Upload
auliarizk
View
142
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rpp
Citation preview
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
TAHAPAN PEMBELAJARAN
Waktu Isi Metoda & Alat
Bantu
10” 1. Memberikan Salam
2. Memberikan ilustrasi latar belakang
materi,dan menhubungkan materi ini dengan
materi sebelumnya
3. Menyampaikan OPS
4. Meyanpaikan Struktur
Pembelajaran(Menjelaskan pokok-pokok
materi yang akan dibahas, Referensi dan
Proses pembelajaran)
5. Menjelaskan pentingnya materi yang akan
dibahas
Metoda :
Ceramah
Alat Bantu :
Laptop, LCD &
Papan Tulis
DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
D4 Akademi Kebidanan Bhakti Pertiwi Indonesia
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI
Program Studi : Diploma III Kebidanan
Mata Kuliah : Mutu pelayanan Kebidanan
Standar Kompetensi : Memformulasikan kebijakan pemerintah pada
pelayanan kebidanan
Kompetensi Dasar : Melakukan penerapan kebijakan pemerintah pada
pelayanan kebidanan
Topik : Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Dosen : Supriyanti
Refernsi : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Kebidanan,
2. Etika profesi kebidanan: Dilengkapi hukum kesehatan dalam kebidanan, Wahyuningsih, P.H. 2007.
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Metoda : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Studi Kasus
OPS (Enabling Objektif) :
1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat memahami penerapan
kebijakan pemerintah pada pelayanan kebidanan.
2. Mahasiswa mampu memformulasikan kebijakan pemerintah pada pelayanan
kebidanan.
30’’
URAIAN MATERI
I. Kepmenkes no 1464 tentang registrasi dan praktik bidan
Explaination
Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan
meliputi:
1. Kewenangan normal:
o Pelayanan kesehatan ibu
o Pelayanan kesehatan anak
o Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang
tidak memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki
oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:
1. Pelayanan kesehatan ibu
1) Ruang lingkup:
Pelayanan konseling pada masa pra hamil
Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
Pelayanan persalinan normal
Pelayanan ibu nifas normal
Pelayanan ibu menyusui
Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2) Kewenangan:
Episiotomi
Metoda :
CTJ,
Diskusi
dan
Ilustrasi
Alat
Bantu :
Laptop,
LCD
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan
promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
§ Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga
dan postpartum
§ Penyuluhan dan konseling
§ Bimbingan pada kelompok ibu hamil
§ Pemberian surat keterangan kematian
§ Pemberian surat keterangan cuti bersalin
2. Pelayanan kesehatan anak
1) Ruang lingkup:
Pelayanan bayi baru lahir
Pelayanan bayi
Pelayanan anak balita
Pelayanan anak pra sekolah
2) Kewenangan:
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk
resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini
(IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir
pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali
pusat
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak
pra sekolah
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Pemberian konseling dan penyuluhan
Pemberian surat keterangan kelahiran
Pemberian surat keterangan kematian
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana, dengan kewenangan:
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas,
khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah
mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan
kesehatan yang meliputi:
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi
dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi
bawah kulit
Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus
penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi
dokter)
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman
yang ditetapkan
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja,
dan penyehatan lingkungan
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra
sekolah dan anak sekolah
Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan
penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)
termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan
edukasi
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program
Pemerintah
Activity :
Apa kata kewenangan normal seorang bidan?
Summary :
Kewenangan normal: Pelayanan kesehatan ibu, Pelayanan
kesehatan anak, Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
20”
II. Kepmenkes no 450 tentang 10 langkah keberhasilan
menyusui
Explanation :
1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana
Metoda :
CTJ,
Diskusi
dan
Ilustrasi
Alat
Bantu :
Laptop,
LCD
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Pelayanan Kesehatan.
Activity :
1. Sebutkan 10 langkah keberhasilan menyusui!
40” III. Kepmenkes no 237 tentang larangan dan aturan produk
susu formula dengan petugas kesehatan
IV. Hak reproduksi
Explanation :
Hak reproduksi adalah hak asasi manusia yang dimiliki
oleh setiap manusia yang berkaitan dengan kehidupan
reproduksinya.
- Hak untuk mendapatkan informasi dan
pendidikan kesehatan reproduksi
- Hak unutk mendapatkan pelayanan dan
perlindungan kesehatan reproduksi
- Hak unutk kebebasan berpikir tentang hak
reproduksi
- Hak unutk menentukan jumlah anak dan
jarak kelahiran
- Hak untuk hidup, yaitu hak untuk dilindungi
dari kematian karena kehamilan dan proses
melahirkan
- Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan
dengan kehidupan reproduksi
- Hak untuk bebas dari penganiayaan dan
perlakuan buruk , termasuk perlindungan dari
perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan
pelecehan seksual
- Hak untuk mendapatkan manfaat dari
kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait
dengan kesehatan reproduksi
- Hak atas kerahasiaan pribadi dengan
kehidupan reproduksinya
Metoda :
Ceramah,
Ilustrasi
Alat
Bantu :
Laptop,
LCD
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
- Hak untuk membangun dan merencanakan
keluarga
- Hak atas kebebasan berkumpul dan
berpartisipasi dalam politik yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi
- Hak untuk bebas dari segala bentuk
diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga
dan kehidupan reproduksi
Activity :
Apa saja hak reproduksi?
10” Latihan Siswa (Evaluasi)
1. Sebutkan salah satu isi kepmenkes no 1464 !
2. Sebutkan 3 dari 10 langkah keberhasilan menyusui
3. Sebutkan 3 hak reproduksi!
Metoda :
Diskusi
Alat
Bantu :
Power
Point dan
LCD
10’ Penutup
1. Menyamakan persepsi dengan mahasiswa
2. menyimpulkan materi bersama-sama dengan mahasiswa
3. menugaskan mahasiswa untuk membaca handout
4. mengucapkan salam
Metode :
Ceramah
Note:
Kekurangan waktu pada topik
Evaluasi tidak bisa dilakukan
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
HAND OUT
Mata Kuliah : Mutu pelayanan kebidanan
Kode Mata Kuliah :
Topik : Mutu layanan kebidanan dan kebijakan pemerintah
Waktu : 120 Menit
Dosen : Supriyanti
Objektif Perilaku Siswa (OPS)
1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat memahami penerapan
kebijakan pemerintah pada pelayanan kebidanan.
2. Mahasiswa mampu memformulasikan kebijakan pemerintah pada pelayanan
kebidanan.
Referensi :
1. Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Kebidanan,
2. Etika profesi kebidanan: Dilengkapi hukum kesehatan dalam kebidanan, Wahyuningsih, P.H. 2007.
MATERI
A. Kepmenkes no 1464 tentang registrasi bidan
berdasarkan permenkes 1464/Menkes/Per/X/2010
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan
yang dimiliki bidan meliputi:
1. Kewenangan normal:
o Pelayanan kesehatan ibu
o Pelayanan kesehatan anak
o Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi:
4. Pelayanan kesehatan ibu
1) Ruang lingkup:
Pelayanan konseling pada masa pra hamil
Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
Pelayanan persalinan normal
Pelayanan ibu nifas normal
Pelayanan ibu menyusui
Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
2) Kewenangan:
Episiotomi
Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI)
eksklusif
§ Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
§ Penyuluhan dan konseling
§ Bimbingan pada kelompok ibu hamil
§ Pemberian surat keterangan kematian
§ Pemberian surat keterangan cuti bersalin
5. Pelayanan kesehatan anak
1) Ruang lingkup:
Pelayanan bayi baru lahir
Pelayanan bayi
Pelayanan anak balita
Pelayanan anak pra sekolah
2) Kewenangan:
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi
baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
Pemberian konseling dan penyuluhan
Pemberian surat keterangan kelahiran
Pemberian surat keterangan kematian
6. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan
kewenangan:
1) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana
2) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan
pelayanan kesehatan yang meliputi:
Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
(dilakukan di bawah supervisi dokter)
Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak,
anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah
Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap
Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit
lainnya
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) melalui informasi dan edukasi
Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya,
serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk
pelayanan tersebut.
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter,
bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut
sudah terdapat tenaga dokter.
B. Kempenkes no 450 tentang 10 langkah keberhasilan menyusui
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui sebagaimana tercantum dalam Kepmenkes RI No. 450/MENKES/SK/IV/2004 adalah sebagai berikut:
1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.
C. Kepmenkes no 237 tentang larangan dan aturan produk susu formula dengan
petugas kesehatan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 237/MENKES/SK/IV/1997
TENTANG
PEMASARAN PENGGANTI AIR SUSU IBU
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa air susu ibu makanan yang paling baik dan tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi dan anak, oleh karena itu penggunaannya perlu dilindungi dan ditingkatkan;
b. bahwa pemberian air susu ibu secara eksklusif bagi bayi sampai dengan berumur 4 bulan, yang diteruskan hingga umur 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping air susu ibu harus dilakukan dengan baik dan benar, dalam upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia;
c. bahwa penggunaan air susu ibu yang banyak diproduksi, dipromosikan dan diedarkan harus dilakukan dengan baik dan benar, sebab jika penggunaannya tidak tepat dapat merugikan kesehatan;
d. bahwa pengaturan pengganti air susu ibu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 240/MENKES/PER/V/1985 perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan penggunaan air susu ibu;
e. bahwa sehubungan dengan huruf a, b, c, dan d, di atas perlu ditetapkan peraturan perundang-undangan tentang pemasaran pengganti air susu ibu;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1996 No. 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMASARAN PENGGANTI AIR SUSU IBU.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :a. Pengganti air susu ibu adalah produk makanan yang
dipasarkan atau dengan cara lain dinyatakan sebagai makanan untuk bayi yang digunakan sebagai pengganti air susu ibu baik sekuruhnya atau sebagian.
b. Makanan pendamping air susu ibu dalah produk makanan yang dipasarkan atau dengan cara lain dinayatakan sebagai makanan bayi di atas 4 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi di samping air susu ibu.
c. Susu formula bayi adalah produk makanan yang formulanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dari lahir sampai umur antara 4 dan 6 bulan sesuai dengan karateristik fisiknya.
d. Susu formula lanjutan adalah produk makanan yang formulanya dimaksudkan untuk bayi setelah berumur 6 bulan.
e. Bayi adalah anak berumur 0 - 12 bulan
f. Botol adalah wadah khusus untuk memberikan pengganti air susu ibu kepada bayi.
g. Dot adalah bagian penutup botol susu yang dibuat dari karet atau bahan lainny yang cocok, yang berfungsi sebagai pelengkap dari botol susu.
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
h. Pemasaran adalah promosi, peredaran, penjualan, dan perikalnan produk.
I. Promosi adalah segala bentuk kegiatan dalam upaya memperkenalkan dan menjual produk.
Pasal 2
Pengganti air susu ibu yang dipasarkan meliputi :1. a. Susu formula bayi
b. Susu formula lanjutanc. Makanan pendamping air susu ibu yang diberikan
dengan mempergunakan botol dan dot.
2. Alat perlengkapan bagi penggunaan pengganti air susu ibu meliputi botol dan dot.
BAB IIPEREDARAN
Pasal 3
I. Pengganti air susu ibu dapat doedarkan setelah dapat persetujuan pendaftaran dari Drektur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
D. Hak reproduksiHak reproduksi adalah hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap
manusia yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya. Pemerintah berkewajiban untuk melindungi dan menjamin agar hak-hak reproduksi individu tidak dilanggar dan dapat digunakan oleh setiap orang yang memiliki hak tersebut. Masyarakat juga berkewajiban membantu dan menghormati hak-hak reproduksi yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki.
Berdasarkan Kesepakatan Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan tahun 1994 di Kairo, pemerintah Indonesia telah menyetujui 12 hak reproduksi yang di dalamnya termasuk hak-hak reproduksi perempuan:
1. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksiSetiap perempuan berhak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan yang jelas dan benar tentang berbagai aspek terkait dengan masalah kesehatan reproduksi, termasuk banyaknya pilihan alat kontrasepsi yang dapat dipilih oleh perempuan atau laki-laki dan efek samping dari berbagai alat kontrasepsi.
2. Hak unutk mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksiSetiap perempuan berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan perlindungan yang memadai bagi kehidupan reproduksinya, termasuk agar terhindar dari kematian
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
akibat proses reproduksi, misalnya jaminan kesehatan agar perempuan terhindar dari kematian akibat kehamilan atau melahirkan. Hak ini tidak boleh dibedakan atau didiskriminasikan berdasarkan status perkawinan perempuan atau usia atau status ekonominya. Semua perempuan baik remaja, lajang, maupun yang berstatus menikah berhak untuk mendapatkan dan menikmati hak ini.
3. Hak unutk kebebasan berpikir tentang hak reproduksiSetiap perempuan berhak untuk mengungkapkan pikiran dan keyakinannya untuk menjaga kesehatan dan kehidupan reproduksinya tanpa paksaan dan siapa pun.
4. Hak unutk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiranSetiap perempuan berhak unutk menentukan jumah anak yang akan dilahirkannya serta menentukan jarak kelahiran anak yang diinginkannya, tanpa paksaan dari siapa pun.
5. Hak untuk hidup, yaitu hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan dan proses melahirkanSetiap perempuan hamil dan yang akan melahirkan berhak untuk mendapatkan perlindungan , termasuk pelayanan kesehatan yang baik sehingga ia dapat mengambil keputusan secara cepat mengenai kelanjutan kehamilannya bila proses kelahirannya beresiko kematian atau terjadi komplikasi.
6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksiArtinya setiap perempuan harus dijamin agar tidak mengalami pemaksaan, pengucilan, dan tekanan yang menyebabkan kebebasan dan keamanan yang diperolehnya tidak dapat digunakan, termasuk kebebasan memilih alat kontrasepsi yang dianggappnya paling aman.
7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk , termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksualSetiap perempuan berhak untuk dilindungi dari ancaman bentuk-bentuk kekerasan yang dapat mmenimbulkan penderitaan secara fisik, seksual, dan psikis yang mengganggu kesehatan fisik, mental, dan reproduksinya.
8. Hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kesehatan reproduksiSetiap perempuan berhak untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kesehatan reproduksi, misalnya informasi yang jelas dan benar serta kemudahan akses untuk mendapatkan alat kontrasepsi baru.
9. Hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinyaSetiap perempuan berhak untuk dijamin kerahasiaan kesehatan reproduksinya, misalnya informasi tentang kehidupan seksualnya, masa menstruasi, jenis alat kontrasepsi yang digunakan.
10. Hak untuk membangun dan merencanakan keluargaSetiap perempuan berhak untuk menentukan kapan, di mana, dengan siapa, serta bagaimana ia akan membangun perkawinan atau keluarganya.
Mutu layanan kebidanan dan kebijakan kesehatan
11. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksiSetiap perempuan berhak untuk menyampaikan pendapat atau aspirasinya mengenai kehidupan reproduksi secara pribadi atau melalui organisasi atau partai.
12. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksiSetiap perempuan berhak untuk terbebaskan dari perlakuan diskriminasi berdasarkan gender/perbedaan jenis kelamin, ras, status perkawinan atau kondisi sosial-ekonomi, agama/keyakinannya dalam kehidupan keluarga dan proses reproduksinya. Misalnya, orang tidak mampu harus mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, demikian pula remaja yang hamil di luar nikah.