10
FARMAKOLOGI PADA USIA LANJUT/ LANSIA . Lansia : > 65 tahun ; > 75 tahun Bertambah usia : perubahan kehidupan , antara lain : - meningkatnya insidens penyakit - masalah nutrisi - masalah pendapatan ,dll Maka, terjadi perubahan terhadap pengobatan . PERUBAHAN FARMAKOKINETIK : Terutama terhadap eksresi obat , akibat penurunan fungsi ginjal. Absorbsi : kecepatan absorbsi beberapa obat berkurang, antara lain karena : - perubahan kebiasaan makan ( lunak ) - pemakaian obat2 bebas ( antacid, laxative,dll ) - pengosongan lambung yang lebih lama pada lansia Distribusi :

Farmakologi Pada Usia Lanjut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

usia lanjut

Citation preview

Page 1: Farmakologi Pada Usia Lanjut

FARMAKOLOGI PADA USIA LANJUT/ LANSIA .

Lansia : > 65 tahun ; > 75 tahunBertambah usia : perubahan kehidupan , antara lain :

- meningkatnya insidens penyakit- masalah nutrisi- masalah pendapatan ,dll

Maka, terjadi perubahan terhadap pengobatan.

PERUBAHAN FARMAKOKINETIK :

Terutama terhadap eksresi obat , akibat penurunan fungsi ginjal.

Absorbsi : kecepatan absorbsi beberapa obat berkurang, antara lainkarena :- perubahan kebiasaan makan ( lunak )- pemakaian obat2 bebas ( antacid, laxative,dll )- pengosongan lambung yang lebih lama pada lansia

Distribusi :- pengurangan berat badan, cairan tubuh- penambahan lemak tubuh

dapat merubah distribusi obat.Absorbsi yang lebih lama disertai distribusi yang berubah, menyebabkan :

Page 2: Farmakologi Pada Usia Lanjut

kadar obat yang lebih tinggi dan bertahan lebih lama di jaringan.Waktu paruh dapat meningkat sampai 50%.

TABEL . Perubahan farmakokinetik berdasarkan usia

usia usia20-30 tahun 60-80 tahun

.cairan tubuh 61 53 (% berat badan)

.massa tubuh 19 12 (% berat badan)

. lemak tubuh 26-33 wanita 38-45 (% berat badan) 18-20 pria 36-38

.albumin (g/dl) 4,7 3,8

. berat ginjal 100 80 (% dewasa)

. aliran darah hepar 100 55-60 (% dewasa)

Penurunan albumin, menyebabkan berkurang nya obat yang terikat albumin tsb, sehingga rasio obat terikat dan obat bebas berubah,

maka perlu perubahan dosis .

Page 3: Farmakologi Pada Usia Lanjut

Metabolisme :- akibat aliran darah berkurang, maka perubahan

metabolisme menjadi lebih lambat. Terutama pada fase 1( reaksi oksidasi, reduksi,hidrlisis ).Perubahan sedikit pada fase 2( reaksi konyugasi )

- kemampuan recovery hepar berkurang, mis :alkoholism, hepatitis virus dll.Penting mengetahui apakah ada riwayat penyakit hepar, shg pemilihan obat yang bersifat hepatotoksis dihindari , dan dosis diturunkan .

Eksresi : - penurunan fungsi ginjal :

( filtrasi glomerulus dan sekresi tubuli )perubahan farmakokinetik yang penting.

. perubahan ini sekitar 30% pada usia 65 tahun

Page 4: Farmakologi Pada Usia Lanjut

PERUBAHAN FARMAKODINAMIK

- peningkatan sensitivitas reseptor, terutama reseptor di otak.( terhadap obat2 yang bekerja sentral )

- penurunan mekanisme homeostatik.(terutama homeostatik kardiovaskuler, terhadap obat2 anti hipertensi ). Penurunan respons obat terhadap reseptor beta. Perlu diperhatikan juga insidens hipotensi ortostatik

meningkat.

Regulasi temperatur juga berubah, lansia kurang toleranterhadap suhu rendah -----

Page 5: Farmakologi Pada Usia Lanjut

OBAT2 YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA LANSIA.

* Obat2 SSP : sedatif – hipnotikwaktu paruh golongan BENZODIAZEPINE dan

BARBITURATmenjadi lebih lama pada lansia.

Bila terjadi penurunan fungsi ginjal, hepar --eksresinya berkurang.

. Lorazepam

. Oxazepam relatif tidak terpengaruh dibanding benzodiazepin lain.

Respons thd barbiturat bervariasi : - gelisah sampai gejala psikosis- mekanisme sensitivitas otak menurun,

metabolisme di hepar berkurang

* Obat2 CVS :

- diuretika : Thiazide ( HCT ) 25 – 100 mg dosis tunggal.

Hati2 hiperurikemia, hipokalemia

FARMAKOLOGI OBAT2 PADA LANSIA

Page 6: Farmakologi Pada Usia Lanjut

* 0bat CVS :

- antagonis kalsium : cukup efektif dan aman- ace inhibitor : hati2 bila disertai gagal jantung,

diabetes. Pasien yang mendapat anti hipertensi, perlu ! hati2

terjadi hipotensi ortostatik ----- bahaya iskemiacerebral , jatuh .

- inotropik positif : digitalis efek toksik aritmia ! bahaya pada lansia,krn eksresi terutama di ginjal menurun, waktu paruhmenjadi lebih lama , maka perlu penyesuaian dosis.

- anti aritmia : . kinidine, procainamide, eksresinya mrenurun,waktu paruh memanjang.

Antibiotika :prinsip dasar = dewasa, hati2 terhadap obatyang bersifat nefrotoksik !- aminoglikosida ( gentamisin, kanamisin ,

streptomisin, dll ) NSAID :

OA sering terjadi pada lansia, pemberian COX-2 inhibitor ----hati2 !

dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal irreversible .pada fungsi ginjal yang terganggu, di akumulasi

lebih cepat.Monitor fungsi ginjal !

Kortikosteroid :diberikan pada penderita yang tidak respons dengan NSAID,,bila pemberian jangka lama , bahaya osteoporosis, makahati2 melakukan aktifitas fisik .

Page 7: Farmakologi Pada Usia Lanjut

Efek samping obat pada lansia

biasanya terjadi akibat :- jumlah obat yang di makan ( dalam 1 R/ ), penelitian : bila dosis tunggal , efek samping terjadi

sekitar 10 %. Meningkat ! bahkan 100% efek samping dengan makin banyak jumlah obat yang digunakan.

- insidens reaksi obat juga meningkat pada lansia , 2 – 3 x dibanding usia muda .bisa akibat peresepan ( interaksi farmasi ), bisa akibat salah/tidak patuh minum obat.

. mengkonsumsi - obat bebas ( OTC / over the counter ), , herbal

yang komposisinya juga mengandung /memiliki efek farmakologi. contoh :

- anti histamin : efek sedatifnya ,bahayapada penderita gangguan fungsikognitif.

- anti muscarinik : atropin, dpt terjadi retensi urine, glaucoma

- herbal yang mengandung Gingko, hati2bila bersama dengan aspirin, krn efek

anti koagulansianya------- perdarahan .

Page 8: Farmakologi Pada Usia Lanjut

PRINSIP UMUM PENGGUNAAN OBAT PADA LANSIA

1. Berikan obat hanya yang betul-betul diperlukan ( indikasi ! )2. Pilih obat yang memberikan rasio manfaat –risiko paling menguntungkan,

dan tidak interaksi dgn obat lainnya.3. Mulai pengobatan dosis separuh atau lebih sedikit dibanding dosis

pada dewasa muda.4. Sesuaikan dosis obat dengan respons klinik penderita.5. Berikan regimen dosis yang sederhana ( ideal : 1x sehari ).

bentuk obat yang mudah ditelan mis : sirup atau tab yang dilarutkan dulu dalan air.6. Periksa secara berkala semua obat yang dimakan penderita, hentikan obat

yang tidak diperlukan .

-------------------------------------------------- Kepustakaan :

- Basic & Clinical Pharmacology, 2004 .ed 9 : Bertram G Katzung- Farmakologi dan terapi ed 4 , 2000 : FK UI- Farmakologi medis, 2006. ed 5 : M.J Neal