Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING
TIPE STAD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI
KELAS X SMK BINA WARGA KECAMATAN LEMAH ABANG
KABUPATEN CIREBON
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh :
ALIM
NIM.2015.1.18.1.02044
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
IAI BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
i
PERSETUJUAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE
STAD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI KELAS X SMK BINA
WARGA KECAMATAN LEMAH ABANG KABUPATEN CIREBON
Oleh :
ALIM
2015.1.18.1.02044
Menyetujui,
Pembimbing I
Drs. Sulaiman, M. M. Pd.
NIDN. 2118096201
Pembimbing II
Drs. H. Muchlis, M.Pd. I
NIDN. 2112088001
ii
NOTA DINAS
Kepada Yth.
Dekan Tarbiyah
IAI Bunga Bangsa Cirebon
di
Cirebon
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan skripsi
dari Alim Nomor Induk Mahasiswa 2015.1.18.1.02044, berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran tipe STAD Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Kelas X SMK Bina Warga Kecamatan Lemah Abang
Kabupaten Cirebon.” Bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Tarbiyah
untuk dimunaqosahkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pembimbing I
Drs. Sulaiman, M. M. Pd.
NIDN. 2118096201
Pembimbing II
Drs. H. Muchlis, M.Pd. I
NIDN. 2112088001
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
LEARNING TIPE STAD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI KELAS X SMK
BINA WARGA LEMAHABANG KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN
CIREBON” oleh Alim NIM.2015.1.18.1.02044, telah diajukan dalam Sidang
Munaqosah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon pada tanggal
Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.
Cirebon, Desember 2019
Sidang Munaqosah,
Ketua,
Merangkap Anggota
H.Oman Fathurohman,
NIDN. 8886160017
Sekretaris,
Merangkap Anggota,
Drs. Sulaiman, M. M. Pd.
NIDN. 2118096201
Penguji I,
………………………
Penguji II,
………………………
iv
ABSTRAK
ALIM NIM. 2015.1.18.1.02044 PENGARUH MODEL MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI KELAS XI SMK BINA WARGA KECAMATAN LAMAHABANG
KABUPATEN CIREBON
Skripsi ini membahas pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning
Tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang kecamatan Lemahabang kabupaten
Cirebon tahun ajaran 2019 / 2020. Kajiannya dilatarbelakangi oleh begitu pesatnya
dalam perkembangan pembelajaran, pendidian harus lebih berinovatif sehingga
peserta didik tidak merasa bosan atau jenuh di dalam kelas pada saat pembelajaran
berlangsung. Kebosanan dan kejenuhan menjadi penghambat atau penghalang dalam
kemajuan pembelajaran atau pendidikan peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa pada
pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang
kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2019/2020.
` penelitian ini merupakan jenis penilitian kuantitatif dengan menggunakan
metode angket dan dokumen. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner atau angket untuk mendapatkan data tentang Model Pembelajaran
Kooperatif Learning Tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang. Penelitian ini
merupakan penelitian populasi karena mengambil seluruh siswa di kelas X dengan
jumlah subyek penelitian sebanyak 32 responden. Data penelitian yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi satu predictor dan dua variabel
yang ada yaitu variabel X (pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe
Stad) dan variabel Y (Motivasi belajar siswa). Untuk mengetahui motivasi belajar
siswa. setelah melakukan uji instrument kemudian peneliti menyebarkan angket
untuk memperoleh data X dan Y.
Selanjutnya dari hasil perhitungan statistik dengan koofesien korelasi dan
analisis regresi, dimana terhadap korelasi yang positif antara Model Pembelajaran
Kooperatif Learning Tipe Stad (X) terhadap motivasi belajar siswa (Y). dalam
variabel X memperoleh hasil 87% dan variabel Y 84,5% hal ini di tunjukan oleh
koofesien korelasi ky r = 4,54≥ 0,242 pada taraf signifikan.
Dimana hasil dari analisis koefisien Determinan pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Malaikat Selalu Bersamaku di
SMK Bina Warga Lemah Abang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon
menghasilkan 24% dan 76 % berhubungan dengan faktor lain yang tidak di teliti
dalam penelitian ini. Artinya berpengaruh rendah antara variabel X dan variabel Y.
v
ABSTRAK
ALIM NIM.2015.1.18.1.02044 THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING
MODEL TYPE STAD ON STUDENT LEARNING MOTIVATION IN SUBJECTS
OF LEARNING PAI IN CLASS X SMK BINA WARGA LEMAHABANG
CIREBON
The Study discusses the effect of cooperative learning model tipe stad on student
learning motivation in subjects of learing PAI in class X SMK Bina Warga
Lemahabang Cirebon in 2018/2019. His study was motivated by the rapid
development of learning. Educational development is very important so students do
not feel bored or fed up in class when learning takes place. Boredom ≥become
obstacles or obstacles in the progress of student learning or education.
The study aims to determine the effect of cooperative learning model tipe stad on
student learning motivatiaon in subjects of learaning PAI in class X SMK Bina
Warga Lemahabang Cirebon of 2019/2020. This research is a type of quantitative
research using a questionnaire and documentation method. Data collection techniques
using a questionnaire to get data about the cooperataive learning model type stad of
student learning motivation in subjects of learning PAI in class X SMK Bina Warga
Lemahabang Cirebon.
This study is a population study because it took all class X students with a total of 32
research subjects. The research data collected were analyzed using a regression
analysis technique of one predictor and two existing variables. That is, variable X
influences the type of cooperative learning model learning type and the Y variable of
student motivation to determine student motivation. After testing the instrument then
the researcher spreads out to obtain X and Y.
Then from the result of the calculataion of the correlation coefficient statistics and
regression analysis, where the positive correlation between cooperative learning
model (X) of learning motivation of students. In the variable X obtained 87% result
and the veriable Y 84,5% this shows the correlation coefficient kyr= 4,54≥ 0,242 at a
significant level. Where the result of the analysis of the coefficient determinants of
the influence of the application of cooperative learning models of student learning
motivation on the subject of PAI angel material always with me in class X SMK Bina
Warga Lemahabang Cirebon produce 24% and 76 % related to other factors not
examined in this study means that it has a low effect between the variable X and Y.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yanf mana telah memberikan
segala kenikmatan dan hidaya serta innayah kepada kita semua, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Stad terhadap Motivasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas X SMK Bina Warga
Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon”, salam rangka
menyelesaikan studi strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun telah menerima banyak bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilah harganya. Jasa baik
mereka tentu tidak dapat penyusun lupakan begitu saja, pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Almarhum Drs. H. A. Basuni, Ketua Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon.
2. H. Oman Fathurohman, M. A.Rektor Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon
yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu di IAI BBC.
3. Drs. Sulaiman, M.M.Pd, Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan ijin dan
kesempatan untuk mengadakan penelitian.
4. Bapak Dosen Drs. H. Muchlis, M.Pd, I dan Bapak Dosen Drs. Sulaiman, M.M.Pd,
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan
membimbing penyusunan skripsi ini dengan sabar dan penu perhatian.
vii
5. Terimakasih kepada seluruh Dosen-dosen yang sudah memberikan segala
kemampuannya untuk mentransfer ilmunya kepada kita semua dan sudah
memberikan kelancaran dalam pembuatan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada seluruh staf IAI Bunga Bangsa Cirebon yang sudah memberikan
pelayanan terbaik untuk kita selama kegiatan kuliah berlangsung.
7. Kepala Sekolah SMK Bina Warga Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten
Cirebon Ibu Yayat Sumiati, S.Pd. yang telah bersedia memberikan ijin dan fasilitas
selama penyusun melakukan penelitian.
8. Terima kasih kepada bapak Ibuku tercinta yang sudah memberikan segalanya serta
dukungan sampai saya sekarang ini.
9. Terimakasih kepada rekan-rekan Mahasiswa yang sudah menmberikan support dan
perduli serta sudah memberikan segala sesuatunya dengan baik.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan
dari Allah SWT. Akhirnya penyusun berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Cirebon, Desember 2019
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................... iii
NOTA DINAS ...................................................................................................... iv
PENGESAHAN .................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
F. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 9
A. Deskripsi Teoritik ............................................................................................. 9
1. Model Pembelajaran kooperatif Learning Tipe Stad ........................................ 9
2. Motivasi Belajar ................................................................................................ 15
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 26
ix
C. Kerangka Berfikir ............................................................................................. 27
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 30
A. Desain Penelitian .............................................................................................. 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel......................................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 37
E. Teknik Analisa Data ......................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 53
A. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................................. 53
B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................................ 76
C. Pembahasan dan Hasil Penelitian ..................................................................... 106
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 110
KESIMPULAN ..................................................................................................... 110
SARAN ................................................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 113
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 115
x
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Stad Terhadap Motivasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas X SMK Bina Warga
Kecamatan Lemah Abang Kabupaten Cirebon.” Beserta isinya adalah benar-
benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.
Atas pernyataan diatas, saya siap menanggung atau sanksi apapun yang
dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau ada klaim terhadap
keaslian karya saya ini.
Cirebon, Desember 2019
Yang membuata pernyataan
ALIM
NIM.2015.1.18.1.02044
Penyusun
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
“Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak
orang, diantaranya peserta didik, kepala sekolah, administrator, masyarakat dan orang
tua peserta didik”.1 Oleh karena itu agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
efektif dan efesien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut
seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu, kelompok maupun sosial
sekaligus dapat menunjukan perilakunya secara efektif dan efesien dalamproses
pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan suatu
Negara. Pendidikan merupakan peranan penting dalam memperbaiki kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki. Upaya peningkatkan kualitas pendidikan yang
sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi dapat meningkatkan martabat
Indonesia di mata dunia. Peningkatan dan pembaharuan didalam bidang
pendidikan harus terus dilakukan agar tujuan utama dari pendidikan nasional
Indonesia dapat tercapai.2 Sedangkan
Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sikdiknas dalam pasal
disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.3
1 Noer Rohman, “Psikologi Pendidikan”,(Perum Polri Gowok Blok D3 No.200 Depok Sleman
Yogyakarta: Kalimedia 2015),cet.1,h.3
2 Suluk fitriyah nurahman, Sudarno Herlambang, Purwanto,Model PembelajaranProblem Based
Intruction (PBI)berbantuan media Movie untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa,
italic, hal.1
3 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Sikdiknas Dalam Pasal 1
2
“Pada hakikatnya dalam pandangan Islam kegiatan pendidikan dalam arti luas
telah dilaksanakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pendidikan Islam disini
identik dengan kegiatan dakwah yang biasanya dipahami sebagai upaya untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat”.4
Pendidikan menurut Al- Qur‟an ada dua kata yg digunakan Al- Qur‟an untuk
mengungkapkan makna pendidikan yaitu kata rabb yang bentuk masdarnya
tarbiyah dan kata „allama dengan bentuk masdarnya ta’lim. Kata tarbiyah
sebagaimana telah dijelaskan oleh al- Raghib al- Ashafany adalah sya‟a al-syai
halan fa halun ila haddi al- tamam; artinya menggabungkan atau menumbuhkan
sesuatu setahap demi setahap sampai batas yang sempurna.5
Sedangkan kata ta‟lim digunakan secara khusus untuk menunjukan sesuatu yang
dapat diulang dan diperbanyak sehingga menghasilkan bekas atau pengaruh pada diri
seseorang. Al-Qur‟an berkali kali menjelaskan pentingnya pengetahuan.
Dalam QS at-Tauba/9:122
مىىن ليىفسوا كافة فلىل وفس مه وما كان المؤ
كل فسقة مىهم طائفة ليتفقهىا في الد يه
ليهم لعلهم يحرز وليىرزوا قىمهم إذا زجعىا إ
Terjemahan :
“Dan tidak sepatutunya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang).mengapa sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk
memperdalam ilmu pengetahuan agama mereka untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali , agar mereka dapat menjaga dirinya”6.
4 Maksudin, Pendidikan Islam Dalam Pemikiran Imam Abu Hanifah, italic,(Jogyakarta : 2011),
h.29
5 Hamzah Dzunaid, Konsep Pendidikan Dalam Al- Qur’an, italic, h141
6 Al-Ali,Al-Qur‟an dan Terjemahnya,Departemen Agama RI,italic,(Diponogoro:2013)hal.164
3
Dari sini dapat dipahami betapa pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan
hidup manusia. Dengan pengetahuan, manusia akan mengetahui apa yang baik dan
yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang membawa
madarat. Tidak hanya itu, bahkan Al- Qur‟an memposisikan manusia yang memiliki
ilmu pengetahuan pada derajat yang tinggi.
Al-Qur‟an surat al- Mujadalah/58:11 menyebutkan:
يها الريه آمىىا إذا قيل لكم تفسحىا في يا أ
وإذا قيل المجالس فافسحىا يفسح الل لكم
اوشزوا فاوشزوا يسفع الل الريه آمىىا مىكم
وتىا العلم دزجات والل بما تعملىن والريه أ
خبيس
Terjemahannya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, berilah
kelapangan di dalam manjlis-majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha
Teliti apa yang kamu kerjakan”7.
Proses belajar mengajar juga merupakan pendidikan, didialam proses belajar
mengajar salah satu proses pembelajaran yang yang ada didalam lingkup pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu proses dalam perubahan sikap dan tingkah laku serta
7 Ibid..,433
4
mendewasakan suatu karakter seseorang yang terlibad di dalamnya. Melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Dalam proses pembelajaran seorang pendidik berperan sebagai pemberi
informasi dalam mata pelajaran yang sebelumnya sudah di desain sedemikian rupa
baik dari strategi pembelajarannya, metode pembelajarannya, teknik pembelajarannya
serta media pembelajaran yang akan di ambil sesuai dengan materi yang akan di
capai, dan juga sebagai alat untuk mempermudah serta memahami peserta didik
dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik pada saat
pembelajaran berlangsung.
Pentingnya Motivasi Dalam Belajar
Sudah umum orang menanyakan antara kata “Motivasi” dengan kata “motif”
untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Motif manusia merupakan
dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam
dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif-motif itu memberi tujuan dan arah kepada
tingkah laku kita. Juga kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari
mempunyai motif-motif tertentu pula.
Kata “Motif” diartikan segala daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak diri dari dalam
dan didalam subyek untuk melakukan aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Beberapa permasalahan yang ada di SMK Bina Warga Lemahabang
Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. Diantaranya motivasi belajar siswa
5
terbilang rendah, dan kurangnya variasi model pembelajaran yang membuat siswa
menjadi jenuh dan merasa bosan bahkan tidak bersemangat dalam belajar.
Masalah diatas perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Penulis mengangkat judul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIF LEARNING TIPE STAD TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN PAI DI KELAS X SMK BINA WARGA LEMAHABANG
KECAMATAN LEMAHABANG KABUPATEN CIREBON.
Dengan menggunakan metode Tipe Stad diharapkan dapat mempertinggi kualitas
proses belajar mengajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi belajar
siswa.
A. Identifikasi Masalah
Jika dilihat darai pembahasan pada latar belakang diatas, maka didapatkan
identifikasi masalah sebagai berikut:
1) Metode pembelajaran yang digunakan masih monoton tanpa adanya pembaharuan
dan inofatif, sehingga siswa merasa bosan dan tidak bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
2) Siswa cenderung menyukai diskusi kelompok dari pada duduk melakukan instruksi
dari guru secara mandiri/ individual.
3) Kurangnya variasi model pembelajaran yang di terapkan oleh seorang guru
B. Pembatasan Masalah
6
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti memfokuskan permasalahan
penelitian yaitu pada penerapan model pembelajaran kooperatif learning Tipe STAD
sebagai strategi pembelajaran.
C. Perumusan Masalah
Sesuai yang dikemukakan pada batasan masalah di atas, maka rumusan masalah
yang akan di teliti adalah :
Apakah model pembelajaran kooperatif learning tipe stad dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PAI di kelas X SMK Bina Warga
Kecamatan Lemah Abang Kabupaten Cirebon
1. Pertanyaan Masalah
a. Seberapa tinggi penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe stad pada
mata pembelajaran PAI di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Cirebon.
b. Seberapa tinggi motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PAI di kelas X SMK
Bina Warga Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.
c. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif learning tipe stad terhadap
motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PAI di kelas X SMK Bina Warga
Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
7
a) Untuk menemukan sumber motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PAI di
kelas X SMK Bina Warga Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.
b) Untuk menemukan tingginya motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PAI di
kelas PAI di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang Kecamatan Lemahabang
Kabupaten Cirebon.
c) Untuk menemukan besar pengaruh model pembelajaran kooperatif learning terhadap
motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran PAI di kelas X SMK Bina Warga
Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.
E. Kegunaan Penelitian
Terlaksananya penelitian ini di harapkan adanya manfaat yang terkandung
dalam penelitian ini yang dapat di rasakan oleh semua pihak diantaranya:
1. Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat
untuk di jadikan sebagai sumber informasi dalam permasalahan yang terjadi
dalam proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pembelajaran PAI di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Manfaat Secara Praktis
Dari hasil penelitian ini sangat diharapkan adanya manfaat untuk semua pihak
yang terutama pihak- pihak berikut ini:
8
a. Bagi Guru
1) Menghilangkan rasa jenuh dan bosan pada peserta didik.
2) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan masalah yang muncul dari
siswa.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan motivasi belajar.
2) Materi yang di sajikan guru mudah di pahami dan di terapkan dalam
kehidupan sehari - hari.
3) Dapat memperoleh contoh - contoh yang kongkrit sehingga peserta didik lebih
memahami materi yang di ajarkan mempunyai tingkat kesukaran yang
kompleks.
c. Bagi Orang Tua
1) Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan bagi orang tua dalam
memotivasi anaknya.
2) Manfaat penelitian ini bagi orang tua untuk memperoleh solusi dalam setiap
permasalahan yang dihadapi dalam mengoptmalkan perannya sebagai orang tua.
d. Bagi Kepala Sekolah
1) Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi kepala sekolah dalam
memotivasi guru.
2) Hasil penelitian sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang
tepat dalam menyikapi tugas atau peran kepala sekolah dalam memimpin.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu. 8 Menurut Dian Sukmawati model pembelajaran adalah merupakan
cara atau teknik penyajian yang digunaka oleh guru dalam proses pembelajaran agar
tercapai tuuan pembelajaran.
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana
atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang),merancang bahan- bahan pembelajaran dan membimbing
8 Jasman Jalil, “Penelitaian Tindakan Kelas”, dalam, Erste Kleionodia Ersaelia (ed), italic,
(Jakarta:2014),Cet.1,h.51
10
pembelajaran di kelas atau yang lain.9 Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien
untuk mencapai tujuan pendidikannya. Pada dasarnya model pembelajaran sangat
beraneka ragam dan tergantung pada guru itu sendiri bagaimana mengelolah model
pembelajaran yang sesuai dengan pada mata pembelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan efektif dan efesien. Model pembelajaran berperan penting
dalam pendidikan dikarenakan tercapainya tujuan pendidikan dengan adanya
berbagai model pembelajaran.
1) Model-model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran sangat beragam sehingga model pembelajaran pun menjadi
acuan, perencanaan, ataupun tujuan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa serta
hasil belajar siswa secara efektif dan efesien. Model-model pembelajaran diantarnya
sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran Strategi KWL (Know Want Learn)
KWL merupakan kepanjangan dari know yang berarti mengetahui ,Want yang berarti
ingin, Learn yang berarti belajar. Jadi strategi belajar KWL merupakan suatu strategi
yang dapat membuat anak berfikir tentang apa yang ia ketahui suatu topik, dan apa
yang ingin diketahui tentang topik.10
b. Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Intruction)
9 Hamzah B Uno, Nurdin Mohamad, “Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM”,italic,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), Cet.VII,h.219
10 Ibid.,hal.108
11
Pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses pembelajaran siswa yang berkaitan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstrutur dengan baik, yang dapat
diajarkan dengan pola keinginan yang bertahap atau langkah demi langkah.
Pembelajaran langsung dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau
praktek,dan kerja kelompok. Pembelajaran langsung digunakan untuk menyampaikan
pembelajaran yang ditransformasikan langkah-langkah guru kepada siswa.11
c. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM)
Pembelajaran berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajarabn yang
menggunakan masalah autenttik dalam sumber belajar,12
sehingga peserta didik
dilatih berfikir tingkat tinggi dan mengembangkan jepribadian lewat masalah dalam
kehidupan sehari- hari. Sebagai suatu model pembelajaran , maka pembelajaran
berdasarkan masalah memiliki ciri utama yang membedakan diantara model-model
yang lain diantaranya sebagai berikut.
1) Mengerientasikan siswa pada masalah autentik.
2) Berfokus kepada keterkaitan antara disiplin lainnya.
3) Penyelidikan autentik.
4) Penghasilan produk dan memperhatikannya.
d. Model Pembelajaran Strategi Directed Reading Activity (DRA)
11 Ibid.,111
12
Ibid.,112
12
Strategi DRA dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas,
dengan menghubungkan beberapa ilmu pengetahuan yabg sudah dipelajari
sebelumnya, untuk membangun pemahamannya.13
e. Model Pembelajaran cooperatif Integratedreading and composition (CIRC)
Model ini di kembangkan untuk meningktkan esempatan siswa untuk membaca
dengan keras, memberikan umpan balik dari kegiatan membaca mereka, dengan
membuat para siswa membaca untuk teman satu timnya dengan melatih mereka
mengenai saling merespon kegiatan membaca mereka.
` model CIRC mengutamakan kerja sama dalam kelompok atau tim dan saling
membantu untuk mencapai tujuan bersama . kelompok CIRC dibentuk secara
heterogen, baik jenis kelamin maupun kemampuan membaca siswa. Tiap kelompok
terdiri dari 2-4 orang siswa.14
2) Model Pembelajaran Student teams Achievement Divison (STAD)
a. Pengertian model pembelajaran STAD
Salah satu model pembelajaran kooperatif learning adalah tipe stad (Student
teams Achievement Divison). Model pembelajaran kooperatif learning tipe stad yang
di kembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin
merupakan pembelajaran kooperatif yang palingn sederhana, dan merupakan
pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai
13 Ibid.,114
14
Ibid.,115
13
menggunakan pembelajaran kooperatif.15
Sedangkan Model pembelajaran kooperatif
tipe stad merupakan pendekatan kooperatif learning yang menekankan pada aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yanag maksimal. Guru yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad mengajukan informasi
akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks.
Menurut Salvin,dkk “Stad merupakan salah satu pembelajaran kooperatf yang
paling sederhana”.16
dan sangat baik untuk guru pemula ketika ingin menerapkan
pembelajaran kooperatif. Stad terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi
kelas, pembentukan tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Stad
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang memicu siswa bekerja
sama untuk belajar agar mereka saling mendorong dan membantu satu sama lain
dalam menguasai kompetensi yang diharapkan serta menumbuhkan kesadaran bahwa
belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan.
Menurut Rusman “berdasarkan karakteristiknya ialah: setiap siswa memiliki
kesempatan untuk memberikan konstribusi yang subtansial kepada kelompoknya,
dan posisi anggota sekelompok adalah setara. Menggalakan interaksi secara aktif
dan positif dan kerjasama anggota kelompok jadi lebih baik”.17
15 Dhikka Reka Timur, “Perbandingan pengaruh metode tipe STAD dengan metode
Konvensional”, Skripsi, (Puraerejo:_ , 2014, ), h..12
16
Hamzah B Uno Op.cit.,h.107
17 Esminarto.et al.,Implementasi model STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
Italic,2016,19-20
14
Seperti halnya pembelajaran yang lain, model pembelajaran kooperatif learning
tipe Stad membutuhkan persiapan yang mantap sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan, yakni:
1) Perangkat pembelajaran
2) Membentuk kelompok kooperatif
3) Membentuk skor awal
4) Penfgaturan tempat duduk
5) Kerja kelompok18
.
Student Team- Achievement Divisions (STAD)
“Siswa dikelompokan secara heterogen kemudian siswa yang pandai
menjelaskan anggota lain sampai mengerti”.19
b. Langkah- langkah model pembelajaran Student Team- Achievement Divisions
(STAD)
1) Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).
2) Guru menyajikan pelajaran.
3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti.
18 Hamzah B Uno Op.cit.,h.107
19
Oman Faturohman, model-model pembelajaran (Cirebon: STAI Bunga Bangsa Cirebon Jl.
Widarasari III-Tuparev, 2013), h.72
15
4) Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu.
5) Memberi evaluasi.
6) Penutup20
c. Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran tipe STAD
Kelebihan STAD:
1) seluruh siswa menjadi lebih siap.
2) melati kerja sama sengan baik.
Kekurangan STAD:
1) anggota kelompok semua mengalami kesulitan
2) membedakan siswa21
2. Motivasi Belajar
Secara etimologis, istilah motivasi berasal dari kata motif. Sedangkan kata motif
berasal dari kata motion yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak , yaitu
keadaan didalam diri pribadi yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas
atau kegiatan tertentu.
Sedangkan dalam pengertian terninologis, terdapat bebrapa ahli yang menyebutkan
istilah motivasi ini. Nasution istilah motif berarti segala daya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.pendapat senada yang dikatan oleh Purwanto
20 Ibid,,.h.73
21
Ibid,,.h73
16
yang mengatakan bahwa motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak dalam melakukan sesuatu.
“Istilah motivasi dalam agama Islam sering diistilahkan dengan niat.
Islam mengajarkan bahwa sahnya seseorang melakukan suatu perbuatanakan sangat
ditentukan oleh motivasinya (baca: niatnya)”.22
Oleh karena itu, motivasi dalam
ajaran Islam memiliki posisi yang sangat penting dan menentukan.
Motivasi merupakan dorongan untuk seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu.
Menurut McDonald “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan”.23
Dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sebuah dorongan
yang dialami oleh seseorang untuk melakukan suatu perbuatan yang disengaja
maupun tidak disengaja untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi (motivation) adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan,
dan daya yang sejenis yang menggerakan perilaku seseorang.24
Kata belajar secara Etimologis merupakan terjemahan dari kata learning
(bahasa Inggris). Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaki individu. Sukmadinata
22 Heri Gunawan, “kurikilum dan pembelajaran pendidikan agama Islam”,
(Bandung: Alfabeta,2013),cet.II,h.104
23
Noer Rohmah, , “Psikologi Pendidikan”,(Perum Polri Gowok Blok D3 No.200 Depok Sleman
Yogyakarta: Kalimedia 2015),cet.1,h.240
24
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar,italic,(Jakarta: Rajawali Pers,2016), cet.2,h.127
17
menyebutkan bahwa kegiatan terbesat perkembangan individu berlangsung melalui
kegiatan belajar.25
Secara etimologis terdapat beberapa pengertian belajar yang diungkapkan oleh para
ahli pendidikan diantaranya sebagai berikut:
a) Moh. Surya menyebutkan, belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.26
b) Crow and Crow menyebutkan belajar adalah diperolehnya kebuiasaan- kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru.27
„‟Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan
kepribadian‟‟28
c) “Hintzam mengatakan belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organism disebabkan oleh pengalaman tersebut yang bisa mempengaruhi tingkah laku
organism itu”.29
Dengan demikian perubahan yang disebabkan pengalaman tersebut
baru bisa dikatakan belajar kalau mempengaruhi organism.
27
Ibid.104
28
Prof. Dr. Suyono, Drs. Hariyanto, “Belajar dan Pembelajaran”, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2016), Cet. VI,h.9
29
Noer Rohman, “Psikologi Pendidikan”,(Perum Polri Gowok Blok D3 No.200 Depok Sleman
Yogyakarta: Kalimedia 2015),cet.1,h.174
18
Morris L. Bigge menjelaskan bahwa “belajar merupakan perubahan terus menerus
dalam kehidupan individu yang tidak didapatkan dari keturunan atau tidak terjadi
secara genetic”.30
Dimayati dan Mudjiyono, mengemukakan beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi dalam belajar, yakni:
a) Cita-cita dan aspirasi siswa, cita-cita akan memperkuat motivasi belajar siswa baik
instrinsik maupun ekstrinsik.
b) Kemampuan siswa, keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau
kecakapan dalam pencapaiannya.
c) Kondisi siswa, kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar.
d) Kondisi lingkungan siswa, lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan masyarakat.
Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan
aktifitas dan insiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan
motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
30 Zainal Arifin Ahmad, Nisa Syuhda, Perencanaan Pembelajaran Dari Desain Sampai
Implementasi,dalam Suyadi (ed), italic, (Yogyakarta: 2011)
19
Yaitu memberi angka, hadiah, kompetensi,Ego-Invholment, memberi ulangan,
memberitahu hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang
diakui.31
Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah kegiatan yang mengubah tingkah laku melalui tingkah laku dan pengalaman
sehingga menjadi lebih baik sebagai hasil dan penguatan yang dilandasi untuk
mencapai tujuan.
Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa
senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memiliki motivasi kuat, akan
mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar.32
Seorang siswa yang
mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan
motivasi.
Pada dasarnya belajar dan motivasi saling berhubungan satu sama lain, belajar
merupakan suatu pengetahuan yang mereka dapatkan dari hasil pengalaman mereka,
sedangkan motivasi merupakan dorongan dimana mereka harus melakukan suatu
tindakan tersebut.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi . makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
31 Amni Faujiah, Asih Rosaningsih, Samsul Azhar, Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan
minat belajar siswa kelas IV SDN Poris Gaga 05 kota Tanggerang,italic,2017,49-50.
32
Noer Rohmah, op cit.,h. 243
20
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa , dan motivasi ini selalu bertalian
dengan suatu tujuan.33
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ada tiga fungsi motivasi:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energy.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
dengan rumusan dan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna dalam mencapai tujuan, dengan menyisikan perbuatan-
perbuatan yang tidak manfaat bagi tujuan tersebut.
4. Macam-macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif sangat
bervariasi.34
Untuk selanjutnya menurut Sardiman berbagai macam motivasi tersebut antara lain
adalah:
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
33 Noer Rohmah, op cit.,h.250
34
Noer Rohmah, op cit.,h251
21
1) motif-motif bawaan
yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari
2) Motif-motif yang dipelajari
Motif yang timbul karena di pelajari contohnya dorongan untuk belajar suatu cabang
ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di masyarakat.
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
1) motif dan kebutuhan organis , meliputi misalnya, kebutuhan untuk makan,
seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat
2) Motif-motif yang darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain:
dorongan untuk mrnyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburuh.
3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan
eksplorasi , melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
b. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah.
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi ini menjadi dua yakni
motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniyah. Yang termasuk motivasi jasmaniah
seperti misalnya reflex, insting otomatis, nafsu sedangkan yang termasuk motivasi
rohaniah adalah kemauan.
Soal kemauan diri pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen, yaitu:
1) Momen timbulnya alasan
22
Sebagai contoh seorang pemudah yang sedang giat berlatih olah raga untuk
menghadapi suatu porseni di sekolahnya, tetapi tiba-tiba di suruh ibinya untuk
mengantarkan seorang tamu membeli tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta.35
2) Momen pilih
Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada alternative-alternatif yang
mengakibatkan persaingan diantara alternative atau alasan-alasan itu.
3) Momen putusan
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu akan berakhir dengan
terpilihnya satu alternative.
4) Momen terbentuknya kemauan
Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk dikerjakan, timbulnya
dorongan pada diri seseorang untuk bertindak, melaksanakan putusan itu.
c. Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik
1) motivasi Intrinsik
yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyuruh dan mendorongnya, ia sudah rajin membaca. Kemudian kalau dilihat dari
tujuan melakukan kegiatan itu, maka yanga dimaksud dengan motivasi instrinsik
35 Ibid,,.253
23
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri,
yakni ingin mendapatkan pengetahuan, nilai keterampilan agar dapat berubah tingkah
lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain- lain, misalkan ingin pujian
atau ganjaran.
2) Motivasi Ekstrinsik
Yaitu motif- motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari
luar . sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tau besok paginya akan ujian
dengan harapan mendapatkan nilai yang baik, sehingga mendapat pujian, sanjungan
dan lain- lain. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar yang dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.36
d. Prinsip-prinsip Motivasi dalam Belajar
Motivasi mempunyai peranan yanga strategis dalam aktifitas belajar
seseorang. Tidak ada seseorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar.37
agar peranan motivasi lebih optimal , maka
prinsip- prinsip motivasi dalam belajar harus di terangkan dalam aktivitas belajar
mengajar.
36 Ibid,,.254-245
37
Rohmalina Wahab, op.cit. h.129
24
Berikut beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:
1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. Seseorang yang
melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.
2) Motivasi instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar. Efek
yang timbul dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah menyebabkan ketergantungan
anak didik terhadap sesuatu diluar darinya.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada motivasi berupa hukuman. Motivasi
pujian diberikan ketika peserta didik memperoleh sesuatu yang baik, dan motivasi
hukuman diberikan kepada anak didik untuk memberhentikan perilaku yang negatif
anak didik.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, kebutuhan yang tidak
bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu
pengetahuan.
e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut De Decce dan Grawford yang dikutip oleh Syaiful Djamarah ada empat
upaya guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara peningkatan motivasi
belajar sebagai berikut.38
1) Menggairahkan anak didik
38 Rohmalina Wahab, op.cit. h.132
25
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari hal-hal
yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara minat peserta didik dalam
belajar yaitu dengan memberikan kebiasaan tertentu pada diri anak didik tentunya
dengan pengawasan.
2) Memberikan harapan realistis
Guru harus memelihara harapan anak didik yang realistis dan memodifikasi harapan
yang kurang realistis atau tidak realistis.
3) Memberikan insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada
anak didik.
4) Mengarahkan perilaku anak didik
Guru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang tidak terlibat
langsung dalam pembelajaran di kelas, cara mengarahkan perilaku anak didik adalah
dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang
mendidik, menegur dengan sifat yang lemah lembut.
Sardiman mengemukakan beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
belajar antar lain melalui:
1. Memberi angka, (2) hadiah, (3) kompetisi, (4)ego Involvement, (5)memberi ulangan,
(6) mengetahui hasil, (7) pujian, (8) hukuman (Wahab, 2008).39
5. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
39 Ibid,,.hal.133
26
“Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu dari tiga subyek
pelajaran yang harus dimasukan kedalam kurikulum setiap lembaga pendidikan
formal di Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu
dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu”.40
6. Kedudukan Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Kurikulum Pendidikan
Nasional
Pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai program yang terencana
dalam mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati penganut
agama lain dalam hubungannya dalam kerukunan antar umat beragama hingga
terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.41
7. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)
Tujuan pendidikan agama Islam Undang- Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.42
8. Peranan Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Pembinaan Sikap/ Karakter
Religius
40 Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Islam,italic, (Yogyakarta : Pustak Pelajar,1999), h.1
41
Abdul Kosim, Fathurrahman, Pendidikan Agama Islam Sebagai Core Ethical Values Untuk
Perguruan Tinggi Umum, dalam, Engkus Kuswandi (ed), italic, (Bandung: Remaja
Rosdakarya2018), cet.1, h.10
42
Ibid,,.h.11
27
Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mayoritas masyarakatnya
memeluk agama Islam, idealnya pendidikan agama Islam (PAI) mendasari
pendidikan- pendidikan yang lainnya serta menjadi primadona bagi masyarakat,
orang tua, dan peserta didik Pendidikan Agama Islam (PAI) seharusnya juga
mendapatkan waktu yang professional, tidak saja di madrasah atau di sekolah-sekolah
yang bernuansa Islami tetapi juga disekolah-sekolah atau Di Perguruan Tinggi
Umum.43
9. Hasil Penelitian yang Relevan
Menurut pengamatan penelitian bahwa judul skripsi pengaruh model tipe Stad
terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidika agama Islam di SMK
Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon sudah ada yang meneliti ,
adapun karya ilmiah yang berhubungan dengan skripsi ini, antara lain :
1. Skripsi Nur Afifah Putri jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Universitas Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung yang berjudul
Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Stad terhadap motivasi belajar IPS kelas 6
Bandar Lampung.ia memaparkan bahwa upaya yang dilakukan guru pembimbing
dalam meningkatkan motivasi belajar ada dua yaitu dengan memberikan pujian,
menciptakan atmosfer kompetensi.
2. Nova Laelah dalam penelitiannya mengkaji tentang pembelajaran kooperatif tipe Stad
yang memberikan pengaruh lebih baik disbanding model pembelajaran kooperatif
43 Ibid,,.h.14
28
talking stic, sedangkangkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih
baik di bandingkan terhadap hasil belajar matematika.44
3. Retno Sugesti dalam penelitiannya mengkaji tentang pembelajaran kooperatif tipe
Stad yang mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap pemahaman konsep fisika
peserta didik kelas VII Mts Al- Ikhas Tanjung Bintang Lampung.45
10. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya motivasi belajar di pengaruhi oleh banyak faktor, faktor yang
di perkirakan dalam mempengaruhi motivasi belajar pada mata pelajaran PAI
khususnya di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang. Dalam penelitaian ini adalah
faktor model yang di terapkan pada saat pembelajaran berlangsung, faktor internal
(karakteristik pemahaman siswa), dan perbedaan cara siswa dalam menerima materi
atau memecahkan masalah yang diberikan oleh seorang siswa. Model pembelajaran
kooperatif learning tipe Stad sebagai model pembelajaran yang berbeda yang
diperkirakan mempengaruhi motivasi belajar siswa akan diterapkan dalam proses
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad pada
proses pembelajaran ditujukan untuk melatih keaktifan siswa, agar antar siswa dalam
satu kelompok belajar dapat saling membantu memahamkan materi yang diberikan
oleh siswa. Dari uraian diatas dapat diambil kerangka berfikir bahwa diharapkan
44 Nova Laela, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Teams
Achievement Divison) dan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 2 kedondong Tahun Ajaran 2014/2015, IAIN Rasen Intan Lampung 2015”
45
Reni Sugesti, “pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Teams
Achievement Divison (STAD)terhadap pemahaman konsep fisika peserta didik kelas VII Mts Al-
Ikhas Tanjung Bintang Lampung selatan tahun ajaran 2014/2015, IAIN Rasen Intan Lampung
2015
29
terdapat pengaruh perbedaan dalam Penerapan model pembelajaran kooperatif
learning tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran PAI khususnya
di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang. Untuk lebih detail dapat dilihat dalam
bagan berikut ini :
GURU SISWA
Masalah Pembelajaran
Rendahnya semangat Rendahnya perhatian siswa Rendahnya aktif
Belajar siswa Terhadap materi pembelajaran Belajar siswa
Solusi
Penerapan Model Pembelajaran tipe STAD
Meningkatnya Motivasi Belajar Siswa
Hipotesis Penelitian
Margono menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo (hypo) dan
tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi
hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara,
30
belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan
suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mungkin timbul sebagai
dugaan yang bijaksana dari seorang peneliti atau turunkan (deduced) dari teori yang
telah ada. Pada bagian lain, Margono pun mengungkapkan pengertian lainnya tentang
hipotesis. Ia menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi
tingkat kebenarannya. Secara teknis, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan
populasi yang akan diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel
penelitian. Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang
akan diuji melalui statistic sampel.
Berdasarkan landasan teori dan kerangka fikir diatas, dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh signifikan dari model pembelajaran kooperatif learning
tipe Stad terhadap motivasi belajar pada pembelajaran PAI di kelas X
SMK Bina Warga Lemahabang. .
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan dari model pembelajaran kooperatif
learning tipe Stad terhadap motivasi belajar pada pembelajaran PAI di
kelas X SMK Bina Warga Lemahabang.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
31
Dalam suatu penelitian seorang peneliti harus menggunakan jenis penelitian
yang tepat. Hal ini dimaksud agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas
mengenai masalah yang dihadapi serta langkah- langkah yang digunakan dalam
mengatasi masalah tersebut .
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam peneliti ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu jenis penelitian yang pada
dasarnya menggunakan pendekatan deduktif- indukatif. Pendekatan ini berangkat dari
suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian di kembangkan menjadi permasalahan-permasalahan
beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh kebenaran (verifikasi) atau
penilaian dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.46
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan juga sebagai metode penelitian
yang berlandasan pada filsafat postivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penilitian, analisis
data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah di tetapkan.47
Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandasan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah menemui kaidah- kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini di
46 Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, dalam, Team Mandar Maju (ed), italic,
(Sumber Sari Indah Bandung 2011), cet.2, h.198
47
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung : Alfabeta,2011), hal.8
32
sebut juga metode kuantitatif karena data penelitian beupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.48
Margono menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang
lebih banyak menggunakan logika hipotesis verifikasi yang dimulai dengan berfikir
deduktif untuk menurunkan hipotesis kemudian melakukan pengujian di lapangan
dan kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris49
Sedangkan menurut Sudyaharjo, riset kuantitatif merupakan metode pemecahan
masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstruktur kuat,
pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori
yang di simpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara
empiris.50
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
kuantitatif adalah suatu bentuk metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah di tetapkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif learning tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidika agama Islam (PAI) di SMK Bina Warga Lemahabang di Kelas X.
48 Ibid., hal.7
49
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, italic, (Yogyakarta : Teras, 2009),hal.100
50
Ibid., hal.100
33
Penelitian ini diawali dengan mengkaji teori-teori dan pengetahuan yang suda
ada sehingga muncul sebab permasalahan. Permasalahan tersebut diuji untuk
mengetahui penerimaan atau penolakannya berdasarkan data yang diperoleh dari
lapangan adapun data yang diperoleh dari lapangan dalam bentuk skor kecerdasan
emosional, skor motivasi belajar dalam bentuk angka- angka yang bersifat kuantitatif.
2. Jenis Penelitian
Penelitian survei adalah penelitian dengan memberi suatu batas yang jelas
tentang data. Karena pengaruh yang di maksud disini adalah suatu data yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang.51
Jenis penelitian survei ini dipilih karena di sesuaikan dengan tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui pengaruh model tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli tahun 2019 sampai pada bulan
oktober tahun 2019 penelitian ini menghabiskan waktu sekitar 4 bulan, penelitian
diperkirakan akan berakhir pada bulan Mei tahun 2019.
51 Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, italic, (Bandung : PT Remaja Rosda
Karya,2008),hal. 56
34
2. Tempat Penellitian
Penelitaian dilaksanakan di SMK Bina Warga Lemah Abang alasannya adalah
lokasi yang di tempuh cukup dekat dan sudah mengenal dari beberapa gurunya
sehingga akan mempermudah dalam membuat perizinan. Penulis akan meneliti hasil
belajar siswa kelas X SMK Bina Warga Lemahabang pada mata pelajaran pendidika
agama Islam (PAI)
Tabel 3.1
Waktu dan Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Juli Agustus Septemnber Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi perizinan ∆
2 Persiapan ∆
3 Proses Pembelajaran ∆ ∆ ∆ ∆ ∆
4 Penyebaran Angket ∆
5 Pengumpulan ∆
6 Analisis Data ∆ ∆ ∆
7 Penyusunan Laporan ∆ ∆ ∆ ∆
B. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
35
dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.52
Jadi populasi bukan hanya orang,
tapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada subyek/ obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/
sifat yang dimiliki subyek atau obyek itu
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi53
. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan di berlakukan untuk populasi.
C. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukuran
1. Sumber Data Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh.54
Sumber data penelitian dapat bersumber dari data primer dan
data sekunder.
a. Data Primer
Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.55
Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Bina Warga Lemah
52 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,dalam, Apri Nuryanto (ed), italic, (Bandung: Alfabeta
2019), cet.3, h.145
53
Ibid..,h.146 54 Surarsimi, Arikunto, Prosedur Penilaian.,hal,174 55 Tim Laboratorium Jurusan, Pedoman Penyusun Skripsi.,hal.126
36
Abang Kecamatan Lemah Abang Kabupaten Cirebon tahun ajaran 2018/2019.
Adapun yang diperoleh dari siswa adalah skor kecerdasan dan Emosional dan
motivasi dengan mengumpulkan angket.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data .56
sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah memotivasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Tata letak
bangunan dan informasi mengenai jumlah siswa yang ada disana.
2. Variable Penelitian
Variable penelitian objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.57
Menurut Suryabrata, variable adalah segala sesuatu yang akan
menjadi obyek dalam penelitian, sering pula dinyatakan variable penelitian sebagai
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan di teliti.58
Variabel Bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada
bersamaan dengan variabel lain, maka variabel lain itu akan dapat beruba dalam
keragamannya. Sedangkan variabel yang berubah karena pengaruh variabel bebas.
Disebut variabel terikat.59
Adapun dalam penelitian ini adalah „Tingkat Kecerdasan
Emosional, dan Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidika agam Islam
(PAI)”, diamana variabelnya dibagi menjadi dua yaitu:
56 Ibid.,hal.30
57
Asrop Safi‟I Metodologi Penelitian, hal.126
58
Ibid.,127
59 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian., hal.146
37
a. Variabel Bebas (interpendent variable),yaitu variabel predictor, merupakan variabel
yang mempengaruhi berubahan dalam variabel terkait dan mempunyai hubungan
yang positif dan negative. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah
pengaruh model pembelajaran tipe STAD
b. Variabel Terkait (interpendent variable) atau disebut variabel kriteria, menjadi
perhatian utama (sebagi faktor yang berlaku dalam pengamatan) dan sekaligus
menjadi sasaran dalam penelitian . variabel terkait dalam penelitian ini adalah
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di kelas X
SMK Bina Warga Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon Tahun
Ajaran 2019/2020
3. Skala Pengukuran
Skala likert digunakan oleh para peneliti guna mengukur presepsi dan sikap
seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang digunakan oleh para
peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan oleh responden. Kemudian
responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respon terhadap skala ukur yang
disediakan.60
Skala likert digunakan sebagai pilihan respon siswa dalam mengisi
angket pengaruh podel pembelajaran tipe STAD dan otivasi belajar siswa.
Tabel 3.2
Teknik Pensekoran Anket
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
skor
Skor
60 Sukarsi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008), hal.146
38
Respon 5 Respon 5
Sangat Sesuai 4 Sangat Sesuai 4
Sesuai 3 Sesuai 3
Ragu-Ragu 2 Ragu-Ragu 2
Tidak Sesuai 1 Tidak Sesuai 1
D. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah kumpulan angka-angka yang berhubungan dengan observasi. Data
dapat berupa kumpulan angka kriminalitas disuatu tempat pada waktu tertentu. Dapat
pula berupa kumpulan komposisi penduduk di suatu kecamatan, hasil padi perhektar
dan sebagainya. Bagi seorang dokter, jumlah sel darah merah seorang pasien dapat
merupakan suatu data.61
Untuk mengumpulkan data penelitian kuantitatif penulis mengunakan metode-
metode antara lain sebagai berikut :
a. Metode Angket (kuesioner)
Koesioner berasal dari bahasa latin : (Questionnaire), yang berarti suatu
rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu. Diberikan kepada
sekelompok individu dengan maklsud untuk memperoleh data. 62
kuesioner lebih
popular dalam penelitian dibandingkan dari jenis instrumen yang lain, karena dengan
mengunakan cara ini dapat di kumpulkan informasi yang lebih banyak dalam waktu
61 Sedamaryanti, op.,cit.hal 177
62
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan, italic,
Prenademedia Group Jakarta: 2019)cet.2,hal.199
39
yang relative pendek, dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan apabila
peneliti menggunakan wawancara atau teknik lain
b. Metode Observasi (Pengamatan)
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian yang
dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.63
c. Metode Dokumentar
Metode dokumentar adalah pengumpulan datanya disebut form penataan
dokumen dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia . seperti
halnya kehadiran siswa dalam mengikuti acara- acara pelajaran di kelas, dokumennya
terlihat pada daftar hadir siswa.64
Metode ini juga digunakan untuk memperoleh data
tentang:
1) Profil SMK Bina Warga Lemah Abang.
2) Struktur Organisasi SMK Bina Warga Lemah Abang.
3) Dena Lokasi SMK Bina Warga Lemah Abang.
4) Data Guru, Karyawan dan Siswa SMK Bina Warga Lemah Abang.
5) Data Sarana dan Prasarana SMK Bina Warga Lemah Abang.
2. Instrument Penelitian
63 Ahmad Tanzeh, op.cit.,hal.53
64
Sanipa Faisal, Format-format Penelitian Sosial, italic, (Jakarta: Raja Grafindo,2007), hal.53
40
Instrument Penelitian adalah alat yang adipakai untuk mendapatkan atau
mengumpulkan data secara sistematis dalam mencari pemecahan masalah penelitian
atau mencapai tujuan penelitian.Atau untuk menguji hipotesis. Oleh karena itu, semua
instrument yang dapat dinamakan instrument penelitian.65
Instrument Penelitian menurut Sugiono adalah “suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati”.66
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa instrumen merupakn suatu alat
bantu yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan metode pengumpulan data
secara sistematis dan lebih mudah. Instrument penelitian menempati posisi teramat
penting dalam hal yang bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh
data dilapangan. Adapun instrument yang digunakan dalam penelitain kuantitatif
adalah pedoman obsevasi, pedoman angket, dan pedoman dokumentasi.
a. Pedoman observasi
“Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan pengumpulan data dengan
melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang
mendukung kegiatan penelitian, sehingga dapat gambaran secara jelas tentang kondisi
objek penelitian tersebut”.67
b. Kuesioner (Angket)
65 Asep Kurniawan,Metodologi Penelitian Pendidikan,dalam, Nita Nur (ed), italic,
(PT. Remaja Rosdakarya Bandung : 2018), cet.1,hal.112
66
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian, hal.23
67 Sofian Siregar, Metote Penelitian Kuantitatif, italic, (Rawamangun Jakarta : 2017),cet.4,hal.19
41
“Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkikan analisis
mempelajari sikap-sikap, keyakinnan, perilaku, dan karekteristik beberapa orang
utama didalam organi. Sasi yang bisa terpengaruh oleh system yang diajukan atau
oleh system yang sudah ada”.68
c. Metode Dukumentasi
Metode Dukumentasi adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data-data dan arsip-arsip dokumentasi.
3. Validitas Instrumen
Validitas atau kesasihan adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
menggunakan apa yang ingin diukur (a valid measure if it successfully measure the
phenomenon). Misalkan seseorang ingin mengukur berat suatu benda, maka alat ukur
yanga digunakan adalah timbangan. Timbangan merupakan alat yang valid digunakan
untuk mengukur berat.69
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyelesaian data ke komponen penyusunnya
untuk mengungkapkan unsur-unsur karektersitik dan struktur Dey Moleong
menerangkan bahwa analisis daa adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya kedalam suatu kategori, dan pola serta satuan uraian dasar Agar
data dapat dianalisa maka data tersebut mesti dipecahkan terlebih dahulu menjadi
bagian-bagian kecil berdasarkan elemen atau struktur, lalu memprosesnya bersama
untuk mendapatkan pemahaman yang baru.70
Setelah data-data penulis perlukan terkumpul, makalangka selanjutnya adalah
menganalisis data. Analisis data yang digunakan oleh penulis ialah anlisis data
68 Sofian Siregar, ibid.,hal.21
69
Op.cit.,hal.46 70
Asep kurniawan, op.cit.,hal.242
42
kuantitatif. Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif. 71
Pengujian
empiris teori yang digunakan dan dilaksanakan sesudah selesai pengumpulan data
dengan tuntas dan memakai sarana statistik, seperti regresi linier, analisis faktor,
analisis varian dan covarian, korelasi, uji t, dan lain-lain.
Analisis apabila dilihat dari modelnya dapat dikasifikasikan kedalam
pendekatan, yakni, metafora, narasi, semiotik, dan hermeneutic. Penjelasannya yaitu:
a) Narasi dan Metafora
Narasi atau naratif diartikan sebagai tayangan fakta, cerita, dongeng, yang
disampaikan kepada orang yang pertama. Metafora merupakan deskripsi salah satu
frasa atau objek atau tindakan yang tidak di terapkan dengan sebenar-benarnya.
b) Semiotik
Semiotik adalah sesuatu yang berhubungan dengan arti dari simbol dan tanda
dalam bahasa . gagasan penting merupakan tanda atau kata-kata yang bisa diterapkan
khususnya pada kategori konsep. Kategori ini mewakili aspek –aspek penting dari
suatu teori yang hendak di uji.
c) Hermeneutik adalah modus analisis data dan landasan filosofis. Sebagai modus
analisis hal ini berhubungan dengan data tekstual. Hemeneutik 72
Pertanyaan penelitian dari kedua variabel menggunakan rumus Ideal langkah-
langkahnya sebagai berikut :
71
Ibid., hal.243 72
Ibid., hal.243
43
X ideal + Z (SD ideal)
Data penelitian di bagi menjadi tiga kategori yang didasarkan pada kriteria
ideal dengan keentuan sebagai berikut:
Kategori I : Berada pada luas daerah kurva
Kategori II : Berada pada luas daerah kurva sebesar 46%
atau letaknya terentang antara 0,72 kurva normal dengan Z=-0,61
sampai dengan Z=+0,61
Kategori III : Berada pada luas daerah kurva sebesar 27% atau 0,23 kurva normal
dengan Z=-0,61
Jika dikonversikan dengan rumus diatas, maka didapat kriteria sebagai berikut:
X≥Xid+0,61 adalah tinggi/ baik
Xid-0,61sd<X<Xid+0,61sd adalah sedang/ cukup
X≤Xid-0,61sd adalah kurang
Dengan ketentuan :
Xid : ½ skor maksimal
SDid : 1/3 Xid
1. Uji Nurmalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi
data yang menjadi persyaratan untuk menggunakan analisis T-test. Data yang diuji
adalah data tentang variable Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif
44
learning tipe Stad variabel X terhadap motivasi belajar siswa pada mata pembelajaran
pendidikan agama Islam pada materi malaikat selalu bersamaku atau variabel Y.
Uji Normalitas Distribusi variabel X. Adapun langkah-langkah uji normalitas
distribusi adalah sebagai berikut:
a) Mengurutkan data (nilai / jumlah skor variabel) dari setiap responden dari data
tertinggi ke data terendah.
b) Mencari nilai Rentang (R) dengan rumus:
R= Skor Terbesar – Skor Terendah
c) Mencari banyaknya Kelas (K) dengan rumus sturges:
d) Mencari nilai panjang kelas (P) dengan rumus :
P =
=
e) Membuat tabelasi dengan membuat tabel penolong
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi variabel X
No Kelas Interval F Xi ƒΧi ƒ
45
1
2
Dst.. Jumlah…
f) Mencari Rata-rata Mean dengan Rumus:
∑
g) Mencari simpangan baku dengan rumus:
√ ∑ (∑ )
( )
h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
1) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas Interval pertama dikurangi 0,5 dan
kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,51
2) Mencari nilai Z – score untuk batas interval dengan rumus:
Z =
Zˡ =
Z2 =
3) Mencari luas tiap kelas Interval dengan cara mengurangkan angka- angka O-Z,
4) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden.
46
Tabel 3.4
Frekuensi Yang Diharapkan (fe)
No Fo Batas
Kelas
Skor Z Luas O-Z Luas tiap kelas
interval
Fe
1
2
5) Mencari Chi Kuadrat Hitung
= ∑( )
Tabel 3.5
Tabel penolong untuk mencari Chi-Kuadrat Hitung
No Fo Bk Z Luas O-
Z
Luas tiap
kelas
interval
Fe (fo-fe) (fo-fe )² (fo-fe)²:
fe
1
2
3
6) Membandingkan chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel, dengan ketentuan:
Taraf kepercayaan ά=0,05
47
Derajat kebebasan: dk=k-1 (sampel kecil)
dk=k-3 (sampel besar)
Kriteria pengujian:
Jika x2hitung ≥ x
2tabel, artinya distribusi data tidak normal
Jika x2hitung ≤ x
2tabel, artinya data berdistribusi normal
7) Membuat kesimpulan apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Uji Normalitas Distribusi variabel Y. langkah-langkah melakukan Uji
Normalitas Distribusi untuk variabel Y sama dengan variabel X.
2. Uji Lineritas Data
1) Menyusun data variabel X dan variabel Y
Tabel 3.6
Tabel penolong untuk menyusun tabel kelompok data variabel x dan y
No X Y X² Y² X.Y
1
2
3
Dst…
Jumlah
∑ X
∑Y
∑X²
∑Y²
∑X.Y
2) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg (a))
JKreg (a) = (∑ )
3) Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg b/a)
48
⁄ = [∑ ∑ ∑
]
Mencari nilai b :
(∑ ) ∑ ∑
∑ (∑ )
4) Menghitung jumlah kuadrat (JKres)
JKres = ∑Y²- JKreg (a)- JKreg b/a
5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a))
RJKreg (a) = JKreg (a) = 712553,12
6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (b/a))
(RJKreg (b/a))
RJKreg b/a = JKreg b/a = 40,05
7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu :
RJKres =
8) Mencari jumlah kuadrat Error (JKE) dengan rumus :
Tabel 3.7
Mencari jumlah kuadrat Error
No X Kelompok N Y
49
01
02
03
04
05 Dst. Dst.. Dst..
9) Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
JKTC = JKres- JKE =
10) Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus :
RJKTC =
=
11) Mencari rata-rata jumlah kuadrat Error (RJKE)
Dengan rumus:
RJKE =
=
12) Menghitung H hitung, dengan rumus :
RJKE =
=
13) Menentukan keputusan pengujian
Jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya data berpola linier
Jika Fhitung ≥ Ftabel, artinya data berpola tidak linier
14) Mencari F-tabel dengan rumus :
Ftabel = F (1- ) (dk Tc, dkE)
50
= F (1-0,05) (dk = k-2, dk = n-k)
3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku
Analisis korelasi Produc Moment menghendaki data bersifat interval dan ratio, jika
data adalah data ordinal maka harus diubah menjadi skor baku terlebih dahulu (dalam
penelitian ini variabel X dan variabel Y masih bersifat data ordinal dan masih
merupakan skor mentah karena data menggunakan angket). Dengan rumus sebagai
berikut :
a. Mengubah skor mentah menjadi skor baku Variabel X Pengaruh Model Pembelajaran
Tipe STAD.
Langkah- langkah mengubah skor mentah menjadi skor baku sebagai berikut :
1) Mencari rata-rata (mean) diambil dari data ordinal yang ditrisbusikan dengan rumus :
∑
=
2) Mencari simpangan baku dengan rumus:
S = √ ∑ (∑ )
( )
3) Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus:
Ti = 50 + 10 (
)
D. Uji Korelasi PPM
Langkah- langkah analisis dengan :
51
a. Merumuskan hipotesis dalam bentuk kalimat
Ha : Terdapat Pengaruh positif dan signifikan (berarti) dari penerapan model
Pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad terhadap Motivasi belajar siswa pada
pembelajaran PAI pada materi Malaikat selalu bersamaku di kelas X SMK Bina
Warga Lemahabang kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Ho : Tidak Terdapat Pengaruh positif dan signifikan (berarti) dari penerapan model
Pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad terhadap Motivasi belajar siswa pada
pembelajaran PAI pada materi Malaikat selalu bersamaku di kelas X SMK Bina
Warga Lemahabang kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Merumuskan Hipotesis dalam bentuk Statistik
Ha : r ≠ 0
Ho : r = 0
b. Membuat tabel penolong untuk menentukan nilai dengan rumus :
Tabel 3.8
Tabel penolong untuk menghitung korelasi PPM
No Resp X Y X² Y² X.Y
1
2
3
Jumlah
∑X ∑Y ∑X² ∑Y² ∑X.Y
4) Mencari Rhitung dengan cara memasukan angka-angka statistik dari tabel
penolong :
52
rxy= ∑ (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
interprestasi dari nilai r, nilai r (koofisien korelasi) tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤
+1). Apabila nilai r = -1 artinya krelasi negatif sempurna ; r = 0 artinya tida ada
korelasi dan r= 1 berarti korelasi sangat kuat.
Dari perhitungan di atas dapat diketahui angka korelasi antara variabel X dan
variabel Y tidak bertanda negatif artinya kedua variabel tersebut terdapat korelasi
yang positif. Dengan memperhatikannya rxy = 0,49 yang besarnya berkisar antara
0,40- 0,599 ini berarti variabel X dan Variabel Y bertanda cukup kuat.
Table 3.10
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Inrerval Koofesien Tingkat hubungan
0,80- 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0 599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0, 199 Sangat Rendah
5) Penguji signifikan variabel x dan variabel y
√
√
Kaidah pengujian :
Jika t hitung ≥ t tabel maka tolak Ho yang artinya signifikan
53
Jika t hitung ≤ t tabel maka tolak Ho yang artinya tidak signifikan.
Diperoleh diperoleh t hitung 4,57 ≥ t tabel 2,042 maka tolak Ho yang artinya
signifikan
C= CO + ( )
( ). (B-Bo)
Dimana
C= Nilai t- tabel yang dicari
C1 = Nilai t- tabel pada akhir nilai yang sudah ada
C0 = Nilai t- tabel pada awal nilai yang sudah ada
Bo = Nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
B1 = nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
6. Menghitung Koefisien Determinan (KD)
Penghitungan KD dilaksanakan untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan
variabel X terhadap Variabel Y . Koefisien Determinan adalah kuadrat dari Koefisien
korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Rumusnya berarti: KD = X 100%
Berdasarkan hasil penghitungan diatas berarti variabel X mempunyai kontribusi
atau ikut menentukan variabel Y sebesar…….% sisanya yakni……..% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
BAB IV
54
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini berusaha menjawab masalah apakah terdapat pengaruh penerapan
model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa
pada pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Hasil penelitian merupakan
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah di tetapkan. Oleh karena itu
hasil penelitian diawali dengan deskripsi dari gambaran setiap variabel (variabel X
dan variabel Y) yang dilanjutkan dengan deskripsi tentang pengaruh variabel X dan
variabel Y sebagai hasil analisis data.
1. Gambaran variabel X (Penerapan Model Pembelajaran tipe STAD)
Data dari variabel penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)
dari angket yang di sebarkan kepada responden sebanyak 32 siswa yang ditetapkan
sebagai sampel. Angket tentang penggunaan model pembelajaran tipe STAD di
kembangkan dari indicator- indicator yang meliputi : a). Model pembelajaran tipe
STAD yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi yang relevan. b).
Guru c). Siswa. Indikator- indicator tersebut diatas kemudian di kembangkan menjadi
pertanyaan angket yang berjumlah 15 item.
Setelah melalui tahap verivikasi data dari hasil angket dan dilanjutkan dengan
penyekoran jawaban responden menggunakan skala yang menyediakan tiga alternatif
jawaban yaitu Iya (Y) kadang-kadang (KK), dan Tidak (T).
55
Tabel 4.1
Rekapitulasi Jawaban 32 Responden Tentang Variabel X yaitu
No No
Res
Butir Ke Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 001 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 40
2 002 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 43
3 003 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 43
4 004 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 40
5 005 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 38
6 006 3 2 3 3 1 3 1 2 2 2 1 3 2 2 2 32
7 007 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 43
8 008 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44
9 009 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 41
10 010 3 2 3 3 3 1 3 1 3 2 1 2 3 1 3 34
11 011 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 1 37
12 012 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 2 40
13 013 2 3 2 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 38
14 014 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 41
15 015 3 2 1 2 1 3 3 2 3 1 1 2 3 3 1 31
16 016 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 40
17 017 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 43
18 018 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 42
19 019 2 2 2 3 3 2 3 1 1 3 3 3 2 3 3 36
20 020 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43
56
21 021 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 40
22 022 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 41
23 023 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 42
24 024 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 41
25 025 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 42
26 026 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 44
27 027 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 42
28 028 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 42
29 029 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 44
30 030 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40
31 031 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42
32 032 2 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41
∑x 1296
Rata-rata 40,5
Skor Tertinggi 44
Skor Terendah 31
57
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif learning Tipe Stad
a. Analisis Kriteria Skor Ideal
Guna menjawab pertanyaan gambaran tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif learning tipe Stad dalam proses belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di
gunakan Analisis Kriteria Skor Ideal.
yakni membuat kriteria-kriteria gambarab variabel X melalui pengelompokan
skor masing-masing variabel menggunakan kriteria skor Ideal.73
Yaitu
X ideal + Z (SD ideal)
Data penelitian di bagi menjadi tiga kategori yang didasarkan pada kriteria
ideal dengan keentuan sebagai berikut:
Kategori I :berada pada luas daerah kurva sebesar 46% atau letaknya terentang
antara 0,72 kurva normal dengan Z=-0,61 sampai dengan Z=+0,61
Kategori II : Berada pada luas daerah kurva sebesar 46% atau letaknya terentang
antara 0,72 kurva normal dengan Z= -0,61 sampai dengan Z= +0,61.
Kategori III : berada p[ada luas daerah kurva sebesar 27% atau 0,23 kurva normal
dengan Z=-0,61
Jika dikonversikan dengan rumus diatas, maka didapat kriteria sebagai berikut :
X≥Xid+0,61 adalah tinggi/ baik
Xid-0,61sd<X<Xid+0,61sd adalah sedang/ cukup
X≤Xid-0,61sd adalah kurang
73 Made Casta, Dasar-dasar Statistika Pendidikan, dalam Aeni Rahma (ed), italic, (STAI Bunga Bangsa Cirebon 2014).hal.51
58
Dengan ketentuan :
Xid : ½ skor maksimal
SDid : 1/3 Xid
Berdasarkan rumus-rumus kategori di atas maka asumsi statistik untuk
variabel X (penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe STAD)
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jumlah item : 15
Skor maksimal jawaban benar : 3
Skor ideal : 15 item х menjawab skor 3 = 45
Xid : ½ x 45 =22,5
SDid : 1/3 x 22,5= 7,5
Dari hasil penelitian di atas selanjutnya dilakukan perhitungan kategori-
kategori untuk variabel penggunaan model pembelajaran tipe STAD dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut :
a. Kategori tinggi dirasakan : X≥22,5+0,61 (7,5) = X≥27,075
b. Kategori cukup dirasakan : 22,5-0,61 (7,5) < X < 22,5+ 0,61 (7,5) = 17,925-
27,075
c. Kategori kurang dirasakan x ≤ 22,5- 0,61 (7,5) = x ≤17,92
Berdasarkan kategori di atas maka gambaran variabel X (penerapan model model
pembelajaran kooperatif learning tipe Stad sebagai berikut :
59
Tabel 4.2
Gambaran Kategori Penggunaan Model Pembelajaran tipe STAD
Kategori Rentang Skor F %
Baik X ≥27 32 100
Sedang 18-26 0 0
Kurang X ≤17 0 0
jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, maka di dapatlah disimpulkan bahwa 100%
responden merasakan penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
baik untuk mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam sebanyk 0% responden merasa bahwa model pembelajaran kooperatif
learning tipe Stad cukup untuk mempengaruhi motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Sisanya yakni 0% responden merasakan
bahwa media gambar kurang untuk mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Apabila dilihat dari mean (rata-rata) data variabel X yang mencapai angka 40,5.
dengan demikian gambaran variabel X (penerapan model pembelaran tipe Stad)
adalah baik.
b. Analisis presentase variabel X
Berdasarkan hasil angket yang di sebarkan kepada 32 responden berikut ini akan
dipaparkan analisis presentase dari setiap jawaban angket dan pnafsiran berikut ini :
60
P =
x100%
Keterangan :
P: Presentase
F: alternatif jawaban
N : jumlah responden
100% bilangan tetap
Jadi untuk memperoleh angket yang telah peneliti peroleh dari responden,
dilakukan dengan penganalisisan dengan rumus statistik distribusi frekuensi seperti di
atas, yakni mengoreksi jawaban-jawaban dari responden (peserta didik). Data yang
dibuat dari setiap item pernyataan akan di buat suatu tabel yang di dalamnya langsung
dibuat frekuensi dan presentase. Penafsiran hasil analisis presentase setiap item
angket dilakukan dengan menggunakan ketentuan :
Tabel 4.3
Penafsiran Tiap Butir Angket
Presentase Penafsiran
100% Seluruhnya
90%-99% Hampir seluruhnya
60%-89% Sebagian besar
51%-59% Lebih dari setengahnya
50% Setengahnya
40%-49% Hampir setengahnya
10%-39% Sebagian kecil
1%-10% Sedikit kecil
0% Tidak ada sama sekali
61
Adapun untu memperoleh skala presentase digunakan dengan ketentuan
sebagai berikut:
Setelah ini guna memberikan kesimpulan angket dapat dilakukan dengan
analisis skor ideal atau mencari skor tiap angket dengan rumus :
Skor Angket =
= 100%
Tabel 4.4 Skala Presentase Penafsiran Angket
Presentase Penafsiran
86%-100% Sangat baik
76%-85% Baik
60%-75% Cukup baik
55%-59% Kurang baik
54% Kurang sekali
Berdasarkan rumus presentase dan kriteria penafsiran diatas, maka
gambaran setiap angket untuk variabel X tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif learning tipe Stad dijabarkan dalam tabel- tabel berikut ini :
62
Tabel 4.5
Model pembelajaran yang ditampilakan dalam penyampaian materi
malaikat selalu bersamaku cukup bagus
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
1 Ya 3 23 71,87% 69
Kadang-kadang 2 9 28,12% 18
Tidak 1 0 0% 0
Jumlah 32 100% 87
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar (71,87%)
responden yanga menyatakan Ya model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
yang diaplikasikan dalam penyampain materi Malaikat Selalu Bersamaku cukup
bagus. Sebagian kecil (28,12%) menyatakan kadang-kadang model pembelajaran
kooperatif learning tipe Stad yang diaplikasikan cukup bagus. Tidak ada sama sekali
(0%) responden menyatakan tidak model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
yang diaplikasikan cukup bagus.
Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat di ketahui =
90,62 persen dibulatkan menjadi 91% (sangat baik). Dengan demikian model
pembelajaran kooperatif learning tipe Stad yang diaplikasikan dalam penyampain
materi Malaikat Selalu Bersamaku (Sangat Baik).
63
Tabel 4.6
Suasana belajar cukup efektif
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
2 Ya 3 20 62,5% 60
Kadang-kadang 2 12 37,5% 24
Tidak 1 0 0% 0
Jumlah 32 100% 84
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya (62,5%)
responden menyatakan Ya suasana belajar cukup efektif. Sebagian kecil (37,5%)
responden meenyatakan kadang-kadang suasana belajar cukup efektif.
Kesimpulannya jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
80,76% (dibulatkan menjadi 81%) artinya suasana belajar cukup efektif adalah Baik.
Tabel 4.7
Guru PAI menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
tanpa orang lain
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
3 Ya 3 23 71,87% 69
Kadang-kadang 2 7 21,87% 14
Tidak 1 2 6,25% 2
Jumlah 32 100% 85
64
Berdasarkan tabel diatas dinyatakan bahwa sebagian besar (71,87%)
responden menyatakan Ya guru PAI menerapkan model pembelajaran kooperatf
learning tipe Stad tanpa bantuan orang lain. Sedikit sekali (21,87%) responden
menyatakan Kadang-kadang guru PAI menerapkan model pembelajaran kooperatif
learning tipe Stad tanpa bantuan orang lain. Sebagian kecil (6,25%) responden
menyatakan Tidak guru PAI menerapkan model pembelajaran kooperatf learning tipe
Stad tanpa bantuan orang lain. Kesimpulannya jawaban responden terhadap angket di
atas dapat diketahui bahwa 92,39% artinya guru PAI menerapkan model
pembelajaran kooperatf learning tipe Stad tanpa bantuan orang lain adalah Baik.
Tabel 4.8
Guru PAI mahir menerapkan model pembelajaran tipe STAD
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
4 Ya 3 27 84,37% 81
Kadang-kadang 2 5 15,62% 10
Tidak 1 0 0%
Jumlah 32 100% 91
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar (84,37%)
responden menyatakan Ya guru PAI mahir dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatf learning tipe Stad. Sebagian kecil (15,62%) responden menyatakan
65
Kadang-kadang guru PAI mahir dalam menerapkan model kooperatf learning tipe
Stad .
Kesimpulan jawaban siswa terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
94,79% (dibulatkan menjadi 95%) artinya guru PAI mahir dalam model pembelajaran
kooperatif learning tipe Stad sangat baik.
Tabel 4.9
Model pembelajaran tipe STAD membuat saya faham dalam menerima materi
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
5 Ya 3 22 68,75% 66
Kadang-kadang 2 6 18,75% 12
Tidak 1 4 12,5% 4
Jumlah 32 100% 82
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya
(68,75%) responden menyatakan Ya model pembelajaran kooperatif learning tipe
Stad membuat saya faham dalam memahami materi pembelajaran. Sebagian kecil
(18,75%) responden menyatakan Kadang-kadang model pembelajaran kooperatif
learning tipe Stad membuat saya faham dalam memahami materi pembelajaran.
Sedikit sekali (12,5%) responden menyatakan Tidak model pembelajaran kooperatif
learning tipe Stad membuat saya faham dalam memahami materi pembelajaran.
66
Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
78,84% (dibulatkan menjadi 79%) artinya model pembelajaran kooperatif learning
tipe Stad membuat saya faham dalam memahami materi pembelajaran adalah Cukup
Baik.
Tabel 4.10
Model pembelajaran tipe STAD mendukung dalam penyampaian materi
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
6 Ya 3 21 65,62% 63
Kadang-kadang 2 6 18,75% 12
Tidak 1 5 15,62% 5
Jumlah 32 100% 80
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya
(65,62%) responden menyatakan Ya model pembelajaran kooperatf learning tipe Stad
mendukung dalam penyampaian materi di kelas. Sebagian kecil (18,75%) responden
menyatakan Kadang- kadang model pembelajaran kooperatf learning tipe Stad
mendukung dalam penyampaian materi di kelas. Sedikit sekali (15,62%) responden
menyatakan Tidak model pembelajaran kooperatf learning tipe Stad mendukung
dalam penyampaian materi di kelas.Kesimpulan jawaban responden terhadap angket
di atas dapat diketahui bahwa 79,20% artinya model pembelajaran kooperatf learning
tipe Stad mendukung dalam penyampaian materi di kelas adalah Cukup Baik
67
Tabel 4.11
Model pembelajaran tipe STAD membuat saya lebih mengerti pelajaran
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
7 Ya 3 26 81,25% 78
Kadang-kadang 2 4 12,5% 8
Tidak 1 2 6,25% 2
Jumlah 32 100% 88
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya (81,25)
responden menyatakan Ya model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
membuat saya lebih cepat mengerti materi pelajaran. Sebagian kecil (12,5%)
responden menyatakan Kadang- kadang membuat saya lebih cepat mengerti materi
pelajaran. Sedikit sekali (6,25%) responden menyatakan Tidak model pembelajaran
kooperatif learning tipe Stad membuat saya lebih cepat mengerti materi pelajaran.
Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
95,65% (dibulatkan menjadi 96%) artinya model pembelajaran kooperatf learning
tipe Stad membuat saya lebih cepat mengerti materi pelajaran adalah Sangat Baik
Tabel 4.12
Saya selalu hadir Dalam setiap pembelajaran PAI
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
8 Ya 3 24 75% 72
Kadang-kadang 2 5 15,62% 10
Tidak 1 3 9,37% 3
Jumlah 32 100% 85
68
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya
(75%) responden menyatakan Ya Saya selalu hadir Dalam setiap pembelajaran PAI.
Sebagian kecil (15,62%) responden menyatakan Kadang- kadang Saya selalu hadir
Dalam setiap pembelajaran PAI. Sedikit sekali (9,37%) responden menyatakan Tidak
Saya selalu hadir Dalam setiap pembelajaran PAI. Kesimpulan jawaban responden
terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa 78,98% (dibulatkan menjadi 79%)
artinya Saya selalu hadir Dalam setiap pembelajaran PAI adalah Cukup Baik.
Tabel 4.13
Guru selalu memberikan sanjungan atau pujian kepada siswa
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
9 Ya 3 25 78,12% 75
Kadang-kadang 2 4 12,5% 8
Tidak 1 3 9,37% 3
Jumlah 32 100% 86
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya
(78,12%) responden menyatakan Ya Guru selalu memberikan sanjungan atau pujian
kepada siswa Sebagian kecil (12,5%) responden menyatakan Kadang- kadang Guru
selalu memberikan sanjungan atau pujian kepada siswa Sedikit sekali (9,37%)
responden menyatakan Tidak Guru selalu memberikan sanjungan atau pujian kepada
siswa .Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
69
95,5% (dibulatkan menjadi 96%) artinya guru selalu memberikan sanjungan atau
pujian kepada siswa adalah Sangat Baik.
Tabel 4.14
Guru PAI selalu memberikan pertanyaan kepada siswa ketika sedang belajar
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
10 Ya 3 22 68,75% 66
Kadang-kadang 2 5 15,62% 10
Tidak 1 5 15,62% 5
Jumlah 32 100% 81
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya
(68,75%) responden menyatakan Guru PAI selalu memberikan pertanyaan kepada
siswa ketika sedang belajar Sebagian kecil (15,62%) responden menyatakan Kadang-
kadang Sedikit sekali (15,62%) responden menyatakan Tidak Guru PAI selalu
memberikan pertanyaan kepada siswa ketika sedang belajar. Kesimpulan jawaban
responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa 78,50% (dibulatkan menjadi
79 Saya selalu mengerjakan tugas yang di berikan oleh guruadalah Cukup Baik.
Tabel 4.15
Saya selalu mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
11 Ya 3 23 71,87% 69
Kadang-kadang 2 6 18,75% 12
Tidak 1 3 9,37% 3
Jumlah 32 100% 84
70
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengahnya
(71,87%) responden menyatakan Ya Saya selalu mengerjakan tugas yang di berikan
oleh guru, Sebagian kecil (18,75%) responden menyatakan Kadang- kadang Saya
selalu mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru,Sedikit sekali (9,37%) responden
menyatakan Tidak Saya selalu mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru.
Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
78,64% (dibulatkan menjadi 79%) artinya Guru PAI selalu memberikan pertanyaan
kepada siswa ketika sedang belajar adalah Cukup Baik.
Tabel 4.16
Model pembelajaran tipe STAD membuat saya lebih suka bertanya
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
12 Ya 3 28 87,5% 84
Kadang-kadang 2 4 12,5% 8
Tidak 1 0 0% 3
Jumlah 32 100% 92
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar (87,5%)
responden menyatakan Ya pembelajaran kooperatif learning tipe Stad membuat saya
lebih suka bertanya tentang pelajaran. Sebagian kecil (12,5%) responden menyatakan
Kadang- kadang pembelajaran kooperatif learning tipe Stad membuat saya lebih suka
bertanya tentang pelajaran Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas
dapat diketahui bahwa 78,64% (dibulatkan menjadi 79%) artinya Guru PAI Cukup
Baik.
71
Tabel 4.17
Model pembelajaran tipe STAD membuat saya senang belajar
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
13 Ya 3 26 81,25% 79
Kadang-kadang 2 6 28,57% 12
Tidak 1 0 0% 0
Jumlah 32 100% 91
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar (81,25%)
responden menyatakan Ya Model pembelajaran kooperatf learning tipe Stad membuat
saya senang belajar. Sebagian kecil (28,57%) responden menyatakan Kadang- kadang
Model pembelajaran kooperatf learning tipe Stad membuat saya senang belajar.
Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
93,81% (dibulatkan menjadi 94%) artinya Model pembelajaran kooperatf learning
tipe Stad membuat saya senang belajar adalah Sangat Baik.
Tabel 4.18
Model pembelajaran tipe STAD membuat saya aktif dan percaya diri
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
14 Ya 3 25 78,12% 75
Kadang-kadang 2 5 15,62% 10
Tidak 1 2 6,25% 2
Jumlah 32 100% 88
72
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar (78,12%)
responden menyatakan Ya Model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
membuat saya aktif dan percaya diri Sebagian kecil (15,62%) responden menyatakan
Kadang- kadang Model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad membuat saya
aktif dan percaya diri. Sedikit sekali (6,25%) responden menyatakan Tidak Model
pembelajaran kooperatif learning tipe Stad membuat saya aktif dan percaya diri.
Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
93,81% (dibulatkan menjadi 94%) artinya Model pembelajaran kooperatif learning
tipe Stad membuat saya senang belajar adalah Sangat Baik
Tabel 4.19
Model pembelajaran tipe STAD pembelajaran yang menyenangkan
No Pilihan Jawaban Bobot F % Skor
15 Ya 3 23 71,87% 66
Kadang-kadang 2 5 15,62% 10
Tidak 1 4 12,5% 4
Jumlah 32 100% 80
Berdasarkan tabel di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar (71,87%)
responden menyatakan Ya Model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
pembelajaran yang menyenangkan. Sebagian kecil (15,62%) responden menyatakan
Kadang- kadang Model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad pembelajaran
yang menyenangkan. Sedikit sekali (12,5%) responden menyatakan Tidak Model
pembelajaran kooperatif learning tipe Stad pembelajaran yang menyenangkan.
73
Kesimpulan jawaban responden terhadap angket di atas dapat diketahui bahwa
94% artinya Model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad pembelajaran yang
menyenangkan adalah Sangat Baik
Tabel 4.20
Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Prosentasi Angket Tentang
Penerapan Model Pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad
No item % Interprestasi
1 91% Sangat Baik
2 81% Baik
3 92% Sangat Baik
4 95% Sangat Baik
5 78% Cukup Baik
6 80% Baik
7 96% Sangat Baik
8 79% Cukup Baik
9 96% Sangat Baik
10 79% Cukup Baik
11 79% Cukup Baik
12 79% Cukup Baik
13 94% Sangat Baik
14 94% Sangat Baik
15 94% Sangat Baik
Rata-rata 87% Sangat Baik
74
Dilihat dari analisis presentasi setiap jawaban angket menurut (siswa)
menyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad pada
pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di SMK Bina Warga Lemahabang
Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon adalah sangat baik yaitu 87%.
2. Gambaran variabel Y Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) Malaikat Selalu Bersamaku.
Data tentang motivasi belajar siswa pada materi malaikat selalu bersamaku
(variabel Y) diperoleh dari angket yang diujikan kepada responden sebanyak 32 siswa
yang ditetapkan sebagai sampel.
Adapun hasil angket dari 32 siswa yang dijadikan sampel penelitian pada
mata pelajaran PAI adalah sebagai berikut:
Tabel 4.21
Skor Angket Peserta Didik pada Mata Pelajaran PAI pada Malaikat Selalu Bersamaku
Kode
Ras
Skor Kode Skor Kode Skor Kode Skor Kode Skor Kode Skor
001 80 007 90 013 90 019 75 025 92 031 80
002 85 008 87 014 80 020 78 026 80 032 85
003 80 009 85 015 88 021 60 027 80
004 78 010 80 016 90 022 75 028 85
005 75 011 80 017 90 023 90 029 90
006 90 012 94 018 90 024 95 030 94
75
Guna menjawab pertanyaan penelitian pertama yakni gambaran seberapa baik
motivasi belajar siswa pendidikan agama Islam (PAI) pada materi Malaikat Selalu
Bersamaku yang baik digunakan Analisis Kriteria Skor Ideal yakni membuat kriteria-
kriteria gambaran variabel Y melalui pengelompokan skor masing-masing variabel
menggunakan Kriteria Skor Ideal.
X ideal + Z (SD ideal)
Tabel 4.22
Gambaran kategori Motivasi Belajar Siswa
Kategori Rentang Skor F %
Baik X ≥ 32 32 100
Sedang 20-31 0 0
Kurang X ≤19 0 0
jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel 4.22 diatas, maka di dapatlah disimpulkan bahwa 100% responden
memiliki motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam tentang
malaikat selalu bersamaku sebanyak 0% responden memiliki motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam tentang malaikat selalu bersamaku.
76
Sisanya yakni 0% responden memiliki motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam tentang malaikat selalu bersamaku..
Tabel. 4.23
Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa pada materi Pendidikan Agama Islam Malaikat
Selalu Bersamaku
Kode Ras Skor
Kode
Ras
Skor
Kode
Ras
Skor
Kode
Ras
Skor
001 80 009 85 017 90 025 95
002 85 010 80 018 90 026 80
003 80 011 80 019 95 027 80
004 88 012 94 020 88 028 85
005 75 013 90 021 90 029 96
006 90 014 80 022 85 030 94
007 90 015 88 023 90 031 90
008 87 016 90 024 95 032 83
Jumlah 2.788
Rata-Rata 84,53
Apabila dilihat dari mean (rata-rata) data variabel Y yang mencapai angka 84,35.
dengan demikian gambaran variabel Y (Motivasi belajar siswa pada materi malaikat
selalu bersamaku) adalah baik.
77
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai rata-rata Motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada materi malaikatat selalu bersamaku
mendapatkan nilai sebesar 84,53 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada
materi malaikat selalu bersamaku di SMK Bina Warga Lemah Abang adalah Baik.
B. Uji Statistik Inferensial
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Nurmalitas Data
Model analisis yang menggunakan analisis statistik parametik seperti anlisis korelasi
PMM dan analisis kompratif dengan uji t wajib di tempuh pemriksaan prasyarat
analisis statistik. Uji normalitas distribusi data variabel X yaitu Pengaruh Model
pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad .
Langkah-langkah uji normalitas data adalah sebagai berikut :
1) Mengurutkan data (nilai / jumlah skor variabel) dari setiap responden dari data
tertinggi ke data terendah.
44 43 42 42 41 40 40 36
44 43 42 42 41 40 38 34
44 43 42 41 41 40 38 32
43 43 42 41 40 40 37 31
78
2) Mencari nilai Rentang (R) dengan rumus:
R= Skor Terbesar – Skor Terendah
= 45- 31 = 14
3) Mencari banyaknya Kelas (K) dengan rumus sturges:
K = 1+3,3 Log n
= 1 + 33 (32)
=1+ 33 (1,505)
=1+ 4,966 = 4,966 dibulatkan menjadi 5
4) Mencari nilai panjang kelas (P) dengan rumus :
P =
=
= 2,8 ≈ 3
Panjang kelas Interval yang di tentukan adalah 3
5) Membuat tabelasi dengan membuat tabel penolong
Tabel 4.24
No Kelas Interval F Xi ƒΧi ƒ
1 31-33 2 32 1024 64 2048
2 34-36 2 35 1225 70 2450
3 37-39 3 38 1444 114 4332
4 40-42 17 41 1681 697 28577
5 43-45 8 44 1936 352 15488
Jumlah 32 190 7310 1297 52895
79
6) Mencari Rata-rata Mean dengan Rumus:
∑
=
= 40,53
7) Mencari simpangan baku dengan rumus
√ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
= √
( )
√
= √ = 3,24
Simpangan baku yang di peroleh adalah:3,24
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas Interval pertama dikurangi 0,5 dan
kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,51
b) Mencari nilai Z – score untuk batas interval dengan rumus:
Zˡ=
Z² =
= -3,09
Z3 =
= -2,16
= -1,24
30,05 33,05 36,05 39,05 42,05 45,05
80
= 0,31
Z6 =
= 0,60
Z7=
= 1,53
Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal O-Z
c) Mencari luas tiap kelas Interval dengan cara mengurangkan angka- angka O-Z,
yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi
angka baris ke tiga ,dst kecuali angka yang berbeda pada baris paling tengah
ditambahkan dengan angka baris berikutnya.
0,4990 - 0,4846 = 0,0144
0,4846 - 0,3925 = 0,0921
0,3925+ 0,1217 = 0,2708
0,1217 - 0,2257 = -0,104
0,2257 – 0,4370 = -0.2113
O Z
-3,09 0,4990
-2,16 0,4846
-1,24 0,3925
0,31 0,1217
0,60 0,2257
1,53 0,4370
81
d) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden.
0,0144 X 32 = 0,46
0,0921 X 32 = 0,18
0,2708 X 32 = 8,66
-0,104 X 32 = -3,32
-0, 2113 X 32 = -6,76
Tabel 4. 25
Frekuensi Yang Diharapkan (fe)
No Fo
Batas
Kelas
Skor Z Luas O-Z
Luas tiap kelas
interval
Fe
1 2 30,5 -3,09 0,4990 0,0144 0,46
2 2 33,5 -2,16 0,4846 0,0921 0,18
3 3 36,6 -1,24 0,3925 0.2708 8,66
4 17 39,5 0,31 0,1217 0,104 -3,32
5 8 42,5 0,60 0,2257 0,2113 -6,76
6 45,5 1,53 0,4370
82
e) Mencari Chi Kuadrat Hitung
= ∑( )
No Fo Bk Z Luas O-
Z
Luas tiap
kelas
interval
Fe (fo-fe) (fo-fe )² (fo-fe)²:
fe
1 2 30,5 -3,09 0,4990 0,0144 0,46 1,54 2,37 5,1521
2 2 33,5 -2,16 0,4846 0,0921 0,18 1,82 3,31 18,388
3 3 36,5 -1,24 0,3925 0.2708 8,66 -5,66 32,03 3,6986
4 17 39,5 0,31 0,1217 0,104 3,32 20,32 412.90 -124,36
5 8 42,5 0,60 0,2257 0,2113 6,76 14,76 217,85 -32,22
6 45,5 1,53 0,4370 129.341
f) Membandingkan Chi Kuadrat Hitung dengan Chi Kuadrat Tabel dengan ketentuan
taraf kepercayaan ә = 0,05 drajat kebebasan dk = k-1 (sampai kecil) dk = k-3
(sampai besar). Kriteria pengujian jika χ² hitung ≥ χ²tabel artinya distribusi tidak
normal jika χ² hitung ≤ χ²tabel artinya distribusi Normal.
dk = k-3
5-3 = 2
Ә = 5% / 0,05
83
g) Ternyata data yang diperoleh χ² hitung -129.341 ≤ χ² tabel 9,488 kesimpulan
data variabel X yaitu penerapan model pembelajaran Tipe STAD pada materi
malaikat selalu bersamaku adalah distribusi Normal.
b) Uji normalitas distribusi data variabel Y yaitu motivasi belajar siswa pada materi
PAI malaikat selalu bersamaku.
Langkah langkah uji nurmalitas distribusi data adalah sebagai berikut:
1) Mengurutkan data (nilai / jumlah skor variabel) dari setiap responden dari data
tertinggi ke data terendah.
95 90 90 88 85 80 80 75
94 90 90 87 85 80 80 75
94 90 90 85 80 80 78 75
92 90 90 85 80 80 77 60
2) Mencari nilai Rentang (R) dengan rumus:
R= Skor Terbesar – Skor Terendah
= 95- 60 = 35
3) Mencari banyaknya Kelas (K) dengan rumus sturges:
K = 1+3,3 Log n
= 1 + 33 (32)
=1+ 33 (1,505)
=1+ 4,966
= 4,966 dibulatkan menjadi 5
84
4) Mencari nilai panjang kelas (P) dengan rumus :
P =
=
= 7
Panjang kelas Interval yang di tentukan adalah 7
5) Membuat tabelasi dengan membuat tabel penolong
Tabel 4.24
Kelas Interval F Yi ƒYi ƒ
1 60-65 1 63 3969 63 3969
2 66-71 0 69 4761 0 0
3 72-77 4 75 5625 300 22500
4 78-83 9 81 6561 729 59049
5 84-89 6 87 7569 522 658503
6 90-95 12 93 8649 1116 103788
Jumlah 32 468 37134 2730 847809
6) Mencari Rata-rata Mean dengan Rumus:
∑
=
= 85,31
7) Mencari simpangan baku dengan rumus
√ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
85
= √
( )
√
= √ = 4,45
Simpangan baku yang di peroleh adalah:4,45
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
h) Menentukan batas kelas, yaitu skor kiri kelas Interval pertama dikurangi 0,5 dan
kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,51
55,05 65,05 71,05 77,05 83,05 89,05 95,05
i) Mencari nilai Z – score untuk batas interval dengan rumus:
Zˡ=
Z² =
= -3,36
Z3 =
= -4,45
= -3,10
= -1,75
Z6 =
= -0,40
Z7=
= 0,94
Z8=
= 2,28
86
j) Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal O-Z
k) Mencari luas tiap kelas Interval dengan cara mengurangkan angka- angka O-Z,
yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi
angka baris ke tiga ,dst kecuali angka yang berbeda pada baris paling tengah
ditambahkan dengan angka baris berikutnya.
0,4996 - 0,0003= 0,4993
0,0003 - 0,4990= -0,4987
0,4990-0,4599= 0,0391
0,4599 + 0,1554 = 0,6153
0,1554 – 0,3264 = -0,171
0,3264 – 0,4887 = 0,1623
O Z
-3,36 0,4996
-4,45 0,0003
-3,10 0,4990
-1,75 0,4599
-0,40 0,1554
0,94 0,3264
2,28 0,4887
87
l) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden.
0,4996 X 32 = 15,98
0,0003 X 32 = 0,96
0,4990X 32 = 15,96
0,4599 X 32 = 14,71
0,1554 X 32 = 4,97
0,3264 X 32 = 10,44
Tabel 4. 25
Frekuensi Yang Diharapkan (fe)
No Fo
Batas
Kelas
Skor Z Luas O-Z
Luas tiap kelas
interval
Fe
1 1 55,5 -3,36 0,4996 0,4993 15,98
2 0 65,5 -4,45 0,0003 -0,4987 0,96
3 4 71,5 -3,10 0,4990 0,0391 15,96
4 9 77,5 -1,75 0,4599 0,6153 14,71
5 6 83,5 -0,40 0,1554 -0,171 4,97
6 12 89,5 0,94 0,3264 0,1623 10,44
95,5 2,28 0,4887
88
m) Mencari Chi Kuadrat Hitung
= ∑( )
No Fo Bk Z
Luas
O-Z
Luas tiap
kelas
interval
Fe (fo-fe) (fo-fe )²
(fo-fe)²:
fe
1 1 55,5 -3,36 0,4990 0,4993 15,98 -14,98 224,40 14,042
2 0 65,5 -4,45 0,4846 -0,4987 0,96 -0,96 0,921 0,9593
3 4 71,5 -3,10 0,3925 0,0391 15,96 -11,96 143,04 8,9624
4 9 77,5 -1,75 0,1217 0,6153 14,71 -5,71 32,60 221,617
5 6 83,5 -0,40 0,2257 -0,171 4,97 1,03 1,06 0,2132
6 12 89,5 0,94 0,4370 0,1623 10,44 1,56 2,433 0,2330
7 95,5 2,28 0,4887 246,026
n). Membandingkan Chi Kuadrat Hitung dengan Chi Kuadrat Tabel dengan ketentuan
taraf kepercayaan ә = 0,05 drajat kebebasan
dk = k-1 (sampai kecil) dk = k-3 (sampai besar). Kriteria pengujian jika χ² hitung ≥
χ²tabel artinya distribusi tidak normal jika χ² hitung ≤ χ²tabel artinya distribusi
Normal.
dk = k-3
5-3 = 2
Ә = 5% / 0,05
89
Ternyata data yang diperoleh χ² hitung 246,026
χ² tabel 9,488 kesimpulan data variabel Y yaitu Motivasi Belajar Siswa adalah
distribusi tidak Normal.
b) Uji Lineritas Data
a) Menyusun data variabel X dan variabel Y
Tabel 4.26
Kelompok data Variabel X dan variabel Y
No X Y X² Y² X.Y
1 40 80 1600 6400 3200
2 43 85 1849 7225 3665
3 43 80 1849 6400 3526
4 40 78 1600 6084 3120
5 38 75 1444 5625 2850
6 32 90 1024 8100 2880
7 43 90 1849 8100 3870
8 44 87 1936 7569 3828
9 41 85 1681 7225 3485
10 34 80 1156 6400 2720
11 37 80 1369 6400 2960
12 40 94 1600 8836 3760
13 38 90 1444 8100 3420
14 41 80 1681 6400 3280
15 31 88 961 7744 2728
16 40 90 1600 8100 3600
17 43 90 1849 8100 3870
18 42 90 1764 8100 3780
90
19 36 75 1296 5625 2700
20 43 78 1849 6084 3354
21 40 60 1600 3600 2400
22 41 75 1681 5625 3075
23 42 90 1764 8100 3780
24 41 95 1681 9025 3895
25 42 92 1764 8464 3864
26 44 80 1936 6400 3520
27 42 80 1764 6400 3360
28 42 85 1764 7225 3570
29 44 90 1764 8100 3960
30 40 94 1600 8836 3760
31 42 80 1764 6400 3360
32 41 85 1681 7225 3485
Jumlah 1290 2691 52164 228017 108625
∑ X
∑Y
∑X²
∑Y²
∑X.Y
b) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKreg (a))
JKreg (a) = (∑ )
=
( )
= 712553,12
c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg b/a)
⁄ = [∑ ∑ ∑
]
91
Mencari nilai b :
(∑ ) ∑ ∑
∑ (∑ )
= ( ) ( ) ( )
( ) ( )
= 0,89
= JKreg b/a = b.[∑ ∑ ∑
]
= 0,89 [ ( ) ( )
]
= 0,89 [
]
= 0,89 , -
= 0,89 [ 45] = 40,05
d) Menghitung jumlah kuadrat (JKres)
JKres = ∑Y²- JKreg (a)- JKreg b/a
= 108625- 712553,12 – 40,05 = -603,96
e) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a))
RJKreg (a) = JKreg (a) = 712553,12
f) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (b/a))
(RJKreg (b/a))
RJKreg b/a = JKreg b/a = 40,05
g) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu :
RJKres =
RJKres =
=
92
h) Mencari jumlah kuadrat Error (JKE) dengan rumus :
Tabel 4.27
Mencari jumlah kuadrat Error
No X Kelompok N Y
01 32 1 2 80
02 32 85
03 34 2 1 80
04 36 3 1 78
05 37 4 1 75
06 38 90
07 38 5 2 90
08 40 87
09 40 85
10 40 6 6 80
11 40 80
12 40 94
13 40 90
93
14 41 80
15 41 88
16 41 7 5 90
17 41 90
18 41 90
19 42 75
20 42 8 6 78
21 42 60
22 42 75
23 42 90
24 42 95
25 43 92
26 43 80
27 43 9 5 80
28 43 85
29 43 90
30 44 94
31 44 10 3 80
32 44 85
94
Kelompok JKE Tiap Kelompok Hasil
1
[( ) ( ) ( )
]
13
2
[( ) ( )
]
6400 -
= 6400 – 6400 = 0
0
3
[( ) ( )
]
6084 -
= 6084 – 6084 = 0
0
4
[( ) ( )
]
5625 -
= 5625 – 5625 = 0
0
5
[( ) ( ) ( )
]
0
6
[( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
]
154
95
i) Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
JKTC = JKres- JKE = 20,132- 1,209 = 18,293
7
[( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
]
76
8
[( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( )
]
741
9
[( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
]
124
10
[( ) ( ) ( ) ( )
]
101
Jumlah Total JKE 1.209
96
j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus :
RJKTC =
=
=
= 2,28662
k) Mencari rata-rata jumlah kuadrat Error (RJKE)
Dengan rumus:
RJKE =
=
=
= 40,3
l) Menghitung H hitung, dengan rumus :
RJKE =
=
= 0,056
m) Menentukan keputusan pengujian
Jika Fhitung ≤ Ftabel, artinya data berpola linier
Jika Fhitung ≥ Ftabel, artinya data berpola tidak linier
n) Mencari F-tabel dengan rumus :
Ftabel = F (1- ) (dk Tc, dkE)
= F (1-0,05) (dk = k-2, dk = n-k)
Cara mencari Ftabel :
dk = k-2 = sebagai angka pembilang
dk = n-k = sebagai angka penyebut
contoh :
diketahui :
jumlah kelompok = 10
jumlah n = 32
97
maka : Ftabel = = F (1- ) (dk Tc, dkE)
= F (1-0,05) (10-2, 32-10)
= F(95%) (8, 22)
8 untuk pembilang
10 untuk penyebut
Jadi kesimpulannya adalah jika artinya data
variabel X dan variabel Y berpola linear.
c) Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku
Analisis korelasi Produc Moment menghendaki data bersifat interval dan ratio, jika
data adalah data ordinal maka harus diubah menjadi skor baku terlebih dahulu (dalam
penelitian ini variabel X dan variabel Y masih bersifat data ordinal dan masih
merupakan skor mentah karena data menggunakan angket). Dengan rumus sebagai
berikut :
a. Mengubah skor mentah menjadi skor baku Variabel X Pengaruh Model
Pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad.
Langkah- langkah mengubah skor mentah menjadi skor baku sebagai berikut :
98
1) Mencari rata-rata (mean) diambil dari data ordinal yang ditrisbusikan dengan
rumus :
∑
=
= 40,53
2) Mencari simpangan baku dengan rumus:
√ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
= √
( )
√
= √ = 3,24
3) Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus :
Ti = 50 + 10 (
)
Ti = 50 + 10 (
)
50 + 10 (12,50)
50 + (125) = 175
99
Tabel 4.28
Skor Mentah ke Skor Baku Variabel X
Skor
Mentah Baku Mentah Baku
40 48 43 58
43 58 42 55
43 58 32 24
40 48 43 58
38 42 40 48
32 24 41 51
43 58 42 55
44 61 41 51
41 51 42 55
34 30 44 61
37 39 42 55
40 48 42 55
38 42 44 61
41 51 40 48
31 21 42 55
40 48 41 51
a. Mengubah skor mentah menjadi skor baku Variabel Y motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Malaikat Selalu Bersamaku.
100
Langkah- langkah mengubah skor mentah menjadi skor baku sebagai berikut :
1. Mencari rata-rata (mean) diambil dari data ordinal yang ditrisbusikan dengan rumus
: ∑
2. Mencari simpangan baku dengan rumus:
√ ∑ (∑ )
( )
= √
( )
= √
( )
√
= √ = 4,45
3. Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus :
Ti = 50 + 10 (
)
Ti = 50 + 10 (
)
50 + 10 (-5,687)
50 +(-5,687) = 44,31
101
Tabel 4.29
Skor Mentah ke Skor Baku Variabel Y
Skor
Mentah Baku Mentah Baku
80 38 90 60
85 49 90 60
80 38 95 71
88 56 88 56
75 26 90 60
90 60 85 49
90 60 90 60
87 53 95 71
85 49 95 71
80 38 80 38
80 38 80 38
94 69 85 49
90 60 96 74
80 38 94 69
88 56 90 60
90 60 83 45
102
Hasil dari prasyarat analisis diperoleh data variabel X dan data variabel Y sebagai
berikut :
Tabel 4.28
Hasil Uji Prasyarat analisis data Variabel X dan Variabel Y
Variabel X S Normalitas Data Linearitas Data
X 40,53 3,24 Normal Linier
Y 85,41 4,45 Normal Linier
2. Uji Statistik
1. Uji Statistik Korelasi PPM
Langkah- langkah analisis dengan :
a) Merumuskan hipotesis dalam bentuk kalimat
Ha : Terdapat Pengaruh positif dan signifikan (berarti) dari penerapan model
Pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa pada
pembelajaran PAI di kelas X SMK Bina Warga Lemahabang.
Ho : Tidak Terdapat Pengaruh positif dan signifikan (berarti) dari penerapan
model Pembelajaran Pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad terhadap
motivasi belajar siswa pada pembelajaran PAI di kelas X SMK Bina Warga
Lemahabang.
b) Merumuskan Hipotesis dalam bentuk Statistik
Ha : r ≠ 0
Ho : r = 0
103
c) Membuat tabel penolong untuk menentukan nilai dengan rumus :
Tabel 4.30
Tabel penolong untuk menghitung korelasi PPM
No Resp X Y X² Y² X.Y
1 48 38 2304 1444 1824
2 58 49 2401 2401 2842
3 58 38 2401 1444 2204
4 48 56 2304 3136 2688
5 42 26 1764 676 1092
6 24 60 576 3600 1440
7 58 60 2401 3600 3480
8 61 53 3721 2809 3233
9 51 49 2601 2401 2499
10 30 38 900 1444 1140
11 39 38 1521 1444 1482
12 48 69 2304 4761 3312
13 42 60 1764 3600 2520
14 51 38 2601 1444 1938
15 21 56 441 3136 1176
16 48 60 2304 3600 1880
17 58 60 2401 3600 3480
18 55 60 3025 3600 3300
19 24 71 576 5041 1704
20 58 56 2401 3136 3248
21 48 60 2304 3600 2880
22 51 49 2601 2401 2499
23 55 60 3025 3600 3300
24 51 71 2601 5041 3621
25 55 71 3025 5041 3905
26 61 38 3721 1444 2318
27 55 38 3025 1444 2090
28 55 49 3025 2401 2695
29 61 74 3721 5476 4514
30 48 69 2304 4761 3312
31 55 60 3025 3600 3300
32 51 45 2601 2025 2295
Jumlah 1568 1719 75149 97151 82411
∑X ∑Y ∑X² ∑Y² ∑X.Y
104
d) Mencari Rhitung dengan cara memasukan angka-angka statistik dari tabel
penolong :
rxy= ∑ (∑ ) (∑ )
√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +
rxy= ( ) ( ) ( )
√* ( ) ( ) + * ( ) ( ) +
rxy=
√* + * +
rxy=
√* + * +
rxy=
√
interprestasi dari nilai r, nilai r (koofisien korelasi) tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤
+1). Apabila nilai r = -1 artinya krelasi negatif sempurna ; r = 0 artinya tida ada
korelasi dan r= 1 berarti korelasi sangat kuat.
Dari perhitungan di atas dapat diketahui angka korelasi antara variabel X dan variabel
Y tidak bertanda negatif artinya kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang positif.
Dengan memperhatikannya rxy = 0,49 yang besarnya berkisar antara 0,40- 0,599 ini
berarti variabel X dan Variabel Y bertanda cukup kuat.
Inrerval Koofesien Tingkat hubungan
0,80- 1,000 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0 599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0, 199 Sangat Rendah
105
2. Analisis Koefisien Determinan (KD)
Perhitungan KD dilakukan untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel V
dan variabel Y. koefisien determinan adalah uadrat dari koefisien dengan 100%
rumusnya adalah :
KD = r² X 100%
= 0,49² x 100 %
= 0,24 X100%
= 24
Maka hasil koefesien determinan (KD) adalah 24 % artinya variabel Y motivasi
belajar siswa pada pelajara Pendidikan Agama Islam Malaikat Selalu Bersamaku
dengan variabel X penerapan model Tipe STAD sebesar 24% sisanya 76%
berhubungan dengan faktor yang tida di teliti dalam penelitian.
C. Pengujian Hipotesis
Pada penelitian korelasi pengujian dilanjutkan dengan pengujian uji t ntuk pengujian
signifikan dengan rumus kaidah sebagai berikut:
√
√
√
√ ( )
= √
√ ( )
= ( )
√
106
= ( )
dk= n – 2
= 32-2 = 30
Karena tidak ditemukan pada tabel distribusi t Student, maka dilakukan
pencarian dengan interpolasi, dengan rumus sebagai berikut:
C= CO + ( )
( ). (B-Bo)
Dimana
C= Nilai t- tabel yang dicari
C1 = Nilai t- tabel pada akhir nilai yang sudah ada
C0 = Nilai t- tabel pada awal nilai yang sudah ada
Bo = Nilai dk pada awal nilai yang sudah ada
B1 = nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada
Diketahui
C = nilai t- tabel yang dicari
C1 = 40 (2,021)
Co = 30 (2,042)
B = Nilai dk yang dicari = 30
Bo = Nilai dk pada awal nilai yang sudah ada = 30
B1 = nilai dk pada akhir nilai yang sudah ada = 40
107
C = CO + ( )
( ). (B-Bo)
= 2,042 + ( )
( ) . 30-30
= 2,042 + ( )
( ) .0
= 2,042-0,021 х 0
= 2,042-0 = 2,042
Kaidah pengujian :
Jika t hitung ≥ t tabel maka tolak Ho yang artinya signifikan
Jika t hitung ≤ t tabel maka tolak Ho yang artinya tidak signifikan.
Diperoleh diperoleh t hitung 4,57 ≥ t tabel 2,042 maka tolak Ho yang artinya
signifikan
Kesimpulan dari uji hipotesis : terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan
model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa
pada pembelajara pendidikan agama Islam (PAI) di XI SMK Bina Warga
Lemahabang kecamatan Lemahabang kabupaten Cirebon.
D. PEMBAHASAN
Setelah melakukan analisis data hasil penelitian maka dari analisis data tersebut
dihasilkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajara pendidikan agama Islam (PAI) di
XI SMK Bina Warga Lemahabang kecamatan Lemahabang kabupaten Cirebon yang
didapatkan dengan memberikan angket kepada 32 responden dengan 15 item angket.
108
Dihasilkan bahwa nilai analisis data hasil angket 40,5 dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad
termasuk kategori baik.
Sementara itu berdasarkan hasil analisis data motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada materi Malaikat selalu bersamaku di
XI SMK Bina Warga Lemahabang kecamatan Lemahabang kabupaten Cirebon yang
didapatkan dengan memberikan angket kepada 32 responden. Dihasilkan bahwa rata
nilai hasil belajar siswa sebesar 84,53 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
motivasi belajar peserta didik di kategorikan Baik.
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y
ditempuh dengan menghitung nurmalitas data kedua variabel ; menghitung lineritas
data kedua variabel, dan mengubah skor mentah menjadi skor baku kedua variabel.
Berdasarkan hasil Uji nurmalitas data didapatkan bahwa variabel X (penerapan model
tipe STAD) pada kondisi data yang normal; X² hitung = 129,341≤ 9,488, yang artinya
data-data berdistribusi Normal untuk variabel Y (motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) siswa kelas X dalam hal malaikat selalu
bersamaku) setelah dilakukan pengujian nurmalitas data didapatkan bahwa 2,4602≤
X² tabel 9,488 yang artinya data berdistribusi normal. Sedangkan hasil Uji lineritas
data antara variabel X dan variabel Y di dapatkan bahwa Fhitung = 0,056 ≤ Ftabel =
2,20 artinya data Variabel X dan variabel Y berpola libier. Setelah mengetahui data-
data yang didapatkan dari sampel penelitian berada pada kondisi normal dan berpola
linier maka data-data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan untuk menguji besar
109
kecilnya pengaruh variabel X dan variabel Y terlebih dahulu dilakukan rxy guna untuk
mengetahui tingkat hubungan kedua variabel. Dari hasil uji korelasi dengan
menggunakan rumus PPM di dapatkan nilai rxy 0,49 dan setelah dikonsultasikan
dengan tabel interprestasi korelasi koofesien nilai r, maka nilai rxy = 0,49 berada pada
interval korelasi 0,40- 0.599 yang berarti tingkat hubungan variabel X dan variabek Y
dalam kategori cukup kuat. Perhitungan KD variabel X terhadap variabel Y adalah
(24%) sisanya dipengaruhi oleh faktor lain (76%) yang tidak di teliti oleh
peneliti.dan guna menguji hipotesis nol maka dilakukan pengujian dengan
penghitungan t hitung = yang kemudian di konsultasikan dengan ttabel = 0,242
maka t hitung = ≥ ttabel = 0,242 yang artinya bahwa pengaruh yang terjadi antara
variabel X dengan variabel Y adalah pengaruh yang signifikan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari penerapan
model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad terhadap motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) ) di kelas X SMK Bina Warga
Lemahabang kecamatan Lemahabang kabupaten Cirebon. Dimana pengaruh
penerapan model pembelajaran kooperatif learning tipe Stad sebesar 24% terhadap
motivasi belajar siswa mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dalam materi
malaikat selalu bersamaku dan adapun sisahnya 76% berhubungan dengan faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
110
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan secermat mungkin agar hasil yang
di dapatkan bener-bener memenuhu kaidah penelitian yang baik. Penelitian ini
juga dilakukan dengan penuh hati-hati untuk menjaga kemurnian hasil penelitian.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan dan keterbatasan
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian tersebut. Adapun keterbatasan tersebut
diantara lain:
1. Penelitian ini dilaksanakan terbatas pada satu tempat, yaitu pada kelas X di
SMK Bina Warga Lemahabang Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Sehingga kalau penelitian ini dilaksanakan pada tempat lain dimungkinkan
hasilnya berbeda. Namun demikian, kalaupun penelitain ini dilakukan pada
tempat lain akan berbeda tetapi kemungkinan tidak jauh menyimpang dari
hasil penulis laksanakan.
2. Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi , waktu yang singkat
inilah yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian, sehingga dapat
berpengaruh terhadap hasil penelitain yang penulis laksanakan. Tetapi waktu
yang sangat singkat ini ajkan berharga sekali apabila digunakan sebaik
baiknya. Oleh karena itu dalam penelitian, penulis menggunakan penelitian
yang dapat mempersingkat waktu penelitian, seperti angket dan lain-lain.
3. Penelitian hanya menggunakan 2 variabel yaitu penerapan Model
pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad terhadap motivasi belajar pata
mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) Pada materi Malaikat selalu
111
bersamaku, sedangkan variabel lain yang mungkin berpengaruh tidak
diungkapkan dalam penelitian ini.
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah penulis uraikan
pada BAB IV dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif learnig tipe
Stad berpengaruh rendah terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa. Dalam proses pembelajaran kooperatif learnig
tipe Stad ada pemberian tugas kelompok dan didalam kelompok tersebut peserta
didik yang sudah menguasai materi harus mengajari yang belum menguasai materi
tersebut hingga paham. Maka dengan demikian pembelajaran kooperatif learnig tipe
Stad berpengaruh rendah terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru
a. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) disarankan kepada guru
menerapkan variasi model pembelajaran yang membuat siswa ikut terlihat aktif
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) salah satunya yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif learnig tipe Stad (Student Teams
Achievement Divisions) dan bisa juga dibantu dengan media pembelajaran yang
lainnya yang dapat berpengaruh baik serta aktif kepada pada siswa.
113
b. Seorang guru harus memiliki krektivitas yang tinggi dalam menggunakan model dan
strategi pembelajaran guna membangun rasa semangat belajar siswa.
2. Kepada Siswa
Peserta didik hendaknya merubah cara belajar yanga pasif menjadi lebih aktif dalam
proses pembelajaran agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti lain yang akan menerapkan model pembelajaran kooperatif learnig
tipe Stad (Student Teams Achievement Divisions) dapat menerapkannya pada pokok
bahasa lain dan dengan jangka waktu yang digunakan oleh peneliti yang cukup
singkat sehingga peneliti kurang mengetahui apakah ada faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi pemahaman konsep matematis peserta didik dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI)
114
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Zaenal, Perencanaan Pembelajaraan dari Desain sampai Implementasi,
Yogyakarta : 2011
Casta Made, Dasar-dasar Statistika Pendidikan, dalam Aeni Rahma (ed), italic,
(STAI Bunga Bangsa Cirebon 2014).hal.51
Dzunaid Hamzah, Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur’an
Esminarto, Implementasi Model Stad dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa 2016
Faisal Sanipa, Format- format Penelitian Sosial, Jakarta : 2007
Faturahman Oman, Model-model Pembelajaran, Cirebon : 2013
Faujiah Amni Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat Belajar Siswa
Tanggerang : 2017
Fitria Suluk, Model PembelajaranProblem Based Intruction (PBI)berbantuan media
Movie untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
Gunawan Heri, Kurukulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Bandung : 2013
Hidayat Syarifudin, Metodologi Penelitian, Bandung : 2011
Jalil Jaman, Penelitian Tindakan Kelas dalam Erste Kleionodia Ersaelia Jakarta:
2014. Cet.1
Kurniawan Asep, Metodologi Penelitian Pendidikan Bandung :2018 Cet.1
Laela Nova, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Stad Lampung
2014/2015.
115
Maksudin, Pendidikan Islam Dalam Pemikiran Imam Abu Hanifah,
(Jogyakarta : 2011), h.29
Maya Rehandra, Karakter adab guru dan murid prespektif Ibnu Jamaah Al- Syafi’I,
Bogor: 2008
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan,
(Prenademedia Group Jakarta: 2019)
Reka Timur Dhika, Perbandingan Pengaruh Model Tipe Stad dengan Metode
Konvensional, Purarejo : 2014
Rohman Noer, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: 2015
Siregar Sofian, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : 2017
Sugesti Reni, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Stad,
Lampung : 2015
Sukmadinata Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung 2008
Sukarsi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),
Tanze Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta : 2009
Thoha Chabib, Metodologi Pengajaran Islam, Yogyakarta : 1999
116
RIWAYAT HIDUP
ALIM dilahirkan di Cirebon pada tanggal 08 maret
1994, yang merupakan anak ke delapan dari delapan
bersaudara dari pasangan Bapak Dirja Ibu Dairoh,
bertempat tinggal di Desa Kanci-Kulon blok karang
sambung Dusun 04 RT/RW 07/ 03 Kecamatan
Astanajapura Kabupaten Cirebon. Menempuh dan
menyelesaikan Pendidikan Dasar di SDN 2 Kanci-
Kulon kec. Astanajapura Kab. Cirebon. Pada tahun
2009 melanjutkan Pendidikannya di sekolah Menengah
Pertama di SMP N 1 Astanajapura kec. Astanajapura Kab.Cirebon. pada tahun 2011
sayapun melanjutkan Pendidikannya di Madrasah Aliah Negeri (MAN) Kec.
Astanajapura Kab. Cirebon yang sekarang menjadi MAN 3 Cirebon. Kemudian pada
tahun 2015 saya melanjutkan studinya di Institut Agama Islam Bunga Bangsa
Cirebon yang tercatat sebagai Mahasiswa S1 PGPAI IAI Bunga Bangsa Cirebon pada
Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jl. Widarasari 3 Tuparev
Cirebon. Adapun pengalaman mengajar yang pernah di dapatkan yaitu sebagai :
1. Guru PAI di SDIT Daarussalam Kanci Desa Kanci Kecamatan Astanajapura
Kabupaten Cirebon
2. Guru TPQ Ikhya Ulumiddin Desa Kanci- Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten
Cirebon
Cirebon 2019
ALIM
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMK BINA WARGA
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : X / Genap
Materi Pokok : Malaikat Selalu Bersamaku
Alokasi Waktu : 45 menit / 1 Pertemuan
A. Kompetensi Inti
KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
1.4 Meyakini keberadaan malaikat-
malaikat Allah SWT Siswa mampu memahami arti beriman
kepada malaikat- malaikat Allah.
Siswa mampu mengkorelasikan makna
beriman kepada malaikat allah dalam
kehidupan sehari- hari
2.4 Menunjukan sikap jujur,dan
bertanggung jawab sebagai
implementasi beriman kepada
malaikat- malaikat allah.
Siswa mampu Menekankan sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab
jawab sebagai implementasi beriman
kepada malaikat- malaikat allah.
Siswa mampu menunjukan perilaku
sikap disiplin, jujur dan bertanggung
118
jawab sebagai implementasi beriman
kepada malaikat- malaikat allah.
3.4 menganalisis makna beriman
kepada malaikat- malaikat allah.
4.4 menyajikan hubungan antara
beriman kepada malaikat- malaikat
allah dengan perilaku teliti, disiplin
dan waspada
Menelaah makna beriman kepada
malaikat- malaikat Allah Swt.
Siswa mampu membandingkan perilaku hubungan antara beriman
kepada malaikat- malaikat Allah Swt.
Menerapkan perilaku hubungan antara beriman kepada malaikat- malaikat
Allah Swt. Dengan perilaku teliti,
disiplin dan waspada.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menelaah makna beriman kepada malaikat- malaikat Allah Swt
berdasarkan materi dengan baik.
2. Siswa mampu menemukan makna beriman kepada malaikat- malaikat Allah Swt
dengan baik dan benar.
3. Siswa mampu menunjukan perilaku sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab
sebagai implementasi beriman kepada malaikat- malaikat allah.
4. Siswa mampu perilaku hubungan antara beriman kepada malaikat- malaikat
Allah Swt. Dengan perilaku teliti, disiplin dan waspada.
D. Materi Pembelajaran
Malaikat Selalu Bersamaku
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : pembelajaran kooperatif learning Tipe Stad
Metode : Tanya jawab, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
119
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X
Internet
Buku refensi yang relevan,
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini
dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang
materi :
Ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan
120
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti ( 105 Menit )
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation
(stimullasi/
pemberian
rangsangan)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
perhatian pada topik materi Ketentuan pelaksanaan pernikahan
berdasarkan syariat Islam dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.
Mengamati
Lembar kerja materi malaiakat selalu bersamaku
Membaca.
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah
dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku
penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan malaiakat selalu bersamaku
Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
malaiakat selalu bersamaku Mendengar
Pemberian materi malaiakat selalu bersamaku oleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global
tentang materi pelajaran mengenai materi :
malaiakat selalu bersamaku untuk melatih rasa syukur,
kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
malaiakat selalu bersamaku yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati .
Data
collection
(pengumpulan
data)
KEGIATAN LITERASI
Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi malaiakat selalu
bersamaku yang sedang dipelajari dalam bentuk
121
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari
dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi
malaiakat selalu bersamaku yang sedang dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat
dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan
diajukan kepada guru berkaitan dengan materi malaiakat
selalu bersamaku yang sedang dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi malaiakat
selalu bersamaku yang telah disusun dalam daftar pertanyaan
kepada guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas
contoh dalam buku paket mengenai materi malaiakat selalu
bersamaku.
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi malaiakat selalu
bersamaku yang telah diperoleh pada buku catatan dengan
tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Mempresentasikan ulang
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau
mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri malaiakat
selalu bersamaku sesuai dengan pemahamannya.
Saling tukar informasi tentang materi :
malaiakat selalu bersamaku
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok
lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang
dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian,
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap
teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
122
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam dan
ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.
Bertanya atas presentasi tentang materi Ketentuan
pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam yang
dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa :
Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :
Ketentuan pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat
Islam
Menjawab pertanyaan tentang materi Ketentuan pelaksanaan
pernikahan berdasarkan syariat Islam yang terdapat pada
buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah
disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan
dengan materi Ketentuan pelaksanaan pernikahan
berdasarkan syariat Islam yang akan selesai dipelajari
Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Ketentuan
pelaksanaan pernikahan berdasarkan syariat Islam yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar
lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Catatan : Selama pembelajaran malaiakat selalu bersamaku berlangsung, guru
mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,
disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi malaiakat
selalu bersamaku yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran malaiakat selalu
bersamaku yang baru diselesaikan.
123
1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)
Mengagendakan materi atau tugas untuk pertemuan selanjutnya .
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi
pelajaran malaiakat selalu bersamaku Peserta didik yang selesai mengerjakan
tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta diberi
nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk
kerja pada materi pelajaran malaiakat selalu bersamaku Memberikan
penghargaan untuk materi pelajaran malaiakat selalu bersamaku kepada
kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
I. Penilaian
1. Penilaian Diskusi Peserta didik berdiskusi tentang memahami makna .
Aspek dan rubrik penilaian:
1) Kejelasan dan ke dalaman informasi
(a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan ke dalaman
informasi lengkap dan sempurna, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman
informasi kurang lengkap, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut tidak dapat memberikan penjelasan dan ke
dalaman informasi, skor 25.
Contoh Tabel:
No. Nama siswa
Aspek yang
Dinilai Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasa
n
Tindak
Lanjut
Kejelasan dan
Kedalaman
Informasi
T TT R R
1
Dst.
2) Keaktifan dalam diskusi
(a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut tidak aktif dalam diskusi, skor 25.
Contoh Tabel:
124
No. Nama siswa
Aspek yang
Dinilai Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasa
n
Tindak
Lanjut
Keaktifan dalam
Diskusi T TT R R
1
Dst.
3) Kejelasan dan kerapian presentasi/ resume
(a) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan
sangat jelas dan rapi, skor 100.
(b) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan jelas
dan rapi, skor 75.
(c) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan
sangat jelas dan kurang rapi, skor 50.
(d) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan
kurang jelas dan tidak rapi, skor 25.
Contoh Tabel:
No. Nama siswa
Aspek yang
Dinilai Jumlah
Skor Nilai
Ketuntasa
n
Tindak
Lanjut
Kejelasan dan
Kerapian
Presentasi
T TT R R
1
Dst.
2. Remedial
Peserta didik yang belum menguasai materi (belum mencapai ketuntasan
belajar) akan dijelaskan kembali oleh guru. Guru melakukan penilaian
kembali dengan soal yang sejenis atau memberikan tugas individu terkait
dengan topik yang telah dibahas. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari
tertentu yang disesuaikan, contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada
waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai).
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ........................
Kelas/Semester : ........................
Mat Pelajaran : ........................
Ulangan Harian Ke : ........................
Tanggal Ulangan Harian : ........................
Bentuk Ulangan Harian : ........................
Materi Ulangan Harian : ........................
125
(KD/Indikator : ........................
KKM : ........................
No
Nama
Peserta
Didik
Nilai
Ulangan
Indikator
yang
Belum
Dikuasai
Bentuk
Tindakan
Remedial
Nilai
Setelah
Remedial
Ket.
1
2
3
4
dst,
3. Pengayaan
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik yang sudah menguasai materi
sebelum waktu yang telah ditentukan, diminta untuk soal-soal pengayaan
berupa pertanyaan-pertanyaan yang lebih fenomenal dan inovatif atau
aktivitas lain yang relevan dengan topik pembelajaran. Dalam kegiatan ini,
guru dapat mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang
berhasil dalam pengayaan.
4. Interaksi Guru dengan Orang Tua
Interaksi guru dengan orang tua perlu dilakukan, salah satunya adalah, guru
meminta peserta didik memperlihatkan kolom “Membaca dengan Tartil”
dalam buku teks peserta didik kepada orang tuanya dengan memberikan
komentar dan paraf.
Dapat juga dengan mengunakan buku penghubung kepada orang tua tentang
perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
atau berkomunikasi langsung, dengan pernyataan tertulis atau lewat telepon
tentang perkembangan kemampuan terkait dengan materi.
Cirebon …..........20
Mengetahui
Kepala Sekolah …………. Guru Mata Pelajaran
…………………………………… ………………………
NIP/NRK. NIP/NRK.
126
LAMPIRAN
127
LEMBAR ANGKET SISWA
Nama :
No Absen :
Kelas :
Hari Tanggal :
Aturan menjawab angket
1. Pada angket ini terdapat 15 butir pertanyaan, berilah jawaban yang benar-
benar cocok dalam pilihannmu
2. Jawabanmu jangan di pengaruhi oleh jawaban pertanyaan lain maupun
teman lain
3. Catat tanggapanmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan
memberikan tanda cheklis sesuai keterangan pilihan jawaban.
Keterangan pilihan jawaban
Y : Ya
KK : Kadang Kadang
T : Tidak
No Pertanyaan Ya Akadang-
kadang
Tidak
1 Model pembelajaran yang di tampikan
dalam penyampaian materi malaikat selalu
bersamaku
2 Suasana belajar cukup efektif
3 Guru PAI menerapkan model pembelajaran
kooperatif learning tipe stad tanpa bantuan
orang lain.
4 Guru PAI mahir menerapkan model
pembelajaran kooperatif learning tipe stad
tanpa bantuan orang lain.
128
5 model pembelajaran kooperatif learning
tipe stad membuat saya faham dalam
memahami materi.
6 model pembelajaran kooperatif learning
tipe stad mendukung dalam penyampaian
materi malaikat selalu bersamaku .
7 model pembelajaran kooperatif learning
tipe stad
membuat saya lebih mengerti materi
pembelajaran
8 Saya selalu hadir dalam pembelajaran PAI.
9 Guru selalu memberikan sanjungan atau
pujian kepada siswa
10 Guru PAI selalu memberikan pertanyaan
kepada siswa ketika sedang belajar.
11 Saya selalu mengerjakan tugas yang di
berikan oleh guru.
12 model pembelajaran kooperatif learning
tipe stad membuat saya lebih suka bertanya
tentang pembelajaran.
13 model pembelajaran kooperatif learning
tipe stad membuat saya lebih seneng
belajar.
14 model pembelajaran kooperatif learning
tipe stad pembelajaran yang sangat
menyenangkan.
15 model pembelajaran kooperatif learning
tipe stad membuat saya lebih aktif dan
percaya diri.
129
130
131
132
133
134
135
136
137
KONDISI PEMBELAJARAN DI KELAS