Upload
anggi-anggraini
View
5
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Fisiologi Dan Perubahan Ibu Hamil
Citation preview
Fisiologi dan Perubahan Ibu Hamil
Perubahan yang terdapat pada wanita hamil ialah antara lain sebagai berikut:
Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus; disamping itu, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi
higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti
pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan ektopik, uterus akan membesar pula, karena pengaruh
hormone-hormon itu. Begitu pula endometrium menjadi desidua.
Pembesaran uterus pada wanita tidak hamil kira2 kira sebesar telur ayam.
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek
Pada kehamilan 12 minggu
uterus membesar kira2 sebesar telur angsa. Pada saat ini fubdus uteri telah dapat
diraba dari luar, di atas simfisis. Pada pemeriksaan ini wanita harus mengosongkan
kandung kencingnya dahulu.
Pada kehamilan 16 minggu
kavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion yang berisi janin, dan ismus menjadi
bagian dari korpus uteri. Tanda tersebut dikenal dengan nama tanda hegar. Besar
uterus pada kehamilan 16 minggu ini sebesar kepala bayi atau sebesar tinju orang
dewasa. Dari luar fundus uteri kira-kira terletak diantara setengah jarah pusat ke
simfisis.
Pada kehamilan 20 minggu, fundus uteri kira-kira di pinggir bawah pusat
Pada kehamilan 24 minggu, fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di atas pusat atau
sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xifoideus.
Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak di antara setengah jarak pusat dan
prosessus xifoideus.
Pada kehamilan 36 minggu
fundus uteri terletak kira-kira 1 jari di bawah prosessus xifoideus. Dalam hal ini,
kepala bayi masih berada di atas pintu atas panggu\l. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
dikaitkan dengan umur kehamilan perlu pula dikaitkan dengan besarnya dan beratnya
janin.
Pada triwulan terakhir ismus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri, dan berkembang
menjadi segmen bawah uterus. Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas
uterus, segmen bawah uterus menjadi lebih lebar dan tipis; tampak batas yang nyata antara
bagian yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis;. Batas itu dikenal dengan sebagi
lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus di atas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada
dinding segmen bawah uterus.
Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormone estrogen. Jika
korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak
mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak
mengandung kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak. Karena serviks hanya terdiri atas
jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak punya fungsi
sebagi sfingter.
Pada multipara dengan portio yang bundar, portio tersebut mengalami cedera berupa lecet
dan robekan, sehingga post-partum tampak adanya portio yang terbelah dua dan menganga.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan
tetapi yang memeriksa hendaknya hati-hati dan tidak dibenarkan melaksanakan secara kasar
sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluaran sekresi lebih banyak.
Kadang2 wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan per vaginam yang lebih
banyak. Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologik.
Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan
(livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick. Warna portio pun tampak livide.
Hipervaskularisasi disebabkan karena pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna
membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia
tersebut meningkat.
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya
plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Seperti telah dikemukakan, korpus luteum
ini mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone. Lambat-laun fungsi ini diambil oleh
plasenta.
Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone somatomammotropin, estrogen, dan
progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu.
Estrogen efeknya pada kelenjar mamma adalah menimbulkan hipertrofi system saluran
Progesterone Menambah sel-sel asinus pada mamma.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan
perubahan dalam sel-sel, sehngga terjadi pembuatan kasei, laktalbumin, dan laktoglobulin.
Dengan demikian, mamma dipersiapkan untuk laktasi.
Dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak di sekitar
kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamma tampak lebih besar. papilla mamma akan
membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mamma karena
hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tamapk lebih jelas menonjol dipermukaan areola
mamma.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak
jernih, disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Setelah partus, kolostrum ini agak kental dan berwarna agak kuning.
Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta. Volume
darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Vollume darah akan bertambah banyakn kira-kira 25%, dangan puncak
kehamilan 32 minggu, diikuti dangan cardiac output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.
Akibat hemodilusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16 minggu, ibu yang
mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis.
Eritropoiesis juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport asam yang dibutuhkan
sekali dalam kehamilan.
Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000 per ml, dan produksi trombositpun
meningkat pula.
Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa
sesak dan pendek napas. Hal ini terutama ditemukan pada kehamilan 8 bulan atau 32 minggu,
oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga
diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat
kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam, dan bagian bawah
toraksnya juga melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak
dirawat dengan baik.
Traktus Digestivus
Pada awal kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon
estrogen yang meningka. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas
seluruh traktus digestivus juga berkurang. Sehingga mudah timbul obstipasi. Tidak jarang
juga dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai gejala muntah (emesis). Biasanya
terjadi pada pagi hari sehingga dinamakan morning sickness. Emesis, bila telampau banyak
dan sering disebut hiperemis gravidarum, keadaan ini patologik.
Hipersalivasi adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak,
ini pun patologik.
Traktus urinarius
Gejala yang sering terjadi berkenaan dengan traktus urinarius adalah sering kencing akibat
penekanan kandung kemih oleh uterus yang membesar.keadaan ini hilang denganmakin
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila
kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul
lagi karena kandung kemih tertekan kembali.
Ureter kanan dan kiri juga kan membesar karena pengaruh progesteron.
Dapat juga disertai poliuria karena peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada waktu
kehamilan.
Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini
disebabkan oleh pengaruh MSH (Melanosite Stimulating Hormone) yang meningkat.
Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Terdapat juga di leher, di areola mamma.
Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang
dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-
biruan disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah warnanya menjadi dan
disebut striae albikantes.