2
Dosen FPIK UB Berpartisipasi Aktif Dalam Simposium Internasional Dikirim oleh humas3 pada 06 November 2014 | Komentar : 0 | Dilihat : 3407 The 4th International Fisheries Symposium (IFS) Universitas Brawijaya mengutus delapan orang dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK-UB) menjadi bagian dalam kepanitian bersama pada The 4th International Fisheries Symposium (IFS) yang dilaksanakan selama dua hari (30-31/10) di Hotel JW Marriot, Surabaya. The 4th International Fisheries Symposium (IFS) yang diadakan ASEAN Fisheries Education Network (ASEAN- FEN) kali ini mengangkat tema "Development of Fisheries and Marine Technology for Sustainable Biodiversity Conservation and Responsible Aquaculture Industries,". Kegiatan IFS tahun ke empat ini diikuti oleh peserta presenter oral dan poster dari 11 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, India, Turki, Perancis, Jerman, Jepang, dan Singapura serta Taiwan. Pembicara kunci pada kegiatan ini yaitu Dr. Chung-Ling Chen (Taiwan) dan Dr. Yeong Yik Sung (Malaysia). Menurut Dr. Chen dalam presentasinya yang berjudul "The long and Bumpy Journey of Taiwan's Aquaculture Development and Management", perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Taiwan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi pembudidaya ikan. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan penghargaan atas usaha pengembangannya. Upaya pengembangan ini dapat pula dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat selain budidaya ikan konsumsi. Pembicara kunci lainnya yaitu Dr. Sung membagi pengalaman penelitiannya dalam meningkatkan kualitas Udang vannamei dengan rekayasa pakan. Melalui presentasinya yang berjudul "Feeding with Bacterial Heat Shock Proteins Enhances the Tolerance of White Leg Shrimp Litopenaeus vannamei against Pathogenic Vibrio harveyi challenge" Dr. Sung menyampaikan bahwa rekayasa pakan dapat meningkatkan toleransi Udang vannamei dalam menghadapi serangan bakteri patogen. Bakteri tersebut dapat menurunkan pendapatan pembudidaya, sehingga harus segera ditanggulangi. Kegiatan ini selain menjadi ajang "silaturahim" diantara para Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Se- ASEAN, kegiatan tersebut juga bermanfaat dalam sharing pengetahuan dan pengalaman penelitian

Dosen FPIK UB Berpartisipasi Aktif Dalam Simposium ... filevannamei dengan rekayasa pakan. Melalui presentasinya yang berjudul "Feeding with Bacterial Heat Shock Proteins Enhances

  • Upload
    lydat

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dosen FPIK UB Berpartisipasi Aktif Dalam Simposium ... filevannamei dengan rekayasa pakan. Melalui presentasinya yang berjudul "Feeding with Bacterial Heat Shock Proteins Enhances

Dosen FPIK UB Berpartisipasi Aktif Dalam Simposium Internasional

Dikirim oleh humas3 pada 06 November 2014 | Komentar : 0 | Dilihat : 3407

The 4th International Fisheries Symposium (IFS)

Universitas Brawijaya mengutus delapan orang dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK-UB) menjadi bagian dalam kepanitian bersama pada The 4th International Fisheries Symposium (IFS) yang dilaksanakan selama dua hari (30-31/10) di Hotel JW Marriot, Surabaya.

The 4th International Fisheries Symposium (IFS) yang diadakan ASEAN Fisheries Education Network (ASEAN-FEN) kali ini mengangkat tema "Development of Fisheries and Marine Technology  for Sustainable Biodiversity Conservation and Responsible Aquaculture Industries,".

Kegiatan IFS tahun ke empat ini diikuti oleh peserta presenter oral dan poster dari 11 negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, India, Turki, Perancis, Jerman, Jepang, dan Singapura serta Taiwan.

Pembicara kunci pada kegiatan ini yaitu Dr. Chung-Ling Chen (Taiwan) dan Dr. Yeong Yik Sung (Malaysia).

Menurut Dr. Chen dalam presentasinya yang berjudul "The long and Bumpy Journey of Taiwan's Aquaculture Development and Management", perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Taiwan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi pembudidaya ikan. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan penghargaan atas usaha pengembangannya. Upaya pengembangan ini dapat pula dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat selain budidaya ikan konsumsi.

Pembicara kunci lainnya yaitu  Dr. Sung membagi pengalaman penelitiannya dalam meningkatkan kualitas Udang vannamei dengan rekayasa pakan. Melalui presentasinya yang berjudul "Feeding with Bacterial Heat Shock Proteins Enhances the Tolerance of White Leg Shrimp Litopenaeus vannamei against Pathogenic Vibrio harveyi challenge" Dr. Sung menyampaikan bahwa rekayasa pakan dapat meningkatkan toleransi Udang vannamei dalam menghadapi serangan bakteri patogen. Bakteri tersebut dapat menurunkan pendapatan pembudidaya, sehingga harus segera ditanggulangi.     

Kegiatan ini selain menjadi ajang "silaturahim" diantara para Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Se-ASEAN, kegiatan tersebut juga bermanfaat dalam sharing pengetahuan dan pengalaman penelitian

Page 2: Dosen FPIK UB Berpartisipasi Aktif Dalam Simposium ... filevannamei dengan rekayasa pakan. Melalui presentasinya yang berjudul "Feeding with Bacterial Heat Shock Proteins Enhances

mengembangkan sektor perikanan dan kelautan pada negara-negara yang tergabung dalam ASEAN-FEN.

Dalam simposium tersebut, Universitas Brawijaya juga menandatangani kerjasama ASEAN-FEN pada 31 Oktober 2014 dalam rangkaian pelaksanaan International Fisheries Symposium (IFS) ke-4 di Surabaya. Konsorsium ini terdiri dari Thailand (Kasetsart University, Rajamanggala University, Prince of Songkla University), Vietnam (Can Tho University dan Nong Lam University), Malaysia (Universiti Sains Malaysia dan University Malaysia Terengganu) dan Indonesia (Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya).

Negara-negara anggota ASEAN-FEN bersepakat dalam mendukung dan meningkatkan sektor perikanan dan kelautan melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap negara anggota ASEAN-FEN saling mendukung dalam menyediakan sarana dan prasarana seperti laboratorium, pendidik, peneliti dan stakeholder lokal, regional, nasional dan internasional untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam bidang perikanan dan kelautan.

Setiap universitas yang berada pada negara tersebut saling membantu dalam menyelenggarakan kegiatan IFS.  Pada pertukaran dosen dan mahasiswa,  anggota ASEAN-FEN telah melaksanakan kerjasama yang dilakukan oleh University Malaysia Terengganu-Prince of Songkla University dan University Malaysia Terengganu-Universitas Airlangga.

Sementara itu, pada tahun 2015 IFS akan kembali dilaksanakan di Malaysia. [Ade Yamindago/Oky]