221
11/03/22 11/03/22 Dr. Ramli Umar, M.Si. Dr. Ramli Umar, M.Si. 1 MATA KULIAH MATA KULIAH OLEH : DR. RAMLI UMAR, M.Si. OLEH : DR. RAMLI UMAR, M.Si. Jurusan Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas MIPA Universitas Negeri Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Makassar UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FILSAFAT PENDIDIKAN.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 11

MATA KULIAH MATA KULIAH

OLEH : DR. RAMLI UMAR, M.Si.OLEH : DR. RAMLI UMAR, M.Si. Jurusan Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar UNIVERSITAS NEGERI MAKASSARUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 22

Pelaksanaan pembelajaran “Filsafat Pendidikan”Pelaksanaan pembelajaran “Filsafat Pendidikan”

ini dirancang dalam dua putaran oleh dua orangini dirancang dalam dua putaran oleh dua orang

dosen, dengan masing - masing delapan kali perdosen, dengan masing - masing delapan kali per

temuan. Strategi pembelajaran ditentukan olehtemuan. Strategi pembelajaran ditentukan oleh

masing - masing dosen yang bersangkutan. masing - masing dosen yang bersangkutan.

Khusus pada putaran ini, strategi pembelajaranKhusus pada putaran ini, strategi pembelajaran

diatur sebagai beikut : diatur sebagai beikut :

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 33

Strategi pembelajaran putaran ini diatur sebagaiStrategi pembelajaran putaran ini diatur sebagai

berikut:berikut:

1. Kuliah tatap muka (dalam bentuk ceramah berva-1. Kuliah tatap muka (dalam bentuk ceramah berva-

riasi) sebagai pembekalan konsep-konsep filsa-riasi) sebagai pembekalan konsep-konsep filsa-

fat, pendidikan, dan filsafat pendidikan. (dilaksa- fat, pendidikan, dan filsafat pendidikan. (dilaksa-

nakan dalam 3 – 4 kali pertemuan).nakan dalam 3 – 4 kali pertemuan).

2. Penugasan dalam bentuk : mereviu buku secara2. Penugasan dalam bentuk : mereviu buku secara

kelompok dan menulis makalah kefilsafatan se-kelompok dan menulis makalah kefilsafatan se-

cara individual.cara individual.

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 44

3. Diskusi kelas dalam bentuk panel (kelompok).3. Diskusi kelas dalam bentuk panel (kelompok). Materi yang didiskusipanelkan adalah hasil “reviuMateri yang didiskusipanelkan adalah hasil “reviu buku” yang dibuat secara berkelompok.buku” yang dibuat secara berkelompok. Catatan:Catatan: - Dalam kaitan dengan reviu buku , seluruh ang-- Dalam kaitan dengan reviu buku , seluruh ang- gota kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompokgota kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan jumlah anggota tidak lebih dari limadengan jumlah anggota tidak lebih dari lima orang.orang. - Setiap kelompok mengajukan buku teks “Filsa-- Setiap kelompok mengajukan buku teks “Filsa- fat pendidikan” untuk direviu.fat pendidikan” untuk direviu. - Diskusi panel akan berlangsung sebanyak lima- Diskusi panel akan berlangsung sebanyak lima kali pertemuan. kali pertemuan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 55

RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN TUGASRAMBU-RAMBU PELAKSANAAN TUGAS I. Penyusunan Makalah Kefilsafatan Secara Invidu-I. Penyusunan Makalah Kefilsafatan Secara Invidu- al : al : 1.Setiap mahasiswa memilih sebuah topik yang1.Setiap mahasiswa memilih sebuah topik yang berkaitan dengan masalah pendidikan.berkaitan dengan masalah pendidikan. 2.Topik itu dikembangkan menjadi sebuah maka2.Topik itu dikembangkan menjadi sebuah maka lah kefilsafatan yang membahas salah satulah kefilsafatan yang membahas salah satu atau ke tiga dimensi filsafat dari fenomena pen-atau ke tiga dimensi filsafat dari fenomena pen- dikan ( ontologi pendidikan, epistomologi, dandikan ( ontologi pendidikan, epistomologi, dan axiologi pendidikan).axiologi pendidikan). 3.Rangka dasar isi makalah : 3.Rangka dasar isi makalah : (bersambung(bersambung))

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 66

(Sambungan) (Sambungan) KATA PENGANTARKATA PENGANTAR (Berisi basa-basi : tujuan penulisan makalah, ucapan(Berisi basa-basi : tujuan penulisan makalah, ucapan terima kasih, dan lain-lain).terima kasih, dan lain-lain). I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN (Berisi : latar belakang, permasalahan, tujuan dan man-(Berisi : latar belakang, permasalahan, tujuan dan man- faat penulisan, dan lain-lain)faat penulisan, dan lain-lain) II. PEMBAHASANII. PEMBAHASAN (Tulis topik khusus/spesifik sesuai tema / bidang yang(Tulis topik khusus/spesifik sesuai tema / bidang yang dibahas, dapat dirinci ke dalam sub-sub topik. Pemba-dibahas, dapat dirinci ke dalam sub-sub topik. Pemba- hasan diarahkan ke aspek-aspek ontologi pendidikan, hasan diarahkan ke aspek-aspek ontologi pendidikan, epistomologi pendidikan, dan axiologi pendidikan). epistomologi pendidikan, dan axiologi pendidikan). III. KESIMPULANIII. KESIMPULAN

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 77

4.Format (perwajahan) makalah :4.Format (perwajahan) makalah : a.Diketik dengan konputer di atas kertasa.Diketik dengan konputer di atas kertas kuarto (A.4S), kerapatan 1,5 spasi.kuarto (A.4S), kerapatan 1,5 spasi. b.Diberi sampul dengan kertas karton ma-b.Diberi sampul dengan kertas karton ma- nila dengan warna bebas dilapisi plastik.nila dengan warna bebas dilapisi plastik. c.Pada sampul tertulis: judul makalah, lo-c.Pada sampul tertulis: judul makalah, lo- go UNM, nama penulis dan nomor pokok,go UNM, nama penulis dan nomor pokok, bagian bawah tertulis Program kekhususbagian bawah tertulis Program kekhusus an, Program Pascasarjana, Universitasan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Makassar, Tahun Negeri Makassar, Tahun

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 88

II.Pembuatan Reviu Buku Secara Berkelompok.II.Pembuatan Reviu Buku Secara Berkelompok.

1.Setiap kelompok memilih buku Filsafat Pendidik-1.Setiap kelompok memilih buku Filsafat Pendidik-

an untuk direviu dan mendapat persetujuan darian untuk direviu dan mendapat persetujuan dari

dosen pembina mata kuliah.dosen pembina mata kuliah.

2.Buku tersebut dibahas dalam diskusi di masing-2.Buku tersebut dibahas dalam diskusi di masing-

masing kelompok. Hasil diskusi dituangkan ke masing kelompok. Hasil diskusi dituangkan ke

dalam sebuah laporan hasil reviu.dalam sebuah laporan hasil reviu.

3.Rangka dasar laporan hasil reviu adalah seba-3.Rangka dasar laporan hasil reviu adalah seba-

gai berikut: gai berikut:

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 99

(sambungan)(sambungan) KATA PENGANTARKATA PENGANTAR (Berisi basa-basi dan ucapan terima kasih kepada semua(Berisi basa-basi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak terkait).pihak terkait). I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN (Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan dan (Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan dan

manfaat)manfaat) II. RINGKASAN (INTISARI) ISI BUKUII. RINGKASAN (INTISARI) ISI BUKU ( Intisari dibuat perbab, sub bab, pasal dan seterusnya.( Intisari dibuat perbab, sub bab, pasal dan seterusnya. III. ULASAN / KOMENTAR / TIMBANGANIII. ULASAN / KOMENTAR / TIMBANGAN (Berisi penilaian kritis tentang kebaikan dan kekurangan(Berisi penilaian kritis tentang kebaikan dan kekurangan buku dari aspek kejelasan konsep, cakupan isi, aspek ba-buku dari aspek kejelasan konsep, cakupan isi, aspek ba- hasa, dan lain-lain).hasa, dan lain-lain).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1010

4.Format (perwajahan) Reviu Buku4.Format (perwajahan) Reviu Buku

a.Diketik dengan komputer di atas kertas kuartoa.Diketik dengan komputer di atas kertas kuarto

(A4S) kerapatan 1,5 spasi.(A4S) kerapatan 1,5 spasi.

b.Diberi sampul dengan kertas karton manila war-b.Diberi sampul dengan kertas karton manila war-

na bebas, dilapisi plastik.na bebas, dilapisi plastik.

c.Pada sampul tertulis : judul buku, nama-namac.Pada sampul tertulis : judul buku, nama-nama

dan nomor pokok anggota kelompok (penyusundan nomor pokok anggota kelompok (penyusun

reviu), logo UNM, di bagian bawah tertulis: Progreviu), logo UNM, di bagian bawah tertulis: Prog

ram kekhususan, Program Pascasarjana, Uni-ram kekhususan, Program Pascasarjana, Uni-

vesitas Negeri Makassar, Tahun. vesitas Negeri Makassar, Tahun.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1111

PELAKSANAAN DISKUSI KELASPELAKSANAAN DISKUSI KELAS

1.Kelompok penyaji mengambil tempat di depan ke-1.Kelompok penyaji mengambil tempat di depan ke-las dalam posisi duduk bersaf. Seorang anggota las dalam posisi duduk bersaf. Seorang anggota kelas (bukan anggota kelompok penyaji) berperan kelas (bukan anggota kelompok penyaji) berperan sebagai relawan untuk bertindak sebagai modera-sebagai relawan untuk bertindak sebagai modera-tor).tor).

2.Diskusi kelas dimulai (dipimpin oleh moderator) 2.Diskusi kelas dimulai (dipimpin oleh moderator) dengan mempersilahkan kelompok penyaji mem-dengan mempersilahkan kelompok penyaji mem-bacakan hasil reviu bukunya. Pembacaan hasil re- bacakan hasil reviu bukunya. Pembacaan hasil re- viu dilakukan secara bergiliran oleh anggota ke- viu dilakukan secara bergiliran oleh anggota ke- lompok penyaji.lompok penyaji.

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1212

3.Setelah pembacaan hasil reviu selesai, moderator mem-3.Setelah pembacaan hasil reviu selesai, moderator mem- berikan kesempatan kepada anggota kelompok non penya-berikan kesempatan kepada anggota kelompok non penya- ji untuk menyampaikan tanggapan berupa :pertanyaan. per ji untuk menyampaikan tanggapan berupa :pertanyaan. per

mintaan penjelasan, komentar keritik, sanggahan,ataupun mintaan penjelasan, komentar keritik, sanggahan,ataupun komentar dukungankomentar dukungan

4Tanggapan dilakukan secara perorangan atas nama kelom-4Tanggapan dilakukan secara perorangan atas nama kelom- pok. Sebaiknya moderator memberi pembatasan waktu me pok. Sebaiknya moderator memberi pembatasan waktu me

nanggapi agar kelompok lain mendapatkan kesempatan nanggapi agar kelompok lain mendapatkan kesempatan yang sama untuk menanggapi.yang sama untuk menanggapi.

5.Moderator membagi kesempatan menanggapi dalam bebe-5.Moderator membagi kesempatan menanggapi dalam bebe- rapa terminrapa termin 6.Setelah penanggapan dalam satu termin selesai. moderator 6.Setelah penanggapan dalam satu termin selesai. moderator

menyilahkan penyaji memberi jawaban.menyilahkan penyaji memberi jawaban.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1313

PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN TUGASPENYELESAIAN DAN PENYERAHAN TUGAS

1.Makalah kefilsafatan (individual) diselesaikan dan1.Makalah kefilsafatan (individual) diselesaikan dan

diserahkan ke pada dosen paling lambat 1 (satu)diserahkan ke pada dosen paling lambat 1 (satu)

minggu setelah ujian semester dilaksanakan.minggu setelah ujian semester dilaksanakan.

2.Hasil reviu buku (yang telah didiskusikan) dise-2.Hasil reviu buku (yang telah didiskusikan) dise-

rahkan kepada dosen bersamaan dengan penye-rahkan kepada dosen bersamaan dengan penye-

rahan makalah individual.rahan makalah individual.

3.Hasil reviu buku dijilid setelah selesai didiskusi-3.Hasil reviu buku dijilid setelah selesai didiskusi-

kan. Hasil reviu yang didiskusikan masih dalamkan. Hasil reviu yang didiskusikan masih dalam

bentuk draf (belum dijilid).bentuk draf (belum dijilid).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1414

PENILAIAN HASIL PEMBELAJARANPENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

1.Keberhasilan belajar mahasiswa dalam ku-1.Keberhasilan belajar mahasiswa dalam ku-

kuliah Filsafat Pendidikan ini dievaluasi kuliah Filsafat Pendidikan ini dievaluasi

melalui 4 (empat) komponen :melalui 4 (empat) komponen :

a. Ujian akhir semester meliputi : materia. Ujian akhir semester meliputi : materi

kuliah, hasil reviu buku / diskusi kelas.kuliah, hasil reviu buku / diskusi kelas.

b. Hasil penulisan makalah individualb. Hasil penulisan makalah individual

c. Hasil reviu buku.c. Hasil reviu buku.

d. Penilaian produktivitas dan kemampuand. Penilaian produktivitas dan kemampuan

berargumentasi dalam diskusi kelas. berargumentasi dalam diskusi kelas.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1515

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1616

FILSAFAT PENDIDIKANFILSAFAT PENDIDIKAN~“Filsafat Pendidikan”, sintesis dari kata “Filsa-~“Filsafat Pendidikan”, sintesis dari kata “Filsa- fat” dan “Pendidikan”, yang berarti “filsafatfat” dan “Pendidikan”, yang berarti “filsafat tentang pendidikan” atau pendidikan dilihat daritentang pendidikan” atau pendidikan dilihat dari sudut pandang Ilmu Filsafat. Atau “bagaimanasudut pandang Ilmu Filsafat. Atau “bagaimana ilmu filsafat melihat dan memahami pendidikan.ilmu filsafat melihat dan memahami pendidikan.

`~ Apakah “Filsafat” itu? `~ Apakah “Filsafat” itu? Inggeris : PhilosophyInggeris : Philosophy Yunani : PhylosophiaYunani : Phylosophia Phylos adalah cinta, sophia adalah kebijaksanaan Phylos adalah cinta, sophia adalah kebijaksanaan

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1717

Beberapa Pengertian Filsafat: Beberapa Pengertian Filsafat: ~Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pan- ~Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pan-

dangan tentang seluruh “realitas”.dangan tentang seluruh “realitas”. ~Upaya untuk melukiskan hakikat akhir, mendasar,~Upaya untuk melukiskan hakikat akhir, mendasar, dan menyeluruh dari seluruh yang “ada”.dan menyeluruh dari seluruh yang “ada”. ~Upaya untuk menemukan batas-batas dan jang- ~Upaya untuk menemukan batas-batas dan jang-

kauan “pengetahuan” termasuk “ilmu”, meliputi:kauan “pengetahuan” termasuk “ilmu”, meliputi: sumber, hakikat, kebenaran, dan nilai ilmu / penge sumber, hakikat, kebenaran, dan nilai ilmu / penge

tahuan.tahuan. ~Penyelidikan kritis atas gagasan, pendapat, kon-~Penyelidikan kritis atas gagasan, pendapat, kon- sep, pikiran, realitas sesuatu obyek ( kongkritsep, pikiran, realitas sesuatu obyek ( kongkrit maupun abstrak ).maupun abstrak ).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1818

Beberapa konsep dasar yang terkait dengan Beberapa konsep dasar yang terkait dengan “ “Filsafat”:Filsafat”: - Upaya spekulatif.- Upaya spekulatif. - Sistematis.- Sistematis. - Hakikat dasar.- Hakikat dasar. - Mendasar.- Mendasar. - Menyeluruh.- Menyeluruh. - Batas akhir jangkauan penge-- Batas akhir jangkauan penge- tahuan.tahuan. - Sumber, hakikat, dan kebe-- Sumber, hakikat, dan kebe- naran pengetahuan.naran pengetahuan. - Penyelidikan kritis.- Penyelidikan kritis. - Kongkrit dan abstrak.- Kongkrit dan abstrak.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 1919

Berdasarkan konsep-konsep dasar yang merupa-Berdasarkan konsep-konsep dasar yang merupa-

kan sifat dasar filsafat tersebut, maka dapat dika- kan sifat dasar filsafat tersebut, maka dapat dika-

takan bahwa:takan bahwa:

““FILSAFAT ADALAH HASIL USAHA MANUSIA FILSAFAT ADALAH HASIL USAHA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN AKAL- BUDINYA UN- DENGAN MENGGUNAKAN AKAL- BUDINYA UN- TUK MEMAHAMI SECARA RADIKAL, INTEGRAL, TUK MEMAHAMI SECARA RADIKAL, INTEGRAL, DAN UNIVERSAL TENTANG HAKIKAT SARWA DAN UNIVERSAL TENTANG HAKIKAT SARWA YANG ADA (“HAKIKAT TUHAN, ALAM, MANUSIA, YANG ADA (“HAKIKAT TUHAN, ALAM, MANUSIA, DUNIA, HIDUP, SESUDAH HIDUP, DAN HAKIKAT DUNIA, HIDUP, SESUDAH HIDUP, DAN HAKIKAT PIKIRAN ATAU “AKAL- BUDI ITU SENDIRI”).PIKIRAN ATAU “AKAL- BUDI ITU SENDIRI”).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2020

HAKIKAT DAN ASAL MULA FILSAFATHAKIKAT DAN ASAL MULA FILSAFAT ~ Hakikat filsafat adalah proses dan hasil kerja akal-~ Hakikat filsafat adalah proses dan hasil kerja akal- budi (pikiran) itu sendiri.budi (pikiran) itu sendiri. Filsafat ada kerena ada pikiran dan proses berpi-Filsafat ada kerena ada pikiran dan proses berpi- kir yang membuahkan hasil pikiran yang disebut kir yang membuahkan hasil pikiran yang disebut

hasil “pemikiran filsafat” atau “filsafat”.hasil “pemikiran filsafat” atau “filsafat”. ~ Proses berpikir ada karena :~ Proses berpikir ada karena : - Ada organ pikiran (berpikir).- Ada organ pikiran (berpikir). - Ada kemampuan berpikir.- Ada kemampuan berpikir. - Ada dorongan untuk berpikir, dan- Ada dorongan untuk berpikir, dan - Ada obyek (sasaran berpikir)- Ada obyek (sasaran berpikir)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2121

ORGAN PIKIRAN (BERPIKIR)ORGAN PIKIRAN (BERPIKIR) (Yang bersifat jasadiah)(Yang bersifat jasadiah) 1. Otak (pusat susunan saraf),1. Otak (pusat susunan saraf), 2. Sistem / susunan saraf2. Sistem / susunan saraf 3. Alat-alat dria (organ sensual / panca3. Alat-alat dria (organ sensual / panca indera)indera) 4. Kematangan / kemampuan berpikir.4. Kematangan / kemampuan berpikir. ORGAN PIKIRAN (BERPIKIR)ORGAN PIKIRAN (BERPIKIR) (Yang bersifat rohaniah)(Yang bersifat rohaniah) 1. Kesadaran (awareness)1. Kesadaran (awareness) 2. Dorongan (motivation)2. Dorongan (motivation) (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2222

3. Proses berpikir (proses intelektual)3. Proses berpikir (proses intelektual)

4. Proses pencerapan (perekaman)4. Proses pencerapan (perekaman)

5. Proses pemaknaan (pemahaman)5. Proses pemaknaan (pemahaman)

6. Proses penyimpanan (pengingatan)6. Proses penyimpanan (pengingatan)

1. KESADARAN (AWARENESS)1. KESADARAN (AWARENESS)

Kesadaran (awareness) yaitu situasi di mana ro-Kesadaran (awareness) yaitu situasi di mana ro-

haniah berfungsi dan mampu mencerap, mengo- haniah berfungsi dan mampu mencerap, mengo- lah, dan memberi makna terhadap rangsanganlah, dan memberi makna terhadap rangsangan

sensual yang bersifat eksternal.sensual yang bersifat eksternal.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2323

2.DORONGAN (MOTIVATION)2.DORONGAN (MOTIVATION) Tekanan / kecenderungan dari dalam (rohani) un-Tekanan / kecenderungan dari dalam (rohani) un- tuk mengarahkan atau memfokuskan kesadarantuk mengarahkan atau memfokuskan kesadaran terhadap suatu obyek tertentu disebut doronganterhadap suatu obyek tertentu disebut dorongan atau motivasi.atau motivasi. Dorongan untuk berpikir itu muncul karena berba-Dorongan untuk berpikir itu muncul karena berba- gai sebab, antara lain:gai sebab, antara lain: a. Ada rangsangan eksternal melalui organ sensu-a. Ada rangsangan eksternal melalui organ sensu- al. Rangsangan itu dicerap diolah, dimaknai danal. Rangsangan itu dicerap diolah, dimaknai dan direkam (disimpan) dalam ingatan (memori). direkam (disimpan) dalam ingatan (memori). (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2424

(sambungan)(sambungan) Rangsangan yang diberi makna itu mengundang Rangsangan yang diberi makna itu mengundang

naluri keingintahuan lebih lanjut dan megundang naluri keingintahuan lebih lanjut dan megundang selera, bahkan mengundang berbagai macam pe- selera, bahkan mengundang berbagai macam pe- nafsiran.nafsiran.

b. Ada rangsangan internal dari dalam berupa: ke- b. Ada rangsangan internal dari dalam berupa: ke- butuhan, keinginan, naluri keingintahuan, per-butuhan, keinginan, naluri keingintahuan, per- timbangan nilai, dan lain-lain. timbangan nilai, dan lain-lain. 3. PROSES BERPIKIR (PROS. INTELEKTUAL)3. PROSES BERPIKIR (PROS. INTELEKTUAL) Proses berpikir (proses rohani-bio-chemis-fisis)Proses berpikir (proses rohani-bio-chemis-fisis) di dalam pusat kesadaran (otak / sistem saraf) di dalam pusat kesadaran (otak / sistem saraf)

yang memungkinkan ditemukannya makna dari yang memungkinkan ditemukannya makna dari hasil berbagai hasil pencerapan.hasil berbagai hasil pencerapan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2525

BEBERAPA JENIS RANGSANGAN SENSUALBEBERAPA JENIS RANGSANGAN SENSUAL

(Eksternal)(Eksternal)

1.Visual (pengamatan), bersumber dari pantulan /1.Visual (pengamatan), bersumber dari pantulan /

pancaran cahaya. Dari rangsangan itu dapat ter- pancaran cahaya. Dari rangsangan itu dapat ter- cerap : cerap :

- Warna- Warna

- Bentuk / pola- Bentuk / pola

- Struktur- Struktur

- Bagian-bagian- Bagian-bagian

- Susunan / tatanan- Susunan / tatanan

- Proporsi dan lain-lain- Proporsi dan lain-lain

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2626

2.Pendengaran (melalui telinga), bersumber dari2.Pendengaran (melalui telinga), bersumber dari pantulan getaran (bunyi). Dari pancaran bunyipantulan getaran (bunyi). Dari pancaran bunyi itu dapat tercerap :itu dapat tercerap : - Nada / irama- Nada / irama - Letupan / letusan / dentuman- Letupan / letusan / dentuman - Bahasa lisan- Bahasa lisan - Sandi, dan lain-lain- Sandi, dan lain-lain 3.Penciuman (melalui hidung), bersumber dari3.Penciuman (melalui hidung), bersumber dari pantulan gas/uap/udara, dapat tercerap :pantulan gas/uap/udara, dapat tercerap : - Bau-bauan : harum, busuk, pedis,- Bau-bauan : harum, busuk, pedis, tengik, dan lain-lain.tengik, dan lain-lain. (Bersambung) (Bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2727

4.Pengecapan (melalui lidah), bersumber dari pen-4.Pengecapan (melalui lidah), bersumber dari pen- cerapan larutan zat-zat tertentu, dan tercerap ra-cerapan larutan zat-zat tertentu, dan tercerap ra- sa :sa : - Manis- Manis - Pahit- Pahit - Masam / asin- Masam / asin - Gurih,- Gurih, - Pedas / pedis dan lain-alain- Pedas / pedis dan lain-alain 5.Perabaan (melalui kulit), melalui saraf kulit. Dari5.Perabaan (melalui kulit), melalui saraf kulit. Dari rangsangan itu tercerap :rangsangan itu tercerap : - Rasa panas- Rasa panas - Rasa halus, kasar, dan lain-lain.- Rasa halus, kasar, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2828

~Segala jenis / bentuk rangsangan yang tercerap~Segala jenis / bentuk rangsangan yang tercerap

ke dalam pusat kesadaran dengan disertai de-ke dalam pusat kesadaran dengan disertai de-

ngan maknanya masing-masing yang diberikan ngan maknanya masing-masing yang diberikan oleh sejarah peradaban manusia.oleh sejarah peradaban manusia.

~Tiap-tiap rangsangan diberi makna yaitu proses~Tiap-tiap rangsangan diberi makna yaitu proses

pengasosiasian antara rangsangan baru denganpengasosiasian antara rangsangan baru dengan

perbendaharaan makna yang telah ada dan tersimperbendaharaan makna yang telah ada dan tersim

pan di dalam memori subyek pencerap.Proses ini pan di dalam memori subyek pencerap.Proses ini

lah yang disebut “Konseptualisasi”/ “pembangun lah yang disebut “Konseptualisasi”/ “pembangun an konsep”an konsep”

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 2929

4.PROSES PENCERAPAN (PEREKAMAN)4.PROSES PENCERAPAN (PEREKAMAN) Kesadaran setelah menerima rangsangan melalui organ-Kesadaran setelah menerima rangsangan melalui organ- organ sensual (panca indera).Bagaimana proses pence-organ sensual (panca indera).Bagaimana proses pence- rapan itu berlangsung merupakan suatu misteri, mungkinrapan itu berlangsung merupakan suatu misteri, mungkin dapat disebut sebagai peristiwa “ghaib”.dapat disebut sebagai peristiwa “ghaib”.

5.PROSES PEMAKNAAN (PEMAHAMAN)5.PROSES PEMAKNAAN (PEMAHAMAN) Mengetahui atau “paham”adalah keadaan di mana pusat Mengetahui atau “paham”adalah keadaan di mana pusat

kesadaran menerima/memberi makna kepada rangsangankesadaran menerima/memberi makna kepada rangsangan baru karena telah terjadi akomodasi/asosiasi dengan mak- baru karena telah terjadi akomodasi/asosiasi dengan mak-

na yang telah ada sebelumya atau telah tebentuk makna na yang telah ada sebelumya atau telah tebentuk makna baru. baru.

(Bersambung)(Bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3030

(Sambungan)(Sambungan)

~ Pemaknaan (pemahaman) terjadi pada saat~ Pemaknaan (pemahaman) terjadi pada saat

terjadi pertautan (asosiasi) antara satu atauterjadi pertautan (asosiasi) antara satu atau

lebih makna yang telah ada (tersimpan) da-lebih makna yang telah ada (tersimpan) da-

lam pusat kesadaran (ingatan), atau ha-lam pusat kesadaran (ingatan), atau ha-

sil pencerapan baru telah diberi makna bersil pencerapan baru telah diberi makna ber

dasarkan (mengacu) pada perbedaharaandasarkan (mengacu) pada perbedaharaan

pengetahuan yang telah ada. pengetahuan yang telah ada.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3131

BEBERAPA BENTUK (POLA) BERPIKIRBEBERAPA BENTUK (POLA) BERPIKIR (Proses Intelektual)(Proses Intelektual) 1. Proses komparasi (memperbandingkan1. Proses komparasi (memperbandingkan dua atau lebih hal) dua atau lebih hal) A = B = CA = B = C A > B > C A > B > C A < B < CA < B < C Dan lain-lainDan lain-lain 2. Proses mengaitkan dua atau lebih hal.2. Proses mengaitkan dua atau lebih hal. A dipengaruhi BA dipengaruhi B A disebabkan B A disebabkan B X berbeda dengan YX berbeda dengan Y (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3232

3. Mengurut (sekuensi)3. Mengurut (sekuensi) A sebelum BA sebelum B C sesudah BC sesudah B E bersama FE bersama F 4. Proses menganalisis (mengurai)4. Proses menganalisis (mengurai) A, B, C, dan D bagian dari EA, B, C, dan D bagian dari E C terdiri dari U, V, W, X, T, dab Z C terdiri dari U, V, W, X, T, dab Z 5. Proses mensintesis (menggabung)5. Proses mensintesis (menggabung) P, Q, R, S, T dan V merupakan Q P, Q, R, S, T dan V merupakan Q 6. Menghitung (mengkalkulasi)6. Menghitung (mengkalkulasi) A + B + C + D = YA + B + C + D = Y A x B x C x D = ZA x B x C x D = Z A – B = CA – B = C (bersambung) (bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3333

KARAKTERISTIK PEMIKIRAN FILSAFATKARAKTERISTIK PEMIKIRAN FILSAFAT

I. FILSAFAT MEMBANGUN PEMAHAMAN DAN MEMBIM-I. FILSAFAT MEMBANGUN PEMAHAMAN DAN MEMBIM- BIMBING TINDAKANBIMBING TINDAKAN II. FILSAFAT BERPIKIR SECARA KETAT, TUNTAS, RINCI,II. FILSAFAT BERPIKIR SECARA KETAT, TUNTAS, RINCI, DAN HABIS-HABISANDAN HABIS-HABISAN III. FILSAFAT BERPIKIR SECARA SISTEMATISIII. FILSAFAT BERPIKIR SECARA SISTEMATIS IV. FILSAFAT MEMBANGUN BAGAN KONSEPSIONALIV. FILSAFAT MEMBANGUN BAGAN KONSEPSIONAL V. FILSAFAT ADALAH RANGKAIAN JAWABAN PERTA –V. FILSAFAT ADALAH RANGKAIAN JAWABAN PERTA – NYAAN KEFILSAFATANNYAAN KEFILSAFATAN VI. FILSAFAT ADALAH HASIL PEMIKIRAN YANG KOHE-VI. FILSAFAT ADALAH HASIL PEMIKIRAN YANG KOHE- REN. REN. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3434

VII. FILSAFAT ADALAH PROSES DAN HA-VII. FILSAFAT ADALAH PROSES DAN HA- SIL PEMIKIRAN RASIONALSIL PEMIKIRAN RASIONAL

I. FILSAFAT MEMBANGUN PEMAHAMANI. FILSAFAT MEMBANGUN PEMAHAMAN DAN MEMBIMBING TINDAKANDAN MEMBIMBING TINDAKAN 1. Mengidentifikasi dan mengumpul sebanyak 1. Mengidentifikasi dan mengumpul sebanyak mungkin pengetahuan. (Pengetahuan yaitu se-mungkin pengetahuan. (Pengetahuan yaitu se- gala hal yang memiliki makna tertentu yang tergala hal yang memiliki makna tertentu yang ter cerap oleh pusat kesadaran (akal budi)cerap oleh pusat kesadaran (akal budi) 2. Mengeritik dan mempertanyakan pengetahuan2. Mengeritik dan mempertanyakan pengetahuan yaitu tentang : ke apa annya, ke bagaimana an-yaitu tentang : ke apa annya, ke bagaimana an- nya, dan ke mengapa annya. nya, dan ke mengapa annya. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3535

(Sambungan)(Sambungan)~ Menilai (membenarkan / menyalahkan) pengeta- ~ Menilai (membenarkan / menyalahkan) pengeta- huan, melihat keunggulan dan kekurangannya, bahuan, melihat keunggulan dan kekurangannya, ba baik dari segi keapaan, kebagaimanaan dan keme baik dari segi keapaan, kebagaimanaan dan keme

gapaannya. gapaannya. ~ Menemukan hakikat (unsur-unsur paling menda- ~ Menemukan hakikat (unsur-unsur paling menda-

sar) suatu pengetahuan.sar) suatu pengetahuan.~ Menemukan makna yang paling dalam dan leng- ~ Menemukan makna yang paling dalam dan leng-

kap dari suatu pengetahuan.kap dari suatu pengetahuan.~ Mencari dan menemukan keterkaitan (koherensi) ~ Mencari dan menemukan keterkaitan (koherensi)

antara berbagai pengetahuan.antara berbagai pengetahuan.~ Membimbing dan mengarahkan tindakan yang le-~ Membimbing dan mengarahkan tindakan yang le-

lebih layak. lebih layak.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3636

II. FILSAFAT BERPIKIR SECARA KETAT,TUNII. FILSAFAT BERPIKIR SECARA KETAT,TUN TAS, RINCI, DAN HABIS-HABISANTAS, RINCI, DAN HABIS-HABISAN.. 1. Mencari dan menemukan unsur-unsur paling da-1. Mencari dan menemukan unsur-unsur paling da- sar, elementer, dan tuntas (tak tersisa) dari suasar, elementer, dan tuntas (tak tersisa) dari sua tu hal,tu hal, 2. Meragukan segala sesuatu sebelum memperoleh2. Meragukan segala sesuatu sebelum memperoleh penjelasan yang lengkap dan tuntas.penjelasan yang lengkap dan tuntas. 3. Berupaya menemukan hubungan bermakna an- 3. Berupaya menemukan hubungan bermakna an- tar berbagai konsep, gagasan, fakta, informasi.tar berbagai konsep, gagasan, fakta, informasi. (bersambung(bersambung))

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3737

(sambungan)(sambungan)

~ Berapa lama?~ Berapa lama?

~ Sampai kapan?~ Sampai kapan?

~ Untuk apa?~ Untuk apa?

~ Dan seterusnya~ Dan seterusnya

Filsafat selalu berupaya menemukan : Filsafat selalu berupaya menemukan :

~ Kejelasan~ Kejelasan

~ Keruntutan~ Keruntutan

~ Kemanfaatan~ Kemanfaatan

~ Kemungkinan~ Kemungkinan

Dan seterusnya Dan seterusnya

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3838

(sambungan)(sambungan) 4.Filsafat selalu bertanya dan mempertanya-4.Filsafat selalu bertanya dan mempertanya- kan segala sesuatu :kan segala sesuatu : ~ Apa?~ Apa? ~ Bagaimana?~ Bagaimana? ~ Mengapa?~ Mengapa? ~ Berapa?~ Berapa? ~ Dimana?~ Dimana? ~ Dari mana?~ Dari mana? ~ Kemana?~ Kemana? ~ Kapan?~ Kapan? (Bersambung)(Bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 3939

III. FILSAFAT : BERFIKIR SECARAIII. FILSAFAT : BERFIKIR SECARA SISTEMATIS (SISTEMIK)SISTEMATIS (SISTEMIK) 1. Memiliki obyek (sasaran) berpikir yang1. Memiliki obyek (sasaran) berpikir yang konkrit (tidak mengada-ada, menghayal,konkrit (tidak mengada-ada, menghayal, atau mengandai-andai).atau mengandai-andai). 2. Mengidentifikasi dan menemukan kompo-2. Mengidentifikasi dan menemukan kompo- nen dan unsur-unsur dari obyek berpikir.nen dan unsur-unsur dari obyek berpikir. 3. Menemukan dan meberi makna yang tegas3. Menemukan dan meberi makna yang tegas pada semua komponen dari berbagai segi:pada semua komponen dari berbagai segi: (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4040

(sambungan)(sambungan) ~ Substansi~ Substansi ~ Konsepsi ~ Konsepsi ~ Sifat-sifat~ Sifat-sifat ~ Fungsi / peranan ~ Fungsi / peranan ~ G u n a ~ G u n a ~ Dan lain-lain~ Dan lain-lain 4. Mencari dan menemukan keterkaitan logis4. Mencari dan menemukan keterkaitan logis antara semua komponen dan unsur yangantara semua komponen dan unsur yang ada. ada. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4141

((sambungan)sambungan) ~ Hubungan / Keterkaitan logis (bernakna) antara ~ Hubungan / Keterkaitan logis (bernakna) antara lain :lain : ~ Hubungan kausal~ Hubungan kausal ~ Hubungan fungsional~ Hubungan fungsional ~ Hubungan struktural~ Hubungan struktural ~ Hubungan komplementer~ Hubungan komplementer ~ Hubungan assosiasi~ Hubungan assosiasi ~ Hubungan genetik~ Hubungan genetik ~ Hubungan fungsi matematik ~ Hubungan fungsi matematik (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4242

(sambungan) (sambungan) ~ Hubungan sosial~ Hubungan sosial ~ Hubungan kultural~ Hubungan kultural ~ Hubungan historis~ Hubungan historis ~ Hubungan moril~ Hubungan moril ~ Hubungan hirarki~ Hubungan hirarki ~ Hubungan kategorial~ Hubungan kategorial ~ Dan lain-lain~ Dan lain-lain

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4343

5. Mencari dan menemukan makna dan nilai5. Mencari dan menemukan makna dan nilai

ekstensial (makna yang diperluas) dari obekstensial (makna yang diperluas) dari ob

yek berpikir.yek berpikir.

CATATAN ; Nilai ekstensial yaitu : harga,CATATAN ; Nilai ekstensial yaitu : harga,

nilai, atau manfaat sesuatunilai, atau manfaat sesuatu

obyek dilihat dari segi obyek-obyek dilihat dari segi obyek-

obyek lain.obyek lain.

IV. FILSAFAT : MEMBANGUN ………………IV. FILSAFAT : MEMBANGUN ………………

(BERSAMBUNG)(BERSAMBUNG)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4444

IV. FILSAFAT MEMBANGUN BAGANIV. FILSAFAT MEMBANGUN BAGAN KONSEPSIONAL (KERANGKA PIKIR)KONSEPSIONAL (KERANGKA PIKIR) 1.Konsepsi, yaitu bangunan mental (intelektual), ya1.Konsepsi, yaitu bangunan mental (intelektual), ya itu konsepsi yang bersifat imajiner, yang tediri itu konsepsi yang bersifat imajiner, yang tediri

dari perangkat-perangkat : pengetahuan, konsep, dari perangkat-perangkat : pengetahuan, konsep, prinsip, atau gagasan yang satu sama lain saling prinsip, atau gagasan yang satu sama lain saling terkait secara bermakna (logis), sehingga konst- terkait secara bermakna (logis), sehingga konst- ruksi mental tersebut memiliki makna dan nilai ruksi mental tersebut memiliki makna dan nilai eksternal.eksternal.

~ Konstruksi mental tersebut, oleh Thomas Khun~ Konstruksi mental tersebut, oleh Thomas Khun disebut “paradigm” atau “jendela mental”.disebut “paradigm” atau “jendela mental”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4545

V. FILSAFAT : RANGKAIAN JAWABAN V. FILSAFAT : RANGKAIAN JAWABAN PERTANYAAN KEFILSAFATANPERTANYAAN KEFILSAFATAN Misalnya :Misalnya : 1. Apakah “Filsafat” itu?1. Apakah “Filsafat” itu? 2. Filsafat adalah proses dan hasil berpikir/pikiran.2. Filsafat adalah proses dan hasil berpikir/pikiran. 3. Apakah “proses berpikir” itu?3. Apakah “proses berpikir” itu? 4. Proses berpikir adalah cara, prosedur, dan meka-4. Proses berpikir adalah cara, prosedur, dan meka- nisme organ-organ berpikir, bekerja.nisme organ-organ berpikir, bekerja. 5. Bagaimanakah cara, prosedur, dan mekanisme5. Bagaimanakah cara, prosedur, dan mekanisme bekerja dan berfungsinyar organ-organ berpikirbekerja dan berfungsinyar organ-organ berpikir itu?itu? (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4646

6.Secara fisik dan material : organ-organ berpikir6.Secara fisik dan material : organ-organ berpikir itu bekerja menurut cara, prosedur, dan meka -itu bekerja menurut cara, prosedur, dan meka - nisme bio-chemis-physical.nisme bio-chemis-physical. 7.Secara rohaniah : cara, prosedur, dan mekanis-7.Secara rohaniah : cara, prosedur, dan mekanis- me kerja pikiran itu masih bersifat “mistery” atau me kerja pikiran itu masih bersifat “mistery” atau

“ghaib” sebagaimana misterius dan ghaibnya “ghaib” sebagaimana misterius dan ghaibnya “roh”, “rohaniah”, atau “jiwa” itu sendiri.“roh”, “rohaniah”, atau “jiwa” itu sendiri.

8. Apakah hasil (produk) berpikir itu?8. Apakah hasil (produk) berpikir itu? 9. Hasil (produk) berpikir antara lain : 9. Hasil (produk) berpikir antara lain : (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4747

Hasil (produk) berpikir antara lain:Hasil (produk) berpikir antara lain: ~ Makna, arti, konsep~ Makna, arti, konsep ~ Pendapat~ Pendapat ~ ide / gagasan~ ide / gagasan ~ Pengertian / pemahaman~ Pengertian / pemahaman ~ Kepercayaan~ Kepercayaan ~ Sikap / pendirian~ Sikap / pendirian ~ Persetujuan~ Persetujuan ~ Dan lain-lain~ Dan lain-lain Semua jenis produk perpikir tersebut dapat di-Semua jenis produk perpikir tersebut dapat di- pertanyakan lebih lanjut. pertanyakan lebih lanjut.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4848

VI. FILSAFAT : MERUPAKAN HASIL PEMI-VI. FILSAFAT : MERUPAKAN HASIL PEMI- MIKIRAN YANG KOHERENMIKIRAN YANG KOHEREN ~ Lawan kata “koheren” adalah “inkoheren”=~ Lawan kata “koheren” adalah “inkoheren”= “ “tidak runtut” = “inkonsisten” = “tidak terkaittidak runtut” = “inkonsisten” = “tidak terkait secara logis”.secara logis”. ~ Misalnya : ~ Misalnya : Dua pernyataan : 1. Hujan turunDua pernyataan : 1. Hujan turun 2. Tidak benar hujan turun2. Tidak benar hujan turun Jika pernyatan no.1 benar, maka pernyataan ke 2Jika pernyatan no.1 benar, maka pernyataan ke 2 pasti salah.pasti salah. Jadi, pernyataan 1 dan 2 adalah dua pernyataanJadi, pernyataan 1 dan 2 adalah dua pernyataan yang tidak koheren (tidak konsisten).yang tidak koheren (tidak konsisten).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 4949

VII. FILSAFAT : ADALAH PROSES DANVII. FILSAFAT : ADALAH PROSES DAN HASIL PEMIKIRAN RASIONALHASIL PEMIKIRAN RASIONAL 1. Langkah-langkah dalam proses berpikir,1. Langkah-langkah dalam proses berpikir, setiap langkah merupakan proses operasi setiap langkah merupakan proses operasi logik.logik. Misalnya :Misalnya : a.Pencerapan (persepsi inderawi) : menanga.Pencerapan (persepsi inderawi) : menang kap rangsangan sensual : wujud. warna,kap rangsangan sensual : wujud. warna, bentuk, bunyi, bau, dan lain-lain.bentuk, bunyi, bau, dan lain-lain. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5050

(sambungan)(sambungan) b.Mengassosiasi, mengaitkan, mengkorelasi ha-b.Mengassosiasi, mengaitkan, mengkorelasi ha- sil pencerapan awal dengan sesuatu yang se-sil pencerapan awal dengan sesuatu yang se- jenis, yang pernah tercerap sebelumnya (te-jenis, yang pernah tercerap sebelumnya (te- rekam di dalam file memori sebagai penge-rekam di dalam file memori sebagai penge- tahuan).tahuan). c.Informasi baru tersebut “diinterogasi”(dikom-c.Informasi baru tersebut “diinterogasi”(dikom- parasi,dikorelasi, dikonfirmasi) dengan pengeparasi,dikorelasi, dikonfirmasi) dengan penge tahuan lama yang telah dlmiliki sebelumnya.tahuan lama yang telah dlmiliki sebelumnya. d.Pemberian makna terhadap informasi, berupad.Pemberian makna terhadap informasi, berupa makna yang sama atau berbeda dengan pengemakna yang sama atau berbeda dengan penge tahuan yang lama. Proses inilah yang disebuttahuan yang lama. Proses inilah yang disebut proses“pemaknaan”atau proses “mengetahui”. proses“pemaknaan”atau proses “mengetahui”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5151

2.Apa yang diketahui (obyek pengetahuan) berada2.Apa yang diketahui (obyek pengetahuan) berada

di luar organ mengetahui. Obyek pengetahuandi luar organ mengetahui. Obyek pengetahuan

direpresentasikan sebagai”konstruksi akal” atau direpresentasikan sebagai”konstruksi akal” atau “mental konstruct” arau “concept”. Consept yang“mental konstruct” arau “concept”. Consept yang

paling elementer (single concept) direpresentasi-paling elementer (single concept) direpresentasi-

kan dengan sebuah “kata” atau “world”.kan dengan sebuah “kata” atau “world”.

3.Konsep elementer hanya memiliki satu makna3.Konsep elementer hanya memiliki satu makna

yang berkenaan dengan satu wujud (realitas fi-yang berkenaan dengan satu wujud (realitas fi-

sik atau non fisik, kongkrit atau abstrak).sik atau non fisik, kongkrit atau abstrak).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5252

~1.Metode adalah langkah dan aktivitas yang tera-~1.Metode adalah langkah dan aktivitas yang tera- tur, tertib dan terukur yang saling terkait seca-tur, tertib dan terukur yang saling terkait seca- ra fungsional untuk menghasilkan suatu produk.ra fungsional untuk menghasilkan suatu produk.~2.Langkah atau aktivitas dapat bersifat fisik, da-~2.Langkah atau aktivitas dapat bersifat fisik, da- pat pula bersifat mental (inelektual), atau secarapat pula bersifat mental (inelektual), atau secara bersama.bersama.~3.~3.BERFILSAFATBERFILSAFAT: aktivitas mental utamanya ber-: aktivitas mental utamanya ber- pikir, dibantu oleh fungsi-fungsi mental lainnyapikir, dibantu oleh fungsi-fungsi mental lainnya seperti : tafakur (merefleksi), dan lain-lain.seperti : tafakur (merefleksi), dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5353

~4.Metode adalah cara atau rangkaian beberapa ca-~4.Metode adalah cara atau rangkaian beberapa ca-

ra yang teratur, sistematis, terukur dengan pro-ra yang teratur, sistematis, terukur dengan pro-

sedur yang baku.sedur yang baku.

~5.Metode yang bersifat fisik lebih mudah dipahami~5.Metode yang bersifat fisik lebih mudah dipahami

karena wujudnya kongkrit (dapat diamati dengankarena wujudnya kongkrit (dapat diamati dengan

alat dria). Sedangkan altivitas mental (intelektual)alat dria). Sedangkan altivitas mental (intelektual)

seperti “berfilsafat” tidak mudah karena wujud-seperti “berfilsafat” tidak mudah karena wujud-

nya sangat abstrak. Namun demikian aktivitasnya sangat abstrak. Namun demikian aktivitas

mental terebut analog dengan aktivitas fisik.mental terebut analog dengan aktivitas fisik.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5454

~ ~ Pada dasarnya ada dua metode kefilsafat-Pada dasarnya ada dua metode kefilsafat- an paling dasar dan elementer, yaitu :an paling dasar dan elementer, yaitu : 1. Menganalisis1. Menganalisis 2. Mensintesis2. Mensintesis ~ Proses menganalisis yaitu aktivitas meng-~ Proses menganalisis yaitu aktivitas meng- urai unsur-unsur (bagian-bagian) yang pa-urai unsur-unsur (bagian-bagian) yang pa- paling kecil dan esensial dari sesuatu ob-paling kecil dan esensial dari sesuatu ob- yek yang ada (being), baik yang nyata atauyek yang ada (being), baik yang nyata atau tidak nyata, kongkrit atau abstrak, eksisttidak nyata, kongkrit atau abstrak, eksist atau noneksist.atau noneksist.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5555

~Metode analisis yaitu cara-cara mengurai / memi-~Metode analisis yaitu cara-cara mengurai / memi-

sah-misahkan bagian-bagian atau komponen-komsah-misahkan bagian-bagian atau komponen-kom

nen yang menyusun sesuatu.nen yang menyusun sesuatu.

~”Sesuatu” yaitu :~”Sesuatu” yaitu :

-Benda fisik, seperti : kayu, batu, besi, dan lain-lain.-Benda fisik, seperti : kayu, batu, besi, dan lain-lain.

-Konsep atau hal-hal yang abstrak seperti : keama--Konsep atau hal-hal yang abstrak seperti : keama-

nan, kemakmuran, kebahagiaan, dan lain-lain.nan, kemakmuran, kebahagiaan, dan lain-lain.

~Konsep “keamanan” dapat dianalisis misalnya :~Konsep “keamanan” dapat dianalisis misalnya :

1. keamanan yaitu segala hal yang terkait (lang-1. keamanan yaitu segala hal yang terkait (lang-

sung / tak langsung dengan kondisi “aman”.sung / tak langsung dengan kondisi “aman”.

(bersambung) (bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5656

2.”Aman” yaitu kondisi masyarakat / orang / benda2.”Aman” yaitu kondisi masyarakat / orang / benda / hal dengan tempat dan lingkungannya, yang :/ hal dengan tempat dan lingkungannya, yang : - Tidak ada gangguan- Tidak ada gangguan - Tidak ada ancaman- Tidak ada ancaman - Tidak ada kericuhan - Tidak ada kericuhan - Tidak ada hambatan- Tidak ada hambatan - Dan lain-lain- Dan lain-lain 3.Sumber-sumber ancaman / gangguan antara lain : 3.Sumber-sumber ancaman / gangguan antara lain : - Kemiskinan - Kemiskinan - Ketidakadilan- Ketidakadilan - Keserakahan- Keserakahan - dan lain-lain- dan lain-lain (berambung)(berambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5757

(sambungan)(sambungan)

~Semua hal di atas merupakan proses anali-~Semua hal di atas merupakan proses anali-sis terhadap “keamanan” sebagai konsep sis terhadap “keamanan” sebagai konsep yang abstrak.yang abstrak.

PRABOT-PRABOT METODOLOGIPRABOT-PRABOT METODOLOGI

~Tujuan berpikir / berfilsafat pada hakikatnya~Tujuan berpikir / berfilsafat pada hakikatnya

adalah untuk membuat “kesimpulan yang adalah untuk membuat “kesimpulan yang benar” tentang sesuatu yang ada (being).benar” tentang sesuatu yang ada (being).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5858

~”Kesimpulan” atau “simpulan” adalah kea- ~”Kesimpulan” atau “simpulan” adalah kea- an di mana kesadaran akal-budi (intelektu-an di mana kesadaran akal-budi (intelektu-

al) kita menerima / menolak / menyetujui al) kita menerima / menolak / menyetujui makna kebenaran tertentu yang dibangun makna kebenaran tertentu yang dibangun dari suatu rangkaian konsep atau premis dari suatu rangkaian konsep atau premis yang dengan sendirinya “pasti brnar” atauyang dengan sendirinya “pasti brnar” atau

“ “pasti salah”.pasti salah”.

~Proses pencapaian “kesimpulan” itu dise- ~Proses pencapaian “kesimpulan” itu dise- but but LOGIKALOGIKA atau atau OPERASI LOGIK.OPERASI LOGIK.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 5959

~LOGIKA, adalah aturan-aturan atau cara-cara un-~LOGIKA, adalah aturan-aturan atau cara-cara un-

tuk mencapai kesimpulan yang benar melalui su-tuk mencapai kesimpulan yang benar melalui su-

atu perangkat premis.atu perangkat premis.

~PREMIS, adalah pernyataan atau kalimat yang ~PREMIS, adalah pernyataan atau kalimat yang mengandung pendapat (gagasan) yang telah ter-mengandung pendapat (gagasan) yang telah ter-

bukti kebenarannya atau benar dengan sendiri-bukti kebenarannya atau benar dengan sendiri-nya.nya.

~Sesuatu yang benar dengan sendirinaya, atau dia-~Sesuatu yang benar dengan sendirinaya, atau dia-kui kebenarannya yaitu kebenaran yang telah ter- kui kebenarannya yaitu kebenaran yang telah ter- uji melalui realitas, pengalaman, eksperimen, atau uji melalui realitas, pengalaman, eksperimen, atau pendapat umum.pendapat umum.

~LOGIKA,~LOGIKA, adalah aturan-aturan atau cara-cara un- adalah aturan-aturan atau cara-cara un-

tuk mencapai kesimpulan yang benar melalui su-tuk mencapai kesimpulan yang benar melalui su-

atu perangkat premis.atu perangkat premis.

~PREMIS,~PREMIS, adalah pernyataan atau kalimat yang adalah pernyataan atau kalimat yang mengandung pendapat (gagasan) yang telah ter-mengandung pendapat (gagasan) yang telah ter-

bukti kebenarannya atau benar dengan sendiri-bukti kebenarannya atau benar dengan sendiri-nya.nya.

~Sesuatu yang benar dengan sendirinaya, atau dia-~Sesuatu yang benar dengan sendirinaya, atau dia-kui kebenarannya yaitu kebenaran yang telah ter- kui kebenarannya yaitu kebenaran yang telah ter- uji melalui realitas, pengalaman, eksperimen, atau uji melalui realitas, pengalaman, eksperimen, atau pendapat umum.pendapat umum.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6060

ADA DUA JENIS LOGIKA ADA DUA JENIS LOGIKA

1. Logika Induktif1. Logika Induktif

2. Logika Deduktif2. Logika Deduktif

~Logika Induktif, adalah proses penyimpulan mela-~Logika Induktif, adalah proses penyimpulan mela-

lui proses berpikir atau bernalar yang mengacu palui proses berpikir atau bernalar yang mengacu pa

da premis-premis khusus (premis yang lingkup ke-da premis-premis khusus (premis yang lingkup ke-

benarannya lebih khusus dan terbatas,benarannya lebih khusus dan terbatas,

~Atau proses berpikir yang bertolak dari premis-~Atau proses berpikir yang bertolak dari premis-

premis khusus dan menarik kesimpulan yang ber-premis khusus dan menarik kesimpulan yang ber-

sifat umum dengan lingkup kebenaran yang lebihsifat umum dengan lingkup kebenaran yang lebih

luas.luas.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6161

~~Kesimpulan dari suatu proses logika induk-Kesimpulan dari suatu proses logika induk-

tif, mengandung “kebenaran probabilistik”tif, mengandung “kebenaran probabilistik”

(bukan kebenaran yang pasti, melainkan ber(bukan kebenaran yang pasti, melainkan ber

peluang untuk benar, atau kebenarannya peluang untuk benar, atau kebenarannya

< 100% - 100%.< 100% - 100%.

~Besarnya peluang (probabilitas) untuk benar~Besarnya peluang (probabilitas) untuk benar

ditentukan oleh kadar (proporsi) banyaknyaditentukan oleh kadar (proporsi) banyaknya

premis khusus dari semua kemungkinan ke-premis khusus dari semua kemungkinan ke-

jadian.jadian.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6262

BEBERAPA BENTUK LOGIKA INDUKTIFBEBERAPA BENTUK LOGIKA INDUKTIF 1. Penyimpulan secara kausal.1. Penyimpulan secara kausal. 2. Penyimpulan berdasarkan probabilitas2. Penyimpulan berdasarkan probabilitas (penalaran statistik).(penalaran statistik). 3. Penyimpulan berdasarkan analogi atau 3. Penyimpulan berdasarkan analogi atau komparasi.komparasi. 4. Penyipulan berdasarkan hasil ferivikasi.4. Penyipulan berdasarkan hasil ferivikasi. 5. Penyimpulan berdasarkan hasil pengama- 5. Penyimpulan berdasarkan hasil pengama- tan empirik.tan empirik. 6. Penyimpulan berdasarkan kontradiksi.6. Penyimpulan berdasarkan kontradiksi.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6363

1. Penyimpulan secara causal.1. Penyimpulan secara causal. ~Setelah mencermati sebab (causal) sejum- ~Setelah mencermati sebab (causal) sejum-

lah kejadian, maka disimpulkan sebab-se- lah kejadian, maka disimpulkan sebab-se- sebab yang paling dominan, maka pada ke-sebab yang paling dominan, maka pada ke-

sempatan-kesempatan lain, setiap kali mun-sempatan-kesempatan lain, setiap kali mun- cul penyebab dominan, maka disimpulkan /cul penyebab dominan, maka disimpulkan / diramalkan akan timbul kejadian yang sama.diramalkan akan timbul kejadian yang sama. 2. Penalaran statistik.2. Penalaran statistik. MISAL : “Si A adalah seorang guru seko-MISAL : “Si A adalah seorang guru seko- lah / dosen”.lah / dosen”. (bersambung(bersambung))

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6464

(sambungan)(sambungan)~Kita akan bertaruh bahwa si A itu akan mencapai~Kita akan bertaruh bahwa si A itu akan mencapai usia > 70 tahun.usia > 70 tahun.~Untuk menyimpulkan bahwa si A berpeluang besar~Untuk menyimpulkan bahwa si A berpeluang besar mencapai usia > 70 tahun, maka kita memerlukanmencapai usia > 70 tahun, maka kita memerlukan data statistik tentang usia rata-rata dan usia maksi-data statistik tentang usia rata-rata dan usia maksi- mal guru baru meninggal.mal guru baru meninggal.~Data statistik itu merupakan premis yang cukup~Data statistik itu merupakan premis yang cukup kuat kebenarannya.kuat kebenarannya.~Berdasarkan data statistik itu dapat disimpulkan~Berdasarkan data statistik itu dapat disimpulkan bahwa si A (yang guru / dosen itu) berpeluang bahwa si A (yang guru / dosen itu) berpeluang atau tidak untuk mencapai usia > 70 tahun.atau tidak untuk mencapai usia > 70 tahun.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6565

3.Analogi dan komparasi3.Analogi dan komparasi ~Logika analogis / komparasi berusaha mencapai~Logika analogis / komparasi berusaha mencapai kesimpulan dengan mencoba mengamati apa kesimpulan dengan mencoba mengamati apa yang akan disimpulkan dengan sesuatu yang yang akan disimpulkan dengan sesuatu yang lain (yang secara logis / empiris) ada persamaan-lain (yang secara logis / empiris) ada persamaan- nya. Kesimpulan yang dicapainya kemudian di-nya. Kesimpulan yang dicapainya kemudian di- kembalikan / diperlakukan pada obyek semula.kembalikan / diperlakukan pada obyek semula. MISAL :MISAL : Kita ingin membuktikan tentang adanya sangKita ingin membuktikan tentang adanya sang pencipta alam semesta yang dinamakan pencipta alam semesta yang dinamakan “TUHAN “TUHAN YANG MAHA PENCIPTA” YANG MAHA PENCIPTA” (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6666

(sambungan)(sambungan) -Alam semesta yang sangat canggih dan rumit-Alam semesta yang sangat canggih dan rumit dianalogikan dengan sebuah sistem komputer /dianalogikan dengan sebuah sistem komputer / internet yang sangat canggih dan rumit, meski-internet yang sangat canggih dan rumit, meski- pun tidak secanggih dan serumit dengan alampun tidak secanggih dan serumit dengan alam semesta sebab komputer dan internet itu sendirisemesta sebab komputer dan internet itu sendiri adalah bagian dari alam semesta.adalah bagian dari alam semesta. -Kita ketahui secara pasti bahwa komputer / inter--Kita ketahui secara pasti bahwa komputer / inter- net itu tidak mungkin menciptakan dirinya ataunet itu tidak mungkin menciptakan dirinya atau tercipta dengan sendirinya.tercipta dengan sendirinya. -Pasti ada sang insinyur yang telah merancang dan -Pasti ada sang insinyur yang telah merancang dan menciptakan komputer / internet.menciptakan komputer / internet.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6767

-Alam semesta yang sangat canggih dan rumit itu-Alam semesta yang sangat canggih dan rumit itu mustahil menciptakan dirinya atau tercipta de-mustahil menciptakan dirinya atau tercipta de- ngan sendirinya.ngan sendirinya. -Pasti ada Sang Maha Pencipta yang telah meran--Pasti ada Sang Maha Pencipta yang telah meran- cang dan menciptakan alam semesta yang cang- cang dan menciptakan alam semesta yang cang- gih dan rumit itu, yaitu gih dan rumit itu, yaitu TUHAN YANG MAHA PEN-TUHAN YANG MAHA PEN- CIPTA.CIPTA.

4.Metode Ferivikasi Empirik.4.Metode Ferivikasi Empirik. ~Salah satu cara untuk mencapai kesimpulan yang ~Salah satu cara untuk mencapai kesimpulan yang

benar (valid) adalah dengan mencocokkan suatu benar (valid) adalah dengan mencocokkan suatu kesimpulan dengan fakta-fakta empirik, yaitu se- kesimpulan dengan fakta-fakta empirik, yaitu se-

suatu yang benar- benar ada / terjadi dalam ru- suatu yang benar- benar ada / terjadi dalam ru- ang dan waktu yang nyata. ang dan waktu yang nyata.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6868

5.Observasi (pengamatan).5.Observasi (pengamatan). ~Suatu kesimpulan dapat diuji kebenarannya me- ~Suatu kesimpulan dapat diuji kebenarannya me-

lalui pengamatan, baik oleh orang yang menyim-lalui pengamatan, baik oleh orang yang menyim-pulkan maupun oleh orang lain. pulkan maupun oleh orang lain.

MISAL :MISAL : Jika ada pernyataan : “Di luar kelas hujan turun”. Jika ada pernyataan : “Di luar kelas hujan turun”.

Pernyataan (kesimpulan) ini dapat diuji kebenaran Pernyataan (kesimpulan) ini dapat diuji kebenaran nya melalui observasi.nya melalui observasi.

~Jika hasil observasi membuktikan bahwa di luar~Jika hasil observasi membuktikan bahwa di luar benar- benar hujan turun maka kesimpulan itu benar- benar hujan turun maka kesimpulan itu benar.benar. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 6969

~Jika hasil observasi membuktikan bahwa di luarr~Jika hasil observasi membuktikan bahwa di luarr tidak turun hujan, maka kesimpulan itu tidak be-tidak turun hujan, maka kesimpulan itu tidak be-

nar.nar.

6. Penyimpulan berdasarkan Kontradiksi6. Penyimpulan berdasarkan Kontradiksi ~Kebenaran suatu “kesimpulan” dapat diuji secara ~Kebenaran suatu “kesimpulan” dapat diuji secara

langsung dengan melihat kontradiksi yang dikan-langsung dengan melihat kontradiksi yang dikan-dungnya dengan :dungnya dengan :

- Axiomata yang ada.- Axiomata yang ada. - Kesimpulan-kesimpulan lain yang sudah teruji- Kesimpulan-kesimpulan lain yang sudah teruji kebenarannya.kebenarannya. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7070

(sambungan)(sambungan) -Realitas umum yang sudah diterima kebe--Realitas umum yang sudah diterima kebe- narannya secara umum / universal.narannya secara umum / universal. -Hukum-hukum alam.-Hukum-hukum alam. MISAL :MISAL : - Salah satu sudut segitiga besarnya nol dera- Salah satu sudut segitiga besarnya nol dera jat.jat. - Ia tetap kenyang, meskipun sudah tiga hari- Ia tetap kenyang, meskipun sudah tiga hari ia tidak makan.ia tidak makan. - Di kampung saya mata hari terbit uf. barat. - Di kampung saya mata hari terbit uf. barat.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7171

LANGKAH-LANGKAH / PROSESLANGKAH-LANGKAH / PROSES BERFILSAFATBERFILSAFAT 1. Menyadari adanya “masalah” tentang se-1. Menyadari adanya “masalah” tentang se- sesuatu “yang ada”sesuatu “yang ada” “ “Masalah” yaitu keadaan / kondisi di manaMasalah” yaitu keadaan / kondisi di mana terjadi “kesenjangan” antara “apa yangterjadi “kesenjangan” antara “apa yang ada” dengan : “apa yang seharusnya”ada” dengan : “apa yang seharusnya” ~Setiap kesenjangan biasanya berimplika-~Setiap kesenjangan biasanya berimplika- si : kerugian, kesusahan. kesengsaraan,si : kerugian, kesusahan. kesengsaraan, dan lain-lain.dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7272

2. Mengenali seluk beluk masalah :2. Mengenali seluk beluk masalah :

- Jenis masalah- Jenis masalah

- Intensitas masalah- Intensitas masalah

- Tempat dan waktu kejadian- Tempat dan waktu kejadian

- Ruang lingkup masalah- Ruang lingkup masalah

- Komponen-komponen yang terkait- Komponen-komponen yang terkait

- Faktor-faktor penyebab / pemicu- Faktor-faktor penyebab / pemicu

- Dan lain-lain- Dan lain-lain

3. Mengenali dan memastikan unsur-unsur/ 3. Mengenali dan memastikan unsur-unsur/

komponen-komponen masalah.komponen-komponen masalah.

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7373

(bersambung)(bersambung) - Menemukan bukti-bukti keterkaitan- Menemukan bukti-bukti keterkaitan - Memahami konsep / substansi komponen.- Memahami konsep / substansi komponen. 4. Membangun kerangka konsepsional ten-4. Membangun kerangka konsepsional ten- tang saling keterkaitan antara komponen-tang saling keterkaitan antara komponen- komponen masalah. komponen masalah. - Nemahami jenis / bentuk keterkaitan.- Nemahami jenis / bentuk keterkaitan. - Menguji (memferivikasi) secara empirik- Menguji (memferivikasi) secara empirik dan rasional tentang keterkaitan yang dan rasional tentang keterkaitan yang ada.ada.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7474

5. Memikirkan alternatif gagasan untuk 5. Memikirkan alternatif gagasan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi (yangmengatasi masalah yang dihadapi (yang

disadari) secara tentatif (hipotetik).disadari) secara tentatif (hipotetik).

- Identifikasi gagasan-gagasan yang pa-- Identifikasi gagasan-gagasan yang pa-

ling feasibel dan paling praktis.ling feasibel dan paling praktis.

- Identifikasi prosedur / langkah-langkah- Identifikasi prosedur / langkah-langkah

yang paling tepat untuk mewujudkan ga-yang paling tepat untuk mewujudkan ga-

gagasan pemecahan masalah.gagasan pemecahan masalah.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7575

6. Deskripsikan seluruh proses berfilsafat6. Deskripsikan seluruh proses berfilsafat

di atas, mulai dari kesadaran tentang di atas, mulai dari kesadaran tentang

adanya masalah sampai ditemukannya adanya masalah sampai ditemukannya

pemecahan masalah yang terbaik.pemecahan masalah yang terbaik.

~ Pada tahap ini selesailah langkat / ~ Pada tahap ini selesailah langkat /

proses berfilsafat tersebut.proses berfilsafat tersebut.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7676

ONTOLOGI PENDIDIKANONTOLOGI PENDIDIKAN~ Pengertian “Ontologi”, Bahasa Inggeris : “ontolo-~ Pengertian “Ontologi”, Bahasa Inggeris : “ontolo-

gy” ( ontos + logos ), atau dari Bahasa Yunani : gy” ( ontos + logos ), atau dari Bahasa Yunani : on atau ontos, logos (studi,ilmu tentang :on atau ontos, logos (studi,ilmu tentang :

~ Arti lain : Studi tentang ciri-ciri esensial dari “yang ~ Arti lain : Studi tentang ciri-ciri esensial dari “yang ada” dalam dirinya sendiri, berbeda dari studi ten- ada” dalam dirinya sendiri, berbeda dari studi ten- tang sesuatu yang ada secara khusus.tang sesuatu yang ada secara khusus.

~ Cabang filsafat yang menggeluti “tatanan” dan ~ Cabang filsafat yang menggeluti “tatanan” dan struktur realitas dalam arti yang seluas-luasnya,struktur realitas dalam arti yang seluas-luasnya,

yang menggunakan kategori-kategori :yang menggunakan kategori-kategori : - Ada / mengada / menjadi - Ada / mengada / menjadi - Aktualitas / potensialitas- Aktualitas / potensialitas (bersambung(bersambung))

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7777

(sambungan)(sambungan)

- Nyata (nampak)- Nyata (nampak)

- Perubahan- Perubahan

- W a k t u- W a k t u

- Eksistensi dan noneksistensi- Eksistensi dan noneksistensi

- E s e n s I- E s e n s I

- Keniscayaan- Keniscayaan

~ Cabang filsafat yang mencoba :~ Cabang filsafat yang mencoba :

Melukiskan hakikat “ada” yang terakhir (yangMelukiskan hakikat “ada” yang terakhir (yang

esa, yang absolut, yang abadi dan sempurna).esa, yang absolut, yang abadi dan sempurna).

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7878

(sambungan)(sambungan) - Menunjukkan bahwa segala hal tergantung padanya- Menunjukkan bahwa segala hal tergantung padanya bagi eksistensinya. bagi eksistensinya. - Menghubungkan pikiran dan tindakan manusia yang ber-- Menghubungkan pikiran dan tindakan manusia yang ber- sifat individual dan hidup dalam sejarah dengan realitassifat individual dan hidup dalam sejarah dengan realitas tertentu.tertentu. - Cabang filsafat yang :- Cabang filsafat yang : a. Melontarkan pertanyaan “Apa arti ada dan beraada?”a. Melontarkan pertanyaan “Apa arti ada dan beraada?” b. Menganalisis berbagai macam makna yang memung-b. Menganalisis berbagai macam makna yang memung- kinkan suatu hal dapat dikatakan ada / berada. kinkan suatu hal dapat dikatakan ada / berada.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 7979

~ Cabang filsafat yang :~ Cabang filsafat yang : a.Menyelidiki status realitas (Misalnya : apaa.Menyelidiki status realitas (Misalnya : apa kah obyek pencerapan kita nyata ataukah obyek pencerapan kita nyata atau ilusi?)ilusi?) b.Menyelidiki sejenis realitas yang dimilikib.Menyelidiki sejenis realitas yang dimiliki sesuatu hal. (Misalnya : jenis realitas apasesuatu hal. (Misalnya : jenis realitas apa yang dimiliki oleh : bilangan, persepsi,yang dimiliki oleh : bilangan, persepsi, pikiran, perasaan, dan kesadaran itu sen-pikiran, perasaan, dan kesadaran itu sen- diri.diri. c,Menyelidiki …………….. c,Menyelidiki …………….. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8080

c.Menyelidiki realitas yang menentukan apac.Menyelidiki realitas yang menentukan apa yang kita sebut : realitas dan ilusi. (Misal-yang kita sebut : realitas dan ilusi. (Misal- nya : Apakah realitas atau ilusi merupakannya : Apakah realitas atau ilusi merupakan “ “obyek” yang bergantung pada pikiranobyek” yang bergantung pada pikiran kita, atau pada sesuatu sumber eksternalkita, atau pada sesuatu sumber eksternal yang independen?). yang independen?).

PANDANGAN BEBERAPA FAILOSOFPANDANGAN BEBERAPA FAILOSOF TENTANG “ONTOLOGI”TENTANG “ONTOLOGI” ~Istilah “ontologi” …………… ~Istilah “ontologi” …………… (bersambung) (bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8181

(sambungan)(sambungan)

~Istilah “ontologi” berarti “pengetahuan tentang~Istilah “ontologi” berarti “pengetahuan tentang

yang ada {keberadaan), proses mengada (berada),yang ada {keberadaan), proses mengada (berada),

cara-cara berada, jenis, bentuk dan sifat yang cara-cara berada, jenis, bentuk dan sifat yang ada dan kebeadaan.ada dan kebeadaan.

~Istilah “ontologi” diperkenalkan oleh Gollenus~Istilah “ontologi” diperkenalkan oleh Gollenus

(1636), digunakan oleh Clauberg (1647), Micraeli(1636), digunakan oleh Clauberg (1647), Micraeli

us,- (1653, dan Du Hamer (1663), dan diterima us,- (1653, dan Du Hamer (1663), dan diterima oleh : Leibniz dan Baumgarten.oleh : Leibniz dan Baumgarten.

~Istilah “ontologi” sering dipersamakan dengan~Istilah “ontologi” sering dipersamakan dengan

“ “METAFISIKA”METAFISIKA”

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8282

~Clauberg, menyebut “ontologi” sebagai ~Clauberg, menyebut “ontologi” sebagai “ilmu pertama”, studi tentang “yang ada” “ilmu pertama”, studi tentang “yang ada” sejauh memang “ada”. Studi inidianggap sejauh memang “ada”. Studi inidianggap berlaku untuk semua entitas, termasuk berlaku untuk semua entitas, termasuk ALLAH dan semua ciptaanNya dan yang ALLAH dan semua ciptaanNya dan yang mendasarinya, baik fisika maupun teologi.mendasarinya, baik fisika maupun teologi.

~Studi ontologi mencakup :~Studi ontologi mencakup : - Prinsip dan aribut yang ada.- Prinsip dan aribut yang ada. - Analisis : sebab, tatanan, relasi, - Analisis : sebab, tatanan, relasi, kebenaran dan kesempurnaan.kebenaran dan kesempurnaan. ~Ontologi, biasa pula disebut “ontosophia”.~Ontologi, biasa pula disebut “ontosophia”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8383

~Wolf, mendefinisikan “ontologi” sebagai~Wolf, mendefinisikan “ontologi” sebagai

ilmu tentang “yang ada” pada umumnya. ilmu tentang “yang ada” pada umumnya. dan sinonim dengan ‘Filsafat Pertama”. Me-dan sinonim dengan ‘Filsafat Pertama”. Me-

todenya ”deduktif” dan tujuannya “mencip-todenya ”deduktif” dan tujuannya “mencip-

takan sistem kebenaran yang niscaya dan takan sistem kebenaran yang niscaya dan pasti”.pasti”.

~Baumgarten, mendefinisikan “ontologi” se-~Baumgarten, mendefinisikan “ontologi” se-

bagai studi tentang “predikat-predikat yangbagai studi tentang “predikat-predikat yang

paling umum atau abstrak dari semua halpaling umum atau abstrak dari semua hal

pada umumnya”.pada umumnya”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8484

~Ontologi” disamakannya dengan “ontoso- ~Ontologi” disamakannya dengan “ontoso- phia”, “Metafisika Universal” dan “Filsafat phia”, “Metafisika Universal” dan “Filsafat Pertama”.Pertama”.

~Herbart, mengkontraskan “Metodologi” dan~Herbart, mengkontraskan “Metodologi” dan “ “ontologi”. Metodologi bertugas mereduksiontologi”. Metodologi bertugas mereduksi kontradiksi-kontradiksi di dalam data. kontradiksi-kontradiksi di dalam data.

Sedang ontologi merupakan metode pema-Sedang ontologi merupakan metode pema- haman realitas sejati.haman realitas sejati. ~Rosmini - Serbati, mengkontraskan “ontolo-~Rosmini - Serbati, mengkontraskan “ontolo- gi” dengan “teologi” dan “kosmologi”.gi” dengan “teologi” dan “kosmologi”. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8585

(sambungan)(sambungan) - “Ontologi” adalah : doktrin universal tentang - “Ontologi” adalah : doktrin universal tentang “ “yang ada”yang ada” - “Teologi” adalah : doktrin universal tentang “yang- “Teologi” adalah : doktrin universal tentang “yang ada absolut”.ada absolut”. - “Kosmologi” : adalah doktrin universal tentang- “Kosmologi” : adalah doktrin universal tentang “ “yang ada relatif dan terbatas”.yang ada relatif dan terbatas”.~Husserl, membedakan “Ontologi Formal” dan ~Husserl, membedakan “Ontologi Formal” dan “ “Ontologi Material”. (Keduanya berurusan denganOntologi Material”. (Keduanya berurusan dengan analisis-analisis esensi). analisis-analisis esensi). ………… (bersambung) (bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8686

(sambungan)(sambungan)

~Ontologi Formal, bergumul dengan esensi~Ontologi Formal, bergumul dengan esensi

formal atau universal, merupakan basisformal atau universal, merupakan basis

terakhir dan terdalam semua ilmu.terakhir dan terdalam semua ilmu.

~Ontologoi Material, menggeluti esensi-esen~Ontologoi Material, menggeluti esensi-esen

si material atau regional dan merupakan basi material atau regional dan merupakan ba

sis dari semua “Ilmu Faktual”.sis dari semua “Ilmu Faktual”.

~ Heidegger, memahami ontologi sebagai ~ Heidegger, memahami ontologi sebagai eksistensi. Sebagai analisis konstitusi yang eksistensi. Sebagai analisis konstitusi yang ada ………………… ada ………………… (bersambung) (bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8787

(sambungan)(sambungan)

… … dari eksistensi, ontologi menemukan keterba- dari eksistensi, ontologi menemukan keterba- tasan eksistensi, dan bertujuan menemukan apa tasan eksistensi, dan bertujuan menemukan apa yang memungkinkan suatu eksistensi.yang memungkinkan suatu eksistensi.

~ Quine, mengkontraskan ontologi dengan ideologi, ~ Quine, mengkontraskan ontologi dengan ideologi, sementara menghubungkan ontologi dengan “Te-sementara menghubungkan ontologi dengan “Te-

ori reherensi”. Bagi Quine, kedua istilah itu selalu ori reherensi”. Bagi Quine, kedua istilah itu selalu berkaitan dengan teori-teori tertentu. Oleh karena berkaitan dengan teori-teori tertentu. Oleh karena itu pertanyaan ontologi, menyangkut apa yang ki itu pertanyaan ontologi, menyangkut apa yang ki taanut dalam konteks entitas-entitas di alam se-taanut dalam konteks entitas-entitas di alam se-mesta.mesta.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8888

~Atas dasar berbagai pandangan para failo-~Atas dasar berbagai pandangan para failo-sof tentang istilah “ontologi” maka kita da-sof tentang istilah “ontologi” maka kita da-

pat berpikir tentang “Ontologi Pendikan”,pat berpikir tentang “Ontologi Pendikan”,

baik pendidikan sebagai“Ilmu Pengatahuan”baik pendidikan sebagai“Ilmu Pengatahuan”

maupun sebagai “fenomena sosial budaya”maupun sebagai “fenomena sosial budaya”

~Oleh karena itu, dari realias ini maka “pen-~Oleh karena itu, dari realias ini maka “pen-

didikan” dapat disorot baik dari “Filsafat didikan” dapat disorot baik dari “Filsafat Ilmu” maupun dari “Filsafat Sosial-Budaya”Ilmu” maupun dari “Filsafat Sosial-Budaya”

di samping secara spesifk dari segi “Filsafatdi samping secara spesifk dari segi “Filsafat

Pendidikan” sendiri.Pendidikan” sendiri.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 8989

~Secara fenomenal, terlihat bahwa “pendi- ~Secara fenomenal, terlihat bahwa “pendi- dikan” itu adalah suatu jenis / bentuk aktivi-dikan” itu adalah suatu jenis / bentuk aktivi-tas siosial-budaya manusia yang bertujuan tas siosial-budaya manusia yang bertujuan untuk “memberdayakan” orang lain, agar untuk “memberdayakan” orang lain, agar mampu hidup secara kreatif, produktif, ber- mampu hidup secara kreatif, produktif, ber- tanggung jawab dan bermartabat, serta tanggung jawab dan bermartabat, serta memberi manfaat yang berarti pada lingku- memberi manfaat yang berarti pada lingku- ngannya, baik pada lingkungan sosial mau-ngannya, baik pada lingkungan sosial mau-pun pada lingkungan alam-fisiknya.pun pada lingkungan alam-fisiknya.

~Aktivitas sosial-budaya manusia tersebut~Aktivitas sosial-budaya manusia tersebut didasari oleh suatu kesadaran dan rasa didasari oleh suatu kesadaran dan rasa

tanggung jawab ……… tanggung jawab ……… (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9090

(sambungan)(sambungan)

………………dari manusia untuk memberdayakan sesa- dari manusia untuk memberdayakan sesa- ma manusia dengan cara / metode dan alat ter-ma manusia dengan cara / metode dan alat ter-

tentu dalam konteks (lingkungan) tertentu.tentu dalam konteks (lingkungan) tertentu.

~ Aktivitas pemberdayaan tersebut diarahkan untuk ~ Aktivitas pemberdayaan tersebut diarahkan untuk menumbuhkembangkan dan mengaktualkan po- menumbuhkembangkan dan mengaktualkan po- tensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) peserta di-tensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) peserta di-dik, agar menjadi manusia (sebagai hamba Allah) dik, agar menjadi manusia (sebagai hamba Allah) yang cakap / cerdas, kreatif, dan bermartabat.Baik yang cakap / cerdas, kreatif, dan bermartabat.Baik sebagai individu maupun sebagai warga ma- sebagai individu maupun sebagai warga ma- syarakat.syarakat.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9191

~Jadi jelas bahwa “pendidikan” itu pada haki~Jadi jelas bahwa “pendidikan” itu pada haki katnya adalah ; “suatu jenis aktivitas manukatnya adalah ; “suatu jenis aktivitas manu sia oleh dan untuk manusia dengan cara-sia oleh dan untuk manusia dengan cara- cara manusiawi untuk mencapai tujuan- tu-cara manusiawi untuk mencapai tujuan- tu- juan kemanusiaan dan ke Ilahian”juan kemanusiaan dan ke Ilahian” ~ Secara ontologis, “pendidikan” adalah su-~ Secara ontologis, “pendidikan” adalah su- atu “aktivitas sosial budaya” dengan meli-atu “aktivitas sosial budaya” dengan meli- batkan orang-orang, metode, dan alat-alat batkan orang-orang, metode, dan alat-alat tertentu, untuk mencapai tujuan- tujuantertentu, untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. Semua hal itu adalah “yang ada’.tertentu. Semua hal itu adalah “yang ada’.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9292

~Secara fisik / material / substansial (ontolgi mate~Secara fisik / material / substansial (ontolgi mate

rial). pendidikan melibatkan unsur-unsur :rial). pendidikan melibatkan unsur-unsur :

* Manusia (orang-orang) : * Manusia (orang-orang) :

- Para pakar pendidikan - Para pakar pendidikan

- Pendidik- Pendidik

- Peserta didik- Peserta didik

- Pengelola pendidikan- Pengelola pendidikan

- Orang tua murid- Orang tua murid

- Stake holders- Stake holders

- Lingkungan sosial- Lingkungan sosial

- Dan lain-lain- Dan lain-lain

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9393

*Sarana dan prasarana fisik*Sarana dan prasarana fisik - Lingkungan bio-fisik (ekologi)- Lingkungan bio-fisik (ekologi) - Gedung-gedung (ruang-ruang : ke-- Gedung-gedung (ruang-ruang : ke- las, perpustakaan, laboratorium,las, perpustakaan, laboratorium, kantor, workshop, dan lain-lain).kantor, workshop, dan lain-lain). - Halaman sekolah, lapangan upaca-- Halaman sekolah, lapangan upaca- ra / olah raga, kebun sekolah, danra / olah raga, kebun sekolah, dan lain-lain.lain-lain. - Sumber-sumber belajar - Sumber-sumber belajar - Media / alat-alat pembelajaran- Media / alat-alat pembelajaran (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9494

(sambungan)(sambungan) - Kurikulum- Kurikulum - Perangkat alat-alat administrasi pendidik-- Perangkat alat-alat administrasi pendidik- kan.kan. - Perangkat alat-alat laboratorium.- Perangkat alat-alat laboratorium. - Perangkat alat-alat perbengkelan, pertu-- Perangkat alat-alat perbengkelan, pertu- kangan, alat-alat olah raga, dan lain-lain.kangan, alat-alat olah raga, dan lain-lain. - Perangkat alat-alat pembelajaran (media.- Perangkat alat-alat pembelajaran (media. peta-peta, grafik, sketsa, foto-foto, model,peta-peta, grafik, sketsa, foto-foto, model, dan lain-lain. dan lain-lain. (bersambung). (bersambung).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9595

~Secara konseptual / ideal, pendidikan me-~Secara konseptual / ideal, pendidikan me- libatkan :libatkan : - Kepribadian / personalitas guru- Kepribadian / personalitas guru - Kompetensi profesional kependidikan/- Kompetensi profesional kependidikan/ keguruan. keguruan. - Kesehatan fisik dan rohaniah guru - Kesehatan fisik dan rohaniah guru - Motivasi dan etos kerja guru - Motivasi dan etos kerja guru - Kesejahteraan sosial-ekonomi guru- Kesejahteraan sosial-ekonomi guru - Tingkat pendidikan guru - Tingkat pendidikan guru - Pengalaman kerja guru - Pengalaman kerja guru - Cita-cita dan idelisme pendidikan guru - Cita-cita dan idelisme pendidikan guru (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9696

(sambungan)(sambungan) - Kepemimpinan dan kemampuan manajerial- Kepemimpinan dan kemampuan manajerial Kepala SekolahKepala Sekolah - Visi dan wawasan kependidikan Kepala Se-- Visi dan wawasan kependidikan Kepala Se- kolah. kolah. - Kesehatan fisik (jasmaniah dan rohaniah- Kesehatan fisik (jasmaniah dan rohaniah peserta didik.peserta didik. - Potensi intelektual, emoisional, dan spiri-- Potensi intelektual, emoisional, dan spiri- tual peserta didik.tual peserta didik. - Dukungan moril dan material masyarakat/- Dukungan moril dan material masyarakat/ orang tua peserta didik.orang tua peserta didik. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9797

(saambungan)(saambungan)

* Proses-proses sosio-psikologis-kultural yang* Proses-proses sosio-psikologis-kultural yang

terjadi di lingkungan belajar di sekolah :terjadi di lingkungan belajar di sekolah :

- Interaksi / komunikasi pembelajaran yang akrab - Interaksi / komunikasi pembelajaran yang akrab

dan saling memahami dan menerima, Interaksidan saling memahami dan menerima, Interaksi

manajerial yang demokratis dan koperatif antamanajerial yang demokratis dan koperatif anta

ra Kepala Sekolah, guru, dan seluruh staf (per-ra Kepala Sekolah, guru, dan seluruh staf (per-

sonil sekolah).sonil sekolah).

- Interaksi sosial-cultural dengan masyarakat.- Interaksi sosial-cultural dengan masyarakat.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9898

~Keseluruhan aspek-aspek ontologi pendidik~Keseluruhan aspek-aspek ontologi pendidik an tersebut di atas perlu dikaji dan diung- an tersebut di atas perlu dikaji dan diung-

kap esensi (hakikat) nya masing-masing dan kap esensi (hakikat) nya masing-masing dan diuji (diverivikasi) saling keterkaitan bermak diuji (diverivikasi) saling keterkaitan bermak na antara yang satu dengan yang lain.na antara yang satu dengan yang lain.

MANUSIA SEBAGAI ONTOLOGI MANUSIA SEBAGAI ONTOLOGI PENDIDIKANPENDIDIKAN ~Manusia pada hakikanya adalah mahluk cip-~Manusia pada hakikanya adalah mahluk cip- taan Allah s.w.a. yang terdiri dari dua unsurtaan Allah s.w.a. yang terdiri dari dua unsur utama, yaitu : ………… utama, yaitu : ………… (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 9999

(sambungan)(sambungan)

…………unsur jasmaniah (jazadiah) dan unsurunsur jasmaniah (jazadiah) dan unsur

jiwa (rohaniah).jiwa (rohaniah).

~ Pada mulanya unsur jasmaniah dan rohani- ~ Pada mulanya unsur jasmaniah dan rohani- ah belum teraktualisasikan secara penuh, ah belum teraktualisasikan secara penuh, melainkan hanya terbatas.Lebih banyak (le- melainkan hanya terbatas.Lebih banyak (le- bih besar) kemampuan jasmania dan rohani bih besar) kemampuan jasmania dan rohani ah manusia terpendam sebagai potensi fit- ah manusia terpendam sebagai potensi fit- riah (yaitu potensi fitrah jasmaniah dan po- riah (yaitu potensi fitrah jasmaniah dan po- tensi fitrah rohaniah)tensi fitrah rohaniah)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 100100

~Agar manusia dapat menjalani hidup dan ke ~Agar manusia dapat menjalani hidup dan ke hidupannya secara wajar (normal), dalam arhidupannya secara wajar (normal), dalam ar

ti : cakap, cerdas, kreatif, produktif dan ber- ti : cakap, cerdas, kreatif, produktif dan ber- martabat, serta mampu beradaptasi pada martabat, serta mampu beradaptasi pada lingkungan fisik dan sosialnya, maka poten-lingkungan fisik dan sosialnya, maka poten-si fitrah jasamaniah dan fitrah rohaniah ha-si fitrah jasamaniah dan fitrah rohaniah ha-rus teraktualisasikan, baik secara alamiah rus teraktualisasikan, baik secara alamiah maupun melalui proses pemberdayaan.maupun melalui proses pemberdayaan.

~Salah satu wujud (bentuk) pemberdayaan po~Salah satu wujud (bentuk) pemberdayaan po tensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) manu-tensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) manu- sia adalah upaya “PENDIDIKAN”sia adalah upaya “PENDIDIKAN”

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 101101

~Berdasarkan pikiran dasar tersebut di atas, ~Berdasarkan pikiran dasar tersebut di atas, maka “pendidikan” dapat dideskripsikan se maka “pendidikan” dapat dideskripsikan se bagai “upaya sadar dan bertanggung jawabbagai “upaya sadar dan bertanggung jawab

manusia dewasa untuk mengaktualisasikanmanusia dewasa untuk mengaktualisasikan potensi fitrah jasmaniah dan rohaniah peserpotensi fitrah jasmaniah dan rohaniah peser ta didik, dengan pemberian perlakuan ter- ta didik, dengan pemberian perlakuan ter-

tertentu dan lingkungan khusus, sehinggatertentu dan lingkungan khusus, sehingga peserta didik tersebut menjadi cakap / cer-peserta didik tersebut menjadi cakap / cer- das, creatif / produktif, dan bermartabat, serdas, creatif / produktif, dan bermartabat, ser ta mampu beradaptasi pada lingkungan fi-ta mampu beradaptasi pada lingkungan fi- sik dan sosialnya.sik dan sosialnya.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 102102

~Proses pendidikan dalam arti umum, dapat ber-~Proses pendidikan dalam arti umum, dapat ber-

langsung secara alamiah dalam proses hidup danlangsung secara alamiah dalam proses hidup dan

kehidupan itu sendiri (misalnya pendidikan infor- kehidupan itu sendiri (misalnya pendidikan infor- mal dalam keluarga dan pergaulan hidup sehari-mal dalam keluarga dan pergaulan hidup sehari-hari). Dapat pula berlangsung secara sengaja hari). Dapat pula berlangsung secara sengaja (pendidikan formal di sekolah dan di luar sekolah).(pendidikan formal di sekolah dan di luar sekolah).

~Dalam proses “pendidikan” terlibat dan terkait de- ~Dalam proses “pendidikan” terlibat dan terkait de- ngan berbagai hal yang bersifat substansial ngan berbagai hal yang bersifat substansial (ontologis) ……… (ontologis) ………

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 103103

(sambungan)(sambungan) … … ,terlibat pula proses-proses (langkah, prosedur, cara, me,terlibat pula proses-proses (langkah, prosedur, cara, me tode, dan pendekatan). Hal ini dinamakan aspek epistomo tode, dan pendekatan). Hal ini dinamakan aspek epistomo

logi pendidikan.logi pendidikan.~ Di samping itu, pendidikan harus mengacu pada tujuan~ Di samping itu, pendidikan harus mengacu pada tujuan pendidikan, yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai. pendidikan, yang di dalamnya sarat dengan nilai-nilai.

Hal ini dinamakan aksiologi pendidikan. Dalam hal ini, baik Hal ini dinamakan aksiologi pendidikan. Dalam hal ini, baik ontologi pendidikan, maupun epistomologi pendidikan ha- ontologi pendidikan, maupun epistomologi pendidikan ha- rus mengacu pada nilai-nilai luhur yang berlaku (dianut). rus mengacu pada nilai-nilai luhur yang berlaku (dianut).

~ Proses-proses yang berlangsung dalam pendidikan biasa~ Proses-proses yang berlangsung dalam pendidikan biasa pula disebut sebagai perlakuan pendidikan (educationalpula disebut sebagai perlakuan pendidikan (educational treatment).treatment).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 104104

~Perlakuan pendidikan (educational treatment), ya- ~Perlakuan pendidikan (educational treatment), ya- itu segala jenis tindakan dan bentuk-bentuk inter-itu segala jenis tindakan dan bentuk-bentuk inter-aksi sosial-psikologis-kultural (yang secara senga-aksi sosial-psikologis-kultural (yang secara senga-ja atau tidak) terjadi antara pendidik dan peserta ja atau tidak) terjadi antara pendidik dan peserta didik, yang mempunyai effek (pengaruh) positif ter didik, yang mempunyai effek (pengaruh) positif ter hadap proses aktualisasi potensi fitrah jasmaniah hadap proses aktualisasi potensi fitrah jasmaniah dan rohaniah peserta didik.dan rohaniah peserta didik.

~Potensi fitrah jasmaniah, meliputi segala aspek~Potensi fitrah jasmaniah, meliputi segala aspek

“ “biologis” manusia, yang meliputi antara lain : biologis” manusia, yang meliputi antara lain : …………….. ……………..

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 105105

(sambungan)(sambungan)

…………. Susunan (konstitusi) tubuh dengan seluruh. Susunan (konstitusi) tubuh dengan seluruh

sistem jaringan yang ada, seperti : sistem peredar-sistem jaringan yang ada, seperti : sistem peredar-

an darah ,sistem pencernaan, sistem syaraf,sisteman darah ,sistem pencernaan, sistem syaraf,sistem

pertukaran zat, sistem otot dan tulang, sistem per-pertukaran zat, sistem otot dan tulang, sistem per-

nafasan, dan lain-lain.nafasan, dan lain-lain.

~Seluruh potensi jasmaniah tersebut memerlukan~Seluruh potensi jasmaniah tersebut memerlukan

perlakuan pendidikan (educational treatment) agarperlakuan pendidikan (educational treatment) agar

berumbuh dengan baik dan normal dan dapat ber-berumbuh dengan baik dan normal dan dapat ber-

fungsi normal dan optimal.fungsi normal dan optimal.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 106106

~b~bentuk-bentuk perlakuan pendidikan untuk entuk-bentuk perlakuan pendidikan untuk menumbuh kembangkan dan mengaktual- menumbuh kembangkan dan mengaktual- kan potensi jasmaniah, disebut pendidikan kan potensi jasmaniah, disebut pendidikan jasmani (pendidikan jasmani / olah raga dan jasmani (pendidikan jasmani / olah raga dan pendidikan kesehatan). pendidikan kesehatan).

~Sudah barangtentu ada bentuk-bentuk treat- ~Sudah barangtentu ada bentuk-bentuk treat- ment lain yang bukan pendidikan untuk me-ment lain yang bukan pendidikan untuk me-numbuhkembangkan potensi jasmaniah ter-numbuhkembangkan potensi jasmaniah ter-

sebut, misalnya : latihan olah raga, pola hi- sebut, misalnya : latihan olah raga, pola hi- dup sehat, konsumsi makanan sehat dan dup sehat, konsumsi makanan sehat dan bergisi, vitamin dan obat-obatan dan lain2.bergisi, vitamin dan obat-obatan dan lain2.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 107107

~Perkembangan manusia secara utuh, hanya mung~Perkembangan manusia secara utuh, hanya mung kin terjadi jika berlangsung secara bersama, sera-kin terjadi jika berlangsung secara bersama, sera- si, dan berimbang antara potensi jasmaniah dan si, dan berimbang antara potensi jasmaniah dan

potensi rohaniah. Adalah suatu kemustahilan un-potensi rohaniah. Adalah suatu kemustahilan un- tuk terbentuk manusia seutuhnya dengan jasmani tuk terbentuk manusia seutuhnya dengan jasmani

normal tetapi rohani abnormal atau sbaliknya.normal tetapi rohani abnormal atau sbaliknya. ~Kata ~Kata “LINGKUNGAN”“LINGKUNGAN” dari kata “lingkung” atau dari kata “lingkung” atau “ “sekitar”ditambah dengan akhiran “an” berarti se-sekitar”ditambah dengan akhiran “an” berarti se- gala hal yang ada di dalam atau sebagai bagian gala hal yang ada di dalam atau sebagai bagian (unsur) dari “lingkung” yang ………..(unsur) dari “lingkung” yang ……….. (bersambung(bersambung).).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 108108

sambungan)sambungan)

…….. berengaruh (secara langsung, atau tidak lang .. berengaruh (secara langsung, atau tidak lang sung) terhadap “pendidikan” dalam arti ontologi. sung) terhadap “pendidikan” dalam arti ontologi. epistomologi, dan axiologi).epistomologi, dan axiologi).

~Perlakuan-perlakuan khusus dan lingkungan khus- ~Perlakuan-perlakuan khusus dan lingkungan khus-

sus yang diciptakan untuk mempengaruhi secarasus yang diciptakan untuk mempengaruhi secara

positif pertumbuhan dan perkembangan fitrah positif pertumbuhan dan perkembangan fitrah jasmaniah dan fitrah rohaniah disebut sebagaijasmaniah dan fitrah rohaniah disebut sebagai

“ “pendidikan formal”, yang dapat diselenggarakan pendidikan formal”, yang dapat diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah.di sekolah maupun di luar sekolah.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 109109

~Kenyataan menunjukkan bahwa “anak ma-~Kenyataan menunjukkan bahwa “anak ma- nusia” yang lahir ke dunia ini, potensi jasma nusia” yang lahir ke dunia ini, potensi jasma

niah dan rohohaniahnya tidak secara otoma niah dan rohohaniahnya tidak secara otoma matis tumbuh dan berkembang secara nor-matis tumbuh dan berkembang secara nor-

mal dan optimal.mal dan optimal. ~Demikian pula segala bentuk perlakuan dan ~Demikian pula segala bentuk perlakuan dan

lingkungan yang diterima secara alamiah lingkungan yang diterima secara alamiah tidak secara otomatis berpengaruh secara tidak secara otomatis berpengaruh secara positif, normal,dan optimal terhadap pertum positif, normal,dan optimal terhadap pertum buhan dan perkembangan jasmaniah dan ro buhan dan perkembangan jasmaniah dan ro haniah anak.haniah anak.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 110110

~Itulah sebabnya maka kepada anak manusia ~Itulah sebabnya maka kepada anak manusia tersebut perlu diberikan “perlakuan dan ling tersebut perlu diberikan “perlakuan dan ling kungan” yang dirancang secara khusus un- kungan” yang dirancang secara khusus un- tuk mempengaruhi secara positif dan opti-tuk mempengaruhi secara positif dan opti-

mal pertumbuhan dan perkembangan selu-mal pertumbuhan dan perkembangan selu-

ruh potensi jasmaniah dan rohaniahnya. ruh potensi jasmaniah dan rohaniahnya.

~Dengan kata lain, anak manusia perlu diberi~Dengan kata lain, anak manusia perlu diberi

“ “pendidikan” agar segala potensi jasmaniah pendidikan” agar segala potensi jasmaniah dan rohaniahnya bertumbuh secara normal dan rohaniahnya bertumbuh secara normal dan optimal.dan optimal.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 111111

~ Anak-anak manusia yang memperoleh pen- ~ Anak-anak manusia yang memperoleh pen- didikan (dengan bentuk, jenis, isi, dan tuju- didikan (dengan bentuk, jenis, isi, dan tuju- an tertentu) akan menjadi manusia dewasa an tertentu) akan menjadi manusia dewasa yang cakap-kreatif, terampil-kreatif,serta me yang cakap-kreatif, terampil-kreatif,serta me miliki rasa tanggung jawab,sebagai individu miliki rasa tanggung jawab,sebagai individu dan warga masyarakat dan sebagai hamba dan warga masyarakat dan sebagai hamba Allah.Allah.

~ Individu-individu seperti itu akan memben-~ Individu-individu seperti itu akan memben- tuk masyarakat yang maju dan dinamis,yang tuk masyarakat yang maju dan dinamis,yang

selanjutnya akan membangun budaya danselanjutnya akan membangun budaya dan peradaban yang berciri “madani”.peradaban yang berciri “madani”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 112112

~Budaya dan peradaban yang berciri madani ~Budaya dan peradaban yang berciri madani yaitu budaya dan peradaban yang penuh to- yaitu budaya dan peradaban yang penuh to- leransi, solidaritas, kerjasama dan perdamai leransi, solidaritas, kerjasama dan perdamai

an di bawah ridha Allah S.W.T.an di bawah ridha Allah S.W.T.

~Pada hakikatnya, “pendidikan” itu bertujuan ~Pada hakikatnya, “pendidikan” itu bertujuan untuk membangun manusia berbudaya dan untuk membangun manusia berbudaya dan perkeadaban yang menjunjung tinggi nilai- perkeadaban yang menjunjung tinggi nilai-

nilai Insaniah dan Ilahiah.nilai Insaniah dan Ilahiah.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 113113

““PENDIDIK” SEBAGAI ASPEK ONTOLOGIPENDIDIK” SEBAGAI ASPEK ONTOLOGI

PENDIDIKANPENDIDIKAN

~Pendidik sebagai aspek “ontologi pendidikan” ada-~Pendidik sebagai aspek “ontologi pendidikan” ada-

lah manusia yang telah melalui fase pertumbuhanlah manusia yang telah melalui fase pertumbuhan

dan perkembangan potensi jasmaniah dan rohani-dan perkembangan potensi jasmaniah dan rohani-

ah sedemikian rupa sehingga ia telah mencapaiah sedemikian rupa sehingga ia telah mencapai

tingkat kedewasaan dan tingkat kemampuan tertentingkat kedewasaan dan tingkat kemampuan terten

tu untuk memikul tugas dan tanggung jawab seba-tu untuk memikul tugas dan tanggung jawab seba-

gai pelaksana pendidikan atau sebagai “PENDI- gai pelaksana pendidikan atau sebagai “PENDI-

DIK”.DIK”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 114114

~Kemampuan melaksanakan tugas khusus seba-~Kemampuan melaksanakan tugas khusus seba-

gai pendidik dimungkinkan oleh tingkat perkem-gai pendidik dimungkinkan oleh tingkat perkem-

bangan potensi jasmaniah dan rohaniah yang nor-bangan potensi jasmaniah dan rohaniah yang nor-

mal dan matang.mal dan matang.

~Potensi jasmanian yang normal dan matang arti-~Potensi jasmanian yang normal dan matang arti-

nya memiliki postur dan konstitusi jasmania (tu-nya memiliki postur dan konstitusi jasmania (tu-

buh) yang : normal, sehat, kuat, dan mampu (kombuh) yang : normal, sehat, kuat, dan mampu (kom

peten) untuk melakanakan peten) untuk melakanakan “TUGAS MENDIDIK”.“TUGAS MENDIDIK”.

~Potensi rohaniah yang normal dan matang artinya~Potensi rohaniah yang normal dan matang artinya

memiliki ………………….memiliki ………………….

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 115115

(sambungan)(sambungan)

… … seluruh komponen rohaniah (kejiwaan) dalam seluruh komponen rohaniah (kejiwaan) dalam

kondisi cerdas (normal, sehat, dan mampu ataukondisi cerdas (normal, sehat, dan mampu atau

kompeten) melaksanakan kompeten) melaksanakan “TUGAS-TUGAS MENDI-“TUGAS-TUGAS MENDI-

DIK”.DIK”.

~Komponen-komponen rohanian (kejiwaan) yang~Komponen-komponen rohanian (kejiwaan) yang

cerdas yaitu : kecerdasan verbal-linguistik, kecer-cerdas yaitu : kecerdasan verbal-linguistik, kecer-

dasan logis-matematis, kecerdasan kinestetik, ke-dasan logis-matematis, kecerdasan kinestetik, ke-

cerdasan visual-spasial, kecerdasan estetis, kecer-cerdasan visual-spasial, kecerdasan estetis, kecer-

dasan interpersonal, dan kecerdasan intrapereso-dasan interpersonal, dan kecerdasan intrapereso-

nal.nal.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 116116

~”TUGAS-TUGAS MENDIDIK”~”TUGAS-TUGAS MENDIDIK” yaitu antara la- yaitu antara la-

in : mengajar, melatih, membimbing, menga-in : mengajar, melatih, membimbing, menga-

rahkan, menasehati, memberi contoh / tela- dan, rahkan, menasehati, memberi contoh / tela- dan, memberi petunjuk, menuntun, memfa- silitasii, memberi petunjuk, menuntun, memfa- silitasii, memotivasi, menginspirasi, membe ri memotivasi, menginspirasi, membe ri tantangan, memimpin, pemperingatkan, tantangan, memimpin, pemperingatkan, memberi teguran, dan segala macam komu- memberi teguran, dan segala macam komu- nikasi dan perlakuan lainnya yang dimaksud kan nikasi dan perlakuan lainnya yang dimaksud kan untuk membawa peserta didik pada kea- daan untuk membawa peserta didik pada kea- daan jasmaniah dan rohaniah yang lebih ba- ik, lebih jasmaniah dan rohaniah yang lebih ba- ik, lebih maju, dan lebih berdaya. maju, dan lebih berdaya.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 117117

~Agar mampu melaksanakan segala macam tugas~Agar mampu melaksanakan segala macam tugas dan tanggung jawab dengan baik dan sempurna dan tanggung jawab dengan baik dan sempurna sebagai pendidik, sebagaimana dikemukakan di sebagai pendidik, sebagaimana dikemukakan di atas maka selain kemampuan dasar jasmaniahatas maka selain kemampuan dasar jasmaniah dan rohaniah, seorang pendidik dituntut pula memidan rohaniah, seorang pendidik dituntut pula memi liki : kompetensi personal dan sosial, serta kompe-liki : kompetensi personal dan sosial, serta kompe- tensi akademik (keilmuan) dan vocasional (profe-tensi akademik (keilmuan) dan vocasional (profe- sional) sesuai dengan tuntutan tugas dan tanggungsional) sesuai dengan tuntutan tugas dan tanggung jawab utamanya sebagai pendidik.jawab utamanya sebagai pendidik.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 118118

~Kompetensi personal, adalah kemampuan kepriba-~Kompetensi personal, adalah kemampuan kepriba-

dian yang sesuai dengan tugas mendidik, anttaradian yang sesuai dengan tugas mendidik, anttara

lain : santun, ramah, simpatik, komunikatif, sabar, lain : santun, ramah, simpatik, komunikatif, sabar,

ulet, tabah, bersahaja, wibawa dan teladan dalam ulet, tabah, bersahaja, wibawa dan teladan dalam

segala sifat-sifat yang baik.segala sifat-sifat yang baik.

~Kompetensi sosial, adalah kemampuan berkomuni~Kompetensi sosial, adalah kemampuan berkomuni

kasi (bergaul) dengan orang lain, kemampuan me-kasi (bergaul) dengan orang lain, kemampuan me-

mimpin dan menggalang orang banyak, kemampu-mimpin dan menggalang orang banyak, kemampu-

an berorganisasi dan tampilmdi depar umum, danan berorganisasi dan tampilmdi depar umum, dan

lain-lain.lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 119119

~Kompetensi akademik (keilmuan) ,adalah pengua- ~Kompetensi akademik (keilmuan) ,adalah pengua-

saan berbagai disiplin keilmuan (teoretis dan prak-saan berbagai disiplin keilmuan (teoretis dan prak-

tis) sesuai tuntutan tugas-tugas pokoknya sebagaitis) sesuai tuntutan tugas-tugas pokoknya sebagai

pendidik seperti : disiplin keilmuan yang diajarkan,pendidik seperti : disiplin keilmuan yang diajarkan,

psikologi belajar dan pembelajaran, psikologi per-psikologi belajar dan pembelajaran, psikologi per-

kembangan, psikologi kepribadian, trategi belajarkembangan, psikologi kepribadian, trategi belajar

dan pemberlajaran, teori evaluasi dan pengukuran dan pemberlajaran, teori evaluasi dan pengukuran

pendidikan, teori organisasi dan manajemen pendipendidikan, teori organisasi dan manajemen pendi

dikan, fundasi-fundasi filosofis, sosiologis, dandikan, fundasi-fundasi filosofis, sosiologis, dan

kultural pendidikan dan lain-lain.kultural pendidikan dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 120120

~Kompetensi vokasional (profesional) adalah ke-~Kompetensi vokasional (profesional) adalah ke- mampuan-kemapuan praktis dan teknis yang me-mampuan-kemapuan praktis dan teknis yang me- mungkinkan seseorang mampu melaksanakanmungkinkan seseorang mampu melaksanakan dengan baik dan sempurna tugas-tugas profesion-dengan baik dan sempurna tugas-tugas profesion- alnya alnya ~Kata “profesional”berasal dari kata “profesi”,yaitu~Kata “profesional”berasal dari kata “profesi”,yaitu sebuah pekejaan khusus yang hanya dapat dilerja-sebuah pekejaan khusus yang hanya dapat dilerja- kan oleh orang-orang yang memiliki keahlian khu-kan oleh orang-orang yang memiliki keahlian khu- sus yang terkait dengan pekerjaan tersebut, Atausus yang terkait dengan pekerjaan tersebut, Atau dengan kata lain suatu pekerjaan yang menuntut dengan kata lain suatu pekerjaan yang menuntut keahlian khusus untuk dapat mengerjakannya, dan keahlian khusus untuk dapat mengerjakannya, dan keahlian itu diperoleh dari pendidikan dan pelatih-keahlian itu diperoleh dari pendidikan dan pelatih- an khusus.an khusus.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 121121

Misalnya :Misalnya :

Kompetensi vokasional (profesional) “mendidik”Kompetensi vokasional (profesional) “mendidik”

atau “pendidikan” antara lain :atau “pendidikan” antara lain :

- Metode dan praktek mengajar.- Metode dan praktek mengajar.

- Metode dan praktek bimbingan dan kounseling.- Metode dan praktek bimbingan dan kounseling.

- Membuat perencanaan pengajaran / pembelajar-- Membuat perencanaan pengajaran / pembelajar-

an.an.

- Merancang, membuat, dan menggunakan berba-- Merancang, membuat, dan menggunakan berba-

gai macam media pembelajaran. gai macam media pembelajaran.

- Dan lain-lain.- Dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 122122

~Keseluruhan hal yang terkait dengan “pendidik” se~Keseluruhan hal yang terkait dengan “pendidik” se

bagai “ontologi pendidikan” seperti : potensi jasmabagai “ontologi pendidikan” seperti : potensi jasma

niah, potensi rohaniah, kompetensi personal, kom-niah, potensi rohaniah, kompetensi personal, kom-

petensi sosial, kompetensi akademik (keilmuan),petensi sosial, kompetensi akademik (keilmuan),

kompetensi vokasional (profesional) merupakankompetensi vokasional (profesional) merupakan

unsur-unsur ontologi pendidikan, yang masing-unsur-unsur ontologi pendidikan, yang masing-

masing dapat dilihat (diperlakukan) sebagai varia-masing dapat dilihat (diperlakukan) sebagai varia-

bel-variabel pendidikan yang mempengaruhi kuali-bel-variabel pendidikan yang mempengaruhi kuali-

litas proses dan produk pendidikan. litas proses dan produk pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 123123

PESERTA DIDIK / WARGA DIDIK / ANAK DIDIKPESERTA DIDIK / WARGA DIDIK / ANAK DIDIK SEBAGAI ONTOLOGI PENDIDIKANSEBAGAI ONTOLOGI PENDIDIKAN~Peserta didik, atau warga didik, atau anak didik ada~Peserta didik, atau warga didik, atau anak didik ada lah “ontologi utama pendidikan” karena merekalahlah “ontologi utama pendidikan” karena merekalah yang paling berkepentingan dan paling membutuh-yang paling berkepentingan dan paling membutuh- kan upaya pendidikan.kan upaya pendidikan.~Peserta didik, atau warga didik, atau anak didik pa-~Peserta didik, atau warga didik, atau anak didik pa- da dirinya ada potensi tertentu yang perlu di berda-da dirinya ada potensi tertentu yang perlu di berda- yakan, ditumbuhkembangkan dan diaktualkan agaryakan, ditumbuhkembangkan dan diaktualkan agar dapat berfungsi (difugsikan) secara optimal.dapat berfungsi (difugsikan) secara optimal.~Proses pemberdyaan, penumbuhkembangan, dan~Proses pemberdyaan, penumbuhkembangan, dan aktualisasi itu adalah tugas / fungsi pendidikan.aktualisasi itu adalah tugas / fungsi pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 124124

~Baik anak-anak maupun orang dewasa membutuh-~Baik anak-anak maupun orang dewasa membutuh-

kan pendidikan dengan alasan yang berbedakan pendidikan dengan alasan yang berbeda

~Anak-anak membutuhkan pendidikan untuk mem-~Anak-anak membutuhkan pendidikan untuk mem-

berdayakan, menumubuhkembagkan, dan mengak-berdayakan, menumubuhkembagkan, dan mengak-

tualkan seluruh potensinya yang memang belumtualkan seluruh potensinya yang memang belum

berdaya, belum tumbuh dan berkemang, dan belumberdaya, belum tumbuh dan berkemang, dan belum

teraktualisasikan.teraktualisasikan.

~Orang dewasa membutuhkan pendidikan untuk me-~Orang dewasa membutuhkan pendidikan untuk me-

menuhi tuntutan dan kebutuhan baru karena pero- menuhi tuntutan dan kebutuhan baru karena pero-

bahan waktu dan lingkungan, serta perkembanganbahan waktu dan lingkungan, serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.ilmu pengetahuan dan teknologi.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 125125

~Tiap peserta didik, warga didik, anak didik ~Tiap peserta didik, warga didik, anak didik memiliki ciri dan karakteristik jasmaniah danmemiliki ciri dan karakteristik jasmaniah dan rohaniah, serta kebutukan pendidikan ma-rohaniah, serta kebutukan pendidikan ma- sing-masing. Semua ciri dan karakteristik itusing-masing. Semua ciri dan karakteristik itu adalah komponen-komponen ontologis dariadalah komponen-komponen ontologis dari anak didik sebagai ontologi pendidikan.anak didik sebagai ontologi pendidikan.~Komponen-komponen ontologik tersebut da-~Komponen-komponen ontologik tersebut da- pat dilihat sebagai variabel-variabel pendidikpat dilihat sebagai variabel-variabel pendidik an yang mempengaruhi proses dan produkan yang mempengaruhi proses dan produk pendidikan.pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 126126

~Ciri dan karakteristik kanak-kanak sebagai anak~Ciri dan karakteristik kanak-kanak sebagai anak didik meliputi : (1) Ciri dan karakteristik jasmaniah,didik meliputi : (1) Ciri dan karakteristik jasmaniah, antara lain badan yang sehat dan kuat, postur tu-antara lain badan yang sehat dan kuat, postur tu- buh yang besar atau kerdil, kondisi organ-organbuh yang besar atau kerdil, kondisi organ-organ tubuh yang normal atau ca-cat seperti : funa rungu,tubuh yang normal atau ca-cat seperti : funa rungu, tuna daksa, bungkuk, pincang, dan ain-lain, (2) Cirituna daksa, bungkuk, pincang, dan ain-lain, (2) Ciri dan karakteristik rohani (mental) yang abnormal dan karakteristik rohani (mental) yang abnormal seperti idiot, debil, imbesil, nervous, gagap, lemahseperti idiot, debil, imbesil, nervous, gagap, lemah ingatan, dan lain-lain.ingatan, dan lain-lain.~Kondiei-kondisi seperti tersebut di atas jelas me-~Kondiei-kondisi seperti tersebut di atas jelas me- membutuhkan treatment pendidikan khusus (tertenmembutuhkan treatment pendidikan khusus (terten tentu) yang berbeda-beda dan jelas mempengaruhi tentu) yang berbeda-beda dan jelas mempengaruhi proses dan hasil pendidikan.proses dan hasil pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 127127

~Tingkat usia perkembangan anak didik, merupakan~Tingkat usia perkembangan anak didik, merupakan salah satu ciri dan karakteristik pesrta didik / wargasalah satu ciri dan karakteristik pesrta didik / warga didik / anak didik yang sekaligus merupakan kom-didik / anak didik yang sekaligus merupakan kom- ponen ontologis yang sangat penting dan menentuponen ontologis yang sangat penting dan menentu kan jenis, sifat dan bentuk pendidikan . Pendidikankan jenis, sifat dan bentuk pendidikan . Pendidikan pada tingkat dini usia berbeda jenis, sifat, dan ben-pada tingkat dini usia berbeda jenis, sifat, dan ben- bentuknya dengan jenis, sifat, dan benruk pendi-bentuknya dengan jenis, sifat, dan benruk pendi- dikan pada tingkat usia remaja dan dewasa.dikan pada tingkat usia remaja dan dewasa.~Itulah sebabnya maka dikenal adanya pendidikan~Itulah sebabnya maka dikenal adanya pendidikan anak usia dini, pendidikan anak tremaja dan pendi anak usia dini, pendidikan anak tremaja dan pendi dikan orang dewasa. dikan orang dewasa.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 128128

~Fase-fase pertumbuhan / perkembangan~Fase-fase pertumbuhan / perkembangan anak manusia meliputi :anak manusia meliputi : 1. Fase janin dalam rahim ibu.1. Fase janin dalam rahim ibu. 2. Fase orok, yang lemah pada saat lahir sampai2. Fase orok, yang lemah pada saat lahir sampai beberapa hari / minggu.beberapa hari / minggu. 3. Fase bayi, yang belum berdaya dalam pangku-3. Fase bayi, yang belum berdaya dalam pangku- an / timangan orang dewasa. an / timangan orang dewasa. 4. Fase kanak-kanak (bawah lima tahun atau bali- 4. Fase kanak-kanak (bawah lima tahun atau bali- ta) usia satu ampai di bawah lima tahun.ta) usia satu ampai di bawah lima tahun. 5. Fase anak-anak, usia lima tahun sampai lima 5. Fase anak-anak, usia lima tahun sampai lima belas tahun. belas tahun. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 129129

(sambungan)(sambungan)

7. Fase remaja muda, usiam15 tahun sampai7. Fase remaja muda, usiam15 tahun sampai

18 tahun.18 tahun.

8. Fase remaja dewasa, usia 18 tahun sampai8. Fase remaja dewasa, usia 18 tahun sampai

25 tahun.25 tahun.

9. Fase dewasa,usia 25 tahun sampai 50 tahun9. Fase dewasa,usia 25 tahun sampai 50 tahun

10. Fase tua, usia 50 tahun sampai 65 tahun,10. Fase tua, usia 50 tahun sampai 65 tahun,

11. Fase tua bangka (senium), usia lebih dari 6011. Fase tua bangka (senium), usia lebih dari 60

tahun. tahun.

(bersambung(bersambung) )

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 130130

~Pada dasarnya tidak ada batas waktu yang~Pada dasarnya tidak ada batas waktu yang

tegas dan tepat antara fase-fase perkemba- tegas dan tepat antara fase-fase perkemba- ngan itu, karena pada kenyataannya pada ngan itu, karena pada kenyataannya pada batas-batas waktu yang disebutkan itu ada batas-batas waktu yang disebutkan itu ada ciri / karakteristik yang berbaur (fase pera-ciri / karakteristik yang berbaur (fase pera-lihan).lihan).

~Yang jelas adalah bahwa hal-hal yang mem-~Yang jelas adalah bahwa hal-hal yang mem-

beri ciri / karakteristik pada tiap-tiap fase beri ciri / karakteristik pada tiap-tiap fase adalah faktor-faktor fisik (jasmaniah) dan adalah faktor-faktor fisik (jasmaniah) dan fak tor-faktor mental (rohaniah).fak tor-faktor mental (rohaniah).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 131131

PENGELOLA PENDIDIKAN SEBAGAI PENGELOLA PENDIDIKAN SEBAGAI ONTOLOGI PENDIDIKANONTOLOGI PENDIDIKAN~ Peran dan fungsi ”pengelola pendidikan” sama~ Peran dan fungsi ”pengelola pendidikan” sama pentingnya dengan peran dan fungsi pendidik”. pentingnya dengan peran dan fungsi pendidik”. Jika pendidik mejadi pelaku / pelaksana (aktor) daJika pendidik mejadi pelaku / pelaksana (aktor) da lam proses pendidikan, maka pengelola pendidkanlam proses pendidikan, maka pengelola pendidkan berperan dan berfungsi untuk mefasilitasi / menge-berperan dan berfungsi untuk mefasilitasi / menge- lola (mengadakan, menyiapkan, merawat) segalalola (mengadakan, menyiapkan, merawat) segala fasilitas yang dibutuhkan dalam proses pendidikanfasilitas yang dibutuhkan dalam proses pendidikan~Jelas sekali bahwa kualitas proses dan hasil kerja~Jelas sekali bahwa kualitas proses dan hasil kerja pengelola pendidikan sangat berpengaruh terha- pengelola pendidikan sangat berpengaruh terha- dap proses dan hasil kerja pendidik.dap proses dan hasil kerja pendidik.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 132132

~Pihak- pihak yang termasuk kategori “pengelola ~Pihak- pihak yang termasuk kategori “pengelola

pendidikan” mulai dari pejabat birokrasi pendidik-pendidikan” mulai dari pejabat birokrasi pendidik-

an tertinggi seperti Menteri Pendidikan sampai pa-an tertinggi seperti Menteri Pendidikan sampai pa-

da para petugas pendidikan terbawah seperti pela-da para petugas pendidikan terbawah seperti pela-

yan dan penjaga sekolah.yan dan penjaga sekolah.

~Para pengelola pendidikan tersebut juga memiliki~Para pengelola pendidikan tersebut juga memiliki

sifat-sifat dan karakteristik jasmaniah dan rohaniahsifat-sifat dan karakteristik jasmaniah dan rohaniah

serta karakteristik kompetensi akademik (keilmu-serta karakteristik kompetensi akademik (keilmu-

an) dan vocational (profesional) yang dapat dilihatan) dan vocational (profesional) yang dapat dilihat

sebagai variabel-variabel yang berpengaruh terha-sebagai variabel-variabel yang berpengaruh terha-

dap kualitas proses dan produk pendidikan. dap kualitas proses dan produk pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 133133

~Komponen pengelola pendidikan yang paling lang-~Komponen pengelola pendidikan yang paling lang-

sung berhadapan dengan proses pendidikan (sete-sung berhadapan dengan proses pendidikan (sete-

lah pendidik), adalah kepala sekolah dan pengawaslah pendidik), adalah kepala sekolah dan pengawas

pendidikan.pendidikan.

~Kepala sekolah berperan sebagai pengelola (mana-~Kepala sekolah berperan sebagai pengelola (mana-

jer) pendidikan dan pembejaran, sekaligus sebagaijer) pendidikan dan pembejaran, sekaligus sebagai

pemimpin (leader) pendidikan.pemimpin (leader) pendidikan.

~Sebagai seorang manajer, kepala sekolah dituntut~Sebagai seorang manajer, kepala sekolah dituntut

menguasai fungsi-fungsi manajemen pendidikanmenguasai fungsi-fungsi manajemen pendidikan

(baik teoritis maupun praktek). Dengan kata lain ha(baik teoritis maupun praktek). Dengan kata lain ha

harus memiliki ……………… harus memiliki ……………… (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 134134

(bersambung)(bersambung) …………..kompetensi keilmuan dan profesional di bi-..kompetensi keilmuan dan profesional di bi- dang manajemen.dang manajemen.~Sebagai pemimpin (leader) seorang kepala sekolah~Sebagai pemimpin (leader) seorang kepala sekolah dituntut memiliki profil kepribadian,yang pantas se-dituntut memiliki profil kepribadian,yang pantas se- bagai pemimpin.bagai pemimpin.~Profil kepribadian yang pantas menjadi pemimpin~Profil kepribadian yang pantas menjadi pemimpin antara lain, selain kompetensi akademik dan profantara lain, selain kompetensi akademik dan prof sional di bidang kepemimpinan, juga seharusnyasional di bidang kepemimpinan, juga seharusnya memiliki sifat kharismatik (intergrasi antara sifat-memiliki sifat kharismatik (intergrasi antara sifat- sifat : kejujuran, keberanian, keteguhan sikap tetapisifat : kejujuran, keberanian, keteguhan sikap tetapi arif dan santun, serta sifat dan karakter bersahaja).arif dan santun, serta sifat dan karakter bersahaja). (Hal ini biasa disebut (Hal ini biasa disebut “INTEGRITAS PRIBADI”. “INTEGRITAS PRIBADI”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 135135

~Pengawas pendidikan atau biasa disebut su-~Pengawas pendidikan atau biasa disebut su- pervisor pendidkan adalah jabatan yan dibenpervisor pendidkan adalah jabatan yan diben tuk, khusus untuk melakukan “pengawasantuk, khusus untuk melakukan “pengawasan atau supervisi terhadap pelaksanaan / penyeatau supervisi terhadap pelaksanaan / penye lenggaraan pendidikan dalam dua aspek, yailenggaraan pendidikan dalam dua aspek, yai tu aspek administrasi / manajemen dan as-tu aspek administrasi / manajemen dan as- pek teknis / profesional pendidikan / pembe-pek teknis / profesional pendidikan / pembe- ajaran. ajaran. ~Dua fungsi dan tujuan pengawasan (supervi~Dua fungsi dan tujuan pengawasan (supervi visi) yaitu : pengendalian dan pembinaan. visi) yaitu : pengendalian dan pembinaan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 136136

~Fungsi pengendalian dari pengawasan / su-~Fungsi pengendalian dari pengawasan / su- pervisi,yaitu untuk mengontrol jalannya / berpervisi,yaitu untuk mengontrol jalannya / ber langsungnya proses administrasi / manaje-langsungnya proses administrasi / manaje- men pendidikan dan pelaksanaan prosesmen pendidikan dan pelaksanaan proses pendidikan, agar tetap berjalan di atas ja-pendidikan, agar tetap berjalan di atas ja- lur yang benar menurut ketentuan / aturanlur yang benar menurut ketentuan / aturan yang berlaku. Atau mencegah terjadinya pe-yang berlaku. Atau mencegah terjadinya pe- nyimpangan yang tidak perlu.nyimpangan yang tidak perlu.~Fungsi pembinaan yaitu ……….~Fungsi pembinaan yaitu ………. (bersambung) (bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 137137

(sambungan)(sambungan)~…….melakukan pencerahan atau pebaikan~…….melakukan pencerahan atau pebaikan jika ditemukan penyimpangan / kesalahanjika ditemukan penyimpangan / kesalahan yang berarti, baik di bidang administrasi / mayang berarti, baik di bidang administrasi / ma najemen maupun di bidang pelaksanaan tek-najemen maupun di bidang pelaksanaan tek- nis pendidikan.nis pendidikan.~Bentuk-bentuk pembinan di dasarkan pada~Bentuk-bentuk pembinan di dasarkan pada ketentuan / peraturan yang berlaku, sepertiketentuan / peraturan yang berlaku, seperti teguran,peringatan ringan atau keras sampaiteguran,peringatan ringan atau keras sampai pemberian sanksi administratif atau hukum.pemberian sanksi administratif atau hukum.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 138138

~ Bentuk-bentuk pembinaan lainya yaitu pendidikan~ Bentuk-bentuk pembinaan lainya yaitu pendidikan

dan pelatihan bagi pengelola pendidikan jika me- dan pelatihan bagi pengelola pendidikan jika me- mang ditemukan oleh pengawas bahwa mereka mang ditemukan oleh pengawas bahwa mereka memang kurang memiliki kompetensi, baik akade- memang kurang memiliki kompetensi, baik akade- mik maupun profesional.mik maupun profesional.

~Jelaslah bahwa unsur kepala sekolah dan penga-~Jelaslah bahwa unsur kepala sekolah dan penga-

was / supervisor pendidikan sebagai aspek onto- was / supervisor pendidikan sebagai aspek onto- logi pendidikan, sagat besar peranannya bagi baik logi pendidikan, sagat besar peranannya bagi baik atau butruknya mutu proses dan produk pendidik- atau butruknya mutu proses dan produk pendidik- an.an.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 139139

~Ciri dan karakterisitik jasmaniah dan rohaniah ser-~Ciri dan karakterisitik jasmaniah dan rohaniah ser- ta kompetensi-kompetensi personal, sosial, aka-ta kompetensi-kompetensi personal, sosial, aka- demik dan profesional pengelola pendidikan sa-demik dan profesional pengelola pendidikan sa- ngat berpengaruh dan menentukan kualitas prosesngat berpengaruh dan menentukan kualitas proses dan hasil kerjanya di dalam mengelola pendidikan.dan hasil kerjanya di dalam mengelola pendidikan.

~Seluruh ciri dan karakteristik pengelola pendidikan~Seluruh ciri dan karakteristik pengelola pendidikan merupakan komponen ontologi pengelola pendidikmerupakan komponen ontologi pengelola pendidik an, dan juga merupakan variabel-variabel yang ber-an, dan juga merupakan variabel-variabel yang ber- pengaruh terhadap mutu preoses dan produk pen-pengaruh terhadap mutu preoses dan produk pen- didikan.didikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 140140

LINGKUNGAN SEBAGAI ONTOLOGILINGKUNGAN SEBAGAI ONTOLOGI

PENDIDIKANPENDIDIKAN

~Faktor “lingkungan”di mana proses atau kegiatan~Faktor “lingkungan”di mana proses atau kegiatan

pendidikan itu berlangsung juga adalah “ontologi pendidikan itu berlangsung juga adalah “ontologi

pendidikan”,yang secara langsung atau tidak langpendidikan”,yang secara langsung atau tidak lang

sung berpengaruh terhadap proses dan produksung berpengaruh terhadap proses dan produk

pendidikan.pendidikan.

~Lingkungan dapat digolongkan ke dalam dua jenis,~Lingkungan dapat digolongkan ke dalam dua jenis,

yaitu “lingkungan fisikal” dan lingkungan sosial”.yaitu “lingkungan fisikal” dan lingkungan sosial”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 141141

~”Lingkungan fisikal” terbagi atas dua jenis, yaitu : ~”Lingkungan fisikal” terbagi atas dua jenis, yaitu : lingkungan alamiah ( natural environment ) dan lingkungan alamiah ( natural environment ) dan lingkungan buatan manusia / artificial environmentlingkungan buatan manusia / artificial environment

~Lingkungan alamiah yaitu lingkungan “geosfer’ ~Lingkungan alamiah yaitu lingkungan “geosfer’

yang belum / tidak dicampuri oleh tangan-tanganyang belum / tidak dicampuri oleh tangan-tangan

manusia baik tenaga asli maupun tenaga buatan /manusia baik tenaga asli maupun tenaga buatan /

teknologi, misalnya : unsur-unsur atmosfir (iklimteknologi, misalnya : unsur-unsur atmosfir (iklim

dan cuaca), unsur-unsur geologis / geomorfologis,dan cuaca), unsur-unsur geologis / geomorfologis,

unsur-unsur hidrologis, unsur-unsur biologis,dan unsur-unsur hidrologis, unsur-unsur biologis,dan

unsur-unsur ruang dan waktu.unsur-unsur ruang dan waktu.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 142142

~Lingkungan sosial, yaitu lingkungan yang terben-~Lingkungan sosial, yaitu lingkungan yang terben-

tuk oleh aktivitas dan interaksi manusia, baik seba-tuk oleh aktivitas dan interaksi manusia, baik seba-

gai individu maupun sebagai kelompok sosial (magai individu maupun sebagai kelompok sosial (ma

syarakat).syarakat).

~Lingkungan sosial ini juga dibedakan : lingkungan~Lingkungan sosial ini juga dibedakan : lingkungan

sosial alamiah (tanpa rekayasa) seperti : lingkung-sosial alamiah (tanpa rekayasa) seperti : lingkung-

an pedesaan, lingkungan masyarakat miskin, ling-an pedesaan, lingkungan masyarakat miskin, ling-

kungan masyarakat industri. Lingkungan sosial bu kungan masyarakat industri. Lingkungan sosial bu

atan (artificial) seperti : lingkungan masyarakat paratan (artificial) seperti : lingkungan masyarakat par

tai, kelompok pencinta alam, masyarakat pegawai tai, kelompok pencinta alam, masyarakat pegawai

negeri, masyarakat pendatang / perantau, dll.negeri, masyarakat pendatang / perantau, dll.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 143143

~Salah satu jenis lingkungan sosial buatan manu- ~Salah satu jenis lingkungan sosial buatan manu- sia adalah lingkungan sosial-politik di bidang pensia adalah lingkungan sosial-politik di bidang pen didikan, misalnya Undang-Undang Pendidikan Na-didikan, misalnya Undang-Undang Pendidikan Na- sional, kebijaka-kebijakan di bidang pendidikan da-sional, kebijaka-kebijakan di bidang pendidikan da- lam bentuk peraturan-peraturan menteri, direkturlam bentuk peraturan-peraturan menteri, direktur jenderal, direktur, rektor, kepala dinas, kepala sekojenderal, direktur, rektor, kepala dinas, kepala seko lah dan lain-lain. lah dan lain-lain. ~Lingkungan sosial-politik pendidikan tersebut ju-~Lingkungan sosial-politik pendidikan tersebut ju- ga merupakan varabel-variabel yang berpengaruhga merupakan varabel-variabel yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kualitas prolangsung atau tidak langsung terhadap kualitas pro ses dan produk pendidikan. ses dan produk pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 144144

~Keseluruhan unsur-unsur lingkungan (fisik-~Keseluruhan unsur-unsur lingkungan (fisik-

al dan sosial) tersebut di atas adalah unsur- al dan sosial) tersebut di atas adalah unsur- unsur “ontologi pendidikan” yang dapat unsur “ontologi pendidikan” yang dapat dili-dili-

hat sebagai variabel-variabel yang berpe- hat sebagai variabel-variabel yang berpe- ngaruh langsung atau tidak langsung terha ngaruh langsung atau tidak langsung terha dap kualitas proses dan produk pendidikan.dap kualitas proses dan produk pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 145145

EPISTOMOLOGI PENDIDIKANEPISTOMOLOGI PENDIDIKAN PENGERTIANPENGERTIAN~Istilah “epistomologi” dari Bahasa Yunani “epis-~Istilah “epistomologi” dari Bahasa Yunani “epis- teme” yang artinya “pengetahuan” atau “ilmu pe-teme” yang artinya “pengetahuan” atau “ilmu pe- getahuan” atau “logos” atau “informasi”getahuan” atau “logos” atau “informasi” ~Biasa pula disebut “teori pengetahuan” yang~Biasa pula disebut “teori pengetahuan” yang mempersoalkan atau menyelidiki tentang :mempersoalkan atau menyelidiki tentang : - Asal usul pengetahuan- Asal usul pengetahuan - Susunan pengetahuan- Susunan pengetahuan - Metode / proses mengetahui - Metode / proses mengetahui (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 146146

(sambungan)(sambungan)

~Jadi : Epistomologi merupakan cabang filsa- ~Jadi : Epistomologi merupakan cabang filsa- fat yang membahas atau menyelidiki masa- fat yang membahas atau menyelidiki masa- ah:asal,susunan, proses, dan, metode mem ah:asal,susunan, proses, dan, metode mem peroleh pengetahuan (ilmu pengetahuan) peroleh pengetahuan (ilmu pengetahuan) yang benar. ( Dalam konteks ‘pendidikan”, yang benar. ( Dalam konteks ‘pendidikan”, epistomologi menyelidiki asal. susunan. me epistomologi menyelidiki asal. susunan. me tode, dan proses pemperoleh pengetahuan tode, dan proses pemperoleh pengetahuan yang benar tentang pendidikan dan ilmu yang benar tentang pendidikan dan ilmu pen didikan yang benar.pen didikan yang benar.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 147147

~Jadi, “epistomologi pendidikan” yaitu teori yang ~Jadi, “epistomologi pendidikan” yaitu teori yang membahas secara mendasar dan tuntas segenap membahas secara mendasar dan tuntas segenap proses-proses, langkah dan prosedur yang benar proses-proses, langkah dan prosedur yang benar di dalam uhaha / aktivitas mendidik, pendidikan, di dalam uhaha / aktivitas mendidik, pendidikan, dan ilmu pendidikan.dan ilmu pendidikan.

~Secara epistomologis, pendidikan adalah suatu fe-~Secara epistomologis, pendidikan adalah suatu fe- omena kemanusiaan yang mengandung proses / akomena kemanusiaan yang mengandung proses / ak tivitas interaksi manusia dan kemanusiaan yangtivitas interaksi manusia dan kemanusiaan yang bersifat manusiawi untuk lebih memanusiakan se-bersifat manusiawi untuk lebih memanusiakan se- sama manusia. ( Epistomologi pendidikan meng-sama manusia. ( Epistomologi pendidikan meng- andung unsur-unsur : subyek pelaku, proses, me-andung unsur-unsur : subyek pelaku, proses, me- tode sasaran dan tujuan.tode sasaran dan tujuan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 148148

~”Epistomologi pendidikan”~”Epistomologi pendidikan” mengkaji dan menje- mengkaji dan menje- laskan proses, langkah, prosedur yang benar da laskan proses, langkah, prosedur yang benar da lam hal didik- mendidik, yaitu proses mengubah lam hal didik- mendidik, yaitu proses mengubah sikap dan prilaku peserta didik melalui upaya mem sikap dan prilaku peserta didik melalui upaya mem pengaruhi, mengajar, melatih, membimbing, meng pengaruhi, mengajar, melatih, membimbing, meng arahkan, menantang dan mendisiplinkan, membia arahkan, menantang dan mendisiplinkan, membia sakan dengan menggunakan strategi dan metode sakan dengan menggunakan strategi dan metode tertentu.tertentu.

~Secara epistomologis, aktivitas / proses pendidik-~Secara epistomologis, aktivitas / proses pendidik- an memiliki ciri-ciri sebagai berikut : ………………an memiliki ciri-ciri sebagai berikut : ……………… (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 149149

((sambungan)sambungan)

…… …… - sadar dan disadari.- sadar dan disadari.

- sengaja dan disengaja.- sengaja dan disengaja.

- dipertanggungjawabkan.- dipertanggungjawabkan.

- terkendali dan terkontrol.- terkendali dan terkontrol.

- terukur- terukur

- bertahap.- bertahap.

- berkesinambungan.- berkesinambungan.

- bertjuan positif- bertjuan positif

- melibatkan : orang dewasa, sarana- melibatkan : orang dewasa, sarana

dan ptrasarana, sumber belajar, dll. dan ptrasarana, sumber belajar, dll.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 150150

~Secara epistomologis, proses / altivitas didik-men-~Secara epistomologis, proses / altivitas didik-men-

didik adalah pemberian lingkungan khusus dan perdidik adalah pemberian lingkungan khusus dan per

lakuan khusus yang dirancang (didisain) secara lakuan khusus yang dirancang (didisain) secara

khusus untuk menumbuhkembangkan seluruh po-khusus untuk menumbuhkembangkan seluruh po-

tensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) peserta didiktensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) peserta didik

agar mereka mampu hidup secara wajar dan norm-agar mereka mampu hidup secara wajar dan norm-

al (cakap, kreatif, produktif, dan bermartabat) yangal (cakap, kreatif, produktif, dan bermartabat) yang

memungkinkan mereka beradaptasi dan mengelo-memungkinkan mereka beradaptasi dan mengelo-

la lingkungan fisikal dan sosial secara baik dan berla lingkungan fisikal dan sosial secara baik dan ber

tanggung jawab.tanggung jawab.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 151151

~Lingkungan khusus di sini diartikan sebagai ling-~Lingkungan khusus di sini diartikan sebagai ling-

kungan alamiah yang dipilih sebagai tempat melakkungan alamiah yang dipilih sebagai tempat melak

sanakan pendidikan atau lingkungan alamiah yangsanakan pendidikan atau lingkungan alamiah yang

telah direkayasa (diubah) sedemikian rupa seba-telah direkayasa (diubah) sedemikian rupa seba-

gai tempat melaksanakan pendidikan.gai tempat melaksanakan pendidikan.

~Lingkungan alamiah yang dipilih sebagai tempat~Lingkungan alamiah yang dipilih sebagai tempat

pendidikan adalah lingkungan yang dinilai memilikipendidikan adalah lingkungan yang dinilai memiliki

unsur-unsur dan / atau karakrer yang sesuai seba-unsur-unsur dan / atau karakrer yang sesuai seba-

pempat pendidikan (misalnya : gunung / tebing, je-pempat pendidikan (misalnya : gunung / tebing, je-

ram sungai adalah tempat yang sesuai untuk mela-ram sungai adalah tempat yang sesuai untuk mela-

tih kedisiplinan dan ketahanan fisik / mental).tih kedisiplinan dan ketahanan fisik / mental).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 152152

~Lingkungan alamiah yang direkayasa untuk pendi-~Lingkungan alamiah yang direkayasa untuk pendi-

dikan, artinya lingkungan alamiah yang telah ada, dikan, artinya lingkungan alamiah yang telah ada,

dimodifikasi (ditambah atau dikurangi unsur-unsurdimodifikasi (ditambah atau dikurangi unsur-unsur

dan karakternya sedemikian rupa), bahkan memba-dan karakternya sedemikian rupa), bahkan memba-

ngun unsur-unsur / komponen-komponen baru se-ngun unsur-unsur / komponen-komponen baru se-

suai dengan tuntutan (kebutuhan) proses pendi-suai dengan tuntutan (kebutuhan) proses pendi-

dikan. dikan.

MISALNYA : penambahan gedung dan ruang baruMISALNYA : penambahan gedung dan ruang baru

untuk laboratorium / workshop, pembuatan lapang-untuk laboratorium / workshop, pembuatan lapang-

an tempat latihan olah raga dan lain-lain.an tempat latihan olah raga dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 153153

~Secara material /substansial, faktor lingkungan (ba-~Secara material /substansial, faktor lingkungan (ba- ik alamiah maupun artifisial) pada dasarnya meru-ik alamiah maupun artifisial) pada dasarnya meru- pakan aspek ontologi pendidikan. Namun demikian,pakan aspek ontologi pendidikan. Namun demikian, karena faktor lingkungan alamiah dan artifisial ter-karena faktor lingkungan alamiah dan artifisial ter- sebut merupakan faktor penentu dalam pelaksana-sebut merupakan faktor penentu dalam pelaksana- an aktivitas (kegiatan) pelatihan tertentu maka fak-an aktivitas (kegiatan) pelatihan tertentu maka fak- faktor lingkungan tersebut memiliki sifat dan nuan-faktor lingkungan tersebut memiliki sifat dan nuan- sa epistomologi. sa epistomologi. ~Misalnya latihan ketahanan fisik dan mental (kebe-~Misalnya latihan ketahanan fisik dan mental (kebe- ranian) dengan “latihan panjat tebing), hanya da-ranian) dengan “latihan panjat tebing), hanya da- pat / mungkin dilakukan pada tebing-tebing di daepat / mungkin dilakukan pada tebing-tebing di dae rah pengunungan.rah pengunungan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 154154

~”Treatment-treatment pendidikan” sebagai aspek~”Treatment-treatment pendidikan” sebagai aspek

epistomologi pendidikan pada mulanya berasal danepistomologi pendidikan pada mulanya berasal dan

berkembang dari dan di dalam pengalaman interak-berkembang dari dan di dalam pengalaman interak-

si sosial-budaya manusia sehari-hari. Karena ben-si sosial-budaya manusia sehari-hari. Karena ben-

tuk-bentuk interaksi itu mempengaruhi manusia tuk-bentuk interaksi itu mempengaruhi manusia

(orang) lain, maka bentuk-bentuk inreaksi itu diadop(orang) lain, maka bentuk-bentuk inreaksi itu diadop

si sebagai cara-cara mendidik secara informal.si sebagai cara-cara mendidik secara informal.

~Dengan berkembangnya teori-teori dan teknologi~Dengan berkembangnya teori-teori dan teknologi

pendidikan, maka telah ditemukan berbagai teknikpendidikan, maka telah ditemukan berbagai teknik

pembelajaran baru yang lebih efektif melalui per-pembelajaran baru yang lebih efektif melalui per-

cobaan-percobaan pembelajaran (eksperimentasi). cobaan-percobaan pembelajaran (eksperimentasi).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 155155

~Bentuk-bentuk eksperimentasi pembelajaran dico-~Bentuk-bentuk eksperimentasi pembelajaran dico- bakan dalam berbagai variasi dan kondisi ontolo-bakan dalam berbagai variasi dan kondisi ontolo- gis, dan ditemukanlah bermacam-macam model gis, dan ditemukanlah bermacam-macam model (metode) pembelajaran yang memiliki keampuhan(metode) pembelajaran yang memiliki keampuhan tertentu dalam kondisi dan situasi ontologis tertentertentu dalam kondisi dan situasi ontologis terten tu pula.tu pula.~Tingkat kualitas proses dan produk pendidikan di-~Tingkat kualitas proses dan produk pendidikan di- tentukan oleh situasi dan kondisi ontologis yang tentukan oleh situasi dan kondisi ontologis yang ada, atau yang dapat disediakan oleh pengelolaada, atau yang dapat disediakan oleh pengelola pendidikan dan oleh pendidik, termasuk sifat-sifatpendidikan dan oleh pendidik, termasuk sifat-sifat dan karakteristik pengelola dan pendidik itu sendan karakteristik pengelola dan pendidik itu sen diri.diri.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 156156

~Treatmen-treatmen pendidikan (termasuk me~Treatmen-treatmen pendidikan (termasuk me

tode dan model-model pembelajaran) seba-tode dan model-model pembelajaran) seba-

gai epistomologi pendidikan terkait secaragai epistomologi pendidikan terkait secara

langsung dengan tujuan pendidikan dan pemlangsung dengan tujuan pendidikan dan pem

belajaran.belajaran.

~Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan pen~Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan pen

didikan tertentu diperlukan strategi / model /didikan tertentu diperlukan strategi / model /

metode / pendekatan pendidikan tertentu (semetode / pendekatan pendidikan tertentu (se

bagai aspek epistomologi pendidikan).bagai aspek epistomologi pendidikan).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 157157

~Dikenal 3 (tiga) tujuan pendidikan, yaitu :~Dikenal 3 (tiga) tujuan pendidikan, yaitu : 1. Tujuan pendidikan yang bersifat kognitif.1. Tujuan pendidikan yang bersifat kognitif. 2. Tujuan pendidikan yang bersifat afektif.2. Tujuan pendidikan yang bersifat afektif. 3. Tujuan pendidikan yang bersifat psikomotorik. 3. Tujuan pendidikan yang bersifat psikomotorik. ~Untuk mencapai ke tiga jenis tujuan pendidikan ter-~Untuk mencapai ke tiga jenis tujuan pendidikan ter- sebut diperlukan strategi / model / metode / pende-sebut diperlukan strategi / model / metode / pende- katan yang berbeda.katan yang berbeda.~Tujuan-tujuan kognitif memerlukan strategi kogni-~Tujuan-tujuan kognitif memerlukan strategi kogni- tif pula, seperti : metode-metode menghafal, menje-tif pula, seperti : metode-metode menghafal, menje- laskan, meragakan, memvisualisasi, menunjukkan,laskan, meragakan, memvisualisasi, menunjukkan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. mendemonstrasikan, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 158158

~Metode ‘nyepi’ dengan memanfaatkan kese- ~Metode ‘nyepi’ dengan memanfaatkan kese- nyapan malam, suasana sepi dan indah di nyapan malam, suasana sepi dan indah di pegunungan, solat tahajud di tengah malam pegunungan, solat tahajud di tengah malam nan sepi, dzikir / wirid dan berhalwat adalah nan sepi, dzikir / wirid dan berhalwat adalah bentuk-bentuk treatmen afeksi yang cukup bentuk-bentuk treatmen afeksi yang cukup ampuh untuk merangsang dan membentuk ampuh untuk merangsang dan membentuk afeksi, terutama dengan disertai dzikrullah afeksi, terutama dengan disertai dzikrullah (pendekatan jiwa dan raga kepada Allah).(pendekatan jiwa dan raga kepada Allah).

~Hanya dengan dzikrullah lah satu-satunya ~Hanya dengan dzikrullah lah satu-satunya cara dan metode untuk membangun afeksicara dan metode untuk membangun afeksi

yang positif terhadap apapun juga.yang positif terhadap apapun juga.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 159159

~Treatmen-treatmen khusus untuk membangun (me-~Treatmen-treatmen khusus untuk membangun (me- latih dan menumbuhkan) sikap-sikap : berani, ta-latih dan menumbuhkan) sikap-sikap : berani, ta- bah, tangguh, dan ulet adalah dengan pemberian bah, tangguh, dan ulet adalah dengan pemberian tantangan alamiah dan artifisial secara sistematis.tantangan alamiah dan artifisial secara sistematis.~Tantangan alamiah dalam bentuk : panjat tebing,~Tantangan alamiah dalam bentuk : panjat tebing, long march, cross country, arun jeram, latihan long march, cross country, arun jeram, latihan survival.survival.~Tantangan artifisial dalam bentuk : olahraga bela di~Tantangan artifisial dalam bentuk : olahraga bela di ri, latihan fisik militer, pramuka, dan pencinta alam,ri, latihan fisik militer, pramuka, dan pencinta alam, dan penerapan aturan-aturan disiplin yang kerasdan penerapan aturan-aturan disiplin yang keras dan ketat di lingkungan pendidikan.dan ketat di lingkungan pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 160160

~Untuk mencapai tujuan-tujuan afektif diperlukan metode~Untuk mencapai tujuan-tujuan afektif diperlukan metode khusus yang mampu menggugah dan meransang afeksi khusus yang mampu menggugah dan meransang afeksi (rasa / afeksi), yang disebut metode penggugahan.(rasa / afeksi), yang disebut metode penggugahan.

~Rangsangan keindahan (seni) seperti irama lagu-lagu (mu-~Rangsangan keindahan (seni) seperti irama lagu-lagu (mu- sik), karya-karya seni dan keindahan alam adalah medium-sik), karya-karya seni dan keindahan alam adalah medium- medium yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan afektif.medium yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan afektif.

~Semua momen-momen keindahan dan peristiwa-peristiwa~Semua momen-momen keindahan dan peristiwa-peristiwa (dalam kehidupan keseharian kita) yang merangsang rasa (dalam kehidupan keseharian kita) yang merangsang rasa haru dan simpati merupakan medium yang baik untuk haru dan simpati merupakan medium yang baik untuk pendidikan afektif.pendidikan afektif.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 161161

~Untuk mencapain tujuan pendidikan yang bersifat~Untuk mencapain tujuan pendidikan yang bersifat psikomotorik, diperlukan pula treatmen-treatmenpsikomotorik, diperlukan pula treatmen-treatmen pendidikan yang sesuai, yaitu metode psikomoto-pendidikan yang sesuai, yaitu metode psikomoto- rik.rik.~Treatamen pendidikan psikomotorik, harus benar-~Treatamen pendidikan psikomotorik, harus benar- benar- menyentuh dan merangsang organ-organ benar- menyentuh dan merangsang organ-organ dan fungsi-fungsi psikomotorik.dan fungsi-fungsi psikomotorik.~Beberapa persyaratan yang harus terpenuhi un-~Beberapa persyaratan yang harus terpenuhi un- tuk membentuk keterampilan psikomotorik, antaratuk membentuk keterampilan psikomotorik, antara lain ……lain …… (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 162162

(sambungan)(sambungan) - Mengidentifikasi dan menetapkan jenis-jenis kete- - Mengidentifikasi dan menetapkan jenis-jenis kete-

rampilan psikomotorik yang akan dibentuk.rampilan psikomotorik yang akan dibentuk. - Menyiapkan sarana dan prasarana praktik yang re-- Menyiapkan sarana dan prasarana praktik yang re- levan dalam jumlah dan kualitas yang memadai.levan dalam jumlah dan kualitas yang memadai. - Menyiapkan program dan jadwal latihan praktik - Menyiapkan program dan jadwal latihan praktik

yang teratur, intensif, dan berkesinambungan.yang teratur, intensif, dan berkesinambungan. - Melaksanakan latihan praktik yang teratur intensif - Melaksanakan latihan praktik yang teratur intensif

dan berdisiplin tinggi.dan berdisiplin tinggi. - Menyiapkan alat evaluasi dengan validitas yang- Menyiapkan alat evaluasi dengan validitas yang tinggi.tinggi.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 163163

~Untuk mencapai tujuan pendidikan/ pembentukan ~Untuk mencapai tujuan pendidikan/ pembentukan somatis ( kesehatan dan kekuatan jasmaniah ), somatis ( kesehatan dan kekuatan jasmaniah ), maka diperlukan treatmen yang dapat menyentuh maka diperlukan treatmen yang dapat menyentuh dan mempengaruhi organ-organ somatis.dan mempengaruhi organ-organ somatis.

~Treatmen-treatmen yang sesuai untuk tujuan itu-~Treatmen-treatmen yang sesuai untuk tujuan itu-

antara lain :antara lain :

1. Pemberian makanan dan minuman yang sehat,1. Pemberian makanan dan minuman yang sehat,

bersih, bergizi, dan cukup serta halal.bersih, bergizi, dan cukup serta halal.

2. Pemberian latihan-latihan fisik (jenis olah raga 2. Pemberian latihan-latihan fisik (jenis olah raga

tertentu) secara intensif dan teratur.tertentu) secara intensif dan teratur.

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 164164

(sambungan)(sambungan) 3. Istirahat yang cukup dan teratur.3. Istirahat yang cukup dan teratur. 4. Menikmati hiburan-hiburan yang sehat, cu-4. Menikmati hiburan-hiburan yang sehat, cu- kup, dan teratur.kup, dan teratur. 5. Memelihara ketenangan dan stabilitas roh-5. Memelihara ketenangan dan stabilitas roh- aniah (spiritual) dengan melaksanakan ri-aniah (spiritual) dengan melaksanakan ri- tual-ritual keagamaan secara treatur, tertibtual-ritual keagamaan secara treatur, tertib dan berkesinambungan.dan berkesinambungan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 165165

AKSIOLOGI PENDIDIKANAKSIOLOGI PENDIDIKAN (Nilai dalam Pendidikan)(Nilai dalam Pendidikan)~ ”Aksiologi” dari bahasa Yunani “axios” berarti~ ”Aksiologi” dari bahasa Yunani “axios” berarti “ “nilai” dan “logos”: berarti “teori”.nilai” dan “logos”: berarti “teori”. Jadi, aksiologi artinya teori tentang nilai atauJadi, aksiologi artinya teori tentang nilai atau teori nilai.teori nilai.~ Teori nilai mencakup :~ Teori nilai mencakup : 1. Teori nilai “etika”1. Teori nilai “etika” 2. Teori nilai “estetika”, 2. Teori nilai “estetika”, 3. Teori nilai “fragmatika”, dan3. Teori nilai “fragmatika”, dan 4. Teori nilai “ridha”4. Teori nilai “ridha”

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 166166

1. NILAI ETIKA1. NILAI ETIKA ~Istilah “etika” dari Bahasa Yunani “ethos* artinya :~Istilah “etika” dari Bahasa Yunani “ethos* artinya : adat kebiasaan yang oleh masyarakat dinilai baik.adat kebiasaan yang oleh masyarakat dinilai baik. ~Ada failosof yang memberi arti etika sama dengan ~Ada failosof yang memberi arti etika sama dengan

“moral”, dari kata “mores” artinya “adat kebiasa- “moral”, dari kata “mores” artinya “adat kebiasa- an yang baik dan diterima oleh masyarakat, seba- an yang baik dan diterima oleh masyarakat, seba- gai pedoman prilaku. gai pedoman prilaku.

~Etika adalah cabang filsafat yang membahas per-~Etika adalah cabang filsafat yang membahas per- buatan manusia dipandang dari sudut kebenaran.buatan manusia dipandang dari sudut kebenaran. ~Jadi, ETIKA adalah filsafat tentang prilaku manusia~Jadi, ETIKA adalah filsafat tentang prilaku manusia dipandang dari segi nilai kebenaran, termasuk ke-dipandang dari segi nilai kebenaran, termasuk ke- giatan : memperoleh, mengelola, dan memanfaat-giatan : memperoleh, mengelola, dan memanfaat- kan Ilmu Pengetahuan.kan Ilmu Pengetahuan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 167167

~Jika “etika” diterapkan dalam konteks pendi ~Jika “etika” diterapkan dalam konteks pendi didikan, maka menjadi “etika pendidikan”,ya didikan, maka menjadi “etika pendidikan”,ya itu segala hal yang terkait langsung / tidak itu segala hal yang terkait langsung / tidak langsung dengan “pendidikan”, baik dimen-langsung dengan “pendidikan”, baik dimen-si ontologis maupun epistomologis, terma- si ontologis maupun epistomologis, terma- suk kegiatan pemperoleh, mengelola, dan suk kegiatan pemperoleh, mengelola, dan memamnfaatkan pendidikan / ilmu pendidik- memamnfaatkan pendidikan / ilmu pendidik- an harus selalu didasarkan pada nilai-nilai an harus selalu didasarkan pada nilai-nilai kebenaran.kebenaran.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 168168

~”Etika Pendidikan” diharapkan senantiasa menja- ~”Etika Pendidikan” diharapkan senantiasa menja- di landasan , pegangan, dan arah dari segala ide / di landasan , pegangan, dan arah dari segala ide / pemikiran, cita-cita, gagasan, kebijakan, dan lang- pemikiran, cita-cita, gagasan, kebijakan, dan lang- kah kita dalam bidang pendidikan.kah kita dalam bidang pendidikan.

~Dengan kata lain, setiap upaya pendidikan harus~Dengan kata lain, setiap upaya pendidikan harus

dilakukan dengan niat dan tujuan yang baik,de- dilakukan dengan niat dan tujuan yang baik,de- gan cara-cara / metode yang baik, alat / insrumen gan cara-cara / metode yang baik, alat / insrumen yang baik, di lingkungan yang baik, dengan kuriku yang baik, di lingkungan yang baik, dengan kuriku lum yang baik, dan dilaksanakan / dikelola secara lum yang baik, dan dilaksanakan / dikelola secara baik oleh orang-orang yang memiliki kompetensi baik oleh orang-orang yang memiliki kompetensi profesional yang baik serta rasa tanggung jawab.profesional yang baik serta rasa tanggung jawab.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 169169

~Jadi, “etika pendidikan” adalah filsafat ten-~Jadi, “etika pendidikan” adalah filsafat ten-tentang segala aspek (ontologis dan episto- tentang segala aspek (ontologis dan episto- mologis) yang berkaitan langsung / tidak mologis) yang berkaitan langsung / tidak langsung dengan pendidikan, dipandang langsung dengan pendidikan, dipandang da- ri segi nilai-nilai kebenaran,da- ri segi nilai-nilai kebenaran,

~”Etika pendidikan” berbeda dengan “psiko- ~”Etika pendidikan” berbeda dengan “psiko- logi pendidikan”, “antropologi pendidikan”, logi pendidikan”, “antropologi pendidikan”, dan “sosiologi pendidikan”, meskipun sa- dan “sosiologi pendidikan”, meskipun sa- sama- sama mengkaji “prilaku manusia”sama- sama mengkaji “prilaku manusia”

dalam kaitan dengan “fenomena pendidik- dalam kaitan dengan “fenomena pendidik- an”.an”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 170170

~Psikologi Pendidikan, mengkaji fenomena pendidikan dari~Psikologi Pendidikan, mengkaji fenomena pendidikan dari segi “aspek-aspek kejiwaan, baik sebagai “ontologi” mau-segi “aspek-aspek kejiwaan, baik sebagai “ontologi” mau- pun sebagai “epistomologi”.pun sebagai “epistomologi”.~Sebagai aspek ontologi, psikologi pendidikan mengkaji fe-~Sebagai aspek ontologi, psikologi pendidikan mengkaji fe- nomena psikologi seperti : kecerdasan (jenis, kekuatan, nomena psikologi seperti : kecerdasan (jenis, kekuatan, dan fungsinya), motivasi (jenis, kekuatan dan fungsinya),dan fungsinya), motivasi (jenis, kekuatan dan fungsinya), bakat (jenis , kekuatan dan fungsinya), fase-fase pertum -bakat (jenis , kekuatan dan fungsinya), fase-fase pertum - buhan / perkembangan jiwa anak dan lain-lain.buhan / perkembangan jiwa anak dan lain-lain.~Sebagai aspek epistomologi, psikologi pedidikan mengkaji~Sebagai aspek epistomologi, psikologi pedidikan mengkaji fenomena psikologi seperti : proses mengenal, proses me-fenomena psikologi seperti : proses mengenal, proses me- ngetahui, kecepatan berpikir, fenomena lupa, motivasi bengetahui, kecepatan berpikir, fenomena lupa, motivasi be lajar, kekuatan memusatan perhatian, dan lain-lain.lajar, kekuatan memusatan perhatian, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 171171

~”Sosiologi Pendidikan” mengkaji fenomena pendi-~”Sosiologi Pendidikan” mengkaji fenomena pendi-

dikan dari segi gejala kelompok, baik sebagai as-dikan dari segi gejala kelompok, baik sebagai as-

pek ontologi maupun epistomologi.pek ontologi maupun epistomologi.

~Sebagai aspek ontologi, sosiologi pendidikan mem~Sebagai aspek ontologi, sosiologi pendidikan mem

pelajari fenomena seperti : pengelompokan peser-pelajari fenomena seperti : pengelompokan peser-

ta didik (murid) ke dalam kelommpok-kelompok ta didik (murid) ke dalam kelommpok-kelompok kecil, sedang dan besar, mengkaji kelompok ho-kecil, sedang dan besar, mengkaji kelompok ho-

mogen dan kelompok heterogen, mengkaji dina- mogen dan kelompok heterogen, mengkaji dina- mika dan proses dalam kelompok belajar dan mika dan proses dalam kelompok belajar dan bermain, peran kepemimpinan dalam kelompok bermain, peran kepemimpinan dalam kelompok belajar dan bermain, dan lain-lain. belajar dan bermain, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 172172

~Sebagai aspek epistomologi, sosiologi pendidikan~Sebagai aspek epistomologi, sosiologi pendidikan mengkaji kekuatan-kekuatan dan dinamika-dina-mengkaji kekuatan-kekuatan dan dinamika-dina- mika dalam kelompok : kecil, sedang, dan besar mika dalam kelompok : kecil, sedang, dan besar serta memanfaatkannya sebagai kekuatan padaserta memanfaatkannya sebagai kekuatan pada fungsi-fungsi tertentu dalam proses pendidikan.fungsi-fungsi tertentu dalam proses pendidikan. Misalnya : Memanfaatkan teori-teori konflik / kompeMisalnya : Memanfaatkan teori-teori konflik / kompe tisi, kooperasi dan akomodasi, imitasi,tisi, kooperasi dan akomodasi, imitasi, diskusi, bermain dan bekerja pada pro-diskusi, bermain dan bekerja pada pro- ses pembelajaran dan pelatihan.ses pembelajaran dan pelatihan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 173173

~Antropologi Pendidikan, mengkaji fenomena pendi ~Antropologi Pendidikan, mengkaji fenomena pendi dikan dalam berbagai situasi dan kondisi budaya dikan dalam berbagai situasi dan kondisi budaya tertentu. Misalnya bagaimana intensitas dan kuali-tertentu. Misalnya bagaimana intensitas dan kuali-tas proses dan produk pendidikan dan pelatihan tas proses dan produk pendidikan dan pelatihan dalam suatu kelompok etnis yang homogen atau dalam suatu kelompok etnis yang homogen atau yang heterogen (campuran), bagaimana intensitas yang heterogen (campuran), bagaimana intensitas pelatihan berlangsung dalam kelompok laki-laki, pelatihan berlangsung dalam kelompok laki-laki, kelompok perempuan, dan kelompok campuran la- kelompok perempuan, dan kelompok campuran la- ki-laki dan perempuan, bagaimana proses dan pro ki-laki dan perempuan, bagaimana proses dan pro duk pendidikan berlangsung dalam situasi damai duk pendidikan berlangsung dalam situasi damai (aman) dan situasi komflik (kacau), dan dalam ber- (aman) dan situasi komflik (kacau), dan dalam ber- bagai situasi budaya lainnya.bagai situasi budaya lainnya.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 174174

~ ~ ETIKA PENDIDIKANETIKA PENDIDIKAN, memberi penilaian baik , memberi penilaian baik atau buruk terhadap pendidikan baik ontolo- atau buruk terhadap pendidikan baik ontolo- gis maupun epistomologis, dalam semua si- gis maupun epistomologis, dalam semua si- tuasi : psikologis, sosiologis, dan tuasi : psikologis, sosiologis, dan antropolo- gis tersebut di atas.antropolo- gis tersebut di atas.

~ Karena etika menilai semua hal “yang ada” ~ Karena etika menilai semua hal “yang ada”

terutama yang terkait dengan “perbuatan” terutama yang terkait dengan “perbuatan” manusia, maka obyek formal dari etika ada- manusia, maka obyek formal dari etika ada-lah norma “kesusilaan manusia”.lah norma “kesusilaan manusia”.

~ Apakah ~ Apakah “Nilai Kesusilaan”“Nilai Kesusilaan” itu? itu?

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 175175

(sambungan)(sambungan)

~ “Nilai Kesusilaan” yaitu semua “nilai kebaikan” ~ “Nilai Kesusilaan” yaitu semua “nilai kebaikan” yang didasarkan pada nilai-nilai yang diterima se- yang didasarkan pada nilai-nilai yang diterima se- ra universal yang merupakan jaminan kemaslahat- ra universal yang merupakan jaminan kemaslahat- an dan kesejahteraan umat manusia, seperti nilai-an dan kesejahteraan umat manusia, seperti nilai-nilai : kesucian, keikhlasan, kejujuran, dan keadil- nilai : kesucian, keikhlasan, kejujuran, dan keadil- an.an.

~ Nilai-nilai tersebut merupakan inti dari semua nilai ~ Nilai-nilai tersebut merupakan inti dari semua nilai kebaikan yang diajarkan oleh semua agama, yang kebaikan yang diajarkan oleh semua agama, yang berpangkal pada “Nilai Keimanan dan Ketaqwaan berpangkal pada “Nilai Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah”, yang intinya adalah “penyerahan kepada Allah”, yang intinya adalah “penyerahan diri kepada Allah” menuju diri kepada Allah” menuju “KERIDHAANNYA”.“KERIDHAANNYA”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 176176

~ ~ “Etika”“Etika” pada hakikatnya adalah suatu ajaran pada hakikatnya adalah suatu ajaran tentang kebenaran dalam hubungan-hubung- tentang kebenaran dalam hubungan-hubung- an manusia, yaitu : hubungan dengan dirinya an manusia, yaitu : hubungan dengan dirinya sendiri, hubungan dengan lingkunganya, dan sendiri, hubungan dengan lingkunganya, dan bungan dengan Tuhannya (Allah).bungan dengan Tuhannya (Allah).

~ Jika ketiga dimensi hubungan manusia itu ~ Jika ketiga dimensi hubungan manusia itu berlansung di atas nilai-niai berlansung di atas nilai-niai “kebaikan”“kebaikan” maka maka

niscaya manusia akan mendapatkan jamin-niscaya manusia akan mendapatkan jamin-

an keselamatan dan kesejahteraan hidup, ba- an keselamatan dan kesejahteraan hidup, ba- ik di dunia maupun di akhirat kelak. ik di dunia maupun di akhirat kelak.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 177177

~Nilai-nilai kebaikan dalam hubungan dengan diri-~Nilai-nilai kebaikan dalam hubungan dengan diri-

nya sendiri, misalnya : manusia harus menjaganya sendiri, misalnya : manusia harus menjaga

kondisi kesehatannya dengan mengkonsumsi ma-kondisi kesehatannya dengan mengkonsumsi ma-

kanan yang sehat dan bergizi, beristirahat yangkanan yang sehat dan bergizi, beristirahat yang

cukup, berolahraga secara teratur, dan menjaga cukup, berolahraga secara teratur, dan menjaga

kondisi higienis pada lingkungannya. Nilai-nilai ke-kondisi higienis pada lingkungannya. Nilai-nilai ke-

benaran tersebut merupakan jaminan bagi terwu-benaran tersebut merupakan jaminan bagi terwu-

jud dan terpeliharanya kondisi kesehatan jasamajud dan terpeliharanya kondisi kesehatan jasama

niah orang yang bersangkutan. niah orang yang bersangkutan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 178178

~ Nilai-nilai kebenaran dalam hubungan dengan ling ~ Nilai-nilai kebenaran dalam hubungan dengan ling kungannya (khususnya lingkungan alam), manu- kungannya (khususnya lingkungan alam), manu- sia harus menjaga kelestarian sumber daya alam sia harus menjaga kelestarian sumber daya alam seperti : tidak membabat hutan lindung untuk men seperti : tidak membabat hutan lindung untuk men jaga konservasi air dan tanah, tidak mengolah se jaga konservasi air dan tanah, tidak mengolah se cara intensif tanah-tanah berkemiringan tinggi cara intensif tanah-tanah berkemiringan tinggi untuk mencegah erosi dan longsor, dan lain-lain. untuk mencegah erosi dan longsor, dan lain-lain. Hanya dengan nilai-nilai kebenaran itulah yang Hanya dengan nilai-nilai kebenaran itulah yang dapat melindungi manusia dari ancaman bencanadapat melindungi manusia dari ancaman bencana

kekeringan, banjir, erosi, longsor, dan lain-lain.kekeringan, banjir, erosi, longsor, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 179179

~ Nilai-nilai kebenaran dalam hubungan dengan Tu- ~ Nilai-nilai kebenaran dalam hubungan dengan Tu- han Yang Maha Pencipta, satu-satunya kata kunci han Yang Maha Pencipta, satu-satunya kata kunci yang harus dilakukan oleh manusia, yaitu “pende- yang harus dilakukan oleh manusia, yaitu “pende- katan dan penyerahan diri” seca total kepadaNya katan dan penyerahan diri” seca total kepadaNya (Sikrul Ilallah).(Sikrul Ilallah).

~ “Sikrul Ilallah” yaitu “ketundukan dan ketaatan to-~ “Sikrul Ilallah” yaitu “ketundukan dan ketaatan to- tal kepada perintah dan larangan Allah yang terhimtal kepada perintah dan larangan Allah yang terhim pun lengkap dalam ajaran-ajaran agama yang ditu-pun lengkap dalam ajaran-ajaran agama yang ditu- runkan ke dunia. (Bagi umat Islam, sudah terhim-runkan ke dunia. (Bagi umat Islam, sudah terhim- pun lengkap dalam Al Quranul Karim dan Assun-pun lengkap dalam Al Quranul Karim dan Assun- natul Rasul).natul Rasul).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 180180

~ Hanya dengan nilai-nilai kebenaran itulah satu-sa- ~ Hanya dengan nilai-nilai kebenaran itulah satu-sa- tunya jalan bagi manusia untuk mendapatkan jalan tunya jalan bagi manusia untuk mendapatkan jalan keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di keselamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat kelak. dunia maupun di akhirat kelak.

~ Dalam kaitan dengan studi tentang Etika, ~ Dalam kaitan dengan studi tentang Etika, JOHNJOHN

HERMAN RANDALLHERMAN RANDALL, mengajukan lima pertanyaan, mengajukan lima pertanyaan

mendasar berikut :mendasar berikut :

1. Apakah ada ukuran (kriteria) tentang “perbuatan1. Apakah ada ukuran (kriteria) tentang “perbuatan

baik” yang berlaku secara universal bagi umat baik” yang berlaku secara universal bagi umat

manusia?manusia?

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 181181

(sambungan)(sambungan)

2. Apakah dasar yang dipakai untuk menentukan2. Apakah dasar yang dipakai untuk menentukan

ukuran (kriteria) universal tersebut?ukuran (kriteria) universal tersebut?

3. Apakah yang dimaksud dengan “baik” dan3. Apakah yang dimaksud dengan “baik” dan

“ “jahat” dalam perbuatan manusia?jahat” dalam perbuatan manusia?

4. Apakah yang dimaksud dengan “kewajiban” 4. Apakah yang dimaksud dengan “kewajiban”

atau “tanggungn jawab” itu?atau “tanggungn jawab” itu?

5. Apakah implikasi : perbuatan baik, perbuatan5. Apakah implikasi : perbuatan baik, perbuatan

jahat, dan dorongan hawa nafsu?jahat, dan dorongan hawa nafsu?

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 182182

Jawaban atas pertanyaan mendasar dariJawaban atas pertanyaan mendasar dari

JOHN HERMAN RANDALL :JOHN HERMAN RANDALL :

1. “Perbuatan baik” yang bersifat universal yaitu se-1. “Perbuatan baik” yang bersifat universal yaitu se-

mua jenis perbuatan yang menjamin hak yang pa-mua jenis perbuatan yang menjamin hak yang pa-

ling dasar bagi manusia yaitu “hidup dan kehi-ling dasar bagi manusia yaitu “hidup dan kehi-

dupan yang layak dan bermartabat sebagai ham-dupan yang layak dan bermartabat sebagai ham-

ba Allah Subhanahu Wataala” serta “kelestarian,ba Allah Subhanahu Wataala” serta “kelestarian,

keselamatan, dan kemanfaatan lingkunan duniakeselamatan, dan kemanfaatan lingkunan dunia

global secara optimal” bagi manusia dan kema- global secara optimal” bagi manusia dan kema-

nusiaan”.nusiaan”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 183183

2. Dasar untuk menentukan ukuran (kriteria)2. Dasar untuk menentukan ukuran (kriteria)

“ “keuniversalan” yaitu sesuatu yang tidakkeuniversalan” yaitu sesuatu yang tidak

ada satu pihakpun di manapun dan kapanada satu pihakpun di manapun dan kapan

pun yang menolaknya, bahkan menjadi kepun yang menolaknya, bahkan menjadi ke

pentingan siapapun di manapun dan ka-pentingan siapapun di manapun dan ka-

panpun, yaitu “hidup dan kehidupan” itu panpun, yaitu “hidup dan kehidupan” itu

sendiri” disertai dengan “segala kepentingsendiri” disertai dengan “segala kepenting

annya”, seperti : keamanan, keselamatan, annya”, seperti : keamanan, keselamatan,

kesejahteraan, kebahagiaan, dan lain-lain.kesejahteraan, kebahagiaan, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 184184

3. Pengertian “baik” dan “jahat” dalam per-3. Pengertian “baik” dan “jahat” dalam per-

buatan manusia,yaitu :buatan manusia,yaitu :

a. “Yang baik”, jika sejalan, searah, sesuaia. “Yang baik”, jika sejalan, searah, sesuai

dan mendukung terwujudnya nilai-nilaidan mendukung terwujudnya nilai-nilai

universal.universal.

b. “yang jahat”, jika tidak sejalan, berten-b. “yang jahat”, jika tidak sejalan, berten-

tangan, bahkan menghalangi terwujud-tangan, bahkan menghalangi terwujud-

nya nilai-nilai universal.nya nilai-nilai universal.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 185185

4.Yang dimaksud “tanggung jawab ” dan4.Yang dimaksud “tanggung jawab ” dan

“ “kewajiban”, yaitu :kewajiban”, yaitu :

a.”Tanggung jawab” berkaitan dengan : ja-a.”Tanggung jawab” berkaitan dengan : ja-

minan, dukungan, dan garansi yang dibe-minan, dukungan, dan garansi yang dibe-

rikan oleh sesorang atas suatu perbuat-rikan oleh sesorang atas suatu perbuat-

an, di mana yang bersangkutan siap me-an, di mana yang bersangkutan siap me-

nerima segala resiko atas perbuatan ter-nerima segala resiko atas perbuatan ter-

sebut. sebut.

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 186186

(sambungan)(sambungan)

b.“Kewajiban” dari kata dasar “wajib” b.“Kewajiban” dari kata dasar “wajib” artinyaartinya

“ “harus” dan “tidak boleh tidak”. Jika tidakharus” dan “tidak boleh tidak”. Jika tidak

patuh atau tidak taat atau tidak memenuhi patuh atau tidak taat atau tidak memenuhi

kewajiban itu maka pemegang tanggun ja-kewajiban itu maka pemegang tanggun ja-

wab tersebut akan menerima resiko (sank-wab tersebut akan menerima resiko (sank-

si) tertentu. ( Sanksi hukum, sankasi sosi-si) tertentu. ( Sanksi hukum, sankasi sosi-

al, atau sanksi moral)al, atau sanksi moral)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 187187

5. Implikasi dari :5. Implikasi dari :

a.“Perbuatan baik” akan membuka jalan, peluanga.“Perbuatan baik” akan membuka jalan, peluang

bahkan dukungan atas terwujudnya nilai-nilaibahkan dukungan atas terwujudnya nilai-nilai

universal.universal.

b.”Perbuatan jahat” akan menutup jalan, menutup b.”Perbuatan jahat” akan menutup jalan, menutup

peluang, bahkan akan menghalangi terwujud-peluang, bahkan akan menghalangi terwujud-

nya nilai-nilai universal.nya nilai-nilai universal.

c. Dorongan “hawa nafsu” tidak memberikan ke-c. Dorongan “hawa nafsu” tidak memberikan ke-

pastian tentang kebenaran, bahkan menjeru-pastian tentang kebenaran, bahkan menjeru-

muskan seseorang untuk melakukan kejahat-muskan seseorang untuk melakukan kejahat-

an.an.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 188188

~ ~ Kriteria perbuatan (prilaku) manusia yang Kriteria perbuatan (prilaku) manusia yang

dapat dikenai penilaian etika (baik atau bu-dapat dikenai penilaian etika (baik atau bu-

ruk) yaitu:ruk) yaitu:

a. Dilakukan secara sadar dan disengaja.a. Dilakukan secara sadar dan disengaja.

b. Dilakukan atas dasar “kebebasan”, bukanb. Dilakukan atas dasar “kebebasan”, bukan

karena tekanan atau paksaan.karena tekanan atau paksaan.

c. Orang yang bersangkutan sudah dapat dic. Orang yang bersangkutan sudah dapat di

anggap normal dan dewasa.anggap normal dan dewasa.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 189189

~”Manusia” adalah mahluk ciptaan Allah ~”Manusia” adalah mahluk ciptaan Allah yang dilengkapi dengan potensi “fitrah yang dilengkapi dengan potensi “fitrah jasmaniah” dan “fitrah rohaniah”, serta “fit- jasmaniah” dan “fitrah rohaniah”, serta “fit- rah kebaikan”.rah kebaikan”.

~Secara akaliah, “kebenaran” dapat dikenal ~Secara akaliah, “kebenaran” dapat dikenal melalui ukuran (kriteria) : “tidak bertentang-melalui ukuran (kriteria) : “tidak bertentang-

an dan tidak mengancam keselamatan dan an dan tidak mengancam keselamatan dan kelansungan hidup dan kehidupan manu- kelansungan hidup dan kehidupan manu- sia itu sendiri, bahkan “harus menunjang sia itu sendiri, bahkan “harus menunjang dan memenuhi tuntutan keselamatan hidup dan memenuhi tuntutan keselamatan hidup dan kehidupan manusia.dan kehidupan manusia.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 190190

MENGAPA KITA HARUS MENGIKUTIMENGAPA KITA HARUS MENGIKUTI “ “NILAI KEBAIKAN”?NILAI KEBAIKAN”?~ Secara akaliah (logika) bahwa : hanya dengan “ke- ~ Secara akaliah (logika) bahwa : hanya dengan “ke-

baikan” yang menjamin (syarat) bagi terwujudnya baikan” yang menjamin (syarat) bagi terwujudnya nilai-nilai universal (nilai-nilai : kesucian, keikhlas- nilai-nilai universal (nilai-nilai : kesucian, keikhlas- an, kejujuran, dan keadilan). Hanya dengan nilai-an, kejujuran, dan keadilan). Hanya dengan nilai-nilai universal itulah yang memungkinkan terwu- nilai universal itulah yang memungkinkan terwu- judnya tatanan yang baik di bidang sosial, budaya, judnya tatanan yang baik di bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, dan hanya dengan tatanan yang ekonomi, politik, dan hanya dengan tatanan yang baik di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik baik di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang memungkinkan terwujudnya kesejahteraan yang memungkinkan terwujudnya kesejahteraan dan kebahagiaan yang hakiki bagi manusia di du- dan kebahagiaan yang hakiki bagi manusia di du- dunia ini.dunia ini.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 191191

~ Secara agamawi (religius), bahwa : hanya~ Secara agamawi (religius), bahwa : hanya dengan “kebaikan” kita dapat memperolehdengan “kebaikan” kita dapat memperoleh ““Ridha Allah”,Ridha Allah”, dan hanya denga Ridha Allah dan hanya denga Ridha Allah kita dapat memperoleh “keselamatan dan kita dapat memperoleh “keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat”.kesejahteraan di dunia dan akhirat”. ~ Sebenarnya dan hakikatnya, terujudnya ta- ~ Sebenarnya dan hakikatnya, terujudnya ta- tanan yang baik di bidang sosial, budaya, tanan yang baik di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik itu, adalah wujud nyata ekonomi dan politik itu, adalah wujud nyata (kongkrit) dari rihda dan rakhmat Allah ke-(kongkrit) dari rihda dan rakhmat Allah ke- pada ummat manusia di dunia. pada ummat manusia di dunia.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 192192

~”Keberhasilan usaha dan kemanfaatan dunia ~”Keberhasilan usaha dan kemanfaatan dunia wiah” adalah tujuan yang bersifat semu (ma wiah” adalah tujuan yang bersifat semu (ma ya), relatif,dan sementara. Dapat berubah se ya), relatif,dan sementara. Dapat berubah se tiap saat, bahkan semua akan berakhir tiap saat, bahkan semua akan berakhir de-gan berakhirnya “kehidupan” ini.de-gan berakhirnya “kehidupan” ini.

~ Semua tujuan-tujuan duniawiah akan beru-~ Semua tujuan-tujuan duniawiah akan beru-bah sesuai dengan perubahan ruang dan bah sesuai dengan perubahan ruang dan waktu serta keadaan, dan semuanya akan waktu serta keadaan, dan semuanya akan berakhir bersamaan dengan berakhirnya berakhir bersamaan dengan berakhirnya kehidupan di dunia yang fana ini.kehidupan di dunia yang fana ini.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 193193

~Keselamatan dan kebahagiaan dI akhirat di ~Keselamatan dan kebahagiaan dI akhirat di bawah Ridha Allah, merupakan keselamatan bawah Ridha Allah, merupakan keselamatan dan kebahagiaan yang kekal dan abadi.dan kebahagiaan yang kekal dan abadi.

~Ke arah itulah seharusnya semua upaya pen ~Ke arah itulah seharusnya semua upaya pen didikan ditujukan sebagai tujuan akhir pen-didikan ditujukan sebagai tujuan akhir pen-didikan didikan ( the ultimate goal of education ).( the ultimate goal of education ).

MASIH ADAKAH TUJUAN LAIN YANG LEBIHMASIH ADAKAH TUJUAN LAIN YANG LEBIH BAIK DARI TUJUAN KESELAMATAN DANBAIK DARI TUJUAN KESELAMATAN DAN KEBAHAGIAAN ABADI ITU ???KEBAHAGIAAN ABADI ITU ???

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 194194

CATATAN :CATATAN :

1.Pengelolaan, pengembangan, dan pemanfatan Il-1.Pengelolaan, pengembangan, dan pemanfatan Il-

mu Pengetahuan, seyogianya mengacu pada penmu Pengetahuan, seyogianya mengacu pada pen

capaian tujuan-tujuan universal dan abadi, yaitu capaian tujuan-tujuan universal dan abadi, yaitu

mencapai kebahagiaan dan sesejahteraan di ba-mencapai kebahagiaan dan sesejahteraan di ba-

wah ridha Allah.wah ridha Allah.

2.Ilmu Pengetahuan yang diolah, dikembangkan,2.Ilmu Pengetahuan yang diolah, dikembangkan,

dan dimanfaatkan berdasarkan pada nilai-nilai kedan dimanfaatkan berdasarkan pada nilai-nilai ke

benaran universal Ilahiah ini, pada dasarnya me-benaran universal Ilahiah ini, pada dasarnya me-

rupakan Ilmu Pengetahuan yang berdimensi reli-rupakan Ilmu Pengetahuan yang berdimensi reli-

gius.gius.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 195195

~Ilmu Pengetahuan yang diolah, dikembangkan dan~Ilmu Pengetahuan yang diolah, dikembangkan dan

dimanfaatkan semata-mata berdasarkan pada nilai-dimanfaatkan semata-mata berdasarkan pada nilai-

nilai dan tujuan duniawiah merupakan Ilmu Penge-nilai dan tujuan duniawiah merupakan Ilmu Penge-tahuan yang berdimenmensi sekuler (lmu Pengeta tahuan yang berdimenmensi sekuler (lmu Pengeta huan sekuler).huan sekuler).

DI SINILAH PARA ILMUWAN (PENGELOLA IL- DI SINILAH PARA ILMUWAN (PENGELOLA IL- MU PENGETAHUAN) TERMASUK PARA FAILO- MU PENGETAHUAN) TERMASUK PARA FAILO- SOF DIPERHADAPKAN PADA DUA VERSI AKSIO- SOF DIPERHADAPKAN PADA DUA VERSI AKSIO- LOGI ILMU, YAITU AKSIOLOGI RELIGIUS DAN LOGI ILMU, YAITU AKSIOLOGI RELIGIUS DAN AKSIOLOGI SEKULER.AKSIOLOGI SEKULER.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 196196

2.2. NILAI ESTETIKANILAI ESTETIKA

~Nilai “estetika” atau sesuatu yang memberi atau ~Nilai “estetika” atau sesuatu yang memberi atau

menimbulkan kesan estetis (keindahan) adalahmenimbulkan kesan estetis (keindahan) adalah

lah sesuatu yang menimbulkan rangsangan terten lah sesuatu yang menimbulkan rangsangan terten tu, ditangkap oleh kesadaran emotif (rasa emotif) tu, ditangkap oleh kesadaran emotif (rasa emotif) dibantu oleh kesadaran akal budi yang akhirnya dibantu oleh kesadaran akal budi yang akhirnya menimbulkan makna “kenyamanan”, “keenakan”, menimbulkan makna “kenyamanan”, “keenakan”, “kesyahduan”, “kelezatan”,“ketakjuban”, “keha- “kesyahduan”, “kelezatan”,“ketakjuban”, “keha- ruan” mendalam di dalam perasaan hati manusia.ruan” mendalam di dalam perasaan hati manusia.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 197197

~Sesuatu rangsangan estetis yang diterima ~Sesuatu rangsangan estetis yang diterima oleh kesadaran inderawi, yang dilanjutkan oleh kesadaran inderawi, yang dilanjutkan kepada kesadaran emosi (rasa), ternyata ti- kepada kesadaran emosi (rasa), ternyata ti- dak selalu melalui fungsi berpikir.dak selalu melalui fungsi berpikir.

Artinya : Artinya : “kesan estetis”“kesan estetis” di dalam kesadaran di dalam kesadaran akal manausia tidak didahului oleh proses akal manausia tidak didahului oleh proses berpikir, melainkan makna estetisnya lang- berpikir, melainkan makna estetisnya lang- sung ditangkap (dikenal) dan dinikmati.sung ditangkap (dikenal) dan dinikmati.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 198198

WUJUD ESTETIKA YANG DAPAT DIKENALI WUJUD ESTETIKA YANG DAPAT DIKENALI

DAN DINIKMATIDAN DINIKMATI

1. Keindahan melalui alat indera penglihatan (kein-1. Keindahan melalui alat indera penglihatan (kein-

dahan visual) :dahan visual) :

- Keinahan warna- Keinahan warna

- Keindahan bentuk (pola), susunan, proporsi,- Keindahan bentuk (pola), susunan, proporsi,

urutan, dan lain-lain.urutan, dan lain-lain.

2. Keindahan cita-rasa melalui pengecapan lidah.2. Keindahan cita-rasa melalui pengecapan lidah.

3. Keindahan melalui indera penciuman : bau par3. Keindahan melalui indera penciuman : bau par

fum, dan lain-lain.fum, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 199199

4.Keindahan melalui indera pendengaran : 4.Keindahan melalui indera pendengaran :

keindahan nada-nada musik, kemerduan keindahan nada-nada musik, kemerduan

suara penyanyi, dan lain-lain.suara penyanyi, dan lain-lain.

5.Keindahan dan kenyamanan melalui indera5.Keindahan dan kenyamanan melalui indera

saraf : keempukan kasur, kehalusan kainsaraf : keempukan kasur, kehalusan kain

sutera, kenyamanan mobil mercy, dan lain-sutera, kenyamanan mobil mercy, dan lain-

lain.lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 200200

BAGAIMANA MUNCUL (TERJADINYA)BAGAIMANA MUNCUL (TERJADINYA) CITRA ESTETIKA ITU ?CITRA ESTETIKA ITU ? ~Ada dua persyaratan pokok terjadinya citra ~Ada dua persyaratan pokok terjadinya citra estetika, yaitu :estetika, yaitu : 1. Subyek, penerima citra, dan 1. Subyek, penerima citra, dan 2. Obyek, sumber atau pengirim citra.2. Obyek, sumber atau pengirim citra.

~Subyek penerima citra harus memenuhi syarat :~Subyek penerima citra harus memenuhi syarat : - Alat-alat dria berfungsi baik dan normal- Alat-alat dria berfungsi baik dan normal - Memiliki akal budi yang sehat dan normal- Memiliki akal budi yang sehat dan normal (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 201201

(sambungan)(sambungan) - Memiliki kepekaan emotif (rasa) untuk menang-- Memiliki kepekaan emotif (rasa) untuk menang- kap dan mengolah citra estetika / memiliki bakat/ kap dan mengolah citra estetika / memiliki bakat/ apresiasi estetis yang baik.apresiasi estetis yang baik. ~Obyek (sumber citra) :~Obyek (sumber citra) : Yang dimaksud dengan obyek di sini adalahYang dimaksud dengan obyek di sini adalah -Benda / barang yang memiliki nilai / unsur estetis,-Benda / barang yang memiliki nilai / unsur estetis, misalnya karangan bunga, lukisan, musik ben-misalnya karangan bunga, lukisan, musik ben- da-benda seni, perhiasan dan assesori, dan la-da-benda seni, perhiasan dan assesori, dan la- in-lain.in-lain. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 202202

(Sambungan)(Sambungan)

- Benda yang memancarkan bau tertentu misal-- Benda yang memancarkan bau tertentu misal-

nya bau parfum, bau masakan, dan lain-lain.nya bau parfum, bau masakan, dan lain-lain.

- Benda-benda yang memancarkan bunyi-bunyi- Benda-benda yang memancarkan bunyi-bunyi

an atau kombinasi nada-nada musik.an atau kombinasi nada-nada musik.

- Suasana, keadaan, kondisi, panorama yang me- Suasana, keadaan, kondisi, panorama yang me

mancarkan kesan dan suasana : tenang, teratur, mancarkan kesan dan suasana : tenang, teratur,

tertib, bersih, serasi, dan lain-lain.tertib, bersih, serasi, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 203203

~Kedua persyaratan pokok terjadinya citra ~Kedua persyaratan pokok terjadinya citra estetika (subyek dan obyek) adalah mutlak. estetika (subyek dan obyek) adalah mutlak. Tanpa salah satunya maka tidak mungkin Tanpa salah satunya maka tidak mungkin ada citra estetis.ada citra estetis.

~Pada masing-masing persyaratan, terdapat ~Pada masing-masing persyaratan, terdapat permasalahan mendasar :permasalahan mendasar :

- Pada subyek estetika, pertanyaannya ada-- Pada subyek estetika, pertanyaannya ada- lah : “Apa dan bagaimana bakat / apresia-lah : “Apa dan bagaimana bakat / apresia- si estetis pada manusia itu muncul si estetis pada manusia itu muncul dan menjadi baik, dan dapatkah dan dan menjadi baik, dan dapatkah dan bagaimana menumbuhkannya?”bagaimana menumbuhkannya?”

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 204204

~Tidak semua manusia (orang) memiliki ba- ~Tidak semua manusia (orang) memiliki ba- kat / apresiasi estetis yang baik, bahkan ada kat / apresiasi estetis yang baik, bahkan ada yang terkesan tidak memiliki sama sekali.yang terkesan tidak memiliki sama sekali.

~Bagi orang yang tidak memiliki bakat / apre- ~Bagi orang yang tidak memiliki bakat / apre- siasi estetis, jika menghadapi obyek estetis / siasi estetis, jika menghadapi obyek estetis / menerima rangsangan estetis dari obyek menerima rangsangan estetis dari obyek estetis tersebut, tetap tidak mampu menang estetis tersebut, tetap tidak mampu menang kap dan mengapresiasi / menikmati / men- kap dan mengapresiasi / menikmati / men- hayati dan rangsangan estetis tersebut.hayati dan rangsangan estetis tersebut.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 205205

~Secara sederhana dapat dikatakan bahwa~Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

“ “bakat / apresiasi estetika” termasuk seba-bakat / apresiasi estetika” termasuk seba-

gai porensi fitrah rohaniah yang terdapat gai porensi fitrah rohaniah yang terdapat

pada manusia (semua orang). Tetapi poten-pada manusia (semua orang). Tetapi poten-

si fitrah rohaniah tersebut perlu ditumbuhsi fitrah rohaniah tersebut perlu ditumbuh

kembangkan melalui perlakuan-perlakuankembangkan melalui perlakuan-perlakuan

khusus atau pemberian lingkungan yangkhusus atau pemberian lingkungan yang

kondusif yang memungkinkan teraktualisa-kondusif yang memungkinkan teraktualisa-

sikannya potensi fitrah tersebut. sikannya potensi fitrah tersebut.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 206206

~“Potensi fitrah”~“Potensi fitrah” adalah bibit-bibit kemampu- adalah bibit-bibit kemampu- an tertentu (jasmaniah dan rohaniah) yang an tertentu (jasmaniah dan rohaniah) yang telah ditanam oleh Sang Pencipta pada seti-telah ditanam oleh Sang Pencipta pada seti-ap manusia yang sempat lahir di dunia.ap manusia yang sempat lahir di dunia.

~Jika potensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) ~Jika potensi fitrah (jasmaniah dan rohaniah) tersebut tidak diberi perlakuan dan lingku- tersebut tidak diberi perlakuan dan lingku- gan yang sesuai, maka ia tidak mungkin gan yang sesuai, maka ia tidak mungkin muncul dan teraktualisasi, termasuk dalam muncul dan teraktualisasi, termasuk dalam hal ini potensi fitrah rohaniah yang nama hal ini potensi fitrah rohaniah yang nama nya “bakat / apresiasi estetika”.nya “bakat / apresiasi estetika”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 207207

~Ada potensi fitrah yang mudah tumbuh dan berkembang

mengikuti pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah

dan rohaniah manusia pada lingkungan biasa, seperti

potensi berbicara, potensi berjalan lan lain-lain.

~Ada pula potensi fitrah yang tidak mudah berkembang,

yang memerlukan upaya-upaya dan lingkungan khusus

untuk menumbuhkembangkannya, seperti potensi bakat/

apresiasi estetika tersebut. Begitu pula misalnya potensi/

bakat dalam bidang sains dan matematika.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 208208

~Untuk menumbuhkembangkan potensi fit -~Untuk menumbuhkembangkan potensi fit -rah (yang disebut bakat / apresiasi estetika) rah (yang disebut bakat / apresiasi estetika) diperlukan upaya-upaya pemberdayan / pen diperlukan upaya-upaya pemberdayan / pen cerahan khusus yang disebut cerahan khusus yang disebut “PENDIDIKAN “PENDIDIKAN ESTETIKA”.ESTETIKA”.

~”Estetika”~”Estetika” sebagai aspek “aksiologi pendi- sebagai aspek “aksiologi pendi-

dikan, harus mendasari dan menjiwai se - dikan, harus mendasari dan menjiwai se - mua dimensi mua dimensi “Filsafat pendidkan”,“Filsafat pendidkan”, yaitu pa - yaitu pa -da aspek da aspek “ontologi pendidikan”“ontologi pendidikan” dan dan “epis- “epis- omologi pendidikan”.omologi pendidikan”.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 209209

~Pada ~Pada “obyek estetika”,“obyek estetika”, pertanyaannya yang men- pertanyaannya yang men-

dasar adalah :dasar adalah :

“ “Unsur-unsur dasar apakah yang membangunUnsur-unsur dasar apakah yang membangun

nilai-nilai estetika pada sesuatu obyek, sehing-nilai-nilai estetika pada sesuatu obyek, sehing-

ga obyek tersebut disebut sebagai sesuatuga obyek tersebut disebut sebagai sesuatu

yang estetis (indah)?yang estetis (indah)?

~Ada beberapa unsur dasar yang merupakan bahan ~Ada beberapa unsur dasar yang merupakan bahan (ramuan) dari sesuatu yang bernilai esrertis (ramuan) dari sesuatu yang bernilai esrertis (indah) yaitu :(indah) yaitu :

(bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 210210

~Unsur-unsur dasar yang membangun nilai esteti-~Unsur-unsur dasar yang membangun nilai esteti-

ka, antara lain :ka, antara lain :

1. Keragaman unsur-unsur : warna, bunyi, bau, 1. Keragaman unsur-unsur : warna, bunyi, bau,

bentuk, sifat-sifat, suasana, dan lain-lain.bentuk, sifat-sifat, suasana, dan lain-lain.

2. Keseimbangan dan keserasian susunan unsur-2. Keseimbangan dan keserasian susunan unsur-

unsur yang membangun : material, sifat-sifat,unsur yang membangun : material, sifat-sifat,

ukuran, bentuk, warna, dan lain-lain.ukuran, bentuk, warna, dan lain-lain.

3. Kesesuaian dalam hal : ruang, waktu, konteks,3. Kesesuaian dalam hal : ruang, waktu, konteks,

suasana, dan lain-lain.suasana, dan lain-lain.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 211211

~Untuk mengatur / menata unsur-unsur : keragam- ~Untuk mengatur / menata unsur-unsur : keragam- an, keseimbangan, dan kesesuaian itu, belum di- an, keseimbangan, dan kesesuaian itu, belum di- temukan kriteria umum yang bersifat matematis, temukan kriteria umum yang bersifat matematis, melainkan masih didasarkan pada kaidah-kai- melainkan masih didasarkan pada kaidah-kai- dah “rasa” dan “emosi”.dah “rasa” dan “emosi”.

~Yang jelas bahwa, nilai-nilai estetika kental dengan ~Yang jelas bahwa, nilai-nilai estetika kental dengan nuansa subyektifisme, meskipun juga memiliki si- nuansa subyektifisme, meskipun juga memiliki si- fat-sifat universalisme.fat-sifat universalisme.

~Kadar bakat / apresasi estetis,juga memiliki unsur ~Kadar bakat / apresasi estetis,juga memiliki unsur unsur obyektivitas yang membangunnya sebagai- unsur obyektivitas yang membangunnya sebagai- mana dikemukakan di atas.mana dikemukakan di atas.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 212212

~Yang jelas bahwa, nilai-nilai estetika memili- ~Yang jelas bahwa, nilai-nilai estetika memili- ki sifat subyektifis yang ditentukan oleh ka- ki sifat subyektifis yang ditentukan oleh ka- dar bakat / apresiasi estetik si subyek peng-dar bakat / apresiasi estetik si subyek peng-

hayat seni yang bersangkutan.hayat seni yang bersangkutan.

~Nila-nilai estetika juga memliki sifat obyek-~Nila-nilai estetika juga memliki sifat obyek-

tifis yang ditentukan oleh keterpenuhan un- tifis yang ditentukan oleh keterpenuhan un- sur-unsur yang membangun nlai-nilai este- sur-unsur yang membangun nlai-nilai este- tika pada obyek estetis (keragaman, kese- tika pada obyek estetis (keragaman, kese- imbangan, dan kesesuaian unsur-unsur).imbangan, dan kesesuaian unsur-unsur).

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 213213

~Pada dasarnya ada dua jenis subyek esteti- ~Pada dasarnya ada dua jenis subyek esteti- ka, yaitu :ka, yaitu :

1. Penikmat (konsumer) estetika.1. Penikmat (konsumer) estetika. 2. Pencipta (produsen) hasil karya estetis2. Pencipta (produsen) hasil karya estetis (biasa disebut sebagai artis).(biasa disebut sebagai artis). ~Penikmat estetika, memiliki bakat dan apre-~Penikmat estetika, memiliki bakat dan apre- siasi estetis, tetapi tidak memiliki keteram- siasi estetis, tetapi tidak memiliki keteram-

pilan untuk mencipta karya estetis. Merekapilan untuk mencipta karya estetis. Mereka mampu menilai tinggi / rendahnya kadar es-mampu menilai tinggi / rendahnya kadar es- tetika suatu karya / obyek estetis.tetika suatu karya / obyek estetis.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 214214

~Pencipta estetika (estetikawan / artis) memi- ~Pencipta estetika (estetikawan / artis) memi- liki bakat / apresiasi estetis yang tinggi dan liki bakat / apresiasi estetis yang tinggi dan memeiliki keterampilan untuk mencipta danmemeiliki keterampilan untuk mencipta dan

menghasilkan karya-karya estetis tertentu.menghasilkan karya-karya estetis tertentu.

KAITAN ANTARA ETIKA DAN ESTETIKAKAITAN ANTARA ETIKA DAN ESTETIKA ~Suatu hasil karya estetika, dapat memenuhi ~Suatu hasil karya estetika, dapat memenuhi

nilai estetika yang tinggi, tetapi belum tentunilai estetika yang tinggi, tetapi belum tentu mampu mencapai mampu mencapai “kebaikan”:“kebaikan”: yang tinggi yang tinggi pula.pula. (bersambung)(bersambung)

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 215215

~ ~ Oleh karena itu nilai estetika harus dibing-Oleh karena itu nilai estetika harus dibing- kai oleh nilai-nilai etika.kai oleh nilai-nilai etika.

FUNGSI NILAI-NILAI ESTETIKAFUNGSI NILAI-NILAI ESTETIKA~ Nilai - nilai estetika pada dasarnya dapat ~ Nilai - nilai estetika pada dasarnya dapat

memberikan kepuasan batin pada manusia memberikan kepuasan batin pada manusia dan dapat menumbuhkembangkan kehalus- dan dapat menumbuhkembangkan kehalus- an budi pekerti.an budi pekerti.

~ Rasa estetis yang paling tinggi yang dapat ~ Rasa estetis yang paling tinggi yang dapat dicapai oleh manusia tertentu (para sasul, dicapai oleh manusia tertentu (para sasul, nabi, sufi) adalah penghayatan keIlahian.nabi, sufi) adalah penghayatan keIlahian.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 216216

~Orang-orang khusus tersebut mampu mencapai su~Orang-orang khusus tersebut mampu mencapai su asana batin (spiritual) yang paling puncak, syahdu,asana batin (spiritual) yang paling puncak, syahdu, yaitu merasakan Keridhaan Ilahi (Tuhan Yang yaitu merasakan Keridhaan Ilahi (Tuhan Yang Maha Kuasa).Maha Kuasa).~Inilah yang merupakan estetika paling puncak (ke-~Inilah yang merupakan estetika paling puncak (ke- indahan sorgawi).indahan sorgawi).~Salah satu keindahan mutlak dan sorgawi yqng da-~Salah satu keindahan mutlak dan sorgawi yqng da- pat dialami manusia pada umumnya adalah :pat dialami manusia pada umumnya adalah : 1. Keadaan orgasme pada puncak persetubuhan1. Keadaan orgasme pada puncak persetubuhan dengan pasangan suami-isteri.dengan pasangan suami-isteri. 2. Orang-orang yang meninggal dunia dalam kea-2. Orang-orang yang meninggal dunia dalam kea- daan khusnul khatimah.daan khusnul khatimah.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 217217

FUNGSI DAN MANFAAT NILAI ESTETIKAFUNGSI DAN MANFAAT NILAI ESTETIKA

1. Memberikan kepada manusia kenikmatan / 1. Memberikan kepada manusia kenikmatan /

kepuasan jiwa (spiritual dan sensual).kepuasan jiwa (spiritual dan sensual).

2. Memperhalus hati nurani dan rasa kemanu-2. Memperhalus hati nurani dan rasa kemanu-

sian.sian.

3. Dapat dipakai sebagai medium untuk me -3. Dapat dipakai sebagai medium untuk me -

ningkatkan penghayatan ke Ilahian.ningkatkan penghayatan ke Ilahian.

4. Dapat menyingkap tabir yang menutup4. Dapat menyingkap tabir yang menutup

makna kemanusiaan / kemahlukan.makna kemanusiaan / kemahlukan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 218218

5. Dapat meningkatkan kecintaan dan apre- 5. Dapat meningkatkan kecintaan dan apre-

siasi terhadap sesama mahluk ciptaan siasi terhadap sesama mahluk ciptaan

Allah Subhanahu Wataala.Allah Subhanahu Wataala.

6. Dapat menjadi medium komunikasi univer 6. Dapat menjadi medium komunikasi univer

sal dengan alam semesta dan Pencipta-sal dengan alam semesta dan Pencipta-

nya.nya.

~Nilai-nilai estetika sebagai dimensi aksiolo-~Nilai-nilai estetika sebagai dimensi aksiolo-gi pendidikan, harus pula mendasari ontolo-gi pendidikan, harus pula mendasari ontolo-gi pendidikan dan epistomologi pendidikan.gi pendidikan dan epistomologi pendidikan.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 219219

DAFTAR BUKU RUJUKAN UTAMA1. Ash Shadr, Muhammad Baqir : FALSAFA- TUNA, (Terjemahan : Muhammad Nur Mufied), Penerbit MIZAN, Jakarta, 1993.

2. Kattsoff, Louis,O : PENGANTAR FILSAFAT,

Alihbahasa Soejono Soemargono), Penerbii Tiara Wacana, Yogyakarta, 1987.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 220220

3. Muhadjir, Prof.H.Noeng : 3. Muhadjir, Prof.H.Noeng : FILSAFAT ILMU, FILSAFAT ILMU,

TELAAH SISTEMATIS FUNGSIONALTELAAH SISTEMATIS FUNGSIONAL

KOMPARATIFKOMPARATIF, Penerbit Rake Sarasin,, Penerbit Rake Sarasin,

Yogyakarta, 1998.Yogyakarta, 1998.

4. Palmquist, Dr. Stephen : 4. Palmquist, Dr. Stephen : POHON FILSAFATPOHON FILSAFAT

(Terjemahan Muhammad Shodiq), Pe-(Terjemahan Muhammad Shodiq), Pe-

nerbit, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, nerbit, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,

2000.2000.

19/04/2319/04/23 Dr. Ramli Umar, M.Si.Dr. Ramli Umar, M.Si. 221221