Upload
ida-ayu-kade-trisnayanthi
View
215
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Susu yang sehat memiliki konsistensi baik, hal ini terlihat tidak adanya butiran-butiran pada dinding tabung setelah tabung digoyang, susu yang baik akan membasahi dinding tabung dengan tidak akan memperlihatkan bekas berupa lendir atau butiran-butiran yang lama menghilang. Susu yang konsistensinya tidak normal (berlendir) disebabkan oleh kegiatan enzim atau penambahan asam, biasanya mikroba kokus yang berasal dari air, sisa makanan atau alat-alat susu.
Citation preview
Nama : Ida Ayu Kade Trisnayanthi
NIM : 1213041101
Semester/Kelas : VI D
1. Mengapa keracunan oleh makanan oleh makanan yang terbuat dari singkong sangat
jarang? Bagaimana cara mengolah umbi singkong dan daun singkong? Apakah proses
pengolahan tersebut berpengaruh terhadap bahan racun pada singkong?
Jawab : Keracunan oleh makanan yang terbuat dari singkong jarang terjadi karena racun
pada singkong mentah yaitu asam sianida jika diolah (direndam) maka kadar racun akan
berkurang karena HCN larut dalam air. Kandungan racun dalam bahan makanan biasanya rendah
sehingga bila dikonsumsi dalam jumlah normal oleh orang yang kesehatannya normal tidak
banyak membahayakan tubuh. Penganekaragamanan makanan dalam menu sangat penting
ditinjau dari kemungkinan zat racun tersebut mencapai jumlah yang membahayakan. Pengolahan
ternyata dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kandungan racun dalam bahan pangan.
Seperti misalnya singkong, kulitnya dikupas dulu sebelum diolah, singkongnya dikeringkan,
direndam sebelum dimasak, dan difermentasi selama beberapa hari. Dengan perlakuan tersebut
linamarin banyak yang rusak dan hidrogen sianidanya ikut terbuang keluar sehingga tinggal
sekitar 10-40 mg/kg. Disamping itu hidrogen sianida akan mudah hilang oleh penggodokan, asal
tidak ditutup rapat. Dengan pemanasan, enzim yang bertanggung jawab terhadap pemecahan
linamarin menjadi inaktif sehingga hidrogen sianida tidak dapat terbentuk. Glikosidanya sendiri
pada umumnya bukan merupakan racun. Walaupun demikian, masih terdapat banyak kontradiksi
terhadap akibat konsumsi glikosida yang belum terurai, karena ternyata bakteri- bakteri yang ada
pada saluran pencernaan bagian bawah dapat memecah glikosida tersebut menjadi hidrogen
sianida
2. Efek toksisitas kronis dari aflatoksin lebih ditakuti dibandingkan efek toksisitas akut.
Jelaskan apa sebabnya?
Jawab : Karena Aflatoksikosis akut dapat diakibatkan oleh konsumsi aflatoksin dalam
tingkat sedang hingga tinggi, Toksisitas akut terjadi tidak lama setelah mengkonsumsi bahan
makanan yang terkontaminasi racun dengan dosis relative besar dan yang terserang adalah hati,
pancreas, serta ginjal. Secara spesifik, paparan akut aflatoksin dapat menyebabkan perdarahan,
kerusakan hati secara akut, edema, perubahan pada pencernaan, dan kemungkinan kematian.
Tertelannya aflatoksin dalam jumlah besar umumnya terjadi di peternakan. Organ target
aflatoksin adalah hati. Setelah aflatoksin masuk ke hati, lipid menyusup ke dalam hepatosit dan
menyebabkan nekrosis atau kematian sel hati. Hal ini terutama disebabkan oleh metabolit
aflatoksin yang bereaksi secara negatif dengan protein sel lain, yang menyebabkan
penghambatan metabolisme karbohidrat dan lemak serta sintesis protein. Akibat penurunan
fungsi hati, terjadi gangguan mekanisme pembekuan darah, ikterus (jaundice), dan penurunan
protein serum esensial yang disintesis oleh hati. Pada efek kronis Aflatoksikosis kronik
disebabkan oleh konsumsi aflatoksin dalam tingkat rendah hingga sedang, aflatoksin
menyebabkan timbulnya kanker hati (hepatic carcinoma). Efek yang ditimbulkan biasanya
bersifat subklinis dan sulit dikenali. Gejala aflatoksikosis kronik dapat berupa penurunan laju
pertumbuhan, penurunan produksi susu atau telur, dan imunosupresi.
3. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan anda. Hitung status gizi anda berdasarkan
hasil pengukuran tersebut.
Jawab :
Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus:
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm)/100)2
BB = 40 kg, TB = 153 cm
IMT = 40/(153/100)2 = 17,09
Klasifikasi nilai IMT :
IMT Status Gizi Kategori
< 17.0 Gizi Kurang Sangat Kurus
17.0 - 18.5 Gizi Kurang Kurus
18.5 - 25.0 Gizi Baik Normal
25.0 - 27.0 Gizi Lebih Gemuk
> 27.0 Gizi Lebih Sangat Gemuk
Status gizi yang saya miliki adalah 17,09 yang berarti memiliki status gizi yang kurang
dengan kategori kurus.