31
BAB I PENDAHULUAN Partus merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus dapat dipengaruhi 3 faktor penting yang disebut dengan 3P, yakni “Power, Passage dan Passenger”. Jika terdapat kelainan pada faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan partus lama atau partus macet. Partus macet ialah keadaan dari suatu persalinan yang mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga dapat menimbulkan komplikasi ibu maupun janin (anak). Komplikasi tersering partus macet pada ibu dapat berupa infeksi, gangguan elektrolit, dehidrasi, robekan jalan lahir dan terjadinya fistula pada buli-buli, vagina maupun rahim. Sedangkan pada bayi dapat terjadi trauma persalinan, gawat janin hingga kematian janin. Salah satu penyebab partus macet yang disebabkan kelainan letak janin ialah malposisi janin. Malposisi janin merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Atau malposisi adalah kepala janin relatif terhadap pelvis degan oksiput sebagai titik referensi. 1

malposisi janin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

posisi ociput posterior dextra

Citation preview

Page 1: malposisi janin

BAB I

PENDAHULUAN

Partus merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus dapat dipengaruhi 3 faktor

penting yang disebut dengan 3P, yakni “Power, Passage dan Passenger”. Jika

terdapat kelainan pada faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan partus lama

atau partus macet.

Partus macet ialah keadaan dari suatu persalinan yang mengalami

kemacetan dan berlangsung lama sehingga dapat menimbulkan komplikasi ibu

maupun janin (anak). Komplikasi tersering partus macet pada ibu dapat berupa

infeksi, gangguan elektrolit, dehidrasi, robekan jalan lahir dan terjadinya fistula

pada buli-buli, vagina maupun rahim. Sedangkan pada bayi dapat terjadi trauma

persalinan, gawat janin hingga kematian janin.

Salah satu penyebab partus macet yang disebabkan kelainan letak janin

ialah malposisi janin. Malposisi janin merupakan posisi abnormal dari verteks

kepala janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.

Atau malposisi adalah kepala janin relatif terhadap pelvis degan oksiput sebagai

titik referensi.

1

Page 2: malposisi janin

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. J

Umur : 31 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Ds. Pluwang Grinting 024/07 Pasekan, Ambarawa,

Kab. Semarang

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status perkawinan : Menikah

Bangsa/suku : Indonesia/ Jawa

Tanggal dirawat : 2 Februari 2015 – 5 Februari 2015

B. Anamnesis

Allo & Autoanamnesis

Keluhan Utama :

Pasien merupakan rujukan dengan diagnosa G3P2A0 UK 40 minggu dengan

Janin Hidup Intra Uteri, letak membujur, pu-ki, preskep, , dengan partus

tak maju, Observasi Deep Transverse Arrest

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluhkan kenceng-kenceng sejak pagi, kenceng-kenceng mulai

terasa sering dan terasa nyeri hingga ke pinggang.

Pasien merasa ada cairan rembes keluar dari jalan lahir sejak magrib, tidak

berbau, berwarna keputihan, dan masih dirasakan hingga sekarang, lendir

disertai darah tidak diketahui.

Pusing, mual, muntah, menggigil, demam disangkal pasien. BAB dan BAK

lancar.

2

Page 3: malposisi janin

Riwayat Pemeriksaan Kehamilan

Os memeriksakan kehamilannya dengan Bidan namun tidak rutin.

Belum pernah dilakukan USG.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Asma, DM, Hipertensi disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Asma, DM, Hipertensi disangkal.

Riwayat Pengobatan :

Os tidak mengkonsumsi obat-obatan.

Riwayat Perkawinan :

OS telah menikah 1x, dengan usia pernikahan kurang lebih 13 tahun.

Riwayat Haid :

• Menarche usia 13 tahun, siklus 28 hari, nyeri saat haid (+), lama 3 hari.

• HPHT : Os tidak ingat

• Taksiran Persalinan : taksiran persalinan menurut bidan akhir Januari

Riwayat Persalinan :

No Usia

Kehamilan

Cara Lahir Keadaan Bayi Usia saat ini

1 Aterm Pervaginam,

Spontan

Lahir hidup, L, BB

1800gr

12 tahun

2 Aterm Pervaginam,

Spontan

Lahir hidup, P, BB

2600 gr

10 tahun

3 Hamil ini

3

Page 4: malposisi janin

Riwayat Operasi :

OS belum pernah dioperasi.

Riwayat Kontrasepsi:

KB suntik 3 bulanan

PIL

Riwayat Alergi :

Alergi Obat disangkal

Alergi Makanan disangkal

Riwayat Kebiasaan :

Makan teratur, merokok (-), minuman beralkohol (-).

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis (E6, M5,V4)

Tanda Vital :

- TD : 110/70 mmHg - Nadi : 92x/mnt

- Suhu : 36,5°C - RR : 20x/mnt

Status Generalis

Kepala : normocephal

Mata : konjungtiva : anemis +/+, Sclera : ikterik -/-

Mulut : bibir kering, pucat, sianosis (-)

Jantung : BJ I & II murni normal, gallop (-), murmur (-)

Pulmo : pernapasan vesikuler, wheezing (-), rhonchi (-)

Ekstremitas :

4

Page 5: malposisi janin

- Atas : edema -/-, akral dingin, pucat -/-, sianosis -/-, RCT < 3 s

- Bawah : edema -/-, akral dingin, pucat -/-, sianosis -/-, RCT < 3 s

Status Obstetri

Pemeriksaan Abdomen

• Inspeksi : Cembung

• Palpasi:

o HIS : 2 x 10 menit selama 30 detik

o TFU : 28 cm

o TBJ : 2635 gram

o Leopold:

L1: kesan bulat, lunak

L2: sebelah kiri kesan keras, memanjang dan melenting,

sebelah kanan kesan tampak bagian terkecil janin

L3: kesan bulat, keras dan melenting

L4: sudah masuk PAP

o DJJ: 132 x/menit; 10.11.10

• Pemeriksaan Dalam

o VT : vulva/vagina : tidak ada kelainan

Portio : penipisan 70%

Pembukaan : 7 cm

KK : (-)

Terbawah : kepala

Lendir : (+)

Point of Direction: UUK arah jam 7

5

Page 6: malposisi janin

Pemeriksaan PenunjangTanggal : 12-01-2015

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI

Darah Rutin

Hb 10.5 12.5-15.5 g/dL

Leukosit 21.7 4-10 Ribu

Eritrosit 4.52 3.8-5.4 Juta

Hematokrit 32.8 35-47 %

MCV 72.6 82-98 Mikro m3

MCH 23.2 >27 Pg

MCHC 32.0 32-36 g/dL

RDW 28.0 >= 27 %

Tombosit 397 32-36 Ribu

PDW 17.7 10-18 %

MPV 7.4 7-11 Mikro m3

Limfosit 1.7 1.0-4.5 103/mikro

Monosit 0.8 0.2-1.0 103/mikro

Granulosit 19.2 2-4 103/mikro

Limfosit % 8.0 25-40 %

Monosit % 3.6 2-8 %

Granulosit % 88.4 50-80 %

PCT 0.294 0.2-0.5 %

Golongan Darah A

PT 10.7 9,7 - 13,1 Detik

APTT 30.7 23,9 – 39,8 Detik

HbsAg Non reaktif - -

6

Page 7: malposisi janin

Diagnosis Kerja

G3P2A0 UK 40 minggu

Janin Hidup Intra Uteri, letak membujur, pu-ki, preskep

Partus tak maju, Posisio Occipito Posterior Dextra

Anemia mikrositik normokrom

Rencana Tindakan

• Observasi tanda-tanda vital, DJJ, dan his (kemajuan persalinan)

• Terminasi kehamilan

PENGAWASAN 10

Jam TTV HIS DJJ VT

02.00

03.00

04.00

05.00

06.00

07.00

08.00

09.00

10.00

11.00

TD: 110/70 mmHg

N: 82 x/menit

RR: 20 x/menit

TD: 110/80 mmHg

N: 80 x/menit

RR: 20 x/menit

TD: 120/90 mmHg

N: 86 x/menit

RR: 20 x/menit

2 x (10’) 30”

2 x (10’) 30”

2 x (10’) 30”

3 x (10’) 30”

3 x (10’) 30”

3 x (10’) 30”

3 x (10’) 30”

2 x (10’) 40”

2 x (10’) 40”

3 x (10’) 40”

132 x (10.11.10)

138 x (11.11.11)

134 x (10.11.10)

136 x (10.11.10)

138 x (10.11.11)

138 x (11.10.11)

136 x (11.11.10)

138 x (12.10.11)

140 x (12.11.11)

140 x (11.12.11)

v/v t.a.k, portio penipisan

70%, Ө 7cm, kk (-), kep

H2; UUK jam 7

v/v t.a.k, portio penipisan

70%, Ө 7cm, kk (-), kep

H2; UUK jam 7

v/v t.a.k, portio penipisan

70%, Ө 7cm, kk (-), kep

H2; UUK jam 7

7

Page 8: malposisi janin

Tanggal 12 januari 2015 dilaksanakan operasi J. 11.45 WIB

Pre OP : ku : baik ks : cm

TD : 110/70 N : 82x R : 21x S : 36,4 C°

VT : v/v t.a.k, portio penipisan 70%, Ө 7cm, kk (-)

His : 2 x (10’) 30”

Djj : 140 x/menit

Hb : 10,8 g/dl

Diagnosis Pre OP :

G3P2A0 UK 40 minggu

Janin Hidup Intra Uteri, letak membujur, pu-ki, preskep,

Partus tak maju, POD

Anemia mikrositik normokrom

LAPORAN OPERASI

• Pasien dalam posisi terbaring telentang diatas meja operasi dengan

anestesi spinal.

• Dilakukan tindakan aseptik dengan antiseptik didaerah operasi.

• Daerah operasi dipersempit dengan duk steril

• incisi linea mediana

• incisi di perdalam secara tajam lapis demi lapis sampai peritoneum

terbuka.

• incisi segmen bawah rahim secara semilunar dan dilebarkan secara

tumpul, selaput ketuban di pecahkan, luksir kepala.

• Lahir bayi Perempuan dengan didapatkan bagian kepala pada pukul 22:40

wib, bayi laki-laki, BB: 3100g, PB:50cm plasenta dilahirkan secara

manual.

8

Page 9: malposisi janin

• uterus dijahit jelujur terkunci, kontrol pendarahan dilakukan

peritonealisasi plica vesika uterine

• cari kedua tuba, lakukan tubektomi secara F---- pemotongan fimbrae

bilateral (klem – potong- jahit)

• cavum abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan

• dinding abdomen di jahit lapis demi lapis

• operasi selesai.

Diagnosis post OP : Post SC a/i Malposisi (oksiput posterior dextra)

Intruksi : Kontrol tekanan darah, nadi, respirasi, suhu

Puasa sampai peristaltik (+)

Infuse RL

Cek Hb post op. jika Hb < 10 gr % maka dilakukan transfuse

Balance cairan

Ceftriaxon 2x1

Metronidazol 2x1

Amoxicilin 3x1

Ketorolac 4x1

Metilergometrin 4x1

Prognosis

Quo ad Vitam : dubia

Quo ad Sanationam : dubia ad bonam

Quo ad Functionam : dubia ad bonam

9

Page 10: malposisi janin

FOLLOW UP

Tgl SO

A PKU/Kes TTV Head to Toe

Status Lokalis

3/02/ 2015

Nyeri pada bekas jahitan,

PPV (+) sedikit,

kontraksi (+), flatus (+), mual (-),

muntah (-)

Sakit ringan / composmentis

TD: 120/80 mHg

N: 82x/ menit

RR: 18 x/ menitS: 36*C

Kepala: nrmocephalMata: C/A +/+; S/I -/-; mata cekung (-/-)Mulut: mukosa bibir kering (+), pucat (-)Leher: dbnThorax:Cor: BJ I/II (+/+) regularPulmo: SBV +/+ , Whz -/-, Rh -/-Abdomen: cembung, H/L dbn.Ekstremitas: akral hangat, pucat (-), CRT < 3 dtk, edema tungkai (-/-)

PF. Obstetri:TFU: 3 jari

diatas sympisis

pubis, NT (-)VT: tidak dilakukan

Post SC H0, G

10

Page 11: malposisi janin

04/02/2015

Pusing (+)Lemas (+)

Sakit sedang / composmentis

TD: 130/90 mmHg

HR: 98xRR: 20xS: 36,5oC

Kepala: nrmocephalMata: C/A +/+; S/I -/-; reflex cahaya +/+Mulut: mukosa bibir kering (+), pucat (+)Leher: dbnThorax:Cor: BJ I/II (+/+) regularPulmo: SBV +/+ , Whz -/-, Rh -/-Abdomen: datar, BU (+) 4x/” H/L dbn.Ekstremitas: akral hangat, pucat (+), CRT < 3 dtk.

PF. Obstetri:terdapat luka jahitan pada

linea mediana,

supel NT + di seluruh kuadran.

Alat ppv (+) minimal, terpasang

DC

Post SC H1Anemia

Hipertensi grade 1

Observasi cairan:

Infus RLTransfusi PRC

O2 mask 5L/menit

Monitoring TTV

Medikamentosa:PromubaEfotax

DexametasonCefotaxim

Suprafenid Supp

05/02/2015

Pusing (+)Lemas (+)

Sakit sedang / composmentis

TD: 140/90 mmHg

HR: 94xRR: 20xS: 37,2oC

Kepala: nrmocephalMata: C/A +/+; S/I -/-; reflex cahaya +/+Mulut: mukosa bibir kering (+), pucat (+)Leher: dbnThorax:Cor: BJ I/II (+/+) regularPulmo: SBV +/+ , Whz -/-, Rh -/-Abdomen: datar, BU (+) 4x/” H/L dbn.Ekstremitas: akral hangat, pucat (+), CRT < 3 dtk.

PF. Obstetri:terdapat luka jahitan pada

linea mediana,

supel NT + di seluruh kuadran.

Alat ppv (+) minimal, terpasang

DC

Post SC H2Anemia

Hipertensi grade 1

Observasi cairan:

Infus RLTransfusi PRC

O2 mask 5L/menit

Monitoring TTV

Medikamentosa:PromubaEfotax

DexametasonCefotaxim

Suprafenid Supp

11

Page 12: malposisi janin

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

1. MALPOSISI

            Pengertian, masalah, dan penanganan umum malposisi menurut Sarwono

Prawirohardjo, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, 2002 yaitu :

Pengertian

Malposisi merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin (dengan

ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Atau malposisi adalah

kepala janin relatif terhadap pelvis degan oksiput sebagai titik referensi.

Masalah

Penilaian posisi normal apabila kepala dalam keadaan fleksi, bila fleksi

baik maka kedudukan oksiput lebih rendah dari pada sinsiput, keadaan ini disebut

posisi oksiput transversal atau anterior. Sedangkan keadaan dimana oksiput

berada di atas posterior dari diameter transversal pelvis adalah suatu malposisi.

Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam

keadaan fleksi dalam keadaan tertentu fleksi tidak terjadi sehingga kepala

defleksi. Janin dalam keadaan malposisi sering menyebabkan partus lama atau

partus macet.

Penanganan Umum

1.      Lakukan penilaian cepat mengenai kondisi ibu termasuk tanda vital (nadi,

tekanan darah, pernapasan, suhu)

2.      Lakukan penilaian kondisi janin :

a.       Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) segera setelah his :

• Hitung DJJ selama satu menit penuh paling sedikit setiap 30 menit

selama fase aktif dan setiap 5 menit selama fase kedua.

12

Page 13: malposisi janin

• Jika DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali permenit

kemumgkinan gawat janin.

b.      Jika ketuban pecah, lihat warna cairan ketuban :

Jika ada mekanium yang kental, awasi lebih ketat atau lakukan intervensi untuk

penanganan gawat janin.

c.       Tidak adanya cairan pada saat ketuban pecah menandakan adanya

pengurangan jumlah air ketuban yang mungkin ada hubungannya dengan

gawat janin :

• Berikan dukungan moral dan perawatan pendukung lainnya.

• Lakukan penilaian kemajuan persalinan memakai partograf.

DIAGNOSIS PRESENTASI DAN POSISI JANIN

            Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 yaitu :

1.      Menentukan Presentasi

• Yang paling sering adalah presentasi verteks, selainnya presentasi

dahi, muka, ganda/kombinasi dan bokong.

• Jika presentasi verteks, tentukan posisi kepala menurut anatomi

tulang kepala.

2.      Menentukan Posisi Kepala Janin

• Kepala janin biasanya masuk ke rongga panggul ibu dengan posisi

ubun-ubun kecil lintang, dengan ubun-ubun kecil janin melintang

pada rongga panggul ibu.

• Dengan penurunan, kepala janin mengalami rotasi sehingga ubun-

ubun kecil terletak dibagian depan pada rongga panggul ibu.

Kegagalan perputaran ubun-ubun kecil ke depan sebaiknya

ditatalaksana sebagai posisi ubun-ubun kecil belakang.

• Variasi posisi pada presentasi normal adalah posisi verteks, yang

mengalami fleksi sempurna, dengan posisi ubun-ubun kecil terletak

lebih rendah pada vagina dibandingkan dengan sinsiput.

13

Page 14: malposisi janin

• Jika kepala janin mengalami fleksi sempurna dengan ubun-ubun

kecil depan atau lintang (pada awal persalinan), lanjutkan dengan

persalinan normal.

• Jika kepala janin tidak berada dalam posisi ubun-ubun kecil depan,

berarti posisi janin adalah posisi oksiput posterior atau posisi

oksiput lintang.

DIAGNOSIS MALPOSISI

            Pengertian, etiologi, dan diagnosis posisi oksiput posterior menurut

Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, 1998

yaitu :

1.        Posisi Oksiput Posterior Persistens

Pada letak belakang kepala biasanya ubun-ubun kecil akan memutar ke depan

dengan sendirinya dan janin lahir secara spontan. Kadang-kadang UUK tidak

berputar kedepan tetapi tetap berada dibelakang, yang disebut POSITIO OCIPUT

POSTERIOR PERSISTENS.

Dalam mengahadapi persalinan dimana UUK terdapat dibelakang  kita harus

sabar, sebab rotasi kedepan kadang-kadang baru terjadi didasar panggul.

Posisio Occipitalis Posterior

14

Page 15: malposisi janin

Pemeriksaan Vaginal : ubun ubun kecil kiri belakang

Etiologi

a.       Sering dijumpai pada panggul anthropoid, endroid dan kesempitan

midpelvis.

b.      Letak punggung janin dorsoposterior

c.       Putar paksi salah satu tidak berlangsung pada :

1)      Perut gantung

2)      Janin kecil atau janin mati

3)      Arkus pubis sangat luas

4)      Dolichocephali

5)      Panggul sempit

Selama persalinan berlangsung, kepala janin memperoleh tekanan kearah

pelvis sehingga terjadi fleksi kepala. Setelah dilatasi lengkap, proses persalinan

selanjutnya dapat terjadi melalui satu dari 3 kemungkinan dibawah.

15

Page 16: malposisi janin

Kemungkinan arah Putar Paksi Dalam ( PPD) pada posisio oksipitalis

posterior

• 65% kasus, kepala melakukan PPD sejauh 1350 sehingga occiput berada

dibelakang simfisis (rotasi panjang) → persalinan spontan pervaginam

normal.

• 20% kasus, kepala tidak dapat melakukan PPD secara lengkap sehingga

ubun-ubun kecil berada dikiri atau dikanan (deep tranverse arrest).

• 15% kasus, terjadi PPD 450 kearah posterior (rotasi pendek) → positio

occipitalis posterior persisten.

16

Page 17: malposisi janin

Kepala melakukan PPD sejauh 1350 sehingga occiput berada dibelakang simfisis

(rotasi panjang) → persalinan spontan pervaginam normal.

15% kasus, terjadi PPD 450 kearah posterior (rotasi pendek) → positio

occipitalis posterior persisten.

Persalinan pervaginam dapat terjadi melalui berbagai kemungkinan :

1. Persalinan spontan.

2. Ekstraksi cunam dengan occiput posterior.

3. Rotasi manual menjadikan occiput anterior dan diikuti dengan persalinan

spontan atau dengan ekstraksi cunam.

17

Page 18: malposisi janin

4. Rotasi dengan cunam kearah occiput anterior dan kemudian dilahirkan.

Diagnosis

Hasil pemeriksaan untuk mendiagnosa malposisi (menurut) Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, Sarwono Prawirohardjo :

• Pemeriksaan abdominal : bagian terendah abdomen datar, bagian

kecil janin teraba bagian anterior dan DJJ dibagian samping (flank)

• Pemeriksaan vaginal : oksiput ke arah sakrum, sinsiput dianterior

akan mudah teraba bila kepala defleksi

Pimpinan Persalinan

            Menurut Sarwono Prawirohardjo, Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 :

• Sabar menunggu, karena ada harapan UUK akan memutar kedepan

dan janin akan lahir spontan.

• Ibu berbaring miring kearah punggung janin.

• Bila ada indikasi dan syarat telah terpenuhi, dilakukan ekstraksi

forsep, ada 2  cara :

• Menurut SCANZONI

• Menarik saja dengan UUK dibelakang

Penanganan Khusus

            Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri

Patologi, 1998 :Rotasi secara spontan menjadi oksiput anterior terjadi pada 90%

kasus. Persalinan yang terganggu terjadi jika kepala janin tidak rotasi atau turun.

Para persalinan dapat terjadi robekan perineum yang tidak teratur atau ekstensi

episiotomi.

• Jika ada tanda-tanda persalinan macet atau DJJ lebih dari 180 atau

kurang dari 100 pada fase apapun, lakukan seksio sesarea.

• Jika ketuban utuh, pecahkan ketuban dengan pengait amnion atau

klem kocher.18

Page 19: malposisi janin

• Jika pembukaan serviks bekum lengkap dan tidak ada tanda

abstruksi, akselerasi persalinan dengan desitoksin.

• Jika pembukaan serviks lengkap dan tidak ada kemajuan pada fase

pengeluaran periksa kemungkinan adanya obstruksi. Jika tidak ada

obstruksi, akselerasi persalinan dengan aksitoksin.

• Jika pembukaan lengkap dan jika :

• Kepala janin teraba 3/5 atau lebih diatas simfisis pubis

(PAP) atau kepala diatas stasion (-2) lakukan seksio

sesarea.

• Kepala janin diantara 1/5 dan 3/5 diatas simfisis pubis

atau bagian terdepan kepala janin diantara stasion 0 dan -

2 :

• Lakukan ekstraksi vakum

• Atau seksio sesarea

• Kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simfisis pubis atau

bagian terdepan dari kepala janin berada di stasion 0,

lakukan ekstraksi vakumatau ekstraksi cunam.

Prognosis

Fitzpatrick dkk (2001) , Ponkey dkk (2003) : membandingkan prognosa

antara 246 pasien POPPersisten dengan presentasi occiput anterior (POA) dan

tercatat adanya komplikasi persalinan yang lebih tinggi pada POPP dibandingkan

pada POA. Hanya 40% kasus POPP yang dapat mengalami persalinan spontan

pervaginam. 12% kasus POPP berakhir dengan SC atas indikasi distosia.

2.        Posisi Oksiput Lintang

Pada pemeriksaan kepala sudah didasar panggul sedangkan UUK masih

disamping, terjadi karena putar paksi terlambat.( Rustam Mochtar, Sinopsis

Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, 1998)

19

Page 20: malposisi janin

Jika posisi ini menetap sampai akhir Kala I persalinan, maka posisi ini sebaiknya

ditangani sebagai posisi oksiput posterior.( Sarwono Prawirohardjo, Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)

Etiologi dan pimpinan persalinanposisi oksiput lintang menurut Rustam Mochtar,

Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, 1998:

Etiologi

a.       Kelemahan his pada Kala II

b.      Panggul picak

c.       Janin kecil atau mati

d.      Kepala janin bundar

Pimpinan Persalinan

a.       Observasi dan tunggu, karena kalau his kuat terjadi putaran UUK kedepan

dan janin lahir

spontan.

b.      Ibu diminta berbaring ke arah punggung janin.

c.       Dapat dicoba memutar UUK kedepan koreksi manual. Caranya ibu jari

diletakan pada

UUK, jari-jari lainnya pada oksiput lalu dicoba reposisi sehingga UUK

berada dibawah

simfisis.

d.      Coba dengan pemberian uterotonika, bila his lemah.

e.      Jika ada indikasi dan syarat terpenuhi, lakukan ekstraksi forsep menurut

LANGE.

3.        Posisi Oksiput Directa (Letak Tulang Ubun-Ubun)

Pengertian, diagnosis, mekanisme persalinan posisi oksiput directa menurut

Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, 1998:

Bagian janin yang terdepan adalah tulang ubun-ubun, terdiri dari :

20

Page 21: malposisi janin

a.       Positio occiput pubica (anterior)

b.      Positio occiput sacralis (posterior)

Keadaan ini terjadi karena asinklitismus permanen (tetap) yang biasanya kita

jumpai pada panggul picak.

Pada yang pertama didapati oksiput berada dekat simfisis dan pada yang kedua

dekat sakrum.

Diagnosis

Pada pemeriksaan dalam teraba ostemporalis, parietalis, dan telinga.

Mekanisme Persalinan

Observasi persalinan dengan teliti karena masih dapat lahir spontan. Bisa dicoba

manual correction. Bila syarat terpenuhi lakukan versi dan ekstraksi. Bila anak

mati lakukan embriotomi.

Yang berbahaya adalah letak tulang ubun-ubun belakang, karena bisa terjadi

ancaman ruptura uteri bagian belakang rahim yang pada pemeriksaan tidak kita

ketahui.

Seksio sesarea dapat dilakukan bila ada indikasi

21

Page 22: malposisi janin

BAB III

KESIMPULAN

Malposisi merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin (dengan ubun-

ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Atau malposisi adalah kepala

janin relatif terhadap pelvis degan oksiput sebagai titik referensi. Penilaian posisi

normal apabila kepala dalam keadaan fleksi, bila fleksi baik maka kedudukan

oksiput lebih rendah dari pada sinsiput, keadaan ini disebut posisi oksiput

transversal atau anterior. Sedangkan keadaan dimana oksiput berada di atas

posterior dari diameter transversal pelvis adalah suatu malposisi. Pada persalinan

normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan fleksi dalam

keadaan tertentu fleksi tidak terjadi sehingga kepala defleksi. Janin dalam keadaan

malposisi sering menyebabkan partus lama atau partus macet. Penatalaksanaan

pada malposisi ini diakukan dengan penilaian cepat mengenai kondisi ibu

termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu). Setelah itu lakukan

penilaian kondisi janin dengan menghitung DJJ selama satu menit penuh paling

sedikit setiap 30 menit selama fase aktif dan setiap 5 menit selama fase kedua.

Jika ketuban pecah, lihat warna cairan ketuban, jika ada mekanium yang kental,

awasi lebih ketat atau lakukan intervensi untuk penanganan gawat janin. Tidak

adanya cairan pada saat ketuban pecah menandakan adanya pengurangan jumlah

air ketuban yang mungkin ada hubungannya dengan gawat janin.

22

Page 23: malposisi janin

DAFTAR PUSTAKA

1. Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas,

Edisi 4; Jakarta, EGC.

2. Cunningham, et al.2005.Williams Obstetrics 22nd. USA : McGraw-Hill

comp.inc.

3. Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC.

4. Prawirohardjo, Sarwono : Ilmu kebidanan edisi 3. Editor: Prof dr Hanifa

Wiknjasastro,SpOG;Prof dr Abdul Bari Saifuddin, SpOG,MPH; dr

Trijatmo Rachimhadhi,SpOG. Jakarta: Yayasan Bina pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

5. www.ilmukedokteran.net

23