Gambaran Tingkat Kecemasan (m.reza,2007)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anjing kau

Citation preview

Rumah KontrakanGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA ANGKATAN 2010 YANG TINGGAL DI RUMAH KOS

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahDi era globalisasi seperti saat ini, pendidikan menjadi sangatlah penting, baik untuk mengembangkan potensi dalam diri maupun untuk mencapai impian masa depan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dan Pendidikan di Indonesia sendiri terbagi menjadi Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Biasanya pendidikan dasar pada masyarakat Indonesia yang berupa Taman Kanak-Kanak, maupun Sekolah Dasar, dilaksanakan di lembaga atau sekolah yang lokasinya dekat dengan rumah atau dikota mereka masing-masing. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas para orang tua di Indonesia pada umumnya mendaftarkan anak-anak mereka dikota tempat tinggal maupun diluar kota yang termasuk daerah yang dekat dengan rumah mereka, ..Hal ini banyak terjadi karena masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa anak umur sekolah, belum bisa mandiri dan mengatur kehidupan mereka sendiri. Namun, biasanya pada saat anak menjalani masa untuk menempuh Perguruan Tinggi, orang tua cenderung membolehkan dan mendukung anak mereka untuk menjalani masa kuliah, baik di daerah mereka masing-masing maupun diluar daerah, karena sebagai orang tua mereka menginginkan anak- anak mereka mendapatkan kualitas pendidikan terbaik, yang mungkin tidak selalu mereka dapatkan di daerah mereka sendiri, walaupun dengan biaya yang tidak murah. Hal tersebut juga banyak di lakukan oleh masyarakat luar daerah. Orang tua mendukung anak-anak mereka, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun yang berjenis kelamin perempuan untuk melanjutkan kuliah di luar kota, hal ini terjadi karena meningkatnya kesadaran orang tua dalam bidang pendidikan, yang tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dan adanya Undang-Undang Dasar yang mengatur tentang penghapusan diskriminasi pendididkan terhadap perempuan, yang termuat dalam pasal 10 bagian III yang menyatakan bahwa Negara-negara peserta wajib membuat peraturan yang tepatuntuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan guna menjamin bagi mereka hak-hak yang sama dengan laki-laki di lapangan pendidikan (Handayani, 2008).Pemilihan Perguruan Tinggi atau Universitas di luar tempat tinggal asal biasanya terjadi karena masyarakat menganggap bahwa Perguruan Tinggi atau Universitas memiliki kualitas yang lebih baik, jika dibandingkan Universitas yang berada di tempat tinggal asal. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa banyak provinsi di Indonesia (terutama di luar pulauJawa) yang belum memiliki cukup Perguruan Tinggi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas(Hidajat, dkk.,2000).Banyak daerah yang bisa dijadikan pilihan dalam memilih tujuan kuliah di pulau Jawa, misalnya kota Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat (Bandung, Bogor), Jawa Tengah (Semarang, Solo), maupun Jawa Timur (Surabaya, Malang), karena selain terdapat banyak pilihan perguruan tinggi, baik berupa perguruan tinggi negeri maupun swasta yang menawarkan banyak pilihan fakultas, kota-kota tersebut terkenal dengan kualitas perguruan tinggi yang baik, dan sudah terkenal ke seluruh Indonesia. Selain itu, kota-kota tersebut juga memiliki iklim yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Veni, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berasa dari Lampung pada bulan September 2008 ,Universitas yang dipilih oleh Veni untuk melanjutkan program studinya adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta tepatnya di propinsi Jawa Tengah, dan merupakan Universitas Islam terbesar di Jawa Tengah. Dari data yang diperoleh dari, BAA (2008).Dapat diketahui bahwa terdapat 134 mahasiswa luar jawa dari 4592 mahasiswa baru tahun 2007, yang berarti ada 2, 92% dari total populasi mahasiswa baru UMS adalah mahasiswa yang berasal dari luar jawa. Karena letaknya UMS yang berada di kota Solo, Universitas ini pun kental dengan budaya Jawa, baik yang berupa adat istiadat, tata krama, unggah ungguh, maupun bahasa. Masyarakat Solo sendiri adalah masyarakat yang masih menjunjung tinggi adat istiadat Jawa, hal ini dimungkinkan karena dikota ini berdiri megah keraton kasultanan Surakarta. Masyarakat Solo juga terbiasa sejak kecil untuk menerapkan unggah ungguh maupun tata krama, baik dalam berkomunikasi dengan orang tua maupun orang lain. Selain itu, mayoritas penduduk Solo juga banyak yang mengunakan bahasa Jawa, terutama dalam situasi informal, sehingga sedikit banyak, membuat masyarakat yang berasal dari daerah lain merasa kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Menurut data dari penelitiian sebelumnya yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa baru tahun 2007 yang berasal dari luar jawa paling banyak adalah yang berasal dari Lampung, diikuti dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, maupun Nusa Tenggara Timur Perbedaan karakteristik sosial budaya antara kota Surakarta dengan daerah asal, membuat mahasiswa baru harus banyak melakukan adaptasi. Karena mahasiswa yang melanjutkan kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta berasal dari berbagai macam daerah, berbagai macam suku bangsa dan tentu saja memiliki budaya yang berbeda oleh (niam2000), .Hal serupa juga diungkapkan yang menyatakan bahwa dampak negatif dari kecemasan yang dialami oleh mahasiswa baru di New Zealand adalah masalah akademis (termasuk didalamnya perbedaan bahasa dan sistem pembelajaran disana), masalah sosial (tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar), dan masalah pribadi (karena merasa sendiri dan rindu rumah) (dalam Sodjakusumah, 1996.Mahasiswa banyak menghadapi berbagai permasalahan yang khas antara lain perubahan sistem belajar dari sekolah lanjutan yang berbeda dengan perguruan tinggi dan mereka menghadapi suatu lingkungan yang baru. Dalam pondokan mahasiswa selalu menghadapi berbagai perubahan dalam kehidupannya, baik tata cara bergaul, pola dan jenis makanan, bahasa untuk komunikasi serta tata cara kehidupan secara menyeluruh. Berbagai perubahan itu sering menimbulkan frustasi, konflik dan situasi krisis yang tidak dapat dihindari.Stres dan adaptasi itulah yang menyebabkan kecemasan. Kecemasan dapat mengakibatkan masalah akademik, olahraga dan penampilan sosial. Kecemasan menimbulkan gangguan pada proses pikir, konsentrasi belajar, persepsi dan dapat menimbulkan bahaya dalam kehidupan mereka yang masih belajar yang sudah tentu mempengaruhi prestasi belajarnya (Prawirohusodo, 1991).Kecemasan, diketahui sebagai rasa tidak aman yang timbul karena kekhawatiran akan terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sebagian sumbernya tidak diketahui (Maramis, 1995), sehingga pada penelitian ini peneliti akan mencoba untuk melihat gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa yang tinggal di rumah kos pada mahasiswa angkatan 2010 program studi pendidikan dokter universitas syahkuala yang tinggal di rumah kos

1.2 Perumusan masalah

Sudah termasuk dalam rumusan masalah bBerdasarkan latar belakang di atas menjadi perumusan masalah dalam penitilian ini adalah :a. a.Berapakah persentase kecemasan mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala angakatan 2010 yang tinggal di rumah kontrakan?b. Faktor-faktor apasaja yang menimbulkan kecemasan mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala angakatan 2010 yang tinggal di rumah kontrakan?Apakah mahasiswa program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas syiahkula angakatan 2010 yang tinggal di rumah kos(mahasiswa perantauan) mengalami kecemasan? b. Berapakah persentase terhadap gambaran kecemasan yang dialami mahasiswa program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran universitas syiahkula angakatan 2010 yang tinggal di rumah kos(mahasiswa perantauan)

1.2 Tujuan dari penelitian ini adalah :1.2.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena dan persentase gambaran kecemasan yang dialami oleh mahasiswa prodi pendidikan dokter fakultas kedokteran unversitas syahkuala angkatan 2010 yang tinggal di rumah kos(mahasiswa perantauan).

Berapakah persentase kecemasan mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala angakatan 2010 yang tinggal di rumah kontrakan

1.2.2 Tujuan Khusus

Dibagi menjadi manfaat :a. Akademis.b. Praktis.c. Institusional.Untuk mengetahui gambaran persentase kecemasan yang dialami mahasiswa prodi pendidikan dokter fakultas kedokteran unversitas syahkuala angkatan 2010 yang tinggal di rumah kos(mahasiswa perantauan) melaui 14 karakteristik gejala yang tercantum pada halminton ratting scale(vikram patel 2009)

1.3 Mamfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat bagi upaya-upaya pemecahan problem psikiatri baik secara teoritis maupun praktis bagi pihak-pihak seperti di bawah ini :a. Memberikan data ilmiah tentang hasil gambaran persentase dan fenomena mengenai kecemasan terhadap fenomena dan angka persentase pada mahasiswa fakultas kedokteran angkatan 2010 yang bertempat tinggal di rumah kos melalui hasil proposal dan skripsi yang dibuat oleh peneliti.b. Secara akademis dapat menjadi penelitian awal yang dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnyac. Secara teoritis dapat diajadikan paduan atau bahan bacaan oleh mahasiswa baru yang akan berpindah dari lingkungan sekolah menengah atas ke dunia unversitas yang tak lain adalah lingkungan yang baru dan asing bagi mahasiswa.

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Konsep Dasar Mahasiswa Kost

Wikipedia jangan dijadikan referensi, lihat referensi apa yang dicantumkan disanaKost-kostan alias pondokan yaitu sebagai tempat tinggal bagi pelajar atau mahasiswa yang melanjutkan studinya di luar kota(mulyana2000).Kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per bulan. Kata "kost" sebenarnya adalah turunan dari frase bahasa Belanda "In de kost". Definisi "In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frase tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal(wikipedia) Pada zaman kolonial / penjajahan Belanda di Indonesia, "in de kost" adalah sebuah gaya hidup yang cukup populer di kalangan menengah ke atas untuk kaum pribumi, terutama sebagian kalangan yang mengagung-agungkan budaya barat / Eropa khususnya adat Belanda, dengan trend ini mereka berharap banyak agar anaknya dapat bersikap dan berprilaku layaknya bangsa Belanda atau Eropa yang dirasa lebih terhormat saat itu. (.)Dalam masa penjajahan, bangsa Belanda ataupun bangsa Eropa pada umumnya mendapat status sangat terpandang dan memiliki kedudukan tinggi dalam strata sosial di masyarakat, terutama di kalangan masyarakat pribumi Indonesia. Orang-orang yang bukan orang Belanda dan berpandangan non-tradisional menganggap perlunya anak mereka bersikap "seperti layaknya" orang Belanda. Dengan membayar sejumlah uang tertentu sebagai jaminan, anaknya diperbolehkan untuk tinggal di rumah orang Belanda yang mereka inginkan, dengan beberapa syarat yang sudah diperhitungkan, dan resmilah si anak diangkat sebagai anak angkat oleh keluarga Belanda tersebut. (.)Setelah tinggal serumah dengan keluarga Belanda tersebut, selain diperbolehkan makan dan tidur di rumah tersebut, si anak tetap dapat bersekolah dan belajar menyesuaikan diri dengan gaya hidup keluarga tempat ia menumpang. Dari situasi inilah mungkin sisi paling penting dari konsep "in de kost" jaman dulu, yaitu mengadaptasi dan meniru budaya hidup, bukan sekedar hanya makan dan tidur saja, namun diharapkan setelah berhenti menumpang, sang anak dapat cukup terdidik untuk mampu hidup mandiri sesuai dengan tradisi keluarga tempat dimana ia pernah tinggal. Hal ini dianggap mirip atau sama dengan konsep "Home stay" (bahasa Inggris) di zaman sekarang. (.)Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi Pada dasarnya setiap lingkungan baru akan menghadirkan suasana yang tidak nyaman bagi sebagian orang. Hal ini dikarenakan seseorang yang memasuki lingkungan baru dituntut untuk mempunyai kemampuan beradaptasi (menyesuaikan diri) baik secara fisik maupun psikologis. Lingkungan baru disini adalah seggala sesuatu atau situasi yang ada ditempat dimana mahasiswa melaksanakan studi yang langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi proses belajar, baik fisik maupun non fisik (Gunarsa, 1987 : 57)

(Andrian, 1997)Pada mahasiswa kost Kehadiran seseorang di dalam lingkungan baru akan memberikan konsekuensi adanya penyesuaian diri, sehingga setiap individu dituntut untuk mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang baik agar dapat melakukan tugas-tugas perkembangan yang baik pula. Seseorang yang tidak mampu menyesuaikan diri cenderung akan lebih banyak mengalami ketegangan, kekhawatiran dan kecemasan. Sebaliknya individu yang mempunyai kemampuan penyesuaian diri yang baik maka permasalahan yang dihadapi di lingkungan baru tidak terlalu sulit untuk diatasi. Hal ini dapat kita pahami karena seseorang yang mampu melakukan penyusuaian diri akan dapat berinteraksi dengan baik dan berkomunikasi dengan diri dan lingkungannya untuk memperoleh informasi yang tepat dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas atau tuntutan lingkungan sekitar(andrian1997).Dari hasil penelitian Niam (2008), mengungkapkan bahwa kesulitan yang sering dialami mahasiswa luar daerah sewaktu pertama kali ketempat tujuan adalah perbedaan bahasa dan rasa makanan. Seperti dialami beberapa mahasiswa laki-laki yang berasal dari luar Pulau Jawa di kota Jogja, dalam wawancara yang dilakukan oleh Kedaulatan Rakyat pada hari Minggu 2 Maret 2008, para mahasiswa yang terkumpul dalam asrama tersebut merasa kurang dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan penduduk setempat, karena dalam pergaulan penduduk setempat masih menggunakan bahasa Jawa, sehingga mereka pun merasa kesulitan dalam berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lingkungan mereka yang baru tersebut. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan mental individu. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stress dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuan hidupnya dalam menyesuaikan diri baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya.Sebenarnya dalam bahasa inggris, istilah penyesuaian diri memiliki dua kata yang berbeda maknanya, yaitu adaptasi (adaptation) dan penyesuaian (adjustment). Kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada pengertian menganai penyesuaian diri, tetapi memiliki perbedaan makna yang mendasar. (.)Adaptasi memiliki pengertian individu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan yang individu lakukan terhadap dirinya supaya tetap bisa sesuai dengan lingkungannya. Penyesuaian diri (adjustment) dipahami sebagai mengubah lingkungan agar menjadi lebih sesuai dengan diri individu. Pengertian ini lebih menekankan pada perubahan lingkungan yang dilakukan oleh individu sehingga tetap sesuai dengan dirinya. (.)Penyesuaian diri yang dimaksud dalam pembahasan ini meliputi penyesuaian diri baik dalam pengertian adaptation maupun adjustment. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme penyesuaian diri tersebut secara luas, tergantung pada situasinya. Sebaliknya, individu dianggap kaku bila kurangmampu menggunakan kedua mekanisme tersebut dengan baik atau hanya salah satu cara saja yang dominan digunakan. Menjadi mahasiswa mengharuskan remaja yang bersangkutan untuk melakukan penyesuain diri dengan situasi dan tuntutan yang baru. Kekurangmampuan dalam melakukan penyesuaian diri dengan situasi dan tuntutan yang ada dapat menimbulkan tekanan-tekanan bagi remaja yang bersangkutan. Hal ini bila dibiarkan tanpa penyelesaian akan mempengaruhi kesehatan mental yang bersangkutan. (.)beberapa masalah yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam kaitannya dengan penyesuaian diri dengan situasi dan status baru yang dihadapi. Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri dari beberapa masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan mental bagi yang bersangkutan,(Alisjahbana,1983).

di perguruan tinggi. (Maslim, 1997)Masalah pertama yang perlu diperhatikan adalah mngenai perbedaan cara belajar. Pelajar SMU biasanya memiliki cara belajar yang lebih pasif bila dibandingkan dengan mahasiswa. Ini disebabkan oleh cara pembelajaran yang memang berbeda. Hamper semua materi pelajaran SMU diberikan oleh guru. Berbeda dengan perguruan tinggi yang menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dalam mempelajari dan memahami materi. Belum lagi perbedaan system paket yang diterapkan di SMU dan system SKS yang berlaku diperguruan tinggi (Maslim, 1997). Masalah kedua adalah berkaitan dengan perpindahan tempat. Bagi sebagian besar mahasiswa, memasuki perguruan tinggi berarti juga harus berpindah dari tempat tinggal bersama dengan orangtua, menjadi tinggal bersama dengan oranglain entah itu kost, kontrakan atau tinggal bersama saudara. Belum lagi bila situasi di tempat asal ternyata berbeda sama sekali dengan situasi di tempat yang baru. Perpindahan tempat semacam ini membutuhkan energi yang besar untuk melakukan penyesuaian diri pada awalnya(Maslim, 1997) .Masalah ketiga berkaitan dengan mencari teman baru dan hal-hal yang berkaitan dengan pergaulan. Mencari teman yang cocok bukanlah merupakan hal yang mudah. Apalagi biasanya teman-teman kuliah maupun di tempat sekitar tinggal biasanya juga berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. (.)Masalah keempat berkaitan dengan pengaturan waktu. Ketidakmampuan dalam mengatur waktu antara kegiatan kuliah, belajar, bermain dan aktifitas lainnyadapat mengakibatkan munculnya masala-masalah lain yang terutama berkaitan dengan tugas belajarnya(Maslim, 1997) .Masalah lainnya menyangkut nilai-nilai hidup. Berbagai macam orang yang ditemui serta berbagai macam informasi yang diterima di perguruan tinggi yang biasanya lebih terbuka, bisa mengakibatkan mahasiswa yang bersangkutan mengalami krisis nilai. Tidak jarang pada masa krisisi ini, kahidupan masiswa yang bersangkutan menjadi tidak menentu dan membawa dampak yang negatife bagi kesejahteraanya(Maslim, 1997) .Masalah-masalah diatas menjadi sumber tekanan atau stress dan membangkitkan emosi tersendiri bagi mahasiswa. Bila mahasiswa yang bersangkutan berhasil menangani tekanan-tekanan yang dihadapinya tersebut dengan sukses, maka dia akan menjalani kehidupan dan perananya sebagai mahasiswa dengan baik dan lancar. Namun bila mahasiswa tersebut gagal menangani tekana-tekanan yang ada, maka perananya sebagai mahasiswa dan kehidupan pribadinya akan mengalai gangguan dan hambatan. Gangguan dan hambatan tersebut bermacam-macam bentuknya, mulai dari kekurangmampuan untuk menunjukkan hasil yang optimal dalam belajar gangguan-gangguan psikis, seperti gangguan suasana perasaan (Maslim, 1997)2.2 KecemasanKecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai(Alwisol, 2005:28).Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan menghadapi masalah atau adanya rasa aman. Perasaan yang tidakmenyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis (seperti gemetar,berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis (sepertipanik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya). Perbedaan intensitas kecemasan tergantung pada keseriusan ancaman dan efekivitas dari operasi-operasikeamanan yang dimiliki seseorang. Mulai munculnya perasaan-perasaan tertekan, tidakberdaya akan muncul apabila orang tidak siap menghadapi ancaman Taylor (1995).

Fondnya harus sama semua2.3 Faktor-Faktor resiko Yang Menimbulkan Kecemasan dan etiologinya2.3.1 Etiologi Ada beberapa teori mengenai penyebab kecemasan: (.)a) Teori PsikologisDalam teori psikologis terdapat 3 bidang utama:b) Teori psikoanalitikFreud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego yang memberitahukan adanya suatu dorongan yang tidak dapat diterima dan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam tersebut. Idealnya, penggunaan represi sudah cukup untuk memulihkan keseimbangan psikologis tanpa menyebabkan gejala, karena represi yang efektif dapat menahan dorongan di bawah sadar. Namun jika represi tidak berhasil sebagaiPertahanan, mekanisme pertahanan lain (seperti konversi, pengalihan, dan regresi) mungkin menyebabkan pembentukan gejala dan menghasilkan gambaran gangguan neurotik yang klasik (seperti histeria, fobia, neurosis obsesif-kompulsif).c) Teori perilakuTeori perilaku menyatakan bahwa kecemasan disebabkan oleh stimuli lingkungan spesifik. Pola berpikir yang salah, terdistorsi, atau tidak produktif dapat mendahului atau menyertai perilaku maladaptif dan gangguan emosional. Penderita gangguan cemas cenderung menilai lebih terhadap derajat bahaya dalam situasi tertentu dan menilai rendah kemampuan dirinya untuk mengatasi ancaman.d) Teori eksistensialTeori ini memberikan model gangguan kecemasan umum dimana tidak terdapat stimulus yang dapat diidentifikasikan secara spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronis.e) Teori BiologisPeristiwa biologis dapat mendahului konflik psikologis namun dapat juga sebagai akibat dari suatu konflik psikologis.f) Sistem saraf otonomStresor dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal melalui mekanisme berikut ini:Ancaman dipersepsi oleh panca indera, diteruskan ke korteks serebri, kemudian ke sistem limbik dan RAS (Reticular Activating System), lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian kelenjar adrenal mensekresikan katekolamin dan terjadilah stimulasi saraf otonom (Mudjaddid, 2006).Hiperaktivitas sistem saraf otonom akan mempengaruhi berbagai sistem organ dan menyebabkan gejala tertentu, misalnya:- kardiovaskuler (contohnya: takikardi), muskuler (contohnya: nyeri kepala), - - gastrointestinal (contohnya: diare), dan pernafasan (contohnya: nafas cepat).g) NeurotransmiterTiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).2.4 Dikutip darimana?Patofisiologi (.)a. NorepinefrinPasien yang menderita gangguan kecemasan mungkin memiliki sistem noradrenergik yang teregulasi secara buruk. Badan sel sistem noradrenergik terutama berlokasi di lokus sereleus di pons rostral dan aksonnya keluar ke korteks serebral, sistem limbik, batang otak, dan medula spinalis. Percobaan pada primata menunjukkan bahwa stimulasi lokus sereleus menghasilkan suatu respon ketakutan dan ablasi lokus sereleus menghambat kemampuan binatang untuk membentuk respon ketakutan. Pada pasien dengan gangguan kecemasan, khususnya gangguan panik, memiliki kadar metabolit noradrenergik yaitu 3-methoxy-4-hydroxyphenylglycol (MHPG) yang meninggi dalam cairan serebrospinalis dan urin.b. SerotoninBadan sel pada sebagian besar neuron serotonergik berlokasi di nukleus raphe di batang otak rostral dan berjalan ke korteks serebral, sistem limbik, dan hipotalamus. Pemberian obat serotonergik pada binatang menyebabkan perilaku yang mengarah pada kecemasan. Beberapa laporan menyatakan obat-obatan yang menyebabkan pelepasan serotonin, menyebabkan peningkatan kecemasan pada pasien dengan gangguan kecemasan.c. Gamma-aminobutyric acid (GABA)

Referensi tidak boleh dicantumkan di judulPeranan GABA dalam gangguan kecemasan telah dibuktikan oleh manfaat benzodiazepine sebagai salah satu obat beberapa jenis gangguan kecemasan. Benzodiazepine yang bekerja meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABAA terbukti dapat mengatasi gejala gangguan kecemasan umum bahkan gangguan panik. Beberapa pasien dengan gangguan kecemasan diduga memiliki fungsi reseptor GABA yang abnormal (Kaplan dan Saddock, 2005). Faktor budaya juga merupakan salah satu penyebab kecemasan yang penting. Pekerjaan, pendidikan, institusi agama, dan sosial budaya semuanya dapat menjadi konflik yang menyebabkan kecemasan.

2.5 Faktor faktor resiko kecemasan (Solomon, 1974).

Fond harus samaMengemukakan bahwa factor yang melatarbelakangi munculnya kecemasan adalah situasi yang mengancam keberadaan individu antara lain konflik dan berbagai frustasi, ancaman terhadap keselamatan, ancaman terhadap self esteem dan tekanan-tekanan untuk bertindak diluar kemampuannya. Lebih lanjut Ia mengatakan ada beberapa situasi yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan, antara lain : a. Adanya motif-motif yang saling bertentanganb. Mengalami konflik antara perilaku dan nilaic. Memasuki situasi yang tidak biasa, dimana individu tidak dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan cepat terhadap situasi tersebutd. Memasuki situasi yang tidak menentu yang tidak dapat diramalkanCollins (dalam Surabda, 1983:48) menyebutkan bahwa kecemasan timbul karena adanya beberapa factor, antara lain :a. Threat (ancaman)b. Conflict (pertentangan)c. Fear (ketakutan)d. Unmet Needs (kebutuhan yang tidak terpenuhi)

2.5.1 Kecemasan Merupakan Pengalaman EmosionalReaksi emosional/cemas terhadap situasi yang menekan merupakan bagian dari pengalaman manusia sehari-hari. Kecemasan memiliki tingkatan tertentu yaitu kecemasan yang wajar atau tidak. Kecemasan yang wajar tidak akan mengganggu kehidupan manusia sehari-hari, dan akan mendorong individu untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi situasiyang mengancam (Barstein, 1994).Kecemasan dapat timbul ketika individu menghadapi pengalaman-pengalaman baru seperti masuk sekolah, memulai pekerjaan baru atau melahirkan bayi (Stuart & Sundeen,1993). Kecemasan juga merupakan sesuatu yang diperoleh dari belajar. Hal ini ditunjukkan dengan kesukaran berfikir jernih dan bertindak secara efektif terhadap tuntutan lingkungan (Mischel, 1991).Individu akan belajar dari pengalaman kegagalan memenuhi tuntutan lingkungan yang mengancam. Individu yang merasa terancam akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan sebagai sesuatu emosi yang muncul dari pengalaman subyektif individu biasanya tidak dapat dikenali secara nyata. Hal ini berdasarkan pernyataan bahwa Emosi yang tidak disertai dengan obyek yang spesifik biasanya dibangkitkan oleh sesuatuyang tidak dikenal.(Stuart & Sundeen, 1993).

Referensi sudah terlalu lama sebaiknya 5 tahun terakhirKecemasan merupakan perasaan subyektif yang dialami oleh individu. Hal ini disebabkan oleh situasi-situasi yang mengancam sehingga menyebabkan ketidakberdayaan individu (Freud, 1954). Kecemasan pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Kecemasan merupakan suatu penyerta normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba serta penemuan identitas diri dan juga menemukan arti hidup. (Kaplan, dkk, 1996).Dari sumber lain juga mengemukakan kecemasan sebagai pengalaman individu yang timbul karena menghadapi konflik, ketegangan, ancaman kegagalan, maupun badaman. Individu yang mengetahui penyebab sumber kecemasannya merupakan suatu pertanda bahwakecemasan tersebut adalah suatu emosi yang wajar. Whitehead, (1985)2.5.2 Kecemasan Merupakan Hasil dari Situasi yang MengancamKecemasan ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut. Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme dapat menyebabkan kecemasan (Atkinson,1996). Situasi yang mengancam meliputi ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan juga dapat menyebabkan kecemasan.Kecemasan merupakan akibat dari suatu konflik, ketegangan, ancaman kegagalan maupun perasaan tidak aman (Whitehead, 1985). Individu yang merasa berada pada suatu kondisi yang tidak jelas akan menimbulkan kecemasan, contohnya: khawatir akan kehilangan orang yang kita cintai, perasaan-perasaan bersalah dan berdosa yang bertentangan dengan hati nurani, dan sebagainya (Kartono, 1981).bahwa kecemasan merupakan perasaan yang tidak menyenangkan karena individu mengalami frustasi dan ketidakpastian tentang apa yang terjadi dimasa yang akan datang, juga adanya suatu ancaman tentang kegagalan dan rasa sakit yang akan dialaminya. Kecemasan merupakan bagian dari kondisi manusia yang dianggap mengancam keberadaan individu dinyatakan Branca (1946). cemas merupakan afek atau perasaan yang tidak menyenangkan dan dapat berupa ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul akibat sesuatu yang mengecewakan serta ancaman terhadap keinginan pribadi. Kecemasan sebagai suatu tanda bahaya yang membuat orang bersangkutan waspada dan bersiap diri melakukan upaya untuk mengatasi ancaman yang bersifat internal, dan tidak jelas. (May, 1950). kecemasan adalah emosi yang dikarakteristikkan oleh keadaan pemikiran dan pengantisipasian terhadap bahaya. Hal ini muncul dikarenakan keputusasaan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya (Hurlock, 1978). Kecemasan digunakan untuk menggambarkan respon seseorang yang berada dalam bahaya. Sumber bahaya tersebut tidak bisa diidentifikasi dengan jelas (Chruden & Sherman, 1972). Kecemasan merupakan implementasi rasa aman dari situasi yang menyatakan bahwa situasi kecemasan seperti ini biasanya dialami saat seorang wanita menjalani kehamilan dan persalinan. Kebutuhan rasa aman ini menyangkut kegelisahan dan ketakutan yang dialami Hal ini berdasarkan Kartono, (1992) .2.5.3 Gejala Fisik, Psikologis, Sosial dari KecemasanAdanya gejala-gejala fisik maupun psikologis yang menyertai kecemasan dapat dijelaskan sebagai berikut: gejala fisik meliputi telapak tangan basah, tekanan darah meninggi, badan gemetar, denyut jantung meningkat dan keluarnya keringat dingin. gejala-gejala fisik yang menyertai kecemasan adalah palpitasi, keringat dingin, telapak tangan basah, denyut jantung meningkat, serta keluarnya keringat dingin Hal ini berdasarkan (Maramis, 1980; Sulistyaningsih, 2000)Kecemasan merupakan respon terhadap kondisi stres atau konflik. Rangsangan berupakonflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri. Hal ini akan menimbulkan respon dari sistem syaraf yang mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, maka muncul perangsangan pada organ-organ seperti lambung, jantung, pembuluh darah maupun alat-alat gerak. Selain itu juga dapat memicu Sistem Simpatis sebagai mekanisme pertahanan tubuh. Sistem ini menutup arteri-arteri yang mengalir ke organ-organ yang tidak esensial untuk pertahanan. Sistem simpatis ini mempersiapkan tubuh untuk menghadapi kondisi darurat dan bahaya (Mongan, 2005:55)Individu yang mengalami ancaman akan mengakibatkan perubahan-perubahan fisiologik dari sistem endokrin. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerja dari simpatik dan parasimpatik susunan syaraf otonom. Gangguan hormonal inilah yang akan menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas metabolik di dalam tubuh (Simandjuntak, dkk,1984)Kecemasan akan melibatkan komponen kejiwaan maupun fisik. Hal tersebut pada tiap individu bentuknya berbeda-beda. Gejala-gejala tersebut merupakan akibat dari rangsangan sistem syaraf otonom maupun viceral. Individu akan mengeluh sering kencing atau susah kencing, mulas, mencret, kembung, perih di lambung, keringat dingin, berdebar-debar, darahtinggi, sakit kepala, dan sesak nafas. (..)Ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan individu mengalami kecemasan. Faktor faktor tersebut adalah keadaan biologis, kemampuan beradaptasi/ mempertahankan diri terhadap lingkungan yang diperoleh dari perkembangan dan pengalaman, serta adaptasi terhadap rangsangan, situasi atau stressor yang dihadapi. Sumber stressor/situasi yang dapat menyebabkan kecemasan didapatkan dari lingkungan sosial. (..)Lingkungan sosial mempunyai aturan-aturan, kebiasaan, hukum-hukum yang berlaku di daerah tertentu. Hal inilah yang menyebabkan individu harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang ada. Individu yang tidak dapat menyesuikan diri dengan norma/aturan dalam masyarakat akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri dan sosialnya, sehingga dapat menimbulkan kecemasn (Simandjuntak, dkk, 1984)Anxietas Dapat disebabkan oleh ancaman terhadap konsep diri, status kesehatan, status sosial ekonomi, fungsi peran, pola interaksi ataupun lingkungan. Adanya ancaman terhadap kehidupan, konflik yang tidak disadari oleh individu, kebutuhan yang tidak terpenuhi ataupun karena adanya flashback. Hal ini dibuktikan oleh adanya tanda dan gejala otonom seperti takikardi, nafas cepat, palpitasi, ketegangan otot dan diaphoresis. Perasaaan ketakutan, cemas dan khawatir. Peningkatan gejala-gejala seperti mimpi buruk/flashback dan ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan. (..)ada dua tingkatan kecemasan. Pertama, kecemasan normal, yaitu pada saat individu masih menyadari konflik-konflik dalam diri yang menyebabkan cemas. Kedua, kecemasan neurotik, ketika individu tidak menyadari adanya konflik dan tidak mengetahui penyebab cemas, kecemasan kemudian dapat menjadi bentuk pertahanan diri ,Jersild (1963).Bucklew (1980), para ahli membagi bentuk kecemasan itu dalam dua tingkat, yaitu : 1. Tingkat psikologis. Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya. 2. Tingkat fisiologis. Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual, dan sebagainya. Simptom-simptom somatis yang dapat menunjukkan ciri-ciri kecemasan menurut adalah muntah-muntah, diare, denyut jantung yang bertambah keras, seringkali buang air, nafas sesak disertai tremor pada otot. kecemasan ditandai dengan emosi yang tidak stabil, sangat mudah tersinggung dan marah, sering dalam keadaan excited atau gempar gelisah Stern(1964) .

manifestasi kecemasan terwujud dalam empat hal berikut ini. ( Kartikasari, 1995)No.KomponenSimptom

1.Suasana hatiDiikuti oleh symptom psikologis berupa perasaan tegang, dan mudah marah

2.PikiranDiikuti oleh symptom berupa rasa kuatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sangat sensifit dan merasa tidak berdaya

3.MotivasiDiikuti oleh symptom berupa menghindari situasi ketergantungan yang tinggi dan ingin melarikan diri dari masalah

4.PerilakuDiikuti oleh symptom berupa gugup, kewaspadaan yang berlebihan, gelisah

5.Gejala biologisBerkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual dan sering buang air

Penelitian mengatakan sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan tersebut bersifat lebih umum. Penyebab kecemasan menurut Horney, dapat berasal dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri seseorang Horney (dalam Arndt, 1974),. Suatu kekaburan atau ketidakjelasan, ketakutan akan dipisahkan dari sumber-sumber pemenuhan kekuasaan dan kesamaan dengan orang lain adalah penyebab terjadinya kecemasan dalam konsep kecemasan Angyal (Arndt, 1974). Selanjutnya, berkaitan dengan sebab-sebab kecemasan, mengemukakan bahwa lemahnya ego akan menyebabkan ancaman yang memicu munculnya kecemasan. Freud berpendapat bahwa sumber ancaman terhadap ego tersebut berasal dari dorongan yang bersifat insting dari id dan tuntutan-tuntutan dari superego. ego disebut sebagai eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu ke arah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberikan respon, dan memutuskan insting- insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif ini, ego harus berusaha mengintegrasikan tuntutan id, superego, dan dunia luar yang sering bertentangan. Hal ini sering menimbulkan tegangan berat pada ego dan menyebabkan timbulnya kecemasan Freud (dalam Hall dan Lindzay, 1995)sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan tersebut bersifat lebih umum. Penyebab kecemasan menurut Horney, dapat berasal dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri seseorang Horney (dalam Arndt, 1974).Suatu kekaburan atau ketidakjelasan, ketakutan akan dipisahkan dari sumber-sumber pemenuhan kekuasaan dan kesamaan dengan orang lain adalah penyebab terjadinya kecemasan dalam konsep kecemasan Angyal (Arndt, 1974). sumber-sumber kecemasan adalah need-need untuk menghindar dari terluka (harmavoidance), menghindari teracuni (infavoidance), menghindar dari disalahkan (blamavoidance) dan bermacam sumber-sumber lain. Disamping ketiga need tersebut, kecemasan dapat merupakan reaksi emosional pada berbagai kekhawatiran, seperti kekhawatiran pada masalah sekolah , masalah finansial, kehilangan objek yang dicintai dan sebagainya (Arndt 1974). Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. Penelitian lain menunjukkan bahwa laki-laki lebih rileks dibanding perempuan (Power dalam Myers, 1983). perempuan memiliki skor yang lebih tinggi pada pengukuran ketakutan dalam situasi sosial dibanding laki-laki Morris (dalam Leary, 1983)juga mengungkapkan bahwa neurosa kecemasan ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada rangsangan yang spesifik Kartono (1981).Ada perbedaan mendasar antara kecemasan dan ketakutan. Pada ketakutan, apa yang menjadi sumber penyebabnya selalu dapat ditunjuk secara nyata, sedangkan pada kecemasan sumber penyebabnya tidak dapat ditunjuk dengan tegas, jelas dan tepat.( Wignyosoebroto 1981).

2.6 Kerangka teoriMAHASISWAKOST

Stresor :ganguan penyesuaian pada mahasiswa perantauan (Maslim, R: 1997)a) lingkungan tempat tinggal baru.b) perbedaan cara belajarc) perbedaan budaya dengan tempat tinggal asald) nilai hidupe) pergaulan baruf) kebutuhan waktu terbatas

Tekanan mental: (niam2005)a) gangguan alam perasaanb) kecemasan/anxietasc) depresid) culture shock

Kecemasan:a) definisi cemasb) etiologi cemasc) patofisiologi cemasd) gejala dan manifestasi klinis cemas

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1Jenis Dan Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan metode penelitian Survey deskriptif yang dilakukan dengan bertujuan untuk melihat gambaran fenomena, yang terjadi pada populasi tertentu.survey deskriptif juga dapat didefenisikan suatu penelitiaan yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat(notoadmojo2010)

3.2Definisi Operasional

variabelDefinisi operasionalAlat ukur Hasil ukurskala

Cara Penyesuaian Mahasiswa KosPersepsi mengenai menghadapi berbagai permasalahan yang khas antara lain perubahan sistem belajar dari sekolah lanjutan yang berbeda dengan perguruan tinggi dan mereka menghadapi suatu lingkungan yang baru Kuisioner A terdiri dari 8 pertanyaanmengunakan skala brugman untuk pertanyaan 0= tidak1= yaJumlah Total skor tentang persepsi permasalahan mengenai adaptasi pada mahasiswa kos nilai ukurSkor minimal =0Skor maksimal=8Untuk menjelaskan secara deskriptif maka data dikategorikan 6-8=BURUK3-6=BAIK