Upload
tranminh
View
259
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM
NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
INDAH PUSPITA SARI
B.12 133
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM
NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG
Diajukan Oleh :
INDAH PUSPITA SARI
NIM B12 133
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2015
Pembimbing
Deny Eka Widyastuti, S.ST., M.Kes
NIK 201188075
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM NIFAS
DI RSU ASSALAM GEMOLONG
Diajukan Oleh:
INDAH PUSPITA SARI
NIM B12 133
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal Juli 2015
PENGUJI I PENGUJI II
Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes Deny Eka Widyastuti , S.ST., M.Kes
NIK 200580012 NIK 201188075
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Ibu nifas Tentang
Senam Nifas Di RSU Assalam Gemolong Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari S.ST. selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.ST.,M.kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu dr.Wiwiek Irawati, M.Kes selaku direktur RSU Assalam Gemolong, yang
telah bersedia memberi ijin pada penulis dalam mengambil data dan
penelitian.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 10 Juli 2015
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis ilmiah, Juni 2015
Indah Puspita Sari
B12 133
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG SENAM
NIFAS DI RSU ASSALAM GEMOLONG
xv + 73 halaman + 20 lampiran + 10 tabel + 14 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami
perubahan fisik seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama
dan otot dasar panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan
menjaga keadaan agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu
setelah melahirkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakuakan di RSU
Assaalam Gemolong pada tanggal 09 Oktober 2014 terhadap 15 ibu nifas tentang
senam nifas di dapatkan hasil bahwa 5 ibu nifas (37,5%) menjawab benar tentang
senam nifas sedangkan 10 ibu nifas (62,5%) lainnya menjawab salah tentang
senam nifas.
Tujuan : mengetahuai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU
Assalam Gemolong pada tingkat baik, cukup, kurang dan faktor penghambat
pendorong
Metode penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian di RSU Assalam Gemolong pada tanggal 09 Oktober 2014 – 25 Mei
2015. Jumlah sampel sebanyak 33 ibu nifas, dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel Accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya,sedangkan untuk analisa
data dilakukan dengan analisis univariate yang menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU
Assalam Gemolong dengan pengetahuan baik sebanyak 3 responden (9,4%),
pengetahuan cukup sebanyak 24 responden (75%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 5 responden (15,6%).
Kesimpulan : Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU
Assalam Gemolong sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 24
responden (75%). Faktor pendorongnya pendidikan dan pekerjaan dan faktor
penghambatnya umur, paritas, informasi dan lingkungan.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, ibu nifas, senam nifas.
Kepustakaan : 21 Literatur (tahun 2006 -2014)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS.Al-insyiroh : 6)
2. Kebaikan itu ada lima perkara; kekayaan hati, bersabar atas
kejelekan orang lain, mengais rizki yang halal, taqwa, dan yakin
akan janji Allah SWT. ( Imam Syafi’i). 3. Awali semuanya dengan doa dan senyuman
4. Pengetahuan diperoleh dengan belajar, kepercayaan dan keraguan,
keahlian dengan berlatih, dan cinta dengan mencintai (Thomas
Szasz)
5. Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan
keras adalah kemenangan yang hakiki (Mahatma Gandhi)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa, dukungan,
serta kasih sayang yang tulus tiada henti selama ini
3. Eyang Kung dan Uti tercinta yang telah memberikan nasehat, doa,
dukungan serta kasih sayang kepadaku
4. Adik-adikku tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan
kepadaku.
5. Sahabat-sahabatku di kelas 3C dan teman-teman angkatan 2012
yang telah bersama-sama merasakan suka cita dalam meraih impian
dan cita-cita
6. Dan semua pihak yang tidak bisa saya saya sebutkan satu persatu,
7. Almamaterku tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Indah Puspita Sari
Tempat/ taggal lahir : Sragen, 22 November 1994
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamt : Ngumbul, Tegalombo, Kalijambe, Sragen
Riwayat pendidikan
1. SDN Tegalombo 1 LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 2 Gemolong LULUS TAHUN 2009
3. SMA Muhammadiyah 2 Gemolong LULUS TAHUN 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun
2012
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3
E. Keaslian Penelitian ................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7
1. Pengetahuan ..................................................................... 7
2. Nifas ................................................................................ 15
3. Senam Nifas..................................................................... 26
B. Kerangka Teori ....................................................................... 43
C. Kerangka Konsep ................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 45
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 45
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel ............. 46
x
D. Variabel Penelitian ................................................................. 47
E. Definisi Operasional .............................................................. 47
F. Instrumen Penelitian .............................................................. 48
G. Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 51
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................... 52
I. Etika Penelitian ...................................................................... 55
J. Jadwal Penelitian .................................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN
A. Gambaran Umum lokasi Penelitian ........................................ 57
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 58
C. Pembahasan ........................................................................... 67
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 71
B. Saran ...................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Devinisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Senam Nifas ............................................................................. 47
Tabel 3. 2 Kisi – kisi Kuesioner Senam Nifas ........................................... 49
Tabel 4,1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ........................... 58
Tabel 4,2 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas .......................... 59
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .................. 59
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................... 60
Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standar Devisiasi ............................................ 61
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang senam nifas .............. 62
Tabel 4.7 Cross tabulation Responden Berdasarkan Umur dengan
Pengetahuan ............................................................................. 62
Tabel 4.8 Cross tabulation Responden berdasarkan paritas dengan
pengetahuan ............................................................................. 63
Tabel 4.9 Cross tabulation Responden Berdasarkan Pendidikan dengan
pengetahuan ............................................................................. 63
Tabel 4.10 Cross tabulation Responden Berdasarkan Pekerjaan dengan
pengetahuan .............................................................................. 65
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Senam Kaki ........................................................................... 18
Gambar 2.2 Senam Tranversus ................................................................ 30
Gambar 2.3 Senam Mengangkat Panggul .................................................. 32
Gambar 2.4 Stabilitas Batang Tubuh ........................................................ 33
Gambar 2.5 Stabilitas Batang Tubuh Menaikan Lutut .............................. 33
Gambar 2.6 Abduksi Paha Dalam Posisi Miring ...................................... 34
Gambar 2.7 Memutar Lutut ke Arah Luar Sambil Mempertahankan
Tetap Diam ............................................................................. 35
Gambar 2.8 Mengencangkan Satu Kaki Sambil Mempertahankan Panggul
dan Punggung Tetap Diam ..................................................... 35
Gambar 2.9 Posisi Miring Yang Nyaman .................................................. 36
Gambar 2.10 Berbaring Telungkup Dengan Bantal di Bawah Pinggang ..... 36
Gambar 2.11 Posisi Menyongkong Ketika Batuk, Pada Pasca Seksio
Sesaria .................................................................................... 33
Gambar 2.12 Dua Senam Yang Tidak Boleh dilakukan .............................. 39
Gambar 2.13 Kerangka Teori ....................................................................... 41
Gambar 2.14 Kerangka Konsep ................................................................... 42
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin penggunaan Lahan
Lampiran 7 Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9 Surat Persetujuan Responden ( informed consent)
Lampiran 10 Kuesioner validitas
Lampiran 11 Pedoman Scoring validitas
Lampiran 12 Kuesioner Penelitian
Lampiran 13 Pedoman Scoring Penelitian
Lampiran 14 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 15 Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 16 Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 17 Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 19 Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami
banyak perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Sebenarnya sebagian
besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui
asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan
patologis (Sulistyawati, 2009).
Wanita yang setelah persalinan seringkali mengeluh tentang bentuk
tubuh yang melar. Hal ini dapat dimaklumi karena merupakan akibat
pembesaran otot rahim karena pembesaran selama kehamilan dan otot perut
jadi memanjang sesuai usia kehamilan yang terus bertambah. Setelah
persalinan, otot-otot tersebut akan mengendur. Selain itu, peredaran darah dan
pernafasan belum kembali normal. Hingga untuk mengembalikan tubuh ke
bentuk dan kondisi semula (Marmi, 2011).
Oleh karena itu, mereka akan selalu berusaha untuk memulihkan dan
mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak indah lagi. Cara
untuk mengembalikan bentuk tubuh menjadi indah dan langsing seperti
semula adalah melakukan latihan dan senam nifas (Saleha, 2009).
2
Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah persalinan,
setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam nifas merupakan latihan
yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara
fisiologis maupun psikologis (Marmi, 2012).
Senam nifas mempunyai manfaat yang berarti bagi ibu baik secara
fisiologis dan psikologis setelah melahirkan. Yaitu secara fisiologis
membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot panggul yang mengalami
trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk
normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar
diakibatkan kehamilan. Adapun manfaat psikologis yaitu menambah
kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi
pasca persalinan (Taufan, Nurrezki, Desi dan Wilis, 2014).
Berdasarkan studi pendahuluan di RSU Assalam Gemolong yang di
laksanakan pada tanggal 09 bulan Oktober 2014 di dapatkan data jumlah ibu
nifas pada bulan Januari – bulan September 2014 terdapat sebanyak 993 ibu
nifas. Setelah penulis melakukan wawancara terhadap 15 ibu nifas tentang
senam nifas didapatkan hasil bahwa 5 ibu nifas (37,5%) menjawab benar
tentang senam nifas sedangkan 10 ibu nifas (62,5%) lainnya menjawab salah
tentang senam nifas.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Senam Nifas di RSU Assalam Gemolong”.
3
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di
RSU Assalam Gemolong
2. Tujuan Khusus
a Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di
RSU Assalam Gemolong pada tingkat baik.
b Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di
RSU Assalam Gemolong pada tingkat cukup.
c Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di
RSU Assalam Gemolong pada tingkat kurang.
d Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat yang
mempengaruhi pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU
Assalam Gemolong
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menambah teori atau ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang senam nifas.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh dalam bangku
kuliah dan memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan
penelitian.
4
3. Bagi Institusi
a RSU Assalam Gemolong
Memberi data bagi institusi kesehatan mengenai aspek tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas sekaligus sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan pelayanan kebidanan.
b Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan
dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca
secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan antara lain:
1. Novita Restiana Dewi (2011), dari STIKES Muhammadiyah Klaten
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas Di
BPS Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo”. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif kuantitatif dan dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di BPS
Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo pada bulan Maret sampai dengan bulan
Mei 2011 yang berjumlah 30 ibu nifas. Analisis data dengan analisis
univariat, teknik sampling dengan total sampling, instrumen yang
digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan tingkat
pengetahuan responden dalam kategori baik (40,0%),kategori cukup
(50,0%) dan dalam kategori kurang (10,0%).
5
Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu lokasi
penelitian, jumlah populasi, waktu penelitian dan hasil penelitian.
Sedangkan persamaannya yaitu jenis penelitian Diskriptif dan Kuantitatif
dan pendekatan cross seectional, populasi, analisa data serta alat
pengumpulan data
2. Enggari Kurnia Ningrum (2013), dari STIKES Kusuma Husada
Surakarta dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas hari Hari 1 – 6
Tentang Senam Nifas Di RSUD Pandan Arang Boyolali” penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah selureh ibu nifas
yang ada di RSUD Pandan Arang Boyolali pada bulan Maret sampai
April yang berjumlah 140. Analisis data dengan analisis univariat,
tehnik sampling dengan total sampling, alat/ instrumen yang digunakan
adalah kuesioner. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan
responden dalam kategori baik 8 orang (20%), cukup 26 orang (65%),
kurang 6 orang (15%).
Perbedaan penelitian terdahulu dengan sekarang yaitu lokasi, jumlah
populasi, waktu penelitian dan hasil penelitian. Sedangkan persamaannya
yaitu jenis penelitian Diskriptif dan Kuantitatif dan pendekatan cross
seectional, populasi, analisa data serta alat pengumpulan data
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan ( knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan “ what” (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil
pengindraan manusia terhadap dunia luar. Selain itu, pengetahuan
merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang
alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun
tertulis (Mahmud, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif
merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang.
Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yakni:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini
adalahmengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
7
diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaankata-kata kerja: dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
8
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasiformulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Dewi dan Wawan (2010), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah
cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
9
informasi. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi
lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
10
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah
a) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba
salah (coba-coba).
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu
contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada
tahun 1926.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa
pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal,
para pemuka agama, pemegang pemerintah, dan
sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang
11
yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli
ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara
menghukum anak dengan dijewer telinganya atau dicubit
sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran,
bahwa hukuman adalah merupakan metode (meskipun
bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak. Pemberian
hadiah dan hukuman merupakakan cara yang masih dianut
oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam
konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran
yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran
ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut
12
agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran
tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara
cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa
melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran
ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang
sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya
berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari
sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain,
dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan
yang bersifat umum. Karena proses berpikir induksi itu
beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang
13
nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari
hal-hal yang konkretkepada hal-hal yang abstrak.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataanpernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-
322 SM)mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke
dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini
merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan
seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih
baik.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini
disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut
metodologi penelitian atau research methodology (
Notoatmodjo, 2012)
e. Kriteria tingkat pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat
diketahui dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu:
1) Baik : Bila nilai (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD
3) Kurang : Bila nilai (x) < mean ─ 1 SD
14
Keterangan :
Mean : Rata –rata
SD : Standar deviasi
2. Nifas
a. Pengertian
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali
organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih
6 minggu (Saleha, 2009). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Ambarwati, 2010 ).
b. Tahapan masa nifas
Menurut Wulandari dan Handayani (2011), nifas dibagi dalam
3 periode yaitu:
1) Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, dalam agama Islam
dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genital yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
15
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan.
c. Kunjungan masa nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi
dan menangani masalah-masalah yang terjadi ( Marmi, 2012)
Kunjungan dalam masa nifas antara lain :
1) Asuhan pada 6-8 jam post partum
a) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga
d) tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan otonia
uteri.
e) Pemberian asi awal
f) Mengajarkan cara mempererathubungan atara ibu dan bayi
baru lahir.
g) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hepotermi.
h) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama.
i) Setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keaadaan baik.
16
2) Asuhan pada 2 hari post partum
a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.
c) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.
d) Memastika ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
cairan.
e) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta
tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
f) Memberikan koseling tentang perawatan bayi baru lahir.
3) Asuhan pada 2 minggu post partum
a) Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan
yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
b) Asuhan pada 6 minggu post partum
c) Menanyakan penyulit-penyulit yang di alami ibu selama
masa nifas
d) Memberikan konseling kb secara dini.
4) Asuhan pada 6 minggu post partum
a) menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
masa nifas
b) memberikan konseling KB secara dini
17
d. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
Perubahan - perubahan yang terjadi pada masa nifas adalah
sebagai berikut :
1) Perubahan sistem reproduksi
a) Involusi uteri
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan
suatu proses di mana uterus kembali kekondisi sebelum
hamil dengan bobot hanya 60gram (Marmi, 2012).
b) Lokia
Menurut Saleha (2009) lokia adalah cairan sekret
yang berasal dari cavum selama masa nifas. Berikut
beberapa jenis lokia pada masa wanita pada masa nifas :
1. Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium
selama 2 hari pasca persalinan. Lokia ini yang akan
keluar selama dua sampai 3 hari postpartum
2. Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah
dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7
pasca persalinan
3. Lokia serosa berbentuk serum dan berwarna merah
jambu kemudian menjadi kuning. Cairan ini tidak
18
berdarah lagi pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca
persalinan
4. Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai hari ke-
14 kemudian makin lama makin sedikit sehingga sama
sekali berhenti sampai sampai satu atau dua minggu
berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk
krim serta terdiri atas leukosit da sel-sel desidua.
c) Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi
plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm,
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga
tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi
plasenta (Saleha, 2009).
d) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan
uterus. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman
karena penuh pembuluh darah. Konsistensi lunak, kadang
terdapat perlukaan kecil. Muara serviks yang berdilatasi 10
cm pada waktu persalinan menutup secara bertahap. Setelah
bayi lahir, tangan masih bisa masuk ke rongga rahim,
setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke-6
19
post partum serviks menutup (Wulandari dan Handayani,
2011).
e) Vulva, vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina berangsur-
angsur muncul kembali. Perubahan pada perineum pasca
melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan.
Pada hari ke-5 post partum, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan (Marmi,
2012)
2) Perubahan sistem pencernaan
Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah
melahirkan yang disebabkan karena pada waktupersalinan, alat
pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan pada waktu
persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan serta
kurangnya aktifitas tubuh(Sulistyawati, 2009).
3) Perubahan sistem perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-
20
buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang
besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen
yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang
berdilatasi akan kembali normal dalam tempo6 minggu
(Anggraini, 2010).
4) Perubahan sistem muskuloskeletal
Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang
meregang sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur
kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamen rotundum
mengendur, sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan
penunjang alat genetalia yang mengendur dapat diatasi dengan
latihan-latihan tertentu. Mobilitas sendi berkurang dan posisi
lordosis kembali secara perlahan-lahan (Saleha, 2009).
5) Perubahan pada sistem endokrin
Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCG dan
HPL(Human Placental Lactogen), estrogen dan progesteron
secara berangsur-angsur turun dan normal kembali setelah 7 hari
post partum. HCG tidak terdapat dalam urine ibu setelah 2 hari
post partum. HPL tidak terdapat dalam plasma
(Bahiyatun, 2009).
21
6) Perubahan sistem kardiovaskular
Curah jantung meningkat selama persalinan dan
berlangsung sampai kala tiga ketika volume darah uterus
dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama post
partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke tiga post
partum(Bahiyatun, 2009).
7) Perubahan sistem hematologi
Peningkatan sel darah putih pada awal masa nifas
barsamaan dengan peningkatan tekanan darah serta volume
plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3 hari post partum ,
konsentrasi hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih. Total
kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira-kira 700-
1500 ml (200-500 ml hilang pada saat persalinan, 500-800 ml
hilang pada minggu pertama post partum, dan 500 ml hilang
pada saat masa nifas(Bahiyatun, 2009).
8) Perubahan tanda vital
Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun
secara perlahan, dan stabil pada 24 jam post partum. Nadi
menjadi normal setelah persalinan (Bahiyatun, 2009).
e. Perubahan psikologis pada masa nifas
Menurut Anggraini (2010), perubahan psikologis ibu pada
masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu:
22
1) Taking in (1-2 hari post partum)
Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus
pada dirinya, tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan
pengalaman proses bersalin yang dialami. Wanita yang baru
melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala
kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, yang
bercampur dengan proses pemulihan.
2) Taking hold (2-4 hari post partum)
Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya
dan khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat
bayinya. Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya
dalam mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai
kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan
menyusui, memberi minum, mengganti popok. Wanita pada
masaini sangat sensitif akan ketidakmampuannya dan cepat
3) Letting go
Pada masa ini pada umumnya ibu sudah pulang dari RS.
Ibu mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, di
harus menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi, begitu
juga adanya grefing karena dirasakan sebagai mengurangi
interaksi sosial tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada
masa ini.
23
f. Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada
masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan
protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya.
Kebutuhankebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:
1) Nutrisi dan cairan
Nitrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan
cukup kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh,
kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI. Ibu menyusui
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa +700 kalori
pada 6 bulan pertama kemudian +500 kalori pada bulan
selanjutnya. Selain nutrisi, yang tidak kalah penting untuk ibu
nifas adalah cairan (air minum). Minum sedikitnya 3 liter setiap
hari dan anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui (Marmi,
2012).
2) Ambulasi dini
Mobilisasi perlu dilakukan agar tidak terjadi
pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah ibu. Pada
persalinan normal, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi atau
pergi ke kamar mandi dengan dibantu, 1 atau 2 jam setelah
melahirkan. Pasien section caesarea biasanya mulai ambulasi 24-
36 jam sesudah melahirkan (Marmi, 2012).
24
3) Eliminasi
Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus
dapat buang air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam
kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ
perkemihan, seperti infeksi. Dan dalam 24 jam pertama pasien
sudah harus dapat buang air besar karena semakin lama feses
tertahan dalam usus maka akan semakin sulit bagi ibu untuk
buang air besar secara lancar(Sulistyawati, 2009).
4) Kebersihan diri
Beberapa langkah penting pada perawatan kebersihan diri
ibu post partum menurut Sulistyawati (2009), antara lain:
a) Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan
alergi pada kulit bayi.
b) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
c) Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau
minimal 2 kali dalam sehari.
d) Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai
membersihkan daerah kemaluannya.
e) Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh
daerah luka.
5) Istirahat
Menganjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat pada ibu akan
25
mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat
proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan,
menyebabkan deprsi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri(Ambarwati, 2010).
6) Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau
dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri
(Sulistyawati, 2009).
7) Latihan/Senam nifas
Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk
memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis
maupun psikologis (Marmi, 2012).
3. Senam Nifas
a. Pengertian
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-
ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali,
dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan,
untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,
memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah
kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul,
dan perut (Widianti dan Proverawati, 2010).
26
b. Tujuan senam nifas
Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan
menurut Wulandari dan Handayani (2011), adalah:
1) Memperbaiki peredaran darah.
2) Mengurangi rasa sakit pada otot-otot.
3) Mengencangkan otot-otot perut dan perineum
4) Melancarkan pengeluaran lokhea.
5) Mempercapat involusi.
6) Menghindari kelainan, misalnya emboli, thrombosis dan lain-
lain.
7) Untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan
meningkatkan otot-otot punggung, pelvis dan abdomen.
8) Kegel exercise: untuk membantu penyembuhan luka perineum.
9) Meredakan hemoroid dan varikositas vulva.
10) Meningkatkan pengendalian atas urine.
11) Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot spinkter.
12) Memperbaiki respon seksual.
c. Manfaat senam nifas
Menurut Wulandari dan Handayani (2011), manfaat senam nifas
antara lain:
1) Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah.
2) Senam nifas membantu memperbaiki sikap tubuh dan punggung
setelah melahirkan.
27
3) Memperbaiki tonus otot.
4) Memperbaiki pelvis dan peregangan otot abdomen.
5) Memperbaiki juga memperkuat otot panggul.
6) Membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca melahirkan.
d. Macam-macam senam nifas
1) Senam pascanatal setelah persalinan normal
a) Senam sirkulasi
Senam ini harus dilakukan sesering mungkin setelah
persalinan. Senam ini bertujuan untuk mempertahankan
dan/ meningkatkan sirkulasi ibu pada masa pascapartus
segera ketika ibu mungkin berisiko mengalami thrombosis
vena atau komplikasi sirkulasi lain. Senam ini dapat
dilakukan di tempat tidur beberapa kali setelah bangun tidur
dan harus dilanjutkan sampai ibu mampu mobilisasi total
dan tidak ada edema pergelangan kaki (Brayshaw, 2008).
(1) Senam kaki
Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk
lalu regangkan secara perlahan sedikitnya 12 kali.
Pertahankan posisi lutut dan paha, putar kedua
pergelangan sebesar mungkin putarannya, sedikitnya 12
kali untuk satu arah (Brayshaw, 2008).
28
Gambar 2.1 Senam kaki
(2) Mengencangkan kaki
Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua
kaki ke atas pada pergelangan kaki dan tekankan bagian
belakang lutut ke tempat tidur. Tahan posisi ini dalam
hitungan lima, bernafaslah secara normal, lalu rileks.
Ulangi gerakan sebanyak 10 kali (Brayshaw, 2008).
(3) Napas dalam
Pernapasan diafragma membantu mengembalikan
aliran vena melalui kerja pemompaan diafragma pada
vena kava inferior dan harus diulangi beberapa kali
sehari sampai ibu dapat mobilisasi. Dalam posisi
apapun, tarik nafas dalam sebanyak 3 atau 4 kali (tidak
lebih) untuk memungkinkan ventilasi penuh paru-paru
(Brayshaw, 2008).
b) Senam dasar panggul
Senam dasar panggul menguatkan otot dasar panggul
pascapartus, tujuannya mengembalikan fungsi penuhnya
sesegera mungkin dan membantu mencegah masalah atau
prolaps urine jangka panjang. Namun, kontraksi dan
29
relaksasi otot-otot ini juga membantu meredakan
ketidaknyamanan pada perineum, rasa ini mungkin timbul
akibat persalinan, dan tujuan pemulihan dengan
meningkatkan sirkulasi lokal dan mengurangi edema
(Brayshaw, 2008).
Menurut Brayshaw (2008), latihan senam dasar
panggul dengan cara:
(1) Mengencangkan anus seperti menahan defekasi,
kerutkan uretra dan vagina juga seperti menahan
berkemih,kemudian lepaskan ketiganya. Tahan dengan
kuat selama mungkin sampai 10 detik, bernapas secara
normal. Relaks dan istirahat selama tiga detik. Ulangi
dengan perlahan sebanyak mungkin sampai maksimum
10 kali.
(2) Ulangi senam dengan mengencangkan dan
mengendurkan, gerakan lebih cepat sampai 10 kali
tanpa menahan kontraksi. Jumlah pengulangan akan
bertambah secara bertahap bila ibu hanya menyanggupi
beberapa kali melakukan senam ini pada awalnya,
namun ibu perlu diberi tahu hal ini normal.
c) Senam abdomen
Selama kehamilan, otot abdomen mengalami
peregangan mencapai kira-kira dua kali lipat dari panjang
30
semula pada akhir minggu masa kehamilan. Seluruh otot
abdomen memerlukan latihan untuk mencapai panjang dan
kekuatan semula, namun otot yang terpenting karena
perannya dalam menjaga kestabilan panggul ialah otot
transversus. Latihan transversus dapat dimulai kapan pun
ibu merasa mampu dan harus dilakukan sering sambil ibu
melakukan aktivitasnya bersama bayi (Brayshaw, 2008).
(1) Senam tranversus
Berbaring dan kedua lutut ditekuk dan kaki datar
menapak di tempat tidur. Letakkan kedua tangan di
abdomen bawah di depan paha. Tarik nafas dan pada
saat akhir hembuskan, kencangkan bagian bawah
abdomen di bawah umbilikus dan tahan dalam hitungan
10, lanjutkan dengan bernafas normal. Ulangi sampai 10
kali (Brayshaw, 2008).
Gambar 2.2 Senam tranversus
(3) Senam dasar pangul dan tranversus
Kerja otot dasar panggul dan transversus akan
bertambah dengan mengombinasikan kedua latihan
31
tersebut. Aktivitas bersama ini terutama bermanfaat
pada masa pascanatal, khusunya bila gerakan otot dasar
panggul sulit dimulai. Caranya ibu dapat
mengontraksikan transversus terlebih dahulu lalu otot
dasar panggul atau sebaliknya. Penting untuk
menggunakan kontraksi kombinasi ini secara fungsional
selama melakukan aktivitas untuk melindungi sendi
panggul dan tulang belakang. Seorang ibu baru
melakukan banyak tugas yang melibatkan gerakan
mengangkat, misalnya, ketika sedang mengganti popok
bayi, meletakkan bayi ke tempat tidur, menyusui. Ibu
juga perlu diingatkan untuk menggunakan otot dasar
panggul dan transversus sebelum mulai melakukan
tugas apa pun (Brayshaw, 2008).
(4) Mengangkat panggul
Senam mengangkat panggul dapat dilakukan pada awal
pascapartum, dan khususnya bermanfaat bila ibu
memiliki riwayat nyeri punggung postural. Senam ini
dilakukan dengan cara berbaring telentang dan kedua
lutut ditekuk dan kaki ditapakkan ke lantai, kencangkan
otot-otot abdomen, kencangkan juga otot panggul dan
tekan sedikit area belakang lantai. Tahan posisi ini
sampai hitungan kelima, lalu bernafas dengan irama
32
normal, kemudian relaks seperti biasa. Ulangi gerakan
ini gerakan ini 5 kali, tingkatkan hingga pengulangan
mencapai hitungan 10 kali atau lebih pada minggu-
minggu selanjutnya. Ulangi latihan ini dengan lebih
berirama (pelvic rocking), untuk membantu meredakan
kekakuan yang timbul akibat pengaruh postural atau
nyeri punggung yang mungkin timbul setelah persalinan
(Brayshaw, 2008).
Gambar 2.3 Senam mengangkat panggul
d) Senam stabilitas batang tubuh
Menurut Brayshaw (2008), untuk memicu tranversus
demi menstabilkan panggul sambil menggerakkan tungkai
bawah, senam berikut mulai dapat dilakukan kira-kira 5-10
hari setelah persalinan normal bila tidak ada masalah
muskuloskelatal panggul.
33
(1) Dengan posisi duduk dan kaki datar di atas lantai
sertatangan di atas otot abdomen bawah, tarik otot
dasar panggul dan tranversus serta naikkan satu lutut
sehingga kaki beberapa inci di atas lantai. Tahan
selama lima detik dengan bagian panggul dan tulang
belakang tetap pada posisinya. Ulangi sebanyak lima
kali gerakan untuk setiap kaki. Secara bertahap
tingkatkan pengulangan, sehinga ibu mampu menahan
gerakan tersebut di atas, sampai 10 detik dan ulangi
sebanyak 10 kali.
Gambar 2.4 Senam stabilitas batang tubuh
(2) Dengan posisi berbaring miring, tekuk kedua lutut
kearah atas depan, tarik otot tranversus dan dasar
panggul serta angkat lutut atas, dengan cara memutar
paha ke arah luar sementara tumit saling berdekatan.
Tahan selama 5 detik, pastikan bahwa posisi panggul
34
dan tulang belakang tidak berotasi. Ulangi 5 kali untuk
masing-masing kaki. Secara bertahap tingkatkan
penahanan gerakan tersebut sampai 10 detik dan ulangi
sebanyak 10 kal
Gambar 2.5 Senam stabilitas batang tubuh
(3) Dalam posisi berbaring miring dan lutut kaki yang
bawah ditekuk ke arah belakang, tarik abdomen bagian
bawah dan naikkan kaki yang atas ke arah atap sejajar
dengan tubuh. Tahan gerakkan ini selama 5 detik,
namun tetap pastikan agar posisi punggung dan
panggul tidak berotasi. Ulangi selama 5 kali pada
masing-masing kaki. Secara perlahan tingkatkan
kemampuan menahan gerakan tersebut sampai 10 detik
dan ulangi gerakan sebanyak 10 kali.
Gambar 2.6 Abduksi paha dalam posisi miring
35
(4) dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke
atas dan kaki datar di atas lantai. Letakkan tangan di
atas abdomen depan paha, tarik abdomen bawah dan
biarkan lutut kanan sedikit ke arah luar dengan sedikit
mengendalikan untuk memastikan bahwa pelvis tetap
pada posisinya dan punggung tetap datar. Secara
perlahan kembalikan lutut pada posisi semula yakni
posisi tegak lurus. Ulangi gerakan sebanyak 5 kali pada
lutut yang lain. Secara bertahap tingkatkan gerakan
pengulangan tersebut sampai sebanyak 10 kali.
Gambar 2.7 Memutar lutut ke arah luar sambil
mempertahankan tetap diam
(5) Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke
atas dan kaki datar di atas lantai. Letakkan tangan di
atas abdomen depan paha, tarik abdomen bawah dan
secara perlahan luruskan tumit salah satu kaki dengan
tetap mempertahankan punggung datar setinggi
panggul. Hentikan bila panggul mulai bergerak. Secara
perlahan kembalikan posisi lutut menekuk. Ulangi
36
gerakan 5 kali tiap kali secara bergantian. Secara
bertahap tingkatkan pengulangan hingga 10 kali.
Gambar 2.8 Mengencangkan satu kaki sambil
mempertahankan panggul dan punggung tetap diam
2) Senam pascapartus setelah persalinan dengan bantuan
Ibu yang baru menjalani persalinan dengan forcep atau
ekstraksi vakum akan mengalami penjahitan dan kemungkinan
memar serta edema. Ibu ini akan ragu-ragu melakukan senam,
namun harus dianjurkan untuk melakukan senam sirkulasi
(khususnya bila mereka pernah mengalami anestesi epidural)
dan senam dasar panggul ringan yang akan membantu
penyembuhan perineum. Senam transversus harus diperkenalkan
kapan pun ibu siap. Posisi istirahat yang nyaman adalah
berbaring miring dengan bantal diletakkan di antara kedua kaki
(Gambar 2.9) dan posisi berbaring telungkup (banyak ibu lupa
bahwa ia sudah bisa telungkup lagi), dengan satu buah bantal
diletakkan di bawahpinggang dan lainnya di bawah kepala dan
37
bahu (Gambar 2.10). Menyusui akan lebih nyaman dengan
posisi miring daripada duduk (Brayshaw, 2008).
Gambar 2.9 Posisi miring yang nyaman
Gambar 2.10 Berbaring telungkup dengan bantal di bawah
pinggang
3) Senam pascanatal dan saran setelah seksio sesaria
Ibu diajarkan bagaimana naik turun tempat tidur dengan
menekuk kedua lutut terlebih dahulu, tarik otot abdomennya dan
berguling ke depan, dengan dorongan tangan dan kaki. Ia akan
mampu berpindah ke arah atas atau bawah. Ibu tidak
diperkenankan langsung duduk dari posisi berbaring, namun
tetap berguling ke samping. Gerakan ini juga cara termudah
untuk bangun dari tempat tidur-kencangkan bagian transversus
dan dorong ke posisi duduk di samping tempat tidur. Nafas
dalam diikuti dengan huffing (ekspirasi paksa singkat), akan
membantu mengeluarkan sekresi di paru-paru yang mungkin
dapat terjadi setelah pemberian anestesi umum. Bila ibu perlu
batuk, ia harus menekuk lututnya dan menahan lukanya dengan
38
tekanan tangan atau bantal, sementara ibu bersandar atau duduk
di tepi tempat tidur (Gambar 2.11). Posisi ini mencegah
regangan berlebihan pada sutura, meningkatkan rasa percaya
diri, mengurangi rasa nyeri (Brayshaw, 2008).
Gambar 2.11 Posisi penyokongan ketika batuk, pada pasca-seksio
sesaria
4) Senam pascanatal setelah pesalinan bayi lahir mati atau
kematian neonatus
Ibu yang baru mengalami kesedihan karena bayi lahir mati
atau kematian neonatus, atau mereka yang bayinya menderita
sakit parah, mungkin dirawat di ruang khusus dan cenderung
tidak mengikuti senam pascanatal. Dukungan yang khusus perlu
diberikan agar ibu mau melakukan senam ini serta saran tentang
aktivitas normalnya sehari-hari. Mereka biasanya cenderung
39
ingin mempraktekan dalam sesi tunggal. Sediakan leaflet yang
tidak menyinggung tentang bayi, misalnya tentang menyusui,
mengganti popok. Ibu biasanya kembali bekerja lebih awal dari
perencanaan semula dan memerlukan redukasi senam otot dasar
panggul dan abdomen, khususnya ketika harus melakukan
aktivitas fungsional. Mereka menginginkan pertemuan tindak
lanjut dengan ahli fisioterapi setelah beberapa minggu
kemudian, karena sangat tidak tepat baginya mengikuti kelas
pascanatal (Brayshaw, 2008).
5) Senam yang harus dihindari
Dua latihan yang lazim “senam abdomen”, yaitu
menaikkan kedua kaki bersamaan dan sit-up dengan kaki lurus.
Latihan ini merupakan latihan yang berisiko tinggi untuk siapa
pun dan mungkin dapat mengakibatkan cedera kompresi
terhadap diskus vertebralis atau kerusakan otot dan ligament.
Terdapat risiko tambahan bagi ibu pascanatal karena terdapat
40
peregangan otot kelenturan ligamen (Brayshaw, 2008)
Gambar 2.12 Dua senam yang tidak boleh dilakukan
e. Kontra Indikasi Senam Nifas
1) Senam nifas seyogyanya tidak dilakukan oleh ibu yang
menderita anemia atau yang mempunyai riwayat penyakit
jantung dan paru-paru. (Widianti dan Proverawati, 2010).
2) Untuk ibu-ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan
tidak diperbolehkan untuk untuk melakukan senam nifas
3) (Wulandari dan Handayani, 2011)
4) Ibu - ibu yang mempunyai kelainan-kalainan seperti , ginjal dan
diabetes tidak diperbolehkan untuk melakukan senam nifas
5) (Widianti dan Proverawati, 2010)
f. Pelaksanaan Senam Nifas menurut Widianti dan Proverawati (2010),
antara lain :
41
1) Sebelum melakukan senam nifas sebaiknya melakukan
pemanasan terlebih dahulu.
2) Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah
melahirkan.
3) 8 jam setelah operasi sesaat, ibu sudah boleh melakukan
mobilisasi dini.
4) Pada ibu yang melahirkan dengan cara secar, beberapa jam
setelah keluar dari kamar operasi, latihan pernapasan dilakukan
untuk mempercepat penyembuhan luka.
5) Latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan
sirkulasi darah di bagian tungkai dapat dilakukan 2-3 hari
setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur.
6) Pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, maka
semua gerakan senam dapat dilakukan.
42
B. Kerangka Teori
Gambar 2.13 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2012),
Brayshaw (2008), Marmi (2012)
Pengetahuan Nifas :
a. Pengertian nifas
b. Tahapan masa nifas
c. Kunjungan masa
nifas
d. Perubahan fisiologi
dan psikologi pada
masa nifas
e. Kebutuhan dasar ibu
masa nifas
Senam nifas :
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Macam-macam
5. Kontraindikasi
6. pelaksanaan
1. Pengertian
2. Tingkatan
3. Fakto – faktor yang
mempengaruhi
4. Cara memperoleh
5. Kriteria
43
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
Tingkat pengetahuan Ibu
nifas tentang senam
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Sosial Budaya
2. Lingkungan
3. Informasi
Kurang
Cukup
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Tingkat
pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Paritas Baik
: Yang diteliti
: Yang tidak diteliti
Gambar 2.14 Kerangka Konsep
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, jenis penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal
lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007).
Penelitian ini mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang senam nifas.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah rencana tentang tempat yang akan
digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya
(Hidayat, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2014 – 25 Mei
2015.
45
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang diteliti adalah seluruh ibu
nifas di RSU Assalam Gemolong pada tanggal 01 – 25 Mei adalah 34 ibu
nifas.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).
Sampel yang akan diteliti yaitu ibu nifas yang dirawat inap di RSU
Assalam Gemolong. Besarnya sampel yang harus diambil, apabila subjek
penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehinga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah
subjeknya lebih dari 100 bisa 10%-15% atau 20%-25% atau lebih
(Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas
yang bersalin di RSU Assalam Gemolong pada tanggal 01 – 25 Mei 2015
sebanyak 34 ibu nifas
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel adalah proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampelakan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
46
Non Random Sampling dengan metode Accidental Sampling.
Pengambilan sampel secara accidental sampling ini dilakukan dengan
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di
suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini
menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
senam nifas.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Senam Nifas
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Tingkat
pengetahua
n ibu nifas
tentang
senam nifas
Kemampuan ibu nifas
menjawab pertanyaan
yang diberikan dalam
bentuk kuesioner
tentang senam nifas
meliputi :
a Pengertian
a. Baik : bila nilai
responden (x) >
+ 1 SD
b. Cukup : bila
nilai mean 1
SD ≤ x ≤ mean +
1 SD
c. Kurang : bila
Kuesioner Ordinal
47
b Tujuan
c Manfaat
d Macam –
macam
e Kontraindikasi
f Pelaksanaan
nilai responden
(x) < 1
SD
Sumber : Modifikasi Proverawati (2010), Brayshaw (2008), Marmi (2012)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau
pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoadmodjo, 2010 ). Dalam penelitian ini, kuesioner yang akan
digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup atau
berstruktur dengan jawaban benar dan salah di mana kuesioner tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau
menjawab pada jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2011). Skala pengukuran
yang digunakan dalam pengukuran ini adalah skala Guttman yaitu skala yang
bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti
jawaban dari pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak
setuju, benar dan salah (Hidayat, 2011). Kuesioner dalam penelitian ini
terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Jika jawaban benar
dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan
negatif (unfavorable) mendapat nilai 1. Jika jawaban yang salah dengan
48
pernyataan positif (favorable) dan jawaban benar dengan pernyataan negatif
(unfavorable) mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi
tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Dalam instrumen ini
terdapat 34 pernyataan.
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam
nifas
Variabel
penelitian
Indikator Nomer
pernyataan
favorable
Nomer
pernyataan
unfavorable
Jumlah
soal
Pengetahuan
ibu hari
tentang
senam nifas
1. Pengertian ibu
nifas
2. Tujuan senam
nifas
3. Manfaat senam
nifas
4. Macam-
macam senam
nifas
5. Kontra
indikasi
6. Pelaksanaan
1, 3
4, 5, 6
8, 10, 11
13, 15, 16, 18, 20,
21, 23, 25 26,
27,28
29,30*,31
32*, 33, 34
2
7,
9,
12*, 14*,
15, 17, 19,
22, 24
3
4
3
18
3
3
Jumlah Total 34
*Butir pertanyaan yang tidak valid
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas kepada 30 ibu nifas di
49
RSU Assalam Gemolong pada tanggal 11 - 23 April 2015 kemudian diolah
dan dianalisa dengan bantuan program SPSS ( Statitical Product and Service
Solution )
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu
instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat (Arikunto, 2010).
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat, digunakan rumus
pearson product moment. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung >
rtabel dengan taraf signifikan 0,05 adalah 0,361 (Riwidikdo, 2013).
Rumus Pearson Product Moment adalah:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product memont
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid jika rhitung rtabel
50
Dari uji validitas yang telah dilakukan di RSU Assalam Gemolong
terhadap 30 responden dan jumlah kuisioner 30 soal diperoleh 30
peryataan valid dan 4 pertanyaan tidak valid yaitu nomer 12,14,30,32.
Dan kemudian pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam
penelitian, karena sudah ada pernyatan yang mewakili.
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti
menggunakan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program
komputer SPSS for windows. Angket atau kuesioner dikatakan reliabel
jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2012).
Rumus Alfa Cronbach:
Keterangan:
ri : Reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑Si2 : Jumlah varian butiran
Si2 : Varian total
51
Setelah dilakukan validitas dari 34 pernyataan terdapat 30 pernyataan
valid dan 4 pernyataan tidak valid. Dari uji reliabilitas didapatkan hasil
nilai alpha chornbach 0,853> 0,7 sehingga instrumen penelitian ini
dikataan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berdasarkan cara memperolehnya menurut
Riwidikdo (2012), terdiri dari:
1. Data primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian
oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan
melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang senam nifas.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung
dari objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
RSU Assalam Gemolong yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian
ini, berupa jumlah ibu nifas di RSU Assalam Gemolong pada tanggal 28
April 2015.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
52
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut
Notoatmodjo (2012), adalah sebagai berikut:
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner. Apabila ada jawaban yang belum
lengkap,kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data
ulang untuk melengkapi jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak
memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap
tersebut tidak dimasukkan dalam pengolahan data
b. Coding
Pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau
pembetian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data
entry).
c. Memasukkan data (Data entry) atau processing
Data entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing
responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan
ke dalam program atau software komputer.
d. Pembersihan data (cleaning)
53
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi.
2. Analisis data
Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariate. Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis
univariate tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan
nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase
dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2010).
Untuk membuat 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang maka
menggunakan parameter :
a. Baik : bila nilai responden (x) > + 1 SD
b. Cukup : bila nilai mean 1 SD ≤ x ≤ mean
+ 1 SD
c. Kurang : bila nilai responden (x) <
1 SD
Menurut Riwidikdo (2010), untuk mencari nilai rata-rata (mean)
diperoleh dengan rumus :
X =
54
Keterangan :
X : nilai rata-rata (mean)
n : jumlah data
Simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
SD =
Keterangan :
SD : Simpangan baku (Standart deviation)
xi : nilai data
n : jumlah data
Menurut Riwidikdo (2013), rumus prosentase untuk memperoleh
skor prosentase menurut tingkat pengetahuan :
Skor presentase =
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
55
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed consentadalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak
bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2. Anonymity (Kerahasiaan nama atau identitas )
Masalah etika kebidanan adalah merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
padahasil riset.
J. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan merupakan uraian langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal kegiatan penelitian ini terlampir.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah sakit umum Assalam Gemolong adalah rumah sakit tipe D,
terletak dijalanJalan Gatot Subroto Km.15 Kulon Palang Kecamatan
Gemolong, Kabupaten Sragen provinsi Jawa Tengah.
Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan meliputi ruang poli kandungan, penyakit umum, penyakit
dalam, penyakit THT, spesiaalis anak, mata, Ruang bersalin, ruang nifas, dan
rawat inap penyakit umum.
Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya bersalin
sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur, ruang
nifas terdiri dari 6 kamar yaitu kelas utama terdiri dari 1 kamar (1 tempat
tidur), kelas satu terdiri dari 2 kamar (masing-masing satu tempat tidur), kelas
2 terdiri dari 2 kamar masing-masing 2 tempat tidur dan kelas 3 terdiri dari 1
kamar ( 5 tempat tidur).
Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
nifas yang bersalin di RSU assalam gemolong pada tanggal 01 april sampai
25 mei 2015, yaitu sebanyak 34 ibu nifas.
57
B. Hasil penelitian
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang senam nifas di RSU assalam gemolong didapatkan hasil:
1. Berdasarkan hasil penelitian di RSU Assalam gemolong didapatkan
karakteristik responden yaitu umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan,
berikut tabel karakteristik responden :
a. Karakteristik Umur Responden Penelitian
Setelah dilakukan penelitian di RSU Assalam Gemolong didapatkan
hasil karakteristik umur responden meliputi, umur < 20 tahun dan
umur 20-35 tanun, berikut tabel karakteristik pekerjaan responden
penelitian.
Tabel 4.1Karakteristik Umur Responden Penelitian
No Umur Jumlah Presentase %
1 < 20 tahun 2 5,9
2 20 - 35 tahun 32 94,1
Total 43 100
Sumber: Data primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui karakteristik umur < 20
tahun sebanyak 2 responden (5,9%), umur 20 -35 tahun sebanyak 32
responden (94,1%) dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
karakteristik umur responden di RSU Assalam Gemolong rata-rata
berumur 20-35 tahun.
58
b. Karakteristik Pekerjaan Responden Penelitian
Setelah dilakukan penelitian di RSU Assalam Gemolong didapatkan
hasil karakteristik pekerjaan responden meliputi, IRT, SWASTA dan
PNS, berikut tabel karakteristik pekerjaan responden penelitian.
Tabel 4.2 Karakteristik Pekerjaan Responden Penelitian
No Pekerjaan Jumlah Presentase %
1 PNS 1 2,9
2 SWASTA 6 17,6
3 IRT 27 79,4
Total 34 100
Sumber: Data primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui karakteristik pekerjaan IRT
sebanyak 27 responden (79,4%), pekerjaan SWASTA sebanyak 6
responden (17,6%), pekerjaan PNS sebanyak 1 responden (2,9%) dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa karakteristik pekerjaan
responden di RSU Assalam Gemolong rata-rata pekerjaanya IRT.
c. Karakteristik Pendidikan Responden penelitian
Setelah dilakukan penelitian di RSU Assalam Gemolong didapatkan
hasil karakteristik pendidikan responden meliputi, SD, SMP,
SMA/SMK dan DIPLOMA, berikut tabel karakteristik pendidikan
responden penelitian
Tabel 4.3Karakteristik Pendidikan Responden penelitian
59
No Pendidikan Jumlah Presentase %
1 SD 3 8,8
2 SMP 18 52,9
3 SMA/SMK 12 35,3
4 DII 1 2,9
Total 34 100
Sumber: Data primer, 2015
Berdasrkan tabel 4.3 dapat diketahui karakteristik pendidikan SD
sebanyak 3 responden (8,8%), pendidikan SMP sebanyak 17
responden, pendidikan SMA sebanyak 3 responden (8,8%) dan
pendidikan DIPLOMA sebanyak 1 responden (2,9%) dari data
tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik pendidikan responden di
RSU Assalam Gemolong rata-rata berpendidikan SMP
d. Karakteristik Paritas Responden Penelitian
Setelah dilakukan penelitian di RSU Assalam Gemolong didapatkan
hasil karakteristik paritas responden meliputi, mempunyai anak 1, 2,3
dan 4, berikut tabel karakteristik paritas responden penelitian
Tabel 4.4Karakteristik Paritas Responden Penelitian
No Paritas Jumlah Presetase %
1 1 12 35,3
2 2 11 32,4
3 3 7 20,6
4 4 4 11,8
Total 34 100
60
Sumber: Data primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui karakteristikresponden yang
mempunyai anak 1 sebanyak 12 responden (35,3%), mempunyai anak
2 sebanyak 11 responden (32,4%), mempunyai anak 3 sebanyak 7
responden (20,6%) dan mempunyai 4 anak sebanyak 4 responden, dari
data tersebut dapat diketahui karakteristik paritas responden di RSU
Assalam Gemolong rata-rata mempunyai anak 1.
2. Mean dan standart Devisiasi
Tabel 4.5 Nilai Mean dan Standart Devisiasi
Variabel Mean Standard Deviation
Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas tentang Senam
Nifas di RSU Assalam
21,3 3,8
Sumber: Data primer 2015
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di RSU Assalam
Gemolong.
Berdasarkan nilai mean dan standard deviasi dapat dikategorikan 3
tingkat pengetahuanyaitu :
a Baik : (x) > mean+1 SD
(x) > 21,3+ (1 x3,8)
(x) > 25,1
61
Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 25,1
b Cukup: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
21,3– (1 x3,8) ≤ x ≤ 21,3 + (1 x3,8)
(x) 17,5 ≤ x ≤ 25,1
Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 17,5 ≤ x ≤ 25,1
c Kurang: (x) < mean–1 SD
(x) < 21,3– 1 x3,8
(x) < 17,5
Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 17,5
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Senam Nifas di RSU
Assalam Gemolong
No Pengetahuan Nominal Presentase (%)
1 Baik 3 8,8
2 Cukup 26 76,5
3 Kurang 5 14,7
Total 34 100
Sumber : Data Primer 2015
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan baik = %10034
3x = 8,8%
Pengetahuan cukup = %10034
26x = 76,5%
62
Pengetahuan Kurang = %10034
5x = 14,7%
Berdasarkan tabel 4.2 dari 34 responden dapat di ketahui tingkat
pengetahuan baik sebanyak 3 respoden( 8,8%) , pengetahuan cukup
sebanyak 26 responden (76,5%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5
responden (14,7%) dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam
Gemolong mayoritas pada kategori pengetahuan cukup yaitu 26
responden (76,5%).
4. Berikut hasil crosstabulation karakteristik responden
a. Crosstabulation berdasarkan umur dengan pengetahuan
Tabel 4.7 Crosstabulation berdasarkan umur dengan pengetahuan
pengetahuan
No Umur Baik Cukup Kurang Total
1 < 20
tahun
Count
% of
total
0
0%
0
0%
2
5,9%
2
5,9%
2 20 – 35
tahun
Count
% of
total
3
8,8%
26
76,5%
3
8,8%
32
94,1%
Total Count
% of
total
3
8,8%
26
76,5%
5
14,7%
34
100%
Sumber: Data Primer, 2015
63
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui umur responden <20 tahun
yang berpengetahuan baik sebanyak 0 responden (0%), berpengetahuan
cukup sebanyak 0 responden (0%), berpengetahuan kurang sebanyak 2
responden (5,9%), dan responden yang berumur 20-35 yang
berpengetahuan baik sebanyak 3 responden (8,8%), berpengetahuan
cukup sebanyak 26 responden (76,5%), berpengetahuan kurang
sebanyak 5 responden (14,7%) jadi karakteristik responden berdasarkan
umur dapat dikatakan sebangai faktor pendorong pengetahuan ibu nifas
tentag senam nifas di RSU Assalam Gemolong.
b. Crosstabulation berdasarkan paritas dengan pengetahuan
Tabel 4.8 Crosstabulation berdasarkan paritas dengan pengetahuan
Pengetahuan
No Paritas Baik Cukup Kurang Total
1 1 Count
% of
total
1
2,9%
6
17,6%
5
14,7%
12
35,3%
2 2 Count
% of
total
0
0%
11
32,4%
0
0%
11
32,4%
3 3 Count
% of
total
1
2,9%
6
17,6%
0
0%
7
20,6%
4 4 Count
% of
total
1
2,9%
3
8,8%
0
0%
4
11,8%
64
Total Count
% of
total
3
8,8%
26
76,5%
5
14,7%
34
100%
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui responden yang
mempunyai anak 1 yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden
(2,9%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 responden (17,6%)
,berpengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,7%), mempunyai
anak 2, berpengetahuan baik sebanyak 0 responden (0%), pengetahuan
cukup sebanyak 11 responden (32,4%), pengetahuan kurang sebanyak
0 responden (0%), mempunyai anak 3, berpengetahuan baik sebanyak
1 responden (2,9%) , pengetahuan cukup sebanyak 6 responden
(17,6%) pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (20,6%), dan yang
mmpunyai anak 4, berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,9%),
pengetahuan cukup sebanyak 3 responden (8,8%) dan yang
berpengetahuan kurang sebanyak o responden, jadi karakteritik
responden berdasarkan paritas dapat dikatakan sebagai fakfor
penghambat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU
Assalam Gemolong.
c. Crosstabulation berdasarkan pendidikan dengan pengetahuan
Tabel 4.9 Crosstabulation berdasarkan pendidikan dengan
pengetahuan
Pengetahuan
No Pendidikan Baik Cukup Kurang Total
65
SD count
% of
total
1
2,9%
2
5,9%
0
0%
3
8,8%
2 SMP Count
% of
total
0
0%
13
38,2%
5
14,7%
18
52,9%
3 SMA/SMK Count
% of
total
1
2,9%
11
32,4%
0
0%
12
35,3%
4 DIPLOMA Count
% of
total
1
2,9%
0
0%
0
0%
1
2,9%
Total Count
% of
total
3
8,8%
26
76,5%
5
14,7%
34
100%
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui reponden pendidikan SD
yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,9%), cukup
sebamyak 2 responden (5,9%), kurang sebanyak 0 responden (0%0,
responden pendidikan SMP yang berpengetahuan baik sebanyak 0
responden (0%), cukup sebanyak 13 responden (38,2%), kurang
sebanyak 5 responden, responden pendidikan SMA/SML yang
berpengetahuan baik senyak 1 responden (2,9%), cukup sebanyak 11
responden (32,4%), kurang sebanyak 0 responden (0%), dan
responden yang pendidikanya DIPLOMA yang berpengetahuan baik
sebanyak 1 responden (2,9%), cukup sebanyak 0 responden (0%), dan
66
berpengetahuan kurang sebanyak 0 responden (0%), jadi karakteristik
responden berdasarkan pendidikan dapat dikatakan sebagai faktor
penghambat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU
Assalam Gemolong.
d. Crosstabulation berdasarkan pekerjaan dengan pengetahuan
Tabel 4,10 Crosstabulation berdasarkan pekerjaan dengan
pengetahuan
Pengetahuan
No Pekerjaan Baik Cukup Kurang Total
1 IRT Count
% of
total
2
5,9%
20
58,8%
5
14,7%
27
79,4%
2 SWASTA Count
% of
total
0
0%
6
17,6%
0
0%
6
17,6%
3 PNS Count
% of
total
1
2,9%
0
0%
0
0%
1
2,9%
Total Count
% of
total
3
8,8%
26
78,5%
5
14,7%
34
100%
Sumber: Data Primer, 2015
67
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui responden yang bekerja
sebagai IRT yang berpengetahuan baik sebanyak 2 responden (5,9%),
cukup sebanyak 20 responden (58,8%), kurang sebanyak 5 responden
(14,7%) bekerja SWASTA yang berpengetahuan baik sebanyak 0
responden (0%), cukup sebanyak 6 responden (17,6%), kurang
sebanyak 0 responden (0%), dan responden bekerja sebagai PNS
yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (2,9%), cukup
sebanyak 0 responden (0%), kurang sebanyak 0 responden (0%), jadi
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dikatakan
sebagai faktor penghambat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas
di RSU Assalam Gemolong.
C. Pembahasan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
2011).Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,
plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ
kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu
(Saleha, 2009). Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-
ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali, dimana
fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk
mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan
68
dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada
otot-otot bagian punggung, dasar panggul, dan perut (Widianti dan
Proverawati, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 34 responden
menunjukan hasil tingkat pengetahuan ibu nifas tetang senam nifas di RSU
Assalam Gemolong tahun 2015 terdapat 3 responden (8,8%) dengan
pengetahuan baik 26 responden (76,5%) dengan pengetahuan cukup dan 5
responden (14,7%) dengan pengetahuan kurang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU
Assalam pada kategori cukup yaitu sebesar 26 responden (76,5%).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak
(2007), yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan
lingkungan sekitar, Informasi. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak
pula pengetahuan yang dimilikinya(Mubarak, 2007). Berdasarkan penelitian
ini, responden berpendidikan SD sebanyak 3 responden (8,8%),
berpendidikan SMP sebanyak 18 responden (52,9%), berpendidikan SMA
sebanyak 12 responden (35,3%), dan berpendidikan DIPLOMA sebanyak 1
responden (2,9%), dan tingkat pendidikan responden yang paling besar adalah
SMP yaitu sebanyak 18 responden (52,9%). Dari hasil penelitian didapatkan
untuk tingkat pendidikan SD yang memiliki tingkat pengetahuan baik 1
69
responden (2,9%), SMP 0 responden (0%), SMA 1 responden (2,9%), dan
Perguruan Tinggi 1 responden (2,9%). Dapat dilihat bahwa pendidikan
merupakan faktor penghambat
Pekerjaan yaitu lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung (Mubarak, 2007). Dalam penelitian ini, responden
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 27 responden (79,4%), sebagai
pekerja Swasta sebanyak 6 responden (17,6%),dan yang bekerja sebagai PNS
sebanyak 1 responden (2,9%), pekerjaanresponden yang paling banyak adalah
sebagai pekerja IRT yaitu 27 responden (79,4%). Dari hasil penelitian
didapatkan untuk tingkat pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) yang memiliki
tingkat pengetahuan baik 2 responden (5,9%), Swasta 0 responden (0%), dan
PNS 1 responden (2,9%). Dapat dilihat bahwa pekerjaan merupakan factor
penghambat
Umur yaitu dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental) (Mubarak, 2007).
Berdasarkan penelitian ini ,kelompok umur responden < 20 tahun sebanyak 2
responden (5,9%), 20 – 35 tahun sebanyak 32 responden (94,1%),. Dari hasil
penelitian didapatkan untuk tingkat umur <20 tahun yang memiliki tingkat
pengetahuan baik 0 responden (0%), 20 – 35 tahun 3 responden (8,8%).
Dapat dilihat bahwa umur merupakan faktor pendorong
Informasi yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
70
baru (Mubarak, 2007). Dari hasil wawancara terhadap ibu nifas di RSU
Assalam Gemolong ibu nifas mengatakan tidak mendapatkan pendidikan
senam nifas setelah bersalin. Dapat dilihat bahwa informasi merupakan faktor
penghambat.
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok, dan sosial budaya juga mempengaruhi perkembangan.
Perilaku dan sikap seseorang atau kelompok dalam menerima informasi
(wawan dan dewi, 2012). Dari hasil penelitian di RSU Assalam Gemolong
belum ada program pemberian pendidikan kesehatan senam nifas kepada ibu
nifas. Dapat dilihat bahwa lingkungan merupakan faktor penghambat.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden ibu nifas
berpengetahuan cukup tentang senam nifas. Faktor pendorong dipengaruhi
oleh 1 faktor yaitu umur. Faktor penghambat dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu
pendidikan, pekerjaan, paritas (pengalaman), informasi dan lingkungan.
Pentingnya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas untuk
meningkatkan pengetahuan ibu nifas agar dapat membantu untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama kesehatan pada ibu
nifas dapat terpantau sehingga menjadi lebih baik lagi
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu:
1. Kendala Penelitian
71
Dalam melakukan penelitian ada beberapa responden yang kurang paham
dengan pernyataan didalam kuisioner seperti kata-kata medis, sehingga
penulis harus menjelaskan kepada respoden
2. Keterbatasan Penelitian
a. Alat ukur yang di gunakan adalah kuisioner tertutup sehingga kurang
dapat mengenali pengetahuan responden karena kemungkinan
responden untuk asal mengisi jawaban.
b. Dalam Penelitian ini menggunakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengalaman saja.
72
BAB V
PENUTUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahu
tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam Gemolong
dengan mengambil sampel sebanyak 34 responden serta berdasarkan penelitaian
degan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebaga berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam
Gemolong dalam kategori baik sebanyak 3 responden (8,8%).
2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam
Gemolong dalam kategori cukup sebanyak 26 responden (76,5%).
3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSU Assalam
gemolong dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (14,7%).
4. Faktor pendorong tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas
adalah umur
Faktor penghambat tingkat pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas
adalah pendidikan, pekerjaan, paritas, informasi dan lingkungan.
73
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
tanda-tanda kehamilan di RSU Assalam Gemolong, maka saran yang dapat
peneliti sampaikan adalah:
1. Bagi Responden
Diharapkan bagi responden dapat lebih meningkatkan pengetahuan
tentang senam nifas atau sebelum akan bersalin dengan cara mencari
informasi melalui media cetak, media elektronik, maupun melalui
penyuluhan dari tenaga kesehatan untuk mendapat informasi yang lebih
lengkap tentang senam nifas.
2. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan lagi kemampuan, ketrampilan, ilmu
pengetahuaan, dan teknologi dalam memberikan penyuluhan atau
informasi tentang pentingnya senam nifas bagi ibu nifas.
3. Bagi institusi
a. RSU Assalam Gemolong
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan
mengenai pentingnya senam nifas bagi ibu nifas sehingga dapat
meningkatkan pelayanan pada ibu nifas dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang senam nifas.
b. STIKes Kusuma Husada Surakarta
74
Diharapkan hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan
masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguana bagi
pembaca keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan variabel
penelitian serta menggunakan metode dan teknik yang berbeda yang
berhubungan tentang senam nifas, sehingga didapatkan hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R, Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Brayshaw, E. 2008. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktik Bidan. Jakarta :
EGC.
Dewi, M, A, Wawan. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Dewi, N. R. 2011. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas Di BPS
75
Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo, Klaten, Stikes Muhammadiyah Klaten. Karya
Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikan.
Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Mahmud, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
___________, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Proverawati, A, Anggriyana, T.W. 2010. Senam Kesehatan Aplikasi Senam Untuk
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salmeba Medika.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : ALFABETA.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta
: Andi.
Wulandari, S.R, Sri, H. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta :
Goysen Publishing.