Gangguan Muskuloskeletal Pada Palmar Dextra

Embed Size (px)

Citation preview

Gangguan Fungsi Muskuloskeletal Pada Palmar DextraFERDINAN [email protected]

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) [email protected]

PendahuluanTangan manusia merupakan salah satu struktur manusia yang sangat menabjubkan.Dimana terdapat otot,tulang dan persendian sehingga ia mampu menjadi sabagai salah satu alat gerak yang paling penting yang memungkinkan manusia dapat menggenggam sesuatu bahkan dapat menulis.Akan tetapi didalam keadaan sehari hari manusia seringkali mendapatkan berbagai gangguan pada bagian-bagian penting tulang akibatnya tangan tidak mampu menulis ataupun menggenggam suatu barang.Skenario 7Seorang anak berumur 10 tahun dibawa ibunya datang ke puskesmas dengan keluhan jari-jari tangan kanan terjepit pintu 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan jari-jari tangan kanan 1, 2, dan 3 bengkak, dan kesulitan menggenggam sesuatu dan menulis.Anatomi Mikro (Histologi)Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah (Vaskular) akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah (Avaskular) akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel- sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zatinterseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.1Jaringan Penyambung KhususJaringan penyambung khusus diantaranya adalah kartilago (tulang rawan) dan tulang. Kartilago memiliki ciri matriks yang kuat dan mampu menahan tekanan meknik. Matriks tulang adalah salah satu jaringan terkeras pada tubuh, dan juga mampu menahan tekanan yang diberikan kepadanya. Kedua jenis jaringan penyambung ini memiliki sel khusus yang mampu mensekresikan matriks yang selanjutnya akan mengurung sel-sel tersebut. Namun kartilago dan tulang memiliki fungsi berbeda, meski keduanya terlibat dalam menyokong tubuh karena berperan pada sistem rangka kebanyakan tulang panjang pada tubuh ketika embrio terbentuk sebagai kartilago yang kemudian akan digantikan oleh tulang, yang disebut sebagai penulangn endokronal. Ada pula yang disebut dengan penulangan intramembranosa yang terjadi pada tulang pipih dengan metode osteogenesis.2Jaringan Ikat Khusus KartilagoKomponen tulang rawan diantaranya sel-sel kondrosit dan kondroblas. Sel kondrosit ini berada pada rongga kecil yang disebut lakuna, pada matriks ekstraselular yang disekresikan kondrosit tersebut. Matriks ekstraselular terdiri atas glikosaminoglikans dan proteoglikans, yang berhubungan erat dengan kolagen dan serat elstin di dalam matriks. Dengan adanya serat elastin dalam kartilago, maka memungkinkannya berfungsi sebagai peredam kejut, karena memiliki sifat fleksibilitas dan resistensi terhadap tekanan yang dimiliki kartilago. Serta permukaannya yang licin memungkinkan terjadinya gerak yang hampir bebas friksi pada sendi, dimana kartilago melapisi permukaan sendi. Terdapat 3 macam kartilago, yang pertama kartilago hialin mengandung kolagen tipe II di dalam matriksnya, dan merupakan kartlago yang paling banyak terdapat pada tubuh dan memiliki beragam fungsi, diantaranya untuk menyokong beberapa area.2Struktur kartilago hialin diantaranya kondrosit, perikondrium, dan matriks. Kondrosit merupakan sel yang mengisi lakuna dalam matriks yang jernih dan tampak seperti kaca. Perikondrium adalah membran jaringan ikat rapat yang tervaskularisasi di sekitar kartilago hialin. Sedangkan matriks kartilago tidak memiliki pembuluh darah, sehingga nutrien dan gas masuk ke kondrosit melalui perikondrium.3Kedua, kartilago elastis memiliki serat elastik (bercabang banyak) yang memungkinkan elastisitas dalam pergerakan. Terdapat pada bagian telinga eksternal, epiglottis dan beberapa kartilago laring.2Ketiga, fibrokartilgo dikaitkan dengan kartlago hialin karena memiliki kemiripan yaitu terdapat pada penyambung padat. Namun, fibrokartilago tidak memiliki perikondrium. Fibrokartilago ditemukan diantara tulang yang membentuk sendi yang sedikit bergerak, misalnya diantara badan-badan vertebra.2Jaringan Ikat Khusus TulangTulang merupakan jaringan penyambung khusus yang matriks ekstraselularnya terkalisifikasi dan mengurung sel-sel yang mensekresikan matriks tersebut. Sel tulang memiliki persediaan darah yang kaya melalui kanalikuli, yaitu saluran kecil yang menembus matriks terkalsifikasi. Tulang (jaringan osseus), seperti kartilago, tersusun dari sel, serat, dan matriks, namun lebih kuat daripada kolagen, karena matriksnya mengandung kalsium anorganik dan garam fosfat yang memberikan kekerasan dan kemampuan untuk menopang berat tubuh. Matriks tulang mengandung bahan anorganik dan organik. Komponen anorganik menyusun 65% berat kering tulang, dimana berupa kristal kalsium hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2], kebanyakan terdiri atas kalsium dan fosfor permukaan bebas dari kristal dikelilingi oleh substansi dasar amorf. Ion-ion permukaan Kristal akan menarik H2O dan membentuk selubung hidrasi, yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion dengan cairan ekstraselular, kekerasan dan kekuatan tulang disebabkan oleh adanya hubungan kristal hidroksiapatit dengan kolagen. Saat tulang mengalami dekalsifiasi (misalnya seluruh mineral hilang dari tulang), bentuknya akan tetap seperti semula namun akan menjadi lebih fleksibel sehingga bisa dilengkungkan seperti sepotong karet yang keras. Sedangkan komponen organik pada tulang adalah kolagen tipe I, dan menyusun hampir 35% berat kering tulang. Jika komponen organik dekstrasi dari tulang, rangka yang masih megandung mineral akan tetap mempertahankan bentuk asalnya, namun lebih rapuh dan mudah terjadi fraktur. 1,2Jenis sel-sel pada tulang diantaranya sel-sel osteoprogenitor, osteoblast, osteosit, dan osteoklas. Sel osteoprogenitor berasal dari sel mesenkim embrionik dan mempertahankan kemamouannya untuk melakukan mitosis, berada pada lapisan dalam periosteum, lapisan kanal havers, dan pada endosteum. Sel ini berbentuk gelendong dan memiliki inti lonjong, sitoplasma sedikit dan terpulas pucat, serta memiliki ribosom bebas berlimpah. Merupakan sel paling aktif selama masa pertumbuhan tulang yang intens.2Osteoblas, berasal dari sel-sel osteoprogenitor. Sel ini tidak hanya mensintesis matriks organik bagi tulang, namun juga reseptor untuk hormon paratiroid. Organel-organel pada osteoblast terpolarisasi sehingga inti terletak jauh dari daerah yang aktif bersekresi, dimana terdapat granula sekretori yang mengandung perkusor matriks. Osteoblast memiliki beberapa faktor pada membrannya yaitu integrin dan reseptor hormon paratiroid.2Osteosit, merupakan sel-sel tulang matur dan berasal dari osteoblast yang terkurung didalam lakunanya. Sel-sel ini memiliki peran transduksi mekanik (mechantroduction), dimana merespon stimulus berupa regangan pada tulang. Osteklas, adalah sel berinti banyak yang berasal dari progenitor granulosit-makrofag. Memiliki peran terhadap resorpsi tulang, merupakan sel besar, motil, berinti banyak, dan memiliki sitoplasma yang asidofilik. Osteoklas bertanggung jawab untuk menghancurkan dan membentuk kembali tulang.2Tulang digolongkan berdasarkan bentuk anatominya, pendek, panjang, pipih, irregular, dan sesamoid. Tulang panjang berarti menunjukkan tulang panjang dan berlokasi diantara dua kepala/ ujung yang besar, seperti tibia. Tulang pendek memiliki lebar dan panjang yang kurang lebih sama, misalnya tulang karpal. Tulang pipih berbentuk datar, tipis, dan seperti lempengan, misalnya tulang-tulang yang membentuk tengkorak. Tulang irregular memiliki bentuk yang irregular dan tidak termasuk di dalam klasifikasi lainnya, misalnya tulang sphenoid. Tulang sessamoid berkembang di dalam tendon, misalnya patella.2

Jaringan OtotAda tiga macam otot yang digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya:3a) Otot skelet, tersusun atas sel berinti banyak, panjang, dan silindris yang mengalami kontraksi volunter (atas kemauan tubuh) untuk memfasilitasi gerfakan tubuh atau bagian tubuh. Serat otot skelet dibagi menjadi merah, putih, atau intermedia. (lihat tabel no.1)b) Otot jantung, merupakan otot yang kontraksinya bersivat involunter (tidak dibawah kemauan kita), yang hanya terdapat pada jantung dan bagian proksimal vena-vena pulmonary.c) Otot polos, yaitu otot yang involunter, terletak di dinding pembuluh darah visera serta bagian dermis kulit.Anatomi MakroskopikManus adalah bagian dari region extremitas superior di distal dari sendi radiocarpea dan merupakan alat mekanik dan sensorium. Manus di bagi menjadi tiga bagian, yaitu , pergelangan tangan (carpus), metacarpus, dan digiti (lima jari tangan termasuk ibu jari). Kelima digitus terdiri dari pollex yang berada di bagian lateral, empat digitus lainnya berada di bagian medial dari pollex. Keempat digitus itu adalah index, digitus medius, digitus annularis dan digitus minimus.4Ketika dalam posisi normal (saat istirahat), digiti memembentuk lengkung yang fleksi dengan digiti minimus yang paling fleksi dan index yang paling sedikit fleksinya. Pada posisi anatomi digiti dibuat ekstensi.4Manus memiliki permukaan anterior yaitu palma telapak tangan, dan permukaan dorsalis yaitu dorsum manus atau punggung tangan.Ossa ManusPada manus tulang dikelompokkan menjadi tiga kelompok tulang, yaitu delapaan buah tulang carpale (tulang-tulang dari carpus), lima metacarpale (1 sampai 5) adalah tulang-tulang dari metacarpus, Phalanges adalah tulang-tulang dari digiti (pada pollex hanya memiliki dua tulang saja, sedangkan pada digiti memiliki 3 tulang). Tulang-tulang carpale dan metacarpale index, digitus medius, digitus annularis, dan giditus minimus (metacarpi 2 sampai 5) sering berfungsi sebagai satu unit dan membentuk sebagian besar palmaris. Sedangkan tulang metacarpal pollex dapat berfungsi secara bebas dan memiliki fleksibilitas yang meningkat pada sendi carpometacarpales untuk memungkinkan oposisi pollex terhadap digiti.4

Tulang-tulang carpalTulang-tulang ini disusun dalam baris proximal dan distal, tiap baris ini terdiri empat tulang. Pada baris proximal (dari lateral ke medial, jika dipandang dari anterior) terdiri dari tulang-tulang seperti scaphoideum (berbentuk seperti perahu), lumantum (berbentuk seperti bulan sabit), triquetrum(memiliki tiga sisi), pisiforme(berbentuk seperti kacang). Pisiforme adalah tulang sesamoidea di tendo flexor carpi ulnaris dan bersendi dengan permukaan anterior triquetrum. Scapoideum memiliki tuberculum ossis scaphoidei yang menonjol pada facies palmaris bagian lateralnya yang mengarah kearah anterior.4Pada baris distal (dari lateral ke medial, jika dipandang dari anterior) terdiri dari tulang tulang seperti trapezium (tulang bersisi empat tetapi tidak beraturan), trapezoideum (bersisi empat), capitatum (tulang ini memiliki caput), hamatum (tulang ini memilik kait). Trapezium bersendi dengan tulang metacarpal pollex, dan memiliki tubercullum ossis trapezii yang khas pada facies palmarisnya, yang mengarah keanterior. Tulang carpal yang terbesar, yaitu capitatum, bersendi dengan basis metacarpalis III. Sedangkan humantum yang terletak tapat dilateral dan distal dari pisiforme, memiliki kait yang menonjol (hamulus ossis hamate) pada facies palmaris yang mengarah ke anterior.4Pada tulang tulang carpale memiliki banyak facies articularis (GAMBAR 7.80). tulang tulang ini semuanya saling bersendi. Tulang-tulang carpale di baris distal bersendi dengan metacarpi digiti. Semua gerak tulang-tulang metacarpale pada tulang-tulang carpale sifatnya terbatas, kecuali pada metacarpale pollex.4Tulang-tulang carpale tidak berada pada sebuah bidang datar, tetapi agak membentuk arcus yang dasarnya mengarah kearah ke anterior. Pada sisi lateral dasar ini dibentuk oleh tuberculli scaphoideum dan trapezium. Sisi medialnya dibentuk oleh pisiforme dan hamulus ossis hamate. Retinacullum flexorum melekat dan membentangu jarak anatara sisi media dan lateral dasar untuk membentuk dinding anterior canalis carpi. Sisi- sisi dan atap canalis carpi dibentuk oleh arcus tulang-tulang carpale.4MetacarpiTualnag metacarpale berjumlah lima, dan masing-masing tulang ini terhubung dengan satu digitus. Metacarpale I terhubung dengan pollex, metacarpi II samapi V terhubung secara berturut-turut dengan index, digitus medius, digitus amularis, dan digitus minimus.Tiap metacaeprle terdiri atas basis, corpus, dan caput di distal. Semua basis metacarpalis bersedni dengan tulang-tulang carpale dan basis metacarpalis digiti saling bersendi. Semua caput metacarpalis bersendi dengan phalax proximalis digitu. Caput ini membentuk buku-buku jari pada permukaan dorsum manus saat digiti diflexikan.4PhalangesPhalanges adalah tulang-tulang digiti. Pada manusia normal Pollex, memiliki dua yaitu phalaox proximalis dan distalis. Sedangkan pada digiti lainnya memiliki tiga yaitu, phalanx proximalis media dan distalis.Pada tiap phalanx memiliki basis, corpus dan caput di distal. Masing-masing basis phalanges proximalis bersendi dengan caput tulang metacarpale yang terhubung dengannya. Caput phalangis distalis tidak bersendi dengan tulain lain dan mendatar menjadi tuberositas phalangis distalis yang berbentuk bulan sabit dan yang berada di bawah bantalan palmaris pada ujung digiti.4Muskuli Pada Daerah Manus51. Otot otot tenar, merupakan otot-otot pendek pada jari pertama (ibu jari).Yang termasuk otot tenar adalah m. abductor pollicis brevis, m. flexoe pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan m. adductor pollicis2. Otot-otot hipotenar, merupakan otot otot pendek pada jari kelima (kelingking). Terdapat tiga otot hipotenar yaitu m. abductor digiti minimi, m.flexor digiti minimi, dan m. opponens digiti minimi.3. Musculus lumbricalis, merupakan keempat otot yang keluar dari tendon m. flexor digitorum profunda pada antebrachiii (lengan bawah). Otot ini masuk ke sisi radial tiap os phalanges proximal dan perluasan m. ekstensor dorsal. Musculus lumbricaris berfungsi dalam fleksi articulatio metacarpofalangealis tanpa fleksi articulatio interfalangealis.4. Otot-otot interoseus, yang terdiri sdari delapan otot yang keluar dari corpus ossa metacarpal. Otot ini bertanggung jawab dalam fleksi metacarpofangealis dan ekstensi articulation interfalangealis. Selain itu juga melakukan gerakan abduksi dan adduksi jari-jari tangan. Gerakan tersebut terjadi di sekeliling jari tengah. Adduksi adalah mendekatkan semua jari ke jari tengah, dan sebaliknya, abduksi adalah menjauhkan. Kemudian, tiap m. interosei palmaris keluar dari dua metacarpal dan msuk ke phalang proximal untuk menimbulkan adduksi. M. interossei dorsalis hanya keluar dari satu metacarpal dan msuk ke phalang proximal menyebabkan abduksi. Jari ketiga (jari tengah) tidak bisa mengalami adduksi karena tidak memiliki m. interossei Palmaris. Akan tetapi abduksi jari ketiga bisa terjadi ke dua sisi sehingga jari ini memiliki dua insersi m. interrosei dorsalis. Articulatio Pada Daerah ManusPermukaan persendian antara tulang-tulang carpal adalah pipih dan halus. Permukaan yang pipih ini dengan mudah saling bergeseran dan membentuk persendian meluncur antara berbagai tulang carpal. Tulang-tulang carpal tersusun berdempetan dan rapat, sehingga hanya gerakan meluncur terbatas. Akan tetapi jika semua tulang bergerak secara bersamaan, maka dapat dilakukan jenis gerakan yang cukup bervariasi. Sendi carpometacarpal adalah sendi meluncur yang terbentuk antara sisi distal dari baris bawah tulang-tulang karpal dari setiap tulang dari lina tulang metacarpal. Sendi mcarpometacarpal dari ibu jari, yaitu sendi pelana, terbentuk anata basis metacarpal pertama dan os trapezium. Sendi intermetacarpal dibentuk antara basis tulang-tulang metacarpal dimana permukaan persendian lateral membentuk sendi datar atau sendi meluncur antara tulang-tulang ini.Sendi metacarpophalangeal adalah sendi jenis kondiloid. Kepala (ujung) dari lima tulang metacarpal ini diterima dalam permukaan persendian pada basis dari phalanx proximal. Sendi ini dapat melakukan gerakan fleksi, ekstensi, adduksi (deviasi ulna), abduksi (deviasi radius), dan sirkumduksi. 6Biokimia Metabolisme otot

Untuk menjalankan siklus kontraksi-relaksasi, otot memerlukan ATP sebagai sumber energi konstan. ATP di otot rangka hanya cukup untuk menghasilkan energy beberapa detik sehingga ATP harus terus-menerus diperbaharui. Tiga jalur pemasok ATP tambahan sesuai keperluan selama kontraksi adalah: 7a. Pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADPKreatin Fosfat memberikan fosfat berenergi tinggi ke ADP untuk membentuk ATP. Simpanan energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Cadangan energi bertambah pada otot yang beristirahat, peningkatan konsentrasi ATP cenderung menyebabkan pemindahan gugus fosfat berenergi tinggi ke kreatin fosfat. Sebagian besar energi di otot tersimpan dalam bentuk kreatin fosfat (otot istirahat, kreatin fosfat 5x lebih banyak dari ATP.Dalam sehari jantung berdenyut 100.000 kali. Darah melewati pembuluh-pembuluh darah arteri, vena dan kapiler yang panjang seluruhnya 17 juta mil (sekitar 255 juta km). Kita mengucapkan kira-kira 4000 hingga 5000 kata, bernafas 20000 kali, menggerakkan otot-otot besar 750 kali dan mengoperasikan 14 miliar sel otak.Hormon pertumbuhan diproduksi waktu tidur untuk meningkatkan pengantaran asam amino dari darah ke otak, yang membuat sel-sel saraf dapat menjadikan apa yang dipelajari dan berguna. Hormon kortisol, puncak produksinya dari tengah malam hingga menjelang subuh. Yang membantu tubuh menghadapi stresor (penyebab stres) pada pagi hari, mengurangi peradangan dan keletihan. Istirahat memulihkan sel-sel otot kita, termasuk jantung ginjal, sumsum tulang, lambung dan otak.Karena hanya satu reaksi enzimatik yang terlibat, pembentukan ATP lewat Kreatinin Fosfat dapat berlangsung cepat dalam waktu sepersekian detik. Kreatinin Fosfat merupakan pemasok ATP tambahan ketika olahraga dimulai. Kadar ATP otot relatif konstan pada awal kontraksi, tetapi simpanan Kreatinin Fosfat akan habis dan jika aktivitas berlanjut, otot akan beralih ke jalur alternatif lain yaitu fosforilasi oksidatif dan glikolisis akan tetapi jalur-jalur ini memerlukan waktu untuk menghasilkan ATP.b. Fosforilasi oksidatif (Siklus asam sitrat dan sistem transportasi elektron)Berlangsung didalam mitokondria otot jika cukup O2 (bahan bakarnya glukosa atau asam lemak, intensitas dan durasi lemak). Prosesnya lambat karena panjangnya langkah yang terlibat (1 molekul glukosa = 36 ATP). Membutuhkan pasokan O2 dan nutrien yang konstan dan adekut melalui sistem sirkulasi untuk mempertahankan aktivitas mereka. Pada kontraksi otot maksimum, pembuluh darah di otot hampir tertutup oleh kontraksi yang sangat kuat, sehingga penyaluran O2 ke otot terganggu.Pasokan nutrien otot berasal dari glukosa dan asam lemak yang berasal dari makanan. Kelebihan zat gizi yang tidak segera digunakan akan disimpan di hati sebagai glikogen (rantai glikosa) dan jarinagn lemak. Sel otot menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dalam jumlah terbatas. Walaupun O2 tersedia akan tetapi sistem fosforilasi oksidatif yang lambat sehingga kebutuhan ATPseiring dengan peningkatan aktifitas Olahraga, maka serat-serat otot lebih mengandalkan glikolisis untuk menghasilkan ATP.c. GlikolisisReaksi-reaksi kimianya menghasilkan produk-produk yang akhirnya dapat berdiri sendiri (saat kekurangan ATP) atau masuk kefosforilasi oksifatif(saat kekurangan ATP). 1 molekul glukosa diuraikan menjadi 2 molekul asam piruvat yang menghasilkan 2 ATP. Asam pirufat dapat diuraikan lebih lanjut oleh fosforilasi oksidatif untuk mendapatkan lebih banyak energi. Proses ini dapat menghasilkan fosforilasi oksidatif dalam periode waktu tertentu apabila cukup tersedia glukosa. Sistem ini memungkinkan kita berolahraga intensif saat penyaluran O2 dan kapasitas fosforilasi oksidatif terlampaui, akan tetapi memiliki 2 konsekuensi, yaitu : 1. Kurang efisien dibandingkan fosforilasi oksidatif (1 molekul glukosa > Fosforilasi Oksidatif = 36 ATP, sedangkan pada respirasi anaerob = 2 ATP). Simpanan glikogen terbatas dan Glikolisis dengan cepat menghabiskannya.2. Produk akhir glikolisis yaitu asam piruvat diubah menjadi asam laktat, jika tidak dapat diolah lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif dapat menyebabkan kelelahan otot dan hanya menghasilkan 2 ATP.

Karena itu keunggulan Glikolisis adalah dapat membentuk ATP pada keadaan anaerob dan dapat berjalan lebih cepat dari pada fosforilasi, karena memerlukan lebih sedikit langkah reaksi. Bila terjadi kelelahan otot, diperlukan banyak Oksigen untuk dihirup agar asam laktat yang tertimbun dapat dibakar di hati kembali menjadi energi sehingga tidak jarang orang yang sedang lelah cenderung memiliki napas yang terengah-engah dan merasa kepanasan.Sarkoplasma otot rangka banyak mengandung glikogen yang terdapat dalam granula yang terletak dekat pada Pita I. Pembebasan glukosa dari glikogen bergantung pada glikogen fosforilase otot spesifik yang dapat diaktifkan oleh Ca2+, epinefrin dan AMP.5Penguraian ATP oleh ATPase miosin menghasilkan energi bagi jembatan silang untuk melakukan gerakan mengayun yang kuat. Pengikatan molekul ATP segar ke miosin memungkinkan terlepasnya jembatan silang dari filamen aktin pada akhir gerakan mengayun, sehingga siklus dapat diulang. ATP ini kemudian diuraikan untuk menghasilkan energi bagi ayunan jembatan silang berikutnya. Transportasi aktif Ca2+ kembali ke retikulum sarkoplasma selama relaksasi bergantung pada energi yang berasal dari penguraian ATP.5Fisiologi Mekanisme kotraksi dan relaksasi ototDilihat dari segi fisiologi bisa kita pahami bagaimana cara kerja otot, yang meliputi kontraksi dan relaksasi otot. Semua sel otot dikhususkan untuk kontraksi, ketika berkontraksi sel akan memendek dan menarik tulang untuk menimbulkan gerakan. Setiap otot rangka tersusun atas ribuan sel otot yang biasa disebut serabut otot. Otot melekat erat dengan tulang melalui tendon. Tendon tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang, bila diingat merupakan jaringan ikat yang amat kuat dan menyatu dengan fascia yang membungkus otot dan dengan periosteum, yaitu membran jaringan ikat fibrosa yang membungkus tulang. Biasanya setiap otot memiliki setidaknya dua tendon, masing-masing melekat pada tulang yang tidak bergerak atau statis adalah origo; bagian perlekatan tulang yang dapat bergerak disebut insersio. Otot tersebut menyilang sendi tempat kedua tulang berhubungan, dan ketika berkontraksi,otot akan menarik pada insersionya dan menggerakkan tulang ke arah tertentu.8Satu sel otot rangka atau satu serat otot tersusun atas myofibril. Setiap miofibril tersusun atas elemen-elemen sitoskeleton filamen tipis dan tebal, dimana filament tebal (pita A) dibentuk oleh miosin sedangkan filamen tipis (pita I) dibentuk oleh aktin. Di tengah-tengah pita A terdapat daerah terang yang disebut zona H, dan dibagian tengah dari pita I terdapat garis tipis yang disebut garis Z (Z disk). Daerah yang mengambil peran ketika terjadi kontraksi otot adalah sarkomer, yaitu daerah yang terletak diantara garis Z satu dengan yang lainnya. Dimana dalam keadaan ini filamen tipis bergeser masuk ke arah filamen tebal, sehingga otot terlihat memendek saat berkontraksi.8

Proses Terjadinya Kontraksi OtotKetika terdapat rangsangan, maka impuls akan disalurkan ke saraf motoric melalui saluran aferen, membawa potensial aksi ke ujung saraf yangnantinya akan menghasilkan enzim yang berfungsi untuk merusak dinding vesikel tempat penyimpanan neurotransmitter. Neurotransmitter yang dikeluarkan pada myoneuron adalah asetil kolin. Asetil kolin keluar menyebrangi celah dan berikatan dengan reseptor (Ach)/ saluran di motor end-plate, yang nantinya akan merangsang terjadinya depolarisasi hingga membentuk potensial aksi sebagai respons terhadap pengikatan asetil kolin dan potensial end-plate, yang kemudian timbul disalurkan ke seluruh membrane ppermukaan tubulus T sel otot. Potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan ion kalsium [Ca2+] dari retikulum sarkoplasma ke dalam sitosol. Ion kalsium yang dibebaskan dari kantung lateral berikatan dengan troponin di filamen aktin, sehingga menyebabkan tropomiosin secara fisik bergeser untuk membuka penutup tempat pengikatan jembatan silang di aktin. Jembatan silang miosi berikatan dengan aktin dan menekuk, menarik filamen aktin ke bagian tengah sarkomer, dimana dijalankan oleh energi yang dihasilkan dari ATP. Sehingga terlihat terjadinya pemendekan pada daerah sarkomer.8Proses Terjadinya Relaksasi OtotProses kontraksi dihentikan ketika Ca2+ dikembalikan ke kantung lateral saat aktivitas listrik local berhenti. Retikulum sarkoplasma memiliki molekul pembawa, pompa Ca2+ - ATPase, yang memerlukan energi dan secara aktif mengangkut Ca2+ dari sitosol untuk memekatkannya di dalam kantung lateral. Asetilkolinesterase menyingkirkan Ach dari taut neuromuskular, potensial aksi serat otot terhenti. Ketika potensial aksi lokal tidak lagi terdapat di tubulus T untuk memicu pelepasan Ca2+, aktivitas pompa Ca2+ retikulum sarkoplasma mengembalikan Ca2+ yang dilepaskan ke kantung lateral. Hilangnya Ca2+ dari sitosol memungkinkan kompleks troponin-tropomiosin bergeser kembali ke posisinya yang menghambat, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berkatan di jembatan silang, sehingga filamen tipis secara pasif kembali ke posisinya semula, serta serat otot kembali melemas. Pergerakan inilah yang disebut dengan relaksasi otot.8Daftar Pustaka1. Swartz MH. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.2. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Saunders Elsevier; 2014.h.129-54.3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit EGC; 2004.h.1-2.77-80.4. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray: dasar-dasar anatomi. Jakarta: ELSEVIER; 2014.h.681-700.5. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.85.6. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 2002.h.93-4.7. Sheerwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.h.27`16-90.Page 13 | 13