Douderlin Osce Blok 16

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    1/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 1

    DOUDERLIN OSCE

    BLOK 16 : RESPIRATORY SYSTEM

    ANGKATAN 2014

    SKILL LAB 1: ANAMNESIS SISTEM RESPIRATORIUS

    A. Sesak napas (Asma bronkial atau PPOK)

    1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan

    Introduction

    Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi

    hari ini

    Identification

    Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada

    skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :

    “Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”

    Inform consent

    Tanya keluhan utama, lalu izin untuk tanya lebih lanjut

    “Saya akan melakukan tanya jawab lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keluhan

     bapak, apakah bapak bersedia?”

    2.   Anamnesis

     Apa keluhannya? (sesak napas)

     Sejak kapan?

     Sesaknya waktu kapan?

     Sesaknya hilang timbul atau terus menerus?

     Kalau menarik napas atau menghembuskan napas susah gak?

     Waktu bernapas ada bunyi gak?

     Semakin sesak kalo lagi ngapain pak? (mis. debu, cuaca dingin, aktivitas)

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    2/47

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    3/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 3

    B. Nyeri dada (Pneumonia atau tumor)

    1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan

    Introduction

    Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi

    hari ini

    Identification

    Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada

    skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :

    “Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”

    Inform consent

    Tanya keluhan utama, lalu izin untuk tanya lebih lanjut

    “Saya akan melakukan tanya jawab lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keluhan

     bapak, apakah bapak bersedia?”

    2.   Anamnesis

    Apa keluhannya? (Nyeri dada)

    Sejak kapan?

     Nyerinya waktu kapan?

     Nyerinya gimana? (tercekik, tertekan, terhimpit benda berat, atau tidak nyaman)

     Nyerinya dimana? (dada sebelah mana)

    Kalau berbaring mengarah ke bagian yang sakit gak?

    Ada nyeri tempat lain gak? Dimana? (penjalaran nyeri)

     Nyeri nya lama atau cuma sebentar? Kira-kira berapa menit? (>30menit,

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    4/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 4

    Apakah sudah pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya?

    Sudah pernah berobat belum?

    Kalo iya makan obat apa? Teratur ga?

    Ada riwayat penyakit lain gak? (misal Diabetes Mellitus, Asma, TBC, darah

    tinggi, gagal jantung, gagal ginjal, dll)

    Sering olahraga gak? Merokok gak? Minum minuman alkohol?

    Tempat kerjanya dimana? (mis. pabrik semen, pabrik batubara, banyak polusi)

    Apa keluarga ada yang menderita seperti ini juga?

    3.   Ringkas jawaban pasien (kalo waktu masih cukup!)

    4.   Kesimpulan

    Jadi berdasarkan keluhan yang bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa bapak 

    menderita nyeri dada akibat   blabla,   Tetapi untuk memastikannya masih perlu

    dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

    5.   Penutup

    Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau

    sampaikan? Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari

     jika ada rasa tidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga

    kesehatannya ya!

    C. Batuk (Tuberkulosis)

    1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan

    Introduction

    Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi

    hari ini

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    5/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 5

    IdentificationTanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada

    skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :

    “Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”

    Inform consent

    Tanya keluhan utama, lalu izin untuk tanya lebih lanjut

    “Saya akan melakukan tanya jawab lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keluhan

     bapak, apakah bapak bersedia?”

    2.   Anamnesis

     Apa keluhannya? (batuk)

      Sejak kapan?

     Batuknya kapan saja?

     Batuknya hilang timbul atau terus menerus?

     Batuknya gimana? (berdahak atau nggak, ada darah nggak)

      Kalo berdahak, dahaknya gimana (cair atau kental)? Warnanya apa? Bau atau gak?

    Dahaknya sedikit atau banyak?

     Kalau ada darah, darahnya warna apa (warna merahnya gimana?)? darahnya

    sedikit, bercak-bercak, atau banyak?

     Batuknya semakin parah karena apa? (mis. debu, cuaca dingin, aktivitas)

      Biasanya batuknya reda karena apa? (mis. Minum air hangat, istirahat, cuaca panas)

     Ada keluhan lain pak? (nyeri dada, sesak napas, nafas berbunyi/ tidak, demam,

     keringat malam, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang)

     Apakah sudah pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya?

     Sudah pernah berobat belum?

      Kalo iya makan obat apa? Teratur ga?

      Ada riwayat penyakit lain gak? (misal Diabetes Mellitus, Asma, TBC, darah

    tinggi, gagal jantung, gagal ginjal, dll)

     Sering olahraga gak? Merokok gak? Minum minuman alkohol?

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    6/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 6

     Tempat kerjanya dimana? (mis. pabrik semen, pabrik batubara, banyak polusi)

      Apa keluarga ada yang menderita seperti ini juga?

    3.   Ringkas jawaban pasien (kalo waktu masih cukup!)

    4.   Kesimpulan

    Jadi berdasarkan keluhan yang bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa bapak 

    menderita batuk akibat   blabla,   Tetapi untuk memastikannya masih perlu dilakukan

     pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

    5.   Penutup

    Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau

    sampaikan?

    Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasatidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!

    Tambahan!

    a. Kencing berwarna merah dan pengunaan dalam jangka lama

    adalah ciri khas pengunaan obat anti tuberkulosis (OAT)

    b. Riwayat merokok sangat dikaitkan dengan PPOK dan tumorc. Riwayat keluarga (atopik) sangat erat dengan asma

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    7/47

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    8/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 8

      Inspeksi

    - Penderita berbaring lurus , kedua kaki diluruskan dan sejajar, kedua tangan

    diletakkan lurus disamping badan

    - Kita berdiri didepan penderita, diantara kedua kakinya. Posisi ini supaya kita bisa

    ngeliat kondisi kedua paru dari sudut dan kejauhan yang sama

    Statis

    - Bentuk thoraks

    Simetris atau tidak, normal atau tidak, adakah kelainan bentuk (pectus ekscavatum,

     pectus carinatum, barrel chest, toraks paralitikus, dan kifosis atau lordosis)

    - Kelainan lain

    Apakah ada kelainan warna , spider naevi, tonjolan, luka bekas operasi, edema,

     penyempitan atau pemebaran sela iga

    Dinamis   (minta pasien untuk menarik napas dalam kemudian hembuskan perlahan),

     perhatikan

    - Asimetri pernapasan

    Sama atau pergerakan salah satu hemithoraks tertinggal di banding hemithoraks

    sebelahnya.

    - Frekuensi pernapasan

    Yang ini boleh sambil dipegang dikit dinding dadanya probandus biar ngitungnya

    lebih jelas. Normal, bradipneu, atau takipneu.

    - Sifat pernapasan

    Torakoabdominal (dominan toraks, biasanya cewek) atau Abdominotorakal

    (dominan perut, biasanya cowok) ,kalo orang PPOK lanjut terlihat pernapasan

    abdominal aja yang dominan karena dia kesusahan ekspirasi

    - Irama/ ritme pernapasan

     Normal, Kusmaull (cepat dan dalam), Cheyne Stokes (pernapasan yang

    amplitudonya berubah-ubah dari kecil ke besar trus ke kecil lagi diselingi periode

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    9/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 9

    apnea/gak napas) , Biot (pola yang tidak teratur cepat dan kedalamannya diselingi periode apnea, biasanya orang dengan kerusakan otak) , pernapasan cepat dangkal

    (pneumoni,alkalosis)

    - Selain itu dengar juga jika ada bunyi-bunyi nafas seperti wheezing, suara serak 

    /hoarseness dan stridor (suara napas yang berkerok)

    Contoh interpretasi:

    ”dari inspeksi dapat dilihat bentuk dada Bapak normal, pergerakan dinding dadanya

     simetris, frekuensi napasnya normal 20x/menit, sifat pernapasan torakoabdominal 

    dengan iramanya normal .”

     

    Palpasi

    Sebelum stem fremitus, bagusnya kita palpasi secara umum dalam keadaan statis dulu

    menggunakan telapak tangan :

    Palpasi kelenjar getah bening supra dan infra klavikula membesar atau tidak lalu

     palpasi dinding dada dan masing-masing ICS kiri dan kanan dari ICS 1 sampai bawah

    dengan jari-jari tangan , raba apakah ada kelainan iga (krepitasi kalo ada fraktur iga),

    nyeri tekan, tonjolan, dan suhu badan.

    Interpretasi  :

    “Tidak ada pembesaran KGB dan hasil perabaan pada dinding dada normal tidak 

    ada kelainan.”

    a. Stem fremitus: Normal, meningkat (ada cairan), menurun (ada udara)

    Prosedur:

    1) Letakkan kedua telapak tangan kedinding dada pemeriksa.

    2) Minta pasien untuk mengucapkan tujuh puluh tujuh (77) dengan maksimal

    setelah kita contohin (ucapin dengan jelas)

    3) Dengarkan getaran yang sampai ketelapak tangan (stem fremitus).

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    10/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 10

    4) Telapak tangan pemeriksa harus menyentuh semua lobus. Karena itu, letakkan

    telapak tangan pada puncak paru (lobus superior), lalu geser ketengah (lobus

    media), dan bagian bawahparu (lobus inferior, jangan sampe ke perut).

    5) Sebelum berpindah kelobus berikutnya, pindahkan posisi tangan pada kedua

    sisi (disilangin) untuk lebih pasti mendengar stem fremitusnya.

    Contoh interpretasi:

    ”Stem fremitus normal, kiri sama dengan kanan, Apeks teraba.”

     

    Perkusi

    Perkusi secara umum dilakukan secara menyeluruh pada dinding dada , dari ICS 2

    kanan ke kiri, dilakukan secara zigzag, dengar suara sonor paru (normal, udara cukup),

    hipersonor (kebanyakan udara), redup (saat melewati jantung ,ada konsolidasi,

    fibrosis, atau benda padat lainnya), pekak ( beda yang tidak ada udara sama sekali

    (tumor luas)

    a. Batas paru-jantung

    1. Identifikasi angulus ludovici, geser ke lateral kanan akan teraba costae 2

    2. Satu jari di bawah costae 2 (ICS 2), palpasi ke medial. Dengarkan suara sonor 

     paru. Lakukan pada kedua sisi sampai terdengar perubahan suara menjadi

    redup (kiri : ICS V linea mid clavicularis sinistra, kanan: linea sternalis dextra)

     b. Batas paru-hati

    1. Identifikasi angulus ludovici, geser ke lateral kanan akan teraba costae 2

    2. Satu jari di bawah costae 2 (ICS 2), ketuk. Akan terdengar suara sonor. Terus

    lakukan hingga terdengar suara pekak pada ICS 6.

    3. Minta pasien menarik napas, tahan sebentar. Ketuk, akan terdengar suara

    sonor (paru-paru sedang mengembang, hepar terdorong kebawah sehingga

    terdengar sonor). Minta pasien menghembuskan napas, ketuk di tempat yang

    sama, akan terdengar pekak (karena paru sudah tidak mengembang, diafragma

    mendatar).

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    11/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 11

    c. Batas paru-lambung

    Prinsip nya sama seperti perkusi paru, saat perkusi lambung akan terdengar suara

    timpani pada ICS 8 linea aksilaris anterior.

    Contoh interpretasi:

    ” Berdasarkan hasil pemeriksaan, perkusi paru bapak normal,batas jantung paru

    normal, peranjakan paru hepar normal di ICS 6 .”

     

    Auskultasi

    Auskultasi harus dilakukan secara sistematis, dimulai dari paru bagian atas, bergeser 

    ke bagian tengah dan bawah. Caranya sama kayak perkusi, dari paru kanan ke kiri

    denger secara zigzag. Suara napas pokok harus didengarkan lebih dahulu, kemudian

    suara napas (bising) tambahan

    a. Suara vesikuler : Lemah, frekuensi rendah. Terdengar terutama saat inspirasi.

    Lebih terdengar jelas di lapangan bawah paru. Sebaiknya didengar menggunakan

    stetoskop bel.

     b. Suara bronkial : Kasar, frekuensi tinggi, nyaring. Suara bronchial murni hanya

    terdengar di trakea. Di lapangan atas paru, suara bronchial sudah bercampur 

    dengan vesikuler sehingga disebut bronkovesikuler.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    12/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 12

    Contoh interpretasi:

    ”Suara vesikuler normal terdengar di lobus bawah, suara bronchial terdengar di

    trakea, tidak terdapat ronki dan mengi.”

    Pemeriksaan Fisik Ekstra Paru (kayaknya gakmungkin disuruh)

    1. Clubbing finger 

    2. Sianosis

    3. Hepar teraba

    4. Peningkatan JVP

    5. Edem tungkai

    6. Pembesaran KGB

    3. Kesimpulan

    ”Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik paru yang telah dilakukan, semuanya normal ya,

    Pak.”

    4. Penutup

    Baiklah, dari penjelasan saya tadi apa ada yang ingin Bapak tanyakan? Kalau begitu,

    terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak 

    nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih. Jaga kesehatannya ya, Pak!.”

    Untuk perkusi lebih fokusin ke perkusi lapang paru (yang zigzag) sama patas paru

    hepar dan lambung

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    13/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 13

    SKILL LAB 3: TUBERCULIN TEST

    1.   Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan

    Introduction

    Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi

    hari ini

    Identification

     Namanya anaknya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Namanya ibu siapa?

    Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa? Bila sudah dituliskan di

    skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas masih sama jangan

    ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja). “Jadi nama anak ibu _____ ya? Usianya

     ___ tahun?”

    Inform consent

    Ibu, jadi saya akan melakukan tes tuberkulin pada anak ibu. Tes ini gunanya untuk 

    mengetahui apakah anak ibu sedang atau pernah terinfeksi bakteri MTb. Nanti setelahtes ini, akan ada sedikit merah dan pembengkakan pada tempat penyuntikan. Mohon

    untuk tidak dipegang-pegang ya bu, karena setelah 2 hari kita mau lihat hasil

     pemeriksaannya seperti apa. Jadi, apakah ibu bersedia? Saya siapkan alat dulu ya bu!

    Sanitation

    Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan

    Siapkan 1 ampul PPD RT 23, disposable spuit 1 cc, kapas steril, dan alkohol.

    Jangan lupa cuci tangan! Pakai handscoon!

    2.   Tes tuberculin

    1. Bersihkan kulit permukaan lengan bawah bagian dalam (volar/fleksor) kira-

    kira 5-10 cm dari lipatan siku dengan kapas steril dan alkohol, biarkan hingga

    kering.

    2. Beritahu pasien untuk tenang.

    3. Pastikan PPD RT 23 belum kadaluarsa.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    14/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 14

    4. Aspirasi satu 0,1 ml PPD RT 23 dengan menggunakan spuit. Untuk 

    mengambilnya, ampul dalam posisi terbalik. Pastikan tidak ada gelembung

    udara. Ambilnya di cairannya jangan sampai kena udara

    5. Suntikkan secara intradermal, lubang jarum mengarah ke atas (bevel terlihat

    oleh mata kita). Sudut jarum 10-15° terhadap permukaan lengan (hampir 

    datar).

    6. Akan timbul gelembung putih pucat pada bekas tempat penyuntikan. Bila

    tidak timbul, berarti penyuntikan tidak berhasil dan dapat diulang. Adapun

     pengulangan penyuntikan dilakukan kira-kira sejauh 5cm dari tempat awal

     penyuntikan.

    7.   Catat lokasi penyuntikan (kanan/kiri) pada rekam medic.

    3.   Penutup

    Tes tuberkulin sudah selesai dilakukan, hasil tes ini baru bisa dibaca 2-3 hari lagi, jadi

    nanti ibu sama anaknya datang kesini 2-3 hari lagi. Nanti akan ada benjolan pada

    tempat suntikannya. Jangan digaruk, kalua di bawa mandi tidak apa-apa. Baiklah,

    apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Ibu ingin tanyakan atau sampaikan?

    Kalau begitu terima kasih atas kunjungannya.

    4.   Hasil

    Metode Sokal : Masing-masing sisi indurasi ditandai dengan pena, kemudian ukur 

    secara transversal diameter indurasinya.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    15/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 15

    8. Metode Palpasi

    Interpretasi

    a. Indurasi 0-4 mm : Uji tuberkulin negatif Arti klinis : tidak ada infeksi

     Mycobacterium tuberculosis.

     b. Indurasi 5-9 mm : Meragukan Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang

    dengan

     Mycobacterium atypikal  atau pasca vaksinasi BCG.

    c. Indurasi ≥10 mm : Uji tuberkulin positif Arti klinis : sedang atau pernahterinfeksi Mycobacterium tuberculosis.

    Things to remember

    - PPD RT 23 : Purified protein derivatives

    - Cara penyimpanan : simpan di lemari es (bukan freezer) dibawah suhu 2-8

    derajat C, gak boleh dipakai jika sudah beku dan terpapar sinar matahari

    - Kontraindikasi : luka bakar, baru diimunisasi, reaksi kulit hebat

    - 3 bulan tes tuberculin 0,05 ml 1 tahun 0,1 ml

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    16/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 16

    SKILL LAB 4 : NEBULISASI DAN TERAPI INHALASI

    Terapi farmakologi pada asma ada 2 golongan yaitu  controller  dan  reliever . Pemberian obat

    asma bisa dilakukan secara parenteral (SC, IM, IV), oral, atau inhalasi. Inhalasi ini pemberian

    obat secara langsung dihisap ke saluran pernapasan sehingga efek  lebih cepat dibanding oral,

    dengan dosis yang diperlukan lebih sedikit untuk mendapatkan efek yang sama sehingga efek 

    samping juga dapat diminimalisir 

    1. Pelega/Reliever 

     Digunakan saat serangan

     Untuk semua derajat asma

     Yang termasuk sebagai golongan obat ini:- Beta-2 agonis kerja singkat inhalasi

    - Antikolinergik inhalasi (atropin)

    - Theofilin short acting

    - Beta 2-agonis kerja singkat oral

    2. Controller 

     Mencegah terjadinya serangan asma (mengontrol)

     Digunakan secara teratur 

     Diindikasikan untuk asma persisten sampai berat

     Obat yang digunakan adalah steroid (menekan inflamasi) dosis rendah bila perlu

    ditambahkan LABA (long acting beta agonist )

     Yang termasuk obat golongan ini :

    - Glukokortikoid inhalasi (ex: fluticasone)

    - Leukotriene modifiers

    - LABA inhalasi atau oral

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    17/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 17

    - Theofilin- Cromones

    - Anti IgE

    - Glukokortikoid sistemik 

    -

    A. Terapi Inhalasi

    Beberapa terapi inhalasi :

    - Penguapan (nebulizer)

    - Inhaler dosis terukur (MDI, metered dose inhaler)

    - IPPB (Intermittent positive pressure breathing)

    - Intubasi dengan pasien yang menggunakan ventilator 

    1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan

    Introduction

    Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagihari ini

    Identification

    Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada

    skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :

    “Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”

    Inform consent

    Untuk mencegah asma bapak kambuh dan untuk mengobati sesak apabila terjadi

    serangan maka bapak diberikan beberapa obat hisap (inhaler).Disini saya akan

    menjelaskan cara dalam penggunaan obat yang diresepkan untuk Bapak. Apakah

     bapak bersedia?

    Pengenalan alat dan bahan

    (Sesuaikan dengan perintah, jelasin sesuai yang dipake nanti pas OSCE)

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    18/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 18

    1. Metered Dose Inhaler (MDI)a. aerosol

     b. aerosol dengan spacer 

    c. Dry powder inhaler (DPI)

    -   Accuhaler 

    -   Turbohaler 

    -   Rotahaler 

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    19/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 19

    2. Prosedur Tindakan

    Untuk pengunaan MDI aerosol

    1. Bolak-balikkan inhaler untuk mengaduk sebelum digunakan (3 atau 4 kali dikocok)

    2. Buka tutup inhaler (apabila inhaler sudah lama tidak digunakan ( > 1 minggu)

     boleh dicoba disemprotkan ke udara terlebih dahulu untuk memastikan masih dari

     berfungsi dengan baik)

    3. Pasien diminta tarik nafas dalam lalu membuang nafas pelan-pelan dengan arah

     jauh dari inhalernya

    4. Masukkan inhaler kedalam mulut. Letakkan diantara gigi dan katupkan mulut agar 

    uapnya tidak keluar.

    5. Mulai untuk menarik nafas perlahan dan selagi menarik nafas tekan bagian atas

    inhaler dan terus tarik nafas perlahan sampai inspirasi penuh / nafas penuh.

    6. Keluarkan inhaler dari dalam mulut, dan tahan nafas selama kurang lebih 5 detik.

    7. Kemudian baru keluarkan nafas.

    -   Apabila dibutuhkan semprotan kedua, beri interval 30 detik, kocok lagi

    inhalernya, dan ulangi langkah ke 3-7. Setelah menghisap obat biasanya akan

    terasapahit, pasien diperbolehkan untuk berkumur atau meminum air.

    -   Simpan inhaler pada suhu ruangan.

    -   Store all puffers at room temperature

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    20/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 20

    Visualisasi langkah pengguaan MDI inhaler (aerosol) dapat dilihat dibawah  

    Untuk penggunaan Turbuhaler :

    1. Buka tutup Turbuhaler 

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    21/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 21

    2. Pegang dengan posisi atas (bagian kecil) di atas. Kemudian putar basis dari turbuhaler 

    (yang berwarna merah kearah kanan).

    3. Kemudian putar balik kearah kiri sampe terdengar bunyi klik yang menandakan telah

    terisi.

    4. Pasien diminta tarik nafas dalam lalu membuang nafas pelan-pelan dengan arah jauh dari

    inhalernya. Masukkan bagian atas kedalam mulut diantara bibir dan pastikan tidak bocor.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    22/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 22

    5. Tariknafas cepat dan dalam melalui mulut kemudian tahan 5 detik.

    6. Keluarkan turbuhaler dari mulut dan buang nafas. Pasang kembali tutup dan simpan

    dalam suhu ruangan.

    2. Penutup

    Baiklah dari penjelasan saya tadi apakah ada yang ingin anda tanyakan?

    Kalau begitu terimakasih atas kunjungan bapak, silahkan datang kembali kalau ada

    rasa tidak nyaman atau sekedar ingin konsultasi , jaga kesehatan ya pak!

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    23/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 23

    B. Terapi Nebulisasi

    Alat dan bahan

    1. Jet/compressor nebulizer atau tabung

    oksigen

    2. masker nebulisasi dan selang

     penghubung

    3. Obat nebulizer 

    -ipatropium bromide, salbutamol

    (combivent nebules 100 mcg)

    -salbutamol nebules (ventolin nebules)

    4. Disposable spuit 1 cc / 3 cc

    5. cairanNaCl 0,9%

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    24/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 24

    1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan

    Introduction and Inform consent

    Selamat pagi bu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas hari ini, saya

    disini akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan nebulizer agar ibu bisa

    mengatasi sesak napas saat serangan asma datang. Sekaligus kita coba pakai

    langsung gaar ibu legih mudah memahaminya.

    Apakah ibu bersedia? Iya.

    Sanitation

    Cuci tangan sebelum melakukan prosedur 

    Posisikan pasien

    Tempatkan pasien pada posisi tegak/40-90 derajat yang memungkinkan ventilasi

    dan pergerakan diafragma maksimal. (Seperti pada gambar dibawah ↓)

    “nah bu. Jadi saat menggunakn alt ini usahakan agar posisi badan tegak/ 40-

    90 derajat agar pertukaran udara dan pengembangan paru bisa maksimal” 

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    25/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 25

    2. Melakukan terapi nebulisasi

    Prosedur Tindakan

    1. Evaluasi suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen sebelum

    medikasi diberikan

    “sekarang saya akan mendengarkan suara napas, menilai denyut nadi, dan

    status saturasi oksigen ibu” (kalo pas osce gausah)

    2. Hubungkan kabel mesin nebulizer dengan stop kontak 

    3. Menghubungkan masker dengan mesin nebulizer dengan selang penghubung

    “Sekarang saya akan menyambungkan masker ini dengan selang

    penghubung”

    4. Masukkan obat kedalam nebulizer-obat bronchodilator (ampul) yang berupa

    cairan 0,3-0,5 ml atau sampai obatnya habis secara tegak lurus (90o)

    (*ataumasukkan 1 unit dose ampul seluruhnya tanpa dicampur normosalin)

    “saya akan memasukkan obat kedalam nebulizer (ventolin) , obatnya diberi 

    sampai habis ya bu” 

    5. Memasang masker sesuai wajah klien

    “sekarang kita pakai maskernya ya bu, dalam pemakaian masker ini kita harus

    memastkan tidak ada udara yang bisa keluar kecuali melalui lubang yang ada

     pada masker” 

    6. Tekan tombol ON pada mesin nebulizer untuk menghidupkan mesin

    7. Instruksikan pasien untuk mengikuti prosedur dengan benar, lakukan perlahan,

    minta pasien napas dalam dan tahan napas saat inspirasi puncak beberapa saat lalu

    ekshalasi.

    8. Kemudian minta pasien untuk menghirup uap yang dihasilkan dan bernafas seperti

     biasa saja,

    9. Lakukan control apakah selang dan masker berfungsi dengan baik 

    10. Pemberian mungkin membutuhkan waktu selama 10-15 menit dan tunggu sampai

    obat habis diberikan

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    26/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 26

    “jadi nebulisasi ini diteruskan sampai obatnya habis ya bu, tandanya bisa

    dilihat dari asap gas yang berkurang dan cairan yang habis medication cup” 

    11. Mengevaluasi respon klien (pola napas) apabila respon belum adekuat terapi dapat

    diulang maksimal 3 kali dengan interval waktu antar terapi 30 – 45 menit.

    12. Apabila kondisi pasien telah membaik alat dapat dimatikan (turn off)

    13. Merapihkan pasien

    14. Mencuci tangan

    3. Penutup

    Setelah kondisi pasien membaikdan stabil, pasien dapat dipulangkan.

    “Baiklah bu, kondisi Bapak sekarang sudah lumayan stabil. Kita pantau dulu untuk 1-2

     jam kedepan, nanti kalo sudah baikan Bapak diperbolehkan pulang yaa”

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    27/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 27

    SKILL LAB 5 : PEMERIKSAAN FISIK THT

    1.   Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan

    Introduction

    Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi

    hari ini

    Identification

    Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada

    skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :

    “Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”

    Inform consent

    Disini saya akan melakukan pemeriksaan THT. Apakah bapak bersedia?

    Sanitation

    Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan

    Persilahkan pasien untuk duduk 

    Pemeriksaan THT dilakukan duduk, lutut pemeriksa bersisian dengan lutut pasien

    2.   Pemeriksaan THT

    A. TELINGA

    What to prepare

      lampu kepala

      corong telinga

      otoskop

    Procedure of examination

    1. Pemeriksa dan pasien duduk dengan posisi saling berhadapan dan kaki

    tertutup rapat. Pasien duduk dengan posisi badan condong ke depan dan

    kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa untuk memudahkan melihat

    liang telinga dan membran timpani

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    28/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 28

    2. Pemeriksa mempersiapkan otoskop/lampu kepala untuk mulai melakukan

     pemeriksaan pada telinga pasien

    3. Atur lampu kepala supaya fokus dan tidak mengganggu pergerakan, kira

    kira 20-30 cm di depan dada pemeriksa dengan sudut kira kira 60 derajat,

    lingkaran fokus dari lampu, diameter 2-3 cm.

    4. Untuk memeriksa telinga, harus diingat bahwa liang telinga tidak lurus. Untuk 

    meluruskannya maka daun telinga ditarik ke atas belakang, dan tragus ditarik 

    ke depan.

    5. Periksa telinga bagian luar   (baik atau tidak, ada luka atau tidak, ada

     pembengkakan tidak, adakah cairan yang keluar dari telinga)

    6. Untuk pemeriksaan detail membran timpani seperti perforasi, hiperemis

    atau bulging dan retraksi, dipergunakan otoskop.

    7. Otoskop dipegang seperti memegang pensil. Supaya posisi otoskop ini

    stabil maka jari kelingking tangan yang memegang otoskop ditekankan

     pada pipi pasien

    8. Untuk pemeriksaan telinga kanan pasien, pemeriksa memegang otoskop di

    tangan kanan dengan posisi seperti memegang pena. Sedangkan tangan kiri

     pemeriksa memegang daun telinga

    9. Sedangkan untuk pemeriksaan telinga kiri pasien, pemeriksa memegang

    otoskop di tangan kiri dan memegang daun telinga di tangan kanan

    10. Arahkan sinar dari otoskop/lampu kepala ke arah membran timpani yang akan

    terlihat seperti mutiara putih.

    11. Lalu lihat reflex cahaya gendang telinga, jika reflex cahaya   jam 7 pada

    telinga sebelah kiri dan reflex cahaya jam 5 pada telinga kanan artinya

    normal

    12. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pemeriksaan membran

    timpani yaitu apakah terdapat bulging atau tidak, apakah intak atau tidak,

    apakah membran timpani mengalami perforasi atau tidak, apakah membran

    timpani mengalami hiperemis atau tidak 

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    29/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 29

    B. HIDUNG

    What to prepare

      spekulum hidung

      kaca tenggorok no 2-4

      pinset bayonet

      spatula lidah

      lampu spiritus/ korek api

    Procedure of Examination

    Rhinoscopy Anterior

    1.   Pemeriksa dan pasien duduk dengan posisi saling berhadapan dan kaki tertutup

    rapat. Pemeriksa mempersiapkan lampu kepala dan spekulum hidung yang

    akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan

    2.  Lakukan pengetesan ke tangan pemeriksa terlebih dahulu untuk memastikan

    cahaya dari lampu kepala akan berjarak 20-30 cm ke objek yang akan dilihat

    serta memiliki diameter 2-3 cm dengan sudut 60o

    3.  Arahkan cahaya lampu kepala ke arah hidung

    4.  Pegang spekulum menggunakan tangan kiri (kalo left handed pake tangan

    kanan, intinya meggunakan tangan resesif jadi yang kidal jangan lupa kasih

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    30/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 30

    tau penguji) dengan cara jari tengah, jari manis dan kelingking memegang

     bagian bawah spekulum dan ibu jari memegang bagian atasnya.

    Sedangkan telunjuk akan memegang dorsum nasi pasien. tangan kanan

    digunakan untuk mengatur posisi kepala pasien. Spekulum dimasukkan ke

    hidung pasien dalam keadaan tertutup dan dikeluarkan dalam keadaan terbuka

    5.  Saat pemeriksaan perhatikan keadaan :

      Rongga hidung , luasnya lapang/ sempit (dikatakan lapang kalau dapat

    dilihat pergerakan palatum molle bila pasien disuruh menelan). Adanya

    sekret, lokasi serta asal sekret tersebut

      Konka inferior, konka media dan konka superior warnanya merah

    muda (normal), pucat atau hiperemis. Besarnya eutrofi (normal), atrofi,

    atau hipertrofi/ edema

      Septum nasi cukup lurus, deviasi, krista dan spina

      Massa dalam rongga hidung seperti polip atau tumor perlu

    diperhatikan

      Pendarahan atau tidak, ada bau atau tidak 

    Contoh interpretasi :

    Tidak ada sekret, konka inferior dan konka media warnanya merah muda

    (normal) dan tidak ada pembengkakan, septum nasi lurus atau tidak ada

    deviasi, tidak ada massa dalam rongga hidung, tidak ada pendaahan ataupun

    krusta

    Rhinoscopy Posterior

    1. Untuk pemeriksaan ini dipakai kaca tenggorok no. 2-4. Kaca ini dipanaskan

    dulu dengan lampu spiritus atau dengan merendamkannya di air panas dengan

    tujuan untuk mencegah kekaburan dikarenakan nafas pasien

    2. Sebelum dipakai harus diuji dulu ke punggung tangan pemeriksa agar tidak 

    terlalu panas

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    31/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 31

    3. Lidah pasien ditekan dengan spatula lidah, pasien bernafas melalui mulut

    kemudian kaca tenggorok dimasukkan ke belakang uvula dengan arah kaca ke

    atas

    4. Kemudian pasien diminta bernafas melalui hidung. Perlu diperhatikan agar 

    kaca tenggorok tidak menyentuh dinding posterior faring dengan tujuan untuk 

    mencegah pasien terangsang muntah

    5. Sinar lampu diarahkan ke kaca tenggorok lalu perhatikan :

      Septum nasi bagian belakang

      Nares posterior (choana)

      Sekret di dinding belakang faring (post nasal drip)

      Dengan memutar kaca tenggorok kearah lebih lateral maka akan

    tampak konka superior, media dan inferior 

      Nasofaring , muara tuba eustachius, torus tubarius, dan fossa rossen

    muller 

    Contoh interpretasi :

    Tidak ada post nasal drip, konka inferior, media, dan superior normal, septum

    nasi bagian belakang normal, koana normal, fossa rossen muller tidak ada

    kelainan, muara tuba dan torus tubarius normal

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    32/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 32

    C. TENGGOROKAN

    What to prepare

    - Spatula lidah

    - Lampu kepala

    - Kaca tenggorok no 5-8

    - Kassa

    - Lampu spiritus

    Pocedure of Examination

    1.   Suruh pasien membuka mulut

    2.  Dua per tiga bagian depan lidah ditekan dengan spatula lidah kemudian

    diperhatikan :

    -   Dinding belakang faring : warnanya, licin atau bergranula, sekret ada

    atau tidak dan gerakan arkus faring.

    -   Tonsil : besar, warna, muara kripta, apakah ada detritus,

    -   Mulut :bibir, bukal, palatum, gusi dan gigi geligi

    -   Lidah : gerakannya dan apakah ada massa tumor, atau adakah berselaput

    -   Palpasi rongga mulut diperlukan bila ada massa tumor, kista dan lain-lain.

    Palpasi kelenjar liur mayor (parotis dan mandibula)

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    33/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 33

    Pemeriksaan Hipofaring dan Laring

    1. Pasien duduk lurus agak condong ke depan dengan leher agak fleksi.

    2. Minta pasien menjulurkan lidah. Lidah pasien kemudian dipegang dengan tangan

    kiri memakai kasa (dengan jari tengah dibawah dan jempol diatas lidah di

     pegang, telunjuk di bawah hidung, jari manis dan kelingking di bawah dagu).

    3. Pasien diminta bernafas melalui mulut denggan tenang.

    4.  Kaca tenggorok no 9 yang telah dihangatkan dipegang dengan tangan kanan

    seperti memegang pensil, diarahkan ke bawah, dimasukkan ke dalam mulut dan

    diletakkan di

    -   Epiglotis

    -   Aritenoid berupa tonjolan 2 buah

    -   Plika ariepiglotika yaitu lipatan yang menghubungkan aritenoid dengan

    epiglottis

    -   Rima glottis

    -   Pita suara palsu (plika ventrikularis) : warna, edema atau tidak, tumor.

    -   Pita suara (plika vokalis): warna, gerakan adduksi pada waktu fonasi dan

    abduksi pada waktu inspirasi, tumor dan lain-lain

    -   Valekula : adakah benda asing

    -   Sinus piriformis : apakah banyak sekret

    Contoh interpretasi:

    Laring dalam keadaan normal, tidak ada banyak secret, tidak ada massa.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    34/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 34

    3. Kesimpulan

    Berdasarkan pemeriksaan THT yang telah dilakukan, semuanya normal.

    4. Penutup

    Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau

    sampaikan? Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang

    kemari jika ada rasa tidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak.

    Jaga kesehatannya ya!

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    35/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 35

    SKILL LAB 6 : RADIOLOGY

    Ingat Selalu

    I :Identifikasi

    P :posisi

    I :Inspirasi

    C :condition

    1. Identifikasi :

      Nomor foto ronsen

      Nama pasien dan tanggal pemeriksa

      Pastikan adanya marker R untuk kanan dan L untuk kiri

    2. Posisi :

      Fotonya PA/AP/ Lateral/ Lateral decubitus

      Simetris atau tidak simetris

    Ciri-ciri foto AP / PA :

    PA :

      Dibawah hemidiafragma sinistra terdapat gambaran tanda adanya udara

    (radiolusen) pada fundus gaster, yang disebut meganblase

      Skapula tidak menutupi lapangan paru (seperti tertarik ke arah lateral)

      Klavikula terangkat/ menjungkit

      Simetris atau asimetris : Sudut antara kedua klavikula sama atau tidak 

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    36/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 36

    AP:

      Tidak terlihat adanya meganblase

      Skapula berada di lapangan paru

      Gambaran vertebra tampak jelas sampai T12

      Klavikula mendatar membentuk huruf T

      Simetris atau asimetris

      Sudut costae angle nya tajam

      Tidak bisa digunakan untuk menilai perbesaran jantung

    Keterangan:

    Gambar 1>> posisi AP Gambar 2>> posisi PA

    Keterangan: posisi lateral

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    37/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 37

    3. Inspirasi

      Dikatakan inspirasi cukup jika menyentuh costae ke-6, dan anterior 

    memotong diagfragma bagian kanan

    4. Kondisi

      Liat kondisi film foto ronsen (lunak atau keras) jika terlalu lunak susah

    untuk diinterpretasikan.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    38/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 38

    Lapangan paru dibagi menjadi 3:

    1. ATAS (dari costae ke 2 anterior atas)

    2. TENGAH (antara costae ke 2- 4)

    3. BAWAH ( costae ke4 kebawah)

    Paru terdiri dari 2 bayangan

    1. Bayangan Radio Opaque

      bayangan dengan kepadatan yang tinggi akan tampak sebagai (berwarna

    lebih putih).

    2.   Bayangan Radio lussen

      Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberikan gambaran

    hitam

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    39/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 39

    Keterangan gambar:

    1.fibrosis

    2.Cabang bronkus kanan yang terpotong

    3. hilus relativ tidak menebal

    Keterangan gambar:

    1. Sudut costofrenicus tumpul

    2. Ada penebalan pada pleura

    3. Kesan: TB paru lama aktif lesi minimal + efusi pleura.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    40/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 40

      Hilus tidak terlihar karena tertutup jantung Jika posisi Tiduran

      Bagian kiri menebal

    Kata dr. Faisal kemungkinan masuk OSCE Radiologi Paru, biasanya

    yang ditanyakan EFUSI PLEURA, PNEUMONIA, TB, DLL.

    1. Ini gambar apa?

    2. Interpretasikan gambaran radiologinya secara sederhana.

    Misalkan: Pneumonia ada gambaran Infiltrat lain

    sebagainya

    Tapi, kata kak imam dan dr. Nelda diusahakan OSCE radiologi

    tidak keluar.

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    41/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 41

    SKILL LAB 7 : SPIROMETRI

    1.  Interpretasi Hasil

    Ketika melihat hasil suatu spirometri, terdapat 3 hal yang harus kita amati.

    1. Forced vital Capacity (FVC) adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan

    secara paksa setelah inspirasi secara maksimal, di ukur dalam liter.

    2. Forced Expiratory Volume in One Second(FEV1), adalah jumlah udara yang

    dapat di keluarjan dalam waktu 1 detik di ukur dalam liter 

    a.   Nilai FVC : Untuk menilai penyakit restriksi

    Derajat Restriksi % pred FVC

    Ringan 70 – 79

    Sedang 60 – 69

    Berat 35 – 59

    Sangat berat < 35

     b.   Nilai FEV1 : Untuk menilai penyakit obstruksi – GOLD 2014

    Derajat Obstruksi % pred FEV1

    Ringan ≥ 80

    Sedang   50 ≤ FEV1 < 80

    Berat 30 ≤ FEV1 < 50

    Sangat berat < 30

    c.   Rasio FEV1 dan FVC : Untuk konfirmasi. Lihatnya pada kolom

    measurement pasien. Pada penyakit obstruksi: < 0,7

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    42/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 42

    Pada penyakit restriksi : > 0,7

    value Normal obstruksi Restriksi

    FVC ≥ 80% pred N < N

    FEV1 ≥ 80% pred < N N / < N

    FEV1/FVC > 70% < 70% > 70%

    2.   Edukasi

    Ingat!

    Obstruksi : sumbatan

    Restriksi : hambatan

    Contoh edukasi pasien obstruksi :

    “Bapak, dari hasil spirometri bapak tadi, ternyata udaramaksimal yang bisa bapak 

    hembuskan setelah bapak menarik napas dengan maksimal juga adalah sebanyak 90%.

    Hasil ini artinya bapak hanya mampu mengeluarkan sebanyak 60 persen saja dari nilai

    normal. Sedangkan kemampuan bapak dalam menghembuskan napas dalam satu detik 

    adalah 32%. Hal ini berarti, ada sumbatan dijalan napas bapak.”

    3.   Penutup

    Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau

    sampaikan? Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang

    kemari jika ada rasa tidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak.

    Jaga kesehatannya ya!

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    43/47

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    44/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 44

    OSCE BLOK 16 2013

    Meja 1

    Anamnesis kasus TB, tanya terus apa yang bisa ditanya dan persiapkan rencana terapi TB

    Meja 2

    Pemeriksaan fisik paru , lakukan semua dari vital sign lanjut dari kepala hingga ekstremitas,

    khusus dr. Zen jangan dipresentasikan dan diomongkan. Lakukan saja dan interpretasikan

    Contoh :

    nadi normal, sambil perkusi bilang sonor. Cara bicara ke pasien juga harus sopan, cth : “pak,

    saya ketuk ,ya..maaf sekali lagi ya pak” (lol)

    Meja 3

    THT, otoskopi,dll kasus kemarin otitis media, jangan lupa pakai lampu kepala , ingat cara

    memegang otoskop dan rhinoskopi yang benar 

    Meja 4

    Tuberculin test, lakukan seperti modul

    hati-hati jangan sampai salah ambil yang ada di ampul yang bukan untuk mantoux (ceftriaxon)

    ambil PPD RT 23

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    45/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 45

    OSCE BLOK 16 2011

    Ada 6 jalur dengan kasus yang berbeda beda.. Berbeda dari blok sebelumnya yang setiap

     jalur selama mejanya sama pasti yang dilakukan adalah sama.. Tapi dari 6 tsb, ada 4 kasus (2

    kasus sama)..

    Kasus

    • Tb dewasa 2x

    • Tb anak 2x

    • Tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut 1x

    • PPOK 1x

    Jalur Tb dewasa

    Meja 1 Anamnesis

    Sudah jelas kasusnya Tb dewasa, keluhan yang pasti adalah batuk > 2 minggu.. Bisa kering,

     berdahak bahkan berdarah.. Tinggal digali lagi seputar batuk dan gejala penyerta Tb

    dewasa..

    Meja 2 Pemeriksaan fisik 

    Meja 3 Pemeriksaan penunjang (Foto thorax)

    Alhamdulillah tidak sampai ke interpretasi, cukup nanti saat koas saja berpusing tentang ini..Jadi di foto thorax hanya cek list sebelum baca foto thorax (kelayakan/kriteria bisa dibaca)

    dan bercerita bagaimana tata urutan membacanya (sentral ke perifer).. Ada di penjelasan

    dosen dan ITnya..

    Meja 4 Tatalaksana

    Harus dibedakan antara kasus lama dan kasus baru, karena prinsip pengobatannya berbeda..

    Cukup sampai apa saja dan berapa lama obatnya (fase awal dan fase lanjutan), tidak sampai

    di dosis..

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    46/47

    DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI Page 46

    Jalur Tb anak 

    Meja 1 Anamnesis

    Sesuai nama jalurnya, kasusnya adalah Tb pada anak.

    Meja 2 Pemeriksaan fisik 

    Meja 3 Pemeriksaan penunjang (tes Tuberkulin)

    Tes tuberkulin ini dijelaskan bagaimana prosedur, indikasi, alat/bahan yang digunakan, serta

    interpretasinya.

    Meja 4 Tatalaksana

    Ada 2 versi, ada yang menulis resep OAT anak (obatnya yang sudah dikombinasi seperti

    rimcur/rifater), ada juga yang menghitung dosis obatnya. Menulis resep, diingat lagi Blok 12

     bagaimana sistematikanya, sedangkan dosis, untuk anak ada perbedaan berdasarkan usia, nah

    tinggal disesuaikan.

    Jalur Tonsilofaringitis

    Meja 1 Anamnesis

    Kasusnya Tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut, kalo ingat gejala• gejaladi slide dan

    tutorial Insya Allah aman..

    Meja 2 Pemeriksaan telinga (Otoskopi) dan orofaring

    Jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan, pakai lampu kepala, posisi pasien dan

     pemeriksa juga harus benar, cara memegang scapel lidah dan otoskop juga harus benar..

    Meja 3 Pemeriksaan laring (Laringoskopi indirect)

    Jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan, pakai lampu kepala, posisi pasien dan

     pemeriksa, memanaskan kaca laring dan dites di punggung kulit, menarik lidah pasien pakai

    kasa dst..

    Meja 4 Tatalaksana (farmakologi, non• farmakologi,serta indikasi tonsilektomi)

  • 8/18/2019 Douderlin Osce Blok 16

    47/47

    Sebutin aja obat2nya, kausatif maupun simptomatik.. Lalu di akhir ditanya kalo tidak sembuh

     bagaimana.. Itu kemungkinan memancing kita menyebutkan tonsilektomi, nah sebutkan

    tatalaksana ini berdasarkan indikasinya.

    Jalur PPOK 

    Meja 1 Anamnesis

    Keluhan utama berupa sesak napas, jangan lupa tanyakan riwayat merokok.. Kalo batuk dan

    ada dahak, gali lagi masalah dahak ini.. Tanyakan juga nyeri dada, kemungkinan jika sudah

    kena di pleura..

    Meja 2 Pemeriksaan fisik 

    Selalu jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan.. Di meja ini ada pemeriksaan vital

    sign, udah babat abis dah kelima• lima tanda vital.. Baru mulai pemeriksaan thorax dan

    ekstrathorax..

    Dimulai dari inspeksi, baru pegang memegang, baru ketuk mengetuk, baru dengar 

    mendengar.. Jangan dibalik, urutannya IPPA..

    Meja 3 Pemeriksaan penunjang (Spirometri)

    Jangan lupa prinsip awal dulu.. Lalu penjelasan cara memakai spirometri.. Nah di

    meja ini ada hasil pemeriksaan, kita tinggal interpretasikan apakah kasus

    obstruksi/restriksi disertai derajatnya.. Hapalin yang ada di modul..

    Meja 4   Tatalaksana

    Tatalaksana berupa nebulizer, jadi ceritanya ada pasien yang PPOK eksaserbasi akut nah

    kita disuruh bagaimana cara menebulizer si pasien tsb.. Pasien (a.k.a probandus) awalnya

    dalam keadaan tidur, nah kita suruh duduk dulu.. Nebulizer akan memberikan hasil yang

    optimal kalo diberikan dalam posisi duduk..