37
BAB I PENDAHULUAN Terdapat sejumlah tindakan pembedahan obstetri yang bertujuan untuk memperkecil ukuran kepala, memperkecil ukuran bahu atau volume rongga dada pada janin mati dengan tujuan agar dapat dilahirkan per vaginam. Tindakan pembedahan ini disebut juga embriotomi. Embriotomi ialah suatu pembedahan kebidanan dengan jalan merusak janin yang masih ada di jalan lahir supaya janin mudah lahir pervaginam; embriotomi dikerjakan karena persalinan pervaginam tidak dapat berlangsung spontan dengan tenaga ibu sendiri. Terdapat 3 golongan embriotomi yaitu kraniotomi atau perforasi yangmerupakan pembedahan untuk mengecilkan kepala janin, kleidotomi yangmerupakan tindakan mematahkan klavikula untuk memperkecil lebarnya bahu setelah kepala lahir, dan dissektio fetus yang merupakan pembedahan memperkecil dan atau memotong janin, terdiri dari eksentario (eviseratio),dekapitasi, dan spondilotomi. Pada embriotomi janin tidak begitu mendapat perhatian, sedangkan ibunya mendapatkan tindakan yang 1

Fantom Embriotomi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

embriotomi

Citation preview

Page 1: Fantom Embriotomi

BAB I

PENDAHULUAN

Terdapat sejumlah tindakan pembedahan obstetri yang bertujuan untuk

memperkecil ukuran kepala, memperkecil ukuran bahu atau volume rongga dada

pada janin mati dengan tujuan agar dapat dilahirkan per vaginam. Tindakan

pembedahan ini disebut juga embriotomi.

Embriotomi ialah suatu pembedahan kebidanan dengan jalan merusak

janin yang masih ada di jalan lahir supaya janin mudah lahir pervaginam;

embriotomi dikerjakan karena persalinan pervaginam tidak dapat berlangsung

spontan dengan tenaga ibu sendiri. Terdapat 3 golongan embriotomi yaitu

kraniotomi atau perforasi yangmerupakan pembedahan untuk mengecilkan kepala

janin, kleidotomi yangmerupakan tindakan mematahkan klavikula untuk

memperkecil lebarnya bahu setelah kepala lahir, dan dissektio fetus yang

merupakan pembedahan memperkecil dan atau memotong janin, terdiri dari

eksentario (eviseratio),dekapitasi, dan spondilotomi.

Pada embriotomi janin tidak begitu mendapat perhatian, sedangkan ibunya

mendapatkan tindakan yang lege artis agar tidak menambah komplikasi. Oleh

karena itu persiapan pertolongan persalinan pada janin yang matimerupakan kunci

keberhasilan. Pada era modern, tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi dan

digantikan dengan tindakan sectio caesarea yang dianggap lebih aman untuk

keselamatan ibu.

1

Page 2: Fantom Embriotomi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Embriotomi

Embriotomi adalah suatu persalinan buatan dengan cara merusak atau

memotong bagian-bagian tubuh janin agar dapat lahir pervaginam tanpa melukai

ibu.

Indikasi Embriotomi

Hampir semua tindakan perforasi dikerjakan untuk menyelamatkan ibu

(indikasi ibu)

A. Perforasi pada janin yang telah meninggal

a) Jalan lahir lunak tidak boleh teregang lagi, misalnya bekas operasi fistula,

ruptur uteri imminens.

b) Disproporsi kepala panggul

i. Panggul sempit

ii. Kepala sangat besar, misalnya hidrosefalus

iii. Malpresentasi dan malposisi, misalnya asinklitisme posterior,

presentasi muka dengan dagu dibelakang.

iv. Tumor previa

c) Persalinan harus segera diakhiri misalnya eklampsia, febris diatas 39oc,

solutio plasenta, vitium cordis dll.

2

Page 3: Fantom Embriotomi

B. Perforasi pada janin yang masih hidup

Perforasi jarang sekali dilakukan pada janin yang masih hidup. Jika

perforasi dilakukan pada janin yang masih hidup, perforasi harus dipertimbangkan

apakah perforasi dengan mengorbankan janin yang masih hidup benar-benar

sangat perlu demi menyelamatkan ibu (indikasi absolut), berhubung dengan

tindakan seksio sesaria atau tindakan lain pervaginam tidak dapat dilakukan.

Syarat untuk Embriotomi

1. Pembukaan lengkap

Perforasi dapat dilakukan pada pembukaan lebih dari dua jari, tetapi karena

perforasi biasanya dilanjutkan dengan ekstraksi, perforasi hendaknya dilakukan

pada pembukaan lengkap.

2. Tidak terdapat kesempitan panggul absolute

Tidak terdapat kesempitan panggul absolut misalnya conjugata vera <6cm.

Meskipun janin telah diperkecil dengan pembedahan, janin tidak akan mungkin

lahir pervaginam pada kojugata vera <6cm.

3. Janin hendaknya telah meninggal.

Kontraindikasi Embriotomi

Embriotomi tidak dilakukan pada janin yang masih hidup (kecuali pada

kondisi pengecualian tersebut di atas)

Jenis Embriotomi

Embriotomi dapat dilakukan dengan berbagai macam jenis. Jenis embriotomi

yang dapat dilakukan ialah :

3

Page 4: Fantom Embriotomi

1. KRANIOTOMI

Definisi:

Tindakan untuk memperkecil ukuran kepala janin dengan cara memberi lubang

dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dilahirkan pervaginam.

Tindakan kraniotomi biasanya disusul dengan ekstraksi kepala dengan

menggunakan kranioklast sehingga tindakan ini lazim disebut sebagai

tindakan perforasi & kranioklasi.

Alat yang digunakan:

1. Pisau bedah (scalpel)

2. Perforator SIMPSON

3. Kranioklast

4. Cunam BOER

5. Cunam Mouzeaux

Perforator SIMPSON:

Peforator memiliki dua daun dengan tepi tajam dan ujung yang runcing,

masing-masing dibatasi dengan “ bahu penahan “

Tangkai perforator bila daun sedang dalam keadaan tertutup, akan dalam

keadaan terbuka dengan sebuah “penahan”

“Penahan” tersebut menjaga agar daun perforator selalu dalam keadaan

tertutup

Dengan menekan gagang secara serempak, daun perforator akan terpisah satu

sama lain ( terbuka )

4

Page 5: Fantom Embriotomi

Cranioclast BRAUN:

Terdiri dari dua daun ( sendok jantan dan betina ) yang pemasangannya

dilakukan secara terpisah.

Sendok jantan dimasukkan kedalam lubang ditengkorak kepala janin.

Sendok betina diletakkan pada daerah muka janin.

Penguncian dilakukan setelah kedua daun terpasang dengan benar.

Teknik:

1. Ibu dalam posisi lithotomi.

2. Tangan kiri operator dimasukkan secara obstetrik kedalam jalan lahir dan

diletakkan diantara kepala janin dan bagian simfisis menghadap ke bawah.

Seorang asisten melakukan fiksasi kepala janin dari sebelah luar disebelah

atas simfisis. (gambar 3)

5

Page 6: Fantom Embriotomi

3. Dengan pisau bedah, dibuat lubang pada ubun-ubun besar atau sutura

sagitalis.

4. Perforator Naegele dalam keadaan tertutup dimasukkan jalan lahir secara

horisontal dengan bagian lengkung berada diatas dan ujung yang runcing

mengarah kebawah dibawah perlindungan telapak tangan kiri ( agar tidak

mencederai dinding vesica urinaria) dan selanjutnya ujung perforator dalam

keadaan tertutup dimasukkan kedalam lubang pada kepala janin yang sudah

dibuat sebelumnya.

5. Memasukkan perforator dapat dilakukan tanpa terlebih dulu membuat lubang

pada ubun-ubun besar atau sutura sagitalis yaitu dengan cara menembuskan

langsung perforator ke kepala janin ; dalam hal ini, agar ujung perforator

tidak meleset maka arah perforator harus tegak lurus dengan kepala janin.

6. Setelah perforator berada didalam tengkorak kepala janin, lubang perforasi

diperlebar dengan cara membuka dan menutup perforator dalam arah tegak

lurus dan horisontal sedemikian rupa sehingga lubang perforasi berbentuk

irisan silang ( gambar4 )

7. Dengan perlindungan telapak tangan kiri, perforator dikeluarkan

dalam keadaan tertutup dari jalan lahir.

8. Jaringan otak tak perlu dikeluarkan secara khusus oleh karena akan keluar

dengan sendirinya saat ekstraksi kepala.

6

Page 7: Fantom Embriotomi

Gambar 3. Asisten operator menahan posisi kepala agar tidak tertdorong keatas

saat perforator dimasukkan rongga kepala

Gambar 4. Membuka dan menutup perforator untuk melebarkan lubang perforasi

Ekstraksi kepala:

Untuk melakukan ekstraksi kepala dapat digunakan:

1. Pemasangan cunam Muzeaux sebanyak 2 buah pada kulit kepala janin

7

Page 8: Fantom Embriotomi

2. Cranioclast Braun

Cunam Muzeux

Untuk ekstraksi kepala setelah tindakan perforasi hanya boleh dilakukan

dimana kulit kepala masih kuat dan hubungan antara tulang kepala masih

kuat dan kepala janin sudah didasar panggul.

Teknik:

Dengan perlindungan spekulum, 2 buah cunam Museux dipasang satu diatas

dan satu dibawah lubang perforasi.

Setelah cunam menjepit kulit kepala dengan baik, dilakukan traksi searah

sumbu jalan lahir sambil mengikuti gerakan putar paksi dalam.

Setelah suboksiput dibawah simfisis, dilakukan elevasi kepala sehingga

secara berurutan lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka dan dagu.

Setelah kepala janin lahir, tubuh janin dilahirkan dengan cara seperti biasa.

Cranioclast BRAUN

8

Page 9: Fantom Embriotomi

Tangan kiri dimasukkan kedalam jalan lahir.

Sendok jantan dipegang dengan tangan kanan secara horisontal dengan

bagian yang bergerigi menghadap keatas, kemudian dimasukkan kedalam

lubang perforasi sedalam mungkin ; bagian sendok yang melengkung

diarahkan kemuka janin dan tangkainya dipegang oleh asisten.

Sendok betina dipegang seperti memegang pensil, dengan arah sejajar

pelipatan depan paha, sendok betina dimasukkan kedalam jalan lahir

sedemikian rupa sehingga daun cranioclast betina terletak di wajah janin.

Kedua sendok cranioclast ditutup, dilakukan pemeriksaan dalam untuk

memeriksa apakah ada bagian jalan lahir yang terjepit dan apakah

pemasangan instrumen sudah benar.

Bila pemasangan sudah benar, kedua sendok cranioclast dikunci serapat

mungkin dan dikerjakan ekstraksi kepala dengan menarik pemegang

cranioclast.

Arah traksi harus sesuai dengan sumbu panggul dan diikuti dengan gerakan

putar paksi dalam.

Setelah occiput nampak dibawah arcus pubis, dilakukan elevasi keatas pada

tangkai cranioclast sehingga secara berurutan lahir ubun-ubun besar, dahi,

muda dan dagu anak.

Setelah kepala lahir, kunci cranioclast dibuka dan daun cranioclast dibuka

satu persatu kemudian tubuh anak dilahirkan dengan cara seperti biasa.

9

Page 10: Fantom Embriotomi

Gambar 6. Memasukkan sendok jantan kedalam lobang perforasi yang sudah

terbentuk

Gambar 7. Memasang sendok betina yang berlubang dibagian depan wajah anak.

Catatan :

Pada letak sungsang, kraniotomi dikerjakan pada foramen magnum melalui

arah belakang atau dari arah muka dibawah mulut.

Setelah dikerjakan perforasi, ‘after coming head’ dilahirkan dengan cara

seperti persalinan kepala.

10

Page 11: Fantom Embriotomi

Bila saat ekstraksi kepala terdapat tulang tengkorak yang terlepas maka serpihan

tulang tersebut diambil dengan cunam BOER agar tidak melukai jalan lahir saat

dilakukan ekstraksi kepala.

Gambar 8 ( kiri ) Melakukan perforasi pada after coming head dari bagian

belakang ( kanan ) Melakukan perforasi pada after coming head dari arah depan

2. DEKAPITASI

Definisi :

Tindakan untuk memisahkan kepala dari tubuh janin dengan cara memotong

leher janin.

Indikasi : Letak Lintang

Teknik:

1. Dengan pengait BRAUN

11

Page 12: Fantom Embriotomi

1. Bila letak janin adalah  letak lintang dengan tangan menumbung, maka

lengan yang menumbung diikat dulu dengan tali (dengan ikatan

SIEGEMUNDIN agar tidak masuk kembali kejalan lahir) dan ditarik

kearah bokong oleh asisten.

2. Tangan operator yangdekat dengan leher janin dimasukkan kedalam jalan

lahir dan langsung mencekap leher janin dengan ibu jari didepan leher dan

jari-jari lain dibelakang leher.

3. Tangan lain memasukkan pengait BRAUN kedalam jalan lahir dengan

ujung menghadap kebawah. Pengait dimasukkan jalan lahir dengan cara

menyelusuri tangan dan ibu jari operator yang berada didalam jalan lahir

sampai menemui leher dan kemudian dikaitkan pada leher janin.

4. Dengan pengait ini, leher janin ditarik kebawah sekuat mungkin dan kemudian

diputar kearah kepala janin (pada saat yang sama, asisten memfiksasi kepala

anak dari dinding abdomen) untuk mematahkan tulang leher janin.

12

Page 13: Fantom Embriotomi

Gambar 10 ( kiri ) Memasukkan pengait kedalam jalan lahir;( kanan )

Memasang pengait pada leher janin

Gambar 11 ( kiri ) Melahirkan tubuh janin dengan menarik lengan; (kanan )

Melahirkan kepala dengan cara Mouriceau

2. Dengan gunting SIEBOLD

1. Tangan penolong yang dekat dengan kepala janin dimasukkan kedalam

jalan lahir.

2. Dipasang spekulum vagina.

3. Dengan dilindungi oleh telapak tangan yang didalam jalan lahir, leher janin

dipotong sedikit demi sedikit dengan gunting SIEBOLD secara avue mulai

dari kulit, otot dan tulang leher.

13

Page 14: Fantom Embriotomi

4. Setelah kepala anak terpisah, tubuh dilahirkan dengan menarik lengan janin

dan kemudian kepala dilahirkan secara Mouriceau.

3. Dengan gergaji GIGLI

1. Gergaji kawat GIGLI dilingkarkan di leher janin.

2. Dengan perlindungan dua buah spekulum vagina atas dan bawah, gergaji

dinaik turunkan sampai leher janin putus.

3. Badan dan kepala anak dlahirkan dengan yang sudah dijelaskan diatas.

Gambar 12. Gergaji kawat GIGLI (kiri) dan Pemasangan dan pemotongan leher

dengan kawat (kanan)

3. KLEIDOTOMI

Definisi : Tindakan memotong atau mematahkan 1 atau dua buah klavikula untuk

memperkecil diameter lingkar bahu.

Indikasi: Distosia bahu

14

Page 15: Fantom Embriotomi

Instrumen: Gunting Dubois atau Gunting SIEBOLD

Teknik :

Pasien berada pada posisi lithotomi

Satu tangan operator masuk jalan lahir dan langsung memegang klavikula

bawah

Dengan spekulum yang terpasang di vagina, tangan lain melakukan

pemotongan klavikula bersamaan dengan tindakan ini, assisten melakukan

fiksasi kepala dari arahluar

Bila dengan satu klavikula yang terpotong, bahu masih masih belum dapat

dilahirkan maka dapat dilakukan pemotongan klavikula kontraleteral

Gambar 13 Kleidotomi

4. EVISERASI atau EKSENTERASI

Definisi: Tindakan merusak dinding abdomen atau thorax untuk mengeluarkan

organ viseral

15

Page 16: Fantom Embriotomi

Indikasi: Letak lintang, Hidrops fetalis

5. SPONDILOTOMI

Definisi: Tindakan memotong ruas tulang belakang

Indikasi: Letak lintang dorso inferior

Teknik:

1. Spondilotomi dikerjakan pada letak lintang, bila kepala sangat tinggi

sehingga sukar dilakukan dekapitasi. Salah satu tangan penolong masuk ke

dalam jalan lahir, kemudian pada vagina dipasang spekulum.

2. Dengan gunting Siebold dan dengan lindungan tangan yang di dalam, ruas-

ruas tulang belakang terputus. Pemotongan bagian perut janin dilanjutkan

dengan memakai gunting Siebold, sehingga seluruh badan janin terpisah

duaa. Bagian bawah badan janin dilahirkan lebih dulu, dengan menarik

kedua kaki, kemudian baru bagian tubuh atas janin.

6. PUNGSI

Definisi: Tindakan untuk mengeluarkan cairan dari kepala janin

Indikasi: Hidrosepalus

Teknik: Transabdominal atau transvaginal

16

Page 17: Fantom Embriotomi

Gambar 15 Pungsi , Hidrosepalus pada presentasi kepala yang menyebabkan

distosia, pungsi dilakukan melalui ubun-ubun besar (bila mungkin), Pasca pungsi,

kepala mengecil dan ditarik dengan cunam Mouseaux.

1. Pungsi trans-vaginal dikerjakan pada pembukaan lebih dari 4 cm. Di dalam

vagina dipasang spekulum, kulit kepala dijepit dengan cunam Willet atau

cunam Mauseaux. Suatu jarum pungsi spinal dengan ukuran 16 atau 18

yang disambung pada alat suntik ditusukkan pada kepala janin, sedapat

mungkin pada sutura atau ubun-ubun.

2. Setelah kepala janin tertusuk, dilakukan aspirasi sedikit untuk membuktikan

benar tidaknya cairan otak yang keluar. Kemudian alat suntik dilepas dari

jarum pungsi sehingga cairan otak mengalir keluar. Dengan keluarnya

cairan otak, kepala janin akan mengecil dan dapa dilahirkan pervaginam.

3. Untuk mempercepat lahirnya kepala, dapat juga kepala janin dilahirkan

dengan traksi Muzeaux pada kulit kepalanya.

17

Page 18: Fantom Embriotomi

Daftar Tilik

PENUNTUN PRAKTEK KETERAMPILAN KLINIK

MELAHIRKAN BAYI SECARA EMBRIOTOMI

LANGKAH KEGIATAN KASUS

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1 Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa

anada adalah petugas yang akan melakukan tindakan

medik

2 Jelaskan tentang diagnosis dan penatalakasanaannya

janin mati dalam kandungan

3 Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung

resiko,baik yang telah diduga sebelumnya maupun

tidak

4 Menenangkan pasien jika pasien ketakutan/gelisah

5 Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengert

dengan jelas tentang penjelasan tersebut diatas

6 Beri kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk

mendapat penjelasan ulang, apabila ragu atau belum

mengerti

7 Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan

memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan

ini, mintakan persetujuan secara tertulis dengan

mengisi dan menandatangani formulir yang telah

18

Page 19: Fantom Embriotomi

disediakan

8 Meninjau kembali riwayat pasien dan hasil

pemeriksaan

9 Masukkan lembar persetujuan tindakan medik yang

telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik

pasien

10 Serahkan kembali catatan medik pasien setelah

penolong memeriksa kelengkapannya, catatan kondisi

pasien dan pelaksanaan instruksi

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

A. PASIEN

11 Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan

12 Mengosongkan kandung kemih, rektum serta

membersihkan daerah perineum dengan antiseptik,

bila perlu menggunting rambut daerah tersebut

B. INSTRUMEN

a. Skalpel

b. Perforator Naegele / Siebold

c. Cunam Muzeaux / Kranioklas Braun

d. Cunam Boer

e. Gunting Siebold

f. Simm’s spekulum

19

Page 20: Fantom Embriotomi

g. Gunting

h. Cunam abortus

i. Larutan antiseptik

C. PENOLONG

13 Pakai baju dan alas kamar tindakan, masker dan kaca

mata pelindung

14 Cuci tangan hingga siku dengan sabun di bawah air

mengalir

15 Keringkan tangan dengan handuk steril

16 Pakai sarung tangan steril

17 Memasang duk (kain penutup) steril

TINDAKAN PERSALINAN SECARA EMBRIOTOMI

18 Melakukan pemeriksaan dalam untuk menilai posisi,

pembukaan dan turunnya bagian terendah janin serta

ada hal-hal lain

19 Cara melakukan Kraniotomi:

Tangan kiri dimasukkan ke dalam jalan lahir secara

obstetrik untuk melindungi kandung kemih dan

ureter

Seorang asisten menahan kepala janin dari luar

Dibuat lubang pada ubun-ubun besar, atau sutura

sagitalis dengan skalpel

Masukkan perforator Naegele secara horizontal

dengan bagian lengkung menghadap ke atas dan

dalm keadaan tertutup

20

Page 21: Fantom Embriotomi

Arah perforator harus tegak lurus dengan

permukaan kepala janin

Lubang perforasi diperlebar dengan cara membuka-

menutup ujung perforator beberapa kali dalam arah

tegak lurus 900 hingga lubang perforasi berbentuk

irisan silang

Perforator dikeluarkan dengan lindungan tangan

kiri

Ekstraksi kepala dengan cunam Muzeaux 2 buah

atau kranioklas Braun

Jepit kulit kepala dengan 2 cunam Muzeaux

Tarikan searah sumbu panggul sambil mengikuti

putaran paksi dalam

Setelah kepala lahir, badan janin dilahirkan

sebagaimana biasanya

Pada letak sungsang kraniotomi dibuat pada

foramen magnum yang dapat dikerjakan dari arah

belakang atau dari arah muka dibawah mulut

20 Cara melakukan Dekapitasi:

Janin letak lintang disertai dengan tangan

menumbung, maka tangan yang menumbung ini

diikat dengan tali lebih dahulu dan ditarik ke arah

bokong oleh seorang asisten

Masukkan tangan yang dekat dengan leher janin ke

dalam jalan lahir dan langsung mencekam leher

Ibu jari berada di depan leher dan jari lain berada di

belakangnya

Tangan yang lain memasukkan pengait Braun ke

dalam jalan lahir dengan ujungnya menghadap ke

bawah

21

Page 22: Fantom Embriotomi

Pengait ini dimasukkan dengan cara menelusuri

tangan dan ibu jari penolong yang berada di leher

dan pengait dikaitkan leher

Leher janin mula-mula ditarik kuat ke bawah dan

diputar ke arah kepala janin, sehingga tulang leher

patah. Saat yang bersamaan seorang asisten

menekan kepala

Putuskan jaringan lunak dengan gunting Siebold

Badan janin dilahirkan lebih dahulu dengan

menarik tangan janin

Kepala janin dilahirkan secara Mauriceau

21 Cara melakukan Kleidotomi:

Masukkan satu tangan ke dalm jalan lahir dan

langsung memegang klavikula terendah (klavikula

posterior)

Tangan lain memotong klavikula dengan gunting

Siebold hingga patah, bersamaan dengan itu kepala

janin ditekan dengan kuat oleh seorang asisten

22 Cara melakukan Eviserasi-Eksenterasi:

Masukkan satu tangan ke dalam jalan lahir

Ambil tangan janin dan dibawa keluar vagina

Lengan janin ditarik ke bawah menjauhi perut janin

Pasang spekulum pada dinding vagina bawah

Gunting dinding toraks atau dinding abdomen

hinggan menembus ronnga toraks atau abdomen

Dengan cunam abortus, melalui lubang tembus

dikeluarkan organ-organ visera

Pada letak lintang badan janin dilahirkan dengan

versi ektraksi

22

Page 23: Fantom Embriotomi

23 Cara melakukan Spondilotomi:

Masukkan salah satu tangan ke dalam jalan lahir

Pasang spekulum pada vagina

Dengan gunting Siebold dan dengan lindungan

tangan yang di dalam, ruas-ruas tulang belakang

langsung dipotong hingga terputus

Potong bagian perut janin dengan memakai gunting

Siebold, sehingga seluruh badan janin terpisah 2

Lahirkan bagian bawah janin lebih dahulu dengan

menarik kedua kaki

Lahirkan bagian tubuh atas janin

24 Cara melakukan pungsi hidrosefalus:

Pada pembukan lebih dari 4 cm, pasang spekulum

Jepit kulit kepala dengan cunam Willett/cunam

Muzeaux

Tusukkan jarum pungsi spinal denga ukuran 16/18

tang disambung pada alat suntik pada sutura/ubun-

ubun kepala janin

Lakukan aspirasi sedikit untuk membuktikan benar

atau tidaknya cairan otak yang keluar

Kemudian alat suntik dilepas dari jarum pungsi

sehingga cairan otak mengalir keluar

DEKONTAMINASI

25 Sementara masih menggunakan sarung tangan,

masukkan bahan dan instrumen yang telah

dipergunakan ke dalam wadah yang mengandung

larutan klorin 0,5% dan direndam selama 10 menit

26 Buang bahan habis pakai ke dalm tempat sampah

23

Page 24: Fantom Embriotomi

yang tersedia mengandung larutan klorin 0,5%

27 Masukkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%,

kemudian dilepaskan secara terbalik dan rendam

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit

CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN

28 Setelah melepas sarung tangan, cuci tangan kembali

dengan sabun dibawah air mengalir

29 Keringkan tangan dengan handuk yang bersih

PERAWATAN PASCA TINDAKAN

30 Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan

tindakan dan instruksi apabila diperlukan

31 Catat kondisi pasien pasca tindakan dan dibuat laporan

tindakan di dalam kolom yang tersedia pada catatan

medik pasien

32 Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting

yang memerlukan pemantauan ketat

33 Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa

tindakan telah selesai dilaksanakan dan pasien masih

memerlukan perawatan

34 Bersama petugas yang akan melakukan perawatan,

jelaskan perawatan apa yang masih diperlukan, lama

perawatan serta laporkan pada petugas jika ada

keluhan/gangguan pasca tindakan

35 Tegaskan pada petugas yang merawat untuk

menjalankan instruksi perawatan dan pengobatan serta

24

Page 25: Fantom Embriotomi

laporkan segera bila pada pemantauan lanjut

ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis

dalam catatan pasca tindakan

25

Page 26: Fantom Embriotomi

BAB III

KESIMPULAN

Embriotomi merupakan suatu persalinan buatan dengan cara merusak atau

memotong bagian-bagian tubuh janin agar dapat lahir pervaginam, tanpa melukai

ibu. Sebelum keputusan untuk melakukan embriotomi diambil, pertimbangkan

antara keuntungan dan risiko komplikasi yang mungkin terjadi, kemungkinan

terjadi perlukaan jalan lahir, cedera traktus urinarius/digestivus, rupture uteri,

atonia uteri dan infeksi harus dipikirkan. Disamping menilai kondisi ibu dan

menyingkirkan kemungkinan kontraindikasi, dan persiapan sebelum tindakan

harus dipertimbangkan sebelum pengambilan keputusan untuk melakukan

embriotomi.

26

Page 27: Fantom Embriotomi

DAFTAR PUSTAKA

1. Douglas GR, Stromme WB: Operative Obstetrics, Appleton-Century-

Crofts, Inc New York, 1963

2. Konsorsium Ilmu Kesehatan: Modul “Safe Motherhood” Dalam

Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Di Indonesia, Jakarta, 1997

3. Husodo L: Pembedahan Vaginal Dengan Merusak Janin dalam ILMU

KEBIDANAN (ed) edisi ke 3 YBPSP, Jakarta, 1997

4. Martius G: Operative Obstetrics:Indication and Techniques, George

Thieme Verlag Rudigerstrabe, stuttgart, 1980

5. Myerscough PR: Munro Kerr’s Operative Obstetrics 9th ed, A Bailliere

Tindal, London, 1978

6. Supono: Ilmu Kebidanan Bagian Tindakan, Palembang, 1983

27