4
Gangguan depresif mayor relatif sering terjadi selama masa nifas. Baik studi retrospektif dan prospektif yang berbasis komunitas telah menghasilkan angka prevalensi depresi pasca salin mayor dan minor antara 10-15%. Angka depresi yang dilaporkan dari studi kohort masa nifas ini relatif sama dengan yang diobservasi dari populasi wanita nonpuerperal.Bila beberapa wanita dilaporkan menderita gejala-gejala singkat setelah kelahiran anak, depresi berkembang lebih perlahan lebih dari 6 bulan pertama pasca salin. * Gejala dan tanda depresi masa nifas Biasanya tidak dapat dibedakan dengan gangguan depresif mayor nonpsikotik yang terjadi pada wanita selain pasca salin. Afek disforik, iritabilitas, anhedonia, insomnia, dan fatigue adalah gejala-gejala yang sering dilaporkan. Kadang-kadang juga didapatkan keluhan somatik. Perasaan ambivalen atau negatif terhadap bayi sering dilaporkan. Wanita dengan depresi pasca salin sering mengemukakan keraguannya terhadap kemampuannya merawat bayinya. Dalam bentuk yang paling parah, depresi pasca salin bisa menghasilkan disfungsi yang sangat berat. Ide bunuh diri sering ditemukan, namun angka bunuh diri relatif rendah pada wanita yang mengalami depresi selama masa nifas. Walaupun beberapa studi telah mengevaluasi prevalensi penyakit psikiatrik komorbid pada populasi ini, ansietas yang berat dan pikiran obsesi menonjol pada wanita dengan gangguan jiwa masa nifas. Gejala-gejala ansietas umum, gangguan panik dan gangguan obsesif kompulsif sering didapatkan pada wanita dengan depresi

Gangguan Depresif Mayor Relatif Sering Terjadi Selama Masa Nifas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sede

Citation preview

Page 1: Gangguan Depresif Mayor Relatif Sering Terjadi Selama Masa Nifas

             Gangguan depresif mayor relatif sering terjadi selama masa nifas. Baik studi retrospektif

dan prospektif yang berbasis komunitas telah menghasilkan angka prevalensi depresi pasca salin

mayor dan minor antara 10-15%. Angka depresi yang dilaporkan dari studi kohort masa nifas ini

relatif sama dengan yang diobservasi dari populasi wanita nonpuerperal.Bila beberapa wanita

dilaporkan menderita gejala-gejala singkat setelah kelahiran anak, depresi berkembang lebih

perlahan lebih dari 6 bulan pertama pasca salin.

* Gejala dan tanda depresi masa nifas

Biasanya tidak dapat dibedakan dengan gangguan depresif mayor nonpsikotik yang terjadi pada

wanita selain pasca salin. Afek disforik, iritabilitas, anhedonia, insomnia, dan fatigue adalah

gejala-gejala yang sering dilaporkan. Kadang-kadang juga didapatkan keluhan somatik. Perasaan

ambivalen atau negatif terhadap bayi sering dilaporkan. Wanita dengan depresi pasca salin sering

mengemukakan keraguannya terhadap kemampuannya merawat bayinya. Dalam bentuk yang

paling parah, depresi pasca salin bisa menghasilkan disfungsi yang sangat berat. Ide bunuh diri

sering ditemukan, namun angka bunuh diri relatif rendah pada wanita yang mengalami depresi

selama masa nifas.

Walaupun beberapa studi telah mengevaluasi prevalensi penyakit psikiatrik komorbid pada

populasi ini, ansietas yang berat dan pikiran obsesi menonjol pada wanita dengan gangguan jiwa

masa nifas. Gejala-gejala ansietas umum, gangguan panik dan gangguan obsesif kompulsif

sering didapatkan pada wanita dengan depresi pasca salin.

* PSIKOSIS PUERPERALIS

Psikosis puerperalis adalah bentuk yang paling berat dari gangguan jiwa masa nifas. Berbeda

dengan postpartum blues atau depresi, psikosis puerperalis lebih jarang terjadi dan angka

kejadiannya berkisar 1-2 per 1000 wanita pasca salin. Penampilannya dramatik dan munculnya

gejala psikosis dalam 48 - 72 jam pasca salin. Sebagian besar wanita yang menderita psikosis

puerperalis gejalanya berkembang dalam 2-4 minggu pertama pasca salin.

Wanita dengan kelainan ini gejala psikotik dan tingkah laku yang kacau sangat menonjol

sehingga menimbulkan disfungsi yang bermakna. Psikosis puerperalis menyerupai psikosis

afektif yang berkembang cepat dengan gambaran manik, depresif atau tipe campuran. Tanda

paling awal adalah kegelisahan yang tipikal, iritabilitas dan insomnia. Wanita dengan gangguan

ini secara khas memperlihatkan pergantian yang cepat antara mood yang depresi dan elasi,

Page 2: Gangguan Depresif Mayor Relatif Sering Terjadi Selama Masa Nifas

disorientasi atau depersonalisasi serta tingkah laku aneh. Waham biasanya berkisar pada bayinya

termasuk waham bahwa anaknya telah meninggal, anaknya mempunyai kekuatan khusus, atau

menganggap anaknya sebagai jelmaan setan atau Tuhan. Halusinasi dengar yang menyuruh ibu

tersebut untuk menyakiti atau membunuh dirinya sendiri atau anaknya kadang-kadang

dilaporkan. Walaupun banyak pihak berpendapat bahwa penyakit ini berbeda dengan gangguan

afektif, namun beberapa peneliti berpendapat bahwa psikosis puerperalis lebih mirip dengan

kebingungan atau delirium daripada gangguan mood psikotik nonpuerperalis.

* Penapisan

Depresi pasca salin berat dan psikosis mudah untuk dikenali, namun bentuk yang lebih ringan

atau lebih perlahan munculnya seringkali terlewatkan. Bahkan gejala depresi berat yang muncul

selama masa nifas sering terlewatkan oleh pasien dan perawatnya karena dianggap normal dan

sebagai bagian dari proses kehaliran bayi. Karena sulitnya memprediksikan wanita yang berada

pada populasi umum yang akan berkembang menjadi psikosis puerperalis, dianjurkan untuk

menapis seluruh wanita untuk gejala depresi pada masa nifas. Hambatan terbesar dalam

mendiagnosis depresi pasca salin adalah pada tingkat klinisi gagal menanyakan adanya gejala-

gejala fektif pada wanita masa nifas. (2)

Kunjungan klinisi yang standar pada 6 minggu pertama masa nifas dan kunjungan berikutnya

untuk pemeriksaan bayi adalah waktu yang tepat untuk menapis adanya gangguan depresi pasca

salin. Bagaimana pun juga penapisan untuk gangguan afektif selama masa nifas lebih sulit

dibandingkan waktu lainnya. Banyak tanda-tanda neurovegetatif dan gejala karakteristik depresi

mayor (seperti gangguan tidur dan nafsu makan, berkurangnya libido, kelelahan) juga terdapat

pada wanita non-depresi pada masa puerperium akut. Banyak skala penilaian yang dipakai untuk

wanita bukan masa nifas (contohnya Beck Depression Inventory) belum divalidasi pada populasi

puerperal. Sebaliknya Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang terdiri dari 10

pertanyaan, yang harus dijawab sendiri telah digunakan secara luas untuk deteksi depresi pasca

salin dan telah dibuktikan mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang memuaskan pada wanita

masa nifas. Walaupun belum begitu sering digunakan EPDS dapat mudah digunakan secara

bersamaan pada evaluasi rutin wanita pasca salin. Skala penilaian ini dapat menapis wanita yang

butuh evaluasi psikiatrik lebih lanjut. Skala EPDS saat ini tengah dipakai pada penelitian kohort

multietnik dan multisenter pada depresi pasca salin di Jakarta.