37
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Disamping itu, otonomi tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah perlu memperhatikan hubungan antara pemerintahan pusat dan pemerintah daerah serta potensi dan keanekaragaman daerah. Aspek hubungan antar wewenang memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara Makalah Manajemen Strategik Sektor Publik “Analisis Lingkungan Internal”

Fatwa_Makalah Analisis Lingk Internal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Analisis Lingk Internal

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangUndang-Undang Dasar 1945 memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Disamping itu, otonomi tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah perlu memperhatikan hubungan antara pemerintahan pusat dan pemerintah daerah serta potensi dan keanekaragaman daerah. Aspek hubungan antar wewenang memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Disamping itu perlu diperhatikan pula peluang dan tantangan dalam persaingan global dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu menjalankan perannya tersebut, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan.Salah satu cara meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah yaitu dengan menerapkan konsep manajemen strategik yang diawali dengan analisis lingkungan strategis yang meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa, dan pengaruh-pengaruh yang berasal dari dalam maupun dari luar suatu organisasi. Perkembangan situasi daerah dewasa ini, dicirikan dengan tiga fenomena yang dihadapi, yaitu: 1). permasalahan yang semakin kompleks (multi-dimensi), 2). perubahan yang sedemikian cepat (regulasi, kebijakan, dan aksi-reaksi rnasyarakat), dan 3). ketidak pastian yang relatif tinggi (bencana alam yang silih berganti, situasi ekonomi yang tak mudah diprediksi, dan perkembangan politik yang "up and down". Analisis lingkungan strategis sendiri terdiri dari 2 jenis, yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal.Dalam makalah ini, akan dibahas tentang analisis lingkungan internal organisasi sektor publik yang meliputi pengertian dan urgensi analisis lingkungan internal, identifikasi komponen lingkungan internal organisasi sektor public, Analisis Rantai Nilai (VCA), analisis dampak lingkungan internal terhadap organisasi sektor public dan Analisis Kekuatan dan Kelemahan Menggunakan IFAS (Internal Strategic Faktors Summary). Dalam konteks perencanaan strategis, analisis lingkungan internal merupakan masalah yang harus dipantau oleh perencana organisasi karena dengan memantau hal ini, akan dapat ditelusuri kekuatan dan kelemahan suatu organisasi yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan sifat, fungsi, dan hubungan antara kekuatan dan kelemahan ini.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:1. Apa yang dimaksud dengan analisis lingkungan internal?2. Apa tujuan atau urgensi analisis lingkungan internal?3. Apa saja komponen lingkungan internal organisasi sektor publik?4. Apa yang dimaksud dengan Analisis Rantai Nilai atau Value Chain Analysis (VCA)?5. Bagaimana cara menganalisis dampak lingkungan internal terhadap organisasi sektor publik?6. Bagaimana cara menganalisis Kekuatan dan Kelemahan Menggunakan IFAS (Internal Strategic Faktors Summary)?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.Pengertian Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan serangkaian proses identifikasi dan evaluasi sumber daya, kemampuan dan kompetensi inti yang dimiliki suatu organisasi. Lingkungan internal suatu organisasi memiliki 2 (dua) komponen utama, yaitu kekuatan dan kelemahan organisasi. Kekuatan dan kelemahan ini akan menentukan apakah suatu organisasi mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman. Para manager strategic seharusnya mengenali variabel-variabel dalam organisasi mereka yang mungkin merupakan kekuatan atau kelemahan yang penting. Sebuah variabel merupakan kekuatan apabila menyediakan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif merupakan sesuatu yang dilakukan organisasi atau berpotensi untuk dilakukan dengan lebih baik secara relative terhadap pesaing yang sudah ada ataupun pesaing potensial. Sebaliknya, sebuah variabel merupakan kelemahan apabila berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh organisasi atau organisasi tidak memiliki kapasitas untuk melakukannya, sementara para pesaingnya memiliki kapasitas tersebut..2.2.Tujuan atau Urgensi Analisis Lingkungan InternalTujuan analisis lingkungan internal adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi. Kekuatan, merupakan suatu kondisi organisasi yang mampu melaksanakan semua tugasnya secara baik karena memiliki sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing. Sebaliknya, kelemahan merupakan kondisi dimana organisasi kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik karena memiliki keterbatasan ataupun kekurangan dalam sumberdaya dan kinerja efektif organisasi. Contoh dari sumber daya dan kemampuan yang menghambat itu antara lain fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, dan keterampilan pemasaran.Faktor lain penyebab pentingnya analisis internal penting dilakukan adalah adanya kondisi ketidakpastian, kompleksitas, dan konflik yang dihadapi dalam organisasi. Manager menghadapi kondisi ketidakpastian dalam hal munculnya teknologi baru, perubahan kecenderungan ekonomi dan politik yang berlangsung cepat, perubahan dalam nilai social, dan pergeseran permintaan konsumen. Ketidakpastian lingkungan akan meningkatkan kompleksitas dan jumlah masalah yang harus diamati manager saat mempelajari lingkungan internal.Selain tujuan diatas, ada beberapa tujuan analisis lingkungan internal dari beberapa organisasi, diantaranya: Untuk menyediakan kemampuan dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam lingkungan bagi manajemen perusahan. Untuk menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi dan kemudian mencoba masukkannya kedalam pengambilan keputusan organisasi. Untuk mengenali masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan, dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau rencana untuk menanganinya.Secara khusus, peran atau fungsi analisis lingkungan bagi tiap perusahaan tentu saja berbeda-beda. Namun secara umum jika kita mengacu kepada pendapat Certo dan Peter, maka ada tiga peran utaman yang bisa ditemui sehari-hari, yaitu: a. Policy-Oriented RolePeran ini berorientasi pada kepada kebijakan manajemen tingkat atas dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.b. Integrated Strategic Planning RolePeran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.

c. Function Oriented RolePeran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan infomasi lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu.

2.3.Komponen Lingkungan Internal Organisasi Sektor PublikMenurut Hitt dan kawan-kawan (2002), komponen analisis lingkungan internal terdiri dari:a. Sumberdaya;b. Kemampuan;c. Kompetensi Inti;d. Keunggulan Bersaing;e. Daya Saing.Sumberdaya organisasi terdiri dari sumber daya berwujud dan tidak berwujud. Semua sumberdaya diatas akan digunakan oleh organisasi secara optimal menjadi sebuah kemampuan, sehingga akan menciptakan kompetensi inti organisasi yang merupakan pembelajaran kolektif dalam organisasi. Melalui suatu evaluasi potensi laba dari kompetensi yang dimilikinya, organisasi akan menghasilkan keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan. Pada akhirnya, melalui pilihan strategi yang menciptakan keunggulan bersaing tadi dan identifikasi kesenjangan-kesenjangan yang terjadi, organisasi mampu memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga organisasi memiliki daya saing strategis terhadap pesaing-pesaingnya.a. Sumber DayaMenurut Lado dan kawan-kawan (1991), sumber daya merupakan segala sesuatu yang dapat dianggap sebagai suatu kekuatan dan kelemahan organisasi. Sedangkan Amit dan Schoemaker (1993), mengatakan bahwa sumber daya sebagai kumpulan dari faktor-faktor yang tersedia yang dikendalikan atau dimiliki organisasi. Dengan demikian, sumber daya dapat didefinisikan sebagai seluruh sumber-sumber yang dimiliki organisasi untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya organisasi dapat bersifat berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible). Sumberdaya berwujud dapat dilihat dan diidentifikasi secara langsung, dapat ditentukan nilainya, dan dapat ditiru oleh pesaing. Sedangkan sumber daya tidak berwujud lebih sulit diidentifikasikan dan tidak mudah ditiru oleh pesaing.Tabel 1Sumber Daya Berwujud

Sumber Daya FinansialKapasitas peminjaman organisasi, kemampuan menghasilkan dana internal

Sumber Daya FisikKecanggihan dan lokasi pabrik, peralatan perusahaan, akses bahan baku

Sumber Daya ManusiaPelatihan, pengalaman, penilaian, inteligensi, pandangan, kemampuan beradaptasi, komitmen, dan loyalitas manajer serta pekerja

Sumber Daya OrganisasionalStruktur pelaporan formal dan system perencanaan, pengendalian, serta koordinasi formal

Tabel 2Sumber Daya Tidak Berwujud

Sumber Daya Teknologi Persediaan teknologi seperti paten, merek dagang, hak cipta dan rahasia dagang

Pengetahuan yang dibutuhkan untuk menerapkannya dengan sukses

Sumber Daya Untuk Inovasi Pekerja Teknis

Fasilitas Riset

Reputasi Reputasi dengan konsumen seperti nama produk, persepsi mengenai kualitas produk, ketahanan produk, serta reliabilitas

Reputasi dengan pemasok, untuk interaksi dan hubungan yang efisien, efektif, mendukung dan menguntungkan kedua pihak

b. KemampuanSalah satu cara yang paling sederhana untuk memahami dan menganalisis lingkungan organisasasi khususnya lingkungan internal adalah melalui pendekatan fungsional. H.I. Ansoff, seorang pejabat manajemen strategis, mengemukakan bahwa keahlian dan sumber daya perusahaan dapat diatur ke dalam profil kompetisi sesuai fungsi bisnis, seperti: pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, operasi.b.1. StrukturBentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi. Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi tempat para manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumberdaya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan dikomunikasikan. Pemahaman terhadap bagaimana perusahaan tertentu tersusun, sangat berguna dalam perumusan strategi. Apabila struktur perusahaan cocok dengan perubahan strategi yang diusulkan, maka struktur tersebut merupakan kekuatan perusahaan. Akan tetapi, bila struktur tidak sesuai dengan strategi yang ada atau yang diusulkan, maka struktur tersebut jelas merupakan kelemahan perusahaan dan akan membuat strategi tidak dapat dilaksanakan dengan benar.Gambar 1 Struktur Dasar Perusahaan

PemilikPekerjaPemanu-fakturanPenju-alanPerso-naliaManajemen PuncakKeu-anganStruktur Fungsional

Struktur Sederhana

Divisi Produk AManajemen PuncakDivisi Produk BPemanu-fakturanPenju-alanPerso-naliaKeu-anganPemanu-fakturanPenju-alanPerso-naliaKeu-anganStruktur Divisional

Keterangan Gambar 1:a. Struktur Sederhana. Tidak ada kategori fungsional maupun produk; tepat untuk perusahaan kecil yang didominasi oleh pengusaha dengan satu atau dua lini produk yang beroperasi pada ceruk pasar yang mudah diidentifikasi. Para karyawan cenderung kaum generalis dan orang yang serba tahu.b. Struktur Fungsional. Tepat untuk perusahaan ukuran sedang dengan beberapa lini produk dalam satu industry. Para karyawan cenderung ahli dalam fungsi bisnis yang penting bagi industri tersebut, seperti: pemanufakturan, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusiac. Struktur Divisional. Tepat untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk dalam beberapa industri yang berhubungan. Para karyawan biasanya spesialis fungsionalis yang diatur sesuai dengan pembedaan produk ataupun pasarnya.Terdapat empat faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yaitu: Faktor Strategi. Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi, oleh karena itu jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Skala Organisasi. Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor, diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar, hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan. Sedangkan organisasi yang besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas, maka memerlukan pendelegasian pekerjaan dan wewenang sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktivitas yang luas tersebut. Teknologi. Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana sebuah produk dari sebuah organisasi bisnis dihasilkan atau juga dengan cara bagaimana pekerjaan dilakukan. Oleh karena itu, organisasi yang memiliki berbagai pekerjaan rutin barangkali akan memiliki struktur yang lebih banyak bagiannya dibandingkan dengan organisasi yang tidak memiliki pekerjaan rutin. Lingkungan. Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan organisasi yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

b.2. Budaya OrganisasiBudaya organisasi adalah sekumpulan keyakinan, harapan, dan nilai yang dipelajari serta dibagikan oleh anggota-anggota organisasi, diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya organisasi penting sekali untuk dipahami karena banyak pengalaman menunjukkan bahwa ternyata budaya organisasi ini tidak saja berbicara mengenai bagaimana sebuah organisasi bisnis menjalankan kegiatannya sehari-hari, tetapi juga sangat mempengaruhi bagaimana kinerja yang dicapai oleh sebuah organisasi bisnis. Budaya organisasi atau perusahaan juga membentuk perilaku manusia di dalam perusahaan. Karena budaya sangat kuat pengaruhnya terhadap perilaku manajer di tiap tingkat organisasi, maka budaya juga sangat memengaruhi stabilitas perusahaan untuk mengubah arah strategisnya.Budaya organisasi akan sangat berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lain. Namun, pada intinya, apa yang dianut oleh sebuah perusahaan akan menentukan bagaimana kesuksesan yang dapat mereka raih. Namun demikian, budaya organisasi berbeda tidak saja antar perusahaan namun juga antar bagian di sebuah perusahaan. Oleh karena itu, budaya organisasi merupakan faktor yang akan menentukan bagaimana tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.Faktor yang menentukan terbentuknya budaya organisasi yakni pengalaman yang dijalani oleh organisasi itu sendiri. Pengalaman bisa berupa kegagalan maupun kesuksesan. Kesuksesan bisa disebabkan karena adanya konsep bisnis yang tepat, pendekatan manajemen yang terbaik, dan lain-lain. Sebaliknya kegagalan dapat disebabkan oleh ketidaktepatan konsep bisnis yang dijalankan, pendekatan manajemen yang buruk, atau bahkan mungkin faktor lingkungan eksternal yang tidak sanggup diantisipasi oleh perusahaan. Fase-fase kesuksesan dan kegagalan ini pada dasarnya menentukan bagaimana budaya organisasi terbentuk dan diyakini kemudian oleh organisasi tersebut sebagai sebuah konsep norma dan nilai yang dianut dan mempengaruhi keseluruhan cara kerja perusahaan.Pada dasarnya para manajer perlu memahami budaya organisasi apa yang dianut saat ini, diyakini oleh lingkungan saat ini, dan kemudian perlu memiliki keyakinan untuk mempertahankan dan atau mengubah budaya tersebut sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai dalam jangka panjang. Tidak setiap budaya organisasi harus dipertahankan. Adakalanya budaya organisasi justru harus diubah. Tetapi seorang manajer perlu memahami benar budaya organisasi mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus diubah.

b.3. PemasaranPemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa (Fred R. David, 179:2005). Di dalam fungsi pemasaran, ada beberapa daftar faktor kunci pemasaran yaitu: Pangsa pasar dan segmentasi pasar. Seberapa besar pasar yang dikuasai perusahaan dan kelompok segmen mana yang akan dimasuki Bauran produk dan jasa. Bagaiman kualitas barang yang diperjual belikan, tenaga penjual yang efisien dan efektif, hubungan erat dengan pelanggan utama Jasa purna jual yang efektif Citra masyarakat terhdap perusahaan dan pembentukan loyalitas Periklanan yang efektif. Apakah iklan dapat membentuk tentang citra produk Strategi harga yang efektif untuk produk dan jasa Jalur distribusi yang efisien dan efektif.Ada tujuh fungsi dasar pemasaran: (1) analisis pelanggan, (2) penjualan produk, (3) perencanaan produk, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, dan (7) analisis peluang.(1) Analisis PelangganAnalisis pelanggan (customer analysis)__investigasi dan evaluasi kebutuhan, aspirasi, serta keinginan konsumen__melibatkan administrasi survey pelanggan, analisis informasi konsumen, evaluasi strategi positioning pasar, mengembangkan profil pelanggan, dan menentukan strategi segmentasi pasar yang optimal. Profil pelanggan dapat mengungkapkan karakteristik demografis dan pelanggan organisasi.(2) Penjualan ProdukPenjualan (selling) mencakup banyak aktivitas pemasaran, seperti: iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, manajemen tenaga penjualan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, manajemen tenaga penjualan, hubungan dengan pelanggan, serta hubungan dengan dealer. Aktivitas ini penting, khususnya ketika perusahaan menjalankan strategi penetrasi pasar.(3) Perencanaan ProdukPerencanaan produk mencakup aktivitas, seperti: uji pemasaran, positioning produk dan merek, merencanakan garansi, pengemasan, menentukan pilihan produk, fitur produk, model produk, kualitas produk, serta menyediakan layanan. Salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif adalah test marketing. Pengujian pasar memungkinkan organisasi untuk menguji alternative rencana pemasaran dan untuk meramalkan penjualan produk baru di masa depan.(4) Penetapan HargaLima pemangku kepentingan utama memengaruhi keputusan penetapan harga, yakni: konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing. Terkadang sebuah organisasi menjalankan strategi integrasi ke depan terutama untuk mendapatkan pengendalian yang lebih baik atas harga yang dibebankan kepada konsumen. Pemerintah dapat menetapkan batasan untuk penetapan harga, diskriminasi harga, harga minimum, harga per unit, iklan harga, dan pengendalian harga.(5) DistribusiDistribusi mencangkup pergudangan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi toko peritel, teritori penjualan, tingkat dan lokasi persediaan, alat transportasi, penjualan partai besar, dan peritel. Kebanyakan produsen saat ini tidak menjual barang mereka langsung kepada konsumen. Berbagai organisasi pemasaran bertindak sebagai perantara, mereka memiliki berbagai nama seperti: penjual partai besar, peritel, broker, fasilitator, agen, vendor, atau distributor.(6) Riset PemasaranRiset pemasaran merupakan pengumpulan, pencatatan, dan analisis data secara sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa (Fred R. David, 183:2005). Riset pemasaran dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan penting dengan menggunakan berbagai skala, instrument, prosedur, konsep, dan tuntuk mengumpulkan informasi. Aktiitas riset pemasaran mendukung semua fungsi bisnis utama dari sebuah organisasi. Organisasi dengan kemampuan riset pemasaran yang baik memiliki kekuatan yang nyata dalam menjalankan strategi generik.(7) Analisis PeluangFungsi ketujuh dari pemasaran adalah analisis peluang. Analisis ini melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat, serta risiko yang berhubungan dengan keputusan pemasaran.

b.4. KeuanganAnalisa keuangan memberikan ukuran bagi manajer mengenai kinerja perusahaan dibandingkan dengan kinerjanya di tahun-tahun yang lampau. Tujuan lain dilakukannya analisis keuangan perusahaan adalah membantu memperlihatkan kelemahan dan kekuatan dalam bidang fungsional lain dari sudut pandang operasi dan strategi. Dalam hal apa pun jika suatu perusahaan atau sub unitnya dinilai untuk pengambilalihan (dihentikan operasi atau likuidasi), proses penilaian keuangan itu sendiri perlu dilakukan sebagai tambahan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan tersebut. Beberapa faktor keunggulan strategis yang utama dalam keuangan yaitu:a. Perencanaan keuangan, modal kerja dan prosedur penganggaran modal yang efisien dan efektif.b. Sistem akuntansi untuk perencanaan, anggaran biaya, laba dan prosedur audit yang efisien dan efektif.c. Total sumber daya keuangan dan kekuatannya, likuiditas, leverage, profitabilitas, aktivitas dan arus kas.d. Biaya modal yang rendah dalam hubungannya dengan industri dan pesaing.e. Kebijakan penilaian persediaan.Menurut James Van Horne, fungsi dari keuangan terdiri atas tiga keputusan. Keputusan-keputusan tersebut ialah:a. Keputusan Investasi atau Penganggaran Modal. Keputusan investasi atau penganggaran modal adalah alokasi dan realisasi dari modal dan sumber daya untuk proyek, produk, aset, dan divisi dari sebuah organisasi.b. Keputusan Pendanaan. Termasuk di dalamnya menentukan struktur modal, terbaik untuk perusahaan dan mencakup evaluasi berbagai metode yang dapat digunakan perusahaan untuk menghasilkan modal.c. Keputusan Dividen memikirkan isu seperti persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham, stabilitas dividen yang dibayarkan sepanjang waktu, dan pembelian kembali atau penertiban saham.

b.5. Sumber Daya ManusiaTugas utama manajer sumber daya manusia adalah menempatkan karyawan yang tepat pada tempat yang tepat. Jika penempatan sumber daya manusia tidak pada tempat yang tepat maka sumber daya menusia tersebut akan bekerja secara tidak efektif dan efisien, dan ini akan mempengaruhi keunggulan bersaing perusahaan. Tugas lainnya dari seorang manajer sumber daya manusia adalah merekrut dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi dan setia. Beberapa faktor internal sumber daya manusia yaitu:a. Karyawan berkualitas tinggib. Struktur organisasi dan suasana yang efektifc. Hubungan yang efektif dengan serikat buruhd. Citra dan prestise perusahaane. Kebijakan hubungan kerja yang efisien dan efektif: pengangkatan staf, penilaian dan promosi, serta pelatihan dan pengembangan.

b.6. Produksi dan OperasiPara ahli di bidang operasional akan memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan mengenai kapasitas pabrik, layout pabrik, tata letak mesin dan peralatan, menetapkan kebiajksanaan persediaan (baik bahan baku, bahan penolong, barang jadi dan berbagai persediaan lainnya). Sejumlah faktor untuk menganalisis manajemen produksi dan operasi yaitu:a. Kapasitas untuk memenuhi permintaan pasarb. Ketersediaan bahan baku yang cukupc. Lokasi fasilitas dan kantor yang strategisd. Sistem pengendalian persediaan yang efektif dan efisiene. Prosedur yang efisien dan efektif rancangan, penjadualan, pengendalian mutu.

b.7. Sistem Informasi Manajemen (SIM)Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial. Informasi menunjukkan sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif manajemen. Kegunaan sistem informasi manajemen ialah untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial.SIM menerima bahan mentah dari evaluasi internal serta eksternal dari suatu organisasi. Ia mengumpulkan data tentang pemasaran, keuangan, produksi, dan yang berhubungan dengan karyawan secara internal termasuk faktor social, budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik, dan lain-lain. Data diintegrasikan dengan cara yang dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial.

c. Kompetensi IntiKompetensi Inti didefinisikan sebagai sumber daya dan kemampuan organisasi yang merupakan sumber keunggulan bersaing organisasi terhadap pesaingnya. Ada 4 (empat) kriteria yang digunakan manajer untuk memutuskan kemampuan mana yang merupakan kompetensi inti organisasi, yaitu:1. Kemampuan yang bernilai, yaitu kemampuan yang menolong organisasi memanfaatkan peluang dan atau menetralisir ancaman lingkungan eksternalnya. Hal ini memungkinkan organisasi merumuskan dan menerapkan strategi pencipta nilai berdasarkan kelompok pelanggan tertentu.2. Kemampuan Langka, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh sedikit pesaing. Dengan demikian, organisasi dengan kemampuan yang sama akan memilih penerapan strategi yang sama. Penerapan strategi yang sama ini mencegah satu perusahaan mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan.3. Kemampuan yang tidak dapat ditiru sempurna, yaitu kemampuan yang tidak dapat dikembangkan dengan mudah oleh organisasi lain.4. Kemampuan yang tidak dapat diganti, yaitu kemampuan yang tidak memiliki ekuivalen strategis. Artinya, semakin tidak dapat dilihat suatu kemampuan, semakin sulit bagi organisasi menemukan pengganti dan semakin sulit untuk ditiru strategi penciptaan nilai.

d. Keunggulan BersaingOrganisasi dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkesinambungan hanya setelah pesaing gagal untuk mencoba meniru keunggulan strategik organisasi atau apabila pesaing tidak memiliki keyakinan untuk melakukan peniruan. Grant (1991) menyatakan ada 4 (empat) karakteristik yang merupakan faktor penting dalam mempertahankan keunggulan bersaing, yaitu:1. Durabilitas, yaitu tingkat yang menunjukkan daya tahan sumber daya dan organisasi menjadi berkurang atau ketinggalan zaman.2. Transparansi, yaitu kecepatan pesaing untuk mampu memahami hubungan sumber daya dan yang mendukung kesuksesan strategi organisasi.3. Tranferabilitas, yaitu kecapakan para pesaing untuk mengumpulkan sumber daya dan yang perlu untuk mendukung tantangan bersaing.4. Replikabilitas, yaitu kecakapan pesaing untuk menggunakan sumber daya dan untuk meniru kesuksesan pesaingnya.

e. Daya SaingDengan keberhasilan organisasi memiliki keunggulan bersaing , organisasi akan memiliki daya saing strategis yang pada akhirnya akan membuat organisasi memiliki kemampuan untuk mendapatkan laba diatas rata-rata pesaingnya.

2.4.Analisis Rantai Nilai atau Value Chain Analysis (VCA)Pendekatan rantai nilai pertama kali diperkenalkan oleh Michael Porter. Menurut Porter, bisnis suatu perusahaan dengan sangat baik dapat digambarkan sebagai rantai nilai, dimana pendapatan total dikurangi biaya total dari semua aktivitas yang dijalankan untuk mengembangkan dan memasarkan suatu produk dan jasa.Semua perusahaan dalam suatu industri memiliki rantai nilai yang termasuk aktivitas seperti mendapatkan bahan mentah, mendesain produk, membangun fasilitas produksi, mengembangkan perjanjian kerjasama dan menyediakan pelayanan pelanggan. Suatu perusahaan akan menguntungkan sepanjang pendapatan total melebihi biaya total yang terjadi untuk menciptakan dan mengantarkan produk atau jasa. Perusahaan harus berusaha untuk memahami bukan hanya operasi rantai nilai mereka sendiri, tetapi juga rantai pesaing, pemasok, dan distributor.Value Chain Analysis (VCA) memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dengan lebih baik kekuatan dan kelemahannya, khususnya ketika dibandingkan terhadap analisa rantai nilai pesaing dan data mereka sendiri yang dievaluasi dari waktu ke waktu. Penilaian substansial mungkin dibutuhkan dalam menjalankan VCA karena aktivitas yang berbeda sepanjang rantai nilai dapat memengaruhi aktivitas lainnya secara positif atau negatif, jadi terdapat saling keterkaitan yang kompleks.

Gambar 2Analisis Rantai Nilai

Keterangan Gambar 2: Pertama, uji rantai nilai produk atau jasa tertentu dari segi berbagai kegiatan yang terlibat dalam produksi atau provisinya Kedua, menguji keterkaitan antara semua kegiatan. Keterkaitan adalah hubungan antara cara satu kegiatan dilakukan dan biaya untuk melakukan kegiatan lain Ketiga, menguji sinergi potensial di antara produk atau unit bisnis. Tidak saja tiap elemen berharga memiliki skala ekonomi, tetapi juga lingkup ekonomis dari keseluruhan elemen.

2.5.Analisis Dampak Lingkungan Internal Terhadap Organisasi Sektor Publik

Ohmae (1992) menganjurkan agar para manager melakukan analisis dampak lingkungan internal terhadap kekuatan dan kelemahan organisasi dengan cara-cara yang dapat menghasilkan keunggulan bersaing sebagai berikut:a. Menyesuaikan kembali alokasi sumber daya untuk memperkuat beberapa bidang bisnis. Artinya, kalau organisasi mengalokasikan sumber daya persis sama seperti yang dilakukan pesaingnya, tak akan ada perubahan dalam kedudukan persaingan.b. Keunggulan digunakan untuk menghindari persaingan langsung.c. Tidak menerima asumsi keunggulan tentang cara bisnis dilaksanakan dan mendapatkan keunggulan baru dengan menciptakan faktor keberhasilan baru.d. Melakukan inovasi yang akan membuka pasar baru ataupun menghasilkan produk baru.

2.6.Analisis Kekuatan dan Kelemahan Menggunakan IFAS (Internal Strategic Faktors Summary)

IFAS adalah tehnik yang digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan suatu organisasi melalui faktor-faktor strategis internalnya berdasarkan daftar prioritas manajemen organisasi. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam IFAS, adalah sebagai berikut:a.Mengidentifikasi dan mendata sekitar 5 sampai 10 faktor untuk masing-masing kekuatan dan kelemahan.b.Berikan bobot masing-masing faktor strategis pada kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi dari skor total = 1,0. Faktor-faktor itu diberi bobot didasarkan pengaruh posisi strategis c.Berikan rating untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 5 (sangat baik) sampai dengan 1 (sangat buruk), berdasarkan respon manajemen terhadap setiap faktor tersebut.d.Kalikan bobot dengan nilai (rating) untuk memperoleh faktor pembobotan. e. Memberikan keterangan untuk menunjukkan bagaimna satu faktor tertentu terpilih.f.Jumlahkan skor pembobotan, untuk memperoleh total skor pembobotan.

Tabel 3IFAS: Maytag Corporation

Faktor Strategis Internal

BobotRatingSkor TerbobotKeterangan

Kekuatan

Budaya Organisasi0,1550,75Kualitas=kunci sukses

Pengalaman Manajer0,0540,02Mengerti tentang perlengkapan

Integrasi Vertikal0,1040,40Pabrik-pabrik yang berdedikasi

Hubungan Karyawan0,0530,15Baik, tapi mulai memburuk

Orinetansi Internasional dari Hoover0,1530,45Nama Hoover pada produk pembersih

Kelemahan

Riset dan Pengembangan yang berorientasi pada proses0,0520,10Lambatnya produk baru

Saluran distribusi0,0520,10Superstore menggantikan dealer kecil

Posisi Keuangan0,1520,10Tingginya Utang

Posisi secara Global0,2020,40Hoover lemah diluar

Fasilitas Produksi0,0540,20Inggris dan Australia sedang berinvestasi

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya:a. Analisis lingkungan internal memberikan peluang lebih besar kepada seluruh anggota organisasi untuk memahami bagaimana fungsi pekerjaan, departemen, dan devisi mereka dalam organisasi;b. Tujuan analisis lingkungan internal adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi;c. Komponen lingkungan internal organisasi sector public terdiri dari sumber daya, kemampuan, komponen inti, keunggulan bersaing dan daya saing;d. Analisis Rantai Nilai merupakan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi sumber daya serta kemampuan organisasi;e. Analisis dampak lingkungan internal dilakukan terhadap kekuatan dan kelemahan organisasi dengan cara-cara yang dapat menghasilkan keunggulan bersaing;f. Internal Strategic Faktors Summary (IFAS) dapat membantu para manager untuk mengatur faktor-faktor strategis ke dalam kategori-kategori kekuatan dan kelemahan. Ringkasan ini juga membantu analisis tentang seberapa baik manajemen merespon faktor-faktor spesifik tersebut sesuai dengan kriteria yang dipandangnya penting bagi organisasi.

3.2. SaranDalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa keterbatasan, diantaranya:1. Keterbatasan jumlah literatur yang digunakan, dimana dalam menyusun makalah ini menggunakan modul manajemen strategik organisasi public terbitan Universitas Terbuka sebagai referensi utama dan beberapa bahan hasil penelusuran di internet;2. Keterbatasan jumlah contoh kasus penerapan analisis lingkungan internal yang mampu ditampilkan.Terkait keterbatasan tersebut diatas, kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari Pembaca sehingga makalah terkait Analisis Lingkungan Internal dapat menjadi lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Amit, R dan Schoemaker, P.J.J., 1993. Strategic Assets and Oeganizational Rent. Strategic Management Journal, 14: 33-46David, Fred R., 2006. Manajemen Stategis: Konsep, Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba EmpatGrant, Robert M., 1991. Contemporary Strategy Analysis: Concept Techniques, Aplications. Jakarta: ErlanggaHitt. M.A, Ireland R.D & Hoskinson R.E., 2001. Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi. Jakarta: Salemba EmpatLado., Boyd., and Wright., 1991. A Competency Based Model. Journal of Management, 17Ohmae, K., 1992. The Mind of the Strategist: The art of Japanese Business. New York: McGraw-Hill

24Makalah Manajemen Strategik Sektor PublikAnalisis Lingkungan Internal