57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian internal yang tidak dapat di pisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah kebagian spesialis dan sub spesialisai. Semakin pesat pembangunan semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Perlu di sadari bahwa semakin tinggi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan pelayanan kesehatan yang bermutu pun akan semakin meningkat. Di lain pihak pelayanan rumah sakit yang memadai baik di bidang gizi maupun pengobatan akan semakin di butuhkan. Selain dengan itu pelayanan gizi yang di selenggarakan oleh gizi rumah sakit sangat perlu menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang di berikan kepada masyarakat. Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang di berikan kepada pasien melalui asupan makanan yang telah disesuikan dengan keadaan pasien, kondisi klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh pasien. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan gizi 1

Format Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JENIS PELAYANAN DI POLI GIGI

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian internal yang

tidak dapat di pisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada

saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan

semakin meningkat dan sudah mengarah kebagian spesialis dan sub

spesialisai. Semakin pesat pembangunan semakin besar pula tuntutan

masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Perlu di sadari bahwa semakin tinggi pendidikan dan kesejahteraan

masyarakat, tuntutan pelayanan kesehatan yang bermutu pun akan semakin

meningkat. Di lain pihak pelayanan rumah sakit yang memadai baik di bidang

gizi maupun pengobatan akan semakin di butuhkan. Selain dengan itu

pelayanan gizi yang di selenggarakan oleh gizi rumah sakit sangat perlu

menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang di

berikan kepada masyarakat.

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang di berikan kepada

pasien melalui asupan makanan yang telah disesuikan dengan keadaan

pasien, kondisi klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh pasien.

Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit

sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan

gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak

tercukupinya kebutuhan gizi untuk perbaikan organ tubuh. Selain itu masalah

gizi lebih atau obesitas erat hubungannya dengan penyakit tidak menular

seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi dan penyakit

kanker yang memerlukan terapi gizi untuk proses penyembuhannya.

Resiko kekuranagan gizi dapat timbul dalam keadaan sakit, terutama

pada pasien dengan anoreksia, kondisi mulut dan gigi geligi yang buruk,

gangguan menelan, penyakit saluran cerna di sertaimual, muntah, dan diare,

infeksi berat, lansia dengan penurunan kesadaran dalam waktu lama dan yang

menjalani kemoterapi. Asupan energi yang tidak adekuat,lama hari rawat,

1

penyakit non infeksi dan diet khusus merupakan faktor yang mempengaruhi

terjadinya malnutrisi di rumah sakit.

VISI

Memberikan Pelayanan Gizi Terbaik dan Bermutu di Kabupaten Bogor.

MISI

1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan

kepuasan klien / pasien dalam aspek promotif, preventif, kuratif rehabilitatif

untuk meningkatkan kualitas hidup.

2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan.

1.2 RUANG LINGKUPPelayanan Gizi Rumah sakit Citama meliputi :

1. Asuhan Gizi Rawat Jalan

2. Asuhan Gizi Rawat Inap

3. Penyelenggaraan Makanan

1.3 BATASAN OPERASIONAL 1. Gizi

Adalah salah satu saranan penunjang medis yang memberikan layanan

untuk memenuhi kebutuhan Gizi masyarakat rumah sakit rawat inap dan

rawat jalan untuk keperluan metabolism tubuh,meningkatkan

kesehatan, ,emgkoreksi kelainan metabolisme dalam upaya

preventif,kuratif, rehabilitatife dan promotif.

2. Standar Pelayanan Gizi

Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas Runah Sakit

dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan

pelayanan gizi yang di sesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan

klini, status gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan

penyakit sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh

terhadap keadaan gizi pasien tersebut.

3. Tenaga Profesional /Formal Gizi

Adalah tenaga yang mencakup tenaga gziz yang telah lulus pendidikan di

bidang gizi sesuai dengan peraturan perundang undangan.

4. Standar Prosedur Operasional (SPO) 2

Adalah Kumpulan instruksi langkah langkah yang telah di bakukan

untukmenyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

5. Ruangan

Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung semua kegiatatn yang

dipergunakan sesuai dgn standar ruangan gizi,aktifitas dan jumlah petugas

yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan penyediaan makanan

pasien. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur

pelayanan dan sesuai dengan peraturan sarana dan pra sarana Rumah

Sakit.

6. Bahan Gizi

a. Spesifikasi Bahan makanan adalah standar bahan makanan yang di

tetapkan oleh unit/instalasi gizi sesuai dengan ukuran dan bentuk.

b. Bahan Makanan Basah adalah bahan makanan yang harus di simpan

dalam lemari pendingin untuk menjaga kualitas dan mutu dari bahan

tersebut dengan suhu yang telah di tetapkan.

c. Bahan Makanan kering adalahbahan makanan yang harus di simpan

dalam tempat kering tidak mengandung air /lembab untuk menjaga

kualitas dan mutu dari bahan tersebut dimana suhu tersebut biasanya

berkisaran dengan suhu ruang.

d. Air adalah media yag di gunakan dalam banyak kegiatan di unit giz dan

harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum.

7. Konseling Gizi

Adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang di

laksanakan oleh Ahli Giz/Dietisien untuk menanamkan dan meningkatkan

pengertian,sikap dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi

masalah gizi sehimgga pasien dapat memutuskan apa yang akan di

lakukannya.

8. Metode Pemeriksaan

Adalah serangkaian tugas pemeriksaan antar lain untuk meningkatkan

mutu pelayanan gizi. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitifitas dan

spesifitas yang berbeda-beda, sehingga perlu di pilih metode yang sesuai

karena setiap metode mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang

berbeda-beda pula.

9. Kesehatan dan Keselamatan kerja di Gizi (K3)3

Adalah unit pelayanan dimana tempat kerjanya harus terjamin dan aman

dalam proses penyelenggaraan makanan banyak. Petugas harus

memahami pemahaman gizi dan tingkatannya, mempunyai sikap dan

kemampuan untuk melakukan pengamanan secara baikmenurut standar

pelyayan gizi yang benar.

10. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan kegiatan gizi di perlukan dalam

perencanaan,pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputisan untuk

mmeningkatkan pelayanan gizi. Untuk iti kegiatan ini harus di lakukan

secara cermat dan teliti karena kesalahan pencatatan dan pelaporan akan

mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.

1.4 LANDASAN HUKUM1. UU NO. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat

untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai

penjabaran dari undang2 resebut dalah Surat Keputusan Direktorat Jendral

Pelayanan Medik Nomer HK006 06 3 500788 Tahun 1995 tentang

pelaksanaan akrdeitasi Rumah Sakit untuk mengukur pelayanan kesehatan

di Rumah Sakit.

2. Departemen Kesehatan RI 2013 Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah

Sakit Jakarta (Departemen Kesehatan RI).

3. Departemen Kesehatan RI Sekretariat Jendral Pusat Sarana Prasarana

dan peralatan Kesehatan 2007 Pedoman Teknik Sarana dan Prasarana

Rumah sakit Kelas C Departemen Kesehatan RI (Departemen Kesehatan

RI 2008 Standar Profesi Gizi Jakarta Departemen Kesehatan RI).

4. Kementrian Kesehatan RI 2012 Standar Areditasi Rumah Sakit Jakarta

5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

4

MEKANISME PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT

Sumber: Kemenkes, 2013. PGRS.

5

Pasien Masuk

Rawat Inap Rawat Jalan

Skrining Gizi/rujukan gizi

Skrining Gizi

Monev kontrol ulang

Asesmen & diagnosis gizi

Intervensi gizi: konseling

Pengkajian Ulang & Revisi Rencana Asuhan

Gizi

Intervensi Gizi

Pelayanan makanan

pasien

Pemberian diet,

Edukasi & Konseling

Gizi

Monitor & Evaluasi Gizi

Perencanaan Menu

Penyajian Makanan di Ruang Rawat

InapDistribusi Makanan

Persiapan & Pengolahan Makanan

Pengadaan Bahan Makanan

Penerimaan & Penyimpanan Bahan

Makanan

Skrining Ulang Periodik

Asesmen Gizi

Penentuan Giagnosis Gizi

Pernimtaan, Pembatalan, Perubahan Diet

Tidak beresiko

BerisikoBerisiko

Tujuan Tidak Tercapai

Perlu Tindak Lanjut

BAB IIKETENAGAAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

2.1 KUALIFIKASI TENAGA GIZI RUMAH SAKITKepala Unit Gizi bertindak sebagai coordinator melaksanakan dan

mengembangkan pelayanan gizi rumah sakit dan pelayanan pendidikan serta

memfasilitasi penelitian di unit gizi yang memliki uraian kerja sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengelola unit gizi untuk pecapaian visi dan misi Rumah

Sakit Citama.

2. Mengembangkan pelayanan unit Gizi sehingga mampu memberikan

pelayanan yang unggul dan berperan optimal.

3. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi.

4. Mengatur mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala

managemen dan administrasi unit gizi.

5. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi terhadap pengolahan

diet pasien.

6. Menyelenggarakan tugas-tugas lain agar pelayanan gizi dapat berjalan

dengan baik dan lancer.

7. Membina hubungan baik dengan intern dan ekstern Rumah sakit.

8. Melaksanakan penelitian dan pengembangan

Rumah Sakit Citama saat ini berada pada kelas Tipe C, Untuk

melaksanakan tugas- tugas tersebut maka seorang kepala unit pelayanan gizi

rumah sakit harus memenuhi kriteria tertentu sebagai berikut :

a. Lulusan S1- Gizi/ Kesehatan dengan Pendidikan dasar D3- Gizi.

b. Lulusan D4 – Gizi dengan Pendidikan dasar D3- Gizi

c. Serendah- rendahnya lulusan D3 Gizi dengan pengalaman kerja tertentu.

A. Koordinator GiziKoordinator Gizi melaksanakan tugas mengkoordinasikan :

a. Perencanaan dan evaluasi pelayanan gizi

b. Pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan pelayanan gizi.

c. Pemantauan proses pelayanan

d. Pengkajian data kasus

6

Untuk melaksanakan tugas- tugas tersebut, maka pendidikan tenaga Gizi di

rumah sakit Citama yang mempunyai kelas Tipe C harus mempunyai kriteria

tertentu:

a. Lulusan S1- Gizi/ Kesehatan dengan Pendidikan dasar D3- Gizi.

b. Lulusan D4 – Gizi dengan Pendidikan dasar D3- Gizi

c. Serendah- rendahnya lulusan D3 Gizi

B. PelaksanaPelaksana yang dimaksud adalah petugas gizi yang bertugas sebagai

controller, juru masak dan juru saji

a. Controller.

Controller adalah staff di bawah kepala unit gizi yang mempunyai kriteria

pendidikan SMU/SLTP.Adapun uraian kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Mencatat pengeluaran bahan makanan basah

2. Mencatat pengeluaran bahan makanan kering

3. Mencacat pemakaian alat makan pasien

4. Mencatat permintaan ke bagian logistic umum dan logistic farmasi

5. Mengecek ke seluruh ruangan pasien untuk memastikan pasien sudah

mendapatkan makan.

6. Mentester makanan yang sudah masak.

b. Juru Masak

Juru masak yaitu tenaga pengolahan bahan makanan yang bertugas mulai

dari persiapan bahan makanan hingga pendistribusian mempunyai kriteria

pendidikan SMU/ SLTP + Kursus Masak. Adapun uraian tugas dari juru

masak adalah sebagai berikut :

1. Memasak nasi,nasi tim,bubur sesuai dengan jumlah pasien.

2. Memasak sayuran,lauk hewani,lauk nabati sesuai dengan jumlah

pasien dan membedakannya sesuai dengan diet pasien.

3. Memotong sayuran sesuai dengan menu.

4. Mencuci peralatan masak.

5. Merapihkan meja persiapan masak.

6. Mentester makanan yang sudah di masak

7. Operan makanan yang sudah matang ke juru saji.

7

c. Juru Saji

Juru Saji adalah staff di bawah kepala unit gizi yang mempunyai kriteria

pendidikanSMU/SLTP. Adapun uraian tugas dari juru saji adalah sebagai

berikut :

1. Menulis etiket makan (pagi,siang dan sore)

2. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien

3. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan kelas pasien

4. Memberikan trolley makan dan trolley snack

5. Membuat stiker snack pasien

6. Menyiapkan snack pasien berdasarkan stiker snack dan

mengantarnya ke kamar pasien.

7. Menyiapkan makanan sesuai dengan diet pasien dan

mengantarnya ke kamar pasien.

8. Mengambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan

pasien

9. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan

pasien

10. Menyiapkan dan mengantar peralatan (teko,termos dan gelas)

untuk pasien yang baru datang ke ruang perawatan pasien.

11. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air.

12. Menanyakan menu saran ke pasien.

13. Mengisi air panas ke dalam termos dan mengantarnya untuk

kebutuhan pasien.

TABEL 2.1 KUALIFIKASI SDM UNIT GIZI

NAMA

JABATANURAIAN TUGAS KUALIFIKASI

Kepala Unit

Gizi

1. Memimpin dan mengelola unit gizi

untuk pecapaian visi dan misi Rumah

Sakit Citama.

2. Mengembangkan pelayanan unit Gizi

sehingga mampu memberikan

1. Memiliki

persyaratan

kemampuan di

bidang teknis

managerial dan

8

pelayanan yang unggul dan berperan

optimal.

3. Memimpin dan mengembangkan SDM

Unit Gizi.

4. Mengatur mengawasi dan

mengevaluasi kegiatan rutin dan

berkala managemen dan administrasi

unit gizi.

5. Mengembangkan fungsi pengawasan

dan evaluasi terhadap pengolahan diet

pasien.

6. Menyelenggarakan tugas-tugas lain

agar pelayanan gizi dapat berjalan

dengan baik dan lancer.

7. Membina hubungan baik dengan intern

dan ekstern Rumah sakit.

8. Melaksanakan penelitian dan

pengembangan

fisik

2. Memiliki

pengetahuan

dan pengalaman

di bidangnya

minimal 2 tahun

dengan

pendidikan

minimal Diploma

Gizi.

3. Memiliki

persyaratan

mental yang

baik.

Koordinator

Gizi

1. Perencanaan dan evaluasi pelayanan

gizi

2. Pengawasan dan pengendalian dalam

penyelenggaraan pelayanan gizi.

3. Pemantauan proses pelayanan

4. Pengkajian data kasus

Diploma Gizi

Controller 1. Mencatat pengeluaran bahan

makanan basah.

2. Mencatat pengeluaran bahan

makanan kering.

3. Mencacat pemakaian alat

makan pasien.

4. Mencatat permintaan ke

bagian logistik umum dan logistik

farmasi.

SLTA Sederajat

9

5. Mengecek ke seluruh ruangan

pasien untuk memastikan pasien

sudah mendapatkan makan.

6. Mentester makanan yang

sudah masak.

Juru Masak 1. Memasak nasi,nasi tim,bubur

sesuai dengan jumlah pasien.

2. Memasak sayuran,lauk

hewani,lauk nabati sesuai dengan

jumlah pasien dan membedakannya

sesuai dengan diet pasien.

3. Memotong sayuran sesuai

dengan menu.

4. Mencuci peralatan masak.

5. Merapihkan meja persiapan

masak.

6. Mentester makanan yang

sudah di masak

7. Operan makanan yang sudah

matang ke juru saji

SLTA Sederajat

Juru Saji 1. Menulis etiket makan (pagi,siang dan

sore)

2. Menyiapkan peralatan makan sesuai

dengan jumlah pasien

3. Menyiapkan peralatan makan sesuai

dengan kelas pasien

4. Memberikan trolley makan dan trolley

snack

5. Membuat stiker snack pasien

6. Menyiapkan snack pasien

berdasarkan stiker snack dan

mengantarnya ke kamar pasien.

SLTA Sederajat

10

7. Menyiapkan makanan sesuai dengan

diet pasien dan mengantarnya ke

kamar pasien.

8. Mengambil peralatan makan yang

kotor dari ruang perawatan pasien

9. Mencuci peralatan makan yang kotor

dari ruang perawatan pasien

10. Menyiapkan dan mengantar

peralatan (teko,termos dan gelas)

untuk pasien yang baru datang ke

ruang perawatan pasien.

11. Mengepel lantai dan membersihkan

saluran air.

12. Menanyakan menu saran ke pasien.

13. Mengisi air panas ke dalam termos

dan mengantarnya untuk kebutuhan

pasien.

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAANDistribusi tenaga gizi disesuaikan dengan tingkat pendidikan pada unit

pelayanan gizi di rumah sakit. Adapun kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit

adalah sebagai berikut :

Tenaga untuk penyelenggaraan makanan

Tenaga untuk rawat inap

A. Uraian Pekerjaan

Kegiatan rutin yang di lakukan oleh petugas gizi setiap shieftnya adalah

sebagai berikut :

1. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesuai jumlah pasien.

11

2. Memasak sayuran, lauk hewani, nabati sesuai jumlah pasien dan

membedakannya sesuai diet pasien.

3. Memotong sayuran sesuai dengan menu

4. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu.

5. Mencuci peralatan memasak

6. Merapikan dan membersihkan meja persiapan memasak.

7. Mentester makanan yang sudah di masak.

8. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji.

9. Menulis stiker makan pasien (pagi, siang dan sore)

10. Menyiapkan peralatan makan pasien sesuai dengan jumlah pasien dan

kelas pasien.

11. Membersihkan trolley makan dan trolley snack pasien.

12. Membuat stiker snack pasien (pagi dan siang).

13. Menyiapkan snack pasien (pagi dan siang)

14. Membuat minuman untuk snack pasien (pagi dan siang)

15. Menyiapkan makanan sesuai dengan diet pasiendan mengantarnya ke

ruang perawatan pasien.

16. Mengambil peraltan makan yang kotor dari kamar pasien.

17. Mengisi air panas ke dalam termos dan mengantarkannya untuk

kebutuhan pasien.

18. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air.

19. Menanyakan menu untuk makan pagi pasien.

B. Analisa Beban Kerja

Diketahui :

Jumlah pasien rata – rata : 50 Pasien

Waktu Efektif bekerja : 6 jam

Waktu rata-rata yang di butuhkan untuk melaksanakan kegiatan :

a. Administrasi pasien : 10 Menit/pasien.

b. Peracikan makanan : 20 Menit/pasien.

c. Pengolahan makanan : 35 Menit/pasien.

d. Penyajian makanan : 15 Menit/pasien.

e. Pendistribusian makanan : 15 Menit /pasien.

f. Kegiatan lainnya : 15 Menit/pasien12

PERHITUNGAN :

Waktu yang di perlukan untuk melaksanakan kegiatan :

a. Administrasi pasien : 10 menit x 50 pasien = 500

b. Peracikan makanan : 20 menit x 50 pasien = 1000

c. Pengolahan makanan : 35 menit x 50 pasien = 1750

d. Penyajian makanan : 15 menit x 50 pasien = 750

e. Pendistribusian makanan : 15 menit x 50 pasien = 750

f. Kegiatan lainnya : 15 menit x 50 pasien = 750

TOTAL WAKTU = 5500 menit = 92 Jam

Jika waktu efektif kerja shift adalah 6 jam, maka petugas gizi yang di

butuhkan adalah:

92 jam : 6 Jam = 15 Orang

C. Pengaturan Jaga

Gizi merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah

sakit, sehingga gizi harus ada sewaktu-waktu sehingga di buat 24 jam.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dalam pembagian dinas gizi di buat 3

shift. Adapun rincian shift nya antara lain :

a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan sebanyak 5 orang

(1 orang kepala unit,1 orang coordinator gizi, 1 orang juru masak,2

orang juru saji).

b. Dinas siang 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan sebanyak 4

orang petugas gizi.

c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan sebanyak 3

orang petugas gizi.

13

BAB IIISTANDART FASILITAS

3.1 DENAH RUANG DAPUR UNIT GIZI RS CITAMA

Denah Instalasi Gizi dan Dapur Rumah Sakit Citama

Keterangan Denah Dapur RS.Citama Kelas C

a. Luas : 84 M2

b. Kapasitas : 100 tt

c. Bagian- bagian :

1. Loker Karyawan

2. Meja Persiapan

3. Pencucian Bahan Makanan

4. Pencucian Alat Masak

5. Kompor Masak

6. Pencucian Plato & Air Panas

7. Rice Cooker

8. Gudang Bahan Makanan

Kering

9. Penyimpanan Alat Makan

10. Toilet

11. Kulkas

12. Washtafel

13. Dapur Susu

14. Tempat Penyajian

15. Ruang K.A. Gizi

16. Trolly Makanan

14

3.2 STANDAR FASILITAS Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :

1. Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan.

Digunakan sebagai penerimaan bahan makanan yang di dalamnya memiliki

fasilitas sebagai berikut :

a. Chiller

b. Lemari bahan makanan kering

c. Kulkas pendingin

2. Ruang persiapan bahan makanan

Digunakan sebagai tempat persiapan bahan makanan,pengolahan dan

pencucian bahan makanan yang di dalamnya memiliki fasilitas sebagai

berikut :

a. Meja distribusi

b. Water heater

c. Bak cuci ganda

d. Lemari makan gantung

e. Lemari alat – alat

f. Kereta makanan berpemanas/tidak berpemanas

g. Panci

h. Wajan

i. Alat mengaduk dan menggoreng

j. Alat makan (piring,sendok,gelas dll)

k. Blender

l. Oven listrik

m. Tempat sampah

3. Ruang fasilitas pegawai

Digunakan untuk tempat ganti pakaian pegawai,istirahat,ruang makan,kamar

mandi dan kamar kecil. Di dalamnya memiliki fasilitas sebagai berikut :

a. Lemari pakaian

b. Kursi makan

c. Matras tidur

4. Ruang pengawas/ Ruang Kepala Unit

Di perlukan untuk pengawas/Kepala Unit untuk melakukan kegiatannya yang

memiliki fasilitas sebagai berikut :

a. Meja dan kursi kerja

b. Komputer dan CPU

c. Kipas angin

d. Telepone

BAB IVTATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 PRODUKSI DAN DISTRIBUSI MAKANAN1. Pengertian

Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah serangkaian kegiatan

mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan

kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal

melalui pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan

pencatatan, pelaporan dan evaluasi.

2. Tujuan

Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan

tujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas baik dan jumlah yang

sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi klien atau

konsumen yang membutuhkannya.

3. Bentuk Penyelenggaraan Makanan

Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan

instalasi gizi, atau unit pelayanan gizi di rumah sakit. Sistem penyelenggaraan

makanan yang dilakukan oleh RS. Citama adalah sistem swakelola, yaitu

mulai instalasi bertanggung jawab untuk melaksanakan semua kegiatan

penyelenggaraan makanan, mulai dari perencanaan , pelaksanaan dan

evaluasi.

4. Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Makanan

Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Makanan meliputi :

a. Perencanaan Menu

Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan

diolah untuk memenuhi selera konsumen/ pasien, dan kebutuhan zat gizi

yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Tujuan perencanaan menu adalah

tersedianya siklus menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah

sakit , misalnya siklus menu 10 hari.

b. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan

Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan

berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata- rata jumlah konsumen

atau pasien yang dilayani. Tujuan pemesanan dan pembelian bahan

makanan adalah agar tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai

standart atau spesifikasi yang ditetapkan. Adapun persyaratan

Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan adalah sebagai berikut :

a. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pengadaan bahan makanan

b. Adanya surat perjanjian dengan bagian logistik rekanan

c. Adanya spesifikasi bahan makanan

d. Adanya daftar pesanan bahan makanan

e. Tersedianya dana

Dalam pemesanan bahan makanan harus mempunyai langkah- langkah

sebagai berikut :

1) Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok

hari dengan cara : standar porsi x jumlah psien.

2) Hasil perhitungan diserahkan ke bagian gudang logistik

3) Bagian gudang menyiapkan bahan makanan sesuai dengan

permintaan.

4) Bagian pengolahan mengambil bahan makanan yang dipesan (order)

4.2 PENERIMAAN, PENYIMPANAN DAN PENYALURAN BAHAN MAKANAN1. Penerimaan Bahan Makanan

Penerimaan Bahan Makanan adalah suatu kegiatan uang meliputi

pemeriksaan / penelitian , pencatatan dan pelaporan tentang macam,

kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan

pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan. Tujuan penerimaan bahan

makanan adalah tersedianya bahan makanan yang siap untuk

diolah.Peryaratannya adalah :

a. Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan

jumlah bahan makanan yang akan diterima.

b. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.

Langkah- langkah penerimaan bahan makanan :

a. Setelah bahan makanan diambil dari gudang logistik kemudian diperiksa

satu persatu, untuk mengetahui ada barang yang ada, kurang atau

berlebih.

a. Kemudian bahan makanan disimpan di gudang penyimpanan kecil

sesuai jenis- jenis barang.

b. Pada hari berikutnya masing- masing bagian pengolahan mengambil

bahan makanan sesuai dengan kebutuhannya.

2. Penyimpanan Bahan Makanan

Penyimpanan Bahan Makanan adalah suatu tata cara menata ,

menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah baik

kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah

serta pencatatan dan pelaporannya. Tujuan penyimpanan bahan makanan

agar tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas

yang tepat sesuai dengan perencanaan. Untuk memenuhi hal ini maka

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Adanya sistem penyimpanan barang

b. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai

persyaratan.

c. Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuk bahan makanan.

3. Penyaluran Bahan Makanan

Penyaluran Bahan Makanan adalah tata cara mendistribusikan

bahan makanan berdasarkan permintaan harian. Tujuannya agar

tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang

sesuai dengan pesanan. Sehingga harus mempunyai persyaratan sebagai

berikut :

a. Adanya bon permintaan bahan makanan

b. Tersedianya kartu stok/ buku catatan keluar masuk makanan

4. Persiapan Bahan Makanan

Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam

penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain

membersihkan, memotong, mengupas, mengupas, mengocok, merendam.

Tujuan persiapan bahan makanan adalah mempersiapkan bahan- bahan

makanan, serta bumbu- bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan.

Sehingga untuk melakukan persiapan bahan makanan harus mempunyai

persyaratan sebagai berikut :

a. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan

b. Tersedianya peralatan persiapan

c. Tersedianya protap persiapan

d. Tersedianya aturan proses – proses persiapan

5. Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah

(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,

berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuannya pengolahan bahan

makanan adalah :

Mengurangi resiko kehilangan zat- zat gizi bahan makanan.

Meningkatkan nilai cerna

Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa keempukan dan

penampilan makanan.

Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

Untuk dapat memenuhi hal tersebut, maka harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

a. Tersedianya siklus menu.

b. Tersedianya peraturan pengguna bahan tambahan pangan (BTP)

c. Tersedianya bahan makanan yang akan diolah.

d. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan

e. Tersedianya aturan penilaian.

f. Tersedianya prosedur tetap pengolahan.

6. Pendistribusian Makanan

Pendistribusian Makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran

makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang

dilayani ( makanan biasa maupun makanan khusus.) Tujuan

pendistribusian makanan yaitu agar konsumen mendapat makanan sesuai

diet dan ketentuan yang berlaku. Agar pendistribusian makanan dapat

berjalan dengan baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit menyangkut

standar penyediaan energi dan zat gizi lainnya serta dietetika.

b. Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit

c. Adanya peraturan pengambilan makanan

d. Adanya bon permintaan makanan.

e. Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet pasien/ kebutuhan

konsumen.

f. Tersedianya peralatan makanan

g. Tersedianya sarana pendistribusian makanan

h. Tersedianya tenaga pramusaji.

i. Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama.

Adapun sistem penyaluran makanan dirumah sakit Citama adalah

sietem sentralisasi maksudnya adalah makanan pasien dibagikan dan

disajikan dalam alat makan di tempat pengolahan.

4.3 ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT JALAN DAN RUANG RAWAT INAPPada pelayanan gizi rumah sakit, asuhan gizi dapat dilaksanakan kepada

pasien rawat jalan dan rawat inap.

A. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan.

Pengertian asuhan gizi rawat jalan adalah keriatan pelayanan gizi yang

berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet, pelaksanaan konseling

diet hingga evaluasi rencana diet kepada klien/ pasien rawat jalan.

Tujuannya adalah memberikan pelayanan gizi kepada pasien/ klien rawat

jalan agar memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kondisi

kesehatannya. Pelayanan gizi pasien rawat jalan merupakan serangkaian

kegiatan yang meliputi :

1) Pengkajian status gizi.

2) Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit.

3) Penentuan macam atau jenis diet, sesuai dengan penyakit dan cara

pemberian makanan

4) Konseling dan penyuluhan gizi.

5) Pemantauan evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi.

B. Asuhan Gizi Rawat Inap

Pengertian asuhan gizi rawat inap adalah serangkaian proses kegiatan

pelayanan gizi yang berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet

hingga evaluasi rencana diet pasien di ruang rawat inap.

Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap agar

memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit, dalam upaya

mempercepat proses penyembuhan. Pelayanan gizi pasien rawat inap

merupakan serangkaian kegiatan selama perawatan yang meliputi :

1) Pengkajian status gizi.

2) Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakit.

3) Penentuan macam atau jenis diet, sesuai dengan penyakit dan cara

pemberian makanan

4) Konseling dan penyuluhan gizi.

5) Pemantauan evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi.

4.4 PENYULUHAN DAN KONSULTASI DIETA. Penyuluhan Gizi

Persiapan penyuluhan :

a. Menentukan materi sesuai dengan kebutuhan

b. Membuat susunan/outline materi yang akan di sajikan

c. Merencanakan media yang akan di gunakan

d. Pengumuman jadwa dan tempat penyuluhan

e. Persiapan ruangan dan alat bantu/media yang di butuhkan

Pelaksanaan penyuluhan :

a) Peserta mengisi daftar hadir (absensi)

b) Dietisien menyampaikan materi penyuluhan

c) Tanya Jawab.

B. Konsultasi Diet

Langkah – langkah yang harus di perhatikan dalam melakukan konsultasi

diet sebagai berikut :

1. Pasien datang ke ruang konseling gizi dengan membawa surat rujukan

dokter dari poliklinik yang ada di rumah sakit atau dari luar rumah sakit.

2. Dietisien melakukan pencatatan dat pasien dalam buku registrasi

3. Dietisien melakukan assessment gizi di mulai dengan pengukuran

antropometri pada pasien yang belum ada data TB,BB

4. Dietisien melakukan assessment/pengkajian gizi berupa anamnesa

riwayat makan,riwayat personal,membaca hasil pemeriksaan

laboratorium dan fisik klinis (bila ada). Kemudian menganalisa semua

data assessment gizi.

5. Dietisien menetapkan diagnose gizi.

6. Memberikan intervensi gizi berupa edukasi dan konseling dengan

langkah menyiapkan dan mengisi leaflet flyer/brosur diet sesuai

penyakit dan kebutuhan giz pasien serta menjelaskan tujan

diet,jadwal,jenis,jumlah bahan makanan sehari dengan menggunakan

lat peraga (food model),menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan

dan tidak di anjurkan,cara pemasakan dan lain lain yang disesuaikan

dengan pola makan dan keinginan serta kemampuan pasien.

7. Dietisien menganjurkan ke pasien untuk kunjungan ulang,untuk

mengetahui keberhasilan intrevensi (monev) di lakukan monitoring dan

evaluasi gizi

8. Pecatatan hasil konseling gizi dengan format ADIME (Assesment,

Diagnosis,I ntervensi, Monitoring dan Evaluasi) dimasukkan dalam

rekam medis pasien atau di sampaikan ke dokter melalui pasien untuk

pasien di luar rumah sakit dan di arsipkan di ruang konseling.

4.5 PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN GIZI TERAPAN1. Pengertian

Kegiatan penilaian dan pengembangan gizi terapan di instalasi gizi

rumah sakit atau unit pelayanan gizi merupakan pendukung kegiatan

PGRS, yang dilaksanakan secara terencana dan terus menerus seperti

halnya kegiatan gizi yang lain, dalam rangka meningkatkan pelayanan gizi

di rumah sakit.

Unit pelayanan gizi menyusun program-program penelitian dan

pengembangan yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu pelayanan

gizi, yang disusun berdasarkan kaidah- kaidah penelitian yaitu adanya

usulan penelitian atau proposal, laporan hasil penelitan, serta dokumen

hasil penelitian. Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan

diupayakan dengan mendayagunakan sarana, fasilitas, dan dana yang

tersedia.

2. Tujuan

a. Sebagai bahan masukan bagi perencanaan kegiatan PGRS

b. Evaluasi kegiatan PGRS

c. Mengembangkan teori, tatalaksana atau standar baru

3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan aspek asuhan

gizi dan penyelenggaraan makanan di rumah sakit.

a. Penelitian Gizi Rawat Inap

Beberapa contoh topik penelitian rawat inap antara lain :

1.Daya terima makanan di ruang perawatan

2.Tugas-tugas tenaga gizi

3.Kepatuhan diet ,efektifitas konsultasi pada pasie rawat inap

4.Pengembangan mutu sumber daya manusia (SDM)

5.Status gizi berbagai macam penyakit di ruang rawat inap pada saat

awal masuk

6.Asupan makanan pasien dengan berbagai kasus penyakit

b. Penelitian Penyelenggaraan makanan

Beberapa contoh topik penelitian antara lain :

1.Standar porsi hidangan

2.Penerimaan terhadap hidangan tertentu

3.Daya terima makanan di ruang perawatan

4.Pengembangan mutu sumber daya manusia (SDM)

5.Pola menu standar rumah sakit

6.Standar formula makanan enteral

7.Analisa beban kerja

8.Higieni dan sanitasi makanan

9.Selektif menu berkaitan dengan kepuasan pasien

4. Ruang Lingkup Pengembangan

Kegiatan pengembangan di unit pelayanan gizi dapat dilakukan pada

berbagai aspek penting untuk pengembangan mutu pelayanan gizi.

Beberapa aspek penting adalah aspek sumber daya manusia, standar

terapi diet, standar sarana prasarana dan penggunaan berbagai perangkat

lunak serta berbagai tehnik pengolahan makanan.

Dalam tata laksana pelayanan gizi petugas gizi harus memperhatikan hal–

hal sebagai berikut :

a. Petugas gizi menerima laporan pasien baru dari bagian keperawatan

atau ruang rawat inap berupa daftar nama pasien,ruang pasien dan diet

pasien.

b. Petugas perawatan melaporkan jika ada pasien baru masuk,pasien

pulang,rencana USG atau rencana operasi sebelum jam makan pasien.

c. Petugas Gizi memasukkan laporan ke dalam Daftar Permintaan

Makanan Pasien (DPMP)

d. Petugas Gizi membuat stiker makan pasien sesuai dengan diet yang di

berikan dari Dokter

e. Petugas Gizi mempersiapkan makanan dan snack untuk pasien baru

serta menyiapkan alat – alat berupa teko/termos dan gelas untuk di

pinjamkan kepada pasien.

Jam Makan Pasien :

* Makan Pagi : Pkl 06.30 - 07.00 WIB

* Snack Pagi : Pkl 09.00 - 09.30 WIB

* Makan Siang ; Pkl 11.30 - 12.00 WIB

* Snack Sore : Pkl 14.00 - 14.30 WIB

* Makan Sore : Pkl 16.30 - 17.00 WIB

f. Petugas Gizi (Cook) memasak bahan makanan yang sudah di siapkan

sesuai dengan standar menu dan standar diet pasien.

g. Setelah makanan matang di letakkan dalam wada bersih.

h. Petugas Gizi memeriksa kelayakan kondisi fisik dan kebersihan

makanan.

i. Menguji rasa makanan sesuai dengan standar resep

j. Memperhatikan kebutuhan gizi pasien sesuia dengan instruksi yang di

berikan dari Dokter

k. Petugas Gizi menghantar makanan ke ruang perawatan pasien sesuai

dengan stiker makan pasien.

PENGEMBANGAN GIZ RAWAT INAP

1. Berbagai standar yang dapat di kembangkan diantaranya adalah

standar asuhan gizi,standar skrining gizi yang biasa di gunakan adalah

standar terapi diet dan Standar Pprosedur operasional

2. Standar sarana dan prasarana yang dapat di kembangkan misalnya :

formulir pemantauan asuhan gizi,formulir asupan makanan

PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

Kegiatan pengembangan pada penyelenggaraan makanandapat di lakukan

pada aspek sumber daya manusia,standar sarana pra sarana an penggunaan

berbagai perangkat lunak serta berbagai teknik pengolahan makanan.

1. Berbagai standar yang dapat di kembangkan adalah standar

resep,standar porsi,standar bumbu,standar waste,standar

formula/makanan enteral

2. Standar sarana dan pra sarana yang dapat di kembangkan

antara lain kebisingan peralatan besar di dapur,standar kereta

makan,standar alat pengolahan,standar alat distribus makanan

3. Teknologi proses pengolahan makanan

4. Seni kuliner

BAB V LOGISTIK

Keperluan logistic di unit gizi meliputi bahan medis yang di penuhi oleh instalasi

gizi seperti hand scoon,masker,hair masck dll,sedangkan untuk bahan-bahan

reagensia dan ATK (Alat Tulis Kantor)di penuhi oleh bagian pengadaan /logistik.

Alur Permintaan Barang Bahan Medis dan bahan Makanan

7.1 PERENCANAANPengadaan bahan gizi harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

a. Tingkat Persediaan

Pada umumnya tingkat persediaan harus sama dengan jumlah persediaan

yaitu jumlah persediaan minimum di tambah dengan jumlah safety stock.

Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang di perlukan untuk

memenuhi kegiatan operasoinal normal sampai pengadaan berikutnya dari

pembekal atau ruang penyimpanan umum.

Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk

bahan-bahan yang di butuhkan atau yang sering terlambat di terima oleh

pemasok.

Bufer stock adalah stock epnyangga kekurangan bahan makanan di gizi.

Reserve stock adalah cadangan bahan makanan atau sisa.

b. Perkiraan jumlah kebutuhan

Ka.Gizi Permintaan Barang

Medis ke logistik Farmasi

Non Medis ke Logistik Umum

Perkiraan kebutuhan dapat di peroleh berdasarkan jumlah pemakaian atau

pembelian bahan dalam peroide 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah

pemeriksaanuntuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang.

Jumlah rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu di catat.

c. Waktu yang di Butuhkan untuk Mendapatkan Bahan (Delivery Time)

Lamanya waktu yang di butuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan di

terima dari pemasok perlu di perhitungkan terutama untuk bahan makanan

yang sulit di dapat. Perencanaan di mulai dari penanggung jawab ADM dan

logistik yang mendata kebutuhan barang-barang medis dan non medis

habis pakai setiap bulan mencek barang dan kebutuhan Yang di perlukan

dan membuat bon permintaan barang yang kemudian di serahkan kepada

kepala unit gizi untuk di tanda tangani. Kemudian di berikan kepada bagian

pengadaan atau ke bagian logistik farmasi (barang medis) dan logistic

umum (barang non medis)sesuai dengan kebutuhan pemesanannya.

5.2 PERMINTAANPermintaan barangtersebut di lakukan sesuai kebutuhan permintaan ke

bagian logistok farmasi (barang medis) dan logistik umum (barang non medis)

ataau bagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintaan

barang. Apabila dalam keadaan keadaan mendesakdan stok barang di gizi

kosong maka permintaan barang bisa di lakukan sewaktu-waktu pada jam kerja

sesuai kebutuhan.

5.3 PENYIMPANANBahan makanan gizi yang sudah ada harus di tanda tangani secara cermat

dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :

Pertama masuk dan pertama keluar (FIFO : First In First Out) yaitu bahawa

barang yang lebih dahulu masuk masuk persediaan harus di gunakan lebih

dahulu. Masa kadaluarsa pendek di pakai dahulu (FEFO : First Expired

First Out). Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat

penyimpanan yang terlalu lama.

b. Tempat penyimpanan

Harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga,

tikus dan lainnya maupun bahan berbahaya. Tempat/wadah penyimpanan

harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya bahan makanan

yang cepat rusak di simpan dalam lemari pendingin dan bahan makanan

kering di simpan di tempat yang kering dan tidak lembab.

c. Kelembaban

Kelembaban menyimpan dalam ruangan 80% - 90%

d. Ketebalan bahan padat tidak lebih dari 10 cm.

e. Makanan dalam kemasan tertutup di simpan pada suhu ± 100C

5.1 TABEL SUHU PENYIMPANAN

Jenis Bahan Makanan

Lama Waktu Penyimpanan≤ 3 Hari ≤ 1 minggu ≥ 1 minggu

Daging,

ikan ,udang dan

hasil olahannya

-5 – 00 C -10 - -50 C ≤ - 100 C

Telur,buah dan

hasil olahnya5 – 70 C ≤ - 5 – 00 C ≤ - 50 C

Sayur,buah dan

minuman100C 100C 100C

Tepung dan biji-

bijian250 C 250C 250C

5.4 PENGGUNAAN Penggunaan bahan makanan yang lebih dahulu masuk ke persediaan harus di

gunakan lebih dahulu, sedangkan yang memeiliki masa kadaluarsa pendek

juga di pakai terlebih dahulu.

BAB VIKESELAMATAN KERJA

6.1 PENGERTIANKeselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang

harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat

kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian / kesengajaan. Petugas harus

memahami keamanan gizi dan tingkatannya, mempunyai sikap dan

kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya

sesuai dengan SPO serta mengontrol bahan makanan secar baik menurut

pelayanan gizi yang benar.

3. Petugas / tim K3 Gizi

Penanganan kerja di gizi pada dasarnya menjadi tanggung jawab

setiap petugas terutama yang berhubungan langsung dengan penyajian

makanan. Untuk mengkoordinasi,menginformasikan,memonitor dan

mengevaluasi pelaksanaan keamanan gizi terutama untuk gizi yang

melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu sarana di

perlukan suatu tim fungsional keamanan gizi.

Kepala Gizi adalah penanggung jawab tertinggi daalm pelaksanaan K3

Gizi. Dalam pelaksanaannya Kepala Gizi dapat menunjuk seseorang

petugas atau memebentuk tim K3 gizi.

Petugas atau tim K3 gizi mempunyai kewajiban merencanakan dan

memantau pelaksanaan K3 yang telah di lakukan oleh setiap petugas gizi

dengan tujuan sebagai berikut :

a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

c) Mencegah, mengurangi bahaya ledakan

d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian yang berbahaya.

e) Memberi pertolongan pada kecelakaan

f) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,

sinar atau radiasi

g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/

psikis, keracunan, infeksi dan penularan

h) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup

i) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban

j) Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat perlakuan dan

penyimpanan barang

k) Mencegah terkena aliran listrik

l) Menyesuaikan dan menyempurnakan penagmanan pada pekerjaan yang

bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Setiap petugas gizi sebaiknya membuat pokok-pokok K3 gizi yang peting

dan di tempatkan di lokasi yang mudah di baca oleh setiap petugas gizi

Prinsip Keselamatan Kerja Pegawai Dalam Proses Penyelenggaraan.

a. Pengendalian teknis mencakup :

Letak, bentuk dan kontruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi

syarat yang telah ditentukan

Ruangan dapur cukup cukup luas, denah sesuai arus kerja dan dapur

dari bahan- bahan kontruksi yang memenuhi syarat.

Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang

praktis

Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat

Tersedianya ruang istirahat untuk pegawai

b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan

terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh pegawai

c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja

dari pegawai

d. Volume kerja yang dibebankan hendaknya sesuai dengan jam kerja yang

telah ditetapkan.

e. Maintenence (perawatan) alat dilakukan secara kontinyu agar peralatan

tetap dalam kondisi yang layak dipakai

f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi pegawai

g. Adanya fasilitas /peralatan pelindung keselamatan bagi pegawai

h. Petunjuk penggunaan alat keselamatan kerja.

4. Kesehatan petugas gizi

Pada setiap calon petugas gizi harus di lakukan pemeriksaan kesehatan

lengkap termasuk foto thoraks. Keadaan kesehatan petugas gizi harus

memenuhi standar kesehatan yang telah di tentukan di gizi.untuk menjamin

kesehatan para petugas gizi harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Pemeriksaan foto thoraks di lakukan setiap 3 tahun.

b. Pemberian imunisasi

Setiap petugas gizi harus mempunyai program imunisasi, vaksinasi yang

di berikan adalah vaksinasi Hepatitis B untuk semua petugas gizi.

c. Pemantauan kesehatan

Kesehatan setiap petugas gizi harus selalu di pantau untuk itu setiap

petugas harus mempunyai Kartu kesehatan yang selalu di bawa setiap saat

dan di perlihatkan kepada Dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap

tahun di laksanakan pemeriksaan kesehatan rutin termasuk pemeriksaan

laboratorium.Bila petugas gizi sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang

jelas tentang penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab terhadap

K3 gizi harus melapor kepada kepala unit gizi tentang kemungkinan

terjadinya pajanan yang di peroleh dari laboratorium yang menyelidikinya.

5. Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang harus di siapkan di gizi

adalah

a. Baju kerja celemek dan topi yangh terbuat dari bahan yang tidak

panas,tidak licin dan enak di pakai sehingga tidak menggangu gerak

pegawai sewaktu kerja.

b. Memakai sandal yang tidak licin bila berada di lingkunagn dapur (jangan

yang menggunakan sepatu yang berhak tinggi)

c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya

d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai misalnya air dalam keadaan bersih dan

jumlah yang cukup,sabun, alat pengering dsb

e. Tersedia alat/P3K yang sederhana

6. Pengamanan pada keadaan darurat.

a. Sistem tanda bahaya

b. Sistem evakuasi

c. Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

d. Alat komunikasi darurat baik di dalam atau di luar gizi

e. Sistem informasi darurat

f. Pelatihan khusus berkala tentang pengamanan keadaan darurat

g. Alat pemadam kebakaran,masker pasir dan sumber air yang terletak pada

lokasi yang mudah di capai

h. Alat seperti kampak,palu,obeng,tangga dan tali

i. Nomer telepon ambulance,pemadam kebakaran dan polisi di setiap ruang

gizi

7. Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal-hal berikut :

a. Mencegah kecelakaan di ruang penerimaan dan penyimpanan bahan

makanan misalnya :

Menggunakan alat pembuka pet/pembungkus bahan makanan menurut

cara yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan

pada tempat kea rah bagian alat yang tajam.

Barang yang berta selalu di tempatkan di bagian bawah dan angkatlah

dengan alat pengangkut yang tersedia untuk alat tersebut

Pergunakan tutup panci yang sesuai dan hindari tumpahan bahan

Tidak di perkenankan merokok di ruang penerimaan dan penyimpanan

bahan makanan

Lampu harus di matikan bila tidak di pergunakan

Tidak mengangkut barang yang berat bila tidak sesuai dengan

kemampuan anda

Tidak mengangkut barang dalam jumlah yang besar yang dapat

membahayakan badan dan kualitas barang

Membersihkan barang yang tumpah atau keadaan licin di ruang

oenerimaan dan penyimpanan

b. Mencegah kecelakaan di ruang persiapan,pengolahan dan pada saat

distribusi makanan misalnya :

Menggunakan peralatan yang sesuai dengan dengan cara yang baik

misalnya gunakan pisau,golok,parutan kelapa yang baik dan tidak

bercakap cakap selama menggunakan alat tersebut

Tidak menggaruk,batuk selama mengerjakan/mengolah bahan

makanan

Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk

pemakaiannya

Bersihkan mesin sesuai dengan petunjuk dan matikan mesin jika sudah

tidak di pakai lagi

Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan

di bersihkan

Berhati-hati bila membuka dan menutup,menyalakan atau mematikan

mesin lampu,gas/listrik dan lainnya

Meneliti dulu semua peralatan sebelum di gunakan

Mengisi panci-oanci menurut ukuran semestinya dan jangan melebihi

porsi yang talah kapasitasnya

Meletakkkan alat menurut tempatnya dan di atur dengan rapi

Bila membawa air panas tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi

terlalu penuh

Perhatikan bila membawa makanan pada baki jangan sampai

tertumpah atau makanan tesebut tercampur

Perhatikan posisi tangan seawktu membuka dan mengeluarkan isi

kaleng

6.2 PENANGANAN LIMBAHGizi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair dan gas yang

berbahaya bila tidak di tangani secara benar.Karena itu pengolahan limbah

harus di lakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.

a. Penanganan

Prinsip pengolahan limbah adalah pemisahahn dan pengurangan volume.

Jenis limbah harus di identifikasi dan di pilah pilah dan mengurangi

keseluruhan limbah secara berkelanjutan.

b. Penampungan

Harus di perhatikan sarana penampungan limbah harus memadai,di letakkan

pada tempat yang pas,aman dan hygienis.Pemadatan adalah cara yang

efisien dalam penyimpanan limbah yang hisa di buang dengan

landfilol,namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksiusu dan

kimbah benda tajam.

c. Pemisahan limbah

Untuk mengenal berbagai jenis limbah yang akan di buang adalah dengan

cara menggunakan kantong berkode (umumnya menggunakan kode

warna).Namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya untuk

tidak sampai menimbulkan kebingungan dengan system lain yang mungkin

juga menggunakan kode warna misalnya uktuk kantong linen biasa,linen

kotor dan linen terinfeksius di rumah sakit dan tempat-tempat perawatan.

d. Standarisasi kantong dan konteiner pembuangan limbah

Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran prosedur

yang jelas serta ketrampilan petugas sampah pada semua tingkat.

BAB VIIPENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI

7.1 PENGERTIAN1. Pengawasan

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang

mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi,

pedoman, standar, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya

agar mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Pengendalian

Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan

pembetulan atau perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah

yang ditetapkan. Pengertian pengawasan dan pengendalian hampir sama.

Perbedaannya jika pengawasan mempunyai dasar hukum dan tindakan

administratif, sedangkan pengendalian tidak. Pengawasan dan pengendalian

bertujuan agar semua kegiatan- kegiatan dapat tercapai secara berdaya

guna dan berhasil guna, dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian

tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Evaluasi/ Penilaian

Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi menajemen.

Evaluasi ini bertujuan untuk menilai pelaksanan sesuai dengan rencana dan

kebijaksanaan yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran yang

dikehendaki. Melalui penilaian, pengelola dapat memperbaiki rencana yang

lalu bila perlu, ataupun membuat rencana program yang baru.

7.2 BENTUK BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN1. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan

data dan pengolahan data kegiatan pelayanan gizi rumah sakit dalam jangka

waktu tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan

gizi rumah sakit maupun untuk pengambilan keputusan. Kegiatan pencatatan

dan pelaporan di Instalasi Gizi.

a) Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Makanan

Formulir pemesanan bahan makanan harian.

Pencatatan bahan makanan yang diterima oleh bagian gudang instalasi

gizi pada hari itu.

Pencatatan sisa bahan makanan (harian/ bulanan), meliputi bahan

makan basah dan bahan makanan kering.

Pencatatan data permintaan/ pesanan bahan makanan berdasarkan

bon- bon pemesanan dari masing- masing.

b) Pencatatan Dan Pelaporan Tentang Penyelenggaraan Makanan

Buku laporan timbang terima barang antara penggantian rotasi (berisi

pesan- pesan yang penting)

Buku laporan pasien baru/ yang berdiet khusus.

Buku laporan pasien baru makanan biasa

Buku laporan pergantian/ pertukaran diet pasien.

c) Pencatatan Dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan Instalasi

Gizi.

Membuat kartu inventaris peralatan masak.

Membuat kartu inventaris peralatan makan

Membuat kartu inventaris peralatan kantor

Buku besar tentang peralatan keseluruhan ( untuk simpan pinjam)

Formulir untuk pelaporan alat- alat masak.

Formulir daftar kebutuhan pasien dalam sehari

Laporan jumlah pasien pada pagi hari setiap harinya.

d) Pencatatan dan Pelaporan Anggaran Belanja Bahan Makanan

Pencatatan tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan harian

selama 1 kali putaran menu

Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan makanan untuk yang

akan datang selama triwulan/ tahunan.

Rekapitulasi tentang pemasukan dan an pemakaian bahan makanan

Perhitungan harga rata- rata bahan makanan per orang perhari dalam

satu kali putaran menu

Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar perbulan

e) Pencatatan Dan Pelaporan Pelayanan Gizi Di Ruang Rawat Inap.

Buku catatan harian pasien tentang perkembangan diet, termasuk

catatan makanan sisa yang tidak dihabiskan.

Formulir permintaan makanan untuk pasien baru

Formulir pembatalan makanan untuk pasien pulang

Formulir perubahan diet

Formulir permintaan makan pagi, siang, sore.

Laporan harian tentang kegiatan penyuluhan

f) Pencatatan Dan Pelaporan Di Ruang Penyuluhan Dan Konsultasi Gizi/

Poliklinik Gizi.

Mencatat registrasi pasien yang baru datang (nama, diagnosa, jenis

diet, antropometri)

Membuat / mengisi leaflet sesuai standar dan penyakitnya.

Formulis anemnesis.

Formulir frekwensi makan

Formulir status pasien.

Membuat laporan penyuluhan (pada penyuluhan Kesehatan

Masyarakat Rumah Sakit, laporan pada pasien rawat jalan dan rawat

inap). Semua laporan dikumpulkan, lalu dibuat rangkuman kemudian

disampaikan kepada kepala Instalasi/Unit Pelayanan Gizi untuk

dimanfaatkan, sesuai dengan apa yang dibutuhkan rumah sakit.

2. Pengawas Standar Porsi

a) Untuk bahan makanan (pada) pengawasan porsi dilakukan dengan

penimbangan.

b) Untuk bahan makanan yang cair atau setengah cair seperti susu dan

bumbu dipakai gelas ukuran/liter matt, sendok ukuran atau alat ukur lain

yang sudah distandarisasi atau bila perlu ditimbang.

c) Untuk pemotongan bentuk bahan makanan yang sesuai untuk jenis

hidangan. Dapat dipakai alat-alat pemotong.

d) Untuk memudahkan persiapan sayuran dapat diukur dengan

kontainer/panci yang standar dan bentuk sama.

e) Untuk mendapatkan porsi yang tetap(tidak berubah-ubah) harus

digunakan standar porsi dan standar resep.

7.3 INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

1. Terselenggaranya diagnosis terhadap gangguan gizi dan metabolisme zat

gizi berdasarkan anamnesis, antropometri, gejala klinis, dan biokimia tubuh

(laboratorium)

2. Terselenggaranya pengkajiann dietetik dan pola makan berdasarkan

anemnesis diet dan pola makan.

3. Terwujudnya penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien

4. Terwujudnya bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan,

jumlah pemberian serta cara pengolahan bahan makanan.

BAB VIIIPENUTUP

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat kian kritis

dalam mendapatkan pelayanan yang maksimal khususnya di bidang kesehatan dan

kedokteran. Hal tersebut, berdampak pula pada bidang gizi dan dietetik yang

merupakan salah satu peran dalam terciptanya sebuah pelayanan rumah sakit.

Pelayanan gizi yang dilakukan di rumah sakit tentunya akan disesuaikan dengan

perkembangan jaman atau ilmu dan teknologi yang ada.

Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan lainnya di rumah sakit dan cara menyeluruh merupakan salah

satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien

rawat inap maupun rawat jalan. Pelayanan gizi rumah sakit mencakup beberapa

aspek penting diantaranya aspek promotif, preventif, kuratif rehabilitatif yang

berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat atau pasien.

Pedoman pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) yang telah disusun ini bertujuan

untuk memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan

melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit yang tepat bagi klien/pasien sesuai

tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, dalam mengimplementasikan dan

mengevaluasi kemajuan dan perkembangan gizi yang holistik Pedoman Gizi Rumah

Sakit yang telah disusun Unit Gizi RS. Citama hendaknya menjadi dasar setiap

sumber daya manusia atau tenaga kerja khususnya yang menguasai Unit Gizi RS.

Citama menjalankan organisasi dan tugasnya masing-masing semaksimal mungkin

demi tercapainya kinerja yang optimal. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit ini

bersifat fleksibel atau dapat berubah seiring dengan perkembangan ilmu dan

teknologi yang ada.