiliki kebiasaan baru mengenai pola makan maka akan berdampak pada kesehatannya. Mereka pun akan mendapatkan beberapa saran dari dokter mengenai kebiasaan tersebut. 3 Saran pertama yang diterima oleh ibu, idealnya dilakukan sebelum terjadinya kehamilan yaitu saat 1

Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kehamilan merupakan keadaan anabolik yang mempengaruhi metabolisme semua zat gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin, serta untuk persiapan menyusui. Untuk mendapatkan energi sesuai kebutuhan respon maternal maka dibutuhkan peningkatkan asupan makanan dan selera makan, penurunan sintesis lemak, serta penurunan kecepatan metabolisme basal. Pada masa menyusui kebutuhan zat gizi jauh lebih besar daripada saat wanita dalam masa kehamilan. Kenaikan berat badan selama kehamilan membantu penyimpanan zat gizi untuk saat masa pemberian ASI

Citation preview

Page 1: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

GIZI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

A. PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan keadaan anabolik yang mempengaruhi

metabolisme semua zat gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin, serta untuk

persiapan menyusui. Untuk mendapatkan energi sesuai kebutuhan respon

maternal maka dibutuhkan peningkatkan asupan makanan dan selera makan,

penurunan sintesis lemak, serta penurunan kecepatan metabolisme basal. Pada

masa menyusui kebutuhan zat gizi jauh lebih besar daripada saat wanita dalam

masa kehamilan. Kenaikan berat badan selama kehamilan membantu

penyimpanan zat gizi untuk saat masa pemberian ASI.1,2

Kehamilan merupakan saat berubahnya nafsu makan dan kebutuhan

nutrisi. Apa yang ibu hamil makan dan minum akan mempengaruhi kesehatan

bayi dan kenyamanan seorang ibu. Pada masa kehamilan seorang ibu akan

memiliki kebiasaan baru mengenai pola makan maka akan berdampak pada

kesehatannya. Mereka pun akan mendapatkan beberapa saran dari dokter

mengenai kebiasaan tersebut.3

Saran pertama yang diterima oleh ibu, idealnya dilakukan sebelum

terjadinya kehamilan yaitu saat seorang wanita memutuskan ingin memiliki

anak. Kehamilan pada wanita dengan berat badan lebih, anorexia nervosa, atau

pertumbuhan yang kurang sempurna, wanita-wanita tersebut memiliki

kebutuhan nutrisi yang lebih.3

Nutrisi ibu hamil dari mulai konsepsi adalah faktor penting dalam

perkembangan janin. Wanita hamil harus mengkonsumsi diet yang seimbang

dan harus mengetahui kebutuhan khusus terhadap zat besi, asam folat, kalsium

dan seng. Kualitas dan kuantitas diet pada saat kehamilan sangat mempengaruhi

kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan energi dan nutrisi

meningkat selama kehamilan untuk memastikan adaptasi ASI maternal yang

1

Page 2: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

tepat terhadap kehamilan dan pertumbuhan janin yang optimal. Wanita dengan

berat badan 58 kg (127 pon) memiliki asupan diet yang normal sebesar 2300

kcal/hari. Tambahan 300 kcal/hari dibutuhkan selama kehamilan dan tambahan

500 kcal/hari dibutuhkan pada saat menyusui.4,5

B. FISIOLOGI KEHAMILAN DAN LAKTASI

B.1. Fisiologi Kehamilan

Periode gestasi adalah sekitar 38 minggu sejak konsepsi. Selama

kehamilan janin terus tumbuh dan berkembang sampai ke tahap ia mampu

meninggalkan sistem penunjang kehidupan ibunya. Sementara itu, terjadi

sejumlah perubahan fisik pada ibu untuk memenuhi segala kebutuhan

kehamilan. Perubahan yang mencolok adalah pembesaran uterus. Uterus

berkembang dan beratnya meningkat lebih dari dua puluh kali di luar isinya.

Payudara membesar dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan air susu.

Sistem-sistem tubuh diluar sistem reproduksi juga melakukan penyesuaian

yang diperlakukan. Volume darah meningkat sebesar 30% dan sistem

kardiovaskular berespon terhadap peningkatan kebutuhan massa plasenta

yang tumbuh.6

Pertambahan berat yang dialami selama kehamilan hanya sebagian

yang ditentukan oleh berat janin. Sisanya terutama oleh peningkatan berat

uterus, termasuk plasenta dan peningkatan volume darah. Aktivitas

pernapasan meningkat sebesar 20% untuk memenuhi tambahan kebutuhan

pemakaian O2 dan pengeluaran CO2 oleh janin. Pengeluaran urine

meningkat dan ginjal juga mengekskresikan zat sisa dari janin. Peningkatan

kebutuhan metabolik dari janin yang sedang tumbuh menyebabkan

meningkatnya kebutuhan gizi ibu. Secara umum, janin akan mengambil apa

yang diperlukannya dari ibu, walaupun hak tersebut dapat menyebabkan ibu

mengalami defisit zat gizi.6

2

Page 3: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

B.2. Fisiologi Laktasi

Perkembangan alveolar dan pematangan payudara harus menunggu

hormon kehamilan (progesteron, prolaktin, dan human placenta lactogen)

untuk penyelesaian proses perkembangan. Pada pertengahan kehamilan

kelenjar mampu mensekresikan ASI (kolostrum), walaupun fungsi yang

sepenuhnya belum ada hingga jaringan dibebaskan dan inhibisi kadar

progesteron yang bersirkulasi yang sangat tinggi. Tahapan ini disebut

laktogenesis tahap pertama. Laktogenesis tahap kedua terjadi saat kadar

progesteron turun setelah pengeluaran plasenta, selama hari ke-2 hingga hari

ke-4 setelah persalinan. Tahap kedua mencakup peningkatan aliran darah

mammary, dan pengambilan oksigen dan glukosa yang sangat besar. Pada

hari kedua hingga hari ketiga pasca persalinan, terjadi sekresi ASI yang

sangat besar. Hingga laktogenesis tahap kedua berkembang, payudara

mensekresikan kolostrum. Kolostrum sangat berbeda dibandingkan dengan

ASI dalam hal volume dan unsur penyusun. Kolostrum lebih banyak

mengandung protein, terutama immunoglobulin sekretori, laktosa dan

kandungan yang lebih rendah. Prolaktin dan glukokortikoid memainkan

peranan penting sebagai prometer pada tingkat perkembangan ini.7

Setelah laktogenesis tahap kedua (4 hingga 6 hari postpartum),

laktasi memasuki periode produksi ASI yang tidak menentu yang

sebelumnya disebut galaktopoesis, sekarang disebut laktogenesis tahap

ketiga. Durasi tahap ini bergantung pada produksi ASI yang berkelanjutan

dan pemindahan ASI yang efisien pada bayi. Prolaktin tampaknya menjadi

hormon galaktopoietik yang paling penting karena inhibisi selektif dan

sekresi prolaktin oleh bromokriptin mengganggu laktogenesis. Oksitosin

tampaknya menjadi hormon galaktokinetik yang utama.7

Tahap akhir perkembangan adalah involusi dan penghentian

pemberian ASI. Karena frekuensi pemberian ASI menurun hingga kurang

dan enam kali dalam 24 jam dan volume ASI menurun hingga kurang dari

400/24jam, kadar prolaktin menurun dan pola siklus berakhir pada

3

Page 4: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

penghentian total produksi susu. Setelah 24 hingga 48 jam tidak ada

pemindahan ASI ke bayi, tekanan intraduktus dan faktor penghambat laktasi

tampaknya memulai apoptosis sel epitel sekretori dan degradasi proteolitik

pada membran dasar. Faktor penghambat laktasi merupakan protein yang

disekresikan dalam susu, yang meningkatkan konsentrasi pada keadaan

tidak adanya drainase tampaknya menurunkan produksi susu oleh oleh sel

alveolar.7

B.3. Hubungan antara diet maternal dan komposisis ASI

Pada wanita yang terpenuhi kebutuhan gizinya, fluktuasi diet normal

mempengaruhi rasa dan bau ASI, yang mempengaruhi nafsu makan bayi.

Secara umum, kandungan nutrisi dalam ASI lebih responsif terhadap diet

maternal pada wanita yang kurang gizi dibandingkan yang cukup

mendapatkan asupan gizi. Defisiensi zat gizi yang diamati pada bayi yang

mengkonsumsi ASI dan wanita kurang gizi atau melakukan diet ketat,

adalah defisiensi vitamin B12, asam folat, asam askorbat, iodin, seng, dan

karnitin. Tanpa suplemen, para vegetarian akan mengalami defisiensi B12

dan menghasilkan ASI yang kekurangan B12. Para ibu-ibu vegetarian harus

mengkonsumsi suplemen B12, terutama pada saat hamil dan menyusui.

Asupan lemak maternal mempengaruhi konsentrasi relatif dari asam lemak

susu tanpa merubah kandungan lemak total.5

C. KENAIKAN BERAT BADAN SAAT KEHAMILAN

Berat badan ibu sebelum hamil dan pertambahan berat badannya selama

hamil merupakan penentu utama berat badan lahir bayi. Wanita dengan berat

badan rendah sebelum kehamilan (misal <55 kg) yang hanya mengalami

pertambahan berat badan lahir rendah lebih tinggi dari pada ibu yang memiliki

berat badan lebih besar dan mengalami pertambahan berat badan yang lebih

besar.6

4

Page 5: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

Pertambahan berat badan harus linear selama trimester kedua dan ketiga

dengan rata-rata sekitar 0,4 kg/minggu. Perlu diketahui bahwa pertambahan

berat badan maternal selama trimester pertama cukup kecil dan pertambahan

berat janin minimal. Pada saat trimester kedua, penyimpanan lemak maternal,

pertumbuhan uterus dan dada, bersama-sama dengan pertambahan volume

darah, mencerminkan komponen utama pertambahan berat badan. Pada saat

trimester ketiga, pertumbuhan janin dan plasenta dan akumulasi cairan amniotic

berperan terhadap sebagian besar pertambahan berat badan total. Tidak terdapat

bukti yang meyakinkan bahwa pertambahan berat badan berlebih memiliki

kemungkinan mengalami masalah ortopedi atau perdarahan postpartum dan bayi

mereka kemungkinan mengalami makrosomia.6

5

Page 6: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

Tabel 1. Pertambahan berat badan yang direkomendasikan saat

kehamilan.2

Kategori Indeks Massa Tubuh Pertambahan Berat Badan

Kategori IMT Kategori Lb

Rendah < 19,8 12,5 – 18 28 – 40

Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 25 – 35

Tinggi 26 – 29 7 – 11,5 15 – 25

Obesitas >29 7 15

D. KEBUTUHAN GIZI SAAT HAMIL DAN MENYUSUI

D.1. Kebutuhan Gizi Saat Hamil

Nutrisi maternal yang bagus merupakan penentu pertumbuhan dan

perkembangan janin yang normal. Sejumlah penelitian mengenai efek diet

pada hasil kehamilan telah dilakukan. Kualitas diet yang jelek dapat dapat

menyebabkan persalinan prematur dan peningkatan mortalitas perinatal.

Umumnya direkomendasikan untuk mendapatan asupan kalori sebesar 36-38

cal/kg/hari, tidak perlu dilakukan penambahan kalori yang terlalu besar.

Protein juga harus ditingkatkan dan sekitar dua pertiga protein harus berasal

dari protein hewani seperti daging, susu, telur, keju, dan ikan. Karbohidrat

dapat sedikit diturunkan untuk mengkompensasi peningkatan kalori yang

berasal dari protein. Pada pertengahan akhir kehamilan dibutuhkan

penambahan asupan kalsium, fosfor, dan zat besi dan juga zat pembangun

lainnya, untuk memasok kebutuhan pertumbuhan janin dan untuk

menyiapkan laktasi. Susu, keju, telur, daging, dan sayuran hijau segar

6

Page 7: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

merupakan makanan yang kaya garam mineral dan diet yang seimbang akan

mengandung mineral cukup, kecuali kalsium dan zat besi.6,7

D.1.1. Kalori

Pada kehamilan tunggal, kebutuhan kalori harian adalah sekitar

27-30 kcal/kg berat badan ibu pra kehamilan selama trimester

pertama, dan 30 kcal/kg berat badan ibu pra kehamilan ditambah

200-300 kcal selama trimester kedua dan ketiga. Kalori dibutuhkan

untuk energi dan jika asupan kalori tidak mencukupi, cadangan

protein akan dimetabolisme dari ASI yang akan menyebabkan

terganggunya peran protein sebagai zat yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin.5,8

D.1.2. Protein

Asupan protein penting untuk perkembangan embrionik. Selama

trimester kedua kehamilan, sekitar 1000 gram protein disimpan.

Konsentrasi sebagian besar asam amino pada plasma maternal

menurun secara signifikan, termasuk ornitin, glisin, taurin, dan

proline, kecuali untuk asam glutamate dan alanin, yang mengalami

peningkatan. Sumber protein yang lebih baik berasal dari protein

hewani, seperti daging, susu, telur, keju, unggas, dan ikan, karena

mereka melengkapi asam amino dengan kombinasi yang optimal.

Susu dan produk sapi dipertimbangkan sebagai sumber protein yang

paling bagus untuk orang hamil.5,8

D.1.3. Mineral

Selama kehamilan, terdapat peningkatan kebutuhan kalsium

sebesar 30 gram, terutama pada trimester ketiga, dimana sedang

terjadi kalsifikasi aktif dari skeleton janin. Diet prenatal kalsium

yang rendah telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah

karena peningkatan reaktivitas otot polos, yang menyebabkan

peningkatan resiko hipertensi yang disebabkan kehamilan dan

7

Page 8: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

persalinan prematur. Kalsium terkandung dalam susu, keju, dan

beberapa sayuran dan roti. Sulit untuk memastikan bahwa semua

kalsium yang dikonsumsi dapat diserap. Harus diberikan suplemen

kalsium selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan janin dan

mempertahankan simpanan kalsium maternal.5,6,7

Suplemen zat besi dibutuhkan selama kehamilan untuk janin

dan untuk mencegah berkurangnya simpanan zat besi maternal,

terutama selama trimester akhir kehamilan. Zat besi merupakan satu-

satunya mineral yang biasanya harus disiapkan. Banyak perempuan

yang kurang memiliki simpanan zat besi pada awal kehamilan,

sehingga penting untuk memeriksa hemoglobin di sepanjang

kehamilan. IOM tahun 1990 merekomendasikan hemoglobin

suplemen ASI zat besi harian 30 mg/hari selama trimester kedua dan

ketiga, sebagai profilaksis untuk anemia zat besi. Penanganan anemia

defisiensi zat besi membutuhkan dosis harian sebesar 60-120 mg,

yang diminum antara saat makan, atau saat mau tidur untuk

mempermudah penyerapan.5,6

D.1.4. Vitamin

Wanita hamil yang mengkonsumsi makanan yang

mengandung vitamin dengan jumlah yang sesuai tidak membutuhkan

lagi suplemen vitamin. Asam folat telah terbukti efektif menurunkan

resiko neural tube defect (NTD). Dosis harian sebesar 4 mg

direkomendasikan untuk pasien yang sebelumnya mengalami NTD.

Dimulai 1 bulan sebelum hamil dan dilanjutkan 6-12 minggu pertama

kehamilan. Suplemen vitamin B 12 juga bagus untuk pasien

vegetarian yang diketahui menderita anemia megaloblastik.4,6

D.2. Kebutuhan Gizi Saat Menyusui

8

Page 9: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

Permintaan nutrisi pada saat laktasi lebih besar dari pada kehamilan.

Pada 4-6 bulan pertama periode postpartum, bayi memiliki berat 2 kali berat

badan lahir. ASI yang disekresikan selama 4 bulan mencerminkan jumlah

energy yang sama dengan energy total yang dibutuhkan selama kehamilan.

Akan tetapi, beberapa energy dan banyak nutrisi yang disimpan selama

kehamilan tersedia untuk mendukung produksi ASI.10

D.2.1. Kalori

Asupan kalori yang direkomendasikan selama 6 bulan pertama

laktasi adalah tambahan 500 kcal dengan asumsi bahwa 170 kcal/harian

akan diambilkan dari penyimpanan kalori yang terakumulasi selama

kehamilan. Asupan kalori yang direkomendasikan setelah 6 bulan

menurun menjadi 400 kcal/hari karena kecepatan produksi ASI menurun

menjadi 600 mL/hari.10

Efisiensi konversi makanan maternal menjadi ASI adalah sekitar 80

hingga 90 persen. Jika rata-rata volume ASI perhari adalah 900 ml dan

ASI memiliki kandungan kalori sebesar 794 kcal/hari, kecuali jika kalori

yang telah ada digunakan. Selama kehamilan, sebagian besar wanita

menyimpan 2 hingga 5 kg ekstra (19000 hingga 48000 kcal) dalam

jaringan, sebgaian besar dalam bentuk lemak, yang merupakan persiapan

fisiologis untuk laktasi.9

D.2.2. Vitamin dan Mineral

Seperti kalori, asupan yang direkomendasikan untuk beberapa

vitamin dan mineral lebih tinggi pada masa menyusui dari pada masa

kehamilan namun pengecualian pada zat besi. Pada masa menyusui,

kebutuhan vitamin dan mineral harus ditingkatkan sebesar 20 hingga 30

persen dari pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Asam folat harus

ditingkatkan sebesar 2 kali lipat. Kalsium, fosfor, dan magnesium harus

ditingkatkan sebesar 40 hingga 50 persen, terurama pada remaja yang

9

Page 10: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

menyusui. Dalam prakteknya, kebutuhan ini dapat dipasok oleh

tambahan makanan berikut ini : 2 gelas susu, 2 ons daging atau selai

kacang, sepotong roti gandum, buah jeruk, salad dan tambahan sayur

berwarna hijau gelap atau kuning. Asupan vitamin yang tepat dapat

dipastikan dengan melanjutkan vitamin prenatal 1 mg asam, folat selama

masa menyusui. Ibu harus minum paling tidak tambahan cairan sebesar 1

liter perhari untuk mengganti cairan yang hilang melalui ASI.9,10

Vegetarian semakin banyak dan pada kasus ini, defisiensi yang

sering terjadi adalah defisiensi vitamin B (terutama B12), protein total,

dan asam amino esensial. Rekomendasi yang ada program dietnya harus

dipusatkan pada suplemen protein, zat besi, kalsium dan vitamin D dan B

berikana makanan tambahan berupa tepung kedelai atau kacang.9

Beberapa wanita takut jika menyusui akan menyebabkan

pengeroposan tulang dan beresiko menderita osteoporosis. Hal ini tidak

terbukti, bahkan yang telah terjadi dalah sebaliknya, densitas tulang

kembali lagi setelah wanita tersebut memberikan ASI. Kalsium yang

dikonsumsi ibu tidak berkaitan dengan kalsium yang disekresi dalam

ASI. Bahhkan tidak ada keterkaitan yang telah ditemukan antara

konsentrasi konsentrasi kalsium dan ASI dan asupan kalsium maternal

melalui makanan atau suplemen kalsium.11

Tabel 2. Kebutuhan harian yang dianjurkan pada wanita 18-50 tahun.*6

Kebutuhan Nutrisi Tidak Hamil Peningkatan Kebutuhan

10

Page 11: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

Hamil Menyusui

Kalori (cal) 2000 +300 +500

Protein (gr) 44 +30 +20

Vitamin A (RE) 800 +200 +400

Vitamin D (IU) 200 +200 +200

Vitamin E (mg α-TE) 8 +2 +3

Vitamin C (mg) 60 +20 +40

Asam Folat (g) 400 +400 +100

Niasin (mg NE) 14 +2 +5

Thiamin (mg 1.1 +0.4 +0.5

Ribovlafin (mg) 1.3 +0.3 +0.5

Vitamin B6 (mg) 2 +0.6 +0.5

Vitamin B12 (mg) 3 +1 +1

Kalsium (mg) 800 +400 +400

Fosfor (mg) 800 +400 +400

Iodin (mg) 150 +25 +50

Zat Besi (mg) 18 +30-60 +30-60

Magnesium (mg 300 +150 +150

Seng (mg) 15 +50 +10

*Berdasarkan Food and Nutrition Board National Academy of Science –

National Research Council, Revised .

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyusui

1. Simanjuntak David, Etti Sudaryati. Gizi pada ibu hamil dan menyusui.

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Univerisitas Sumatera Utara.

2. Picciano Mary Frances. Pregnancy and lactation : Physiological adjustment,

nutritional requirement and the role of dietary supplements. Available from :

http//: www.jn.nutrition.org , accesesed on January 25th, 2013.

3. Stewart Truswell. Nutrition for pregancy. In: ABC of nutrition. BMJ Books.

2004.

4. Alan H. De Chemey,MD. Current Diagnosis and Treatment Obstetrics &

Gynaecology. 10th Edition. United States of America. Mc Graw-Hill Companies.

2007.

5. Reece Albert E, et al. Clinical obstetrics the fetus and mother. 3rd edition.

Massachussetes, Blackwell Publishing. 2007.

6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 2. EGC. Jakarta

2001.

7. Gabbe, S et al. Obstetrics Normal and Problem Pregancies. Ed 5. Philadelphia.

Churcill Livingstone. 2007.

8. F, Gary Cunningham MD. Williams Obstetrics 23rd edition. United States of

America. Mc-Graw Hill Companies. 2007.

9. Chamberlain, Geofffrey. Obstetsics by Ten Teacher. London. Hodder Headline.

1995.

10. Picciano MF. Pregnancy and Lacatation : Physiological adjustment, Nutritional

requirements and the role of dietary supplements. Available from

http://www.jn.nutrition.org , accessed on January 25th ,2013.

11. Riordan Jan. Breastfeeding and human lacatation. 3r edition. London. Jones and

Harlett publisher. 2006.

12. Martin L, Pernoll, MD. Handbook of Obstetrics and Gynaecology 10th edition.

New York. Mc Graww-Hill Companies. 2001.

12