100
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modernisasi saat ini, tingkat teknologi dan pengetahuan berkembang semakin pesat, perlu diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga antara teknologi dan sumber daya manusianya dapat berjalan secara dinamis. Untuk mencapai hal tersebut, salah satu faktor yang sangat berperan adalah peningkatan kesehatan dan gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu kecerdasan dan intelektual. Dengan ilmu pengetahuan akan menjadi salah satu tolak ukur SDM yang berkualitas akan tercapai (Zainuddin, 2008). Untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, maka kita perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan anak yang mendapat makanan bergizi akan tumbuh menjadi

Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian asi eksklusif di wilayah puskesmas katobu tahun 2013

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era modernisasi saat ini, tingkat teknologi dan pengetahuan

berkembang semakin pesat, perlu diimbangi dengan sumber daya manusia

(SDM) yang berkualitas sehingga antara teknologi dan sumber daya

manusianya dapat berjalan secara dinamis. Untuk mencapai hal tersebut,

salah satu faktor yang sangat berperan adalah peningkatan kesehatan dan

gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu kecerdasan

dan intelektual. Dengan ilmu pengetahuan akan menjadi salah satu tolak ukur

SDM yang berkualitas akan tercapai (Zainuddin, 2008).

Untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas, maka kita

perlu memelihara gizi anak sejak bayi berada dalam kandungan. Bayi dan

anak yang mendapat makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat,

cerdas dan terhindar dari berbagai penyakit infeksi. Nutrisi memegang

peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Nutrisi yang

terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada bayi sampai

usia enam bulan hanya ASI saja tanpa diberi makanan tambahan.Karena ASI

mudah di dapat, selalu tersedia,siap diminum tanpa adanya persiapan khusus

(Zainuddin, 2008).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),2001 mengatakan bahwa

ASIeksklusif selama enam bulan pertama adalah makanan yang

terbaik.ASIeksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

Page 2: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

tambahan lain pada bayi berusia nol sampai enam bulan, bahkan air putih pun

tidak boleh diberikan pada tahap ini. Karena itu pada enam bulan pertama

membutuhkan perhatian khusus dalam pemberian ASI.

Dengan adanya modernisasi telah menggeser paradigma menyusui ASI

seolah telah menjadi sesuatu yang kuno dan tidak modern sehingga banyak

kaum ibu muda enggan memberikan ASI kepada anaknya dengan dalih

merusak penampilan, merepotkan dan membuang waktu karena merasa ada

susu formula yang bisa menggantikan ASI ( Depkes, 2001:31 ).

Faktor yang dapat mempengaruhi dalam keberhasilan pemberian ASI

eksklusif seperti mitos-mitos yang sering menghambat dalam pemberian ASI

eksklusif diantaranya bayi yang menangis karena ingin makan, faktor lainnya

adalah pengetahuan, pendidikan, usia ibu, paritas, pekerjaan, pengaruh orang

tua dalam keluarga serta kurangnya informasi mengenai ASI eksklusif dari

pihak kesehatan maupun media lain seperti media televisi. Jarang sekali iklan

atau kesempatan di media televisi yang menayangkan tentang manfaat dan

keunggulan ASI eksklusif lebih gencar promosi susu formula yang dikemas

sedemikian menarik menunjukkan kelebihannya (Depkes RI, 2002 :1).

Padahal banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam program

membantu menigkatkan keberhasilan ASI eksklusif diantaranya program

Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ). Bayi baru lahir agar diletakan diatas dada

ibunya untuk memulai menyusui. Bayi diharapkan terbiasa mendapat ASI

sejak dini. Menyediakan pojok ASI untuk layanan konsultasi masalah ASI

Page 3: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

dan memberikan waktu luang pada ibu bekerja untuk memeras ASI-nya

supaya tetap bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun berdasarkan

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) pada tahun 2006-2007,

pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 2 bulan hanya 64 %.Presentasi ini

menurun menjadi 40 % pada bayi berusia 2-3 bulan dan 14 % pada bayi

berusia 4-5 bulan dan hanya 4 % bayi mendapat ASI dalam satu jam

kelahiran. Cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 45 %-12 %

dan di pedesaan 4 %-25 % pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di parkotaan

berkisar 1%-13 %,sedangkan di pedesaan 2 %-13 % (Depkes RI 2007 ).

Menurut hasil pendataan tahun 2012 ASI eksklusif di Indonesia baru

tercapai 42 % dari target 70 %, di Jawa Barat baru tercapai 45 % dari target

80 %, dan di Kabupaten Muna baru 40,4 % dari target 70 %. Dari target

Kabupaten di Puskesmas Katobu pencapaian ASI eksklusif masih jauh dari

target, baru mencapai 14,7 % ( Dinkes Kab Muna 2012).

Setelah melakukan wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi

dengan usia 6 – 11 bulan, berdasarkan pengetahuannya dimana hasilnya

adalah 7 orang menyatakan tidak tahu tentang ASI eksklusif dengan tingkat

pendidikan yang rendah. Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang Gambaran faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Katobu

tahun 2013.

Page 4: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan

masalah ini adalah “ Bagaimana Gambaran Faktor – faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Katobu tahun 2013”?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Katobu tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan yang mempengaruhi

keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

tahun 2013.

c. Mengetahui gambaran pendidikan yang mempengaruhi

keberhasilan ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Katobu

tahun 2013.

d. Mengetahui gambaran paritas yang mempengaruhi keberhasilan

ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Katobu tahun 2013.

Page 5: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan dasar dan bahan acuan yang

bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi Ibu Menyusui

Sebagai bahan informasi kesehatan dalam memberikan

ASI eksklusif bagi ibu menyusui dengan memberikan pengetahuan

dan wawasan yang jelas tentang ASI eksklusif.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagiPuskesmas Katobu khususnya

untuk program KIA dan Gizi

3. Bagi Program Studi DIII Kebidanan

Sebagai bahan referensi tambahan di perpustakaan Akademi

Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kerja

sama Raha.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk mengimplementasikan ilmu yang di dapat

selama kuliah serta dapat memperluas wawasan dalam bidang

pendidikan khususnya mengetahui tentang ASI eksklusif pada ibu

menyusui.

Page 6: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi

Menurut Notoatmodjo (2007: 139-140) pengetahuan merupakan

hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra

manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penginderaan,

penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

( over behavior).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2005 : 50-52) terdapat enam tingkatan

dalam pengetahuan, yaitu :

a. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima.

Page 7: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

b. Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginpretasikan materi tersebut secara

benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (Analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen – komponen tetapi masih ada kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi –

formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian tersebut

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang ada.

Page 8: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

2.1.3 Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya

Menurut Notoatmodjo (2007 :146), perubahan atau adopsi

perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan

waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau

seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam

kehidupannya melalui 3 tahap, yaitu:

a. Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru) ia

harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut

bagi dirinya atau orang lain.

b. Sikap

Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap

stimulus atau objek.

c. Praktik atau tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui. Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau

mempraktekan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik).

2.1.4 Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam

Notoatmodjo ( 2007 : 140) mengungkapkan bahwa sebelum orang

Page 9: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

mengadopsi berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni sebagai berikut :

a. Awarennes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya), hal ini berarti sikap responden sudah lebih

baik.

d. Trial, yaitu orang yang telah mencoba perilaku baru

e. Adoption (Adopsi), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus prilaku.

Selanjutnya Rogers dalam Notoatmodjo ( 2007 : 140) menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap – tahap

tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku

melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang positif maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng ( long

lasting), sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan beerlangsung lama.

2.2 Pengukuran Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan kesehatan adalah dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan tertulis

(angket). Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan

Page 10: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

responden tentang kesehatan atau besarnya presentasi kelompok responden

tentang variabel komponen kesehatan ( Notoatmodjo, 2005:53).

Menurut Arikunto (2006:344) terhadap data yang bersifat kualitatif,

maka pengolahannya dibandingkan dengan standar atau kriteria yang telah

dibuat oleh peneliti.

Penilaian angket tersebut berdasarkan kriteria sebagai berikut :1. Baik : Skor > 75 %

Apabila responden dapat menjawab > 75 % dari semua pertanyaan.

2. Cukup : Skor 60 – 75 %

Apabila responden dapat menjawab 60 – 75 % dari semua pertanyaan .

3. Kurang : Skor < 60 %

Apabila responden dapat menjawab 60 % dari semua pertanyaan.

2.3 Pendidikan

2.3.1 Pengertian

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah

dalam menerima informasi sehingga diharapkan makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan

dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu pendidikan rendah (SD – SLTA)

dan pendidikan tinggi (>SMA– Perguruan tinggi).

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

Page 11: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan

(Notoatmodjo, S 2007).

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2001) pendidikan adalah

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan penelitian.

2.3.2 Paritas

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram

yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak

diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu ( Sumarah,

2009:2).

Paritas 1-2 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematiam

maternal. Paritas tinggi mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi

( Hanifa, 2005:71). Klasifikasi paritas menurut Saifuddin, 2007 adalah

sebagai berikut :

a. Paritas rendah: 1 -2

b. Paritas tinggi: > 2

Pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan.

Pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan pada ibu yang sudah hamil

akan lebih baik jika dibandingkan dengan ibu yang belum pernah hamil.

Untuk lebih menanggapi dan menghayati terhadap perilaku baru sehingga

pengalaman akan membentuk sikap positif atau negatif jika ibu yang

Page 12: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

mempunyai pengalaman akan bersikap positif akan tetapi sebaliknya ibu

yang belum pengalaman sama sekali cenderung akan bersikap negatif.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Lawrence Green (1999:74) faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut:

a. Faktor predisposisi (predisposisi predisposing factors)

Faktor predisposisi merupakan faktor anteseden terhadap perilaku

yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku, yang termasuk dalam

faktor ini adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial

dan pengalaman.

b. Faktor pemungkin atau pendukung (enabling factors )

Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk

dalam faktor ini adalah keterampilan, fasilitas, sarana atau prasarana

yang mendukung terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

c. Faktor penguat

Faktor penguat merupakan faktor penyerta perilaku atau yang

datang sesudah perilaku itu ada. Hal – hal yang termasuk dalam faktor

ini adalah keluarga, teman, petugas kesehatan.

Page 13: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

2.5. ASI Eksklusif

2.5.1 Definisi ASI Eksklusif

Menurut Lawrence tahun 1999 dalam Sukini (2006:11) ASI

adalah suatu bahan makanan alami yang sempurna dengan mengandung

lebih dari 2000 unsur pokok dan terus menerus berubah sesuai dengan

kebutuhan bayi. Bayi sebaiknya disusui eksklusif yaitu diberi ASI saja

selama 6 bulan pertama kehidupannya tanpa ditambah makanan cair

atau padat kecuali dalam keadaan yang sangat jarang. Hal ini mungkin

dapat membawa kuman, mencetuskan alergi, menyebabkan bayi

kenyang dan menyusu sebaiknya dipertahankan sampai setidaknya bayi

berusia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI yang sesuai sejak 6

bulan (WHO dan Unicef, 2001).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air

putih tidak ditambahkan dalam tahap ASI eksklusif ini (depkes RI

2004). ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Rendahnya pemahaman

ibu, keluarga dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi

mengakibatkan pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara

optimal (Prastyono, 2009).

Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan menu

makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI

eksklusif dan semua bayi diberi ASI ekslkusif sejak lahir sampai

Page 14: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

berusia 6 bulan. Setelah berumur 6 bulan bayi dapat diberi makanan

pendamping atau padat yang benar dan tepat,sedangkanASI tetap

diteruskan sampai usia 2 tahun. Pemberian makanan untuk bayi yang

ideal seperti ini dapat dicapai dengan menciptakan pengertian serta

dukungan dari lingkungan sehingga para ibu dapat menyusui secara

eksklusif (Roesli, 2005).

2.5.2 Manfaat ASI Eksklusif

Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif mengakibatkan mudah

terjalinnya ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru

lahir. Hal ini merupakan keuntungan awal dari menyusui secara

eksklusif. Bagi bayi tidak ada yang lebih berharga daripada ASI. Hanya

seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya.

Selain dapat meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal,

ASI juga membuat anak menjadi potensial memiliki perkembangan

sosial yang baik (Roesli, 2005).

Manfaat ASI menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) adalah

sebagi berkut :

1. Manfaat ASI bagi bayi

a. ASI sebagai nutrisi

b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh.

c. Meningkatkan kecerdasan.

d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih saying.

Page 15: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

e. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan.

f. Mengandung asam lemak yang diperlukan otak sehingga bayi

yang diberi ASI eksklusif potensial lebih pandai.

g. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker

pada anak dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit

jantung.

h. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi

ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan.

i. Menunjang perkembangan kepribadian emosional,

kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik.

2. Manfaat ASI bagi Ibu

a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi

segera disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan

terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang

karena kadar oksitosin meningkat sehingga pembuluh darah

menutup dan perdarahan akan akan lebih cepat terhenti.

b. Mengurangi terjadinya anemia.

c. Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara

kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu

memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98 % tidak akan

hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96%

tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

Page 16: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

d. Mengecilkan rahim, kadar oksitosin ibu yang menyusui akan

membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

e. Menurunkan kanker payudara.

f. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena

ASI tersedia kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat

dan tersedia dalam suhu yang cocok.

g. Lebih ekonomis dan murah.

h. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan,

memasak, air dan tanpa harus mencuci botol.

i. Memberi kepuasan bagi ibu, ibu yang berhasil memberikan ASI

eksklusifakan merasakan kepuasan, kebanggaan dan

kebahagiaan yang mendalam

.

3. Manfaat ASI bagi Keluarga

a. Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu

formula botol susu serta gas untuk merebus air, susu dan

peralatan lainnya.

b. Menghemat biaya perawatan kesehatan karena bayi yang

diberiASIeksklusif lebih sehat atau jarang sakit.

c. Menghemat waktu keluarga.

d. Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia.

Page 17: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

e. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja.

Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula,

air panas, dan lain sebagainya ketika bepergian.

4. Manfaat ASI bagi Negara

a. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor

susu formula dan peralatan lainnya.

b. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.

c. Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang

sakit hanya sedikit.

d. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan

angka kematian

e. Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang

digunakan sebagi kayu bakar untuk merebus air, susu dan

peralatannya.

f. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan

berkualitas untuk membangun negara karena anak yang

mendapat ASI dapat bertumbuh kembang secara optimal

2.5.3 Produksi ASI

ASI diproduksi / dibuat oleh jaringan kelenjar susu atau pabrik

ASI, kemudian disalurkan melalui susu kedalam gudang susu yang

terdapat dibawah daerah berwarna gelap atau coklat tua disekitar

puting susu. Gudang susu sangat penting artinya karena merupakan

tempat penampungan ASI (Soetjiningsih, 2007)

Page 18: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan

reflex. Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau

dirangsang oleh hisapan mulut bayi. Gerakan tersebut merangsang

kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi sejumlah hormon

prolaktin, yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air

susu.

Proses pengeluaran susu juga tergantung pada let down

reflex, yaitu reflex pengaliran atau pelepasan ASI. Hisapan bayi ini

akan merangsang `kelenjar pituitary posterior untuk menghasilkan

hormon oksitosin, yang dapat merangsang serabut otot halus didalam

dinding saluran susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara

lancar (Roesli, 2007).

Faktor – faktor yang mengakibatkan reflex let down adalah;

melihat bayi, mendengarkan suara bayi mencium bayi dan

memikirkan bayi, atau ibu dalam keadaan tenang sedangkan faktor –

faktor yang menghambat reflex let down adalah; stress seperti

keadaan bingung atau pikiran kacau, takut dan cemas, juga apabila

ibu merasa marah, kesal juga malu menyusui ( Soetdjiningsih, 2007).

2.5.4 Komposisi ASI

Komposisi air susu ibu atau ASI berlainan dengan komposisi

susu mamalia lainnya karena komposisi ASI setiap mamalia

disesuaikan dengan laju pertumbuhan jenisnya sendiri, seperti susu

Page 19: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

sapi, komposisinya disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak sapi,

air susu ibu disesuaikan dengan laju pertumbuhan anak manusia.

Memang ASI manusia merupakan salah satu ASI yang

terencer sehingga bayi harus sering menyusu pada ibunya. Ini

merupakan hal yang baik, karena akan menyebabkan terjalinnya

hubungan ibu – anak yang lebih sering. Hal ini akan memastikan

terdapatnya perhatian dan perawatan yang intensif untung

kelangsungan hidup serta pertumbuhan bayi manusia.

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose

dan garam – garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar

payudara ibu, sebagai makanan utama bayi. Komposisi ASI ini

ternyata tidak konsisten dan tidak sama dari waktu kewaktu. Adapun

perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari yaitu kolostrum, air susu

transisi/peralihan, air susu matang (mature).

Menurut Prasetyono (2009) dan Roesli (2005) perbedaan

komposisi ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari keempat

setelah melahirkan sebagai berikut:

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan ASI yang keluar dihari pertama sampai

hari ke empat, mengandung cairan emas, cairan pelindung yang

kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Cairan emas yang

encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih

yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih

Page 20: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum juga

merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium

dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

tersedia. Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan

dimana saja dan kapan saja. Kolostrum lebih banyak

mengandung protein, dan zat anti infeksi 10-17 kali lebih

banyak dibanding dengan ASI yang matang. Volume kolostrum

antara 150-300 ml/24 jam.

b. ASI Transisi Peralihan

ASI transisi merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin

merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.

Volume akan makin meningkat.

c. ASI matang atau mature

ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14

dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat

dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-

satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur

enam bulan. ASI tidak menggumpal jika dipanaskan.

2.5.5 Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya - upaya yang dilakukan

untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam

Page 21: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera

setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

Adapun upaya – upaya yang dilakukan adalah persiapan

menyusui pada masa kehamilan (antenatal), Pada masa segera

setelah persalinan (prenatal) dan pada masa menyusui

selanjutnya (post-natal) (Depkes RI 2003).

Menurut JNPK - KR (2008) dalam buku Asuhan Persalinan

Normal, manajemen laktasi terdiri dari:

a. Masa Kehamilan (Antenatal)

1) KIE manfaat dan keunggulan ASI

2) Meyakinkan ibu untuk menyusui bayinya

3) Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara

4) Memantau kecukupan gizi ibu hamil

5) Menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait dengan

kehamilan ibu.

b. Segera setelah bayi lahir

1) Memberikan ASI dini/IMD

2) Membina ikatan emosional dan kehangatan ibu dan bayi

3) Jangan memberikan cairan atau makanan pada bayi

4) Biarakan ibu dan bayi bersama dalam 1 jam pertama dan

setelah asuhan bayi baru lahir selesai

c. Masa Neonatal

1) Menjamin pelaksanaan ASI eksklusif

2) Rawat gabung ibu dan bayi

Page 22: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

3) Jaminan asupan ASI setiap bayi membutuhkan

4) Melaksanakan cara menyusui yang benar

5) Upaya tetap mendapat ASI jika ibu dan bayi tidak selalu

bersama

6) Vitamin A dosis tinggi bagi ibu nifas.

7) Bimbing ibu untuk mengenali tanda jika bayi sudah

mendapatkan ASI yang cukup

8) Anjurkan ibu untuk beristirahat, makan dan minum bagi diri

dan bayinya

9) Rujuk ke konselor ASI jika ibu mengalami masalah menyusui.

d. Masa Menyusui Selanjutnya

1) Pemenuhan ASI eksklusif dalam enam bulan pertama

2) Makanan pendamping dan ASI untuk 6 bulan kedua

3) Memantau kecukupan gizi dan memberi cukup waktu

istirahat bagi ibu menyusui.

4) Memperoleh dukungan suami untuk menunjang keberhasilan

ASI eksklusif

5) Mengatasi masalah menyusui.

Page 23: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

2.5.6 Alasan Pemberian ASI Eksklusif

Bayi normal sudah dapat disusui segera setelah lahir. Menurut

Wiknjosastro tahun 2005 di dalam Siregar (2008) lamanya disusui

hanya untuk satu atau dua menit pada setiap ibu yang melahirkan

karena :

a. Air yang pertama atau kolostrum mengandung beberapa benda

penangkis yang dapat mencegah infeksi pada bayi.

b. Bayi yang minum ASI jarang menderita kelainan di saluran

pencernaan

c. Lemak dan protein ASI mudah mudah dicerna dan diserap

secara lengkap dalam saluran pencernaan.

d. ASI tidak menyebabkan bayi gemuk berlebihan.

e. ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari susu

buatan manapun oleh karena mengandung benda penangkis, suci

hama, segar dan tersedia setiap waktu.

ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak

manfaat dan kelebihan, diantaranya ialah menurunkan resiko

terjadinya penyakit infeksi,

ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat didalam susu

formula. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8%

lemak, 0,9% protein, 7% laktosa serta 0,2% zat gizi lainnya yang

berupa Decosahexanoic Acid (DHA), Arachidonic Acid (AA) dan

Shypnogelin (Prasetyono, 2009).

Page 24: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

2.5.7 Tujuh langkah keberhasilan ASI eksklusif

Terdapat tujuh langkah untuk keberhasilan pemberian ASI

secara eksklusif. Langkah – langkah ini sangat penting terutama bagi

ibu pekerja. Menyusui memang akan mempengaruhi seluruh

keluarga karena dukungan mereka sangat berharga.

Langkah – langkah yang terpenting dalam persiapan

keberhasilan menyusui secara eksklusif menurut Roesli (2005)

adalah sebagai berikut :

a. Mempersiapkan payudara bila diperlukan

b. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui

c. Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya.

d. Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi seperti rumah sakit

yang sayang bayi atau rumah bersalin yang sayang bayi

e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI

eksklusif

f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau

konsultasi laktasi (lactasion consultan) untuk persiapan apabila

kita menemui kesukaran

g. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan

menyusui.

Page 25: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

menggambarkan tentang suatu keadaan secara obyektif

(Notoatmodjo, 2007:135)

3.1.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen pengamatan langsung artinya penelitian

dengan menggunakan alat evaluasi yang berbentuk pengamatan

langsung, dapat dilakukan dengan tes, angket, rekaman gambar dan

rekaman suara (Badriah, 2012;132)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu.

Waktu pelaksanaan bulan Oktober 2013.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subyek

tersebut harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang

membedakannya dari kelompok subyek yang lain (Badriah, 2012: 55).

Page 26: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai

bayi 6 bulan – 11 bulan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu

tahun 2013 sebanyak 214 orang.

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Badriah (2006:81) sampel adalah sebagian dari

populasi, karena ia merupakan bagian dari populasi tentulah ia

memiliki ciri – ciri yang dimiliki oleh populasinya. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6

bulan – 11 bulan sebanyak 60 orang, dilaksanakan pada saat posyandu

dari tanggal 19 Oktober – 22 Oktober. teknik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu teknik pengambilan acidental sampling.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Badriah (2012 ; 91), menyatakan bahwa variabel sering

disebut juga perubah, dalam setiap penelitian pasti melibatkan dan

memusatkan perhatian pada variabel yang terjadi amatan. Variabel dapat

diartikan sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota

suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki sekelompok yang lain.

Menurut Badriah ( 2012;93), variabel penelitian berdasarkan

fungsinya dibagi menjadi beberapa macam, antara lain;

1. Variabel bebas adalah suatu variabel yang Variasinya mempengaruhi

variasi lain. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah

pengetahuan, pendidikan dan paritas.

Page 27: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

2. Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui

besar efek atau pengaruh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah pemberian ASI eksklusif.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Badriah (2012;114), instrumen data didefinisikan sebagai

pengumpulan data yang telah baku atau alat pengukur data yang memiliki

Validitas dan realibilitas.

Untuk memperoleh informasi dari responden, dalam penelitian ini

menggunakan alat pengukur data berupa kuesioner yang disusun sendiri

oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan tertutup, yang sudah disediakan jawabannya, sehingga

responden dapat memilih dengan membubuhkan tanda ceklist (√) pada

kolom jawaban yang sesuai. Kuesioner pertanyaan tertutup yaitu mengenai

pengetahuan responden. Tentang pemberian ASI eksklusif dengan

berpedoman pada tinjauan pustaka, kerangka konsep dan definisi

operasional.

Jumlah pertanyaan dalam kuesioner yaitu 20 pertanyaan. Untuk

pertanyaan positif, bila jawaban benar diberi skor 1, bila jawaban salah

diberi skore 0. Untuk pertanyaan negatif, bila jawaban benar diberi skor 0,

bila jawaban salah diberi skor 1.

Page 28: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung dari subyek sebagai informasi yang

dicari (Badriah,2012;126).

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan pengisian

kuesioner oleh ibu menyusui yang mempunyai bayi berumur 6 –

12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013.

2. Data Sekunder

Menurut Badriah (2012;125), data sekunder adalah data yang

diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung didapat oleh peneliti dari

subyek penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna dan Puskesmas Katobu

tahun 2012.

3.7 Rancangan Analisa Data

3.7.1 Pengolahan Data

Dalam melakukan analisa data, terlebih dahulu data harus

diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses

pengolahan data terdapat langkah –langkah yang harus ditempuh

(Hidayat, 2007;121 – 122) diantaranya:

1. Editing

Page 29: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode

ini sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan

komputer.

3. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data base omputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan

membuat tabel kontigensi.

4. Cleanning

Dimasukan kedalam master tabel, data yang tidak diperlukan akan

dibuang. Data – data masuk maka selanjutnya dilakukan

pengecekan apakah data yang masuk sudah benar dengan cara

melihat variasi dalam bentuk distribusi.

3.7.2 Analisa Data Menurut Notoatmodjo (2006;188), setelah dilakukan

pengolahan data, akan dilakukan analisa data dengan menggunakan

analisis statistik deskriptif. Pada umumnya analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentasi dari tiap variabel.

Page 30: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui gambaran pengetahuan, pendidikan dan paritas. yang

disajikan dalam bentuk tabel dan analisis prosentasi.

Menurut Budiarto ( 2002;37), adapun untuk menghitung

proporsi dari setiap variabel yang diteliti peneliti menggunakan

rumus:

P = f x 100 %

n

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah Responden

Page 31: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

gambaran faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI

eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013. Secara rinci hasil

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran faktor – faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di puskesmas Katobu

yang meliputi pengetahuan, pendidikan dan paritas dengan dengan 60

responden yang disajikan dalam bentuk tabel, analisis persentase.

4.1.1 Gambaran Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran pengetahuan ibu

dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah puskesmas Katobu tahun

2013 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI eksklusif pada bayi umur6

11bulan Tahun 2013

NoPemberian ASI

eksklusifJumlah Persentase %

1. Ya 29 48,3

2. Tidak 31 51,7

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013

Page 32: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Berdasarkan data tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa

sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak

31 orang (51,7%) dan responden yang memberikan ASI eksklusif

sebanyak 29 orang (51,7%).

4.1.2 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran Pengetahuan ibu

di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian ASI eksklusif Tahun 2013

No Pengetahuaan Jumlah Persentase %

1. Baik 20 33,3

2. Cukup 28 46,7

3. Kurang 12 20

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013

Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 28 orang

(46,7%) dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 20 orang (20%).

Page 33: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif berdasarkan pengetahuan.

Pengetahuan Pemberian ASI EksklusifTotal

Ya Tidak

n % n % n %

Baik 12 60 8 40 20 100

Cukup 15 53,6 13 46,4 28 100

Kurang 2 16,6 10 83,4 12 100

Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100

Berdasarkan tabel diatas, responden dengan pengetahuan baik

memberikan ASI eksklusif sebanyak 60% dan yang tidak memberikan

ASI eksklusif sebanyak 40% sedangkan responden dengan pengetahuan

kurang tidak memberikan ASI eksklusif 83,4% dan yang memberikan

ASI eksklusif 16,6%..

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pendidikan ibu di Puskesmas Katobu Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah Persentase %

1 Pendidikan Rendah 50 83,3

2 Pendidkan Tinggi 10 16,7

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan

tingkat pendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3%) dan pendidikan

tinggi sebanyak 10 orang (16,7%).

Page 34: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan pendidikan

Pendidikan

Pemberian ASI

Eksklusif Total

Ya Tidak

n % n % n %

Pendidikan rendah (≤ SMA) 21 42 29 58 50 100

Pendidikan tinggi (> SMA) 8 80 2 20 10 100

Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100

Pada tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa pada responden yang

berpendidikan tinggi memiliki presentase lebih besar dalam memberikan

ASI eksklusif (80 %) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif (20%).

Sedangkan pada responden yang berpendidikan rendah tidak memberikan

ASI eksklusif 58% dan yang memberikan ASI eksklusif .42%.

4.1.3 Gambaran Paritas ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif

Di bawah ini disajikan tabel mengenai gambaran tingkat paritas

ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Katobu tahun 2013

sebagai berikut:

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi paritas ibu di Puskesmas Katobu Tahun 2013

No Paritas Jumlah Persentase %

1. Paritas Rendah 23 38,3

2. Paritas Tinggi 37 61,7

Jumlah 60 100

Sumber : Pengolahan data primer 2013

Page 35: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Berdasarkan data tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian

besar paritas responden yaitu paritas tinggi sebanyak 37 orang

(61,7%) dan sebanyak 23 orang (38,3) paritas rendah.

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan paritas

Pada tabel diatas bahwa sebagian besar responden pada paritas

tinggi yang memberikan ASI eksklusif 62,2% dan 37,8% yang tidak

memberikan ASI eksklusif. Sedangkan paritas rendah yang memberikan

ASI eksklusif 26,1% dan yang tidak memberikan ASI eksklusif 73,9%.

Paritas

Pemberian ASI EksklusifTotal

Ya Tidak

n % n % n %

Paritas rendah (1 - 2) 6 26,1 17 73,9 23 100

Paritas tinggi (>2) 23 62,2 14 37,8 37 100

Jumlah 29 48,3 31 51,7 60 100

Page 36: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan pembahasan sebagai

berikut :

4.2.1 Gambaran Keberhasilan Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif

Sebagian besar ibu tidak memberikan ASI eksklusif (51,7%),

sedangkan yang memberikan ASI eksklusif adalah 48,3%.

Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dilaporkan pada

badan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006 –

2007 bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi berusia 5 – 6 bulan

tidak mengalami kenaikan yang signifikan, diperkotaan berkisar 1 % -

13 %, sedangkan dipedasaan 2 % - 13 %. .

Penelitian ini juga didukung oleh data yang ada di Puskesmas

Katobu tahun 2012, bahwa target pencapaian ASI eksklusif masih

jauh dari target yang ditetapkan oleh Kabupaten Muna yaitu 70 %.

Target yang baru dicapai oleh puskesmas Katobu sebesar 14,7 % (Dinkes

Kab. Muna 2012)

.

4.2.2 Gambaran Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 28 orang ( 46,7%), berpengetahuan kurang

sebanyak 12 orang (20%) dan responden dengan pengetahuan baik sebanyak 20

orang ( 33,3%).

Page 37: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Dalam penelitian ini, pengetahuan yang diteliti meliputi pengertian ASI

eksklusif, manfaat ASI eksklusif, cara pemberian ASI eksklusif. Keberhasilan

dalam pemberian ASI eksklusif sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan.

Sebagian besar mereka yang memberikan ASI eksklusif adalah dari kelompok

berpengetahuan baik (60%).

Pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan formal saja, tetapi bisa

didapat dari berbagai sumber seperti media massa, penyuluhan, pengalaman dan

informasi dari orang lain. Dari 60 responden yang diteliti sebagian besar

berpengetahuan cukup, hal ini kemungkinan disebabkan karena penyuluhan

dari petugas kesehatan yang cukup, informasi yang gencar dari media massa.

Sesuai dengan penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2007 :140)

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng dari

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan hasil

wawancara pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dikarenakan

kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif , ada yang mengetahui

manfaat ASI eksklusif tetapi tidak diaplikasikan secara nyata dengan alasan

bayinya rewel, menangis karena lapar sehingga menghambat keberhasilan

pemberian ASI eksklusif.

4.2. 3 Gambaran Pendidikan Ibu tentang ASI Eksklusif

Hasil Penelitian menunjukan sebagian besar responden berpendidikan

tinggi 83,3% sedangkan berpendidikan rendah sebanyak 16,7%.

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi perilaku dalam

merubah polapikir seseorang artinya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

Page 38: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

akan semakin meningkatkan pengetahuan untuk menyerap informasi dan

meningkatkan kesadaran dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan secara

umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain

baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung memberikan ASI eksklusif

dikarenakan pola pikir dan pengetahuan yang lebih luas sehingga

menumbuhkan kesadaran dalam penerapan pemberian ASI eksklusif. Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori yakni ibu yang memberikan ASI eksklusif

dengan kategori pendidikan tinggi sebesar 80%. Sedangkan ibu dengan tingkat

pendidikan yang rendah sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif(58%).

Hasil ini dimungkinkan belum adanya kesadaran akan pentingnya ASI

eksklusif, untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pemberian ASI

eksklusif melalui konseling, penyuluhan tentang pentingnya ASI ksklusif,

supaya ibu lebih memahami dan mempraktekannya.

4.2.4 Gambaran Paritas Ibu tentang ASI Eksklusif

Ibu yang menjadi responden dalam pendidikan ini sebagian besar terdiri

dari kelompok paritas tinggi, yaitu memiliki anak >2 (61,7%).

Dan apabila dikaitkan dengan teori menurut Saifuddin (2007)

pengalaman dalam kehamilan atau persalinan sebelumnya akan berpengaruh

terhadap pengetahuan ibu. Ibu yang memberikan ASI eksklusif berdasarkan

paritas, sebagian besar dari kelompok paritas tinggi yaitu 62,2%.

Page 39: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Dengan demikian dimungkinkan paritas tinggi lebih bisa menerapkan

pemberian ASI eksklusif dikarenakan pengalaman sebelumnya dengan

pemberian ASI eksklusif anaknya menjadi sehat dan tidak mudah sakit, lebih

praktis dan menghemat biaya untuk membeli susu formula, serta menyadari

manfaat gizi dari ASI eksklusif sehingga ibu mau memberikannya. Sedangkan

paritas rendah masih ada yang belum memberikan ASI eksklusif dikarenakan

masih belum adanya pengalaman , pengaruh dari orang tua dan keluarga, tidak

sabar dikarenakan ASInya belum lancar dan bayinya rewel.

Page 40: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan tentang gambaran

faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif

di Puskesmas Katobu tahun 2013, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak

31 orang (51,7%).

2. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 28 orang ( 46.7%).

3. Sebagian besar responden berpendidikan rendah sebanyak 50 orang

(83,3%).

4. Sebagian besar responden terdiri dari kelompok paritas tinggi

sebanyak 37 orang (61,7%).

Page 41: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

5.2 Saran

Berdasarkan hasil temuan pada kesimpulan, maka penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut

1. Bagi Ibu Menyusui

Diharapkan bagi ibu menyusui sebagai bahan informasi kesehatan

dalam memberikan pengetahuan dan wawasan dalam pemberian ASI

eksklusif

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan

informasi dalam pengembangan program-program kesehatan

masyarakat, khususnya dalam program KIA dan gizi.

3. Bagi Program Studi Diploma III Akademi Kebidanan Yayasan

Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kelas kerja sama Raha

Diharapkan pada institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai bahan

referensi tambahan perpustakaan tentang ASI eksklusif.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai

pemberian ASI eksklusif, pada aspek yang lebih luas dengan metode

yang lebih baik dalam menyempurnakan penelitian ini.

Page 42: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, ( 2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Badriah, D.L. ( 2012). Metodelogi Penelitian ilmu – ilmu Kesehatan. Bandung: Multazam.

Budiarto, E (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

.Departemen Kesehatan, (2002). Manajemen Laktasi Buku Panduan bagi Bidan

dan Petugas Kesehatan di Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

DinKes Kabupaten Kuningan, (2012).Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan JNPK – KR. (2008).Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JHPIEGO Corporation.

Green Lawrence (1999), Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku

Notoadmodjo. S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Puskesmas Maleber, (2012). Data ASI eksklusif, tidak diterbitkan

Roesli, U. (2008), Inisiasi Menyusui Dini, Edisi Revisi, Pustaka Bunda.

Prasetyono, (2009) Resiko Pemberian MPASI terlalu Dini.http: www.Asuh.wikia. com,

Soetijiningsih, (2007) ASI:Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.Zainuddin, (2008), Pentingnya ASI untuk Peningkatan Gizi Bayi :www.parenting.com

Page 43: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Responden

Lampiran 5 Kisi – Kisi Soal Kuesioner

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

Lampiran 7 Tabel Tabulasi

Lampiran 8 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 9 Jadwal Penelitian

Lampiran 10 Kartu Bimbingan

Page 44: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama Lengkap : SITTI FARINA SAPUTRI

Tempat, Tanggal Lahir : Bubu, 01 Februari 1994

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Bubu, Kecamatan Kambowa,

Kabupaten Buton Utara

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus SD Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2007

2. Lulus SMP Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2010

3. Lulus SMA Negeri 1 Bonegunu : Tamat Tahun 2013

4. Kuliah di akademi kebidanan kesehatan nasional (YKN) Bau-Bau Kelas

Kerja Sama Kabupaten Muna mulai dari 2013 sampai sekarang

Page 45: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DIWILAYAH

PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Akademi Kebidanan yayasan Kesehatan Nasional (TKN) Bau-Bau

Kelas kerja sama Kabupaten Muna

Disusun Oleh :

SITTI FARINA SAPUTRI

NIM. 130251

AKADEMI KEBIDANAN

YAYASAN KESEHATAN NASIONAL BAU-BAU

KELAS KERJA SAMA KAB. MUNA

Page 46: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH

PUSKESMAS KATOBU TAHUN 2013.

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional (YKN) Bau-Bau Kelas Kerja

Sama Kabupaten Muna

Raha, Desember 2013

Menyetujui,

Pembimbing I

HARMIN TOHA, S.ST

Pembimbing II

NURDIN,S.Pd

Page 47: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Akademi

Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten

Muna Tahun 2013

TIM PENGUJI :

1. WA ODE SITI AMZIA, S.ST (..............................................)

2. HARMIN TOHA, S.ST (..............................................)

3. HJ. SUPRIHATIN, S.ST (.............................................)

Menyetujui

Pembimbing I

ENDA CATUR RINI, S.ST

Pembimbing II

NURDIN,S.Pd

Mengetahui, Direktur Akademi Kebidanan Yayasan

Kesehatan Nasional Bau-Bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna

ROBERT, S.KM

Page 48: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

INTI SARI

SITTI FARINA SAPUTRI (130251) “Gambaran Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah

Puskesmas Katobu Tahun 2013” Dibawah Bimbingan oleh HARMIN

TOHA, S.ST dan NURDIN,S.Pd

Salah satu faktor dalam mencapai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas adalah kesehatan dan gizi. Karena dalam tubuh yang sehat dan bergizi akan membantu dalam kecerdasan dan intelektual. Bayi dan anak yang mendapatkan makanan bergizi akan tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan terhindar dari infeksi. Nutrisi memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Nutrisi yang terbaik bagi bayi adalah ASI yang dibrikan pada bayi sampai usia 6 bulan. Berdasarkan survei dekografi dan kesehatan Indonedia (SDKI) pada tahun 2012-2013 terdapat penurunan dalam pemberian ASI Eksklusif 5-6 bulan diperkotaan berkisar 1%-13% sedangkan dipedesaan 2%-13% (Depkes RI 2013) sebesar 14,7 %. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif diantaranya pengetahuan, pendidikan dan paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas Katobu tahun 2013.

Jenis penelitian yang digunakan Deskriptif suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan tntang suatu keadaan secara objektif. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden 28 orang (46,7 %) berpengtahuan cukup, pendidikan sebagian besar responden berpendidikan rendah sebanyak 50 orang (83,3 %), untuk paritas sebagian besar paritas tinggi sebanyak 37 oraang (61,7 %).

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai bayi 6-11 bulan memiliki pengetahuan cukup, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah berpengetahuan cukup dan ibu yang paritas tinggi juga memiliki pengetahuan cukup.

Kata Kunci : Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif.

Page 49: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

Kepada :

Ibu-ibu Responden

Di

Wilayah Puskesmas Maleber

Dengan Hormat,

Dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Program Studi

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan, dengan ini penulis

bermaksud ingin mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah

Puskesmas Maleber Tahun 2013”.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis mohon kesediaan

Ibu-ibu menjawab pertanyaan/kuesioner yang telah disediakan oleh penulis. Demi

kelancaran pengisian kuesioner ini, maka penulis akan menjamin kerahasiaan

jawaban yang diberikan oleh ibu-ibu.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu

responden atas kerjasamanya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Kuningan, Juli 2013

Responden Penulis,

(.................) (Kusniah)

Page 50: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Lampiran 2Kisi – Kisi Kuesioner

No Jenis Pertanyaan Jenis Pernyataan

Positif (-) Negatif (+)1 Pengertian 1,2,3,11 -

2 Manfaat 8,12,13,14,19 -

4 Alasan yang bertentangan 4,5,6,7,10,15,16,17,18,20

5 Waktu Pemberian 9

Page 51: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Penulis panjatkan Puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat hidayah-Nya serta telah memberi kekuatan dan

kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Karya Tulis Ilmiah ini ditulis dan diajukan untuk menyelesaikan tugas akhir studi

pada Program Studi Diploma-III di Akademi Kebidanan Kesehatan Nasional

(YKN) Bau-bau Kelas Kerja Sama Kabupaten Muna dengan judul “Gambaran

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian Asi Eksklusif

Di Wilayah Puskesmas Katobu Tahun 2013”

.

Penulis juga sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini dapat

tersusun berkat bimbingan, dorongan, semangat dan sumbangan pikiran serta

bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing

kami kepada HARMIN TOHA, S.ST selaku pembimbing I dan Bapak NURDIN,

S.Pd selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dalam proses penyusunan proposal ini hingga selesai.

penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini

masih banyak kesalahan dan kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan

waktu, dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran, pendapat, dan kritik sangat

penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.

wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Raha, Desember 2013

Penulis

Page 52: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL..................................................................................iv

INTI SARI..............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Antenatal Care (ANC).................................... 5

B. Tinjauan Tentang Karakteristik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian....................................................................... 22

B. Waktu Dan Tempat Penelitian.................................................... 22

C. Subjek Penelitian........................................................................ 22

D. Pengumpulan Data.......................................................................24

E. Pengolahan Data......................................................................... 24

F. Analisa Data............................................................................... 25

Page 53: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

G. Etika Penelitian............................................................................25

H. Keterbatasan Penelitian............................................................... 25

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.................................................................................

26

B. Pembahasan......................................................................................

29

BAB VI SIMPUL DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................

33

B. Saran..................................................................................................

33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 54: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR TABEL

1. Tabel 5.1 Distrubusi Responden menurut Umur Ibu Hamil

tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013..............

26

2. Tabel 5.2 Distrubusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu

Hamil

tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013..............

27

3. Tabel 5.3 Distrubusi Responden menurut Pekerjaan Ibu Hamil

tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013..............

27

4. Tabel 5.4 Distrubusi Responden menurut status kehamilan

di Puskesmas Parigi Tahun 2013..............................................

28

5. Tabel 5.5 Distrubusi Responden menurut pengetahuan Ibu Hamil

tentang Antenatal Care di Puskesmas Parigi Tahun 2013..............

28

Page 55: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care di

Puskesmas Katobu Kabupaten Muna Tahun 2013

Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Akademi Kebidanan

Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian

lampiran 4. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian

Page 56: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

DAFTAR TABEL...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................. 4

1.3.1 Tujuan Umum.................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian............................................................ 5

1.4.1 Manfaat Teoritis................................................ 5

1.4.2 Manfaat Praktis.................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan ..................................................................... 6

2.1.1 Definisi Pengetahuan......................................... 6

2.1.2 Tingkat Pengetahuan......................................... 6

2.1.3 Perubahan Perilaku............................................ 8

2.1.4 Proses Adopsi Perilaku......................................... 8

2.2 Pengukuran Pengetahuan.................................................. 9

2.3 Pendidikan........................................................................ 10

Page 57: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

2.3.1 Pengertian.............................................................. 10

2.4 Paritas ........................................................................... 11

2.5 ASI Eksklusif.................................................................... 13

2.5.1 Definisi................................................................. 13

2.5.2 Manfaat ASI Eksklusif......................................... 14

2.5.3 Produksi ASI.......................................................... 17

2.5.4 Komposisi ASI....................................................... 18

2.5.5 Manajemen Laktasi................................................ 20

2.5.6 Alasan Pemberian ASI Eksklusif........................... 23

2.5.7 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif......... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian....................................... 25

3.1.1 Jenis Penelitian....................................................... 25

3.1.2 Rancangan Penelitian.............................................. 25

3.2 Lokasi dan waktu penelitian............................................ 25

3.3 subjek penelitian ............................................................. 25

3.3.1 Populasi................................................................... 25

3.3.2 Tehnik pengambilan sampel................................... 26

3.4 Variabel penelitian........................................................... 26

3.5 Instrumen pengumpulan data........................................... 27

3.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................. 28

3.6.1 Sumber Data........................................................ 28

Page 58: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

3.7 Rancangan Analisa Data.................................................. 28

3.7.1 Pengolahan Data.................................................. 28

3.7.2 Analisa Data.......................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian................................................................ 31

4.2 Pembahasan..................................................................... 36

BAB V KESIMPUL DAN SARAN

5.1 Kesimpulan....................................................................... 40

5.2 Saran ............................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA

Page 59: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif............ 31

2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan................................ 32

3. Tabel 4.3 Tabel Silang Pengetahuan............................................. 33

4. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan................................. 33

5. Tabel 4.5 Tabel Silang Pendidikan............................................. 34

6. Tabel 4.6 Distribusi Paritas......................................................... 34

7. Tabel 4.7 Tabel Silang Paritas...................................................... 35

Page 60: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konsep................................................. 27

Page 61: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

KUESIONER

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI WILAYAH KERJA

UPTD PUSKESMAS MALEBER TAHUN 2013

Hari/tanggal :

No. Responden :

1.1 Petunjuk Pengisian

1.1.1 Memahami terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada

1.1.2 Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda

(√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda

1.2 Data Responden

1.2.1 Nama Responden :

1.2.2 Pendidikan :

1.2.3 Jumlah anak :

1.2.4 Alamat :

Page 62: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

HASIL PENGOLAHAN DATA

Frequencies

Statistics

KategoriPengetahuan

N Valid 60

Missing 0

KategoriPengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik (> 75%) 20 33.3 33.3 33.3

Cukup (60 - 75%) 28 46.7 46.7 80.0

Kurang (> 75%) 12 20.0 20.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 63: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PendidikanRendah (SMA,

SMP, SD)

50 83.3 83.3 83.3

PendidikanTinggi (PT) 10 16.7 16.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 64: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013
Page 65: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

ParitasIbu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ParitasRendah (1 - 2) 23 38.3 38.3 38.3

ParitasTinggi (> 2) 37 61.7 61.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 66: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN

NoNama

Responden Pendidikan ParitasNilai

Kuesioner Kategori Tingkat Pengetahuan

Nilai %1 Ny. A 1 2 12 60 Cukup

2 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup

3 Ny. N 1 1 17 85 Baik

4 Ny. S 2 1 20 100 Baik

5 Ny. R 1 2 18 90 Baik

6 Ny. N 1 2 16 80 Baik

7 Ny. P 1 2 15 75 Cukup

8 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang

9 Ny. R 1 2 15 75 Cukup

10 Ny. S 2 1 19 95 Baik

11 Ny. Y 1 1 18 90 Baik

12 Ny. A 1 2 14 70 Cukup

13 Ny. E 1 2 15 75 Cukup

14 Ny. T 1 2 12 60 Cukup

15 Ny. E 1 2 15 75 Cukup

16 Ny. M 1 2 11 55 Kurang

17 Ny. K 1 1 13 65 Cukup

18 Ny. M 1 1 18 90 Baik

19 Ny. I 2 1 20 100 Baik

20 Ny. I 2 1 19 95 Baik

21 Ny. D 1 2 16 80 Baik

22 Ny. E 1 2 11 55 Kurang

23 Ny. Y 1 2 10 50 Kurang

24 Ny. M 1 1 12 60 Cukup

25 Ny. P 2 1 18 90 Baik

26 Ny. M 1 1 13 65 Cukup

27 Ny. A 1 2 15 75 Cukup

28 Ny. I 1 2 14 70 Cukup

29 Ny. N 1 2 15 75 Cukup

30 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang

31 Ny. E 1 1 18 90 Baik

32 Ny. I 1 2 12 60 Cukup

33 Ny. Y 1 2 11 55 Kurang

34 Ny. N 1 2 10 50 Kurang

35 Ny. Y 2 1 18 90 Baik

36 Ny. W 1 1 15 75 Cukup

Page 67: Gambaran faktor faktor yang mempengaruhi  keberhasilan  pemberian  asi eksklusif di wilayah puskesmas  katobu tahun 2013

37 Ny. M 1 2 10 50 Kurang

38 Ny. E 1 2 16 80 Baik

39 Ny. N 1 2 15 75 Cukup

40 Ny. P 1 1 16 80 Baik

41 Ny. Y 1 2 12 60 Cukup

42 Ny. L 1 2 15 75 Cukup

43 Ny. N 1 2 15 75 Cukup

44 Ny. I 2 1 19 95 Baik

45 Ny. M 1 2 11 55 Kurang

46 Ny. I 1 2 11 55 Kurang

47 Ny. D 1 2 15 75 Cukup

48 Ny. I 2 1 19 95 Baik

49 Ny. N 1 2 12 60 Cukup

50 Ny. I 1 1 18 90 Baik

51 Ny. A 2 1 18 90 Baik

52 Ny. T 1 2 15 75 Cukup

53 Ny. L 1 2 11 55 Kurang

54 Ny. D 1 1 15 75 Cukup

55 Ny. C 2 1 20 100 Baik

56 Ny. Y 1 2 15 75 Cukup

57 Ny. L 1 1 15 75 Cukup

58 Ny. I 1 2 14 70 Cukup

59 Ny. N 1 1 15 75 Cukup

60 Ny. E 1 2 11 55 Kurang