GBHPLK FIK 2013-2014

Embed Size (px)

Citation preview

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA FAKULTAAS ILMU KESEHATANBADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS

JL. Kartini 11A, Salatiga Jawa Tengah

PERATURANBADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTASFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANANOMOR : .../ATR/BPMF/FIK/UKSW//2013TENTANG

GARIS-GARIS BESAR HALUAN PROGRAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN FAKULTASFAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(GBHPLKF - FIK UKSW)

Menimbang :

a. Bahwa tugas Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas untuk menyusun Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan.

b. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan dalam Ketetapan BPMF.

Mengingat :

a. Pasal 31 ayat (3) Ketentuan Umum Keluarga Mahasiswa Tahun 2011

b. Keputusan BPMF FIK Nomor .........../TUS/BPMF/FIK/UKSW/I/2013 Tentang Pengangkatan Badan Pekerja Perumusan GBHPLK-UKSW

Memperhatikan:

Keputusan Rapat Pleno BPMU tanggal...........

MENETAPKAN

Memutuskan :

Pertama:GARIS-GARIS BESAR HALUAN PROGRAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA (GBHPLK FIK UKSW).

Kedua :Bab I hingga Bagian Penutup merupakan penjabaran lebih lanjut dari Sistematika GBHPLK FIK UKSW dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Ketetapan ini.

Ketiga:Mencabut dan menyatakan tidak berlaku Ketetapan BPMF FIK UKSW No. ..../BPMF/FIK/UKSW//2012 tertanggal ......... tentang Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan Fakultas - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana (GBHPLKF - FIK UKSW)

Keempat:Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika terjadi kekeliruan.

Pasal 1Batasan Dan PengertianGaris-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan, yakni:

A. Landasan yang dipakai sebagai acuan dalam perencanaan pengembangan program dan penyelenggaraan kegiatan Lembaga Kemahasiswaan sesuai dengan Visi dan Misi Universitas Kristen Satya Wacana.

B. Sebagai penjabaran Skala Prioritas Lembaga Kemahasiswaan dan sebagai dasar yang dipakai untuk perumusan dan pengembangan peraturan umum, peraturan khusus dan prosedur operasionalnya yang berlaku di Lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana.

Pasal 2Tugas Pokok SMUMenugaskan kepada Senat Mahasiswa Universitas untuk mengemban dan melaksanakan Ketetapan ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dengan prioritas kegiatan yang berorientasi pada Humanistik Skill sebagai lesan acuan.

Pasal 3Tugas Pokok BPMF

Menugaskan kepada Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas untuk menjabarkan lebih lanjut Garis-Garis Besar Haluan Program Fakultas Lembaga Kemahasiswaan dengan prioritas kegiatan yang berorientasi pada Profesional Skill sebagai lesan acuan.Pasal 4Perubahan GBHPLKU

Perubahan terhadap Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan ini, baik yang bersifat menambah maupun merubah dilakukan oleh Badan Pekerja Perumusan Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan Universitas dan disahkan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas.

Pasal 5Ketentuan PenutupPengaturan lebih rinci mengenai hal-hal yang disebutkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan ini dilakukan oleh Senat Mahasiswa Universitas dan Senat Mahasiswa Fakultas berdasarkan hasil keputusan Rapat Koordinasi.

Ditetapkan di Salatiga

Hari/Tanggal: Minggu, 1 September 2013Pukul: 15.12 WIB

Pimpinan Badan Perwakilan Mahasiswa FakultasFakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kristen Satya Wacana

Periode 2013-2014Abit Mawan DayokoNovitasari Mariyanto

Ketua Umum BPMF FIKSekretaris Umum BPMF FIK

Glanesty D E G T Koelima.....

Ketua Komisi A BPMF FIKKetua Komisi B BPMF FIK

Lucky SabatinusHendrik Nikolas

Ketua Komisi C BPMF FIKKetua Komisi D BPMF FIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN1. Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan adalah suatu haluan program sebagai pernyataan kehendak mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang pada hakikatnya adalah pola umum pembinaan dan pengembangan mahasiswa jangka pendek, yang ditetapkan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas.

2. Pola Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Universitas merupakan suatu rangkaian program yang menyeluruh, terarah, terpadu, dan berlangsung terus menerus serta mengacu pada visi dan misi Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Rangkaian Program Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa yang sistematis dan terpadu serta mengacu pada pencapaian profil lulusan Universitas Kristen Satya Wacana yang humanis dan profesional serta memiliki kemampuan penalaran dan kepribadian kristiani yang merupakan wujud dari implementasi profil lulusan yang bercirikan creative minority.

B. MAKSUD DAN TUJUAN1. Maksud dari ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan adalah untuk memberikan arah bagi aktivitas Lembaga Kemahasiswaan Fakultas - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana guna mendukung usaha-usaha Fakultas dan universitas dalam rangka Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa demi terwujudnya lulusan yang ideal.

2. Tujuan dari ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Progran Lembaga Kemahasiswaan adalah sebagai acuan penjabaran dan pelaksanaan pola pembinaan dan pengembangan mahasiswa khususnya lembaga kemahasiswaan agar dapat mencapai sasaran dalam waktu satu periode dengan memperhatikan skala prioritas sesuai dengan landasan idiil, konstitusional, dan operasional Lembaga Kemahasiswaan Fakultas - Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana.

C. LANDASAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA1. Landasan idiil

(i) Alkitab Perjanjian Lama dan Baru

(ii) Pancasila

(iii) Visi dan misi UKSW

2. Landasan Konstitusional

(i) Undang-Undang Dasar Tahun 1945

(ii) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(iii) Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

(iv) Statuta UKSW Tahun 2000

3. Landasan Operasional

(i) Skenario Pola Pembinaan Mahasiswa (SPPM) 2012(ii) Ketentuan Umum Keluarga Mahasiswa (KUKM) 2011 UKSW

D. SUMBER

Sumber penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan Fakultas - Fakultas Ilmu Kesehatan adalah:

1. Penjaringan aspirasi Mahasiswa (Kuisioner) melalui Lembaga Kemahasiswaan aras Fakultas.2. Sharing dengan Satuan Tugas Penyusun Skenario Pola Pengembangan Mahasiswa (SPPM) 2012 pada Sabtu, 25 Mei 2013.3. Diskusi dengan mantan fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan Fakultas - Fakultas Ilmu Kesehatan.4. Diskusi dengan para Kaprogdi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana

5. GBHPLKF - FIK UKSW periode 2012-2013.

E. RELEVANSI SUMBER-SUMBER

1. Pentingnya aspirasi Mahasiswa UKSW adalah konsekuensi LK sebagai wadah aspiratif, juga dalam rangka pelaksanaan program agar memberikan manfaat bagi Mahasiswa.

2. Dialog dibutuhkan dengan mantan Fungsionaris LKF - FIK untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dan harapan kedepan untuk LK maupun UKSW selama jangka waktu satu tahun.3. Dialog dibutuhkan untuk mendiskusikan permasalahan dan pergumulan Fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan terdahulu yang saat ini dianggap sebagai elemen mahasiswa, sehingga dapat menjaga kesinambungan /kontinuitas fungsi dan peran Lembaga Kemahasiswaan

4. Dialog diperlukan mengetahui kebijakan pimpinan Fakultas selama jangka waktu satu tahun , dengan demikian program LKF dan fakultas tetap terintegrasi dalam koridor yang sama.5. Pentingnya melihat kembali GBHPLKU periode 2013-2014 adalah supaya ada benang merah yang bisa ditarik dalam hal penentuan skala pencapaian yang menjadi acuan bagi arah penyusunan program LK selama 1 (satu) periode ke depan.BAB IIKECENDERUNGAN INTERNAL

Kecenderungan internal merupakan kecenderungan yang sudah dan akan dihadapi oleh Lembaga Kemahasiswaan sebagai sub-sistem dari UKSW dalam menyelenggarakan seluruh aktivitasnya di dalam kampus UKSW. Kecenderungan yang ada dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi gerak maju UKSW dan LK dalam mencapai Visi dan Misinya. Oleh karena itu, berbagai kecenderungan yang berdampak positif harus dipertahankan dan dikembangkan, sedangkan kecenderungan yang berdampak negatif harus diantisipasi secepat mungkin lewat berbagai program dan tindakan nyata yang secara langsung menjadi pemecahan masalah.

Dibawah ini merupakan kecenderungan-kecenderungan internal yang dihadapi LK yang diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian, yaitu :

A. ARAH KEBIJAKAN FAKULTASa) Proses Belajar Mengajar

1) Dosen kurang konsisten dengan silabus terutama mengenai jadwal perkuliahan, sehingga banyak make up kelas yang mengakibatkan jadwal kuliah padat, tidak ada waktu untuk kegiatan ekstrakulikuler dan LKF - FIK .2) Jadwal yang berubah - ubah tidak sesuai dengan kalender akademik dan/ atau jadwal SIASAT sehingga merugikan mahasiswa.3) Dosen kurang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.4) Keputusan perubahan jadwal kuliah dilakukan oleh dosen secara sepihak sehingga merugikan mahasiswa.5) Jumlah dosen kepakaran keperawatan tidak sesuai dengan kebutuhan mahasiswa sehingga mempengaruhi proses belajar mengajar.6) Beberapa dosen kurang kompeten dalam memberikan materi, karena bukan pada bidang kompetensinya akibat dari kurangnya jumlah dosen.7) Kegiatan PBM tidak efektif dan tidak efisien karena kapasitas kelas yang melebihi batas maksimum.8) Birokrasi peminjaman ruang kelas, laboratorium, serta alat laboratorium yang menyulitkan mahasiswa.9) Mata kuliah Integrated English Course tidak membahas sesuai ilmuannya.10) Mata kuliah yang diajarkan tidak sesuai dengan kebutuhan masing masing progdi.11) Tidak ada persamaan persepsi diantara tim pengajar dalam penyampaian satu materi yang sama. .12) Penjadwalan seminar proposal, seminar hasil, dan yudisium tidak tetap sehingga menyulitkan mahasiswa skripsi.b) Program Fakultas.1) Kurangnya inisiatif dari mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya melalui peran aktifnya dalam KBM.

2) Kurangnya sosialisasi KBM sehingga mahasiswa kurang mengetahui keberadaan KBM.

c) Penerapan Kredit Keaktifan Mahasiswa

1) Mahasiswa merasa terpaksa mengikuti kegiatan kampus karena hanya berorientasi pada poin.

d) Fasilitas

1) Laboratorium

Kurangnya fasilitas laboratorium khusus keperawatan dan kapasitas ruangan sehingga proses belajar mengajar terhambat.

2) Perpustakaan

Buku yang tersedia belum memenuhi kebutuhan mahasiswa seperti referensi buku dan penggandaannya.

Kapasitas dan fasilitas ruang perpustakaan tidak sesuai dengan jumlah mahasiswa.

Petugas perpustakaan sering tidak ada ditempat sehingga mahasiswa sulit mengakses perpustakaan.

3) Papan pengumuman

Kurangnya pengaturan, penataan dan pengelolaan informasi di papan pengumuman.

e) Hubungan Fakultas dengan LKF-FIK

1) LKF - FIK kurang dilibatkan dalam kegiatan fakultas.

2) LKF - FIK kurang dilibatkan dalam Rapat Senator Fakultas..3) Kurangnya koordinasi dan komunikasi antara fakultas dan LKF - FIK .

B. PROGRAM1. Masih perlunya kegiatan yang mewujudkan toleransi antar umat beragama serta mempertahankan kegiatan yang mengaplikasikan nilai-nilai kristani.

2. Masih perlunya kegiatan yang menstimulus mahasiswa akan etika dan hukum kesehatan secara khusus dan hukum negara secara umum.

3. Masih perlunya kegiatan yang mengekspresikan budaya lokal para mahasiswa FIK UKSW serta menanamkan toleransi antar budaya dalam diri mahasiswa.

4. Masih Perlu adanya kegiatan yang membuat mahasiswa sadar akan tantangan global serta dapat berinteraksi dalam skala Lokal, nasional, maupun internasional.

5. Masih perlu kegiatan yang mencerminkan keperdulian terhadap lingkungan hidup.

6. Masih perlunya kegiatan yang mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dan publikasi.

7. Masih perlunya kegiatan yang menstimulus mahasiswa untuk kritis terhadap masalah/isu dalam masyarakat dan memberi solusi sesuai dengan kepakaran ilmu kesehatan.

8. Masih perlunya kegiatan yang mendorong mahasiswa untuk mengaplikasikan disiplin ilmu serta mengembangkan ketrampilan praktik dan teori.

9. Masih perlunya kegiatan yang mengembangkan kemampuan managerial serta kepemimpinan diri sendiri maupun secara tim.

10. Masih perlunya kegiatan yang mampu mendorong mahasiswa berfikir kreatif dan melihat peluang dalam mengelola sumberdaya yang ada.

C. ORGANISASI

1. Minimnya pemahaman fungsionaris LKF - FIK terhadap fungsi dan perannya dalam LKF - FIK.

2. Masih kurangnya internalisasi nilai - nilai UKSW oleh fungsionaris LKF - FIK.

3. Minimnya pemahaman mahasiswa dan fungsionaris LKF - FIK mengenai SPPM dan KUKM.

4. Keterlibatan mahasiswa dalam setiap program LKF - FIK hanya berorientasi pada pemenuhan Kredit Keaktifan Mahasiswa.

5. Perlu peningkatan kaderisasi dalam tubuh LKF - FIK UKSW.

6. Masih kurangnya pemahaman fungsionaris LKF - FIK terhadap uraian tugasnya.

D. ANGGARAN

1. Kurangnya koordinasi dengan internal Komisi C, BPMF, SMF, dan LKU.

2. Peraturan dan sanksi Komisi C kurang dipertegas.

3. Kurangnya pemahaman tentang penggunaan dana ikama serta sumber dana lainnya.

4. Masih kurangnya sosialisasi mengenai sistem birokrasi keuangan di aras fakultas

maupun universitas

5. Kurang efektif dan kurang konsistensi dalam perencanaan penggunaan dana LK.

6. Kurangnya realisasi standarisasi harga LKF - FIK yang dibuat.E. ADVOKASI

1. Masih kurangnya komunikasi antara LKF dan LKU dalam hal advokasi mahasiswa.

2. Surat undangan komisi kadang tidak tersampaikan.

3. Masih kurangnya kinerja LK dalam penyelesaian permasalahan advokasi mahasiswa.

4. Mahasiswa kurang berani dalam menyampaikan aspirasi secara personal.

5. Masih minimnya publikasi mengenai peran & fungsi dari LK dalam hal advokasi kepada mahasiswa.BAB III

KECENDERUNGAN EKSTERNAL

Kecenderungan eksternal merupakan kecenderungan yang dialami oleh LK sebagai bagian integral dari UKSW yang berdampak di luar kampus. Kecenderungan yang ada dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi gerak maju UKSW dan LK dalam mencapai Visi dan Misinya. Oleh karena itu, bebagai kecenderungan yang berdampak positif harus dipertahankan dan dikembangkan, sedangkan kecenderungan yang berdampak negatif harus diantisipasi secepat mungkin lewat berbagai program dan tindakan nyata yang secara langsung menjadi pemecahan masalah.

Dibawah ini merupakan kecenderungan-kecenderungan eksternal yang dihadapi LK dapat diidentifikasi sebagai berikut :1. Kurangnya kepekaan LKF - FIK terhadap fenomena yang berkembang di masyarakat.

2. Kurangnya komunikasi dan koordinasi LKF - FIK UKSW dengan ILMIKI khususnya wilayah 4 (Jawa Tengah-DIY).

3. Belum adanya kerjasama LKF - FIK dengan LKF lain dalam internal UKSW.

4. Belum adanya kerjasama LKF - FIK dengan institusi/lembaga kesehatan di sekitar Salatiga.

5. Belum adanya kerjasama antara LKF - FIK dengan Fakultas Ilmu Kesehatan dalam bidang penelitian.

6. Belum adanya kerjasama LKF - FIK UKSW dengan LKF - FIK universitas lain khususnya wilayah Jawa Tengah-DIY.

BAB IV

TANTANGAN INTERNAL

Bertolak dari kecenderungan internal yang dihadapi oleh LK sebagai sub-sistem dari UKSW, maka tantangan internal dirumuskan untuk menjawab berbagai gejala yang ada. Tantangan internal diharapkan menjadi rekomendasi bagi LK dalam meningkatkan mutu pelayanan untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi UKSW. Adapun berbagai tantangan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

A. ARAH KEBIJAKAN FAKULTASa. Proses Belajar Mengajar

1) Dosen kurang konsisten dengan silabus terutama mengenai jadwal perkuliahan, sehingga banyak make up kelas yang mengakibatkan jadwal kuliah padat, tidak ada waktu untuk kegiatan ekstrakulikuler dan LKF - FIK .2) Dosen harus konsisten terhadap Jadwal sesuai dengan kalender akademik dan/ atau jadwal SIASAT sehingga tidak merugikan mahasiswa.3) Dosen harus lebih bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.4) Dosen harus mengkonfirmasi perubahan jadwal kuliah sehingga tidak merugikan mahasiswa.5) Harus menambah jumlah dosen kepakaran keperawatan agar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa sehingga tidak mempengaruhi proses belajar mengajar.6) Menambah jumlah dosen yang lebih berkompeten dalam memberikan materi sesuai dengan bidang kompetensinya.7) Menambah jumlah kelas agar kegiatan PBM menjadi efektif dan efisien.8) Lebih mempermudah birokrasi peminjaman alat di laboratorium dan peminjaman ruang kelas agar tidak menyulitkan Mahasiswa. 9) Mata kuliah Integrated English Course harus disesuaikan dengan ilmunya.10) Mata kuliah yang diajarkan harus sesuai dengan kebutuhan masing masing progdi.11) Harus menyamakan persepsi diantara tim pengajar dalam penyampaian satu materi yang sama.12) Penjadwalan seminar proposal, seminar hasil dan yudisium harus tetap sehingga tidak menyulitkan mahasiswa skripsi.b. Program Fakultas

1) Meningkatkan inisiatif dari mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya melalui peran aktifnya dalam KBM.

2) Meningkatkan sosialisasi KBM sehingga mahasiswa mengetahui keberadaan KBM.

c. Penerapan Kredit Keaktifan Mahasiswa

1) Meningkatkan motivasi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan kampus dengan tidak hanya berorientasi pada poin.

d. Fasilitas

1) Laboratorium

Menambah fasilitas laboratorium khusus keperawatan dan kapasitas ruangan sehingga proses belajar mengajar terhambat.

2) Perpustakaan

Harus menambah buku di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, seperti referensi buku dan penggandaannya.

Menambah kapasitas dan fasilitas ruang perpustakaan sesuai dengan jumlah mahasiswa.

Petugas perpustakaan harus selalu ada ditempat sehingga mahasiswa tidak kesulitan dalam mengakses perpustakaan.

3) Papan pengumuman

Meningkatkan pengaturan, penataan dan pengelolaan informasi di papan pengumuman.

e. Hubungan Fakultas dengan LKF - FIK

1) Fakultas harus melibatkan LKF - FIK dalam kegiatan fakultas.

2) Fakultas harus melibatkan LKF - FIK dalam Rapat Senator Fakultas.

3) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara Fakultas dan LKF - FIK

B. PROGRAM1. LKF - FIK perlu membuat kegiatan yang mewujudkan toleransi antar umat beragama serta mempertahankan kegiatan yang mengaplikasikan nilai-nilai kristani.

2. LKF - FIK perlu membuat kegiatan yang menstimulus mahasiswa akan etika dan hukum kesehatan secara khusus dan hukum negara secara umum.

3. LKF - FIK perlu membuat kegiatan yang mengekspresikan budaya lokal para mahasiswa FIK UKSW serta menanamkan toleransi antar budaya dalam diri mahasiswa.

4. LKF - FIK Perlu membuat kegiatan yang membuat mahasiswa sadar akan tantangan global serta dapat berinteraksi dalam skala Lokal, nasional, maupun internasional.

5. LKF - FIK perlu membuat kegiatan yang mencerminkan keperdulian terhadap lingkungan hidup.

6. LKF - FIK perlu membuat kegiatan yang mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran dan publikasi.

7. LKF FIK perlu membuat kegiatan yang menstimulus mahasiswa untuk kritis terhadap masalah atau isu dalam masyarakat dan member solusi sesuai dengan kepakaran ilmu kesehatan.

8. LKF - FIK perlu membuat kegiatan yang mendorong mahasiswa untuk mengaplikasikan disiplin ilmu serta mengembangkan ketrampilan praktik dan teori melalui pelatihan dan sertifikasi.

9. LKF-FIK perlu membuat kegiatan yang mengembangkan kemampuan managerial serta kepemimpinan diri sendiri maupun secara tim.

10. LKF-FIK perlu membuat kegiatan yang mampu mendorong mahasiswa berfikir kreatif dan melihat peluang dalam mengelola sumberdaya yang ada.

C. ORGANISASI1. Meningkatkan pemahaman fungsionaris LKF - FIK terhadap fungsi dan perannya dalam LKF - FIK.

2. Meningkatkan internalisasi nilai-nilai UKSW oleh fungsionaris LKF FIK.

3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa dan fungsionaris LKF - FIK mengenai SPPM dan KUKM.

4. Meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam setiap program LKF - FIK agar tidak hanya berorientasi pada pemenuhan Kredit Keaktifan Mahasiswa.

5. Meningkatkan kaderisasi dalam tubuh LKF - FIK UKSW.

6. Meningkatkan pemahaman fungsionaris LKF - FIK terhadap uraian tugasnya.

D. ANGGARAN1. Meningkatkan koordinasi dengan internal Komisi C, BPMF, SMF, HMP, dan LKU.

2. Membuat peraturan dan sanksi yang jelas dan tegas kepada BPMF, SMF, HMP, dan LKU.

3. Perlu diadakan resosialisasi tentang penggunaan dana Ikama dan sumber dana lainnya.

4. Perlu adanya sosialisasi mengenai sistem birokrasi keuangan di aras fakultas maupun universitas

5. Mengatur perencanaan penggunaan dana LK dengan efektif dan konsistensi dalam setiap kegiatan yang direncanakan SMF dan HMP

6. Mengupdate standarisasi harga LKF-FIK sesuai dengan kebutuhan dan merealisasikan dengan standarisasi harga LKU-UKSWE. ADVOKASI1. Meningkatkan komunikasi antara LKF dan LKU dan sebaliknya dalam hal advokasi mahasiswa.

2. Mengaktifkan kotak saran untuk LKF FIK3. Meningkatkan kinerja LK dalam penyelesaian permasalahan advokasi mahasiswa.

4. Memaksimalkan publikasi mengenai peran & fungsi dari LK dalam hal advokasi kepada mahasiswa.

BAB VTANTANGAN EKSTERNAL

Tantangan eksternal merupakan gagasan yang dirumuskan berdasarkan berbagai kecenderungan eksternal yang dihadapi LK sebagai bagian integral dari UKSW. Tantangan tersebut diharapkan mampu menjadi arahan bagi UKSW dan LK untuk memberikan konstribusi positif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun berbagai tantangan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :1. LKF - FIK UKSW Membentuk team khusus yang berkerja sama dengan dengan pengampu matakuliah yang melakukan praktik lapangan dalam mengobservasi masalah yang ada di masyarakat sekitar.

2. LKF - FIK UKSW ikut serta dalam kegiatan ILMIKI.

3. LKF - FIK UKSW melakukan kunjungan/visitasi untuk membahas tentang marger program kedepan.

4. LKF - FIK UKSW melakukan kegiatan bersama dengan institusi/lembaga kesehatan di sekitar Salatiga.

5. LKF FIK UKSW melakukan diskusi bersama dengan FIK UKSW membahas pertukaran pelajar ddan penelitian bersama dalam lingkup Lokal, Nasional, serta Internasional.

6. LKF - FIK UKSW melakukan komunikasi yang intensif dan melakukan kerjasama bila memungkinkan.

BAB VI

SKALA PENCAPAIANA. PENJELASAN KOMPETENSI-KOMPETENSIUKSW sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia berusaha menghasilkan profil lulusan yang bercirikan creative minority. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setiap mahasiswa harus memiliki ciri yang diindikasikan berdasarkan Kadar/Kompetensi/keahlian yang termaktub di dalam melalui Skenario Pola Pengembangan Mahasiswa (SPPM) UKSW 2012. Adapun penjelasan Kadar/Kompetensi/keahlian sebagai berikut dibawah : 1. Kadar/Kompetensi/keahlian dan definisinya:i. Christian values literacy merupakan suatu kompetensi untuk memahami, menyadari, memaknai, menghadirkan, dan memperjuangkan nilai-nilai dan etika Kristen yang universal seperti kasih, kejujuran, keadilan, kebenaran, terbuka, bertanggungjawab dan toleran terhadap sesama dan lingkungan dan tidak diskriminatif atas dasar suku, agama, ras dan golongan. Dengan demikian, setiap lulusan UKSW secara etis harus dapat mempertanggungjawabkan pikiran dan perbuatannya dalam perspektif nilai-nilai Kristen yang universal tersebut. Dalam konteks demikian, pendidikan agama dan etika Kristen, melalui dan di luar kegiatan perkuliahan, perlu didorong untuk mendesiminasikan nilai-nilai Kristen yang universal tersebut dan untuk melakukan pencerahan bagi kehidupan.

ii. Civic literacy merupakan suatu keahlian/kemampuan mendasar sebagai warga negara untuk menyadari dan memperjuangkan hak-hak dan kewajiban konstitusionalnya, menghormati dan memperjuangkan tegaknya hak asasi manusia (human rights), negara hukum (rule of law) dan demokrasi (democracy) pada level lokal, nasional dan bahkan internasional. Kompetensi ini juga mencakup kemampuan untuk terinformasi dan memahami proses-proses politik dan pemerintahan, serta memahami dampak dari keputusan dan tindakannya sebagai warga negara baik lokal, nasional dan internasional. Kompetensi kewarganegaraan ini termasuk adanya solidaritas sosial, budaya dan keadilan (social, culture and justice solidarity) dimana para lulusan UKSW perlu secara tegas menyatakan keberpihakannya terhadap kebenaran nilai-nilai sosial, budaya dan keadilan, berpihak kepada kaum lemah atau marginal, serta keteguhan untuk terus memperjuangkan dan menyatakan suara kenabiannya terhadap ketidakadilan sosial, budaya, ekonomi, hukum, politik dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan ciri nasionalis UKSW, maka para lulusan UKSW perlu ditanamkan pemahaman yang tepat mengenai pilar-pilar Negara berupa dasar Negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan UUD 1945.

iii. Cross-cultural understanding yakni kompetensi untuk melakukan komunikasi lintas budaya, berusaha untuk berdialog secara terbuka, menerima dan menghargai perbedaan nilai, ideologi, pmahasiswangan, keyakinan serta kebiasaan-kebiasaan hidup yang berbeda-beda. Fakta bahwa UKSW sudah merupakan kampus Indonesia Mini --yang mahasiswanya datang dari seluruh penjuru tanah air, dengan berbagai latar belakang baik agama, suku, ras, wilayah, dan budaya yang berbeda-beda-- disertai realitas globalisasi dan internasionalisasi pendidikan tinggi yang memungkinkan mahasiswa UKSW di waktu yang akan datang dapat juga berasal dari berbagai negara dan/atau melakukan tugas belajar di negara-negara lain mensyaratkan kepemilikan kompetensi berkomunikasi secara internasional dan terutama kemampuan untuk memahami dan dapat berhubungan secara baik dengan orang lain dalam konteks keragaman budaya dunia (cross-cultural understanding). Termasuk dalam kompetensi ini adalah kemampuan menggunakan paling sedikit satu bahasa internasional, terutama bahasa Inggris ataupun disertai bahasa internasional lainnya seperti bahasa Jepang, Mmahasiswarin, Korea dan sebagainya.

iv. International awareness merupakan suatu kemampuan untuk menyadari dan menyesuaikan dalam globalisasi dunia, termasuk mengenali dan bersikap atas dampaknya. Komunitas dan lulusan UKSW merupakan bagian dari warga dunia (global citizens) yang mampu berinteraksi dan menghubungkan dirinya, berjejaring dengan mitra-mitranya dalam dunia yang saling terhubung (inter-connected) menghubungkan lingkungan lokal, nasional, dan internasional. Dengan wawasan yang luas terbuka, lulusan UKSW harus mampu membaca tmahasiswa-tmahasiswa perkembangan global dan terutama implikasi-implikasinya bagi masyarakat lokal. Kemampun ini meliputi pengetahuan dan wawasan akan berbagai perkembangan internasional, terutama tetapi tidak terbatas pada perkembangan-perkembangan di wilayah keahlian keilmuannya sehingga memungkinkan alumni UKSW untuk mampu bekerja secara kolaboratif dengan orang lain yang berasal dari konteks nasional yang berbeda.

v. Environmental consciousness merupakan sebuah kemampuan menyadari arti penting lingkungan hidup bagi kelestarian kehidupan serta kritisnya fungsi peran manusia dalam melakukan konservasi dan preservasi lingkungan hidup dan alam semesta. Lulusan UKSW sebagai pribadi yang sadar lingkungan tidak memaknai bumi dan sumber daya alam, bahkan alam semesta, sebagai obyek eksploitasi semata, sekalipun menyadarinya sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia untuk tetap hidup. Lingkungan hidup karenanya dipahami sebagai mitra kehidupan manusia, oleh karena itu dimanfaatkan secara bertanggungjawab dan ramah serta dikelola keberkelanjutan daya dukungnya bagi kehidupan manusia lintas generasi. Kompetensi ini melingkupi pemahaman umum mengenai lingkungan udara dan iklim, tanah, air, makanan, dan keseluruhan ekosistem. Juga termasuk di dalamnya kemampuan untuk memahami dampak kehadiran dan aktivitas-aktivitas manusia bagi alam semesta, serta kemampuan untuk bertindak secara pribadi maupun kolektif untuk mengatasi masalah lingkungan hidup. Di samping penguasaan akan pengetahuan dan wawasan tentang alam semesta dan kehidupan, lulusan UKSW diperlengkapi dengan perangkat etika dan moralitas diri sebagai bagian integral dari keutuhan dan keadilan seluruh ciptaan Tuhan.

vi. Media, Information, and Technology (MIT) literacy merupakan seperangkat keahlian/kemampuan untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan informasi, teknologi dan media dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam peran kehidupannya. Kemampuan ini juga meliputi keahlian untuk mengakses dan mengevalusasi informasi secara efektif-efisien baik dari segi waktu dan sumbernya, mengevaluasi konten informasi secara kritis dan kompeten, menggunakan informasi secara akurat dan kreatif untuk menangani masalah yang dihadapi, menata arus informasi dari berbagai sumber, menggunakan perangkat pemahaman etis dan legal terkait pemanfaatan informasi, teknologi, dan media, sehingga dapat menganalisis dan memanfaatkan informasi, media, dan teknologi secara tepat dan bertanggjunawab.

vii. Critical thinking merupakan suatu kemampuan yang melekat pada masyarakat terdidik untuk bernalar secara kritis dengan duduk di atas prinsip-prinsip (bersikap kritis prinsipil), kemampuan untuk mengembangkan gagasan secara kreatif namun tetap realistis terhadap konteks lingkungan yang dihadapi,serta kemampuan untuk berpikir sistemik dan bertanggungjawab dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi atau isu-isu yang berkembang, baik sosial, budaya, politik, hukum, ekonomi dan sebagainya. Keahlian ini juga meliputi kemampuan untuk beragumentasi secara tepat dan efektif, secara induktif maupun deduktif, mampu menilaidan memutuskan secara secara tepat berdasarkan bukti, argumentasi, klaim, dan keyakinan, mampu melakukan sistesis, interpretasi dan menghubungkan informasi dan argumentasi sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang terbaik, serta mampu berefleksi dari dan tentang proses dan pengalaman pembelajaran.

viii. Academic expertise (Discipline specific competence) merupakan suatu bentuk penguasaan atas ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dipelajarinya dalam suatu disiplin keilmuan spesifik sehingga mampu secara profesional dan bertanggungjawab memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas, pekerjaan, kewajiban dan pelayanan di tempat kerja, masyarakat, gereja dan bangsa. Seorang yang profesional pada bidang keilmuannya adalah orang yang berpikir dan bertindak menurut asas-asas, stmahasiswar dan prosedur kedisiplinan akademik/profesinya. Dengan perangkat keahlian akademik/profesinya ia diharapkan dapat memenuhi panggilan tugas dan tanggung jawabnya secara sempurna. Di samping kompeten pada bidang profesi atau menurut disiplin keilmuannya, lulusan UKSW juga mampu secara bijak menghargai perbedaan cara pikir dan keterampilan akademik yang bersumber dari ragam disiplin keilmuan. Pada derajat tertentu, lulusan UKSW dididik untuk belajar dan karenanya mampu mengembangkan pola pikir interdisipliner.

ix. Leadership and managerial skills merupakan seperangkat keahlian/kemampuan memimpin dan mengelola diri, keluarga, masyakarat, gereja dan bangsa secara bertanggungjawab dan efektif dengan dipandu oleh prinsip-prinsip etika dan moralitas kristiani. Kemampun ini mencakup keahlian interpersonal dan mengatasi masalah serta memimpin orang lain untuk mencapai tujuan bersama, menginspirasi orang lain untuk mampu melakukan usaha dan hasil terbaik bersmahasiswar pada potensi dirinya dan orang lain serta kemampuan untuk menggunakan pengaruh dan kekuasaannya secara efektif, etis, dan bertanggungjawab. Kemampuan memimpin yang baik yang ingin dibentuk pada mahasiswa UKSW mensyaratkan adanya keahlian komunikasi dan berkolaborasi serta kemampuan untuk mengartikulasikan pikiran dan ide secara lisan, tertulis dan komunikasi non-verbal lainnya dalam bentuk dan konteks yang berbeda-beda. Kemampuan untuk bekerja secara efektif menuntut sikap menghormati rekan sekerja dalam tim, berbagi tanggungjawab dalam kerja tim dan menghargai kontribusi individu dalam pekerjaan tim serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

x. Entrepreneurship merupakan suatu kemampuan untuk menangkap dan bahkan menciptakan peluang untuk mengembangkan kehidupan baik di dalam dan melalui aktivitas bisnis dan sosial budaya, kemampuan berinovasi dengan mengelola sumber daya ekonomi dan kultural secara produktif, efisien, sinambung, etis dan bertanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan terutama, bagi kepentingan masyarakat luas.

B. PENETAPAN SKALA PENCAPAIANMengacu kepada berbagai sumber yang ada, maka dirumuskan berbagai fenomena kecenderungan internal-eksternal yang menjadi bagian dari kehidupan bermahasiswa di Lingkungan UKSW pada umumnya dan LK pada khususnya. Berbagai fenomena tersebut dijawab oleh rumusan tantangan internal-eksternal.

Melalui proses diskusi dan pemetaan masalah, maka Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas menentukan arah serta tujuan penyelenggaraan Lembaga Kemahasiswaan periode 2013-2014 yang berorientasi pada kadar-kadar sebagai berikut :

1. Entrepreneurship merupakan suatu kemampuan untuk menangkap dan bahkan menciptakan peluang untuk mengembangkan kehidupan baik di dalam dan melalui aktivitas bisnis dan sosial budaya, kemampuan berinovasi dengan mengelola sumber daya ekonomi dan kultural secara produktif, efisien, sinambung, etis dan bertanggungjawab untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan terutama, bagi kepentingan masyarakat luas.

2. Environmental consciousness merupakan sebuah kemampuan menyadari arti penting lingkungan hidup bagi kelestarian kehidupan serta kritisnya fungsi peran manusia dalam melakukan konservasi dan preservasi lingkungan hidup dan alam semesta. Lulusan UKSW sebagai pribadi yang sadar lingkungan tidak memaknai bumi dan sumber daya alam, bahkan alam semesta, sebagai obyek eksploitasi semata, sekalipun menyadarinya sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia untuk tetap hidup. Lingkungan hidup karenanya dipahami sebagai mitra kehidupan manusia, oleh karena itu dimanfaatkan secara bertanggungjawab dan ramah serta dikelola keberkelanjutan daya dukungnya bagi kehidupan manusia lintas generasi. Kompetensi ini melingkupi pemahaman umum mengenai lingkungan udara dan iklim, tanah, air, makanan, dan keseluruhan ekosistem. Juga termasuk di dalamnya kemampuan untuk memahami dampak kehadiran dan aktivitas-aktivitas manusia bagi alam semesta, serta kemampuan untuk bertindak secara pribadi maupun kolektif untuk mengatasi masalah lingkungan hidup. Di samping penguasaan akan pengetahuan dan wawasan tentang alam semesta dan kehidupan, lulusan UKSW diperlengkapi dengan perangkat etika dan moralitas diri sebagai bagian integral dari keutuhan dan keadilan seluruh ciptaan Tuhan.

3. Media, Information, and Technology (MIT) literacy merupakan seperangkat keahlian/kemampuan untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan informasi, teknologi dan media dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam peran kehidupannya. Kemampuan ini juga meliputi keahlian untuk mengakses dan mengevalusasi informasi secara efektif-efisien baik dari segi waktu dan sumbernya, mengevaluasi konten informasi secara kritis dan kompeten, menggunakan informasi secara akurat dan kreatif untuk menangani masalah yang dihadapi, menata arus informasi dari berbagai sumber, menggunakan perangkat pemahaman etis dan legal terkait pemanfaatan informasi, teknologi, dan media, sehingga dapat menganalisis dan memanfaatkan informasi, media, dan teknologi secara tepat dan bertanggjunawab.4. Academic expertise (Discipline specific competence) merupakan suatu bentuk penguasaan atas ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dipelajarinya dalam suatu disiplin keilmuan spesifik sehingga mampu secara profesional dan bertanggungjawab memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas, pekerjaan, kewajiban dan pelayanan di tempat kerja, masyarakat, gereja dan bangsa. Seorang yang profesional pada bidang keilmuannya adalah orang yang berpikir dan bertindak menurut asas-asas, stmahasiswar dan prosedur kedisiplinan akademik/profesinya. Dengan perangkat keahlian akademik/profesinya ia diharapkan dapat memenuhi panggilan tugas dan tanggung jawabnya secara sempurna. Di samping kompeten pada bidang profesi atau menurut disiplin keilmuannya, lulusan UKSW juga mampu secara bijak menghargai perbedaan cara pikir dan keterampilan akademik yang bersumber dari ragam disiplin keilmuan. Pada derajat tertentu, lulusan UKSW dididik untuk belajar dan karenanya mampu mengembangkan pola pikir interdisipliner.

BAB VIIKEBIJAKAN-KEBIJAKAN PELAKSANAAN

SKALA PENCAPAIANMengacu kepada kebijakan skala prioritas pada bab sebelumnya, maka dipmahasiswang perlu untuk merumuskan kebijakan pelaksanaan sebagai gambaran umum untuk mengarahkan fokus kerja LK serta memudahkan penerjemahannya ke dalam program dan sebagai alat kontrol BPMF-FIK terhadap kerja LKF-FIK selama satu periode. Adapun kebijakan pelaksanaan tersebut dirumuskan sebagai berikut.

1. Kompetensi Environmental Awarenessa. LK harus mengadakan program yang dapat menyadari arti pentingnya lingkungan hidup bagi kelestraian kehidupan.b. LK harus membuat program untuk mengatasi lingkungan hidup dalam hal ini sumber daya alam, bahkan alam semesta.

2. Kompetensi Entrepreneurshipa. LK harus membuat program yang membantu mahasiswa mengembangkan dan menciptakan peluang dalam aktivitas bisnis maupun budaya.b. LK harus membuat program yang membantu mahasiswa berinovasi dan mengelola sumber daya ekonomi dan kultural secara produktif dan berkesinambungan dalam meningkatkan kesejahteraan dengan bertanggung jawab.

3. Kompetensi Media, information, and technology literacya. LK harus menyediakan media-media informasi dan teknologi yang legal untuk dimanfaatkan secara tepat dan bertanggung jawab. b. LK melalui media informasi dan teknologi harus dapat membantu menganalisis dan menyelesaikan masalah.4. Kompetensi Academic expertise a. LK harus membuat program yang mampu mewadahi Mahasiswa FIK UKSW untuk mengaplikasikan disiplin ilmu dan ketrampilan Mahasiswa.

b. LK harus membuat program yang mampu membantu Mahasiswa FIK UKSW untuk mengkolaborasikan pemikiran dan ketrampilan dengan setiap disiplin ilmu yang ada di UKSW.

BAB VIIPENUTUP

Garis-garis Besar Haluan Program Lembaga Kemahasiswaan (GBHPLK) adalah pokok-pokok program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode kepengurusan tertentu yang ditetapkan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas (BPMU) dan Baban Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Yang mana ini menjadi acuan Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dalam membuat program selama satu periode.

GBHPLK ini disusun berdasarkan aspirasi mahasiswa FIK UKSW sehingga diharapkan menjawab kebutuhan para mahasiswa. Adapun pembuatan GBHPLK disini mengacu pada Skenario Pola Pengembangan Mahasiswa (SPPM 2012). Pada periode 2013-2014 GBHPLK Humanistic Skill dan Professional Skill tidak lagi dipisahkan secara tegas dalam skala prioritas. Skala prioritas yang ada dalam GBHPLK periode-periode sebelumnya diubah menjadi Skala Pencapaian yang berisikan kadar-kadar dalam SPPM yang harus dicapai melalu program kerja LKU maupun LKF selama satu periode. SPPM 2012 yang disesuaikan dengan perkembangan pemikiran tentang keahlian ataupun karakter atau kemampuan di Abad 21 dan perkembangan pemikiran mutakhir tentang soft skills, sekaligus meredefinsikan konsep kompetensi dimaksud yang ditautkan dengan dasar, visi, and misi UKSW, dan profil lulusan yang creative minority atau minoritas yang berdaya cipta.

LK fakultas yaitu Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF) bersama Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) agar lebih memfokuskan kepada kegiatan yang merupakan bentuk pemenuhan terhadap kadar Academic Expertise sesuai dengan disiplin ilmu, sedangkan Senat Mahasiswa Universitas (SMU) lebih difokuskan pada pemenuhan kadar selain Academic ExpertiseDemikian GBHPLK FIK UKSW kami buat agar menjadi acuan bagi pengembangan program dan kinerja Lembaga Kemahasiswaan FIK UKSW selama satu periode ke depan.

Tuhan Memberkati Pelayanan KitaAminBadan Perwakilan Mahasiswa FakultasFakultas Ilmu Kesehatan UKSW periode 2013-2014

GBHPLKF - FIK UKSW 2013-201415