Author
tiaraarisenda
View
132
Download
29
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FISIOLOGI REPRODUKSI
FISIOLOGI REPRODUKSI
Detya Indrawan (3415133046), Merlis Nurlyta (3415133050), Rumi Subekti (3415133072),
Tiara Arisenda K. (3415133073), Zamita Amalia (3415131026)1
1 Mahasiswa Pendidikan Biologi Reguler 2013 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Jakarta
ABSTRACT
Reproductive physiology is a study that closely associated with reproductive hormones
that play an important role in the reproductive cycle. The purpose of this study was to
determine the working principle of the test pack, a urine test and the reproductive cycle of mice
in each phase. Research was conducted on Friday, May 8th, 2015 at the Laboratory of
Physiology Faculty UNJ. The first treatment pack test to determine the working principle using
the urine of women 1 or 2 months. While Galli Mainini test aims to determine the shape sperm
that issued by frog, when injected the urine of pregnant women. Furthermore, to determine the
reproductive cycle in mice, by providing mice then put a little saline into the vagina of mice
which will be observed and then take the vaginal fluid of mice by using a swab bud that is
twisted around in her vagina. Vaginal discharge which has been obtained for reviews on glass
objects and stained with a solution of turk and then observed under a microscope to determine
the phase of the cycle of mice were observed. The result of the three treatments was obtained
negative results on the test pack with one line appears, the test Galli Mainini obtained a
negative result is obtained because no sperm, while in mice experiencing estrus phase
characterized by the absence of leukocytes in the vaginal fluid, while the mice are undergoing
phase proestrus is characterized by the presence of leukocytes also contained nucleated
epithelial cells and squamous cells.
Keywords: Test Pack, Urine Test, Estrus cycle
PENDAHULUAN
Reproduksi adalah kemampuan
makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah
untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada
manusia dan mamalia lainnya untuk
mengahasilkan keturunan yang baru
diawali dengan peristiwa fertilisasi.
Sehingga dengan demikian reproduksi pada
manusia dan mamalia lain dilakukan
dengan cara generatif atau seksual. Siklus
reproduksi adalah perubahan siklus yang
terjadi pada sistem reproduksi (ovarium,
oviduk, uterus dan vagina) hewan betina
dewasa yang tidak hamil, yang
memperlihatkan hubungan antara satu
dengan yang lainnya. Siklus reproduksi
pada mamalia primata disebut dengan
siklus menstruasi, sedangkan siklus
reproduksi pada non primata disebut
dengan siklus estrus. Siklus estrus ditandai
dengan adanya estrus (birahi). Pada saat
estrus, hewan betin akan reseftif sebab di
dalam ovarium sedang ovulasi dan
uterusnya berada pada fase yang tepat
untuk implantasi untuk fase berikutnya
disebut dengan satu siklus estrus. Panjang
siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5
hari, pada babi, sapi dan kuda 21 hari dan
pada marmut 15 hari. Pada mamalia
khususnya pada manusia siklus reproduksi
yang melibatkan berbagai organ yaitu
uterus, ovarium, mame yang berlangsung
dalam suatu waktu tertentu atau adanya
sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan
oleh adanya pengaturan/koordinasi yang
disebut dengan hormon (hormon adalah zat
kimia yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin yang langsung dialirkan ke dalam
peredaran darah dan mempengaruhi organ
target).
Pada manusia, seorang wanita yang
memasuki masa kehamilan akan
memproduksi suatu hormon yang disebut
HCG (Human Chorionic Gonadotropin).
HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) adalah hormon peptida
yang diproduksi pada masa kehamilan,
yang dibuat oleh embrio segera setelah
pembuahan dan selanjutnya oleh
syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta).
Hormon tersebut terdapat dalam darah dan
urin (Sherwood, L. 2004). HCG mengatur
untuk mencegah perpecahan dari corpus
luteum pada ovarium dan juga
mempertahankan produksi progesteron
yang penting pada kehamilan pada
manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi
tambahan, sebagai contoh diperkirakan
HCG mempengaruhi toleransi imunitas
pada kehamilan. HCG merupakan hormon
yang bersifat luteotrofik pada beberapa
spesies , termasuk manusia. HCG disekresi
oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang
disekresi oleh endometrium uterus
(Ganong, W.F.2003).
Hormon kehamilan ini hanya
ditemukan pada tubuh seorang wanita
hamil yang dibuat oleh embrio segera
setelah pembuahan dan karena
pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon
kehamilan yang dihasilkan oleh villi
choriales ini berdampak pada
meningkatnya produksi progesteron oleh
indung telur sehingga menekan menstruasi
dan menjaga kehamilan. Produksi HCG
akan meningkat hingga sekitar hari ke 70
dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Hormon kehamilan HCG mungkin
mempunyai fungsi tambahan, sebagai
contoh diperkirakan HCG mempengaruhi
toleransi imunitas pada kehamilan Tetapi
adakalanya kadar hormon ini masih di atas
normal sampai 4 minggu setelah persalinan
atau keguguran. Kadar HCG yang tinggi
dalam darah menyebabkan mual-muntah
(morning sickness).
Human Chorionic Gonadatrophin
(HCG) adalah hormon yang bekerja mirip
LH (luteinising hormone) yang secara
normal diproduksi oleh kelenjar pituitari.
Pada anak laki-laki LH dan juga HCG
memberitahu testis untuk memproduksi
hormon sex laki-laki (testosterone). Pada
anak perempuan, HCG memberitahu
ovarium untuk memproduksi progesteron
tetapi hal ini terjadi hanya pada masa
kehamilan. sehingga HCG lebih bemanfaat
bagi anak laki-laki dibanding anak
perempuan
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah
atau berbeda-beda tergantung pada usia
kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah
tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu
tinggi. Jumlah hormon HCG tidak
ditentukan oleh umur si ibu, jadi yang
benar-benar mempengaruhi jumlah kadar
HCG adalah usia kehamilan. Kadar beta
HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5
minggu yakni sekitar 22 IU/ml. Bila kadar
HCG-nya rendah bisa keguguran.
Sedangkan kalau kadar HCG-nya terlalu
tinggi harus dicurigai karena bisa
menyebabkan hamil anggur atau bisa juga
menyebabkan kanker kariokarsinoma.
Dalam setiap test pack telah
ditanamkan suatu antigen yang spesifik
terhadap HCG ini. Jika didalam urin
terdapat HCG maka akan terbentuk ikatan
antara keduanya yang bisa dilihat dengan
terbentuknya perubahan warna. Perubahan
warna ini terlihat dengan sebuah garis
didaerah yang terlewati aliran urin.
Sedangkan satu garis lain disebut kontrol
untuk memastikan kerja test pack tersebut
baik. Sehingga hasil negatif ditunjukkan
dengan terbentuknya satu garis sedangkan
hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya dua garis.
Fase dan Siklus Estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa
latin disebut oestrus yang berarti kegilaan
atau gairah, hipotalamus terstimulasi
untuk melepaskan gonadotropin-releasing
hormone (GRH). Estrogen menyebabkan
pola perilaku kawin pada mencit,
gonadotropin menstimulasi pertumbuhan
folikel yang dipengaruhi follicle
stimulating hormone (FSH) sehingga
terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan
kandungan luteinizing hormone (LH) maka
jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit
akan mengalami kehamilan. Pada saat
estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang
dan lebih aktif, dengan kata lain mencit
berada dalam keadaan mencari perhatian
kepada mencit jantan. Fase estrus
merupakan periode ketika betina reseptif
terhadap jantan dan akan melakukan
perkawinan, mencit jantan akan mendekati
mencit betina dan akan terjadi kopulasi.
Mencit jantan melakukan semacam
panggilan ultrasonik dengan jarak
gelombang suara 30 kHz 110kHz yang
dilakukan sesering mungkin selama masa
pedekatan dengan mencit betina, sementara
itu mencit betina menghasilkan semacam
pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar
preputial yang diekskresikan melalui urin.
Pheromon ini berfungsi untuk menarik
perhatian mencit jantan. Mencit dapat
mendeteksi pheromon ini karena terdapat
organ vomeronasal yang terdapat pada
bagian dasar hidungnya. Pada tahap ini
vagina pada mencit betinapun
membengkak dan berwarna merah. Tahap
estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu
tahap estrus awal dimana folikel sudah
matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti,
dan ukuran uterus pada tahap ini adalah
ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi
selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir
dimana terjadi ovulasi yang hanya
berlangsung selama 18 jam. Pada dasarnya
dua jenis siklus yang berbeda ditemukan
pada mamalia betina. Manusia dan banyak
primata lain mampunyai siklus menstrtuasi
(menstrual cycle), sementara mamalia lain
mempunya siklus estrus (estrous cycle).
Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada
suatu waktu dalam siklus ini setelah
endometrium mulai menebal dan teraliri
banyak darah, karena menyiapkan uterus
untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu
perbedaan antara kedua siklus itu
melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika
kehamilan tidak terjadi. Pada siklus
mnestruasi endometrium akan meluruh dari
uterus melalui serviks dan vagina dalam
pendarahan yang disebut sebagai
menstruasi. Pada siklus estrus endometrium
diserap kembali oleh uterus, dan tidak
terjadi pendarahan yang banyak (Campbell,
2004).
Siklus estrus dapat dibagi dalam
beberapa tahap yaitu tahap diestrus,
proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-
tahap siklus dapat ditentukan dengan
melihat gambaran sitologi apusan vagina.
Pada saat estrus, vagina memperlihatkan
sel-sel epitel yang menanduk. Pada saat
estrus, vulva hewan betina biasanya merah
dan bengkak. Adanya sumbat vagina
setelah penyatuan menandakan bahjwa
kopulasi telah berlangsung, dan hari itu
ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke
nol. Pada fase estrus, terlihat pengaruh
estrogen dan dikarakteristikkan oleh sel
kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya
leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan
kornifikasi tampak sloughed off dan invasi
leukosit terjadi. Selama diestrus, leukosit
tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa
leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel
epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi
dengan pengaruh hormon gonadotropin dan
sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang
besar. Fase metestrus, selama fase ini
dimana sinyal stimulasi estrogen turun.
Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan
menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas
dan mungkin berakhir 1-5 hari. Beberapa
hewan mengeluarkan akibat penurunan
tingkatan estrogen. Pada fase metestrus
dimana uterus dipengaruhi oleh
progesteron dan menjadi sikretori. Tipe
fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir
1-5 hari.Fase diestrus dikarakteristikkan
oleh aktivitas corpus luteum dimana dalam
memproduksi progesteron (Hill, 2006).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
estrus adalah histologi dan fungsi
hipotalamus serta hipofisis dalam kaitannya
dengan proses reproduksi, terjadinya
pubertas pada hewan betina termasuk
faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
estrus serta proses pembentukan sel
kelamin (gametogenesis). Selain itu
terdapat faktor-faktor lain yang lebih
berpengaruh yaitu hormon (Taw, 2008).
METODE PRAKTIKUM
Waktu & Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Fisiologi Fakultas UNJ pada
tanggal 8 Mei 2015
Alat dan Bahan
Test Pack, urin wanita hamil 1-2 bulan yang
masih segar 5 ml, 3 ekor mencit betina,
cotton bud, Larutan garam fisiologis, Objek
glass, cover glass, larutan Turk, Mikroskop.
Cara Kerja
Kegiatan 1. Tes Kehamilan dengan
Metode Gali Mainini
Kegiatan 2. Tes Kehamilan dengan Test
Pack
Celupkan test pack ke
dalam urin wanita hamil Amati test pack setelah 3 menit.
Ada berapa tanda strip (-) dan
bagaimana posisinya.
Urine wanita
hamil 1-2 bulan
dimasukkan ke
dalam botol
warna gelap
(coklat)
Ambil 5 cc urine
dan encerkan
dengan aquades
(perbandingan
1:1)
Hasil
pengenceran
dimasukkan ke
dalam tabung
reaksi kemudian
di sentrifuge
selama 5 menit.
Tambahkan 10-
20 tetes garam
fisiologis (NaCl
0,7%)
Filtrat diambil
dan siap
disuntikkan
Bufo sp. Jantan
dewasa disuntik
2 cc filtrat urin
wanita hamil
pada saccus
lymphaticus
dorsalis.
Urin Bufo sp.
Tersebut
ditampung dan
diambil sedikit
dengan pipet dan
amati dibawah
mikroskop.
Jika katak lama
tidak buang urin
dapat dirangsang
dengan cara
menggelitik di
bagian perutnya.
Tunggu 1-3 jam
sampai katak
mengeluarkan
urin.
Kegiatan 3. Pengamatan Siklus Estrus pada
Mencit
HASIL & PEMBAHASAN
Kegiatan 1. Tes Kehamilan dengan
Metode Gali Mainini
Perlakuan Hasil
Tes Urine
Negatif (Katak
tidak mengeluarkan
urin)
Prinsip Tes Kehamilan dengan
Metode Gali Mainini ini adalah mencari
sperma yang keluar karena dirangsang oleh
hormon hCG. Gambaran cara kerjanya adalah
seekor katak jantan dari jenis Bufo
Vulgaris disuntik dengan urin wanita yang
diduga hamil muda kemudian didiamkan
selama 30 menit. Urin yang mengandung
hCG akan merangsang sperma katak jantan
keluar dari bagian kloaka-nya. Dengan
menggunakan mikroskop dapat dilihat
adakah katak yang disuntik tersebut
mengeluarkan sperma atau tidak. Jika
terdapat sperma maka kesimpulannya urin
mengandung hCG dan wanita tersebut
dinyatakan hamil begitupun sebaliknya.
hCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) adalah suatu glikoprotein
yang mengandung galaktosa dan heksos
amin. Molekul ini dihasilkan oleh
sinsitiotrofoblas. Seperti hormon-hormon
glikoprotein hipofisis, hCG terbentuk dari
subunit dan . hCG- identik dengan
subunit pada LH, FSH, dan TSH. Berat
molekul Hcg- adalah 18.000 dan hCG-
adalah 28.000. hCG terutama bersifat
luteinizing dan luteotropik serta meiliki
sedikit aktivitas FSH. Hormon ini dapat
diukur dengan radioimunoesai dan dideteksi
dalam darah sedini 6 hari setelah konsepsi.
Keberadaannya dalam urin pada awal
kehamilan adalah dasar bagi berbagai uji
laboratorium untuk kehamilan, dan hormon
ini kadang kadang dapat terdeteksi sedini
14 hari setelah konsepsi. Tampaknya Hcg
bekerja pada reseptor yang sama seperti LH.
Pada Bufo sp. Jantan LH dan hCG
memberitahu testis untuk memproduksi
hormon testosterone yang merangsang
pelepasan spermatozoa. Jumlah kadar hCG
yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda
tergantung pada usia kehamilan. Produksi
hCG akan meningkat hingga sekitar hari ke
Sediakan
garam
fisiologis
(larutan NaCl
0,7%)
Ambil
cotton bud
lalu teteskan
dengan
garam
fisiologis.
Oleskan pada
vagina mencit
sampai mencit
mengeluarkan
cairan vagina.
Letakkan
cairan vagina
tersebut di
gelas objek.
Warnai
dengan
larutan Turk.
Kemudian
tutup dengan
cover glass.
Amati dibawah
mikroskop.
Kemudian
tentukan fase
siklus estrus
mencit yang
diamati.
70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.
Kadar hCG yang ideal adalah tidak terlalu
rendah, maupun tidak terlalu tinggi.
Pada hasil praktikum ini, Bufo sp.
Tidak mengeluarkan urin hal ini mungkin
dikarenakan urin yang digunakan diambil
dari wanita hamil yang usia kehamilannya
diatas 3 bulan, atau karena urin yang diambil
bukanlah urin segar yaitu urin pertama di pagi
hari sehingga hCG tidak terdeteksi.
Kegiatan 2. Tes Kehamilan dengan Test
Pack
Perlakuan Hasil
Test Pack
Negatif
(ditemukan satu
garis)
Test pack adalah alat untuk
mengetahui kehamilan dengan mendeteksi
kandungan hormon kehamilan human
chorionic gonadotropin (hCG) yang
terdapat dalam urine (air seni) atau darah
yang diproduksi oleh sel telur setelah
dibuahi dan menempel pada dinding rahim.
Setelah terjadinya proses pembuahan sel
telur oleh sperma dan anda hamil, maka sel
telur akan memproduksi hCG dengan pesat
dengan produksi dua kali lipat tiap hari.
Hormon ini yang akan dibaca oleh test pack
sekitar seminggu setelah pembuahan.
Keakuratan test pack diperkirakan 97%
namun dalam kenyataannya jika anda
mengikuti petunjuk atau menggunakannya
dengan benar maka akurasi test pack dapat
meningkat hingga 99%-100%.
Hormone gonadotropin chronik
(hCG) merupakan hormone glikoprotein
yang unik untuk plasenta yang sedang
tumbuh. (Sacher, 2004). hCG adalah
hormon protein yang memiliki subunit
alpha yang sama dengan yang terdapat pada
FSH,LH dan TSH. hCG diproduksi oleh
sinsitiotrofoblas dan dapat dideteksi dalam
serum ibu 8 9 hari pasca ovulasi. Hormon
ini yang menjadi dasar bagi semua tes
kehamilan standar.
Test pack di celupkan kedalam
urin ibu hamil trimester
pertama.
Hasil test pack menunjukan
hanya ada satu garis
berwarna merah .
Kadar hCG berlipat ganda setiap 48
jam dalam beberapa minggu pertama
kehamilan dan mencapai kadar puncak
sebesar 80.000 100.000 mIU / mL pada
usia kehamilan 8 10 minggu. Setelah itu,
kadar hCG menurun menjadi 10.000
20.000 mIU /mL dan menetap pada nilai
tersebut sampai aterm. Fungsi utama hCG
adalah untuk mempertahankan produksi
progesteron corpus luteum sampai plasenta
dapat mengambil alih peran produksi
progesteron pada usia gestasi sekitar 6 8
minggu. Progesteron diperlukan untuk
keberhasilan proses kehamilan awal.
Hasil yang di dapatkan dalam
praktikum tes kehamilan dengan
menggunakan Test Pack adalah negative.
Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
Tes kehamilan dilakukan terlalu
dini. Produksi hormon hCG pada
tiap orang memang berbeda-beda,
namun sesaat setelah pembuahan
berhasil hCG belum langsung
diproduksi. hCG diproduksi pada
saat setelah berhasil menempel pada
rahim yang biasanya terdeteksi 6
hingga 9 hari setelah ovulasi.
Sensifitas alat tespek. Alat tespek
punya sensitifitas masing-masing,
keakuratan dan sensitifnya alat ini
menjadi pembeda dalam kejelasan
garis. Jika tespek sensitif garis lebih
tegas dan jika kurang sensitif garis
menjadi samar. Namun tetap saja
jelas atau samar alat telah
mendeteksi adanya hormon hCG,
dan anda dideteksi sedang hamil.
Urine terlalu encer. Kekentalan
urine bisa menunjukan hasil yang
lebih tegas karena kadar hCG lebih
tinggi. Terlalu banyak minum air
membuat urine encer, sebaiknya
kurangi minum sebelum melakukan
tes. Sebaiknya gunakan urine
ditengah dengan cara keluarkan
sedikit dahulu lalu ditampung.
Urine pada saat bangun tidur juga
bagus karena lebih kental setelah
terdiam selama satu malam.
Kegiatan 3. Pengamatan Siklus
Estrus pada Mencit
No
Sel
Mukosa
V
Mencit 1 Mencit 2 Mencit
3
1 Epitel
Berinti
+ - +
2 Leukosit +++ + ++
3 Epitel
Squamosa
++ +++ +++
Status Metestrus Proestrus Diestrus
Keterangan :
(+) : Sedikit
(++) : Sedang
(+++) : Banyak
(-) : Negatif
Praktikum ini mengamati fase-fase
birahi (estrus) pada hewan mamalia, mencit
salah satunya. Mencit yang digunakan
adalah mencit betina dewasa yang siap
kawin. Pada mencit memiliki beberapa fase
estrus yaitu fase proestrus, estrus, metestrus
dan diestrus.
Menurut Adnan (2010), siklus estrus adalah
siklus reproduksi yang berlangsung pada
hewan betina dewasa :
1. Fase proestrus, yaitu fase yang
ditandai dengan adanya sel-sel
epitel berinti berbentuk bulat dan
leukosit tidak ada atau sangat
sedikit.
2. Fase estrus, yaitu fase yang ditandai
dengan adanya sel-sel epiter dengan
inti yang banyak.
3. Fase metetrus, yaitu fase yang
ditandai dengan adanya sel-sel
epitel berinti menanduk dan
leukosit yang banyak.
4. Fase diestrus, yaitu fase yang
ditandai dengan adanya sel-sel
epitel berinti dalam jumlah yang
sangat sedikit dan leukosit dalam
jumlah yang sangat banyak.
Fungsi perlakuan membasahi cutton
bud dengan NaCl 0,7% bertujuan agar saat
cutton bud dioleskan di vagina mencit tidak
merusak jaringan. Karena larutan NaCl
0,7% merupakan larutan fisiologis yang
terdapat pada tubuh mamalia termaksud
mencit dan pHnya juga sudah disesuaikan
dengan kondisi tubuh, fungsi perlakuan
mengusapkan cotton bud ke vagina mencit
dengan cara memutar bertujuan agar
sampel yang terambil menghasilakan data
pengamatan yang valid karena semua
bagian pada lingkar lubang vagina telah
terambil sampelnya, selanjutnya fungsi dari
mengoleskan cotton bud ke gelas obyek
adalah untuk memper mudah pengamatan
di mikroskop, selanjutnya menetesi kaca
objek yang telah berisi apusan vagina
tersebut dengan larutan Turk. Perlakuan
selanjutnya adalah mengamati preparat
tersebut di bawah mikroskop, bertujuan
untuk melihat bentuk sel dan komposisi sel
yang berada pada apusan vagina. Fungsi
dari menentukan gambaran sitologis dan
tahap siklus reproduksinya kemudian
menganalisis ciri-cirinya disesuaikan
dengan tahapan yang paling tepat.
Bertujuan untuk mengetahui tahapan siklus
estrus yang sedang terjadi pada mencit dan
perlakuan terakhir mencatat hasil
pengamatan pada lembar hasil pengamatan.
Pada praktikum kali ini mencit
pertama mengalami fase meterus yaitu
ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti
menanduk dan leukosit yang banyak, pada
mencit no.2 mengalami fase proestrus
yaitu, fase yang ditandai dengan adanya sel-
sel epitel berinti berbentuk bulat dan
leukosit tidak ada atau sangat sedikit, dan
pada mencit ketiga mengalami fase diestrus
yaitu terdapat epitel berinti dan banyak
leukosit.
Pada siklus estrus hormon yang
berperan adalah hormon estrogen, hormon
progesteron, hormon FSH, hormon LH,
hormon estrogen dan progesteron yang
dihasilkan ovarium sedangkan hormone
FSH (follicle stimulating hormone) dan LH
(luteinizing hormone) yang dihasilkan oleh
hipofisis anterior. Hormon estrogen
menyebabkan peningkatan mitosis.
Konsentrasi estrogen yang tinggi pada saat
estrus mengakibatkan penebalan dinding
vagina dan mengakibatkan sel-sel epitel
mengalami pertandukan dan terlepas dari
dinding epitel vagina. Sel-sel pertandukan
terlihat dominan pada hasil ulas vagina.
Hormon FSH merangsang pertumbuhan
folikel pada ovarium dan folikel yang
sedang tumbuh ini mensekresikan hormone
estrogen, dimana saat terjadinya lonjakan
dari hormone estrogen, hipofisis anterior
akan meningkatkan sekresi hormon LH
sehingga akan terjadi ovulasi. Setelah
ovulasi LH akan merangsang jaringan
folikel yang tertinggal di ovarium, untuk
membentuk korpus luteum yang akan
mensekresikan hormon progesteron.
Hormon progesteron ini akan
merangsang penebalan dinding endometri-
um untuk mempersiapkan kehamilan jika
terjadi pembuahan.
Siklus reproduksi adalah perubahan
siklis yang terjadi pada sistem reproduksi
hewan betina dewasa yang tidak hamil,
yang memperlihatkan hubungan antara satu
dengan yang lainnya. Pada fase estrus
hipotalamus menstimulasi untuk
melepaskan Gonadotroptin-Releshing
Hormone (GRH). Dari satu estrus ke estrus
berikutnya disebut satu siklus estrus.
Panjang siklus estrus pada tikus mencit 4-5
hari. Fase diestrus merupakan periode
persiapan yang ditandai dengan pemacuan
folikel dari FSH sehingga folikel tumbuh
dengan cepat. Proestrus berlangsung
selama 2-3 hari. Fase proestrus ditandai
dengan sel epitel yang berbentuk oval,
berwarna biru dengan inti sel berwarna
merah muda pada hasil apus vagina. Fase
estrus adalah masa keinginan kawin yang
ditandai dengan keadaan tikus tidak tenang,
keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini
pertumbuhan folikel meningkat dengan
cepat, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-
sel epitelnya mengalami akhir
peekembangan dengan cepat. Fase
metestrus ditandai dengan terhentinya
birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya
folikel, rongga folikel berangsur-angsur
mengecil, dan pengeluaran lendir terhenti.
Pada fase estrus, terlihat pengaruh
eksterogen dan karakteristikan oleh sel
kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya
leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan
kornifikasi tampak invasi leukosit. Fase
metestrus, selama fase ini dimana sinyal
stimulasi ekstrogen turun.
KESIMPULAN
hCG terbentuk dari subunit dan .
hCG- identik dengan subunit pada LH,
FSH, dan TSH. Sehingga hCG berfungsi
sebagai LH pada tubuh katak jantan
sehingga merangsang pelepasan
spermatozoa. Adanya spermatozoa pada
urin katak menandakan wanita pemilik urin
tersebut sedang hamil.
Hasil yang di dapatkan dalam
praktikum tes kehamilan dengan
menggunakan Test Pack adalah negative.
Hal ini dapat terjadi akibat beberapa faktor
yaitu tes kehamilan dilakukan terlalu dini,
sensifitas alat tespek dan urine terlalu encer.
Mencit memiliki siklus estrus yang
mempunyai 4 fase yaitu: Proestrus, Estrus,
Metestrus, dan Diestrus. Pada praktikum
kali ini mencit betina pertama mengalami
fase metestrus, pada mencit kedua fase
proestrus sedangkan pada mencit ke tiga
fase diestrus.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2010. Perkembangan Hewan.
Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
Unm.
Anonymous. 2013. Waktu Terbaik Tes
Kehamilan. Diakses melalui :
http://www.parenting.co.id/articl
e/hamil/waktu.terbaik.tes.kehamila
n/001/001/230. Pada tanggal 9 Mei
2015, pukul 17.30 WIB.
Anonymous. 2013. Penyebab Testpack
Samar. Diakses melalui :
http://ibuhamil.com/diskusi-
umum/31767-penyebab-testpack-
samar.html. Pada tanggal 9 Mei
2015, pukul 18.30 WIB.
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G.
Mitchell.(2004). Biology. Jil.3.
Jakarta : Erlangga.
Ganong, William F. 2003. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.
Jakarta: EGC.
Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004).
Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Hill, Mark. 2006. Estrous Cycle. The
university of new south wales.
Sidney. Diakses melalui :
http://www.lpp.uns.ac.id/web/moo
dle/moodledata/125/3Oogenesis.pd
f. Tanggal akses 9 Mei 2015 pada
pukul 20.02 WIB.
Taw. 2008. Oviduct and Uterus Histology.
(Online)
Pertanyaan :
Jelaskan pengaturan hormon reproduksi
dari hipotalamus hipofisis gonad pada
mencit betina !
Gambar skema pengaturan hormon reproduksi dari poros
hipotalamus hipofisis gonad.
Sumber hormon reproduksi :
Hipothalamus
GnRH; TRH; PIH; Oksitosin
Hipofisis Anterior
FSH; LH; PRL
Gonad
E2; P4; T4; Relaksin; Inhibin
Uterus
Relaksin; PGF
Plasenta
hCG; PMSG; PL; Protein B
Hipotalamus menempati posisi
kunci dalam pengendalian sekresi
gonadotropin. Hipotalamus mensekresikan
GnRH ke dalam pembuluh hipofisis portal.
GnRH merangsang sekresi FSH serta LH
dari hipofisis. FSH dari hipofisis
bertanggung jawab terhadap pematangan
awal folikel ovarium, dan FSH serta LH
bersama sama bertanggung jawab
terhadap pematangan akhir. Letupan
sekresi LH berperan menyebabkan ovulasi
dan pembentukan awal korpus luteum. Juga
terdapat letupan-letupan sekresi FSH yang
lebih kecil pada pertengahan siklus, yang
kemaknaannya masih belum diketahui. LH
merangsang sekresi estrogen dan
progesteron dari korpus luteum.
Frekuensi sekresi GnRH
ditingkatkan oleh estrogen dan diturunkan
oleh progesteron dan testosteron. Frekuensi
meningkat pada fase folikular lanjut siklus
menstruasi, yang berakhir dengan letupan
sekresi LH. Selama fase sekretorik,
frekuensi menurun akibat efek progesteron,
tetapi sewaktu sekresi estrogen dan
progesteron menurun pada akhir siklus,
frekuensi kembali meningkat.
Selama bagian awal fase folikular,
inhibin B rendah dan FSH meningkat
sedang, yang mendorong pertumbuhan
folikel. Sekresi LH tertahan oleh efek
umpan-balik negatif peningkatan kadar
estrogen plasma. Pada 36-48 jam sebelum
ovulasi, efek umpan-balik estrogen menjadi
positif, dan hal ini mencetuskan letupan
sekresi LH (LH surge) yang menimbulkan
ovulasi. Ovulasi berlangsung sekitar 9 jam
setelah puncak LH. Sekresi FSH juga
memuncak, walupun terjadi peningkatan
ringan inhibin, mungkin karena rangsangan
kuat gonadotrop oleh GnRH. Selama fase
luteal, sekresi LH dan FSH rendah karena
peningkatan kadar estrogen, progesteron,
dan inhibin.
Kadar estrogen dalam darah yang
sedang dan konstan menimbulkan efek
umpan balik negatif pada sekresi LH,
sedangkan selama siklus, peningkatan
kadar estrogen menimbulkan efek umpan
balik positif dan merangsang sekresi LH.
Kucing, kelinci, mink (semacam
cerpelai, dan hewan betina lain memiliki
masa esterus yang panjang, yaitu mereka
berovulasi hanya setelah kopulasi. Ovulasi
refleks semacam ini terjadi akibat impuls-
impuls aferen dari genitalia dan mata,
telinga, serta hidung yang menyatu di
hipotalamus ventral dan mencetuskan
pelepasan LH dari hipofisis yang
mencetuskan ovulasi. Pada spesies seperti
tikus, monyet, dan manusia, ovulasi adalah
suatu fenomena peeriodik spontan, tetapi
mekanisme saraf juga berperan. Pada tikus,
ovulasi dapat ditunda 24 jam dengan
memberikan pentobarbital atau obat-obat
aktif-neural lain 12 jam sebelum perkiraan
saat ruptur folikel.
Lampiran
Mencit 1
Mencit 3
Epitel Squamosa
Epitel Berinti
Leukosit
Genital
Opening
Annus
Epitel squamosa
Epitel Berinti
Leukosit