5
FISIOLOGI JANIN Perkembangan Konseptus Sejak konsepsi, perkembangan konseptus terjadin sangat cepat yaitu zigot mengalami pembelahan menjadi morula (16 sel blastomer), kemudian menjadi blastokisn (terdapat cairan ditengah) yang mencapai uterus, kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (samapi minggu ke-7). Setelah minggu ke -10 hasil konsepsin disebut janin. Konseptus adalah semua jaringan konsepsi yang membagi diri menajdin berbagai jaringan embrio, korion, amnion dan plasenta. Embrio dan Janin Dalam beberapa jam setelah ovulasi akan terjadi fertilisasi di ampula tuba. Setelah itu, akan terjadi diferensiasi jaringan yang akan membentuk organ. Embrio berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara klinik pada usia gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak sebagai kantong gestasi berdiameter 1cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6 dari haid terakhir-usia konsepsi 4 minggu-embrio berukuran 5mm, kantong gestasi berukuran 2-3 cm. pada saat itu akan tampak denyut jantung secara USG. Pada akhir minggu ke-8 usia gestasi -6 minggu usia embrio-embrio berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang relative besar dan tonjolan jari. Teratogen akann mempunyai dampak berat apabila terjadi pada gestasi kurang dari 12 minggu terlebih pada minggu ke-3.

Fisiologi Janin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fisiologi Janin

FISIOLOGI JANIN

Perkembangan Konseptus

Sejak konsepsi, perkembangan konseptus terjadin sangat cepat yaitu zigot mengalami

pembelahan menjadi morula (16 sel blastomer), kemudian menjadi blastokisn (terdapat cairan ditengah)

yang mencapai uterus, kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (samapi minggu

ke-7). Setelah minggu ke -10 hasil konsepsin disebut janin.

Konseptus adalah semua jaringan konsepsi yang membagi diri menajdin berbagai jaringan

embrio, korion, amnion dan plasenta.

Embrio dan Janin

Dalam beberapa jam setelah ovulasi akan terjadi fertilisasi di ampula tuba. Setelah itu, akan

terjadi diferensiasi jaringan yang akan membentuk organ.

Embrio berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara klinik pada usia gestasi 4 minggu

dengan USG akan tampak sebagai kantong gestasi berdiameter 1cm, tetapi embrio belum tampak. Pada

minggu ke-6 dari haid terakhir-usia konsepsi 4 minggu-embrio berukuran 5mm, kantong gestasi

berukuran 2-3 cm. pada saat itu akan tampak denyut jantung secara USG. Pada akhir minggu ke-8 usia

gestasi -6 minggu usia embrio-embrio berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang relative

besar dan tonjolan jari. Teratogen akann mempunyai dampak berat apabila terjadi pada gestasi kurang

dari 12 minggu terlebih pada minggu ke-3.

Page 2: Fisiologi Janin

Sistem Kardiovaskular

Semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilikalis. Tali pusat berisi satu vena dan dua

arteri. Vena ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya dua arteri ini

menjadi opembuluh balik yang menyalurkan darah ke arah plasenta untuk dibersihkan dari sisa

metabolism.

Page 3: Fisiologi Janin

Setelah melewati dinding abdomen, pemuluh vena umbilical mengarah ke atas menuju hati.,

membagi menajdi dua, yaitu sinus porta ke kanan-memasok darah ke hati- dan duktus venosus yang

berdiameter lebih besar akan bergabung dengan vena kava inferior masuk ke atrium kanan. Darah yang

masuk ke jantung kanan ini mempunyai kadar oksigen seperti arteri-beski bercampur sedikit dengan

darah dari vena kava.

Darah ini akan menyemprot melalui foramen ovale pada septum, masuk ke atrium kiri dan

selanjutnya melalui ventrikel kiri akan menuju aorta dan seluruh tubuh.

Adanya Krista dividens sebagai pembatas pada vena kava memungkinkan sebagian besar darah

bersih dari duktus venosus akan langsung mengalir kea rah ventrikel kanan.

Darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke paru. Karena paru –paru berlum berkembang,

sebagian besar darah dari jantung kanan melalui arteri pulmonalis akan dialirkan ke aorta melaui duktus

arteriosus.

Setelah bayi lahir akan terjadi perubahan sirkulasi, dimana terjadi pengembangan paru dan

penyempitan tali pusat. Akibat peningkatan kadar oksigen pada sirkulasi paru dan vena pulmonalism

duktus arteriosus akan meutup dalam tiga hari dan total p[ada minggu ke-2.

Darah Janin

Darah janin awalnya diproduksi di yolk sac, kemudian di hati dan akhirnya di sumsum tulang.

Eritrosit janin relative besar dan berinti. Dari struktur metabolic, darah janin lebih lenturkarena dalam

viskositas tinggi dan mempunyai banyak enzim. Eritropoesis dikendalikan hormone eritropotin janin.

Sistem Respirasi

Gerakan nafas janin terlihat sejak kehamilan 12 minggu dan pada 34 minggu secara regular

gerak nafas ialah 40-60 kali permenit. Gerak nafas Janis dirangsang oleh hiperkapnia dan peningkatan

kadar glukosa. Hipoksia akan menurunkan frekuensi nafas.

Alveoli terdiri dari dua lapis sel epitel yang menandung sel tipe I dan II. Sel tipe II membuat

sekresi sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting untuk fungsi pengembangan nafas. Produksinya

sejak 24 minggu dan memuncak pada 32 minggu.

Sistem Gastrointestinal

Page 4: Fisiologi Janin

Perkembangan dapat dilihat diatas 12 minggu dimana akan akan nyata pada pemeriksaan USG.

Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amylase baru nyata pada periode neonatal. Janin

meminum air ketuban dan akan tampak gerakan peristaltic usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan

akan menghasilkan mekonium dalam usus.

Sistem Ginjal

Pada 22 minggu kan tampak pembentuk korpuskel ginjal di zona jukstaglomerulus yang

berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada minggu ke-36. Pada janin hanya 2% curah jantung

yang mengalir ke ginjal, sisanya ke plasenta. Urin janin menyumbang cukup banyak pada volume cairan

amnion. Jika terjdi oligohidramnion merupakan pertanda penurunan fungsi ginjal.

Sistem Saraf

Mielinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan dan berlanjut sampai usia bayi 1

tahun. Fungsi sudah tampak pada usia 10 minggu yaitu janin bergerak, fleksi kaki. Janin sudah mampu

mendengar sejak 16 minggu atau 120 hari. Ia akan mendengar suara ibunya karena rambat suara

internal lebih baik daripada suara eksternal. Kemampuan melihat lebih jelas terlihat pada akhir

kehamilan.

Pembentukan Kelamin

Kelamin janin ditentukan sejak konsepsi. Apabila terdapat kromosom Y, akan terbentuk testis.

Sel benih primordial dari yolk sac bermigrasi ke lekuk bakal gonad. Perkembangan tstis diatur oleh gen

testis determining factor (TDF). Sel sertoli pada testis mengeluarkan zat mullerian-inhibiting substance

yang berfungsi represi duktus muller. Testosterone dibentuk karena rangsangan hCG dan LH. Sebaliknya,

apabila tidak terdapat testis, akan terbentuk gonad dan fenotip perempuan.1

Dafpus

Prawirohardjo S. Fisiologi janin. In: Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohaardjo; 2011. p. 157-163.