162
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIKIH SISWA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh: ZAKIYAH RACHMANI NIM: 109011000019 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25151...Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran Koperatif

Embed Size (px)

Citation preview

  • EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

    KOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING

    AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN

    HASIL BELAJAR FIKIH SISWA

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

    (S.Pd.I)

    Disusun Oleh:

    ZAKIYAH RACHMANI

    NIM: 109011000019

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • i

    ABSTRAK

    Zakiyah Rachmani (109011000019). Efektivitas Penerapan Model

    Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fikih di MTs Ruhul

    Ulum Jakarta.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat

    efektivitas pembelajaran fikih dengan menggunakan model pembelajaran

    koperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa MTs Ruhul Ulum dan mengetahui respon siswa

    terhadap penerapan model pembelajaran koperatif tipe cooperative integrated

    reading and composition (CIRC). Penelitian ini dilakukan dengan subyek

    penelitian siswa kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta tahun ajaran 2013/2014.

    Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

    terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pengumpulan data

    dilakukan melalui pre tes dan post tes, observasi, catatan lapangan, wawancara,

    dan angket.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan model

    pembelajaran Koperatif Tipe cooperative integrated reading and composition

    (CIRC) dapat meningkatkan efektivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari

    hasil post tes yang meningkat dibandingkan pre tes dan juga tercapainya nilai

    seluruh siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan analisa

    angket, respon siswa setelah belajar fikih dengan model pembelajaran Koperatif

    tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) sebagian besar baik.

    Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

    koperatif tipe cooperative integrated reading and composition (CIRC) sangat

    efektif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fikih siswa. Siswa berharap

    agar model pembelajaran koperatif tipe cooperative integrated reading and

    composition (CIRC) dapat digunakan pada materi fikih lainnya.

    Kata Kunci: Model cooperative integrated reading and composition

    (CIRC), Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, atas

    rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

    yang berjudul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Dalam

    Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Siswa.

    Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah,

    pejuang agama Islam dan teladan yang terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW

    berserta keluarga, dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk kepada umat

    manusia kejalan yang benar.

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

    tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu

    penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

    1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-

    stafnya.

    3. Bapak Bahrissalim, MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

    bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan petunjuk

    dan nasehat kepada penulis dengan sabar dan ikhlas demi keberhasilan

    penulis.

    4. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd selaku penasehat akademik yang

    telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.

    5. Segenap bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan

    dan pengalamannya kepada penulis selama kuliah di Jurusan Pendidikan

    Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

  • iii

    6. Bapak M. Thoyib, M.Pd.I, selaku kepala sekolah MTs Ruhul Ulum

    Jakarta, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan

    penelitian di madrasah yang dipimpinnya.

    7. Ibu Rahmawati, M.Pd.I, sebagai guru Fikih kelas VIII MTs Ruhul Ulum

    Jakarta, terima kasih atas bantuan dan waktunya selama penulis

    melakukan penelitian di madrasah tersebut.

    8. Kepada kedua orang tua ayahanda tercinta, dan ibunda tersayang. Serta

    keluarga besar yang telah menunggu penyelesaian skripsi ini. Tidak ada

    kata yang pantas lagi ananda ucapkan selain ucapan terima kasih yang

    sedalam-dalamnya atas segala pengorbanan, kasih sayang, dukungan dan

    doa kalian serta kesabaran yang tak terhingga.

    9. Kepada teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2009 terkhusus kelas

    peminatan Sejarah dan kelas A PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    telah mengisi buku hati penulis dengan kenangan yang tiada pernah

    terhapus selama mengikuti perkuliahan dan semoga tali silaturahmi kita

    tetap terjalin.

    10. Untuk teman-teman Latanza El angkatan 2009 yang sudah memberikan

    support kepada penulis, semoga silaturahmi dan komunikasi kita tetap

    terjalin.

    11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

    membantu dalam pembuatan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas

    kebaikan kalian semua.

    Akhir kata, besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

    pembaca. Amien Jazakumullah Khairan Katsiro ...

    Jakarta, Juli 2014

    Zakiyah Rachmani

  • iv

    DAFTAR ISI

    Abstrak ............. i

    Kata Pengantar .....................................................................................................ii

    Daftar Isi ...............................................................................................................iv

    Daftar Tabel ....................................................................................................... vii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6

    C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6

    D. Rumusan Masalah .................................................................... 7

    E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

    F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

    BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

    INTERVENSI TINDAKAN

    A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

    1. Pengertian Efektivitas ....................................................... 9

    2. Model Pembelajaran Koperatif ....................................... 12

    a. Pengertian Pembelajaran Koperatif ............................ 12

    b. Unsur-unsur Pembelajaran Koperatif ......................... 14

    c. Tujuan Pembelajaran Koperatif ................................. 15

    d. Langkah-langkah Pembelajaran Koperatif ................. 16

    3. Model Cooperative Integrated Reading and Composition

    (CIRC) .............................................................................. 17

    a. Dasar Pemikiran ......................................................... 17

    b. Unsur-unsur Program Cooperative Integrated Reading

    and Composition (CIRC) ........................................... 18

  • v

    c. Langkah-langkah Model Cooperative Integrated

    Reading and Composition (CIRC) ............................. 19

    d. Kelebihan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC) ........... 21

    e. Kekurangan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC) ........... 21

    4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar .................................... 22

    a. Pengertian Belajar ...................................................... 22

    b. Prinsip-prinsip belajar ................................................ 23

    c. Tujuan Belajar ............................................................ 24

    d. Hasil Belajar ............................................................... 25

    5. Pembelajaran Fikih Guru ................................................. 27

    a. Pengertian Fikih ......................................................... 27

    b. Pengertian Mata Pelajaran Fikih ................................ 28

    c. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fikih ................... 28

    d. Ruang Lingkuup Mata Pelajaran Fikih ...................... 29

    B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 30

    C. Kerangka Berfikir ................................................................... 31

    D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 32

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 33

    B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............. 33

    C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian .................. 34

    D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................ 35

    E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................. 35

    F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................... 39

    G. Data dan Sumber Data .......................................................... .40

    H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 40

    I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 42

    J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..................................... 43

  • v

    K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................ 44

    L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................. 44

    BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data ........................................................................ 45

    B. Pemeriksaan Keabsahan Data................................................. 60

    C. Analisis Data........................................................................... 60

    D. Interpretasi Hasil Analisis....................................................... 77

    E. Keterbatasan Peneliti .............................................................. 78

    BAB V METODOLOGI PENELITIAN

    A. Kesimpulan............................................................................. 79

    B. Implikasi...................................................................................80

    C. Saran........................................................................................ 80

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Koperatif

    Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana MTs Ruhul Ulum Jakarta

    Tabel 4.2 Skor Hasil Belajar Pre Tes dan Post Tes Siklus I

    Tabel 4.3 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara

    Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus I

    Tabel 4.4 Skor Hasil Belajar Pre Tes dan Post Tes Siklus II

    Tabel 4.5 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara

    Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus II

    Tabel 4.6 Skor Hasil Belajar Siklus I

    Tabel 4.7 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara

    Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus I

    Tabel 4.8 Skor Hasil Belajar Siklus II

    Tabel 4.9 Perhitungan Mean Data Perbandingan Hasil Belajar Fikih Antara

    Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model Pembelajaran

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Siklus II

    Tabel 4.10 Kriteria Data Distribusi Bergolong Siklus I

    Tabel 4.11 Kriteria Data Distribusi Bergolong Siklus II

    Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Sebelum dan Sesudah Diterapkannya Model

    Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

    (CIRC)

    Tabel 4.13 Ketertarikan Siswa Terhadap Mata Pelajaran

    Tabel 4.14 Antusiasme Siswa

    Tabel 4.15 Keefektifan Model Pembelajaran

    Tabel 4.16 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Keaktifan Siswa

  • viii

    Tabel 4.17 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Pemahaman Siswa

    Tabel 4.18 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Pemahaman Siswa

    Tabel 4.19 Minat Dan Perhatian Siswa

    Tabel 4.20 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Kesulitan Belajar

    Tabel 4.21 Pemahaman Siswa

    Tabel 4.22 Kejenuhan Siswa

    Tabel 4.23 Kesesuaian Model Pembelajaran Dengan Materi

    Tabel 4.24 Keefektifan Model Pembelajaran Dalam Proses Pembelajaran

    Tabel 4.25 Tingkat Konsentrasi

    Tabel 4.26 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Waktu

    Tabel 4.27 Keefektifan Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Manusia adalah makhluk Allah SWT yang memiliki kelebihan

    dibandingkan makhluk lainnya, oleh karena itu manusia diciptakan Allah SWT

    dengan tujuan untuk beribadah, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala

    larangan-Nya. Salah satu ciri khusus manusia adalah memiliki akal dan pikiran.

    Melalui pendidikanlah manusia mengaplikasikan akal dan pikirannya, karena

    dalam pendidikan berlangsung proses belajar yang melibatkan akal dan pikiran

    seseorang dalam menerima ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi dirinya sehingga

    kelak akan mengangkat harkat dan martabatnya menjadi makhluk yang terhormat

    dan sempurna di sisi Allah SWT.

    Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

    kehidupan manusia, oleh karena itu pendidikan mutlak harus ada dalam

    kehidupan manusia. Jadi pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam

    kehidupan manusia.

    Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan

    merupakan kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam arti

    sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

    kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.1

    Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

    bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa

    Indonesia. Maka untuk mewujudkan cita-cita tersebut pendidikan menempati

    urutan pertama yang mendapatkan perhatian khusus, karena maju mundurnya

    suatu bangsa ditentukan oleh berhasil atau tidaknya bangsa itu dalam mendidik

    seluruh generasi mudanya.

    1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 1

  • 2

    Mengutip Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

    Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3, bahwa pendidikan nasional

    memiliki fungsi sebagai berikut:

    Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

    didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

    Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri,

    dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

    Melalui pendidikan manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat

    dijadikan tuntunan dalam kehidupan. Menurut Chaplin dkk dalam buku Muhibbin

    Syah mengemukakan bahwa Pendidikan adalah pengembangan potensi atau

    kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan

    cara mengajarkan berbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh

    manusia itu sendiri.3

    Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan

    dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya

    manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu, dilihat dari

    segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan. Salah satu

    tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang berilmu, beriman, dan

    bertaqwa. Sebagaimana kita ketahui bahwa orang-orang yang berilmu, beriman,

    dan bertaqwa akan mendapatkan derajat yang mulia di sisi Allah SWT.

    Diterangkan dalam firman Allah SWT dalam Q.S Al-Mujaadilah ayat 11 yaitu:

    2 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003

    tentang SISDIKNAS, (Bandung: Nuansa Aulia, 2012), Cet. VII, hal. 4

    3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

    Rosdakarya, 2010), Cet. 15, hal. 35

  • 3

    Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

    "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

    akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

    kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

    yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

    beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

    kerjakan.(Al-Mujaadilah ayat 11)4

    Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut perlu adanya peninjauan

    berbagai aspek yang mendukung usaha tersebut, terutama dalam proses

    pembelajaran yang berlangsung. Karena proses pembelajaran akan berpengaruh

    besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Berbicara

    tentang hasil belajar siswa, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan

    pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Purwanto menyatakan bahwa

    Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil

    belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan pendidikannya.5

    Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang di

    dalamnya terdapat proses belajar mengajar yang terdiri dari beberapa komponen.

    Komponen-komponen dalam proses belajar di sekolah diantaranya: guru, peserta

    didik, proses belajar mengajar (PBM), serta model pembelajaran merupakan salah

    satu yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Untuk

    mewujudkan keberhasilan pendidikan tersebut, diperlukan adanya usaha-usaha

    serius dari setiap unsur yang terdapat di dalam dunia pendidikan.

    Dalam proses kegiatan belajar dan mengajar siswa dijadikan sebagai

    student centered atau dalam kata lain pembelajaran berpusat pada siswa. Proses

    pembelajaran yang berlangsung lebih mengaktifkan siswa dibandingkan guru.

    Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,

    mengajar, dan membimbing peserta didik.6 Dalam proses belajar mengajar tidak

    terlepas dari peranan seorang guru yang merupakan sentral dalam kegiatan belajar

    mengajar. Dan mengajar adalah tugas seorang guru, mengajar bukan hanya

    sekedar menyampaikan materi pelajaran pada peserta didik, akan tetapi sebagai

    4 Fadhal Abdul Rahman Bafadal, Al-Quran Dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta

    Media, 2005), hal. 543

    5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet.1, hal. 46-47

    6 Hamzah. B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 15

  • 4

    suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. jadi

    dalam proses pembelajaran, guru merupakan salah satu faktor penting yang sangat

    menentukan keberhasilan proses belajar mengajar, karena guru merupakan orang

    yang berhadapan langsung dengan siswa.

    Kegiatan belajar yang terjadi di sekolah tidak akan berjalan tanpa adanya

    siswa atau peserta didik, karena peserta didiklah yang membutuhkan pengajaran,

    bukan guru. siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan

    bimbingan dan bantuan orang dewasa.7 Setiap siswa memiliki kemampuan, dan

    latar belakang yang berbeda-beda yang pada dasarnya memiliki potensi yang

    harus dikembangkan. Guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada

    siswa, oleh karena itu peserta didiklah yang belajar.

    Inti dari kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar

    (PBM). Kualitas belajar siswa banyak ditentukan oleh keberhasilan belajar

    mengajar tersebut atau dengan kata lain banyak ditentukan oleh interaksi antara

    guru, siswa, dan sarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas.

    Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar mengharuskan

    para pendidik mencari solusinya. Di antara berbagai masalah tersebut adalah

    masalah model pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk pandai dalam memilih

    model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran

    dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat

    memahami dan menguasai setiap materi pelajaran.

    Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif

    diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan

    minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.

    Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan

    menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai

    enam orang secara heterogen yang mempunyai latar belakang akademik, jenis

    kelamin, ras atau suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.8

    7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

    Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 52

    8 Ibid., hal. 242.

  • 5

    Salah satu model pembelajaran koperatif yang banyak dikenal untuk

    membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca dan tulis

    adalah dengan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading

    and composition (CIRC) yakni model pembelajaran koperatif terpadu membaca

    dan menulis. Seperti yang telah disinggung di atas tentang model pembelajaran

    koperatif yakni model pembelajaran dengan menggunakan sistem

    pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang siswa.

    Model pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam

    pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan

    berfikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini akan membuat belajar siswa

    menjadi menyenangkan dan lebih menarik, karena siswa terlibat langsung dalam

    proses pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk berfikir kreatif dan aktif

    dalam mengembangkan kemampuan mengenai materi yang diajarkan.

    Pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC) ini berbeda dengan pembelajaran koperatif lainnya, karena

    pada dasarnya setiap pembelajaran koperatif masing-masing tipe berbeda-beda.

    Yang membedakan pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading

    and Composition (CIRC) ini adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel

    berdasarkan topik pembelajaran, yaitu dengan membaca dengan keras yang

    nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian kemampuan

    siswa dalam setiap kelompok dalam memahami bacaan, lalu menulis tanggapan

    terhadap artikel atau wacana yang berhubungan dengan topik pembelajaran.

    Disinilah kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan.

    Berdasarkan observasi pra penelitian yang telah saya lakukan pada

    pembelajaran Fikih pada siswa kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta pada tanggal

    7 Februari 2014, di temukan beberapa permasalahan, diantaranya:

    Pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Fikih di kelas,

    masih menemukan banyak kendala terutama masalah penggunaan metode

    membaca dan mencatat yang diberikan oleh guru yang belum menunjang motivasi

    siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis dalam diri

    siswa diperlukan suatu strategi belajar yang tepat agar siswa terbiasa untuk

  • 6

    membaca suatu wacana dan terbiasa untuk menulis dan menjadikannya sebuah

    bacaan agar para siswa paham apa yang mereka baca dan mengerti apa yang

    mereka tulis.

    Masalah lain adalah hasil belajar Fikih di kelas VIII masih tergolong

    rendah. Hal ini terbukti dengan peneliti melihat buku hasil belajar siswa pada

    ulangan harian sebelumnya kepada guru mata pelajaran Fikih (Bu Rahmawati).

    Dan hasil belajar yang diperoleh siswa belum memuaskan atau dapat dikatakan

    hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 70.

    Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh siswa kelas VIII MTs

    Ruhul Ulum, diantaranya yaitu: metode pembelajaran yang digunakan pun masih

    konvensional, yakni metode ceramah, serta pembelajaran yang dilakukan oleh

    guru bersifat text book, dan hanya mengacu pada Lembar Kerja Siswa terbitan

    Khazanah.

    Untuk itu penulis tertarik mengangkat skripsi ini dengan judul

    Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC) Dalam Meningkatkan Hasil

    Belajar Fikih Siswa.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

    dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

    1. Cara mengajar masih dilakukan secara konvensional

    2. Masih rendahnya hasil belajar Fikih siswa

    3. Semangat belajar siswa kurang

    4. Minimnya model pembelajaran yang digunakan guru Fikih

    Pembelajaran bersifat text book, serta tugas dari Lembar Kerja Siswa

    terbitan Khazanah

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan

    yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada:

  • 7

    1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran koperatif

    tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

    2. Model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC) sebagai model pembelajaran yang digunakan agar

    hasil belajar Fikih siswa lebih optimal.

    D. Rumusan Masalah

    Dari uraian identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka

    masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC) di MTs Ruhul Ulum Jakarta?

    2. Apakah pembelajaran Fikih dengan menerapkan model pembelajaran

    koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

    dapat meningkatkan hasil belajar Fikih siswa?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui:

    1. Keefektivan penerapan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam pembelajaran Fikih.

    2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar Fikih siswa melalui model

    pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC).

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan

    peneliti. Adapun manfaat penelitian ini bagi:

    1. Siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat peserta didik

    dalam belajar Fikih sehingga mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.

    2. Guru, diharapkan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran untuk

    mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.

  • 8

    3. Sekolah, dapat dijadikan rujukan bagi para guru di MTs Ruhul Ulum

    Jakarta untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan mata

    pelajaran dan karakteristik peserta didik.

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI

    TINDAKAN

    A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

    1. Pengertian Efektivitas

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif berarti ada efeknya

    (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur, atau mujarab, dapat membawa

    hasil.1

    Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda,

    sesuai sudut pandang, dan kepentingan masing-masing. Hal tersebut diakui

    oleh Chung dan Maginson yang dikutip oleh E.Mulyasa, Efektivenes means

    different to different people.2 Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara

    orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju dan memanfaatkan

    sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.

    Efektivitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan

    pendidikan. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam

    mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas sesungguhnya merupakan suatu

    konsep yang lebih luas mencakup faktor di dalam maupun di luar diri

    seseorang. Dengan demikian efektivitas, merupakan suatu konsep yang sangat

    penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan

    seseorang dalam mencapai sasaran.

    Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

    pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upaya guru untuk

    membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik.3

    Dalam dunia pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari dua segi yaitu

    segi efektivitas mengajar guru dan segi efektivitas belajar murid.

    Efektivitas mengajar guru menyangkut sejauh mana jenis-jenis kegiatan

    1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

    Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hal 218

    2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011),

    Cet.13, hal 82

    3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), hal 20

  • 10

    belajar mengajar yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Dengan

    sendirinya prinsip ini harus memperhitungkan kemampuan guru, sehingga

    upaya peningkatannya untuk dapat menyelesaikan setiap program perlu

    mendapatkan perhatian. Efektifitas belajar murid menyangkut sejauhmana

    tujuan-tujuan pelajaran yang diharapkan telah dicapai melalui kegiatan

    mengajar yang ditempuh.4

    Menurut Slameto bahwa untuk meningkatkan cara belajar yang efektif,

    perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

    1. Kondisi internal yaitu kondisi yang ada dalam diri siswa itu sendiri,

    contohnya kesehatan, keamanan, ketentraman, dan sebagainya. Siswa

    dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat

    dipenuhi. Terdapat tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus

    dipenuhi, yaitu:

    a. Kebutuhan fisiologis

    b. Kebutuhan akan keamanan

    c. Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta

    d. Kebutuhan akan status contohnya keinginan akan keberhasilan

    e. Kebutuhan self-actualisation

    f. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti

    g. Kebutuhan estetik

    2. Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada diluar diri pribadi siswa. Untuk

    dapat belajar efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur

    3. Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat

    menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk

    dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.5

    Sedangkan untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-

    syarat sebagai berikut:

    a. Belajar yang aktif, baik mental maupun fisik

    b. Guru harus banyak menggunakan metode pada waktu mengajar

    4 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011),

    Cet 5, hal 183

    5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),

    hal. 74-76

  • 11

    c. Guru harus memberikan motivasi pada siswa

    d. Kurikulum yang baik dan seimbang

    e. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual

    f. Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis di kelas

    g. Pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan

    masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir

    h. Semua pelajaran yang diberikan perlu diintegrasikan

    i. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan keadaan dan kehidupan

    yang nyata di masyarakat

    j. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberi

    kebebasan pada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati

    sendiri, belajar sendiri, dan mencari pemecahan masalah sendiri.6

    Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas

    itu berkaitan dengan terlaksananya semua tugas serta tercapainya tujuan. Dan

    secara umum bahwa efektivitas berarti ketercapaian suatu tujuan yang telah

    direncanakan sebelumnya.

    Efektivitas merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam proses

    pembelajaran, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan

    seseorang dalam tujuannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang

    ingin dicapai, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta

    pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Hasil dari efektivitas

    pembelajaran dapat diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan

    Minimun (KKM) mata pelajaran Fikih yang telah ditetapkan di MTs Ruhul

    Ulum Jakarta, yaitu sebesar 70.

    Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini diukur dari hasil pre test dan

    post test. Pembelajaran dikatakan efektif jika terdapat peningkatan antara hasil

    pre test dan post test siswa.

    6 Ibid., hal 92-95

  • 12

    2. Model Pembelajaran Koperatif

    a. Pengertian Pembelajaran Koperatif

    Teori yang melandasi pembelajaran koperatif adalah teori

    konstruktivisme. Pada dasarnya teori konstruktivisme dalam belajar adalah

    suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan dan

    menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi

    dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Menurut Slavin yang

    dikutip oleh Rusman berpendapat bahwa, pembelajaran kooperatif

    menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini

    membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana

    yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.7

    Sebelum mengenal tentang model pembelajaran koperatif, terlebih

    dahulu kita harus mengetahui pengertian dari model pembelajaran.

    Menurut Soekamto dkk mengemukakan model pembelajaran adalah

    kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

    mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

    tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

    dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. 8

    Jadi model pembelajaran merupakan seperangkat prosedur yang

    sistematis tentang cara dan gaya belajar. Adanya model pembelajaran ini

    dimaksudkan untuk memudahkan pengajar atau guru dalam menentukan

    strategi belajar di kelas. Biasanya model pembelajaran yang ada lebih

    mengaktifkan siswa, atau dapat dikatakan siswa yang berperan aktif dalam

    pembelajaran dari pada guru. Guru hanya sebagai fasilitator membantu

    siswa jika mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar.

    Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

    mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

    sama lainnya sebagai satu kelompok.

    7 Rusman, Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), (Jakarta: PT

    Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. III, hal 201

    8 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik, (Jakarta: Prestasi

    Pustaka, 2007), hal. 5

  • 13

    Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal

    dengan nama pembelajaran koperatif. Menurut Yatim Riyanto

    pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk

    membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus

    keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill.9

    Wina Sanjaya menyebutkan model pembelajaran kooperatif

    merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem

    pengelompokkan atau tim kecil antara empat sampai enam orang secara

    heterogen yang mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin, ras atau

    suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.10

    Sedangkan menurut Johnson dalam buku Isjoni mengemukakan,

    Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within

    cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all

    other groups members. Cooperative learning is the instructional use of

    small groups that allows students to work together to maximize their own

    and each other as learning.11

    Berdasarkan uraian tersebut, cooperative

    learning mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama.

    Dalam kegiatan koperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi

    seluruh anggota kelompok. Pembelajaran koperatif adalah pemanfaatan

    kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota

    lainnya dalam kelompok itu.

    Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran

    koperatif merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk

    mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang lebih berpusat pada siswa

    (student oriented) dengan melibatkan penggunaan kelompok untuk

    memaksimalkan belajar.

    9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

    2012), cet. ke 3, hal 267

    10

    Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

    Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 242

    11

    Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, (Bandung:

    Alfabeta, 2013), cet. ke7, hal 15

  • 14

    b. Unsur-Unsur Pembelajaran Koperatif

    Menurut Yatim Riyanto dalam bukunya Paradigma Baru

    Pembelajaran, unsur-unsur yang terkandung dalam pembelajaran koperatif

    adalah sebagai berikut:

    Mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh

    antar sesama sebagai latihan hidup masyarakat.12

    Maksudnya bahwa

    pembelajaran koperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

    mengatasnamakan kerja sama kelompok. Dengan belajar bersama atau

    kelompok dapat menghasilkan interaksi bersama antar anggota kelompok

    dalam belajar, atau dapat dikatakan seperti tutor sebaya. Siswa belajar dari

    teman-teman satu kelompoknya, saling membantu, menghargai pendapat

    masing-masing anggota.

    Selanjutnya Saling ketergantungan positif antar individu.13

    Maksudnya tiap individu dalam satu kelompok memiliki peranan dan

    tanggung jawab masing-masing dalam kelompoknya, karena ini adalah

    pembelajaran kelompok dimana masing-masing dalam kelompoknya,

    karena ini adalah pembelajaran kelompok dimana masing-masing individu

    memiliki tanggung jawab besar terhadap kelompoknya.

    Kemudian, Temu muka dalam proses pembelajaran.14

    Dalam model

    pembelajaran yang melibatkan masing-masing individu dalam satu

    kelompok pastilah ada temu muka dalam proses pembelajaran, karena

    proses pembelajaran tidak akan berlangsung tanpa adanya temu muka.

    Selain itu tanggung jawab serta komunikasi antar individu di bangun untuk

    mencapai tujuan yang diharapkan yaitu dapat mengerjakan tugas sesuai

    dengan yang diperintahkan oleh guru yang akan menghasilkan hasil belajar

    yang meningkat, dan diperoleh lah evaluasi pembelajaran kelompok.

    12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

    2012), hal 265

    13

    Ibid.

    14

    Ibid., hal 266

  • 15

    Dari unsur-unsur pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, jelas

    bahwa dalam pembelajaran koperatif mengutamakan kerja sama kelompok,

    dimana masing-masing individu dalam satu kelompok memiliki tanggung

    jawab serta kontribusi terhadap kemajuan kelompoknya dalam mencapai

    tujuan pembelajaran.

    c. Tujuan Pembelajaran Koperatif

    Model pembelajaran koperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-

    tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:

    1) Hasil Belajar Akademik

    Dalam belajar kooperatif dikembangkan untuk mencakup beragam

    tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas hasil belajar

    akademis. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil

    belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada

    siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

    menyelesaaikan tugas-tugas akademik.

    2) Penerimaan Terhadap Perbredaan Individu

    Tujuan lainnya ialah penerimaan secara luas dari orang-orang yang

    berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan

    ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa

    dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling

    bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan

    kooperatif akan belajar saling menghargai terhadap perbedaan individu satu

    sama lain.

    3) Pengembangan Keterampilan Sosial

    Tujuan penting ketiga yaitu mengajarkan kepada siswa keterampilan

    bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting

    dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam

    pengembangan keterampilan sosial.15

    15 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok,

    ., hal 27 - 28

  • 16

    d. Langkah-Langkah Pembelajaran Koperatif

    Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

    menggunakan pembelajaran koperatif. Adapun langkah-langkahnya sebagai

    berikut:

    Tabel 2.1

    Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif16

    Fase Tingkah laku guru

    Fase-1

    Menyampaikan tujuan dan

    memotivasi siswa

    Guru menyampaikan semua tujuan

    yang ingin dicapai pada pelajaran

    tersebut dan memotivasi siswa

    belajar

    Fase-2

    Menyajikan informasi

    Guru menyampaikan informasi

    kepada siswa dengan jalan

    demonstrasi atau lewat bahan

    bacaan

    Fase-3

    Mengorganisasikan siswa kedalam

    kelompok kooperatif

    Guru menjelaskan kepada siswa

    bagaimana cara membentuk

    kelompok belajar dan membantu

    setiap kelompok agar melakukan

    transisi secara efisien

    Fase-4

    Membimbing kelompok bekerja dan

    belajar

    Guru membimbing kelompok

    belajar pada saat mereka

    mengerjakan tugas mereka

    Fase-5

    Evaluasi

    Guru mengevaluasi hasil belajar

    tentang materi yang telah dipelajari

    atau meminta setiap kelompok

    untuk mempresentasikan hasil kerja

    mereka

    16 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik,.., hal.

    48-49

  • 17

    Fase-6

    Memberikan penghargaan

    Guru mencari cara-cara untuk

    menghargai baik upaya maupun

    hasil belajar individu dan kelompok.

    3. Model Cooperative Integrated Reading and Composition

    a. Dasar pemikiran

    CIRC (Cooprative Integrated Reading and Composition) adalah

    suatu metode pembelajaran yang merupakan bagian dari metode

    cooperatitive learning yang bertujuan untuk meningkatkan daya paham

    dan daya ingat siswa tentang materi yang mereka baca dengan cara

    memadukan membaca dan menulis.

    Pembelajaran kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC) dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin

    dan Farnish. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa

    dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang

    mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian

    mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.17

    Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan Cooperative Integrated

    Reading and Composition (CIRC) adalah para siswa yang bekerja di

    dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang

    dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat

    memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang-bidang lain seperti pemahaman

    saling membaca, kosa kata, dan pembacaan pesan. Para siswa

    termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan

    ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh

    anggota tim.

    Tujuan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah menggunakan

    tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari

    kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara

    luas. Para siswa dalam CIRC juga membuat penjelasan terhadap

    prediksi mengenai bagaimana masalah-masalah akan diatasi dan

    merangkum unsur utama dari wacana kepada satu sama lain, yang

    17 Robbert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Terj. Nurulita Yusron,

    (Bandung: Nusa Media, 2005), hal. 200

  • 18

    mana keduanya merupakan kegiatan-kegiatan yang ditemukan

    dapat meningkatkan pemahaman dalam membaca.18

    Salah satu tujuan dari program Cooperative Integrated Reading

    and Composition (CIRC) adalah untuk jauh lebih meningkatkan

    kesempatan siswa untuk membaca dan menulis serta menerima umpan

    balik dari kegiatan mereka dengan membuat para siswa membaca dan

    menulis untuk teman satu timnya dan melatih mereka mengenai

    bagaimana saling merespon kegiatan membaca dan menulis mereka.

    Secara garis besar, model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC) menekankan pada kerja

    sama tim atau kelompok dalam memecahkan masalah atau tugas yang

    diberikan oleh guru dengan membaca secara bergantian dari masing-

    masing anggota, dan menulis tanggapan terhadap wacana, kemudian

    mempresentasikannya di depan kelas, agar seluruh siswa dapat

    memahami materi yang dibahas oleh setiap tim atau kelompok.

    b. Unsur-unsur Program Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC)

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri

    dari dua unsur penting kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran

    langsung pelajaran memahami bacaan, dan menulis terpadu.Unsur-

    unsur utama dari Cooperative Integrated Reading and Composition

    (CIRC) adalah sebagai berikut:

    Kelompok Membaca. Jika menggunakan kelompok membaca

    para siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang terdiri lebih dari

    dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka,

    yang dapat ditentukan oleh guru mereka. 19

    Maksud dari unsur CIRC yang pertama yaitu kelompok membaca

    yang merupakan kelompok belajar. Sebelum pembelajaran dimulai,

    18 Ibid,. hal 203

    19Ibid., hal. 205

  • 19

    terlebih dahulu guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

    yang terdiri 5-6 orang siswa. Masing-masing individu dalam satu

    kelompok bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

    Tim. Para siswa dibagi kedalam kelompok membaca dan menulis

    mereka.20

    Berdasarkan kalimat di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa

    dalam pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

    (CIRC) atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab

    terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling

    mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan

    menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman dan

    pengalaman belajar. Proses pembelajaran ini mendidik siswa

    berinteraksi sosial dengan teman dan lingkungan.

    c. Langkah-langkah Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC)

    Dengan mengadopsi model pembelajaran Cooperative Learning

    tipe CIRC untuk melatih siswa meningkatkan keterampilannya dalam

    menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi Fikih tentang

    Bab Makanan dan Minuman yang halal dan haram, langkah-langkah

    yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1) Guru membentuk kelompok belajar siswa secara heterogen. Setiap

    kelompok terdiri dari 6 siswa.

    2) Guru memberikan Lembar Kertas Siswa (LKS) dan artikel yang

    berhubungan dengan materi dengan langkah-langkah

    penyelesaiannya kepada setiap kelompok

    3) Guru memberitahukan kepada setiap siswa agar dalam setiap

    kelompok terjadi serangkaian kegiatan pembelajaran dengan

    menggunakan model pembelajaran CIRC yang spesifik sebagai

    berikut:

    20 Ibid.

  • 20

    a) Salah satu anggota kelompok membaca atau beberapa anggota

    kelompok saling membaca bergantian artikel yang telah

    diberikan oleh guru.

    b) Membuat prediksi atau menganalisis artikel yang telah

    diberikan.

    c) Masing-masing kelompok saling membuat rencana penyelesaian

    analisis artikel atau memberi tanggapan terhadap artikel dan

    ditulis pada lembar kertas.

    d) Menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru.

    4) Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola

    CIRC (team study). Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok.

    5) Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau

    melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami oleh anggota

    kelompoknya. Jika diperlukan guru dapat memberikan bantuan

    secara proporsional.

    6) Guru meminta perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikannya

    di depan kelas.

    7) Guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator jika diperlukan.

    8) Menjelang akhir waktu pembelajaran, guru dapat mengulang secara

    klasikal tentang strategi pemecahan permasalahan atau dalam kata

    lain menarik kesimpulan bersama.

    9) Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan kompetensi

    yang diperlukan. 21

    Bila diperhatikan, langkah-langkah model pembelajaran CIRC ini

    sebenarnya mendorong siswa lebih aktif, kritis, dan sistematis dan

    bertujuan menghadapi bacaan secara berkelompok, sehingga pembaca

    lebih bisa lama mengingat setiap gagasan pokok suatu bacaan dan

    kemampuan menganalisis artikel yang berhubungan dengan materi

    diharapkan lebih memuaskan. Karena dengan model pembelajaran

    21 Ibid., hal. 207

  • 21

    CIRC ini, siswa bekerja sama untuk menjadi pembaca aktif dan terarah

    langsung pada kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat

    dalam teks.

    Keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif merupakan salah satu

    indikator keefektifan belajar. Dengan demikian siswa tidak hanya

    menerima materi pengajaran yang diberikan guru, melainkan siswa juga

    berusaha menggali dan mengembangkan sendiri dalam kelompoknya.

    Melalui pembelajaran koperatif tipe CIRC ini, setiap anggota siswa

    dalam kelompoknya akan belajar memilih point-point bacaan yang

    penting lalu berdiskusi untuk merencanakan bagaimana menganalisis

    artikel yang berhubungan dengan materi, sehingga masing-masing

    siswa akan paham dan mampu untuk menganalisis artikel yang

    berhubungan dengan materi.

    d. Kelebihan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative Integrated

    Reading and Composition (CIRC)

    Kelebihan penggunaan pembelajaran koperatif tipe CIRC

    adalah:

    1. CIRC dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca pesan dan

    menyelesaikan soal pemecahan masalah sebab lebih bisa fokus

    pada pemahaman.

    2. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.

    3. Membantu siswa yang lemah dikarenakan dalam kelompok siswa

    saling berketergantungan.

    4. Para siswa dapat memahami makna wacana atau artikel dan saling

    mengecek pekerjaannya.22

    e. Kekurangan Pembelajaran Koperatif Tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC)

    22 Robert E Slavin, Cooperative Learning .............................., hal 202

  • 22

    Kekurangan penggunaan pembelajaran koperatif tipe CIRC

    adalah:

    1. Tidak semua siswa dapat mengerjakan soal dengan teliti.

    2. Membutuhkan banyak waktu.23

    3. Tidak semua pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.24

    4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Belajar merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam

    kehidupan sehari-hari. Belajar menjadi bagian yang tidak terpisahkan

    dari kegiatan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan formal

    maupun informal. Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang

    belajar, diantaranya:

    1) Wittig dalam bukunya Psycology of Learning yang mendefinikan

    belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi

    dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu

    organisme sebagai hasil pengalaman.25

    2) Hintzman dalam bukunya The Psycology of Learning and

    Memory, berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang

    terjadi dalam diri organisme, manusia, atau hewan disebabkan oleh

    pengalaman yang dapat mempengaruhi organisme tersebut.26

    3) Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psycology, mengemukakan

    bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

    menetap akibat latihan dan pengalaman.27

    4) Dan Skiner dalam bukunya Educational Psycology,

    mengemukakan belajar adalah suatu proses adaptasi yang

    berlangsung secara progresif.28

    23 Ibid., hal 210

    24

    Arfiyadi Ahsan, Model Pembelajaran Kooperatif, dari

    http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com diakses pada Jumat 26 Desember 2013

    25

    Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana, 2001), hal 61

    26

    Ibid.,

    27

    Ibid,. hal. 60

    http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/

  • 23

    Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa belajar

    adalah suatu proses perubahan adaptasi yang terjadi akibat adanya

    latihan dan pengalaman yang mempengaruhi.

    b. Prinsip-Prinsip Belajar

    Berdasarkan buku yang ditulis oleh Sumiati dan Asra yang berjudul

    Metode Pembelajaran, menjelaskan prinsip belajar diantaranya adalah:

    Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi.29

    Maksudnya

    dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya sebagai hasil

    belajar. Yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep,

    kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan

    menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep,

    menyenangi dan memberi respon yang positif terhadap sesuatu yang

    dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

    Kemudian, Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman.30

    Maksudnya pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang

    melalui pengalaman melakukan suatu kegiatan. Pemahaman itu sendiri

    bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak akan mudah diperoleh dengan

    jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang kongkrit atau nyata, sehingga

    orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang menuntun

    pada pemahaman yang bersifat abstrak.

    Lalu Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan.31

    Maksudnya dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya

    dirasakan dan dimiliki oleh setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti

    tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran merupakan tujuan dan

    harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan.

    28 Ibid.

    29

    Sumiati, dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal 41

    30

    Ibid.

    31

    Ibid.

  • 24

    Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang telah dikemukakan diatas,

    dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar diperoleh dari suatu proses dari

    mengenal, mengerti, hingga memahami. Belajar juga diperoleh dari

    sebuah pengalaman yang nantinya akan berakhir pada hasil belajar.

    Dengan belajar siswa dapat mengalami perubahan tingkah laku.

    Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang

    lebih maju dari keadaan sebelumnya.

    c. Tujuan Belajar

    Dalam buku yang ditulis oleh J.J Hasibuan dan Moedjiono yang

    berjudul Proses Belajar Mengajar, Robert M Gagne, mengelompokkan

    kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan

    tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan

    delapan macam, yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam

    kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar.32

    Kelima macam

    kemampuan belajar tersebut antara lain:

    Pertama, Keterampilan Intelektual.33

    Maksudnya adalah

    kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik,

    setiap peserta didik memiliki kemampuan dan latar belakang yang

    berbeda-beda, oleh karena itu tugas seorang guru adalah memahami

    masing-masing peserta didik, dan tidak membeda-bedakan masing-

    masing peserta didik.

    Kedua, Strategi Kognitif.34

    Mengatur cara belajar dan berfikir

    seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan

    memecahkan masalah. Masing-masing peserta didik diberikan anugerah

    berupa akal dan pikiran, bagaimana cara mengatur cara belajar dan

    berfikir seseorang adalah tergantung dari masing-masing peserta didik,

    dalam pendidikan formal di sekolah seorang guru hanyalah sebagai

    32 J.J Hasibuan, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

    2010), hal 5

    33 Ibid.

    34 Ibid.

  • 25

    perantara dalam menghubungkan kemampuan yang dimiliki siswa

    dengan ilmu yang diberikan.

    Ketiga, Informasi Verbal35

    Pengetahuan dalam arti informasi dan

    fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang. Yakni

    kemampuan siswa dalam menangkap informasi yang disampaikan oleh

    guru baik secara verbal maupun non verbal.

    Keempat, Keterampilan motorik yang diperoleh sekolah antara lain

    keterampilan menulis, mengetik, dan sebagainya.36

    Setelah seorang

    siswa berada di pendidikan formal, dapat memiliki pengetahuan, karena

    semua di ajarkan oleh guru, dari jenjang pendidikan dasar, menengah,

    dan atas.

    Kelima, Sikap dan Nilai.37

    Berhubungan dengan arah serta

    intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat

    disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang,

    barang atau kejadian.

    Kelima macam hasil belajar tersebut di atas menyarankan, bahkan

    mempersyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu sehingga dapat

    dijabarkan strategi-strategi belajar yang sesuai dan pada dasarnya akan

    menghasilkan tujuan yang diharapkan yakni keberhasilan dalam belajar.

    d. Hasil Belajar

    Setelah melakukan aktifitas belajar, seseorang berhasil atau tidaknya

    mengalami suatu proses belaar, dapat diukur oleh hasil belajar. Hasil

    belajar sangat penting untuk diidentifikasi agar kita dapat mengetahui

    seberapa besar perubahan yang dialami oleh seseorang setelah

    melakukan aktifitas belajar.

    Hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertian-

    pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom,

    35 Ibid.

    36

    Ibid.

    37

    Ibid.

  • 26

    hasil belajar adalah mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan

    psikomotorik.38

    Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan

    bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil

    pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan

    sebagaimana tersebut diatas tidak dapat dilihat secara fragmentaris atau

    terpisah, melainkan komprehensif.39

    Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

    dimaksud dengan hasil belajar Fikih adalah hasil penilaian setelah

    peserta didik melakukan pembelajaran. Namun, berdasarkan

    pembatasan masalah yang telah diuraikan di BAB I, maka hasil belajar

    yang dimaksud pada penelitian ini hanya terbatas pada hasil penilaian

    kognitif.

    Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kesulitan-

    kesulitan dalam belajar di sekolah itu banyak dan beragam. Penyebab

    kesulitan belajar tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua bagian

    besar yaitu faktor yang berasal dari diri individu siswa yang belajar dan

    faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal yang ada pada

    diri siswa adalah faktor kemampuan intelektual seperti perasaan, minat,

    motivasi, kematangan untuk belajar, kebiasaan belajar, kemampuan

    mengingat, dan kemampuan alat inderanya dalam melihat dan

    mendengar. Sedangkan faktor eksternal yang ada di luar diri siswa

    adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar mengajar seperti

    guru, kualitas proses belajar mengajar (PBM) serta lingkungan seperti

    teman sekelas, keluarga, dan sebagainya.40

    Dari pendapat di atas, diketahui bahwa strategi merupakan salah satu

    faktor yang menentukan dalam pembelajaran Fikih. Pembelajaran Fikih

    akan lebih bermakna apabila diimbangi dengan media dan strategi

    38 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Surabaya: Pustaka

    Pelajar, 2009), h. 5-6

    39

    Ibid, hal. 7

    40

    Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hal. 89

  • 27

    belajar yang tepat, dalam hal ini pemilihan media dan penggunaan

    metode yang tepat sebagai alat hasil belajar peserta didik. Pembelajaran

    harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar, terlebih lagi

    jika mereka dapat bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai

    tujuan pembelajaran.

    5. Pembelajaran Fikih

    a. Pengertian Fikih

    Fiqh menurut bahasa berarti paham yang mendalam. Bila paham

    dapat digunakan untuk hal-hal yang bersifat lahiriah, maka fiqh berarti

    paham yang menyampaikan ilmu zhahir kepada ilmu batin.41

    Dalam

    Alquran disebutkan

    Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

    beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang

    agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila

    mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga

    dirinya. (QS. At-Taubah: 122).42

    Pengertian fikih seperti tergambar dalam ayat diatas merupakan

    pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut pada perkembangan

    selanjutnya mengalami penyempitan makna.

    41 Amir Syarifuddin, Usul Fiqih, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal 2

    42

    Fadhal Abdul Rahman Bafadal, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syaamil Cipta

    Media, 2005), hal 206

  • 28

    Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Quraisy Syihab bahwa fikih

    yang pada mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang

    menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan, akhlak, al-

    Quran dan hadits, tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus mengenai

    pengetahuan tentang hukum agama saja.43

    Pengertian fikih menurut istilah sangat beraneka ragam tergantung

    siapa yang memberikan pengertian dan sesuai dengan disiplin ilmu

    masing-masing. Menurut para fuqaha fikih berarti ilmu yang

    menerangkan hukum-hukum syarah yang diperoleh dari dalil-dalil yang

    rinci.44

    b. Pengertian Mata Pelajaran Fikih di Mts

    Pelajaran fikih dalam proses belajar mengajar di Madrasah

    Tsanawiyah adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan

    Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik

    mengenal, memahami, menghayati, dan mengenal hukum Islam, yang

    kemudian menjadi dasar pesoman hidupnya (way of live) melalui

    kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengamalan, dan

    pembiasaan.

    Mata pelajaran fikih di MTs ini meliputi: fikih ibadah dan fikih

    muamalah, yang menggambarkan bahwa ruang lingkup fikih meliputi

    ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,

    keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah

    SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia.

    c. Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fikih di MTs

    1. Tujuan

    Fikih di madrasah tsanawiyah bertujuan membekali peserta

    didik agar dapat: (1) mengetahui, dan memahami pokok-pokok hukum

    43 M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal 383

    44

    Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet 8, hal 17

  • 29

    Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli.

    Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman

    hidup dalam kehidupan pribadi sosial. (2) melaksanakan dan

    mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman

    tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum

    Islam, disiplin, dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan

    pribadi maupun sosialnya.45

    2. Fungsi

    Mata pelajaran fikih di MTs berfungsi untuk: (a) penanaman

    nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah SWT (b)

    penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta

    didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang

    berlaku di madrasah dan masyarakat (c) pengembangan keimanan dan

    ketaqwaan kepada Allah SWT. serta akhlak mulia peserta didik

    seoptimal mungkin. (d) pembangunan mental peserta didik terhadap

    lingkungan fisik dan sosial melalui fikih Islam (e) perbaikan kesalahan-

    kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan

    pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari (f) pembekalan bagi

    peserta didik untuk mendalami fikih atau hukum Islam pada jenjang

    pendidikan yang lebih tinggi. 46

    d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih di MTs

    Ruang lingkup fikih di madrasah tsanawiyah meliputi ketentuan

    pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan

    keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan

    hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup

    mata pelajaran fikih di MTs yaitu: (a) Fikih Ibadah meliputi: ketentuan

    dan tatacara thaharah, shalat fardhu, shalat sunnah, dan shalat dalam

    keadaan darurat, sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdoa setelah

    45 Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat

    Jendral Kelembagaan Agama Islam), hal 3

    46

    Ibid., hal 46

  • 30

    shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan,

    perawatan jenazah, dan ziarah kubur. (b) Fikih Muamalah meliputi:

    ketentuan dan hukum jual beli, qiradh, riba, pinjam meminjam, utang

    piutang, gadai, borg serta upah.47

    B. Hasil Penelitian yang Relevan

    Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang

    relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian tersebut adalah:

    1. Penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Pendidikan Matematika

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul

    Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated

    Reading and Composition (CIRC) Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal

    Cerita Matematika Siswa SMP 238. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan

    bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada materi

    aritmetika sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

    CIRC sebanyak 84% siswa telah mampu menyelesaikan soal cerita matematika

    secara urut dan sistematis. Sedangkan dengan menggunakan model

    pembelajaran konvensional, hanya 52% saja siswa yang telah mampu

    menyelesaikan soal cerita secara urut dan mampu memahami makna dari isi

    soal cerita. Selebihnya masih harus di bimbing dalam setiap langkah untuk

    menyelesaikan soal cerita.

    Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Azizah dengan penelitian yang

    dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah mata pelajaran yang dipilih, Azizah

    Matematika sedangkan peneliti Fikih, Bentuk soal yang dipakai, Azizah memakai

    tes uraian sedangkan peneliti tes pilihan ganda, dan jenis penelitian yang

    digunakan, peneliti menggunakan PTK sedangkan Azizah non PTK.

    2. Penelitian yang dilakukan oleh Lestary Permata Sari Jurusan Pendidikan IPS

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul

    Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated

    47 Ibid., hal 3

  • 31

    Reading and Composition (CIRC) dalam Meningkatkan Hasil Belajar

    Ekonomi Siswa di SMAN 86. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa

    terdapat peningkatan hasil belajar ekonomi setelah dilakukan pembelajaran

    dengan model pembelajaran CIRC.

    Perbedaan yang dilakukan oleh Lestari P.S dengan penelitian yang dilakukan

    oleh peneliti diantaranya mata pelajaran yang dipilih, Lestari P.S IPS sedangkan

    peneliti Fikih, Cara menganalisis data Lestari P.S dengan N-gain sedangkan

    peneliti dengan melakukan tahapan: merekap skor yang diperoleh siswa,

    menghitung skor kumulatif keseluruhan, menentukan kriteria skor, dan

    menghitung prosentase, serta instrumen yang digunakan, Lestari P.S tidak

    memakai angket yang diberikan kepada siswa.

    C. Kerangka Berfikir

    Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dan

    dari tidak bisa menjadi bisa. Perubahan tersebut dapat terlihat melalui hasil belajar.

    Mata pelajaran fikih merupakan pelajaran yang selalu berkembang dan

    memerlukan pemahaman yang lebih mendalam dari masing-masing siswa.

    Rendahnya penguasaan materi dan hasil belajar tidak terlepas dari strategi

    pembelajaran di kelas serta model pembelajaran yang dikembangkan.

    Proses belajar mengajar di kelas harus optimal supaya siswa mampu

    menguasai, mengembangkan, dan memanfaatkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari,

    terutama mata pelajaran Fikih. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang

    dapat mengembangkan kemampuan siswa, serta minat siswa dalam belajar di kelas.

    Strategi pembelajaran di kelas kadang menjadi hal yang menakutkan bagi guru

    dalam pembelajaran di kelas, ini dikarenakan gaya belajar tiap siswa yang berbeda-

    beda, oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran di kelas yang aktif,

    bermakna, dan menyenangkan tanpa mengesampingkan pembelajaran di kelas. Hal

    ini dapat dibantu melalui model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated

    Reading and Composition (CIRC).

  • 32

    Pembelajaran Model CIRC dalam fikih diduga dapat membantu para siswa

    dalam meningkatkan efektivitas belajarnya. Para siswa dalam kelompok dapat

    bekerja sama dalam mengerjakan tugas, menganalisis artikel, dan dapat saling

    bertukar pendapat dengan yang lain sehingga siswa akan termotivasi untuk

    berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran.

    D. Hipotesis Tindakan

    Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan di atas, maka

    hipotesis penelitian ini adalah: Penggunaan model pembelajaran koperatif tipe

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) diharapkan dapat

    meningkatkan efektivitas dan hasil belajar Fikih siswa pada materi makanan dan

    minuman yang halal dan haram.

  • 33

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 11 April tahun ajaran

    2013/2014 (semester genap) yang bertempat di sekolah MTs Ruhul Ulum Jakarta,

    dengan peringkat akreditasi B.

    B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas (PTK)

    atau classroom action research, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan

    dikelas terhadap proses belajar mengajar Fikih menggunakan model pembelajaran

    CIRC dengan beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan,

    yaitu perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan (action), pengamatan

    dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observing), dan melakukan refleksi

    (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang di harapkan.

    Menurut Rapoport seperti yang dikutip oleh Kunandar mendefinisikan

    Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam

    mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan

    membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika

    yang disepakati bersama.1

    Arikunto mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai Suatu

    pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

    dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.2

    Sedangkan Wibawa dalam buku Tukiran Taniredja dkk, mengemukakan

    bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat

    masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.3

    1 Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), cet. 5, hal 46

    2 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal

    3

  • 34

    Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

    yaitu suatu penelitian yang dikembangkan berdasarkan permasalahan yang

    muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan

    meningkatkan proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian, prosedur

    langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti prinsip-prinsip dasar

    penelitian tindakan yang telah umum dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas

    (PTK) ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus

    berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus.Prosedur penelitian

    tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan setiap siklus, yaitu:

    1. Perencanaan (planing)

    Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan menyusun RPP bersama

    guru bidang studi.

    2. Tindakan (action)

    Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada

    tahap perencanaan.

    3. Pengamatan (observing)

    Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar

    mengajar berlangsung dengan lembar observasi.

    4. Refleksi (reflection)

    Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah

    diperoleh dari kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan

    tujuan yang direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan

    untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

    C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di MTs Ruhul Ulum yang terletak di jalan Kebon

    Nanas Utara Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian dilakukan di kelas VIII yang

    berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 18siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

    3 Tukiran Taniredja, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru,

    (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. ke-2, hal 15

  • 35

    Dalam penelitian ini dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing beranggotakan 6

    orang dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan nilai ulangan harian.

    Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini

    peneliti berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran

    dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading and Composition

    (CIRC). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah guru Fikih dan siswa

    kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta, Guru Fikih dalam penelitian ini terlibat

    sebagai observer sedangkan siswa kelas VIII sebagai objek penelitian.

    D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

    Dalam pelaksanaan penelitian ini, peran dan posisi peneliti dalam

    penelitian bertindak sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran Fikih

    dengan menggunakan model CIRC. Sedangkan guru bidang studi Fikih dalam

    penelitian ini terlibat sebagai kolaborator dan observer. Dimana guru membantu

    peneliti dalam hal membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

    membantu dalam melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan yang

    akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Selain itu, guru bidang studi sebagai

    pemberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model

    pembelajaran CIRCdan mengamati seluruh aktivitas belajar Fikihsiswa selama

    proses pembelajaran berlangsung.

    Peneliti dan guru bidang studi masing-masing memiliki kedudukan yang

    setara artinya masing-masing mempunyai peran dan posisi yang saling

    membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

    Keduanya sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting.

    E. Tahapan Intervensi Tindakan

    Penelitian tindakan kelas diawali dengan melakukan penelitian

    pendahuluan kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya

    hingga mencapai indikator keberhasilan. Adapun uraian dari tahap-tahap

    penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

  • 36

    1. Pra Penelitian

    a. Wawancara

    Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran fikih dan siswa.

    Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses

    pembelajaran, hasil belajar siswa serta untuk mengetahui permasalahan

    yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas.

    b. Observasi

    Pada kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

    pembelajaran fikih di kelas VIII. Peneliti mengamati segala aktivitas

    siswa dan guru dalam proses pembelajaran fikih di kelas tersebut

    2. Siklus I

    a. Perencanaan Tindakan

    1) Membuat RPP pada materi Makanan dan Minuman yang Halal dan

    Haram.

    2) Membuat instrument-instrument penelitian, yaitu lembar observasi

    guru pada KBM, lembar wawancara untuk guru dan siswa, lembar

    kertas siswa (LKS), artikel, serta lembar soal hasil belajar.

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Tindakan dilakukan minimal dua siklus kegiatan. Masing-masing

    siklus terdiri dari 2 x tatap muka dapat diuraikan sebagai berikut:

    Siklus I, Pertemuan I

    1) Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses

    pembelajaran

    2) Guru mengabsen kehadiran siswa

    3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sesuai

    kompetensi yang diajarkan

    4) Melakukan pre tes atau tes awal, tujuannya untuk mengukur seberapa

    jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan

    dipelajari

    5) Guru menjelaskan materi pelajaran fikih

    6) Guru memberikan contoh-contoh terkait pelajaran yang diajarkan

  • 37

    7) Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan

    pertanyaan jika materi yang dijelaskan belum dipahami

    8) Guru mempersiapkan kelas atau siswa untuk menstimulasikan KBM

    dengan model CIRC

    9) Guru menjelaskan langkah-langkah belajar dengan menggunakan

    model CIRC

    10) Guru menjelaskan bahwa belajar dengan model CIRC akan dilakukan

    pada pertemuan berikutnya

    11) Guru menutup pelajaran

    Siklus I, pertemuan II

    1) Guru mengorganisir dan mengelola kelas persiapan proses belajar

    mengajar dan mempersiapkan perangkat pembelajaran

    2) Guru mengabsen kehadiran siswa

    3) Guru menginformasikan kembali model pembelajaran yang akan

    digunakan

    4) Guru menyebutkan pembagian nama-nama kelompok

    5) Guru melakukan apersepsi materi pelajaran pertemuan I

    6) Pelaksanaan model koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC), dimana siswa memecahkan masalah melalui

    artikel yang berisi kalimat dan gambar secara berkelompok, masing-

    masing anggota dalam setiap kelompok saling bekerja sama satu sama

    lain, dengan membaca secara bergantian, menganalisis, dan

    memberikan tanggapan. Setelah itu dipresentasikan didepan kelas.

    7) Melakukan tes akhir di akhir siklus.

    c. Observasi

    Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk memantau

    aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi.

  • 38

    d. Refleksi

    Peneliti bersama guru mata pelajaran menganalisis sekaligus

    mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan

    sudah sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Refleksi dilakukan untuk

    mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan.

    Kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan

    siklus II.

    Siklus II, pertemuan I

    1) Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses

    pembelajaran

    2) Guru mengabsensi kehadiran siswa

    3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

    4) Melakukan pre tes atau tes awal, tujuannya untuk mengukur seberapa

    jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan

    dipelajari

    5) Guru menjelaskan materi pelajaran fikih

    6) Guru memberikan contoh-contoh dan gambar-gambar terkait dengan

    pelajaran yang diajarkan

    7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan

    pertanyaan jika materi yang dijelaskan belum dipahami

    8) Guru melakukan umpan balik materi pelajaran kepada siswa

    9) Guru memberikan penguatan kepada siswa di akhir pembelajaran

    10) Guru menutup Pembelajaran

    Siklus II, pertemuan II

    1) Mempersiapkan siswa menerima pelajaran

    2) Apersepsi, menanyakan kembali pelajaran yang dipelajari sebelumnya

    3) Pelaksanaan model koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

    Composition (CIRC), dimana siswa memecahkan masalah melalui

    artikel yang berisi kalimat dan gambar secara berkelompok, masing-

  • 39

    masing anggota dalam setiap kelompok saling bekerja sama satu sama

    lain, dengan membaca secara bergantian, menganalisis, dan

    memberikan tanggapan. Setelah itu dipresentasikan didepan kelas.

    4) Melakukan tes akhir di akhir siklus.

    e. Obsevasi

    Observasi dilakukan selama proses belajar mengajar untuk memantau

    aktivitas guru dan siswa di kelas pada format observasi.

    f. Refleksi

    Guru menganalisis proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan

    sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan

    pembelajaran dengan menggunakan model koperatif tipe Cooperative

    Integrated Reading and Composition (CIRC), dalam hal ini meningkatkan

    hasil belajar fikih siswa kelas VIII MTs Ruhul Ulum Jakarta. Refleksi yang

    dilakukan pada siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan pada

    siklus II, hanya saja pada siklus II tindakan yang dilakukan merupakan

    tindakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa dapat lebih

    memahami pelajaran fikih secara maksimal, dalam hal ini pembelajaran CIRC

    berhasil meningkatkan hasil belajar fikih itu sendiri.

    F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

    Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dalam penerapan model

    pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition

    (CIRC), hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah hasil belajar fikih

    siswa dapat meningkat, sehingga dapat memperoleh hasil belajar sesuai dengan

    yang diharapkan. Penelitian akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah

    mencapai KKM yaitu sebesar 70.

  • 40

    G. Data dan Sumber Data

    Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pre tes dan post tes,

    lembar observasi, hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa, serta

    hasil angket yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa setelah

    belajar fikih dengan model pembelajaran koperatif tipe Cooperative Integrated

    Reading and Composition (CIRC). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini

    adalah guru, siswa, dan peneliti.

    H. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

    dari tes (pre tes dan post tes), lembar observasi KBM, pedoman wawancara, dan

    angket. Berikut penjelasan instrumen-instrumen tersebut:

    1. Tes (Pre tes dan Post tes)

    Tes tertulis ini berupa tes awal (pre tes) dan tes akhir (post tes). Tes awal

    adalah tes yang dilaksanakan pada awal pembelajaran untuk mengetahui

    kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir

    pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran

    berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir.

    Tes tesebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 15

    soal. Tes ini diberikan pada siswa kelas VIII sebelum dan sesudah pembelajaran

    untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah aktifitas

    pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC.

    2. Lembar Observasi

    Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan

    secarasistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena baik

    dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai

    tujuan tertentu.4

    4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung: Remaja

    Rosdakarya, 2009), hal 153

  • 41

    Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung. Lembar observasi