22
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia seringkali terjadi berbagai peristiwa, baik itu senang atau sedih, datang silih berganti. Sulit untuk semua orang yang bisa menerimanya dengan penuh keikhlasan atau ketabahan luar biasa. Dengan adanya keluarga, teman, sahabat, atau kekasih mampu menghibur kita dikala datangnya masa-masa sulit, tetapi apa jadinya bila semua itu tidak mampu menjadi obat penyembuh luka di hati, membaca merupakan salah satu obat mujarab penyembuh sakit hati, menumbuhkan motivasi yang luar biasa dan tidak diketahui kapan datangnya. Kata-kata di dalamnya mampu menggerakkan kemampuan berpikir dan bernalar seseorang. Berbagai kata-kata yang mampu membangkitkan motivasi manusia, antara lain : ”motivasi ada dalam ketenangan”, bagaimana anda dapat melihat keinginan anda, jika setiap saat selalu berteriak, melompat dan bersorak. Sama seperti ketika membuat jus jeruk, air dan sari jeruk bercampur, jika kita diamkan sejenak maka jelas tampak perbedaan antara air dan larutan. Luangkan waktu untuk diam sejenak dan pehatikan bagaimana suatu hal dapat menjadi jelas. “sikap”, jika anda terus mengkritik diri anda berati merendahkan diri sendiri, cobalah percaya akan kemampuan diri sendiri dan lihatlah betapa cepatnya anda mendaki. “tujuan hidup”, fokuskan tujuan hidup

Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

Bab IPendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan manusia seringkali terjadi berbagai peristiwa, baik itu senang

atau sedih, datang silih berganti. Sulit untuk semua orang yang bisa menerimanya

dengan penuh keikhlasan atau ketabahan luar biasa. Dengan adanya keluarga, teman,

sahabat, atau kekasih mampu menghibur kita dikala datangnya masa-masa sulit, tetapi

apa jadinya bila semua itu tidak mampu menjadi obat penyembuh luka di hati,

membaca merupakan salah satu obat mujarab penyembuh sakit hati, menumbuhkan

motivasi yang luar biasa dan tidak diketahui kapan datangnya. Kata-kata di dalamnya

mampu menggerakkan kemampuan berpikir dan bernalar seseorang.

Berbagai kata-kata yang mampu membangkitkan motivasi manusia, antara lain :

”motivasi ada dalam ketenangan”, bagaimana anda dapat melihat keinginan anda, jika

setiap saat selalu berteriak, melompat dan bersorak. Sama seperti ketika membuat jus

jeruk, air dan sari jeruk bercampur, jika kita diamkan sejenak maka jelas tampak

perbedaan antara air dan larutan. Luangkan waktu untuk diam sejenak dan pehatikan

bagaimana suatu hal dapat menjadi jelas. “sikap”, jika anda terus mengkritik diri anda

berati merendahkan diri sendiri, cobalah percaya akan kemampuan diri sendiri dan

lihatlah betapa cepatnya anda mendaki. “tujuan hidup”, fokuskan tujuan hidup dengan

meletakkan tangan anda pada kemudi, seseorang tidak dapat mengendalikan kemudi

tatkala tangannya memegang kaca spion dan menoleh ke masa lalu. “membebaskan

diri sejenak dari suatu hubungan”, kadang anda perlu menyendiri, tentu menyakitkan

tetapi mampu membuat anda berpikir jernih, janganlah takut bergerak maju,

dengarlah intuisi anda. “kegagalan”, anda di nilai gagal jika berhenti mencoba,

janganlah pernah menyerah. “pernyataan misi”, seseorang mengetahui kekuatan misi

untuk membuat mereka fokus dan berada di jalur yang tepat, luangkanlah waktu, tulis

misi anda sepanjang setengah halaman, anda akan kagum setelah membaca kembali

dan menjadikannya sebagai pedoman luar biasa. “nikmatilah kekecewaan”, setiap

manusia memiliki masalah, nikmatilah setiap episode yang terjadi, ketika anda

mengalami kekecewaan hari ini, nikmatilah dan hadapi, yakin besok akan berlalu,

dengarkanlah apa yang dikatakan diri anda sendiri. “dunia merefleksikan apa yang

anda rasakan”, layaknya memasuki rumah cermin, melihat diri kita, apabila kita

tersenyum maka dunia ikut tersenyum, jika kita menangis maka dunia akan

Page 2: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

menertawai kita, teruslah berusaha maka dunia akan membantu kita. “rasa sakit”,

terimalah rasa sakit, obati dan ambil tindakan untuk mengatasinya, niscaya anda akan

lebih dewasa, menghindarinya hanya akan membuatnya bertambah parah dan

menyakitkan. “bepergianlah sesering mungkin”, melihat dunia luas dapat memperluas

wawasan kita, tidak perlu nerkeliling dunia, cukup membaca buku semuanya akan

terpenuhi. “sepuluh kali menarik napas”, ketika anda kehilangan kendali, tariklah

napas sebanyak 10 kali, akan mengembalikan perspektif anda. “rasa takut pasa

sesuatu yang asing”, yakinkan diri anda kemana akan pergi, bukannya dimana

sekarang berada, mencapai tujuan dapat mengalahkan segala-galanya. “senyum”,

senyumlah seolah-olah anda akan naik ke atas pentas. “kesempatan”, banyak

kesempatan menghampiri anda tergantung seberapa besar anda berkonsentrasi.

“teman-teman”, yang menarik dalam kehidupan persahabatan adalah teman-teman

yang mengajari kita. “keberanian”, tercipta setelah anda mengalami peristiwa yang

menyakitkan, secara mental anda berkembang, tidak ada keberanian tanpa rasa sakit,

kedua hal itu saling berkaitan. “kekayaan”, bukan berarti harta banyak, lingkunagn

mewah, jabatan tinggi, tetapi kekayaan adalah melakukan hal-hal yang anda cintai.

Orang tua hanyalah manusia biasa, banyak dari kita menyalahkan orang tua atas apa

yang mereka ajarkan pada kita, hargailah keberanian mereka membesarkan kita

karena mereka sebelumnya tidak memiliki pengalaman atas hal itu. Cuaca selalu baik,

budaya suku aborigin di australia menghormati semua musim, menerima semua

bentuk perubahancu

B. Perumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba mengidentifikasikan beberapa

pertanyaan yang akan dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan dan penyelesaian

makalah. Diantaranya yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan nilai budaya dalam kehidupan masyarakat ?

2. Bagaimana hikmah masalah ?

3. Apa tujuan hidup manusia ?

Page 3: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

C. Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi

salah satu tugas dari mata kuliah filsafat ilmu, tapi juga bertujuan diantaranya untuk :

1. Untuk mengetahui pengertian nilai budaya dalam kehidupan masyarakat

2. Untuk mengetahui hikmah masalah

3. Untuk mengetahui tujuan hidup manusia

Page 4: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

Bab IIPembahasan

A. Sistem Nilai Budaya dalam kehidupan masyarakat

Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang

hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi

juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai

budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang

memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya

termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir

dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu

masyarakat.

B. Enam masalah dalam kehidupan

Masalah pertama, yang dihadapi manusia dalam semua masyarakat adalah

bagaimana mereka memandang sesamanya, bagaimana mereka harus bekerja bersama

dan bergaul dalam suatu kesatuan sosial. Hubungan antar manusia dalam suatu

masyarakat tersebut dapat mempunyai beberapa orientasi nilai pokok, yaitu yang

bersifat linealism, collateralism, dan indiviualism. Inti persoalannya adalah siapa yang

harus mengambil keputusan.

Masyarakat dengan orientasi nilai yang lineal orang akan berorientasi

kepada seseorang untuk membuatkan keputusan bagi semua anggota

kelompok.

Masyarakat dengan orientasi nilai yang collateral, orientasi nilai akan

berpusat pada kelompok. Kelompoklah yang mempunyai keputusan

tertinggi.

Masyarakat dengan orientasi individualism, semua keputusan dibuat oleh

individu-individu. Individualisme menekankan hak tertinggi individu

dalam mengambil keputusan-keputusan dalam memecahkan berbagai

permasalahan kehidupan.

Page 5: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

Masalah Kedua, Setiap manusia berhadapan dengan waktu. Setiap kebudayaan

menentukan dimensi dimensi waktu yang dominan yang menjadi ciri khas

kebudayaan tersebut. Secara teoritis ada tida dimensi waktu yang dominan yang

menjadi orientasi nilai kebudayaan suatu masyarakat, yaitu yang berorientasi ke masa

lalu, masa sekarang, dan masa depan. Dimensi waktu yang dominan akan menjiwai

perilaku anggota-anggota suatu masyarakat yang sangat berpengaruh dalam kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan pengejaran kemjuan.

Masalah Ketiga, Setiap manusia berhubungan dengan alam. Hubungan dapat

berbentuk apakah alam menguasai manusia, atau hidup selaras dengan alam, atau

manusia harus menguasai alam.

Masalah Keempat, Masalah yang mendasar yang dihadapi manusia adalah

masalah kerja. Apakah orang berorientasi nilai kerja sebagai sesuatu untuk hidup saja,

ataukah kerja untukmencari kedudukan, ataukah kerja untuk menghasilkan kerja yang

lebih banyak.

Masalah Kelima, Masalah kepemilian kebudayaan. Alternatif pemilikan

kebudayaan yang tersedia adalah suatu kontinum antara pemilikan kebudayaan yang

berorientasi pada materialisme atau yang berorientasi pada spiritualisme. Ada kesan

bahwa kebudayaan barat sangat berorientasi kepada materialisme sedang kebudayaan

timur sangat berorientasi kepada spiritualisme.

Masalah Keenam, Apakah hakekat hidup manusia. Orientasi nilai yang tersedia

adalah pandangan-pandangan bahwa hidup itu sesuatu yang baik, sesuatu yang buruk,

atau sesuatu yang buruk tetapi dapat disempurnakan. Ahli lain yang menganalisa nilai

inti atau pola orientasi nilai suatu masyarakat adalah Talcots Parson. Dia telah

memperkembangkan suatu taksonomi nilai dasar yang dinamakannya ”pattern

variables” yang menentukan makna situasi-situasi tertentu dan cara memecahkan

dilemma pengambilan keputusan. Lima pattern tersebut adalah:

1. Dasar-dasar pemilihan objek terhadap mana sebuah orientasi

berlaku, yaitu apakah pemilihan ditentukan oleh keturunan (ascription) atau

keberhasilan (achievement).

2. Kepatutan atau ketak-patutan pemuasan kebutuhan melalui

tindakan ekspresif dalam konteks tertentu, yaitu apakah pemuasan yang patut

harus disarankan atas pertimbangan perasaan, (affectivity) atau netral perasaan

(affective neutrality).

Page 6: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

3. Ruang lingkup perhatian dan kewajiban terhadap sebuah objek

yaitu apakah perhatian harus jelas dan tegas untuk sesuatu (specificity) atau

tidak jelas dan tegas, atau berbaur (diffuseness).

4. Tipe norma yang menguasai orientasi terhadap suatu objek yaitu

apakah norma yang berlaku bersifat universal (universlism) atau normanya

bersifat khusus (particularism).

5. Relevan atau tidak relevannya kewajiban-kewajiban kolektif

dalam konteks tertentu, yaitu apakah kewajiban-kewajiban didasarkan kepada

orientasi kepentingan pribadi (self-orientation) atau kepentingan kolektif

(collective orientation).

Menurut pandangan Sutan Takdir Alisyahbana (STA) yang menggunakan

struktur nilai-nilai yang universal yang ada dalam masyarakat manusia. Menurut STA

yang dinamakan kebudayaan adalah penjelmaan dari nilai-nilai. Bagian penting

adalah adalah membuat klasifikasi nilai yang universal yang ada dalam masyarakat

manusia. Dia merasa klasifikasi nilai yang digunakan E. Spranger adalah yang terbaik

untuk dipakai dalam melihat kebudayaan umat manusia. Spranger mengemukakan ada

6 nilai pokok dalam setiap kebudayaan, yaitu:

1. Nilai teori yang menentukan identitas sesuatu.

2. Nilai ekonomi yang berupa utilitas atau kegunaan.

3. Nilai agama yang berbentuk das Heilige atau kekudusan.

4. Nilai seni yang menjelmakan expressiveness atau keekspresian.

5. Nilai kuasa atau politik.

6. Nilai solidaritas yang menjelma dalam cinta, persahabatan, gotong royong

dan lain-lain.

Keenam nilai ini masing-masing mempunyai logika, tujuan, norma-norma,

maupun kenyataan masing-masing. Menurut STA nilai-nilai yang dominan yang

berfungsi menyusun organisasi masyarakat adalah nilai kuasa dan nilai solidaritas.

Didalam hidupnya manusia dinilai !! atau akan melakukan sesuatu karena nilai. Nilai

mana yang akan dituju tergantung kepada tingkat pengertian akan nilai tersebut.

Misalnya, seorang yang telah melakukan pembunuhan kemudian ia melakukan

pengakuan dosa dihadapan pendeta dan dalam pengakuannya itu ia benar-benar

menggambarkan suatu kesalahan atau dosa. Hal ini karena dilatarbelakangi nilai

ketuhanan atas nilai baik dan buruk menurut agama, sehingga membunuh itu dosa

Page 7: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

hukumnya dan yang melakukannya itu salah. Berbeda dengan orang yang

menganggap hal itu suatu pembelaan yang harus ditempuh, maka pembunuhan

bukanlah merupakan suatu kesalahan, akan tetapi merupakan kebanggaan yang harus

dijunjung seperti budaya ‘carok’ pada etnis Madura (carok merupakan budaya

Madura masa silam, yang menjunjung tinggi harga diri keluarga jika kehormatannya

diganggu, maka carok adalah penyelesaian yang terhormat)

Di lain pihak, semakin seseorang bersikap setia pada tuntutan-tuntutan moral,

semakin ia membuka diri terhadap dunia nilai-nilai dan realitas rohani. Boleh

dikatakan bahwa ia menjadi sekodrat dengan mereka. Ia mencintai mereka, dan

dengan demikian dapat melihat arti suatu jalan menuju kepada realitas rohani dan

nilai yang terutama, yaitu Tuhan. Sehingga ia mengerti arti baik dan buruk atau salah

dan benar dalam berperilaku !

Sebelum sesuatu itu ada (sebagai landasan etis) maka nilai baik dan buruk atau

dosa dan pahala itu tidak ada, sehingga setiap perbuatan memerlukan sandaran nilai

untuk dapat dipertanggung jawabkan atas nilai perbuatan seseorang itu ! Dalam

kaidah usul fikihnya kullu syain ibahah illa ma dalla daliilu `ala khilaafihi setiap

sesuatu itu adalah kebolehan sehingga sampai ada dalil yang menentukan nilai (haram

atau halal)

Jika setiap perbuatan tidak memiliki landasan nilai, maka akan sulit kita

menentukan bagaimana kita mengatakan perbuatan itu baik atau buruk, walaupun

menurut pandangan etika umum menyatakan perbuatan itu buruk, misalnya orang

primitif memiliki kebiasaan tidak memakai baju bahkan hanya memakai koteka

(terbuat dari kulit labu untuk menutup kemaluan), dia tidak akan mengerti kalau hal

itu dikatakan telah bersalah karena tidak menutup auratnya…mereka justru bingung

dengan pernyataan kita ..mengapa hal ini salah ? baginya tidak masuk akal .mengapa

orang-orang modern itu melarangnya memakai koteka ? kalau hal itu dikatakan tidak

etis .etis menurut siapa ?

Sebuah nilai muncul dari kesepakan dalam sebuah kaum, …kaum primitif

memiliki kesepakatan nilai yang menjadi landasan etis untuk mengetahui sesuatu itu

baik atau buruk . Dan dalam suatu masyarakat modern setiap tindakannya akan

mengacu kedalam perudang-undangan yang telah disepakati bersama dalam sebuah

majelis musyawarah yang diperjuangan wakil-wakilnya dalam sebuah parlemen,

sehingga menghasilkan sebuah tata hukum positip untuk menilai dan menindak

sesuatu boleh atau tidak boleh. Narkotika, sebelum disepakati sebagai barang haram

Page 8: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

merupakan benda yang digemari para bangsawan dan para kafilah, artinya barang ini

tidak memiliki nilai apa-apa secara hukum (kebolehan) ketika tidak diketahui manfaat

dan mudharatnya, sehingga bagi pemakainya merupakan kebolehan (halal) dan

tindakannya tidak dikatakan buruk (bersalah). Namun setelah kita sepakat bahwa

narkotika itu membahayakan dan menurut hukum positip itu dilarang maka perbuatan

si pemakai itu suatu keburukan, bahkan dikatakan sebagai kejahatan yang harus

diperangi .

Jadi kesimpulannya adalah setiap perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk

jika perbuatan itu di landasi nilai etis terhadap sesuatu …Bagi orang tidak memiliki

landasan dalam tindakannya maka orang tersebut bisa dikategorikan dalam tiga

gologan yang disebut dalam sebuah hadist, yaitu: Anak-anak yang belum sampai akil

baligh Orang tidur sampai bangun, Orang gila sampai ia sadar, Mereka ini tidak

mendapatkan sanksi hukum positif dalam setiap tindakannya, karena perbuat-annya

tidak memiliki tindakan dasar nilai etis Ada beberapa landasan populer yang di

gunakan dalam masyarakat dunia antara lain : Etika ketuhanan ( agama. Islam,

kristen, hindu, budha, katolik,dll), Etika budaya ( etika jawa, sunda, melayu, adat dll),

Filsafat (Yunani, Tao, komunis, pancasila, dll), Budaya primitip dll Di dalam Islam,

pengertian nilai yang dimaksud adalah bahwa manusia memahami apa yang baik dan

buruk serta ia dapat membedakan keduanya dan selanjutnya mengamalkannya.

Pengertian tentang baik dan buruk tidak dilalui oleh pengalaman, akan tetapi telah ada

sejak pertama kali ruh ditiupkan.

C. Tujuan Hidup Manusia

Ada sebuah ungkapan yang pernah saya baca; “Orang bodoh hidup untuk

makan, namun orang bijak makan untuk hidup.” Lantas apakah tujuan hidup orang

bijak? Apakah hanya untuk bertahan hidup? Padahal kehidupan bukanlah akhir dan

tidak dapat mengakhiri dirinya sendiri, lantas apa tujuan hidup ini?

Para ahli fikir merumuskan masalah ini dengan 3 pertanyaan dasar; Darimana,

kemana, dan mengapa? Artinya, saya darimana, akan kemana, lantas mengapa saya

ada disini?

Bagi mereka yang tidak mempercayai adanya Tuhan, yakni orang Ateis, hanya

yakin terhadap materi yang terindera. Menurut mereka sesuatu itu ada jika terdeteksi

oleh indera, jika tidak maka ia adalah fiksi. Alam semesta beserta isinya bagi mereka

– terjadi begitu saja – kebetulan yang yang indah. Dan manusia tidak ubahnya bagai

Page 9: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

binatang dan tumbuhan, hidup dalam jangkau waktu tertentu kemudian mati.

Sehingga dalam pandangan mereka, dunia inilah awal dan akhir dan ini semua terjadi

begitu saja tanpa ada keterlibatan Tuhan, karena mereka meyakini alam mempunyai

mekanisme sendiri untuk mengatur dirinya sendiri.

Namun jika kita bicara jujur, sebenarnya tiap manusia mempunyai naluri keagamaan.

Maka saya setuju dengan ungkapan sejarawan terkemuka Yunani 2000 tahun silam,

Plutarch mengatakan, “Adalah mungkin bagi anda menjumpai kota-kota yang tidak

memiliki istana, raja, kekayaan, etika, dan tempat-tempat pertunjukan. Namun tidak

seorangpun yang dapat menemukan sebuah kota yang tidak memiki sesembahan atau

kota yang tidak mengajarkan penyembahan kepada para penduduknya”. Ungkapan

kuno ini benar. Ia menyatakan bahwa naluri keagamaan sesungguhnya adalah sesuatu

yang bersumber dari fitrah manusia.

Kajian atas sejarah manusia menegaskan bahwa kepercayaan telah bersemayam

dalam diri manusia sejak kurun peradaban kuno hingga saat ini. Berdasarkan

penciptaan dan strukturnya, manusia adalah mahluk yang, tidak bisa tidak, musti

memiliki keyakinan. Berdasarkan struktur inilah manusia diciptakan Allah. Namun

begitu, manusia diberi hak memilih – patuh atau bermaksiat kepada-Nya.

Menurut Alquran, segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, termasuk manusia,

hidup didalam naungan hidayah yang terbentuk secara fitri, yang mengantarkannya

kepada Allah. Dari titik tolak inilah Islam berusaha menggiring pemahaman umat

manusia untuk tidak menjadikan dunia ini, sebagai persinggahan terakhir, namun

sebagai starting point untuk menuju kehidupan selanjutnya yang abadi dan hakiki,

akhirat!

Oleh karenanya Alquran memberi perhatian khusus dan serius pada masalah

kehidupan akhirat melebihi masalah-masalah lainnya. Misalnya saja, ayat-ayat hukum

menerangkan berbagai masalah cabang (fủru’) hanya berjumlah 500 buah. Sementara,

ayat-ayat yang berbicara tentang hari kebangkitan bejumlah lebih dari 1000 buah.

Dari sini dapat dilihat Alquran memberikan perhatian serius pada masalah pemikiran

dan keyakinan. Jika hal ini mempunyai peranan sangat penting sepert ini, lantas apa

arti semua ini? Kemerdekaan! Allah SWT menghendaki manusia untuk mengEsakan-

Nya, dan menjadi manusia yang benar-benar merdeka bersama-Nya agar tidak

menjadi hamba bagi segala sesuatu. Dari penghambaan kepada Allah sajalah, akan

lahir kemerdekaan manusia. Sebaliknya, dari kesombongan terhadap Allah, manusia

akan diperbudak oleh segala sesuatu selain Allah. Dengan kata lain, pengEsaan dan

Page 10: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

penghambaan kepada Allah, memberikan kemulian dan kemerdekaan kepada

manusia. Tanpanya, manusia menjadi budak bagi segala sesuatu yang diciptakanNya.

Dan inilah tujuan hidup orang bijak yakni, merdeka bersama Allah, Tuhan yang

menciptakannya.

Page 11: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

Bab III

Penutup

Kesimpulan

1. Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang

hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga,

tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam

hidup. Sistem nilai budaya ini menjado pedoman dan pendorong perilaku

manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata

kelakuan. Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam

bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat

dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.

2. Enam masalah dalam kehidupan Masalah pertama, yang dihadapi manusia

dalam semua masyarakat adalah bagaimana mereka memandang sesamanya,

bagaimana mereka harus bekerja bersama dan bergaul dalam suatu kesatuan

sosialMasalah pertama, yang dihadapi manusia dalam semua masyarakat

adalah bagaimana mereka memandang sesamanya, bagaimana mereka harus

bekerja bersama dan bergaul dalam suatu kesatuan sosial. Hubungan antar

manusia dalam suatu masyarakat tersebut dapat mempunyai beberapa orientasi

nilai pokok, yaitu yang bersifat linealism, collateralism, dan indiviualism. Inti

persoalannya adalah siapa yang harus mengambil keputusan.

Masalah Kedua, Setiap manusia berhadapan dengan waktu. Setiap kebudayaan

menentukan dimensi dimensi waktu yang dominan yang menjadi ciri khas

kebudayaan tersebut. Secara teoritis ada tida dimensi waktu yang dominan

yang menjadi orientasi nilai kebudayaan suatu masyarakat, yaitu yang

berorientasi ke masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Dimensi waktu

yang dominan akan menjiwai perilaku anggota-anggota suatu masyarakat yang

sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

pengejaran kemajuan. Masalah Ketiga, Setiap manusia berhubungan dengan

alam. Hubungan dapat berbentuk apakah alam menguasai manusia, atau hidup

selaras dengan alam, atau manusia harus menguasai alam.

Masalah Keempat, Masalah yang mendasar yang dihadapi manusia adalah

Page 12: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

masalah kerja. Apakah orang berorientasi nilai kerja sebagai sesuatu untuk

hidup saja, ataukah kerja untukmencari kedudukan, ataukah kerja untuk

menghasilkan kerja yang lebih banyak. Masalah Kelima, Masalah kepemilian

kebudayaan. Alternatif pemilikan kebudayaan yang tersedia adalah suatu

kontinum antara pemilikan kebudayaan yang berorientasi pada materialisme

atau yang berorientasi pada spiritualisme. Ada kesan bahwa kebudayaan barat

sangat berorientasi kepada materialisme sedang kebudayaan timur sangat

berorientasi kepada spiritualisme. Masalah Keenam, Apakah hakekat hidup

manusia. Orientasi nilai yang tersedia adalah pandangan-pandangan bahwa

hidup itu sesuatu yang baik, sesuatu yang buruk, atau sesuatu yang buruk

tetapi dapat disempurnakan.

3. Tujuan Hidup Manusia

Ada sebuah ungkapan yang pernah saya baca; “Orang bodoh hidup untuk

makan, namun orang bijak makan untuk hidup.” Lantas apakah tujuan hidup

orang bijak? Apakah hanya untuk bertahan hidup? Padahal kehidupan

bukanlah akhir dan tidak dapat mengakhiri dirinya sendiri, lantas apa tujuan

hidup ini? Para ahli fikir merumuskan masalah ini dengan 3 pertanyaan dasar;

Darimana, kemana, dan mengapa? Artinya, saya darimana, akan kemana,

lantas mengapa saya ada disini? Bagi mereka yang tidak mempercayai adanya

Tuhan, yakni orang Ateis, hanya yakin terhadap materi yang terindera.

Menurut mereka sesuatu itu ada jika terdeteksi oleh indera, jika tidak maka ia

adalah fiksi. Alam semesta beserta isinya bagi mereka – terjadi begitu saja –

kebetulan yang yang indah. Dan manusia tidak ubahnya bagai binatang dan

tumbuhan, hidup dalam jangkau waktu tertentu kemudian mati

Page 13: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Nur Hidayat 1999 ” Hikmah di balik Musibah” Mizan : Bandung

Ardi sumanteri : 2004 “Nilai orientasi masyarakat” Pustaka setia : Bandung

Nuh, M 2001 “ Tantangan Manusia dalam Hidupnya” Yogyakarta Pustaka Belajar

Purnama, bagus 1997 ” Tujuan manusia dalam hidup” Pustaka Pelajara : Yogyaakarta

Sugianto, 2003” Kehidupan Manusia di era modernisasi” , Liberty, Yogyakarta

Page 14: Filsafat Ilmu Tentang Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

MAKALAHMATA KULIAH FILSAFAT ILMU

Manusia Dan Masalahanya Dalam Kehidupan

Oleh :Nur Saedah, S, Pdi

PROGRAM PASCASARJANASEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SAMARINDA2012