14
FISIOLOGI REPRODUKSI Detya Indrawan (3415133046), Merlis Nurlyta (3415133050), Rumi Subekti (3415133072), Tiara Arisenda K. (3415133073), Zamita Amalia (3415131026) 1 1 Mahasiswa Pendidikan Biologi Reguler 2013 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta ABSTRACT Reproductive physiology is a study that closely associated with reproductive hormones that play an important role in the reproductive cycle. The purpose of this study was to determine the working principle of the test pack, a urine test and the reproductive cycle of mice in each phase. Research was conducted on Friday, May 8th, 2015 at the Laboratory of Physiology Faculty UNJ. The first treatment pack test to determine the working principle using the urine of women 1 or 2 months. While Galli Mainini test aims to determine the shape sperm that issued by frog, when injected the urine of pregnant women. Furthermore, to determine the reproductive cycle in mice, by providing mice then put a little saline into the vagina of mice which will be observed and then take the vaginal fluid of mice by using a swab bud that is twisted around in her vagina. Vaginal discharge which has been obtained for reviews on glass objects and stained with a solution of turk and then observed under a microscope to determine the phase of the cycle of mice were observed. The result of the three treatments was obtained negative results on the test pack with one line appears, the test Galli Mainini obtained a negative result is obtained because no sperm, while in mice experiencing estrus phase characterized by the absence of leukocytes in the vaginal fluid, while the mice are undergoing phase proestrus is characterized by the presence of leukocytes also contained nucleated epithelial cells and squamous cells. Keywords: Test Pack, Urine Test, Estrus cycle PENDAHULUAN Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia dan mamalia lainnya untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dan mamalia lain dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang

Fisiologi Reproduksi Kel.6FISIOLOGI REPRODUKSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FISIOLOGI REPRODUKSI

Citation preview

  • FISIOLOGI REPRODUKSI

    Detya Indrawan (3415133046), Merlis Nurlyta (3415133050), Rumi Subekti (3415133072),

    Tiara Arisenda K. (3415133073), Zamita Amalia (3415131026)1

    1 Mahasiswa Pendidikan Biologi Reguler 2013 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam Universitas Negeri Jakarta

    ABSTRACT

    Reproductive physiology is a study that closely associated with reproductive hormones

    that play an important role in the reproductive cycle. The purpose of this study was to

    determine the working principle of the test pack, a urine test and the reproductive cycle of mice

    in each phase. Research was conducted on Friday, May 8th, 2015 at the Laboratory of

    Physiology Faculty UNJ. The first treatment pack test to determine the working principle using

    the urine of women 1 or 2 months. While Galli Mainini test aims to determine the shape sperm

    that issued by frog, when injected the urine of pregnant women. Furthermore, to determine the

    reproductive cycle in mice, by providing mice then put a little saline into the vagina of mice

    which will be observed and then take the vaginal fluid of mice by using a swab bud that is

    twisted around in her vagina. Vaginal discharge which has been obtained for reviews on glass

    objects and stained with a solution of turk and then observed under a microscope to determine

    the phase of the cycle of mice were observed. The result of the three treatments was obtained

    negative results on the test pack with one line appears, the test Galli Mainini obtained a

    negative result is obtained because no sperm, while in mice experiencing estrus phase

    characterized by the absence of leukocytes in the vaginal fluid, while the mice are undergoing

    phase proestrus is characterized by the presence of leukocytes also contained nucleated

    epithelial cells and squamous cells.

    Keywords: Test Pack, Urine Test, Estrus cycle

    PENDAHULUAN

    Reproduksi adalah kemampuan

    makhluk hidup untuk menghasilkan

    keturunan yang baru. Tujuannya adalah

    untuk mempertahankan jenisnya dan

    melestarikan jenis agar tidak punah. Pada

    manusia dan mamalia lainnya untuk

    mengahasilkan keturunan yang baru

    diawali dengan peristiwa fertilisasi.

    Sehingga dengan demikian reproduksi pada

    manusia dan mamalia lain dilakukan

    dengan cara generatif atau seksual. Siklus

    reproduksi adalah perubahan siklus yang

  • terjadi pada sistem reproduksi (ovarium,

    oviduk, uterus dan vagina) hewan betina

    dewasa yang tidak hamil, yang

    memperlihatkan hubungan antara satu

    dengan yang lainnya. Siklus reproduksi

    pada mamalia primata disebut dengan

    siklus menstruasi, sedangkan siklus

    reproduksi pada non primata disebut

    dengan siklus estrus. Siklus estrus ditandai

    dengan adanya estrus (birahi). Pada saat

    estrus, hewan betin akan reseftif sebab di

    dalam ovarium sedang ovulasi dan

    uterusnya berada pada fase yang tepat

    untuk implantasi untuk fase berikutnya

    disebut dengan satu siklus estrus. Panjang

    siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5

    hari, pada babi, sapi dan kuda 21 hari dan

    pada marmut 15 hari. Pada mamalia

    khususnya pada manusia siklus reproduksi

    yang melibatkan berbagai organ yaitu

    uterus, ovarium, mame yang berlangsung

    dalam suatu waktu tertentu atau adanya

    sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan

    oleh adanya pengaturan/koordinasi yang

    disebut dengan hormon (hormon adalah zat

    kimia yang dihasilkan oleh kelenjar

    endokrin yang langsung dialirkan ke dalam

    peredaran darah dan mempengaruhi organ

    target).

    Pada manusia, seorang wanita yang

    memasuki masa kehamilan akan

    memproduksi suatu hormon yang disebut

    HCG (Human Chorionic Gonadotropin).

    HCG (Human Chorionic

    Gonadotrophin) adalah hormon peptida

    yang diproduksi pada masa kehamilan,

    yang dibuat oleh embrio segera setelah

    pembuahan dan selanjutnya oleh

    syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta).

    Hormon tersebut terdapat dalam darah dan

    urin (Sherwood, L. 2004). HCG mengatur

    untuk mencegah perpecahan dari corpus

    luteum pada ovarium dan juga

    mempertahankan produksi progesteron

    yang penting pada kehamilan pada

    manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi

    tambahan, sebagai contoh diperkirakan

    HCG mempengaruhi toleransi imunitas

    pada kehamilan. HCG merupakan hormon

    yang bersifat luteotrofik pada beberapa

    spesies , termasuk manusia. HCG disekresi

    oleh plasenta, tidak seperti PMSG yang

    disekresi oleh endometrium uterus

    (Ganong, W.F.2003).

    Hormon kehamilan ini hanya

    ditemukan pada tubuh seorang wanita

    hamil yang dibuat oleh embrio segera

    setelah pembuahan dan karena

    pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon

    kehamilan yang dihasilkan oleh villi

    choriales ini berdampak pada

    meningkatnya produksi progesteron oleh

    indung telur sehingga menekan menstruasi

    dan menjaga kehamilan. Produksi HCG

    akan meningkat hingga sekitar hari ke 70

    dan akan menurun selama sisa kehamilan.

    Hormon kehamilan HCG mungkin

    mempunyai fungsi tambahan, sebagai

  • contoh diperkirakan HCG mempengaruhi

    toleransi imunitas pada kehamilan Tetapi

    adakalanya kadar hormon ini masih di atas

    normal sampai 4 minggu setelah persalinan

    atau keguguran. Kadar HCG yang tinggi

    dalam darah menyebabkan mual-muntah

    (morning sickness).

    Human Chorionic Gonadatrophin

    (HCG) adalah hormon yang bekerja mirip

    LH (luteinising hormone) yang secara

    normal diproduksi oleh kelenjar pituitari.

    Pada anak laki-laki LH dan juga HCG

    memberitahu testis untuk memproduksi

    hormon sex laki-laki (testosterone). Pada

    anak perempuan, HCG memberitahu

    ovarium untuk memproduksi progesteron

    tetapi hal ini terjadi hanya pada masa

    kehamilan. sehingga HCG lebih bemanfaat

    bagi anak laki-laki dibanding anak

    perempuan

    Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah

    atau berbeda-beda tergantung pada usia

    kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah

    tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu

    tinggi. Jumlah hormon HCG tidak

    ditentukan oleh umur si ibu, jadi yang

    benar-benar mempengaruhi jumlah kadar

    HCG adalah usia kehamilan. Kadar beta

    HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5

    minggu yakni sekitar 22 IU/ml. Bila kadar

    HCG-nya rendah bisa keguguran.

    Sedangkan kalau kadar HCG-nya terlalu

    tinggi harus dicurigai karena bisa

    menyebabkan hamil anggur atau bisa juga

    menyebabkan kanker kariokarsinoma.

    Dalam setiap test pack telah

    ditanamkan suatu antigen yang spesifik

    terhadap HCG ini. Jika didalam urin

    terdapat HCG maka akan terbentuk ikatan

    antara keduanya yang bisa dilihat dengan

    terbentuknya perubahan warna. Perubahan

    warna ini terlihat dengan sebuah garis

    didaerah yang terlewati aliran urin.

    Sedangkan satu garis lain disebut kontrol

    untuk memastikan kerja test pack tersebut

    baik. Sehingga hasil negatif ditunjukkan

    dengan terbentuknya satu garis sedangkan

    hasil positif ditunjukkan dengan

    terbentuknya dua garis.

    Fase dan Siklus Estrus

    Pada fase estrus yang dalam bahasa

    latin disebut oestrus yang berarti kegilaan

    atau gairah, hipotalamus terstimulasi

    untuk melepaskan gonadotropin-releasing

    hormone (GRH). Estrogen menyebabkan

    pola perilaku kawin pada mencit,

    gonadotropin menstimulasi pertumbuhan

    folikel yang dipengaruhi follicle

    stimulating hormone (FSH) sehingga

    terjadi ovulasi. Kandungan FSH ini lebih

    rendah jika dibandingkan dengan

    kandungan luteinizing hormone (LH) maka

    jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit

    akan mengalami kehamilan. Pada saat

    estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang

    dan lebih aktif, dengan kata lain mencit

  • berada dalam keadaan mencari perhatian

    kepada mencit jantan. Fase estrus

    merupakan periode ketika betina reseptif

    terhadap jantan dan akan melakukan

    perkawinan, mencit jantan akan mendekati

    mencit betina dan akan terjadi kopulasi.

    Mencit jantan melakukan semacam

    panggilan ultrasonik dengan jarak

    gelombang suara 30 kHz 110kHz yang

    dilakukan sesering mungkin selama masa

    pedekatan dengan mencit betina, sementara

    itu mencit betina menghasilkan semacam

    pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar

    preputial yang diekskresikan melalui urin.

    Pheromon ini berfungsi untuk menarik

    perhatian mencit jantan. Mencit dapat

    mendeteksi pheromon ini karena terdapat

    organ vomeronasal yang terdapat pada

    bagian dasar hidungnya. Pada tahap ini

    vagina pada mencit betinapun

    membengkak dan berwarna merah. Tahap

    estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu

    tahap estrus awal dimana folikel sudah

    matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti,

    dan ukuran uterus pada tahap ini adalah

    ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi

    selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir

    dimana terjadi ovulasi yang hanya

    berlangsung selama 18 jam. Pada dasarnya

    dua jenis siklus yang berbeda ditemukan

    pada mamalia betina. Manusia dan banyak

    primata lain mampunyai siklus menstrtuasi

    (menstrual cycle), sementara mamalia lain

    mempunya siklus estrus (estrous cycle).

    Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada

    suatu waktu dalam siklus ini setelah

    endometrium mulai menebal dan teraliri

    banyak darah, karena menyiapkan uterus

    untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu

    perbedaan antara kedua siklus itu

    melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika

    kehamilan tidak terjadi. Pada siklus

    mnestruasi endometrium akan meluruh dari

    uterus melalui serviks dan vagina dalam

    pendarahan yang disebut sebagai

    menstruasi. Pada siklus estrus endometrium

    diserap kembali oleh uterus, dan tidak

    terjadi pendarahan yang banyak (Campbell,

    2004).

    Siklus estrus dapat dibagi dalam

    beberapa tahap yaitu tahap diestrus,

    proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-

    tahap siklus dapat ditentukan dengan

    melihat gambaran sitologi apusan vagina.

    Pada saat estrus, vagina memperlihatkan

    sel-sel epitel yang menanduk. Pada saat

    estrus, vulva hewan betina biasanya merah

    dan bengkak. Adanya sumbat vagina

    setelah penyatuan menandakan bahjwa

    kopulasi telah berlangsung, dan hari itu

    ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke

    nol. Pada fase estrus, terlihat pengaruh

    estrogen dan dikarakteristikkan oleh sel

    kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya

    leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan

    kornifikasi tampak sloughed off dan invasi

    leukosit terjadi. Selama diestrus, leukosit

    tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa

  • leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel

    epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi

    dengan pengaruh hormon gonadotropin dan

    sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang

    besar. Fase metestrus, selama fase ini

    dimana sinyal stimulasi estrogen turun.

    Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan

    menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas

    dan mungkin berakhir 1-5 hari. Beberapa

    hewan mengeluarkan akibat penurunan

    tingkatan estrogen. Pada fase metestrus

    dimana uterus dipengaruhi oleh

    progesteron dan menjadi sikretori. Tipe

    fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir

    1-5 hari.Fase diestrus dikarakteristikkan

    oleh aktivitas corpus luteum dimana dalam

    memproduksi progesteron (Hill, 2006).

    Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

    estrus adalah histologi dan fungsi

    hipotalamus serta hipofisis dalam kaitannya

    dengan proses reproduksi, terjadinya

    pubertas pada hewan betina termasuk

    faktor-faktor yang mempengaruhi siklus

    estrus serta proses pembentukan sel

    kelamin (gametogenesis). Selain itu

    terdapat faktor-faktor lain yang lebih

    berpengaruh yaitu hormon (Taw, 2008).

    METODE PRAKTIKUM

    Waktu & Tempat

    Praktikum ini dilaksanakan di

    Laboratorium Fisiologi Fakultas UNJ pada

    tanggal 8 Mei 2015

    Alat dan Bahan

    Test Pack, urin wanita hamil 1-2 bulan yang

    masih segar 5 ml, 3 ekor mencit betina,

    cotton bud, Larutan garam fisiologis, Objek

    glass, cover glass, larutan Turk, Mikroskop.

    Cara Kerja

    Kegiatan 1. Tes Kehamilan dengan

    Metode Gali Mainini

    Kegiatan 2. Tes Kehamilan dengan Test

    Pack

    Celupkan test pack ke

    dalam urin wanita hamil Amati test pack setelah 3 menit.

    Ada berapa tanda strip (-) dan

    bagaimana posisinya.

    Urine wanita

    hamil 1-2 bulan

    dimasukkan ke

    dalam botol

    warna gelap

    (coklat)

    Ambil 5 cc urine

    dan encerkan

    dengan aquades

    (perbandingan

    1:1)

    Hasil

    pengenceran

    dimasukkan ke

    dalam tabung

    reaksi kemudian

    di sentrifuge

    selama 5 menit.

    Tambahkan 10-

    20 tetes garam

    fisiologis (NaCl

    0,7%)

    Filtrat diambil

    dan siap

    disuntikkan

    Bufo sp. Jantan

    dewasa disuntik

    2 cc filtrat urin

    wanita hamil

    pada saccus

    lymphaticus

    dorsalis.

    Urin Bufo sp.

    Tersebut

    ditampung dan

    diambil sedikit

    dengan pipet dan

    amati dibawah

    mikroskop.

    Jika katak lama

    tidak buang urin

    dapat dirangsang

    dengan cara

    menggelitik di

    bagian perutnya.

    Tunggu 1-3 jam

    sampai katak

    mengeluarkan

    urin.

  • Kegiatan 3. Pengamatan Siklus Estrus pada

    Mencit

    HASIL & PEMBAHASAN

    Kegiatan 1. Tes Kehamilan dengan

    Metode Gali Mainini

    Perlakuan Hasil

    Tes Urine

    Negatif (Katak

    tidak mengeluarkan

    urin)

    Prinsip Tes Kehamilan dengan

    Metode Gali Mainini ini adalah mencari

    sperma yang keluar karena dirangsang oleh

    hormon hCG. Gambaran cara kerjanya adalah

    seekor katak jantan dari jenis Bufo

    Vulgaris disuntik dengan urin wanita yang

    diduga hamil muda kemudian didiamkan

    selama 30 menit. Urin yang mengandung

    hCG akan merangsang sperma katak jantan

    keluar dari bagian kloaka-nya. Dengan

    menggunakan mikroskop dapat dilihat

    adakah katak yang disuntik tersebut

    mengeluarkan sperma atau tidak. Jika

    terdapat sperma maka kesimpulannya urin

    mengandung hCG dan wanita tersebut

    dinyatakan hamil begitupun sebaliknya.

    hCG (Human Chorionic

    Gonadotrophin) adalah suatu glikoprotein

    yang mengandung galaktosa dan heksos

    amin. Molekul ini dihasilkan oleh

    sinsitiotrofoblas. Seperti hormon-hormon

    glikoprotein hipofisis, hCG terbentuk dari

    subunit dan . hCG- identik dengan

    subunit pada LH, FSH, dan TSH. Berat

    molekul Hcg- adalah 18.000 dan hCG-

    adalah 28.000. hCG terutama bersifat

    luteinizing dan luteotropik serta meiliki

    sedikit aktivitas FSH. Hormon ini dapat

    diukur dengan radioimunoesai dan dideteksi

    dalam darah sedini 6 hari setelah konsepsi.

    Keberadaannya dalam urin pada awal

    kehamilan adalah dasar bagi berbagai uji

    laboratorium untuk kehamilan, dan hormon

    ini kadang kadang dapat terdeteksi sedini

    14 hari setelah konsepsi. Tampaknya Hcg

    bekerja pada reseptor yang sama seperti LH.

    Pada Bufo sp. Jantan LH dan hCG

    memberitahu testis untuk memproduksi

    hormon testosterone yang merangsang

    pelepasan spermatozoa. Jumlah kadar hCG

    yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda

    tergantung pada usia kehamilan. Produksi

    hCG akan meningkat hingga sekitar hari ke

    Sediakan

    garam

    fisiologis

    (larutan NaCl

    0,7%)

    Ambil

    cotton bud

    lalu teteskan

    dengan

    garam

    fisiologis.

    Oleskan pada

    vagina mencit

    sampai mencit

    mengeluarkan

    cairan vagina.

    Letakkan

    cairan vagina

    tersebut di

    gelas objek.

    Warnai

    dengan

    larutan Turk.

    Kemudian

    tutup dengan

    cover glass.

    Amati dibawah

    mikroskop.

    Kemudian

    tentukan fase

    siklus estrus

    mencit yang

    diamati.

  • 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan.

    Kadar hCG yang ideal adalah tidak terlalu

    rendah, maupun tidak terlalu tinggi.

    Pada hasil praktikum ini, Bufo sp.

    Tidak mengeluarkan urin hal ini mungkin

    dikarenakan urin yang digunakan diambil

    dari wanita hamil yang usia kehamilannya

    diatas 3 bulan, atau karena urin yang diambil

    bukanlah urin segar yaitu urin pertama di pagi

    hari sehingga hCG tidak terdeteksi.

    Kegiatan 2. Tes Kehamilan dengan Test

    Pack

    Perlakuan Hasil

    Test Pack

    Negatif

    (ditemukan satu

    garis)

    Test pack adalah alat untuk

    mengetahui kehamilan dengan mendeteksi

    kandungan hormon kehamilan human

    chorionic gonadotropin (hCG) yang

    terdapat dalam urine (air seni) atau darah

    yang diproduksi oleh sel telur setelah

    dibuahi dan menempel pada dinding rahim.

    Setelah terjadinya proses pembuahan sel

    telur oleh sperma dan anda hamil, maka sel

    telur akan memproduksi hCG dengan pesat

    dengan produksi dua kali lipat tiap hari.

    Hormon ini yang akan dibaca oleh test pack

    sekitar seminggu setelah pembuahan.

    Keakuratan test pack diperkirakan 97%

    namun dalam kenyataannya jika anda

    mengikuti petunjuk atau menggunakannya

    dengan benar maka akurasi test pack dapat

    meningkat hingga 99%-100%.

    Hormone gonadotropin chronik

    (hCG) merupakan hormone glikoprotein

    yang unik untuk plasenta yang sedang

    tumbuh. (Sacher, 2004). hCG adalah

    hormon protein yang memiliki subunit

    alpha yang sama dengan yang terdapat pada

    FSH,LH dan TSH. hCG diproduksi oleh

    sinsitiotrofoblas dan dapat dideteksi dalam

    serum ibu 8 9 hari pasca ovulasi. Hormon

    ini yang menjadi dasar bagi semua tes

    kehamilan standar.

    Test pack di celupkan kedalam

    urin ibu hamil trimester

    pertama.

    Hasil test pack menunjukan

    hanya ada satu garis

    berwarna merah .

  • Kadar hCG berlipat ganda setiap 48

    jam dalam beberapa minggu pertama

    kehamilan dan mencapai kadar puncak

    sebesar 80.000 100.000 mIU / mL pada

    usia kehamilan 8 10 minggu. Setelah itu,

    kadar hCG menurun menjadi 10.000

    20.000 mIU /mL dan menetap pada nilai

    tersebut sampai aterm. Fungsi utama hCG

    adalah untuk mempertahankan produksi

    progesteron corpus luteum sampai plasenta

    dapat mengambil alih peran produksi

    progesteron pada usia gestasi sekitar 6 8

    minggu. Progesteron diperlukan untuk

    keberhasilan proses kehamilan awal.

    Hasil yang di dapatkan dalam

    praktikum tes kehamilan dengan

    menggunakan Test Pack adalah negative.

    Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa

    faktor sebagai berikut:

    Tes kehamilan dilakukan terlalu

    dini. Produksi hormon hCG pada

    tiap orang memang berbeda-beda,

    namun sesaat setelah pembuahan

    berhasil hCG belum langsung

    diproduksi. hCG diproduksi pada

    saat setelah berhasil menempel pada

    rahim yang biasanya terdeteksi 6

    hingga 9 hari setelah ovulasi.

    Sensifitas alat tespek. Alat tespek

    punya sensitifitas masing-masing,

    keakuratan dan sensitifnya alat ini

    menjadi pembeda dalam kejelasan

    garis. Jika tespek sensitif garis lebih

    tegas dan jika kurang sensitif garis

    menjadi samar. Namun tetap saja

    jelas atau samar alat telah

    mendeteksi adanya hormon hCG,

    dan anda dideteksi sedang hamil.

    Urine terlalu encer. Kekentalan

    urine bisa menunjukan hasil yang

    lebih tegas karena kadar hCG lebih

    tinggi. Terlalu banyak minum air

    membuat urine encer, sebaiknya

    kurangi minum sebelum melakukan

    tes. Sebaiknya gunakan urine

    ditengah dengan cara keluarkan

    sedikit dahulu lalu ditampung.

    Urine pada saat bangun tidur juga

    bagus karena lebih kental setelah

    terdiam selama satu malam.

    Kegiatan 3. Pengamatan Siklus

    Estrus pada Mencit

    No

    Sel

    Mukosa

    V

    Mencit 1 Mencit 2 Mencit

    3

    1 Epitel

    Berinti

    + - +

    2 Leukosit +++ + ++

    3 Epitel

    Squamosa

    ++ +++ +++

    Status Metestrus Proestrus Diestrus

    Keterangan :

    (+) : Sedikit

    (++) : Sedang

    (+++) : Banyak

    (-) : Negatif

    Praktikum ini mengamati fase-fase

    birahi (estrus) pada hewan mamalia, mencit

  • salah satunya. Mencit yang digunakan

    adalah mencit betina dewasa yang siap

    kawin. Pada mencit memiliki beberapa fase

    estrus yaitu fase proestrus, estrus, metestrus

    dan diestrus.

    Menurut Adnan (2010), siklus estrus adalah

    siklus reproduksi yang berlangsung pada

    hewan betina dewasa :

    1. Fase proestrus, yaitu fase yang

    ditandai dengan adanya sel-sel

    epitel berinti berbentuk bulat dan

    leukosit tidak ada atau sangat

    sedikit.

    2. Fase estrus, yaitu fase yang ditandai

    dengan adanya sel-sel epiter dengan

    inti yang banyak.

    3. Fase metetrus, yaitu fase yang

    ditandai dengan adanya sel-sel

    epitel berinti menanduk dan

    leukosit yang banyak.

    4. Fase diestrus, yaitu fase yang

    ditandai dengan adanya sel-sel

    epitel berinti dalam jumlah yang

    sangat sedikit dan leukosit dalam

    jumlah yang sangat banyak.

    Fungsi perlakuan membasahi cutton

    bud dengan NaCl 0,7% bertujuan agar saat

    cutton bud dioleskan di vagina mencit tidak

    merusak jaringan. Karena larutan NaCl

    0,7% merupakan larutan fisiologis yang

    terdapat pada tubuh mamalia termaksud

    mencit dan pHnya juga sudah disesuaikan

    dengan kondisi tubuh, fungsi perlakuan

    mengusapkan cotton bud ke vagina mencit

    dengan cara memutar bertujuan agar

    sampel yang terambil menghasilakan data

    pengamatan yang valid karena semua

    bagian pada lingkar lubang vagina telah

    terambil sampelnya, selanjutnya fungsi dari

    mengoleskan cotton bud ke gelas obyek

    adalah untuk memper mudah pengamatan

    di mikroskop, selanjutnya menetesi kaca

    objek yang telah berisi apusan vagina

    tersebut dengan larutan Turk. Perlakuan

    selanjutnya adalah mengamati preparat

    tersebut di bawah mikroskop, bertujuan

    untuk melihat bentuk sel dan komposisi sel

    yang berada pada apusan vagina. Fungsi

    dari menentukan gambaran sitologis dan

    tahap siklus reproduksinya kemudian

    menganalisis ciri-cirinya disesuaikan

    dengan tahapan yang paling tepat.

    Bertujuan untuk mengetahui tahapan siklus

    estrus yang sedang terjadi pada mencit dan

    perlakuan terakhir mencatat hasil

    pengamatan pada lembar hasil pengamatan.

    Pada praktikum kali ini mencit

    pertama mengalami fase meterus yaitu

    ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti

    menanduk dan leukosit yang banyak, pada

    mencit no.2 mengalami fase proestrus

    yaitu, fase yang ditandai dengan adanya sel-

    sel epitel berinti berbentuk bulat dan

    leukosit tidak ada atau sangat sedikit, dan

    pada mencit ketiga mengalami fase diestrus

  • yaitu terdapat epitel berinti dan banyak

    leukosit.

    Pada siklus estrus hormon yang

    berperan adalah hormon estrogen, hormon

    progesteron, hormon FSH, hormon LH,

    hormon estrogen dan progesteron yang

    dihasilkan ovarium sedangkan hormone

    FSH (follicle stimulating hormone) dan LH

    (luteinizing hormone) yang dihasilkan oleh

    hipofisis anterior. Hormon estrogen

    menyebabkan peningkatan mitosis.

    Konsentrasi estrogen yang tinggi pada saat

    estrus mengakibatkan penebalan dinding

    vagina dan mengakibatkan sel-sel epitel

    mengalami pertandukan dan terlepas dari

    dinding epitel vagina. Sel-sel pertandukan

    terlihat dominan pada hasil ulas vagina.

    Hormon FSH merangsang pertumbuhan

    folikel pada ovarium dan folikel yang

    sedang tumbuh ini mensekresikan hormone

    estrogen, dimana saat terjadinya lonjakan

    dari hormone estrogen, hipofisis anterior

    akan meningkatkan sekresi hormon LH

    sehingga akan terjadi ovulasi. Setelah

    ovulasi LH akan merangsang jaringan

    folikel yang tertinggal di ovarium, untuk

    membentuk korpus luteum yang akan

    mensekresikan hormon progesteron.

    Hormon progesteron ini akan

    merangsang penebalan dinding endometri-

    um untuk mempersiapkan kehamilan jika

    terjadi pembuahan.

    Siklus reproduksi adalah perubahan

    siklis yang terjadi pada sistem reproduksi

    hewan betina dewasa yang tidak hamil,

    yang memperlihatkan hubungan antara satu

    dengan yang lainnya. Pada fase estrus

    hipotalamus menstimulasi untuk

    melepaskan Gonadotroptin-Releshing

    Hormone (GRH). Dari satu estrus ke estrus

    berikutnya disebut satu siklus estrus.

    Panjang siklus estrus pada tikus mencit 4-5

    hari. Fase diestrus merupakan periode

    persiapan yang ditandai dengan pemacuan

    folikel dari FSH sehingga folikel tumbuh

    dengan cepat. Proestrus berlangsung

    selama 2-3 hari. Fase proestrus ditandai

    dengan sel epitel yang berbentuk oval,

    berwarna biru dengan inti sel berwarna

    merah muda pada hasil apus vagina. Fase

    estrus adalah masa keinginan kawin yang

    ditandai dengan keadaan tikus tidak tenang,

    keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini

    pertumbuhan folikel meningkat dengan

    cepat, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-

    sel epitelnya mengalami akhir

    peekembangan dengan cepat. Fase

    metestrus ditandai dengan terhentinya

    birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya

    folikel, rongga folikel berangsur-angsur

    mengecil, dan pengeluaran lendir terhenti.

    Pada fase estrus, terlihat pengaruh

    eksterogen dan karakteristikan oleh sel

    kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya

    leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan

    kornifikasi tampak invasi leukosit. Fase

  • metestrus, selama fase ini dimana sinyal

    stimulasi ekstrogen turun.

    KESIMPULAN

    hCG terbentuk dari subunit dan .

    hCG- identik dengan subunit pada LH,

    FSH, dan TSH. Sehingga hCG berfungsi

    sebagai LH pada tubuh katak jantan

    sehingga merangsang pelepasan

    spermatozoa. Adanya spermatozoa pada

    urin katak menandakan wanita pemilik urin

    tersebut sedang hamil.

    Hasil yang di dapatkan dalam

    praktikum tes kehamilan dengan

    menggunakan Test Pack adalah negative.

    Hal ini dapat terjadi akibat beberapa faktor

    yaitu tes kehamilan dilakukan terlalu dini,

    sensifitas alat tespek dan urine terlalu encer.

    Mencit memiliki siklus estrus yang

    mempunyai 4 fase yaitu: Proestrus, Estrus,

    Metestrus, dan Diestrus. Pada praktikum

    kali ini mencit betina pertama mengalami

    fase metestrus, pada mencit kedua fase

    proestrus sedangkan pada mencit ke tiga

    fase diestrus.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adnan. 2010. Perkembangan Hewan.

    Makassar: Jurusan Biologi FMIPA

    Unm.

    Anonymous. 2013. Waktu Terbaik Tes

    Kehamilan. Diakses melalui :

    http://www.parenting.co.id/articl

    e/hamil/waktu.terbaik.tes.kehamila

    n/001/001/230. Pada tanggal 9 Mei

    2015, pukul 17.30 WIB.

    Anonymous. 2013. Penyebab Testpack

    Samar. Diakses melalui :

    http://ibuhamil.com/diskusi-

    umum/31767-penyebab-testpack-

    samar.html. Pada tanggal 9 Mei

    2015, pukul 18.30 WIB.

    Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G.

    Mitchell.(2004). Biology. Jil.3.

    Jakarta : Erlangga.

    Ganong, William F. 2003. Buku Ajar

    Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.

    Jakarta: EGC.

    Mc Pherson, A. R., & Sacher, A. R. (2004).

    Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

    Laboratorium. Jakarta: Buku

    Kedokteran EGC.

    Hill, Mark. 2006. Estrous Cycle. The

    university of new south wales.

    Sidney. Diakses melalui :

    http://www.lpp.uns.ac.id/web/moo

    dle/moodledata/125/3Oogenesis.pd

    f. Tanggal akses 9 Mei 2015 pada

    pukul 20.02 WIB.

    Taw. 2008. Oviduct and Uterus Histology.

    (Online)

  • Pertanyaan :

    Jelaskan pengaturan hormon reproduksi

    dari hipotalamus hipofisis gonad pada

    mencit betina !

    Gambar skema pengaturan hormon reproduksi dari poros

    hipotalamus hipofisis gonad.

    Sumber hormon reproduksi :

    Hipothalamus

    GnRH; TRH; PIH; Oksitosin

    Hipofisis Anterior

    FSH; LH; PRL

    Gonad

    E2; P4; T4; Relaksin; Inhibin

    Uterus

    Relaksin; PGF

    Plasenta

    hCG; PMSG; PL; Protein B

    Hipotalamus menempati posisi

    kunci dalam pengendalian sekresi

    gonadotropin. Hipotalamus mensekresikan

    GnRH ke dalam pembuluh hipofisis portal.

    GnRH merangsang sekresi FSH serta LH

    dari hipofisis. FSH dari hipofisis

    bertanggung jawab terhadap pematangan

    awal folikel ovarium, dan FSH serta LH

    bersama sama bertanggung jawab

    terhadap pematangan akhir. Letupan

    sekresi LH berperan menyebabkan ovulasi

    dan pembentukan awal korpus luteum. Juga

    terdapat letupan-letupan sekresi FSH yang

    lebih kecil pada pertengahan siklus, yang

    kemaknaannya masih belum diketahui. LH

    merangsang sekresi estrogen dan

    progesteron dari korpus luteum.

    Frekuensi sekresi GnRH

    ditingkatkan oleh estrogen dan diturunkan

    oleh progesteron dan testosteron. Frekuensi

    meningkat pada fase folikular lanjut siklus

    menstruasi, yang berakhir dengan letupan

    sekresi LH. Selama fase sekretorik,

    frekuensi menurun akibat efek progesteron,

    tetapi sewaktu sekresi estrogen dan

    progesteron menurun pada akhir siklus,

    frekuensi kembali meningkat.

    Selama bagian awal fase folikular,

    inhibin B rendah dan FSH meningkat

    sedang, yang mendorong pertumbuhan

    folikel. Sekresi LH tertahan oleh efek

    umpan-balik negatif peningkatan kadar

    estrogen plasma. Pada 36-48 jam sebelum

    ovulasi, efek umpan-balik estrogen menjadi

    positif, dan hal ini mencetuskan letupan

    sekresi LH (LH surge) yang menimbulkan

    ovulasi. Ovulasi berlangsung sekitar 9 jam

    setelah puncak LH. Sekresi FSH juga

  • memuncak, walupun terjadi peningkatan

    ringan inhibin, mungkin karena rangsangan

    kuat gonadotrop oleh GnRH. Selama fase

    luteal, sekresi LH dan FSH rendah karena

    peningkatan kadar estrogen, progesteron,

    dan inhibin.

    Kadar estrogen dalam darah yang

    sedang dan konstan menimbulkan efek

    umpan balik negatif pada sekresi LH,

    sedangkan selama siklus, peningkatan

    kadar estrogen menimbulkan efek umpan

    balik positif dan merangsang sekresi LH.

    Kucing, kelinci, mink (semacam

    cerpelai, dan hewan betina lain memiliki

    masa esterus yang panjang, yaitu mereka

    berovulasi hanya setelah kopulasi. Ovulasi

    refleks semacam ini terjadi akibat impuls-

    impuls aferen dari genitalia dan mata,

    telinga, serta hidung yang menyatu di

    hipotalamus ventral dan mencetuskan

    pelepasan LH dari hipofisis yang

    mencetuskan ovulasi. Pada spesies seperti

    tikus, monyet, dan manusia, ovulasi adalah

    suatu fenomena peeriodik spontan, tetapi

    mekanisme saraf juga berperan. Pada tikus,

    ovulasi dapat ditunda 24 jam dengan

    memberikan pentobarbital atau obat-obat

    aktif-neural lain 12 jam sebelum perkiraan

    saat ruptur folikel.

  • Lampiran

    Mencit 1

    Mencit 3

    Epitel Squamosa

    Epitel Berinti

    Leukosit

    Genital

    Opening

    Annus

    Epitel squamosa

    Epitel Berinti

    Leukosit