17
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta 2013 1

Kehidupan berkelopok manusia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kehidupan berkelopok manusia

Universitas Ibnu Chaldun Jakarta2013

1

Page 2: Kehidupan berkelopok manusia

Pola- pola tingkah laku yang efektif dalam menanggulangi suatu masalah hidup, yang dilakukan secara berulang-ulang.

Pola-pola yang dilakukan berulang-ulang tersebut dikomunikasikan kepada individu lain terutama kepada keturunannya.

Pola-pola tadi berlangsung secara terus menerus sehingga menjadi adat-istiadat

2

Page 3: Kehidupan berkelopok manusia

Dengan belajar adat istiadat tadi dijadikan identitas pribadi dan kelompoknya.

Pola-pola tingkah laku manusia dalam hidup berkelompok selalu berubah sesuai dengan keadaan lingkungannya.

3

Page 4: Kehidupan berkelopok manusia

Negara : “ Kelompok besar manusia yang saling bergaul dan berinteraksi”

Suku Bangsa : “ Kelompok kesatuan manusia yang lebih khusus berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan adat istiadat, bahasa, agama atau kombinasi keduanya.

4

Page 5: Kehidupan berkelopok manusia

Desa dan kota : “ Manusia yang terikat dalam kesatuan kesatuan khusus iu berwujud sebagai kelompok-kelompok kerabatan, organisasi-organisasi dagang, badan-badan pendidikan dan lain sebagainya”.

5

Page 6: Kehidupan berkelopok manusia

1. Masyarakat : Istilah paling lazim dipakai untuk menyebut

kesatuan kesatuan hidup manusia baik dalam tulisan tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari.

Sekumpulam manusia yang salin bergaul atau berinteraksi.

Terdapat pola tingkah laku yang khas, bersifat manatp dan continue, denga kata lain harus memiliki adat istiadat yang khas.

Terdapat rasa identitas yang sangat kuat yang dirasakan oleh semua anggota kelompok itu.

Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinue, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama, (Antropologi)

6

Page 7: Kehidupan berkelopok manusia

Negara merupakan masyarakat dalam arti luas, sedangkan suku, marga, merupakan masyarakat dalam arti sempit.

2. Kategori Sosial : “ Kesatuan manusia yang terwujud karena suatu ciri atau suatu kompleksitas ciri-ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia yang berkelompok. Ciri-ciri ini biasanya dikenakan oleh pihak luar dari kategori sosial itu sendiri tanpa disadari oleh yang bersangkutan dengan maksud tertentu”. Contoh : Kategori Usia (Dini, anak-anak, remaja, dewasa, tua, Lansia), diatas 18 tahun, dibawah 18 tahun

7

Page 8: Kehidupan berkelopok manusia

3. Golongan, Lapisan dan kelas sosial : “ Kesatuan manusia yang terwujud karena suatu ciri tertentu, dikenakan kepada mereka dari pihak luar kalangan mereka sendiri, yang didalamnya terdapat suatu ikatan yang disebut sebagai sistem norma dan identitas sosial ”. Ex : konsep tentang “golongan pemuda”, ikatan dokter Indonesia.

8

Page 9: Kehidupan berkelopok manusia

4. Kelompok dan Perkumpulan : “ kesatuan manusia yang terikat oleh hubungan keturunan atau kerabatan, perinsip guna dan fungsinya. Ex : Keluarga inti, Paguyuban, marga, kelompok-kelompok pemuda, pelajar, mahasiswa dsb.

9

Page 10: Kehidupan berkelopok manusia

Suatu sistem norma khusus menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Fungsi :1. Memenuhi keperluan kehidupan kerabatan, ex :

perkawinan, etika, sopan santu, dsb. (domestic Intitutions)

2. Memenuhi keperluan manusia untuk mata pencarian hidup, memproduksi, menimbun, menyimpan, mendistribusikan, hasil produksi, dan hartaadalah economic institutions, ex : pertanian, peternakan, pemburuan, feodalisme industri, koperasi,perbankan, dsb.(Economic Instituions)

10

Page 11: Kehidupan berkelopok manusia

3. Memenuhi keperluan pendidikan dan penerangan manusia, ex : pendidikan tinggi, pengasuhan anak usia dini, pendidikan menegah, dasr, dsb. (educational Institutions)

4. Memenuhi keperluan ilmiah manusia, ex : Penelitian, Metode ilmiah, pendidikan ilmiah, dsb (scientific institutions).

5. Memenuhi keperluan manusia dalam mengahayati rasa keindahannya dan untuk rekreasi, ex : seni rupa, gerak (tari), suara, drama olah raga, kesusastraan, dsb.(Aesthetic and recreationalinstitutional)

6. Memenuhi kebutuhan manusia untuk berbakti kepada tuhanatau dengan alam gaib, ex : doa, upacara-upacara keagaamaan, dsb. (Religious Institutions)

11

Page 12: Kehidupan berkelopok manusia

7. Memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur dan mengeloala keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan masyarakat, ex : pemerintahan demokrasi, kehakiman, kepolisian, dsb. (Political Institutions).

8. Memenuhi kebutuhan fisik, ex : kedokteran, pemeliharaan kecantikan, dsb. ( Somatic Institutions)

Jumlah pranata dalam suatu masyarakat selalu bertambah, terutama dalam masyarakat yang sedang berkembang.

12

Page 13: Kehidupan berkelopok manusia

Dua macam kedudukan (status) seseorang :1. Kedudukan Tergariskan (Ascribed status),

Kedududkan yang dieroleh dengan sendirinya, Ex : kedudukan berdasarkan jenis kelamin.

2. Kedudukan diushakan (Achieved status), kedudukan diusahakan, ex : prestasi kademik, prestasi kerja, dsb.

Setiap tingkah laku individu dalam setiap kedudukannya (status) ketika individu tersebut berhadapan dengan individu lain, disebut sebagai “peranan sosial.”

13

Page 14: Kehidupan berkelopok manusia

Setiap individu dapat bepindah peran dari waktu ke waktu yang lian, ex : seorang laki-laki dewasa ketika dirumah berperan sebagai seorang ayah kepada anaknya, ketika bertemu dengan orang tuanya (ayahnya) ia berperan sebagai seorang anak laki-laki.

14

Page 15: Kehidupan berkelopok manusia

Dua macam kedudukan (status) seseorang :1. Kedudukan Tergariskan (Ascribed status),

Kedududkan yang dieroleh dengan sendirinya, Ex : kedudukan berdasarkan jenis kelamin.

2. Kedudukan diushakan (Achieved status), kedudukan diusahakan, ex : prestasi kademik, prestasi kerja, dsb.

Setiap tingkah laku individu dalam setiap kedudukannya (status) ketika individu tersebut berhadapan dengan individu lain, disebut sebagai “peranan sosial.”

15

Page 16: Kehidupan berkelopok manusia

Penggambaran kaitan-kaitan tipe-tipe suatu masyarakat, ex : tipe masyarakat agraria, dengan tipe masyarakat pedeesaan, dsb.

16

Page 17: Kehidupan berkelopok manusia

Koenjaranigrat, prof, DR, Pengantar Ilmu Antropologi, rinek Cipta,Jakarta, 2009

Sugeng Pujilaksono,Petualang Antropologi Sebuah Pengantar Ilmu Antropologi, UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2007

Dikta dan hand out perkuliahan.

17