22
GEOPOLITIK INDONESIA Disusun oleh : Reisha Navelie Levia Pujiyono (270110140036) Pandu Pangestu (270110140076) Adhitya Mangala (270110140116) Muhammad Rizaldi Nuraulia (270110140158) PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Geopolitik Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

Page 1: Geopolitik Indonesia

GEOPOLITIK INDONESIA

Disusun oleh :

Reisha Navelie Levia Pujiyono (270110140036)

Pandu Pangestu (270110140076)

Adhitya Mangala (270110140116)

Muhammad Rizaldi Nuraulia (270110140158)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

Page 2: Geopolitik Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Indonesia

Ditinjau dari Kemandirian Energi dan Pangan”. Penyusunan makalah ini untuk melengkapi

tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Dengan penyusunan makalah ini penulis berusaha menggali tentang Indonesia

Ditinjau dari Kemandirian Energi dan Kemandirian Pangan. Dengan segala kerendahan hati,

saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna

peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Bandung, Maret 2015

Penulis

Geopolitik Indonesia i

Page 3: Geopolitik Indonesia

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... i Daftar Isi .................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 11.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN2.1 Konsep dan Unsur Geopolitik ..................................................................................... 32.2 Pandangan Para Pemikir Politik ....................................................................................42.3 Perkembangan Geopolitik Pra, Masa, dan Pasca Perang Dunia II................................ 62.4 Konsep Wilayah Sebagai Ruang Hidup ....................................................................... 7

BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 103.2 Prospek Kajian Geopolitik di Masa Depan ................................................................ 10

Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 11

Geopolitik Indonesia ii

Page 4: Geopolitik Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara bagaikan suatu organisme. Ia tidak bisa hidup sendiri. Keberlangsungan

hidupnya ikut dipengaruhi juga oleh negara-negara lain, terutama negara-negara

tetangganya atau negara yang berada dalam satu kawasan dengannya. Untuk itulah

diperlukan satu sistem perpolitikan yang mengatur hubungan antar negara-negara yang

letaknya berdekatan di atas permukaan planet Bumi ini. Sistem politik tersebut

dinamakan ‘Geopolitik’, yang mutlak dimiliki dan diterapkan oleh setiap negara dalam

melakukan interaksi dengan sesama negara di sekitarnya.

Tak terkecuali Indonesia. Indonesia pun harus memiliki sistem geopolitik yang

cocok diterapkan dengan kondisi kepulauannya yang unik dan letak geografis negara

Indonesia di atas permukaan planet Bumi ini.

Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara

tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan Cara pandang bangsa

Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi

Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,

berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam

mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara

pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku

bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan

aspek-aspek Astagatra.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian geopolitik?

2. Bagaimana pandangan para pemikir politik mengenai geopolitik?

3. Bagaimana perkembangan geopolitik?

4. Bagaimana konsep wilayah sebagai ruang hidup?

Geopolitik Indonesia 1

Page 5: Geopolitik Indonesia

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan geopolitik.

2. Untuk pandangan para pemikir politik mengenai geopolitik.

3. Kiranya tulisan ini dapat menjadi bahan pengembangan pengetahuan kita tentang

geopolitik .

Geopolitik Indonesia 2

Page 6: Geopolitik Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Konsep dan Unsur Geopolitik

Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka, Membicarakan

pengertian geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan mengenai masalah geografi dan

politik. “Geo” artinya Bumi/Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografi

mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan

Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interrelasi antara manusia

dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan

kekuasaan atau pemerintahan.

Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang

melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik.

Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam

interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-

kawasan, juga provinsi atau lokal.

Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih

disederhanakan lagi. Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah

geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik

internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi,

yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik

mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan

timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.

Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal.

Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang

mereka tempati. Hal yang paling utama dalam mempengaruhi keadaan suatu negara

adalah kawasan yang berada di sekitar negara itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-

negara yang berada di sekitar (negara tetangga) memiliki pengaruh yang besar terhadap

penyelenggaraan suatu negara.

Geopolitik Indonesia 3

Page 7: Geopolitik Indonesia

Peranan-Peranan Geopolitik

1. Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia.

2. Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi

alam.

3. Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri.

4. Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan.

5. Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan

teori negara sebagai organisme, dan teori-teori geopolitik lainnya.

6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.

 Unsur Utama Geopolitik

1. Konsepsi ruang diperkenalkan Karl Haushofer menyimpulkan bahwa ruang

merupakan wadah dinamika politik dan militer, teori ini disebut pula teori

kombinasi ruang dan kekuatan. 

2. Konsepsi frontier (batas imajiner dari dua negara).

3. Konsepsi politik kekuatan yag terkait dengan kepentingan nasional.

4. Konsepsi keamanan negara dan bangsa sama dengan konsep ketahanan nasional.

2.2 Pandangan Para Pemikir Politik

Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik yang membahas masalah politik

dalam suatu negara, namun berkembang menjadi ajaran yang melegitimasikan Hukum

Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas dari para penulis :

1) Friedrich Ratzel (1844-1904)

Teori Ruang :

Bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan ruang hidup yang makin

meluas, karena kebutuhan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah

bangsa yang “primitif”.

Geopolitik Indonesia 4

Page 8: Geopolitik Indonesia

2) Rudolf Kjellen (1864 – 1922)

Teori Kekuatan :

Bahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan

biologis yang memiliki intelektualitas. Dengan kekuatan yang dimiliki ia mampu

mengeksploitasi negara “primitif” agar negaranya dapat ber-swasembada.

(Darwinisme Sosial).

3) Karl Haushover (1869 – 1946)

Teori Pan Regional, empat kawasan benua :

Untuk menjadi jaya, bangsa harus mampu menguasai benua- benua di dunia

yang dibagi atas empat kawasan benua dan masing- masing dipimpin satu bangsa

(Pan Amerika, Asia Timur, Rusia India, Eropa Afrika).

4) Sir Halford Mackinder (1861-1947)

Teori Daerah Jantung (wawasan benua) :

Bila ingin menguasai dunia, suatu bangsa harus menguasai daerah jantung dan

untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai. Daerah jantung terdiri dari :

Rusia, Siberia, Sebagian Mongolia, Daerah bulan sabit dalam (eropa barat, eropa

selatan, timur tengah, asia selatan, asia timur) dan Bulan sabit luar (afrika, australia,

amerika, benua baru).

5) Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914)

Teori Kekuatan Maritim:

”Siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan/kekayaan dunia

dan akhirnya akan menguasai dunia. Oleh karena itu ia harus memiliki armada laut

yang kuat. Laut untuk kehidupan dan sumber daya banyak di laut, oleh karena itu

harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya”.

Geopolitik Indonesia 5

Page 9: Geopolitik Indonesia

6) Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1989-1936)

Bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta

kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.

7) Nicholas J. Spijkman (1893-1943)

Teori Daerah Batas :

Penguasaan daerah jantung harus ada akses ke laut dan hendaknya menguasai

pantai sepanjang Eurasia.

2.3 Perkembangan Geopolitik Pra, Masa, dan Pasca Perang Dunia II

Pada saat Perang Dingin, atau dinamakan dengan cold war geopolitics. Era ini

ditandai dengan kontes penyebaran pengaruh dan kontrol terhadap negara-negara lain

serta sumber daya strategis antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Kontes antar

keduanya yang lebih dikenal dengan kontes ideologi ini menyebabkan sistem dunia

menjadi bipolar. Geopolitik pada masa ini digunakan untuk menjelaskan fenomena

sistem dunia yang bipolar tersebut dan bagaimana kedua negara besar tersebut

menyebarkan pengaruhnya satu sama lain. Runtuhnya tembok Berlin dan jatuhnya Uni

Sovyet menandai berakhirnya kontes ideologi antar kedua negara tersebut. Hal tersebut

menyisakan Amerika Serikat menjadi pemenang tunggal dalam kontes tersebut. Tak

salah kemudian jika Fukuyama menyatakan berkhirnya Perang Dingin merupakan The

End of History yaitu era ketika kontes ideologi liberalisme dan komunisme berakhir dan

menyisakan liberalisme sebagai ideologi yang lebih baik.

Berakhirnya Perang Dingin tak hanya menyisakan liberalisme sebagai ideologi

tunggal, namun juga mengubah tatanan dunia yang semua bipolar menjadi multipolar.

Hal ini dibuktikan dengan munculnya kekuatan-kekuatan baru seperti Jepang, Cina, dan

Uni Eropa yang nantinya diprediksi akan mampu mengimbangi kekuatan Amerika

Serikat. Tidak hanya itu, pada tahun 1990an saat Perang Dingin berakhir terjadi Perang

Teluk yang melibatkan Irak dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika

Serikat. Pasca Perang Teluk ini menurut Presiden Amerika Serikat George W. Bush

disebut sebagai eranew world order. Era new world order  ini yang juga merupakan era

berakhirnya abad ke-20 tak lagi diwarnai konflik-konflik perebutan wilayah atau

pengaruh antar superpowers. Selain karena era new world order  ini hanya menyisakan

Amerika Serikat sebagai the only superpowers, menurut Samuel P. Huntington dalam

Geopolitik Indonesia 6

Page 10: Geopolitik Indonesia

thesisnya yang terkenal yaitu “The Clash of Civilizations”, konflik-konflik masa depan

tidak lagi merupakan konflik ideologi atau konflik ekonomi melainkan konflik antar

peradaban. Lebih lanjut Huntington menyatakan bahwa “Nation states will remain the

most powerful actors in world affairs, but the principal conflicts of global politics will

occur between nations and groups of different civilization”.

Geopolitik terkadang dipahami sebagai suatu ilmu yang mempelajari keterkaitan

antara kondisi geografis suatu negara dan perumusan kebijakan luar negerinya,

berdasarkan definisi ini dapat dikatakan bahwa kajian geopolitik sudah lagi tak relevan

mengingat sekarang ini banyak bermunculan aktor-aktor non-negara atau non-state

actor dan juga isu-isu yang berkembang tak lagi menyangkut high-politics saja

melainkan juga low-politics. Tetapi kalau geopolitik dipahami sebagai suatu ilmu yang

berhubungan dengan pandangan komprehensif mengenai peta politik dunia, dapat

dikatakan bahwa kajian geopolitik masih relevan. Kalau dalam era abad ke-19 geopolitik

cenderung dipahami sebagai imperial knowledge hal itu dikarenakan adanya kesadaran

bahwa dunia yang ditempati oleh negara-negara pada waktu itu merupakan closed

political space seperti yang dinyatakan oleh MacKinder. Kemudian di era Perang Dingin

geopolitik digunakan untuk menjelaskan kontes ideologi antara

dua superpowers (Amerika Serikat dan Uni Sovyet) karena pada waktu itu Perang

Dingin diwarnai oleh perebutan pengaruh antar keduanya, sehingga dibutuhkan semacam

geostrategi untuk dapat memenangkan kontes tersebut. Dan di era new world

order ketika negara tak lagi menjadi aktor utama dalam hubungan internasional karena

banyak bermunculannya non-state actors seperti MNC,NGO, dll dan isu-isu yang

dibahas juga mulai bergeser dari isu-isu high-politics kelow-politics menyebabkan fokus

kajian geopolitik ini senantiasa berubah. Seperti yang dinyatakan Tuathail bahwa

“Geopolitics is best understood in its historical and discursive context of use”. Yang

perlu ditekankan di sini adalah geopolitik menyangkut tentang bagaimana konteks

keruangan (spatial) mempengaruhi perilaku negara-negara di dunia untuk bertarung

dalam politik internasional.

2.4 Konsep Wilayah Sebagai Ruang Hidup

Wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

segenap unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada

aspek administratif dan atau aspek fungsional (Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2000

Geopolitik Indonesia 7

Page 11: Geopolitik Indonesia

tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah Presiden Republik

Indonesia).

Sedangkan definisi lain mengatakan bahwa wilayah adalah sebuah daerah yang

dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan. Pada masa lampau, seringkali

sebuah wilayah dikelilingi oleh batas-batas kondisi fisik alam, misalnya sungai, gunung,

atau laut. Sedangkan setelah masa kolonialisme, batas-batas tersebut dibuat oleh negara

yang menduduki daerah tersebut, dan berikutnya dengan adanya negara bangsa, istilah

yang lebih umum digunakan adalah batas nasional.

Adapun ruang mengandung pengertian sebagai “wadah yang meliputi ruang

daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia

dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan

hidupnya”. Ruang itu terbatas dan jumlahnya relatif tetap. Sedangkan aktivitas manusia

dan pesatnya perkembangan penduduk memerlukan ketersediaan ruang untuk

beraktivitas senantiasa berkembang setiap hari. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan

ruang semakin tinggi.

Ruang merupakan sumber daya alam yang harus dikelola bagi sebesar-besar

kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang

menegaskan bahwa “bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat“. Dalam

konteks ini ruang harus dilindungi dan dikelola secara terkoordinasi, terpadu, dan

berkelanjutan.

Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara) pada

koordinat 6°LU – 11°08′LS dan dari 95°’BB – 141°45′BT, melintang di antara benua

Asia dan Australia/Oseania serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia

(terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan

dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia adalah

negara kepulauan terbesar di dunia, dengan jumlah pulau sebanyak 18.110 buah pulau

besar dan kecil, 6000 pulau di antaranya tidak berpenghuni, menyebar di sekitar

khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis.

Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483

km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi

Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107

km², Sumatra dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi

Geopolitik Indonesia 8

Page 12: Geopolitik Indonesia

dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia

searah penjuru mata angin, yaitu:

Utara: Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut China Selatan

Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudera Hindia

Barat: Samudera Hindia

Timur: Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

Lokasi Indonesia juga terletak di lempeng tektonik, yang berarti Indonesia rawan

terkena gempa bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Indonesia juga banyak memiliki

gunung berapi, salah satu yang sangat terkenal adalah gunung Krakatau, terletak di selat

Sunda antara pulau Sumatra dan Jawa.

Beberapa contoh kasus perbatasan yang berakhir pada lepasnya sebagian wilayah

NKRI. Pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Republik Indonesia setelah dibawa ke

Mahkamah Internasional akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Perselisihan

antara Indonesia dan Malaysia mengenai sengketa pulau Ambalat, yang menyebabkan

ketegangan diplomatik, militer serta sosial masyarakat dalam bentuk demonstrasi, dan

lainnya menjadi kasus berikutnya. Selanjutnya kasus Aceh dan Papua yang saat ini

belum selesai secara tuntas. Bisa jadi kasus-kasus serupa akan terus terjadi, jika

pemerintah tidak mengantisipasi sejak dini.

 

 

 

Geopolitik Indonesia 9

Page 13: Geopolitik Indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mempelajari keterkaitan antara kondisi geografis suatu negara dan perumusan

kebijakan luar negerinya.

Mempelajari bagaimana kondisi geografis suatu wilayah dapat mempengaruhi

keputusan politik, dan sebaliknya.

Pada saat Perang Dingin, dinamakan dengan cold war geopolitics. Era ini

ditandai dengan penyebaran pengaruh dan kontrol terhadap negara-negara lain antara

Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Berakhirnya Perang Dingin mengubah tatanan dunia

yang semula bipolar menjadi multipolar. Geopolitik Pasca Perang Dingin, Tidak lagi

terpusat pada negara dan wilayah, namun dengan munculnya isu seperti HAM,

lingkungan, minyak, dsb dijadikan instrumen untuk menguasai space.

3.2 Prospek Kajian Geopolitik di Masa Depan

Geopolitik pada masa depan lebih menekankan pada penguasaan teknologi

dan informasi,ekonomi, dan bahkan budaya. Munculnya kekuatan-kekuatan baru

seperti Jepang, Cina, dan Uni Eropa yang nantinya diprediksi akan mampu

mengimbangi kekuatan Amerika Serikat.

Geopolitik Indonesia 10

Page 14: Geopolitik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, dan Zubaidi, Ahmad. Pendidikan Kewarganegaraan utuk Perguruan Tinggi. 2007.

Yogyakarta : Penerbit Paradigma Yogyakarta.

Geopolitik. Diakses di http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik pada tanggal 31 Maret 2015.

Ganeswara, Ganjar M. Panduan Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan

Tinggi. 2008. Bandung: CV. Maulana Media Grafika.

Geopolitik di Indonesia. Diakses di http://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik_di_Indonesia

pada tanggal 31 Maret 2015.

Geopolitik Indonesia 11