43
i  EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG I KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2019 Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi M agister M anajemen Diajukan Oleh: EMBRIYOWATI CATIYAS NIM: 172903832 Kepada MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2019 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

i  

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS

TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG I

KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2019

Tesis

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Manajemen

Diajukan Oleh:

EMBRIYOWATI CATIYAS NIM: 172903832

Kepada MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2019

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 2: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

ii  

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS

TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG I

KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2019

Oleh:

EMBRIYOWATI CATIYAS NIM: 172903832

Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

Pada tanggal:

Dosen Penguji,

Dr. Syeh Asseri, SE, MM.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Wahyu Purwanto, MSIE Drs. Achmad Tjahjono, MM.Akt

Dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Magister

Yogyakarta,

Mengetahui, PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA, DIREKTUR

Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 3: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

iii  

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kebumen,..........................................

EMBRIYOWATI CATIYAS NIM: 172903832

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 4: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

iv  

Motto

Hidup sekali harus bermanfaat

P ersembahan:

Teruntuk suami mas Mugi, Ghozi dan Ahnaf, Bapak dan Alm. Ibu

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 5: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

v  

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha

Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Tesis sebagai salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen dengan tepat pada

waktunya.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini dapat terselesaikan dengan bimbingan,

pengarahan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Terimakasih yang tidak

terhingga, penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D, selaku Direktur Magister Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta.

2. Dr. Wahyu Purwanto, MSIE, selaku Pembimbing I yang telah membantu dan

membimbing dalam penyusunan Tesis ini.

3. Drs. Achmad Tjahjono, MM, Akt, selaku Pembimbing II yang telah

membantu dan membimbing dalam penyusunan Tesis ini.

4. Kepala UPTD Puskesmas Gombong I beserta staf, yang telah banyak

memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

5. Suamiku Mas Mugi, anak-anakku Ghozi, Ahnaf, serta Bapak Bohid tercinta

atas pengorbanan dan kasih sayang serta doanya yang selalu ada bersama

penulis.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 6: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

vi  

Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan

memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan kritik membangun

akan penulis terima demi perbaikan kesempurnaan tesis ini.

Akhir kata penulis hanya dapat kembali mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah ikut serta

membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. Semoga Alloh memberikan

balasan yang terbaik untuk semua. Aamiin.

Kebumen, September 2019

Penulis,

EMBRIYOWATI CATIYAS

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 7: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

vii  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. ii

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………. iv

KATA PENGANTAR…………………………………………………. v

DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xii

INTISARI……………………………………………………………….. xiii

ABSTRACT…………………………………………………………….. xiv

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………….. 1

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………….. 7

C. PERTANYAAN PENELITIAN………………………………… 7

D. TUJUAN PENELITIAN………………………………………... 8

E. MANFAAT PENELITIAN……………………………………... 8

BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………….. 9

A. KINERJA…………………….…………………………………. 9

B. POSYANDU LANSIA………………………………………….. 16

C. LANSIA…………………………………………………………. 19

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 8: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

viii  

D. PENELITIAN TERDAHULU………………………………….. 21

E. KERANGKA PIKIR PENELITIAN…………………………… 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……………………………… 24

A. DESAIN PENELITIAN………………………………………… 24

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIA………………………… 24

C. INFORMAN PENELITIAN…………………………………..... 24

D. METODE PENGUMPULAN DATA…………………………… 25

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA……………………………. 25

F. TEKNIK ANALISIS DATA……………………………………. 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 27

A. HASIL PENELITIAN…………………………………………… 27

1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN………………………. 27

A) GEOGRAFI……………………………….. …………….. 27

B) DEMOGRAFI…………………………………………… 28

C) VISI DAN MISI…………………………….................... 31

D) SARANA DAN PRASARANA………………………... 32

E) TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS……………… 33

2. KARAKTERISTIK INFORMAN………………………….. 34

3. PELAKSANAAN FGD…………………………………….. 34

4. SOLUSI DARI PERMASALAHAN………………….……. 45

B. PEMBAHASAN………………………………………………... 50

BAB V. PENUTUP…………………………………………………….. 57

A. SIMPULAN……………………………………………………… 57

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 9: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

ix  

B. SARAN………………………………………………………….. 59

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 61

LAMPIRAN……………………………………………………………… 64

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 10: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

x  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Gambaran Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan

Puskesmas Gombong I Tahun 2018……………………….. 32

Tabel 4.2. Distribusi Tenaga Kesehatan Puskesmas Gombong I

Tahun 2018………………………………………………… 33

Tabel 4.3. Data Informan Penelitian……………………………………….. 34

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 11: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

xi  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian………………………………… 23

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Gombong I……………… 28

Gambar 4.2. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Desa Wilayah Kerja

Puskesmas Gombong I Tahun 2018……………………….. 28

Gambar 4.3. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2018………………………………………………… 29

Gambar 4.4. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin Wilayah Kerja Puskesmas

Gombong I Tahun 2018…………………………………… 30

Gambar 4.5. Grafik Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

Puskesmas Gombong I Tahun 2018………………………. 31

Gambar 4.6. Hasil Pelaksanaan FGD……………………………………… 54

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 12: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

xii  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman dan Pertanyaan FGD………………………… 58

Lampiran 2. Jawaban Pertanyaan dalam FGD………………………….. 61

Lampiran 3. Foto-Foto Kegiatan…………………………………….. 67

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 13: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

xiii  

INTISARI

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG I

KABUPATEN KEBUMEN

Oleh: EMBRIYOWATI CATIYAS

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Puskesmas tentang pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia, untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi latar belakang, menunjang, dan menghambat kinerja puskesmas dalam pemanfaatan Posyandu Lansia, dan untuk mengetahui cara mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kinerja Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu Lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif, menggunakan data primer yang diperoleh dari FGD (Focus Group Discussion), data sekunder/dokumen dan studi kepustakaan. Sebagai informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Pengelola Program Lansia, Pengelola Program Promosi Kesehatan, dan lima orang Pelaksana Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I. Hasil penelitian ini adalah Kinerja Puskesmas Gombong I tentang pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.44 tahun 2016. Faktor yang menunjang pelaksanaan program Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I adalah adanya dana dari berbagai sumber. Faktor yang menghambat: kurangnya SDM dan tenaga yang handal, peralatan, sarana prasarana yang terkadang belum lengkap, kurangnya sosialisasi kepada masyarakat dan kurangnya kesadaran dari para lansia untuk mengikuti program ini. Cara mengatasi hambatan yaitu pemantauan rutin, diadakan pola pendidikan dan pelatihan secara rutin, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam mengatasi kurangnya SDM dan tenaga yang handal. Kata Kunci: Kinerja, Puskesmas, Posyandu Lansia, FGD

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 14: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

xiv  

ABSTRACT

EVALUATION OF PUSKESMAS PERFORMANCE CONCERNING THE UTILIZATION OF POSYANDU ELDERLY IN GOMBONG I

PUSKESMAS AREA KEBUMEN DISTRICT

By: EMBRIYOWATI CATIYAS The purpose of this study is to determine the performance of the Puskesmas on the implementation of the elderly Posyandu activities, to find out the factors that are background, support, and inhibit the performance of the puskesmas in the utilization of the Posyandu Elderly, and to find out how to overcome obstacles in implementing the performance of the Gombong I Puskesmas in the utilization of Posyandu I Elderly. The study was using a qualitative research design, using primary data obtained from FGD (Focus Group Discussion), secondary data / documents and literature studies. As informants in this study were the Head of the Community Health Center, the Manager of the Elderly Program, the Manager of the Health Promotion Program, and five Elderly Posyandu Organizers in the Gombong I Health Center. The results of this study are the performance of Puskesmas Gombong I regarding the implementation of the elderly Posyandu activities not in accordance with the Minister of Health Regulation No.44 2016. Factors supporting the implementation of the Posyandu Seniors program at Puskesmas Gombong I are the existence of funds from various sources. Factors hampering: lack of human resources and reliable personnel, equipment, infrastructure which is sometimes incomplete, lack of socialization to the community and lack of awareness from the elderly to join this program. How to overcome obstacles namely direct routine monitoring, holding a regular pattern of education and training, including science and health technology in overcoming the lack of reliable human resources and personnel. Keywords: Performance, Puskesmas, Elderly Posyandu, FGD

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 15: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian kinerja (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya (Mankunegara, 2009). Kinerja (performance) merupakan hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,

dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,

tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika

(Prawirosentono, 1999).

Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya

disebut SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai Jenis dan Mutu

Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak

diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.

SPM Kesehatan terdiri atas SPM Kesehatan Daerah Provinsi dan SPM

Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. Jenis pelayanan dasar pada SPM

Kesehatan Daerah Provinsi terdiri atas: a. pelayanan kesehatan bagi penduduk

terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi bencana

provinsi; dan b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada kondisi kejadian

luar biasa provinsi.

 

1

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 16: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

2  

Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota

terdiri atas:

a) Pelayanan kesehatan ibu hamil;

b) Pelayanan kesehatan ibu bersalin;

c) Pelayanan kesehatan bayi baru lahir;

d) Pelayanan kesehatan balita;

e) Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;

f) Pelayanan kesehatan pada usia produktif;

g) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;

h) Pelayanan kesehatan penderita hipertensi;

i) Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;

j) Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat;

k) Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;

l) Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang

melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus)

yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif.

Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan pelayanan

kesehatan usia lanjut sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat

Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk

edukasi dan skrining usia lanjut sesuai standar pada Warga Negara usia 60

tahun ke atas di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan

kesehatan usia lanjut sesuai standar meliputi :1) Edukasi Perilaku Hidup

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 17: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

3  

Bersih dan Sehat, 2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit

tidak menular.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia

di wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia adalah bentuk

pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau UKBM yang dibentuk

oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat, khususnya

pada penduduk lanjut usia.

Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia,

Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut

usia di masyarakat, yang proses pembentukan danpelaksanaannya dilakukan

oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor

pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain,

dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan

preventif. Disampingpelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga

dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga

dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatandan

kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan

mengembangkan potensi diri.

Kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), selama ini lebih banyak

dikenal untuk melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 18: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

4  

kesehatan di puskesmas, ada juga jenis program posyandu lansia, yang

dikhususkan untuk melayani para lanjut usia. Pemerintah telah merumuskan

berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang diantaranya seperti

tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada

pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap

produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia

lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Dengan

diberlakukannya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut

menegaskan komitmen Indonesia untuk menjamin dan melindungi lanjut usia.

Pemerintah RI melalui Depkes telah mengembangkan berbagai kebijakan,

program dan kegiatan yang dapat menunjang derajat kesehatan lanjut usia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016,

disampaikan bahwa Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara

merata dan bermutu sesuai standar, diwujudkan dengan bukti adanya

perbaikan dan peningkatan pencapaian target indikator kesehatan masyarakat

dan perseorangan.

Kebijakan yang diberlakukan dalam pelaksanaan pelayanan lanjut usia

adalah meningkatkan kesehatan dan kemampuan untuk mandiri selama

mungkin. Pelayanan kesehatan diberikan di tingkat pelayanan dasar dan

rujukan, pendekatan holistic, meningkatkan peran serta lintas program dan

lintas sector, promotif, preventif, rehabilitative, dan kuratif dilaksanakan

secara komprehensif, peningkatan peran serta masyarakat, swasta, dan lanjut

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 19: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

5  

usia, menerapkan gugus kendali mutu pelayanan di setiap jenjang,

penyusunan prosedur tetap pelayanan, penerapan standar pelayanan dan

pelayanan tenaga kesehatan bagi kesehatan lanju usia (Departemen Sosial,

2003)

Untuk mewujudkan kebijakan dan program kesehatan bagi lanjut usia

pemerintah Kabupaten Kebumen mencanangkan pelayan pada lansia yaitu

mulai dari jenjang Posyandu Lansia di tingkat masyarakat, pelayanan lanjutan

yaitu Rumah Sakit. Sebagai pelayan di tingkat masyarakat, Posyandu Lansia

juga merupakan suatu kegiatan kesehatan dasar untuk para lansia yang

diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masayarakat yang dibantu oleh petugas

kesehatan. Jadi, Posyandu Lansia merupakan kegiatan swadaya dari

masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa.Oleh

sebab itulah pemerintah Kabupaten Kebumen mencanangkan Posyandu

Lansia pada setiap kelurahan di tiap-tiap kecamatan, salah satunya Posyandu

Lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Gombong I, Kecamatan

Gombong.

Posyandu Lansia yang berada di bawah wilayah Puskesmas Gombong

I yaitu

a. Desa Banjarsari yaitu Posyandu Salma, Posyandu Salwa, Posyandu

Assyifa.

b. Desa Kedungpuji yaitu Posyandu Assyifa 1, Posyandu Assyifa 2,

Posyandu Assyifa 3.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 20: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

6  

c. Desa Panjangsari, yaitu Posyandu Lansia Sejahtera 1 , Posyandu Lanisa

Sejahtera 2, Posyandu Lestari.

d. Desa Patemon yaitu Posyandu Annisa 1,Posyandu Lansia Annisa 2,

Posyandu Annisa 3.

e. Desa Wero yaitu Posyandu Amongrogo, Posyandu Waluyoningjati,

Posyandu Barokah, Posyandu Ngesti Waluyo.

Berdasarkan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) tentang

pelayanan kesehatan pada usia lanjut sesuai standar, realisasi di Puskesmas

Gombong I pada bulan Desember 2018 (target 100%) baru 22,26% dimana

sudah dilakukan deteksi hipertensi, DM, kolesterol. Untuk deteksi gangguan

mental dan gangguan perilaku belum dilakukan. Menurut Kepala Puskesmas

Gombong I rendahnya penggunaan atau kunjungan lansia ini disebabkan

karena berbagai faktor, diantaranya adalah faktor jarak rumah dengan lokasi

posyandu, pengetahuan lansia yang masih kurang, tidak ada dukungan

keluarga dan pekerjaan, serta kurangnya peran petugas kesehatan dan kader

posyandu. Ketidaktahuan lansia ini mungkin disebabkan penyuluhan sosial

yang kurang dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader posyandu lansia

serta belum adanya sinergitas dengan kepala lingkungan, tokoh

agama/masyarakat untuk informasi program posyandu lansia.

Belum adanya evaluasi yang dilakukan terkait pelaksanaan Posyandu

Lansia di Puskesmas Gombong I menyebabkan petugas Posyandu Lansia

tidak mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaan Posyandu

Lansia. Padahal jika diadakan evaluasi kinerja maka dapat dilakukan inovasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 21: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

7  

untuk mengatasi kekurangan dari Posyandu Lansia, sehingga kunjungan

lansia ke Posyandu dapat ditingkatkan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan

masalahnya adalah Kinerja Puskesmas Gombong I tentang pemanfaatan

Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I Kabupaten Kebumen belum

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.44 tahun 2016.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kinerja Puskesmas Gombong I tentang pelaksanaan kegiatan

Posyandu Lansia ?

2. Faktor apa saja yang menjadi latar belakang, menunjang, dan menghambat

kinerja puskesmas dalam pemanfaatan Posyandu Lansia?

3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kinerja

Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu Lansia.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kinerja Puskesmas Gombong I tentang pelaksanaan

kegiatan Posyandu Lansia.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi latarbelakang, menunjang,

dan menghambat kinerja puskesmas dalam pemanfaatan Posyandu Lansia

3. Untuk merumuskan upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan

kinerja Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu Lansia.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 22: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

8  

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu di bidang sumber daya

manusia yaitu mengenai kinerja,

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengambil

kebijakan dan Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan Posyandu

Lansia.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 23: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

9  

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja

1. Pengertian

Kinerja sebagai hasil–hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang

atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai

faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan kemampuan yang di berikan kepadanya. (Munir, 2013: 45)

Istilah kinerja mengandung berbagai macam pengertian. Kinerja dapat

ditafsirkan sebagai arti penting suatu pekerjaan; tingkat keterampilan

yang diperlukan; kemajuan dan tingkat penyelesaian dari suatu pekerjaan.

(Panggabean, 2012: 72)

Menurut Prawirosentono (dalam Simamora , 2013: 88) menyatakan

bahwa: Kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan kemampuan masing-

masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Defenisi kinerja menurut (Mahsun, 2006: 24) mendefinisikan kinerja atau

performance yaitu merupakan gambaran mengenai tingkat atau

 

9

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 24: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

10  

pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan

melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Menurut Ilyas (dalam Suswati, 2012:67) mendefinisikan: Kinerja

adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas

dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu

maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas

kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural,

tetapi juga kepada keseluruhan jabatan personel di dalam organisasi.

Rivai (2004: 54) menyebutkan Kinerja adalah kesediaan seseorang

atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan. Kinerja tidak berdiri sendiri tapi berhubungan

dengan kepuasan kerja dan kompensasi, dipengaruhi oleh ketrampilan,

kemampuan dan sifat-sifat individu.

Sedangkan menurut Bangun (2012: 32) kinerja adalah hasil

pekerjaan yang dicapai karyawan berdasarkan persyaratan-persyaratan

pekerjaan. Kinerja sebagai suatu pekerjaan yang mempunyai persyaratan

tertentu untuk mendapatkan tujuan demi kemajuan lembaga/perusahaan.

Kinerja sebagai hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun

kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja

individu ini akan tercapai apabila didukung oleh atribut individu, upaya

kerja dan dukungan organisasi. (Mangkunegara, 2006: 77)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 25: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

11  

Dengan kata lain kinerja ditentukan oleh kemampuan, keinginan

dan lingkungan. Oleh karena itu agar mempunyai kinerja yang baik,

seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan

dan mengetahui pekerjaannya serta dapat ditingkatkan apabila ada

kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan.

Hasibuan dalam Sujak (1990:15) dan Sutiadi (2003:18)

mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta

waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai

oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya

sesuai dengan criteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad (dalam

Agustina , 2002: 20) dan Sutiadi (2003:19) mengemukakan bahwa kinerja

seseorang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam

melakukan tugas pekerjaannya.

Tugas pelayanan bidan dalam pelayanan kebidanan telah diatur

melalui SK Menkes RI No.900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi

dan Praktik Bidan serta uraian tentang kinerja bidan yaitu hasil kerja

yang dicapai oleh bidan dalam melaksanakan tugasnya yang

berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak terdiri

dari cakupan pelayanan antenatal (sebelum kelahiran), cakupan

pelayanan persalinan, cakupan pelayanan nifas dan neonatal termasuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 26: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

12  

kegiatan pencatatan dan kegiatan pelaporan sesuai dengan pelayanan

yang diberikan. (Menkes, 2002).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Gibson (dalam Dharma , 1997: 34), menyatakan bahwa

terdapat tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja dan perilaku

yaitu: (1) variabel individu, yang meliputi kemampuan dan ketrampilan,

fisik maupun mental, latar belakang, pengalaman dan demografi, umur

dan jenis kelamin, etnik dan sebagainya. Kemampuan dan ketrampilan

merupakan faktor utama yang mempengaruhi kinerja individu, sedangkan

demografi mempunyai hubungan tidak langsung pada perilaku dan

kinerja, (2) variabel organisasi, yakni sumber daya, kepemimpinan,

imbalan, struktur dan desain pekerjaan, (3) variabel psikologis, yakni

persepsi, sikap, kepribadian, belajar, kepuasan kerja dan motivasi.

Persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang

komplek dan sulit diukur serta kesempatan tentang pengertiannya sukar

dicapai, karena seseorang individu masuk dan bergabung ke dalam suatu

organisasi kerja pada usia, etnis, latar belakang, budaya dan ketrampilan

yang berbeda satu sama lainnya.

Ketiga kelompok variabel tersebut mempengaruhi perilaku kerja

yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja personel. Perilaku yang

berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas

pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan

atau tugas.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 27: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

13  

Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan

dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Sub variabel

kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang

mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel demografis

mempunyai efek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu.

(Rahmawati, 2012:33)

Variabel organisasi dikelompokkan pada sub variabel sumber daya

(tenaga, dana), kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

Dubrin (2005:65) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah upaya

mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan,

cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, kekuatan

dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi

dalam rangka mencapai tujuan. Siagian (2002:76) mengemukakan bahwa

peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi ada tiga bentuk

yaitu peranan yang bersifat interpersonal, informasional, dan peranan

pengambilan keputusan. Peranan interpersonal artinya seorang pemimpin

adalah simbol akan keberadaan organisasi, bertanggungjawab

memberikan arahan kepada bawahan dan sebagai penghubung. Bersifat

informasional artinya sebagai pemberi, penerima dan penganalisa

informasi.

Sedangkan peranan pengambilan keputusan artinya sebagai

penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategi-strategi yang

mampu mengembangkan motivasi, mengambil peluang, bernegosiasi dan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 28: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

14  

menjalankan usaha organisasi dengan konsisten. Sedangkan menurut

Tika (2006:45) mengemukakan bahwa ada sembilan peranan

kepemimpinan dalam organisasi antara lain sebagai perencana, pembuat

kebijakan, ahli, pelaksana, pengendali/pengawas, pemberi hadiah atau

hukuman, teladan, tempat menimpakan kesalahan, dan pengganti peran

orang lain.

Variabel psikologis terdiri dari sub variabel persepsi, sikap,

kepribadian dan belajar. Menurut Gibson (1987:99) kinerja merupakan

hal yang komplek dan sulit diukur serta sukar mencapai kesepakatan

pengertian variabel tersebut, karena individu masuk dan bergabung

dalam organisasi, kerja pada usia, etnis, latar belakang budaya dan

keterampilan yang berbeda satu dengan yang lain. Kinerja pegawai

merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut

adalah faktor lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan eksternal,

dan faktor internal karyawan atau pegawai (Wirawan, 2009: 32) yaitu:

a. Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai

yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh

ketika ia berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat

pribadi, serta keadaan fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor

yang diperoleh, misalnya pengetahuan, keterampilan, etos kerja,

pengalaman kerja, dan motivasi kerja.

b. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi. Dalam melaksanakan

tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi tempat ia

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 29: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

15  

bekerja. Dukungan tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya

pegawai. Sebaliknya, jika sistem kompensasi dan iklim kerja

organisasi buruk, kinerja karyawan akan menurun. Faktor internal

organisasi lainnya misalnya strategi organisasi, dukungan sumber

daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem

manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen organisasi

harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif

sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas

karyawan.

c. Faktor lingkungan eksternal organisasi. Faktor-faktor lingkungan

eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian, atau situasi yang

terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang memengaruhi kinerja

karyawan.

Untuk mengetahui baik atau buruk kinerja seorang pegawai maka

perlu dilakukan penilaian kinerja, yang pada dasarnya penilaian kinerja

merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara

efektif dan efisien.

Peningkatan kinerja karyawan di instansi pemerintah dapat

ditempuh dengan beberapa cara, misalnya melalui pemberian imbalan

yang layak, pemberian motivasi, penegakan disiplin, serta peningkatan

pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu,

karyawan diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan mereka setelah

dibekali dengan pengetahuan yang berkaitan dengan implementasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 30: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

16  

pekerjaan mereka, penegakan disiplin serta adanya motivasi secara

berkelanjutan yang diimbangi imbalan yang memadai perlu dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Disadari sepenuhnya bahwa cukup banyak variabel yang terkait

dengan kinerja perawat atau aparat pemerintah. Namun dengan

memperhatikan lokasi, kondisi dan pengamatan awal, maka kinerja yang

dibahas dalam penelitian ini, dihubungkan dengan faktor disiplin,

motivasi, imbalan dan pengetahuan perawat.

B. Posyandu Lansia

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah

pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan

pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya

masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta,

organisasi sosial, dan lain-lain, dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan

pada upaya promotif dan preventif.

Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat

diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olahraga, dan

seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lanjut usia dalam

rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan

kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktivitas dan

mengembangkan potensi diri (Komnas Lansia, 2010)

1. Tujuan Pembentukan dan Pelayanan Posyandu Lansia

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 31: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

17  

Menurut Azizah (2011) tujuan pembentukan dan pelayanan

Posyandu Lansia adalah:

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat

sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

kebutuhan lansia,

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat

dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan

komunikasi antara masyarakat usia lanjut,

c. Meningkatkan kesadaran pada lansia untuk mengenali masalah

kesehatan dirinya sendiri dan bertindak untuk mengatasi masalah

tersebut terbatas kemampuan yang ada dan meminta pertolongan

keluarga atau petugas jika diperlukan,

d. Meningkatkan mutu derajat kesehatan lansia,

e. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku positif dari lansia.

2. Manfaat Posyandu Lansia

Secara umum Posyandu Lansia mempunyai beberapa manfaat

yaitu: (Depkes, 2010)

a. Meningkatkan status kesehatan lansia,

b. Meningkatkan kemandirian pada lansia,

c. Memperlambat aging proses,

d. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia,

e. Meningkatkan harapan hidup.

3. Sasaran Posyandu Lansia

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 32: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

18  

Sasaran Posyandu Lansia (Depkes, 2010) terdiri dari sasaran

langsung dan tidak langsung. Adapun sasarn yang dimaksud adalah:

a. Sasaran langsung

1) Kelompok pra usia lanjut (45-54 tahun)

2) Kelompok lanjut usia (60-69 tahun)

3) Kelompok lanjut usia dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

b. Sasaran tidak langsung

1) Keluarga dimana usia lanjut berada

2) Masyarakat di lingkungan lanjut usia

3) Organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan lanjut

usia

4) Petugas kesehatan yang melayani kesehatan lanjut usia

5) Petugas lain yang menangani kelompok lanjut usia.

4. Kegiatan Kesehatan di Posyandu Lansia

Adapun kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia menurut

Azizah (2011) adalah:

a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar

dalam kehidupan sehari-hari seperti makan, minum, berjalan, mandi,

berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar atau air kecil dan

sebagainya,

b. Pemeriksaan status mental,

c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan tinggi

badan, pencatatan dalam grafik indeks masa tubuh (IMT)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 33: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

19  

d. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan

stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit,

e. Pemeriksaan Hemoglobin,

f. Pemeriksaan gula darah air seni sebagi deteksi awal adanya penyakit

DM,

g. Pemeriksaan kandungan zat putih telur (protein) dalam air seni

sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal,

h. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bila ada rujukan,

i. Penyuluhan dilakukan diluar atau didalam posyandu atau kelompok

usia lanjut,

j. Kunjungan rumah oleh kader didampingi petugas puskesmas bagi

anggota lansia yang tidak hadir di posyandu,

k. Pemberian makanan tambahan (PMT) dan penyuluhan contoh menu

makanan,

l. Kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia dan jalan santai.

C. Lansia

1. Pengertian Lansia

Menurut UU No.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut,

lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas,

a. Menurut Depkes RI(2003), klasifikasi Lansia adalah:

1) Pra lansia: seseorang yang berusia antara 45-59 tahun,

2) Lansia: seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,

3) Lansia resiko tinggi: seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 34: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

20  

4) Lansia potensial: lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan

atau kegiatan yang dapat menghasilkan uang, barang, dan jasa,

5) Lansia tidak potensial: lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,

sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

2. Tanda – tanda lanjut usia

Tanda-tanda lanjut usia adalah sebagai berikut (Depkes, 2005)

a. Kemunduran-kemunduran biologis

Yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara

lain:

1) Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-

garis yang menetap,

2) Rambut mulai beruban dan menjadi putih,

3) Gigi mulai ompong,

4) Penglihatan dan pendengaran berkurang,

5) Mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah.

b. Kemunduran kemampuan kognitif

Antara lain:

1) Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik,

2) Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik daripada kepada

hal-hal yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-

nama,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 35: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

21  

3) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang serta

tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya ingat yang

sudah mundur.

4) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman, skor yang

dicapai dalam tes-tes intelegensi menjadi lebih rendah,

5) Tidak mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.

3. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia

Penyakit Lanjut Usia yang sering ditemukan di Indonesia adalah :

a. Penyakit sistem pernafasan

b. Penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah

c. Penyakit pencernaan makanan

d. Penyakit sistem Urogenital

e. Penyakit gangguan metabolik/endokrin

f. Penyakit pada persendian tulang

g. Penyakit yang disebabkan proses keganasan

D. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Widya Septiani tahun 2018 yang berjudul

“Implementasi Peran Kader Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan

Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya

Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa bentuk pelayanan yang dilakukan kader kesehatan di

Posyandu Bougenvil seperti persiapan pelayanan kesehatan, pelaksanaan

pelayanan kesehatan dan pelayanan informasi, edukasi dan motivasi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 36: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

22  

kesehatan. meskipun dalam pelayanan kesehatan lansia pada Posyandu

Lansia Bougenvil masih terdapat faktor penghambat dan pendukung,

tetapi diharapkan seluruh lansia dapat mengikuti kegiatan posyandu agar

mendapat manfaat dari semua kegiatan yang dilakukan di Posyandu

Bougenvil.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bety Siwi Kartika Wati pada tahun 2018

yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Posyandu Lansia di Wilayah

Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo”. hasil penelitian yaitu

pelaksanaan posyandu lansia di Puskesmas Bulu dalam segi tenaga, dana,

sarana dan prasarana, Standar Operasional Prosedur (SOP), angka

kunjungan lansia masih belum maksimal. Sehingga Puskesmas Bulu perlu

melakukan evaluasi terhadap kinerja dan program lansia setiap tahun.

Selain itu, meningkatkan fasilitas dan dana yang diperlukan di Posyandu

Lansia.

3. Penelitian oleh Noerfitri yang berjudul “Sistem Infomasi Rekam Medis

Lansia di UPTD Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi”. Hasil penelitian

yaitu system informasi rekam medis lansia dapat diterapkan di UPTD

Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi.

Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas

tentang posyandu lansia. Perbedaannya adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi serta lokasi penelitian yang berbeda.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 37: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

23  

E. Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui informasi yang mendalam

tentang pemanfaatan posyandu lansia oleh para lansia di kecamatan Gombong

Kabupaten Kebumen, sudah optimal/belum. FGD adalah salah satu metode

riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara, yaitu diskusi

terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam

suasana informal dan santai. Keputusan diambil dalam suatu forum rapat

yang dipimpin oleh moderator, membahas pelaksanaan program Posyandu

Lansia serta strategi apa yang akan diterapkan dalam memperbaiki kerja yang

belum optimal tersebut.

Adapun kerangka pikir penelitian kami sajikan dalam gambar berikut.

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Kinerja Puskesmas Tentang Pemanfaatan Posyandu Lansia

Evaluasi Kinerja melalui FGD

Strategi untuk memperbaiki Kinerja Puskesmas Tentang

Pemanfaatan Posyandu Lansia

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 38: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

24  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif yang bertujuan

untuk mengetahui serta memahami masalah-masalah yang dihadapi dalam

pencapaian kinerja Puskesmas Gombong I dalam pemanfaatan Posyandu

Lansia. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari FGD

(Focus Group Discussion), data sekunder/dokumen dan studi kepustakaan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September

2019 di Puskesmas Gombong I.

C. Informan Penelitian

Sebagai informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas,

Pengelola Program Lansia, Pengelola Program Promosi Kesehatan, dan lima

orang Pelaksana Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I Kecamatan

Gombong Kabupaten Kebumen.

D. Metode Pengumpulan Data

a. FGD (Focus Group Discussion)

FGD adalah salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal

selain teknik wawancara, yaitu diskusi terfokus dari suatu group untuk

membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai.

 

24

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 39: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

25

Dalam penelitian ini informannya adalah Kepala Puskesmas,

Pengelola Program Lansia, Bagian Promosi Kesehatan dan lima orang

Pelaksana Posyandu Lansia di Puskesmas Gombong I Kecamatan

Gombong Kabupaten Kebumen. FGD dilakukan di Puskesmas Gombong

I Kabupaten Kebumen. FGD ini berfungsi untuk menggali dan mendapat

informasi yang lebih mendalam dari informan.

b. Dokumentasi

Untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini

digunakan metode dokumentasi sebagai alat bantu dan alat penunjang.

Menurut Arikunto (2002: 236) yang dimaksud metode dokumentasi yaitu

“Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya”. Jadi, metode dokumentasi merupakan metode yang

digunakan untuk memperoleh data yang berupa bahan tulis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan

FGD dan dokumentasi sebagai pedoman untuk memberikan gambaran

informasi secara mendalam tentang penggunaan posyandu lansia oleh

masyarakat sehingga dapat memberikan gambaran sesuai dengan tujuan

khusus penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui

FGD (Focus Group Discussion). FGD adalah salah satu teknik pengumpulan

STIEW

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 40: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

26  

data kualitatif yang didesain untuk memperoleh informasi keinginan,

kebutuhan, sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta tentang

suatu topik, dengan pengarahan dari seorang fasilitator atau moderator. FGD

bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi dan pandangan

peserta terhadap sesuatu, tidak berusaha mencari konsensus atau mengambil

keputusan mengenai tindakan apa yang akan diambil. Oleh karena itu dalam

FGD digunakan pertanyaan terbuka (open ended), yang memungkinkan

peserta untuk memberikan jawaban yang disertai dengan penjelasan-

penjelasan. Dari FGD ini, peneliti mendapatkan informasi-informasi penting

sebagai hasil penelitian.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 41: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

61  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta Azizah, ML. 2011. “Keperawatan Lanjut Usia”. Graha Ilmu Bagi Petugas

Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT

Erlangga Burhan, Bungin. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Dharma, Surya. 1997. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Direktorat Bina Kesehatan Komunitas Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia

Dubrin, Andrew J. 2005. The Complete Ideal’s Guides: Leadership, Edisi Kedua.

Jakarta: Prenada. Elfindri, Hasnita & Abidin,R, E. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Baduose Media EVK.Theresia & Jomima & Syafrudin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : CV.Trans Info Media. Fitrah & Wahyunita D.Vina. 2010. Memahami Kesehatan Pada Lansia. Jakarta:

CV. Trans Info Media Fitriasih, Nina. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Posyandu Lansia Wilayah KerjaPuskesmas Semuli Raya Kabupaten Lampung Utara Tahun 2010”. Tesis. Depok : Universitas Indonesia.

Gibson, dkk. 1987. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid I,

Alih Bahasa Djarkasih. Jakarta: Erlangga. <http://www.Depkes.go.id/download/publikasi/profil%20kesehatan%20Indonesia %202010.pdf.diakses tanggal 25 Juli 2019> Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan Di

Kelompok Lanjut Usia

 

61

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 42: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

62  

Lawgreen W.Green. 1980. Health Education Planning A Diagnostic Approach.

California: Mayfield Publishing Campany Malik Saepudin. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat. Pontianak:

CV. Trans Info Media

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Refika Aditama.

Maryam R.Siti & Tim . 2010. Buku Panduan Bagi Kader Posbindu Lansia.

Jakarta: CV.Trans Info Media Moleong, J.Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset

Munir. 2013. Multimedia dan Konsep Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Najamuddin, Muhammad. 2010. Tanya Jawab Kesehatan Harian Untuk Lansia.

Yogyakarta: Tunas Publishing. Noerfitri. 2011. “Sistem Informasi Rekam Medis Lansia di UPTD Puskesmas

Pondok Gede Kota Bekasi”. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:

PT.Rineka Cipta ________________________. Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta:

PT.RinekaCipta. ________________________. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT.Rineka Cipta Pabundu, Tika. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Jakarta: PT. Bumi Aksara. Panggabean, Mutiara Sibarani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Ghalia Indonesia. Prastowo, Andi. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif

Rancangan Penelitian. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Rahmawati. 2012. Pengaruh Kinerja Lingkungan. Semarang: Universitas

Diponegoro.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 43: EVALUASI KINERJA PUSKESMAS TENTANG PEMANFAATAN …eprint.stieww.ac.id/1016/1/172903832 EMBRIYOWATI CATIYAS 1-3.… · yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif

63  

Septiani, Widya. 2018. “Implementasi Peran Kader Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Lansia Pada Posyandu Lansia Bougenvil di Kelurahan Kemiling Raya, Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung”. Tesis. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Siagian, S.P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka

Cipta. Simamora, Henry. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Yogyakarta:

STIE YKPN Sujak, Abi. 1990. Kepemimpinan Manager (Eksistensi dalam Perilaku

Organisasi). Jakarta: PT.Gramedia. Sumantri Arif.H. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Prenada

Media Group Suswati. 2012. Komitmen Organisasi Sebagai Salah Satu Penentu Kinerja

Pegawai. Malang: Universitas Gajayana. Sutiadi. 2003. Motivasi Karyawan dan Aktivitas Manajerial Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Karyawan. Malang: Pasca Sarjana Universitas Brawijaya.

Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wati, Beti Siwi Kartika. 2018. “Evaluasi Pelaksanaan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo”. Tesis. Surakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at