Upload
fatia-ramadhana
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
1/18
1
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. IM
Usia : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status pernikahan : Bercerai
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Bekasi
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 6 Oktober 2014, pukul
11.30 di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan untuk kontrol.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pasien datang sendiri ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan dengan
rujukan dari Poliklinik Kardiologi karena mengalami sulit tidur sejak 3 bulan
yang lalu. Jika pasien tidak bisa tidur, pasien akan membaca buku agar bisa
mengantuk ataupun mondar-mandir dalam rumahnya. Terkadang, saat merasa
frustrasi karena tidak bisa tidur, pasien sering membentur-benturkan kepalanya
ke dinding, menghentak-hentakkan kaki, bahkan menonjok meja dengan
tangannya.
Akhir-akhir ini, pasien merasa cemas, gelisah, dan mudah sedih, kadang-kadang
hingga menangis. Pasien juga merasa kurang dianggap apabila ketika pasien
berbicara tidak ada yang menanggapi. Saat pasien kesal karena merasa tidak
dianggap, pasien merasa dadanya menjadi sesak, namun pasien menyangkal
adanya jantung berdebar, tangan gemetaran, sakit kepala, ataupun mual-
muntah. Pasien juga menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung. Sejak tidak
ada kegiatan, pasien merasa menjadi manusia yang tidak berguna. Ini terjadi
karena saat belum sakit dahulu, pasien adalah orang yang aktif bekerja dan
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
2/18
2
berkegiatan. Pasien juga merasa ketakutan akan kematian dirinya. Pasien
menyangkal pernah mengalami keluhan-keluhan seperti ini sebelumnya.
Sosialisasi pasien dengan tetangga baik. Selama ini, pasien tidak pernah
bertengkar ataupun memiliki masalah dengan lingkungan sekitar. Pasienmerupakan orang yang cukup aktif berpartisipasi pada acara-acara di
lingkungan rumahnya. Pasien merupakan orang yang senang dengan keramaian
dan bukan tipe orang yang senang menyendiri. Namun, sejak 3 bulan yang lalu
pasien mulai malas keluar rumah.
Pasien menyangkal pernah merasa mendengar bisikan-bisikan yang tidak
didengar oleh orang lain, melihat sosok-sosok penampakan yang tidak dilihat
oleh orang lain, mencium bau-bau aneh yang tidak nyata, mengecap rasa-rasa
aneh yang tidak nyata di lidahnya, ataupun merasakan sensasi rabaan atau
sentuhan atau sesuatu menjalar di kulitnya. Pasien menyangkal bahwa
pikirannya dikendalikan dan diperintah untuk melakukan sesuatu, menyangkal
bahwa pikirannya tersiar ke luar kepala dan orang-orang menjadi tahu jalan
pikiran pasien, serta menyangkal bahwa pikirannya disedot oleh orang lain.
Pasien juga menyangkal perasaan ada orang yang ingin berniat jahat ke dirinya
ataupun melukai dirinya. Pasien juga menyangkal perasaan seperti dikejar-kejaratau diikuti oleh suatu hal. Pasien menyangkal bahwa dirinya adalah seorang
yang hebat dan perlu dipuja. Saat bercermin, pasien merasa sosok dirinya di
cermin sama dengan dirinya sebenarnya, dan pasien merasa tidak ada yang
berubah dengan dirinya. Pasien menyangkal perasaan asing terhadap
lingkungan sekitarnya ataupun perasaan bahwa lingkungannya berubah.
Tiga bulan yang lalu, pasien didiagnosis oleh dokter menderita hipertensi,
diabetes mellitus, kolesterol tinggi, serta penyakit jantung koroner sehingga
pasien perlu menjalani operasi coronary artery bypass graft (CABG). Satu
bulan setelah operasi, pasien mulai berusaha mandiri dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Pasien sudah bisa mandi sendiri, makan sendiri, mengenakan baju
sendiri, hingga bepergian sendiri tanpa bantuan orang lain.
Dahulu pasien dilahirkan secara normal. Pertumbuhan dan perkembangan
pasien sejak masa bayi, kanak-kanak, hingga menjadi dewasa normal sesuai
dengan orang-orang seumurannya. Pasien tidak pernah sakit berat saat masih
anak-anak.
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
3/18
3
Pasien merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara. Hubungan pasien dengan
kakak-adiknya cukup harmonis dan tidak pernah bermasalah serius. Di keluarga
pasien, tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Selama menempuh jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA, pasien selalu naikkelas dengan prestasi bagus. Pasien juga sudah menyelesaikan kuliah S1
sebagai lulusan teknik elektro di Universitas Sumatera Utara (USU) dan
bergelar insinyur. Selama bersekolah dan kuliah dahulu, pasien bisa
bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya dengan baik dan memiliki
banyak teman.
Pasien saat itu menikah pada usia 29 tahun, dan sudah menjalani usia
pernikahan selama 35 tahun. Pasien memiliki 3 orang anak perempuan. Anak
pertamanya belum menikah dan saat ini tidak tinggal bersama pasien lagi. Anak
keduanya sudah menikah dan memiliki 1 orang anak, dan saat ini tinggal
bersama suaminya. Anak ketiganya baru saja menikah, dan dengan suaminya
masih tinggal di rumah pasien. Rumah pasien merupakan rumah milik sendiri
dan berada di Pulomas. Pasien tinggal bersama istri, anak bungsu, dan
menantunya. Hubungan pasien dengan istri dan anak-anaknya cukup harmonis
sejak dahulu hingga sekarang, walaupun pasien jarang bertemu dengan anakpertamanya dan anak keduanya.
Sebelum pensiun sejak 8 tahun yang lalu, pasien merupakan seorang PNS yang
bekerja di TVRI dengan golongan IV-B. Setelah pensiun, pasien sempat bekerja
membantu perusahaan temannya di Pontianak. 3 tahun kemudian, pasien
mengalami kecelakaan dan terjadi cedera pada bahunya, namun pasien tidak
mengalami cedera kepala. Sejak saat itu, pasien tidak bekerja lagi. Uang
pensiunan dirasa mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari pasien dengan
istrinya.
Pasien mengaku beragama Kristen Protestan, dan rajin dalam melaksanakan
ibadahnya ke Gereja.
Pada saat diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan umum, yaitu siapa
presiden Indonesia terpilih?, pasien menjawab Jokowi. Pada saat diberikan
pertanyaan mengenai kecerdasan berhitung, yaitu berapa 200 5?, pasien
menjawab 195, lalu diberikan kembali pertanyaan berapa 19510?, pasien
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
4/18
4
menjawab 185. Pada saat diberikan pertanyaan mengenai orientasi waktu
yaitu saat ini pagi, siang, atau malam hari?, pasien menjawab siang hari.
Pada saat diberikan pertanyaan mengenai orientasi tempat yaitu saat ini sedang
berada dimana?, pasien menjawab di RSUP Persahabatan. Pada saat
diberikan pertanyaan mengenai orientasi orang yaitu saya siapa?, pasien
menjawab dokter. Pada saat diberikan pertanyaan mengenai orientasi situasi
yaitu apa yang sedang kita lakukan?, pasien menjawab kita sedang diskusi
mengenai penyakit saya. Pada saat diberikan pertanyaan untuk menilai daya
ingat jangka panjang, yaitu dimana anda bersekolah SD dahulu?, pasien
menjawab saya bersekolah SD di Tapanuli Utara. Pada saat diberikan
pertanyaan untuk menilai daya ingat jangka pendek, yaitu tadi berangkat ke
sini dengan siapa dan menggunakan apa?, pasien menjawab tadi saya
berangkat sendiri dengan naik angkot. Pada saat diberikan pertanyaan untuk
menilai daya ingat segera, yaitu coba ulang kembali 5 nama kota berikut,
Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya, pasien dapat
mengulang menyebutkannya secara berurutan. Pada saat diberikan pertanyaan
untuk menilai pikiran abstrak, yaitu apa makna peribahasa air susu dibalas air
tuba?, pasien menjawab kebaikan dibalas dengan kejahatan. Pada saat
diberikan pertanyaan untuk menilai uji daya nilai, yaitu jika saat di pinggir
jalan anda melihat seorang anak kecil ingin menyeberang, apa yang akan anda
lakukan?, pasien menjawab akan membantu menyeberang.
Pasien masih mampu mengerjakan aktivitasnya sehari-hari sendiri tanpa
bantuan orang lain. Pasien memiliki hobi membaca buku-buku sosial. Pasien
sebelumnya senang menonton televisi, khususnya menonton acara-acara
komedi, namun sejak 3 bulan ini pasien jadi tidak tertarik dengan acara-acara
tersebut. Pasien juga merasa menjadi kehilangan minat dan lebih mudah lelah
dalam mengerjakan beberapa aktivitas.
Pasien sudah tidak pernah merokok lagi sejak didiagnosis sakit jantung oleh
dokter. Pasien terakhir merokok sekitar 2 tahun yang lalu. Pasien terkadang
minum alkohol 1-2 kali sekitar 2 minggu yang lalu, namun tidak rutin. Pasien
menyangkal pernah menggunakan obat-obatan terlarang.
Pasien saat ini sadar bahwa dirinya sakit jantung, diabetes mellitus dankolesterol tinggi, namun pasien tidak mengetahui penyakit apa yang dialaminya
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
5/18
5
di bidang kejiwaan. Pasien saat ini memiliki keinginan untuk sembuh dan
berjanji akan rutin minum obat. Perasaan pasien saat ini biasa saja. Dua
keinginan pasien saat ini adalah ingin anak pertamanya menikah dan ingin bisa
aktif lagi dalam kegiatan.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Riwayat gangguan psikiatri
Tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya.
2. Riwayat gangguan medis
Tidak ada gangguan medis sebelumnya.
3. Riwayat gangguan zat psikoaktif/alkohol
Pasien terkadang merokok namun tidak rutin setiap hari. Pasien tidak
pernah mengonsumsi alkohol ataupun zat-zat psikoaktif.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat prenatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan secara normal.
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya,
sehingga tidak terdapat gangguan pertumbuhan maupun perkembangan
pada pasien.
3.
Riwayat pendidikan
Pasien menempuh jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA dengan baik.
Prestasi saat bersekolah biasa saja dan pasien selalu naik kelas. Pasien
mudah bersosialisasi dan memiliki beberapa teman dekat.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien saat ini sudah tidak bekerja.
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
6/18
6
5.
Riwayat pernikahan
Pasien sempat menikah dan memiliki 1 orang anak, namun pasien saat ini
sudah bercerai.
6. Riwayat agama
Pasien beragama Islam dan rutin menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
7. Aktivitas sosial
Pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga sekitar dengan baik. Pasien
tidak pernah bertengkar atau memiliki masalah dengan tetangga. Terkadang,
pasien masih ikut berpartisipasi dalam acara di lingkungan sekitar. Namun,
akhir-akhir ini pasien sedang malas keluar rumah.
E. HUBUNGAN DENGAN KELUARGA
Pasien saat ini tinggal di rumah milik sendiri di Pulomas. Pasien tinggal
bersama istri, anak bungsu, dan menantunya. Hubungan pasien dengan keluarga
cukup harmonis.
F.
RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki gangguan psikiatri yang sama
dengan pasien.
G. RIWAYAT SITUASI SOSIAL SEKARANG
Pasien adalah seorang laki-laki, berusia 63 tahun. Pasien saat ini sudah menikah
dan memiliki 3 orang anak, dimana 2 anaknya sudah berkeluarga. Pasien
tinggal bersama istri serta anak bungsu dan menantunya di rumah sendiri.
Hubungan pasien dengan keluarga cukup harmonis. Pasien mampu
bersosialisasi dengan tetangga di lingkungan rumahnya, namun akhir-akhir ini
pasien menjadi malas keluar rumah. Pasien merupakan pensiunan PNS yang
dulu bekerja di TVRI. Kebutuhan ekonomi tercukupi dari uang pensiunan
pasien.
H.
PERSEPSI PASIEN TERHADAP DIRINYA
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
7/18
7
Pasien memiliki dua keinginan, yaitu ingin anak pertamanya menikah dan ingin
bisa aktif lagi dalam kegiatan.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien laki-laki berusia 63 tahun, penampilan tampak sesuai dengan
usianya, berpakaian cukup rapi, perawatan diri baik, ekspresi tenang,
proporsi tubuh normal, dan warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran
Kesadaran umum : compos mentis
Kontak psikis : dapat dilakukan dan mampu berkomunikasi dengan
baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Cara berjalan : baik
Aktivitas psikomotor : pasien kooperatif, tenang, kontak mata baik, tidak
terdapat gerakan involunter, dan mampu menjawab
pertanyaan dengan baik.
4. Pembicaraan
Kuantitas : baik, pasien mampu menjawab pertanyaan pemeriksa dengan
baik dan mampu mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
Kualitas : bicara spontan, artikulasi jelas, volume bicara sedang,
pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif dan bisa diajak berkomunikasi.
B. KEADAAN AFEKTIF
Mood : biasa saja
Afek : luasKeserasian : mood dan afek serasi
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
8/18
8
Empati : pemeriksa dapat merasakan perasaan pasien saat ini
C. FUNGSI INTELEKTUAL/KOGNITIF
1.
Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
a. Taraf pendidikan
Riwayat pendidikan pasien baik, mulai dari SD, SMP, SMA, hingga
menyelesaikan S1. Prestasi saat bersekolah baik dan pasien selalu naik
kelas.
b. Pengetahuan umum
Baik, pasien mampu menjawab dengan tepat saat ditanya mengenai
siapa presiden Indonesia yang terpilih.
c. Kecerdasan
Baik, pasien mampu menjawab dengan tepat saat ditanya mengenai soal
berhitung.
2. Daya konsentrasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal hingga
selesai. Selain itu, pasien juga menjawab dengan benar pertanyaan soal
berhitung.
3. Orientasi
a. Waktu
Baik, pasien mengetahui waktu berobat saat siang hari.
b.
Tempat
Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berada di RSUP
Persahabatan.
c. Orang
Baik, pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter.
d. Situasi
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
9/18
9
Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berdiskusi mengenai
penyakitnya dengan pemeriksa.
4.
Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien dapat mengingat bahwa dahulu pasien bersekolah SD di
Tapanuli Utara.
b. Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat bahwa pasien berangkat ke RSUP sendiri
dengan menggunakan angkot.
c. Daya ingat segera
Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 5 nama kota yang disebutkan
oleh pemeriksa secara berurutan, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, dan Surabaya.
d. Akibat hendaya daya ingat
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien.
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien mengerti makna peribahasa air susu dibalas dengan air tuba.
6. Bakat kreatif
Pasien memiliki hobi membaca buku-buku sosial.
7.
Kemampuan menolong sendiri
Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi : tidak terdapat halusinasiIlusi : tidak terdapat ilusi
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
10/18
10
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi : tidak terdapat depersonalisasi
Derealisasi : tidak terdapat derealisasi
E. PROSES BERPIKIR
1.
Arus pikir
Produktivitas : baik, pasien mampu menjawab spontan saat diajukan
pertanyaan oleh pemeriksa.
Kontinuitas : baik, pembicaraan dengan pasien sampai ke tujuan,
pasien menjawab pertanyaan dengan cukup jelas dan
koheren.
Hendaya : tidak terdapat hendaya berbahasa pada pasien.
2. Isi pikiran
Preokupasi : tidak ada.
Gangguan pikiran : tidak ada.
F.
PENGENDALIAN IMPULS
Baik, pasien mampu mengendalikan dirinya sendiri serta melakukan wawancara
dengan baik.
G. DAYA NILAI
1. Norma sosial
Norma sosial pada pasien baik, pasien mampu bersosialisasi dengan baik
terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Uji daya nilai
Uji daya nilai pada pasien baik, ketika pasien diberikan pertanyaan
perumpamaan jika saat di pinggir jalan anda melihat seorang anak kecil
ingin menyeberang, apa yang akan anda lakukan?, pasien menjawab akan
membantu menyeberang.
3. Penilaian realitas
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
11/18
11
Tidak terdapat gangguan penilaian realitas pada pasien, ditandai dengan
tidak adanya waham pada pasien.
H. PERSEPSI PEMERIKSA TERHADAP PASIEN
Pasien saat ini sadar bahwa dirinya sakit jantung, diabetes mellitus dan
kolesterol tinggi, namun pasien tidak mengetahui penyakit apa yang dialaminya
di bidang kejiwaan.
I. TILIKAN/INSIGHT
Tilikan derajat 1, dimana pasien tidak menyadari dirinya sakit.
J. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, karena pasien konsisten dalam menjawab pertanyaan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan umum : baik, compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Frekuensi nadi : 62 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu : afebris
Bentuk badan : kesan dalam batas normal
Sistem kardiovaskular : kesan dalam batas normal
Sistem respiratorius : kesan dalam batas normal
Sistem muskuloskeletal : kesan dalam batas normal
Sistem gastrointestinal : kesan dalam batas normal
Sistem urogenital : kesan dalam batas normal
Gangguan khusus : kesan dalam batas normal
B. STATUS NEUROLOGIS
Saraf kranial : kesan dalam batas normalSaraf motorik : kesan dalam batas normal
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
12/18
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
13/18
13
tersebut. Pasien juga merasa menjadi kehilangan minat dan lebih mudah lelah
dalam mengerjakan beberapa aktivitas.
Pasien sudah tidak pernah merokok lagi sejak didiagnosis sakit jantung oleh
dokter. Pasien terakhir merokok sekitar 2 tahun yang lalu. Pasien terkadang
minum alkohol 1-2 kali sekitar 2 minggu yang lalu, namun tidak rutin. Pasien
menyangkal pernah menggunakan obat-obatan terlarang.
Saat anamnesis, kontak mata baik dan afek luas.
Status mentalis, tidak terdapat waham, halusinasi, maupun ilusi.
Fungsi kognitif baik dan pengendalian impuls baik. Orientasi waktu, tempat,
orang, dan situasi baik. Daya ingat jangka panjang, pendek, dan segera baik.
Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien terdiagnosis diabetes mellitus tipe II, hipertensi, kolesterol tinggi, dan
penyakit jantung koroner sejak 3 bulan yang lalu. Setelah itu, pasien menjalani
operasi coronary artery bypass graft(CABG).
Pasien mengenyam jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA dengan baik.
Setelahnya, pasien melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi S1 teknik elektro.
Selama bersekolah pasien memiliki banyak teman.
Keadaan umum pasien baik, kesadaran compos mentis, dengan tekanan darah
140/100 mmHg, frekuensi nadi 62 kali/menit, frekuensi pernafasan 20
kali/menit, dan suhu afebris.
Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak perempuan. Anak kedua dan
ketiga sudah berkeluarga. Hubungan pasien saat ini dengan keluarga cukup
harmonis.
Pasien saat ini tinggal dengan istri, anak bungsu, dan menantunya di rumah
milik sendiri.
Pasien merupakan pensiunan PNS yang dahulu bekerja di kantor TVRI,
kebutuhannya sehari-hari terpenuhi dari uang pensiunannya.
Pasien beragama Kristen Protestan, dan rutin melaksanakan ibadah ke Gereja.
Pada pasien ini didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, serta disabilitas
ringan dalam sosial.
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien,terdapat sekelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan bermakna
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
14/18
14
sehingga menyebabkan penderitaan (distress) dan terganggunya fungsi
(disfungsi/hendaya). Oleh karena itu, pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.
Diagnosis aksis I
Pada pasien ini, tidak terdapat penyakit atau gangguan fisik atau kondisi medis
yang dapat menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat
kesadaran, fungsi kognitif, daya konsentrasi, dan orientasi pasien yang masih baik,
sehingga pasien bukan tergolong penderita gangguan mental organik (F.0).
Pada pasien ini, tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif ataupun
alkohol dalam kurun waktu 1 tahun terakhir, sehingga pasien bukan tergolong
penderita gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
(F.1).
Pada pasien ini, tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yaitu
waham, halusinasi, dan ilusi, sehingga pasien bukan tergolong penderita
gangguan psikotik (F.2).
Pada pasien ini, ditemukan adanya gejala-gejala perubahan suasana perasaan
(mood) dan afek ke arah depresi berupa afek depresif, kehilangan minat,
berkurangnya energi yang menyebabkan rasa mudah lelah, harga diri dan
kepercayaan yang berkurang, gagasan tentang rasa tidak berguna, pandangan masa
depan yang suram, perbuatan yang membahayakan diri, dan tidur terganggu,
sehingga pasientergolong penderita gangguan mood (afektif) (F.3).
Pada pasien ini, tidak ditemukan adanya peningkatan suasana perasaan (afek
meningkat), peningkatan aktivitas psikomotor, serta peningkatan aktivitas mental,
sehingga pada pasien tidak terdapat episode mania. Oleh karena hanya terdapat
episode depresif tanpa episode mania, maka pasien tergolong penderita episode
depresif (F.32).
Pada pasien ini, ditemukan adanya gejala episode depresif yang disertai adanya
kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah
tangga, sehingga pasien tergolong penderita episode depresif sedang (F.32.1).
Diagnosis aksis II
Pada pasien ini, tumbuh kembangnya normal. Sebelum sakit, pasien masih dapat
berinteraksi dengan orang lain sehingga pasien dikatakan tidak terdapat gangguankepribadian. Pasien menyelesaikan jenjang pendidikannya hingga S1 dan selama
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
15/18
15
bersekolah selalu naik kelas dengan prestasi baik. Selain itu, fungsi kognitif pasien
juga baik, sehingga dikatakan tidak terdapat retardasi mental. Oleh karena tidak
terdapat gangguan kepribadian maupun retardasi mental, tidak ada diagnosis aksis
IIpada pasien.
Diagnosis aksis III
Pada pasien ini didapatkan beberapa penyakit medis, berupa diabetes mellitus
tipe II, dislipidemia, hipertensi, dan penyakit jantung koroner post coronary
artery bypass graft (CABG).
Diagnosis aksis IV
Pasien seorang laki-laki berusia 63 tahun. Pasien sudah menikah dan saat ini tinggal
dengan istri serta anak bungsu dan menantunya. Hubungan pasien dengan keluarga
cukup harmonis. Pasien tidak ada masalah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Biaya hidup pasien sehari-hari berasal dari uang pensiunan dan dirasa mencukupi.
Oleh karena tidak terdapat masalah psikologis dan lingkungan, tidak ada diagnosis
aksis IVpada pasien.
Diagnosis aksis V
Pada pasien ini didapatkan gejala sedang dengan disabilitas sedang sehingga dinilai
GAF scale60-51pada pasien.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Episode depresif berat dengan gejala psikotik
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan keluarga (ibu dan mantan suami) serta masalah tidak
bekerja
Aksis V : GAFscale 60-51
VIII. DAFTAR PROBLEM
Organobiologis : Tidak ada
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
16/18
16
Psikologis : Pasien merasa kurang dianggap dan tidak berguna oleh orang-
orang sekitarnya. Pasien juga merasa sering cemas, gelisah, dan
mudah sedih.
Sosioekonomi : Tidak ada
IX. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik:
1. Pasien memiliki keinginan untuk sembuh dan berjanji akan rutin minum obat.
2. Pasien mendapat dukungan dari istrinya agar kembali seperti sedia kala.
3. Pasien memiliki hubungan yang harmonis dengan keluarga.
4. Pasien rutin melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Prognosis ke arah buruk:
1. Pasien tidak memiliki kegiatan/pekerjaan untuk mengisi waktu sehari-hari.
Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa prognosis pasien:
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
X. TERAPI
Psikofarmaka:
1. Risperidon 2 x 2 mg
2. Fluoxetin 1 x 20 mg
3. Alprazolam 3 x 0.5 mg
4.
Trihexyphenidil 3 x 2 mg
Psikoterapi:
1. Menyarankan agar pasien bercerita dengan ayahnya mengenai hal-hal yang
mengganggu pikiran pasien.
2. Menyarankan agar ayah pasien lebih mengayomi pasien dan memberikan rasa
aman kepada pasien.
3.
Menyarankan agar pasien lebih banyak beribadah dan mendekatkan diri kepadaTuhan Yang Maha Esa.
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
17/18
17
4.
Menyarankan agar pasien lebih rileks dan mencari hiburan.
5. Menyarankan agar pasien mencari kegiatan untuk mengisi waktu sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira, S.D. dan Hadisukanto G. (2013) Buku Ajar Psikiatri, ed. 2, Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2. Maslim, R. (2001)Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, ed. 1, Jakarta: PT Nuh Jaya
8/10/2019 Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik
18/18
18
3.
Maslim, R. (2007) Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, ed. 3,
Jakarta: PT Nuh Jaya