22
TUGAS BIOLOGI REPRODUKSI FISIOLOGI LAKTASI Kelompok 3 B/BD/II Anggota : 1. Aplonia lakulo (122100221) 2. Arina amalia (122100224) 3. Arista pratiwi (122100225) 4. Maryati (122100237) 5. Restu vinta R (122100246) 6. Retna wulandari (122100247) 7. Rina lestari (122100249) 8. Susi taroci benu (122100251) 9. Suyati (122100254) 10. Uswatun khasanah (122100256) 11. Vany rahayu (122100257) 12. Yeni kusrini (122100258) 13. Eka titin riansari (122100263) PRODI D3 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “YOGYAKARTA” TAHUN AJARAN 2012/2013

Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisiologi laktasi

Citation preview

Page 1: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

TUGAS BIOLOGI REPRODUKSI FISIOLOGI LAKTASI

Kelompok 3

B/BD/II

Anggota :

1. Aplonia lakulo (122100221)

2. Arina amalia (122100224)

3. Arista pratiwi (122100225)

4. Maryati (122100237)

5. Restu vinta R (122100246)

6. Retna wulandari (122100247)

7. Rina lestari (122100249)

8. Susi taroci benu (122100251)

9. Suyati (122100254)

10. Uswatun khasanah (122100256)

11. Vany rahayu (122100257)

12. Yeni kusrini (122100258)

13. Eka titin riansari (122100263)

PRODI D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “YOGYAKARTA”

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 2

FISIOLOGI LAKTASI

Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara

bertambah besar. Untuk mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat

memberikan ASI, estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam

bentuk poliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat semakin banyak dan

miopitel di sekitar kelenjar mammae semakin membesar.sedangkan progesterone

meningkat kematangan kelenjar mammae dengan hormone lain. Bersamaan dengan

membesaranya kehamilan perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI

semakin tampak, payudara semakin membesar, puting susu semakin menonjol

pembuluh darah semakin tampak, dan areola mammae makin hitam.

Pada kehamilan lima bulan lebih, kadang-kadang dari ujung putting mulai

keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh

hormone laktogen dari plasenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise.

Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup

tinggi pengaruhnya di hambat oleh estrogen.

Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesterone terhadap

hipofisis hilang. Timbul pengaruh hormon - hormon hipofisis kembali, antara lain

lactogenic hormone. (prolaktin) yang akan dihasilkan pula. Mamma yang telah

dipersiapkan pada masa hamil terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar susu

berkontraksi, sehingga pengeluaran air susu dilaksanakan.

Pada seorang wanita menyusui ( laktasi ) kedua dan selanjutnya cenderung

lebih baik dari pada yang pertama, menunjukan bahwa seperti halnya pada semua

fungsi reproduksi, di perlukan “trial runs” ( latihan) sebelum mencapai kemampuan

yang optimal. Pada umumnya wanita yang lebih muda kemampuanya lebih baik dari

pada yang tua.

Page 3: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 3

A. PENGERTIAN LAKTASI

Laktasi adalah suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang

membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang

telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi ASI yang telah disesuaikan dengan

kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800 ml/hari.

Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat

ASI mengalira dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu yang

berlokasi dibelakang aerola lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja

melalui dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang

menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara.

ASI adalah suatu emulsi lemak dalamlarutan protein, laktosa, dan garam-

garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai

makanan utama bagi bayi. Perawatan payudara dimulai dari kehamilan bulan 7-8

memegang peran penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Dengan

perawatan payudara yang baik, ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan

cepat berubah sehingga kurang menarik dan puting tidak akn lecet sewaktu dihisap

bayi.

Gambar 1 : Produksi Laktasi / ASI

Page 4: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 4

B. HORMON YANG MEMPENGARUHI LAKTASI

Hormon-hormon yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah Sebagai

berikut : Mulai dari bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang

menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara:

1. Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat

progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini

menstimulasi produksi secara besar-besaran.

2. Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen

menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap

menyusui[9]. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal

berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.

Follicle stimulating hormone (FSH). Luteinizing hormone (LH)

3. Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Prolaktin

merupakan suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari. Hormon ini

memiliki peran penting untuk memproduksi ASI, dan meningkat selama

kehamilan. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada ahir proses persalinan

akan membuat kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur menurun sampai

tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkanya prolaktin. Peningkatan prolaktin akan

menghambat ovulasi. Kadar paling tinggi adalah ada malam hari dan penghentian

pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.

4. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan

setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan, oksitosin juga

mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran

susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection

reflex.

5. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta

mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting,

dan areola sebelum melahirkan.Pada bulan kelima dan keenam kehamilan,

payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa

kehamilan (induced lactation).

Page 5: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 5

C. SIKLUS LAKTASI

1. Laktogenesis stadium 1 ( kehamilan ) : penambahan dan pembesaran lobulus

alveolus.

2. Laktogenesis stadium 2 ( ahir kehamilan 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI

3. Laktogenesis stadium 3 ( galaktopoeisis ) : mulai 40 hari setelah berhenti

menyusui.

D. PROSES PEMBENTUKAN LAKTOGENESIS

Laktogenesis I :Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki

fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan

kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah

produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil

mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan

indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.

Laktogenesis II:Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya

tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon

prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal

dengan fase Laktogenesis II.Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam

darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level

sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi

sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI

itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi

apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun

level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.Hormon lainnya, seperti insulin,

tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut

belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II

dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan

payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang

produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.Kolostrum dikonsumsi

bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi

yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin

A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman

memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan . Dalam dua minggu pertama

Page 6: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 6

setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI

sebenarnya.

Laktogeneses III :Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI

selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI

mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.

Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI

dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan

secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian,

produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap,

dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.

E. REFLEK LAKTASI

Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu

refleks prolaktin dan reflek saliran yang timbul akibat perangsangan puting

susu dikarenakan isapan bayi.

1. Refleks prolaktin

2. Refleks saliran (let down reflek)

Reflek-reflek Menyusui pada Ibu dan Bayi

Pada saat menyusui akan terjadi beberapa refleks pada ibu an bayi yang

penting pengaruhnya terhadap kelancaran menyusui. Refelks yang terjadi pada

ibu yaitu rangsangan yang terjadi sewaktu bayi menghisap puting susu

diantaranya:

1. REFLEKS PROLAKTIN

Refleks prolaktin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon

prolaktin), hormon ini akan merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk

memproduksi ASI. makin sering bayi menghisap, makinbanyak prolaktin yang

lepas makin banyak pula ASI yang diproduksi. maka cara yang terbaik

mendapatkan ASI dalam jumlah banyak adalah menyusui bayi sesering

mungkin atau setidaknya menempelkan putting susu ibu pada mulut bayi

untuk bisa dihisap bayinya.

Page 7: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 7

Pascapersalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi

korpusluteum maka estrogen dan progesterone juga berkurang. Hisapan

bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung

saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini

dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan

menekan pengeluaran factor penghambat sekresi prolactin dan sebaliknya

merangsang pengeluaran factor pemicusekresi prolaktin akan merangsang

hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel

alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan

setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan

ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu

tetap berlangsung.

Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi

normal pada minggu ke 2 –3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan

meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anastesi,

operasi dan rangsangan puting susu.

Gambar 2 : Proses pengaliran ASI / refleks Prolaktin

Page 8: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 8

2. REFLEKS ALIRAN (ALIRAN (LET DOWN REFLEK)

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan kehipofise posterior

(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.

Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga

menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari selakan memeras air susu yang telah

terbuat, keluar dari alveoli dan masuk kesistem duktus dan selanjutnya

mengalir melalui duktus lactiferus masuk kemulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah : melihat bayi,

mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi.

Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti:

keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.

Refleks Oksitosin

Refleks oksitosin : (rangsangan ke otak untuk mengeluarkan hormon

oksitosin), hormon ini akan memacu sel-sel otot yang mengelilingi jaringan

kelenjar susu dan saluranya unutk berkontraksi, sehingga memeras air susu

keluar menuju putting susu. Ibu perlu mewaspadai bahwa tekanan karena

kontraksi otot ini kadang-kadang begitu kuat sehingga air susu keluar dari

putting menyembur, ini bisa membuat bayi tersedak.

Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi ibu.

biasanya perasaan ibu bisa merangsang pengeluaran ASI secara refleks, tetapi

kadang-kadang juga menghambatnya. Perasaan yang bisa menghentikan

refleks oksitosin misalnya, khawatir, sedih, atau takut akan sesuatu. ibu

kesakitan pada saat menyusui atau merasa malu.

Refleks ini bisa muncul pada saat sang ibu mendengar bayinya

menangis, melihat foto bayinya atau sedang teringat pada bayinya berada jauh.

Manfaaat refleks oksitosin lainya adalah membantu lepasnya plasenta dari

rahim ibu dan menghentikan perdarahan persalinan.

Pengeluaran ASI (Oksitosin)

Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan

menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandulapituitaria

Page 9: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 9

posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-

selmiopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk

dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh

isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus

melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

Gambar 3 : Proses pengaliran ASI/ refleks oksitosin

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi

1. Refleks menangkap (rooting refleks)

2. Refleks menghisap (Sucking Refleks)

3. Refleks menelan (Swallowing Refleks)

1. RefleksMenangkap (Rooting Refleks)

Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh

kearah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan

membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.

2. RefleksMenghisap (Sucking Refleks)

Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar

puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi.

Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara

gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.

3. RefleksMenelan (Swallowing Refleks)

Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

Page 10: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 10

F. PROSES PRODUKSI AIR SUSU

1. Saat bayi menghisap, sejumlah sel saraf di payudara ibu mengirim pesan ke

hipotalamus.

2. Ketika menerima pesan itu, hipotalasmus melepas “rem” proklaktin.

3. Untuk memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari

merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI

Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada

kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi.

1. Frekuensi Penyusuan

Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi

ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama

bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi

prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN,

1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan

menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu

pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup

(de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini

direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal

setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan

stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

2. Berat Lahir

Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume

ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama

penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan

usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang

mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat

formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi

dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14hari pertama setelah lahir.

Page 11: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 11

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang

lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan

mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan

yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan

mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi

ASI.

3. Umur Kehamilan saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34

minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga

produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya

kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang

rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

4. Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.

Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan

nyaman.. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu

proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

5. Konsumsi Rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat

pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan

adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI

tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan

bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu setelah

melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok

sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit

perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu

Page 12: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 12

yang merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50%

lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding

dengan yang tidak merokok.

6. Konsumsi Alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat

ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun

disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat

penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8

gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal,

dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal

(Matheson, 1989).

7. Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin

berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan

Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya

mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO

Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991).

Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu

menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.

Ada dua cara untuk mengukur produksi ASI yaitu penimbangan berat

badan bayi sebelum dan setelah menyusui; dan pengosongan payudara. Kurva

berat badan bayi merupakan cara termudah untuk menentukan cukup tidaknya

produksi ASI (Packard, 1982). Dilihat dari sumber zat gizi dalam ASI maka

ada 3 sumber zat gizi dalam ASI yaitu : 1) disintesis dalam sel secretory

payudara dari precursor yang ada di plasma; 2) disintesis oleh sel-sel lainnya

dalam payudara; 3) ditransfer secaralangsung dari plasma ke ASI (Butte,

1988). Protein, karbohidrat, dan lemak berasal dari sintesis dalam kelenjar

payudara dan transfer dari plasma ke ASI, sedangkan vitamin dan mineral

berasal dari transfer plasma ke ASI. Semua fenomena fisiologi dan biokimia

yang mempengaruhi komposisi plasma dapat juga mempengaruhi komposisi

ASI. Komposisi ASI dapat dimodifikasi oleh hormon yang mempengaruhi

sintesis dalam kelenjar payudara (Vaughan, 1999).

Page 13: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 13

Aspek gizi ibu yang dapat berdampak terhadap komposisi ASI adalah

intik pangan aktual, cadangan gizi, dan gangguan dalam penggunaan zat gizi.

Perubahan status gizi ibu yang mengubah komposisi ASI dapat berdampak

positif, netral, atau negatif terhadap bayi yang disusui. Bila asupan gizi ibu

berkurang tetapi kadar zat gizi dalam ASI dan volume ASI tidak berubah

maka zat gizi untuk sintesis ASI diambil dari cadangan ibu atau jaringan ibu.

Komposisi ASI tidak konstan dan beberapa faktor fisiologi dan faktor non

fisiologi berperan secara langsung dan tidak langsung. Faktor fisiologi

meliputi umur penyusuan, waktu penyusuan, status gizi ibu, penyakit akut,

dan pil kontrasepsi. Faktor non fisiologi meliputi aspek lingkungan, konsumsi

rokok dan alkohol (Matheson, 1989).

H. KEUNGGULAN DAN MANFAAT ASI

ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dalam 4 – 6 bulan

pertama kehidupan.

Keunggulan ASI dibanding susu formula adalah :

1. ASI praktis, ekonomis,dan hygienis.

2. Mengandung semua bahan / zat gizi yang diperlukan bagi pertumbuhan

dan perkembangan bayi.

3. Dapat diberikan dimana aja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas

bakteri dan suhu yang sesuai,tanpa penggunaan alat bantu.

4. Bebas dari kesalahan dalam penyediaan / takaran.

5. Problem kesulitan pemberian makanan pada bayi jauh lebih sedikit

daripadea bayi yang mendapat susu formula buatan.

6. Mengandung imunoglobulin.

7. Mencegah terjadinya keadaan gizi salah.

a) Manfaat Asi Untuk Bayi

1. Nutrisi yang sesuai untuk bayi

2. Mengandung zat protektif

3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan

4. Menyebabkan pertumbuhan yang baik

5. Mengurangi kejadian karies dentis

6. Mengurangi kejadian maloklusi

Page 14: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 14

b) Manfaat Asi Untuk Ibu

1. Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin

oleh kelenjar hipofisis.Oksitosin membantu involusi dan mencegah

terjadinya perdarahan pasca persalinan

2. Aspek keluarga berencana

Menyusui secara murni(eksklusif) dapat menjarangkan

kehamilan.Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24

bulan,sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan.

3. Aspek psikologi

Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,tetapi juga

untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan,rasa yang dibutuhkan

oleh semua manusia.

Manfaat Asi Untuk Keluarga

1. Aspek ekonomi

ASI tidak perlu beli,sehingga dana yang seharusnya digunakanunuk

membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.

2. Aspek psikologi

Kebahagiaan keluarga bertambah,karena kelahiran lebih

jarang,sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan

hubungan bayi dengan keluarga.

3. Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis,karena dapat diberikan dimana

saja.keluarga tidak erlu repo menyiapkan air masak,botol dan dot yang

harus selalu di bersihkan.

c) Manfaat Asi Untuk Negara

1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI mnjamin

status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian menurun.

Page 15: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 15

2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang,karena rawat gabung akan

meperpendek lama rawat inap ibu dan bayi,serta mengurangi biaya yang di

perlukan untuk perawatan anak sakit

3. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula

Jika semua ibu menyusui,maka pengeluaran devisa yang seharusnya di

pergunakan untuk membeli susu formula dapat di tabung sebagai kekayaan

nasional.

4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal,

sehingga kulitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

d) Kerugian Air Susu Buatan/Formula

Air susu buatan/formula mempunyai beberapa kerugian yaitu:

1. pengenceran yang salah

Pengenceran yang salah dapat diartikan 2 hal yaitu melarutkan susu

formula lebih encer dari seharus nya atau lebih pekat dari seharus

nya.keduanya akan menimbulkan masalah pada bayi dan anak.penyebabnya

adalah anturan yang tertera pada label kaleng susu formula tidak dapat di

mengerti oleh ibu-ibu.

2. kontaminasi mikroorganisme

Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari

kontaminasi mikroorganisme patogen.

3. Menyebabkan alergi

Kejadian alergi susu sapi bukannya tidak jarang, prevalensinya

dilaporkan antara 0,5 -1 %. Tetapi tidak banyak petugas kesehatan yang

menyadari.

4. Susu sapi dapat menyebabkan diare kronis

Ada dugaan bahwa diare akut dapat berlanjut menjadi kronis pada anak

yang minum susu sapi.Diduga kerusakan mukosa usus yang terjadi pada

diare akut menyebabkan terjadinya akut menyebabkan terjadinya diare

kronis melalui mekanisme peningkatan absorsi antigen melalui mukosa

Page 16: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 16

yang rusak yang selanjutnya terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapi

dan dan terjadi enteropati yang akhirnya akan memperberat kerusakan

mukosa.

5. Penggunaan susu formula dengan indikasi yang salah

Saat ini banyak susu formula yang beredar dipasaran.Ada diantaranya

yang digunakan untuk penyakit tertentu atau keadaan tertentu.

6. Tidak Mempunyai manfaat ASI

Dari uraian manfaat ASI di atas dapatlah dikatakan bahwa kekurangan

lain dari susu formula adalah, bahwa susu formula tidak mempunyai

manfaat seperti halnya ASI.

Jadi air susu buatan / formula :

1. Nutriennya tidak sesempurna ASI

2. Tidak mengandungzat protektif

3. Mudah menimbulkan alergi

4. Lebih mudah menimbulkan karies dentis

5. Lebih mudah menimbulkan maloklusi

6. Kurang menimbulkan efek psikologis yang menguntungkan

7. Tidak merangsang involusi rahim

8. Tidak berefek men4jarangkan kehamilan

9. Tidak mengurangi insiden karsinoma mammae

10. Tidak praktis

11. Tidak ekonomis

12. Bagi negara menambahkan beban anggaran yang harus

dikeluarkan untuk membeli susu formula, biaya perawatan ibu dan

anak.

I. PERSIAPAN LAKTASI SEJAK DINI

Persiapan menyusui perlu dilakukan seawal mungkin pada setiap wanita hamil

dan para ibu hendaknya mengetahui upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk

meningkatkan pemberian ASI/ menyusui.

Page 17: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 17

Klinik Antenatal

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam klinik Antenatal bagi ibu hamil adalah :

1. Gizi ibu hamil

Dari konsumsi zat gizi yang masuk kedalam tubuh serta cadangan

yang ada pada wanita hamil dan menyusui akan digunakan untuk aktivitas

dan metabolisme tubuh ibu, dan proses pembentukan ASI, nilai kalori serta

zat gizi dari ASI itu sendiri.

2. Perilaku ibu hamil.

a. Kecukupan istirahat

Wanita hamil sebaiknya tidur minimal 8 jam sehari, kegiatan

dan gerakannya sehari hari harus memperhatikan perubahan fisik dan

mental yang terjadi pada dirinya. Diantara waktu tersebut harus

adawaktu untuk istirahat (santai) guna melemaskan otot-otot.

b. Tidak merokok, minum alkohol, kopi, soda.

Termasuk menjauhi asap rokok dari orang lain.minuman kopi

dan minuman soda dapat mengurangi kemampuan usus untuk

menyerap kalsium dan zat besi.

3. Obat-obatan

Pemakaian obat-obatan selama hamil hanya atas petunjuk bidan atau

dokter, terutama menjelang persalinan perlu diperhatikan, agar tidak

berpengaruh terhadap laktasi.

4. keluhan lain

Adanya keluhan lain, misalnya sakit gigi /mulut, infeksi lainya.

5. Hygiene personal dan lingkungan.

Kebersihan diri dan pakaian yang nyaman perlu mendapat perhatian

untuk menjaga kesehatan .pilihlah pakaian yang longgar ,ringan dan

mudah menyerap keringat.

6. Pendukung

Sebaiknya selama 3 bulan terakhir kehamilan, seorang ibu telah

menentukan dokter yang akan mengawasinya persalinan anaknya.

Kerjasama antara tenaga penolong persalinan dan dokter anak juga harus

di bina.

Page 18: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 18

J. PERAWATAN PAYUDARA

Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini

secara teratur .Perwatan selama kehamilan bertujuan agar selama menyusui kelak

produksi asi cukup.tidak terjadi kelainan pada payudara dan payudara tetap baik

setelah menyusui.

Pada umumnya wanita dalam kehamilan 6-8 minggu akan mengalami

pembesaran payudara,akan lebih padat,kenyal,kencang,sakit dan tampak jelas di

permukaan kulit adanya gambaran pembuluh darah yang bertambah serta melebar.

kelenjar Montgomery pada daerah areola tampak lebih nyata dan menonjol.

Perawatan Payudara antara lain :

1. Pemakaian BH yang tepat,sebaiknya ibu hamil harus memakai bra

yang tepat dan ukuran yang sesuai dapat menopang perkembangan

payudara.

2. Latihan otot-otot yang menopang payudara.

3. Hygiene payudara

Kebersihan/hygiene payudara juga harus di perhatikan ,khususnya daerah

papila dan aerola pada saat mandi sebaiknya papila dan areola tidak di sabuni.untuk

menghindari keadan kering dan kaku akibat hilangnya lendir pelumas yang dihasilkan

kelenjar Montgomery.Areola dan papila yang kering akan memudahkan terjadinya

lecet dan infeksi.

Gambar 4 : Perawatan payudara

Page 19: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 19

K. LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR

Langkah-langkah menyusui yang baik dan benar meliputi hal-hal berikut :

1. Persiapan mental dan fisik ibu menyusui

Ibu yang akan menyusui harus dalam keadaan tenang. Bila perlu minum

segelas air sebelum menyusui. Hindari menyusui dalam keadaan lapar dan

haus. Sediakan tempat dengan peralatan yang diperlukan, seperti kursi dengan

sandaran punggung dan sandaran tangan, bantal untuk menopang tangan yang

menggendong bayi.

2. Hygiene personal ibu menyusui

Sebelum menggendong bayi untuk menyusui, tangan harus dicuci bersih.

Sebelum menyusui, tekan daerah areola di antara telunjuk dan ibu jari

sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian dioleskan ke seluruh puting dan

areola. Cara menyusui yang terbaikadalah bila ibu melepaskan BH dari kedua

payudara.

3. Menyusui bayi sesuai dengan permintaan bayi

Susukan bayi sesuai dengan kebutuhannya (”on demand“), jangan

dijadwalkan. Biasanya kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam

sekali. Setiap kali menyusui, lakukanlah pada kedua payudara kiri dan kanan

secara bergantian, masing-masing sekitar 10 menit. Mulailah dengan payudara

sisi terakhir yang disusui sebelumnya.

4. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.

Setelah selesai menyusui, oleskan ASI lagi seperti awal menyusui tadi.

Biarkan kering oleh udara sebelum kembali memakai BH. Langkah ini

berguna untuk mencegah lecet.

5. Membuat bayi bersendawa setelah menyusui harus selalu dilakukan, untuk

mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah.

Bila terjadi keadaad lecet pada puting dan atau sekitarnya, sebaiknya ibu tetep

menyusui dengan mendahului pada puting yang tidak lecet. Sebelum diisap,

puting yang lecet dapat diolesi es untuk mengurangi rasa sakit. Yang lebih

penting dari kejadian ini adalah mencari penyebab lecet tersebut yang tentunya

harus dihindari.

Page 20: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 20

Keadaan engorgement (payudara bengkak) yang sering terjadi pada payudara

yang elastisitasnya kurang. Untuk mengatasinya, kompres payudara dengan handuk

hangat kira-kira 4-5 menit, kemudian dilakukan masase dari tepi ke arah puting

hingga ASI keluar. Setelah itu baru bayi disusukan. Jangan berhenti menyusui dalam

keadaan ini. Apabila bayi telah menyusu dengan benar ,maka akan memperlihatkan

tanda-tanda sebagai berikut :

1. Bayi tampak tenang Badan.

2. Bayi menempel pada perut ibu.

3. Mulut bayi terbuka lebar.

4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

5. Sebagian areaola masuk kedalam mulut bayi,areola bawah lebih

banyak masuk.

6. Bayi nampak menghisap dengan ritmen perlahan-lahan.

7. Puting susu tidak terasa nyeri.

8. Telinga dan lengan bayi terletak pada stu garis lurus.

9. Kepala bayi agak menengandah.

Gambar 5 : Langkah-langkah menyusui yang baik.

Page 21: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 21

L. DUKUNGAN BIDAN

Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI dengan cara :

1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera susudah lahir selama beberapa jam

pertama

2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah

masalah umum yang timbul

3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberikan ASI

Posisi menyusui dapat dilakukan dengan cara :

a. Posisi berbaring miring

b. Posisi duduk

c. Posisi tidur telentang

4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)

Manfaat rawabg gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik,

fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.

5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin

6. Memberikan kolostrum dan ASI saja

7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”

Page 22: Tugas Biologi Reproduksi Fisiologi Laktasi

FISIOLOGI LAKTASI 22

DAFTAR PUSTAKA

Asfuah, Siti. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha medika.

Marimbi, Hanum. 2011. Biologo Reproduksi. Nuha Medika. Yogyakarta

Marmi, S.ST.2011.Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khumaira, marsha. 2012. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra pustaka Yogyakarta.

Riyadi, sujono.2012. biologi Reproduksi. Yogyakarts: Pustaka pelajar.

Maryunani, Anik. 2010. Biologi reproduksi dalam kehamilan. CV Trans Info Media. Jakarta

Wulanda,Ayu febri. 2012. Biologi reproduksi. salemba medika. Jakarta

Kuliah Bidan. 2008. Manajemen Laktasi. Jakarta : Depkes RI

Rochmawati, lusa. 2009. Fisiologi Laktasi. 2 Maret 2013. www. Lusa.web.id.

http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktasi/

http:\\id.wikipedia.org\wiki\menyusui

Bote, 2009. ASI dan Laktasi . 2 Maret 2013. Betofilia.com.